: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul...

27
ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik Cerita Kira-kira Sejarah (16+). 2017 (c) ilmuiman.net. All rights reserved. Berdiri sejak 2007, ilmuiman.net tempat berbagi kebahagiaan & kebaikan lewat novel- cerpen percintaan atau romance, dan cerita non fiksi.. Seru. Ergonomis, mudah, & enak dibaca. Karya kita semua. Peringatan: Pembaca yang sensi dengan seloroh ala internet, silakan stop di sini. Segala akibat menggunakan atau membaca, sepenuhnya tanggung jawab pembaca. Terima kasih & salam. *** Kira-kira Sejarah Indonesia (3) Nusantara Pasca Majapahit Setelah Majapahit menyurut, segenap bawahannya memisah sendiri-sendiri. Di Sumatra dan sebagian Kalimantan, suku-suku Melayu bermunculan, dipengaruhi juga oleh kekuatan-kekuatan regional di sekeliling. Yang paling top di sisi barat nusantara itu Pelabuhan Malaka. Di Jawa, penerus utamanya kemudian menjelma menjadi kekuatan dominan baru: Kerajaan Demak. Di luar Jawa-Sumatra-Kalimantan itu, nusantara bagian timur, berkembang sendiri-sendiri.... Dalam kesempatan lain, nanti penting juga kita ulas evolusi dan revolusi kerajaan- kerajaan Melayu. Kemudian nusantara bagian timur. Tapi, sebelum ke sana, bagian ini kita fokuskan dulu ke Jawa. Jadi,.. ringkasnya begini. Di abad ke-1 atau 2, yang pertama solid itu Salakanagara dari Jawa Barat. Terus berkembang menjadi Tarumanagara (Nusantara versi-0, dengan raja terkenalnya: Purnawarman), yang kemudian.. berkembang menjadi tiga poros kekuatan nusantara, yaitu di Sumatra Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, dan Jawa Tengah- Timur (sampai batas tertentu meluas ke Madura-Bali juga). Tiga-tiganya, kita kira-kira masih 'bersaudara' dengan trah Tarumanagara. Setelah Tarumanagara surut, yang melejit merajai nusantara adalah Sriwijaya dengan wangsa Syailendra sebagai raja-rajanya (Nusantara versi-1). Raja yang disebut paling top di Sriwijaya: Balaputradewa or something. Konon, pertama berdirinya, dipimpin oleh orang-orang yang terus menjalin kekerabatan dengan trah Tarumanagara juga. Saat Sriwijaya jaya, Tarumanagara berevolusi (atau revolusi) menjadi kerajaan Sunda dan Galuh. Bermain cantik di nusantara, sehingga tidak terlibas habis oleh Sriwijaya, tetap eksis terus. Setelah itu, Sriwijaya surut, Kerajaan Jawa (Nusantara versi-2) yang tampil. Semuanya itu, Tarumanagara, Sriwijaya, dan Kerajaan Jawa, awalnya bercorak Hindu- Budha, yang dikombinasi dengan kepercayaan tua nusantara.

Transcript of : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul...

Page 1: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik

Cerita Kira-kira Sejarah (16+). 2017 (c) ilmuiman.net. All rights reserved.

Berdiri sejak 2007, ilmuiman.net tempat berbagi kebahagiaan & kebaikan lewat novel-cerpen percintaan atau romance, dan cerita non fiksi.. Seru. Ergonomis, mudah, & enak dibaca. Karya kita semua. Peringatan: Pembaca yang sensi dengan seloroh ala internet, silakan stop di sini. Segala akibat menggunakan atau membaca, sepenuhnya tanggung jawab pembaca. Terima kasih & salam.

***

Kira-kira Sejarah Indonesia (3)

Nusantara Pasca Majapahit

Setelah Majapahit menyurut, segenap bawahannya memisah sendiri-sendiri. Di Sumatra dan sebagian Kalimantan, suku-suku Melayu bermunculan, dipengaruhi juga oleh kekuatan-kekuatan regional di sekeliling. Yang paling top di sisi barat nusantara itu Pelabuhan Malaka. Di Jawa, penerus utamanya kemudian menjelma menjadi kekuatan dominan baru: Kerajaan Demak. Di luar Jawa-Sumatra-Kalimantan itu, nusantara bagian timur, berkembang sendiri-sendiri....

Dalam kesempatan lain, nanti penting juga kita ulas evolusi dan revolusi kerajaan-kerajaan Melayu. Kemudian nusantara bagian timur. Tapi, sebelum ke sana, bagian ini kita fokuskan dulu ke Jawa.

Jadi,.. ringkasnya begini. Di abad ke-1 atau 2, yang pertama solid itu Salakanagara dari Jawa Barat. Terus berkembang menjadi Tarumanagara (Nusantara versi-0, dengan raja terkenalnya: Purnawarman), yang kemudian.. berkembang menjadi tiga poros kekuatan nusantara, yaitu di Sumatra Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, dan Jawa Tengah-Timur (sampai batas tertentu meluas ke Madura-Bali juga). Tiga-tiganya, kita kira-kira masih 'bersaudara' dengan trah Tarumanagara.

Setelah Tarumanagara surut, yang melejit merajai nusantara adalah Sriwijaya dengan wangsa Syailendra sebagai raja-rajanya (Nusantara versi-1). Raja yang disebut paling top di Sriwijaya: Balaputradewa or something. Konon, pertama berdirinya, dipimpin oleh orang-orang yang terus menjalin kekerabatan dengan trah Tarumanagara juga. Saat Sriwijaya jaya, Tarumanagara berevolusi (atau revolusi) menjadi kerajaan Sunda dan Galuh. Bermain cantik di nusantara, sehingga tidak terlibas habis oleh Sriwijaya, tetap eksis terus. Setelah itu, Sriwijaya surut, Kerajaan Jawa (Nusantara versi-2) yang tampil. Semuanya itu, Tarumanagara, Sriwijaya, dan Kerajaan Jawa, awalnya bercorak Hindu-Budha, yang dikombinasi dengan kepercayaan tua nusantara.

Page 2: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Jawa ini menarik. Dia melejit, menjadi sophisticated dan berbeda dari siapapun di nusantara dan kawasan regional. Nah, bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena adanya tokoh-tokoh, yang memang punya visi dan kemauan, dan kemampuan, untuk mengubah dunia. Berikut kita put beberapa tokoh perintis kunci.

(1) Sanjaya. Tokoh Yang Membesarkan (Jawa). Pas jayanya Tarumanagara, di Jawa yang dipandang cukup eksis itu kerajaan Kalingga, lokasinya di pantura Jawa tengah sana, kemungkinan antara Pekalongan-Jepara pusatnya. Kerajaan Kalingga ini, kita kira-kira, terus berkawin-kawin silang dengan para bangsawan Tarumanagara (dan berikutnya juga Sriwijaya) dan terus membesar, serta masuk lingkaran elit nusantara. Tokoh pertama yang menonjol: Sanjaya. Sanjaya ini dekat hubungannya dengan trah Syailendra pendiri Sriwijaya dan juga Trah Galuh-Sunda, penerus Tarumanagara. Sanjaya ini menjadikan Jawa jadi setara dengan para jagoan nusantara, ditandai dengan membesarnya kerajaan Medang (atau disebut juga Mataram Hindu atau Mataram kuno). Candi-candi megah: Borobudur, Prambandan, dan seterusnya masih eksis sampai sekarang. Semuanya, tidak bisa lepas dari wangsa Sanjaya.

(2) Mpu Sendok. Tokoh Yang Menghijrahkan. Sementara leluhurnya Sanjaya hebat karena bisa mentransformasi Jawa (tengah-timur) menjadi setara para elit di kawasan, Mpu Sendok ini memimpin hijrah besar, pindah pusat kerajaan Jawa dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Alam semesta telah memberi pelajaran.. kaum yang mau, mampu, dan berhasil melaksanakan hijrah, itu kelasnya lebih tinggi, jauh, dibanding yang tidak kemana-mana. Lalu, setelah hijrah,... menetap! Ini juga peradaban manusia telah memberi pelajaran.. kaum yang terus menetap mengembangkan peradaban secara intensif di suatu kawasan luas, itu juga kelasnya lebih tinggi, jauh, dibanding kaum nomaden. Di Jawa, tokoh (awal)nya untuk itu kita kira-kira Mpu Sendok.

(3) Dharmawangsa Teguh. Tokoh Pencerahan. Turunan Mpu Sendok, turunan Sanjaya, trah Syailendra juga. Dia-lah kita kira-kira yang pertamanya mulai intensif melakukan 'usaha-usaha pencerahan' di Jawa. Pembangun manusia-manusia Jawa, secara fisik-kuantitas, dan non-fisik-kualitas juga. Berkat pembangunannya, Jawa (dan Bali), menjadi lebih canggih (jauh) dari dirinya sendiri sebelumnya. Dan di nusantara, juga lalu bisa 'menyalip' Sriwijaya. Berkat kerja kerasnya (dan segenap rakyat), yang dipertuan di nusantara kemudian memecah, menjadi dua, yaitu Sriwijaya (atau siapapun penerusnya, kerajaan Melayu) di sisi barat, dan kerajaan Jawa, di sisi timur. Ibukota Sriwijaya yang puluhan bahkan ratusan tahun tak tergoyahkan, bisa dirangsek oleh Dharmawangsa Teguh (walau kemudian bisa strike-back, sampai Dharmawangsa terbunuh). Bisa jadi, Dharmawangsa ini juga yang memunculkan Bali ke blantika nusantara (dari semula sekedar kekuatan lokal).

(4) Airlangga. Tokoh Kebangkitan. Dari waktu ke waktu, bangsa-bangsa besar datang dan pergi. Bangsa yang semula kecil, menjadi besar itu sulit. Perlu kerja keras, pencerahan, dan hoki, nasib baik. Lha, saat kemudian hokinya sirna.. bangsa besar itu hancur atau meluruh. Nah,.. bangsa yang sempat besar, kemudian terpuruk, untuk bangkit lagi menjadi besar lagi, itu lebih sulit! Miskin menjadi kaya, itu sulit, bukan?

Page 3: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Tetapi yang kaya, anak-anaknya sudah telanjur manja dan lembek, terus terpuruk.. jatuh miskin, itu lebih sulit lagi untuk balik jadi kaya! Untuk kebangkitan kembali seperti itu, perlu ada tokoh seperti Airlangga ini.. Dengan bantuan para jagoan dari Jawa-Timur (dari geng mertuanya Dharmawangsa, kerabat ibunya, serta kakek-nenek Jawanya) dan mungkin juga geng Bali (sisi ayahnya dan para kerabat), Airlangga susah payah berhasil membangun kerajaan baru Kahuripan.. yang terus bisa win-back, dari terpuruk bisa balik jaya kembali. Di balik Airlangga ini, ada tokoh ahli siasat yang membantunya mengokohkan kahuripan. Tapi, dalam hal ahli siasat, yang top markotop di Jawa itu Arya Wiraraja di bawah. Hal lain yang baru di masa ini: Airlangga ini lengser bukan karena meninggal, tapi karena ingin mendalami spiritual, jadi resi or something. Juga sejak Airlangga (yang ayahnya Raja Bali, sampai kelak diacak Ken Arok), maka raja-raja besar Jawa itu kakek (buyut)nya adalah Raja Bali.

(5) Jayabaya. Tokoh Pemersatu Dengan Semangat Juara. Ya. Ciri bangsa besar lain, adalah punya semangat juara, semangat untuk menjadi terbaik. Selepas masa Airlangga, Jawa terpecah oleh perang saudara, utamanya antara Kadiri dan Janggala. Dua matahari di satu pulau kecil.. itu konyol. Jayabayalah yang terus menyatukan kembali, Jawa menjadi satu kesatuan yang didominasi oleh satu tim kuat. Di masa ini, lalu dikenal oleh dunia, nusantara luas itu terbagi dua, sisi barat didominasi oleh kerajaan Melayu (Sriwijaya, dan bentukan-bentukan selanjutnya) dan sisi timurnya didominasi oleh kerajaan Jawa (Kediri).. berkat semangat juara itu. Dan dengan semangat juara itu pula, keinginan mendominasi kawasan se-nusantara (atau bahkan sedunia) mulai mengkristal di elit Jawa sejak masa Jayabaya ini. Sehingga kemudian, Jawalah yang lebih menonjol dari Melayu untuk bertahun-tahun setelah Jayabaya. Jawa ini orangnya banyak, kalau dipersatukan oleh satu pemimpin, terus jadi solid kuat, maka akan dahsyat hasilnya. Begitu kira-kira spirit Jayabaya, yang sepertinya, sedikit banyak, diteruskan turun temurun oleh penduduk pulau Jawa dan juga Indonesia masa kini.

