IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT PENGGUNAAN...
-
Upload
phunghuong -
Category
Documents
-
view
279 -
download
0
Transcript of IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT PENGGUNAAN...
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DIREKTORAT PENGGUNAAN DAN
PEMASARAN PRODUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
(Survei Deskriptif : Pada Karyawan Divisi P3DN Tahun 2019)
Jelita Amelia
Prodi DIII Hubungan Masyrakat FIS UNJ
ABSTRAK
Kementerian Perdagangan RI adalah sebuah Lembaga pemerintahan yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang perdagangan dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintah
negara. Iklim komunikasi penting dalam sebuah organisasi, karena dengan
mengertahui iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. Tanggung
jawab seseorang dalam bekerja sangat juga berkaitan dengan kedisiplinan orang
tersebut. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi
organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan RI pada karyawan P3DN tahun 2018. Konsep yang
digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi organisasi dan variable yang
digunakan adalah iklim komunikasi yang memiliki delapan dimensi yaitu, struktur,
tanggung jawab, kehangatan dan dukungan, ganjaran, konflik, standar kinerja dan
pengharapan, identitas organisasi, risiko. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif
dengan metode penelitian deskriptif, penelitian dilakukan di Direktorat Penggunaan
dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI. Penulis
menggunakan kuesioner dan hasil wawancara sebagai data primer serta buku
sebagai data sekunder. Teknik penarikan sampel menggunakan probabilita sampel
dengan metode non probability sampling dengan menggunakan 80 sampel yaitu
karyawan Dit.P3DN, teknik analisis pada penelitian ini menggunakan tendensi
sentral mean. Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi struktur ini menandakan
karyawan P3DN mengetahui visi dan misi serta tujuan organisasi P3DN dan
hubungan karyawan dan pimpinan mempunyai hubungan yang baik. Dimensi
ganjaran kurang maksimalnya peluang kinerja mendapat ganjaran, dikarenakan
penerapan ganjaran dan pelanggaran yang masih rendah dan tidak dilaksanakan
oleh pimpinan Dit. P3DN. Hasil iklim komunikasi organisasi Dit. P3DN, saran penulis
sebaiknya memperbaiki keefektifan dalam bertanggung jawab dikarenakan rasa
tanggung jawab yang kurang oleh seluruh bidang P3DN yang berdampak pada
kinerja maupun hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai itu sendiri.
Kata kunci : Komunikasi Organisasi, Iklim Komunikasi, Tanggung Jawab.
PENDAHULUAN
Tidak dapat di pungkiri, Manusia adalah mahluk sosial yaitu mahluk yang
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia selalu hidup bermasyarakat
dan berorganisasi mulai dari lingkup kecil seperti keluarga hingga lingkup besar
seperti masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Harold Laswell, “we can not not
communication”. Kita tidak bisa hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi kita
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari,
berkeluarga dan juga berorganisasi. Dengan adanya komunikasi kita dapat saling
mengenal, membantu, belajar dan mengerti orang lain. Untuk kebutuhan pribadi
berkomunikasi sangat penting mulai dari pemenuhan kehidupannya, beradaptasi,
ekspresi diri dan juga aktualisasi diri dimana manusia berada.
Komunikasi memiliki berbagai macam jenis salah satunya ialah komunikasi
organisasi. Komunikasi organisasi adalah bentuk pertukaran pesan antara unit unit
komunikasi yang berada di dalam organisasi tertentu. Setiap unit kerja atau
organisasi melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan.
Iklim komunikasi penting dalam sebuah organisasi, karena dengan
mengertahui iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. Iklim
komunikasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pemimpin
organisasi karena factor tersebut banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada
tingkah laku karyawan. Kualitas yang dimiliki karyawan tidak hanya berasal dari
kecerdasan, keahlian maupun keterampilan, tetapi juga motivasi kerja serta
kedisiplinan maka di harapkan mampu menumbuhkan pula keinginan dan semangat
untuk bekerja maksimal, sehingga memiliki dampak tanggung jawab karyawan.
Iklim komunikasi terjalin tidak semata-mata dalam hubungan khusus saja
namun juga terlihat dari hubungan komunikasi sehari-hari saat mereka bekerja.
