IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELABUHAN …repository.uinjambi.ac.id/1412/1/LIDIA YEKTI...

88
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS PELABUHAN RORO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Skripsi Oleh : LIDIA YEKTI ARUM NIM : SIP 152000 PEMBIMBING : Drs. H.AMHAR RASYID, Lsc, MA Dr. RAMLAH, M.Pd.I.,M,Sy KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2019

Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELABUHAN …repository.uinjambi.ac.id/1412/1/LIDIA YEKTI...

  • IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

    PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS

    PELABUHAN RORO KABUPATEN

    TANJUNG JABUNG BARAT

    Skripsi

    Oleh :

    LIDIA YEKTI ARUM

    NIM : SIP 152000

    PEMBIMBING :

    Drs. H.AMHAR RASYID, Lsc, MA

    Dr. RAMLAH, M.Pd.I.,M,Sy

    KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    TAHUN 2019

  • MOTTO

    وا َ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّ اْألََمانَاِت إِلَٰى أَْهلِهَا َوإَِذا َحَكْمتُْم بَْيَن النَّاِس أَْن تَْحُكُموا بِاْلَعْدِل ۚ إِنَّ إِنَّ هللاَّ

    َ َكاَن َسِميًعا بَِصيرً ا يَِعظُُكْم بِِه ۗ إِنَّ هللاَّ َ نِِعمَّ اهللاَّ

    Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Surat An-Nisa ayat 58)1

    1 Alqur’an Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Semarang Pt Karya Thoha Putra,

    2002

  • PERSEMBAHAN

    Bismilahirrahmanirrahim Ya Allah, Terima kasih atas nikmat yang engkau berikan sampai detik ini pada

    hidupku, Kubersujud dihadapanMu Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung perjuanganku ini Segala

    Puji bagiMu ya Allah, Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat menadahkan do’a dalam syukur yang tiada

    terkira, terima kasihku untukmu Ayahanda Supriyanto dan Ibunda Eny Yarti. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk

    Ayah dan Ibu tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

    nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan

    yang ada didepanku. Semoga karya kecil ini bisa mejadi langkah awal untuk membalas kebaikanmu

    selama ini. Amiin

  • ABSTRAK

    Lidia Yekti Arum, SIP.152000; Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro K abupaten Tanjung Jabung Barat. S ebagai tujuan diantaranya adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Pelebaran Jalan Patunas, kendala yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam pelebaran jalan patunas. Skripsi ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literature. Observasi yang dilakukan penuluis adalah di jalan patunas, sedangkan orang yang di wawancarai dalam skripsi ini adalah warga sekitar jalan patunas, dan beberapa orang di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hasil dari penelitiaan ini penulis mengemukakan bahwasanya implementasi kebijakan pemerintah dalam perencanaan pelebaran jalan patunas – pelabuhan roro kabupaten tanjung jabung barat adalah implemetasi yang sesuai dan tidak sesuai dengan metode pelaksanaan kerja, kendala dalam realisasi dalam pelebaran jalan patunas adalah ganti rugi tanah warga, jalan bedebu, pemindahan aliran listrik, dan solusi yang dilakukanya jalan patunas adalah dengan melakukan pengawasan yang rutin, melakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, dan mencegah masuknya kendaraan yang bermuatan melebihi tonase. Dari hasil pengamatan penulis dilapangan dapat disimpulkan bahwasanya kondisi jalan patunas saat ini sudah cukup baik karena telah di laksanakan pengaspalan ulang. Sehingga kondisi jalan patunas saat ini tidak lagi berlubang dan berdebu dengan keadaan jalan patunas yang seperti sekarang ini membuat lalu lintas di jalan tersebut tidak lagi mengalami hambatan. Harapan penulis agar jalan ini terus dijaga secara bersama dan di lakukan perbaikan berkala oleh pihak terkait agar jalan ini terus dalam kondisi baik.

    Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan Pemerintah, Perencanaan, Pelebaran Jalan

  • KATA PENGANTAR

    بسم هللا الرحمن الرحيم

    الحمد هللا اللذي رفع الدرجات لمن انخفض لجالله, وفتح البركات لمن انتصب لشكر أفضل ,

    وأسكن الجنات لمن عرفه حق معرفته, أشهد ان الإله إال هللا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

    اللهم صلي علي محمد وعلي أله وصحبه أجمعين. أما بعد.

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana

    dalam penyelesain skipsi ini penulis selalu dalam lindungan-Mu dan diberi

    kekuatan serta kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang

    berjudul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

    PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN

    RORO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT” kemudian tidak

    lupa pula shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi

    Muhammad SAW.

    Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan

    rintangan yang penulis t emui baik dalam mengumpulkan data maupun

    dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama

    bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

    penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut

    membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

  • 1. Bapak Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sultan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Bapak Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Wakil Rektor I Bidang

    Akademik dan Pengembangan LembagaUIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi

    Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Dr.Hj Fadhillah, M.Pd, selaku Wakil Rektor III Bidang

    Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    5. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    6. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang

    Akademik.

    7. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang

    Administrasi Umum, Perencan aan dan Keuangan.

    8. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

    Dan Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    9. Ibu Mustiah, S.Ag., M. S.y, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Tri Endah Karya

    Lestiani S.IP. M.IP, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan.

    10. Bapak Drs. H.Amhar Rasyid, Lsc, MA, selaku pembimbing I, dan Ibu Dr.

    Ramlah, M.Pd.I.,M.Sy, selaku Pembimbing II.

    11. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Kayawati

    Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iii

    MOTTO ..................................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

    ABSTRAK ................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL...................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................. 4

    C. Batasan Masalah................................................................ 4

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 4

    E. Kerangka Teori.................................................................. 6

    F. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10

    BAB II METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ....................................................... 15

    B. Lingkup Penelitian ............................................................ 16

    C. Jenis dan Sumber data ....................................................... 16

    D. Metode pengumpulan Data ............................................... 17

    E. Teknik Analisis Data ......................................................... 19

  • F. Sistematika Penulisan........................................................ 21

    G. Jadwal Penelitian ............................................................... 22

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Profil Kabupaten Tanjung Jabung Barat ........................... 23

    B. Profil Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat ...................................................... 31

    BAB IV PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Impelentasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan

    Roro yang Sesuai dengan Metode Pelaksanaan

    Kerja dan yang Tidak Sesuai ............................................ 40

    B. Kendala dalam Realisasi Pelebaran Jalan Patunas –

    Pelabuhan Roro ................................................................ 52

    C. Apa Solusi Dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas

    – Pelabuhan Roro .............................................................. 59

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................................................................... 64

    B. Saran .................................................................................. 65

    C. Penutup .............................................................................. 66

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat sebelum Pemekaran Kecamatan Tahun 2007 ......... 24

    Tabel 2 Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat setelah Pemekaran Kecamtan Tahun 2008 ............. 25

    Tabel 3 Rata-rata Ketinggian Ibukota Kecamatan dari Permukaan

    Air Laut di Rinci menurut Wilayah Tanah Usaha Dalam

    Km2 Tahun 2008 .......................................................................... 27

    Tabel 4 Klarifikasi dan Luas Lereng Menurut Kecamatan di

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2008 ............................. 29

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua

    tempat atau lebih. Jalan mempunyai peranan yang sangat penting karena

    membantu dalam hal pertumbuhan sosial dan memperlancar pembangunan suatu

    daerah sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat. Menurut peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 1 tentang jalan, jalan

    adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

    bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,

    yang berada pada pemukiman tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

    permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

    jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu

    lintas umum. Pada dasarnya penyelenggara jalan umum wajib mengusahakan agar

    jalan dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama untuk

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengusahakan agar biaya

    umum perjalanan menjadi serendah-rendahnya. (PPRI 34/2006, pasal 4) S esuai

    dengan pasal 4 tersebut terlihat bahwa penyelenggara jalan ini bertujuan untuk

    meningkatkan kemakmuran rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

    nasional, tapi saat ini peningkatan kemakmuran rakyat dan pertumbuhan ekonomi

    nasional dirasa akan terhambat karena saat ini banyak terjadi kerusakan di jalan

  • 2

    raya dan jika ini dibiarkan berlarut-larut tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

    kerusakan ini akan menghambat peningkatan-peningkatan tersebut.1

    Pembangunan jalan merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan

    kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karena jalan

    merupakan fasilitas penting bagi manusia agar dapat mencapai suatu daerah yang

    ingin dicapai. Jalan sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan

    penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya dan

    lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar

    tercapai suatu keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.

    Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat melaksanakan Pelebaran Jalan yang terletak di Jalan Patunas Kuala Tungkal

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk menghubungkan jalan ke Pelabuhan Roro

    (Penyebrangan menuju Batam) yang bertujuan untuk memperlancar arus

    trasnportasi, untuk menyediakan dan meningkatkan infrastruktur jalan untuk

    masyarakat, dan untuk menaikkan status jalan Kabupaten menjadi jalan Nasional.

    Perencanaan Pelebaran Jalan dilakukan pada tahun 2017, namun

    realisasinya baru dilaksanakan di tahun 2018. Pemerintah Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat melakukan pembebasan lahan untuk Pelebaran Jalan Patunas –

    Pelabuhan Roro sepanjang 4,2 Km dengan lebar 11 Meter yang disosialisasikan

    oleh Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat . Anggaran untuk

    1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2006, Tentang jalan.

  • 3

    Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro sekitar Rp. 7 M ilyar, dan untuk ganti

    rugi tanah warga sekitar Rp. 500 juta. 2

    Dasar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk melaksanakan

    Pelebaran Patunas tersebut adalah DPA APBD-P Nomor :

    1020/Kep.Bup/BPKAD/2018 Tentang : Dokumen Pelaksanaan Perubahan

    Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

    Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam anggaran 2018.

    Pelaksanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro di laksanakan oleh

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    dengan PT. Pili And Tris Sunas. Awal dilaksanakannya pelebaran Jalan Patunas –

    Pelabuhan Roro pada awal bulan November 2018, pelaksanaan Pelebaran Jalan

    Patunas – Pelabuhan Roro dikerjakan pada tanggal 14 November sampai 31

    Desember 2018.

    Permasalahan pada pelebaran jalan patunas adalah kapasitas arus kendaraan

    yang melalui jalan patunas menuju pelabuhan roro (pe nyebrangan ke batam)

    sudah sangat padat dan keberadaan pelabuhan roro di kuala tungkal kini sudah

    mulai ramai kendaraan yang melewati jalan tersebut.

    Jalan patunas sebagai salah satu jalan penting yang dapat mendukung roda

    perekonomian masyarakat sekitar yang akan menuju ke pelabuhan roro. ol eh

    kerena itu jalan tersebut mendapatkan perhatian dan pembangunan oleh

    2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas

    Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam anggaran 2018.

  • 4

    pemerintah. Namun dalam pembangunanya terkesan asal-asalan atau hanya

    sekedar asal jadi. Sehingga kondisi jalan patunas belum lama selesai

    pembangunanya sudah mengalami kerusakan. Dan banyak lubang dimana-mana.

    Sehingga mengakibatkan masyarakat dan kendaraan yang melintas dijalan

    tersebut terganggu akibat adanya lubang tersebut. Dan bukan hanya pekerjaanya

    yang asal jadi. Permasalahan lain yang terjadi dalam pengerjaan jalan petunas

    juga mengalami pemoloran waktu pengerjaan.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

    PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN

    RORO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut :

    1. Dalam hal apa saja Implementasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan

    Roro sesuai dengan metode pelaksanaan kerja dan yang tidak sesuai ?

    2. Apa kendala dalam realisasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro?

    3. Apa solusi dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro ?

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas agar tidak

    memperluas masalah yang dibahas yang menyebabkan pembahasan menjadi tidak

    konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat sebelumnya, maka

  • 5

    penulis memberikan batasan masalah ini mengenai, Implementasi Kebijakan

    Pemerintah dalam melakukan Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Menuju

    Pelabuhan RORO di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun

    2018.

    D. Tujuan dan kegunaan penelitian

    1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    a. Untuk mengetahui dalam hal apa saja implementasi pelebaran jalan

    patunas - pelabuhan roro yang sesuai dengan metode pelaksanaan kerja

    dan yang tidak sesuai.

    b. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam realisasi perencanaan

    pelebaran jalan patunas menuju pelabuhan roro.

    c. Untuk mengetahui solusi dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas –

    Pelabuhan Roro ?

    2. Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini

    diharapkan memiliki kegunaan yaitu:

    a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat dijadikan pengalaman dan

    wawasan bagi penulis terhadap Implementasi Kebjakan Pemerintah

    dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas menuju Pelabuhan RORO

    di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    b. Sebagai salah satu Persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata

    Satu (S1) di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

  • 6

    c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan

    ilmu yang telah penulis peroleh selama studi di Fakultas Syari’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya

    dalam ruang lingkup Ilmu Pemerintahan.

    d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

    pencerahan dan suatu bentuk solusi yang muncul terhadap

    permasalahan yang ada, sehingga dapat memacu dan meningkatkan

    kinerja Pemerintahan dalam Mengatur Perencanaan Pelebaran Jalan.

    e. Sebagai salah satu sumber bacaan dan informasi bagi teman-teman

    mahasiswa dalam penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

    penelitian ini.

    f. Sebagai bahan tambahan karya ilmiah di perpustakaan Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    E. Kerangka Teori

    Kerangaka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang

    digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan

    penelitian.3 Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis

    menganggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna

    mendapat konsepyang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai

    berikut.

    3 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R dan D, (Bandung alfabeta, 2009), hal

    283.

  • 7

    1. Implementasi

    Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan

    pelaksanaan atau penerapan. Implementasi adalah suatu tindakan atau

    pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

    terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah

    dianggap sudah pasti. Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan

    diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian

    dijalankan sepenuhnya. Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan

    yang dibuat oleh seorang Insinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah

    pada kertas kalkirnya maka implementasi yang dilakukan oleh para tukang

    adalah rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat tidak mungkin atau

    mustahil akan melenceng atau tidak sesuai dengan rancangan, apabila yang

    dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasil rancangan akan terjadi

    masalah besar dengan bangunan yang telah dibuat karena rancangan adalah

    sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna dari sisi perancang

    dan rancangan itu.4

    Maka implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan

    sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan

    dengan segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi

    apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah

    dirancang maka terjadilah kesiasiaan antara rancangan dengan implementasi.

    4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:

    Balai Pustaka 1989), Hlm 327.

  • 8

    Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum adalah sebuah sistem dan

    membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam

    arti implementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali

    pemahaman guru serta aktor lapangan lain yang terlibat dalam proses belajar

    mengajar sebagai inti kurikulum untuk memahami perencanaan kurikulum

    dengan baik dan benar.5

    2. Kebijakan Publik

    Berdasarkan definisi para ahli Kebijakan Publik adalah kebijakan-

    kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk

    mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat.

    Kebijakan (policy) adalah apa yang di putuskan oleh pemerintah pusat,

    sedangkan kebijakan (wisdom) adalah bagaimana penyelenggaraan oleh

    pejabat di daerah.6 Kebijaksanaan adalah suatu program untuk pencapaian

    suatu tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang terarah. Dan suatu

    serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu atau taktik dan strategi

    yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku guna untuk memecahkan

    masalah tertentu.7 Guna kebijakan untuk pelaksanaan fungsi-fungsi

    pemerintahan daerah yang di lakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu

    pemerintahan daerah dan dewan perwakilan rakyat.8 Dari beberapa definisi di

    5http://www.jualbeliforum.com/pendidikan/215357-pengertian-implementasi-menurut-

    para-ahli.html, Diakses Tanggal 16 November 2018 . 6Pipin Syahrifin dan Deah Zubaidah Pemerintahan Daerah di Indonesia

    (Bandung:Pustaka setia.2005). Hlm 168. 7 M. Irfan Ismaly, Prinsip-prinsip Kebijaksanaan Negara. (Jakarta Bina Aksara.1989).

    Hlm 17. 8 HAW Widjaja Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia Dalam Sosialisasi UU

    No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. (Jakarta: Raja Grapindo Persada 2005). Hlm 140.

  • 9

    atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan harus mengabdi pada

    kepentingan masyarakat banyak, maka kebijakan adalah serangkaian tindakan

    yang ditetapkan dan dilakukan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan

    tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

    3. Teori Kebijakan

    Kebijakan adalah serangkaian konsep yang menjadi garis besar dan dasar

    suatu rencana dalam melaksanakan suatu rencana dalam melaksanakan suatu

    pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak.9

    Dalam dunia pustaka, kebijakan terdiri atas bermacam-macam bentuk :

    a. Kebijakan sebagai merek suatu bidang kegiatan tertentu.

    b. Kebijakan sebagai suatu pernyataan mengenai tujuan umum atau keadaan

    tertentu yang dikehendaki.

    c. Kebijakan sebagai usulan-usulan khusus.

    d. Kebijakan sebagai keputusan-keputusan pemerintah.

    e. Kebijakan sebagai bentuk kewenangan formal.

    f. Kebijakan sebagai suatu program.10

    4. Perencanaan

    Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiataperusahaan

    yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan

    datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

    optimal sehingga perlu disusun suatu perencanaan laba agar kemampuan yang

    9 Ali Maksur Musa. Politik dan Anggaran Pendidikan Pasca Perubahan UUD 1945.

    (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepanitraan MK). Hlm 12. 10Ibid, hlm 17.

