IKHTISAR EKSEKUTIF -...

118
LKIP DISPERTAPA 2015 1 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. Sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan arah bagi peningkatan kinerja dan fungsi yang dijalankan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan serta urusan yang menjadi kewenangannya. Penjabaran target kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja dievaluasi melalui penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang dilakukan setiap tahun. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya berupa anggaran dan SDM, maka sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2015 ditetapkan dengan dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dokumen penetapan kinerja tersebut digunakan sebagai dasar untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015. Dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2015, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran.

Transcript of IKHTISAR EKSEKUTIF -...

Page 1: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 1

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung

jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.

Sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana

Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

merupakan arah bagi peningkatan kinerja dan fungsi yang dijalankan

berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan serta urusan

yang menjadi kewenangannya. Penjabaran target kinerja yang

ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan yang

dituangkan dalam rencana kerja dievaluasi melalui penyampaian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang dilakukan

setiap tahun.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian

Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dengan mempertimbangkan

ketersediaan sumberdaya berupa anggaran dan SDM, maka sasaran

yang ingin dicapai pada tahun 2015 ditetapkan dengan dokumen

Penetapan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung. Dokumen penetapan kinerja tersebut digunakan sebagai

dasar untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan

Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015.

Dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015 tersebut diuraikan

sasaran-sasaran dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung yang diprioritaskan untuk dicapai,

indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan

pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2015,

program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung

pencapaian masing-masing sasaran.

Page 2: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 2

Berdasarkan analisis terhadap pencapaian kinerja Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2015,

beberapa capaian yang mengindikasikan keberhasilan kinerja Dinas

Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Pada tahun 2015, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7

sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang

ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015, tingkat

pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 %

(Sangat baik).

Uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Strategis terjaganya ketersediaan pangan, diukur

melalui 5 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat

Baik (rata-rata capaian 103,49%) Indikator Kinerjanya berupa;

1). Score Pola Pangan Harapan (PPH) dari target 91,25 dapat

terealisasi 91.26 atau terealisasi mencapai (100,01%). 2).

Penguatan cadangan pangan dari target 60 ton dapat terealisasi

sebanyak 72.26 ton atau terealisasi mencapai (120.43%), 3).

Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras : dari target 91,40

kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 91,31

kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,10%). Tingkat

konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan

perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat

konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja

tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi

pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target

itu menunjukan kinerja yang baik karena targetnya adalah

mengurangi konsumsi beras setiap tahunnya.; b. tingkat

konsumsi Daging : dari target 16,12 kg/kapita/tahun dapat

terealisasi sebesar 17,62 kg/kapita/tahun atau terealisasi

mencapai (109.31%); dan c. tingkat konsumsi Ikan : dari target

Page 3: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 3

34,20 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 34,28

kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,23%);

2. Sasaran Strategis meningkatnya produksi dan produktivitas

hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator

Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata

capaian 100,46%), Indikator Kinerjanya berupa : 1).

Produktivitas tanaman padi dari target 65,05 kwintal/Ha dapat

terealisasi sebanyak 65,05 kw/ha atau terealisasi mencapai

(100,00 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi

65,03 kwintal/Ha 2). Produksi tanaman hias dari target

188.500 pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 189.002

pot/tahun atau terealisasi mencapai (100,27 %), sedangkan

pada tahun sebelumnya terealisasi 186.920 pot/tahun 3).

Populasi ternak : a. Sapi : dari target 1.604 ekor dapat

terealisasi sebanyak 1.625 ekor atau terealisasi mencapai

(101,31 %) sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi

1.554 ekor, b. Domba : dari target 30.833 ekor dapat terealisasi

sebanyak 30.991 ekor atau terealisasi mencapai (100,51 %),

sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 29.955 ekor; 4).

Produksi Ikan : a. Ikan Konsumsi : dari target 2.846 ton dapat

terealisasi sebanyak 2.877 ton mencapai (101,09 %), sedangkan

pada tahun sebelumnya terealisasi 2.764,09 ton b. Ikan Hias

dari target 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670

ekor atau terealisasi mencapai (110,46 %), sedangkan pada

tahun sebelumnya terealisasi 721.700 ekor.

3. Sasaran Strategis terkendalinya kasus penyakit zoonosa

diukur melalui 1 indikator Kinerja dengan capaian kategori

Sangat Baik ( capaian 200% ) indikator kinerjanya berupa

jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari

target maksimal kejadian 8 kasus ternyata kejadian 0

kasus tahun sebelumnya terjadi 1 kasus, hal ini menunjukan

Page 4: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 4

kinerja baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka

semakin baik kinerjanya.

4. Sasaran Strategis menurunnya produk pangan segar yang

tercemar diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian

kategori Sangat Baik ( capaian 160,00 % ) indikator

kinerjanya berupa jumlah pangan segar yang tercemar, dari

target kejadian kasus maksimal 50 kasus realisasinya 20

kasus ini menunjukkan kinerja yang baik karena semakin

sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya.

5. Sasaran Strategis bertambahnya pelaku usaha di bidang

pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator Kinerja

dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas

131,41 %) indikator kinerjanya berupa Jumlah pelaku usaha di

bidang pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 750

pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 755 pelaku usaha

atau teralisasi sebesar (100,67 %); dan b. Olahan : dari target

370 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 600 orang

pelaku usaha atau sebesar (162,16 %).

6. Sasaran Strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha

yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan

diukur melalui 2 indikator kinerja dengan capaian kategori

Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 101,42 %) indikator

kinerjanya berupa jumlah pelaku usaha yang menggunakan

sarana teknologi pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari

target 630 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 640 pelaku

usaha atau teralisasi sebesar (101,59 %); dan b. Olahan : dari

target 160 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 162

orang pelaku usaha atau sebesar (101,25 %).

7. Sasaran Strategis terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan

publik dan akuntabilita kinerja diukur melalui 4 indikator

Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata

capaian diatas 100,96 %) indikator kinerjanya berupa : 1).

Page 5: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 5

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari target 80 dapat

terealisasi 81,07 atau mencapai 101,34 %; 2). Prosentase

keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti dari target

100 % dapat terealisasi 100 %; 3). Nilai evaluasi AKIP dari target

angka 75 dapat terealisasi 76,87 (A) atau terealisasi mencapai

102,49 %; 4). Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %.

Selain beberapa capaian kinerja tersebut, masih ditemui beberapa

kendala dan permasalahan dalam peningkatan kinerja Dinas

Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung antara lain :

– Terlambatnya pengesahan APBD murni dan pengesahan APBD

Perubahan

– Menumpuknya beban pekerjaan dan pencairan anggaran pada

akhir Triwulan ke -4 setiap tahunnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu

dilakukan, diantaranya adalah :

– Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

– Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia

sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya.

– Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati

pada awal pelaksanaan kegiatan.

Page 6: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 6

Beberapa penghargaan yang diraih oleh Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung selama tahun 2015 adalah :

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD

TAHUN 2015 KETERANGAN

1. Peluncuran Program Raskin/Rastra Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Penghargaan Kinerja Penyaluran Raskin Tahun 2015 Kategori Kota Dengan Penyaluran dan Pembayaran Harga tebus Raskin terbaik

2. Peluncuran Program Raskin/Rastra Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Penghargaan Kinerja Penyaluran Raskin Tahun 2015 Kategori Dukungan APBD terhadap Kelancaran Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2015

Page 7: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 7

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD

TAHUN 2015 KETERANGAN

1. Kontes Ternak Komoditas Ternak Domba Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

1. Juara 1 kategori Raja Pejantan (an. H. Opi)

2. Juara 2 kategori pejantan (an. H. Opi)

3. Juara 3 Ratu Bibit (an. H. OO Sutisna)

4. Juara 3 Raja Petet (an. H. Opi)

Kerjasama Dispertapa dengan Himpunan Peternak Domba Kambing

Indonesia (HPDKI) Kota Bandung

Page 8: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 8

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD

TAHUN 2015 KETERANGAN

2. Lomba Masak Daging Domba Pentas ternak Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Masak Daging Domba Pentas ternak Tingkat Provinsi Jawa Barat

Kerjasama Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Pokja 3 PKK Kota Bandung

Page 9: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 9

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD

TAHUN 2015 KETERANGAN

3. Lomba Olahan dan Pemasaran Peternakan Tingkat Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Olahan dan Pemasaran Peternakan Tingkat Jawa Barat (an. Kelompok Usaha Sizi Atjep)

4. Lomba Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Skala Kecil Terbaik Jenis Produk Pindang Presto Tahun 2015

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Skala Kecil Terbaik Jenis Produk Pindang Presto Tahun 2015

Page 10: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 10

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD

TAHUN 2015 KETERANGAN

5. Lomba Merangkai Buah-buahan dan Sayuran pada Hari Krida Pertanian (HKP) ke- 43 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Merangkai Buah-buahan dan Sayuran pada Hari Krida Pertanian (HKP) ke- 43 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Page 11: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan

yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaksanaan lebih

lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya

disingkat LKIP adalah Dokumen yang berisi gambaran, perwujudan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan

disampaikan secara sistematik dan melembaga sedangkan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya

disingkat AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu Intansi

Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan /

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban

secara periodik. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015

pada dasarnya dilatarbelakangi oleh tekad dan kesungguhan untuk

melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-

undangan yang ada maupun dokumen perencanaan pembangunan

daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah

(RPJMD) serta ikut memenuhi tuntutan visi, misi dan agenda

pembangunan Walikota Bandung sebagai acuan dalam

penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung.

Page 12: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 12

Dalam rangka penyelenggaraan good governance, diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang

tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme.

Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap instansi pemerintah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya

serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada

suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing

instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang

disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga

pengawasan, dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan

kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut

menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan

melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015, mengacu kepada

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung 2013–2018, yang merupakan penjabaran Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung

Tahun 2013-2018, Rencana Kinerja Tahun 2014Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung, yang merupakan penjabaran dari

Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun

2015, serta Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (KUAPBD) Kota Bandung Tahun 2015 yang merupakan

dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah Kota

Bandung.

Page 13: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 13

1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah nomor : 13 tahun 2009

tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13

Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas

Daerah Kota Bandung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

Pemerintah Bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan

asas otonomi dan pembantuan yang diserahkan oleh Walikota.

Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Bandung terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan dan Program

3. Bidang Produksi

a. Seksi Produksi Peternakan dan Perikanan

b. Seksi Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Konservasi

4. Bidang Bina Usaha

a. Seksi Pemasaran dan Pelayanan Usaha

b. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan

5. Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian

a. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Perikanan

b. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan

Hortikultura

6. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan

a. Seksi Pencegahan Penyakit dan Pengawasan Lalulintas

Hewan

b. Seksi Pemberantasan Penyakit Hewan

7. Bidang Ketahanan Pangan

a. Seksi Keamanan dan Mutu Pangan;

Page 14: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 14

b. Seksi Ketersediaan dan Penganekaragaman Pangan;

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas

a. UPT Pembibitan dan Pembenihan

b. UPT Rumah Potong Hewan

c. UPT Klinik Hewan

1.3.TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan ketahanan pangan

berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan

ketahanan pangan

2. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dan

Pelayanan umum di bidang pertanian dan ketahanan

pangan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian

yang meliputi Produksi, Bina Usaha, Pengawasan Mutu

Hasil Pertanian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Hewan, serta Ketahanan Pangan.

4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Page 15: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 15

1.4.ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI

Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah

untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.

Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan

akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan

secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan

menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah

kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan

pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi SKPD dimasa

datang.Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah

keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian

yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada

masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis dalam

perencanaan pembangunan daerah di Kota Bandung dapat

diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

1) Pemantapan Ketersediaan pangan berbasis kemandirian

2) Keterbatasan lahan pertanian perkotaan

3) Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha

Pertanian dan Perikanan

4) Penggunaan sarana teknologi pertanian masih rendah

5) Masih adanya kasus-kasus penyalahgunaan bahan kimia

berbahaya pada produk pertanian

6) Masih adanya potensi pemaparan zoonosa

Page 16: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 16

1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LKIP

Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan LKIP Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kineja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata

Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;

12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota

Bandung dan Sekretariat DPRD Kota Bandung, sebagaimana telah

Page 17: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 17

diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun

2009.

13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang

Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Bandung Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung

Tahun 2013-2018;

1.6.SISTEMATIKA LKIP DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

KOTA BANDUNGTAHUN 2015

Penulisan LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

BandungTahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Ringkasan Eksekutif

Berisi ringkasan pencapaian kinerja/ tujuan dan sasaran Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014.

BAB I

Pendahuluan menguraikan tentang tentang latar belakang, gambaran

umum organisasi, tugas dan fungsi organisasi, isu strategis yang

dihadapi, dasar hukum dan sistematika penyusunan LKIP

BAB II

Perencanaan Kinerja pada pada 2.1. menguraikan Renstra strategis

sebelum Reviu, rencana strategis, IKU dan perjanjian kinerja,

sedangkan untuk 2.2. menguraikan rencana strategis hasil

Reviu,rencana strategis, IKU dan perjanjian kinerja

Page 18: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 18

BAB III

Akuntabilitas Kinerja menguraikan tentang Capaian IKU, Pengukuran

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja, akuntabilitas keuangan dan

prestasi.

BAB IV

Penutup Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan

keberhasilan/ kegagalan, permasalahan/ kendala yang berkaitan dengan

kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dan

tindaklanjut pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode

berikutnya.

Lampiran

Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota BandungTahun 2015, IKU, RKT, Penetapan Kinerja dan

Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran.

Page 19: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 19

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

2.1. RENCANA STRATEGIS SEBELUM REVIU

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses

sistimatis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi

dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi

sumber daya (Manusia, Alam, dan Keuangan) yang dimiliki oleh Daerah

yang bersangkutan, dalam hal ini DinasPertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Bandung.

Rencana Strategis DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari

tahun 2013 – 2018 ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Penetapan jangka waktu 5

tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota

terkait dengan penetapan / kebijakan bahwa Rencana Strategis Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dibuat pada masa

jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah

daerah akan menjadi akuntabel.

Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

tersebut ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana

telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Disamping itu pula, Renstra

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung diharapkan dapat

Page 20: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 20

mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Pusat dan Daerah sebagai suatu

sistem perencanaan pembangunan nasional.

Penyusunan Renstra DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses

penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan melibatkan

stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan hasil

kesepakatan bersama antara DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung dan stakeholder.

Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam RPJMD Kota

Bandung Tahun 2013–2018adalah :

“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG

YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”

Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 disusun dalam rangka

mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam

mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, adapun misi kota Bandung

terdiri dari:

1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang,pembangunan

infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan

nyaman.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan

melayani.

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.

Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, maka dalam rangka pencapaian Misi

Pemerintah Kota Bandung,Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Page 21: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 21

Bandungberkontribusi untuk mewujudkan misi 3 dan 4 dalam RPJMD

2013-2018 yaitu :

Misi 3 : Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya

saing.

Urusan Pertanian :

Tujuan :

Peningkatan taraf kesehatan dan perluasan akses layanan.

Sasaran :

Pencegahan penyakit hewan menular ( zoonosis)

Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi :

1) Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak, terutama

penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan

manusia)

2) Melaksanakan secara rutin vaksinasi, desinfeksi, depopulasi bila ada

kasus kejadian, dan surveilance di wilayah Kota Bandung,

3) Meningkatkan pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan

Misi 4 : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.

Urusan Ketahanan Pangan,

Tujuan :

Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan

perikanan secara berkesinambungan

Sasaran :

Terjaganya Ketersediaan Pangan

Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi :

Penguatan cadangan pangan dengan melakukan pengadaan beras

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar

Meningkatkan ketahanan pangan pada skala rumah tangga dengan

pengukuran Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Page 22: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 22

Indikator kinerja SKPD yang masuk pada tujuan dansasaran RPJMD

2013 2018 yaitu Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras,

pengendalian Penyakit Zoonosa di Kota Bandung, Jumlah Pelaku Usaha

Olahan Hasil Pertanian, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1.

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 2013-2018

No.

Indikator

Kinerja

Sasaran

Kondisi

Kinerja

pada

awal

periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

Kinerja

pada

akhir

periode

RPJMD Tahun

0

Tahun

1

Tahun

2

Tahun

3

Tahun

4

Tahun

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Penguatan

Cadangan

Pangan

ekuivalen

beras

24 Ton 24

Ton

60

Ton

60

Ton

60

Ton

60

Ton

240

Ton

2. Penyakit

Zoonosa di

Kota

Bandung

1 kasus 8

kasus

8

kasus

8

kasus

8

kasus

8

kasus 8 kasus

3. Jumlah

Pelaku

Usaha

Olahan Hasil

Pertanian

65 100 150 200 250 300 1.000

Page 23: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 23

Selanjutnya, Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan

dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Didalam Renja

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dimuat program dan

kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun

mendatang.