(6) Ken Arok. Tokoh Disruptif, Pendobrak Kemapanan. Sampai masa Ken Arok, semua penguasa Jawa itu turunan trah Syailendra (atau Sanjaya, atau Tarumanagara, yang keduanya masih satu benang merah juga dengan Syailendra). Ken Arok-lah pengacak-acak tatanan lama. Yang memimpin, mestinya adalah yang paling jagoan! Tidak peduli dia trahnya dari manapun juga! Ken Arok bukan bangsawan, atau bahkan.. bukan siapa-siapa awalnya. Itu semangat demokrasi yang lebih mutakhir dari semangat kolot kedinastian. Andai tidak ada Ken-Arok, bisa saja nusantara ini nasibnya seperti Jepang atau Thailand yang dari jaman kuda sampai sekarang raja-kaisarnya itu-itu wae. Dari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit. Walau seolah Singosari itu jayanya di masa Kertanegara, tapi kita kira-kira.. andai tidak dibuka jalan oleh Ken Arok.. Kertanegara itu, tidak ada. Jadi, yah.. dia itu sekedar penerus, raja kerajaan besar biasa.

(7) Arya Wiraraja. Tokoh Ahli Strategi. Kemenangan-kemenangan besar, tidak selamanya diperoleh dari kekuatan berlipat ganda, dalam bentuk persenjataan, tentara, dan logistik. Seringkali, siasat dan strategi jitu jadi kunci kemenangan gemilang. Berkat siasat Wiraraja, Kertanegara dan Singosari bisa dijungkir balik oleh Jayakatwang dan

Page 4: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Ardharaja anaknya. Lalu Jayakatwang dan anaknya digulingkan oleh Mongol Tartar, lalu Mongol Tartar digulingkan bersama oleh Raden Wijaya menantu Kertanegara beserta sisa-sisa tentara Singosari, bahu membahu dengan Arya Wiraraja beserta para pengikut dari Madura. Di kitab-kitab, yang dibesar-besarkan kebanyakan Raden Wijaya, tapi kita kira-kira, sebetulnya, yang lebih kunci dari Raden Wijaya, adalah Arya Wiraraja ini. Bagaimana Raden Wijaya bisa strike back menjungkirkan Jayakatwang, Mongol? Tanpa Wiraraja.. rasanya no clue. Sedangkan untuk strike-back itu.. sebelumnya sudah kita tokohkan: Airlangga. Tanpa Wiraraja, mungkin Mongol itu sulit diusir lagi setelah mereka menaklukkan Kediri. Kenyataannya, Raden Wijaya maupun semua tokoh Majapahit di periode awal, itu semua juniornya Wiraraja. Selain memunculkan Majapahit, Arya Wiraraja ini juga memunculkan Madura dan Blambangan (daerah tapal kuda Jawa Timur) ke blantika nusantara, dan menjadikan dua kelompok etnis itu, sebagai komunitas yang punya militansi luar biasa sampai sekarang. Uniknya lagi, dari semua tokoh terdahulu, Arya Wiraraja ini berangkat dari latar belakang brahmana, alias ulama atau golongan intelek. Bukan bangsawan. Bukan turunan trah syailendra maupun Ken Arok, Belakangan, baru dia bertahta, yaitu dipertuan di Madura dan Lamajang Tigang Juru, yang di cerita rakyat dikenal sebagai Prabu Menak Koncar.

(8) Tribhuwana Wijayatunggadewi. Tokoh Yang Membesarkan (Nusantara). Ini seperti Sanjaya di nomor satu di atas. Cuma, Sanjaya itu membesarkan Jawa di nusantara. Sedangkan Tribhuwana leader Majapahit, membesarkan (lagi) nusantara di kawasan regional, bahkan global. Lebih besar dari kapanpun sebelumnya. Dia juga satu-satunya perempuan di antara daftar tokoh kita. Juga satu-satunya yang tidak beneran raja atau ratu, melainkan dia itu, saat bertahta, sebetulnya sekedar bertahta untuk mewakili ibunya. Okelah, dia tampil karena dibukakan jalan oleh leluhurnya, Ken Arok, Kertanegara, Raden Wijaya.. dan didukung oleh jagoan-jagoan macam tentara eks ekspedisi Pamalayu, pasukan Bhayangkari, dan seterusnya. Termasuk ada Gajah Mada juga yang dipuja-puji di kitab-kitab. Terus Hayam Wuruk, dan penerus-penerus Majapahit lainnya yang kompeten. Tapi, bisa kita kira-kira, jangan-jangan Hayam Wuruk dan Gajah Mada itu.. berjaya sekedar 'operator' dan penerus, dan dibelakangnya ada mastermind setajam Tribhuwana ini. Wallahualam. Seperti Airlangga, Tribuwana turun dari tampuk kekuasaan bukan karena meninggal. Dia masih hidup, segar bugar, dan besar kekuasaannya, mendalangi dari belakang kemungkinannya.. saat Hayam Wuruk anak angkatnya, sekaligus menantunya, menjadi raja Majapahit.

Ya sudah. Menurut kira-kira kita, tokoh-tokoh perintis terbesar, best of the bests, yang membesarkan nusantara, atau khususnya Jawa, adalah delapan nama itu. Tiga di antaranya bukan beneran Raja yang sejati yang sempat dibesarkan sebagai putera mahkota: (1) Ken Arok (dia itu aslinya pemberontak), (2) Arya Wiraraja (yang aslinya Brahmana), dan (3) Tribhuwana (yang naik tahtanya itu atas nama ibunya).

Limanya yang lain Raja beneran, dan semula pangeran unggulan, yaitu: (1) Sanjaya (kemungkinan semula pangeran Kalingga, Galuh-Sunda, atau ada bau-bau Sriwijaya juga), (2) Mpu Sendok (jelas pangeran Medang), (3) Dharmawangsa Teguh (jelas pangeran turunan Mpu Sendok), (4) Airlangga (pangeran Bali, anak raja Bali dan

Page 5: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

keponakan Dharmawangsa), (5) Jayabaya (pangeran utama Kediri, yang merupakan pecahan dari Kahuripan yang didirikan Airlangga).

Lainnya yang delapan? Ya, mungkin urutan berikutnya-lah kalau dirangking. Atau, lainnya itu, munculnya setelah era Majapahit, nanti kita tinjau lagi.

***

Nusantara versi 4, Kesultanan-kesultanan Bercorak Islam

Setelah Tarumanagara-Sunda jadi Nusantara versi 0, lalu Sriwijaya-Melayu jadi Nusantara versi 1, dan Kerajaan Jawa jadi Nusantara versi 3 (yaitu bersambungan Medang, Kahuripan, Kediri, Singosari, Majapahit), apakah yang kemudian layak jadi representasi Nusantara versi ke-4?

Menurut kira-kira kita, yang layak jadi representasi Nusantara ke-4 adalah 'Paguyuban Kesultanan-kesultanan Islam'. Lalu, Nusantara ke-5-nya nanti, Nusantara Negeri Kolonial Asing (jajahan Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, Belanda, Jepang, Australia, Amerika). Nusantara ke-6 barulah Negeri Indonesia.

Untuk nusantara ke-4.. kumpulan kesultanan bercorak Islam itu, marilah kita lanjut saja cerita dari tanah Jawa dulu, baru yang lain....

Selepas Majapahit, kalau di Jawa, sulit dibantah, bahwa penerusnya (awalnya) adalah Kerajaan Demak. Nah, tapi, Sebelum mendalami tentang Demak, marilah kita tinjau dulu, bagaimana sih Islam bisa muncul dan meluas di Indonesia?

Dalam agama Islam, ada ajaran pokok yang menyebutkan: "Tidak boleh ada paksaan dalam agama (islam)..." Jadi, pengislaman secara paksa, itu dilarang. Di balik itu, mungkin implisit terkandung arahan dari Rasulullah saw sang pembawa risalah, bahwa untuk mengislamkan seseorang itu, maka para pendakwah mesti 'memenangkan hatinya'. Dan arahan ini lalu diikuti oleh para pendakwah dimanapun mereka berada, dan kemanapun mereka pergi. Perjuangannya adalah perjuangan memenangkan hati.

Lha, berhubung perjuangannya perjuangan hati, ini jadi seperti peribahasa. "Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu?" Nggak tahu, ini nyambung apa enggak?

Maksudnya begini: Perjuangan ekonomi, perjuangan pembangunan fisik, perjuangan militer.. itu kasat mata, dan milestonenya jelas. Sedangkan perjuangan memenangkan hati, itu tidak kasat mata. Walhasil, para ahli sejarah terus jadi bingung, sebenernya.. penyebaran Islam di Nusantara itu mulainya kapan? Lalu milestones-nya apa saja?

Mohon maklum, pakem ilmu sejarah itu.. harus berdasar fakta. Tidak boleh direka-reka. Tidak boleh dengan logika. Sedangkan bagi kita, ya tidak usah bingung, dikira-kira saja.

Page 6: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Mestinya, sebelum islam ada, orang sudah dagang kesana kemari, bukan? Ini para sejarawan sudah menyimpulkan dari lama. Pedagang-pedagang dari Timur Tengah, India, Cina, dan di antaranya itu, telah melanglang, melintas nusantara dari kapan ta'uk. Dari lama sekali, sebelum sejarah mencatat adanya kerajaan pertama di nusantara.

Jadi, sebelum Islam muncul, di abad ke-7, Eropa belum apa-apa. Masa kemunduran bahkan. Romawi yang dulu diddaya, masih besar di mideterania tapi mulai menyurut. Persia, yang merupakan pengimbang Romawi.. itu juga cuma kekuatan regional. Jadi, jalur perdagangan internasional yang teramai di dunia, adalah di jalur sutera kalau lewat darat. Sedangkan jalur lautnya, yang top itu jalur timur-tengah, ke India, ke Cina dan Asia Timur pada umumnya. Komoditas prestisius yang mahal di jalur ini adalah rempah-rempah dari Asia Tenggara. Kenapa ini prestisius? Karena rempah-rempah pada masa itu, merupakan ingredient kunci untuk pengawetan makanan, khususnya daging-dagingan. Pada masa itu, di negeri-negeri dingin di belahan utara, ternak-ternak belumlah bisa dipertahankan hidup di musim dingin yang keras. Sehingga, di musim dingin, semua mesti disembelih. Kulkas empat pintu belum ada. Boro-boro yang empat pintu, yang pintunya separo dengkleh-dengkleh pun belum ada. Walah, buat apa kulkas dengkleh diomongin? Dan tanpa kulkas, untuk pengawetan makanan itu.. dibutuhkan rempah-rempah, sebagai sumber pengawet dan penyedap herbal utama. Lha, karena perannya yang kunci seperti itu, terkait basic needs pangan, maka orang-orang tidak sensitif harga. Harga berapa juga, rempah-rempah itu banyak saja yang membelinya. Sekarang sih orang kelewat sensi di era medsos. Harga cabe melejit aja ribut. Padahal, cabe itu bisa ditanam sendiri di pot, dan kebanyakan cabe juga bisa mbonjrot. Walah. Nggilani. Jaman dulu manusia itu rempah-rempah yang dinilai mahal! Sementara... sumber penghasilnya ya itu-itu saja. Yang terbesar: Asia Tenggara.

Walau begitu, komoditas rempah-rempah tidak terlalu memenuhi kapal dagang. Yang lebih masif diperdagangkan dan memenuhi kapal di jalur internasional adalah barang yang sifatnya lebih 'biasa'. Yaitu, sandang dan pangan. Sandang, tekstil, kain, semacam itu, produsen besarnya di India, dan China untuk tekstil tertentu. Sedangkan pangan, Jawa merupakan pengekspor beras top untuk waktu yang lama. Di samping itu, ada sentra-sentra pangan lain di seantero kawasan Asia-Tenggara, Asia-Timur, dan Asia-Selatan, serta timur tengah. Begitulah situasinya di abad ke-7 dan awal abad ke-8.