  • 10

    dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkoordinasi dan terkendali. Di

    dalam suatu organisasi, perencanaan merupakan salah satu fungsi

    pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sebenarnya hanya

    melaksanakan apa yang telah dibuat dalam perencanaan. Jadi perencanaan

    merupakan tolak ukur bagi manajemen atas kelancaran dan keberhasilan

    perusahaan dalam rangka mencapai tujuan .

    Perencanaan menurut Erly Suandy (2001:2) secara umum perencanaan

    merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian

    menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program),

    taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang

    diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Adapun

    menurut Sjamsulbachri (2004:15) perencanaan merupakan proses dalam

    menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi apa yang akan digunakan

    dalam usaha pencapaian tersebut.11

    F. Tinjaun Pustaka

    Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

    penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek focus/tema yang

    diteliti.

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mustika Natsir, Program Studi

    Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

    Hasanuddin Makasar. Penelitian ini mengenai “Analisis Pelaksanaan

    Pembangunan Infrastruktur Pedesaan di Lembang Bangkelekila Kecamatan

    11https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5837/Bab%202.p

    df?sequence=10

  • 11

    Bangkelekila Kabupaten Toraja Utara”. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan

    Bagaimana Pelaksanaan Pembangunan Infrasturktur dan faktor yang

    mempengaruhi pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Lembang

    Bangkelekila Kecamatan Bangkelekila Kabupaten Toraja Utara. Adapun

    penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan

    Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang

    penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari

    sisi judul yang dikaji yaitu tentang pembangunan infrastruktur, namun dilihat

    dari sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang pertama

    lebih kepada bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan faktor yang

    mempengaruhi pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Dengan demikian,

    sungguh jelas berbeda penlitian yang difokuskan kepada Implementasi

    Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sunarto, Program Diploma III

    Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian

    ini mengenai “Perencanaan Jalan Raya Cemorosewu-Desa Pacalan dan Rencana

    Anggaran Biaya”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperlancar arus

    trasnportasi, menghubungkan serta membuka keterisoliran daerah Desa Pacalan

    demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi. Tujuan dari penelitian

    ini untuk merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri, untuk

    merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut, dan untuk merencanakan

    anggaran biaya dan time schedule yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan

    tersebut. Adapun penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah

  • 12

    Dalam Perencanaan Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat yang penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan

    penelitian terdahulu, terutama dari sisi judul yang dikaji yaitu tentang jalan,

    namun dilihat dari sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian

    yang kedua lebih kepada merencanakan anggaran biaya dan time schedul yang

    dibutuhkan untuk pembuatan jalan. Dengan demikian, sungguh jelas berbeda

    penelitian yang difokuskan kepada Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam

    Perencanaan Pelebaran Jalan.

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Umi Safitri Arindini, Program

    Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

    Penelitian ini mengenai “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan, Listrik dan

    PMA Terhadap PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Tahun 2004-2016”.

    Dalam penelitian ini mengenai pengaruh infrastuktur terhadap pertumbuhan

    ekonomi, namun penelitian ini tetap penting dilakukan karena pertumbuhan

    ekonomi perlu diperhatikan mengingat dampaknya yang sangat luas bagi

    perekonomian dalam suatu negara maupun daerah terutama PDRB yang selalu

    menurun tiap tahunnya dan berakibat pada kesejahteraan masyarakat, yaitu

    pembangunan suatu daerah akan barang dan jasa yang diakibatkan menurunnya

    pendapatan riil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

    infrastruktur jalan terhadap PDRB, untuk mengetahui pengaruh infrastruktur

    listrik terhadap PDRB, untuk mengetahui infrastruktur jalan listrik dan PMA

    secara bersama-sama mempengaruhi PDRB. Adapun penelitian dengan judul

    Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelabaran Jalan

  • 13

    Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang penulis tulis

    disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari sisi judul

    yang dikaji yaitu tentang infrastruktur, namun dilihat dari sisi fokus yang

    dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang ketiga lebih kepada untuk

    mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap PDRB. Dengan demikian,

    sungguh jelas berbeda penelitian yang difokuskan kepada Implementasi

    Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.

    Keempat, penelitian yang dilakukan Nindi Andriyani, Program Studi

    Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

    Raden Intan Lampung. Penelitian ini mengenai “Pengaruh Pembangunan

    Infrastuktur (Perbaikan Jalan) Jalan Raya Pasar Pringsewu Terhadap Ekonomi

    Masyarakat Sekitar dalam Ekonomi Islam”. Dalam penelitian ini bertujuan

    untuk mengenai pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi

    masyarakat. Dimana pembangunan infrastruktur seringkali menimbulkan pro

    dan kontra, seperti halnya pembangunan infrastuktur yang terjadi dipasar

    pringsewu yang menimbulkan banyak sisi positif maupun negatif. Adapun

    penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan

    Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang

    penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari

    sisi judul yang dikaji yaitu tentang pembangunan infrastuktur, namun dilihat dari

    sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang keempat lebih

    kepada pengaruh pembangunan infrastuktur terhadap ekonomi masyarakat.

  • 14

    Dengan demikian, sungguh jelas berbeda penelitian yang difokuskan kepada

    Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.

  • 15

    BAB II

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan analisis

    deskriptif, dimana penulis hanya memaparkan bagaimana Perencanaan serta

    Kendala dalam Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan

    Patunas – Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis empiris, pendekatan yuridis

    (hukum dilihat norma atas das sollen), karena dalam membahas permasalahan

    penelitian ini menggunakan bahan-bahan hukum (baik hukum yang tertulis12 dan

    yang tidak tertulis13 atau baik bahan hukum primer maupun sekunder).

    Pendekatan empiris (hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein),

    karena dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari lapangan.

    Jadi, pendekatan penelitian yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya

    adalah bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara

    memadukan bahan-bahan hukum (yang merupakan data sekunder) dengan data

    primer yang diperoleh dilapangan yaitu tentang Implementasi Kebijakan

    Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    12 Hukum yang tertulis adalah hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang

    berlaku umum dengan ancaman sanksi yang tegas. 13 Hukum yang tidak tertulis adalah hukum yang berlaku dalam masyarakat, yang ditaati

    dan diikuti sebagai pedoman hidup bermasyarakat.

  • 16

    B. Lingkup Penelitian

    Berdasarkan geografis, penelitian ini hanya difokuskan berada dalam batas

    wilayah Kuala Tungka Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam hal melihat

    Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas

    – Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan apa saja kendala dalam

    realisasi pelebaran jalan tersebut.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Dalam upaya merumuskan Skripsi ini, penulis melakukan penelitian

    dilapangan, maka sumber data atau informasi yang menjadi data baku

    peneliti, untuk diolah merupakan data yang berbentuk bahan primer dan

    sekunder. Secara umum jenis data dapat di kelompokan menjadi dua bagian

    yaitu :

    a. Data Primer

    Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah Peraturan

    Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 3 Tahun 2009 Tentang

    Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

    Daerah. Dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja

    Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Anggaran 2018 N omor :

    1020/Kep.Bup/BPKAD/2018.

    b. Data Sekunder

  • 17

    Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dalam

    bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data

    sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dan studi

    literatur untuk mencari dan mengumpulkan data yang digunakan terkait

    gambaran umum Implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

    2. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber subjek dari mana

    data diperoleh, sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang

    (narasumber), posisi narasumber sangat penting bukan hanya sekedar

    memberi respon melainkan juga sangat memberikan infiomasi. Jadi

    sumber data dalam penelitian ini adalah kepala Kantor Dinas Pekerjaan

    Umum dan Staf Kantor Dinas Pekerjaan Umum, literature masyarakat

    yang tanahnya terkena Pelebaran Jalan Patunas dan sebagai tambahan

    materi dan bahan yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan

    Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas - Pelabuhan

    Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan di lapangan yakni di jalan

    Patunas – Pelabuhan Roro, m aka peneliti menggunakan beberapa metode

    pengumpulan data. Karna penelitian ini digolongkan kedalam bentuk penelitian

    lapangan maka dalam memperoleh data di lapangan dilakukan cara sebagai

    berikut :

