IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH...

229
IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA ( STUDI DI MTS NEGERI 1 SERANG ) TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan ( M.Pd ) Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh FIRMANSYAH NIM. 172011061 PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN TAHUN 2019

Transcript of IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH...

Page 1: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH

DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI

DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA ( STUDI DI MTS NEGERI 1 SERANG )

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan ( M.Pd )

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh

FIRMANSYAH

NIM. 172011061

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2019

Page 2: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

i

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : FIRMANSYAH

NIM : 172011061

Jenjang : Magister

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa naskah tesis magister yang berjudul

“IMPLEMENTASI METODE AL HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA (Studi di MTs Negeri 1

Kabupaten Serang)” ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dunia akademik.

Apabila dikemudian hari ternyata terbukti secara meyakinkan

bahwa sebagian maupun keseluruhan dari tesis ini merupakan hasil

plagiat, saya bersedia menerima sanksi dan konsekuensinya sesuai

denganperaturan perundangan yang berlaku.

Serang, 04 Januari 2019

Saya yang Menyatakan,

Firmansyah

NIM: 172011061

Page 3: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

ii

PENGESAHAN

Tesis Berjudul : Implementasi metode Al Hikmah dan

Evaluasi Muhasabah pada rumpun PAI

dalam pembinaan akhlak siswa” (Studi di

MTs Negeri 1 Kab. Serang)

Nama : Firmansyah

Nim : 172011061

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Tanggal ujian : 1 April 2019

Telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

Pendidikan Islam.

Serang, 04 Januari 2019

Direktur,

Prof. Dr. H. B. Syafuri, M.Hum

NIP: 19590810 199003 1 003

Page 4: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER

Tesis berjudul : “Implementasi metode Al Hikmah dan Evaluasi

Muhasabah pada rumpun PAI dalam pembinaan akhlak siswa”

(Studi di MTs Negeri 1 Kab. Serang)

Nama : Firmansyah

NIM : 172011061

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah disetujui tim penguji ujian munaqosah

Ketua : Dr. Naf’an Tarihoran, M. Hum (......................)

Sekretaris : Dr. Hj. Hunainah, MM (.......................)

Pembimbing I Dr. H. Anis Fauzi, M.SI (.......................)

Pembimbing II : Dr. Ayatullah Khumaeni, MA (.......................)

Penguji I : Prof. Dr. Darwyansyah, Ph. D (.......................)

Penguji II : Dr. Agus Gunawan, M.Pd (.......................)

Diuji di Serang pada tanggal 01 April 2019

Waktu : 08.00 s/d 09.00 WIB

Hasil/nilai :

Predikat : memuaskan/sangat memuaskan/Cumlaud

Page 5: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth

Direktur Program Pascasarjana

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

di Serang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan

Tesis Magister yang berjudul :

IMPLEMENTASI METODE AL HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA ( Studi di MTs Negeri 1

Kabupaten Serang )

Yang ditulis oleh :

Nama : Firmansyah

NIM : 172011061

Program : Magister

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Kami bersepakat bahwa Tesis Magister tersebut sudah dapat diajukan

kepada Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

untuk diajukan guna mengikuti UJIAN TESIS MAGISTER dalam

rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Serang, 04 Januari 2019

Pembimbing I

Dr. H. Anis Fauzi,M.SI

NIP. 19671028 199802 1 001

Pembimbing II

Dr. Ayatullah Khumaeni, MA

NIP. 19780325 200604 1 001

Page 6: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

v

Firmansyah, NIM: 172011061, Implementasi Metode Al Hikmah dan

Evaluasi Muhasabah pada Rumpun Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa (Studi di MTs Negeri Kabupaten Serang), TESIS: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2018.

Dalam proses belajar mengajar, ada tiga aspek kemampuan yang menjadi target yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keseimbangan antara ketiga aspek tersebut menuntut perhatian yang serius dari guru dan seluruh pihak terkait di

sekolah, atau di lembaga-lembaga pendidikan. Siswa dibina dan dididik tidak hanya sekedar cerdas, tetapi sekaligus memiliki kepekaan sosial, akhlak dan religius yang

bagus, sehingga siswa lahir sebagai generasi yang religius. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang bernuansa religius tersebut, guru diharapkan dapat menghantarkan siswa memiliki kecerdasan agar memahami tentang akhlak karimah melalui

pemberian teladan dengan menunjukkan perilaku yang baik sehingga siswa dapat mencontoh dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan

metode Al Hikmah pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab. Serang ? 2) Bagaimana penerapan evaluasi Muhasabah pada rumpun Pendidikan Agama Islam

di MTsN 1 Kab. Serang ? 3) Bagaimana pembinaan akhlak siswa pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab. Serang ? 4) Bagaimana implementasi penerapan metode Al Hikmah dan evaluasi Muhasabah pada rumpun Pendidikan

Agama Islam di MTsN 1 Kab. Serang ? Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Al Hikmah pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab. Serang.

2) Untuk mengetahui bagaimana penerapan evaluasi Muhasabah pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab. Serang. 3) Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak siswa pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab.

Serang. 4) Untuk mengetahui bagaimana implementasi penerapan metode Al Hikmah dan Evaluasi Muhasabah pada rumpun Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Kab.

Serang. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yakni penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu, gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat

sekarang. Data ketiga variabel diperoleh melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Hasil penelitian di MTsN 1 Kab. Serang menunjukkan bahwa: pertama, dalam pelaksanaannya metode Al Hikmah diterapkan melalui

pemberian motivasi, pemberian hukuman yang mendidik bukan hukuman fisik dan pembiasaan kegiatan positif secara rutin; kedua, evaluasi Muhasabah dilaksanakan

dengan bermalam dan berlangsung satu hari semalam setiap tahunnya dengan tujuan untuk membekali karakter siswa dengan keimanan agar tidak keluar dari jalur agama; ketiga, pembinaan akhlak siswa dilakukan melalui proses pembiasaan dengan

keteladanan dari pendidik dan tenaga kependidikan, pembiasaan tersebut misalnya dengan membudayakan 3 S (Salam, senyum, dan sapa) bagi semua warga madrasah; keempat, penerapan metode Al Hikmah dan evaluasi Muhasabah dilaksanakan

melalui rapat internal madrasah sebagai wujud introspeksi untuk meningkatkan loyalitas dan dedikasi tenaga pendidik dan kependidikan kepada madrasah.

Kata kunci: Metode Al Hikmah, Evaluasi Muhasabah, Pembinaan Akhlak

Siswa

ABSTRAK

Page 7: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

vi

ABSTRACT

Firmansyah, NIM: 172011061, Implementation of Al Hikmah Method and Muhasabah Evaluation on Islamic Religious Education Clusters in Student Moral

Development (Study at MTs Negeri 1 Serang District), THESIS: Postgraduate Program of State Islamic University Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2019.

In the teaching and learning process, there are three aspects of the target

ability, namely knowledge, attitude, and skills. The balance between the three aspects requires serious attention from the teacher and all relevant parties in school, or in

educational institutions. Students are nurtured and educated not only for being smart, but at the same time have social sensitivity, good moral and religious, so students are born as a religious generation. To achieve the educational objectives that are

religiously nuanced, the teacher is expected to be able to deliver students to have the intelligence to understand about moral character through modeling by showing good behavior so that students can imitate and apply it in their daily lives.

The formulation of the problem in this study are: 1) How is the application of the Al Hikmah method in the Islamic Religious Education cluster at MTsN 1 Serang

district? 2) How is the implementation of Muhasabah evaluation in the Islamic Religious Education cluster at MTsN 1 Serang district? 3) How is the moral development of students in the Islamic Religious Education cluster at MTsN 1 Serang

district? 4) How is the implementation of the implementation of the Al Hikmah method and the Muhasabah evaluation in the Islamic Religious Education cluster at MTsN 1 Serang district? The objectives to be achieved from this study are as follows:

1) to find out how the application of the Al Hikmah method to the Islamic Religious Education cluster in MTsN 1 Serang district. 2) To find out how the implementation of Muhasabah evaluation in the Islamic Religious Education cluster at MTsN 1

Serang district. 3) To find out how the moral development of students in the Islamic Religious Education cluster in MTsN 1 Serang district. 4) To find out how the

implementation of the Al Hikmah method and the Muhasabah evaluation of the Islamic Religious Education cluster in MTsN 1 Serang district.

This research method is qualitative descriptive, namely research that seeks to

describe a symptoms, events, incidents that occur now. Data of the three variables were obtained through interviews, observation, and document checking. The results of research at MTsN 1 Serang district shows that: first, the implementation of the Al

Hikmah method is applied through giving motivation, giving punishments that educate not physical punishment and through habitual routine positive activities;

second, Muhasabah evaluation is carried out with overnight and lasts one day every year with the aim of providing students with the character of faith so as not to get out of the path of religion; third, student moral development is carried out through a

process of habituation with the example of educators and education personnel, such habituation by cultivating 3 S (Salutation, Smile, and Say greetings) for all members of the madrasa; fourth, the implementation of the Al Hikmah method and Muhasabah

evaluation is carried out through internal madrasa meetings as a form of introspection to increase the loyalty and dedication of educators and education staff to madrasas.

Keywords: Al Hikmah Method, Muhasabah Evaluation, Student Moral

Development

Page 8: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

vii

ملخص امبحث

لى تلييمامطريلة الحكمة و تطبيق, موضوع امرسالة: 160211271فيرمنشة, رقم امتسجيل : المحاس بة ا

ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن مدرسةدراسةالدين ال سلام في تربية الأخلاق امطلاب ) ػائلةامتؼليم

0212هتن ػام الجامؼة ال سلامية الحكومية مولنا حسن الدين با امبرنامج: أأطروحةسيرنج(,

س تطاع الذي يهدف : امؼلم, جاهب, يكون جلاث فيؼمليةتدريسامتدريس . ػدلة بن الميارات, و موكفا

امتربية, امطلاب يؤدبون المؤسساتوحول المدرسة أأو المؼلما من اىتمامجلاث جاهب يطلب

, أأخلاق و الدين الحسن, حتى يخرج امطلاب حساس يةاجتماغيةلكن يملكون ذكيةفلط

هلال امطلاب يملكون ذكية, أأن يفيموا أأخلاق وكعىذه, المؼلم ي متحليلالأىدافامتؼليميةدينية,جيلديني ا

امكريمة من غطية أأسوة بؼمل حسن حتى يللدوا و يؼملوا في الحياة اميوم.

لى تلييمامطريلة الحكمة و تطبيق( كيف 1ىذا : ) بحثفي بيانالمشكلة الدين ػائلةامتؼليمالمحاس بة ا

( كيف 0ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنج؟ )مدرسةال سلام في تربية الأخلاق امطلاب

لى تلييم تطبيل ال سلامية الحكمية مدرسةالدين ال سلام في تربية الأخلاق امطلاب ػائلةامتؼليمالمحاس بة ا

لى 3واحد كبوفاتن سيرنج) ال سلامية درسةن ال سلاممتربية الدي أأجمة( كيف يؤدبون أأخلاق امطلاب ا

لى تلييمامطريلةو تطبيق( كيف 4الحكمية واحد كبوفاتن سيرنجكبوفاتن ؟ ) الدين ػائلةامتؼليمالمحاس بة ا

ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنج؟مدرسةال سلام في

لى المح تلييمامطريلة الحكمة و تطبيق( لمؼرفة 1من بحث ىذا يؼنى؟ ) ريدتحليلويىدفمافأأما اس بة ا

ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن مدرسةالدين ال سلام في تربية الأخلاق امطلاب ػائلةامتؼليم

لى تلييم تطبيل (لمؼرفة0سيرنج) الدين ال سلام في تربية الأخلاق امطلاب ػائلةامتؼليمالمحاس بة ا

لى3ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنج)مدرسة تربية الدين أأجمة ( يؤدبون أأخلاق امطلاب ا

لى تلييمامطريلةو تطبيق(لمؼرفة4ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنج)درسةال سلامم المحاس بة ا

ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنجمدرسةالدين ال سلام في ػائلةامتؼليم

يؤخذ متغير,حددث الأن بيان جلاث حدثاا, غرض, وضفيايؼني بحث يكسب هوغيطريلة امبحث هي

ال سلامية الحكمية واحد كبوفاتن سيرنج مدرسة, حاضل امبحث في فحطالمستنداتو, ملاحظةملابلة

يجابياتؼتادا, حكما تأأديبا ميس حكم امبدن و تؼملحافز كبوفاتن يدل : الأول في امؼمل طريلةالحكمة ي ػلىا

س تمر. امثاني يمان تزويدشخطيةام بهدف مالمحاس بة يؼمل بليل و مباشر اميل اميوم كل ػ تلييما امطلاب با

غتادا كمثل سلام, تبسم و كلام في المدرسة. امربع ليخرجون الدين. امثلاث تربية الأخلاق يؼمل ا

خلاصو ولءالمدرسة بوجود المحاس بة لدرجة داخليااجتماػامطريلة الحكمة و ال متحان يؼملان تطبيل ا

لى المدرسة. امؼمل امتربية وا

المفتاح : امطريلة الحكمة, والمحاس بة, وتربية الأخلاق امطلاب.كلمة

Page 9: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

viii

Motto

Hendaklah kalian menghisab diri kalian

sebelum kalian dihisab, dan hendaklah

kalian menimbang diri kalian sebelum kalian

ditimbang, dan bersiap-siaplah akan

datangnya hari besar ditampakkannya amal.

( Umar bin Khattab )

Page 10: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

ix

KATA PENGANTAR

بسن الله الرحوي الرحين

, اشهد اى لا اله الا الله واشهد اى هحودا رسىل الله, الحود لله رب العا لويي

والصلاة والسلام علا اشرف الابياء والورسليي هحود وعلا اله واصحابه

اجوعيي, اهابعد.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan pertolongannya. Sholawat dan salam semoga

tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.

Selama rentang waktu beberapa bulan lamanya setelah seminar

proposal tesis, penulis melaksanakan penelitian dan penyusunan tesis

dengan judul; “Implementasi Metode Al Hikmah dan Evaluasi

Muhasabah pada rumpun PAI dalam pembinaan akhlak siswa di MTsN

1 Serang.” Penyusunan tesis ini adalah dalam rangka melengkapi syarat

untuk menyelesaikan program magister Pendidikan Agama Islam UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Banyak pihak yang terlibat demi

penyelesaian tesis ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Fauzul Iman, M.A selaku Rektor UIN Sultan

Maulana Hasanuddin Banten.

Page 11: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

x

2. Bapak Prof. Dr. H.B Syafuri, M.Hum selaku Direktur yang telah

memberikan kesempatan dan peluang serta bimbingan yang

berharga kepada penulis selama mengikuti pendidikan pada

Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

3. Bapak Dr. Muhajir, MA selaku Ka. Prodi Pendidikan Agama

Islam Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin

Banten.

4. Bapak Dr. Ayatullah Khumaeni, M.A selaku Pembimbing II, dan

Bapak Dr. H. Anis Fauzi, M.Si selaku Pembimbing I, yang telah

mebimbing dari awal sampai akhir penelitian dan penulisan tesis

ini.

5. Orang tua, istri dan saudara-saudara tersayang yang selalu

mendo’akan serta memberikan dukungan sehingga tesis ini

selesai.

6. Segenap dosen dan karyawan Pascasarjana UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten yang telah berkenan berbagi ilmu

pengetahuan pengalaman serta memberikan pelayanan dengan

baik selama menempuh pendidikan.

7. Ibu Hajiyah, M.Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

Kab. Serang

Page 12: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

xi

8. semua pihak terkait yang telah memberikan kontribusi demi

kelancaran penyusunan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan tesis ini bermanfaat.

Kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga Allah

SWT meridhoi dan mencatat setiap aktifitas sebagai amal ibadah. Amin

Page 13: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

xii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ i

PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI...................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................... . v

MOTTO ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................... 11

C. Pembatasan Masalah..................................................... 12

D. Perumusan Masalah ...................................................... 12

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................. 13

F. Tinjauan Pustaka........................................................... 14

G. Kerangka Pemikiran ..................................................... 21

H. Metode Penelitian ......................................................... 27

I. Sistematika Pembahasan............................................... 30

BAB II LANDASAN TEORI

A. Metode Al Hikmah ....................................................... 32

1. Konsep Metode Al Hikmah .................................... 32

2. Konsep Al Hikmah dalam Al Qur’an ..................... 38

3. Penerapan Metode Al Hikmah dalam Proses

Belajar Mengajar .................................................... 41

Page 14: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

xiii

B. Evaluasi Muhasabah ..................................................... 44

1. Definisi Muhasabah ................................................ 44

2. Macam-macam Muhasabah .................................... 54

3. Manfaat Muhasabah ............................................... 56

4. Syarat untuk melakukan Muhasabah ...................... 60

5. Keutamaan Muhasabah........................................... 66

C. Akhlak .......................................................................... 66

1. Pengertian Akhlak .................................................. 67

2. Pembinaan Akhlak .................................................. 69

3. Upaya Pembinaan Akhlak Siswa dalam konteks

Pendidikan di Sekolah ........................................... 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian .............................. 85

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 93

C. Sumber data .................................................................. 93

D. Instrumen Pengumpul Data .......................................... 94

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................... 108

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data ............................... 114

G. Teknik penulisan .......................................................... 120

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI UMUM ................................................... 121

1. Latar Belakang Berdirinya ..................................... 121

2. Prinsip .................................................................... 124

3. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 1 Kab.

Serang .................................................................... 124

Page 15: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

xiv

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ............................. 126

1. Penerapan metode Al-Hikmah pada Rumpun

PAI di MTs Negeri 1 Kabupaten Serang ................ 126

2. Penerapan evaluasi Muhasabah pada Rumpun

PAI di MTs Negeri 1 Kabupaten Serang ................ 132

3. Pembinaan Akhlak Siswa Pada rumpun PAI

di MTs Negeri 1 Kabupaten Serang ...................... 136

4. Penerapan metode Al-Hikmah dan evaluasi

Muhasabah pada rumpun PAI di MTs Negeri 1

kab. Serang ............................................................ 165

C. DESKRIPSI PENELITIAN ..................................... .... 168

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 197

B. Implikasi ....................................................................... 199

C. Saran-saran ................................................................... 200

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi

manusia yang berbudi pekerti luhur. Sekolah sebagai salah satu tempat

pembinaan siswa, didorong untuk mempersiapkan siswa menjadi

orang-orang yang berakhlak baik. Pembinaan akhlak di sekolah dapat

dilakukan dengan cara mempersiapkan tempat bergaul anak dengan

teman sebaya yang steril dari perbuatan-perbuatan tercela. Selain itu,

pembinaan akhlak dapat juga dilakukan melalui pembelajaran akidah

akhlak yang memuat materi-materi untuk mengarahkan siswa pada

sikap terpuji, dan menjauhi sikap tercela.

Belajar akidah akhlak merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk menjadikan siswa menjadi orang-orang yang mampu

mengamalkan ajaran Islam. Penanaman nilai-nilai akidah dan akhlak

bertujuan untuk membentuk manusia yang bertakwa dan berpekerti

luhur. Misalnya, siswa bergairah melaksanakan ibadah, terbiasa

berakhlak mulia, dan berpekerti luhur. Hal ini erat kaitannya dengan

Page 17: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

2

tujuan pendidikan nasional, yang secara umum dijelaskan untuk

membentuk manusia bertakwa. Sebagaimana dijelaskan dalam UU

Nomor 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan potensi siswa

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia.

Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-

hari adalah misi pendidikan nasional betujuan mewujudkan kualitas

keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.1 Untuk

mencapai tujuan pendidikan yang bernuansa religius tersebut,

pemerintah menetapkan adanya pendidikan agama, yang meliputi

akidah akhlak, fiqih, qur‟an hadis pada semua jalur pendidikan formal,

baik negeri maupun swasta. Adanya pendidikan agama pada semua

pendidikan formal diharapkan berfungsi membentuk siswa menjadi

anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan ajaran agama

dengan benar. Untuk mempersiapkan siswa yang memiliki akhlak

terpuji, maka dibutuhkan guru yang tidak hanya sekedar mampu

memberikan dan mengajarkan materi akhlak, tetapi harus menjadi

teladan bagi siswa di sekolah.

1 Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20

tahun 2003) dan Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6

Page 18: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

3

Tujuan pendidikan nasional di atas, juga memiliki kaitan yang

erat dengan tujuan dan target yang diharapkan dari suatu proses belajar

mengajar. Bahwa dalam proses belajar mengajar, ada tiga aspek

kemampuan yang menjadi target yaitu kemampuan aspek pengetahuan,

ranah ini bertujuan pada orientasi kemampuan berpikir mencakup

kemampuan intelektual, aspek sikap, dan aspek keterampilan ini adalah

kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik.2

Keseimbangan antara tiga aspek yang telah disebutkan di atas tentu

menuntut perhatian yang serius dari guru dan seluruh pihak terkait di

sekolah, ataupun lembaga-lembaga pendidikan. Siswa dibina dan di

didik tidak hanya sekedar cerdas, tetapi sekaligus memiliki kepekaan

sosial, akhlak dan religius yang bagus, sehingga siswa lahir sebagai

generasi yang religius.

Pencapaian tujuan pendidikan yang bernuansa religius tersebut,

pemerintah menetapkan adanya pendidikan agama pada semua jalur

pendidikan formal, baik negeri maupun swasta. Misalnya pada mata

pelajaran akidah akhlak, ditinjau dari aspek kognitif para guru

diharapkan dapat menghantarkan siswa memiliki kecerdasan agar

memahami tentang akhlak karimah, dan mereka dapat menerapkannya

2 Mardianto, Psikologi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing, 2012),

h. 93-95

Page 19: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

4

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dari aspek afektif, siswa

diharapkan mampu menjadikan ajaran agama sebagai pilihan yang

paling benar dalam bertindak, Sedangkan dari aspek psikomotorik

siswa diharapkan mampu berperilaku dan mengamalkan ajaran agama

sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-

hari betujuan mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang

bernuansa religius tersebut, pemerintah menetapkan adanya pendidikan

agama pada semua jalur pendidikan formal, baik negeri maupun

swasta. Adanya pendidikan agama pada semua pendidikan formal

diharapkan berfungsi membentuk siswa menjadi anggota masyarakat

yang memahami dan mengamalkan ajaran agama. Untuk

mempersiapkan siswa yang mampu memahami dan mengamalkan

ajaran agama, maka diperlukan guru agama mampu mengajarkan

pendidikan agama dengan baik.3

Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting

dalam membentuk siswa yang bertakwa dan beriman kepada Allah swt.

Melalui pendidikan agama Islam, diharapkan siswa menjadi orang yang

3 Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan…, h. 6

Page 20: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

5

berakhlak mulia. Dari sini dipahami bahwa pendidikan agama Islam

merupakan salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia

kearah yang lebih religius. Berkat pendidikan, kehidupan manusia

dapat berkembang dengan baik.

Begitu pentingnya pendidikan, sehingga peningkatan kualitas

pembelajaran terus menerus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.4 Guru harus bisa menjadi teladan bagi para siswanya, tidak

saja memberikan materi pelajaran, tapi juga menunjukkan perilaku

yang baik sehingga dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

di lingkungan sekolah. Akhlak yang baik adalah kekuatan untuk

membangun karakteristik sumber daya manusia dalam membangun

bangsa dan negara menjadi tangguh dan kokoh.

Upaya guru Pendidikan Agama Islam mendidik siswa adalah

agar siswa menjadi manusia berakhlakul karimah. Hal ini tentu saja

tidak lepas dari kepribadian yang dimiliki oleh guru, yaitu sifat teladan

seorang pendidik untuk dapat menjadi panutan dan contoh bagi siswa

dalam banyak segi. Hal ini telah sering ditekankan dalam Islam.

Pendidik adalah spiritual bagi siswanya yang memberikan contoh bagi

siswanya, memberikan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan

4 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi

(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 221.

Page 21: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

6

perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan

yang tinggi.

Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Pembinaan akhlak mulia dapat melalui jalur

pendidikan formal non formal maupun informal. Jalur pendidikan

formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.

Pembentukan akhlak mulia identik dengan pembinaan akhlak

seseorang. Tanpa akhlak yang baik seseorang akan dengan mudah

melakukan apa saja asal dirinya senang walaupun menyakiti orang lain.

Mengingat pentingnya akhlak bagi seseorang, maka pembinaan akhlak

harus dilakukan sedini mungkin agar terbentuk sumber daya manusia

(SDM) yang baik akhlaknya, dengan berbudi luhur dan berhati mulia

serta berkepribadian yang baik. Untuk dapat menjadikan siswa

berakhlak mulia dan berilmu, guru harus bisa menciptakan belajar yang

efektif, karena belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

Pembinaan akhlak sangat diperlukan dalam melangsungkan

kehidupan, berbangsa dan bernegara yang aman, adil, dan sejahtera.

Oleh karena itu untuk pembinaan akhlak bangsa diperlukan perhatian

Page 22: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

7

dari berbagai pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga

maupun sekolah. Pembinaan akhlak dapat diartikan membentuk

kepribadian yang dalam proses pembinaan dipengaruhi oleh keluarga,

sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan tempat yang strategis

dalam membentuk akhlak siswa sehingga siswa akan memiliki

kepribadian yang mantap. Pada umumnya siswa sangat menginginkan

gurunya memiliki sifat-sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan,

bersikap ramah, penuh kasih sayang, penyabar, menguasai materi ajar,

memiliki berbagai macam metode mengajar, dan mampu mengajar

dengan suasana yang menyenangkan. Salah satu materi pelajaran yang

diberikan kepada siswa di MTs, dalam rangka membentuk siswa

menjadi orang-orang yang bertakwa adalah pelajaran akidah akhlak.

Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang baik

terhadap alam dan kehidupan.

Penanaman akidah kepada siswa perlu dilakukan sejak dini

mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, karena akidah

mempunyai peranan yang cukup besar bagi pembentukan akhlak

seseorang. Oleh sebab itu di Sekolah Menengah Pertama baik swasta

maupun negeri, telah diajarkan pendidikan agama yang meliputi akidah

dan akhlak. Penanaman akidah tersebut bertujuan untuk membentuk

Page 23: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

8

manusia yang bertakwa dan berpekerti luhur. Melihat kondisi objektif

yang terjadi dikalangan siswa, ternyata harapan cita-cita untuk

menjadikan para siswa menjadi manusia yang bertakwa dan berpekerti

luhur belum dapat terwujud sepenuhnya. Dikatakan demikian, karena

meskipun penanaman akidah di sekolah-sekolah gencar dilaksanakan,

namun masih sering timbul bolos sekolah, tawuran antar siswa,

pelanggaran susila, penggunaan rokok, narkoba yang semakin tinggi,

dan minum-minuman keras dikalangan siswa sekolah.

Terjadinya kemerosotan moral dan pelanggaran susila pada

anak sekolah mengindikasikan bahwa pelajaran aqidah dan akhlak yang

disampaikan di sekolah belum membuahkan hasil yang maksimal.

Sedangkan pada sisi lain, lingkungan pergaulan para siswa turut

mempengaruhi kepribadian siswa yang masih tergolong remaja. Dalam

hal ini, Yunahar Ilyas berpendapat bahwa: “Pada dasarnya manusia

adalah baik secara fitrah dan berubah karena pengaruh lingkungan

mereka.”5

Secara psikologi, faktor yang mengakibatkan siswa melakukan

hal-hal yang amoral tidak hanya didorong oleh keadaan lingkungan,

tetapi dipengaruhi juga dengan terjadinya perubahan pada diri remaja.

5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengalaman Islam, 2014), h. 205

Page 24: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

9

Karena siswa yang duduk di SLTP dapat dikategorikan kepada remaja

awal yang sedang mengalami masa transisi. Masa transisi maksudnya

adalah masa dimana seseorang mulai merasakan perubahan dari kanak-

kanak menjadi dewasa. Masa ini dimulai dari umur 13 tahun dan

batasnya sampai umur 21 tahun.6 Dalam hal ini, mereka perlu

mendapat pembinaan secara totalitas, baik dari sisi intelektual,

moralitas dan agama agar mereka memiliki perilaku terpuji. Pada masa

transisi seperti yang sedang dialami anak setingkat pendidikan lanjutan

pertama, perlu dilakukan penanaman akidah secara baik, sehingga

timbul sebuah keyakinan pada diri mereka tentang keesaan Allah swt

dan peran Nabi Muhammad saw sebagai pembawa risalah yang

perintahnya untuk dikerjakan dan larangannya untuk ditinggalkan.

Pembinaan tersebut dapat dilakukan di rumah tangga, di sekolah

maupun di dalam lingkungan pergaulan setiap hari. Karena ketiga

komponen tersebut dianggap sebagai sekolah bagi pembentukan

kepribadian dan akhlak seorang anak.

Bila uraian di atas dikaitkan dengan kondisi siswa pada MTs

Negeri 1 Serang, maka dapat dikatakan bahwa pembinaan akhlak yang

dilakukan pada sekolah dilakukan secara berkesinambungan oleh

6 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental (Jakarta:

Bulan Bintang, 1982), h. 10.

Page 25: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

10

dewan guru. Meskipun pembinaan akhlak dilakukan secara terus

menerus, tetapi dari pengamatan sementara yang dilakukan, masih

banyak anak-anak yang berkelakuan kurang baik. Dikatakan demikian,

karena masih ada siswa yang bolos dari sekolah, kemudian dalam

pergaulan sehari-hari mereka belum memperlihatkan tata kerama dan

akhlak yang sesuai dengan Islam.7 Sebagai contohnya adalah, masih

terdapat siswa yang meninggalkan salat dan masih ada siswa yang tidak

menghargai guru dan melawan kepada orang tua. Fenomena ini tentu

harus lebih mendapatkan perhatian yang serius dari dewan guru.

Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam membina akhlak

siswa adalah melalui metode Al-Hikmah yaitu mengajak kepada jalan

Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan, selalu

mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar mengajar,

baik faktor subjek, objek, sarana, media, dan lingkungan pengajaran.

Mengajak kepada jalan Allah (kebaikan) dengan cara yang adil

dan bijaksana, maka diharapkan dari objek yang diajak untuk

senantiasa melakukan hal-hal yang baik dan terpuji selanjutnya adalah

hal-hal yang baik tersebut agar tetap melekat yakni melalui

pembiasaan. Pembiasaan merupakan metode yang digunakan untuk

7 Ali Rohman, M.Pd, guru & mantan Kepala MTs Negeri 1 Serang (

Observasi Pendahuluan; MTsN 1 Serang, 11 April 2018 )

Page 26: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

11

melatih jiwa agar terbiasa melakukan hal – hal baik yang merujuk pada

pencapaian terbentuknya akhlak mulia dengan disertai evaluasi.

Hal itu perlu ditekankan mengingat akhir – akhir ini seringkali

didapati baik dari media cetak maupun elektronik beberapa siswa

melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau

kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara

individu, maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk

sosial. Sementara itu, dalam pendidikan formal, tidak sedikit dijumpai

adanya perlakuan guru yang tidak adil, hukuman/sanksi-sanksi yang

tidak mendukung dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan,

ancaman yang tidak putus-putusnya disertai disiplin yang terlalu ketat,

disharmonis antara peserta didik, dan kurangnya kesibukan belajar

dirumah. Maka menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian

bertemakan “ Implementasi Metode Al-Hikmah dan Evaluasi

Muhasabah Pada Rumpun PAI Dalam Pembinaan Akhlak Siswa

di MTs Negeri 1 Serang “.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yang muncul dalam penelitian, diantaranya adalah

sebagai berikut :

Page 27: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

12

1. Beberapa siswa melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang

kemanusiaan (agama) secara individu, maupun pembenarannya

sebagai bagian daripada makhluk sosial

2. Perlakuan guru yang kurang adil sehingga memicu siswa

mengekspresikan kekecewaannya dengan sikap/perilaku yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan

3. Hukuman/sanksi-sanksi yang tidak mendukung dan menunjang

tercapainya tujuan pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka penulis

perlu membatasi masalah. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga

yang ada pada diri penulis, maka variabel yang diambil adalah

Implementasi metode Al-Hikmah dan evaluasi Muhasabah. Kedua

variabel yang diambil penulis tersebut dapat membina akhlak siswa

demi tercapainya siswa yang berakhlakul karimah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang diajukan dalam identifikasi dan

pembatasan masalah tersebut diatas. Maka, masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 28: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

13

1. Bagaimana penerapan metode Al-Hikmah pada rumpun PAI di

MTs Negeri 1 Serang ?

2. Bagaimana penerapan evaluasi Muhasabah pada rumpun PAI

di MTs Negeri 1 Serang ?

3. Bagaimana pembinaan akhlak siswa pada Rumpun PAI di MTs

Negeri 1 Serang ?

4. Bagaimana Implementasi penerapan metode Al-Hikmah dan

evaluasi Muhasabah pada rumpun PAI di MTs Negeri 1

Serang?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan

1 Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Al-Hikmah

pada rumpun PAI di MTs Negeri 1 Serang ?

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Al-Hikmah

dan evaluasi Muhasabah pada rumpun PAI di MTs Negeri 1

Serang ?

3. Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak siswa pada

Rumpun PAI di MTs Negeri 1 Serang ?

Page 29: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

14

4. Untuk menjadikan hasil implementasi metode Al-Hikmah dan

Evaluasi Muhasabah sebagai perbaikan dalam pembinaan

akhlak siswa.

b. Kegunaan

1. Kegunaan Teoritik

a. Dapat dijadikan rujukan atau sebagai landasan teori

dalam kajian pelaksanaan metode yang digunakan

dalam pembinaan akhlak.

b. Dapat dijadikan rujukan atau sebagai landasan teori

dalam melakukan evaluasi.

c. Menambah wawasan keilmuan bagi para pendidik

dalam upaya pembinaan akhlak siswa.

2. Kegunaan Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan pedoman bagi yang hendak mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang masalah penelitian ini.