2.1.1. RENCANA STRATEGIS

A.VISI

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menerapkan

Visinya adalah:

“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

YANG TANGGUH DAN UNGGUL”

1. Pertanian Tangguh :

Pertanian tangguh adalah kegiatan pertanian yang mampu bersaing

dan bertahan dalam kondisi apapun, serta mampu menghasilkan

produk hasil pertanian dengan memanfaatkan secara optimal potensi

sumber daya pertanian (lahan, manusia dan teknologi) secara

berkelanjutan.

2. Pertanian Unggul :

Pertanian unggul adalah kegiatan pertanian melalui terobosan inovasi

teknologi dan pemilihan komoditas unggul yang memiliki

produktivitas tinggi, mempunyai nilai ekonomi tinggi, bisa

dikembangkan dilahan terbatas, memiliki daya saing serta mampu

memanfaatkan potensi dan peluang pasar yang masih terbuka dalam

upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Ketahanan Pangan Tangguh :

Ketahanan pangan yang tangguh adalah kondisi terpenuhinya

pangan bagi setiap individu dan rumah tangga secara terus menerus

yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam

Page 24: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 24

jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh

masyarakat.

4. Ketahanan Pangan Unggul :

Ketahanan pangan yang unggul adalah kondisi terwujudnya pola

konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman yang

diindikasikan oleh tercapainya Score Pola Pangan Harapan.

B. MISI

VISI MISI

“TERWUJUDNYA

PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN

UNGGUL”

1. Mengembangkan potensi sumberdaya

pertanian secara berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

2. Meningkatkan ketahanan pangan

3. Meningkatkan pengawasan mutu dan

keamanan pangan

4. Meningkatkan pelayanan di bidang

pertanian.

C. TUJUAN

MISI TUJUAN

Mengembangkan potensi

sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan

secara berkelanjutan Meningkatkan ketahanan pangan

Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan

Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan

aman untuk dikonsumsi

Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.

Peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara

berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung

terbebas dari penyakit hewan zoonosis).

Page 25: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 25

Peningkatan pelayanan di

bidang pertanian

Meningkatkan pemasaran

produk pertanian

D. SASARAN

TUJUAN SASARAN

Meningkatkan ketahanan pangan, produktifitas hasil

pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan

1. Terjaganya Ketersediaan Pangan

2. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan

Berkembangnya Usaha di

Bidang Pertanian dan Perikanan

Terjaganya Pertumbuhan

Ekonomi

Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan

aman untuk dikonsumsi

Peningkatan Produktivitas Keamanan Pangan dan Pelaku

Usaha Olahan Hasil Pertanian

Peningkatan taraf kesehatan

masyarakat secara berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung

terbebas dari penyakit hewan zoonosis)

Terkendalinya kasus penyakit

zoonosa

Peningkatan pelayanan di bidang pertanian

1. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

2. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi

3. Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

Page 26: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 26

E. INDIKATOR KINERJA SASARAN

SASARAN INDIKATOR KINERJA

Terjaganya Ketersediaan Pangan

1. Score Pola Pangan Harapan (PPH)

2. Peguatan Cadangan Pangan

Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian

dan perikanan

1. Produktivitas tanaman padi

2. Produktivitas tanaman hias

3. Meningkatnya jumlah pohon

produktif

4. Populasi ternak Sapi

5. Populasi ternak Domba

6. Peningkatan produksi Ikan Konsumsi

7. Peningkatan produksi Ikan Hias

Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan

Jumlah Pelaku Olahan Hasil Pertanian

Meningkatnya Keamanan Pangan Segar

Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar

Terkendalinya kasus penyakit zoonosa

Penyakit Zoonosa di Kota Bandung

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM}

Meningkatnya Kapasitas dan

Akuntabilitas Kinerja birokrasi

Nilai evaluasi AKIP

Terwujudnya Pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN

1. Prosentase Temuan

Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti

2. Prosentase Tertib Administrasi

Barang / asset daerah

Page 27: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 27

TABEL 2.2.

TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SEBELUM REVIU

INDIKATOR

KINERJA SATUAN

KONDISI AWAL

RENS-TRA

TARGET KINERJA PADA TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Nilai

87.3 87.8 90.0 90.30 90.3 91

Penguatan Cadangan Pangan

Ton 24 24 60 60 60 60

Produktivitas tanaman padi

Kw/ha 62,95 63,09 65,05 68,04 69,05 70

Produktivitas

tanaman hias Pot/tahun 185.000 186.500 188.500 190.000 192.000 195.000

Meningkatnya jumlah pohon produktif

Pohon - 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Populasi ternak Sapi

Ekor 1.307 1.417 1.488 1.562 1.640 1.722

Populasi ternak Domba

Ekor 26.901 29.365 30.833 32.375 33.994 35.693

Peningkatan produksi Ikan Konsumsi

Ton 2.575 2.600 2.630 2.665 2.705 2.750

Peningkatan produksi Ikan Hias

Ekor 721.700 821.700 921.700 1.021.700 1.121.70

0 1.221.700

Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar

Kasus 41 50 50 40 40 35

Penyakit Zoonosa di Kota Bandung

Kasus 1 8 8 8 8 8

Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian

Pelaku usaha

65 100 150 200 250 300

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM}

Katagori B B B A A A

Nilai evaluasi AKIP

Katagori CC B B A A A

Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti

% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah

% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 28: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 28

2.1.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan

tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007

tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran

keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.

Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama

untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja

Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor :

640/Kep.210-BAG.ORPAD Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama

(IKU) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013-2018. Upaya

untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga

melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat

Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam

melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan

dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu

organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015 sebelum reviu

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3.

TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN

KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 SEBELUM REVIU

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA UTAMA

SATUAN PENJELASAN

1

Terjaganya

ketersediaan

pangan

Penguatan

Cadangan

Pangan ekuivalen beras

Ton Pengadaan beras sebagai

cadangan pangan kota

Page 29: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 29

Score Pola

Pangan Harapan

(PPH)

Nilai Pola pangan harapan merupakan

suatu metode yang digunakan

untuk menilai jumlah dan

komposisi atau ketersediaan pangan. golongan bahan pangan.

Cara Perhitungan PPH :

Penyediaan pangan terdiri dari

komponen produksi, perubahan

stok, impor dan ekspor. Rumus

penyediaan pangan adalah : Ps = Pr - ∆St + Im – Ek

Dimana:

Ps : Total penyediaan dalam

negeri

Pr : Produksi ∆St : Stok akhir – stok awal

Im : Impor

Ek : Ekspor

2 Meningkatnya hasil

produksi pertanian

tanaman pangan

1. Produktivitas

tanaman padi

Kw/ha Formulasi Penghitungan :

Produktivitas = Produksi (Kw)

Luas Panen (Ha)

2. Produksi

tanaman hias

3 Terjaganya

pertumbuhan

ekonomi

Jumlah Pelaku

Usaha Olahan

Hasil Pertanian

Pelaku

usaha

Jumlah pelaku usaha baru

setelah dilakukan pelatihan

4 Terkendalinya

penyakit hewan /

ternak di Kota Bandung

Jumlah kasus

penyakit zoonosa

kasus Kejadian kasus ditargetkan tidak

akan lebih dari 8 kasus

5

Meningkatnya

jumlah ternak

1. Populasi

ternak sapi

ekor Formulasi Penghitungan :

Populasi = Po + Kelahiran -

kematian - (Pemotongan +

unregister) - Pengeluaran + Pemasukan

2. Populasi

ternak domba

ekor

6

Meningkatnya

produksi ikan

1. Produksi Ikan

Konsumsi

ton

Formulasi Penghitungan :

Produksi Ikan Konsumsi : P =

Luas lahan (kolam) x padat tebar

- kematian ket: Kematian =

rata-rata 10 % Padat tebar

tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)

Page 30: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 30

2. Produksi Ikan

Hias

ekor

Produksi Ikan Hias : P = Luas lahan (kolam) x padat tebar -

kematian

ket:

Kematian = rata-rata 10 %

Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)

7 Terwujudnya

Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik

Terwujudnya

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

Kategori Sesuai dengan SK Menpan No.16

Tahun 2014 tentang survey kepuasan masyarakat

8 Meningkatnya Kapasitas dan

Akuntabilitas

Kinerja birokrasi

Nilai evaluasi AKIP

Kategori Peraturan Menteri Pendayagu-naan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

9 Terwujudnya

Pemerintahan yang

bersih dan bebas KKN

Prosentase

Temuan

Pengelolaan Anggaran BPK/

Inspektorat yg

ditindaklajuti

Prosentase

Tertib

Administrasi Barang /

asset

daerah

Temuan BPK/Inspektorat bidang

keuangan yang ditindaklajuti

dari seluruh jumlah Temuan BPK/Inspektorat bidang

keuangan pada tahun berjalan

Prosentase Tertib

Administrasi Barang / asset

daerah

Prosentase

Tertib Administrasi

Barang /

asset

daerah

Kesesuaian / kecocokan barang

/ asset SKPD dengan asset di Simda Barang tingkat Kota

Bandung (DPKAD)

2.1.3. PERJANJIAN KINERJA

Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen untuk melaporkan

capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung tahun 2015. Dalam dokumen perjanjian kinerja

Page 31: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 31

tahun 2015 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Renstra yang

diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk

menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai

tahun 2015, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk

mendukung pencapaian masing-masing sasaran.

2.2. RENCANA STRATEGIS HASIL REVIU

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Bandung setelah melakukan konsultasi ke Kemenpan RB

mengalami perubahan walaupun tidak terlalu banyak tetapi cukup

signifikan untuk penyempurnaannya.

Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung yang ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah

sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Ada

beberapa penambahan indikator kinerja untuk melengkapi indikator

kinerja yang sudah ada.

2.2.1. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis setelah hasil reviu untuk Visi dan Misi Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tidak mengalami

perubahan, masih tetap Visinya adalah:

“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

YANG TANGGUH DAN UNGGUL”

Adapun untuk tujuan, sasaran dan indikator sasaran ada perubahan

sebagaimana berikut di bawah ini :

NO MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

1

Mengembang-kan Potensi Sumber Daya Pertanian secara

Meningkatnya ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian,

Terwujudnya Penguatan Cadangan Pangan Daerah

1. Terjaganya Ketersediaan Pangan

1. Score Pola Pangan Harapan (PPH)

2. Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Page 32: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 32

Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

dan perikanan secara berkelanjutan

3. Tingkat Konsumsi Pangan

a. beras

b. daging

c. ikan

2. Meningkatkan Ketahanan Pangan

2. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan

1. Produktivitas tanaman padi

2. Produksi tanaman hias

3. Populasi ternak

a. Sapi

b. Domba

4. Peningkatan produksi Ikan

a. Ikan Konsumsi

b. Ikan Hias

3 Meningkatkan Pengawasan Penyakit Zoonosa dan Keamanan Pangan Segar

Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat terkait dengan penyakit zoonosa dan keamanan pangan segar

Teratasinya Jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung

3. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan

Jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung

4. Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

Jumlah pangan segar yang tercemar

4

Meningkatkan Pelayanan di Bidang Pertanian

Berkembang-nya usaha di di Bidang Pertanian dan Perikanan

Bertambahnya Jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan

5. Bertambah-nya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan

Jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan

a. budidaya

b. olahan

6. Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan

Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan

a. budidaya

b. olahan

Page 33: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 33

Meningkatnya pelayanan dan kinerja Dispertapa

Tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

7. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

2. Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti

3. Nilai evaluasi AKIP

4. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklajuti

Adapun perubahan target kinerja Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung setelah reviu adalah sebagaimana

Tabel 2.5. di bawah ini :

Page 34: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 34

TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU

NO.

TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN

KONDISI AWAL

RENSTRA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI

AKHIR

RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

Meningkatnya

ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian,

dan perikanan secara berkelanjutan

Terwujudnya Penguatan Cadangan Pangan

Daerah Terjaganya Ketersediaan

Pangan

Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Nilai 87.3 87.8 91,25 91,50 92,00 92,10

92,10

Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Ton 24 24 60 60 60 60 60

Tingkat Konsumsi Pangan

1. Beras Kg/kapita/ tahun

100 96,4 91,4 89,5 88,6 88,1 88,1

2. Daging Kg/kapita/ tahun

15,54 15,84 16,12 16,52 16,98 17,45 17,45

3. Ikan Kg/kapita/ tahun

31,76 33,50 34,20 36,03 36,82 37,94 37,94

Meningkatnya produksi dan

produktivitas hasil pertanian dan perikanan

Produktivitas tanaman padi

Kw/ha 62,95 63,09 65,05 68,04 69,05 70 70

Produktivitas tanaman

hias Pot/tahun

185.000 186.500 188.500 190.000 192.000 195.000 195.000

Populasi ternak Sapi Ekor

1.307

1.417

1.604

1.648

1.697

1.747

1.747

Populasi ternak Domba Ekor

26.901

29.365

30.833

32.375

33.994

35.693

35.693

Peningkatan produksi

Ikan Konsumsi

Ton 2.575 2.600 2.846 2.931 2.958 2.970 2.750

Peningkatan produksi Ikan Hias

Ekor 721.700 821.700 921.700 1.021.700 1.121.700 1.221.700 1.221.700

2. Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat

terkait dengan

Teratasinya kasus penyakit Zoonosa

1. Terkendalinya kasus penyakit

zoonosa

Jumlah kasus penyakit

Zoonosa di Kota Bandung

Kasus 1 8 8 8 7

7 7

Page 35: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 35

TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU

NO.

TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN

KONDISI AWAL

RENSTRA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI

AKHIR

RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

penyakit zoonosa dan keamanan

pangan segar

2. Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

Jumlah Pangan Segar

yang Tercemar Kasus 50

50

50

45

45

40

40

3. Berkembang-nya usaha di di Bidang

Pertanian dan Perikanan

Bertambahnya Jumlah Pelaku Usaha Bidang

Pertanian dan Perikanan

1. Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang

Pertanian dan Perikanan

Jumlah Pelaku Usaha

Bidang Pertanian dan

Perikanan

a. Budidaya

b. Olahan

Pelaku

usaha

610

95

690

195

750

370

810

595

870

885

930

1.245

930

1.245

2. Meningkatnya keterampilan pelaku usaha

yang menggunakan sarana teknologi

pertanian dan perikanan

Jumlah pelaku usaha

yang menggunakan

sarana teknonologi

Pertanian dan Perikanan

a. Budidaya

b. Olahan

Pelaku

usaha

580

80

600

100

630

160

660

256

690

368

720

498

720

498

4. Meningkatnya pelayanan dan kinerja

Dispertapa

Tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM}

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik dan Akuntabilitas Kinerja

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM} Indeks 75 75 80 90 90 90

90

Prosentase

keluhan/pengaduan

% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 36: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 36

TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU

NO.

TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN

KONDISI AWAL

RENSTRA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI

AKHIR

RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

layanan yang

ditindaklanjuti

Nilai evaluasi AKIP Angka 60 63 75 76 77 78 79

Prosentase Temuan BPK/

Inspektorat yang

ditindaklajuti

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 37: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 37

4.2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015 setelah reviu adalah

sebagaimana Tabel 2.6. di bawah ini :

Tabel 2.6.

TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANKOTA BANDUNG TAHUN 2014 SETELAH REVIU

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

1. Terjaganya ketersediaan pangan.

Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Nilai

Score Pola Pangan Harapan (PPH) sesuai dengan sasaran operasional pada RPJMD dan merupakan SPM Bidang Ketahanan Pangan.

Cara Perhitungan PPH :

Penyediaan pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah:

Ps = Pr - ΔSt + Im – Ek Dimana : Ps : Total penyediaan dalam negeri Pr : Produksi ΔSt : Stok akhir – stok awal Im : Impor Ek : Ekspor

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi.

Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tnggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan

Page 38: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 38

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

mutu gizinya

Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Ton

Penguatan cadangan pangan equivalen beras sesuai dengan sasaran strategis yang ada di RPJMD dan merupakan SPM Bidang Ketahanan Pangan

Cara Pengukuran Indikator Penguatan Cadangan Pangan yaitu Pemerintah Kota harus menyediakan cadangan pangan kota equivalen beras mulai tahun 2014 sebanyak 24 ton, selanjutnya dari tahun 2015-2018 sebesar 60 ton setiap tahunnya.

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Cadangan Pangan Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dipergunakan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana sosial dan/atau menghadapi keadaan darurat.

Tingkat Konsumsi Pangan : 1. Beras

kg/kapita/ tahun

Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras sebagai makanan pokok sangat mengkhawatirkan. Beras telah menjadi pemasok utama karbohidrat bagi mayoritas masyarakat Kota Bandung. Persepsi masyarakat bahwa jika belum mengkonsumsi beras maka dikatakan belum makan meskipun perut diisi dengan makanan lain. Hal ini yang mengakibat-

RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI BERAS :

= ∑ BERAS YANG MASUK + ∑ RASKIN + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG /

∑ PENDUDUK

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

- Diversifikasi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non-beras diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping. Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah jenis makanan yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis makanan yang dikonsumsi akan semakin beranekaragam.

