Impetigo

21
IMPETIGO Impetigo adalah infeksi pyococcus di kulit superficial, dengan kata lain hanya terbatas di epidermis saja. Etiologinya paling banyak disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus dan Streptococcus ß- haemolyticus grup A. Dikenali ada 3 macam impetigo, yaitu impetigo krustosa, impetigo bulosa, dan impetigo neonatorum. Pada dasarnya impetigo dibagi menjadi dua, yaitu bulosa yang disebabkan oleh S. aureus dan non bulosa (krustosa) yang disebabkan oleh Streptococcus ß-hemolyticus grup A dan atau Staphylococcus aureus. Sedangkan impetigo neonatorum merupakan variasi dari impetigo bulosa pada neonatorum. IMPETIGO KRUSTOSA Sinonim Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, impetigo tillbury Fox. Etiologi dan Epidemiologi Disebabkan oleh Streptococcus ß-haemolyticus grup A, namun bisa juga campuran antara Streptococcus dan staphylococcus aureus. Infeksi ini biasanya terjadi pada anak-anak walaupun orang dewasa bisa terkena penyakit ini. Frekuensi sama antara pria dan wanita. Dapat mengenai semua bangsa dan lebih sering daerah tropis. Infeksi mudah meluas secara inokulasi melalui tangan, handuk, atau baju.

Transcript of Impetigo

Page 1: Impetigo

IMPETIGO

Impetigo adalah infeksi pyococcus di kulit superficial, dengan kata lain hanya terbatas di

epidermis saja. Etiologinya paling banyak disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus dan

Streptococcus ß-haemolyticus grup A.

Dikenali ada 3 macam impetigo, yaitu impetigo krustosa, impetigo bulosa, dan impetigo

neonatorum. Pada dasarnya impetigo dibagi menjadi dua, yaitu bulosa yang disebabkan oleh S.

aureus dan non bulosa (krustosa) yang disebabkan oleh Streptococcus ß-hemolyticus grup A dan

atau Staphylococcus aureus. Sedangkan impetigo neonatorum merupakan variasi dari impetigo

bulosa pada neonatorum.

IMPETIGO KRUSTOSA

Sinonim

Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, impetigo tillbury Fox.

Etiologi dan Epidemiologi

Disebabkan oleh Streptococcus ß-haemolyticus grup A, namun bisa juga campuran antara

Streptococcus dan staphylococcus aureus.

Infeksi ini biasanya terjadi pada anak-anak walaupun orang dewasa bisa terkena penyakit ini.

Frekuensi sama antara pria dan wanita. Dapat mengenai semua bangsa dan lebih sering daerah

tropis. Infeksi mudah meluas secara inokulasi melalui tangan, handuk, atau baju.

Predileksi

Impetigo ini biasanya mengenai daerah-daerah tubuh yang tidak tertutup, biasanya pada muka,

khususnya di sekitar lubang hidung dan mulut (karena dianggap sumber infeksi dari dari daerah

tersebut), kulit kepada dan ekstremitas. Namun apabila mengenai bayi, dapat terjadi di seluruh

bagian tubuh.

Manifestasi klinis

Page 2: Impetigo

Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa yang segera berubah

menjadi vesikel yang terletak di intra epidermal antara stratum korneum dan stratum

granulosum. Lesi tersebut mudah pecah dan akan langsung mengeluarkan cairan seropurulen

yang tipis dan agak transparan. Eksudat yang mengering akan membentuk krusta yang berwarna

kuning keemasan (honey colored crust), yang akan terakumulasi lapis demi lapis sehingga

menjadi tebal. Krusta biasanya dapat dilepaskan, meninggalkan permukaan yang merah, halus,

dan lembab yang dengan cepat akan keluar eksudat lagi. Sebagian lesi dapat meluas ke perifer

disertai penyembuhan di bagian tengah (central healing) sehingga menjadi bentuk anuler atau

girata.

Lesi impetigo adalah superficial, sehingga tidak sampai terbentuk ulkus atau infiltrate yang

dalam dan penyembuhannya tanpa sikatriks atau atropi. Lesi biasa tidak nyeri, tapi

kadangkadang dikeluhkan rasa gatal dan terbakar, dan sebagian besar penderita mengalami

limfadenopati regional.

Gambar Impetigo krustosa di daerah sekitar antara

hidung dan mulut

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pewarnaan gram dari cairan vesikel yang baru akan ditemukan kokus-kokus gram positif.