F. Tinjauan Pustaka

Sudah banyak hasil penelitian yang mengkaji tentang cara

diatas, diantaranya:

Page 30: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

15

Pertama, hasil penelitian Samsul Irawan berjudul

“Implementasi Metode Bercerita Dalam menanamkan Akhlak Mulia

bagi peserta didik”. Menyimpulkan bahwa hasil Penerapan metode

bercerita sangat membantu peserta didik untuk mengetahui dan

memahami ajaran agama dalam Islam. Sehingga kondisi peserta didik

yang mulanya berperangai tidak terkontrol dan cenderung kasar, kurang

sopan dan rendahnya prilaku sosial secara bertahap dapat terbina

dengan baik, terbukti setelah metode bercerita dipraktekannya dalam

kehidupan sehari-hari, dengan adanya perubahan sikap dan prilaku

peserta didik mengarah kepada hal-hal yang positif. Karena itu tiga

komponen yang ada pada peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dapat terbina dengan baik sehingga cerdas otaknya,

bersih hatinya dan mampu melahirkan keterampilan khusus.8

Persamaannya yakni dari topik kajian tentang pembinaan akhlak

dengan menggunakan metode tertentu yang dapat merubah sikap dan

perilaku peserta didik mengarah kepada hal-hal yang bersifat

positif.Perbedaannya yakni terletak pada metode yang digunakan yakni

8 Samsul Irawan, Implementasi Metode Bercerita Dalam Menanamkan

Akhlak Mulia bagi peserta didik di SD Negeri 60 Salubattang Kota Palopo, Tesis

2012

Page 31: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

16

metode bercerita sebagai upaya yang signifikan dalam menanamkan

akhlak mulia bagi peserta didik.

Kedua, tesis karya Nursal Efendi berjudul “Upaya Pembinaan

Akhlak Siswa di SMA Negeri 3 Kecamatan Bengkalis Kabupaten

Bengkalis” Upaya pembinaan akhlak sebagai penunjang pembelajaran

PAI agar tercapainya tujuan PAI itu sendiri, maka dilakukan berbagai

upaya dalam pembinaan akhlak peserta didik agar menjadi manusia

yang mengamalkan ajaran agamanya yaitu Islam, yaitu dengan

menanamkan nilai-nilai agama atau nilai-nilai akhlak. Adapun nilai-

nilai akhlak yang ditanamkan itu adalah sebagai berikut : Ibadah

mingguan/membaca surah yasin sebelum masuk belajar selama satu

kali empat puluh lima menit/tausyah, shalat zuhur berjama‟ah, piket

mushalla, ditambah dengan ekstrakurikuler seperti : Tuntas baca al-

qur‟an, seni baca al-qur‟an, syarhil qur‟an, seni Islami seperti : nasyid,

puisi Islami, bimbingan remaja tentang akhlak, dan peringatan hari

besar Islam. Yang pada intinya dalam pembinaan akhlak peserta didik

dengan tiga hal penting sebagai upaya yaitu menanamkan dan

membangkitkan keyakinan beragama, menanamkan etika pergaulan

dan menanamkan kebiasaan yang baik. Dalam pelaksanaan upaya

pembinaan akhlak siswa di SMA Negeri 3 Bengkalis, terdapat faktor

Page 32: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

17

pendukung dan faktor penghambat diantaranya yaitu : Faktor

Pendukung seperti : Kurikulum, Tenaga guru dan warga sekolah, Peran

serta orang tua. Faktor Penghambat seperti : Lingkungan Keluarga,

Lingkungan Masyarakat, Arus globalisasi modern.9

Persamaannya yakni terletak pada upaya untuk pembinaan

akhlak yaitu menanamkan dan membangkitkan keyakinan beragama,

menanamkan etika pergaulan dan menanamkan kebiasaan yang baik.

Sementara itu, perbedaannya yakni pada penekanan pembinaan akhlak

tersebut dengan menguraikan beberapa faktor yang yang menjadi

pendukung dan penghambat dalam upaya pembinaan akhlak siswa.

Ketiga, tesis karya Rasmuin dengan judul “Implementasi

Pendidikan Akhlak Mulia terhadap Santri Pondok Pesantren Modern

Miftahunnajah Trini Trihanggo Gamping Sleman”, dengan hasil

penelitian bahwa pendidikan akhlak mulia terhadap santri Ponpes

Modern Miftahunnajah dilakukan melalui dua poin utama yaitu

pemahaman dan pembiasaan.

Pemahaman yang dimaksud disini adalah proses menanamkan

pengetahuan kognitif terhadap santri yang dilakukan melalui semua

mata pelajaran di MTs Miftahunnajah. Dengan mata pelajaran utama

9 Nursal Efendi,Upaya Pembinaan Akhlak Siswa di SMA Negeri 3

Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis, Tesis 2013

Page 33: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

18

akidah akhlak yang didukung oleh semua mata pelajaran lain dengan

cara memasukkan nilai-nilai akhlak mulia dalam setiap pembelajaran.

Selain itu juga melalui kajian kitab Ta‟limul Muta‟alim dan kitab

Minhajul Abidin. Selain itu seminggu sekali juga diadakan kajian

islami dengan mendatangkan ustadz dari sekitar lokasi pesantren.

Upaya yang kedua adalah pembiasaan. Kegiatan-kegiatan yang

mengandung nilai-nilai akhlak mulia dilaksanakan dan diprogramkan

dengan baik serta dilakukan secara konsisten. Diawali bangun pagi jam

setengah tiga untuk melaksanakan sholat tahajjud, kemudian sholat

lima waktu berjamaah, dzikir ma‟surat, tahfizul qur‟an, dan sholat

dhuha. Pembiasaan akhlak mulia juga dilaksanakan melalui pencak

silat, outbond, renang, muhadhoroh, rihlah ilmiyah, nasyid,

penghijauan, menata sandal. Ada berbagai faktor yang menghambat

pelaksanaan pembinaan akhlak mulia di pesantren Miftahunnajah.

Penghambat tersebut dikategorikan kedalam faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal meliputi pemahaman dari ustadz pembimbing

yang bervariasi, sebagian besar Musyrif yang masih berstatus sebagai

mahasiswa sehingga kurang maksimal dalam pengawasan santri, serta

input santri yang variatif. Sedangkan faktor eksternal meliputi

kurangnya kerjasama orang tua dalam menjaga dan mengontrol budaya

Page 34: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

19

islami pesantren ketika santri sedang berada di rumah, besarnya efek

negatif dari kemajuan tekhnologi serta pendanaan yang minim. Adapun

faktor pendukung antara lain system boarding school yang

memudahkan pesantren mengontrol aktivitas santri 24 jam, adanya

kerjasama dan dukungan dari para guru yang mengajar di MTs

Miftahunnajah untuk selalu menanamkan akhlak mulia dalam setiap

pembelajaran, adanya perpaduan kurikulum antara Diknas, Kemenag,

serta kurikulum pesantren dan dukungan penuh dari pihak yayasan.

Upaya pesantren untuk mengatasi hambatan-hambatan yang

terjadi adalah dengan selalu mengadakan pertemuan rutin para Musyrif

seminggu sekali untuk menyatukan Visi dan Misi serta pemberian

motivasi kepada semua Musyrif, selalu menjalin komunikasi dengan

wali santri, dan memberlakukan aturan yang ketat untuk memproteksi

santri dari pengaruh negative dari luar. Dalam mengatasi hambatan

dalam pendanaan pihak pesantren berusaha mandiri untuk membuka

minimarket, ternak lele yang bekerjasama dengan tenaga ahli, serta

berkas abadi yang bergerak dalam penjualan barang-barang bekas hasil

sumbangan dari para dermawan.10

10

Rasmuin, Implementasi Pendidikan Aklhak Mulia Terhadap Santri Pondok

Pesantren Modern Miftahunnajah Trini Trihanggo Gamping Sleman, Tesis 2015

Page 35: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

20

Persamaannya yakni dalam upaya pembinaan akhlak pada

peserta didik (santri) diperlukan metode yang diterapkan melalui

pemahaman dan pembiasaan. Perbedaannya yakni pada kajian kitab

Ta‟limul Muta‟alim dan kitab Minhajul Abidin sebagai bagian dari

upaya pembinaan akhlak santri.

Keempat, artikel Mohammad Muchlis Solichin dan Siti

Athiyatul Mahfudzah yang berjudul: “Pendidikan Akhlak Perspektif

Syeikh Musthafa Al Ghalayaini dalam Kitab „Izhah Al Nasyin,

menjelaskan bahwa materi pendidikan akhlak yang ditawarkan oleh

Syeikh Musthafa al-Ghalayaini, secara umum memperkenalkan bentuk

pemikiran yang memperioritaskan ranah praktik dalam kehidupan

sehari-hari. Pernyataan ini bukan berarti menafikan konsep-konsep

yang bersifat teori seperti karya para tokoh lain pada umumnya. Tetapi,

karya Al Ghalayaini ini merupakan gambaran langkah nyata yang harus

terimplementasikan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Berdasarkan

hal tersebut, upaya membentuk kepribadian remaja agar menjadi

pribadi-pribadi yang tangguh, mapan, dan bertanggung jawab terhadap

diri dan lingkungannya harus dimulai sedini mungkin dengan

menanamkan akhlak dalam jiwa mereka sehingga meresap dengan

Page 36: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

21

sempurna dan tertanam kuat dalam jiwa mereka. Karena jiwa seorang

anak bagaikan lilin yang lembek yang dapat

dengan mudah diukir dalam bentuk apapun, atau bagaikan kamera foto

yang mampu mencetak gambar yang dijepret melalui lensanya. Akhir

dari penanaman nilai-nilai tersebut adalah terimplementasikannya nilai-

nilai tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari.11

G. Kerangka Pemikiran

Agama merupakan alat pembinaan yang sangat ampuh bagi

remaja. Agama yang tertanam dan tumbuh secara wajar dalam jiwa

akan dapat digunakan untuk mengendalikan keinginan – keinginan dan

dorongan – dorongan yang kurang baik serta membantunya dalam

menghadapi berbagai masalah kehidupan pada umumnya. Dengan

hidup dan segarnya keyakinan agama dalam diri remaja, akhlaknya

dengan sendirinya akan baik karena kontrolnya berasal dari dalam

bukan dari luar.

Namun untuk menanamkan nilai – nilai agama agar dapat

diaktualisasikan dalam tindakan nyata maka perlu bimbingan / tuntunan

dari orang dewasa ( orang tua dan guru ), sejatinya orang tua / guru

tidak hanya menyampaikan secara lisan bahwasanya jujur, amanah,

11 Mohammad Muchlis Solichin dan Siti Athiyatul Mahfudzah, Pendidikan

Akhlak Perspektif Syeikh Musthafa Al-Ghalayaini Dalam Kitab „Izhah Al-Nasyin,

Jurnal STAIN Pamekasan 2012

Page 37: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

22

tanggung jawab, rasa hormat, peduli, santun, lapang dada, toleran,

tekun dan sabar itu adalah contoh perilaku yang baik dan terpuji yang

harus terpatri dalam diri seorang anak / peserta didik tetapi nilai – nilai

yang diharapkan tertanam dan tumbuh mengakar tersebut harus selalu

dijaga dan dipelihara dalam bentuk tindakan nyata dari para orang tua

dan guru. Istilah “guru kencing berdiri murid kencing berlari”

hendaknya diperhatikan oleh setiap pendidik tanpa terkecuali para

orang tua, sehingga metode yang efektif dalam pembinaan akhlak yaitu

metode Al-Hikmah melalui pemberian contoh yang baik dari para

pendidik ( guru dan orang tua ) dimana mereka tentu lebih mengetahui

akhlak yang baik dan terpuji karena diantara sebagian dari mereka tentu

mempunyai pemahaman yang lebih tentang ilmu agama

dibandingkan dengan peserta didik sehingga mereka lebih bijaksana

dalam mengemban tugas sebagai khalifah dimuka bumi.

Kata Al-hikmah dalam bahasa Indonesia memiliki padanan

dengan kata “bijaksana” yang berarti: (1) selalu menggunakan akal

budinya {pengalaman pengetahuaannya}, arif serta tajam pikirannya,

(2) cermat dan teliti bila menghadapi masalah atau kesulitan.12

12

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (

Jakarta : Pusat bahasa 2008 ) hal. 199

Page 38: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

23

Sesungguhnya ucapan hikmah itu membuat nyaman

pendengaran, demikian pula perbuatan hikmah membuat enak

pandangan mata serta hati, mendidik jiwanya dengan adab-adabnya

yang pantas dengan kemulyaan serta keutamaan dari pengajaran

manusia serta adab-adabnya.

Dalam bahasa Arab, Al-Hikmah artinya ilmu, keadilan,

falsafah, kebijaksanaan, dan uraian yang benar.13

Al-Hikmah berarti

mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan kebijaksanaan,

selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses belajar

mengajar, baik faktor subjek, objek, sarana, media, dan lingkungan

pengajaran. Pertimbangan pemilihan metode dengan memperhatikan

audiens atau peserta didik diperlukan kearifan agar tujuan pembelajaran

tercapai dengan maksimal.

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar

manakala ada interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik.

Komunikasi yang arif dan bijaksana memberikan kesan yang

mendalam kepada para siswa sehingga “teacher oriented” akan

berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan selalu

memberikan peluang dan kesempatan kepada siswanya untuk

13

Husen Al-Habsy, Kamus Arab Lengkap ( Bangil : YAPPI, 1989 ), hlm. 64

Page 39: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

24

berkembang. Dengan demikian, metode Al-hikmah dapat diartikan

sebagai cara yang ditempuh oleh seorang guru / pendidik untuk

mengajak siswa / peserta didik kepada jalan Allah ( kebaikan ) dengan

adil dan bijaksana dengan selalu mempertimbangkan berbagai faktor

dalam proses belajar mengajar.

Metode hikmah dalam proses belajar mengajar, dapat

diterapkan dalam praktik sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan yang baik, bersahabat, ramah

b. Tidak menghakimi pemikiran peserta didik, akan tetapi berusaha

membuka cakrawala berpikirnya.

c. Mengajar dengan menggunakan perumpamaan yang baik dan tepat

d. Memiliki pandangan positif terhadap peserta didik yang lambat

bahwa mereka bukan bodoh tetapi belum mengetahui dan

memahami ilmunya.

e. Memberi motivasi yang berarti bagi peserta didik.14

Muhasabah ialah introspeksi, mawas, atau meneliti diri, yakni

menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari,

bahkan setiap saat. Oleh karena itu muhasabah tidak harus dilakukan

pada akhir tahun atau akhir bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap

hari, bahkan setiap saat.15

Konsep Muhasabah, dalam al-Qur‟an

terdapat dalam Surat (Al-Hasyr: 18-19).

14

Implementasi Metode Al-Hikmah, Al-Mau‟idhah Al-Hasanah, Dan Al-

Mujadalah Dalam Praktik Pendidikan (Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN

2356 – 3443. Vol. 3 No.2 (Juli 2016) 15

Amin Syukur, Tasawuf bagi Orang Awam (Menjawab Problematika

Kehidupan), (Yogyakarta: LPK-2, Suara Merdeka), 2006. h. 83

Page 40: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

25

Artinya : “Wahai orang – orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah.

Sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kemu kerjakan. Dan

janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu

Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka

itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al- Hasyr: 18-19)16

Muhasabah tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan

gambaran tentang : 1). Ketenangan dan kedamaian yang hadir dalam

jiwa. 2). Sugesti yang mendorong ke arah hidup yang bermakna 3).

Rasa cinta dan dekat kepada Allah. Dengan muhâsabah (mawas diri),

selain dapat mendorong orang untuk menyadari kekhilafannya, dapat

pula memotivasi

orang mendekatkan diri kepada Allah, mendorong kearah hidup

bermakna dalam dataran kesehatan mental, dan hidup bermanfaat

sebagaimana perilaku manusia sejati yang ciri-cirinya menurut Marcel

(tokoh Psikologi Eksistensial) sebagai berikut : (1) memiliki semangat

16

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: PT

Syaamil Cipta Media, 2004) h.548

Page 41: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

26

partisipasi, (2) semangat kesiap-siagaan, dan (3) memiliki harapan

kepada yang mutlak.17

Evaluasi Muhasabah / introspeksi diri berarti introspeksi akan

dirinya sendiri, menghitung diri dengan amal perbuatan yang telah

dilakukan dari masa – masa yang telah lalu. Hal ini dimaksudkan agar

peserta didik dapat menemu kenali ucapan dan perbuatan yang

terkategori sebagai akhlak yang tidak terpuji dan menyadari ucapan dan

perbuatan yang tidak terpuji tersebut agar tidak diulang kembali

dikemudian hari sehingga waktunya semakin produktif dan dapat

dirasakan manfaatnya baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang

lain. Orang yang beruntung adalah mereka yang tahu akan dirinya

sendiri, dan orang yang beruntung akan selalu mempersiapkan dirinya

untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir di akhirat yang pasti

adanya. Dengan melaksanaan muhasabah seorang hamba akan selalu

menggunakan waktu dari detik, menit, jam dan harinya serta

keseluruhan jatah umur kehidupannya di dunia dengan sebaik –

baiknya demi meraih keridhoan Allah SWT.

Berdasarkan ayat tersebut, setiap orang yang beriman

diperintahkan oleh Allah agar selalu memperhatikan /

17

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik,

(Semarang: Rasail, 2005), h. 31-32

Page 42: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

27

memperhitungkan (mengevaluasi) apa yang sudah diperbuat agar dapat

diketahui untuk dilakukan perbaikan yakni dengan melakukan

perhitungan dalam hal amal ibadah yang wajib maupun yang sunnah.

Muhasabah juga dilakukan terhadap amalan sholeh yakni amalan

kebaikan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat secara sosial

dan kehidupannya sebagai seorang hamba Allah SWT sang Khalik.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa ucapan atau tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari orang-

orang (objek itu sendiri)

2. Langkah – langkah Penelitian

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

Terlebih dahulu penulis harus mengenali masalah yang

akan dibahas dalam penelitian

b. Melakukan studi pendahuluan

Setelah mengenali masalah kemudian melakukan studi

pendahuluan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan

Page 43: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

28

dengan masalah yang akan diteliti, sehingga dapat

diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik

secara teoritis maupun praktis.

c. Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional

variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Metode Hikmah

sebagai Variabel X, dan Evaluasi Muhasabah sebagai

Variabel Y, Kedua variabel tersebut dapat berkontribusi

dalam upaya pembinaan akhlak siswa.

d. Menentukan rancangan dan desain penelitian

e. Menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian

f. Menentukan subjek penelitian

g. Melaksanakan penelitian

h. Melakukan analisis data

i. Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan

j. Menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi

III. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer, yakni data yang diperoleh dari lokasi

penelitian

Page 44: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

29

2. Data Sekunder, yakni data yang diambil untuk

melengkapi pembahasan yang relevan

IV. Instrumen Pengumpulan data

1. Wawancara dengan siswa, guru rumpun PAI, dan tenaga

kependidikan

2. Observasi sikap dan interaksi sosial

3. Dokumentasi berupa arsip sekolah (madrasah)

V. Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data; menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data sedemikian rupa.

2. Penyajian Data; sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya

penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan; hasil analisis yang dapat

digunakan untuk mengambil tindakan.

Page 45: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

30

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan tesis ini dibagi ke dalam lima bab dan

beberapa sub bab yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan

lainnya.

Bab I pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah,

Identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II membahas tentang landasan teoritis yang dibagi kedalam

beberapa poin, yaitu: a. konsep metode Al-hikmah, konsep Al-Hikmah

dalam Al Qur‟an, penerapan metode Al-Hikmah dalam proses belajar

mengajar, b. definisi Muhasabah, macam-macam Muhasabah, manfaat

Muhasabah, syarat untuk melakukan Muhasabah, keutamaan

Muhasabah. c. pengertian akhlak, pembinaan akhlak, Upaya pembinaan

akhlak siswa dalam konteks pendidikan di sekolah.

Bab III membahas tentang metodologi penelitian; metode dan

pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data,

instrument pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data,

teknik penjaminan keabsahan data dan teknik penulisan.

Page 46: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

31

Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan

yang terdiri dari: Deskripsi umum; latar belakang berdirinya MTs

Negeri 1 Serang, Prinsip MTs Negeri 1 Serang, Visi,misi, dan tujuan

MTs Negeri 1 Serang. Deskripsi hasil penelitian; pelaksanaan metode

Al-hikmah di MTs Negeri 1 Serang, pelaksanaan evaluasi Muhasabah

di MTs Negeri 1 Serang, pembinaan akhlak siswa di MTs Negeri 1

Serang, pelaksanaan metode Al-Hikmah dan evaluasi Muhasabah

dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Negeri 1 Serang. Deskripsi

penelitian.

Bab V penutup, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran-saran.

Page 47: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

32

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Al - Hikmah

1. Konsep Metode Al – Hikmah

Pendidikan lebih dari pada pengajaran, karena pengajaran sebagai

suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan

transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek

yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada

penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan

kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.

Inti dari sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah saw. dalam mendidik

ummatnya adalah keteladan yang ada pada diri beliau. Beliau adalah

figur keteladanan yang paripurna bagi semua manusia. Di dalam

kepribadian beliau terkumpul seluruh aspek keutamaan pribadi manusia

yang agung. Namun demikian, dengan kesempurnaan yang dimiliki,

bukan berarti beliau hanya sebagai tokoh dalam bayangan yang tidak

bisa diteladani. Justru beliau merupakan teladan bagi siapa saja. Beliau

adalah sosok remaja yang berkualitas, suami yang bertanggung jawab,

bapak yang penuh kasih, pemimpin yang adil, panglima perang yang

Page 48: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

33

tangguh, ahli strategi yang canggih, pedagang yang ulung dan jujur,

pemikir yang brilian, dan pendidik yang bijak. Allah berfirman :

٤ لو ظي وإك هعلى

“Sesungguhnya engkau Muhammad berada di puncak akhlak yang

agung”. (QS. Al-Qalam: 4)18

كن هكى ف رشل هقد ٱلل ا كن ير ج ث ل ة حص ش أ م و ٱلل ٱلألر ٱل

وذلر ١٫لثيرا ٱلل

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-

Ahzab: 21)19

Untuk mencapai tujuan dalam pendidikan diperlukan

mekanisme serta metode yang efektif sehingga muatan pendidikan

dapat sampai secara efektif dan efesien. Mengenai mekanisme dalam

menjalankan pendidikan Islam Imam Ibnu Miskawaih mengatakan

bahwa syariat agama memiliki peran penting dalam meluruskan akhlak

18

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: PT

Syaamil Cipta Media, 2004) h.564 19

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…., h. 420

Page 49: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

34

remaja, yang membiasakan mereka untuk melakukan perbuatan yang

baik, sekaligus mempersiapkan diri mereka untuk menerima kearifan,

mengupayakan kebajikan dan mencapai kebahagiaan melalui berpikir

dan penalaran yang akurat.20

Hal ini dapat dijalankan melalui al-

mau‟izhah (nasehat), al- dharb (dipukul) kalau perlu, al-taubikh

(dihardik), diberi janji yang menyenangkan atau tahdzir (diancam)

dengan al-„uqubah (hukuman).

Sedangkan metode merupakan unsur serapan yang berasal dari

bahasa yunani, secara etimologi metode berasal dari meta dan hodos.

Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia metode di artikan sebagai cara yang teratur

yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai

dengan yang di kehendaki; cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di

tentukan.21

Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat” yang berasal

dari akar kata طزق yang berarti memalu, mengetuk, menempa,

menempuh. Menurut kamus bahasa Indonesia, “metode” adalah cara

yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Kemudian

20

Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integrative, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 7 21

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia

(Jakarta : Pusat bahasa 2008 ) h. 652

Page 50: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

35

memakai pola pewazanan dengan tsulatsil mazid bab kedua menjadi

yang menjadikannya memiliki objek yang mengandung arti طزق

“menjadikan jalan”. Asy-Syarif Al-Jurjany(1421) mendefinisikannya

kata thoriqoh sebagai berikut,

انطزمخ انسزح انخزصخ ثبانسب نك ان الله رعبن ي لطع انب سل

انززل ف انمبيبد

Thoriqoh (methode) adalah jalan yang khusus yang ditempuh orang-

orang kepada Alloh ta‟ala dari terputusnya kedudukan serta kemajuan

pada tempatnya.22

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa metode berarti

suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar

tercapai tujuan pembelajaran.

Sementara itu kata al-hikmah dalam bahasa arab dapat berarti

besi kekang atau besi pengekang hewan yang dalam bahasa sunda

disebut kadali, yaitu pengendali. Hikmah dalam arti kadali ini

memungkinkan si penunggang hewan atau si gembala

mengendalikannya sesuai dengan kehendaknya. Hikmah dalam

pengertian bahasa ini kemudian digunakan sehingga hikmah diartikan

sebagai sesuatu yang dapat mengendalikan manusia agar tidak

22

Encep Ismail, Landasan Qur‟ani tentang zikir dalam ajaran tarekat

(Jurnal: Syifa al-Qulub, vol,1 No.2, Januari 2017)

Page 51: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

36

bertindak dan melakukan perbuatan, perilaku, dan budi pekerti yang

rendah, tercela, dan tidak terpuji. Hikmah memungkinkan manusia

yang memilikinya berbudi pekerti luhur serta melakukan perbuatan

terpuji.23

Kata Al-hikmah dalam bahasa Indonesia memiliki padanan

dengan kata “bijaksana” yang berarti: (1) selalu menggunakan akal

budinya {pengalaman pengetahuannya}, arif serta tajam pikirannya, (2)

cermat dan teliti bila menghadapi masalah atau kesulitan.24

Al-Hikmatu berasal dari kata Ihkam yang artinya hati-hati

dalam perkataan dan perbuatan. Hikmah menurut bahasa juga berarti,

انعهى يع انعم

Ilmu yang di sertai amal.

Al-Hikmah bisa berarti tepat menempati kebenaran yang didapat

melalui ilmu dan akal. Hikmah Allah yaitu ma‟rifat terhadap segala

sesuatu dan mewujudkannya dengan sebagus-bagus aturan, dan hikmah

manusia berupa ma‟rifat terhadap maujud dan melakukan segala

kebaikan. Hikmah inilah yang diberikan kepada Luqmannul Hakim.

23

Juhaya S Praja, Tafsir Hikmah Seputar Ibadah, Muamalah, Jin, dan

Manusia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 35 24

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (

Jakarta : Pusat bahasa 2008 ), hal. 199

Page 52: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

37

وهقد مى ا هق ث ءاحي م ن ٱل مر أ مر ٱش ا يش مر فإن وي يش صلل وي ۦ لف

كفر فإن ١٢ػن حد ٱلل

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur

(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah

Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman: 12)25

Menurut para ahli sebagaimana dikutip oleh Ipah Latipah dalam Jurnal

Ilmiah Mitra Swara Ganesha makna hikmah itu diantaranya:

a) Suatu ilmu yang membahas hakikat segala sesuatu yang

berkaitan dengan kemampuan manusia dalam meneliti makna

serta faidahnya.

b) Hukum atau kebijaksanaan sebagai hasil penelitian aqliyyah dan

ilmiyyah.

c) Perkataan atau ungkapan yang dapat dianggap baik oleh akal

atau rasio, dianggap indah oleh perasaan atau estetika, dan

dianggap benar oleh iman.

25

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya,…., h. 412

Page 53: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

38

d) Segala perkataan atau ungkapan yang mengandung kebenaran

adalah termasuk hikmah.26

Hikmah adalah kata yang mempunyai banyak arti diantaranya

Ilmu sebagaimana yang dikatakan Muhhamad Abduh; ”Hikmah adalah

Ilmu yang shohih (valid) yang menggerakan kemauan untuk melakukan

sesuatu perbuatan yang berguna”. Bahkan hikmah bukan semata ilmu,

tetapi juga ilmu yang sehat yang mudah dicernakan, berpadu dengan

rasa, sehingga menjadi penggerak untuk melakukan sesuatu yang

bermanfaat, yaitu sesuatu tindakan yang efektif.

Musthafa Al-Maraghiy menjelaskan sebagai berikut,

الحكمة العلم النافع الذي يكون له الاثرفى النفس فيوجه الارادة الى العمل بما تهوى مما يوصل به الى السعادة فى الدنيا والاخرة

Al-Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang keadaannya

membekas pada diri, lalu ia mengarahkan kehendaknya untuk beramal

dengan apa yang sesuai dengan kecenderung (hati) yang dapat

mengantarkan pada kebahagian dunia dan akhirat.

2. Konsep Al-Hikmah dalam Al-Qur’an

26

Ipah Latipah, Implementasi Metode Al-Hikmah, Al-Mau‟idhah Al-

Hasanah, Dan Al-Mujadalah

Dalam Praktik Pendidikan Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, ISSN 2356 –

3443. Vol. 3 No.2 (Juli 2016)

Page 54: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

39

Allah menerangkan bahwa akan memberikan Hikmah kepada

siapa saja yang dikehendakinya,

ت ث يؤ م ت ٱل وي يؤ ث ي يشاء م ا ٱل ول أ ر إل ل ا لثيرا ويا يذ وت لير

ػقد أ

ه بىب ٢٦٩ ٱل

Allah menganugerahkan Al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang

Al-Qur‟an dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan

barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah

dianugerahi karunia yang banyak…(QS. Al-Baqarah: 269)27

Al-Hikmah juga dapat mengandung arti pengetahuan tentang

yang halal dan yang haram sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas

dan Ibnu Mas‟ud ketika menafsirkan makna hikmah dalam surat ke-16

ayat 125,28

ٱد ع ثإلى شبن ربك ة م ظيثو ٱل ث ٱل ص ٱل ى ة إن ربك ت ٱه وجىدل ص ح ه أ

ضن ظ شبو وى ة ظ أ ۦ وى ة ظ

أ و خدي ١٢٥ ٱل

27

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya……, h. 45 28

Juhaya S Praja, Tafsir Hikmah Seputar Ibadah…., hlm.36

Page 55: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

40

Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.29

Hikmah dalam ayat diatas bermakna simbol kebenaran dan

kebaikan, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dan tindakan.

Ulama lain, seperti Al-Syafi‟i dan Al-Thabari sebagaimana dikutip oleh

Juhaya S Praja, mengartikan hikmah sebagai sunnah Rasulullah30

.

Hikmah dalam pengertian ini antara lain dapat dijumpai dalam surat

Al-Ahzab ayat 34

ن ءايىج وٱذ لر ي حك لى ف ب يا يخ ثو ٱلل م إن ٱل ٣٤كن هطفا لتيرا ٱلل

Dan ingatlah apa yang dibacakan dirumahmu dari ayat-ayat

Allah dan hikmah (sunah Rasulullah)31

ا وشدد ۥمو م نى ث وءات م ن ٱل طاب وفص ٪١ ٱل

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya

hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (Qs.

Shaad: 20)32

29

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, h. 281 30

Juhaya S Praja, Tafsir Hikmah Seputar Ibadah, Muamalah, Jin, dan

Manusia…., h.36-37 31

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, h. 422 32

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…., h.454

Page 56: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

41

Orang yang telah diberi Al Hikmah, sungguh ia telah diberi satu

pemberian yang lebih utama dari seluruh ilmu pada kitab-kitab

terdahulu, berupa shuhuf dan yang lainnya. Karena Allah berfirman;

وك ويس وح ظ وح قن ٱلر ٱلر وحيخى ير رب ويا أ م

أ ٨٥إل قول ه عو ى ٱي

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh.

Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu

diberi pengetahuan hanya sedikit”. ( Al-Isra: 85 )33

Dan Al-Hikmah ini disebut sebagai kebaikan yang banyak,

karena dia itu merupakan Jawai‟ul kalam (kata yang ringkas yang

memiliki makna yang sangat dalam).

ا كلاو انحكخ ك الا سبع فكذ نك عم انحخ زق انع انمهة

يعهى فس يؤدثب احك ثبلاجلال انزفضم ي يعهى انبص يؤدثى

Sesungguhnya ucapan hikmah itu membuat nyaman

pendengaran, demikian pula perbuatan hikmah membuat enak

pandangan mata serta hati, mendidik jiwanya dengan adab-adabnya

yang pantas dengan kemulyaan serta keutamaan dari pengajaran

manusia serta adab-adabnya.

33

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…., h. 290

Page 57: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

42

Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan bahwa metode

Al-hikmah adalah mengajak kepada jalan Allah (kebaikan) dengan cara

keadilan dan kebijaksanaan dengan selalu mempertimbangkan berbagai

faktor dalam proses belajar mengajar, baik faktor subjek, objek, sarana,

media, dan lingkungan pengajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan maksimal.

3. Penerapan Metode Al-Hikmah dalam proses belajar mengajar

Adapun penerapan metode pengajaran dengan cara hikmah

sebagaimana terilustrasikan dalam riwayat berikut,

عز ا ايزاح ارذ انج صه الله عه سهى فمب نذ ا ع عجذ الله ث

رج يسك لامذر عه شئ فمبل انج صم الله عه سهى نشجب ارمزا

انمزا شئب لبل الزا سرح كذا سرح كذا فمبل رسل الله صم الله عه سهى

ج صم الله عه ثخ ثخ سجك غ فبنشيخ فهشيذ انزاح سجب ثى ارذ ان

سهى فمب نذ بج الله لذ ثسظ الله عهب رسلب

Dari Abdullah bin Amr r.a. ia berkata: Ada seorang wanita

datang kepada Nabi saw., lalu berkata; “Sesungguhnya suamiku ini

miskin tidak bisa apa-apa‟. Nabi saw. bertanya kepada suami itu;

„Apakah engkau membaca Alquran?‟ Orang itu menjawab; „Saya

membaca surat anu‟. Maka Nabi saw. bersabda (kepada wanita

Page 58: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

43

tersebut). „Bagus! Ternyata suamimu ini orang kaya‟. Kemudian si

wanita itu membiasakan suaminya demikian (membaca Alquran).

Kemudian ia datang lagi kepada Rasulullah saw. dan berkata; „Ya Nabi

Allah, sungguh Allah telah meluaskan rizki atas kami”.

Keterangan di atas, menunjukkan kepada kita bagaimana Al-

Hikmah mampu merubah pola fikir seseorang. Yang asalnya selalu

dihantui oleh rasa kekurangan, walau sebesar apapun rizki yang Allah

berikan, karena tidak ada rasa penerimaan dalam hatinya. Setelah

mendapat Al-Hikmah, sekecil apapun rizki yang Allah berikan sikap

menerima sebagai satu kecukupan.

Metode Al hikmah dalam proses belajar mengajar, dapat

diterapkan dalam praktik sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan yang baik, bersahabat, ramah

b. Tidak menghakimi pemikiran peserta didik, akan tetapi

berusaha membuka cakrawala berpikirnya

c. Mengajar dengan menggunakan perumpamaan yang

baik dan tepat

d. Memiliki pandangan positif terhadap peserta didik yang

lambat bahwa mereka bukan bodoh tetapi belum

mengetahui dan memahami ilmu nya.