George Litwin dan Robert Stringer Jr menyebutkan iklim komunikasi yang terjadi
didalam organisasi dapat dilihat dari 8 faktor, diantaranya yaitu : struktur, tanggung
jawab, kehangatan dan dukungan, ganjaran, konflik, standar kinerja dan
pengharapan, identitas dan organisasi, resiko.1
Tanggung jawab seseorang dalam bekerja sangat juga berkaitan dengan
kedisiplinan orang tersebut. Tanggung jawab adalah sumber motivasi bagi
kelompok-kelompok tertentu dan meningkatkan loyalitas pada kelompok. Sehingga
seorang pimpinan dalam suatu instansi harus mampu memberikan motivasi kepada
pegawainya. Kemampuan seorang Direktur untuk memotivasi dan mempengaruhi,
mengarahkan, dan ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang. Motivasi yaitu kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi
kearah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi kebutuhan individual.
Komunikasi juga terdapat komunikasi internal dan external. Iklim komunikasi
sangat berkaitan dengan komunikasi internal karena dalam sebuah organisasi
ditunjang dalam beberapa bentuk komunikasi antara lain adalah komunikasi
vertikal. Komunikasi vertikal yaitu komunikasi dari atasan kebawahan dan sebaliknya
dari bawah ke atas.
1 Andre Hardjana, Komunikasi Organisasi Strategi Interaksi dan Kepemimpinan, Depok : PT Raja Grafindo
Persada, 2019, Hal 243
Kementerian Perdagangan RI adalah sebuah Lembaga pemerintahan yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan dibidang perdagangan dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintah
negara.2
Dalam Kementerian Perdagangan RI terdapat susunan organisasi yaitu
Sekretariat Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Direktorat Jendral Perdagangan
Dalam Negeri,. Didalam Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri terdapat
Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri yang bertugas mendukung
penggunaan produk dan pemasaran produk dalam negeri melalui program-program
yang dijalankan oleh empat Subdirektorat yaitu terdiri dari Subdirektorat
Pengembangan Produk Lokal, Subdirektorat Sarana Iklim Usaha Mikro Kecil
Menegah Perdagangan (MKMP), Subdirektorat Peningkatan Akses Pasar,
Subbagian Tata Usaha.3
Masalah tanggung jawab dalam kedisiplinan waktu kerap terjadi di
Kementerian Perdagangan divisi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri. Penulis berkesempatan mewawancarai Bapak Bunaya selaku Ketua
Sub Bagian Tata Usaha :
“Banyak masalah mengenai tanggung jawab, seperti kedisiplinan waktu. Disini kedisiplinan waktu faktornya ada macam-macam seperti,keluarga,ibu-ibu ngurus anaknya sekolah, masalah transportasi umum. Masalah kedisiplinan waktu tidak mempengaruhi hasil kerja karena ada toleransi waktu. Kalau misalnya datang telat 1 jam, maka jam pulang pun akan mundur dalam satu jam kedepan ”
2 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang organisasi dan
tata kerja Kementerian Perdagangan pasal 2 hal 2 ,diakses pada tanggal 13 mei 2018 pukul 16.00 3 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Tugas Dan Fungsi, https://www.indonesia.go.id/kementerian-
lembaga/kementerian-perdagangan-republik-indonesia ,diakses pada tanggal 13 mei 2019 pukul 16.00
Peran karyawan di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam
Negeri sangat penting dalam suatu instansi pemerintahan, maka keberadaan
karyawan harus di perhatikan, misalnya dengan membina hubungan yang jauh lebih
agar tercipta saling pengertian, kepercayaan dan kerjasama antara pimpinan
dengan karyawanya. Penulis berkesempatan mewawancarai Bapak Firsta selaku
karyawan Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri:
“kami selaku karyawan di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri selalu memberikan saran atau masukan mengenai topik rapat agar mendapatkan hasil rapat yang dinginkan. Saya juga terkadang tidak memiliki tanggung jawab dalam kedisiplinan waktu karena terkadang jalanan macet banget kalau pagi-pagi. Apalagi saya dari Tanggerang naik motor pula”4
Komunikasi antara atasan dengan karyawan, karyawan antar karyawan
berjalan dengan lancar. Namun, kerap rasa tanggung jawab karyawan menjadi
suatu masalah yang besar di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam
Negeri Kementerian Perdagangan RI yang berdampak kepada karyawan itu sendiri
seperti tidak produktivnya hasil yang di berikan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka komunikasi dirasakan menjadi sangat
penting dan merupakan sumber kehidupan dan kedinamisan intansi pemerintahan.