Biakan daerah yang bersekret atau di bawah krusta akan ditemukan biakan Streptococcus dan

Staphylococcus. Dapat juga ditemukan leukositosis pada pemeriksaan darah tepi, terutama pada

infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus.

Diagnosa Banding

Page 3: Impetigo

Ektima

Pada ektima didapati ulkus superficial dengan krusta yang lebih tebal, dan letak lesi yang lebih

dalam.

Varicella

Pada varicella lesi biasanya kecil, dan tersebar secara luas. Lesi juga biasanya tampak pada

mulut, dimana impetigo tidak terdapat lesi pada mulut.

Prognosa

Jika tidak diobati impetigo akan berlangsung terus dengan lesi baru yang muncul selama

beberapa minggu. Pada beberapa individu dapat sembuh spontan setelah bertahan sekitar satu

bulan, kecuali ada kelainan kulit yang mendasari seperti eczema, yang dapat berkembang

menajdi kronis dan lebih dalam, misalnya ektima. Jarang sekali timbul komplikasi selulitis atau

bakteremia. Bila timbul komplikasi GNA maka prognosa pada anak-anak lebih bagus daripada

orang dewasa. Demam reumatik tidak pernah dilaporkan sebagai kompliksi dari impetigo.

Pengobatan

Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotik. Kalau banyak diberikan pula antibiotik

sistemik. Pengobatan topikal maupun sistemik sebaiknya dilakukan selama 5-7 hari.

IMPETIGO BULOSA

Sinonim

Impetigo vesikobulosa, cacar monyet.

Etiologi dan Epidemiologi

Biasanya Staphylococcus aureus. Dapat menyerang semua umur namun lebih banyak pada anak-

anak. Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Lebih banyak terdapat pada daerah tropis dengan

Page 4: Impetigo

udara panas. Lingkungan yang kotor serta hygiene yang kurang juga merupakan salah satu faktor

predisposisi.

Predileksi

Sering terdapat pada wajah, aksila, dada, punggung, dan tangan.

Manifestasi Klinis

Keluhan utama berupa lepuh yang timbul akut pada kulit sehat. Ukurannya bervariasi dari milier

hingga lentikuler. Karakteristik dari penyakit ini adalah perkembangan yang cepat dari vesikel

menjadi bula yang lembek. Bulla sering mengandung pus, dan sering timbul berkelompok atau

berlokasi di lipatan tubuh. Dinding bula tipis, menggantung, dan kadang tampak hipopion. Jika

bula pecah akan menimbulkan erosi yang superficial dan krusta yang coklat datar dan tipis.

Kadang-kadang waktu penderita berobat, vesikel/bula telah pecah sehingga yang tampak hanya

skuama koloret dan dasarnya masih eritematosa.

Gambar impetigo bullosa di daerah punggung

Pemeriksaan Laboratorium

Pewarnaan Gram dari eksudat bula menunjukan kokus gram positif dalam kelompok.

Diagnosa Banding

Pemfigus

Erosi yang menyebar juga menyerupai pemfigus, dimana pada pemfigus juga disertasi lepuh.

Page 5: Impetigo

Herpes labialis

Apabila terdapat pada area bibir maka perlu dibedakan dengan herpes labialis. Pada herpes

labialis vesikel dijumpai berkelompok dengan dinding yang tegang, dimana pada impetigo

bulosa lepuhnya unilokuler, terdapat pada perifer dari krusta dan lembek.

Dermatofitosis

Jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat koloret dan ektima,maka mirip dermatofitosis.

Pada anamnesa hendaknya ditanyakan apakah sebelumya terdapat lepuh. Jika ada, diagnosisnya

adalah impetigo bulosa.

Prognosis

Baik, sembuh tanpa sikatrik. Pada pasien berkulit hitam lesi akan menyembuh dengan

hiperpigmentasi. Namun pada pasien yang tidak diobati, infeksi yang invasive dapat

menyebabkan komplikasi berupa selulitis, limfangitis, dan bakteriemia, sampai terjadi

osteomielitis, sepsis arthritis, pneumonitis, dan septikemia.

Pengobatan

Kebanyakan Streptococcus aureus yang menyebabkan impetigo sudah resisten terhadap

penicillin. Oleh karena itu golongan sefalosporin seperti cephalexin (Keflex), eritromisin

(Ilosone), atau dicloxacillin (dynapen) dapat dipilih sebagai antibiotik. Untuk lesi yang tidak luas

kita dapat menggunakan salep Mupicorin (Bactroban) 2% tiga kali sehari.