Page 59: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

44

e. Memberi motivasi yang berarti bagi peserta didik.34

B. Evaluasi Muhasabah

1. Definisi Muhasabah

Secara etimologis muhasabah adalah bentuk mashdar (bentuk

dasar) dari kata hasaba-yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu

atau yahsubu yang berarti menghitung.35

Sedangkan dalam kamus Arab

Indonesia muhasabah ialah perhitungan, atau introspeksi.36

Kata-kata

Arab Muhasabah (يحب سج) berasal dari satu akar yang menyangkut

konsep-konsep seperti menata perhitungan, mengundang (seseorang)

untuk melakukan perhitungan, menggenapkan (dengan seseorang) dan

menetapkan (seseorang untuk) bertanggung jawab.37

Muhasabah ialah

introspeksi, mawas, atau meneliti diri. Yakni menghitung-hitung

perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari, bahkan setiap saat. Oleh

karena itu muhasabah tidak harus dilakukan pada akhir tahun atau akhir

bulan. Namun perlu juga dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat.38

34

Ipah Latipah, Implementasi Metode Al-Hikmah…, h. 31 35

Asad M. Al kali, Kamus Indonesia-Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),

h. 183. 36

Ahmad Warson Munawir, Al- Munawir Kamus Arab-Indonesia,

(Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawir, 1984), h. 283 37

Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, (London: Allen dan

Unwin, 1966). h. 175 38

Amin Syukur, Tasawuf Bagi Orang Awam (Menjawab Problematika

Kehidupan), (Yogyakarta: LPK-2, Suara Merdeka), 2006. h. 83

Page 60: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

45

Konsep Muhasabah, dalam al-Qur‟an terdapat dalam Surat (Al-

Hasyr: 18-19)

ا يأ ي ي ا ٱل ءاي ا ق ٱت يج هؼد و ٱلل ا قد س ي ير نف ول ا ق ٱت إن ٱلل ٱلل لتير

ا تع ون ة ل ول ١٨ ا حك ي نصا ٱل ى ٱلل ئك ول أ ى فص

ى أ ى نصى

فأ

١٩ ٱه فىصقن

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk esok (hari akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah

kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah

menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah

orang-orang yang fasik. (QS. AlHasyr: 18-19).39

Ini adalah isyarat dari al-muhâsabah kepada segala amal

perbuatan yang telah berlalu. Karena itulah Umar r.a. berkata:

”adakanlah almuhâsabah kepada dirimu sendiri, sebelum kamu

diadakan orang akan almuhâsabah dan timbangkanlah akan dirimu itu

39

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya Ibid, h. 548

Page 61: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

46

sebelum kamu ditimbangkan orang lain”. Muhasabah juga disebutkan

dalam banyak hadist, salah satu sabda Rasulullah yaitu :

ز ع عز ث انخطت لبل حبسجا افسكى لجم ا رحب سجا رشا

عه ي حبست فس ف انذب نهعزض الا كجز اب خف انحسبة و انمب يخ

)را انزز يذ(

Artinya: “Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, Nabi bersabda:

Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian

(dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar,

dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang

yang bermuhasabah atas dirinya ketika didunia. (H.R. Tirmidzi).”40

Menurut Imam Al-Ghozali yang dikutip dalam buku yang

berjudul “Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik” karya

Abdullah Hadziq, muhasabah merupakan upaya i‟tisham dan

istiqomah. I‟tisham merupakan pemeliharaan diri dengan berpegang

teguh pada aturan-aturan syariat. Sedangkan istiqomah adalah

keteguhan diri dalam menangkal berbagai kecenderungan negatif.41

Menurut Toto Tasmoro, muhâsabah adalah melakukan perhitungan

hubungan antara orang-orang di dunia dan akhirat atau di

40

Imam Al-Ghozali, Ringkasan Ihya‟ Ulumuddin, (Jakarta Timur : Akbar

Cet I, 2008), h. 426 41

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik,

(Semarang: Rasail, 2005), h. 31

Page 62: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

47

lingkungannya dan tindakan mereka sebagai manusia. karena manusia

selalu berinteraksi dengan lingkungan di kehidupannya. Isa Waley

mengartikan istilah Muhasabah itu sebagai pemeriksaan (atau ujian)

terhadap diri sendiri dan mengemukakan kaitannya yang sangat penting

dengan Haris

bin Asad al-Muhasibi (781-857 M) dari Bagdad. Dia juga

mengingatkan seseorang tentang ucapan sufi yang sering dikutip, yang

sudah diterapkan kepada khalifah ke empat yaitu Ali bin Abi Thalib,

yang menyatakan bahwa orang harus memanggil dirinya untuk

memperhitungkan sebelum Allah mengundang orang untuk

memperhitungkan.42

Al-Muhasibi percaya bahwa motivasi-motivasi

manusia untuk melakukan pemeriksaan terhadap diri sendiri merupakan

harapan-harapan dan kecemasan dan pemeriksaan semacam itu

merupakan landasan perilaku yang baik dan ketakwaan (taqwa).43

Menurut Nurbaksh yang dikutip dari buku yang berjudul

“Dunia Spiritual Kaum Sufi” karya Netton dan Ian Richard, pengertian

Muhasabah pada awalnya adalah suatu pertimbangan terhadap

perhitungan antara tindakan-tindakan negatif dan positif. Pada

42

Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik, (Jakarta: Pustaka Hidayah Cet. I,

2004), h. 27 43

Ian Richard, Dunia Spiritual Kaum Sufi, (harmonisasi antara dunia Mikro

dan Makro), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cet I, 2001), h. 76

Page 63: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

48

akhirnya, ia merupakan aktualisasi kesatuan (ittihad), yang murni.44

Berdasarkan ijma‟ muhasabah hukumnya wajib. Faktor utama yang

menyebabkan seseorang mau melakukan muhasabah adalah keimanan

dan keyakinan bahwa Allah akan menghitung amal semua hamba-Nya.

Jika amalannya baik, maka Allah akan memberikan balasan yang baik

pula. Sebaliknya jika amalannya buruk, maka ia akan mendapatkan

balasan yang buruk pula.45

Kritik diri itu adalah seperti lampu di dalam

hati orang beriman dan pemberi peringatan dan nasehat dalam

kesadarannya. Melaluinya, setiap orang yang beriman membedakan

antara yang baik dengan yang buruk, mana yang indah dan mana yang

jelek, dan mana yang diridhoi Allah dan mana yang dimurkai-Nya, dan

dengan bimbingan muhasabah ini bisa mengatasi semua rintangan.46

Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqoroh: 235

ول خى ة ا ظرض كى ػ اح ظو تث ۦ ج لط ٱهنصاء ي فصكى نخى ف أ ك

و أ

أ

ظوى روفا ٱلل ع ل ي ق ا ن تقل أ ا إل س اظدو ولىك ل ح لرون كى شخذ

أ

44

, Ian Richard, Dunia Spiritual Kaum… h. 79 45

Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik.., h. 28 46

Fathullah Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2001), h. 30

Page 64: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

49

ع ا زم دة ول تع ى يت وغ ٱلكح ق ٱه متىب حت جوا و ۥ أ و ن ٱظ

أ وى يا ف ٱلل يع

فصكى ف أ ذروه ا و ٱح و ن ٱظ

أ ٢٣٥غفر حوى ٱلل

Artinya: “Dan tidak ada dosa bagimu meminang perempuan –

perempuan itu dengan sendirian atau kamu sembunyikan

(keinginanmu) dalam hati. Allah mengetahui bahwa kamu akan

menyebut – nyebut kepada mereka. Tetapi janganlah kamu membuat

perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara rahasia, kecuali

sekadar mengucapkan kata – kata yang baik. Dan janganlah kamu

menetapkan akad nikah, sebelum habis masa idahnya. ketahuilah

bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka

takutlah kepada-Nya. Dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun

lagi maha penyantun.”(QS. Al-Baqoroh 235).47

Muhasabah sering pula disebut mawas diri adalah meninjau

kedalam, kehati nurani guna mengetahui benar tidaknya, bertanggung

jawab tidaknya suatu tindakan yang telah diambil. Sementara dalam

pengertian lain dijelaskan, mawas diri ini adalah integrasi diri dimana

egoisme dan egosentrisme diganti dengan sepi ing pamrih. Tahap

integrasi diri ini perlu diikuti dengan transformasi diri dengan latihan-

latihan agar manusia menemukan identitas baru, ego baru, dan diakhiri

dengan partisipasi manusia dalam kegiatan Ilahi. Mawas diri ini salah

satu cara untuk melakukan perhitungan dengan dirinya sendiri

mengenai apa yang telah terjadi dimasa lampau, memperbaiki

47

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya….,, h. 38

Page 65: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

50

keadaannya dimasa kini, tetap berteguh dijalan yang benar. Secara

teknik psikologis, usaha tersebut dapat dinamakan instrospeksi yang

pada dasarnya merupakan cara untuk menelaah diri agar lebih

bertambah baik dalam berperilaku dan bertindak, atau merupakan cara

berpikir terhadap segala perbuatan, tingkah laku, kehidupan, kehidupan

batin, pikiran, perasaan, keinginan, pendengaran, penglihatan dan

segenap unsur kejiwaan lainnya.48

Hanya saja upaya instrospeksi ini sering dijumpai hambatan -

hambatan psikologis yang muncul dari diri sendiri.

Hambatan-hambatan ini antara lain berupa:

a. Penghayatan terhadap segala sesuatu sering tidak dapat diingat

kembali secara keseluruhan,

b. Sering adanya kecenderungan untuk menghilangkan dan

menambahkan beberapa hal yang tidak relevan dengan hasil

penghayatan sebagai pembelaan diri,

c. Kerap kali muncul ketidakjujuran terhadap diri sendiri, sehingga

tidak adanya keberanian dalam menuliskan segala sesuatu

apalagi menyangkut pikiran-pikiran yang buruk, dan

48

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik,

(Semarang: Rasail, 2005), h. 30

Page 66: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

51

d. Seringkali adanya anggapan lebih terhadap kesempurnaan diri

dari pada keadaan yang sebenarnya.49

Jika hambatan-hambatan psikologis tersebut dapat

dikendalikan, maka upaya introspeksi ini, dapat didudukkan sebagai

sumber pengenalan dan pemahaman yang primer terhadap diri sendiri.

Karena mengenal diri (muhâsabah) merupakan upaya i‟tishâm50

dan

istiqâmah.51

Hal ini akan berpengaruh pada kejiwaan, sehingga mampu

mengendalikan diri berbuat baik, jujur, adil dan semakin merasa dekat

dengan Allah.52

Dengan demikian, Muhasabah tersebut, dapat digunakan untuk

mendapatkan gambaran tentang : 1). Ketenangan dan kedamaian yang

hadir dalam jiwa. 2). Sugesti yang mendorong ke arah hidup yang

bermakna 3). Rasa cinta dan dekat kepada Allah.

Dengan muhâsabah (mawas diri), selain dapat mendorong orang

untuk menyadari kekhilafannya, dapat pula memotivasi orang

mendekatkan diri kepada Allah, mendorong kearah hidup bermakna

dalam dataran kesehatan mental, dan hidup bermanfaat sebagaimana

perilaku manusia sejati yang ciri-cirinya menurut Marcel (tokoh

49

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik.. ., h. 31 50

I‟tisham merupakan pemeliharaan diri dengan berpegang teguh pada

aturan-aturan syari‟at 51

Istiqâmah adalah keteguhan diri dalam menangkal kecenderungan negatif 52

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik…., h.31

Page 67: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

52

Psikologi Eksistensial) sebagai berikut : (1) memiliki semangat

partisipasi, (2) semangat kesiap-siagaan, dan (3) memiliki harapan

kepada yang mutlak.53

Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surat (Al-Isra

ayat 14):

صك ٱق رأ ف م لتىتك لفى ة ك حصيتا ٱل ١٤ظو

Artinya: “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini

sebagai penghisab terhadapmu" (QS. Al-Isra‟: ayat 14).54

Dzun Nun Al-Mishry sebagaimana dikutip oleh Abd al-karim55

menyatakan, “Tanda mawas diri adalah memilih apa yang dipilih oleh

Allah SWT, menganggap besar apa yang dipandang besar oleh-Nya

dan menganggap remeh apa yang dipandangNya remeh.” An-

Nasrabadhi menegaskan, “Harapan mendorongmu untuk patuh, takut

menghindarkanmu dari maksiat, dan mawas diri membawamu kepada

jalan kebenaran hakiki.” Abdul Abbas al-Baghdadi menuturkan,

“Ketika aku bertanya kepada Ja‟far bin Nasir mengenai mawas diri, dia

berkata kepadaku, “mawas diri adalah kewaspadaan terhadap batin

53

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik.. ., h. 31-32 54

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya…, h. 283 55

Abd al-Karim ibn Hawazin al-Qusyayri, Risalah Sufi Al-Qusyairy,

(Bandung: Mizan Press, 1990), h.157

Page 68: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

53

sendiri dikarenakan adanya kesadaran akan pengawasan Allah SWT

terhadap setiap pemikiran.”

Sudah begitu jelas bahwa menghisab diri merupakan sesuatu yang

amat penting. Karena itu, bila meninggalkannya, akan timbul bahaya

yang sangat besar. Paling tidak, ada empat akibat negatif bila seseorang

tidak melakukan muhasabah antara lain yaitu:

a) Menutup Mata dari Berbagai Akibat

Kesalahan dan dosa yang dilakukan manusia tentu ada akibatnya,

baik di dunia maupun di akhirat. Manakala seseorang melakukan

muhasabah, dia menjadi tahu akan akibat-akibat tersebut dan tidak mau

melakukan dosa atau kesalahan, dengan sebab mengetahui dan

menyadari akibat itu.

Namun, orang yang tidak melakukan muhasabah akan menutup

mata dari berbagai akibat perbuatan yang buruk, baik akibat yang

menimpa diri dan keluarganya maupun akibat yang menimpa orang

lain.

b) Larut dalam Keadaan

Efek berikutnya dari tidak melakukan muhasabah adalah seseorang

akan larut dalam keadaan, sehingga dia dikendalikan oleh keadaan,

bukan pengendalian keadaan. Orang yang larut dalam keadaan juga

Page 69: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

54

akan menjadi orang yang lupa diri di kala senang dan putus asa di kala

susah.

c) Mengandalkan Ampunan Allah

Setiap orang yang berdosa memang mengharapkan ampunan dari

Allah swt. Tapi, bagi orang yang tidak melakukan muhasabah, dia akan

mengandalkan ampunan dari Allah swt. Itu tanpa bertobat terlebih

dahulu. Sebab, tidak mungkin Allah akan mengampuni seseorang tanpa

tobat dan tidak mungkin seseorang bertobat yang sesungguhnya tanpa

muhasabah, karena tobat itu harus disertai dengan menyadari

kesalahan, menyesalinya, dan tidak akan mengulanginya lagi.

d) Mudah Melakukan Dosa

Tidak melakukan muhasabah juga kan membuat seseorang mudah

melakukan dosa dan menyepelekannya. Ini merupakan rangkaian

persoalan diatas, karena dianggap tidak berbahaya, tidak ada resiko dan

akibat dari dosa yang dilakukan. Sebab itu, orang yang tidak

melakukan muhasabah akan dengan mudah melakukan dosa. Bahkan,

meskipun dia tahu perbuatan tersebut dosa, dia akan menganggap

enteng. Sementara bagi orang yang bermuhasabah, sekecil apapun dosa

Page 70: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

55

yang dilakukan, dia akan menyelesaikannya dengan penyesalan yang

sangat mendalam.56

2. Macam-macam Muhasabah

Dijelaskan oleh Raid Abd al-Hadi dalam bukunya Mamarat al-

Haq bahwa Muhasabah dapat dilakukan sebelum dan sesudah beramal.

Sebelum melakukan sesuatu seseorang harus menghitung dan

mempertimbangkan terlebih dahulu buruk baik dan manfaat

perbuatannya itu, dan juga menilai kembali motivasinya. Dalam hal ini

Abd al-Hadi mengutip ucapannya Hasan : “Allah mengasihi seseorang

hamba yang berhenti sebelum melakukan sesuatu, jika memang karena

Allah, dia akan terus melangkah, tapi bila bukan karena-Nya dia akan

mundur.57

Menurut Ibnul Qayyim: muhâsabah ada dua macam yaitu, sebelum

beramal dan sesudahnya.

a. Jenis yang pertama: Sebelum beramal, yaitu dengan berfikir

sejenak ketika hendak berbuat sesuatu, dan jangan langsung

mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk

melakukan atau tidaknya. Al-Hasan berkata: "Semoga Allah

56

Ahmad Yani, Be Excellent (Menjadi Pribadi Terpuji), (Depok: AL

QALAM: Kelompok Gema Insani, 2007), h. 237-239 57

Shalih Al-'Ulyawi, Muhâsabah (Introspeksi diri), Terj. Abu Ziyad.

(Jakarta: Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2007), pdf. h. 5

Page 71: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

56

merahmati seorang hamba yang berdiam sejenak ketika terdetik

dalam fikirannya suatu hal, jika itu adalah amalan ketaatan pada

Allah, maka ia melakukannya, sebaliknya jika bukan, maka ia

tinggalkan".

b. Jenis yang kedua: Introspeksi diri setelah melakukan perbuatan.

Ini ada tiga jenis:

1) Mengintrospeksi ketaatan berkaitan dengan hak Allah yang

belum sepenuhnya ia lakukan, lalu ia juga muhâsabah,

apakah ia sudah melakukan ketaatan pada Allah

sebagaimana yang dikehendaki-Nya atau belum.

2) Introspeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana

meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya.

3) Introspeksi diri tentang perkara yang mubah atau sudah

menjadi kebiasaan, mengapa mesti ia lakukan? Apakah ia

mengharapkan Wajah Allah dan negeri akhirat? Sehingga

(dengan demikian) ia akan beruntung, atau ia ingin dunia

yang fana? Sehingga iapun merugi dan tidak mendapat

keberuntungan.58

58

Shalih Al-'Ulyawi, Muhâsabah (Introspeksi diri)..., h. 5

Page 72: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

57

3. Manfaat Muhasabah

Menurut Ibnul Qayyim: Muhâsabah memiliki pengaruh dan

manfaat yang luar biasa, antara lain:

a) Mengetahui aib sendiri. Barangsiapa yang tidak memeriksa aib

dirinya, maka ia tidak akan mungkin menghilangkannya.

b) Dengan bermuhâsabah, seseorang akan kritis pada dirinya

dalam menunaikan hak Allah. Demikianlah keadaan kaum

salaf, mereka mencela diri mereka dalam menunaikan hak

Allah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Darda bahwa

beliau berkata: "Seseorang itu tidak dikatakan faqih dengan

sebenar-benarnya sampai ia menegur manusia dalam hal hak

Allah, lalu ia gigih mengoreksi dirinya”. Ibnul Qayyim

rahimahullah berkata: "Mencela diri dalam Dzat Allah adalah

termasuk sifat shiddiqin (orang-orang yang benar), seorang

hamba akan dekat dengan Allah Ta'ala dalam sekejap,

berlipatlipat melebihi dekatnya melalui amalnya". Abu Bakar

As-Shiddiq r.a berkata: "Barangsiapa yang mencela dirinya

berkaitan dengan hak Allah (terhadap dirinya), maka Allah

akan memberinya keamanan dari murka-Nya"

Page 73: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

58

c) Dengan Muhasabah akan membantu seseorang untuk

muraqabah. Kalau ia bersungguh-sungguh melakukannya di

masa hidupnya, maka ia akan beristirahat di masa

kematiannya. Apabila ia mengekang dirinya dan menghisabnya

sekarang, maka ia akan istirahat kelak di saat kedahsyatan hari

penghisaban.

d) Dengan muhasabah seseorang mampu memperbaiki hubungan

diantara sesama manusia. Introspeksi dan koreksi diri

merupakan kesempatan untuk memperbaiki keretakan yang

terjadi diantara manusia. Menurut anda, bukankah

penangguhan ampunan bagi mereka yang bermusuhan, tidak

lain disebabkan karena mereka enggan untuk mengoreksi diri

sehingga mendorong mereka untuk berdamai?

e) Terbebas dari sifat nifak sering mengevaluasi diri untuk

kemudian mengoreksi amalan yang telah dilakukan merupakan

salah satu sebab yang dapat menjauhkan diri dari sifat munafik.

f) Dengan muhasabah akan terbuka bagi seseorang pintu kehinaan

dan ketundukan di hadapan Allah.

g) Manfaat paling besar yang akan diperoleh adalah keberuntungan

masuk dan menempati Surga Firdaus serta memandang Wajah

Page 74: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

59

Rabb Yang Mulia lagi Maha Suci. Sebaliknya jika ia menyia-

nyiakannya maka ia akan merugi dan masuk ke neraka, serta

terhalang dari (melihat) Allah dan terbakar dalam adzab yang

pedih.59

Said Hawwa mengemukakan, bahwa jalan untuk mengetahui

aib diri sendiri antara lain: pertama, hendaklah ia duduk di hadapan

seseorang syaikh yang mengetahui berbagai aib jiwa, dan jeli terhadap

berbagai cacat yang tersembunyi kemudian guru dan syaikh tersebut

memberitahukan berbagai aib dirinya dan jalan terapinya. Tetapi

keberadaan orang ini di zaman sekarang sulit ditemukan. Kedua,

hendaknya seseorang meminta kepada kawannya yang jujur, beragama

dan “tajam penglihatan” menjadi pengawas dirinya untuk

memperhatikan berbagai keadaan dan perbuatannya, kemudian

menunjukkan kepadanya berbagai akhlak tercela, perbuatan yang tidak

baik dan aibnya, baik yang batin maupun yang zhahir. Ketiga,

hendaklah ia memanfaatkan lisan para musuhnya untuk mengetahui aib

dirinya, karena mata kebencian mengungkapkan segala keburukan.

Mungkin seseorang bisa lebih banyak mengambil manfaat dari musuh

bebuyutan yang menyebutkan aib-aibnya ketimbang manfaat yang

59

Shalih Al-'Ulyawi, Muhâsabah (Introspeksi diri)..., h.6

Page 75: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

60

diperoleh dari kawan-kawan yang berbasa-basi dengan berbagai pujian

tetapi menyembunyikan aib-aibnya. Keempat, hendaknya ia bergaul

dengan masyarakat, lalu setiap hal yang dilihatnya tercela di tengah

kehidupan masyarakat maka hendaklah ia menuntut dirinya dengan hal

tersebut dan menisbatkannya kepada dirinya.

Kemudian ia melihat aib orang lain sebagai aibnya sendiri, dan

mengetahui bahwa tabiat manusia berbeda-beda tingkatan dalam

mengikuti hawa nafsu.60

Tidak mengintrospeksi diri dan menyia-nyiakannya akan

membawa kerugian yang besar. Ibnul Qayyim sebagaimana dikutip

oleh Shalih Al „Ulyawi berkata: "Yang paling berbahaya adalah sikap

tidak mengindahkan tidak mau muhâsabah, dan menggampangkan

urusan, karena ini akan menyampaikan pada kebinasaan”61

. Demikian

lah keadaan orang-orang yang tertipu, ia menutup matanya dari akibat

(perbuatan) dan hanya mengandalkan ampunan, sehingga ia tidak

mengintrospeksi dirinya dan memikirkan kesudahannya. Jika ia

melakukan hal ini, akan mudah baginya untuk terjerumus dalam dosa

dan ia akan senang untuk melakukannya, serta berat untuk

meninggalkannya. Seandainya ia berakal, tentulah ia sadar bahwa

60 Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa (Konsep Tazkiyatun-Nafs Terpadu:

Intisari Ihya Ulumuddin), (Jakarta: Robbani Press, 1998), h. 167-168 61

Shalih Al-'Ulyawi, Muhâsabah (Introspeksi diri)…, h.7

Page 76: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

61

mencegah itu lebih mudah ketimbang berhenti dan meninggalkan

kebiasaan. Maka bertakwalah pada Allah wahai hamba Allah,

introspeksilah dirimu, karena baik dan selamatnya hati adalah dengan

muhasabah, sebaliknya rusaknya adalah dengan sebab tidak

mengindahkan dan bergelimang dalam kelezatan nafsu serta syahwat

serta mengenyampingkan perkara yang bisa menyempurnakannya.

Maka berhati-hatilah dari hal itu, niscaya diri kalian akan mulia dan

berbahagia di saat berjumpa dengan Tuhan kalian (Allah). Semoga

shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi kita Muhammad, keluarga

dan para shahabatnya.

4. Syarat untuk melakukan Muhasabah

Menurut al-Ghazali untuk melakukan muhasabah atau perhitungan

amal perbuatan, mempersiap-siagakan dirinya dengan enam syarat,

syarat pertama, musyarathah (penetapan syarat). Dalam perhitungan

ini akal dibantu oleh jiwa, bila dipergunakan dan dikerahkan untuk hal

yang dapat menyucikan, sebagaimana pedagang dibantu oleh sekutu

dan pembantunya yang memperdagangkan hartanya. Sebagaimana

sekutu bisa menjadi musuh dan pesaing yang memanipulasi

keuntungan sehingga perlu terlebih dahulu diberi syarat (musyarathah),

Page 77: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

62

kemudian diawasi (muraqabah) diaudit (muhasabah) dan diberi sanksi

(mu‟aqabah), atau dicela (mu‟atabah).

Demikian pula akal memerlukan musyarathah (penetapan

syarat) kepada jiwa, lalu memberikan berbagai tugas, menetapkan

beberapa syarat, mengarahkan ke jalan kemenangan, dan

mewajibkannya agar menempuh jalan tersebut. Kemudian tidak pernah

lupa mengawasinya, sebab seandainya ia mengabaikan niscaya akan

terjadi penghianatan dan penyianyiaan modal. Setelah itu ia harus

menghisabnya dan menuntutnya agar memenuhi syarat yang telah

ditetapkan.

Oleh karena itu, memperketat hisab (perhitungan) terhadap jiwa

dalam hal ini jauh lebih penting daripada memperketat perhitungan

keuntungan dunia, karena keuntungan dunia sangat hina dibandingkan

dengan kenikmatan akhirat, di samping kenikmatan dunia pasti lenyap.

Kedua, muraqabah. apabila manusia telah mewasiati jiwanya

dan menetapkan syarat kepadanya dengan apa yang telah disebutkan di

atas maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengawasi

(muraqabah) ketika melakukan berbagai amal perbuatan dan

memperhatikannya dengan mata yang tajam, karena jika dibiarkan pasti

Page 78: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

63

akan melampaui batas dan rusak. Sebab manusia dalam segala ihwal

keadaannya, tidak terlepas dari gerak dan diam.62

Ketiga, muhasabah. seorang manusia sebagaimana punya

waktu di pagi hari untuk menetapkan syarat terhadap dirinya berupa

wasiat dalam menepati kebenaran, maka

demikian pula hendaknya ia punya waktu sejenak di sore hari untuk

menuntut dirinya dan menghisabnya atas segala semua gerak dan

diamnya, seperti halnya para pedagang di dunia berbuat terhadap para

mitra usahanya di setiap akhir tahun atau setiap bulan atau setiap

minggu atau setiap hari, karena antusias mereka terhadap dunia dan

kekhawatiran mereka tidak mendapatkannya. Seandainya hal itu terjadi

pada mereka niscaya tidak tersisa kecuali beberapa hari saja. Orang

yang berakal tidak menghisab dirinya menyangkut hal yang

menentukan kesengsaraan atau kebahagiaan selama-lamanya.63

Keempat, mu’aqabah. (menghitung diri atas segala

kekurangan). Setelah manusia menghisab dirinya tetapi ia tidak

terbebas sama sekali dari kemaksiatan dan melakukan kekurangan

berkaitan dengan hak Allah sehingga ia tidak pantas mengabaikannya;

jika ia mengabaikannya maka ia akan mudah terjatuh melakukan

62

Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumiddin, (Beirut: Dar al-Fikr, 2008), h. 97-139 63

Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumiddin..,., h. 141-142

Page 79: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

64

kemaksiatan, jiwanya menjadi senang kepada kemaksiatan, sehingga

harus diberi sanksi. Apabila ia memakan sesuap syubhat dengan nafsu

syahwat maka seharusnya perut dihukum dengan rasa lapar. Apabila ia

melihat orang yang bukan muhrimnya maka seharusnya mata dihukum

dengan larangan melihat. Demikian pula setiap anggota tubuhnya

dihukum dengan melarangnya dari syahwat.64

Sekiranya seseorang

berfikir mendalam niscaya menyadari bahwa kehidupan yang

sebenarnya adalah kehidupan akhirat, karena di dalamnya terdapat

kenikmatan abadi yang tiada ujungnya. Tetapi nafsu itulah yang

mengeruhkan kehidupan akhirat anda sehingga dia lebih pantas

mendapatkan sanksi (mu‟aqabah) ketimbang yang lainnya.

Kelima, mujahadah (bersungguh-sungguh). Apabila manusia

telah menghisab dirinya lalu terlihat telah melakukan maksiat, mereka

seharusnya menghukumnya dengan berbagai hukuman yang telah

disebut di atas, dan jika terlihat malas melakukan berbagai keutamaan

atau membaca wirid maka seharusnya diberi pelajaran dengan

memperberat wirid

dan mewajibkan beberapa tugas untuk menutupi dan menyusuli apa

yang tertinggal. Demikianlah para pekerja Allah bisa bekerja. Seperti

64

Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumiddin….,. h. 134

Page 80: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

65

Umar bin Khattab menghukum dirinya ketika tertinggal shalat Ashar

berjama‟ah dengan menshadaqahkan tanah miliknya yang senilai

duaratus ribu dirham. Dan Ibnu Umar, apabila tertinggal shalat

berjama‟ah ia menghukum dirinya dengan menghidupkan malam

tersebut. Semua itu adalah murabatah (siap siaga) dan pemberian sanksi

terhadap jiwa yang akan membawa keselamatannya.65

Keenam, mu’atabah (mencela diri) musuh bebuyutan jiwa di

dalam diri manusia, diciptakan dengan karakter suka memerintah

keburukan, cenderung kepada kejahatan, dan lari dari kebaikan.

Diperintahkan agar mensucikan, meluruskan dan menuntunnya dengan

rantai paksaan untuk beribadah kepada Allah Tuhan dan Penciptanya,

dan mencegahnya dari berbagai syahwatnya dan menyapihnya dari

berbagai kelezatannya. Jika mengabaikan maka pasti akan merajalela

dan liar, sehingga tidak dapat mengendalikannya setelah itu. Jika

senantiasa mencela dan menegurnya kadang-kadang tunduk dan

menjadi nafsu lawwamah (yang amat menyesali dirinya) yang

dipergunakan Allah untuk bersumpah, dan berharap menjadi nafsu

muthma‟innah (yang tenang) yang mengajak untuk masuk ke dalam

rombongan hamba-hamba Allah yang ridha dan diridhai. Sehingga

65

Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumiddin..., h. 139

Page 81: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

66

tidak lupa sekalipun sesaat untuk memperingatkan dan mencelanya,

dan janganlah sibuk menasehati orang lain jika tidak sibuk terlebih

dahulu menasehati diri sendiri. Demikian pula cara-cara ahli ibadah

dalam bermunajat kepada penolong mereka dan dalam mencela jiwa

mereka. Tujuan munajat mereka adalah mencari ridha-Nya dan maksud

celaan mereka adalah memperingatkan dan meminta perhatian. Siapa

yang mengabaikan mu‟atabah (celaan terhadap diri) dan munajat berarti

tidak menjaga jiwanya, dan bisa jadi tidak mendapatkan ridha Allah.66

Jadi bentuk muhasabah dalam praktek. Tidak bisa lepas dari

syarat-syarat sebagaimana yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali.

Tanpa syarat itu, muhasabah tidak bisa dilaksanakan sebagai akuntansi

amal-amal perbuatan manusia, karena antara yang satu dengan lainnya

saling terkait. Bentuk Muhasabah yang tertinggi, dan yang jelas harus

dianggap sebagai yang paling mulia, bagi sufi Ni‟matullah adalah

Muhasabah Ketuhanan (illahiyyah). Ini ditujukan kepada Syaikh

Tarikat. Dalam sejenis cara dari cermin bagi puteri Raja.67

5. Keutamaan Muhasabah

Keutamaan muhasabah antara lain yaitu:

66

Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumiddin..., h. 180 67

Ian Richard, Dunia Spiritual Kaum…., h. 78

Page 82: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

67

1) Kritik diri (Muhasabah) bisa menarik kasih dan pertolongan

Allah SWT.

2) Memampukan seseorang untuk memperdalam iman dan

penghambaannya, berhasil dalam menjalankan ajaran islam, dan

meraih kedekatan dengan Allah dan kebahagiaan abadi.

3) Muhasabah dapat mencegah seorang hamba jatuh ke jurang

keputusasaan dan kesombongan atau ujub dalam beribadah,

serta menjadikannya selamat di hari kemudian.

4) Muhasabah dapat membuka pintu menuju ketenangan dan

kedamaian spiritual, dan juga menyebabkan seseorang takut

kepada Allah dan siksaan-Nya. Muhasabah juga dapat

membangkitkan kedamaian dan ketakutan di dalam hati

manusia.68

C. Akhlak

Para tokoh Pendidikan Islam memandang bahwa pembinaan

akhlak adalah merupakan suatu hal yang sangat perlu di tekankan dalan

diri anak ataupun peserta didk. Seprti Omar Muhammad Attoumy Asy-

Syaebani, yang dikutif achmadi bahwa tujuan Pendidikan Islam itu

memiliki empat ciri pokok, dan beliau menempatkan sifat yang

68

Fathullah Gulen, Kunci-kunci Rahasia…., h. 30

Page 83: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

68

bercorak agama dan akhlak bagian yang pertama.69

Begitu juga al-Attas

(1979:1) menghendaki tujuan Pendidikan Islam adalah terbentuknya

orang berkepribadian muslim. Al- Abrasyi (1974: 15) menghendaki

tujuan akhir dari Pendidikan Islam itu adalah manusia yang berahklak

mulia. Munir Mursyi (1977: 18) menyatakan bahwa tujuan akhir

pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna.70

Dari beberapa pendapat para tokoh Pendidikan Islam diatas

menunjukkan bahwa pembinaan akhlak itu adalah suatu tujuan

daripada Pendidikan Islam yang sebenarnya.