  • 18

    1. Observasi

    Observasi adalah semua dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

    dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di

    peroleh melalui observasi. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti

    sudah mengamati fenomena yang relevan dengan pokok pembahasan peneliti

    yakni melakukan pengamatan dalam implementasi kebijakan.14

    2. Wawancara

    Wawancara adalah proses mengkontruksi mengenai orang, kejadian,

    kegiatan, organisasi, motivasi perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh

    dua pihak yaitu pihak wawancara yaitu (interviewer) yang mengajukan

    pernyataaan, yang di wawancarai (narasumber). Wawancara adalah metode

    pengumpulan data yang amat popular, yaitu banyak digunakan diberbagai

    penelitian. Wawancara tidak hanya dilakukan oleh satu orang, begitu juga

    yang diwawancarai bisa beberapa orang dengan satu pewawancara.15

    Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel yang telah peneliti

    tentukan. Dengan proses wawancara ini peneliti benar-benar bisa

    mendapatkan data yang berkaitan dengan.16 Wawancara tidak terstuktur

    penulis gunakan sebagai instrumen pelengkap observasi untuk

    mengumpulkan data dilapangan tentang Impementasi Kebijakan Pemerintah

    Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro K abupaten

    Tanjung Jabung Barat. Adapun orang yang penulis wawancarai sebagai

    14 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

    2008), hlm.155 15 Sayuti Una,Mh, Pedoman Penulisan Skripsi: edisi revisi, hlm.39 16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2005), hlm. 82

  • 19

    sumber data adalah, Bapak Andi Akhmad Nuzul (Kepala Dinas Pekerjaan

    Umum), Bapak Ria Sukrianto (Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum), Bapak

    M. Arsyad (Subbagian Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum), Bapak Apri

    Desman (Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum),

    Ibu Partini, Ibu Erviyanti, Ibu Rini (warga sekitar jalan patunas) dan Bapak

    Rahmad, Bapak Sugeng, Bapak Agus, Bapak Waldi (warga sekitar jalan

    patunas).

    3. Dokumentasi

    Dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan metode dokumentasi

    atau keputusan untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analisis.

    Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari

    beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo, buku, surat

    kabar, majalah dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk

    memperoleh data - data yang mampu melengkapi serta memperkuat

    penelitian.17

    E. Teknik Analisis Data

    Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif. yaitu

    data yang diperoleh dari responden, diseleksi keabsahan dan kejujurannya,

    kemudian digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaaan populasi secara

    induktif, sedangkan data sekunder digunakan sebagai landasan berpikir untuk

    merumuskan sekaligus membahas hasil penelitian lapangan dengan cara di

    17 Suharsimi, Metode Kualitatif,Kuantitatif dan R&d,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.240

  • 20

    peroleh kesimpulan tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam

    Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro K abupaten Tanjung

    Jabung Barat. Selanjutnya hasil dari penelitian di deskrifsikan untuk menjawab

    permasalahan yang diangkat, dan disusun menjadi karya ilmiah dalam bentuk

    Skripsi. Ada tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis penelitian

    kualitatif, yaitu:

    ß Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik berupa

    arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudian diperiksa kembali

    dan diatur untuk diurutkan.

    ß Reduksi data

    Reduksi data adalah sajian analisis suatu bentuk analisis mempertegas,

    memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur

    sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan.

    ß Sajian Data

    Sajian Data adalah suatu rakitan organisasi informal yang memungkinkan

    kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data, penelitian

    akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan pekerjaan suatu analisis

    ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.

    ß Penarikan Kesimpulan

    Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif

    mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

    konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsi.

  • 21

    F. Sistematika Penulisan

    Agar penulisan skripsi tidak keluar dari pembahasan penulis agar penulisan

    skripsi ini tidak keluar dari pembahasan maka penulis membuat sistematika

    penulisan Proposal skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan -

    pembahasan yang ada disetiap babnya seperti berikut ini :

    BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

    kerangka teori dan tinjauan pustaka.

    BAB I :Merupakan bab yang membahas mengenai metode penelitian yang

    didalamnya membahas tentang pendekatan penelitian,jenis dan

    sumber data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data

    sistematika penulisan.

    BAB III : Merupakan bab yang memuat gambaran umum lokasi.

    BAB IV : Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang ada

    didalam penelitian ini.

    BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

  • 22

    G. Jadwal Penelitian

    No

    Jenis

    Kegiatan

    Tahun 2018/2019

    Mei

    Desember Februari Juli Agustus September Oktober November

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan

    judul

    x

    2 Pembuatan

    proposal

    x

    3

    Perbaikan

    proposal dan

    seminar

    x

    4 Suratizinriset x

    5 Pengumpulan

    data

    x

    6 Pengolahanda

    nanalisis data

    x

    7 Pembuatan

    Laporan

    x

    8 Bimbingan

    dan Perbaikan

    x x

    9 Agenda dan

    Ujian Skripsi

    x x

    10

    Perbaikan dan

    Penjilidan

    x x

  • 23

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Profil Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

    Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Pantai

    Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0o53’ – 01o41’ Lintang Selatan dan

    antara 103o23’ – 104o21’ Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan dengan :

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau

    2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari

    3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Berhala dan

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten

    Tebo.

  • 24

    Sebelum dilakukan pemekaran, secara administrasi dan politik,

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat tergabung dengan Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur, yang ketika itu terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dengan

    120 (seratus dua puluh) desa/kelurahan. Setelah dilakukan pemekaran

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu

    Kecamatan Tungkal Ilir, Tungkal Ulu, Pengabuan, Betara dan Merlung

    dengan jumlah desa sebanyak 52 (lima puluh dua) desa dan 5 (l ima)

    kelurahan. Luas wilayah keseluruhan adalah seluas 5.503,5 Km2 atau

    sekitar ± 26,68 % dari total luas Provinsi Jambi.

    Dan untuk lebih jelasnya luas wilayah Kabupaten Tanjung

    JabungBarat per kecamatan dan jumlah Kelurahan/Desa dapat dilihat pada

    Tabelberikut.

    Tabel 1

    Pembagian wilayah administrasi di kabupaten tanjung jabung barat sebelum

    pemekaran kecamatan tahun 2007.18

    No Kecamatan Ibukota Luas

    (Km)

    Penduduk

    (Jiwa)

    Kelurahan/Desa

    Kel. Desa Jml.

    1 TungkalUlu Pelabuhandagang 1.576,40 55.411 1 16 17

    2 Merlung Merlung 1.601,60 32.036 - 19 19

    3 TungkalIlir Kuala Tungkal 252,90 44.799 4 7 11

    4 Pengabuan TelukNilau 1.197,80 81.621 - 8 8

    5 Betara Mekar Jaya 874,80 31.593 - 9 9

    18 Sumber : Tanjab Barat dalam Angka 2007

  • 25

    Jumlah 5.503,50 245.460 5 59 64

    Kondisi sebagaimana digambarkan dalam Tabel merupakan pembagian

    wilayah administrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebelum pemekaran

    kecamatan. Setelah pemekaran kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat tahun 2008 sebagaimana ditetapkan dalam PerdaNomor 8 Tahun 2008

    Tentang Pembentukan Kecamatan Tebing Tinggi,Kecamatan Batang Asam,

    Kecamatan Renah Mendaluh, Kecamatan Muara Papalik, Kecamatan Seberang

    Kota, Kecamatan Bram Itam, Kecamatan Kuala Betara dan Kecamatan

    Senyerang. Jumlah kecamatan dimekarkan menjadai 13 kecamatan, dan desa

    dimekarkan menjadi 70 desa/kelurahan seperti terlihat pada Tabel 2.2 dibawah.

