Laporan Seminar Bonapace Kelompok 1b Singosari (1)

30
SEMINAR AKHIR JURNAL DEPARTEMEN MATERNITAS DI PUSKESMAS SINGOSARI MALANG Aplikasi Metode Bonapace Untuk Penurunan Nyeri Persalinan di Rumah Bersalin Fatimah Kudus Nasriyah Oleh : Kelompok 1B Aditya Pamungkas Yulia Candra Lestar Ni Made Belladona Farfumeta Fransiscus Quirino Putra A. Cicilia Endah Purbawati 135070209111006 135070209111007 135070209111008 135070209111003 135070209111010

description

laporan

Transcript of Laporan Seminar Bonapace Kelompok 1b Singosari (1)

SEMINAR AKHIR JURNAL DEPARTEMEN MATERNITAS

DI PUSKESMAS SINGOSARI MALANG

Aplikasi Metode Bonapace Untuk Penurunan Nyeri Persalinandi Rumah Bersalin Fatimah KudusNasriyah

Oleh :Kelompok 1B

Aditya Pamungkas

Yulia Candra Lestar

Ni Made Belladona Farfumeta

Fransiscus Quirino Putra A.

Cicilia Endah Purbawati135070209111006

135070209111007

135070209111008

135070209111003

135070209111010

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu kondisi perubahan fisik, psikis, sosial, dan proses perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan. Perubahan tersebut dapat menimbulkan stres, dapat menjadi perubahan mood, seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause (Bolak, Lowdermilk & Jensen, 2005). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun terkadang dapat terjadi gangguan ataupun kelainan yang tidak diduga sehingga kehamilan tersebut menjadi abnormal. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi ibu, karena ibu tidak dapat memantau kondisi janinnya secara langsung. Bagi ibu hamil terutama pada primigravida cenderung memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi sehingga kehamilan merupakan masa yang mencemaskan bahkan meskipun kondisi kehamilan yang sehat serta rajin berkunjung ke dokter, sering tidak menjamin ketentraman hati ibu (Musbikin, 2006).Persalinan merupakan suatu proses alami bagi seorang perempuan dan hampir setiap perempuan mengalami proses tersebut. Pada proses persalinan perempuan mengalami rasa nyeri yang cukup hebat. Menurut beberapa ahli, rasa nyeri yang terjadi pada proses persalinan terjadi akibat kerusakan jaringan nyata. Persepsi nyeri sangat bersifat individual, banyak dipengaruhi faktor fisiologis, patologis, emosional. psikologis, kognitif, lingkungan dan sosial. (Bonapace, 2013)

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan perubahan metabolik dan hemodinamik yang lebih buruk pada persalinan. Selain itu dapat menyebabkan ketegangan otot polos dan pembuluh darah, mengakibatkan terjadinya penurunan kontraksi uterus dan sirkulasi uteroplasenter, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus serta timbulnya iskemik uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak. (Sumarah, 2009)

Berbagai metode sudah dikenalkan pada ibu bersalin dalam mengatasi nyeri persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Metode farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, sedangkan metode nonfarmakologi yang lebih murah dan efektif serta tidak memiliki efek samping. Beberapa metode nonfarmakologi yang sering dilakukan diantaranya adalah relaksasi, tehnik pernafasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, terapi musik, akupresur dan aromaterapi. (Handerson, 2009). Dari beberapa metoda tersebut ada satu metode baru yang belum pernah diterapkan di Indonesia dan merupakan metode penggabungan dari beberapa metode nonfarmakologi yang disebut dengan metode Bonapace.