1. Pengertian Akhlak

Dalam bukunya Hasan Asari sebagaimana yang dikutipnya dari

Rohi Baalbaki, al-Mawrid, bahwa Akhlak berasal dari bahasa Arab

yaitu Khulqu, khuluq yang mempeunyai arti watak, tabiat, keberanian

atau agama.71

Menurut Ibnu Miskawaih sebagaimana yang dikutif

mansur mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran lebih dulu. Karakter yang merupakan suatu

69

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010),

h. 94 70

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992), h. 46 71

Hasan Asari, Hadis-Hadis Pendidikan Sebuah Penelusuran Akar-Akar

Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014), h. 255

Page 84: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

69

keadaan jiwa itu menyebabkan jiwa bertindak tanpa berfikir atau

dipertimbangkan secara mendalam, dan keadaan ini ada dua jenis.

Pertama, alamiah bertolak dari watak, misalnya pada orang yang

mudah sekali marah hanya karena masalah terlalu kecil, atau yang takut

menghadapi insiden hanya perkara sepele. Orang tersekiap berdebar-

debar disebabkan suara amat lemah yang menerpa gendang telinga,

atau ketakutan lantaran mendengar suatu berita. Atau tertawa berlebih-

lebihan hanyan karena sesuatu yang amat sangat sangat telah

membuatnya kagum, atau sedih sekali hanya karena masalah tidak

terlalu memprihatinkan yang telah menimpanya. Kedua, tercipta

melalui kebiasaan dan latihan, pada mulanya keadaan ini terjadi karena

dipertimbangkan dan dipikirkan namun kemudian melalui praktik

terus-menerus akhirnya menjadi karakter yang tidak memerlukan

pertimbangan pemikiran lebih dahulu. Menurut al-Ghazali, akhlak

adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dari sifat itu timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan

pertimbangan pikiran lebih dulu.72

Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral,

perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam,

72

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005) hal. 221-222

Page 85: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

70

dan perkembangan religius yang benar. Tidak aneh jika Islam sangat

memperhatikan pendidikan anak-anak dari aspek moral ini dan

mengeluarkan petunjuk yang sangat berharga di dalam melahirkan anak

dan kebiasaan-kebiasaan yang tinggi.73

2. Pembinaan Akhlak

Siswa merupakan generasi yang merupakan sumber insani bagi

kelangsungan pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan akhlak

bagi mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran

norma-norma agama dan masyarakat sangatlah penting. Namun dalam

membina akhlak para sisa banyak sekali faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya, diantaranya:

1) Lingkungan Keluarga

Pada dasarnya rumah keluarga muslim adalah benteng utama

tempat anak-anak dibesarkan melalui Pendidikan Islam. Yang

dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan

aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat

Islam.

Berdasarkan Alquran dan Sunnah, kita dapat mengatakan

bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal-hal

73 Abdu ‗I-Lah Nashih ‗Ulwan, Tarbiyatu „I-Aulad fi „I-Islam Juz I,

penerjemah Saifullah Kamalie, Lc dan Hery Noer Ali. Judul terjemahan Pedoman

Pendidikan Anak dalam Islam (Semarang: Asy-Syifa, Juz I, 1981), h. 177

Page 86: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

71

berikut: Pertama, mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan

rumah tangga. Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenagan

psikologis. Ketiga, mewujudkan sunnah Rasulullah Saw. Keempat,

memenuhi cinta kasih anak. Naluri menyayangi anak merupakan

potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaan manusia dan

binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan

kehidupan alamiah, psikologis, dan sosial mayoritas makhluk hidup.

Keluarga, terutama orang tua, bertanggung jawab untuk memberikan

kasih sayang kepada anak-anaknya. Kelima, menjaga fitrah anak agar

anak tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan.74

Keluarga merupakan masyarakat alamiyah, disitulah pendidikan

berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang

berlaku di dalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu)

mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak-

anaknya.

2) Lingkungan Sekolah

Perkembangan anak yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah.

Di sekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang berganti-ganti. Kasih

74

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan

Masyarakat (Jakarta: Gema Insani, 1995 ), h. 144

Page 87: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

72

guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada

anaknya. Sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali keluarga. Guru

bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus

memberi contoh dan teladan bagi mereka, dalam segala mata pelajaran

ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan di

luar sekolahpun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik. Kalau

dirumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila

lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di

sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-

aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia

harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia

tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya.

Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-

peraturan yang ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang

yang kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang

tidak sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh terhadap

perkembangan akhlak mereka.

3) Lingkungan Masyarakat

Untuk mendapatkan pendidik yang sesuai yang diharapkan

kebanyakan orang tua, itu tidak terlepas dari tanggung jawab

Page 88: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

73

masyarakat. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-

anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang

merupakan metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting

adalah:

Pertama, Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan

pelarang kemungkaran. Kedua, dalam masyarakat Islam, seluruh anak-

anak dianggap anak sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika

memanggil anak siapapun dia, mereka akan memanggil dengan hai

anak saudaraku dan sebaliknya, setiap anak-anak atau remaja akan

memanggil setiap orang tua dengan panggilan, hai Paman. Ketiga,

untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat

buruk, Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan

mendidik manusia. Keempat, masyarakatpun dapat dapat melakukan

pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan

hubungan kemasyarakatan. Kelima, pendidikan masyarakat dapat juga

dilakukan melalui kerjasama yang utuh, karna biar bagaimanapun

masyarakat muslim adalah masyarakat yang padu. Keenam, pendidikan

Page 89: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

74

kemasyarakatan bertumpu pada landasan efeksi masyarakat, khususnya

rasa saling mencintai.75

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan

sebab masyarakat juga mempengaruhi akhlak siswa atau anak.

Masyarakat yang berbudaya, memelihara dan menjaga norma-norma

dalam kehidupan dan menjalankan agama secara baik akan membantun

perkembangan akhlak siswa kepada arah yang baik, sebaliknya

masyarakat yang melanggar norma-norma agama akan mendorong

akhlak siswa kearah yang tidak baik.

3. Upaya Pembinaan Akhlak Siswa dalam Konteks Pendidikan di

Sekolah

Sekolah sebagai lingkungan kedua setelah keluarga memegang

peranan penting, terutama dalam pembinaan mental, pengetahuan dan

ketrampilan anak. Sasaran pembinaan ini adalah tumbuhnya remaja-

remaja yang dinamis, kritis dalam berpikir dan bertindak. Keadaan ini

akan memperkecil frekwensi terjadinya penyimpangan. Usaha-usaha

yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah kenakalan remaja antara

lain :

a. Mengintensifkan pelajaran Pendidikan Agama Islam.

75

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan

Masyarakat (Jakarta: Gema Insani, 1995 ), h. 176-181

Page 90: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

75

b. Penerapan metodologi belajar-mengajar yang efektif, menarik

minat dan perhatian anak, sehinga anak belajar lebih aktif.

c. Dalam pelaksanaan kurikulum hendaknya memperhatikan

keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

d. Peningkatan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib

sekolah.

e. Mengadakan identifikasi dan bimbingan mengenai bakat.76

f. Melatih atau membiasakan siswa untuk dapat bekerja sama,

berorganisasi dengan bimbingan guru melalui organisasi

sekolah, misalnya OSIS, Pramuka,dan lain-lain.

g. Mengadakan guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu

bergaul dengan guru lain, sehingga bisa ditiru oleh murid-

muridnya.77

Menurut Zubaedi upaya untuk mengimplementasikan

pendidikan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan holistis, yaitu

mengintegrasikan perkembangan karakter dalam setiap aspek

kehidupan sekolah. Pendekatan holistis dalam pendidikan karakter

memiliki indikasi sebagai berikut ;

76

Amirullah Syarbaini, Kiat-Kiat Islami Mendidik Akhlak Remaja, (Jakarta:

Kompas Gramedia, , 2012). h. 25. 77

Amirullah Syarbaini, Kiat-Kiat Islami…., h.35

Page 91: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

76

1. Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas-

kolaborasi hubungan antara siswa,guru,dan masyarakat.

2. Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli di

mana ada ikatan yang jelas yang menghubungkan siswa, guru,

dan sekolah.

3. Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran

akademik.

4. Kerjasama dan kolaborasi di antara siswa menjadi hal yang

lebih utama dibandingkan persaingan.

5. Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi

bagian pembelajaran sehari-hari baik di dalam maupun di luar

kelas.

6. Siswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikkan

prilaku moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti

pembelajaran memberikan pelayanan.

7. Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam

memecahkan masalah dibandingkan hadiah dan hukuman.

8. Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus

ditinggalkan dan beralih ke kelas demokrasi di mana guru dan

Page 92: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

77

siswa berkumpul untuk membangun kesatuan, norma, dan

memecahkan masalah.78

Sementara itu, sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter bisa melalui empat langkah :

1. Mengumpulkan guru, orang tua dan siswa bersama-sama

mengidentifikasikan unsur-unsur karakter yang mereka ingin

tekankan.

2. Memberikan pelatihan bagi guru tentang bagaimana

mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kehidupan dan

budaya sekolah.

3. Menjalin kerja sama dengan orang tua dan masyarakat agar

siswa dapat mendengar bahwa prilaku karakter itu penting

untukkeberhasilan di sekolah dan di kehidupannya.

4. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah, guru, orang

tua dan masyarakat untuk menjadi model prilaku sosial dan

moral.79

Zubaedi juga berpendapat bahwa proses penanaman nilai-nilai

budi pekerti yang kiranya dapat di pahami bahwa efektivitas proses

penanaman nilai-nilai budi pekerti sangat dipengaruhi oleh ketepatan

78

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 195 79

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter…., h. 196

Page 93: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

78

pendekatan yang dipilih guru dalam mengajarkan materi tersebut. Ada

delapan pendekatan yaitu : evocation, inculcation, moral reasoning,

value clarification, value analysis, moral awaress,commitment

approach, dan union approach.80

Juga dalam buku yang berjudul

membumikan pendidikan nilai dikatakan bahwa berbagai metode

pengajaran yang digunakan pendekatan pengajaran pendidikan nilai,

yang implementasinya sebagai berikut :

a. metode yang digunakan dalam pendekatan perkembangan moral

kognitif

b. metode pengajaran yang digunakan pendekatan analisis nilai

c. metode pengajaran yang digunakan dalam pendekatan

klarifikasi nilai.81

Sebagaimana dikatakan oleh Professor. Dr. Amril. D, bahwa

yang paling penting dalam pembentukan moral atau akhlak siswa

adalah dengan penanaman nilai melalui Klarifikasi Nilai. Menurut

beliau paling tidak ada tiga unsur sebagai tahapan pembelajaran yang

perlu diperhatikan dalam Implementasi klarifikasi nilai yaitu :

80

Zubaedi, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,2011)

h.15, cet. III. 81

Dudung Rahmat Hidayat, Membumikan Pendidikan Nilai (Bandung:

Alfabetta, 2009), h. 76-78 cet. II.

Page 94: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

79

1. Stimulus kondisi atau kondisi factual yang dilematis

2. Prilaku pembelajaran anak didik

3. Kriteria keberhasilan prilaku moral.82

Untuk lebih jelasnya lihat skema pembelajaran klarifikasi nilai

pada tabel di bawah :

Kondisi-Stimulus Perilaku Siswa Kriteria Sukses

Deskripsi faktual:

normatif maupun

empirik,

Problema/dilema

moral untuk

dipecahkan

Kemampuan prilaku

Cognitive process:

Mengidentifikasi,

Mendefinisikan,

Memecahkan,

Mengevaluasi dan

memprediksi.

Behaviour/life style:

Menunjukkan,

Menjelaskan,

Menganalisis,

Berargumentasi,

Menilai dan

menyimpulkan

Perilaku konkrit

Cognitive process &

behaviour / life

style:

Ekspresi muka,

Pilihan-pilihan nilai

ke depan dan self

aktualitation

82

Amril, Etika dan Pendidikan, , (Jogjakarta: LSFK2P, 200), h. 144

Page 95: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

80

Ditegaskan lagi oleh Amril dalam klarifikasi nilai sebagai

sebuah pendekatan pendidikan nilai dengan karakteristiknya penekanan

pada ketrampilan proses pencarian dan pengeksplorasian,

penganalisaan dan pemilahan dari perbagai pilihan konsekuensi nilai

yang mungkin, kemudian melakukan penetapan atau membuat

keputusan moral dari hasil pilihan nilai-nilai sebelumnya, yang

dilakukan secara cermat dan bertanggung jawab, selanjutnya

menunjukkan kesediaan secara sadar dan berprilaki dengan pilihan dari

nilai moral dan etika yang telah ditetapkan secara sadar, tanpa ada

paksaan dari luar.

Terkait dengan hal diatas Amril dalam Pendidikan Nilai bahwa

dengan model Klarifikasi Nilai membantu siswa atau individu atau

masyarakat untuk menjadi sadar terhaadap nilai yang diyakininya. Ide

dasar model ini adalah agar orang dapat mencapai sebuah kesimpulan

tentang nilai mereka melalui sebuah proses evaluasi yang bersifat

mendidik. Model analisis nilai terkait dengan pengumpulan dan

memperkuat fakta-fakta untuk keputusan nilai. Model konsiderasi nilai

didesain untuk mereduksi atau mengurangi kecurigaan, kekhawatiran,

Stimulus Kognitif Proses Perilaku nyata Produk /

Evaluasi

Page 96: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

81

sikap menyerang dengan menyiapkan perangkat nilai yang signifikan

disekitar kehidupannya.83

Juga dikatakan oleh Amril dalam Al-Fikra (Jurnal Ilmiah

KeIslaman, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006), beliau mengatakan

bahwa khusus bagi pendidikan agama di sekolah, penerapan melalui

klarifikasi nilai dengan pendasaran pada etika Islam, menjadikan

strategi pembelajaran penumbuhkembangan nilai-nilai moral, niscaya

akan sangat memungkinkan lahirnya perilaku-perilaku moral yang

berakar dari kesadaran anak didik itu sendiri serta memiliki kecerdasan

pula dalam menganalisa segala problematika dan dilemmatika nilai-

nilai moral yang sangat mungkin dihadapi anak dalam kesehariannya.

Dengan ungkapan lain bahwa melalui penerapan klarifikasi nilai plus

konsep etika Islam yang sejak dari awalnya sangat mengupayakan

keterarahan dan pendasaran pada ahkam al-syari‟a menjadikan

penumbuhkembangan nilai-nilai moral dalam diri anak didik bukan

dalam bentuk pengetahuan moral dalam bentuk verbalistik dan

mekanistik sebagaimana teramati selama ini, tetapi merupakan perilaku

moral yang ikhlas, jujur dan cerdas serta menjadikan anak didik cerdas

83

Amril, Pendidikan Nilai. Hlm. 27

Page 97: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

82

dalam mengatasi problematika moral dihadapannya untuk segera

dipecahkannya.”84

Menurut Masnur Muslich, upaya dalam pendidikan karakter

atau pendidikan akhlak di sekolah, semua komponen-komponen (stake

holders) harus dilibatkan, yaitu :

1. Isi kurikulum

2. Proses pembelajaran dan penilaian

3. Kualitas hubungan

4. Penanganan atau pengelolaan mata pelajaran

5. Pengelolaan sekolah

6. Pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurkuler.85

7. Pemberdayaan sarana dan prasarana

8. Pembiayaan dan

9. Ethos kerja seluruh warga dan lingkunagn sekolah.86

Juga sebagai upaya Kementrian Pendidikan Nasional yang

dikutip oleh Masnur Muslich, sebenarnya telah mengembangkan Grand

Design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang dan jenis satuan

pendidikan. Ini menjadi Rujukan Konseptual dan Operasional dalam

84

Amril. M, Al-Fikra (Jurnal Ilmiah KeIslaman), vol. 5, no 1. 2006 85

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter( Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional ), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). h. 84. 86

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter ..., h. 85.

Page 98: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

83

pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan

jenjang pendidikan, yang dikelompokkan dalam :

1. Olah hati (Spritual and Emotional Development)

2. Olah pikir (Intellectual Development)

3. Olah raga dan kinestetik (Phisical and Kinestetic

Development)

4. Oleh rasa dan karsa (Affective and Creativity

Development).87

Jadi pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan

manajemen atau pengelolaan sekolah, yaitu bagaimana :

1. Nilai- nilai yang perlu di tanamkan

2. Muatan kurikulum

3. Pembelajaran

4. Penilaian

5. Pendidik dan tenaga kependidikan

6. Dan komponen terkait lainnya.

Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu

media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Sebagaimana

rukun Islam yang kedua adalah mengerjakan shalat lima waktu. Shalat

87

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter ..., h. 87.

Page 99: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

84

sebagai kekuatan akhlak yang akan menjadikan pelakunya taat. Ketika

mendirikan shalat terdapat tindakan penegakan yang sesungguhnya,

dengan melakukan penolakan secara eksternal, menjaga diri untuk

mewujudkan nilai-nilainya, melakukan kebaikan, menjauhi keburukan

dan kemungkaran.88

Shalat menanamkan rasa dalam hati selalu diawasi

oleh Allah SWT dan menaati batas-batas yang ditetapkan Allah SWT

dalam segala urusan hidup. Seperti halnya,ia menanamkan semangat

untuk menjaga waktu, mengesampingkan godaan bersikap malas dan

mengikuti hawa nafsu, dan aspek-aspek buruk lainnya.

Jadi upaya pembinaan akhlak dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Adanya pengintegrasian antara Iman dan Islam (Pembinaan

akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan

rukun Iman)

2. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung

secara kontinyu

3. Secara lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan

yang lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksa

4. Yang paling ampuh melalui keteladanan

88

Abdullah Al-Ghamidi, Cara Mengajar (anak/murid ala Lukman al-

Hakim), ( Jakarta: Sabil, 2011), h.192

Page 100: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

85

5. Dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai yang

banyak kekurangnnya dari pada kelebihannya

6. Secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan

faktor kejiwaan sasaran yang akan di bina.89

Sedangkan menurut Ibnu Maskawaih seorang tokoh filsafat

akhlak yang dikutip oleh Werkanis, ada lima metode dalam

memperbaiki akhlak yaitu:

1. Mencari teman yang baik. Teman adalah cermin dari

seseorang. Buruk tidaknya seseorang dapat dilihat dari

pergaulan dengan teman-temannya, karena teman sangat

mempengaruhi kehidupannya.

2. Olah pikir. Kegiatan ini dimaksudkan agar pikiran manusia

dapat dijaga dan dikembangkan dalam pola pikir yang psitif.

3. Menjaga kesucian kehormatan diri dengan tidak mengikuti

dorongan nafsu.

4. Menjaga konsistensi antara rencana baik dan implementasinya.

5. Meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari kelemahan-

kelemahan diri.90

89

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 64-66 90

Werkanis. AS, Peranan Kebudayaan dalam membangun karakter Bangsa

dalam proses Pendidikan, (Solo: Inti Prima Aksara, 2010), h. 29

Page 101: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

86

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif

yang bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana keadaan sebenarnya

yang terjadi di lapangan. Sesuai maknanya menurut Denzin dan Licoln

seperti yang dikutip oleh Juliansyah Noor bahwa kata kualitatif

menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara

ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau

frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki atau

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini

peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial,

hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.91

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada

kualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa hal terpenting dari barang atau jasa yang

berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna di balik kejadian

91

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian; Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 34

Page 102: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

87

tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu

pengembangan konsep teori. Jangan sampai sesuatu yang berharga

tersebut berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan manfaat. Penelitian

kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap

teori praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan.92

Secara alternatif, pendekatan kualitatif merupakan salah satu

pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan

berdasarkan pandangan konstruktivis (seperti makna jamak dari

pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun

dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan

advokasi/partisipatori (seperti orientsi politik, isu, kolaboratif, atau

orientasi perubahan) atau keduanya. Pendekatan ini juga menggunakan

strategi penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, studi

gronded theory, atau studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting

secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-

tema dari data.93

Adapun pendekatan kualitatif yang digunakan dalam

menguraikan hasil penelitian ini ialah pendekatan deskriptif. Penelitian

92

Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 22 93

Emzir, Metodologi Penelitian pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 28.

Page 103: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

88

kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu, gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa penelitian deskriptif lebih memusatkan

perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian

berlangsung. Melalui penelitian deskriptif peneliti berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian

tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin

mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan

yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula

suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,

karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata

cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.94

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-

langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah itu sebagai

berikut: diawali dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi

yang diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data melalui

observasi atau pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan

menarik kesimpulan penelitian. Creswell menyatakan seperti yang

94

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 23

Page 104: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

89

dikutip oleh Juliansyah Noor bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu

gambaran kompleks, meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan

responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian

kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna

(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat

untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan

sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Peneliti bertolak dari data,

memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir

dengan suatu teori.95

Suatu penelitian kualitatif dirancang agar hasil penelitiannya

memiliki kontribusi terhadap teori atau sebagai bahan penyusun teori

baru. Sebagai contoh banyak orang belum mengetahui bagaimana

konsep visionary leadership di sekolah, lalu seorang peneliti

mengeksplorasi sebuah sekolah yang dianggap orang dan diakui

pemerintah sebagai sekolah yang memiliki kepemimpinan yang kuat

dan berorientasi masa depan. Diperolehlah beberapa pengetahuan baru

95

Juliansyah Noor, Metodologi…, h. 34

Page 105: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

90

tentang konsep visionary leadership hasil praktik terbaik di lapangan

yang akan diangkat menjadi suatu teori baru kepemimpinan.96

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian

yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan

kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik

pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi

yang alamiah.97

Langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena,

atau setting social terjawantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.

Maksudnya, data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar

daripada angka-angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti

menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi.

Dalam menuangkan suatu tulisan, laporan penelitian kualitatif berisi

kutipan-kutipan dari data/fakta yang diungkap di lapangan untuk

memberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukungan

terhadap apa yang disajikan.98

96

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 24 97

Ibid., h. 25. 98

Ibid., h. 28

Page 106: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

91

Moleong99

dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif

menjelaskan bahwa setidaknya ada sebelas karakteristik dari penelitian

kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Latar alamiah atau konteks dari suatu keutuhan, karena ontologi

alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai

keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari

konteksnya.

2. Manusia sebagai alat (instrumen), karena jika memanfaatkan alat

yang bukan manusia dan mempersiapkan diriya terlebih dahulu

sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka

sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap

kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.

3. Metode kualitatif, yaitu menggunakan pengamatan, wawancara,

dan penelaahan dokumen. Karena, menyesuaikan metode

kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

jamak, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dan responden, dan lebih peka atau lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

99

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 8-11.

Page 107: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

92

4. Analisis data secara induktif. Karena proses induktif lebih dapat

menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat

dalam data; lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden

menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel; lebih dapat

menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-

keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan pada suatu latar

lainnya; lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang

mempertajam hubungan-hubungan; dapat memperhitungkan

nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

5. Teori dari dasar (geounded theory), yaitu lebih menghendaki arah

bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data.

6. Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka. Jadi, laporan penelitian berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data

tersebut bisa berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan

dokumen resmi lainnya. Pertanyaan mengapa, alasan apa dan

bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh

peniliti. Dengan demikian peneliti tidak akan memandang

bahwa sesuatu itu sudah memang demikian keadaannya.

Page 108: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

93

7. Lebih mementingkan proses daripada hasil. Karena hubungan

bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila

diamati dalam proses.

8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus. Menghendaki

ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang

timbul sebagai masalah dalam penelitian.

9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. Yaitu

meredefenisikan validitas, realibilitas, dan objektivitas dalam

versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam

penelitian klasik.

10. Desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif menyusun

desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan

di lapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun

secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Pengertian dan interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan

disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.

Page 109: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

94

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

Kabupaten Serang Yang berlokasi di Jl. Ciptayasa, Kecamatan Ciruas,

Kabupaten Serang, Propinsi Banten.

b. Waktu

Sedangkan waktu penelitian berlangsung dari bulan Oktober

sampai akhir bulan November 2018 dengan terlebih dahulu diawali

studi pendahuluan dua bulan sebelumya.

C. Sumber data

Secara umum data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Lofland dan

Lofland seperti yang dikutip oleh Moleong100

menyatakan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lainnya.

Data primer yakni data yang secara langsung diambil dari

penelitian oleh peneliti secara individual maupun organisasi. Seperti:

memberikan angket langsung kepada guru-guru Pendidikan Agama

100

Moleong, Metodologi…, h. 157

Page 110: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

95

Islam yang dijadikan responden penelitian. Sedangkan data sekunder

yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian,

peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh

pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial, seperti: data jumlah guru, tingkat pendidikan

guru atau data lainnya yang didapat dari sekolah.

Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud sumber data primer

ialah guru mata pelajaran rumpun PAI di MTs Negeri 1 Kabupaten

Serang. Adapun sumber data sekunder lainnya berupa dokumen

sekolah, pengambilan foto, pihak sekolah lainnya seperti kepala

sekolah, pegawai kantor, maupun guru mata pelajaran lainnya.

D. Instrumen Pengumpul Data

Sesuai dengan jenis dan pendekatan penelitian yaitu kualitatif

maka teknik pengumpulan data juga disesuaikan dengan karakteristik

penelitian ini. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan

menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Moleong menjelaskan

bahwa laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data yang

berguna untuk memberi gambaran penyajian laporan penelitian. Data

yang diperoleh tersebut dapat diperoleh dari naskah wawancara, catatan

Page 111: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

96

lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

dokumen resmi lainnya.101

Berdasarkan penjelasan di atas maka teknik mengumpulkan data dalam

penelitian ini berupa:

1. Observasi (Pengamatan)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diketahui bahwa

observasi adalah peninjauan secara cermat, mengawasi dengan teliti,

mengamati. Sedangkan pendapat para ahli yaitu Satori dan Komariah

menjelaskan bahwa observasi ialah pengamatan langsung terhadap

objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan

maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian.102

Guba dan Lincoln menjelaskan seperti yang dikutip oleh

Moleong103

bahwa terdapat beberapa landasan pentingnya pengamatan

dalam penelitian kualitatif:

a) Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara

langsung. Pengalaman secara langsung dengan mengamati

peristiwa yang sedang terjadi memungkinkan memperoleh data

yang sebenarnya dan memiliki keyakinan tentang keabsahan

data tersebut.

101 Moleong, Metodologi…, h. 11.

102 Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 105

103 92Moleong, Metodologi…, h. 174-175

Page 112: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

97

b) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan

mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian

sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.

c) Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam

situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional

maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

d) Sering terjadi ada keraguan pada peneliti tentang data yang

diperoleh, jangan-jangan ada yang keliru atau bias.

Kemungkinan keliru itu terjadi karena kurang dapat mengingat

peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dan

yang diwawancarai, ataupun karena reaksi peneliti yang

emosional pada suatu saat. Jalan terbaik untuk mengecek

kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan

pengamatan.

e) Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami

situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi

jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku

sekaligus.

Page 113: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

98

f) Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya

tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang

sangat bermanfaat.

Dapat disimpulkan bahwa pengamatan mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku

tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan

pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek

penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi

pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan

dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu. Pengamatan

memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati

oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber

data. Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang

diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.104

Pengamatan dapat terdiri dari bermacam-macam seperti yang

dijelaskan oleh Moleong105

mengutip Buford Junker dalam Patton,

yaitu observasi berperanserta secara lengkap, pemeranserta sebagai

pengamat, pengamat sebagai pemeranserta, dan pengamat penuh.

104

Moleong, Metodologi…, h. 175. 105

Ibid., h. 176

Page 114: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

99

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini ialah pengamatan tidak

berperanserta (observation non participant).

Observasi non partisipatif dapat diartikan sebagai observasi

yang dilakukan dimana si peneliti mengamati perilaku dari jauh tanpa

ada interaksi dengan subjek yang sedang diteliti.106

Ini berarti bahwa

dalam pengamatan di lapangan peneliti hanya mengamati segala

kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah tanpa terlibat sedikitpun,

baik secara fisik maupun emosi. Adapun kegiatan yang diamati ialah

berupa proses belajar mengajar yang berkenaan dengan pendidikan

akhlak pada mata pelajaran PAI, kegiatan siswa di luar kelas yang

berhubungan dengan pembinaan akhlak, dan lain sebagainya.

2. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai percakapan dengan tujuan

tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu. Pada umumnya wawancara dilakukan untuk

mengetahui informasi secara langsung kepada narasumber. Seperti

yang dijelaskan oleh Moleong107

, mengutip keterangan Lincoln dan

106

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 119. 107

Moleong, Metodologi…, h. 186.

Page 115: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

100

Guba bahwa maksud mengadakan wawancara di antaranya adalah

untuk: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain, juga untuk memverifikasi

atau mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh

peneliti sebagai pengecekan anggota.

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi

dari sumber secara langsung tentang bagaimana implementasi metode

Alhikmah dan evaluasi muhasabah dalam pembinaan akhlak siswa

yang telah dilaksanakan sejauh ini di sekolah khususnya pada mata

pelajaran rumpun PAI. Adapun pihak yang diwawancarai adalah

seluruh pihak yang terlibat dalam institusi pendidikan yang

memungkinkan untuk dimintai keterangan, seperti kepala sekolah,

guru-guru khususnya guru mata pelajaran rumpun PAI, pegawai, siswa,

dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa macam teknik yang dapat dilakukan dalam

melaksanakan wawancara yang dikemukakan para ahli. Namun dalam

penelitian ini tidak semua teknik itu digunakan dikarenakan beberapa

alasan dan penyesuaian dengan jenis penelitian. Adapun teknik

wawancara yang digunakan ialah wawancara terstruktur dan bersifat

terbuka.

Page 116: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

101

Wawancara terstruktur seperti yang dijelaskan oleh Moleong108

berarti wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah

dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa tujuan dari wawancara terstruktur ini ialah untuk mencari

jawaban atas hipotesis kerja oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan

haruslah disusun

dengan rapi dan ketat. Rapi dan ketat menurut penulis bermaksud

bahwa semua daftar pertanyaan sudah dipersiapkan terlebih dahulu dan

tidak keluar dari permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini ialah

masalah pendidikan akhlak. Meskipun pada saat wawancara

berlangsung bisa jadi daftar pertanyaan tersebut bertambah satu atau

dua pertanyaan namun harus tetap dalam permasalahan penelitian.

Dijelaskan pula bahwa keuntungan dari wawancara terstruktur ini ialah

jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan

informan agar sampai berdusta.

Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam

bentuknya. Format tersebut dinamakan protokol wawancara, yang

digunakan sebagai panduan untuk memudahkan ketika wawancara

dilakukan. Protokol wawancara dapat juga bersifat terbuka. Pertanyaan-

108

Moleong, Metodologi…, h. 190

Page 117: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

102

pertanyaan dipersiapkan terlebih dahulu berdasarkan masalah dalam

rancangan penelitian.109

Adapun wawancara yang bersifat terbuka seperti yang

dijelaskan oleh Moleong110

ialah informan yang diwawancarai

mengetahui dan menyadari bahwa ia sedang diwawancarai serta

mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara tersebut. Ini bertujuan

agar pada saat wawancara jawaban dari informan tidak lari dari

permasalahan yang sedang diteliti yaitu pelaksanaan pendidikan

akhlak. Perlu pula dijelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dari

wawancara yang akan dilakukan agar jawaban dari informan dapat

memenuhi rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam bab I

terdahulu.

3. Dokumen

Defenisi dokumen seperti yang dinyatakan oleh Moleong111

,

mengutip pernyataan Guba dan Lincoln, yaitu setiap bahan tertulis

ataupun film yang digunakan sebagai pengumpul data yang

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk memprediksi.

Dokumen terbagi atas dua jenis yaitu dokumen pribadi dan resmi.

109

Ibid., h. 190 110

Ibid., h. 189 111

Moleong, Metodologi…, h. 216

Page 118: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

103

Adapun alasan pentingnya penggunaan dokumen dalam

penelitian kualitatif ialah:

a) Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong.

b) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

c) Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena

sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan

berada dalam konteks.

d) Bersifat tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan

teknik kajian isi.

e) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih

memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang

diselidiki.112

Dokumen dalam penelitian kualitatif dibedakan menjadi

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Berikut penjelasannya:

a) Dokumen pribadi yaitu catatan atau karangan seseorang secara

tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.

Maksud menggunakan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh

kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di

112

Ibid., h. 217.

Page 119: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

104

sekitar subjek penelitian. Dokumen pribadi bisa berupa buku

harian, surat pribadi ataupun otobiografi.

b) Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal yaitu berupa memo,

pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu

yang digunakan dalam kalangan sendiri, juga termasuk risalah atau

laporan rapat, keputusan pemimpin kantor dan semacamnya; dan

dokumen eksternal yaitu berisi bahan-bahan informasi yang

dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin,

pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa.113

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dokumen resmi ialah

dokumen yang berasal dari suatu lembaga tertentu yang berisi

informasi seputar lembaga tersebut.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan, menurut Bogdan dan Biklen seperti yang

dikutip oleh Moleong114

yaitu catatan tertulis tentang apa yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan

data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Lebih lanjut

Moleong menjelaskan bahwa catatan lapangan berfungsi sebagai

penemuan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data kongkret

113

Moleong, Metodologi…, h. 219 114

Ibid., h. 209

Page 120: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

105

dan bukan ditopang oleh yang berasal dari ingatan. Pengajuan hipotesis

kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat

kepercayaan dalam rangka keabsahan data, semuanya harus didasarkan

atas data yang terdapat dalam catatan lapangan. Sehingga dapat

diasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif “jantungnya” adalah

catatan lapangan.

Catatan lapangan biasanya berisi gambaran diri subjek,

rekonstruksi dialog, catatan tentang peristiwa khusus, dan perilaku

pengamat. Adapun proses penulisan catatan lapangan dapat dirumuskan

sebagai berikut seperti yang dijelaskan oleh Moleong115

, mengutip

pendapat Bogdan dan Biklen:

a) Catatan lapangan agar langsung dikerjakan, jangan menunda waktu

sedikitpun. Makin ditunda, makin kecil daya peneliti untuk

mengingat sehingga makin sukar mencatat sesuatu secara baik dan

tepat.

b) Jangan berbicara kepada siapapun sebelum peneliti menyusun

catatan lapangan. Membicarakannya dengan orang lain akan

mencapuraduk- kan fakta yang diperoleh dengan sesuatu

pembicaraan.

115

Moleong, Metodologi…, h. 215-216.

Page 121: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

106

c) Carilah tempat sepi yang memadai yang tidak terjangkau gangguan,

dan siapkan dengan secukupnya alat-alat yang diperlukan.

d) Jika peneliti pertama kali berada di lapangan dan hendak

mengerjakan penelitian semacam ini, sediakanlah waktu

secukupnya untuk keperluan pembuatan catatan lapangan tersebut.