    Tabel 2

    Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    setelah Pemekaran Kecamatan Tahun 2008.19

    No Kecamatan Ibu Kota

    Kecamatan

    Luas

    (Km2)

    Penduduk

    (Jiwa)

    Desa Kelurahan Jml

    1 Tungkal Ulu PelabuhanD

    agang

    345,6

    9

    12,049 6 1 7

    2 Merlung Merlung 311,6

    5

    12,986 7 1 8

    3 BatangAsam KebunDusu 1.042, 17,209 5 1 6

    19 Sumber : Tanjab Barat dalam Angka 2008

  • 26

    n 37

    4 Tebingtinggi Tebing

    Tinggi

    342,8

    9

    23,659 4 1 5

    5 RenahMendaluh Lubuk

    Kambing

    473,7

    2

    10,568 5 1 6

    6 MuaraPapalik Rantau

    Badak

    336,3

    8

    8,191 4 1 5

    7 Pengabuan Teluk Nilau 440,1

    3

    23,392 3 1 4

    8 Senyerang Senyerang 426,6

    3

    22,147 6 1 7

    9 TungkalIlir Tungkal IV

    Kota

    100,3

    1

    62,210 2 4 6

    10 Bram Itam Bram

    ItamKiri

    312,6

    6

    15,762 3 1

    11 Seberang Kota Tungkal V 121,2

    9

    9,932 3 1 4

    12 Betara Mekar Jaya 570,2

    1

    20,982 3 1 4

    13 Kuala Betara Betara Kiri 185,8

    9

    11,659 3 1 4

    Jumlah 5.009,

    82

    250,746 54 16 70

  • 27

    Setalah pemekaran kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Barat

    tahun 2008 s ebagaimana ditetapkan dalam Perda Nomor 8 T ahun 2008, j umlah

    kecamatan meningkat dari 5 kecamatan menjadi 13 kecamatan, jumlah kelurahan

    meningkat dari 5 menjadi 16 kelurahan, sedangkan jumlah desa berkurang dari 59

    menjadi 54 desa. Namun secara keseluruhan jumlah desa/kelurahan meningkat

    menjadi 70 desa/kelurahan.

    Secara topografi Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di daerah

    dataran rendah dengan ketinngian antara 10-500 meter dari permukaan laut.

    Tabel 3

    Rata-rata Ketinggian Ibukota Kecamatan dari Permukaan Air Laut Dirinci

    menurut Wilayah Tanah Usaha dalam Km2 Tahun 2008.20

    No. Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut Jumlah

    0-25 m

    (Ha)

    25-500 m

    (Ha)

    >500 m

    (Ha)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 TungkalUlu - 160.529 4.870 165.399

    2 Merlung - 98.783 7.040 105.823

    3 BatangAsam - - - -

    4 TebingTinggi - - - -

    5 RenahMendaluh - - - -

    6 MuaraPapalik - - - -

    20 Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat dalam Angka 2008

  • 28

    7 Pengabuan 87.1553 - - 87.155

    8 Senyerang - - - -

    9 TungkalIlir 56.255 - - 56.255

    10 Bram Itam - - - -

    11 Seberang Kota - - - -

    12 Betara 76.650 - - 76.650

    13 Kuala Betara - - - -

    Jumlah 220.060 259.312 11.910 491.282

    % 44,79 52,78 2,42 100,00

    Berdasarkan lereng dan ketinggian, maka disusunlah Wilayah Tanah Usaha

    yang merupakan arahan teknis, areal-areal mana yang dapat dan boleh diusahakan

    tanpa menggangu dan merusak Sumber daya alam, terutama tanah dan air.

    Untuk membangun Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbasis

    pertanian dengan orientasi agribisnis dan agroindustri yang bermuara pada

    Ekonomi Kerakyatan, maka Kabupaten ini dibagi dalam 3 (tiga) wilayah

    1. Wilayah Basah, di wilayah ini di kembangkan padi, sayur-sayuran, palawija

    tambak/kolam keramba dan pengembangan peternakan unggas, terutama

    bebek.

    2. Wilayah Basah/Kering, pengembangan padi, palawija termasuk sayur-

    sayuran dan ternak seperti kambing dan ayam.

    3. Wilayah Kering, pengembangan ternak besar dan perkebunan.

  • 29

    Berdasarkan klarifikasi dan luas lereng, maka wilayah Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat dapat dibagi menjadi empat klarifikasi kemiringan yaitu 0 – 2%

    dimana wilayah yang terluas berada di Kecamatan Pengabuan dan Betara, total

    luas wilayah dengan kemiringan tersebut adalah 269.055 H a atau 54,77 persen

    dari total wilayah. Klarifikasi 2-15% seluas 147.830 Ha atau 30,09 pe rsen dari

    total wilayah, kemudian klarifikasi 15-40% seluas 53.857 Ha atay 10,96 pe rsen

    dari klarifikasi diatas 40 pe rsen seluas 20.540 H a atau 4,18 pe rsen dari total

    wilayah.

    Tabel 4

    Klarifiasi dan Luas Lereng Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat Tahun 2008.21

    No Keterangan Klasifikasi dan Luas Lereng Jumlah

    (Ha) 0-2 %

    (Ha)

    2-15 %

    (Ha)

    15-40 %

    (Ha)

    >40 %

    (Ha)

    1 TungkalUlu 58.780 64.819 23.370 18.430 165.399

    2 Merlung 630 74.546 28.537 2.110 105.823

    3 BatangAsam - - - - -

    4 TebingTinggi - - - - -

    5 RenahMendaluh - - - - -

    6 MuaraPapalik - - - - -

    7 Pengabuan 86.735 420 - - 87.155

    8 Senyerang - - - - -

    21 Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat dalam Angka 2008

  • 30

    9 TungkalIlir 51.070 4.855 330 - 56.255

    10 BaramItam - - - - -

    11 Seberang Kota - - - - -

    12 Betara 71.840 3.190 1.620 - 76.650

    13 Kuala Betara - - - - -

    Jumlah 269.055 147.830 53.857 20.540 491.282

    % 54,77 30,09 10,96 4,18 100,00

    Selanjutnya pada tabel berikut dapat dilihat jenis tanah dan penyebarannya

    di masing-masing kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebagian besar

    atau 65,03 p ersen jenis tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah jenis

    tanah podzolik, kemudian 14,52 persen adalah jenis tanah arganosol 11,98 persen

    tanah endapan sebagian besar jenis tanah ini terdapat Kecamatan Tungkal Ilir,

    Pengabuan dan Betara. Jenis tanah ini relatif lebih subur, sehingga sesuai untuk

    sektor pertanian, terutama untuk padi, sayur-sayuran dan tanaman muda lainnya.

    Selanjutnya untuk jenis tanah gleisol luasnya hanya 8,47 persen atau 41.630 Ha,

    sedangkan untuk jenis tanah andosol dan latosol tidak terdapat diseluruh

    Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Kabupaten ini beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 26.9° C, s uhu

    minumum adalah 21,9° C dan maksimum 32° C. Curah hujan rata-rata berkisaran

    antara 2000-3500 mm/tahun atau rata berkisar antar 223-241,6 mm/bulan dengan

    hari hujan berkisar antara 11-13 hari/bulan. Artinya distribusi hujan bulanan

    cukup merata. Puncak bulan basah terjadi pada bulan November-Januari dan

  • 31

    bulan kering pada bulan Juni sampai dengan Agustus sebagaimana daerah lain

    yang ada di Provinsi Jambi.

    B. Profil Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memegang peranan yang

    sangat penting dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur dan

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi, antara lain pembangunan sarana dan

    prasarana di bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, infrastruktur

    permukiman (air minum, air limbah, penanganan kumuh) serta penataan ruang

    dan jasa konstruksi. Infrastruktur PUPR diharapkan dapat memberikan dampak

    yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat, antara lain

    terciptanya konektifitas antara pusat pusat kegiatan, peningkatan kualitas

    lingkungan permukiman, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berusaha keras untuk dapat

    mewujudkan konektifitas antar wilayah serta terpenuhinya infrastruktur dasar

    berupa universal akses yaitu kebutuhan akan air minum.

    Pembangunan jalan dan jembatan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum

    dan Penataan Ruang untuk meningkatkan konektivitas, Dengan adanya

    peningkatan konektivitas, harga barang di seluruh wilayah relatif sama, serta

    wilayah yang relatif tertinggal dapat meningkatkan pertumbuhannya sehingga

    kesenjangan dapat dikurangi.

  • 32

    Sementara disebagian besar ibu kota Kabupaten dengan wilayah rawa

    gambut memiliki permasalahan tersendiri, yaitu hidup di lingkungan dengan

    kondisi sanitasi yang tidak layak dan sulit mengakses air bersih.

    Persoalan lain yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mendukung

    kedaulatan pangan dengan melakukan peningkatan Pengelolaan Irigasi Teknis

    serta penmingkatan pengelolaan Daerah Irigasi Rawa.

    Dari kondisi tersebut di atas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

    sebagai salah satu leading institution dalam pembangunan infrastruktur

    mengemban tugas berat untuk meningkatkan keandalan infrastruktur PUPR dalam

    mewujudkan kedaulatan pangan, k onektivitas bagi penguatan daya saing,

    layanan i nfrastruktur permukiman dan perumahan sehingga dapat memenuhi

    kesejahteraan masyarakat.