Dengan berkomunikasi atasan dengan bawahan, dan bawahan antar bawahan
dapat menangkap kehendak tanggung jawab dalam kedisiplinan waktu yang lebih
baik. Keadaan seperti ini pada akhirnya akan mampu memacu motivasi karyawan
dalam bekerja karena komunikasi yang terjadi memungkinkan lahirnya suasana
yang bertanggung jawab dan penuh dukungan. Sehingga bagi penulis menarik untuk
menggali jauh lebih tentang iklim komunikasi yang berkembang di Direktorat
Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI
4 Hasil wawancara penulis dengan karyawan di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri,
Pada Selasa tanggal 21 mei 2018, pukul 14.30
dengan ngaangkat judul penelitian ini adalah Iklim Komunikasi Organisasi Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI
(Survei deskriptif pada karyawan divisi P3DN Tahun 2019).
Berdasarkan latar belakang yang di paparkan penulis tertarik untuk meneliti
Bagaimana iklim komunikasi organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran
Produk Dalam Negeri Kmwntarian Perdagangan RI pada karyawan Divisi P3DN
tahun 2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi
Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian
Perdagangan RI pada karyawan Divisi P3DN tahun 2019.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Direktorat
Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI
untuk meningkatkan kepuasan karyawan supaya dapat meningkatkan motivasi kerja.
STUDI PUSTAKA
Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi secara garis besar dalam suatu
proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).5
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman informasi dalam organisasi yang kompleks.6
5 Rosady Ruslan, Management Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012,
Hal. 81 6 Ibid, hal 65
Wayne Pace dan Don F. Faules mendefinisikan komunikasi organisasi
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.7
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
Menurut Redding (1972), Iklim Komunikasi Organisasi merupakan fungsi
kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukan kepada anggota
organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan
mereka kebebasan dalam mengambil resiko mendorong mereka dan memberikan
mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan
informasi yang terbuka cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh
perhatian serta memperoleh infomasi yang dapat dipercaya dan terus terang oleh
anggota organisasi, secara aktif memberikan penyuluhan kepada para anggota
organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi
keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada kerja yang
bermutu tinggi dan memberi tantangan.8
George Litwin dan Robert Stringer Jr. mengemukakan dimensi penting dari
iklim komunikasi, yaitu : Struktur, Tanggung Jawab, Kehangatan dan dukungan,
Ganjaran, Konflik, Standar kinerja dan pengharapan, Identitas organisasi, Risiko.
7 Suranto, Komunikasi Organisasi Prinsip Komunikasi untuk Peningkatan Kinerja Organisasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2018, Hal: 17 8 Pace, R. Wayne. Faulus F. Don, Komunikasi Organisasi Srategi Meningkatkan Kinerja Karyawan Perusahaan,
2018, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, Hal. 154
METODOLOGI
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini penulis
hanya membuat deskripsi secara sistematis yang di arahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu di Iklim komunikasi organisasi di
Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian
Perdagangan RI untuk meningkatkan kepuasan karyawan supaya dapat
meningkatkan motivasi kerja.
Penelitian ini penulis menggunakan dimensi waktu penelitian Cross Sectional.
Penulis melakukan penelitian di Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gedung II lantai 7 di Jalan M. I. Ridwan
Rais No. 5, Jakarta Pusat pada bulan Juli 2019. Penulis melakukan penelitian
hanya dalam satu waktu dan tidak melakukan penelitian lain di waktu yang berbeda
untuk dibandingkan.
Populasi penelitian adalah wilayah generilasasi yang terdiri dari; objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu.9 populasi dalam
9 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2017,
hal 133
penelitian ini merupakan karyawan Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Ri berjumlah 80 orang.
Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian Sampel.10 Karena jumlah populasi kurang dari
100. Maka penelitian menggunakan total Sampel yaitu dengan jumlah karyawan
yang ada di Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan sebanyak 80 karyawan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik non probability sampling
yaitu teknik penarikan sampling jenuh. Teknik ini dipilih karena apabila subjeknya
kurang dari 100 orang. Lebih baik diambil semua jadi penelitianya merupakan
penelitian populasi. Metode pengambilan data yang dengan jelas mewakili atau
melibatkan seluruh anggota populasi disebut sensus.