Bagi peneliti pemula, waktu untuk mengerjakan catatan lapangan

hendaknya disediakan sebanyak tiga kali lipat dari yang biasa, dan

lama kelamaan waktunya akan semakin singkat.

e) Mulailah dengan membuat kerangka, kemudian kerangka itu

diperluas dengan coretan seperlunya, tetapi kesemuanya harus

diurutkan secara kronologis. Setelah gambaran menjadi lengkap,

barulah duduk mengetik. Seperti sudah dikemukakan, gunakanlah

kata-kata yang konkret, jangan yang abstrak.

f) Selain secara kronologis, dapat pula disusun berdasarkan judul-

judul. Pilihan yang baik di antara keduanya terserah kepada

peneliti.

g) Biarkan percakapan dan peristiwa yang dialami mengalir dari diri

peneliti ke jari-jemari dan seterusnya ke kertas di atas mesin ketik

atau komputer. Usahakan agar percakapan dinyatakan dalam bentuk

percakapan, atau kalimat langsung.

Page 122: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

107

h) Jika bagian tertentu telah selesai dan ternyata kemudian peneliti lupa

akan sesuatu, jangan ragu untuk menambahkannya. Jika selesai satu

catatan lapangan dan masih ada yang terlupakan, segeralah

memasukkan, tetapi cukup pada bagian belakangnya saja.

i) Pekerjaan menyusun catatan lapangan merupakan pekerjaan

memakan waktu dan tenaga, malahan suatu saat mungkin akan

menimbulkan kebosanan. Sadarilah hal itu dan usahakan mencari

jalan dan cara untuk mengatasinya, misalnya dengan mengganti

suasana untuk sementara waktu.

Selain mengutip penjelasan Bogdan dan Biklen di atas, Moleong116

juga menambahkan langkah-langkah penulisan catatan lapangan

sebagai berikut:

a) Pencatatan awal, dilakukan ketika berada di latar penelitian

dengan cara menuliskan hanya kata-kata kunci.

b) Pembuatan catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat

tinggal. Dilakukan dalam suasana yang tenang, tidak ada

gangguan. Hasilnya sudah berupa catatan lapangan lengkap.

116

Moleong, Metodologi…, h. 216

Page 123: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

108

c) Langkah ketiga yaitu apabila ketika melakukan penelitian,

kemudian teringat bahwa maih ada yang belum dicatat dan

dimasukkan dalam catatan lapangan, lalu segera dimasukkan.

Tidak jauh berbeda, Neuman dan Wiegand seperti yang dikutip oleh

Masganti Sitorus, menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan

berkaitan dengan penggunaan catatan lapangan dalam penelitian

kualitatif:

a) Buat catatan sesegera mungkin dan jangan berbicara dengan

orang lain sebelum membuat catatan.

b) Hitung berapa kali kata kunci atau fase digunakan oleh anggota

masyarakat dalam percakapan kelompok.

c) Buat rekaman peristiwa yang lengkap dan berapa lama

peristiwa itu terjadi.

d) Jangan khawatir bahwa sesuatu terlalu penting, rekam bahkan

hal-hal yang paling kecil.

e) Menggambar peta atau diagram lokasi termasuk gerakanmu dan

orang lain.

f) Tulis dengan cepat dan khawatir terhadap ucapan.

g) Menghindari pembenaran atau penarikan kesimpulan. Jangan

menyatakan kotor untuk menggambarkan kondisi tertentu.

Page 124: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

109

h) Meletakkan pikiran dan perasaan pada tempat yang terpisah.

i) Selalu membuat salinan catatan dan menyimpannya pada

tempat yang berbeda.

5. Foto

Pada masa sekarang ini foto banyak digunakan sebagai bahan

untuk laporan penelitian. Adapun dalam penelitian ini, foto digunakan

sebagai bahan penguat data yang telah dijelaskan melalui deskripsi.

Masganti Sitorus menjelaskan bahwa foto menghasilkan data

deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah

segi-segi kualitatif secara induktif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jenis

foto yang dihasilkan dari penelitian kualitatif dapat berupa foto yang

dihasilkan orang misalnya yang diperoleh lewat album pribadi atau

album keluarga, dan foto yang dihasilkan peneliti sendiri yang biasanya

diperoleh pada saat penelitian.117

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

117

Sitorus, Metodologi…, h. 179

Page 125: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

110

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dimulai dengan menelaah data yang telah tersedia

dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi maupun dokumen.

Analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Analisis juga dilakukan secara terus menerus sampai data yang

ditemukan jenuh agar hasil yang diperoleh bersifat sahih/sah.118

Masganti Sitorus menjelaskan mengutip pernyataan Moleong, mengapa

analisis data penelitian kualitatif dilakukan selama pengumpulan data,

berikut penjelasannya:

Analisis pengumpulan data selama di lapangan memberi

kesempatan kepada peneliti lapangan untuk pulang balik antara

memikirkan tentang data yang seringkali kualitasnya lebih baik; hal itu

dapat menjadi koreksi yang sehat bagi hal yang terselubung yang tidak

terlihat sebelumnya dan membuat analisis sebagai usaha yang terus

berjalan dan hidup, yang berkaitan dengan pengaruh kuat dari lapangan

penelitian.119

Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu berangkat dari data-

data yang bersifat khusus, kemudian disimpulkan dalam bentuk umum.

Satori dan komariah menjelaskan bahwa peneliti kualitatif tidak mencari

data/fakta untuk kepentingan pembuktian atau penolakan terhadap

teori/konsep yang seperti tertuang dalam statemen hipotesis penelitian.

118

Sitorus, Metodologi..., h. 202 119

Ibid., h. 2012

Page 126: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

111

Peneliti kualitatif menemukan fakta-fakta yang banyak dan beragam.

Fakta-fakta tersebut dalam konteksnya ditelaah peneliti dan menghasilkan

suatu kesimpulan yang berati. Seperti yang dijelaskan oleh Bogdan dan

Biklen sebagaimana dikutip oleh Satori dan Komariah bahwa cara kerja

induktif tidak seperti menyusun mozaik yang bentuk akhirnya sudah

diketahui, tetapi menemukan bentuk utuh dan bermakna hasil dari gambar-

gambar yang ditemukan pada saat mengumpulkan data. Peneliti

menemukan data/fakta-fakta secara khusus atau bagian-bagian yang

setelah dianalisis dan disintesiskan menghasilkan suatu kesimpulan.120

Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan

dengan hasil akhir: oleh karena itu urutan-urutan kegiatan dapat

berubah-ubah tergantung dari kondisi dan banyaknya gejala-gejala

yang ditemukan.121

Tahapan analisis data kualitatif dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu

diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

120

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 29 121

Ibid., h.39

Page 127: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

112

3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu

mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan

hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dapat direncanakan

sebagai berikut:

1. Menentukan masalah

2. Menyusun kerangka pemikiran

3. Pengumpulan data

4. Penyajian data

5. Menganalisis berdasarkan hipotesis kerja

6. Reduksi data

7. Membuat kesimpulan-kesimpulan

Dijelaskan oleh Satori dan Komariah122

bahwa kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori.

122

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 220

Page 128: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

113

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, analisis data

kualitatif seperti yang dijelaskan oleh Masganti Sitorus mempunyai

empat macam model analisis. Berikut penjelasannya:

1. Metode perbandingan tetap, yaitu dilakukan dengan

membandingkan data secara tetap satu datum yang lain dan

antara kategori dengan kategori lainnya. Model ini disebut juga

gronded research. Secara umum mencakup reduksi data,

kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan penyusunan

hipotesis kerja.

2. Analisis data secara induktif, yaitu memungkinkan temuan-

temuan penelitian muncul dari „keadaan umum‟, tema-tema

dominan dan signifikan yang ada dalam data tanpa

mengabaikan hal-hal yang muncul oleh struktur

metodologisnya. Dapat dimulai dari pembacaan yang teliti

terhadap teks, mengidentifikasi segmen-segmen teks,

menciptakan label untuk kategori baru ke dalam segmen teks.

Segmen tambahan dimasukkan ke dalam kategori yang relevan.

Selanjutnya peneliti dapat menggunakan asosiasi, kaitan, dan

implikasi.

Page 129: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

114

3. Analisis data model Spradley, keseluruhannya meliputi:

pengamatan deskriptif, analisis domain, pengamatan terfokus,

analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponensial,

dan diakhiri dengan analisis tema. Analisis dilakukan dengan

memanfaatkan hubungan semantik.

4. Analisis Data Model Miles dan Huberman, dapat dilakukan

dengan model alir dan model interaktif.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model

Miles dan Huberman. Rangkaian analisis data dapat disederhanakan

kepada tiga tahapan seperti yang dijelaskan oleh Miles dan

Huberman123

dalam Analisis Data Kualitatif berikut ini:

1. Penyajian data, dapat dipahami sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan dan pengambilan tindakan. Penyajian data ini

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, dan

sebagainya. Namun yang paling umum ialah dengan teks

naratif.

2. Reduksi data ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar”

123 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif;

Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, (Jakarta:

UI-Press, 1992), h. 16-18

Page 130: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

115

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Ketika

peneliti mulai melakukan penelitian akan mendapatkan data

yang banyak dan bervariasi dan bahkan sangat rumit. Karena itu

data perlu direduksi.

3. Penarikan kesimpulan (verifikasi). Biasanya kesimpulan yang

dirumuskan di awal bersifat sementara, untuk itu harus

ditemukan bukti-bukti yang menguatkannya sehingga

kesimpulan tersebut dapat menjawab rumusan masalah yang

telah disusun di awal.

Namun ketiga kegiatan tersebut bisa jadi dilakukan berulang-

ulang dan secara acak. Bisa saja setelah data disajikan dan ditarik

kesimpulan bakal direduksi lagi jika tidak sesuai dengan yang

ditemukan pada observasi di hari yang lain, dan seterusnya. Analisis ini

bersifat fleksibel, artinya kesimpulan penelitian akan dirumuskan

dengan benar apabila data yang diperoleh sudah mengalami kejenuhan

yaitu data tersebut tidak berubah-ubah lagi.

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif untuk menjamin bahwa data yang

dikumpulkan oleh peneliti bersifat sah maka diperlukan beberapa

Page 131: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

116

indikator keabsahan, di antaranya seperti yang dijelaskan oleh Satori

dan Komariah124

sebagai berikut:

1. Keterpercayaan (Credibility)

Kredibilitas yaiu ukuran kebenaran data yang dikumpulkan

yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil

penelitian yang diperiksa melalui kelengkapan data.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan berkenaan dengan validitas eksternal yang

bertujuan untuk mengetahui apakah hasil penelitian dapat

digeneraliasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut

diambil atau pada setting sosial yang berbeda dengan karakteristik yang

hampir sama. Untuk itu peneliti harus memiliki catatan yang baik.

3. Kebergantungan (Dependability)

Indikator kebergantungan menunjukkan bahwa penelitian

memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsistensi dan stabilitas

data dan temuan yang dapat direflikasi. Dijelaskan bahwa dalam

penelitian kualitatif akan sulit untuk mereflikasi pada situasi yang sama

karena setting sosial senantiasa berubah dan berbeda sehingga

diperlukan kriteria kebergantungan yaitu bahwa suatu penelitian

124

Satori dan Komariah, Metodologi…, h. 164

Page 132: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

117

merupakan suatu refresentasi dari rangkaian kegiatan pencarian data

yang dapat ditelusuri jejaknya. Jangan sampai ada data tetapi tidak

dapat ditelusuri kebenaran dan sumber informannya.

4. Kepastian (Confirmability)

Yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak/ditelusuri

kebenarannya serta sumber informannya jelas. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa dalam praktiknya konsep konfirmabilitas dilakukan melalui

member chek, triangulasi, pengamatan ulang atas rekaman, pengecekan

kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi/ tempat kejadian sebagai

bentuk konfirmasi.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data seperti yang

dikemukakan oleh Moleong125

meliputi:

1. Perpanjangan keikutsertaan, berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

2. Ketekunan/keajegan pengamatan, berarti mencari secara

konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan

proses analisis yang konstan atau tentatif.

Bertujuan untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap

pengaruh ganda yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh

125

Moleong, Metodologi…, h. 327-338.

Page 133: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

118

bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi

fenomena yang diteliti.

3. Triangulasi,

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data

itu.126

Sedangkan dalam penelitian ini, triangulasi diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara, dan

berbagai waktu.

Menurut Denzin dalam Lexy J. Moleong, membedakan

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan

teori.127

a) Triangulasi sumber

Adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.128

Dengan menggunakan triangulasi sumber

maka peneliti bisa membandingkan informasi yang diperoleh

melalui sumber yang berbeda.

126 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian,…hlm 330

127 Ibid. hlm 330

128 Sugiyono, Metode Penelitian,..hlm 274

Page 134: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

119

b) Triangulasi metode

Adalah usaha untuk mengecek keabsahan data, atau

mengecek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi data

menurut Bachri dalam Imam Gunawan dapat dilakukan dengan

menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data utuk

mendapatkan data yang sama.pelaksanaannya dapat juga

dengan cek dan ricek. Dengan demikian triangulasi dengan

metode terdapat dua strategi, yaitu: 1)

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data, dan 2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

sama.129

c) Triangulasi teknik

Adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.130

d) Triangulasi teori

Adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu

dan dipadu. Untuk itu, diperlukan rancangan penelitian,

129

Imam Gunawan, Metode Penelitian,…hlm 219-220 130

Sugiyono, Metode Penelitian,..hlm 274

Page 135: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

120

pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap, dengan

demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih

komprehensif .131

Adapun triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini

adalah triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai jenis

metode pengumpulan data untuk mendapatkan data sejenis. Dan

juga menggunakan triangulasi sumber, yaitu untuk

membandingkan atau mengecek keabsahan data yang diperoleh

dari sumber yang berbeda.

Peneliti dalam penelitian ini dilaksanakan,

menggunakan metode interview/wawancara, metode

dokumentasi, dan metode untuk mengetahui gejala utama dalam

penelitian ini, yakni peningkatan mutu dalam pembinaan akhlak

siswa di MTs Negeri 1 Kab. Serang.

4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Yaitu dengan cara

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh

dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

5. Analisis kasus negatif. Yaitu dengan cara mengumpulkan contoh

dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan

131

Imam Gunawan, Metode Penelitian,..hlm 221

Page 136: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

121

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan

pembanding.

G. Teknik penulisan

Teknik penulisan tesis dalam penelitian ini mengacu kepada:

“Pedoman Penulisan Tesis Program Pascasarjana (PPs) Universitas

Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten (SMHB) tahun

2017” yang diterbitkan oleh PPs UIN SMH Banten.

Page 137: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

122

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI UMUM

1. Latar Belakang Berdirinya

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kabupaten Serang sebelumnya

dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas,

sebelumnya adalah Madrasah swasta yang didirikan oleh Yayasan

Pendidikan Islam “Assalam” Ciruas dan telah berdiri sejak tahun 1976,

MTs Assalam dinegerikan statusnya oleh pemerintah melalui Kantor

Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat dengan nomor Surat

Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 515 Tanggal 25 November

1995.132

Pada awalnya Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas belum

memiliki bangunan sendiri, kegiatan belajar mengajar masih

menempati bangunan Yayasan Pendidikan Islam Assalam yang

beralamat di Jalan Ciptayasa No. 190 Desa Citerep Kecamatan Ciruas

Telepon (0254) 281284. Dengan segala keterbatasan yang ada,

Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas tetap dapat menjalankan program

kerjanya dalam rangka menciptakan dan mencerdaskan siswa/siswinya.

132

Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kab. Serang

Page 138: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

123

Ruang belajar yang tidak dapat menampung seluruh siswa, maka

dengan terpaksa dilakukan belajar pada pagi dan sore hari.

Dengan upaya pengajuan pembebasan tanah untuk ditempati

lokasi madrasah, kemudian pada tahun 2003 Madrasah Tsanawiyah

Negeri Ciruas menempati bangunan sendiri tanah bantuan dari

Pemerintah Kabupaten Serang di Jalan Ciptayasa No.250 Desa

Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang dengan luas tanah

7000 M2.133

Letak geografis Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas sangat

strategis, tidak jauh dari pusat jalan raya yang tidak begitu padat dan

mudah untuk dilalui, juga merupakan jalur lintas jalan Kabupaten

Serang.

Lokasi yang ditempati Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas

memiliki tanah basah yang cukup dalam sehingga perlu adanya

pengurugan yang membutuhkan dana begitu besar. Namun bersama

masyarakat melalui Komite Madrasah sedikit demi sedikit lokasi dapat

dibangun dengan swadaya masyarakat.

Selama Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas ini berdiri, telah

mengalami pergantian kepala madrasah, antara lain :

133

Ibid

Page 139: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

124

1. Drs. H.M. Zuhri, periode: 1995-2003

2. H. Romli, S.Pd.I, periode: 2003-2008

3. Ali Rohman AZ, S.Ag, M.MPd, periode: 2008-2016

4. Hajiyah, M.Pd, periode: 2016-sampai sekarang

Kemajuan-kemajuan yang telah dialami Madrasah Tsanawiyah

Negeri Ciruas tidak lepas dari dukungan semua pihak baik daerah

maupun pemerintah pusat.

Animo masyarakat yang ingin menyekolahkan putera-puterinya

sangat tinggi, terbukti selalu tidak tertampungnya calon siswa yang

setiap tahunnya harus menyalurkan ke beberapa Madrasah/Sekolah

swasta disekitar madrasah terbukti dengan jumlah siswa yang diterima

yaitu 36 sampai 37 siswa perkelasnya134

dengan jumlah kelas yaitu 8

kelas untuk kelas VII. Adapun untuk siswa baru yang akan masuk ke

Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas harus melalui tes terlebih dahulu,

bagi siswa yang lulus tes maka berhak untuk masuk kelas. Untuk siswa

pindahan masih bisa masuk dengan syarat harus mengikuti tes terlebih

dahulu, namun jika masih terdapat bangku yang kosong.

134

Hasil wawancara dengan Staff Humas Bapak Aep Saefullah, M.Pd.I pada

hari Rabu 28/11/2018 10:00 Wib

Page 140: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

125

Seiring dengan bergulirnya otonomi daerah terjadi pembagian

wilayah kota dan kabupaten Serang, sehingga MTs Negeri Ciruas

berubah nama menjadi MTs Negeri 1 Kabupaten Serang.

2. Prinsip

Prinsip yang dipakai oleh seluruh elemen di MTs Negeri 1 Kab.

Serang adalah prinsip kekeluargaan dan keterbukaan. Hal ini didasarkan

kepada semangat awal pendirian madrasah ini adalah semangat

kebersamaan melalui kerjasama semua pihak untuk tercapainya tujuan

pendidikan nasional.

Prinsip keterbukaan yang diyakini oleh elemen adalah

keterbukaan yang beretika. Sehingga segala sesuatu yang akan

dijadikan sebuah kebijakan madrasah akan dimintakan pendapat kepada

pihak-pihak yang terkait.

3. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 1 Kab. Serang

a. Visi

Terwujudnya madrasah yang berkualitas, berprestasi, kompetitif, dan

berakhlak mulia.

b. Misi

1. Menjalankan nilai – nilai agama dan berakhlak mulia dalam

segala aspek kehidupan.

Page 141: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

126

2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan

menyenangkan dalam mengembangkan potensi peserta didik.

3. Menumbuhkan semangat berprestasi kepada seluruh warga

madrasah.

4. Membimbing dan mengembangkan minat dan bakat peserta

didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.

5. Menerapkan manajemen berbasis madrasah yang partisipatif

6. Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, aman dan

nyaman.

c. Tujuan

Tujuan Umum :

Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan perilaku peserta didik yang beriman dan berakhlak

mulia.

2. Meningkatkan prestasi kelulusan peserta didik yang siap

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Page 142: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

127

3. Meraih prestasi dalam berbagai lomba / seleksi pada tingkat

Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi.

4. Meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan, kesehatan, dan

keamanan lingkungan madrasah.

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada hakikatnya adalah

merupakan Bidang Studi yang tidak bisa diabaikan pada lembaga

pendidikan di Indonesia. Apalagi lembaga pendidikannya itu yang

bernuansa islami. MTsN 1 Kabupaten Serang ini misalnya, di madrasah

ini menurut observasi yang dilakukan peneliti Pendidikan Agama Islam

suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami serta

diamalkan.

1. Penerapan metode Al-Hikmah pada Rumpun PAI di MTs

Negeri 1 Kabupaten Serang

Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran apakah pelajaran umum

ataupun pelajaran Pendidikan Agama Islam tidaklah lepas dari

bagaimana seorang guru menyampaikan suatu materi tersebut agar

siswa mampu dan dapat memahami materi ajar tersebut. Maka disini

metode dianggap suatu keharusan bagi seorang guru agar selalu

menggunakan metode belajar dalam setiap pembelajaran agar siswa

Page 143: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

128

mampu memahami pelajaran sebagaimana yang diharapkan. Dan

adapun metode yang digunakan dalam memberikan Pendidikan Agama

Islam di MTsN 1 Kab Serang adalah sebagaimana diungkapkan oleh

Kepala Madrasah bahwa:

Metodenya belajar teori langsung praktek. Kalau belajar

tentang lingkungan hidup langsung terjun ke lingkungan, kalau dia

belajar tentang wudhu atau shalat langsung dipraktekkan dengan

berwudhu dan shalat. Pokoknya metodenya itu dilihat dari materi apa

yang dipelajari pada saat itu. Selain itu sesuai dengan visi dan misi

yang menitik beratkan pada terwujudnya akhlak yang mulia, maka

nilai-nilai akhlak mulia harus diamalkan oleh setiap warga madrasah

baik siswa, pendidik, maupun tenaga kependidikan lainnya .135

Dalam menguatkan informasi dari hasil wawancara peneliti

dengan Kepala Sekolah peneliti juga mewawancarai langsung Guru

Bidang Studi yang bersangkutan. Dari hasil wawancara yang dilakukan

Guru Bidang Studi PAI mengatakan sebagai berikut:

Metodenya seperti biasa, ceramah, demonstrasi, diskusi, tutor

sebaya. Dalam arti kita sesuaikan metode dengan materi. Dalam

proses pembelajaran kita tidak mutlak menekan siswa dengan beban

135

Wawancara dengan Kepala MTsN 1 Kab.Serang pada tanggal 17 oktober

2018

Page 144: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

129

materi pelajarannya dan mengedepankan nilai akhlaknya, sehingga

dengan sendirinya materi tercapai tanpa paksaan.136

Dengan tidak terlalu menekan (memaksakan) siswa dengan

beban materi pelajaran merupakan bentuk pengamalan guru yang

bijaksana, hal ini dikarenakan daya tangkap siswa dalam menerima

materi pelajaran tidak bisa disama ratakan, oleh sebab itu seorang

pendidik (guru) harus arif dan bijaksana serta mempunyai pandangan

yang positif terhadap siswa/i yang lambat bahwa mereka bukan bodoh

akan tetapi belum mengetahui dan memahami ilmunya. Pandangan ini

selalu dipegang teguh oleh para guru di MTs Negeri 1 Kabupaten

Serang terlebih lagi bagi guru pada rumpun PAI.

“Kami selalu berpandangan positif terhadap siswa yang lambat dalam

menerima materi pelajaran, serta berusaha untuk Khusnudzan, bahwa

Allah menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing, begitupun dengan peserta didik ada

kurang dan lebihnya”.137

Pernyataan dari Ibu Siti Fatimah tersebut dibenarkan oleh salah satu

orang tua siswa yang peneliti wawancarai, ternyata apa yang

disampaikan oleh kepala madrasah dan guru bidang studi Pendidikan

Agama Islam tidaklah jauh berbeda dengan apa yang di utarakan oleh

136

Wawancara dengan Guru Bidang Studi Aqidah akhlak pada tanggal 17

oktober 2018 137

Wawancara dengan Ibu Siti Fatimah, S.Ag guru bahasa arab pada tanggal

22 0ktober 2018

Page 145: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

130

orang tua siswa tersebut. Dia mengungkapkan bahwa tenaga pendidik

di MTsN 1 Kabupaten Serang terlihat begitu sabar serta terus memberi

motivasi kepada siswa baik yang berprestasi terlebih lagi kepada siswa

yang dinilai lambat. Pemberian motivasi dilakukan baik ketika hendak

memulai kegiatan belajar mengajar, ketika mengakhiri kegiatan belajar

mengajar atau bahkan diluar jam pelajaran.”138

. Hal ini dilakukan untuk

memberi semangat kepada siswa untuk terus meningkatkan prestasi

belajar dan membiasakan diri dengan perbuatan-perbuatan yang baik.

Oleh sebab itu, tatkala mendapati siswa yang berakhlak kurang baik

seperti contohnya; tidak mengikuti sholat dhuha bersama, tidak sholat

dzuhur berjamaah dan tidak ikut tadarus Al-Qur‟an, atau juga

contohnya siswa yang melanggar tata tertib madrasah, seperti,

merokok, membolos, atau tidak berpakaian sebagaimana yang telah

ditentukan, maka bagi siswa tersebut tidak dihukumi secara fisik

(misalnya; dijemur, lari, push up, dll) tetapi sanksi lain yang

diberlakukan, seperti contohnya; menulis ayat/surat Al-Qur‟an,

menghafal, dan ditugaskan untuk menjaga kebersihan masjid di

madrasah.

138

Wawancara dengan orang tua siswa Abdul Rozak pada tanggal 22 oktober

2018

Page 146: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

131

Dengan menggunakan metode tersebut mempunyai tujuan yakni

siswa diharapkan dekat dengan guru sehingga lebih mudah untuk

diarahkan menjadi pribadi yang lebih baik dan siswa pun menjadi

segan bukan karena takut kepada guru.

Untuk menguatkan informasi atau hasil wawancara tersebut,

peneliti mengadakan observasi langsung. Dalam observasi yang

peneliti lakukan diwaktu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar

(KBM) didapati siswa yang berada diluar lingkungan madrasah tanpa

izin, karena telah melanggar tata tertib di madrasah lalu siswa tersebut

dikenakan sanksi yakni hafalan Al-qur‟an beberapa surat pendek

sebagai bentuk pembinaan.139

Adapun sanksi yang dikenakan bagi

siswa tergantung dengan jenis dan bobot pelanggaran, bentuk

hukuman/sanksi semacam itu merupakan harapan bagi siswa yang

melanggar tata tertib agar tidak dihukum secara fisik. Meskipun

hukuman yang dijalani bukanlah hukuman fisik tapi cukup memberi

pelajaran dan efek jera bagi siswa untuk tidak mengulang kembali

perbuatan yang melanggar tata tertib, karena sebagian besar siswa

merasa malu jika mendapat hukuman.

139

Observasi pada tanggal 24 oktober 2018

Page 147: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

132

Hukuman fisik bukan jalan yang terbaik dan tidak mendidik

karena masih banyak cara yang lebih bijaksana semestinya guru

melakukan pendekatan yang baik, bersahabat, dan ramah sehingga

siswa pun merasa dihargai dan dengan demikian mereka pun akan

menghormati guru dan dapat memperbaiki diri untuk patuh terhadap

peraturan yang berlaku di madrasah.140

Pendekatan tersebut

diwujudkan melalui membudayakan salam, sapa dan senyum (3S).

Berdasarkan hasil observasi peneliti, bahwa salam, sapa, dan

senyum (3S) tidak hanya berupa slogan semata melainkan telah

menjadi budaya setiap hari, pada saat siswa berjalan hendak menuju

kelas lalu ia melihat keberadaan seorang guru siswa itupun langsung

menghampiri gurunya seraya mengucapkan salam kemudian berucap;

“selamat pagi pak” setelah mencium tangan guru, siswa itu tersenyum,

kemudian sang guru pun dengan senang hati menjawab salam dengan

diiringi senyuman yang tulus. Siswa tersebut terlihat begitu semangat

seolah-olah ia telah siap untuk belajar. 141

140

Wawancara dengan Ibu Titin Supriatin, guru SKI pada tanggal 24

oktober 2018 141

Oservasi pada tanggal 30 oktober 2018

Page 148: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

133

2. Penerapan evaluasi Muhasabah pada Rumpun PAI di MTs

Negeri 1 Kabupaten Serang

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan

manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi

sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun untuk kegiatan

sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah

berpakaian seseorang biasanya berdiri dihadapan kaca untuk melihat

apakah penampilannya sudah wajar atau belum.

Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu

komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara

sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau

target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses

pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan yang disengaja

(sadar) oleh peserta didik dengan bimbingan atau bantuan dari pendidik

untuk memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang diharapkan

meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan yang

diharapkan itu yang dinamakan dengan kompetensi (kemampuan

melakukan sesuatu). Untuk mengetahui sejauh mana tujuan

pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai oleh peserta

didik diperoleh melalui evaluasi.

Page 149: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

134

Demikian pula halnya dengan perubahan tingkah laku, sikap

dan perbuatan diperlukan evaluasi diri / intospeksi ( Muhasabah )

karena dengan bermuhasabah dapat menemukenali ucapan, perbuatan

dan sikap yang berlebihan atau bertentangan sama sekali dengan ajaran

agama, atau perilaku yang melanggar tata tertib madrasah. Dengan

demikian akhlak siswa semakin terpuji dan menjadi lebih taat pada

peraturan baik di sekolah maupun diluar sekolah, setelah melakukan

muhasabah siswa memahami betul bahwa hidup itu harus ada peraturan

untuk menjamin keselamatan diri dan orang lain.

Dalam penerapannya, evaluasi muhasabah di MTs Negeri 1

Kabupaten Serang dilaksanakan dengan bermalam (Mabit) dan bekerja

sama dengan pihak lain / organisasi lain diluar sekolah yakni dengan

Pelajar Islam Indonesia (PD-PII) Kabupaten Serang.

Kegiatan yang berlangsung di madrasah ini diikuti oleh siswa

kelas VII hingga kelas IX, turut ikut hadir pula siswa yang berasal dari

luar madrasah yakni siswa dari SMPN 1 Ciruas dari kelas VII dan VIII

dengan jumlah kurang lebih 150 siswa. Kegiatan berlangsung selama

satu hari semalam. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali karakter

dengan keimanan siswa dalam aktivitasnya sehari-hari agar tidak keluar

dari jalur agama.

Page 150: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

135

Evaluasi Muhasabah/introspeksi selain dapat menemukenali

ucapan, perbuatan dan sikap yang berlebihan atau yang bertentangan

dengan agama atau yang melanggar ketentuan di madrasah sehingga

dapat menambah ketaatan untuk mematuhi peraturan yang berlaku di

madrasah maupun diluar madrasah juga dapat menambah motivasi

siswa agar lebih tekun belajar serta optimis dalam menatap masa depan.

Selain itu juga sebagai upaya untuk membekali karakter dengan

keimanan siswa dalam aktivitasnya sehari-hari agar tidak keluar dari

jalur agama seperti apa yang kebanyakan pelajar saat ini lakukan

karena terlalu terpengaruh oleh modernisasi tekhnologi.142

Hal senada juga diungkapkan oleh guru rumpun PAI yang lain

yang menyatakan bahwa;

Ketika muhasabah berlangsung, hampir seluruh siswa yang

hadir tidak dapat menahan air mata yang menetes karena diajak untuk

mengingat dan menghitung kembali perbuatan dosa dan akhlak buruk

yang telah dikerjakan selama ini. Begitu juga dengan guru-guru yang

hadir tidak terasa air mata telah menetes. Semua yang hadir begitu

khusyuk menikmati kesunyian sepertiga malam diringi dengan kalimat-

kalimat yang menyentuh hati.143

Dalam pelaksanaannya, evaluasi muhasabah dilakukan setelah

seluruh peserta melaksanakan sholat tahajjud menjelang sholat subuh.

Sebelumnya, terlebih dahulu diisi dengan pemberian materi-materi

keislaman seperti; Tawazun, Eksistensi mengenal Allah swt dan

kultum, ditambahi dengan adanya permainan/game islami.

142

Wawancara dengan Ibu Fatimah, S.Ag, guru b. arab pada tanggal 31

oktober 2018 143

Wawancara dengan Ibu Bahriyah, M.Pd.I guru aqidah akhlak, 31 oktober

2018

Page 151: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

136

Peneliti pun mencoba untuk mengetahui apa yang dirasakan

siswa setelah mengikuti evaluasi muhasabah, seperti yang diungkapkan

oleh Sri Azzah N 144

, ia menyatakan bahwa; setelah mengikuti evaluasi

muhasabah ia semakin berhati-hati (mawas diri) karena besar ataupun

kecilnya dosa yang diperbuat akan diperlihatkan dan mendapat

balasan setimpal. Ia pun merasa senang dan lebih tenang serta selalu

optimis karena orang yang bermuhasabah akan selalu dekat dengan

Allah swt.

Kemudian peneliti mencoba menanyakan kepada siswa yang

lain yakni, Rizki A.R145

, ia menyatakan bahwa; setelah mengikuti

evaluasi muhasabah ia semakin rajin mengisi waktu-waktu senggang

dengan kegiatan yang positif, sehingga waktu tidak berlalu dengan sia-

sia. Ia pun merasa senang karena dengan mengikuti kegiatan evaluasi

muhasabah dapat menyadarkan diri betapa pentingnya memanfaatkan

waktu dengan bijak.

144

Wawancara dengan Siswi MTsN 1 Kab Serang kelas VII G pada tanggal

05 November 2018 145

Wawancara dengan Siswa SMPN 1 Ciruas Kelas VII F pada tanggal 05

November 2018

Page 152: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

137

3. Pembinaan Akhlak Siswa Pada rumpun PAI di MTs Negeri 1

Kabupaten Serang

a. Kegiatan Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang-

berulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan

sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu

yang diamalkan. Pembiasaan-pembiasaan tersebut akan melekat dan

pada akhirnya menjadi perilaku dan sikap yang melekat pada diri

seseorang.