Menjaga kebersihan diri sangatlah penting untuk mencegah penyebaran peyakit ini.

Membersihkan dengan sabun antibakteri dan membersihkan krusta dengan lembut dan hati-hati

dapat mempercepat proses penyembuhan. Mengganti handuk, sapu yangan dan alat pencukur

secara berkala sangat dianjurkan.

IMPETIGO NEONATORUM

Page 6: Impetigo

Impetigo neonatorum merupakan varian impetigo bulosa yang terdapat pada neonatus.

Sinonim

Bullous impetigo of newborn.

Etiologi dan Epidemiologi

Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan bakteri-bakteri gram negative, misalnya Escherichia

coli. Impetigo neonatorum sangat menular, dan dapat menjadi wabah. Sering terjadi di rumah

sakit dengan hygiene yang buruk.

Manifestasi Klinis

Kelainan kulit yang mirip dengan impetigo bulosa yaitu vesikel, pustule, bula kendor yang

berbatas tegas dan mudah pecah serta membentuk erosi tanpa krusta. Dapat mengenai seluruh

bagian tubuh tetapi paling sering mengenai kulit kepala, muka, dan daerah popok. Terdapat

skuama dan koloret. Bula cepat menjalar, timbul pada pagi hari dan pada sore hari bisa

bertambah banyak. Terdapat gejala konstitusi seperti demam, malaise, diare dengan feses

berwarna hijau.

Pada awal penyakit, lesi biasa hanya terdapat pada wajah dan tangan, dan gejala konstitusi masih

belum timbul.

Gambar Impetigo neonatorum

Page 7: Impetigo

Diagnosa Banding

Sifilis kongenital, pada penyakit ini bula juga terdapat di telapak tangan dan kaki, terdapat pula

snuffle nose, saddle nose, dan pseudo paralisis parrot.

Komplikasi

Impetigo neonatorum dapat berkembang dengan cepat menjadi bakteremia, pneumonia, atau

meningitis.

Pengobatan

Antibiotik harus diberikan secara sistemik. Topical dapat diberikan bedak salisil 2%.

PENGOBATAN IMPEGTIGO SECARA UMUM

Tujuan pengobatan impetigo adalah menghilangkan rasa tidak nyaman dan memperbaiki

kosmetik dari lesi impetigo, mencegah penyebaran infeksi ke orang lain dan mencegah

kekambuhan. Pengobatan harus efektif, tidak mahal dan memilki sedikit efek samping.

Antibiotik topikal (lokal) menguntungkan karena hanya diberikan pada kulit yang terinfeksi

sehingga meminimalkan efek samping. Kadangkala antibiotik topikal dapat menyebabkan reaksi

sensitifitas pada kulit orang-orang tertentu. Maka dari itu, antibiotik oral disimpan untuk kasus

dimana pasien sensitif terhadap antibiotik topikal, lesi lebih luas atau dengan penyakit penyerta

yang berat. Penggunaan desinfektan topikal tidak direkomendasikan dalam pengobatan impetigo.

1. Terapi non Medika mentosa/perawatan tanpa obat

Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan Sodium kloride 0,9%.

Menghilangkan krusta dengan cara mandikan anak selama 20-30 menit, disertai

mengelupaskan krusta dengan handuk basah

Jika krusta banyak, dilepas dengan mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu diberi salep

antibiotik

Page 8: Impetigo

Mencegah anak untuk menggaruk daerah lecet. Dapat dengan menutup daerah yang lecet

dengan perban tahan air (kasa) dan memotong kuku anak.

Lanjutkan pengobatan sampai semua luka lecet sembuh

Tindakan yang bisa dilakukan guna pencegahan impetigo diantaranya

a. Cuci tangan segera dengan menggunakan air mengalir bila habis kontak dengan

pasien, terutama apabila terkena luka

b. Mandi teratur dengan sabun dan air ( sabun antiseptik dapat digunakan, namun

dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang sensitif)

c. Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap

pendek dan bersih

d. Jangan menggunakan pakaian yang sama dengan penderita.

e. Jauhkan diri dari orang dengan impetigo.

f. Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan

dengan sabun dan air yang mengalir

g. Cuci pakaian, handuk, dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah

dari yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari

atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan

desinfektans

h. Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang

terinfeksi dan cuci tangan setelah itu.

i. Pada orang yang terinfeksi agar lukanya diperban dengan perban yang steril

(kasa)

j. Penderita sebaiknya tinggal di dalam rumah/ruangan untuk beberapa hari

untuk menghindari masuknya bakteri ke dalam luka.