Unit analisis adalah sesuatu yang akan di analisis. Dalam penelitian ini unit
analisis data yang digunakan oleh penulis adalah individu, yaitu Karyawan Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan.
Unit Observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini unit observasi yang digunakan oleh penulis adalah Karyawan
divisi Direktorat Penggunaan Dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui pengukuran
langsung, kuesioner, kelompok panel, atau data hasil wawancara dengan
narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah lagi.11 Data primer
yang diperoleh pihak penulis yaitu hasil kuesioner tentang Iklim komunikasi
10
Suharsini Arikunto, Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Asdi Mahasatya : Jakarta, 2013, Hal 174 11
Andra Tersiana, Ibid, Hal 75
organisasi di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan RI.
Data sekunder adalah data yang di terbitkan atau digunakan oleh organisasi
yang bukan pengolahnya.12 Data sekunder ini bersifat melengkapi data primer
sehingga dituntut untuk berhati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai
data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset atau mungkin terlalu banyak. Penulis
menggunakan data sekunder berupa buku dalam mendukung teori yang sesuai.
Penulis menggunakan skala interval pada penelitian ini. Penulis akan
menguji Iklim komunikasi organisasi di Direktorat Pengunaan dan Pemasaran
Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI dengan menggunakan interval
nilai 1-5, yaitu : Skala 1 = Sangat Tidak Setuju (STS), Skala 2 = Tidak Setuju (TS),
Skala 3 = Ragu-Ragu (RR), Skala 4 = Setuju (S), Skala 5 = Sangat Setuju (SS).
Peneliti menggunakan validitas kontruksi karena sesuai untuk mengukur
instrumen penelitian. Menurut Kriyantono, validitas konstruksi mencakup hubungan
antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk meyakinkan bahwa
pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-konsep dalam kerangka teori.13
Dalam penelitian mengenai Iklim Komunikasi Kementerian Perdagangan RI Divisi
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, penulis menggunakan validitas
untuk mengukur antara kesesuaian hasil dengan keadaan sebenarnya saat
melakukan penelitian. Karena penelitian ini menggunakan skala interval, untuk
analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan KMO dan Barlett Test. Untuk
mengetahui pernyataan kuesioner valid atau tidak caranya dapat dilihat jika pada
12
Elizabeth Goenawan Ananto, Metodologi Penelitian untuk PR, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2018, Hal 162 13
Rachmat Kriyantono, Op.cit, Hal 150
variabel tersebut dapat melihat KMO-MSA (Kaiser Mayer Olikin – measure of
sampling adequency).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian
reliabilita secara internal consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dalam penelitian Iklim
Komunikasi Kementerian Perdangan RI Divisi Penggunaan dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri penulis lakukan dengan pengujian reliabilitas secara internal
consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir analisis
yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency yang dilakukan sekali uji
coba saja.
Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Penulis menggunakan statistik deskriptif dengan
tujuan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu pada iklim
komunikasi organisasi Kementerian Perdagangan RI Divisi Direktorat Penggunaan
dan Pemasaran Produk Dalam Negeri tahun 2019. Statistik deskriptif yang
digunakan oleh penulis adalah tendensi sentral mean. Penulis menggunakan mean
karena untuk mengetahui iklim komunikasi Kementerian Perdagangan RI Divisi
Direktorat Penggunaan Dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.
Dalam penelitian ini penulis menulis konsep Komunikasi Organisasi dari
konsep tersebut dapat di turunkan menjadi variable. Variable adalah sesuatu yang
dijadikan objek penelitian, variable dalam penelitian ini adalah Iklim Komunikasi
Organisasi Kementerian Perdagangan RI di Divisi Direktorat Penggunaan dan
Pemasaran Produk Dalam Negeri, dari variable tersebut dapat diturunkan menjadi
delapan dimansi yaitu, struktur, tanggung jawab, kehangatan dan dukungan,
ganjaran, konflik, standar kinerja dan pengharapan, identitas organisasi, resiko.
Dimensi pertama adalah struktur, dimensi ini terdiri dari tiga indikator yaitu
organisasi, perilaku para anggota, penyelesaian tugas. Dimensi kedua adalah
tanggung jawab, dimensi ini terdiri dari indikator bertanggung jawab atas pekerjaan,
sumber motivasi, meningkatkan loyalitas. Dimensi ketiga kehangatan dan dukungan,
dimensi ini terdiri dari indikator hubungan ramah, saling membantu, kinerja tinggi.