Metode Bonapace merupakan metode alternatif untuk mengatasi nyeri persalinan dengan melibatkan suami atau keluarga ibu bersalin. Metode ini menggunakan beberapa tehnik untuk mengontrol nyeri berdasarkan tiga model modulasi nyeri neurofisiologis, pertama pengendalian sistem saraf pusat melalui pernafasan, relaksasi dan pengaturan kognitif, kedua penggunaan non stimulus yang menyakitkan seperti yang dijelaskan pada teori kontrol gerbang dan ketiga

menurunkan penghambat oleh hiperstimulasi akupresur yang terkuat. (Bonapace, 2013)

Manejemen pengurangan rasa nyeri saat ini masih menjadi prioritas dalam asuhan persalinan. Salah satu metode baru dalam pengurangan rasa nyeri adalah metode Bonapace. Penerapan metode Bonapace ini dapat dilakukan selama persalinan, dengan berkurangnya rasa nyeri dapat mencegah timbulnya kecemasan yang berlebihan sehingga proses persalinan tidak mengalami hambatan atau komplikasi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti Aplikasi Metode Bonapace pada penurunan nyeri persalinan pada ibu bersalin di RB Fatimah Kabupaten Kudus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

2.1.1 DefinisiPersalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Nurhayati, 2012).Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai dengan atau secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), berisiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-12 minggu setelah persalinan. Ibu maupun bayi dalam kondisi baik.

2.1.2 Tanda-Tanda Permulaan PersalinanMenurut Rukiyah dkk (2012), tanda-tanda permulaan persalinan adalah sebagai berikut:

1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur angsur turun kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak ke bawah tidak seberapa, biasanya kepala baru turun pada permulaan persalinan.2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.3. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena vesika urinaria karena tertekan oleh bagian terbawah janin.4. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his/kontraksi. Kontraksi lemah di uterus, disebut traise laborpains5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang kadang bercampur darah (bloddy show).2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinanFaktor-faktor yang berpengaruh dalam proses persalinan menurut Wiknjosastro (2005), adalah:a. Power

Yaitu tenaga yang mendorong janin untuk keluar, yaitu:

1) His

adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat kontraksi simetris, fundal dominan, kemudian diikuti relaksasi.Pada waktu kontraksi otot otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek,kavun uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin kantong amnion kearah segmen bawah rahim dan servik. 2) Kontraksi otot-otot perut Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan3) Ketegangan atau kontraksi ligamentum rotundum. b. Passage (jalan lahir) Terdiri dari jalan lahir lunak dan jalan lahir keras.

1) Jalan lahir keras yaitu pelvis/panggul Menuruta) PAP (Pintu Atas Panggul)Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh promontorium, sayap sacrum, linea terminalis kanan dan kiri, ramus superior ossis pubis, pinggir atas simpisis pubis. Pada PAP ditentukan tiga ukuran penting, yaitu ukuran muka belakang (konjugata vera), ukuran lintang (diameter transversa) dan ukuran serong (diameter oblique).b) Bidang Luas PanggulBidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan simpisis menuju pertemuan tulang belakang (os sacrum) kedua dan ketiga ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.Dalam proses persalinan ini tidak menimbulkan kesukaran.

c) Bidang Sempit PanggulBidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir, membentang setinggi tepi bawah simpisis menuju kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang (os sacrum) setinggi 1-2 cm diatas ujungnya.d) PBP (pintu bawah panggul)

PBP terdiri atas dua bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu bidang dibentuk oleh garis antara kedua belah Tuber os ichi dengan ujung os sacrum dan segi tiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua tuber os ichi dengan bagian bawah simpisis, pinggir bawah simpisis merupakan sudut (arkus pubis). Bila kurang sekali dari 90 maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan karena memerlukan tempat yang lebih banyak ke dorsal. Dalam hal ini perlu diperhatikan apakah ujung os sakrum tidak menonjol ke depan hingga kepala janin tidak dapat dilahirkan.2) Jalan lahir lunakJalan lahir lunak terdiri dari segmen bawah rahim (SBR) servix, vagina disamping itu jaringan ikat dan ligamentum yang menyokong alat urogenital juga berperan dalam persalinan.3) Sistem Bidang HodgeUntuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin itu turun kedasar rongga panggul, hodge menentukan bidang penurunan sebagai berikut :