2.      Terapi medikamentosa

Pengobatan yang diberikan pada impetigo krustosa terdiri dari pengobatan topikal dan

pengobatan secara sistemik

Page 9: Impetigo

TERAPI LOKAL

Obat-obat topikal ini mempunyai potensi yang lebih rendah dibandingkan dengan antibiotik

sistemik atau obat oral, tapi obat topikal ini hanya digunakan pada kasus dengan lesi yang kecil

atau tidak terlalu banyak jumlahnya.

      Mupirocin (Bactroban) 

Mupirocin (dalam bentuk salap) merupakan salah satu antibiotik yang sudah mulai digunakan

sejak tahun 1980an. Mupirocin ini bekerja dengan menghambat sintesis RNA dan protein dari

bakteri. Obat ini digunakan untuk beberapa lesi yang kecil tanpa limfadenopati. Dan obat ini

sudah dibuktikan dimana lebih unggul dibandingkan polymiksin B dan neomisin topikal dan

keefektifannya sama dengan obat cephalexin (oral). Kombinasi mupirocin dan obat cephalexin

lebing unggul daripada bacitracin. Sayangnya, S.aureus dan MRSA resisten terhadap mupirocin

dengan penafsiran antara 5-10%.

Penggunaan mupirocin topikal dapat dilihat di bawah ini :

Dewasa

Mupirocin 2% cream/salap 5/10 g

Oleskan tipis pada daerah yang terkena 3-5 kali /hari, selama 1 minggu, sebelumnya di 

bersihkan lukanya.

Jika penyakit tinbul kembali atau recurens maka oleskan pada lubang atau cuping hidung  

2x/hari untuk 5 hari selama sebulan

Anak -Anak

Pengobatannya di gunakan sama seperti orang dewasa

 Retamapulin (Altabax)

Retamapulin ini sudah terbukti pada US Food and Drug Administration (FDA) tahun 2007 untuk

digunakan sebagai pengobatan impetigo secara topikal pada orang dewasa dan anak-anak (>9

bulan) yang disebabkan oleh S.aureus dan methicillin-susceptible S aureus. Retamapulin

mempunyai spektrum aktifitas yang luas, jauh melebihi mupirocin. Obat ini digunakan untuk

mencegah kembalinya aktifitas bakteri dimana sudah resisten terhadap banyak obat antibiotik,

seperti metisilin, eritromisin, fusidic acid, mupirocin, azithromycin, and levofloxacin. Pada

Page 10: Impetigo

penelitian yang dilakukan terhadap 1900 pasien, retamapulin terbukti sama efektifnya dengan

fusidic acid dan cephalexin oral, dengan sedikit efek samping. Penelitian yang lain, retamapulin

1% (salap) ternyata lebih efektif dibandingkan fusidic acid 2% (salap) untuk pengobatan

impetigo.

Retapamulin berikatan dengan subunit 50S ribosom pada protein L3 dekat dengan peptidil

transferase yang pada akhirnya akan menghambat protein sintesis dari bakteri. Obat ini

merupakan kelas antibiotik baru yang pertama kali disebut pleuromutilins. Indikasinya untuk

impetigo yang disebabkan oleh S.aureus atau S.pyogenes.

Penggunaan retamapulin topikal dapat dilihat di bawah ini :

Dewasa

Oleskan tipis pada daerah yang terkena ± 5 hari untuk total area < 100 cm2 ; 

daerah yang terkena harus ditutup dengan penutup yang steril setelah 

pemakaian

          Anak

Digunakan pada anak umur > 9 bulan; gunakan sama seperti orang dewasa; total area untuk

pengobatan harus < 2% dari total BSA pada pasien usia 9 bulan  sampai 18 tahun.

 Fusidic acid

Fusidic acid sekarang ini tidak tersedia di United States, tapi diakui sebagai terapi first-line

di Eropa dan negara bagian lainnya. Fusidic acid telah dilaporkan dapat mengakibatkan resisten

yang tinggi dengan persentase 32,5-50%.

Penggunaan fusidic acid topikal dapat dilihat di bawah ini :

Dewasa

Fusidic acid 2% cream/salap 5 g 2-3 x sehari selama 7 hari.

Anak- Anak

Sama seperti orang dewasa

Dicloxacillin (Peridex)

Penggunaan dicloxacillin merupakan First line untuk pengobatan impetigo, namun akhir-

akhir ini penggunaan dicloxacillin mulai tergeser oleh penggunaan retamapulin topikal karena

diketahui retamapulin memiliki lebih sedikit efek samping bila dibandingkan dengan

dicloxacillin.