Kemudian, Islam muncul di dunia ini, yaitu di abad ke-8....

Persisnya: Tak lama setelah Rasulullah saw wafat, islam menyebar, cepat menjadi adi daya mainstream dunia. Rasulullah wafat kira-kira Juni 632M (berdasar tanggalan Arab: 12 Rabiul Awal, tahun 11 Hijriah). Yaitu dalam usia 63-an tahun kalau menurut kalender Arab (atau mestinya 61-62 tahun kalau berdasar tanggalan Masehi. Berarti, lahirnya sekitar 570M, dan mulai menyebarkan islam 610M).

Sebagai adidaya, otomatis auranya menular kemana-mana di jalur mainstream. Para pedagang pun terus banyak yang jadi muslim. Makin kekalifahan Islam dominan, makin pedagang muslim banyak yang mampir ke nusantara, dan juga ada yang menetap.

Page 7: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Kawin di sana sini juga enak, di seantero nusantara. Ada yang tenggelam di laut juga tentunya. Dimakan ikan hiu atau ikan betok. Kecemplung sumur atau kecemplung kali ada juga mungkin. Bukan urusan kita.

Kapan persisnya islam mulai dianut banyak orang asli nusantara? Kita tidak tahu. Tapi, negeri ber-raja muslim pertama, tercatat sejarah muncul di abad ke-13. Samudra Pasai begitu yang sering diajarkan di sekolah-sekolah (Atau kerajaan Samudra dan Pasai?). Makin lama, raja muslim makin banyak. Terus jadi dominan. Kelompoknya ada tiga:

(1) Pertama, Kesultanan-kesultanan di kawasan barat, di Sumatra, Kalimantan, Semenanjung Malaya (Samudra Pasai, Malaka, Aceh, dan lain-lain). Yang paling unik di sini sebelum orang-orang Eropa datang adalah Malaka. Malaka beberapa lama jadi titik tengah perdagangan, mungkin termasuk paling meriah dan paling ramai di dunia. Malaka tidak menghasilkan apa-apa kurang lebihnya, tetapi posisi geografisnya begitu strategis, dan rajanya paling luwes berpikir ala 'pelabuhan bebas' yang akomodatif, sehingga bursa komoditas internasional apapun, ya kalau mau praktis, diurusnya oleh para saudagar antar negara dimulai dari titik Malaka ini. Kesultanan Islam di area sini, munculnya nyaris bersamaan dengan Majapahit. Bukan setelahnya.

(2) Kedua, Kesultanan-kesultanan di Jawa (Demak, Cirebon, Banten, Mataram, dan lain-lain). Sebelum era Islam: Majapahit-lah pusat pengekspor beras dan bahan pangan lain dari Jawa yang pertaniannya masif; serta pengumpul utama komoditas rempah-rempah dari kawasan timur, dan juga pengumpul komoditas sebagian kawasan barat nusantara bagian selatan. Majapahit itu the undisputed biggest di belahan selatan. Lama-lama perannya di Jawa digantikan oleh orang-orang muslim, yang notabene lanjutan Majapahit juga, dan masih terang benang merahnya dengan Majapahit itu.

(3) Ketiga, Kesultanan-kesultanan Kawasan Timur (Makassar, negeri-negeri di Maluku, dan lain-lain). Kalau semua dikangkangin Majapahit dan orang-orang Jawa,.. lha kok enak amat? Orang-orang cerdas di nusantara, di kawasan lain, tentu ingin juga mencuil sedikit atau banyak rejeki orang-orang Jawa ini. Daerah Maluku sebagai sentra penghasil.. ya wajarlah kalau coba memby-pass Jawa. Wong dia yang menghasilkan, kok yang memonopoli perdagangannya orang Jawa? Enak bener. Mungkin dia terus woro-woro: "Woi, siapa yang mampu tampil sebagai alternatif untuk distribusi rempah-rempah ke jalur perdagangan dunia?" Yang kemudian muncul, dan sizeable, agak besar, antara lain: Makassar, lalu ada beberapa kesultanan kecilan di beberapa titik di Kalimantan (yang merupakan lepasan dari semula jajahan Majapahit atau Melayu), Lalu, yang utara beneran, ada kesultanan Sulu di daerah Filipina selatan masa kini, ada juga Brunei di sisi utaranya Kalimantan. Semacam itu. Kelompok ketiga ini munculnya rada belakangan dari kawasan barat, tetapi mestinya sudah mulai bertumbuh.. dan mulai menganut islam, bertahap pada saat Majapahit masih jaya.

Kok bisa ya, yang semula Hindu-Bunda mengakar, terus islamisasi bisa menyeluruh se-nusantara, siapa sih sebenernya yang ngomporin? Ataukah ini asalnya murni dari rakyat banyak di dalam negeri nusantara?

Page 8: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Kira-kira kita, kecil kemungkinan, penggusuran Hindu-Budha itu terjadi murni dari dalam negeri. Kecil juga kemungkinan, islamisasi itu langsung didorong oleh kekalifahan besar di timur tengah. Jaraknya kejauhan! Secara kilometer, maupun secara budaya. Dan lagi pula, jejak-jejaknya tidak menunjukkan demikian. Yang paling mungkin, pendorong utamanya adalah Persia-India. Di India, sempat ada kekaisaran Mughal Islam yang amat besar (salah satu rajanya pendiri Tak Mahal yang masyur itu). Selain India, faktor Cina itu juga dominan. Raja Malaka itu eksis begitu kuat bertahun-tahun karena mesra hubungannya dengan tante-tante, eh, maksudnya dengan Cina. Konon, Malaka itu rutin membayar upeti ke Cina sampai dengan direbut oleh Portugis. Andai Malaka tidak dibekin Cina (dan India?), amat besar kemungkinan dia dicaplok abis Majapahit. Bahkan, kesultanan-kesultanan lain, bisa terus lama sekali mengimbangi Portugis dan para penjelajah eropa yang teknologinya lebih mutakhir, yang berkolaborasi dengan kerajaan-kerajaan lama (Hindu-Budha), beking terbesarnya itu bukan India, melainkan Cina. Baik Cina asli di negeri leluhur, maupun Cina-cina perantauan yang sudah lama menetap di nusantara. Cuma, di buku sejarah, di cerita-cerita rakyat, hal ini sering hilang atau dikaburkan, disebabkan karena ada titik-titik tertentu, di nusantara ini meledak senophobia (gerakan anti Cina). Antara lain yang banyak diingat orang di Batavia. Lalu di Mataram. Dan di masa Hindia Belanda di abad ke-19 dan ke-20.

Ironisnya, walau negeri Cina itu membeking kesultanan-kesultanan islam nusantara, dia sendiri tidak terus menjadi islam secara menyeluruh. Cina di pusatnya sono (bahkan sampai sekarang) tetap berpegang pada kepercayaan neneknya. Yaitu neneknya sendiri, nenek moyang. Bukan neneknya tukang ojek. Hidayah Allah sepertinya lebih dalemnya di nusantara ini, dan kalau sudah soal hidayah, manusia tidak bisa ikut campur. Rasulullah sendiri, beking utamanya saat masih lemah, adalah pamannya: Abi Thalib, yang juga sampai akhir hayatnya tetap ikut agama leluhur, ogah masuk islam.

Begitulah konstelasi di kawasan regional untuk beberapa lama....

Rejeki melimpah ruah di jalur perdagangan internasional teramai di dunia itu, sehingga untuk waktu lama, tidak ada bangsa yang berniat mengacak-acaknya secara masif. Bahkan bajak laut kriminal pun dapat rejeki dari jalur ini. Konflik-konflik antar elit politk, umumnya bersifat lokal-lokalan saja, yaitu sampai kemudian... Malaka-nya direbut Portugis tahun 1511. Jder! Malaka sebagai hub perdagangan, direbut Portugis yang memusuhi banyak orang islam. Dunia jadi gonjang-ganjing.... Sebelum itu, Portugis yang telah menjelma menjadi kekuatan laut yang punya mobilitas paling top sedunia... sukses juga merebut Goa di India 1510.

Okelah, Portugis tidak punya kekuatan tentara teritorial darat yang masif, jadi peran Malaka yang semula titik sentral kemudian bisa digantikan, tersebar oleh kerajaan-kerajaan Islam yang masih independen di sekeliling Malaka (Aceh, Pasai, Johor, seterusnya yang semula di bawah bayang-bayang Malaka), tapi.. rutenya jadi acak-acakan. Tidak ada lagi 'main-hub'. Efisiensi perekonomian kawasan jadi terganggu. Kedatangan Portugis ini bersifat disruptif. Walau dalam kemampuan angkutnya kalah,

Page 9: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Portugis ini punya kapal-kapal berbeda, yang lebih siap tempur dari pada kapal-kapal di seantero nusantara. Punya kemampuan navigasi mutakhir, dan meriam-meriamnya lebih responsif, lebih akurat, sebagai senjata pemusnah masal. Dibanding meriam nusantara yang umumnya difungsikan sekedar sebagai pendudung marinir-infanteri. Semangat bertempur dan solidnya pasukan juga setara dengan pasukan kalifah-kalifah islam di timur tengah (yang telah mereka kalahkan saat memerdekakan diri setelah dijajah kekalifahan tujuh abad or something).

Titik panas selat Malaka ini kita ulas dalam kesempatan lain,.. kali ini, kita ulas saja dulu Demak, yang merupakan 'penghancur langsung' dari sisa-sisa kerajaan Majapahit.... dan perebut hegemoni di area Jawa dan sekitarnya (dengan dibeking Cina!).

***

Demak, Kerajaan Islam Yang Pertama Besar Di Jawa

Di Jawa, kita sudah uraikan bagaimana Majapahit muncul di abad ke-13! Lalu menjadi salah satu yang paling disegani di nusantara, paling solid.

Saking solidnya, ide-idenya diadop mendalam juga di Jawa Barat, Jawa Tengah-Timur, Madura, dan Bali, serta sekitarnya. Kerajaan tua dan budaya tua begitu mengakar, tidak bisa begitu saja cepat digusur oleh mainstream islam. Baru pada abad ke-16-an, kerajaan bercorak Islam bisa menggusur Majapahit (di Jawa Tengah-Timur-Madura), dan berikutnya Pakuan/Pajajaran (di Jawa Barat). Di Bali bahkan tak tergusurkan.

Kerajaan islam apa yang pertama solid di Jawa?

Di Jawa, yang pertama bisa eksis sebagai kerajaan islam solid, yang men-disrupt, dan sanggup melawan Majapahit,.. adalah Demak. Kalau dilihat lokasinya: Demak itu di Jawa Tengah, tengah bener, dekat semarang. Mengapa di situ? Kalau di pusat Majapahit.. wah, susah. Begitu juga.. kalau di kota-kota kunci Pakuan/Pajajaran.. itu juga susah. Jadi, ya.. di titik terjauh dari dua kutub itu.. di Jawa Tengah. Demak yang jadi. Kalau ke utara lagi, byur.. itu di tengah laut.

Begitupun, andai yang bikin kerajaan Demak bukan bangsawan-bangsawan top trah Majapahit, bisa tetep susah. Yaitu seperti saat mulai munculnya Cirebon di blantika Jawa. "Elu siape, mau bikin-bikin kerajaan di mari?" Begitu kira-kira khalayak akan meremehkan. Baru bisa, setelah yang tampil bangsawan Majapahit. Cirebon pun lalu mengaliansi diri ke Demak ini.

Di kalangan trah Majapahit itu, bisa diperkirakan, islam juga diterima tidak ujuk-ujuk, tapi dalam tempo cukup lama. Sedikit, sedikit, satu, dua, bangsawan mengenal islam. Lalu ada yang tertarik. Lalu ada yang masuk. Ada yang keluar lagi juga mungkin. Muntup-muntup. Masuk enggak, keluar enggak, itu juga mungkin ada. Sudah masuk..

Page 10: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

terus ada yang mejen. Susah eek. Yang mangsur-mangsur diare mungkin juga ada. Bodo amat kalau urusan perut, agama ini lebih urusan jalan hidup.

Dari abad ke-8.. sampai abad ke-16... baru Demak solid. Delapan abad, sodara, sekitar 25 generasi! Kesuwen memang orang Jawa bertransformasinya.... Kelon-kelon asal kelakon gitu deh kalo menurut peribahasanya. Peribahasa gemblung....