    Pembangunan infrastruktur telah menggerakkan ekonomi riil serta

    menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar khususnya di sektor jasa konstruksi.

    Tentunya h al tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan kualitas sumber

    daya manusia Jasa Konstruksi dalam rangka menghadapi persaingan global. 22

    1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terdiri atas 1 Sekretariat

    serta 4 b idang dengan rincian terlampir.Selanjutnya uraian kedudukan,

    susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pekerjaan Umum

    dan Penataan Ruang, masing-masing sebagai berikut :

    22 Dokumen Laporan Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan

    Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2018.

  • 33

    a. Kepala Dinas

    1). Merumuskan kebijakan dibidang sumber daya air, bina marga,

    cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    2). Pelaksanaan kebijakan dibidang sumber daya air, bina marga, cipta

    karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    3). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang sumber daya air, bina

    marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    4). Pelaksanaan administrasi dinas di bidang sumber daya air, bina

    marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    5). Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas

    dan fungsinya.

    b. Sekretaris

    1). Koordinasi penyusunan rencana strategis, rencana kerja, rencana

    kegiatan dan anggaran, pelaporan perencanaan dan akuntabilitas

    kinerja.

    2). Pembinaan dan penyelenggaraan urusan umum dan ketatausahaan

    meliputi kerumahtanggaan, kepegawaian p enatausahaan aset,

    kerja sama, hubungan masyarakat, kearsipan dan dokumentasi.

    3). Pembinaan dan penyelenggaraan urusan keungan meliputi:

    perbendaharaan, akuntasi, ferifikasi, dan tindak lanjut LHP.

    4). Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan.

    5). Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan

  • 34

    6). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan

    tugas dan fungsinya.

    c. Kepala Bidang Sumber Daya Air

    1). Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan

    rencana kerja di bidang sumber daya air.

    2). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, rehabilitasi,

    normalisasi dan peningkatan jaringan irigasi dan rawa serta

    pengelolaan irigasi dan rawa.

    3). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, rehabilitasi,

    normlisasi dan peningkatan saluran sungai dan drainase primer.

    4). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi operasi dan pemeliharaan

    sumber daya air, pola pengelolaan sumber daya air pada wilayan

    sungai, pengawasan dan pengendalian pembangunan sumber daya

    air, pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingakat

    kabupaten.

    5). Melakukan bimbingan teknis terhadap penggunaan dan

    pengelolaan air tanah dan permukaan.

    6). Pengendalian daya rusak air yang berdampak pada skala

    Kabupaten.

  • 35

    7). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan tugas

    dan fungsinya.

    d. Kepala Bidang Bina Marga

    Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan

    rencana kerja di bidang bina marga.

    1) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan, pengadaan,

    pemeliharaan peralatan laboratorium, penyewaan alat berat, dan

    pengujian laboratorium atas tanah, beton dan aspal.

    2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan

    peningkatan kapasitas dan kualitas jalan dan jembatan.

    3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pemeliharaan rutin, berkala

    jalan dan jembatan.

    4) Pelaksanaan survey untuk mengetahui kondisi jalan kabupaten.

    5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan gtugas

    dan fungsinya.

    e. Kepala Bidang Cipta Karya

    1) Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan

    rencana kerja di bidang cipta karya.

  • 36

    2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi penyusunan perencanaan dan

    pengendalian bidang cipta karya, serta pendataan sarana dan

    prasarana kecipta karyaan.

    3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, air minum

    pembangunan sistem penyediaan air minum, dan meningkatkan

    cakupan pelaksanaan air minum berbasis masyarakat.

    4) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi Penyehatan Lingkungan

    Permukiman dan Tata Bangunan.

    5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan terkait tugas dan

    fungsinya.

    f. Kepala Bidang Penataan Ruang dan Jasa Konstruksi

    1) Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan

    rencana kerja di bidang penataan ruang dan jasa konstruksi.

    2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembinaan pengawasan,

    pengendalian pemanfaatan ruang dan pengaturan tata ruang,

    menyiapkan dokumen RDTR pada setiap kawasan strategis

    kabupaten.

  • 37

    3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi kebijakan, strategi

    pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    4) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,

    koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembinaan, pengaturan dan

    pemberdayaan jasa konstruksi, pelatihan tenaga kerja terampil jasa

    konstruksi, pembinaan badan usaha jasa konstruksi dan pemberian

    rekomendasi izin usaha jasa konstruksi.

    5) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan tugas

    dan fungsinya.

    2. Visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu kabupaten yang

    berdiri sudah cukup lama. Oleh karena itu dalam pendirianya kabupaten ini

    memiliki visi dan misi

    a. Visi:

    terwujudnya infrastuktur Pekerjaan Umum dan Pemukiman yang

    andal menuju masyarakat Tanjung Jabung Barat sejahtera.

    b. Misi:

    1. Mewujudkan pembangunan Inspratuktur Pekerjaan Umum

    yang berbasis wilayah.

    2. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Prasarana

    Jalan dan Jembatan.

  • 38

    3. Mewujudkan Pelayanan air minum dan air bersih yang

    berkualitas,terjangkau,efisien dan menjangkau sebagian besar

    lapisan masyarakat serta berwawasan lingkungan.

    4. Penyediaan prasarana,parana,dan utilitas di lingkungan

    perumahan permukiman,bangunan dan sarana layanan publik

    serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana masyarakat

    lain nya.

    5. Mewujudkan pola pengelolaan sumber daya air (SDA) dan

    irigasi yang terpadu,berwawasan dan berkelanjutan.

    3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung

    Barat

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berdasarkan Peraturan

    Bupati Nomor 54 T ahun 2016 m empunyai tugas menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang untuk

    membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.Dinas

    Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyelenggarakan fungsi :

    ∑ Perumusan kebijakan di bidang sumber daya air, bina marga, cipta

    karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    ∑ Pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air, bina marga, cipta

    karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

    ∑ Pelaksanaan Evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya air, bina

    marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

  • 39

    ∑ Pelaksanaan Administrasi Dinas di bidang sumber daya air, bina

    marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.

  • 40

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian dan menyajikan data yang telah

    diperoleh melalui observasi, dokumentasi yang disertai dengan penjelasan-

    penjelasan untuk mempermudah dalam melakukan proses pembahasan hasil

    penelitian, serta wawancara terhadap beberapa infomanagar penulis mendapatkan

    informasi yang valid mengenai persoalan yang diteliti dari informan yang

    memiliki kompetensi dalam menjawab penelitian tersebut. Adapun uraian hasil

    dan pembahasan didasarkan pada fokus penelitian yang telah di tetapkan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah

    Dalam Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro di Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat.

    A. IMPLEMENTASI PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN

    RORO YANG SESUAI DENGAN METODE PELAKSANAAN KERJA

    DAN YANG TIDAK SESUAI

    Dalam pengerjaan pelebaran jalan patunas-pelabuhan roro di ikat oleh

    suatu peraturan surat perjanjian kerja. Meskipun dalam pengerjaanya telah terikat

    oleh perjanjian kerja namun fakta dilapangan masih ditemukan hal-hal yang tidak

    sesuai dengan perjanjian kerja tersebut. Oleh karena itu dibawah ini penulis akan

    memaparkan tentang pengerjaan jalan patunas yang sesuai dengan surat perjanjian

    kerja, serta hal yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati.

  • 41

    1. Sesuai dengan Metode Pelaksanaan

    Berikut merupakan beberapa beberapa penjelasan uraian pengerjaan

    jalan patunas menuju pelabuhan roro yang sesuai dengan surat perjanjian

    kerja.

    a. Galian Biasa

    Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut:

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan

    diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk

    disetujui

    2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

    3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang

    disetujui direksi lapangan dan direksi teknis.

    4. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan

    excavator.

    5. Selanjutnya tanyah hasil galian dimuat kedalam dump truck

    dan di angkut keluar lokasi pekerjaan. Hasil galian dirapihkan

    oleh sekelompok pekerja.23

    b. Timbunan Biasa dari Galian

    Metode kerja untuk pekerjaan timbunan biasa dari galian adalah

    sebagai berikut :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan

    timbunan biasa yang akan digunakan dan diuji dilaboratorium

    23 Surat Perjanjian Kerja Dinas pekerjaan Umum

  • 42

    kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi

    lapangan dan direksi teknik untuk disetujui.

    2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

    3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang

    disetujui direksi lapangan dan direksi teknis.