Dimensi keempat ganjaran, terdiri dari indikator peluang kinerja mendapatkan
ganjaran sepadan, pelanggaran. Dimensi kelima konflik, terdiri dari indikator
persaingan antar departemen, solusi, meningkatkan keutuhan. Dimensi keenam
standar kinerja dan pengharapan, terdiri dari indikator pengharapan organisasi,
penetapan kinerja. Dimensi ketujuh identitas organisasi, indikatornya terdiri dari
semangat tim, umpan balik dari sesama anggota, merasa bangga sebagai anggota
kelompok. Dimensi terakhir adalah risiko, indikator terdiri dari peluang mengambil
risiko, motif berprestasi, keberanian membuat keputusan.
HASIL PENELITIAN
Berikut adalah hasil KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,504
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 1331,487
Df 990
Sig.
,000
(Sumber : Hasil penelitian penulis dengan SPSS 23.0, 2019)
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan penulis, hasil yang
diperoleh nilai KMO – MSA (Kaiser Mayer Olkin – Measure of Sampling Adequancy)
sebesar 0,504 melebihi 0,5 maka data pada penelitian mengenai Iklim Komunikasi
Organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan RI dinyatakan valid. Bartlett’s Test Sphericity
menunjukan nilai signifikan 0,000 dibawah 0,050 bahwa instrumen ini telah
memenuhi syarat valid.
Berikut adalah hasil Case Processing Summary dan Realibility Statistics:
N=80
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 80 100,0
(Sumber : Hasil penelitian penulis dengan SPSS 23.0, 2019)
N=80
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
,789 ,792 45
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 23.0 reliabilitas dari variabel Iklim
Komunikasi Organisasi dapat dilihat bahwa 45 pernyataan yang diajukan penulis
kepada 80 responden mempunyai nilai Cronbach’s Alpha = 0,789 dan Cronbach’s
Alpha Based on Standarized Items sebesar 0,792, maka data pada penelitian iklim
komunikasi organisasi Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan RI dapat dikatakan reliable
Hasil Analisis diagram mean per dimensi :
Iklim Komunikasi Organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
(Survei Deskriptif : Pada Karyawan Divisi P3DN Tahun 2019)
Pada penelitian ini, penulis meneliti mengenai iklim komunikasi organisasi
Direkotrat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian
Perdagangan pada karyawan P3DN penelitian ini memiliki delapan dimensi dan dua
puluh indikator. Dimensi pertama pada penelitian ini adalah struktur yang terdiri dari
dua indikator yaitu organisasi dan perilaku para anggota Indikator organisasi dan
perilaku para anggota memiliki mean tertinggi, hal ini dapat disimpulkan dari
pernyataan yang ada di kuesioner bahwa banyak responden yang sudah
mengetahui organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam
Negeri. Dimensi kedua adalah tanggung jawab, yang terdiri dari tiga indikator yaitu
bertanggung jawab atas pekerjaan, sumber motivasi, meningkatkan loyalitas Mean
tertinggi indikator sumber motivasi dan meningkatkan loyalitas mempunyai hasil nilai
mean yang sama, sehingga sumber motivasi dan mingkatkan loyalitas pada dimensi
tanggung jawab tersebut adalah memiliki nilai baik pada karyawan Direktorat
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
Struktur Tanggung
Jawab
Kehangatan
dan Dukungan
Ganjaran Konflik Standar Kinerja
dan
Pengharapan
Identitas
Organisasi
Risiko
Grafik rata-rata perdimensi
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Dimensi ketiga yaitu
kehangatan dan dukungan yang terdiri dari tiga indikator yaitu, hubungan ramah,
saling membantu, dan kinerja tinggi. Mean tertinggi pada indikator kehangatan dan
dukungan adalah indikator hubungan ramah dapat diartikan responden sebenarnya
sudah menilai baik hubungan ramah antar karyawan, karyawan dengan atasan.