Walau begitu, karena Demak ini pegang ilmunya Majapahit, pengislaman kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, akhirnya berlangsung hampir menyeluruh. Termasuk juga sisa-sisa Pakuan/Pajajaran yang semula independen.

Di Jawa Barat itu, Pakuan/Pajajaran resis cukup lama terhadap islam. Bahkan lebih cenderung pro Portugis. Lalu.. mulai goyahnya.. saat Cirebon, bawahan dia, akhirnya menyempal, beraliansi dengan Demak. Lalu.. dua pelabuhan utama Pajajaran direbut aliansi kesultanan islam: Kalapa (Jakarta sekarang) dan Banten (Banten Lama). Aliran lama pun terdesak, tidak punya lagi pelabuhan perdagangan yang penting, dan lama-lama kejepit, terus diserbu aliansi islam juga.. ya sudah. Punah.

Kucing juga ada yang ciet. Kecepit lawang. Penting bener untuk dibahas.

Seperti di Jawa Timur, para punggawa ortodox dari kerajaan Pakuan-Pajajaran, banyak yang lari ke tempat-tempat terpencil, mencoba mempertahankan budaya lama, ujungnya yang masih tersisa cuma komunitas Baduy yang terisolir. Selain mereka, mainstream Jawa Barat lalu ikut islam. Kelak, Banten memisahkan diri,.. sesuai dengan tradisi Jawa Barat yang berlepas dari Jawa Tengah-Timur.

Blambangan, daerah tapal kuda yang keras, itu juga solid, tidak terislamkan sampai lama sekali. Tempatnya yang terpencil di ujung timur, dilingkup oleh gunung-gunung benteng alam, sulit untuk didatangi kerajaan Demak pada masa itu. Kelak, saat kerajaan Mataram di Jawa Tengah mencapai puncak kejayaan, barulah Blambangan ditaklukkan Mataram dan islamisasi berjalan lebih tuntas.

Itu secara garis besarnya. Detilnya, tentang kerajaan Demak, marilah kita ulas berikut ini, setahap demi setahap...

***

Raden Patah, Pendiri Awalnya Demak (43 tahun, 1479-1518)

Awal berdirinya Demak ada kesamaan dengan Majapahit, all over again. Mungkin pendiriannya mengambil inspirasi dari kisah Dyah Wijaya atau Raden Wijaya, kita nggak tahu. Tapi ini sudah suratan... sejarah itu sering berulang....

Versi Pendirian Majapahit: Dengan restu Jayakatwang (Raja Kediri), terjadilah babat alas, pembukaan hutan tarik untuk pemukiman, kota baru. Raden Wijaya bangsawan

Page 11: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

utama eks Singosari dibantu oleh Adipati Sumenep, Arya Wiraraja, yang sebelumnya Wiraraja itu seorang brahmana, ahli siasat. Rakyat andalannya yang pertama: orang-orang Madura dan orang-orang yang setia pada Raden Wijaya, jagoan eks Singosari.

Versi Pendirian Demak: Yang dibuka, desa baru Gelagahwangi, oleh Raden Patah, dibantu oleh 'brahmana'-nya periode itu, yaitu ulama islam, Sunan Ampel. Rakyat andalannya: kaum santri. Dan mungkin para pedagang muslim. Bisa jadi, awalnya atas restu Majapahit induk, dan tentunya,.. kita bisa kira-kira, ada sekelompok pasukan elit binaan Raden Patah yang ikut berjuang di sana. Nota bene, dia itu kan bangsawan keturunan Brawijaya bukan? Amat mungkin, di sekeliling dia ada jagoan-jagoan.

Ada yang bilang, ibunda Raden Patah itu putri bangsawan turunan Campa atau dari Cina. Terkait Campa ini ada dua pendapat, ada Campa Kamboja di Indocina sana, ada juga Campa ini maksudnya Jeumpa di Aceh.

Ada hubungan juga Raden Patah ini dengan bangsawan-bangsawan jalur Majapahit yang di Palembang. Raden Patah alias Panembahan Timbun bahkan ada kemungkinan lahir di Palembang. Nggak tahu bidannya orang mana. Kalau bidannya bernama Euis atau Odah, mungkin dari Majalaya.

Versi Babad Tanah Jawa, asal-usulnya begini: Salah satu raja Majapahit (Brawijaya V?) suatu ketika punya selir Tionghoa cantik (namanya Siu Ban Ci, putri Tan Go Hwat alias Kiai Batong, dari ibu bernama Siu Te Yo dari Gresik. Orang biasa, tapi anaknya cantik. Kalo jidatnya jenong, tentu kecil kemungkinan bisa memikat Brawijaya!). Selir ini lantas hamil Raden Patah itu, alias Panembahan Timbun alias Senapati Jimbun alias Jin Bun nama cinanya. Diceritakan, Dwarawati, permaisuri Brawijaya itu cemburu pada si selir Tionghoa. Lantas.. demi agar tidak cekcok, selir cantik itu (yang sedang hamil) oleh Brawijaya dihadiahkan kepada anak sulungnya, yaitu Arya Damar.. bupati Palembang. Ajaib ini kalau jaman sekarang. Habis diselir-selir sama ayahnya.. terus diselir-selir sama anaknya! Tapi di jaman Majapahit.. itu bisa saja! Di Palembang itu, lahirlah Raden Patah. Yang ayahnya Brawijaya, dan ayah tirinya Arya Damar. Ini ayah tiri merangkap kakak satu ayah! Belakangan, Arya Damar dan si selir punya anak lagi: Raden Kusen alias Kin San, yang bagi Raden Patah, adik se-ibu, sekaligus keponakan. Ruwet sih emang kalau ibu tiri terus diperistri oleh anak tiri. Untunglah oleh islam dilarang.

Eit, tapi memperistri ibu tiri itu, rasanya sudah ditabukan sejak islam belum ada. Jadi, ada kemungkinan lain yang lebih tepat, versi Kronik Cina: Brawijaya yang ayahnya Arya Damar, itu Brawijaya III (Hyang Purwa Wisesa, ibunya selir Cina yang lain lagi). Sedangkan Brawijaya yang ayahnya Raden Patah, itu Brawijaya V (Bhre Kertabumi, dimana Raden Patah lahirnya jauh sebelum ayahnya naik tahta). Jadi, hubungan Raden Patah itu bisa jadi keponakan Arya Damar, bukan ruwet kayak di atas.

Kakek dari sisi ibunya: Kiai Batong atau Kiai Bantong itu, ada yang bilang rakyat jelata, ada juga yang bilang ulama bergelar syeh yang masih turunan Nabi. Wuih! Ini besar kemungkinan plintiran masa berikutnya demi legitimasi. Juga kemungkinan.. di masa

Page 12: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

berikut, saat menggejala sikap 'anti Cina di Mataram', jalur Tionghoa di Raden Patah itu coba diplintir-plintir lagi. Seolah dia malah jalurnya dari Arab. Apa benar? Wallahualam.

Kira-kira kita, siapapun ayah-ibunya, pokoknya Raden Patah itu ada hubungan dengan Majapahit, Palembang, Gresik, Tiongkok. Darah Rancaekek sepertinya enggak ada. Punten pisan iyeu teh. Sanes teu sono.

Babad Tanah Jawi menyebut: saat muda Raden Patah dan Raden Kusen hijrah balik dari Palembang ke Jawa, berguru pada Sunan Ampel di Surabaya. Raden Kusen walau islam terus mengabdi ke Majapahit, sedang Raden Patah babat alas pindah ke Glagahwangi itu. Nah, saat Glagahwangi maju... Brawijaya (alias Bhre Kertabhumi) di Majapahit kuatir, takut Raden Patah berontak. Raden Kusen yang kala itu sudah jadi Adipati Terung (Sidoarjo) diperintah untuk memanggil Raden Patah. "Tah, lu dipanggil noh ame Raja Majapahit. Dateng gih..." kurang lebih begitu kalau pakai bahasa lenong.

Raden Patah pun sowan ke Brawijaya V. "Beh, asalamualaikum Beh. Awet muda nih Babeh. Ane doain ya, supaya Babe panjang umur, murah rejeki... Nih, ane bawain oleh-oleh dari Semarang-Demak, Beh.. Banden presto..." Walah. Nggak mungkin sih ada dialog seperti itu pada masa itu, tapi pokoknya, singkat cerita,.. sang raja Majapahit terus terkesan dengan santun dan hormatnya Raden Patah kepadanya, dan akhirnya raja mau mengakui Raden Patah sebagai putranya. Lha, kalau versi kerajaan Jawa, ceritanya memang begitu. 'Anak yang hilang',.. anak asli, terus ketemu lagi, dan diakui lagi.. oleh bapaknya yang raja. Versi kira-kira kita, bisa juga.. sebetulnya, dia itu bukan anak asli, tapi karena menunjukkan loyalitas mengesankan Majapahit, terus diaku anak atau diangkat anak oleh raja Majapahit. Anak pungut. Anak adopsi. Yang mana hal ini cukup lazim pada masa itu. Jadi, bisa juga.. Raden Patah 'baru resmi diangkat anak' pada titik ini. Sambil dicari-cari, pembenarannya (yang mengada-ada, ngarang?), bahwa dia anak Brawijaya. Wallahualam.

Pokoknya, Raden Patah pun terus jadi bupati Glagahwangi, yang diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota di Bintara atau Bintoro.

Kronik Tiongkok bilang, Jin Bun alias Raden Patah kemudian menaklukkan Semarang 1477, menjadikannya bawahan Demak, yang keseluruhannya mestinya tetap respek terhadap Majapahit untuk beberapa lama, kirim-kirim upeti kayak gitu, yaitu kemungkinannya.. sampai Brawijaya V wafat, atau sampai Sunan Ampel wafat. Selama Sunan Ampel hidup, konon dia melarang Raden Patah menyerang ayahnya. Agak pating slundhup bagaimana Majapahit itu runtuh, tapi in short, sejak Malaka berjaya, leader yang berlatar belakang islam lebih dapat momentum di Jawa dan se-nusantara. Dan juga lebih dibeking Cina, dan dibeking kekaisaran Mughal dari India.

Kombinasi leaders yang berwawasan komplit (turunan Majapahit dipadu dengan ulama top), rakyat yang kompeten (jagoan-jagoan, plus para pedagang muslim), dan lokasi strategis, serta kemunduran Majapahit induk,.. sementara di kawasan barat nusantara para pedagang muslim makin eksis.. memudahkan Demak untuk tampil jadi favorit para

Page 13: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

pedagang internasional. Sekaligus juara favorit pilihan pemirsa. Walah. Pemirsa apaan? Penduduk pun meningkat pesat, delapan ribu, jadi 14 ribuan.

Jaringan ulama ini, kemungkinan bisa mengerahkan sumber daya dari tempat-tempat lain, sehingga konsentrasi kekuatan Demak menjadi digdaya. Ini mirip seperti Ken Arok sekian abad sebelumnya. Akuwu Tumapel, bisa menang lawan Kertajaya raja Kediri. Karena apa? Karena di belakang dia ada sumber daya besar yang dikerahkan oleh para brahmana yang diam-diam mendukungnya menentang habis-habisan Kertajaya.

Jadi, selain pendiriannya mirip pendirian Majapahit oleh Raden Wijaya, kemunculannya sebagai jagoan se-Jawa mirip dengan Ken Arok saat menjungkirkan Kediri.

Daerah Pantura Jawa Tengah lalu seluruhnya solid mendukung Demak. Satu penjuru di barat, ada Cirebon yang eksis mulai 1430, di timur, ada Demak yang eksis mulai 1475. Siapa yang berada di tengah di antaranya, tentu sulit melawannya bukan?

Pertanyaan iseng: mengapa para ulama dan komunitas islam rame-rame mendukung Demak? Sebelumnya, bangsawan muslim sudah banyak, bukan? Tapi kok nggak ada yang dapat dukungan semasif Demak?

Kira-kira kita begini... Sebelum Demak solid,.. Majapahit sudah lemah duluan.. Daerah-derah bawahannya melepaskan diri satu demi satu, khususnya yang agak jauh, bahkan saling serang demi ego masing-masing. Hal itu mestinya menimbulkan keprihatinan di kalangan ulama dan pelaku bisnis. Nggak mungkin kan, negerinya saling serang.. terus para ulama dan pengusaha malah jogetan kegirangan? Ulama keblinger kalau ada yang begitu. Nah, mereka tentu terus mikir cari solusi. Bukan cari jangkrik!