Dalam pembinaan sikap dan perilaku, menurut para guru di

MTs Negeri 1 Kab. Serang metode pembiasaan adalah satu metode

yang sangat efektif, seperti yang diungkapkan oleh Bpk Ali Rohman

dalam kesempatan wawancara, mengatakan :

“Metode yang saya anggap efektif dalam membentuk dan

membina sikap dan perilaku peserta didik selama saya mengajar di sini

salah satunya adalah metode pembiasaan. Ada istilah bisa karena

biasa, artinya kebisaan itu terjadi karena memang dia biasa

melakukannya. Sesuatu yang selalu diulangulanguntuk dilakukan pada

akhirnya akan menjadi kebiasaan. Itu sebabnya kami di Madrasah ini

berupaya keras agar kegiatan-kegiatan yang kami contreng adalah

kegiatan yang seharusnya menjadi kebiasaan peserta didik selalu

diupayakan untuk dilakukan setiap harinya.”146

146

Ali Rohman AZ, S.Ag, M.MPd wawancara pada tanggal 30 oktober 2018

Page 153: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

138

Dalam kesempatan lain peneliti juga mewawancarai guru

lainnya, yang mengungkapkan:

“Metode pembiasaan ini sebenarnya amat penting diterapkan di

lembaga pendidikan manapun, baik itu dalam keluarga, sekolah,

bahkan dalam lingkungan masyarakat sekalipun. Contoh dalam

lingkungan keluarga, anak bila dibiasakan untuk disipilin bangun cepat

di setiap harinya dengan kegiatan-kegiatan positif sebelum berangkat

ke sekolah seperti salat subuh, olahraga, bersih-bersih dan sebagainya,

maka si anak akan tumbuh dalam situasi yang baik. Di masyarakat

apabila selalu dianjurkan untuk hidup rapi dan bersih, maka sikap

tersebut akan melekat di dalam kehidupan masyarakat karena menjadi

kegiatan yang berulang-berulang dan terbiasa. Begitu juga di sekolah

peserta didik bila disuguhi dengan pembiasaan-pembiasaan yang

positif, maka itu akan mengkristal didirinya dan menjadi bekalnya

kelak di masa-masa yang akan datang misalnya terbiasa dengan

kedisiplinan, terbiasa dengan belajar mandiri, terbiasa untuk

berperilaku jujur dan lain sebagainya. Itu sebabnya dengan segala daya

dan upaya berikut segenap keterbatasan yang ada kami melakukan

proses pembiasaan itu melalui sejumlah kegiatankegiatan yang

terprogram ataupun yang tidak terprogram, hal ini bertujuan agar

peserta didik menerapkan dalam kehidupannya segala hal yang baik

dan benar.”147

Dua pernyataan guru dari hasil wawancara di atas, dapat

dikatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan guru untuk

pembinaan peserta didiknya adalah metode pembiasaan. Metode ini

dianggap sangat efektif dalam rangka menanamkan, menumbuhkan

sekaligus membina akhlak mulia peserta didik di MTsN 1 Kab. Serang.

147

Aep Saeful Anwar, M.Pd.I wawancara pada tanggal 30 oktober 2018

Page 154: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

139

Selanjutnya Bpk Ali Rohman menjelaskan tentang pembiasaan-

pembiasaan yang dilakukan oleh guru, sebagaimana pernyataannya

berikut ini :

”Seperti diketahui bahwa proses pembiasaan sikap dan perilaku

kepada peserta didik bertujuan agar sikap dan perilaku itu menjadi

sesuatu yang melekat dan sifatnya spontan dilakukan oleh peserta

didik. Misalnya peserta didik dididik dan dibina agar terbiasa

mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru dan teman-temannya,

atau terbiasa memungut sampah yang terlihat di depan mata. Bila

kebiasaan mengucapkan salam dan memungut sampah yang berserakan

meski tanpa menerima sinyal perintah dari guru atau orang lain

diterapkan dengan sadar berarti tujuan penerapan metode pembiasaan

mencapai target dan tujuan yang diharapkan yaitu peserta didik

memiliki akhlak mulia. Jadi peserta

didik disebut memiliki akhlak mulia bila sikap dan perilaku baik sudah

melekat didirinya dan melakukannya tanpa proses berpikir atau melalui

pertimbangan logika terlebih dahulu. Bersikap dan berperilaku baik

sehari-hari bisa terjadi karena proses pembiasaan.”148

Hal inilah yang mendasari guru di MTsN 1 Kab. Serang untuk

menerapkan metode pembiasaan ini, sebab diyakini sebagai salah satu

metode yang terbukti efektif dalam merealisasikan tujuan dan target

yang didambakan, yaitu melahirkan generasi-generasi yang seimbang,

cerdas otaknya, kreatif perilakunya, dan mulia perangainya.

Untuk merealisasikan harapan tersebut, lembaga ini

merefleksikannya dalam dua bentuk kegiatan, yaitu kegiatan yang

terprogram dalam kegiatan pembelajaran secara langsung dan kegiatan

148

Ali Rohman AZ, S.Ag, M.MPd wawancara pada tanggal 30 oktober 2018

Page 155: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

140

yang tidak terprogram yang diterapkan dalam interaksi kehidupan

sehari-hari.

a. Kegiatan terprogram dalam pembelajaran.

Dilakukan dengan perencanaan khusus dan dalam kurun waktu

tertentu, sebagai berikut :

1) Guru berupaya untuk menjadi model dalam setiap pembelajaran.

2) Membiasakan siswa dalam setiap pembelajaran menjadi yang

lebih baik.

3) Membiasakan peserta didik untuk melakukan interaksi sosial

yang sehat dalam pembelajaran.

4) Membiasakan siswa untuk terbuka untuk motivasi dan nasehat.

5) Membiasakan untuk bekerja sama dan memberikan laporan

kepada orang tua peserta didik terhadap perkembangan

perilakunya.

6) Membiasakan peserta didik untuk menghormati guru di dalam

maupun di luar pembelajaran.

7) Membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum dan sesudah

proses pembelajaran.

8) Membiasakan peserta didik untuk membaca al Quran diawal

proses pembelajaran.

Page 156: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

141

b. Kegiatan pembiasaan tidak terprogram dalam pembelajaran, yaitu :

1) Pembiasaan yang dilakukan dengan terjadwal, yaitu : upacara

bendera, senam sehat, salat berjamaah dzuhur usai proses

pembelajaran, kerja bakti, melaksanakan salat duha, dan training

dakwah.

2) Pembiasaan spontan yang sifatnya tidak terjadwal, seperti :

membiasakan diri untuk mengucapkan salam, kebiasaan

membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan cium tangan guru

saat datang dan pulang sekolah.

3) Pembiasaan dalam bentuk sikap dan perilaku, seperti :

berpakaian rapi, berbahasa yang baik dan sopan, menjadikan

buku sebagai sebaik-baik teman duduk (rajin membaca),

berinteraksi sosial dengan baik, datang tepat waktu.149

Program-program tersebut di atas, adalah salah satu bentuk

upaya guru dalam melakukan pembinaan melalui metode pembiasaan.

Seperti dalam teori bahwa pembiasaan itu akan menyimpan impuls-

impuls positif yang akan tertanam di dalam otak, sehingga internalisasi

nilai dapat terwujud dengan cepat. Pernyataan bpk Ali Rahman dalam

kesempatan wawancara mengemukakan bahwa :

149

Aep Saeful Anwar, M.Pd.I wawancara pada tanggal 30 oktober 2018

Page 157: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

142

“Memang metode pembiasaan yang dilakukan dalam rangka

membentuk karakter peserta didik begitu besar pengaruhnya, peserta

didik yang awalnya tidak terbiasa dengan perilaku terpuji, setelah

seringkali diinstruksikan akhirnya sedikit demi sedikit mulai terbiasa

dengan perilaku-perilaku terpuji tersebut, awalnya memang agak susah

karena peserta didik malu melakukannya kalau diperintah, tetapi lambat

laun akhirnya perintah-perintah yang selama ini mengiringi perilaku itu

mulai agak longgar karena peserta didik meski tak diperintah tetap

melakukannya”.150

Jadi, pendeknya metode pembiasaan menjadi salah satu upaya

yang dilakukan oleh guru dalam membina akhlak peserta didik di

MTsN 1 Kab. Serang. Untuk memperkuat pernyaataan-pernyataan di

atas peneliti mewawancarai beberapa peserta didik tentang kegiatan-

kegiatan pembiasaan yang dilakukan oleh guru, berikut adalah

pernyataan peserta didik tentang kegiatan tersebut :

“Instruksi yang harus dilakukan peserta didik setiap hari diawali

dengan kewajiban mengucapkan salam saat berjumpa dengan guru di

pagi hari sambil mengambil berkah guru dengan mencium tangannya,

merapikan pakaian, memungut sampah yang terlihat dan

memasukkannya ke dalam kantung plastik yang harus selalu dibawa.

Kemudian bagi yang sempat diharapkan untuk menunaikan salat duha.

Saat memulai pelajaran berdoa kemudian menghafalkan ayat-ayat al

quran yang wajib dihafal oleh peserta didik yang disesuikan dengan

tingkatan kelas. Ketika waktu pulang tiba peserta didik harus membaca

doa penutup majlis dan selanjutnya salaman kepada guru dan

melakukannya dengan antri.”151

Keterangan tersebut menggambarkan kegiatan pembiasaan yang

dilakukan oleh guru sebagai salah satu metode yang dianggap efektif

150

Ali Rohman AZ, S.Ag, M.MPd wawancara pada tanggal 30 oktober 2018 151

M nazarudin, siswa kls 8B wawancara pada tanggal 05 November 2018

Page 158: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

143

untuk menanamkan dan membina potensi akhlak mulia peserta didik.

Kemudian ketika ditanya tentang tujuan yang hendak dicapai dalam

kegiatan rutin setiap hari itu, salah seorang peserta didik

mengungkapkan bahwa :

“Tujuannya pasti dalam rangka perbaikan-perbaikan sikap dan perilaku

kami sebagai peserta didik, sebab saya merasa ketika sering melakukan

itu sudah mulai ada kesadaran tersendiri untuk melakukannya,

barangkali inilah yang disebut dengan alah bisa karena biasa. Sampah

yang dipungut memang bertujuan di samping untuk menjaga keindahan

sekolah, tetapi juga memupuk kesadaran bahwa memang Islam senang

dengan kebersihan dan keindahan.152

Jadi, kegiatan-kegiatan pembiasaan tersebut memang rutin

dilakukan setiap hari, dan sikap dan perilaku itu terus menerus diulang

oleh peserta didik setiap hari, dan dari pembiasaan-pembiasaan itu

perlahan-lahan mulai merubah pola sikap dan perilaku peserta didik,

awalnya tidak peduli terhadap kebersihan tetapi karena rutin dilakukan

setiap pagi, pada akhirnya peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan

positif tanpa harus menunggu instruksi dari guru, seperti yang

diungkapkan oleh Syamsul Rijal salah seorang peserta didik, bahwa :

“Kegiatan rutin setiap hari itu sangat besar dampak positifnya

bagi peserta didik, sikap dan perilaku yang harusnya memang ada pada

peserta didik dilakukan dengan jalan pembiasaan-pembiasaan, secara

tidak langsung pasti perilaku itu tidak lagi berat untuk dilakukan.

152

Dina saskiya, siswi kls 8A wawancara pada tanggal 05 November 2018

Page 159: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

144

Pendeknya, kegiatan-kegiatan tersebut menjadikan peserta didik akan

terbiasa melakukannya.153

Bagi peserta didik, pembiasaan itu disadari memiliki tujuan

yang baik untuk peserta didik itu sendiri, sebab dengan kegiatan rutin

setiap hari akan menciptakan pola sikap dan pola perilaku yang

tertanam di dalam diri peserta didik.

b. Keteladanan (Uswah)

Sosok guru adalah figur sentral yang memiliki andil yang sangat

besar terhadap keberhasilan pendidikan. Guru adalah seseorang yang

telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung

jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Para orang tua

tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan

sebagian tanggung jawab pendidik anaknya kepada guru. Hal itupun

menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan

anaknya kepada sembarang guru atau sekolah. Jadi, wajar bila, ketika

orang tua mendaftarkan anaknya ke suatu sekolah akan mencari tahu

dulu siapa guru-guru yang akan membimbing anaknya.

Oleh karena itu guru sebagai sosok yang selalu digugu dan

ditiru seyogyanya memiliki kepribadian islami dan akhlak mulia.

Sangat ironis bila guru yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar,

153

Syamsul Rijal, kelas 9A wawancara pada tanggal 05 November 2018

Page 160: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

145

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didiknya justru tidak membingkai dirinya dengan akhlak mulia.

Sungguh akan terjadi gejolak batin dari peserta didik bahwa yang selalu

menganjurkan kepada hal-hal positif sementara orang yang

menganjurkan hal tersebut tidak merealisasikan anjuran pada diri

pribadi dan kehidupannya sehari-hari. Konsep tentang pentingnya

keteladanan sebagaimana yang telah diuraikan disadari betul oleh guru-

guru yang ada di MTsN 1 Kab. Serang sehingga dari beberapa hasil

observasi yang peneliti lakukan terlihat guru berupaya semaksimal

mungkin untuk menjaga sikap dan perilaku sehari-hari, baik itu model

penampilan, tutur kata, pergaulan antar guru dengan siswa, dan

sebagainya. Terkhusus penampilan guru, sebisa mungkin untuk tampil

bersahaja, rapi dan tidak berlebihan. Dalam bertutur kata, guru

senantiasa menjaga sopan santun dalam berucap, menyampaikan

bahasa lisan dengan ucapan-ucapan yang bermanfaat dan jauh dari

kesan sombong, tinggi hati, dan merendahkan martabat peserta didik.

Dalam berinteraksi dengan guru lainnya terlebih dengan kepala

madrasah menghindari canda yang berlebihan apalagi menabrak tata

aturan pergaulan. Begitupun interaksi sosial dengan siswa guru

berupaya untuk menjaga citra sebagai guru dihadapan peserta didik,

Page 161: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

146

misalnya dalam setiap pembicaraan dengan siswa diupayakan ada

muatan nasehat dan motivasi. Sikap dan perilaku positif guru nampak

pula pagi hari, datang tepat waktu menjadi salah satu pembuktian wajib

yang mesti diwujudkan oleh para guru. Ada kesan malu bila terlambat

berada di lingkungan sekolah, begitupun persoalan kedisiplinan, guru

tidak mau kalah dengan peserta didiknya, tiba di sekolah secepat

mungkin paling tidak tidal lewat dari jam yang telah ditentukan. Hal ini

tentu dilakukan sebagai upaya untuk memberi contoh teladan yang baik

kepada peserta didik sebagai generasi-generasi yang akan datang agar

sifat dan perangai kemuliaan tercermin dari pola sikap dan perilakunya.

Pada sebuah wawancara peneliti dengan kepala madrasah, ada

pernyataan yang patut dijadikan data, yaitu :

“Guru di MTsN 1 Kab. Serang ini memang telah sangat nyata

berupaya menjadikan dirinya sebagai teladan, saya sebagai pimpinan

sangat bersyukur dengan situasi ini, sebab efek dari keteladanan guru

sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap dan perilaku.

Perkembangan sikap dan perilaku peserta didik yang banyak meniru

hal-hal positif dari gurunya cukup signifikan, contohnya persoalan

kedisiplinan, saya yakin peserta didik tidak ada yang menggerutu

apalagi menggugat persoalan aturan kedisiplinan untuk semua aspek,

sebab warga madrasah memang semuanya menjunjung aturan

kedisiplinan, dimulai dari saya sebagai pimpinan, guru-guru, staf dan

personil lainnya memang berupaya sekuat tenaga untuk tidak melabrak

aturan-aturan madrasah, minimal bahwa kekompakan pada persoalan

kedisiplinan yang diperlihatkan oleh orang dewasa di madrasah ini

menjadi acuan peserta didik untuk mengikutinya. Tetapi saya harus

akui kalau sesungguhnya aplikasi aturan kedisiplinan belumlah menjadi

sebuah budaya yang mengakar di sebahagian guru, artinya kedisiplinan

Page 162: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

147

itu mereka lakukan hanya pada tataran pemahaman bahwa itu adalah

sebuah aturan yang harus dipatuhi, sebab kalau ada sanksi yang siap

menjerat bila aturan itu tidak ditegakkan, artinya dalam merealisasikan

sebuah sikap dan perilaku yang baik, belum pada tataran kesadaran

penuh bahwa itu mesti dilakukan karena memang baik untuk dilakukan.

Maksud saya di sini, pasti sangat berbeda bias pengaruhnya sebuah

sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh guru kalau sikap dan perilaku

itu memang didasari pada sikap dan perilaku yang telah menkristal

pada diri seorang guru ketimbang bila sikap dan perilaku itu didasari

pada azas takut terkena sanksi bila sikap dan perilaku itu tidak

dilakukan. Tapi, berangkat dari motif apapun sikap dan perilaku yang

ditunjukkan oleh guru, paling tidak mereka telah berupaya untuk

menjadi teladan yang baik untuk para siswanya, dan keteladanan guru-

guru ini telah memperlihatkan hasil positif pada pola sikap dan perilaku

peserta didik di madrasah kami ini.”154

Selain itu, peneliti juga menemukan sebuah dokumen yang

terpampang besar di dinding bangunan kantor yang menyiratkan

adanya komitmen guru untuk membina akhlak mulia peserta didik

lewat keteladanan, yaitu ungkapan JADILAH TELADAN DALAM

KEBENARAN DAN KEMULIAAN, BILA ENGKAU BERMAKSUD

MEMPENGARUHI DUNIA. Salah seorang guru yaitu Ibu Bahriyah,

ketika ditanya tentang makna dari ungkapan tersebut, mengatakan :

“Ungkapan itu sengaja dibuat untuk memotivasi siapapun

untuk selalu menjadi teladan, terutama guru-guru harus menjadikan

ungkapan itu sebagai mindset atau dasar persepsinya, sebab guru

merupakan sosok yang selalu digugu dan ditiru, semua perangainya itu

diteropong oleh peserta didik, oleh karena itu bila tidak menghiasi diri

dengan perangai kebenaran dan kemuliaan maka peserta didik sebagai

manusia-manusia yang akan akan melanjutkan estafet perjuangan di

154

Hajiyah, M.Pd wawancara pada tanggal 07 November 2018

Page 163: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

148

dunia yang akan datang tidak akan terkesan dan setelah itu tidak

menjadi cerita di dunia masa depan.”155

Dari penelusuran yang peneliti lakukan melalui observasi,

fenomena upaya guru untuk memberikan keteladanan memang tampak

dari aktifitas yang para guru lakukan, dimulai dari persoalan

penampilan, sikap dan tutur kata, respon guru terhadap persoalan,

kegiatan spontan seperti mengucapkan salam saat bertemu dengan guru

lainnya, tidak membuang sampah di sembarang tempat dan

sebagainya.156

Hal senada juga diakui oleh salah seorang peserta didik ketika

ditanya tentang apakah guru bisa dijadikan contoh teladan dalam

bersikap dan berperilaku, dan berikut adalah jawabannya dalam

kesempatan wawancara :

“ya...guru-guru saya lihat mereka patut dicontoh, sebab mereka tahu

sikap dan perilaku yang baik dan buruk. Sebagai guru yang baik tentu

perkataaan harus sesuai dengan perbuatan, kalau tidak bukan guru

namanya.”157

Untuk mengecek pernyataan di atas, agar terhindar dari pernyataan

yang subjektif tidak valid, maka peneliti kembali mewawancarai

seorang peserta didik, dan pernyataannya adalah :

155 Bahriyah, M.Pd.I wawancara pada tanggal 07 November 2018

156 Observasi , pada tanggal 06 November 2018

157 Maesaroh, siswi kelas 9A wawancara pada tanggal 08 November 2018

Page 164: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

149

“Guru-guru di sini, Alhamdulillah semuanya sikap dan perilakunya

tidak ada yang tidak baik. datang tepat waktu, disiplin, penampilannya

menarik, peka terhadap orang lain, tegas, berwibawa, dan

sebagainya.158

Tetapi sejauh pengamatan peneliti dalam menganalisis

persoalan keteladanan guru, beberapa guru memperlihatkan kegiatan

yang sesungguhnya tidak patut diteladani tapi nampak terekspos di

hadapan siswa, seperti fenomena merokok.

Peneliti telusuri lebih jauh memang kegiatan merokok yang

diperlihatkan oleh beberapa guru tidak bisa terhindarkan, seperti

keterangan yang diungkapkan oleh bpk Sibli, salah seorang guru yang

juga wakil kepala sekolah urusan kesiswaan :

“Kalau aturan tentang guru dilarang merokok sesungguhnya

memang tidak ada yang secara langsung menyebutkannya, aturan

larangan merokok hanya ada pada tata tertib siswa. Jadi kalau guru

ditegur mengenai hal itu tentu ia akan beralasan bahwa tidak aturan

yang melarang kita merokok, tetapi harus diakui juga bahwa kegiatan

guru merokok dihadapan siswa bisa jadi menimbulkan efek negatif bagi

siswa ataupun guru itu sendiri, apalagi kalau kegiatan merokok itu

dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Tetapi

perlu diketahui bahwa pimpinan sudah melakukan upaya antisipasi

terhadap fenomena ini, meski tidak dilakukan peneguran secara

langsung, tetapi memberikan kesadaran sedikit demi sedikit,

menjadikan semua guru menjadi teladan siswa itu tidak semudah

membalik telapak tangan, seketika itu mau seketika itu pula jadi, tetapi

ada langkah-langkah yang harus dilakukan agar sikap dan perilaku guru

yang tidak patut diteladani hilang dengan kesadaran guru itu sendiri,

barangkali dengan memberikan argumentasi logis kepada guru, sebab

158

Khoirul anam, siswa kelas 9B wawancara pada tanggal 08 November

2018

Page 165: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

150

patut diketahui bahwa sejumlah guru yang ada di sini memiliki sejuta

karakter yang berbeda-beda, jadi solusi agar tidak terjadi benturan ya

dibangun pemahamannya bagaimana menjadi guru yang professional

yang sempurna untuk diteladani. semoga ke depannya tidak ditemukan

fenomena itu lagi.”159

Fenomena tersebut mengisyaratkan terjadinya pencideraan

terhadap komitmen, bahwa guru hendaknya menjadi teladan bagi

peserta didiknya, tetapi menurut keterangan di atas, langkah untuk

menjadikan guru sebagai teladan bagi peserta didik itu dilakukan tidak

secara spontan dan frontal, diperlukan langkah-langkah strategis untuk

membangun logika pemahaman guru tentang sosoknya yang bukan

hanya bertugas mentransformasikan

pengetahuan kepada peserta didik tetapi, juga bertugas

menginternalisasi nilai kebaikan dan kemulian kepada peserta didik,

dan menginternalisasi nilai kepada peserta didik akan optimal bila nilai-

nilai itu ada pada diri guru itu sendiri, dalam arti guru yang bisa

diteladani.

c. Pemberian nasehat dan motivasi

Nasehat adalah memberikan pelajaran kepada seseorang tentang

kebaikan, nasehat adalah sesuatu yang dibutuhkan agar dapat berjalan

tidak menyimpang dari tujuan, atau sedang mendapatkan masalah

159

Sibli, M.Pd, Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan, wawancara pada

tanggal 12 November 2018

Page 166: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

151

dalam kehidupan ini. Dalam dunia pendidikan nasehat adalah hal yang

senantiasa mesti dilakukan agar peserta didik tidak menyimpang dari

tujuan yang diinginkan. Dalam bahasa al-Quran nasehat itu adalah

mau‟izah yang berarti mengingatkannya terhadap sesuatu yang dapat

meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala maupun siksa,

sehingga dia menjadi ingat.

Salah satu bentuk upaya membina peserta didik di MTsN 1

Kab. Serang, guru diharapkan untuk tak bosan-bosannya memberi

nasehat kepada peserta didiknya. Sebelum memulai pelajaran, ada

waktu untuk memberikan nasehat, hal ini diberlakukan pada semua

guru yang ada di MTsN 1 Kab. Serang. Anjuran ini dimaksudkan agar

terintegrasi tujuan pembelajaran dengan visi dan misi madrasah yang

telah disusun bersama. Begitupun ketika akan mengakhiri pelajaran,

guru harus memberikan nasehat kepada peserta didiknya, dan lebih

baik lagi bila nasehat tersebut ada hubungannya dengan pokok bahasan

yang telah diajarkan. Seperti yang diakui oleh ibu Lilah Rohilah, salah

seorang guru di MTsN 1 Kab. Serang, sebagaimana ungkapannya :

“Pemberian nasehat sering kami lakukan kepada peserta didik

sebagai bahan untuk mengantarkan kepadanya kebaikan dan kebenaran.

Nasehat juga merupakan moment paling penting untuk membina anak.

Setiap kali memulai pelajaran, nasehat selalu dikedepankan, begitupun

ketika mengakhiri pelajaran nasehat juga selalu disisipkan, di samping

itu bila sedang istirahat dan berkumpul dengan peserta didik,

Page 167: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

152

menyisipkan nasehat di balik cerita bersama adalah hal yang sangat

menyenangkan, dan umumnya peserta didik lebih cenderung menerima

nasehat saat mereka dalam keadaan riang, gembira, dan saat-saat logis,

peserta didik biasanya menganggap nasehat sebagai sesuatu yang tidak

penting pada saat mereka dalam situasi tegang, keadaan jenuh, dan

kondisi stress. Jadi, untuk persoalan nasehat kami di sini sangat sering

untuk melakukannya, dan hasilnya cukup baik untuk sebuah pola

pembelajaran dan pembinaan akhlak mulia peserta didik.”160

Keterangan di atas menggambarkan bahwa upaya pembinaan

dengan cara memberi nasehat dianggap sebagai salah satu cara yang

efektif. Dengan nasehat, peserta didik seperti mendapatkan charge

untuk menghidupkan nilai-nilai karakter atau akhlak mulia dalam

dirinya, sebab kadang-kadang nilai-nilai itu melemah seiring dangan

pengaruh-pengaruh yang ada di sekitarnya yang bila tidak diantisipasi

maka akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik untuk peserta didik.

Oleh karena itu, guru sebagai sosok pendidik harus terus menerus

berupaya agar nilai-nilai akhlak mulia yang ada pada peserta didik

tidak melemah bahkan hilang dari diri peserta didik, salah satu

upayanya adalah memberi nasehat agar kekuatan nilai-nilai itu bisa

memfilter hal-hal negatif dari lingkungan sekitarnya.

Hemat peneliti, kekuatan dalam menyampaikan nasehat tidak

hanya bertumpu pada kehebatan argumentasi guru, tetapi lebih dari itu

160

Lilah Rohilah, S.Ag, M.Pd; guru aqidah akhlak, wawancara pada tanggal

12 November 2018

Page 168: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

153

nasehat haruslah memiliki power agar peserta didik mampu merubah

dirinya atas dasar kesadarannya yang disebabkan oleh nasehat yang

telah diterimanya. Nasehat itu harus ikhlas dan disampaikan berulang-

ulang agar nasehat itu menyentuh kalbu pendengarnya. Nasehat yang

menyentuh kalbu itu mengakibatkan getaran hati, dan nasehat yang

menggetarkan hanya mungkin terjadi bila:

1. Yang memberi nasehat merasa terlibat isi nasehat itu, jadi ia

serius dalam memberi nasehat itu.

2. Yang menasehati harus menaruh prihatin terhadap nasib orang

yang dinasehati

3. Yang menasehati harus ikhlas, artinya lepas dari kepentingan

pribadi secara duniawi

4. Yang memberi nasehat harus berulang-ulang melakukannya.

Fenomena pemberian nasehat yang tidak mempunyai pengaruh

terhadap peserta didik yang menjadi objek nasehat barangkali

diakibatkan oleh kekuatan nasehat tak mengandung hal-hal

sebagaimana yang diungkapkan di atas.

Sementara itu motivasi adalah penguat alasan, daya batin, dan

dorongan. Motivasi ini merupakan kondisi mental yang mendorong

aktifitas dan member energi yang mengarah pada pencapaian

Page 169: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

154

kebutuhan, memberi kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan.

Jadi, motivasi adalah daya penggerak seseorang untuk melakukan

kegiatan atau tindakan.

Menurut data yang peneliti peroleh dari observasi di lapangan,

pemberian motivasi kerap kali dilakukan oleh guru dalam beberapa

kegiatan, di antaranya :

1) Proses Pembelajaran

2) Kegiatan Ibadah, seperti salat dzuhur berjama‟ah dan salat

duha.

3) Upacara bendera

4) Kegiatan Ekstra Kurikuler, seperti Pramuka, Palang Merah

Remaja (PMR).

5) Kegiatan OSIS.

Mengenai daya pengaruh yang ditimbulkan oleh pemberian

motivasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, seorang guru

mengungkapkannya sebagai berikut :

“Pemberian motivasi seringkali dilakukan oleh para guru di sini,

hal ini dimaksudkan agar peserta didik itu terdorong untuk merubah

diri, menjadikan kebaikan perilaku dan kemuliaan sikap sebagai

kebiasaan. Pemberian motivasi itu kadang-kadang dikemas semenarik

mungkin oleh guru agar mereka tertarik mengikutinya, misalnya dalam

kegiatan pramuka, biasanya peserta didik berkemah pada sabtu dan

minggu (Persami) dan menginap, moment inilah yang dimanfaatkan

untuk menyuntik mereka dengan motivasi, seperti menyimak tayangan

Page 170: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

155

lewat layar lebar fenomena tawuran, narkoba, geng motor, dan

sebagainya. Di situ dicoba untuk menjelaskan apa penyebab terjadinya

fenomena itu dan apa akibatnya pada diri dan kehidupannya ke depan

dan saat itu pula disisipkanlah motivasi untuk menghindarinya dan

menolong teman sekiranya ada yang terjerat dalam kasus demikian.

Kelihatannya, kegiatan seperti ini biasanya mendapat respon yang baik

dari peserta didik. Tetapi tidak sampai di situ saja, dalam kegiatan

lainnya didesain juga bentuk motivasi yang bisa menarik perhatian

mereka, meskipun kadang-kadang materinya sama saja.

Hal ini dilakukan berulang-ulang dan sesering mungkin, karena

biasanya mereka juga akan terpengaruh kembali dengan hal-hal buruk

bila motivasi tadi tidak dilakukan secara intensif.”161

Sebagaimana keterangan di atas, peneliti memperoleh data

bahwa upaya pembinaan lewat pemberian motivasi intensif dilakukan

terutama pada kegiatankegiatan yang banyak meibatkan siswa dan

dikemas semenarik mungkin. Motivasi hampir sama dengan pemberian

nasehat kadang-kadang dilakukan di kelas maupun di luar kelas.

Motivasi ini penting karena dengan motivasi anak-anak terdorong

untuk melakukan hal-hal yang menjadi substansi motivasi tersebut, dan

motivasi relatif lebih disenangi oleh peserta didik karena bentuk

penyampaiannya yang memicu semangat peserta didik, terlebih bila

motivasi ini disampaikan oleh guru yang memiliki kapasitas pribadi

yang diteladani oleh peserta didik.

161

Siti Aminah, S.Ag; guru bhs arab, wawancara pada tanggal 14 November

2018

Page 171: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

156

d. Pemberian Sanksi dan Penghargaan

Pemberian sanksi erat hubungannya dengan tata tertib madrasah

yang memuat tentang aturan-aturan dan larangan-larangan yang harus

dipatuhi dan dilaksanakan oleh peserta didik. Untuk lebih jelasnya

aturan tersebut adalah sebagai berikut.

JENIS-JENIS LARANGAN

1. Keluar masuk sekolah dengan memanjat pagar dan atau tidak

melalui pintu sekolah.

2. Merokok, meminum minuman beralkohol dan Mengkonsumsi

narkoba.

3. Mengaktifkan handphone (HP) saat berlangsungnya PBM/UH.

4. Melakukan tindak kekerasan, mengancam dan atau mengambil

hak milik orang lain.

5. Mengenakan atribut kelompok selain atribut OSIS.

6. Mengikuti kegiatan di luar sekolah dengan membawa nama

sekolah tanpa seizin pihak sekolah.

7. Menggunakan sarana/prasarana sekolah tanpa seizin pihak

sekolah.

8. Menerima tamu di sekolah tanpa seizin pihak sekolah.

Page 172: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

157

9. Membuat kegaduhan, merayakan ulang tahun di sekolah yang

mengganggu berlangsungnya KBM.

10. Membuat kekacauan dalam kelas, baik terlibat secara langsung

maupun tidak.

11. Berkelahi/bentrok fisik dengan sesama siswa MTsN 1 Kab.

Serang atau dengan sekolah lain.

12. Melibatkan pihak luar demi penyelesaian masalah pribadi di

sekolah.

13. Memprovokasi dalam perkelahian/bentrok fisik yang membawa

nama sekolah.

14. Mengancam/melawan guru.

15. Berada di lingkungan sekolah selama berlangsungnya masa

skorsing.

16. Membawa barang-barang yang tidak berhubungan dengan

kegiatan belajar, seperti:

a. Komik, buku/VHS/VCD porno, majalah/surat kabar/gambar

porno

b. Senjata tajam dan senjata api

c. Rokok dan obat terlarang (narkoba, alcohol, dan zat

adiktif/NAZA dan sejenisnya.

Page 173: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

158

d. Alat permainan ( catur, kartu, domino, dan sejenisnya)

SANKSI-SANKSI

Setiap pelanggaran yang sama dan atau ringan/beratnya

pelanggaran yang dilakukan siswa, akan diberikan sanksi sesuai dengan

prosedur sebagai berikut :

1. Pertama, siswa diberikan peringatan lisan atau tertulis berupa

teguran dan diberikan sanksi edukatif yakni; menulis

ayat/surat Al-Qur‟an, menghafal beberapa surat pendek Al-

Qur‟an, ditugaskan menjaga kebersihan masjid di madrasah.

2. Kedua, Jika peringatan dan beberapa sanksi edukatif tersebut

tidak membuat jera, maka orang tua/wali dipanggil untuk

pertama kali serta membuat pernyataan tertulis.

3. Ketiga, orang tua/wali dipanggil untuk kedua kali serta

membuat pernyataan tertulis diatas kertas bermaterai dan

siswa diberi sanksi skorsing.