    4. Material timbunan biasa diterima dilokasi pekerjaan.

    5. Material dihampar lapis demi lapis dengan motor grader dan

    manual (tenaga manusia) untuk lokasi yang tidak terjangkau

    dengan alat berat. Kemudian dipadatkan dengan vibratory

    roller dan pedestrian roller untuk lokasi yang tidak terjangkau

    dengan alat berat.

    6. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan

    timbunan saat pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai

    pada kadar air optimum.

    7. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapihkan

    tepi hamparan dan level permukaan.24

    c. Penyiapan Badan Jalan

    Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi

    pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya

    sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan

    petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah

    dasar. Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu :

    24 ibid

  • 43

    1. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat

    mengganggu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu

    besar, dan material lainnya.

    2. Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan

    alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah

    dasar sesuai gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi

    pekerjaan.

    3. Pemadatan tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat

    vibratory roller atau menggunakan COMBINATION

    VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yang tidak

    terlalu luas atau tidak memungkinkan penggunaan vibratory

    roller.25

    d. Pemadatan Tanah dasar

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan

    adalah :

    a) Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.

    b) Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material

    tanah dasar untuk mencapai kadar air optimum sehingga

    didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.

    c) Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan

    pengguna jalan eksisting.

    25 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum

  • 44

    e. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

    Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah

    sebagai berikut :

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan

    diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk

    disetujui.

    2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

    3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang

    disetujui direksi lapangan dan direksi teknik.

    4. Material lapis pondasi agregat kelas A dikirim ke lokasi

    pekerjaan.

    5. Penghamparan bahan agregat A dilakukan dengan

    menggunakan motor grader dan manual (tenaga manusia)

    untuk lokasi yang tidak terjangkau alat berat.

    6. Setelah terhampar sesuai ketebalan dan rentang toleransi yang

    diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat

    A dengan menggunakan tandem roller 4 ton dengan terlebih

    dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar

    dapat dipadatkan pada kadar air optimumnya.

    7. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air

    apabila bahan agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang

    yang diijinkan.

  • 45

    8. Apabila pemadatan pada material agregat kelas A telah selesai,

    maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat

    kepadatannya dengan menggunakan alat uji sandcone.26

    f. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

    a) Lapisan sturktur perkerasan akan dimulai dari urutan pekerjaan

    penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas B.

    b) Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah

    dasar sebelum timbunan pilihan, penyiapan badan jalan

    tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis

    dan perapihannya dibuat dengan tenaga manusia.

    c) Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis

    pondasi bawah (agregat kelas B), akan dilakukan dengan

    menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis

    dengan menggunakan Tandem Roller. Untuk mendapatkan

    kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang

    direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan satu unit

    tank untuk sewaktu-waktu akan diperlukan dalam

    mengendalikan kadar air saat proses pemdatan.

    g. Perkerasan Beton Semen Dengan Anyaman Tunggal

    Prosedur pelaksanaan pekerjaan :

    1. Gambar kerja (Shop Drawing) telah disetujui direksi.

    26 ibid

  • 46

    2. Landasan atau pondasi hamparan beton sudah siap sesuai

    dengan gambar dan bebas dari sampah dan tidak tergenang air.

    3. Landasan sudah ditutup menggunakan membran kedap air

    berupa lembaran polyethene dengan tebal 125 mikron.

    4. Baja tulangan sudah terpasang dengan benar dan sudah

    disetujui oleh direksi/pengawas.

    5. Bahan yang akan digunakan (mix design) sudah disetujui oleh

    direksi/pengawas.

    6. Jadwal pelaksanaan pekerjaan setiap seksi pengecoran sudah

    diterima dan disetujui direksi/pengawas.

    7. Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja

    sudah terpasang.

    8. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerjaan layak untuk

    melakukan pekerjaan.

    9. Menggunakan APD.27

    h. Proses pengerjaan :

    1. Acuan /formwork dan alat pengendali elevasi

    2. Memasang acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau

    lainya) di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan

    agar diperoleh kinerja.

    3. Memasang paku pada acuan untuk setiap ruas sepanjang 3 m.

    Sebuah paku harus diletakan pada setiap ujung sambungan.

    27 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum

  • 47

    4. Pengecoran

    5. Pengecoran dilakukan dengan cara menumpukan campuran beton

    pada area kerja.

    6. Beeton diratakan sesuai ketebalan formwork dan dipadatkan

    menggunakan concrete vibrator.

    7. Setelah dibentuk dan dipadatkan selanjutnya beton harus

    diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-

    alat hrowl.

    8. Curing dilakukan dengan dengan menyiran permukaan beton

    menggunakan curring compund dan atau/ air.28

    i. Beton Fc’15 dan Beton Fc 10 Mpa (Dinding Draenase)

    Pengerjaan ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran

    beton, pemeliharaan, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan

    lain yang diperlukan. Beton mutu rendah Fc’15 Mpa ini digunakan

    untuk struktur beton tanpa tulangan. Metode kerja untuk pengerjaan

    beton mutu rendah Fc’15 Mpa adalah sebagai berikut:

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan

    diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk

    disetujui.

    2. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.

    3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang

    disetujui direksi lapangan dan direksi teknik.

    28 Ibid

  • 48

    4. Campuran beton diproduksi dengan batching plant yang

    dilengkapi wheel loader dan generator set.

    5. Campuran beton dicampur sesuai spesifikasi teknik bina marga

    tahun 2010 rev 3 dan JMF yang disetujui direksi lapangan dan

    direksi teknik yang menggunakan batching plant yang

    dilengkapi dengan generator set dan wheel loader.

    6. Kemudian campuran beton dikirim ke lokasi pengecoran dengan

    menggunakan truck mixer.

    7. Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan

    memasukkan batu siklop, kemudian dipadatkan dengan concrete

    vibrator.

    8. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan

    membuat benda uji kudus/silinder untuk dilakukan pengetesan

    di laboratorium.

    9. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang

    diperlukan untuk menunjang pekerjaan tersebut (proses

    curing).29

    j. Baja Tulang U 24 Ulir

    Baju tulangan U 24 ul ir termasuk baja dengan mutu sedang.

    Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan u 24 ulir adalah sebagai

    berikut:

    29 Surat perjanjian kerja dinas pekerjaan umum

  • 49

    1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu dengan request

    dan diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk

    disetujui.30

    2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

    3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang

    setujui direksi lapangan direksi teknik.

    4. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter

    manchine dan dibengkokan dengan menggunakan bar bending

    manchine sesuai dengan kebutuhan (ukuran dan bentuk) di

    lokasi pekerjaan.

    5. Baja tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk

    menghingkan kontoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak,

    percikan adukan atau lapisan lain yang dapat menggurangi atau

    merusak peletakan dengan beton.

    6. Potongan baja tulangan kemudian dipasang sesuai gambar

    rencana dilokasi pekerjaan.31

    k. Cerucuk

    Umum dan Persiapan

    1. Pengerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran dilokasi

    pekerjaan dimana pekerjaan draenase akan dilaksanakan.

    2. Memobilisasi perlatan untuk pemancengan yang terdiri dari alat

    pancang manual.

    31 ibid

  • 50

    3. Mempersiapkan semua kebutuhan untuk perambuan sementara

    dalam rangka pengaturan lalu lintas saat pelaksanaan

    pengerjaan.

    4. Material yang digunakan untuk pancang adalah kayu cerucuk

    dengan ukuran 10-15 cm disesuaikan dengan spesifikasi.

    5. Pelaksanaan pengerjaan memastikan bahwa pelaksanaan kerja

    dilapangan telah memiliki gambar kerja (shop drawing) yang

    telah disetujui oleh direksi teknik dan telah diikuti dengan

    pengukuran (setting out dan marking) dilokasi pengerjaan.

    6. Pengajuan request dan persetujuan kepada direksi lapangan dan

    direksi teknik.

    7. Memasang semua kebutuhan perambuaan K3 sementara untuk

    mengatur lalu lintas yang ada (existing traffic condition).32

    2. Tidak Sesuai Dengan Metode Pelaksanaan

    Peningkatan struktur Jalan Patunas, Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat dinilai sebagai proyek gagal, karena jalan rijid beton

    sudah rusak padahal baru beberapa bulan dibangun. Pantauan dilapangan,

    umur jalan rigit beton Jalan Patunas yang baru satu bulan setelah dikerjakan

    sudah banyak batu krikil yang lepas warga menilai hasil pekerjaan tersebut

    diragukan kualitasnya. Masyarakat juga ingin melihat sejauhmana kerugian

    Negara akibat pengerjaan Jalan Patunas yang sangat merugikan warga akibat

    buruknya pekerjaan jalan protocol dalam kota tersebut. Dalam keterangan

    32 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

  • 51

    yang penulis dapatkan dari sesi wawancara terhadap masyarakat sekitar jalan

    patunas yang mengatakan.