Siapa ini kerajaan kuat yang bisa dipromosikan untuk menjadi jangkar pendamai tanah Jawa? Pilihan pertama: Majapahit mesti dibikin solid lagi, dan ada (leader muslim maupun non-muslim) yang pro Majapahit. Dan karena itu, Majapahit terus bertahan eksis sampai abad ke-16. Pilihan kedua: alternatif lain yang paling mungkin.. ya akhirnya Demak. Dia yang paling prospektif. Dan juga gayung bersambut. Para leader Demak menyambut positif para ulama, setuju aliansi. Maka, berbondonglah ulama dan pengusaha membela Demak. Akar rumput pun ikut,.. ya sudah, Demak tak terkalahkan.

Untuk mengkonsolidasi Jawa, Raden Patah ini keras. Pada siapapun, termasuk yang sesama muslim. Salah satu yang kena hukuman mati adalah Ki Ageng Pengging, leader muslim yang berkuasa di Pengging (Boyolali). Ayahnya, yaitu Andayaningrat banyak jasanya pada Majapahit, khususnya dalam urusan dengan Blambangan. Tapi lalu, Sunan Ngudung yang pro Demak menewaskan Andayaningrat itu. Andayaningrat punya anak dua. Satu tetap pada agama lama, terus menyepi, bertapa di gunung Merapi, sedang satu anak lagi, Ki Ageng Pengging alias Kebo Kenanga masuk islam, dan jadi pemimpin bersahaja yang membaur dengan rakyat di daerah Pengging. Oleh Demak, tentu saja daerahnya dianggap sebagai wilayah bawahan.

Page 14: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Satu ketika, saat diminta Raden Patah (dengan perantara Sunan Kudus) untuk sowan ke Demak, dan mengakui hegemoninya, Ki Ageng Pengging ini menolak. Sama-sama muslim, tidak sudi dia merendahkan diri pada raja Demak yang telah menumpas ayahnya. Di Jawa ini persaingan bukan islam lawan agama lama, tapi ya,.. dasarnya persaingan politik biasa. Ya sudah.. Ki Ageng Pengging pun dianggap mau berontak oleh Demak, dan dilibas habis. Dihukum mati. Ada sejumlah cerita mistik bagaimana dia mati, tapi itu tidak penting secara kesejarahan. Pokoknya, singkat cerita, dia mati.

Anak Ki Pengging, yaitu Mas Karebet, tidak ikut terlibas karena sudah diungsikan ke daerah Tingkir. Amat mungkin, oleh sang ayah sudah diantisipasi, sewaktu-waktu, Pengging bisa diluruk Demak. Jadi anaknya dijauhkan supaya saat Ki Pengging dan segenap pengikut dibasmi, anaknya survive, dan bahkan.. karena asal-usulnya disamarkan, si anak ini bisa terus mengabdi ke Demak dengan damai. Kelak si anak ini dikenal sebagai Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang islam, yang memperistri putri Raja Demak yang ketiga, yaitu Trenggana, dan terus Pajang-nya itu mengambil alih posisi Demak sebagai kerajaan top di Jawa.

Raden Patah kira-kira memimpin Demak selama 1475-1518 (sekitar 43 tahun). Dengan catatan, di ujung-ujungnya, yaitu tahun 1505-1518 (13 tahun), dalam keseharian yang memimpin Trenggana, anaknya yang kedua. Raden Patah (bisa juga Pati Unus anak sulungnya) tinggal sebagai pemimpin simbolik pada periode 13 tahun itu, tapi dalam praktek keseharian, yang jadi pelaksana eksekutif adalah Trenggana. Bagi Trenggana, ini periode kepemimpinan pertama. Kira-kira begitu. Itung-itung latihan. Dan tidak mengherankan, saat kemudian dia menjadi raja, dia beneran jadi raja yang efektif!

Kerajaan Demak ini umurnya pendek, hanya selama periode 1475-1554 (79 tahun), dan rajanya hanya meliputi beberapa orang saja. Berikut ringkasannya.

1475-1518 Raden Patah (sekitar 43 tahun, 13 tahun terakhir dibantu Trenggana. Atau bisa juga: 30 tahun, andai yang 13 tahun terakhir itu, yang de jure menduduki tahta sebetulnya sudah bukan Raden Patah, tetapi Pati Unus anak sulungnya). Dari catatan Portugis, di periode 1475-1518 ini.. yang memimpin Demak ada dua, dan dua-duanya mereka juluki Pate Rodim. Yang pertama, Pate Rodim senior. Yang kedua Pate Rodim Junior. Mana yang benar, wallahualam. Nggak penting. Tapi kemungkinan Raden Patah itu ada dua juga tidak mustahil. Raden Surapati, campuh dengan Untung. Ditengahi Sultan Cirebon, dinyatakan Untung yang menang. Terus nama Surapati itu diberikan kepada Untung, jadilah dia Untung Surapati. Cerita Bandung Bondowoso juga idem ditto. Jadi, bisa ada kemungkinan: saat Raden Patah yang asli sudah patah beneran, namanya 'dianugerahkan' kepada orang lain, juniornya, yang terus bertahta juga dan pake nama Raden Patah juga. Jadi, bisa saja catatan Portugis itu juga akurat. Bisa saja.. yang pegang nama Raden Patah yang kedua itu: Pati Unus atau Trenggana. Nama orang itu, kalau bisa digonta-ganti, ujungnya memang jadi membingungkan!

1518-1521 Pati Unus (sekitar 3 tahun, atau mungkin 'de jure' 16 tahun andai 13 tahun saat Trenggana jadi pelaksana eksekutif itu, yang resminya menjadi raja adalah Pati

Page 15: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Unus secara in absentia karena dia belum berada di Demak). Dia disebut juga Pangeran Sabrang Lor (karena dia telah menyeberang ke utara, menyerbu Malaka-Portugis) alias Raden Surya (kemungkinan nama aslinya) alias Sultan Surya Alam (rename belakangan oleh para penulis hikayat, ditempeli gelar sultan, yang pada masanya belum dipakai di Jawa).

1521-1548 Trenggana alias Trenggono (sekitar 27 tahun, adik Pati Unus. Yaitu 1521-1546 bertahta beneran, 25 tahun, dan 1546-1548, dua tahun terakhir, kemungkinan 'in absentia' karena melanglang ikut ekspedisi militer ke pelosok-pelosok Jawa timur; dan tahtanya sudah dipegang oleh Raden Mukmin anak sulungnya).

1546-1549 Sunan Prawoto (alias Raden Mukmin sekitar 3 tahun, anak Trenggana, bisa jadi.. sempat overlap dengan ayahnya selama 1546-1548).

1549-1554 Arya Penangsang (5 tahun, Adipati Jipang, setelah membunuh Prawoto, lalu ibukota pindah ke Jipang, sampai dia dibunuh. Demak lalu digeser ke Pajang).

Walau sebentar, dan bahkan di dua terakhir ibukotanya dipindah (Prawoto memindah istana ke Bukit Prawoto, dan Penangsang memindah ke Jipang), kerajaan Jawa dominan penerusnya, yaitu Pajang, masih sebenang merah dengan Demak. Marilah kita ikuti saja.. setelah pesan-pesan berikut ini. Walah. Pesan opo?

***

Pati Unus, Raja Demak Kedua (3 Tahun, 1518-1521)

Lebih detil dari ringkasan di atas, berikut riwayat Demak saat raja kedua....

Wikipedia menyebutkan: Raden Patah, ayah Pati Unus, kemungkinan lahirnya di Palembang 1455, dan wafatnya di Demak 1518. Kalau ini benar, berarti umurnya: 62 tahun saat wafat, dan saat mulai mendirikan kerajaan Demak 1475.. umurnya 20 tahun.

Raden Patah itu punya tiga istri. Yang utama (permaisuri, putri atau cucu Sunan Ampel) melahirkan (1a) Raden Surya (Pati Unus) dan (1b) Trenggana. Selir atau Istri kedua: putri bupati Jipang, punya anak (2a) Raden Kikin alias Surowiyoto; dan (2b) Ratu Mas Nyawa. Lantas Istri yang ketiga, putri dari Randu Sanga, melahirkan (3) Raden Kanduruwan yang pada pemerintahan Sultan Trenggana kelak berjasa menaklukkan Sumenep (Madura). In short, Raden Patah istrinya tiga, anaknya lima.

Teori perkiraan kita, tahun 1505, saat dia berumur 50 tahun.. Raden Patah terus 'berhalangan tetap'. Entah itu sakit atau apa, tapi kecil kemungkinanya sakit pileren. Karena pileren itu kan penyakitnya ayam. Iya, kan?

Berhubung dia berhalangan tetap, lalu digantikan oleh putra mahkota, yaitu Pati Unus. Tapi.. Pati Unus ketika itu sedang melanglang (ke Cirebon atau kemana). Jadi,

Page 16: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

ditunjuklah pelaksana eksekutif di Demak, yaitu Trenggana, adik Pati Unus, bertahun-tahun. Sampai kemudian, Pati Unus tiba kembali di Demak.

Sudah disebut di atas, gonjang-ganjing kemapanan jalur perdagangan internasional di Nusantara terjadi karena Portugis merebut Malaka 1511. Sebelumnya, merebut Goa (India) 1510. Di Goa itu bahkan Portugis membantai habis penduduk muslim, sebagai bagian balas dendam perang salib atau apapun juga, yang jelas itu menimbulkan antipati dan kecurigaan dan kengerian negeri-negeri muslim Nusantara. Lalu, negeri-negeri muslim itu coba-coba menyusun aliansi untuk merebut balik Malaka. Mungkin dalam konteks ini, Pati Unus pangeran Demak terus jadi melanglang kemana-mana.

Dalam konteks jatuhnya Malaka ke tangan Portugis itu juga, bantuan Cina terus banyak mengalir ke kesultanan di nusantara. Bagaimanapun, Cina sebagai negara besar juga dirugikan dengan bubrahnya jalur perdagangan internasional. Dan seperti umumnya negeri besar, kalau kepentingan nasionalnya dibubrah orang, terus menyusun retaliasi.

Banyak bentuk retaliasinya. Selain mendukung negeri-negeri nusantara lain yang muslim, Cina itu memboikot Malaka-Portugis. Juga, beberapa kali Portugis kirim utusan, utusan-utusan itu dianiaya abis-abisan oleh Cina.

Toh Portugis terus melaju. Samudra Pasai pun direbut Portugis 1512, dan merespons itu, 1513 Demak mengirim armada jihad agak kecil untuk coba-coba melawan Portugis. Pasukan intinya dari Jepara (dan dibantu orang-orang Palembang), tapi pasukan ini gagal menghasilkan momentum, cuma membawa pelajaran, bahwa serangan ke Portugis itu mesti amat terencana dan besar-besaran.

Sultan Pelarian dari Malaka yang terus pindah ke Johor juga sempat menggerakkan armada coba mengklaim balik dengan menyerang Portugis, tapi juga gagal. Bahkan belakangan, Johornya ditaklukkan Portugis dan disatukan dengan Malaka.

Saat Demak dan para sekutu menghimpun kekuatan, tahu-tahu 1513 Demak malah diserang oleh sisa-sisa Majapahit (yang dipimpin oleh Patih Udara) dan raja Bali (Gelgel, Klungkung). Di belakang ini, kemungkinan ada Portugis, karena komunikasi Portugis-Majapahit di tahun 1513 ini cukup intensif sampai top level. Portugis juga membentuk aliansi dengan Pakuan-Pajajaran, yang terus mengijinkan Portugis membangun benteng di Sunda Kelapa. Selama 1512-1513, Portugis sudah menjalin hubungan dengan Madura, Bali, Aru, Ambon, Banda, Ternate, Tidore. Ternate dengan Tidore sedang berselisih, dan Portugis mengambil keuntungan di tengah-tengahnya.

Pasukan aliansi Majapahit-Bali (yang dibeking Portugis diam-diam) menyerang Demak tapi berhasil dipukul mundur, oleh Demak yang sudah siap perang, tapi dalam pertempuran satu tokoh tewas: Sunan Ngudung. Sejak itu, Majapahit pun makin set-back. Top talentsnya, yang kuatir retaliasi membabi buta Demak, banyak yang terus eksodus ke Bali atau ke pedalaman terisolir. Atau mungkin juga ada yang ke Pakuan-Pajajaran (yang masih Hindu-Budha).