- Dimensi diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya terbatas pada pangan pokok tetapi juga pangan jenis lainnya, karena konteks diversifikasi

Page 39: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 39

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

kan tingkat konsumsi beras perkapita penduduk meningkat tiap tahunnya.

Kita masih tetap mengalami krisis beras pada musim-musim tertentu. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan diversifikasi pangan sebagai pangganti beras agar masyarakat tidak lagi bergantung pada beras dan menjadikannya sebagai komoditi utama bahan pokok sehingga mampu meminimilisasi konsumsi beras.

tersebut adalah meningkatkan mutu gizi masyarakat secara kualitas dan kuantitas, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Tingkat Konsumsi Pangan : 2. Daging

kg/kapita/tahun

Diversifikasi pangan adalah salah satu upaya untuk memperluas pilihan masyarakat dalam mengkonsumsi pangan, termasuk pangan

RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI DAGING :

= ∑ DAGING YANG MASUK + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG /

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Tingkat konsumsi daging, seperti halnya konsumsi komoditas lainnya, sangat dipengaruhi oleh preferensi atau cita rasa, dan harga komoditi yang bersangkutan apakah terjangkau harganya oleh masyarakat atau tidak.

Page 40: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 40

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

sumber protein hewani seperti daging.Penyediaan pangan, termasuk pangan asal hewan akan terus menjadi tantangan bagi Negara manapun di dunia, termasuk Indonesia, terutama karena pertambahan penduduk dan tingkat pendapatan. Dengan demikian, penganekaragaman dan keterjangkau-an pangan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat menjadi sangat penting.

∑ PENDUDUK Dalam kasus peningkatan harga daging sapi yang diikuti dengan peningkatan konsumsi daging unggas menunjukkan bahwa daging unggas bersifat substitusi terhadap daging sapi, dimana konsumen akan memilih daging unggas pada saat harga daging sapi naik

Tingkat Konsumsi Pangan : 3. Ikan

kg/kapita/tahun

Tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung masih rendah, meski konsumsi ikan masih rendah namun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI IKAN :

= ∑ IKAN YANG MASUK + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG /

∑ PENDUDUK

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Ikan adalah makanan yang rendah kalori, berprotein tinggi yang baik untuk otak. Semua manfaat tersebut berasal dari asam omega 3 lemak tak jenuh ganda, populer disebut sebagai omega 3, yang banyak terdapat dalam minyak ikan. Tubuh manusia tidak bisa secara alami menghasilkan omega 3. Meski demikian nutrisi

Page 41: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 41

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

tersebut dibutuhkan oleh tubuh agar sehat. Hubungan antara omega 3 dan kesehatan jantung sudah sejak lama kita tahu. Namun, beberapa penelitian baru menunjukkan cukup bukti, bahwa ikan yang tinggi asam lemak sangat penting untuk kesehatan tubuh secara umum.

2.

Meningkat-nya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan.

Produktivitas tanaman padi

kw/ha

Padi merupakan tanaman pangan utama bagi penduduk Indonesia. Kebutuhan akan pangan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan pendapatan. Namun dilain pihak, upaya peningkatan produksi padi saat ini terganjal oleh banyak kendala, seperti konversi lahan yang menurunkan luas panen dan penyimpangan iklim yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas.

Cara Pengukuran Indikator Produktivitas tanaman padi adalah :

Produksi (Kw) Luas Panen (Ha)

= Produktivitas

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Semakin langkanya lahan pertanian menyebabkan terjadinya persaingan penggunaan lahan, sehingga mendorong pemanfaatan sumberdaya lahan secara optimal, terarah dan berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai kebutuhan.

upaya peningkatan produktivitas padi dengan mengoptimalkan sumberdaya lahan yang masih tersisa dapat dilakukan dengan lebih efisien bila dilaksanakan pada lahan-lahan yang sesuai atau lahan dengan kondisi fisik yang sangat mendukung dan juga dengan penggunaan teknologi tepat guna.

Page 42: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 42

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

Produksi tanaman hias

Pot/tahun

Bunga sebagai salah satu bagian dari tanaman hias dalam kelompok hortikultura, salah satu obyek yang memiliki nilai ekonomi yang tidak bisa diabaikan, selain memiliki keindahan juga memiliki berbagai kegunaan bila dimanfaatkan dengan tepat dan benar. Kota Bandung dengan keterbatasan lahannya harus bisa memilih tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Untuk pengukuran Produksi tanaman hias, yaitu :

Jumlah tanaman hias dalam pot/tahun.

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Berkaca dari sejarah, kota Bandung telah menjadi icon bagi berbagai kota lain di Indonesia karena keberhasilannya mengembangkan tanaman hortikultura dari jenis bunga-bungaan tersebut, sehingga wajar bila kota Bandung mendapat julukan sebagai Kota Kembang bahkan dalam istilah asing dikenal juga dengan sebutan Paris Van Java karena keindahannya di masa-masa dahulu.

Ada 11 komoditas florikultur baik dalam bentuk bunga potong maupun tanaman hias, yang aktif dikomersialkan di kota Bandung, yaitu terdiri dari anggrek, anthurium, anyelir, garbera, gladiol, heliconia, krisan, mawar, sedap malam, melati dan palem.

Populasi ternak : 1. sapi

ekor

Peningkatan jumlah populasi ternak sapi merupakan target pemerintah pusat yang harus dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan swasembada daging sapi di Indonesia.

Cara Pengukuran Indikator Populasi Ternak Sapi adalah :

Formulasi Penghitungan :

Populasi = Po + Kelahiran - kematian - (Pemotongan + unregister) - Pengeluaran + Pemasukan

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Maraknya pemotongan sapi betina berujung kepada turunnya populasi sapi nasional. Berdasarkan sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi potong dan sapi perah turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sampai dengan pelaksanaan sensus per 3 Juni 2013, menurut hitungan BPS, populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau

Page 43: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 43

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

sekitar 13,27 juta ekor. Padahal pada periode tahun sebelumnya, populasi ternak sapi dan kerbau mencapai sekitar 16,49 juta ekor. Penurunan populasi sapi dan kerbau itu terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia terutama wilayah sentra populasi sapi. Di Jawa Timur, populasi sapi turun 26,16%. Sedangkan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, populasi sapi merosot 24,87% sampai 28,37%. Begitu pun dengan populasi sapi dan kerbau di Nusa Tenggara. Jumlahnya merosot hampir 15%.

Populasi ternak : 2. domba

ekor

Peningkatan populasi ternak domba merupakan salah satu upaya untuk meningkat kan swasembada pangan ternak.

Cara Pengukuran Indikator Populasi Ternak Domba adalah :

Formulasi Penghitungan :

Populasi = Po + Kelahiran - kematian -

(Pemotongan + unregister) -

Pengeluaran + Pemasukan

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Populasi ternak domba di Kota Bandung setiap tahunnya terus meningkat walaupun dengan keberadaan lahan peternakan yang terbatas tetapi peternak domba di Kota Bandung bisa tetap mengembangkan usahanya. Peternak domba di Kota Bandung melakukan kegiatan untuk meningkatkan populasi, produktivitas, dan mutu bibit domba, meningkatkan skala usaha domba menjadi skala usaha ekonomis,

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak, mengembangkan usaha kelembagaan kelompok domba, menciptakan

Page 44: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 44

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

kawasan sumber bibit domba di Kota Bandung, dan pelestarian plasma nuftah domba lokal.

Produksi ikan : 1. konsumsi

Ton

Sektor perikanan, khususnya perikanan air tawar dilakukan dalam skala kecil karena keterbatasan lahan dan lingkungan padat penduduk.

Formulasi Penghitungan :

Produksi Ikan Konsumsi :

P = Luas lahan (kolam) x padat tebar

– kematian ket: Kematian = rata-rata

10 % Padat tebar tergantung

jenis dan perlakuan (teknologi)

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Untuk produksi ikan konsumsi diperoleh dari beberapa jenis ikan seperti ikan mas, nila, mujair, lele, sepat siam, tambakan dan ikan lainnya yang dikembangkan di kolam maupun di sawah, dengan penyumbang produksi terbesar adalah Ikan Lele, diikuti oleh Ikan Mas, Nila, tambakan, Mujair, ikan lainnya dan Ikan Sepat Siam.

#Produksi

ikan :#2. hias ekor

Sebagai

alternatif

pilihan usaha

masyarakat

dibidang

perikanan

yaitu usaha

budidaya ikan

hias karena

selain tidak

memerlukan

lahan yang

luas, potensi

pemasaran

ikan hias baik

pasar lokal

maupun

ekspor cukup

besar.

Produksi Ikan Hias :

P = Luas lahan

(kolam) x padat tebar

– kematian

ket:

Kematian = rata-rata

10 %

Padat tebar tergantung

jenis dan perlakuan

(teknologi)

Dinas Pertanian

dan Ketahanan

Pangan

Jenis ikan hias yang sering diusahan di Kota Bandung ada 13 jenis, yaitu Barbir, Cupang, Frontosa, Gapi, Leuleupi, Udang Hias, Louhan, Manvis, Mas Koki, Molly, Plati, Rainbow, dan Sapu Hias, dengan penyumbang produksi terbesar adalah ikan Mas Koki dan Udang Hias.

Page 45: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 45

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

3.

Terkendaliny

a kasus

penyakit

zoonosa

Jumlah kasus

penyakit

zoonosa di

Kota

Bandung

kasus

Kota Bandung

sebagai kota

besar

berpotensi

terjadinya

penyebaran

penyakit

hewan yang

menular

kepada

manusia

(zoonosa).

Cara Pengukuran

Indikator jumlah

kasus penyakit

zoonosa yaitu jumlah

kejadian kasus yang

ditargetkan tidak akan

lebih dari 8 kasus.

Cara pengukuran

Persentase Menurun

= Target-(Realisasi-Target) x

100 %

Target

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Penyakit zoonosa merupakan penyakit atau infeksi pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosa misalnya, Antraks, Rabies, Brucellosis, Avian Influenza, dan lain-lain. Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa dari daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi.

4.

Menurunnya

produk

pangan

segar yang

tercemar

Jumlah

pangan

segar yang

tercemar

kasus

Masih adanya

kasus-kasus

penyalahguna

an bahan

kimia

berbahaya

pada produk

pertanian

Cara pengukuran

adalah

dengan menghitung

jumlah kasus pangan

segar yang tercemar

setelah adanya uji

laboratorium.

Cara pengukuran

Persentase Menurun

= Target-(Realisasi-Target) x

100 %

Target

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Salah satu tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah mengawasi dan memeriksa komoditi pangan segar yang terdiri dari komoditi peternakan (daging, susu, telur), perikanan dan komoditi tanaman pangan dan hortikultura ( sayuran, buah-buahan, beras dan palawija). Untuk itu sangat diperlukan adanya beberapa cara/metode untuk pengawasan dan pemeriksaannya, agar dihasilkan pangan segar yang aman dan layak untuk di konsumsi. Pangan segar yang aman dan layak untuk dikonsumsi adalah pangan yang bebas dari bebagai cemaran, baik itu cemaran secara fisik,

Page 46: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 46

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

zat kimia berbahaya, cemaran mikroba dan cemaran residu antibiotic, residu hormone, residu pestisida dan juga logam berbahaya (logam berat).

5.

Bertambahn

ya pelaku

usaha di

bidang

pertanian

dan

perikanan

Jumlah

pelaku usaha

di bidang

pertanian

dan

perikanan :

1. Budidaya

pelaku

usaha

Indikator

jumlah pelaku

usaha

budidaya di

bidang

pertanian dan

perikanan

untuk

mendukung

indikator

sasaran di

RPJMD 2013-

2018 yaitu

terciptanya

wira usaha

baru

Cara Pengukuran

adalah :

Jumlah pelaku usaha

baru setelah

dilakukan pelatihan

dan diberikan

bantuan.

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya padi, tanaman palawija, peternak sapi, peternak domba maupun budidaya ikan hias dan ikan konsumsi.

Jumlah

pelaku usaha

di bidang

pertanian

dan

perikanan :

2. Olahan

pelaku

usaha

Indikator

jumlah pelaku

usaha olahan

di bidang

pertanian dan

perikanan

untuk

mendukung

indikator

sasaran yang

di RPJMD

Cara Pengukuran

adalah :

Jumlah pelaku usaha

baru setelah

dilakukan pelatihan

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya terdiri dari pelaku usaha olahan keripik singkong, olahan pindang presto dan ikan bandeng, olahan nugget, baso, sosis sapi dan ayam, olahan kerupuk kentang, olahan rangginang, olahan abon ikan lele,dan olahan duri ikan

Page 47: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 47

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

2013-2018

yaitu

terciptanya

wira usaha

baru

6.

Meningkatn

ya

keterampila

n pelaku

usaha yang

menggunaka

n sarana

teknologi

pertanian

dan

perikanan.

Jumlah

pelaku usaha

yang

menggunaka

n sarana

teknologi

pertanian

dan

perikanan :

1. Budidaya

pelaku

usaha

Tingginya

persaingan

usaha memacu

para pelaku

usaha untuk

melakukan

inovasi

terhadap hasil

usahanya.

Salah satunya

dengan

penerapan

teknologi.Dala

m usaha

bidang

pertanian,

penggunaan

sarana

teknologi

pertanian

dibutuhkan

untuk

meningkatkan

produksi dan

mempermu-

dah para

pelaku usaha

dalam

memproduksi

Cara Pengukuran

adalah :

Jumlah pelaku usaha

baru yang

menggunakan sarana

teknologi pertanian

dan perikanan

budidaya.

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Penambahan jumlah pelaku usaha budidaya yang menggunakan teknologi diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya tanaman hias dan sayuran dengan menggunakan teknologi hidroponik, kultur jaringan; juga pelaku usaha budidaya ternak sapi dengan inseminasi buatan.

Page 48: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 48

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

SATUAN

PENJELASAN

KETERANGAN/KRITERIA ALASAN

FORMULASI/CARA PENGUKURAN

SUMBER DATA

barangnya.

Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan : 2. Olahan

pelaku usaha

Tingginya

persaingan

usaha memacu

para pelaku

usaha untuk

melakukan

inovasi

terhadap hasil

usahanya.

Salah satunya

dengan

penerapan

teknologi.Dala

m usaha

bidang

pertanian,

penggunaan

sarana

teknologi

pertanian

dibutuhkan

untuk

meningkatkan

produksi dan

mempermu-

dah para

pelaku usaha

dalam

memproduksi

barangnya.

Cara Pengukuran

adalah :

Jumlah pelaku usaha

baru yang

menggunakan sarana

teknologi pertanian

dan perikanan olahan.

Dinas

Pertanian

dan

Ketahanan

Pangan

Penambahan jumlah pelaku usaha yang menggunakan teknologi ini diantaranya pelaku usaha olahan pindang presto menggunakan panci presto, olahan bakso menggunakan mesin pencetak bakso, dan olahan abon menggunakan mesin pengering abon (spinner). Para pelaku usaha ini ada yang tergabung dalam satu kelompok usaha ada juga kelompok usaha perorangan.

Page 49: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 49

4.2.3. PERJANJIAN KINERJA

Dokumen perjanjian kinerja setelah reviu ada penambahan indikator

kinerja baru. Perjanjian kinerja merupakan dokumen untuk

melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015.

Dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2015 tersebut diuraikan

sasaran-sasaran dalam Renstra yang diprioritaskan untuk dicapai,

indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan

pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2015,

program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung

pencapaian masing-masing sasaran, yang selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 HASIL REVIU

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran Tujuan 1

1 Terjaganya ketersediaan pangan.

1. Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Nilai 91,25 1. Program Ketahanan Pangan

1.700.000.000

2. Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Ton 60

3. Tingkat konsumsi pangan :

a. Beras Kg/kapita/tahun

91,40

b. Daging Kg/kapita/tahun

16,12

c. Ikan Kg/kapita/tahun

34,20

2 Meningkat-nya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan.

4. Produktivitas tanaman padi

Kw/ha 65,05 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebuanan)

3. Program Peningktan Produksi Hasil Peternakan

4. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

8.681.150.000

977.000.000

2.350.000.000

5. Produksi tanaman hias

Pot/tahun 188,500

6. Populasi ternak

a. Sapi Ekor 1.604

b. Domba Ekor 30.833

7. Populasi ikan

a. Ikan Konsumsi Ton 2.846

b. Ikan hias ekor 921.700

Page 50: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 50

Tujuan 2

3 Terkendaliya kasus penyakit zoonosa

8. Jumlah Kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung

kasus 8 5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1.700.000.000

4 Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

9. Jumlah pangan segar yang tercemar

kasus 50 6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebuanan)

900.000.000

Tujuan 3

5 Bertambah-nya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan

10. Jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan :

7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebuanan)

650.000.000

a. Budidaya Pelaku usaha

750

b. Olahan Pelaku usaha

370

6 Meningkat-nya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan

11. Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan :

8. Pogram Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perke-bunan)

0

a. Budidaya Pelaku usaha

630

b. Olahan Pelaku usaha

160

Tujuan 4

7 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja

12. Indeks Kepuasan masyarakat (IKM)

Indeks 80 9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

250.000.000

13. Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti

% 100

14. Nilai Evaluasi AKIP Angka 75

15. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

% 100

4.2.4. PROGRAM

Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu

untuk mendapatkan hasil guna mencapai sasaran tertentu. Program-

program yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung pada tahun 2015 yaitu:

1. Program Ketahanan Pangan

Page 51: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 51

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

6. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan

Page 52: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 52

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk melaporkan secara

transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi

organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan

akuntabilitas. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung selaku

pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban

pertanggungjawaban melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas

Pertanian dan Ketahanan Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara

Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat

pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang

ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja

Tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja

digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan.