Hodge I: Bagian yang sama dengan pintu atas panggul Hodge II: Bagian sejajar dengan hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. Hodge III : Bagian sejajar dengan hodge I, II setinggi spina ichiadica Hodge IV : Bidang sejajar dengan hodge I, II, III setinggi ujung os coccygis.c. Passanger Passanger adalah muatan yang akan melewati jalan lahir (janin dan plasenta)Hal-hal yang harus diperhatikan :1) Letak janin, adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus terhadap sumbu ibu, letak membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sunbu ibu.2) Sikap (attitude/habitus) janin, menunjukkan hubungan bagian bagian janin dengan sumbu janin.3) Presentasi, digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam, misalnya presentasi kepala, presentasi bokong. 4) Posisi, merupakan indikator untuk menetapkan apa bagian terbawah janin.d. Psikologi ibu

e. Penolong Persalinan

2.1.4 Proses persalinanProses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :1) Kala I

Merupakan kala pembukaan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena serviks menipis (dilatasi), mendatar (effacement). Kala pembukaan dibagi 2 fase, yaitu:

a) Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, yaitu dari 0-3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:

Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan 4-9 cm.

Periode deselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan 10 cm/lengkap.

2) Kala II

Merupakan kala pengeluaran janin, dimana his terkoordinir kuat, cepat dan lama kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin mulai kelihatan telah turun masuk ruang panggul sehinggga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks storis menimbulkan refleks mengedan.Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin.lamanya kala 2 pada primi sekitar 1,5-5 jam dan pada multi 0,5-1 jam.3) Kala III

Merupakan kala pengeluaran uri setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.dalam waktu 5-10 menit seluruh plesenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4) Kala IV

Merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir, untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.2.2 Bonapace2.2.1 Definisi

Metode Bonapace merupakan salah satu metode non-farmakologis. Metode Bonapace adalah alternatif tekhnik manajemen nyeri alami. Dimulai dari prinsip bahwa otak tidak dapat mendaftarkan nyeri di dua tempat sekaligus, dengan menciptakan rasa sakit sekunder dengan penekanan kuat pada kontraksi selama persalinan akan membantu tubuh membebaskan endorfin (semacam morfin alami) yang akan membantu meringankan dari rasa sakit akibat kontraksi (Bonapace, 2013).Metode Bonapace merupakan metode alternatif untuk mengatasi nyeri persalinan dengan melibatkan suami atau keluarga ibu bersalin. Metode ini bukan hanya menerapkan teknik pijat atau penekanan, namun menggunakan beberapa tehnik untuk mengontrol nyeri berdasarkan tiga model modulasi nyeri neurofisiologi, pertama pengendalian sistem saraf pusat melalui pernafasan, relaksasi dan pengaturan kognitif, kedua yakni penggunaan stimulus menyakitkan seperti yang dijelaskan pada teori kontrol gerbang dan yang ketiga dengan menurunkan penghambat oleh hiperstimulasi akupresur yang terkuat (Bonapace, 2013).2.2.2 Tujuan Metode Bonapace

Metode Bonapace dapat berperan untuk memicu pengeluaran hormon endorfin sehingga mampu mengurangi nyeri secara signifikan, sedangkan metode konvensional mempunyai dampak pengurangan nyeri pada beberapa orang ibu bersalin namun hasil yang didapatkan tidak signifikan (Bonapace, 2013). Metode Bonapace merupakan metode alternatif untuk mengatasi nyeri persalinan dengan melibatkan suami atau keluarga ibu bersalin. Metode ini bukan hanya menerapkan teknik pijat atau penekanan, namun menggunakan beberapa tehnik untuk mengontrol nyeri berdasarkan tiga model modulasi nyeri neurofisiologi, pertama pengendalian sistem saraf pusat melalui pernafasan, relaksasi dan pengaturan kognitif, kedua yakni penggunaan stimulus menyakitkan seperti yang dijelaskan pada teori kontrol gerbang dan yang ketiga dengan menurunkan penghambat oleh hiperstimulasi akupresur yang terkuat2.2.3 Metode Bonapace