Page 17: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Di titik ini, ganti berganti Portugis dan kesultanan-kesultanan islam Nusantara mencatatkan pencapaian-pencapaian. Tahun 1514, Kesultanan Aceh berdiri, dan cepat bertumbuh jadi penantang Portugis di ujung barat nusantara, dan tuntas menguasai pantai timur Sumatra bagian utara 1520.

Tahun 1515, Portugis pertama kali mencapai Timor. Lalu 1520 mengunjungi Flores dan Solor. Lalu kerajaan Bali (sekutu Portugis), menyerang Lombok. Tahun 1518, sultan Mahmud pelarian Malaka mengambil alih kekuasaan d Johor.

Dalam Hikayat Banjar, raja Demak Surya Alam alias Pati Unus ini sempat membantu Pangeran Samudera, penguasa Banjarmasin, untuk mengalahkan pamannya penguasa kerajaan Negara Daha versi yang berada di pedalaman Kalimantan Selatan. Lalu kerajaan Banjar pun menjadi islam 1520 itu.

Yang termasuk paling ngotot merebut Malaka dari tangan Portugis untuk mematahkan gerakan mereka di nusantara adalah Pati Unus, raja Demak kedua (bahkan mungkin sebelum dia naik tahta secara efektif). Serangan kedua dibantu cukup besar-besaran oleh Palembang, Banten, Cirebon (dan kemungkinan Cina). Dia kerahkan 375 kapal, ada yang bilang begitu, kebanyakan dibuat oleh galangan Gowa di Sulawesi (bukan Goa India) yang kala itu sudah jagoan bikin kapal penjelajah jarak jauh. Tapi usaha ini tetap gagal. Bahkan fatal. Tahun 1521 setelah pertempuran tiga harian tanpa henti, armada Demak hancur. Pati Unus gugur sekalian dalam ekspedisi. Dua anaknya, juga kemungkinan meninggal di ekspedisi fatal tersebut. Tukang pecel pincuk pun mungkin ada yang meninggal juga. Gara-gara pileren. Ya sudah, Demak pun sempat set back.... Bukan gara-gara meninggalnya tukang pecel!

Setelah menghantam armada gabungan yang dipimpin raja Demak, Portugisnya terus melaut lagi, dan merebut Pasai 1521 juga. Gunungjati orangnya Cirebon-Demak yang sedang di Pasai terus pergi ke Mekkah sekalian, pulang dua tahun kemudian.

Hikayat dari Jawa Barat menyebut: sebagian sisa pasukan armada gabungan yang hancur itu terus hijrah ke Jawa barat, dan dianugerahi kawasan yang sekarang menjadi Tasikmalaya (bermakna: danau-nya orang Malaya?). Disebut begitu mungkin karena yang hijrah banyak orang Melayunya. Atau, mungkin 'Malaya' ini bukan artinya mereka orang Melayu asli, tapi maksudnya: orang-orang Jawa-Cirebon eks penyerbu Malaka.

Kelak, kesultanan islam membalas kekalahan di Malaka dengan merebut Sunda Kalapa 1527, yang semula akan dijadikan basis Portugis di Jawa, beraliansi dengan kerajaan tua Pakuan-Pajajaran. Di luar itu, setelah gagal di palagan maritim, Demak yang secara angkatan darat masih digdaya terus meluaskan teritori di Jawa sepeninggal Pati Unus.

***

Page 18: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Trenggono, Raja Demak Ketiga (27 tahun, 1521-1548)

Setelah Pati Unus meninggal, Demak sempat krisis kepemimpinan. Didu juga sempat krisis. Krisis identitas dan krisis kepercayaan diri, karena rambut yang semula jabrik terus jadi botak. Walah, tapi urusan pala botaknya Didu itu bukan urusan kita. Didu siapa aja kita juga nggak kenal.

Kita balik lagi saja ke Demak.... Krisis di Demak itu disebabkan karena Pangeran Sabrang Lor, putra sulung Raden Patah meninggal tanpa rencana. Eh, tidak ada sih orang meninggal direncanain dulu. Tapi ini maksudnya mendadak. Tak terduga. "Tiga puluh tahun lagi ye, gue meninggal, pas anak-anak gue udah mapan semua..." Lha, emangnya meninggal elu sendiri yang atur? Kalo besok keserempet bajay pegimane? Keseruduk sapi sih masih elit. Binatang suci India. Lha ini.. bajay!

Mestinya, kalau punya anak, berdasarkan kelaziman, pengganti Pati Unus itu anaknya. Putra mahkota. Tapi, sepertinya dua anak Pati Unus ikut gugur bersama sang ayah. Sepeninggalnya, istrinya yang putri Cirebon pulang mudik ke Cirebon. Pada saat itu, mungkin sudah ada semacam ketegangan di elit Demak.

Side story: Ada kemungkinan lain lagi, yaitu menurut hikayat Jawa Barat. Disebutkan bahwa Pati Unus itu terus punya anak ketiga. Bisa jadi, saat sang ayah wafat 1521, anak ketiga ini masih dalam kandungan, terus dibawa ibunya hijrah balik ke Cirebon, dijauhkan dari Demak yang muram. Lalu si anak itu (Raden Abdullah?) punya anak lagi, berarti cucu Pati Unus: Namanya Raden Aryawangsa dan Raden Suryadiwangsa (atau Suryadiningrat).

Aryawangsa kelak ikut membangun Banten, dan saat penaklukan Pakuan (Bogor) 1579, Aryawangsa itu jadi panglima tentara dalam pemerintahan Sultan Banten ke-2 Mawlana Yusuf (yang juga pamannya sendiri karena ibunya adalah kakak dari Mawlana Yusuf yang dinikahi Raden Abdullah putra Pati Unus yang ketiga itu). Selepas penaklukan, Aryawangsa dapat wilayah di Pakuan, bermukim hingga wafat di desa Lengkong (sekarang Serpong). Aryawangsa menikahi seorang putri Istana Pakuan, dan keturunannya menjadi Adipati Pakuan dengan gelar Sultan-sultan Muhammad Wangsa (di Bogor dan sekitarnya), dan tetap tunduk pada Banten, sampai kemudian menyingkir ke sekitar Ciampea saat Bantennya dirangsek Belanda 1683-an.

Cucu Pati Unus kedua: Raden Suryadiwangsa aktif melakukan islamisasi di Galuh-Sukapura (Ciamis-Tasikmalaya masa kini). Dia ini sepertinya yang terus dijadikan pemimpin oleh sisa-sisa armada gabungan di Tasikmalaya. Kemudian, kerajaan ini beralih menginduk ke Sumedang Larang saat Cirebon melemah, sebelum akhirnya seluruh Sumedang Larang menginduk ke Mataram di saat Mataram berjaya.

Balik lagi ke Demak... Selain set back secara militer, kehancuran armada saat melawan Portugis itu juga sekaligus diikuti set back ekonomi. Karena, sebelumnya, persiapannya bertahun-tahun tentu menguras kocek juga. Dan tanpa armada maritim, perdagangan

Page 19: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

internasional paling bisa lewat udara. Tapi pesawat belum ada. Apa mungkin pakai burung blekok? Nggak bisa, kan? Ya sudah. Malaise... Biasalah. Begitu perekonomian krodit, pembagian menjadi tidak merata.. krisis multi dimensi pun mencuat.

Dengan tidak adanya anak, kandidat pengganti Pati Unus adalah adiknya. Adiknya ada dua, yang tuaan Raden Kikin (tapi dia anak Raden Patah dari selir, yang merupakan putri bupati Jipang alias Cepu), yang mudaan namanya Raden Trenggana (tapi dia anak permasuri Raden Patah asli, adik seayah-seibu, dan sempat membantu sang ayah di masa-masa akhir pemerintahan sebelum tahta diserahkan pada Pati Unus).

Persaingan entah terselubung atau terbuka, tidak ada bukti sahih, tapi yang jelas, demi memuluskan jalan Trenggono untuk menaiki tahta, lantas ada konspirasi pembunuhan Pangeran Kinkin. Pembunuhan terjadi sepulang Kinkin sholat jumat, di pinggir kali. Jadilah, di belakang hari, Pangeran Kinkin itu dijuluki Pangeran Sekar Seda Ing Lepen (artinya Pangeran Bunga Yang Wafat Di Sungai) atau Sekar Seda Lepen, in short. Dengan terbunuhnya Kinkin, muluslah terus Trenggono menjadi raja. Raja Demak. Bukan Rajaguguk. Kalau Rajaguguk dari Tapanuli.

Sementara Pati Unus kakaknya jagoan pertempuran laut (sebelum keok oleh Portugis), Trenggana ini sepertinya jagoan dalam pertempuran darat. Cepat sekali dia bisa mengkonsolidasikan Jawa. Ekspedisi kemana-mana. Bila dipotret tahun 1527, maka gambaran Jawa ujung ke ujung sudah mengarah ke Demak semua.

Di sisi barat, Cirebon sudah jadi satu keluarga dan satu aliansi dengan Demak. Tahun 1521 sudah sehidup semati menggebuk dan digebuk Portugis. Lompat kataknya Demak dan Cirebon, terus sukses merebut Banten utara, mendesak Pakuan-Pajajaran yang tinggal punya Sunda Kelapa dan kerajaan-kerajaan bawahan di pedalaman yang tidak punya pelabuhan internasional. Sumedang Larang terus juga menyempal dari Pakuan-Pajajaran, lebih nempel ke Cirebon. Belakangan, Sunda Kalapa (Jakarta kota lama) itu juga sukses direbut rame-rame oleh Banten-Cirebon (atas blessing Demak) 1527. Portugis di situ kecolongan. Terus Cirebon juga merangsek Rajapolah yang beberapa lama berada di tengah antara Cirebon dan Sunda Kelapa. Jatuhnya Sunda-Kelapa yang terus diganti nama menjadi Jayakarta itu merupakan setback luar biasa bagi pijakan Portugis di Jawa. Demikian pula, itu set-back mematikan bagi Pakuan-Pajajaran.

Terus, Pakuan-Pajajaran yang terdesak bertahan eksis beberapa lama saat mereka ngumpet di benteng alam di arah Pandeglang yang susah diserang. Di sisi lain, bawahannya di Jawa Barat selatan yang terlepas lantas terkonsolidasi oleh satu negeri lain lagi, Sumedang Larang, yang menurut hikayat rakyat Jawa Barat besarnya di masa Prabu Geusan Ulun.

Di Jawa Tengah, Semarang ke barat sudah dikangkangi Demak selagi dia masih bawahan Majapahit. Lalu seluruh Jawa Tengah-DIY masa kini, diambil Demak berturutan, sampai daerah Kedu-Bagelen dan Banyumas. Mataram area yang masa itu pusatnya masih di Pajang juga keambil. Mulanya Pengging, terus jadi Pajang. Hanya

Page 20: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

mesti dimaklumi, daerah selatan Jawa-Barat dan Jawa-Tengah pada masa ini, saat penduduk Jawa masih sedikit, itu masih daerah tak bertuan dan tempat anak buang jin.

Selain Sunda Kelapa, sisa-sisa Majapahit yang pindah ke Kediri ditumpas habis oleh Demak 1527 ini juga. Lalu Tuban. Dan Palakaran Madura yang berbasis di Arosbaya (Bangkalan), menjadi islam di bawah Kyai Pratanu. Dari arah Pasifik, Portugis di Maluku sempat kena gempur Spanyol tahun 1527 itu.

Tahun 1529, Demak menaklukkan Madiun. Raja-raja Portugis-Spanyol di pihak lain terus mencapai konsensus. Maluku disepakati menjadi hak Portugis untuk dieksplorasi. Sedang Spanyol pegang Filipina.

Tahun 1530, Surabaya dan Pasuruan takluk pada Demak. Lalu Demak merebut Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa, tapi sepertinya serangan tidak tuntas. Di bagian lain nusantara, Gowa meluaskan diri sampai ke Makassar, sedang Banten meluaskan diri ke Lampung.