3.1. CAPAIAN IKU

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung tahun 2015 dengan realisasinya. Tingkat capaian

kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2015

berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilaporkan dalam tabel 3.1.

sebagai berikut :

Page 53: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 53

TABEL 3.1.

CAPAIAN KINERJA IKU TAHUN 2015

Sasaran 1 : Terjaganya ketersediaan pangan.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

1 Score Pola Pangan Harapan (PPH)

Nilai √ 91,25 91,26 100,01

2 Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Ton √ 60 72,26 120,43

3 Tingkat Konsumsi :

a. Beras Kg/kapita/ tahun

√ 91,4 91,31 100,10 Tingkat konsumsi beras kalau semakin menurun semakin baik

a. Daging Kg/kapita/ tahun

√ 16,12 16,17 100,31

b. Ikan Kg/kapita/ tahun

√ 34,20 34,28 100,23

Sasaran 2 : Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

4 Produktivitas tanaman padi Kw/ha √ 65,05 65,05 100,00

5 Produksi tanaman hias Pot/tahun √ 188.500 189.002 100,27

6 Populasi ternak : a. Sapi Ekor √ 1.604 1.625 101,31 b. Domba Ekor √ 30.833 30.991 100,51

7 Populasi ikan : a.Ikan Konsumsi Ton √ 2.846 2.877 101,09 b. Ikan hias ekor √ 921.700 922.900 100,13

Sasaran 3 : Terkendaliya kasus penyakit zoonosa.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

8 Jumlah Kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung

Kasus √ 8 0 200,00 Kasus penyakit zoonosa semakin tidak ada kasus berarti baik

Page 54: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 54

Sasaran 4 : Menurunnya produk pangan segar yang tercemar.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

9 Jumlah pangan segar yang tercemar

Kasus √ 50 20 160,00 semakin tidak ada kasus berarti baik

Sasaran 5 : Bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

10 Jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan :

a. Budidaya Pelaku Usaha

√ 750 755 100,67

b. Olahan Pelaku Usaha

√ 370 600 162,16

Sasaran 6 : Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

11 Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan :

a. Budidaya Pelaku Usaha

√ 630 640 101,59

b. Olahan Pelaku Usaha

√ 160 162 101,25

Sasaran 7 : Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan.

No Indikator Satuan IKU Target PK Tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Keterangan

12 Indeks Kepuasan masyarakat (IKM)

Indeks - 80 81,07 101,34

13 Prosentase keluhan/pengaduan layanan

yang ditindaklanjuti

% - 100% 100% 100%

14 Nilai Evaluasi AKIP Angka - 75 76,87 101,25

15 Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti

% - 100% 100% 100%

Page 55: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 55

3.2. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara

membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan

realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau

celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja

tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk

peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement).

Tingkat capaian kinerja setiap sasaran, menggunakan skala

pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Tabel 3.2.

SKALA PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN KINERJA TAHUN 2014

Skor Rentang Capaian Kategori Capaian

4 Lebih dari 100 % Sangat baik

3 75 % sampai 100 % Baik

2 55 % sampai 75 % Cukup

1 Kurang dari 55 % Kurang

Sedangkan untuk hasilnya dapat dilihat pada Pengukuran Kinerja

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015, seperti

di bawah ini :

Page 56: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 56

3.3. PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015 secara

keseluruhan dapat diinformasikan sebagai berikut :

1) Analisis Pencapaian Sasaran 1

Terjaganya ketersediaan pangan.

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali sasi

Target Reali sasi

1 Score Pola Pangan Harapan (PPH) Nilai 87,8 91,20 103.87 91,25 91,26 100

2 Penguatan Cadangan Pangan Daerah

Ton 24 26,7 111.25 60 72,26 120

3 Tingkat Konsumsi Pangan :

a. Beras kg/kapita/tahun 96,40 96,10 100.31 91,40 91,31 100

b. Daging kg/kapita/tahun 15,84 15,95 100.69 16,12 17,62 109.31

c. Ikan kg/kapita/tahun 33,50 33,95 101.34 34,20 34,28 100

Sasaran terjaganya ketersediaan pangan ini mempunyai tiga komponen

indikator yang sangat penting, yaitu :

1. Penguatan Cadangan Pangan

2. Score Pola Pangan Harapan (PPH)

3. Tingkat Konsumsi Pangan : a. Beras; b. Daging; c. Ikan

Sasaran terjaganya ketersediaan pangan dengan 3 indikatornya ini menjadi

sangat penting karena tertuang

dalam SPM dan merupakan salah

satu aspek penting dalam

penyelenggaraan SPM Ketahanan

Pangan. Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang ketahanan

pangan ditetapkan berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Page 57: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 57

Ketahanan Pangan

Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Selain

itu, Menteri Dalam Negeri

telah mengeluarkan Surat

Edaran Menteri Dalam

Negeri Nomor

100/1023/SJ Tentang

Percepatan Pelaksanaan

Penerapan dan

Pencapaian Standar

Pelayanan Minimal di

Daerah. Situasi untuk data tahun 2015, dari sisi keragaman pangan

sudah memenuhi harapan dimana dari 9 kelompok pangan 7 di antaranya

sudah dikonsumsi secara umum oleh masyarakat kota Bandung. Dari sisi

konsumsi energinya bahkan berlebih (persentasenya paling besar) yakni

51,32%, sementara itu konsumsi dari sisi pangan hewani naik signifikan

menjadi 45,35%. Sementara konsumsi minyak dan lemak, buah/biji

berminyak, kacang-kacangan, gula serta sayur dan buah masih di bawah

nilai maksimum yang disyaratkan.

Bila dibandingkan dengan acuan PPH tahun 2011 yang lalu (data

susenas), maka dari sisi ketersediaan konsumsi padi padian mengalami

penurunan dari 67,3% AKE menjadi 51,3% AKE dengan skor PPH nya

sesuai dengan acuan skor maksimumnya. Kemudian peningkatan lainnya

pada kelompok ubi-ubian, pangan hewani, serta sayur dan buah. Namun

walau ada peningkatan untuk kelompok pangan hewani dan sayur buah

masih di bawah skor maksimumnya. Dengan demikian bila di lihat progres

dari tahun 2011 ke tahun 2015 terdapat progres positif berupa peningkatan

skor PPH dari 84,4 menjadi 91,26.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok pangan yang sensitif

terhadap perubahan skor PPH kota Bandung adalah dari kelompok padi-

padian, pangan hewani serta sayur dan buah. Kontribusi skor PPH untuk

Page 58: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 58

tahun 2015 banyak ditunjang dengan

meningkatnya konsumsi dan

ketersediaan sayuran dan buah-buan

yang ada di kota Bandung. Dengan

kondisi dimana 84,09% pasokan

pangan diperoleh dari luar kota

Bandung, maka ke depan kerjasama

antar daerah dalam pasokan bahan

pangan ke kota Bandung perlu

ditingkatkan lagi sejalan dengan makin menurunnya kemampuan produksi

internal kelompok pangan di kota Bandung.

TABEL 3.3.

PROYEKSI KETERSEDIAAN PANGAN HINGGA TAHUN 2020

Kelompok Pangan

Aktual Tahun 2015 Proyeksi Ketersediaan Pangan (g/kapita/hari)

Ketersediaan

(gram)

Kontribusi

(%)

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Total Pangan 1,328.8 100.0 1,328.8 1,250.0 1,171.3 1,092.5 1,013.8 935.0

1. Padi-Padian 315.3 100.0 315.3 312.8 310.2 307.6 305.1 302.5

2. Ubi-ubian 144.3 100.0 144.3 135.2 126.2 117.1 108.1 99.0

3. Pangan Hewani 496.1 100.0 496.1 427.7 359.3 290.9 222.4 154.0

4. Minyak dan Lemak 23.3 100.0 23.3 24.1 25.0 25.8 26.7 27.5

5. Buah/Biji Berminyak 0.0 0.0 0.0 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0

6. Kacang-kacangan 26.0 100.0 26.0 28.5 31.0 33.5 36.0 38.5

7. Gula 10.5 100.0 10.5 15.0 19.5 24.0 28.5 33.0

8. Sayur dan Buah 313.1 100.0 313.1 301.1 289.1 277.1 265.0 253.0

9. Lain-lain 0.0 0.0 0.0 3.3 6.6 9.9 13.2 16.5

Meskipun ketersediaan lahan produksi makin berkurang namun upaya

peningkatan produksi harus terus dilakukan, terutama menekankan pada

strategi intensifikasi, diversifikasi pangan dan sedikit perubahan

ekstensifikasi dengan mengubah pola bercocok tanam dari ekstensifikasi

Page 59: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 59

horizontal ke ekstensifikasi vertikal seperti contoh adanya urban farming

dengan “vertical garden”.

Diharapkan terget produksi pangan hingga tahun 2020 di kota

Bandung adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.4. dengan asumsi pola

penggunaan pangan tetap.

TABEL 3.4.

TARGET PRODUKSI PANGAN HINGGA TAHUN 2020

Kelompok/Jenis Pangan

Kontribusi

Pangan (%) Produksi1) Target Produksi1) ('000 Ton/Tahun)

Aktual Target Aktual Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

Tahun

2015

Tahun

2020 2015 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Total Pangan

100.0 100.0 1,418.8 1,392.7 1,320.6 1,246.6 1,170.6 1,092.8 1,013.0

1 Padi-padian

100.0 100.0 324.0 325.0 326.1 327.1 328.2 329.2 330.2

Beras 90.5 86.4 293.7 280.5 281.5 282.4 283.3 284.2 285.1

Jagung 2.0 10.8 6.5 35.8 35.9 36.0 36.1 36.2 36.4

Terigu 7.5 2.7 23.8 8.7 8.7 8.7 8.8 8.8 8.8

2 Ubi-ubian

100.0 100.0 184.4 158.8 150.5 142.1 133.4 124.5 115.4

Ubi Kayu 56.7 17.5 115.0 35.5 33.7 31.8 29.9 27.9 25.8

Ubi Jalar 23.4 52.8 34.6 78.1 74.0 69.9 65.6 61.2 56.7

Sagu 4.1 0.0 10.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kentang 15.8 29.6 24.0 45.2 42.8 40.4 38.0 35.4 32.8

3. Pangan Hewani

100.0 100.0 527.6 526.3 459.0 390.0 319.4 247.1 173.1

Daging Ruminansia 66.0 10.5 343.4 54.8 47.8 40.6 33.3 25.7 18.0

Daging Unggas 9.2 10.3 48.1 53.9 47.0 39.9 32.7 25.3 17.7

Telur 22.5 31.4 123.3 172.0 150.0 127.5 104.4 80.8 56.6

Susu 1.8 1.0 10.2 5.7 5.0 4.2 3.5 2.7 1.9

Ikan 0.5 46.8 2.6 239.9 209.2 177.8 145.6 112.6 78.9

4. Minyak dan Lemak

100.0 100.0 23.7 23.8 24.9 26.1 27.2 28.5 29.7

Minyak Kacang Tanah 14.3 0.0 3.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Minyak Kelapa 45.3 0.4 10.8 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Minyak Sawit 40.3 99.3 9.6 23.6 24.7 25.9 27.1 28.3 29.5

Page 60: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 60

Lemak 0.0 0.3 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

5. Buah/Biji Berminyak

0.0 100.0 0.0 0.0 2.2 4.5 6.9 9.2 11.7

Kelapa 0.0 100.0 0.0 0.0 2.2 4.5 6.9 9.2 11.7

Biji Berminyak 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6. Kacang-kacangan

100.0 100.0 27.6 27.3 30.2 33.2 36.3 39.5 42.7

Kacang Tanah 0.0 20.0 0.0 5.2 5.8 6.4 7.0 7.6 8.2

Kacang Kedelai 87.7 62.2 24.1 17.1 19.0 20.9 22.8 24.8 26.8

Kacang Hijau 12.3 13.9 3.5 3.9 4.3 4.8 5.2 5.6 6.1

Kacang Merah 0.0 3.8 0.0 1.0 1.1 1.2 1.3 1.5 1.6

7. Gula

100.0 100.0 10.6 10.6 15.4 20.2 25.2 30.2 35.4

Gula Pasir 72.2 97.8 7.7 10.4 15.0 19.8 24.6 29.6 34.6

Gula Merah 27.8 2.2 2.9 0.2 0.3 0.4 0.6 0.7 0.8

8. Sayur dan Buah

100.0 100.0 320.9 321.0 312.3 303.3 294.0 284.5 274.8

Sayur 55.4 51.7 176.7 165.1 160.6 156.0 151.2 146.3 141.3

Buah 44.6 48.3 144.2 155.9 151.7 147.3 142.8 138.2 133.4

9. Lain-lain

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Minuman 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Bumbu 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Lainnya 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Pola pangan masyarakat

yang mengacu pada Pola Pangan

Harapan dijadikan sebagai tolok

ukur keberhasilan pelaksanaan

program diversifikasi pangan.

Program diversifikasi bukan

bertujuan untuk mengganti bahan

pangan pokok beras dengan

sumber karbohidrat lain, tetapi

untuk mendorong peningkatan sumber

zat gizi yang cukup kualitas dan

Page 61: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 61

kuantitas, baik komponen gizi makro maupun gizi mikro (Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi XI, 2010).

Kelompok pangan dalam PPH (Pola Pangan Harapan) ada sembilan,

antara lain :

1. Padi – padian merupakan pangan dari serealia yang biasa sebagai

makanan pokok.

2. Umbi – umbian yang merupakan pangan dari akar atau umbi yang

dapat dimakan.

3. Pangan hewani merupakan bahan pangan dari hewan serta olahannya.

4. Minyak dan lemak merupakan bahan pangan dari nabati yang memiliki

lemak dan berminyak serta lemak dari hewani.

5. Buah biji berninyak adalah pangan yang mengandung minyak baik dari

buah maupun bijinya.

6. Kacang – kacangan merupakan biji – bijian yang mengandung tinggi

lemak.

7. Gula serta produk olahannya.

8. Sayuran dan buah – buahan.

9. Lain – lain yang merupakan bumbu.

Konsumsi pangan

merupakan jumlah dan jenis

pangan atau makanan yang

dikonsumsi keluarga sehari-

hari. Pola konsumsi pangan

keluarga sangat dipengaruhi

oleh faktor perilaku yaitu cara

bertindak atas dasar berfikir

dan berperasaan serta

berpandangan terhadap

makanan. Faktor ekonomi menjadi faktor penting dalam pembentukan pola

konsumsi pangan keluarga seperti ketersediaan uang tunai yang

Page 62: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 62

menentukan tingkat daya beli keluarga, disamping faktor selera, budaya

dan kebiasaan, lingkungan, geografi dan ekologi dimana keluarga tersebut

tinggal. Oleh sebab itu tingkat konsumsi pangan keluarga sangat

tergantung dengan ketersediaan bahan pangan yang dapat dikonsumsi,

tingkat daya beli keluarga, dan tingkat pengetahuan dan pemahaman atas

pangan, gizi dan kesehatan yang baik.

Selama tahun 2015, penguatan cadangan pangan sudah mencapai

72,26 ton dari target 60 ton atau 120,43 %. Sementara capaian Score

PPH adalah 91,26 dari target 91,25 atau 100,01%.

Pada tahun 2014 penguatan cadangan pangan dari target 24 ton

dapat terealisasi sebesar 26,7 ton (111,25%). Sedangkan pada tahun 2015

penguatan cadangan pangan dari target 60 ton dapat terealisasi 72,26 ton

(120,43 %). Untuk indikator penguatan cadangan pangan, kinerja Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada umumnya baik

dengan dapat tercapainya target kinerja yang telah direncanakan.

Tingkat Konsumsi Pangan : a. Beras; b. Daging; c. Ikan :

Tingkat Konsumsi Pangan; a.

Beras : pada tahun 2015

dari target 91,40

kg/kapita/tahun dapat

terealisasi sebesar 91,31

kg/kapita/tahun atau

terealisasi mencapai

(100,10%), sedangkan pada

tahun 2014 dari target 96,40

kg/kapita/tahun dapat

terealisasi sebesar 96,10 kg/kapita/tahun atau terealisasi 100,31%.