Teknik ini dimulai dengan melakukan intervensi atau kontrol sistem saraf pusat dengan cara teknik pernafasan, relaksasi pijatan ringan pada punggung saat kontraksi, kemudian pemberian analgesik hiperstimulasi selama kontraksi dengan cara pendamping persalinan diminta untuk membuat penyebab sakit kedua (dengan cara pijat dengan penekanan secara kuat) di titik pemicu yakni punggung bawah (Shanglia BL 31 , Cilia BL 32 , Zhongliao BL 33 dan Xialiao BL 34), kemudian bergantian dengan titik poin di tangan ( Hegu LI 4 ), kaki ( Taichong L 3 ), dan di bokong ( Huantiao GB 30 ), sampai pasien dapat memilih titik mana yang dirasakan paling berkontribusi dalam pengurangan nyeri persalinan. Efektifitas metode Bonapace dinilai lebih untuk nyeri bersalin dikarenakan mengkombinasikan beberapa teknik non-farmakologi. Pijat ataupun penekanan pada bagian tubuh tertentu dinilai menciptakan stimulus yang dapat mengganggu jalannya transmisi nyeri ke otak, yang secara efektif mampu "menutup pintu gerbang" untuk penerimaan nyeri, yang juga merangsang pelepasan endorfin dan meningkatkan kadar serotonin untuk menghambat transmisi sinyal saraf berbahaya untuk otak. Sedangkan relaksasi selama proses persalinan dan pendampingan keluarga mempengaruhi psikologis dan sistem kerja otak dalam mengontrol rasa nyeri persalinan.Titik yang digunakan dalam metode Bonapace menyebabkan rilis simultan dari energi yang lebih rendah serta pengurangan nyeri. Penelitian telah ditemukan untuk mempelajari pengaruh titik-titik tersebut, salah satunya terdapat penelitian mengenai akupresur di Li4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akupresur pada titik tersebut mengurangi nyeri persalinan. Hasil penelitian oleh Hjelmstedt dan kawan-kawan mengungkapkan hasil bahwa Sanyinjiao atau Xialiao BL 34 memiliki efek untuk mengurangi nyeri persalinan dan dapat digunakan selama fase aktif persalinan (Bonapace, 2013).2.2.4 Gambar Metode Bonapace

Gambar 1 Mekanisme Metode Bonapace

Gambar 2 Titik L14 di tangan

Gambar 3 Titik Penekanan Bonapace di Punggung dan Bokong

BAB III

ISI JURNAL3.1 Metode Penelitian1. Sampel

a. Jumlah Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di RB Fatimah Kudus dengan jumlah sampel 25 responden kelompok intervensi dan 25 responden kelompok kontrol.b. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian jurnal ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Fatimah Kudus.c. Instrumen Penelitian

Metode Bonapace.3.2 Hasil PenelitianTabel 1 Distribusi frekuensi subjek penelit ian berdasarkan umur, pendidikan dan paritas

KarakteristikKel kontrolKel Intervensi

F%f%

Umur

35 tahun

Total

Pendidikan

Dasar

Menengah keatas

Total

Paritas

Primipara

Multipara

Total4

20

1

25

13

12

25

22

3

2516

80

4

100

52

48

100

88

12

1005

17

3

25

11

14

25

13

12

2520

68

12

100

44

56

100

52

48

100

Keterangan : Distribusi frekuensi subjek penelitian

Tabel 1 menyajikan data dasar pada kedua kelompok (kontrol dan perlakuan), tampak homogenitas dari usia mayoritas kedua kelompok dalam kelompok usia 20-35 tahun sebesar 20 orang (80%) pada kelompok kontrol dan sebanyak 17 orang (68%) pada kelompok perlakuan, kelompok usia ini merupakan usia ideal dalam hal reproduksi. Dilihat dari pendidikan, pada kelompok kontrol sebagian besar berpendidikan dasar yakni sebanyak 13 orang (52%), sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar berpendidikan menengah keatas yakni sebanyak 14 orang (56%), sedangkan paritas, pada kelompok kontrol, mayoritas responden adalah primipara yakni sebanyak 22 orang (88%) dan pada kelompok perlakuan, jumlah antara primipara dan multipara tidak berbeda jauh, sebanyak 13 orang (52%) untuk primipara dan sebanyak 12 orang (48%) untuk multipara.Tabel 2 Pengukuran Nyeri sebelum dan sesudah intervensi