Sudah aman dari serangan Spanyol di timur, 1536 Portugis lalu menyerang Johor tempat bercokol para bangsawan pelarian Malaka. Di Maluku, Portugis memantapkan bentengnya di Ternate dan Ambon. Lalu, Portugis menawan Sultan Ternate Tabariji, dan diasingkan ke Goa (India). Lalu menginstall saudara-saudaranya untuk jadi pemimpin boneka Portugis di Ternate.

Page 21: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Membalas kejatuhan Johor, Kesultanan Aceh yang mulai kuat terus menyerang Malaka 1537. Tapi tidak berhasil, bahkan sultannya terus berganti. Kemudian, 1539, Aceh menyerang daerah Batak, tapi sepertinya juga tidak terlalu berhasil secara tuntas, cuma dapat wilayahnya sebagian. Sejauh itu, Demak yang menyadari angkatan lautnya tidak bisa mengimbangi Portugis, tidak ikut-ikutan lagi di blantika nusantara, dan dia fokus di daratan Jawa dan sekitarnya saja.

Dengan surutnya Demak di blantika nusantara, 1540 Portugis lalu leluasa beraliansi dengan Gowa. Lalu bersama-sama membangun benteng Ujung Pandang sampai selesai 1545. Di sisi lain, Kesultanan Butung berdiri di tahun yang sama.

Walau secara maritim Demak tidak jaya, 1545 sukses menaklukkan Malang. Lalu 1546 coba menyerang Blambangan lagi, namun gagal. Cuma dapat wilayah sedikit.

Tak lama setelah Trenggana ekspedisi kemana-mana ya sudah, nyaris seluruh Jawa mempertuan Demak. Atau kalau bagian hutan belantaranya, yang merajai harimau kiai loreng. Yaitu kalau dia sedang sehat wal afiat. Pas harimau sakit gigi, kita nggak tahulah, apakah celeng bisa jadi pejabat sementara? Kerajaan yang mungkin masih lepas dari hegemoni Demak di Jawa, ujungnya tinggal Blambangan saja di ujung timur. Bisa jadi, ketangguhan Blambangan ini berkat militansi yang ditanamkan Arya Wiraraja sekian abad sebelumnya. Bisa juga karena adanya semacam benteng alam. Bisa juga, karena ada dukungan kuat dari Bali. Atau.. kombinasi dari semua itu. Diserang oleh Trenggana setidaknya dua kali, tapi sepertinya, tetap eksis terus, walau besar kemungkinan, teritorialnya menyusut.

Ujungnya, justru di Blambangan itu Trenggana mahfud, eh, wafat. Ada cerita menyebutkan, Trenggana yang jago perang itu, matinya oleh anak kecil, disebabkan urusan sepele. Jadi, menurut cerita itu.. saat rehat di sela ekspedisi ke Blambangan (atau somewhere else, suatu tempat di Jawa Timur), Trenggana itu jengkel oleh kelakuan salah satu pelayannya, yang masih remaja imut. Belasan tahun, bahkan ada yang bilang sepuluh tahun. Ditempelenglah si remaja pelayan itu oleh Trenggana. Atau dijitak. Atau diselepet tali kolor. Atau apa. Tanpa dinyana, si remaja itu ternyata terus membalas, mengambil pisau, dan menikam Trenggana pas di dada kiri. Ya sudah. Bablas angine. Era Trenggana pun terus berakhir. Jenasahnya dipulangkan ke Demak, dan si remaja itu terus tidak kocap lagi nasibnya. Entah diapain dia oleh para prajurit Demak, yang jelas tidak mungkin terus dielus-elus.

***

Sunan Prawoto, Raja Demak Keempat (5 Tahun, 1546-1551)

Ada yang bilang kekuasaannya 5 tahun (1546-1551M), tapi juga ada yang bilang, raja Demak keempat itu, Sunan Prawoto, aslinya Raden Mukmin, memerintah sekitar 3 tahun saja (1546-1549M). Di bawah nanti diuraikan mengapa ada dugaan demikian.

Page 22: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Kalau menilik tumpang tindihnya tahun berkuasa, yaitu Trenggono sampai tahun 1548, sementara Prawoto sudah dibilang naik tahta 1546, mungkin kita mesti mengira-ira sedikit tentang awal bertahtanya.

Bisa jadi, naik tahtanya Prawoto, secara resmi, memang 1546. Tapi pada saat itu, Trenggono belum meninggal, masih hidup, cuma dia mau ekspedisi jauh ke ujung pulau di Blambangan sana, sehingga istana Demak dia serahkan saja pada anak sulungnya, yaitu Prawoto itu. Mungkin idenya, bertahtanya Prawoto itu sementara saja. Saat Trenggono tiba kembali di Demak kelak, kelak pisang, tahta akan dioper ke Trenggono lagi, sang ayah. Eh, ndilalah, di Blambangan tahun 1548 Trenggono mati sekalian. Ya sudah, tahtanya terus dipegang Prawoto secara permanently.

Ini seperti masa Raden Patah. Kira-kira kita, sejak 1505, tahta Raden Patah sebenernya sudah dioper ke Pati Unus. Tapi, Pati Unus-nya berhubung tidak di tempat, posisi mangkubumi, pelaksana eksekutifnya, jadilah dipegang oleh Trenggono dulu sementara waktu, adiknya. Begitu Pati Unus kembali, tahta terus dipegang Pati Unus. Jadi, Pati Unus seolah tercatat bertahta cuma 3 tahun, padahal 'de jure' mestinya dihitung 3+13 = 16 tahun. Dan Raden Patah dihitung bertahta bukannya 43 tahun, tapi cuma 30 tahun! Wuih, kalo 43 tahun, itu lama sekali! Sedangkan 30 tahun itu saja juga sudah satu generasi!

Kita balik lagi saja ke Sunan Prawoto....

Dia bukan jago perang dan ahli politik seperti Trenggono ayahnya, dia lebih cenderung ahli agama (yang mungkin juga tidak terlalu ahli? Eh, tapi paling tidak kalau baca kulhu sih bisa kali ye?). Ketegangan laten yang terjadi buntut dari naiknya Trenggono ayahnya dulu, sepertinya mengkristal lagi pada era Prawoto. Persaingan internal ini bikin Demak melemah dan rada goyang. Pada masa Prawoto, bawahan-bawahan utama Demak memisah diri atau menjauh. Seperti Banten, Cirebon, Surabaya, Gresik.

Pada jamannya juga, ibukota Demak dipindah dari Demak asli alias Bintoro, ke Bukit Prawoto, di daerah Pati sekarang (kecamatan Sukolilo?). Dan karena itulah, dia jadi disebut Susuhunan dari bukit Prawoto, atau disingkat Sunan Prawoto. Untung tidak dipindah ke Gunung Bohong, Cimahi. Kalo ke sana, julukan dia jadi Sunan Bohong. Bukan Sunan Beneran.

Mengapa ibukota dipindah?

Kita bisa kira-kira, ada semacam indikasi krisis pada masanya di ibukota lama. Akar krisis ini, sepertinya, kita bisa duga sudah dimulai saat ada konspirasi yang memuluskan Trenggono (ayah Sunan Prawoto) menjadi raja, dengan membunuh Sekar Seda Lepen, saudara Trenggono, satu ayah, beda ibu.

Jalur penerus Sekar Seda Lepen, tentu tidak terima dia dibunuh. Yang utama, paling digdaya di antara penerus Sekar Seda Lepen itu kemungkinan anaknya: Arya

Page 23: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Penangsang. Nah, saat Trenggono berkuasa, kelompok ini mungkin menahan diri, tidak berani melawan kingkong. Tapi,.. begitu Trenggono wafat, mungkin mereka terus mendapat momentum dan bisa menyusun kekuatan untuk menggoyang penerus Trenggono yaitu Pangeran Mukmin itu. Ya sudah, goyanglah kemudian elit istana.

Untuk cooling down, dan mungkin juga bertujuan defensif, istana utama Demak lantas dipindah ke bukit Prawoto. Kemungkinan lain, saat itu, di laut Demak mulai menyadari.. penjelajah Eropa, dalam hal ini Portugis, makin jadi kekuatan maritim yang berbahaya. Dan bekingan Cina (dan Mughal India?), tidaklah cukup efektif lagi untuk melawan navy eropa. Jadi, untuk jaga-jaga, ibukotanya dijauhkan dari pesisir, ke perbukitan.

Pangeran Mukmin sendiri, dia bukan satu-satunya anak Trenggono. Anak Trenggono, yang banyak disebut-sebut sejarah, ada empat. Pertama: Pangeran Mukmin (lahir saat Trenggono masih muda, belum jadi raja). Kedua: Ratu Kalinyakmat (yang terus pegang wilayah Jepara, dinikahkan dengan bangsawan yang lantas jadi adipati Kalinyakmat, wilayah Jepara itu). Ketiga: perempuan lagi, dinikahkan dengan leader Cirebon. Keempat: perempuan lagi, dinikahkan dengan kader jagoan Demak, Jaka Tingkir, yang konon (diam-diam) adalah turunan Ki Ageng Pengging yang ayah serta kakeknya ditumpas tentara Demak). Jaka Tingkir ini (dan istrinya, Putri Trenggono) lantas memegang kerajaan bawahan di Pajang. Jadi, turunan Trenggono yang empat itu dapat bagian wilayah semua. Nomer satu: Prawoto pegang pusat Demak dan kerajaan inti. Kedua: Ratu Kalinyakmat pegang Jepara (yang pada suatu masa merupakan pulau terpisah dari Jawa, nggak tahu jaman ini sudah nemplek apa belum). Ketiga: jadi permaisuri Cirebon. Keempat: jadi penguasa daerah selatan, bertahta di Pajang bersama suaminya Jaka Tingkir.

Ada yang menceritakan, dalam pembunuhan Pangeran Kinkin, Raden Mukmin ini ikut konspirasi, menugasi dan memfasilitasi Ki Surayata untuk jadi algojo pembunuh Sekar Seda Lepen, alias Pengeran Kinkin, yang nota bene uwak Mukmin sendiri. Yang terus, setelah membunuh Ki Surayata-nya berhasil dibekuk para pengawal Kinkin. Terus balas dibunuh sekalian. Tapi,.. para pengawal itu, dan waris Sekar Seda Lepen, lantas tidak berani langsung menuntut balas, karena Trenggono keburu mengambil-alih kekuasaan Demak. Itu keitung kudeta atau bagaimana, silakan dikira-kira.

Arya Penangsang anak Kinkin.. lalu beberapa lama mendem, tiarap, tapi diam-diam menyiapkan gerakan bawah tanah beserta orang-orang Jipang (Cepu), dimana dulunya itu tempat bertahta kakeknya sebagai adipati (dari pihak ibu yang merupakan selir Raden Patah). Kinkin ini juga punya anak lain, dari istri lain, namanya Arya Mataram.

Lha, tapi, ide bahwa Prawata terlibat konspirasi, rada kontradiktif dengan cerita awal. Kalau memang tidak main politik, dan cenderung jadi ulama, kok terlibat konspirasi pembunuhan? Aneh, kan? Ta'uk deh benernya gimana. Yang jelas, dalam hal kekuasaan, Prawoto ini tidak sesolid Trenggono ayahnya.

Page 24: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Ada seorang Portugis, sempat gentayangan ke Demak, dan bertemu Prawoto 1548. Dia mendengar rencananya (atau ambisinya?), ingin mengislamkan seluruh Jawa, yaitu di bawah kekuasaan Demak tentunya. Kalo di bawah kekuasaan Portugis, mestinya katolik, toh? Apalagi kalo di bawah kekuasaan Mbah Tuwek. Nggak jelas itu apa agamanya. Mbah Tuwek ini siapa kita juga bingung, kan?

Balik lagi saja ke Prawoto... Dia ini, seperti juga umumnya sultan lain, amat terinspirasi oleh kebesaran Turki Ottoman, yang merajai timur tengah. Dan sama sekali tak terkalahkan oleh Portugis. Bahkan bisa mengembargo Portugis-Spanyol dari rute jalan sutera kalau mau. Dia ingin Demak seperti itu, meneruskan aspirasi Trenggono ayahnya. Atau Raden Patah, kakeknya, dan Pati Unus, uwaknya. Mbah Bei, tukang kebonnya nggak tahu deh, aspirasinya apa. Penting banget untuk kita sebut.