Tingkat konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan

yang lain dimana semakin kecil tingkat konsumsinya maka semakin baik,

karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah

Page 63: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 63

menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil

dari target itu menunjukan kinerja yang baik karena targetnya adalah

mengurangi konsumsi beras setiap tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging :

pada tahun 2015 dari target 16,12 kg/kapita/tahun dapat terealisasi

sebesar 17,62 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (109.31%)

sedangkan pada tahun 2014 dari target 15,84 kg/kapita/tahun dapat

terealisasi sebesar 15,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi 100,69%; dan c.

tingkat konsumsi Ikan : pada tahun 2015 dari target 34,20

kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 34,28 kg/kapita/tahun atau

terealisasi mencapai (100,23%) sedangkan pada tahun 2014 dari target

33,50 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 933,95 kg/kapita/tahun

atau terealisasi 101,34%.

Faktor-faktor yang masih menghambat pencapaian sasaran adalah

ketersediaan lahan pertanian yang terus berkurang, masyarakat masih

tergantung pada konsumsi beras yang merupakan bahan makanan utama

sehingga masih sulit untuk beralih ke bahan makanan lain selain beras,

tingkat daya beli masyarakat yang masih beragam untuk memperoleh

bahan makanan seperti daging dan ikan sehingga akan masih menyulitkan

untuk mengkonsumsi daging dan ikan yang harganya cukup tinggi.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan pangan secara

mandiri dan berkelanjutan yaitu :

1. Program/kegiatan seperti urban farming, intensifikasi lahan, menanam

tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi harus lebih

ditingkatkan, selain itu juga memperhatikan mengenai pangan yang

Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) dan terpenuhinya

cadangan pangan di Kota Bandung.

2. Penguatan industri olahan pangan lokal untuk menjadi bagian

penerapan pola pangan harapan, yang nantinya akan dikonsumsi

masyarakat.

Page 64: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 64

3. Penguatan aspek ketersediaan dan mutu pangan untuk masyarakat

melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur daerah yang

kondusif bagi ketersediaan dan mutu pangan.

2) Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan

perikanan.

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Produktivitas tanaman padi kw/ha 63,09 65,03 103.07 65,05 65,05 100

2 Produksi tanaman hias Pot/tahun 186.500 186.920 100.23 188.500 189.002 100

3 Populasi ternak :

a. sapi ekor 1.417 1.554 109.67 1.604 1.625 101

b. domba ekor 29.365 29.955 102.01 30.833 30.991 100

4 Produksi ikan :

a. konsumsi Ton 2.600 2.764,09 106.31 2.846 2.877 101

b. hias ekor 821.700 907.670 110.46 921.700 922.900 100

Sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian

dan perikanan ini mempunyai 4 komponen indikator kinerja, yaitu :

1. Produktivitas tanaman padi;

2. Produksi tanaman hias;

3. Populasi Ternak : a. Sapi b. Domba

4. Produksi ikan : a. Ikan Konsumsi b. Ikan Hias

Produktivitas tanaman pangan adalah kemampuan suatu tanah untuk

menghasilkan tanaman pangan yang sedang diusahakan dengan sistem

pengelolaan tertentu, termasuk didalamnya proses produksi. Walaupun

Kota Bandung bukan merupakan daerah sentra produksi pertanian akan

tetapi masih berpotensi untuk menghasilkan produk pertanian seperti padi

dan palawija.

Page 65: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 65

Dari data di lapangan diketahui bahwa sentra produksi padi di

Kota Bandung adalah Kecamatan Ujung Berung, Rancasari, Cibiru,

Cinambo, Gedebage, Buah Batu, dan Arcamanik.

Hasil usaha peternakan sangat dibutuhkan oleh warga Kota

Bandung, namun usaha ini bukan merupakan kegiatan perekonomian yang

utama karena keterbatasan lahan, masalah sanitasi dan lingkungan padat

penduduk, maka kegiatan agribisnis peternakan di Kota Bandung hanya

menjadi daerah tujuan pemasaran hasil-hasil peternakan.

Sektor perikanan, khususnya

perikanan air tawar dilakukan dalam

skala kecil karena keterbatasan lahan

dan lingkungan padat penduduk.

Sebagai alternatif pilihan usaha

masyarakat dibidang perikanan yaitu

usaha budidaya ikan hias karena selain

tidak memerlukan lahan yang luas,

potensi pemasaran ikan hias baik pasar

lokal maupun ekspor cukup besar.

Kedua indikator produksi ikan tersebut penting untuk mewujudkan

substansi Bandung Juara yaitu terwujudnya kampung lele dan kampung

ikan hias.

Selama tahun 2015, produktivitas tanaman padi sudah mencapai

65,05 kw/ha dari target 65,05 kw/ha atau 100.00%. Capaian produksi

tanaman hias adalah 188.500 pot/tahun dari target 189.002 pot/tahun

atau 100,27%, populasi ternak sapi mencapai 1.625 ekor dari target 1.604

ekor atau 101,00%. Sementara capaian populasi ternak domba adalah

30.833 ekor dari target 30.991 ekor atau 105,01%, produksi ikan konsumsi

mencapai 2.764,09 ton dari target 2.600 ton atau 106,31%. Sementara

capaian Produksi Ikan Hias adalah 110,46% atau terealisasi sebanyak

907.670 ekor dari target 821.700 ekor.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumya, produktivitas

tanaman padi selalu mengalami peningkatan, dimana tahun 2011 mencapai

Page 66: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 66

61,07 kw/ha dan tahun 2015 produktivitas mencapai 65,05 kw/ha.

Begitupun tanaman hias, di tahun 2011 produksi mencapai 145.000

pot/tahun, dan tahun 2015 mencapai 189.002 pot/tahun.

Pada tahun 2014, untuk indikator populasi ternak sapi dapat

terealisasi sebesar 109,67% atau dari target sebanyak 1.417 ekor terealisasi

sebanyak 1.554 ekor. Sampai dengan triwulan IV tahun 2015 populasi

ternak sapi sudah terealisasi melebihi target yaitu 1.625 ekor dari target

1.604 ekor atau sebesar 101,00%. Untuk indikator populasi ternak domba

pada tahun 2014 tercapai 102,01% atau dari target 29.365 ekor dapat

terealisasi sebanyak 29.955 ekor. Capaian populasi ternak domba sampai

dengan triwulan IV tahun 2015 sebesar 100,51% atau dari target 30.833

ekor teralisasi sebanyak 30.991 ekor.

Pada tahun 2014, untuk indikator produksi ikan konsumsi dapat

terealisasi sebesar 106,31% atau dari target sebanyak 2.600 ton dapat

terealisasi sebanyak 2.764,09 ton. Pada tahun 2015 produksi ikan

konsumsi juga terealisasi melebihi target, yaitu terealisasi 2.877 ton dari

target 2.846 ton atau sebesar 101,00%. Untuk indikator produksi ikan hias

pada tahun 2014 tercapai 110,46% atau dari target 821.700 ekor dapat

terealisasi sebanyak 907.670 ekor. Capaian produksi ikan hias pada tahun

2015 sebesar 100,34% atau dari target 921.00 ekor teralisasi sebanyak

922.900 ekor. Jadi untuk sasaran strategis ini kinerja nyatanya lebih baik

dari tahun sebelumnya.

Untuk capaian indikator produksi tanaman hias dapat dilihat pada

Tabel 3.5. di bawah ini :

TABEL 3.5.

PRODUKSI TANAMAN HIAS

NO. NAMA TANAMAN

HIAS

Luas Tanaman

Akhir Triwulan

Yang Lalu (M2)

Luas Panen (M2) Luas

Rusak/ Tidak

Berhasil/ Puso (M2)

Luas Penana

man Baru/

Tambah Tanam

(M2)

Luas Tanaman

Akhir Triwulan

Laporan (M2)

Produksi

Habis/ Dibongkar

Belum Habis

Dipanen Habis/

Dibongkar

Belum Habis

Satuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-(4)-

(6)+(7) (9) (10) (11)

1 Anggrek

41.790

7.100

20.370 -

350

35.040

42.016

- pot

2 Anthurium Bunga

5.680

920

2.810 -

50

4.810

6.504

- pot

Page 67: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 67

3 Anyelir

1.620

660

810 -

50

1.010

1.452

- pot

4 Gerbera (Herbras)

460

30

230 -

-

430

66

- pot

5 Gladiol

10.860

2.250

4.160 -

3.100

11.710

3.696

- pot

6 Heliconia (Pisang-pisangan)

1.694

298

876

-

50

1.446

381

- pot

7 Krisan

1.955

250

730 -

4.000

5.705

473

- pot

8 Mawar

1.310

90

2.920 -

30

1.250

198

- pot

9 Sedap Malam

19.580

5.110

14.260 -

3.000

17.470

8.866

6.260 pot

10 Dracaena

20.080

2.480

4.420 -

-

17.600

19.793

- pot

11 Melati -

-

-

-

-

-

-

- pot

12 Palem

1.320

80

700 -

-

1.240

176

- pot

13 Aglaonema

13.710

1.640

6.670 -

385

12.455

16.786

- pot

14 Adenium (Kamboja Jepang)

3.010

380

1.630

-

-

2.630

605

- pot

15 Euphorbia

15.085

1.785

7.610 -

-

13.300

22.997

- pot

16 Phylodendron

14.820

2.285

16.845 -

100

12.635

4.675

- pot

17 Pakis

409

33

183 -

100

476

51

- pot

18 Monstera

864

68

318 -

-

796

106

- pot

19 Ixora (Soka)

1.095

105

560 -

-

990

143

- pot

20 Cordyline

11.040

1.550

12.300 -

-

9.490

3.300

- pot

21 Diffenbachia

10.630

1.745

12.085 -

-

8.885

3.795

- pot

22 Sansevieria (Pedang-pedangan)

18.468

2.230

18.958

-

-

16.238

19.793

- pot

23 Anthurium Daun

4.345

1.075

1.730 -

-

3.270

17.778

- pot

24 Caladium

1.890

1.010

260 -

-

880

13.272

- pot

Jumlah 201.715 33.174 131.435 - 11.215 179.756 186.920 6.260 pot

Sumber : Kajian Outlet Bunga Potong, (LPPM UNPAD dan Dispertapa,2014).

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ada sekitar 24 jenis tanaman

hias yang ada di Kota Bandung dan yang menjadi komoditas unggulan

adalah jenis Anggrek, Anthurium, dan Gladiol. Dari capaian produksi

186.920 pot tanaman hias, 5 (lima) jenis tanaman hias penyumbang

produksi terbesar adalah dari jenis Anggrek, Euphorbia, Dracaena,

Sanserviera dan Athurium Daun. Tanaman hias ini tersebar di beberapa

kecamatan, seperti Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sukasari, Kecamatan

Cibeunying Kaler, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kecamatan Rancasari,

Kecamatan Cidadap, Kecamatan Kiara Condong, Kecamatan Arcamanik,

Kecamatan Cibiru, Kecamatan Buahbatu, dan Kecamatan Panyileukan.

Page 68: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 68

Potensi ekonomi dari bunga potong dan tanaman hias Indonesia

untuk bisa berkembang di pasar lokal maupun global masih terbuka lebar,

hanya saja beberapa kendalanya adalah di level petani masih terpaku pada

sistem tata kelola usaha budidaya yang tradisional dan masih sedikit yang

menggunakan teknologi canggih karena biaya investasinya yang besar.

Dalam lingkup pasar lokal, permintaan akan bunga potong dan

tanaman hias ini mengalami pasang surut, dimana untuk pasokan

(produksi) bunga potong trend nya berfluktuasi, namun perkembangan

yang positif masih dominan di antara Gerbera, Herbras, Krisan, Mawar,

Sedap Malam dan Anggrek. Sedangkan bunga potong lainnya seperti

Anthurium, Gladiol, dan Anyelir cenderung pertumbuhannya negative.

Untuk perkembangan tanaman hias perkembangan yang sangat signifikan

adalah tanaman Adenium dan Euphorbia. Hanya ada dua komoditas yang

perkembangannya negatif yaitu tanaman Aracaena dan Anthurium Daun.

Berdasarkan gambaran trend perkembangan pasar tersebut,

mayoritas tanaman hias dan bunga potong masih memiliki prospek yang

baik dalam pasar lokal Indonesia.

Informasi yang diperoleh dari pelaku usaha, perkembangan

permintaan bunga potong maupun tanaman hias dapat dipengaruhi banyak

faktor seperti : lokasi (tempat berusaha), kemudahan akses pasar, umur

konsumsi komoditas, pola kemitraan usaha yang kondusif di antara petani,

pedagang perantara dan pelaku usaha bunga potong dan tanaman hias.

Apabila dilihat dari trend produksi tanaman bunga potong dan

tanaman hias berdasarkan permintaan pasar, hanya tanaman Mawar dan

Gerbera yang cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian secara

umum perdagangan tanaman bunga potong dan tanaman hias memiliki

prospek ekonomi yang baik dari tahun ke tahun.

Page 69: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 69

Gambar 1. Trend Produksi Berdasarkan Permintaan Pasar Bunga Potong

dan Tanaman Hias di Kota Bandung

Hasil pengamatan di lapangan, responden pelaku usaha bunga

potong dan tanaman hias mengemukakan bahwa bila dibandingkan

perolehan nilai ekonomi antara bunga potong dengan bunga dalam bentuk

tanaman hias dalam pot, menurut responden lebih menguntungkan bila

dijual dalam bentuk bunga hias dalam pot, artinya tanaman tersebut

berbunga masih dalam keadaan utuh pada tanaman bunga tanpa harus

dipotong tangkainya.

Jenis ikan hias ada 13 jenis, yaitu Barbir, Cupang, Frontosa, Gapi,

Leuleupi, Udang Hias, Louhan, Manvis, Mas Koki, Molly, Plati, Rainbow,

dan Sapu Hias, dengan penyumbang produksi terbesar adalah ikan Mas

Koki dan Udang Hias.

Indikator Produksi Ikan termasuk dalam Program Pengembangan

Budidaya Perikanan pada

Kegiatan Pendampingan pada

Kelompok Tani Pembudidaya

Ikan dan Kegiatan Pembinaan

dan Pengembangan Perikanan.

Outcome program tersebut yaitu

meningkatnya produksi ikan

konsumsi dan ikan hias. Output

program tersebut adalah

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

Page 70: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 70

meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias serta tersedianya

induk ikan hias, induk ikan konsumsi dan benih ikan.

Adapun faktor pendukung pencapaian sasaran ini adalah adanya

peningkatan pengetahuan petani melalui kegiatan SLPTT dari Program

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, dan peningkatan pengetahuan

petugas dinas dan masyarakat melalui berbagai pelatihan, adanya

peningkatan pengetahuan pelaku usaha melalui kegiatan Pelatihan

Peternakan dan Perikanan, dan peningkatan pengetahuan petugas dinas

dan masyarakat melalui berbagai pelatihan peternakan dan perikanan.

Faktor-faktor yang masih menghambat pencapaian sasaran adalah

masih sedikitnya jumlah SDM (Tenaga Penyuluh Lapangan) yang belum

seimbang dengan banyaknya kecamatan yang ada di Kota Bandung.

Jumlah penyuluh yang ada hanya 13 orang (3 PPL, 10 THL) untuk

membina 151 kelurahan di 30 kecamatan.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai target RPJMD

antara lain adalah adanya penambahan jumlah SDM, khususnya tenaga

Penyuluh Pertanian Lapangan.

3. Analisis Pencapaian Sasaran 3

Terkendalinya kasus penyakit zoonosa

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota

Bandung

kasus 8 1 187.5 8 0 200

Catatan : Perhitungan indikator ini semakin persentasenya mendekati 0 itu menunjukn capaian yang

baik.

Sasaran terkendalinya kasus penyakit zoonosa ini mempunyai satu

komponen indikator yang sangat penting untuk meningkatkan taraf

kesehatan dan perluasan akses layanan, yaitu berupa jumlah kasus

penyakit zoonosa. Penyakit zoonosa merupakan penyakit atau infeksi pada

binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit yang tergolong

Page 71: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 71

dalam zoonosa misalnya, Antraks, Rabies, Brucellosis, Avian Influenza, dan

lain-lain. Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di

Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa dari daerah asal

ternak ke Kota Bandung relatif tinggi.

Selama tahun 2015 tidak terjadi kasus zoonosa (Avian Influenza).

Perhitungan kasus zoonosa ini berbeda dengan indikator yang lain, semakin

sedikit terjadinya kasus zoonosa maka kinerjanya semakin baik. Oleh

karena perhitungannya berbeda dengan indikator yang lain, maka

perhitungan untuk indikator ini dipisahkan dengan perhitungan yang lain.

Dalam empat tahun terakhir dari tahun 2012 sampai tahun 2014

jumlah kasus penyakit zoonosa stagnan pada posisi 1 kasus. Dengan

demikian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berhasil

mempertahankan pencegahan penyakit zoonosa tidak sampai berkembang.

