Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

16
PEMBAHASAN 1. Internalisasi 1.1 Pengertian Internalisasi Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiaannya segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosi dalam kepribadian indivi dunya, tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai m acam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang berada dalam sekitar alam dan lingkungan sosial maupun budayanya. 1.2 Contoh Internalisasi Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi saat dilahirkan adalah perasaan puas dan tidak puas. Lingkungan yang berbeda dengan kandungan ibu memberi pengalaman tidak puas yang pertama kepada bayi tersebut. Baru setelah ia dibungkus selimut dan diberi kesempatan 1

description

Bagian-Bagian Dasar dari Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Transcript of Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

PEMBAHASAN

1. Internalisasi1.1 Pengertian InternalisasiProses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkansampai ia hampir meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiaannyasegala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya untukmengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosi dalam kepribadian individunya, tetapiwujud danpengaktifan dariberbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang berada dalam sekitar alam dan lingkungan sosial maupun budayanya.

1.2 Contoh InternalisasiPerasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi saat dilahirkan adalah perasaan puas dan tidak puas. Lingkungan yang berbeda dengan kandungan ibu memberi pengalaman tidak puas yang pertama kepada bayi tersebut. Baru setelah ia dibungkus selimut dan diberi kesempatan untuk menyusu, maka rasa tidak puas itu hilang. Kemudian setiap kali ia mendapat pengaruh-pengaruh lingkungan yang menyebabkan rasa tidak puas, maka bayi tersebut akan menangis. Secara sadar si bayi telahbelajar untuk tidak hanya mengalami, tetapi juga mengetahui cara mendatangkan rasapuas, yaitu dengan menangis. Setiap hari dalam hidupnya, pengalaman mengenaibermacam-macam perasaan baru bertambah, dan ia belajar merasakan kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, perasaanbersalah, dosa, malu dan sebagainya. Selain untuk mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya melalui proses internalisasi menjadibagian dari kepribadian individu.

2. Sosialisasi2.1 Pengertian Sosialisasi

Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa mempelajari pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.2.2 Contoh SosialisasiSebagai contoh dari proses sosialisasi, berikut ini sebuah contoh daripengalaman seorang bayi yang dari permulaan hidupnya si bayi sudah harus menghadapibeberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil, yaitu antara lain ibunya, seorangbidan atau juru rawat yang membantu ibunya semenjak ia lahir hingga ia berumurkira-kira seminggu, ibu dari ibunya dan dari ayahnya. Dalam kontak dengan keempat orang tersebut, ia mengenal mereka melalui perhatian dan kasih saying yang diberikan oleh mereka padanya. Kemudian ia juga belajar tentang kebiasaannya yang pertama, yaitu makan dan tidur di saat yang tetap. Ia juga mendapat perhatian dari kakak-kakaknya dan dari beberapa saudara tua lain yang menumpang di rumah orang tuannya, dan seringkali juga seorang wanita pembantu rumah tangga yang mempunyai tugas khusus untukmerawatnya.

Selama pertumbuhnya pada tahun-tahun pertama, kedua dan ketiga dari hidupnya, dengan susah payah dan disertai banyak konflik, seorang anak harus menyesuaikan segala keinginan dari dalam dirinya sendiri. Hubungan dengan lingkungan sosialnya menjadi lebih intensif bila ia mengembangkan bahasanya sehingga ia dapat menguraikan isi hatinya dengan lebih jelas dan dapat lebih mudah menerima maksud dan pendirian individu-idividu lain. Selama masa kanak-kanak tersebut ia juga mengenal tokoh-tokoh lain, yakni para paman dan bibinya, para tetangga serta kenalan-kenalan ayah-ibunya, dan dengan bermain-main bersama anak tetangganya di halaman ia mengalami suatuproses sosialisasi yang luas. Dalam hal itu seorang anak belajar mengenai arti dari umur dalam berbagai macam peranan sosial. Kakak-kakak dan teman-temannya yang lebih tua sering kali dimenangkan atau mempunyai berbagai hak yang lebih banyak, seringkali juga ia dipaksa mengikuti kemauan. Ketika seorang anakmulai sekolah, ia mulai belajar mengenai perbedaan antara jenis kelamin pria dan wanita.Contoh lain dari suatu proses sosialisasi yang dialami oleh bayi yang diasuh dalam suku Irian Jaya. Di sana bayi pada usia sangat muda sering sekali sudah akanberhadapan dengan berbagai wanita lain selain ibunya. Hal itu terjadi setelah ibu yang melahirkan bayi tersebut telah merasa kuat untuk bekerja kembali ke kebun ubi. Setiap hari ibu membawa bayinya untuk bekerja. Bayinya di ikat di atas punggungnya, dan selama waktu istirahat bayi itu selalu dikerumuni dan banyak mendapat perhatian dari para wanita lain di kebun. Para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda pula karena proses sosialisasi banyak di tentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.3. Enkulturasi3.1 Pengertian EnkulturasiProses enkulturasi adalah proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, sistem norma dan peraturanyang hidup dalam kebudayaannya.

Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu masyarakat, mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman-teman bermainnya. Sering kali iabelajar dengan meniru berbagai macam tindakan. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Kadang-kadang berbagai norma juga dipelajari seorang individu secara sebagian-sebagian dengan cara mendengar berbagai pendapat orang lain di dalam lingkungan pergaulannyapada saat-saat yang berbeda-beda, menyinggung atau membicarakan norma.3.2 Contoh EnkulturasiSebagai contoh misalnya, orang Indonesia setelah berpergian ke suatu tempat yang jauh terbiasa untuk memberikan oleh-oleh kepada kerabat dekat dan kepada para tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya.4. Difusi4.1 Pengertian DifusiProses difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.

Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun yang lalu, saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang sangat jauh, saat itulahunsur kebudayaan yang mereka punya juga ikutberpindah.Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi karena adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang,pelaut, serta golongan para ahli agama.Bentuk difusi yang lainnya adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dapat berlangsung dengan 3 cara, yaitu:

1.Hubungan symbioticHubungan symbiotic adalah hubungan di mana bentuk dari kebudayaan masing-masing hampir tidak berubah. Contohnya adalah di daerah pedalaman negara Kongo, Togo, dan Kamerun diAfrika Tengah dan Barat, ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu dan hasil hutan antarasuku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka terbatas hanya pada barter barang-barang itusaja, kebudayaan masing-masing suku tidak berubah.

2.Penetration pacifique (pemasukan secara damai)

Salah satu bentukpenetration pacifique adalah hubungan perdagangan. Hubungan perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh disbanding hubungan symbiotic. Unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penerima dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja, dan kadang-kadang dengan paksaan.

3.Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)

Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan karena peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awaldari proses masuknya kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, di sinilah proses pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan.Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion adalah proses difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-suku bangsa. Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada suatu unsur kebudayaan yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur itu mendorong (menstimulasi) terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap sebagai kebudayaan yang baru oleh warga penerima, walaupun gagasan awalnya berasal dari kebudayaan asing tersebut.4.2 Contoh DifusiContoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam bahasa Indonesia merupakan hasil serapan daribahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya difusi dalam struktur bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan munculnya kosakata baru dalam bahasa Indonesia terbagi dalam 2proses, yaitu:

1.Difusi eksternYaitu penyerapan kosakata asing oleh bahasa Indonesia yang mengubah bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampakdari difusi ekstern ini terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia dalam memadukan berbagai unsur bahasa asing sehingga menjelma menjadi bentuk kata-kata baru, seperti gerilyawan, ilmuwan, sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain.

2.Difusi internYaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan, dan lain-lain) atau dengan bahasa Sunda (kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai penyerapan kosakata.5. Akulturasi5.1 Pengertian AkulturasiAkulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam bentuk kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsurkebudayaan asli.5.2 Contoh AkulturasiContoh dari akulturasi antara lain:

1). Kereta Singo Barong (Cirebon)

Kereta Singa Barong yang dibuat pada tahun 1549 merupakan refleksi dari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak. Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam. Kereta ini dibuat oleh seorang arsitekkereta Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan pada kereta itu memang detail dan rumit. Mencirikan budaya khas tiga negara sahabat itu, pahatan wadasan dan mega mendung mencirikan khas Cirebon, warna-warna ukiran yang merah-hijau mencitrakan khas Cina. Dalam kereta itu, tiga budaya (Buddha, Hindu, dan Islam) digambarkan menjadi satu dalam trisula di belalai gajah.2). Keraton Kasepuhan Cirebon

Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarka berbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupun budaya lokal yang sudah ada sebelumnya yaitu Hindu dan Jawa. Semua elemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan Keraton Kasepuhan tersebut. Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gaya Eropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan). Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dinding bangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik dan tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi serta penggunaan jalusisebagai ventilasi udara.6. Asimilasi6.1 Pengertian AsimilasiAsimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang relatif lama, sehingga kebudayaan-kebudayaandari golongan-golongan tadimasing-masing berubahsifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru.6.2 Contoh AsimilasiSalah satu contoh proses asimilasi adalah programtransmigrasi yang dilaksanakan di Riau pada masa pemerintahan Orde Baru. Program transmigrasi ini tidak hanya berhasil meratakan jumlah penduduk di berbagai pulau di Indonesia, tetapi program transmigrasi ini juga mengakibatkan terjadinya asimilasi, terutama di wilayah Riau. Hal ini terlihat dari banyaknya transmigran yang menghasilkan budaya baru, misalnya Jawa-Melayu, Mandailing-Melayu, dan lainsebagainya.DAFTAR PUSTAKA

Harianto, Jimmy S. 2007. Keraton Kasepuhan dan Pergaulan Antarbangsa.. http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/1104h27.jpg&imgrefurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/kera27.htm&h=361&w=248&sz=20&hl=id&start=1&um=1&tbnid=WVVh_lQhe44UBM:&tbnh=121&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3Dkeraton%2Bkasepuhan%2Bcirebon%26svnum%3D10%26um%3D1%26hl%3Did (diakses pada 12 Maret 2012, pukul 16.43 WIB).Iskar, Soehenda. 2005. Aspek-aspek Budaya dalam Komunikasi Bahasa. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0505/07/khazanah/lainnya04.htm (diakses pada 12 Maret 2012, pukul 16.56 WIB).Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.Munandar, Agus Aris. 2007. Dinamika Kebudayaan Indonesia Suatu TinjauanRingkas. http://www.geocities.com/liacybercampus/lingua1(diakses pada 12 Maret 2012, pukul 16.27 WIB).Anonim. 2008. Riau yang Kehilangan Integritas. http://www.bangrusli.net/index.php?option=com_content&task=view&id=497&Itemid=38 (diakses pada 12 Maret 2012, pukul 16.18 WIB).10