Tingkat nyeriSebelumSesudah

Kel terkontrolKel intervensiKel terkontrolKel intervensi

F%F%f%f%

Berat

Sedang23

2928250100020580208173268

Total25100251002510025100

Keterangan: Distribusi frekuensi tingkat nyeri Tabel 2 menyajikan hasil pengukuran tingkat nyeri pada dua kelompok. Sebelum dilakukan intervensi, semua kelompok intervensi mengalami nyeri berat 25 responden (100%), dan sesudah dilakukan intervensi 17 responden (68%) mengalami penurunan nyeri menjadi tingkat nyeri sedang.Tabel 3 Hasil Analisis bivariat Tingkat Nyeri sebelum dan sesudah pemberian metode

Konvensional dengan metode Bonapace

Kelompok KontrolKelompok Intervensi

NMedian (min-max)Reratas.bPNMedian (min-max)Reratas.bP

Nyeri

Sebelum

Nyeri

Sesudah2

5

2

51-2

1-21.080.27

7

1.200.40

80.08

32

5

2

51-1

1-21.000.0

00

1.680.4

760.00

0

Keterangan: Analisis Bvariat dengan Uji Wilcoxon p: 0,000

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada hasil test statistik dengan uji wilcoxon pada kelompok control diperoleh nilai p: 0,083 (p>0,05) dengan demikian disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian metode konvensional (nafas dalam, massase terhadap penurunan nyeri persalinan), sedangkan pada kelompok intervensi (metode Bonapace ) diperoleh p: 0,000 (p>0,05) dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian metode Bonapace terhadap penurunan nyeri persalinan.

3.3 PembahasanSebelum dilakukan intervensi baik dengan metode konvensional ataupun Bonapace, sebagian besar responden mengalami nyeri berat sebanyak 48 orang (92%). Hal ini mungkin dipengaruhi oleh ketiadaan intervensi dalam pengurangan nyeri. Nyeri persalinan bersifat personal, setiap orang mempersepsikan rasa nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang sama, tergantung pada ambang nyeri yang dimilikinya. Nyeri persalinan terdiri atas 2 komponen, yaitu komponen fisiologis yang merupakan proses penerimaan impuls oleh saraf sensorik dan penyaluran impuls tersebut menuju saraf pusat, sementara komponen psikologis meliputi rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri dan reaksi terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut.

Jika pada saat persalinan ibu mengalami nyeri yang berat dan kecemasan berlebih maka dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang ditandai dengan pernafasan cepat untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen. Perubahan respirasi maternal dan metabolisme dapat menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga fetus kekurangan oksigen dan berlanjut pada terjadinya metabolism anaerob (Wiknjosastro, 2011).

Tingkat nyeri sesudah intervensi yang dirasakan oleh ibu bersalin dapat diringankan dengan berbagai tindakan, yang secara umum dikelompokkan menjadi 2 yakni cara farmakologis dan non farmakologis. Metode Bonapace merupakan salah satu metode non farmakologis.

Dari hasil pengukuran nyeri ibu bersalin setelah intervensi dijumpai perbedaan tingkat nyeri yang signifikan pada kedua kelompok, pada kelompok kontrol, 3 orang (12%) mengalami penurunan nyeri dari nyeri berat ke nyeri tingkat sedang, sedangkan pada kelompok perlakuan, 17 orang (68%) mengalami penurunan nyeri dari berat ke nyeri sedang.