Kinerja tahun 2015 ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

Di Kabupaten/kota lain di Indonesia, rabies termasuk penyakit

zoonosa yang telah tersebar di 24 provinsi dengan jumlah kasus gigitan

hewan penular rabies dan kasus kematian cukup tinggi karena belum

ditemukan cara atau pengobatan untuk penderita rabies (hewan dan

manusia).

Di Kaltim, masalah zoonosis yang paling menonjol adalah masih

terjadinya kasus rabies yang berdampak pada kematian baik pada hewan

maupun manusia. Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit

zoonosa yang disebabkan Lyssa Virus (virus rabies). Tingkat endemisitas di

beberapa kabupaten dan kota di Kaltim masih cukup tinggi. Kondisi ini

dibuktikan dengan masih adanya kasus kematian yang disebabkan oleh

gigitan hewan yang positif mengandung virus rabies.

Kabupatendan kota yang selalu menyumbang kasus rabies pada

manusia diantaranya Kutai Barat, Kutai Timur dan Kutai Kertanegara.

Bahkan pada tahun 2013 di Bulungan secara epidemiologi telah terjadi

Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus rabies bagi binatang.

Khusus rabies di Kaltim muncul pertama kali pada tahun 1974 di

Samarinda namun upaya yang telah dilakukan belum membuahkan hasil

Page 72: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 72

yang optimal. Hal ini diindikasikan masih munculnya kasus penyakit rabies

di Kaltim sampai saat ini.Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir kasus

penyakit rabies terdapat di Kutai Timur, Kutai Barat dan Kutai

Kertanegara pada 2011. Balikpapan dan Bontang, Samarinda serta Kutai

Kertanegara (2012).Sementara Kutai Barat dan Samarinda pada 2013 serta

tahun 2014 terjadi kasus positif di Bontang, Kutai Kertanegara, Paser,

Kutai Barat dan Samarinda.Apabila melihat peta situasi penyakit rabies di

Kaltim maka terdapat kabupaten dan kota yang rawan terhadap penyakit

rabies. Khususnya Kutai Kertanegara dan Kutai Barat termasuk Kabupaten

Mahakam Ulu.

Indikator jumlah kasus penyakit zoonosa termasuk dalam Program

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Outcome kegiatan yaitu

menurunnya kasus zoonosis. Dan Outputnya adalah terlaksananya

vaksinasi AI bagi unggas, vaksinasi rabies, pemeriksaan specimen ke lab

rujukan; Terlaksananya sosialisasi penyakit menular zoonosa, pemeriksaan

kesehatan hewan, pengawasan obat hewan, lalu lintas hewan, dan

pemeriksaan hewan qurban.

Adapun faktor pendukung pencapaian sasaran ini adalah

tersedianya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan Pemeliharaan

Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, diantaranya

kendaraan roda 4 untuk operasional di lapangan, pakaian kerja lapangan,

obat-obatan serta vaksin.

Faktor-faktor yang masih

menghambat pencapaian sasaran

adalah masih kurangnya

sumberdaya manusia yang

kompeten untuk melaksanakan

kegiatan Pemeliharaan Kesehatan

dan Penanggulangan Penyakit

Menular Ternak.

Page 73: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 73

Hal-hal yang perlu dilakukan

untuk meningkatkan capaian kinerja

antara lain adalah lebih mengintensifkan

pemeriksaan lalulintas ternak yang

masuk ke Kota Bandung, melaksanakan

secara rutin vaksinasi, desinfeksi,

depopulasi bila ada kasus kejadian, dan

surveillance di wilayah Kota Bandung,

meningkatkan pelayanan kesehatan

hewan di Klinik Hewan. Perlu juga ditingkatkannya sosialisasi tentang

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak pada

masyarakat, agar di tahun yang akan datang tidak terjadi kasus penyakit

ternak/zoonosa.

4. Analisis Pencapaian Sasaran 4

Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Jumlah pangan segar yang tercemar

kasus 50 0 200 50 20 160

Catatan : Perhitungan indikator ini semakin persentasenya mendekati 0 itu menunjukan capaian

yang baik.

Salah satu tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan adalah mengawasi dan memeriksa komoditi pangan

segar yang terdiri dari komoditi peternakan (daging, susu, telur), perikanan

dan komoditi tanaman pangan dan hortikultura ( sayuran, buah-buahan,

beras dan palawija).

Untuk itu sangat diperlukan adanya beberapa cara/metode untuk

pengawasan dan pemeriksaannya, agar dihasilkan pangan segar yang aman

dan layak untuk di konsumsi.Pangan segar yang aman dan layak untuk

Page 74: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 74

dikonsumsi adalah pangan yang bebas dari bebagai cemaran, baik itu

cemaran secara fisik, zat kimia berbahaya, cemaran mikroba dan cemaran

residu antibiotic, residu hormone, residu pestisida dan juga logam

berbahaya (logam berat).

Untuk Mengetahui adanya cemaran pada produk pangan segar

maka perlu dilakukan pemeriksaan, baik secara Organoleftik (untuk

pemeriksaan fisik Ph, suhu, dan adanya pembusukan/kualitas produk),

pemeriksaan cepat dengan menggunakan screening tes antara lain untuk

pemeriksaan zat pengawet (formalin borak dll), pemutih (khlorin, hydrogen

peroksida/H2O2) dan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa cemaran

mikroba,residu antibiotic, residu hormone, residu pestisida dan logam

berat.Keamanan pangan menjadi isu penting dalam perdagangan bebas.

Jaminan keamanan pangan merupakan syarat dalam memenangkan

persaingan di pasar bebas.Indikator ini penting karena indikator ini

mendukung Penyelenggaraan SPM Ketahanan Pangan.

Selama tahun 2015 ditemukan adanya pangan segar yang

tercemar dari target 50 kasus,ternyata kejadian kasusnya 20 kaus.

Perhitungan indikator ini berbeda dengan indikator yang lain, semakin

sedikit terjadinya kasus pencemaran pangan segar maka kinerjanya

semakin baik. Oleh karena perhitungannya berbeda dengan indikator yang

lain, seperti halnya indikator kasus penyakit zoonosa, maka perhitungan

untuk indikator ini juga dipisahkan dengan perhitungan yang lain.

Pada tahun 2013 terjadi beberapa kasus tercemar yaitu 34 kasus

(7 kasus beras berklorin, 3 kasus Ikan/Ikan Teri berformalin, pencemaran

arsenik diatas ambang batas 9 kasus,15 kasus formalin pada komoditi

pertanian (jeruk,kacang hijau, apel dan pear)), sedangkan tahun 2015

ditemukan adanya 20 kasus cemaran, namun demikian masih bisa

menekan target kejadian maksimal 50 kasus berarti kinerjanya masih

dikatakan baik.

Kalau kita membandingkan adanya kasus cemaran bahan

pengawet formalin pada komoditi pangan segar dengan kabupaten/kota di

Propinsi Jawa Barat pada bulan Maret 2014 adalah sebagai berikut :

Page 75: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 75

No Kab/Kota

Jumlah

Sampel Jenis Komoditi Negatif Formalin Positif Formalin

1 Kota Bandung 20 Buah-buahan dan ikan 20 0

2 Kab. Ciamis 6 Anggur (2), Apel (2) 2 2

3 Kota Banjar 4

Anggur, Jeruk, Apel

Royal Gala, Peda

Buntung

0 4

4 Kab. Subang 3 Anggur, Daging Ayam 1 2

5 Kab. Sukabumi 1 Ikan Tongkol 0 1

6 Kab.Cianjur 4

Apel, Anggur,

Kangkung, Pindang

Tongkol

0 4

7 Kab.Indramayu 4

Apel Merah, Jeruk

Ponkam, Pear, Anggur

Merah

0 4

8 Kab.Kuningan 1 Ikan Asin 0 1

Kab.Bogor 3

Bayam, Kangkung,

Apel 2 1

10 Kab.Garut 4 Apel, Anggur, Pear,

Bayam 0 4

11 Kab,Majalengka 2 Pear, Jeruk 0 2

12 Kota Cirebon 2 Apel Import 1 1

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat, 2014.

Dari hasil study banding ke daerah lain mengenai pengawasan

mutu komoditi hasil pertanian diperoleh kesimpulan diantaranya : bahwa

masih perlu ditingkatkan pengawasan dan pemeriksaan mutu komoditi

hasil pertanian khususnya Bahan Asal Hewan/ Hasil Bahan Asal Hewan

(BAH/HBAH); merencanakan kegiatan Sosialiasi Nomor Kontrol Veteriner

(NKV) pada pengusaha skala kecil sektor peternakan dan perikanan; dan

penyempurnaan penyusunan Laporan Realisasi Pemasukan/Pengeluaran

BAH/HBAH per bulan dan tahunan.

Faktor yang masih menjadi hambatan antara lain :

1. Kota Bandung bukan sebagai daerah produksi sehingga pangan segar

yang dijual dan dikonsumsi masyarakatnya sebagian besar (95 %)

Page 76: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 76

berasal dari luar wilayah Kota Bandung. Sehingga masih ditemukan

produk pangan segar yang masuk ke kota bandung sudah tercemari.

2. Alat transportasi, penyimpanan, pada umumnya tempat penjualan

yang semestinya diperlukan untuk menyimpan produk pangan segar

pada umumnya tidak dimiliki oleh para pedagang terutama yang

berada di pasar tradisional .

3. Pelaku usaha dan konsumen masih kurang memahami tata cara

penanganan dan penyimpanan produk pangan segar serta

pengetahuan tentang bahayanya penggunaan bahan-bahan pengawet

yang tidak semestinya (penyalahgunaan bahan kimia berbahaya).

4. Terbatasnya SDM pengawas mutu terutama petugas laboratorium

yang memiliki pendidikan khusus (analis kimia).

5. Luasnya cakupan pemeriksaan dan banyaknya lokasi yang harus di

awasi dan diperiksa.

Saran/Solusi untuk capaian berikutnya antara lain adalah :

1. Mengadakan sosialisasi yang seluas-luasnya kepada pelaku usaha

dan konsumen mengenai pentingnya pengawasan produk pangan

segar yang HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat) dan bahayanya

penggunaan bahan-bahan pengawet yang tidak semestinya, serta

pentingnya memilih bahan pangan segar yang aman dan layak

dikonsumsi

2. Meningkatkan pengetahuan para petugas pemeriksa,melalui

pelatihan ataupun magang di laboratorium sehingga dapat

menambah pengetahuan tentang isu-isu yang baru

3. Menambah wawasan para petugas melalui study banding ke daerah

yang bisa menghasilkan pengetahuan tambahan dan dapat

diaplikasikan di Kota Bandung.

4. Menambah anggaran untuk pemeriksaan pangan segar ke

laboratorium yang terakreditasi dan kebutuhan untuk pemeriksaan

di lapangan ataupun di labratorium dinas.

5. Menambah SDM untuk pemeriksa khusus pangan segar di

laboraturium dinas dengan latar belakang pendidikan analis kimia.

Page 77: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 77

5. Analisis Pencapaian Sasaran 5

Bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Jumlah pelaku usaha di bidang

pertanian dan perikanan :

a. Budidaya pelaku

usaha

690 695 100.72 750 755 100

b. Olahan pelaku

usaha

195 240 123.08 370 600 162

Selama tahun 2015, jumlah pelaku usaha budidaya bidang

pertanian dan perikanan sudah mencapai 755 pelaku usaha dari target 750

pelaku usaha atau 100,66%. Pada tahun 2014 jumlah pelaku usaha

budidaya sebanyak 695, berarti pada tahun 2015 telah bertambah

sebanyak 60 pelaku usaha. Penambahan jumlah pelaku usaha ini

diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya padi, tanaman palawija,

peternak sapi, peternak domba maupun budidaya ikan hias dan ikan

konsumsi.

Adapun pelaku usaha olahan bidang pertanian dan perikanan

sudah mencapai 600 orang dari target 370 orang atau 162,16%. Pada

tahun 2014 jumlah pelaku usaha olahan sebanyak 240, berarti pada tahun

2015 telah bertambah sebanyak

360 pelaku usaha. Penambahan

jumlah pelaku usaha ini

diantaranya terdiri dari pelaku

usaha olahan keripik singkong,

olahan pindang presto dan ikan

bandeng, olahan nugget, baso,

sosis sapi dan ayam, olahan

kerupuk kentang, olahan

rangginang, olahan abon ikan

lele,dan olahan duri ikan. Para pelaku usaha ini ada yang tergabung dalam

Page 78: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 78

satu kelompok usaha ada juga

kelompok usaha perorangan.

Lokasi pelaku usaha tersebar di

beberapa kecamatan diantaranya

Kecamatan Andir, Kecamatan

Mandalajati, Kecamatan Bojongloa

Kidul, Kecamatan Ujung Berung,

Kecamatan Antapani, Kecamatan

Buahbatu, Kecamatan Arcamanik,

dan Kecamatan Regol.

Sasaran bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan

perikanan dengan indikator jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan

perikanan merupakan sasaran strategis baru yang ada di tahun 2015, yang

merupakan salah satu janji politik Walikota. Sehingga belum ada capaian

kinerja untuk sasaran strategis ini di tahun sebelumnya.

Setiap daerah (kabupaten/kota) mempunyai kelebihan/kekurangan

dalam pencapaian kinerjanya. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

kinerja, akan diadakan study banding dengan daerah yang telah berhasil

dalam pencapaian kinerja khususnya pada kegiatan penanganan pasca

panen dan pengolahan hasil pertanian. Study banding ini dilakukan dalam

rangka konsultasi, koordinasi dan pertukaran informasi.

Indikator jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan

masuk dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan

(Pertanian/Perkebunan) Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan

Hasil Pertanian. Outcome kegiatan ini yaitu meningkatnya pengetahuan

dan keterampilan petugas pertanian dan pelaku usaha olahan hasil

pertanian, bertambahnya sarana usaha olahan hasil pertanian yang dapat

meningkatkan skala usaha di bidang pengolahan hasil pertanian.Output

kegiatan yaitu terselenggaranya pelatihan olahan hasil pertanian,

tersalurkannya bantuan sarana pasca panen dan olahan hasil pertanian.

Page 79: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 79

6. Analisis Pencapaian Sasaran 6

Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan

sarana teknologi pertanian dan perikanan.

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Jumlah pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi

pertanian dan perikanan :

a. Budidaya pelaku

usaha

600 603 100.5 630 640 101

b. Olahan pelaku

usaha

100 120 120 160 162 101

Sasaran strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan ini mempunyai

komponen indikator kinerja, yaitu jumlah pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan yang meliputi

pelaku usaha budidaya dan pelaku usaha olahan.

Tingginya persaingan usaha memacu para pelaku usaha untuk

melakukan inovasi terhadap hasil usahanya. Salah satunya dengan

penerapan teknologi.Dalam usaha bidang pertanian, penggunaan sarana

teknologi pertanian dibutuhkan

untuk meningkatkan produksi dan

mempermudah para pelaku usaha

dalam memproduksi barangnya.

Jumlah pelaku usaha olahan hasil

petanian diharapkan akan terus

tumbuh dengan diadakannya

program-program pelatihan dan

bantuan sarana prasarana alat

olahan pertanian dan budidaya pertanian.

Page 80: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 80

Selama tahun 2015,

jumlah pelaku usaha budidaya

yang menggunakan sarana

teknologi pertanian dan

perikanan sudah mencapai 640

pelaku usaha dari target 630

pelaku usaha atau terealisasi

101,59%. Pada tahun 2014

jumlah pelaku usaha budidaya

yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan sebanyak

603, berarti pada tahun 2015 telah bertambah sebanyak 37 pelaku usaha.

Penambahan jumlah pelaku usaha yang menggunakan teknologi

diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya tanaman hias dan sayuran

dengan menggunakan teknologi hidroponik, kultur jaringan; juga pelaku

usaha budidaya ternak sapi dengan inseminasi buatan.

Adapun pelaku usaha olahan yang menggunakan sarana teknologi

pertanian dan perikanan sudah mencapai 162 orang dari target 160 orang

atau sebesar 101,25%. Pada tahun 2014 jumlah pelaku usaha olahan yang

menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan sebanyak 120,

berarti pada tahun 2015 telah bertambah sebanyak 42 pelaku usaha.

Penambahan jumlah pelaku usaha yang menggunakan teknologi ini

diantaranya pelaku usaha olahan pindang presto menggunakan panci

presto, olahan bakso menggunakan mesin pencetak bakso, dan olahan

abon menggunakan mesin pengering abon (spinner). Para pelaku usaha ini

ada yang tergabung dalam satu kelompok usaha ada juga kelompok usaha

perorangan. Lokasi pelaku usaha tersebar di beberapa kecamatan

diantaranya Kecamatan Andir, Kecamatan Mandalajati, Kecamatan

Bojongloa Kidul, Kecamatan Ujung Berung, Kecamatan Antapani,

Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Arcamanik, dan Kecamatan Regol.

Sasaran meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan dengan indikator

Page 81: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 81

jumlah pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi

pertanian dan perikanan

merupakan sasaran strategis baru

yang ada di tahun 2015.