4. Keempat, membuat pernyataan tertulis diatas kertas

bermaterai dan siswa dikeluarkan dari sekolah dan atau

dipindahkan ke sekolah lain.162

162

Dokumen MTs Negeri 1 Kab. Serang

Page 174: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

159

Tata tertib sekaligus sanksi-sanksi tersebut di atas adalah

regulasi yang sengaja dibuat untuk menjadi acuan dalam memberikan

sanksi pada peserta didik yang melanggar tata tertib tersebut. Sanksi

yang diberikan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang

dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh bpk Moh. Iqbal, salah

seorang guru yang membidangi kesiswaan dalam sebuah wawancara

dengan peneliti, yang mengungkapkan :

”Di setiap madrasah pasti ada aturan-aturan tersendiri yang

dipedomani dalam rangka pembinaan bagi peserta didik, seperti pula di

MTsN 1 Kab. Serang, ada sanksi-sanksi tersendiri yang diberikan

kepada peserta didik bila melanggar aturan aturan yang berlaku,

misalnya datang terlambat, membuang sampah sembarangan, membuat

keonaran, merokok dan lain sebagainya. Sanksi-sanksi itu diupayakan

agar berlandaskan kepatutan dan punya efek jera serta tetap dalam

rangka mendidik.”163

Selain sanksi tersurat sebagaimana dalam dokumen tata tertib di

atas, ada pula sanksi-sanksi yang diberikan kepada peserta didik

misalnya: datang terlambat akan diberi sanksi mengambil air hingga

bak dalam kamar kecil penuh. Kemudian bila peserta didik ditemukan

membuang sampah sembarangan, maka akan diberi sanksi

membereskan sampah-sampah yang pada penampungan sampah hingga

bersih, dan sebagainya. Sanksi-sanksi itu diberikan kepada peserta

163

Moh. Iqbal, M.Pd, guru bidang Kesiswaan; wawancara pada tanggal 14

November 2018

Page 175: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

160

didik yang melanggar peraturan kedisiplinan dan kebersihan madrasah

agar peserta didik sadar betul akan arti dari disiplin dan kebersihan.

Sanksi-sanksi tidak dibebankan begitu saja kepada peserta didik tetapi

guru senantiasa memberi pemahaman bahwa sanksi ini diberikan agar

kebiasaan-kebiasaan jelek peserta didik bisa berubah menjadi

kebiasaan-kebiasaan baik, yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan

lingkungan sekitarnya. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan

prasangka jelek di benak peserta didik terhadap guru yang

menghukumnya dan tidak menimbulkan sakit hati hingga dendam di

hati peserta didik. Pendeknya, semua dilakukan dalam kerangka

pembinaan karakter. Selain sanksi-sanksi yang diberikan kepada yang

melanggar aturan aturan madrasah, tentu tidak bijak bila tidak

memberikan penghargaan kepada peserta didik yang istiqamah dalam

menjalankan semua aturan-aturan yang ada, terutama bila peserta didik

tersebut memiliki prestasi tersendiri di madrasah. Untuk merealisasikan

program pemberian penghargaan itu dirancang sebuah kegiatan dalam

rangka mengapresiasi semua kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta

didik, yaitu ”Pemilihan Siswa malaqbiq” atau lebih dikenal dengan

kegiatan PSM. Acara ini diselenggarakan setiap akhir tahun pelajaran.

Penilaian untuk ”Pemilihan Siswa Malaqbiq” dimulai sejak awal tahun

Page 176: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

161

pelajaran hingga akhir tahun pelajaran. Semua kriteria penilaian

kemudian diakumulasi secara keseluruhan dan menjadi dasar dalam

memilih peserta didik yang berhak diberi penghargaan. Adapun kriteria

penilaiannya adalah : Pengamalan ibadah, prestasi belajar, hubungan

sosial, sikap dan perilaku, kreatifitas dan ketrampilan. Kemudian

jumlah nominasi yang mendapat penghargaan sebanyak sepuluh orang,

dan semua peserta didik berhak untuk mendapatkan penghargaan tanpa

kecuali dengan melihat kriteria penilaian yang telah ditetapkan.

Kegiatan ini bertujuan membangkitkan sermangat peserta didik untuk

menjadi yang terbaik dan senantiasa terus menerus memperbaiki diri.

Salah seorang guru ketika dimintai keterangan tentang kegiatan

ini mengungkapkan:

”Untuk mengapresiasi peserta didik yang mempunyai

kelebihan-kelebihan yang menonjol, maka madrasah mengadakan

kegiatan pemilihan siswa malaqbiq, tujuannya untuk mendorong

peserta didik untuk melakukan berbagai hal positif dalam belajar,

bersikap, berperilaku, hingga konsistensinya menjalankan kegiatan-

kegiatan madrasah serta frekuensi pengamalan ibadahnya. Semakin

sering peserta didik melakukan hal-hal positif dan minimnya peserta

didik melakukan hal-hal negatif maka semakin berpotensi dirinya

mendapat penghargaan sebagai peserta didik terbaik. Jadi, intinya

adalah maksimal kebaikannya dan minimal keburukannya.”164

164

Fadilah, S.Pd.I guru SKI; wawancara pada tanggal 19 November 2018

Page 177: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

162

Metode sanksi dan penghargaan ini dalam berbagai literatur

pendidikan Islam disebut pula metode targib wa al-tarhib (janji dan

ancaman). Janji pahala bagi manusia yang melakukan kebaikan-

kebaikan di dunia ini, dan janji ancaman atau hukuman bagi manusia

yang lebih banyak melakukan keburukan-keburukan di dunia ini. targib

mendorong manusia untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang

diperintahkan Allah, sementara targhib mendorong manusia untuk

menjauhi perbuatan-perbuatn dosa yang dilarang Allah swt. Begitupun

metode penghargaan yang diimplementasikan di MTsN 1 Kab. Serang,

ini mendorong peserta didik untuk melakukan kebaikan dan hal-hal

positif, dan metode pemberian sanksi mendorong peserta didik untuk

menghindarkan diri dari hal-hal negatif dan keburukan.

e. Membangun Kerjasama antara Orang Tua, Sekolah, dan

Masyarakat.

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Oleh karena itu babak pertama dalam pendidikan terdapat di dalam

keluarga. Sementara itu sekolah memiliki peran sebagai pengganti

lembaga keluarga dalam pendidikan anak-anak dalam waktu tertentu.

Page 178: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

163

Masyarakat sebagai sebuah kumpulan individu dan kelompok yang

diikat oleh budaya, aturan, dan cita-cita tertentu.

Dalam persoalan pendidikan anak, ketiga lembaga ini harus

menjalin kerjasama yang dinamis dan harmonis dalam rangka

mencapai tujuan utama pendidikan. Orang tua yang mendidik anak-

anaknya dalam suasana yang teduh dan sesuai dengan aturan-aturan

agama, kemudian sekolah juga memanfaatkan perannya sebagai

pengganti orang tua dalam membimbing dan mendidik generasi muda,

serta masyarakat juga berperan aktif dalam menyukseskan tujuan utama

pendidikan dengan menciptakan suasana yang menunjang terjadinya

pergaulan sehat dan baik di kalangan anggota masyarakat dan

menjauhkan segala hal-hal yang merusak kondisi belajar generasi

muda, maka akan lahir generasi-generasi unggul dan cemerlang serta

membanggakan.

Dasar inilah yang memotivasi lembaga pendidikan MTsN 1

Kab. Serang dalam menjalin kerjasama yang harmonis antara orang tua

dan masyarakat sebagai bentuk upaya menyelaraskan persepsi dan ide-

ide yang ada pada ketiga lembaga pendidikan tersebut. Dari dokumen

yang peneliti dapatkan, terdapat kegiatan rutin yang diselenggarakan

oleh MTsN 1 Kab. Serang yang secara berkala dilakukan, yaitu

Page 179: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

164

pertemuan tiga komponen tersebut dalam kegiatan majlis madrasah.

Majlis madrasah sebuah wadah yang di dalamnya tercakup semua yang

punya kewajiban dalam membina dan menyukseskan pembelajaran di

sekolah, seperti : orang tua siswa, guru-guru, kepala sekolah, kemudian

tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh pendidik. Dalam pertemuan rutin

sekali dalam satu semester itu agenda besarnya bermuara pada

persoalan jalinan kerjasama untuk membangun kesefahaman dan

pengertian antara ketiganya. Orang tua yang menitipkan anaknya di

sekolah/madrasah berkewajiban memasukkan sumbang saran tentang

arah dan tujuan sekolah, serta hasil-hasil yang telah didapatkan,

begitupun warga masyarakat yang punya tanggung jawab besar

terhadap sukskesnya pendidikan di sekolah diharapkan untuk bisa

menyumbangkan ide-ide cemerlangnya ke sekolah. Dengan begitu

tidak ada lagi garis perbedaan maksud dan keinginan antara ketiganya.

Orang tua bisa tahu dan faham apa yang seharusnya dilakukan di rumah

dalam rangka menindak lanjuti kegiatan-kegiatan peserta didik selama

di sekolahnya, dan masyarakat mendukung total kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh sekolah dan sekaligus sebagai pengontrol suasana

dan kondisi di luar lingkungan sekolah dan rumah tangga.

Page 180: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

165

Hal inilah yang menjadi harapan besar MTsN 1 Kab. Serang

dalam menyukskeskan semua program kerja yang diformulasi secara

apik dan terencana, dan akan semakin menjanjikan harapan sukses bila

program tersebut didukung penuh oleh orang tua dan masyarakat

sekitar, seperti dalam ungkapannya dalam wawancara, sebagai berikut :

“Dalam beberapa tahun terakhir kami banyak berkonsultasi dan

silaturrahim dengan para orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat.

Maksud dan tujuannya sangat jelas dalam rangka menyukseskan

program sekolah, sebab tanpa dukungan orang tua dan masyarakat,

perjalanan lembaga ini akan terseot-seot dan tidak akan mencapai

tujuan, visi dan misi secara optimal. Terutama persoalan upaya

pembinaan akhlak mulia peserta didik. Sehebat apapun program dan

desain yang diciptakan dan dilaksanakan oleh madrasah kalau tanpa

dukungan orang tua dan masyarakat, pasti tidak optimal

pencapaiannya. Logikanya, kami di madrasah hanya mendidik,

memantau dan mengontrol pembinaan akhlak mulianya yang dimulai

dari jam 07.30 sampai dengan 13.00, sisa waktunya diperuntukkan

untuk orang tua di rumah dan individu-individu yang ada dalam

masyarakat, dan perlu diingat bahwa pola pendidikan di tiga lembaga

ini jelas berbeda, kalau di madrasah sangat jelas rancangannya karena

sudah melalui analisis berbagai pertimbangan, sementara kalau di

rumah dan di masyarakat barangkali tidak ada pola yang dirancang

khusus, semuanya mengalir apa adanya. Jadi jangan heran bila peserta

didik yang hari ini faham tentang etika ketika berada di lingkungan

madrasah, esok hari terlupakan lagi pemahaman itu karena pengaruh

orang tua dan lingkungan masyarakatnya berbeda-beda. Tapi

pendeknya, kami berupaya keras membina akhlak peserta didik di

madrasah kami semaksimal mungkin, salah satu bentuk

pengoptimalannya adalah kerjasama antara orang tua, sekolah dan

masyarakat, semoga sukses.”165

165

Hajiyah, M.Pd wawancara pada tanggal 21 November 2018

Page 181: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

166

Melalui keterangan dalam wawancara tersebut menandakan bahwa

MTsN 1 Kab. Serang secara berkala dan rutin melakukan hubungan

kerjasama antara orang tua, sekolah dan masyarakat sebagai bentuk

upaya membangun kesefahaman pengertian dan kecocokan persepsi

dalam menyukseskan program kerja madrasah yang salah satunya

adalah upaya membina akhlak mulia peserta didik sebagai bagian dari

tujuan pendidikan yang diharapkan bersama.

4. Penerapan metode Al-Hikmah dan evaluasi Muhasabah pada

rumpun PAI di MTs Negeri 1 kab. Serang

orang yang bijaksana tidak mudah emosional dalam

menghadapi sesuatu. Ia pun tidak gegabah dalam setiap mengambil

keputusan . setiap persoalan dihadapi dengan akal sehat, setiap

keputusan dipertimbangkan dengan masak-masak dengan ilmu

pengetahuan yang luas.

Begitu juga seorang guru dikatakan bijaksana apabila dalam

menghadapi setiap persoalan senantiasa dipertimbangkan dengan akal

sehat dan berdasarkan ilmu pengetahuan.

Ia tidak reaktif dan emosional. Misalnya, apabila dia menghadapi siswa

yang melakukan kesalahan, ia tidak dengan serta merta menyalahkan,

mencela, dan menghukum siswa dengan hukuman fisik.

Page 182: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

167

Dengan tenang dan penuh kesabaran ia mengumpulkan

beberapa bukti yang objektif. Setelah bukti objektif tersebut ditemukan,

ia mempertimbangkan bukti-bukti tersebut dengan matang. Lalu ia

mengambil tindakan dengan mempertimbangkan kemanfaatan baik

bagi siswa yang melakukan kesalahan tersebut maupun bagi kebaikan

umum.

Guru yang bijaksana merancang dan melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa-siswinya.

Ia tidak memaksakan kehendaknya sendiri pada anak-anak. Dalam

memberi tugas tidak berlebihan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan

dan keperluan siswa.

Bijaksana dalam dunia pendidikan dapat juga diartikan:

1. memberi tugas tanpa harus membebankan kepada siswa.

2. menghukum siswa yang bersalah tanpa harus menyakiti

3. mengingatkan dan meluruskan siswa yang salah tanpa harus

mempermalukan

4. mendidik siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuan mereka

5. menguji dan menilai siswa dengan kemampuan yang dimiliki

Secara umum siswa sangat menyukai guru yang bijaksana.

Mengapa demikian? Sebab, dari guru yang bijaksana mereka mendapat

Page 183: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

168

pelajaran untuk kehidupannya dan mereka pun senang diperlakukan

secara manusiawi tidak hanya semena-mena.

Hal ini sebagaiman diungkapkan oleh Ibu Siti Fatimah S.Ag,

beliau mengungkapkan bahwa; “Peserta didik adalah anak dan

sekaligus sahabat kita, karena mereka adalah amanah dari Allah SWT,

sebagai anak bisa bermanja, bisa curhat dan lain sebagainya. Sebagai

sahabat bisa sering-sering diskusi tentang berbagai hal bukan hanya

tentang pelajaran saja”.166

Apabila seorang guru mempunyai pandangan yang sama seperti

halnya pandangan dari Ibu Siti Fatimah terhadap peserta didik, maka

siswa pun tentu akan menaruh simpati, hormat sekaligus merasa

bangga dengan sosok guru/pendidik yang bijak seperti yang dilakukan

oleh Ibu Siti Fatimah tersebut.

Berbeda halnya dengan guru yang tidak bijaksana. Guru yang

tidak bijaksana biasanya mempermalukan siswa dengan semaunya,

menurut peerasaannya. Jika tidak menyukai siswa tertentu, ia pun akan

menindasnya, terutama secara psikologis.

Guru yang tidak bijaksana dapat terjerumus kedalam perbuatan

yang merusak mentalitas siswa tanpa disadari. Ia akan mempermalukan

166

Wawancara pada tanggal 12 November 2018

Page 184: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

169

anak seperti orang dewasa lain yang ia tidak sukai. Bahkan ia bisa lupa

bahwa tugas dirinya adalah memperbaiki siswa, bukan merusaknya.

Sehubungan dengan itu, maka seorang guru yang bijaksana

akan selalu introspeksi, menilai diri sendiri, atau meminta penilaian

dari rekan sesama guru. Hal ini biasa dilakukan tatkala ada rapat

internal madrasah, “ Evaluasi terhadap rekan kerja sesama guru

sebagai wujud introspeksi untuk meningkatkan dedikasi dan loyalitas

tenaga pendidik dan kependidikan di madrasah, Hampir semua

pendidik dan tenaga kependidikan yang dinilai oleh warga madrasah

baik guru, kepala madrasah dan tenaga kependidikan yang lainnya

selalu bersikap terbuka, selama yang disampaikan sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya”167

. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya

guru melakukan evaluasi muhasabah dalam setiap kegiatan yang

dihadapi, baik sebelum, ketika melakukan kegiatan, dan sesudah

melakukan kegiatan.

C. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Seorang guru bahasa arab pengganti memasuki ruangan kelas di

sebuah Madrasah Ibtidaiyyah. Ia menggantikan guru pelajaran itu

sampai akhir semester ini. Ia memulai pembelajaran di kelas itu, ketika

167

Wawancara dengan kepala madrasah, pada tanggal 14 November 2018

Page 185: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

170

ia bertanya pada seorang murid laki-laki yang duduk dibangku depan,

ia bingung karena tiba – tiba suasana kelas menjadi riuh, murid-murid

lain tertawa tanpa sebab.

Karena sudah kenyang dengan pengalaman mengajar, ia faham

betul pastilah ada sesuatu yang ditertawakan oleh anak-anak dikelas itu

pada diri anak laki-laki yang ditanya olehnya tadi. Setelah diselidiki,

ternyata anak laki-laki itu dikenal sebagai murid yang paling bodoh di

kelas itu, teman-temannya begitu meremehkannya sehingga sering

mengolok-olok dan mentertawakannya.

Suatu hari seusai pelajaran ia memanggil murid yang dianggap

bodoh itu setelah seluruh teman-temannya pulang. Ia berkata sambil

memberikan secarik kertas:

“Hafalkan baik-baik bait-bait syair yang ada di kertas ini, harus hafal

betul dan ingat jangan engkau beritahukan kepada teman-temanmu,

siapapun !”

Murid itu mengangguk patuh. Seminggu kemudian, guru

menyampaikan pelajaran baru dikelas itu, ia menulis syair di papan

tulis, menerangkan dan memebacakannya berulang-ulang, setelah itu ia

berkata:

“ Nah, sekarang siapa yang hafal bait-bait syair ini ?”

Page 186: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

171

Tanyanya, sambil perlahan ia menghapus tulisan syair itu di papan

tulis, tak seorang muridpun yang mengangkat tangan, kecuali murid

yang dikenal bodoh oleh teman-temannya itu, perlahan malu-malu ia

berdiri dan menghafalkan bait-bait syair itu.

Hafalan yang lancar sekali, teman-temannya yang biasa

mengolok-olok dan mentertawakan semua terkejut dan terdiam. Guru

itu memujinya dan menyuruh teman-temannya untuk bertepuk tangan

menghormatinya.

Demikianlah, berulang kali guru bahasa arab ini memberikan

kertas hafalan-hafalan kepada si murid bodoh itu, tertawaan dan

cemoohan teman-temannya kini berubah menjadi kekaguman padanya.

Hal ini mendorong perubahan besar pada jiwa si murid itu. Ia mulai

percaya diri dan meyakini bahwa dia tidaklah bodoh, ia merasa mampu

untuk bersaing dengan teman-teman sekelasnya, perubahan ini

mendorongnya untuk semangat dan bersungguh-sungguh belajar

disemua mata pelajaran.

Ketika ujian akhir tiba, murid ini berhasil lulus untuk setiap

mata pelajaran dengan nilai yang sangat memuaskan, si murid bodoh

itu pun mengejar gelar doktor disebuah universitas ternama di kotanya.

Kisahnya ini dia tulis disebuah koran sebagai bentuk pujian untuk

Page 187: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

172

gurunya, juga sebagai do‟a agar gurunya itu beroleh pahala dari Allah

SWT dan kebaikan karena jasa-jasanya.168

Dari kisah diatas terdapat pelajaran yang bisa diambil yakni

bahwasanya seorang guru yang bijaksana akan bersikap adil dalam

memandang anak didiknya, ketika didapati anak didiknya lambat dalam

menerima pelajaran tidak lantas menganggap bahwa anak tersebut

bodoh melainkan belum mengetahui ilmunya, sehingga ia berusaha

untuk menempuh berbagai metode yang dapat menghantarkan anak

tersebut mampu menguasai kompetensi tertentu sebagaimana yang

telah dikuasai oleh teman-temannya. Pandangan dan sikap guru yang

bijaksana tersebut memberi motivasi bagi siswa untuk melakukan

perubahan sehingga siswa yang selalu dicemooh, ditertawakan, dan

diremehkan berhasil dengan melanjutkan studi di universitas ternama.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh guru Al-Qur‟an Hadits;

Dalam melaksanakan tugas sebagai guru pada rumpun PAI

tidak dapat dipungkiri bahwa diantara siswa yang kami hadapi ada

siswa yang lambat dalam menerima pelajaran, hal ini dapat kami

maklumi sehubungan dengan tingkat pemahaman (daya tangkap) siswa

terhadap materi pelajaran yang disampaikan itu beragam. Oleh sebab

168

http://pijar.net/kisah-inspiratif-guru-bijaksana-yang-merubah-murid-

bodoh-menjadi pintar

Page 188: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

173

itu, kami berusaha untuk senantiasa bersabar dan terus memberikan

motivasi.169

Guru yang bijaksana bukan hanya menjadi dambaan bagi

peserta didiknya tetapi juga merupakan tipe guru yang ideal yang

diinginkan oleh siswa/peserta didik. Seorang guru yang ideal tidak

menempatkan diri sebagai narasumber yang hebat dan harus

memindahkan ilmu ke otak siswa tapi sebagai pendamping dan bagian

dari siswa untuk belajar bersama. Guru ideal adalah sosok guru yang

mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau

keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin

diambil maka semakin jernih airnya. Mengalir bening dan

menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.

Guru ideal adalah guru yang menguasai ilmunya dengan baik.

Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh

peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan

mudah dipahami. Siswa mengakui bahwa pengajar yang baik tidak

terlalu terkait dengan pengetahuan dan keterampilan disbanding sikap

siswa terhadap siswa, materi yang diajarkan, dan pekerjaan itu sendiri.

Banyak guru yang dianggap ideal ternyata hanya memiliki sifat

169

Wawancara dengan bpk. Aep Saeful Anwar, M.Pd.I pada tanggal 19

November 2018

Page 189: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

174

dominan. Karakteristik yang disebutkan sebagai alat yang

memungkinkan guru-guru menciptakan dan mempertahankan

konektivitasnya di kelas.

Guru yang ideal tersebut memiliki kesadaran akan tujuan yang

pasti, memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa,

menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi

kebutuhan siswa, mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka,

mau belajar berbagai model pembelajaran. Selain itu, guru ideal harus

bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah guru

belajar dan mendapat pengalaman baru dalam mengajar. Guru dapat

mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik

(feedback)170

Pendidikan mengandung pengertian bukan hanya sebagai

pengembangan intelektualitas peserta didik, tetapi lebih jauh maknanya

yang meliputi proses pembinaan kepribadian peserta didik secara

menyeluruh. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku dan sikap

peserta didik dari yang bersifat negatif ke positif, dari yang destruktif

ke konstruktif, dari berakhlak buruk ke akhlak karimah, dan

170

Sudarwan Denim, Pedagogi, andragogi,dan teutagogi, (Bandung:

Alfabeta, 2010) hal. 40

Page 190: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

175

sebagainya.171

Dari sini kita memahami bahwa tujuan terpenting dari

dilaksanakannya pendidikan ialah pemenuhan intelektualitas semata,

karena di atas segalanya penyempurnaan kepribadian adalah yang

utama. Jika makna pendidikan secara umum saja bertujuan untuk

membentuk akhlak peserta didik, tentulah pendidikan dalam Islam

lebih tinggi lagi maknanya. Karena pembentukan akhlak yang baik

sepaket dengan diturunkannya risalah Islam ke dunia.

Sebagaimana Asma Hasan Fahmi menjelaskan bahwa yang

menjadi tujuan akhir dari pendidikan Islam dapat dirincikan menjadi:

a. Tujuan keagamaan

b. Tujuan pengembangan akal, akhlak.

c. Tujuan pengajaran kebudayaan

d. Tujuan pembinaan kepribadian

Demikian pula dengan Munir Mursi yang menjabarkan tujuan

pendidikan Islam:

a. Bahagia di dunia dan akhirat

b. Menghambakan diri kepada Allah

c. Memperkuat ikatan keIslaman dan melayani kepentingan masyarakat

Islam

171

Mahmud. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia,

2012, h. 100

Page 191: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

176

d. Akhlak mulia

An-Nahlawi seperti yang dijelaskan oleh Syafaruddin172

mengemukakan pendidikan keagamaan atau pendidikan Agama Islam

diberikan kepada anak bertujuan:

a. Anak benar-benar menjadi seorang muslim dan seluruh aspeknya;

fisik, sosial, spiritual, tingkah laku, dan intelektual.

b. Merealisasikan ubudiyah kepada Allah Swt. dengan segala makna

yang terkandung dalam tujuan di atas sehingga akal, pikiran, dan

akidahnya berkembang optimal.

Dari berbagai pendapat di atas kiranya pendapat M. Athiyah Al-

Abrasyi berikut ini cukup menyimpulkan, seperti yang dikutip oleh

Mahmud173

, bahwa menurut Al-Abrasyi para ahli pendidikan Islam

telah sepakat bahwa maksud pendidikan dan pengajaran bukanlah

memenuhi otak peserta didik dengan segala macam ilmu yang belum

mereka ketahui, melainkan mendidik akhlak dan jiwa mereka,

menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan

kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan

yang suci, ikhlas, dan jujur. Dengan demikian tujuan pokok dan utama

172

Syafaruddin, dkk. Ilmu Pendidikan Islam; Melejitkan Potensi Budaya

Islam. Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2009, h. 41. 173

Mahmud, Pemikiran…, h. 120

Page 192: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

177

dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendalaman

jiwa. Rincian tujuan pendidikan Islam tersebut adalah berikut ini:

a. Pembentukan akhlak yang mulia. Kaum muslim dari dahulu sampai

sekarang menyepakati bahwa pendidikan akhlak merupakan inti

pendidikan Islam dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah

tujuan pendidikan yang sebenarnya.

b. Meningkatkan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan

Islam bukan hanya menitikberatkan keagamaan, melainkan pada

kedua-duanya.

c. Mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat atau sekarang ini

dikenal dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan professional

d. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar, memuaskan

keingintahuan dan memungkinkan mereka mengkaji ilmu demi

ilmu itu sendiri.

e. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknikal dan pertukangan

supaya dapat menguasai profesi tertentu dan keterampilan

pekerjaan tertentu agar mereka dapat mencari rezeki dalam hidup di

samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.

Berdasarkan rumusan para tokoh di atas dapat kita pahami

bahwasanya pembentukan akhlak mulia pada hakikatnya merupakan

Page 193: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

178

tujuan akhir dari proses pendidikan Islam. Secara substansial,

pengamalan pengajaran agama Islam merupakan pendidikan budi

pekerti terhadap setiap muslim agar benar-benar tunduk terhadap

sunnatullah baik sebagai pribadi atau hamba Allah maupun sebagai

khalifah Allah di bumi.174

Menurut Umari, keberadaan akhlak pada hakikatnya berisikan

nilai-nilai tentang:

a. Arti baik dan buruk

b. Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan

c. Menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan

d. Menyatakan tujuan di dalam perbuatan.

Dalam konteks ini, nilai-nilai akhlak yang menjadi tingkah laku

atau perangai seseorang merupakan sifat yang berurat berakar pada diri

seseorang yang terbit dari padanya amal perbuatan dengan mudah tanpa

dipikir-pikir dan ditimbang-timbang lagi (spontanitas).175

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwasanya

setiap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan haruslah bermuara pada

terbinanya akhlak mulia. Betapapun pentingnya kegunaan ilmu yang

bermacam-macam jumlahnya itu, namun dalam Islam nafasnya

174

Syafaruddin, Ilmu…, h. 69. . 175

Ibid., h. 70

Page 194: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

179

haruslah akhlak yang terpuji. Pelaksanaan pendidikan akhlak yang

sudah berlangsung di MTsN 1 Kab. Serang sejauh ini –jika boleh

dikatakan- sudah sesuai dengan tuntunan yang telah dirumuskan oleh

pakar pendidikan terdahulu, yakni dengan menempatkan akhlak

menjadi sesuatu yang urgen, dan yang paling penting keberhasilan

tertinggi yang dicapai oleh peserta didik ialah terbinanya akhlak yang

mulia.

Kebijakan sekolah yang menyesuaikan tingkat pendidikan anak

dengan materi yang akan diajarkan seperti yang dijelaskan oleh kepala

madrasah pada halaman sebelumnya merupakan pemahaman yang

sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55

tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

Pasal 5 Ayat 2 yaitu: “Pendidikan agama diajarkan sesuai dengan

tahap perkembangan kejiwaan peserta didik”176

Sejalan dengan itu pendapat yang disampaikan oleh Ibn

Miskawaih tentang tingkatan manusia dalam menerima pendidikan

akhlak yang baik juga berbeda-beda khususnya pada anak-anak. Ini

disebabkan karena karakter (akhlak) mereka muncul sejak awal

pertumbuhannya. Sikap yang dimunculkan anak-anak biasanya tidak

176 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kumpulan Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama RI, 2007,

h. 231.

Page 195: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

180

ditutup-tutupi dengan sengaja dan sadar seperti yang dilakukan oleh

orang dewasa.177

Selain itu kita menyaksikan sendiri ada di antara mereka yang

baik, kikir, lembut, keras kepala, dengki atau sebaliknya? Atau bahkan

ada yang karakter-karakternya saling kontradiksi, yang dari situ

akhirnya anda bisa mengetahui tingkatan-tingkatan manusia dalam

menerima karakter yang mulia? Dari situ kita bisa mengerti bahwa

ternyata mereka tidak sama tingkatannya. Di antara mereka ada yang

tanggap dan tidak tanggap, ada yang mudah dan lunak, ada yang keras

dan sulit, ada yang baik dan yang buruk, dan ada yang berada pada

posisi tengah di antara dua kubu ini. Kalau tabiat-tabiat ini diabaikan

dan tidak didisiplinkan dan dikoreksi, maka dia tumbuh berkembang

mengikuti tabiatnya, dan selama hidupnya kondisinya tidak akan

berubah, dia memuaskan apa yang dianggapnyacocok menurut selera

alamiahnya: entah marah, senang, jahat, tamak, atau tabiat rendah

lainnya.178

Dalam penyusunan dan mengarahkan tatanan moral ke arah

kesempurnaan hendaklah dilalui setapak demi setapak dan dengan cara

yang alami. Yaitu dengan cara menemukan fakultas-fakultas dalam diri

177 Ibn Miskawaih. Tahdzib Al-Akhlak; Menuju Kesempurnaan Akhlak. Terj.

Helmi Hidayat. Bandung: Mizan, 1997, h. 59 178

Ibn Miskawaih, Tahzib., h. 59.

Page 196: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

181

yang muncul terlebih dahulu, kemudian mulai memperbaruinya, lalu

dilanjutkan dengan fakultas-fakultas yang muncul kemudian, sesuai

dengan tatanan alami. Dan sesuai tatanan tersebut maka yang pertama

kali terbentuk dalam diri kita adalah sesuatu yang terdapat pada

tumbuhan dan hewan. Kemudian sesuatu itu terus mendapatkan hal

yang khas dan menjadi berbeda dengan spesies lainnya hingga

memperoleh atribut kemanusiaan. Oleh sebab itu kita harus

memulainya dari nafsu makan, lalu mengaturnya, setelah itu kita atur

nafsu amarah dan cinta kemuliaan, dan akhirnya keinginan akan ilmu

dan pengetahuan. Tahapan-tahapan tersebut sesuai dengan tahapan

pertumbuhan manusia yang pada mulanya merupakan embrio, lalu

anak-anak, dan akhirnya orang dewasa. Dan fakultas ini muncul dalam

diri kita satu demi satu.179

Setelah direncanakan sedemikian rupa dengan menempatkan

akhlak sebagai tujuan utama dari pelaksanaan pendidikan, selanjutnya

tahap yang tak kalah penting adalah pelaksanaan pendidikan.

Strategi/metode yang digunakan sangat mempengaruhi tercapainya

tujuan. Dari berbagai metode pendidikan akhlak yang penulis temukan

di MTsN 1 Kab. Serang ini peserta didik mempunyai kegiatan rutin

179

Ibid., h. 60

Page 197: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

182

setiap harinya yang berhubungan dengan berbagai hafalan ayat dan

doa. Doa ini tidak hanya dilaksanakan setelah salat, tetapi setiap

aktivitas peserta didik dianjurkan untuk memulai dengan berdoa,

seperti akan makan, ketika masuk ke dalam kelas, ke kamar mandi dan

sebagainya. Penting bagi seorang pendidik untuk mengajarkan dan

menganjurkan peserta didik untuk selalu berdoa, khususnya doa untuk

berakhlak mulia. Secara psikologis, peserta didik mengalami tiga tahap

perkembangan dalam berdoa, yaitu:

1. Tahap pertama (5 sampai 7 tahun) peserta didik secara kabur

menghubungkan doa (atau formula tertentu yang diajarkan) dengan

Tuhan, tetapi anak tetap merasakan pengalaman ini merupakan

pengalaman yang global dan tidak berbeda dengan pengalaman yang

lain.

2. Tahap kedua (7 sampai 9 tahun), doa menjadi secara khusus

dikaitkan dengan pengalaman aktivitas tertentu tetapi tetap dalam

keadaan konkret dan sangat dipersonifikasi.

3. Tahap ketiga (9 sampai 12 tahun), ide bahwa doa merupakan

komunikasi antara peserta didik dengan Tuhan mulai terjadi. Hanya

pada tahap inilah isi doa berubah dari keinginan egosentris menjadi

Page 198: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

183

altruistic dan hal-hal yang berhubungan dengan etika kedamaian,

ketenteraman, kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan.180

Secara psikologis doa juga mempunyai beberapa keutamaan, di

antaranya seperti yang dijelaskan oleh Suprayetno berikut ini:

1. Pertama dan utama ialah doa merupakan pemancangan niat dan

cita-cita yang kemudian akan membentuk konsep diri (self concept)

dan kepercayaan diri (self confidence) yang merupakan cikal bakal

pembentukan sikap dan perilaku sesuai dengan isi doa, atau dalam

hal ini adalah berakhlak mulia.

2. Doa dapat meningkatkan kekuatan spiritual dan keimanan seseorang.

Seperti dalam salah satu kasus sahabat Rasul Saw. yang khawatir

akan kegagalannya dalam berakhlak mulia lalu berdoa kepada

Allah Swt. untuk kesuksesan perjuangannya dalam berakhak mulia.

Setelah berdoa ia memiliki semangat yang tinggi untuk berusaha

mencapai cita-citanya. Orang yang selalu berdoa tidak akan mudah

putus asa dan frustasi. Sebab perasaan-perasaan negatif yang

mendorongnya untuk frutasi dan putus asa telah dileburnya bersama

dengan doa-doa yang dipanjatkannya kepada Allah Swt.

180

Hasan Asari. Hadis-Hadis Pendidikan; Sebuah Penulusuran Akar-Akar

Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2014., h. 264

Page 199: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

184

3. Doa meningkatkan persiapan spiritual seseorang dalam

mempersiapkan dirinya menghadapi hari akhir. Dalam hal ini

memiliki akhlak mulia merupakan manifestasi dari rasa keimanan

terhadap hari akhir dan kekhawatiran terhadapnya.