Page 11: Impetigo

Clindamycin 1% cream, lotion, foam dan gel 10 g 2-3 kali sehari. Obat ini digunakan

pada beberapa infeksi MRSA.

Gentamisin 0,1% salap atau krim 10 g 2-3 kali sehari selama ≤ 4 minggu. Obat ini telah

banyak digunakan di beberapa negara untuk infeksi gram-positif oleh spesies

Staphylococcus, termasuk impetigo dan pioderma

Hidrogen peroksida 1% krim, tersedia di banyak negara, dan telah dibandingkan

mempunyai sifat bekterisidal tetapi masa kerjanya lebih panjang daripada hydrogen

peroksida 1% larutan encer in vitro. Obat ini digunakan 2-3 x sehari selama 3 minggu.

Meskipun potensi sensitisasinya rendah, tapi reaksi hipersensitifitas telah dilaporkan pada

beberapa produk dengan campuran yang lainnya.

Tetrasiklin 3% salep 15 g 1 kali atau lebih per hari. Obat ini telah digunakan untuk

lokal impetigo, tetapi jarang dianjurkan karena mempunyai potensi risiko terjadinya

reaksi fotosensitifitas pada kulit.

 Basitrasin atau Neosporin 250 iu salep 5 g beberapa kali sehari. Sekarang obat ini

tidak begitu efektif. Meskipun kelihatannya obat ini bekerja, disebabkan kondisi yang

tidak infeksi pada awalnya. 

    Neomisin 0,5% krim 5 g 2-3 kali sehari. Obat ini berkhasiat untuk kuman negatif-

Gram. Di negara Barat dikatakan sering menyebabkan sensitisasi, menurut pengalaman

penulis jarang

TERAPI SISTEMIK ATAU SECARA ORAL

Pengobatan antibiotik sistemik diindikasikan untuk penyakit-peyakit kulit. Sefalosporin,

penisilin semisintetik, atau kombinasi inhibitor ß laktamase umumnya merupakan digunakan

sebagai terapi First line.

1)      Penisilin

·         Penisilin V (fenoksimetil penisilin)

Dewasa : 250-500 mg 3-4 x sehari a.c. selama 10 hari

Page 12: Impetigo

Anak      : 7,5-12,5 mg/dosis 4 kali/hari a.c.

·         Penisilin G

Dewasa : 600.000-1,2 juta U IM 1-2 x hari selama 7 hari

Anak      : 25.000-50.000 U IM 1-2 x sehari 

Obat ini jarang dipakai karena tidak praktis, diberikan i.m. dengan dosis tinggi, dan makin

sering terjadi syok anafilaktif.

·         Benzathine penisilin G

Anak-anak < 6 tahun : 600.000 U IM

Anak-anak > 7 tahun : 1,2 juta U

2)      Penisilin semisintetik (untuk Staphlococci yang kebal Penisilin)

·         Cloxacillin

Dewasa : 250-500 mg 4 kali sehari a.c. selama 10 hari

     Anak      : 10-25 mg/kgBB/dosis 4 x sehari a.c.

·         Dicloxacillin (Dycill, Dynapen)

Dewasa : 250-500 mg 3-4 kali sehari a.c. selama 10 hari

Anak     : 4-8 mg/kg/dosis (neonatus).

               <40 kg : 12,5-50 mg/kg/hari

               >40 kg : 125-500 mg/hari

Mengikat satu atau lebih penisilin dengan protein, selain itu juga menghambat sintesis

dinding sel. Digunakan untuk pengobatan infeksi akibat penisilin-produksi staphlococcus;

kadang digunakan sebagai terapi jika diduga infeksi staphylococcus. Obat ini sangat efektif tapi

kurang toleransi daripada cephalexin.

3)      Aminopenicililins

·         Amoksisilin

Dewasa : 250-500 mg 3 kali/hari selama 8 hari.

Anak      : 20 mg/kgBB

Kelebihan obat ini dapat diberikan setelah makan. Juga cepat diabsorbsi dibandingkan

ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.

·         Amoxicillin plus asam klavulanat (ß-laktamase inhibitor)

Page 13: Impetigo

Dewasa : 875/125 mg 2 kali/hari selama 10 hari

Anak      : 20 mg/kgBB/hari 3 kali/hari

·         Ampicillin

Dewasa : 250-500 mg 4 kali/hari (sejam sebelum makan) selama 7-10 hari

Anak      : 125-250 mg (5-10 tahun); 125 mg (2-5 tahun) 4 kali/hari.