Indikator jumlah pelaku

usaha yang menggunakan

teknologi pertanian dan perikanan

masuk dalam Program

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Kegiatan

Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian. Outcome

kegiatan ini yaitu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas

pertanian dan pelaku usaha olahan hasil pertanian, bertambahnya sarana

usaha olahan hasil pertanian yang dapat meningkatkan skala usaha di

bidang pengolahan hasil pertanian.Output kegiatan yaitu terselenggaranya

pelatihan olahan hasil pertanian, tersalurkannya bantuan sarana pasca

panen dan olahan hasil pertanian.

7. Analisis Pencapaian Sasaran 7

Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja.

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2014

%

Tahun 2015

% Target

Reali

sasi Target

Reali

sasi

1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) indeks 75 79 105.33 80 81,07 101

2 Prosentase keluhan/pengaduan

layanan yang ditindaklanjuti

% 100 100 100 100 100 100

3 Nilai Evaluasi AKIP Angka 63 74,57 118.37 75 76,87 102

4 Prosentase Temuan BPK / Inspektorat

yang ditindaklanjuti

% 100 100 100 100 100 100

Sasaran terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan

akuntabilitas kinerja sebenarnya bukan merupakan Indikator Kinerja

Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, tetapi

indikator ini penting juga untuk dilakukan pengukuran sehingga masuk

Page 82: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 82

kedalam perjanjian kinerja

Dispertapa, adapun hasilnya adalah

sebagai berikut :

1. Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) yang sesuai dengan SK

Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara (MenPAN) No.

16 Tahun 2014

Tentang Survey Kepuasan

Masyarakat.

2. Prosentase Keluhan/Pengaduan

layanan yang ditindaklanjuti

3. Nilai Evaluasi AKIP

4. Prosentase Temuan

BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti

Indeks Kepuasan

Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan

masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan

kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari

aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya. Pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur

pemerintah perlu terus ditingkatkan sehingga mencapai kualitas yang

diharapkan. Untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur pemerintah

kepada masyarakat perlu dilakukan penilaian atas pendapat masyarakat

terhadap pelayanan melalui penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.

Sesuai dengan azas akuntabilitas, maka perlu reorientasi penyelenggaraan

pelayanan publik. Artinya, penyelenggara pelayanan publik harus

berorientasi pada pelanggan/masyarakat. Karena itu survey berkala untuk

mendengar aspirasi dan keluhan pelanggan/masyarakat terhadap

pelayanan publik perlu terus dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas

Page 83: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 83

perbaikan yang dilakukan. Pengukuran kepuasan pelanggan/masyarakat

terhadap layanan yang diberikan di satu sisi dapat mendorong peningkatan

akuntabilitas pelayanan publik, sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap Pemerintah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Bandung dalam pelaksanaan ISO 9001 : 2008 masih harus

meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga perlu dilakukan pengukuran

mengenai tingkat kepuasan pelanggan/masyarakat terhadap pelayanan

yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Bandung.

Setelah dilakukan survey ke pelanggan yang merupakan pelanggan

dari Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung,

didapatkan responden sebanyak 25

responden dan yang

mengembalikan kuesioner sebanyak

20 responden, kuesioner yang

masuk dari pelanggan setelah

dianalisis didapatkan hasil

penilaian sebesar 81,07 % untuk

jawaban poin “Puas” artinya adalah

“Personal dapat dipertahankan,

sistem kerja berpeluang ditingkatkan”.

Page 84: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 84

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 SP P P P P P P SP SP P P P P SP

2 SP P SP P P SP P P P P P P P P

3 P P P P P P P P P P P P P P

4 P P P P P P P P P P P P P P

5 SP P P P P P P P P P P P P P

6 P P P P P P P P P P P P P P

7 SP P P P P P P P P P P P P P

8 SP P P P P P P P P SP P SP P P

9 SP P P P P P P P P P P SP SP P

10 SP P P P P SP P P P SP SP P SP SP

11 P KP P P P P P P P P P P P P

12 SP P P SP P SP P P SP SP SP P SP P

13 KP KP P P P P P P P P P P P P

14 P P P P P P P P P P P P P P

15 SP P SP P SP P P P P SP SP P P P

16 P KP P P P P P P P P P P P P

17 SP P SP P P SP P P P SP SP SP SP P

18 KP KP P P P P P P P P P P P P

19 P SP SP SP P SP P SP SP P P P P SP

20 P P P P P P P P P P P P P P

TOTAL PERSENTASE

TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

KP 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2,14

P 8 15 16 18 19 15 20 18 17 15 16 17 16 17 227 81,07

SP 10 1 4 2 1 5 0 2 3 5 4 3 4 3 47 16,79

TP : Tidak Puas P : Puas

KP : Kurang Puas SP : Sangat Puas

JAWABAN KUISIONER

REKAPITULASI JAWABAN

Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti,

untuk sampai saat ini belum ada keluhan atau pengaduan mengenai

pelayanan yang diberikan

oleh Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota

Bandung. Adapun yang

menjadikan pengaduan dari

masyarakat ke Dinas adalah

mengenai Raskin yaitu

kualitas Raskin yang kurang

baik walaupun itu

merupakan kewenangan

BULOG dalam penyediaan Raskin yang berkualitas baik tetapi Dinas

Page 85: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 85

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung ikut bertanggung jawab

dan memonitor ke BULOG supaya apa yang diharapkan oleh masyarakat

untuk menerima Raskin yang berkualitas baik dapat terlaksana.

Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP) adalah

perwujudan kewajiban suatu

instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan visi dan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara

periodik. Penjabaran target kinerja

yang ditetapkan dalam rencana

strategis kedalam rencana tahunan

yang dituangkan dalam rencana

kerja dievaluasi melalui

penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang

dilakukan setiap tahun.

Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN hanya dapat terwujud

apabila aparatur negara termasuk aparatur pemerintah di dalamnya dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, professional, transparan,

akuntabel, taat pada aturan hukum, responsive dan proaktif, serta selalu

mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Page 86: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 86

Untuk LKIP tahun 2014

dievaluasi oleh Inspektorat pada

tahun 2015, nilai evaluasi AKIP

sudah melebihi target yang

ditetapkan, yaitu memperoleh Nilai

Kategori B dari target nilai kategori

CC, hal ini berarti telah terealisasi

>100%. Nilai Evaluasi AKIP tahun

2014 dibandingkan dengan nilai

evaluasi AKIP tahun 2013 mengalami peningkatan walaupun masih dalam

kategori sama, dimana LAKIP tahun 2013 memperoleh nilai 74,57 dan

LAKIP tahun 2014 memperoleh nilai 76,87 dan sama-sama masuk dalam

Kategori B. Nilai ini telah melampaui target yang hanya kategori CC. Jadi

untuk sasaran strategis ini kinerja nyatanya lebih baik dari tahun

sebelumnya.

Mengenai temuan pengelolaan anggaran dari BPK/Inspektorat,

selama tahun 2015 semua temuan pengelolaan anggaran dari

BPK/inspektorat sudah ditindaklanjuti, jadi teralisasi sesuai target yaitu

100%. Pada Tahun 2015 hanya ada 1 (satu) temuan BPK yaitu mengenai

duplikasi penggunaan tenaga

konsultan ahli dengan SKPD lain

sehingga harus ada pengembalian

honorarium tenaga ahli dan hal

tersebut sudah ditindaklanjuti sesuai

rekomendasi dari BPK RI. Adapun

faktor pendukung pencapaian

sasaran ini adalah adanya komitmen

semua pihak terkait dalam

melaksanakan tugas dan tanggung

jawab masing-masing sehingga

capaian kinerja dapat tercapai sesuai

target dan komitmen semua pihak untuk menindaklanjuti temuan.

Page 87: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 87

Faktor-faktor yang masih menghambat pencapaian sasaran adalah

masih kurangnya pengetahuan aparatur tentang pelayanan publik, masih

belum memadainya sarana dan prasarana pelayanan publik, kelengkapan

data yang dibutuhkan kurang memadai, dan masih kurangnya

pengetahuan SDM terhadap pengelolaan anggaran.

Hal-hal yang masih terus harus diperbaiki untuk mencapai target

kinerja antara lain adalah meningkatkan pengetahuan aparatur tentang

pelayanan publik, meningkatkan sarana pelayanan publik yang sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, penambahan jumlah SDM,

meningkatkan pengetahuan SDM tentang bagaimana cara menyusun AKIP

yang baik agar nilai evaluasi AKIP menjadi lebih baik sesuai dengan target.

meningkatkan pengetahuan SDM dengan mewajibkan PNS mengikuti diklat

tentang pengelolaan anggaran.

Bila kita bandingkan pencapaian realisasi kinerja tahun ini dengan

beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3.12.sebagai berikut :

Page 88: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 88

Tabel 3.12.

PENGUKURAN KINERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2009-2013

N

O

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATO

R KINERJA

Target Kinerja SKPD Tahun ke- Realisasi Kinerja Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1. Terselenggaranya

kegiatan promosi

produk unggulan

Kota Bandung

Peningkatan

volume

pemasaran

produk hasil

tanaman

pangan

1.955 kg

2.066 kg

2.184 kg

2.308 kg

2.439 kg

2.056 kg

2.184 kg

2.402 kg

2,538 kg

2.683 kg

105,2

%

105,7

%

109,9

%

109,9 %

110 %

Peningkatan

volume

pemasaran

produk hasil

peternakan

16.458 kg

17.363 kg

18.318 kg

19.325 kg

20.388 kg

17.280 kg

18.318 kg

20,145 kg

21.257

kg

22.428 kg 104,1

%

105,1

% 110 % 109,9 % 110 %

Peningkatan

volume

pemasaran

produk hasil

perikanan

110.032 kg

116.414 kg

123.166 kg

130.310 kg

137.868 kg

113.743 kg

128.060 kg

135.480 kg

143.341 kg

157.655

kg

103,4

% 110%

109,9

%

109,16

%

114,4

%

2. Meningkatny

a hasil

produksi

pertanian

tanaman

Produktivitas

tanaman padi 61

Kw/Ha

61

Kw/Ha

61

Kw/Ha

61

kw/ha

61

kw/ha

61

kw/ha

61,05

kw/ha

61,07

kw/ha

62,83 62,95

kw/ha 100 %

100,08

%

100,11

% 100,3 %

103,2

%

Produktivitas

tanaman

palawija

60,7 kw/ha

60,7 kw/ha

60,7 kw/ha

60,7 kw/ha

60,7 kw/ha

60,9 kw/ha

61,15 kw/ha

70,94 kw/ha

71,00

kw/ha-

72,20

kw/ha

100,33

%

100,74

% 117 % 116,9 %

118,9

%

Page 89: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 89

N

O

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATO

R KINERJA

Target Kinerja SKPD Tahun ke- Realisasi Kinerja Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

pangan Produktivitas

tanaman

hortikultura

94,18 kw/ha

98,88 kw/ha

103,82 kw/ha

109,01 kw/ha

114,46 kw/ha

96,2 kw/ha

106,7 kw/ha

112,07 kw/ha

114,46

kw/ha

116,40

kw/ha 102 %

107,9

%

107,9

% 104,9 %

101,7

%

Produktivitas

tanaman hias 131.000

pot/thn

137.000

pot/thn

143.000

pot/thn

149.000 pot/thn

155.000 pot/thn

131.100 pot/thn

139.000 pot/thn

145.000 pot/thn

184.500

pot/thn

185.000

pot/tahu

n

100 % 101,5

%

101,4

%

123,82

%

119,3

5 %

3. Terkendaliny

a penyakit

hewan/terna

k di Kota

Bandung

Jumlah kasus

penyakit

zoonosa

Tidak akan

melebihi 10

kasus

- - - 10

kasus 10

kasus - - - 1 kasus 1 kasus - - - 10 % 10 %

4. Meningkatny

a jumlah

ternak

Populasi

ternak sapi 371 ekor

386 ekor

401 ekor

416 ekor

431 ekor

395 ekor

407 ekor

422 ekor

447 ekor 1.307

ekor

106,5

%

105,4

%

105,2

%

107,4%

303,2

%

Populasi

ternak domba 20.419

ekor 20.519

ekor 20.619

ekor 22.726 ekor

23.507 ekor

21.102 ekor

21.102 ekor

23.493 ekor

26.635

ekor

26.901

ekor

103,3

%

102,8

% 114%

117,2%

114,4

%

5. Meningkatny

a produksi

ikan

Produksi ikan

konsumsi

2.095

ton

2.200

ton

2.310

ton

2.425

ton

2.500

ton 2.217,5

ton

2.310

ton

2.518

ton

2.520to

n 2.575 ton

105,8

% 105%

100,7

% 103,9%

103 %

Produksi ikan

hias

321.70

0 ekor

421.70

0 ekor

521.70

0 ekor

621.70

0 ekor

721.10

0 ekor

406.551 ekor

463.500 ekor

531.229 ekor

633.882

ekor

734.838

ekor

126,4

%

109,9

%

101,8

%

101,96

%

101,9

%

Page 90: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 90

N

O

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATO

R KINERJA

Target Kinerja SKPD Tahun ke- Realisasi Kinerja Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

6. Tercukupinya

kebutuhan

pangan (beras)

bagi rumah

tangga miskin

Jumlah

regulasi

ketahanan

pangan

- - - 2 2 - - - 3 4 - - - 150 200

Penguatan

Cadangan

Pangan

- - - 24% 24% - - - 24% 24% - - - 100% 100%

Page 91: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 91

3.4. ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR CAPAIAN SASARAN

Berdasarkan analisis terhadap pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2015, beberapa capaian yang

mengindikasikan keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pada tahun 2015, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7

sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang

ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015, tingkat

pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 %

(Sangat baik).

Uraiannya adalah sebagai berikut :

8. Sasaran Strategis terjaganya ketersediaan pangan, diukur melalui 5

indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata

capaian 103,49%) Indikator Kinerjanya berupa; 1). Score Pola Pangan

Harapan (PPH) dari target 91,25 dapat terealisasi 91.26 atau

terealisasi mencapai (100,01%). 2). Penguatan cadangan pangan dari

target 60 ton dapat terealisasi sebanyak 72.26 ton atau terealisasi

mencapai (120.43%), 3). Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras : dari

target 91,40 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 91,31

kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,10%). Tingkat

konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan

yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka

semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan

beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila

capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan kinerja yang baik

karena targetnya adalah mengurangi konsumsi beras setiap

tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging : dari target 16,12

kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 17,62 kg/kapita/tahun

atau terealisasi mencapai (109.31%); dan c. tingkat konsumsi Ikan :

dari target 34,20 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 34,28

kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,23%);

Page 92: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 92

9. Sasaran Strategis meningkatnya produksi dan produktivitas hasil

pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja dengan

capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian 100,46%), Indikator

Kinerjanya berupa : 1). Produktivitas tanaman padi dari target 65,05

kwintal/Ha dapat terealisasi sebanyak 65,05 kw/ha atau terealisasi

mencapai (100,00 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi

65,03 kwintal/Ha 2). Produksi tanaman hias dari target 188.500

pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 189.002 pot/tahun atau

terealisasi mencapai (100,27 %), sedangkan pada tahun sebelumnya

terealisasi 186.920 pot/tahun 3). Populasi ternak : a. Sapi : dari

target 1.604 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.625 ekor atau

terealisasi mencapai (101,31 %) sedangkan pada tahun sebelumnya

terealisasi 1.554 ekor, b. Domba : dari target 30.833 ekor dapat

terealisasi sebanyak 30.991 ekor atau terealisasi mencapai (100,51

%), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 29.955 ekor; 4).

Produksi Ikan : a. Ikan Konsumsi : dari target 2.846 ton dapat

terealisasi sebanyak 2.877 ton mencapai (101,09 %), sedangkan pada

tahun sebelumnya terealisasi 2.764,09 ton b. Ikan Hias dari target

821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor atau

terealisasi mencapai (110,46 %), sedangkan pada tahun sebelumnya

terealisasi 721.700 ekor.

10. Sasaran Strategis terkendalinya kasus penyakit zoonosa diukur

melalui 1 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik

( capaian 200% ) indikator kinerjanya berupa jumlah kasus

penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari target maksimal

kejadian 8 kasus ternyata kejadian 0 kasus tahun sebelumnya

terjadi 1 kasus, hal ini menunjukan kinerja baik karena semakin

sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya.

11. Sasaran Strategis menurunnya produk pangan segar yang tercemar

diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat

Baik ( capaian 160,00 % ) indikator kinerjanya berupa jumlah

pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 50

kasus realisasinya 20 kasus ini menunjukkan kinerja yang baik

Page 93: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 93

karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik

kinerjanya.

12. Sasaran Strategis bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian

dan perikanan diukur melalui 2 indikator Kinerja dengan capaian

kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 131,41 %) indikator

kinerjanya berupa Jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan

perikanan : a. Budidaya : dari target 750 pelaku usaha dapat

terealisasi sebanyak 755 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,67

%); dan b. Olahan : dari target 370 orang pelaku usaha dapat

terealisasi sebanyak 600 orang pelaku usaha atau sebesar (162,16

%).