Metode Bonapace merupakan alternatif teknik manajemen nyeri alami. Dimulai dari prinsip bahwa otak tidak dapat mendaftarkan nyeri di dua tempat sekaligus, dengan menciptakan rasa sakit sekunder kontraksi selama persalinan akan membantu tubuh membebaskan endorfin (semacam morfin alami) yang akan membantu meringankan wanita dari rasa sakit akibat kontraksi.

Pada hasil test statistik dengan uji wilcoxon pada kelompok kontrol diperoleh nilai sinificancy 0,083 (p>0,05) dengan demikian disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian metode konvensional, sedangkan pada kelompok perlakuan (metode Bonapace ) uji statistik dengan uji wilcoxon diperoleh nilai significancy 0,000 (p>0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian metode Bonapace terhadap penurunan nyeri persalinan.

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa metode Bonapace lebih efektif digunakan dalam mengurangi nyeri persalinan dibandingkan dengan metode konvensional yakni metode relaksasi dan massasse ringan. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa metode Bonapace dapat memicu pengeluaran hormon endorphin sehingga mampu mengurangi nyeri secara signifikan, sedangkan metode konvensional mempunyai dampak dalam pengurangan nyeri pada beberapa orang ibu bersalin namun hasil yang didapatkan tidak signifikan.3.4 Kesimpulan Dan SaranMetode Bonapace lebih efektif digunakan dalam mengurangi nyeri persalinan dibandingkan dengan metode konvensional yakni metode relaksasi dan massasse ringan.

Metode Bonapace diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri persalinan khususnya bidan dalam memberikan asuhan persalinan hendaknya menerapkan asuhan sayang ibu dalam mengurangi nyeri persalinan dengan menggunakan metode Bonapace.

BAB IV

PEMBAHASAN JURNAL4.1 Kelebihan Dan Kekurangan

4.1.1 Kelebihan1. Metode Bonapace lebih efektif digunakan dalam mengurangi nyeri persalinan dibandingkan dengan metode konvensional yakni metode relaksasi dan massasse ringan.2. Memberikan informasi tentang metode bonapace untuk menurunkan nyeri selama persalinan.

3. Tema yang diangkat menarik dan sangat penting untuk diterapkan pada keperawatan maternitas, karena metode bonapace merupakan metode baru dalam menurunkan nyeri selama persalinan terutama oleh ibu selama persalinan.4. Penyampaian secara runtut dari tujuan penulisan sampai pada kesimpulan dan saran dengan penjelasan yang cukup lengkap.5. Intervensi untuk diterapkan selama proses persalinan sangat mungkin untuk dilakukan karena dapat dilakukan dengan mudah.6. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiments dengan kelompok kontrol dan perlakuan sehingga hasilnya mendekati kebenaran

4.1.2 Kekurangan

1 Metode Bonapace tidak mempunyai intervensi dalam pengurangan nyeri karena nyeri persalinan bersifat personal. 2 Metode baru pengurangan nyeri yang belum pernah diterapkan di Indonesia3 Penelitian ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.4 Sampel yang digunakan kurang besar hanya 50 orang ibu bersalin, sehingga hasil penelitian kurang valid dan masih banyak biasnya.5 Tidak dijelaskan kuesioner yang digunakan untuk mengukur intensitas nyeri6 Tidak dilampirkan jenis kuisioner untuk menilai tingkat nyeri pada jurnal.4.2 Perbandingan JurnalNoJudul JurnalPenelitiTahunIsi Jurnal

1.Evaluation of the Bonapace Method: a specific

educational intervention to reduce pain

during childbirthJulie Bonapace, Nils chaillet, Isabelle gaumond, Emilie, Paul-savoie, Serge Marchand2013Penggunaan program kontrol nyeri terstruktur berdasarkan mekanisme neurofisiologis menunjukkan efek yang penting dalam mengurangi nyeri selama persalinan.