4. Doa dapat meningkatkan rasa sosial manusia. Di sinilah esensi doa-

doa yang diajarkan Rasul Saw. yakni memiliki akhlak mulia dan

menghidari akhlak tercela guna kesejahteraan dan keselamatan

umat manusia.181

Hal yang sangat efektif dalam menanamkan akhlak ialah

keteladanan. Peserta didik cenderung meneladani pendidiknya. Ini

diakui oleh semua ahli pendidikan, baik dari Barat maupun dari Timur.

Dasarnya ialah karena secara psikologis anak memang senang meniru,

tidak saja yang baik, yang jelek pun ditirunya. Selain itu juga manusia

memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah sifat

pembawaan. Taqlid (meniru) adalah salah satu sifat pembawaan

manusia.182

Ahmad Tafsir menyimpulkan bahwa metode pendidikan Islam

berpusat pada keteladanan. Yang memberikan keteladanan itu adalah

guru, kepala sekolah dan seluruh aparat sekolah. Sedangkan teladan

181

Asari (Ed.), Hadis…, h. 204. 182

Ahmad Tafsir, Ilmu…, h. 143

Page 200: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

185

untuk guru-guru adalah Rasulullah Saw. Guru tidak boleh mengambil

tokoh yang diteladani selain Rasulullah Saw.183

Dalam sebuah lembaga pendidikan, semua tenaga pendidik

harus mampu menjadi teladan bagi peserta didik. Pemberian teladan

tidak cukup jika hanya ditunjukkan oleh sebagian kecil guru saja,

apalagi jika hanya dibebankan kepada guru agama. Semua guru

harusnya berfungsi sebagai guru agama, dalam arti bertugas untuk

menanamkan nilai-nilai etis religius,184

seperti ikut melaksanakan

shalat berjamaah, berpuasa pada bulan ramadhan, membaca doa,

menjaga kebersihan, memperhatikan adab-adab makan, duduk,

berbicara dan sebagainya. Pemberian keteladanan dalam upaya

membina akhlak peserta didik telah teruji keberhasilannya,

Keteladanan merupakan metode pengajaran Rasulullah saw. yang

paling penting dan menonjol, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai

hadis. Jika Rasulullah menyuruh melakukan sesuatu, maka beliaulah

orang pertama yang akan melakukannya, sehingga orang-orang dapat

mengikutinya dan mengamalkan sebagaimana yang mereka lihat dari

183

Ibid., h. 143 184

Tabroni, Pendidikan Islam: Dari Dimensi Paradigma Teologis, Filosofis

dan Spiritualitas Hingga Dimensi Praksis Normatif, h.191

Page 201: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

186

Rasulullah.185

Sehingga terasa ganjil jika dalam pendidikan Islam,

metode keteladanan ini kurang diterapkan. Terlebih lagi melihat

kondisi saat ini, seakan peserta didik kehilangan sosok yang dapat

diteladani. Rasulullah saw. telah menunjukkan bagaimana efektifnya

keteladanan. Dengan kemuliaan akhlak Rasulullah, beliau mendidik

para sahabatnya. Hingga terbentuklah insan-insan yang dihiasi dengan

akhlak mulia. Berakhlak mulia merupakan salah satu daya tarik yang

dimiliki Rasulullah saw. dan menjadi pendukung keberhasilan dakwah

beliau. Di dalam al-Quran Allah swt. menyifati Rasulullah saw. dengan

sifat yang begitu indah, sebagaimana firman-Nya dalam QS al-Qalam /

68 : 4, berbunyi:

٤وإك هعلى لو ظي

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

yang luhur.”186

Seperti itulah yang harusnya dicontoh oleh para pendidik saat

ini, pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didiknya jika ingin

mewujudkan generasigenerasi yang berakhlak mulia yang menjadi

185

Abdul FattahAbu Ghuddah, ar-Rasul al-Mu‟allim wa Asalibuhu fi at-

Ta‟lim; ter: Agus Khudlori dengan judul, Muhammad Sang Guru (Cet.I;

Temanggung: Armasta, 2015), h.81. 186

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Cet.IV; Bandung:

Diponegoro, 2007),h.564

Page 202: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

187

tujuan pendidikan Islam. Sebagaimana rumusan Athiyah al-Abrasyi

bahwa tujuan akhir pendidikan Islam yaitu manusia yang berakhlak

mulia.187

Akhlak ini menjadi bekal terpenting setiap manusia untuk

menjalani hidup sebagai mahluk sosial. Karena akhlak berkaitan

dengan hubungan muamalah seseorang dengan orang lain, baik secara

perorangan maupun kelompok. Bahkan lebih dari itu, akhlak tidak

terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia

lain, tetapi juga mangatur hubungan manusia dengan segala yang

terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, dan mengatur hubungan

antara hamba dengan Tuhannya.188

Sehubungan dengan penanaman pendidikan akhlak kepada

peserta didik haruslah dilakukan sedini mungkin dan merupakan suatu

kemutlakan. Suprayetno W189

dalam Hadis-Hadis Pendidikan (Hasan

Asari, Ed.) menjelaskan bahwa dalam menanamkan akhlak terdapat

tiga fase yang akan dilalui oleh peserta didik, yaitu:

a. Fase pertama, akhlak anak dikendalikan dari luar dirinya, yakni oleh

orang-orang dewasa di sekitarnya. Dalam hal ini anak sangat

187

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.II; Jakarta: Kencana, 2012),

h.62 188

Omar Mohammad al-Taumy al-Syaibany, Falsafatut Tarbiyyah al-

Islamiyah, terj. Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam (Cet.I; Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), h.312 189

Asari (Ed.), Hadis…, h. 281.

Page 203: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

188

bergantung pada orang-orang dewasa tentang perbuatan yang baik

dan buruk, yang boleh dan yang dilarang.

b. Fase kedua, saat anak mampu menerapkan pengendalian diri sendiri.

Ini merupakan saat anak berperilaku baik bukan karena takut pada

orang tua atau karena pengawasan orang tua atau orang dewasa lain.

Dengan kata lain telah terjadi proses internalisasi nilai-nilai,

norma-norma dan aturan-aturan dalam diri anak. Di sinilah anak mulai

menerapkan standar internal setiap perbuatannya. Hal yang harus

diperhatikan di sini adalah urgensi penciptaan dan penegakan

konsistensi nilai, norma, dan aturan serta situasi dan kondisi yang

mendukung kepada penciptaan akhlak yang baik dalam lingkungan

hidup anak.

c. Fase ketiga, yaitu fase saat anak telah memiliki aturan-aturan sendiri

dalam kehidupannya, yakni suatu fase yang di dalamnya anak telah

menerapkan strategi dan rencana sendiri dalam menghadapi

tantangan-tantangan yang berlawanan dengan akhlak yang baik.

Page 204: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

189

Langgulung dan Najati seperti yang dijelaskan oleh Suprayetno

W190

merumuskan hal-hal praktis yang dapat dilakukan dalam

pendidikan akhlak anak, antara lain:

a. Meneladankan/menjadi contoh (bukan memberi contoh) kepada

anak akan akhlak yang mulia.

b. Menciptakan suasana dan peluang kepada anak untuk berakhlak

mulia.

c. Menunjukkan kepada anak bahwa orang tua selalu mengawasi sikap

dan perilaku mereka.

d. Menjauhkan anak dari teman-temannya yang memungkinkannya

berakhlak tercela.

e. Menjaga anak agar tidak mengunjungi tempat-tempat yang dapat

merusak akhlaknya.

f. Membiasakan anak untuk hidup bersahaja agar mereka mampu

bersikap sabar dalam menghadapi kesulitan hidup. Kemanjaan dan

kekayaan akan mengajarkan hal yang sebaliknya.

g. Mendidik anak adab makan, mandi berpakaian, buang air, tidur dan

sebagainya yang telah diatur dalam Islam termasuk doa-doa yang

mengiringi aktivitas tersebut.

190

Asari (Ed.), Hadis…, h. 281-282.

Page 205: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

190

h. Mengajarkan anak dan membiasakan mereka untuk membaca Al-

quran setiap hari.

i. Mengajarkan anak cerita-cerita tentang para Nabi, Rasul, sahabat

Rasul, dan orang-orang salih lainnya dalam sejarah Islam. Hal ini

dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak kepada

mereka sekaligus menjadikan mereka idola dan teladan.

j. Memberikan respon atas akhlak anak, yakni dengan memberikan

penghargaan atas akhlak yang baik dan memberikan hukuman atas

akhlak yang buruk.

k. Membiasakan anak untuk melakukan hal-hal yang bersifat

jasmaniah/olahraga (tarbiyah jasadiah). Hal ini selain bertujuan

untuk meningkatkan keehatan anak juga bertujuan menghindarkan

anak dari sifat malas.

l. Membiasakan anak untuk bersikap rendah hati dan menghargai

orang lain.

m. Mendidik anak untuk tidak bersifat materialis.

n. Melarang anak untuk melakukan sumpah, baik sumpah yang benar

maupun yang bersifat bohong. Hal ini dimaksudkan untuk mendidik

anak untuk tidak menganggap ringan sumpah.

Page 206: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

191

o. Membiasakan anak untuk berkata-kata dengan perkataan yang baik

serta melarang mereka untuk berkata-kata kotor dan mencela.

p. Mengajarkan anak untuk sabar menerima hukuman, khususnya bila

menerima hukuman dari guru. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan

jiwa ksatria anak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang

dilakukan.

q. Memberikan anak waktu untuk istirahat dan rekreasi.

r. Jika anak telah remaja atau baligh mereka diharuskan untuk tetap

melaksanakan salat setiap waktu dan ibadah-ibadah wajib lainnya.

s. Menanamkan dalam jiwa anak rasa takut melakukan perbuatan-

perbuatan dosa.

Al-Ghazali sangat menekankan pentingnya perubahan perilaku,

khususnya akhlak dalam belajar. Dalam Ihya Al-Ulum Al-Din, Al-

Ghazali menegaskan bahwa perubahan, perbaikan, dan peningkatan

akhlak akan dapat dicapai sepanjang dilakukan melalui usaha dan

latihan moral yang sesuai. Hal ini penting, sebab fungsi agama yang

utama adalah membimbing manusia memperbaiki akhlak. Rasul sendiri

diutus Allah SWT adalah untuk memperbaiki akhlak manusia agar

berakhlak mulia. Itu berarti, jika akhlak tidak dapat diubah, maka

semua perintah dan teguran, anjuran dan ancaman agama tidak akan

Page 207: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

192

berguna. Untuk merubah akhlak peserta didik ke arah akhlak yang

mulia, maka metde pendidikannya adalah latihan dan pembiasaan

moral atau akhlak yang baik ke dalam peserta didik.191

Menurut Al-Ghazali, pendidikan agama harus diberikan kepada

anak sejak usia dini. Ketika itu, anak harus menerima materi

pembelajaran dengan hafalan diluar kepala. Ketika usia anak menginjak

dewasa, sedikit demi sedikit makna agama yang dididikkan kedalam

diri mereka akan tersingkap. Prosesnya dimulai dengan hafalan,

dilanjutkan dengan proses pemberian pemahaman, kemudian keyakinan

dan pengakuan. Setelah itu baru diberi bukti dan dalil yang membantu

menguatkannya. Berkaitan dengan hal ini, Al-Ghazali menasehatkan

kepada para guru agar mengatur metode pembelajaran sesuai dengan

usia dan tempramen peserta didik atau melihat apakah metode itu

diterima atau tidak oleh peserta didik sesuai kepribadian bawaan

mereka.192

Ada tiga alasan mengapa anak-anak memiliki sikap meniru

menurut An-Nahlawi seperti yang dijelaskan oleh Syafaruddin

sehingga keteladanan diperlukan yaitu:

191

Al Rasyidin, Percikan Pemikiran Pendidikan; dari filsafat hingga praktik

pendidikan, Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2009, h. 84 192

Al Rasyidin, Percikan Pemikiran Pendidikan..., h. 87

Page 208: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

193

1. Keinginan untuk meniru dan mencontoh terdorong oleh keinginan

halus yang tidak dirasakannya untuk meniru orang yang

dikaguminya didalam cara berbicara cara bergerak, cara bergaul,

cara menulis, dan sebagian besar tingkah laku tanpa disengaja. Cara

meniru tanpa disengaja seperti ini tidak hanya terjadi pada tingkah

laku yang baik, kadangkala terjadi pada tindakan yang jelek, tidak

baik atau perbuatan dosa.

2. Ada kesiapan untuk meniru, karena setiap tahapan usia anak

mempunyai kesiapan untuk meniru dan potensi tertentu.

3. Ada tujuan. Stiap peniruan mempunyai tujuan yang kadang-kadang

disadari oleh anak atau pihak yang meniru atau tidak. Adapun tujuan

pertama bersifat biologis dan naluriah, tidak disadari yang nampak

pada anak kecil. Selanjutnya sifat meniru ini berkembang pada

kesadaran dan memiliki tujuan untuk mendapat perlindungan dan

kekuatan dari orang yang ditirunya, dengan adanya alasan-alasan

yang mengacu kepada tujuan.193

Dalam memilih dan menerapkan metde pembelajaran, seorang

guru menurut Al-Ghazali, sebagaiman disimpulkan Zainuddin, harus

memperhatikan empat prinsip atau asas yaitu:

193

Syarifuddin dkk. Ilmu Pendidikan Islam; Melejitkan potensi budaya

islam, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2009 h.115

Page 209: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

194

a. Memperhatikan tingkat daya pikir peserta didik. Seorang guru

hendaklah dapat memperkirakan daya pemahaman peserta didiknya

dan jangan memberikan materi pembelajaran yang belum dapat

dipahami pemikiran anak. Bila guru tidak memperhatikan hal ini,

maka peserta didik akan lari dari pembelajaran atau akan tumpul

otaknya.

b. Menerangkan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya. Peserta didik

yang masih rendah tingkat befikirnya harus mendapat penjelasan

yang konkrit dan mendalam.

c. Mengajarkan ilmu pengethuan dari yang konkrit kepada yang

abstrak.

d. Mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara berangsur-angsur.194

Oleh karena itu keteladanan dalam praktik pendidikan mutlak

adanya. Di MTs Negeri 1 Serang sendiri keteladanan bukan hanya

harus ditampilkan oleh pendidik, melainkan seluruh perangkat

sekolah termasuk pegawai harus mampu menjadi conth yang baik

bagi peserta didik. Karena apapun yang baik yang disampaikan oleh

manusia, hendaklah terlebih dahulu ia yang melaksanakannya. Allah

SWT berfirman dalam QS. As-Saff/61:3 berikut ini:

194

Al-Rasyidin dan Wahyudin Nur, Percikan Pemikiran Pendidikan, h. 85

Page 210: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

195

خا ظد لب يق عون ٱلل ا يا ل تف ن تقل ٣أ

“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan

apa-apa yang tidak kamu kerjakan”

Allah SWT juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah/2:44 berikut

ini:

مرون حأ

ٱلاس ۞أ ة ب

خى تخ ون ٱه فصكى وأ

ن أ وحنص

قون ٱه متىب فل تع ٤٤أ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,

sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu

membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?”195

Demikian pula sejarah para sahabat, memberikan ibrah bahwa

teladan seorang guru sangat besar peranannya terhadap

pembentukan akhlak peserta didik. Ketika Uqbah bin Abi Supyan

hendak menyerahkan anaknya kepada seorang pendidik (guru) ia

berkata:

195

Departemen Agama, Al-quran..., h. 552

Page 211: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

196

“Sebelum engkau memperbaiki anakku maka pertama kali engkau

harus memperbaiki dirimu sendiri. Sebab matanya masih sangat

terikat dengan matamu. Jadi ukuran baik menurut dia adalah apa

yang baik dalam pendanganmu (menurutmu). Demikian pula

sebaliknya, yang jelek dalam pandangan dia adalah yang menurutmu

jelek. Setelah itu ajarilah ia sejarah hidup dan biografi para ahli

hikmah atau filsuf dan akhlak budi pekerti ahli adab. Dia juga perlu

ditakut-takuti dengan memakai diriku. Engkau harus seperti seorang

dokter, dimana ia tidak terburu-buru mengobati penyakit sebelum

mengetahui betul apa penyakitnya. Engkau jangan berpegang

udzurku ini, sebab aku telah percaya penuh padamu”.196

Pendidikan akhlak yang berkaitan dengan aspek sosial juga

penting diberikan kepada peserta didik. Karena manusia adalah

makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk itu

setiap individu muslim harus dididik untuk berhubungan baik

dengan orang-orang diluar dirinya. Hal-hal praktis yang dapat

dilakukan antara lain:

1. Memberikan teladan perilaku sosial yang sehat, misalnya

berinfaq, bergotong royong, dan lain-lain.

196

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT. Remaja Rsdakarya, 2012, h. 119-120

Page 212: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

197

2. Menciptakan hubungan yang harmonis di rumah di masyarakat,

dan di lembaga-lembaga yang ada.

3. Mendidik setiap individu muslim secara bertahap untuk

mencapai kemandirian sosial, politik dan ekonomi.

4. Menghindarkan sifat individu muslim dari sifat manja dan

berfoya-foya.

5. Menolong individu muslim menjalin pergaulan dan persahabatan

yang islami.

6. Membiasakan individu muslim hidup sederhana, ini akan

memberikan kemampuan kepada mereka untuk mengatasi

kesulitan hidup yang dihadapinya.197

Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita pahami bahwa

pendidikan akhlak harus juga diajarkan dalam kehidupan sosial

peserta didik, karena kedudukan seseorang dimata masyarakat akan

berharga dan bermartabat dilihat dari seberapa baik kelakuannya

(akhlak). Untuk itulah pendidikan akhlak sedini mungkin harus

diajarkan dalam kehidupan sosial peserta didik. Pendidikan akhlak

tersebut misalnya bisa dimulai dengan menumbuhkan sikap peduli,

simpati maupun empati terhadap sesama manusia maupun

lingkungannya. Misalnya dengan membiasakan bergotong royong,

197

Asari (Ed) Hadis... h. 283

Page 213: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

198

bersedekah, membantu teman yang kesulitan, meminjamkan barang,

dan sebagainya. Jika akhlak setiap individu sudah baik maka

masyarakat yang terbentuk juga adalah masyarakat yang berakhlak

al-karimah.

Page 214: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

199

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil analisis tujuan, teori, data lapangan dan pembahasan

mendapatkan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Metode Al-Hikmah diterapkan oleh guru di MTsN 1 Serang

dengan selalu berpandangan positif terhadap siswa/i yang

lambat bahwa mereka bukan bodoh akan tetapi belum

mengetahui dan memahami ilmunya, selain itu juga pemberian

motivasi dilakukan baik ketika hendak memulai kegiatan belajar

mengajar, ketika mengakhiri kegiatan belajar mengajar atau

bahkan diluar jam pelajaran. Hal ini dilakukan untuk memberi

semangat kepada siswa untuk terus meningkatkan prestasi

belajar dan membiasakan diri dengan perbuatan-perbuatan yang

baik. Oleh sebab itu, tatkala mendapati siswa yang berakhlak

kurang baik seperti contohnya; tidak mengikuti sholat dhuha

bersama, tidak sholat dzuhur berjamaah dan tidak ikut tadarus

Al-Qur‟an, atau juga contohnya siswa yang melanggar tata

tertib madrasah, seperti, merokok, membolos, atau tidak

berpakaian sebagaimana yang telah ditentukan, maka bagi siswa

Page 215: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

200

tersebut tidak dihukumi secara fisik (misalnya; dijemur, lari,

push up, dll) tetapi sanksi lain yang diberlakukan, seperti

contohnya; menulis ayat/surat Al-Qur‟an, menghafal, dan

ditugaskan untuk menjaga kebersihan masjid di madrasah.

2. Penerapan evaluasi muhasabah di MTs Negeri 1 Serang

dilaksanakan dengan bermalam (Mabit) dan bekerja sama dengan

pihak lain / organisasi lain diluar sekolah yakni dengan Pelajar

Islam Indonesia (PD-PII) Kabupaten Serang. Kegiatan yang

berlangsung di madrasah diikuti oleh siswa kelas VII hingga kelas

IX, turut ikut hadir pula siswa yang berasal dari luar madrasah

yakni siswa dari SMPN 1 Ciruas dari kelas VII dan VIII dengan

jumlah kurang lebih 150 siswa. Kegiatan berlangsung selama satu

hari semalam dan bertujuan untuk membekali karakter dengan

keimanan siswa dalam aktivitasnya sehari-hari agar tidak keluar

dari jalur agama. Evaluasi muhasabah dilakukan setelah seluruh

peserta melaksanakan sholat tahajjud menjelang sholat subuh

dengan terlebih dahulu diisi dengan pemberian materi-materi

keislaman seperti; Tawazun, Eksistensi mengenal Allah swt dan

kultum, ditambahi dengan adanya permainan/game islami.

Page 216: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

201

3. Pembinaan akhlak siswa di MTsN 1 Serang melalui proses

pembiasaan, dengan keteladanan dari pendidik dan tenaga

kependidikan. Hal-hal yang dibiasakan itu misalnya; mengucapkan

salam, senyum, dan sapa (3S). selain itu, siswa juga dituntun untuk

Shalat malam, sholat duha, selalu introspeksi (Mawas diri), zakat,

kurban, penggalangan dana sosial, dan lain sebagainya. Dalam

proses kegiatan belajar mengajar, guru dianjurkan untuk menjeda

kegiatan belajar mengajar ketika ada sikap siswa yang perlu

diperbaiki. Hai ini karena di madrasah ini Akhlak siswa menjadi

fokus utama.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini membawa implikasi bahwa untuk

pembinaan akhlak siswa dapat diupayakan melalui metode dan

evaluasi diri (introspeksi).

1. Guru yang arif dan bijaksana melakukan pendekatan yang baik,

bersahabat dan ramah sehingga dapat memberi semangat siswa

untuk memperbaiki diri. Penelitian ini telah membuktikan bahwa

guru yang bijaksana merupakan tipe guru yang ideal dan menjadi

dambaan bagi siswa. semakin bijak seorang guru maka siswa pun

akan semakin segan dan hormat.

Page 217: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

202

2. Semangat untuk memperbaiki diri untuk memperoleh perubahan

tingkah laku siswa dan dedikasi guru dicapai melalui evaluasi

Muhasabah. Hal ini berarti untuk dapat merubah tingkah laku, sikap

dan perbuatan diperlukan evaluasi diri (introspeksi). Dengan

bermuhasabah siswa dapat menemukenali ucapan, perbuatan dan

sikap yang berlebihan atau bertentangan sama sekali dengan ajaran

agama.

C. Saran-saran

1. Kepada kepala Madrasah hendaknya lebih mengembangkan dan

memajukan bentuk implementasi pendidikan akhlak yang sudah

ada, sehingga hasil yang telah dicapai dapat semakin ditingkatkan.

Dalam hal ini khususnya tentang perencanaan, hendaknya materi

pendidikan akhlak dibuat dalam bentuk yang lebih kongkret seperti

RPP sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah dan untuk

mengevaluasinya semakin mudah.

2. Kepada para pendidik MTsN 1 Serang hendaknya lebih

mengoptimalkan peran dalam memantau dan mendidik

perkembangan akhlak peserta didik karena berdasarkan penelitian

ini kontribusi pengawasan itu sangat penting.

Page 218: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

203

3. Kepada guru rumpun PAI MTsN 1 Serang. Untuk memperluas

kerjasama dalam pembinaan akhlak siswa, karena akhlak siswa itu

bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang

terhimpun pada rumpun PAI semata melainkan menjadi tugas dan

tanggung jawab pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua

siswa.

Page 219: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdu ‗I-Lah Nashih ‗Ulwan, Tarbiyatu „I-Aulad fi „I-Islam Juz I,

penerjemah Saifullah Kamalie, Lc dan Hery Noer Ali. Judul

terjemahan Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam,

Semarang: Asy-Syifa, Juz I, 1981

Abd al-Karim ibn Hawazin al-Qusyayri, Risalah Sufi Al-Qusyairy,

Bandung: Mizan Press, 1990,

Abdullah Hadziq, Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik,

Semarang: Rasail, 2005

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan

Masyarakat, Jakarta: Gema Insani, 1995

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif

Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012

Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru

Pendidikan Hadhari Berbasis Integrative, Jakarta: Rajawali

Pers, 2011

Abdullah Al Ghamidi, Cara Mengajar anak ala Lukman al hakim,

Jakarta: Sabil, 2011

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2013

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1992

Ahmad Yani, Be Excellent (Menjadi Pribadi Terpuji), Depok: AL

QALAM: Kelompok Gema Insani, 2007

Page 220: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

Alaiddin Koto, Hikmah dibalik Perintah dan Larangan Allah, Jakarta:

Rajawali Pers, 2014

Al Rasyidin, Percikan Pemikiran Pendidikan; dari Filsafat hingga

Praktik Pendidikan, Bandung: Cita Pustaka Media Perintis,

2009

Amin Syukur, Tasawuf Bagi Orang Awam (Menjawab Problematika

Kehidupan), Yogyakarta: LPK-2, Suara Merdeka, 2006

Amirullah Syarbaini, Kiat-Kiat Islami Mendidik Akhlak Remaja,

Kompas Gramedia, Jakarta, 2012

Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

1996

Asad M. Al kali, Kamus Indonesia-Arab, Jakarta: Bulan Bintang, 1989

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT

Syamil Cipta Media, 2004

Dudung Rahmat Hidayat, Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung:

Alfabetta, 2009 cet. II.

Encep Ismail, Landasan Qur’ani tentang zikir dalam ajaran tarekat

(Jurnal: Syifa al-Qulub, vol,1 No.2, Januari 2017)

Fathullah Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2001

Geidurrahman El Mishry, Percikan Cinta dari Surga, Jakarta: Himmah,

2008

Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam

Mencerdaskan Bangsa, Jakarta: Rineka Cipta, 2012

Hasan Asari, Hadis-Hadis Pendidikan Sebuah Penelusuran Akar-Akar

Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Cita pustaka Media

Perintis, 2014

Page 221: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

Imam Al Ghozali, Ringkasan Ihya ‘Ulumuddin, Jakarta: Akbar, 2008

Cet ke-1,

Juhaya S Praja, Tafsir Hikmah, Seputar Ibadah, Muamalah, Jin, dan

Manusia, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000

Mardianto, Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2012

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional), Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

2014

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa

Indonesia, Jakarta : Pusat bahasa 2008

Sa‟id Hawwa, Mensucikan Jiwa (Konsep Tazkiyatun-Nafs Terpadu:

Intisari Ihya Ulumuddin), Jakarta: Robbani Press, 1998

Shalih Al-'Ulyawi, Muhâsabah (Introspeksi diri), Terj. Abu Ziyad.

(Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2007)

Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2004.

Cet. I,

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan

Aplikasi Yogyakarta: Teras, 2009

Syafruddin, dkk. Ilmu Pendidikan Islam; Melejitkan Potensi Budaya

Islam, Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2009

Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20

tahun 2003) dan Peraturan Pelaksanaannya, Bandung: Citra

Umbara, 2010

Werkanis, AS, Peranan Kebudayaan dalam Membangun Karakter

Bangsa dalam Proses Pendidikan, Solo: Inti Prima Aksara,

2010

Page 222: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengalaman Islam, 2014

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta:

Bulan Bintang, 1982

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, 2011

Zubaedi, Evaluasi Pendidikan Nilai, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

cet. III.

Page 223: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 224: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK SISWA

Metode Al - Hikmah

1. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, apakah bapak/ibu

menemukan peserta didik yang dinilai lambat dalam menerima

materi pelajaran yang disampaikan ?

2. Apakah bapak/ibu mempunyai pandangan positif terhadap siswa/i

yang lambat bahwa mereka bukan bodoh tetapi belum mengetahui

dan memahami ilmunya ?

3. Jika bapak/ibu mendapati peserta didik yang dinilai lambat dalam

menerima materi pelajaran, apakah bapak/ibu akan senantiasa

bersabar seraya membimbingnya sampai anak tersebut dapat

menguasai materi pelajaran ?

4. Sebagai guru pada rumpun PAI, bapak/ibu tentu menjadi

lokomotif dalam upaya pembinaan akhlak siswa/i. apakah upaya

tersebut bpk/ibu tunjukkan melalui pemberian contoh yang baik

kepada siswa/i ?

5. Dalam upaya pembinaan akhlak siswa/i, apakah bapak/ibu

melakukan pendekatan yang baik, bersahabat, dan ramah ? Apa

alasannya ?

6. Ketika bapak/ibu hendak mengajar, apakah dimulai dengan

pemberian motivasi kepada peserta didik ?

7. Ketika bapak/ibu mendapati peserta didik berakhlak kurang baik (

baik didalam maupun diluar kelas ), apakah bapak/ibu memberikan

hukuman fisik ? Mengapa ?

8. Sebagai guru pada rumpun PAI, apakah dengan menggunakan cara

yang arif dan bijaksana dapat memotivasi peserta didik untuk

berakhlak terpuji ? Contohnya ?

9. Dengan menggunakan metode yang arif dan bijaksana, contoh

akhlak terpuji apa sajakah yang dilakukan oleh peserta didik ?

Page 225: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

10. Dalam penggunaanya, metode tidak luput dari kelebihan dan

kekurangan. Apa sajakah kelebihan dan kekurangannya ketika

bapak/ibu menggunakan metode yang arif dan bijaksana ini ?

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK SISWA

Evaluasi Muhasabah

1. Apakah dengan melakukan Muhasabah (introspeksi) warga

sekolah terutama siswa menampilkan akhlak terpuji ?

2. Apakah dengan melakukan Muhasabah (introspeksi) dapat

menambah ketaatan untuk mematuhi peraturan yang berlaku di

sekolah maupun diluar sekolah ?

3. Setelah melakukan Muhasabah (introspeksi), apakah bapak/ibu

mendapati siswa/i yang melanggar tata tertib sekolah atau

melanggar aturan yang berlaku diluar sekolah ? Mengapa ?

4. Apakah dengan melakukan Muhasabah (introspeksi) menambah

semangat, dedikasi dan ketulusan bapak/ibu dalam melaksanakan

tugas baik sebagai guru maupun sebagai pendidik ?

5. Apakah dengan melakukan Muhasabah timbul rasa optimis pada

diri bapak/ibu begitu juga pada diri peserta didik ? Mengapa ?

6. Apakah rekan kerja seprofesi/rekan kerja di sekolah yang tidak

seprofesi memberi masukan penilaian terhadap kinerja bapak/ibu ?

7. Apakah peserta didik menilai dedikasi dan semangat bapak/ibu

dalam melaksanakan tugas ?

8. Apakah bapak/ibu merasa berat hati jika ada diantara peserta didik

yang memberi kritikan terhadap kepribadian, dedikasi dan

semangat kerja ? Mengapa ?

9. Ketika melakukan evaluasi Muhasabah, apakah ada kerjasama

yang dijalin oleh sekolah dengan pihak lain / organisasi lain diluar

Sekolah/Madrasah ? Contohnya ?

10. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

evaluasi Muhasabah ?

Page 226: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN
Page 227: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK SISWA

Pembinaan Akhlak

1. Ketika melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik/guru pada

rumpun PAI, apakah bapak/ibu mendapati peserta didik yang

menampilkan akhlak yang kurang terpuji ?

2. Tatkala bapak/ibu mendapati peserta didik menampilkan akhlak

yang kurang terpuji, tindakan apa yang semestinya dilakukan ?

3. Apakah bapak/ibu setuju dengan pemberian hukuman fisik dapat

membuat peserta didik yang menampilkan akhlak kurang terpuji

menjadi jera dan dengan hukuman fisik tersebut pula dapat

merubah perilaku peserta didik menjadi terpuji ?

4. Apakah bapak/ibu melakukan pendekatan yang baik, bersahabat,

dan ramah kepada peserta didik ? Dengan cara apa ?

5. Apakah bapak/ibu melakukan pemberian contoh yang baik,

bersahabat, dan ramah kepada siswa, sehingga peserta didik dapat

mengikuti tauladan tersebut ?

6. Adakah kerjasama yang dijalin oleh sekolah dengan

lembaga/organisasi diluar sekolah dalam upaya pembinaan akhlak

siswa ? Contohnya ?

7. Apakah ada kerjasama yang dijalin oleh sekolah dengan orang

tua/wali siswa dalam upaya pembinaan akhlak siswa ?

8. Apakah ada hambatan dalam upaya pembinaan akhlak siswa di

sekolah / madrasah ?

9. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan – hambatan yang

ditemukan dalam upaya pembinaan akhlak ?

10. Bagaimana pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di sekolah /

madrasah ?

Page 228: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

KISI - KISI

PEDOMAN DOKUMENTASI

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK SISWA

Dokumen Arsip

1. Data Kelembagaan

a. Proposal dan foto kegiatan malam bimbingan iman dan taqwa

b. Catatan dari guru bimbingan konseling

2. Data tentang Anak / siswa

a. Catatan dari guru rumpun PAI

b. Catatan / penilaian dari teman

Page 229: IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI ...repository.uinbanten.ac.id/3831/1/FIRMANSYAH 172011061.pdfIMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

KISI – KISI

PEDOMAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI METODE AL-HIKMAH DAN EVALUASI

MUHASABAH PADA RUMPUN PAI DALAM PEMBINAAN

AKHLAK SISWA

Pengamatan Variabel Indikator

Guru / Tenaga

Pendidik &

Kependidikan

Metode

Al-Hikmah

1. Sikap guru / Tenaga

Pendidik & Kependidikan

terhadap siswa/peserta

didik ketika terjadi

penyimpangan perilaku.

2. Kesiapan guru/Tenaga

Pendidik & Kependidikan

terhadap siswa/peserta

didik ketika terjadi

penyimpangan perilaku

Guru, Tenaga

kependidikan &

Peserta didik

Evaluasi

Muhasabah

1. Semangat melaksanakan

tugas

2. Optimis dalam menatap

masa depan

3. Selalu mawas diri

Subyek peserta

didik

1. Interaksi

sosial/Per

gaulan

1. Dengan sesama teman

2. Dengan guru

3. Dengan warga

sekolah/madrasah

4. Dengan lingkungan

2. Penyimpa

ngan

Perilaku

1. Terhadap sesama teman

2. Terhadap guru

3. Terhadap warga

sekolah/madrasah

4. Terhadap lingkungan