4)      Sefalosporin

·         Cephalexin (Keflex)

Dewasa : 250-500 mg 4 kali/hari selama 10 hari

Anak      : 40-50 mg/kgBB selama 10 hari

Obat ini menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel; bersifat

bakterisidal dan efektif melawan  secara cepat pembentukan dinding sel. Terutama aktif

melawan bakteri di kulit; sering digunakan untuk memperbaiki stuktur kulit dan sebagai

profilaksis pada prosedur minor. Merupakan obat pilihan untuk kasus yang banyak menimbulkan

lesi, daerah yang terkena luas, atau terdapat limfadenopati regional.

·         Cephradine

Dewasa : 250-500 mg 4 kali/hari selama 7-14 hari; tidak lebih dari 4g/hari.

Anak      : 25-50 mg/kgBB selama 7-14 hari; tidak lebih dari 3g/hari.

·         Sefadroksil ( dosis : 2 x 500 mg sehari per os).

5)      Eritromisin (EES, Erythrocin, Ery-Tab)

Dewasa : 250-500 mg 4 kali/hari p.c. selama 10 hari

Anak      : 30-50 mg/kgBB 4 kali/hari p.c. selama 7-14 hari; dosis ganda jika penyakit

bertambah berat.

Menghambat pertumbuhan bakteri, diduga menghalangi uraian t-RNA peptida dari ribosom,

menyebabkan sintesis protein dependen-RNA berhenti. Digunakan untuk pengobatan infeksi

Staphylococcus dan Streptococcus. Biasanya terjadi resisten dan sering memberi rasa tak enak di

lambung. Pada anak-anak, umur, berat badan, dan hebatnya infeksi menentukkan dalam hal

pemberian dosis. Obat ini juga diberikan pada orang alergi terhadap penisilin.

Page 14: Impetigo

6)      Klindamisin (Cleocin)

Dewasa : 150 mg/hari untuk 3 bulan (profilaksis)

                 150-300 mg/hari selama 7-10 hari (treatment)

Anak-anak lebih dari 1 bulan : 8-20 mg/kgBB/hari 3-4 kali/hari selama 10 hari.

Efektif untuk infeksi kulit; mengikat subunit 50S ribosom serta mengganggu sintesis protein.

Selain itu juga dapat digunakan untuk profilaksis impetigo.

            Antihistamin

            Jika gatal / pruritus sangat dikeluhkan, maka antihistamin dapat diberikan untuk

meminimalkan terjadinya garukan. Menghindarkan trauma pada kulit dapat mencegah atau

membatasi penyebaran impetigo secara autoinokulasi.

·         Loratadin (Claritin)

Nonsedatif dan secara selektif menghambat reseptor histamin H1.

Dewasa : 10 mg/hari po

Anak      : <2 tahun : tidak dianjurkan

                2-6 tahun : 5 mg/hari po

                 >6 tahun : gunakan sama seperti orang dewasa.

·         Desloratadin (Clarinex)

Obat ini merupakan antagonis selektif histamin trisiklik untuk reseptor H1 yang long-acting.

Dapat menyembuhkan kongesti nasal dan efek sistemik pada alergi musim. Metabolisme utama

dari loratadin adalah secara luas untuk mengaktifkan metabolit 3-hydroxydesloratadine.

Dewasa : 5 mg/hari po

Anak      : <12 tahun : tidak dianjurkan

                 >12 tahun : gunakan sama seperti orang dewasa.

·         Cetrizine (Zyrtec)

Obat ini merupakan long acting selektif histamin H1 reseptor antagonis.

Dewasa : 5-10 mg/hari po

Anak      : 6 bln-2 tahun : 2,5 mg/hari po

                2-5 tahun       : 2,5-5 mg/hari po

                6-11 tahun     : 5-10 mg/hari po

·         Hidroksin (Atarax, Vistaril)

Page 15: Impetigo

Merupakan reseptor H1 antagonis. Obat ini dapat menekan aktifitas histamin di area subkortikal

pada CNS. Sering digunakan sebelum tidur karena mempunyai efek sedatif.

Dewasa : 25-100 mg po

Anak      : <6 tahun : 2 mg/kgBB/hari po dibagi menjadi 3-4 dosis

                6-12 tahun : 12,5-25 mg po dibagi menjadi 3-4 dosis.