2. Penanganan Nyeri Persalinan Secara Non Farmakologis BonapaceFania Nurul2014Relaksasi dan pendampingan keluarga mempengaruhi psikologis dan sistem kerja otak dalam mengontrol rasa nyeri akibat persalinan. Sedangkan titik penekanan dalam metode Bonapace menyebabkan rilis simultan dari energi yang lebih rendah serta pengurangan nyeri

3. Pain management for women in labour: an overview of systematic reviews.

Jones L, Othman M, Dowswell T, Alfirevic Z, Gates S, Newburn M, Jordan S, Lavender T, Neilson JP.2012Metode manajemen nyeri non-farmakologis yang non-invasif tampaknya sangat aman untuk ibu dan bayi, namun, keberhasilannya belum begitu jelas, karena terbatasnya penelitian dengan bukti kualitas yang tinggi.

4.Acupressure to reduce labor pain: a randomized controlled trial.

Hjelmstedt A, Shenoy ST, Stener-Victorin E, Lekander M, Bhat M, Balakumaran L, Waldenstrm U.2010Efek pengobatan kecil yang menunjukkan bahwa akupresur yang paling efektif selama fase awal persalinan

5.Relaxation techniques for pain management in labour.

Smith CA, Levett KM, Collins CT, Crowther CA.2011Relaksasi memiliki peran dalam mengurangi rasa sakit dan mengurangi tingkat nyeri persalinan

6.Continuous support for women during childbirth.

Hodnett ED, Gates S, Hofmeyr GJ, Sakala C, Weston J.2011Dukungan yang terus menerus selama proses persalinan memiliki manfaat klinis dan diketahui tidak membahayakan yang bermakna bagi ibu dan bayi

7.Effect of heat therapy on pain severity in primigravida women

Fahami F, Behmanesh F, Valiani M, Ashouri E.2011Terapi panas menyebabkan ibu merasakan nyeri persalinan dengan tingkat yang rendah

8.Perceived Environmental Stressors and Pain Perception During Labor Among Primiparous and Multiparous WomenPirdel, Manizheh (M.Sc.)

; Pirdel, Leila (Ph.D.)2009Semua lingkungan mempengaruhi pengalaman ibu dalam stres dan persepsi nyeri

4.3 Aplikasi Jurnal Di IndonesiaMetode Bonapce merupakan teknik non farmakologi yang berasal dari Perancis. Dalam Metode ini meliputi 3 komponen teknik yang mendukung yaitu relaksasi, pendampingan keluarga dan akupresure. Dalam hal ini perlu perluasan referensi dan pelatihan pada tenaga kesehatan guna memperkenalkan metode Bonapace ini sehingga tenaga kesehatan bisa lebih memahami dan mengerti tentang teknik metode Bonapace. Jika pada saat persalinan ibu mengalami nyeri yang berat serta kecemasan berlebih, maka dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang ditandai dengan pernafasan yang cepat untuk mengkompensasi terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen. Perubahan respirasi maternal dan metabolisme dapat menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga fetus kekurangan oksigen dan berlanjut pada terjadinya metabolisme anaerob. Metode Bonapace merupakan metode yang mengkombinasikan beberapa teknik non-farmakologi yakni relaksasi, pijat, akupressur dan pendampingan keluarga. Relaksasi dan pendampingan keluarga mempengaruhi psikologis dan sistem kerja otak dalam mengontrol rasa nyeri akibat persalinan. Sedangkan titik penekanan dalam metode Bonapace menyebabkan rilis simultan dari energi yang lebih rendah serta pengurangan nyeri.