Dimensi keempat adalah ganjaran yang terdiri dari dua indikator yaitu, peluang
kinerja mendapatkan ganjaran dan pelanggaran. Nilai mean pada dua indikator ini
memiliki nilai yang sama. Maka dapat diartikan dimensi pada ganjaran di iklim
komunikasi organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
tidak menerapkan ganjaran dan pelanggaran. Dimensi kelima adalah konflik yang
terdiri dari tiga indikator yaitu, persaingan antar bidang, solusi, dan meningkatkan
keutuhan. Dimensi ini memiliki nilai mean tertinggi 4 dari 8 dimensi. Indikator pada
dimensi ini yang memiliki mean tertinggi adalah indikator pesaingan antar bidang,
rata-rata pada pernyataan tersebut responden menjawab setuju dikarnakan
responden sudah dapat menilai bahwa di iklim komunikasi organisasi Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri tidak memiliki persaingan antar
bidang. Dimensi keenam adalah standar kinerja dan pengharapan yang memiliki dua
indikator, yaitu pengharapan organisasi dan penetapan kinerja. Pada dimensi ini
memiliki nilai mean ke 7 dari 8 dimensi yang dapat dikatakan mean rendah. Dimensi
ketujuh yaitu identitas organisasi yang memiliki tiga indikator yaitu, semangat tim,
umpan balik dari sesama anggota dan merasa bangga sebagai anggota. Nilai mean
pada dimensi ini memiliki nilai ke 5 dari 8 dimensi, dapat dinyatakan indentitas
organisasi di iklim komunikasi organisasi Direktorat Penggunaan dan Pemasaran
Produk Dalam Negeri memiliki nilai yang baik. Dimensi kedelapan yaitu risiko yang
memiliki dua indikator yaitu, peluang mengambil risiko dan keberanian membuat
keputusan. Nilai mean pada dimensi ini adalah 3 dari 8 dimensi. Nilai mean tertinggi
pada dimensi ini adalah keberanian membuat keputusan sehingga banyak
responden yang menjawab setuju pada indikator tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan pada penelitian ini adalah Struktur merupakan dimensi tertinggi dengan
indikator organisasi dan perilaku para anggota, Melalui hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa iklim komunikasi organisasi Direktorat Penggunaan dan
Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI sudah dapat
membangun organisasi yang baik, dengan begitu iklim komunikasi organisasi
Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian
Perdagangan RI ini menandakan karyawan P3DN mengetahui visi dan misi serta
tujuan organisasi P3DN dan hubungan karyawan dan pimpinan mempunyai
hubungan baik.
Saran pada penelitian ini adalah Memperbaiki keefektifan bertanggung jawab dalam
kedisiplinan waktu, dikarenakan rasa tanggung jawab yang kurang oleh seluruh
bidang P3DN yang berdampak pada kinerja maupun hasil dari pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai itu sendiri. Dengan kurangnya rasa tanggung jawab oleh
pegawai maupun pempinan P3DN membuat kedisiplinan mereka sangatlah kurang
dan akan mempengaruhi hasil kerja P3DN itu sendiri, karena hasil kerja merupakan
aspek yang penting di dunia pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 18.0, Yogyakarta : Gerailmu.
Ananto, Elizabeth Goenawan. 2018. Metodologi Penelitian untuk PR, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Arnii, Muhammad. 2015. Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara.
Hardjana, Andre. 2019. Komunikasi Organisasi Strategi Interaksi dan Kepemimpinan, Depok : PT Raja Grafindo Persada.
Kriyanto, Rachmat. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Rawamangun: Kencana
Prenada Media. Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson
Education. Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta : Rajawali Press. Muhtadi, Saeful Asep. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: CV Pustaka
Setia Mustafa, Zaenal. 2009. Mengurai Variable Hingga Instrumen, Yogyakarta : Graha
Ilmu Neuman, W Lawrence. 2011. Social Research Methods: Seventh Edition, Boston:
Person. Priyatno, Duwi. 2018. SPSS Panduan Mudah Olah Data, Yogyakarta : Andi
(Anggota IKAPI). Ruslan, Rosady. 2012. Management Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada Ruslan, Rosady. 2017, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta. Siregar, Ir. Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT. Fajar
Interpratama Mandiri. Siregar, Ir. Syofian. 2016. Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta. Suranto. 2018. Komunikasi Organisasi Prinsip Komunikasi untuk Peningkatan
Kinerja Organisas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tersiana, Andra. 2018. Metode Penelitian, Yogyakarta : Startup. Wayne, Pace R, Don, Faulus F. 2018, , Komunikasi Organisasi Srategi
Meningkatkan Kinerja Karyawan Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.