Demak, dari lama berkeinginan untuk menutup jalur beras ke Malaka dan menaklukkan Makassar, supaya bisa memonopoli perdagangan rempah, tapi tentu saja itu mimpi yang tidak kecil. Tapi lumayanlah, dia mimpinya itu. Daripada orang-orang nggak jelas seperti kita, kadang mimpinya mimpi diseruduk embe. Eh, kok kita? Sorry.

Eh, tapi, menutup jalur perdagangan beras itu juga serba salah. Besarnya Demak, dan Jawa pada umumnya dari bertahun-tahun sejak era trah syailendra.. mendapat income besar dari ekspor beras. Lha, kalau ekspor beras ditutup, APBN bisa tekor! Defisit anggaran terhadap PDB bisa lebih besar dari masa presiden Jokowi. Walah kok jadi membanding-banding. Sorry. Pokoknya, ujungnya, embargo tidak pernah terlaksana secara efektif. Sampai Sunan Prawoto turun. Yaitu turun tahta, bukan turun bero'.

***

Arya Penangsang, Raja Demak Kelima (3 Tahun, 1551-1554)

Setelah Trenggono yang ekspedisi ke Blambangan wafat 1948, sepertinya, Arya Penangsang terus mendapat momentum. Kemungkinan dibantu juga antara lain oleh Sunan Kudus, untuk membalaskan dendam atas kematian ayahnya Sekar Seda Lepen, dengan membunuh Sunan Prawoto, dan istrinya, dan mengkudeta tahta Demak.

Secara legitimasi, Arya Penangsang bisa berkilah, bahwa Prawoto itu duduk di tahta, sekedar wakil sementara selagi Trenggono jauh dari ibukota. Nah, jadi.. saat Trenggono wafat, penggantinya mestinya tidak otomatis Prawoto bukan? Itulah sebabnya, dia sebagai bupati Jipang lalu kudeta, dan banyak yang mendukungnya.

Penangsang pun lalu jadi penguasa Demak berikutnya, dan melakukan pembersihan. Orang-orang di lingkaran dekat almarhum Prawoto dilibas semua, termasuk suami Ratu Kalinyakmat (leader Jepara, yang merupakan adik Prawoto pertama), kayak begitu. Dalam hikayat Jawa, ada diceritakan bahwa Ratu Kalinyakmat itu amat mendendam atas kematian suaminya (dan hilangnya kekuasaan dia di Kalinyakmat), dan dia terus bersumpah, akan terus semedi, menyepi, bertapa di suatu gua dalam keadaan tanpa

Page 25: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

busana, sampai mati, atau.. sampai pembunuh suaminya (yaitu Arya Damar) bisa ditumpas. Nggak takut masuk angin mungkin sang ratu ini kalo beneran semedi tanpa busana. Atau dia bawa bekel remason banyak-banyak untuk kerokan. Kita nggak tahu.

Dalam catatan Portugis disebutkan, 1551, Kerjaan Johor menyerang Malaka dengan bantuan Kerajaan Kalinyakmat. Lha, ini, tidak jelas, apakah tentara Kalinyakmat itu atas suruhan Ratu Kalinyakmat sebelumnya, ataukah itu atas titah Raja Demak. Kemungkinan besar, itu masih di bawah Ratu Kalinyakmat dan sebelum tahta Demak ditaklukkan oleh Arya Penangsang. Kalau barusan ditaklukkan Penangsang, kecil kemungkinan ada pasukan ekspedisi dikirim, saat kerajaan induk sedang goyang.

Nah, jadi lebih masuk akal pendapat yang menyebutkan, Sunan Prawata wafat 1551. Jadi, dia berkuasa bukan 3 tahun, tapi 5 tahun. Mungkin 1549 istananya sudah kisruh mau direbut Arya Penangsang, tapi Prawata-nya sempat kabur, terus belakangan, baru nahas di Semarang 1551, dan demikian pula, baru di tahun itu Kalinyakmat (Jepara) dikuasai Arya Penangsang juga, dan rajanya dibunuh (menantu Trenggana).

Oleh Arya Penangsang, bawahan Demak yang jauh-jauh hubungannya dengan Sunan Prawoto, atau jauh secara geografis, dibiarkan melepaskan diri. Toh dia juga nggak punya kekuatan untuk menghendelnya. Banten menyatakan diri merdeka 1552. Dengan menilik bahwa Banten merdekanya 1552, besar kemungkinan, Sunan Prawata wafatnya memang 1551, dan bukannya 1549 seperti dugaan sebagian orang.

Selain Banten, juga tidak mau tunduk pada Arya Penangsang adalah Pajang (yang dipimpin Jaka Tingkir beserta istrinya yang adik Prawoto kedua); daerah-daerah di Jawa Timur yang terus beraliansi dengan adipati Surabaya; dan daerah di Jawa Barat. Dan luar Jawa apalagi. Salah satu dearah di Jawa Barat, yaitu Cirebon, permaisuri rajanya adalah adik Prawoto yang ketiga. Jadi, walaupun Demak dan sekitarnya sudah terkuasai, di luar wilayah inti, Arya Penangsang ini punya saingan yang merasa sama-sama punya legitimasi untuk menduduki tahta Demak, yaitu setidaknya tiga adik perempuan Prawoto itu. Yang dua masih berkuasa (di Pajang dan Cirebon), satu lagi, Ratu Kalinyakmat, menyepi, mengungsi, menjauh, dan wilayahnya di Kalinyakmat (Jepara) diambil alih penguasa baru: Karyo Temangsang! Eh, Arya Penangsang.

Tentu mengantisipasi konstelasi itu, Arya Penangsang perlu jaga-jaga, bukan?

Untuk lebih mengamankan terus kekuasaannya, selain mengeratkan aliansi dengan tokoh-tokoh yang pro padanya, Arya Penangsang lalu memindah istana Demak (lagi) ke daerah Jipang (Cepu). Di sana, turun temurun penguasanya adalah leluhur Penangsang. Jadi, felt like home, dan everybody pro padanya. Aman tenteram. Kekuasaannya pun cukup solid selama tiga tahunan, tetapi pada saat itu, kerajaan Demak sudah mengecil. Atau kalau sesuai pakem ahli sejarah (yang sukanya menyebut kerajaan berdasar nama ibukotanya), mestinya ini disebut juga kerajaan Jipang!

Page 26: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Di pihak lain, pasukan jagoan Demak yang menyebar ekspedisi kemana-mana, khususnya di seantero Jawa Timur, saat mendengar ibukota Demak di kudeta, kemungkinan tidak pulang, dan tidak rela menunjukkan kesetiaan penuh kepada raja baru Arya Penangsang. Kalaupun ada yang pulang, mestinya sebagian saja.

Besar kemungkinan, kita kira-kira, unit-unit pasukan elit eks raja Trenggono lantas kebanyakan memilih beralih menginduk ke jalur trenggono yang murni, yaitu yang tersisa, Cirebon dan Pajang. Ada juga mungkin yang ke pertapaan Ratu Kalinyakmat, yaitu yang sukanya nonton ratu-ratu bugil.

Di Pajang, rajanya Jaka Tingkir adalah menantu Trenggono, dan permaisurinya anak Trenggono, adik Prawoto. Ini nyebutnya jangan sampai terbalik: Jaka Tingkir raja dipajang. Lha, itu artinya beda. Siapa yang majang? Sejak kapan raja jadi pajangan?

Buntut dari gerakan-gerakan ini, maka dalam lima tahun berikutnya, the empire stike back. Arya Penangsang dilibas dan ditumpas.

Kemudian, Jaka Tingkir itu mulai mengkonsolidasikan Jawa (lagi), dengan bantuan para Sunan penyebar islam 1568. Nah, di antara itulah terus Arya Penangsang (yang mestinya sudah jadi Bupati Jipang sejak 1549) sempat mengambil alih tahta Demak dari Sunan Prawoto. Yaitu dimulai 1551, dan tidak bertahan lama keburu dilibas orang-orangnya Jaka Tingir 1554. Nah, saat Demak dikuasai Arya Penangsang itu, Banten memisahkan diri (1552), kemungkinan karena merasa tidak mau tunduk pada Arya Penangsang. Ini lebih masuk akal ,daripada kalau dibilang Penangsang sudah bertahta 1549. Lha, ngapain lama-lama amat Banten memisahkan diri baru 1552?

Dengan kekuatan yang rapuh kayak begitu, kekuasaan Penangsang pun lebih masuk akal kalau cuma sebentar (yaitu 1551-1554, sekitar 3 tahun saja, bukan 5 tahun).

Kalau menurut babad tanah lempung atau tanah apapun juga, dikisahkan ada seorang sakti, atau seorang ahli siasat, yang punya ide jitu untuk menaklukkan Arya Penangsang yang sakti mandraguna. Tapi,.. kira-kira kita, yang lebih masuk nalar secara hitungan kekuatan militer, ya,.. Arya Penangsang itu kekuatan militernya diredamnya oleh Pajang disebabkan karena Pajang sudah berhasil menghimpun banyak pasukan elit eks pasukan penakluknya Trenggono yang pada masanya ditakuti di seantero Jawa dan tak terkalahkan. Dan juga Pajang dibantu oleh sisa-sisa laskar yang setia pada Ratu Kalinyakmat. Juga laskar bantuan dari Cirebon. Toh cerita rakyat juga menyiratkan, sebelum strike-back, Jaka Tingkir itu juga berkonsultasi dulu dengan kakak iparnya, Ratu Kalinyakmat di pertapaannya. Dan begitu juga, setelah sukses mengkudeta balik Arya Penangsang, Jaka Tingkir juga menjemput Ratu Kalinyakmat dan memintanya mengakhiri semedinya. Kemungkinan yang kedua itu dia datang sambil membawakan baju entah berupa daster atau kebaya encim, yaitu agar kakak iparnya tidak ngambon-amboni masyarakat luas dan bikin semaput ayam, saat beliau keluar dari pertapaannya.

Page 27: : Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik · PDF fileDari kiprah Ken Arok ini, kemudian muncul kerajaan Singosari yang jaya di Nusantara, kebesarannya berlanjut di jaman Majapahit

Bisa kita bayangkan, di beberapa kesempatan, pasukan gabungan Jaka Tingkir itu, terus campuh dalam beberapa kesempatan melawan pasukan Arya Penangsang. Pasukan elit, lawan pasukan biasa. Kalo senjatanya sama, ya sudah.. menang, bukan?

Hanya saja, karena sebelumnya Pajang sudah memisahkan diri. Tidak lagi bawahan Demak, maka saat terus Pajang menyerang Demak, Jipang, Kudus, dan sekitarnya,.. maka penyerangan itu bisa dipersepsi bukan merupakan kudeta, tapi merupakan invasi asing ke Demak. Demak yang kalah, lalu dianeksasi oleh Pajang. Ini berbeda, dengan saat Jipang mengkudeta Prawoto. Jipang itu (dan Kudus) adalah negeri bawahan Demak. Sehingga saat mereka mengkudeta, dan sukses, maka masih bisa dibilang bahwa negerinya tetaplah negeri Demak (cuma pindah ibukota).

Oleh sebab itu, valid juga dikatakan bahwa selepas serangan Pajang ini, kesultanan Demak (sebagai negeri merdeka) tutup buku. Berubah status menjadi negeri bawahan Pajang. Dan sejak itu, berakhirlah satu era. Muncul era baru. Era Kerajaan Pajang. Era ini, kemungkinan dimulainya 1554. Setelah Pajang merebut kekuasaan Penangsang ini, Cirebon sepertinya lalu menyatu kembali dengan kerajaan Jawa, sedangkan Banten di ujung barat, tetap memilih merdeka saja. Seterusnya lepas dari kekuasaan Jawa.

Pajang ini, tidak lama memimpin di Jawa Tengah-Timur, kemudian terjadi turbulensi lagi, dan berikutnya yang berkuasa lama sekali adalah Mataram islam.

Walaupun, para sejarawan menyebut masa itu sebagai kesultanan islam, kalau orang islam mau beneran berpikir jernih,.. itu bukanlah islam yang murni. Sepanjang jalannya, kerajaan Demak itu banyak diwarnai oleh para pemimpin yang walau secara ktp islam, tapi tindakannya tidaklah islami. Dan yang seperti itu, terus dan terus, bersambung sampai ke masa VOC, Hindia Belanda, dan bahkan mungkin sampai sekarang. Dan oleh sebab itulah, kekisruhan demi kekisruhan muncul terus. Wallahualam.

(ilmuiman.net / Selesai)