Dalam metode bonapace disebutkan salah satunya adanya pendampingan dari suami atau keluarga. Menurut Hodnett ED (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Continuous support for women during childbirth mengatakan bahwa dukungan yang terus menerus selama proses persalinan memiliki manfaat klinis dan diketahui tidak membahayakan yang bermakna bagi ibu dan bayi. Sedangkan menurut Smith CA (2011) dalam penelitannya yang berjudul Relaxation techniques for pain management in labour mengatakan bahwa relaksasi memiliki peran dalam mengurangi rasa sakit dan mengurangi tingkat nyeri persalinan. Hal tersebut juga disampaikan dalam jurnal berjudul Acupressure to reduce labor pain: a randomized controlled trial oleh Hjelmstedt A (2010) bahwa efek pengobatan kecil yang menunjukkan bahwa akupresur yang paling efektif selama fase awal persalinan. Metode bonapace yang terdiri dari penggabungan ketiga teknik non farmakologi yakni relaksasi, akupresur dan pendampingan selama proses persalinan menimbulkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan teknik non farmakologi konvesional lainnya. Hal tersebut sesuai dengan jurnal oleh Fania (2014) tentang penanganan nyeri persalinan secara non farmakologis Bonapace yaitu relaksasi dan pendampingan keluarga mempengaruhi psikologis dan sistem kerja otak dalam mengontrol rasa nyeri akibat persalinan. Sedangkan titik penekanan dalam metode Bonapace menyebabkan rilis simultan dari energi yang lebih rendah serta pengurangan nyeri.Penelitian di Indonesia menunjukkan aplikasi metode Bonapace telah diterapkan pada ibu bersalin di Rumah Bersalin Fatimah Kudus oleh Nasriyah (2014) dengan hasil yang menyatakan bahwa Metode Bonapace lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan dibandingkan dengan metode konvensional. Metode Bonapace dapat berperan untuk memicu pengeluaran hormon endorfin sehingga mampu mengurangi nyeri secara signifikan, sedangkan metode konvensional mempunyai dampak pengurangan nyeri pada beberapa orang ibu bersalin namun hasil yang didapatkan tidak signifikan. Namun metode Bonapace ini termasuk dalam golongan teknik atau metode baru di Indonesia sehingga masih sangat minim sekali informasi dan penelitian tentang penerapannya di Indonesia. DAFTAR PUSTAKABandiyah, Sit i , 2009. Kehamilan ,persalinan, dan gangguan kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

Bobak, Lowdermilk Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Bonapace et al.2013.Evaluation of the Bonapace Method : a spesific educational intervention to reduce pain during childbirth. Journal of Pain ResearchCunningham, Donald.J. 2004. Mind, Culture, and Activity no.2 vol.11. Indiana Universit y

Cunningham.2005. Obstrerti Williams. alih bahasa: Huriawati Hartono.Jakarta. EGCFahami F, Behmanesh F, Valiani M, Ashouri F. Effect of heat therapy on pain severity in primigravida women. Iran J Nurs Midwifery Res. 2011;16(1):113-6Hjelmstedt A, Shenoy ST, Stener-Victorin E, et al. Acupressure to reduce labor pain: a randomized controlled trial. Acta Obstet Gynecol Scandinavica. 2010;89:11:14531459Hodnett ED, Gates S, Hofmeyr GJ, Sakala C, Weston J. Continuous support for women during childbirth. Cochrane Database Syst Rev. 2011;2:CD003766Hutajulu, Pinda.2003. Pemberian valetamat bromida dibandingkan hyoscine n butil bromida untuk mengurangi nyeri persalinan.FK USUJones L, Othman M, Dowswell T, et al. Pain management for women in labour: an overview of systematic reviews. Cochrane Database Syst Rev. 2012;3:CD009234

Mander, R,. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Nicholas F.H, Humenick S.S. 2002. Childvirth Education : Practice, Research and Theory 2nd ed. Philadelpia. WB Saunders CompanyNurhayati., Aprina.,Anita Bustani., 2012, Konsep Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika

Pillitteri A., 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The Childbearing Family. (4 th ed) . Philadelpia: Lippincott.Potter & Perry. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGCRukiyah,Aiyeyeh.dkk.2010.Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta:Trans Info Media

Smith CA, Levett KM, Collins CT, Crowther CA. Relaxation techniques for pain management in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2011;12:CD009514

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya

Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.