    Waldi, warga kota kuala tungkal yang juga salah satu pedagang

    mengatakan sangat curiga terhadap proses pengerjaan jalan patunas yang asal

    asalan karena melihat dari kualitas jalan tersebut yang sudah mulai rusak.

    “Saya menduga pengerjaan jalan patunas ini dibuat asal asalan karena melihat dari ketahanan jalan ini yang tidak bertahan lama. Karena belum lama jalan ini selesai di kerjakan tetapi jalan sudah mulai rusak. Dan banyak tanah timbunan di pinggir jalan di biarkan begitu saja sehingga mengganggu aktifitas masyarakat sekitar jalan patunas.”33

    Adapun Agus salah satu warga sekitar jalan patunas yang ikut

    memberikan tanggapanya terhadap jalan patunas yang mengatakan.

    “Kondisi jalan patunas saat ini sudah mulai rusak dan mulai berlubang. Bahkan di sebagian ruas jalan besi cor sudah mulai nampak akibat dalamnya lubang. Hal ini terjadi mungkin karena pengerjaan yang dilakukan asal asalan oleh pengembang. Tidak sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.”34

    Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan diatas dengan masyrakat

    sekitar jalan patunas yang rata-rata mengatakan bahwasnya jalan patunas

    kondisiya saat ini telah mulai rusak. Maka penulis mencoba meminta

    keterangan dari pihak pekerjaan umum tanjung jabung barat yang dalam

    keterangan mengatakan.

    “Memang benar kondisi jalan patunas saat ini sudah mulai mengalami kerusakan, meskipun umur jalan ini belumlah terlalu lama. Kami sebagai dinas pekerjaan umum akan bertanggung jawab dan mencoba mencari sebab kerusakan jalan tersebut. Apakah disebabkan dari

    33 Wawancara dengan Waldi, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat, tanggal 24 juli 2019. 34 Wawancara dengan Agus, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat, tanggal 24 juli 2019.

  • 52

    pengerjaan yang asal asalan atau mungkin karena aktifitas jalan yang terlalu ramai dan banyaknya kendaraan yang melebihi tonase yang melintas.”35

    Dari hasil wawancancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan

    bahwasanya hal yang tidak sesuai dari jalan patunas adalah kondisi dari jalan

    patunas sendiri yakni yang telah banyak mengalami kerusakan. Padahal jalan

    ini belum lama selesainya. Padahal dalam surat perjanjian kerja telah terdapat

    prosedur pengerjaanya. Penulis mencurigai bahwasanya pengerjaan jalan

    patunas yang dilakukan oleh pengemban tidaklah sesuai dengan surat

    perjanjian kerja.

    B.KENDALA DALAM REALISASI PELEBARAN JALAN PATUNAS –

    PELABUHAN RORO

    Berdasarkan dari berbagai uraian mengenai pelebaran jalan patunas tidak

    lepas dari berbagai kendala pada saat pelebaran jalan tersebut di laksanakan.

    Adapun beberapa kendala dalam pelebaran jalan patunas yang di laksanakan oleh

    Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat di lihat sebagai

    berikut.

    1. Ganti Rugi Tanah Warga

    Ganti rugi pada Pelabaran Jalan Patunas sebenarnya sudah sesuai

    dengan prosedurnya. Hal ini di ungkapkan oleh bapak M. Arsyad selaku

    35 Wawancara dengan Bapak Ira Sukrianto selaku Seketariat Kantor Dinas Pekerjaan

    Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 25 Juli 2019/

  • 53

    Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Dinas Pekerjaan

    Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat:

    “Menyangkut ganti rugi tanah warga sebenarnya sudah dilakukan satu tahun sebelum pelebaran jalan tersebut dilaksanakan. Transaksi ganti rugi tersebut di transfer langsung ke rekening warga pemilik lahan. Dan ganti rugi tanah warga juga dibedakan dalam 4 zona dan sudah di tentukan oleh tim konsultan penilai. Hasil penilaian tim konsultan penilai perbedaan harga sudah sesuai rayon dan zonanya masing-masing.”36

    Adapun keterangan lain yang penulis dapatkan dari keterangan ketua rt

    setempat yang mengatakan:

    “Warga sekitar jalan patunas secara garis besar setuju dengan adanya pelebaran jalan patunas dan ganti rugi tanah yang terkena proyek pengerjaan jalan tersebut, ke rena dengan adanya pembangunan jalan tersebut nantinya juga akan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Hanya sebagian masyarakat yang tidak setuju dengan ganti rugi yang pemerintah berikan karena merasa ganti rugi yang di berikan oleh pmerintah menurutnya tidak sesuai. Oleh karena itu penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk saling koordinasi dalam pembangunan jalan ini, supaya pengerjaan jalan patunas ini pengerjaanya berjalan lancar dan selesai tepat waktu.”37

    Dan disebutkan juga oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan

    Penataan ruang , Bapak Andi Akhmad Nuzul

    “Pihaknya sudah menurunkan appraisal tim konsultasi penilai yang khusus, diterjunkan memantau harga ganti rugi yang pantas diterima masyarakat yang terkena dampak pelebaran jalan patunas ini. Untuk ganti rugi di zona-zona tertentu, harga juga sudah disesuaikan dan itu sudah ditentukan menurut tim konsultan penilaian.”38

    36 Wawancara dengan bapak M. Arsyad selaku Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan

    Pelaporan Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tgl 11 Juli 2019 37 Wawancara dengan ketua rt setempat tanggal 12 agustus 2019. 38 Wawancara dengan Bapak Andi Akhmad Nuzul Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan

    Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. tgl 11 Juli 2019

  • 54

    Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum

    Tanjung Jabung Barat Bapak Apri Dasman juga menyebutkan

    “Jika upaya Pemerintah Kabupaten juga mensosialisasikan hasil penilaian ganti rugi oleh Konsultan Penilai.”39

    Dari pemaparan di atas bahwasanya Pemerintah Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat sudah menajalankan ganti rugi sesuai dengan ketentuannya.

    Salah satunya dalam proses ganti rugi tanah warga sudah menurunkan tim

    konsultan penilai yang khusus.

    Tetapi tanggapan masyarakat yang berdapak langsung pada program

    pelebaran jalan ini masi beragam, sebagian masyarakat ada yang sudah

    setuju dan sebagian lagi malah sebaliknya (tidak setuju). Masyarakat

    pemilik lahan yang tidak setuju tetap mempertahankan harga yang di

    inginkan untuk biaya ganti rugi lahan untuk pelebaran jalan tersebut.

    Hal ini sesui dengan hasil wawancara dengan seorang masyarakat

    yang setuju dengan ganti rugi tersebut :

    “Saya setuju dengan adanya ganti rugi akibat dari adanya proyek pelebaran jalan ini. Karena dengan adanya ganti rugi ini menunjukkan bahwasanya ada itikad baik dari pemerintah terhadap masyarakat yang lahannya terkena proyek pelebaran jalan ini. Harapan saya sebagai masyarakat adalah agar proyek ini cepat dilaksanakan dan segera diselesaikan agar tidak banyak dampak lagi bagi masyarakat.”40

    39 Wawancara dengan Bapak Apri Desman Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat, tgl 11 juli 2019

    40 Wawancara dengan Partini, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tgl 14 juli 2019

  • 55

    Adapun pendapat lain dari salah satu masyarakat yang menyatakan

    ketidak setujuaanya terhadap ganti rugi yang dilakukan pemerintah. Dalam

    keterangannya kepada penulis dalam sesi wawancara yang mengatakan

    bahwa :

    “Saya sebagai masyarakat yang lahan kami terkena proyek pelebaran jalan ini tidak setuju dengan ganti rugi yang dilakukan oleh pemerintah. Ketidaksetujuan kami adalah akibat ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah tidak sesuai dengan lahan yang terkena proyek pelebaran jalan ini, atau ganti rugi yang diberikan pemerintah terlalu kecil. Harapan saya sebagai warga yang terkena proyek pelebaran jalan ini adalah agar pemerintah terkait dapat melihat dan memberikan ganti rugi yang sesuai dengan lahan yang terkena proyek ini.”41

    Dari pemaparan diatas memang sebagian dari masyarakat masi ada

    yang setuju dan tidak setuju dengan adanya ganti rugi yang sudah

    ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Yang membuat masyarakat tidak setuju dengan ganti rugi yang

    pe