13. Sasaran Strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang

menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan diukur

melalui 2 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik

(rata-rata capaian diatas 101,42 %) indikator kinerjanya berupa

jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian

dan perikanan : a. Budidaya : dari target 630 pelaku usaha dapat

terealisasi sebanyak 640 pelaku usaha atau teralisasi sebesar

(101,59 %); dan b. Olahan : dari target 160 orang pelaku usaha dapat

terealisasi sebanyak 162 orang pelaku usaha atau sebesar (101,25

%).

14. Sasaran Strategis terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan

publik dan akuntabilita kinerja diukur melalui 4 indikator Kinerja

dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas

100,96 %) indikator kinerjanya berupa : 1). Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) dari target 80 dapat terealisasi 81,07 atau

mencapai 101,34 %; 2). Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang

ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %; 3). Nilai

evaluasi AKIP dari target angka 75 dapat terealisasi 76,87 (A) atau

terealisasi mencapai 102,49 %; 4). Prosentase temuan

BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat

terealisasi 100 %.

Page 94: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 94

Selain beberapa capaian kinerja tersebut, masih ditemui beberapa kendala

dan permasalahan dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung antara lain :

– Terlambatnya pengesahan APBD murni dan pengesahan APBD

Perubahan

– Menumpuknya beban pekerjaan dan pencairan anggaran pada akhir

Triwulan ke -4 setiap tahunnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu

dilakukan, diantaranya adalah :

– Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah

– Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia sesuai

dengan tupoksi dan kemampuannya.

– Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati pada

awal pelaksanaan kegiatan.

Realisasi capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya pada

tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut:

A. URUSAN WAJIB

1. URUSAN KETAHANAN PANGAN

Urusan Ketahanan Pangan pada tahun anggaran 2015 mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.700.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar

Rp. 1.673.760.950,00 (98.46%). Program dan kegiatan pada Urusan

Ketahanan Pangan tahun 2015 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta

permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 95: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 95

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Program Ketahanan Pangan

Program Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.700.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.673.760.950,00

(98.46%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Promosi Keamanan Pangan.

b) Kegiatan Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

c) Kegiatan Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif.

d) Kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya Sosialisasi promosi Keamanan Pangan di 9

Kelurahan, 12 Sekolah Dasar, dan 5 Kelompok Masyarakat

b) Terlaksananya rapat pembahasan Draft Keputusan Walikota

Bandung tentang Kepengurusan Dewan Ketahanan Pangan

(DKP) Kota Bandung Periode Tahun 2015-2018 2 kali,

Penyusunan Keputusan Walikota Bandung 1 Kepwal, Rakor

Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung 1 kali, Sidang Regional

Dewan Ketahanan Pangan 1 kali, Pameran Peringatan Hari

Pangan Sedunia ke XXXV Tingkat Provinsi Jawa Barat 1 kali,

Peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXV Tingkat Nasional di

Palembang Sumatera Selatan 1 kali, Rapat Pembahasan Laporan

Penyusunan dan Analisis NBM Kota Bandung Tahun 2015 6 kali,

Penyusunan Buku Neraca Bahan Makanan Kota Bandung Tahun

2015 (5 laporan pendahuluan, 5 laporan draft akhir, 5 laporan

akhir, 1 softcopy), Kampaye/Inisasi Program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan melalui Sosialisasi

Program One Day No Rice bagi pengusaha Jasa Boga 1 kali/75

pengusaha.

c) Terlaksananya gerakam makan sayur dan buah 1 kali,

Sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

(Launching One Day No Rice) 2 kali, Gebyar percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan bagi siswa SLTP/SLTA

sederajat (Grand Launching One Day No Rice) 1 kali, Sosialisasi

Page 96: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 96

sumber pangan alternatif 4 kali/4 KWT KRPL, Pembinaan

kawasan rumah pangan lestari 12 kali/12 KWT KRPL

d) Terlaksananya Penyusunan Kepwal Pagu dan Alokasi Raskin 1

kepwal, Penyusunan Kepwal Tim Koordinasi Raskin Kota

Bandung 1 kepwal, Penyusunan Perwal Subsidi Raskin 1 perwal,

Penyusunan Perwal Perubahan Subsidi Raskin 1 perwal,

Penyusunan Petunjuk Teknis Penyaluran Raskin 1 juknis,

Sosialiasai Program Raskin tahun 2015 1 kali, Launching

Program Raskin tahun 2015 1 kali, Distribusi Raskin Gratis ke

62.255 KK, Monitoring Tim Unit Reaksi Cepat ke Gudang Bulog,

titik distribusi dan titik bagi.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya kesadaran tentang keamanan pangan melalui

sosialisasi bagi kelompok sasaran yang meliputi aparat

kewilayahan di Kelurahan dan Sekolah Dasar

b) Terwujudnya Sinergitas Program Ketahanan Pangan di Tingkat

Kota

c) Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran

masyarakat tentang sumber pangan alternatif dan Menu B2SA

(Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) implementasinya

melalui program One Day No Rice

d) Terpenuhinya kebutuhan pangan pokok bagi Rumah Tangga

Sasaran (RTS) secara merata.

b. CAPAIAN KINERJA

Indikator Penguatan Cadangan Pangan Daerah dari target pada

tahun 2015 sebesar 60 ton, dapat terealisasi sebesar 72,26 ton atau

tercapai sebesar 120,43 %.

Indikator Pencapaian Pola Pangan Harapan dari target sebesar

91,25, dapat terealisasi pada tahun 2015 sebesar 91,26 atau dapat

terealisasi sebesar 100,01 %.

Page 97: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 97

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1) Permasalahan

a) Belum optimalnya implementasi percepatan penganekaragaman

konsumsi pangan lokal (P2KP) yang diharapkan dapat

mengurangi konsumsi beras, belum tersedianya bahan pangan

pokok pengganti beras (umbi-umbian) sebagai pengganti

karbohidrat lainya.

b) Program/kegiatan Ketahanan Pangan menyangkut berbagai

kepentingan mulai dari ketersediaan, distribusi dan konsumsi

yang dalam pelaksanaannya melibatkan bidang dan SKPD

terkait, sehingga untuk mencapai target ketahanan pangan tidak

bisa terlepas dari kontribusi data dari bidang dan SKPD terkait.

c) Belum optimalnya masyarakat menerima sosialiasai tentang

keamanan pangan

2) Solusi

a) Mengoptimalkan implementasi Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP), melalui sosialisasi, bimbingan, dan

pelatihan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) atau

Pemanfaatan lahan pekarangan dan koordinasi dengan kab/kota

penghasil bahan umbi-umbian

b) Pentingnya pemahaman bidang/SKPD terkait untuk bisa

memberikan kontribusi data terhadap indikator ketahanan

pangan

c) Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan pangan.

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan

untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil kelautan

dan perikanan yang berkualitas serta pengembangan usaha budidaya

Page 98: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 98

perikanan dengan pemilihan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi

dan bisa dikembangkan dilahan sempit.

Urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun anggaran 2015 mendapat

alokasi anggaran sebesar Rp. 2.350.000.000,00 dan dapat direalisasikan

sebesar Rp. 2.291.912.250,00 (97,53%). Program dan kegiatan pada Urusan

Kelautan dan Perikanan tahun 2015 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta

permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Pelaksanaan program pengembangan budidaya perikanan mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.350.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.

2.291.912.250,00 (97,53%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan.

b) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya pengadaan: (1) Benih ikan konsumsi untuk restocking

2 paket (2) Bahan praktikum pelatihan 6 paket (3) Benih ikan

konsumsi untuk Yon Zipur 1 paket (4) Benih dan paka ikan lele 55

paket (5) Induk sarana dan prasarana ikan hias 4 paket (6) Induk

sarana dan prasarana ikan konsumsi 4 paket

b) Terlaksananya pengadaan: (1) Pakan ikan 2 paket (2) Sarana dan

prasarana Balai Benih Ikan 3 paket (3) Pupuk kandang 1 paket (4)

Percontohan budidaya ikan lele di kolam terpal 1 paket (4) Induk lele

35 paket

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya

produksi ikan konsumsi dan ikan hias.

Page 99: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 99

b. CAPAIAN KINERJA

1) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi, dari target

sebanyak 2.846 ton dapat terealisasi sebanyak 2.877 ton. atau

tercapai sebesar 101,09%.

2) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Hias, dari target sebanyak

921.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 922.900 ekor. atau tercapai

sebesar 100,13%.

Dalam upaya meningkatkan pemasaran produk hasil perikanan yang

terjamin kualitasnya, Pemerintah Kota Bandung telah membangun

Pasar Ikan Higienis (PIH) di Pasar Induk Gedebage, sehingga tersedia

hasil perikanan yang lebih terjamin kualitasnya, aman di konsumsi

serta dapat meningkatkan konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota

Bandung, dari 33,50 kg/kapita/tahun pada tahun 2014 menjadi 34,28

kg/kapita/tahun pada tahun 2015 atau mengalami kenaikan sebesar

3,93 %.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1) Permasalahan

a) Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat

alih fungsi lahan di Kota Bandung.

b) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dan

masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya

dan produk perikanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan

mutu pangan.

2) Solusi

a) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan melalui pemilihan

komoditas yang mempunyai produktivitas tinggi, nilai ekonomis tinggi

dan bisa dikembangkan dilahan yang sempit (ikan hias dan ikan lele).

b) (1) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu ikan

dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung, (2) meningkatkan

pembinaan kepada pedagang ikan yang ada di Kota Bandung, (3)

meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perikanan tempat asal ikan,

Page 100: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 100

agar ikan yang masuk ke Kota Bandung tidak menggunakan bahan

kimia berbahaya.

2. URUSAN PERTANIAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan pertanian diarahkan untuk

meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil pertanian yang

berkualitas serta pengembangan usaha pertanian dengan pemilihan

komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai

ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta usaha

pengolahan produk pertanian.

Urusan Pertanian pada tahun anggaran 2015 mendapat alokasi anggaran

sebesar Rp. 14.920.991.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.

14.259.257.555,00 (95,56 %).

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta

permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

Pelaksanaan program peningkatan ketahanan pangan

(pertanian/perkebunan) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

10.956.150.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 10.389.802.315,00

(94,83%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan.

Output: Terlaksananya pendataan data base potensi produksi pangan

di Kota Bandung pada 30 Kecamatan.

Outcome: Tersedianya data potensi produksi pangan sebagai bahan

pengambilan kebijakan dinas.

b) Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan.

Output: Terlaksananya (1) Pengadaan pot dan polybag 1 paket (2)

Pengadaan media tanam (3) Pengadaan benih sayuran 1 paket (4)

Pengadaan bibit sayuran 1 paket (5) Pengadaan pohon produktif 1

paket (6) Pengadaan sarana dan prasarana vertikal garden 1 paket (7)

Pengadaan tanaman produktif dalam pot 1 paket (8) Pengadaaan

tanaman hias 4 paket (9) Pengadaan bahan pelatihan 180 orang.

Page 101: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 101

Outcome: Meningkatnya produksi tanaman sayuran/hortikultura di

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan.

c) Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian.

Output: Terlaksananya Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian

sebanyak 10 kali dengan total peserta pelatihan sebanyak 600 orang

(60 orang per pelatihan), Pelatihan Kemasan sebanyak 1 kali dengan

peserta sebanyak 60 orang,

Outcome: (1) Meningkatnya jumlah pelaku usaha dibidang

pengolahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan, (2)

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan cara pengolahan hasil

pertanian dan manajemen usaha.

d) Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman.

Output: Terlaksananya (1) Pengadaan bahan untuk pameran P2FN 1

paket (2) Pengadaan bahan untuk pameran Hari Lingkungan Hidup 1

paket (3) Bahan untuk pameran Hari Krida Pertanian 1 paket (4)

Pengadaan sarana produksi untuk gardening school SD, SMP 10

paket (5) Pengadaan bahan pelatihan kampung berkebun 10 paket (6)

Pengadaan tanaman hias penunjang green city 151 paket (7)

Pengadaan anggrek dan sarana prasarana 1 paket (8) Pengadaan

percontohan pertanian perkotaan di pendopo 1 paket (9) Pengadaan

instalansi hidroponik untuk percontohan kampung berkebun 1 paket

(10) Pengadaan sarana dan prasarana kampung berkebun 6 paket

(11) Pengadaan tanaman produktif 6 paket (12) Pengadaan bibit

tanaman buah-buahan untuk jalan tematik 1 paket (13) Pengadaan

vertikal garden di balaikota 1 paket (14) Penataan kebun/taman PKK

1 paket (15) Pengadaan sarana dan prasarana budidaya padi 1 paket

(16) Pengadaan hidroponik 1 paket

Outcome: Meningkatnya produktivitas tanaman sayuran di lahan

pekarangan rumah.

e) Kegiatan Pengembangan Perbenihan/Perbibitan.

Page 102: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 102

Output: Terlaksananya (1) Pelatihan perbenihan/perbibitan 5 kali (2)

Pelatihan hidroponik 10 kali (3) Pelatihan tanaman hias 8 kali (4)

Pengadaan indukan tanaman hias 1 paket (5) Pengadaan media

tanam 2 paket (6) Pengadaan sarana pertanian 2 paket (7) Pengadaan

alat laboratorium 1 paket

Outcome: Meningkatnya keterampilan masyarakat tentang budidaya

pertanian dan tersedianya bibit tanaman.

Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

Output: (1) Terlaksananya Pemeriksaan sampel daging, susu, telur,

beras, palawija, sayuran, buah-buahan, rempah dan bumbu-

bumbuan sebanyak 5.500 sampel dengan penambhan cakupan

sasaran pengawasan sebanyak 200 lokasi yang sebelumnya 180

lokasi (126 swalayan, 33 pasar tradisional, 26 distributor/agen/loper

susu, telur, daging dan beras serta 15 rumah potong ayam) (2)

Pelatihan tatacara pemotongan hewan qurban sebanyak 100 orang (3)

Pelatihan pemotongan ayam bagi juru potong ayam sebanyak 100

orang (4) Pelatihan pengawasan mutu komoditi tanaman pangan dan

hortikultura sebanyak 100 orang (5) Kegiatan sosialisasi

penyalahgunaan bahan kimia berbahaya sebanyak 8 kali (6) Sidak

komoditi pertanian sebanyak 4 kali (7) Pengadaan bahan kimia

sebanyak 8 unit

Outcome: (1) Meningkatnya cakupan pengawasan mutu dan

keamanan pangan komoditi pertanian, (2) Meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan pengurus mesjid (DKM) tentang tata

cara pemotongan hewan qurban, dan (3) Meningkatnya pengetahuan

dan keterampilan juru potong ayam tentang tatacara pemotongan

ayam (4) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader PKK

tentang cara pemilihan komoditi pertanian yang bermutu (5)

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha

tentang penyalahgunaan bahan kimia berbahaya bagi komoditi

pertanian.

Page 103: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 103

f) Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Output: Terlaksananya laporan kegiatan Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan selama satu tahun (RKA, DPA, RENJA, RENSTRA,

Laporan Tahunan dan laporan Triwulanan).

Outcome: Tersedianya Laporan Kegiatan Dinas sebagai bahan

pengambilan kebijakan dinas.

2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

950.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 932.474.900,00 (98,16%),

yang dilaksanakan melalui Kegiatan Promosi Atas Hasil

ProduksiPertanian/Perkebunan Unggulan Daerah.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah :

a) (1) Pameran Bandung Agri Market (BAM) 4 kali (2) Pameran Bursa

Tanaman Hias 1 kali (3) Pameran Ikan Hias 1 kali (4) Pameran di luar

kota 2 kali yaitu Agro and Food Expo di JCC Senayan Jakarta dan

AgroBusiness Matching and Expo 2015 di Suarbaya (5) Pameran di

luar negeri Tanaman Hias di Korea Selatan (6) Monitoring info harga

pasar komoditas pertanian, peternakan dan perikanan (Pasar

Ujungberung, Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Astana

Anyar.

Hasil (outcome) dari Pelaksanaan program tersebut adalah :

a) Terpenuhinya promosi pemasaran hasil usaha pertanian, perikanan

dan peternakan serta tersedianya data info harga pertanian,

perikanan dan peternakan

3) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 318.641.000,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 309.102.100,00 (97,01%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan

Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

Page 104: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 104

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: (1)

Terlaksananya pengadaan dan penyaluran bibit tembakau 1 paket (2)

Pembuatan demplot tembakau 1 paket (3) Terlaksananya pelatihan

budidaya tembakau 1 paket (4) Terlaksananya penanganan panen dan psca

panen bahan baku 1 paket

Hasil (outcome) adalah meningkatnya Mutu Tembakau sesuai dengan

Kebutuhan Industri.

4) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan

Lapangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 19.200.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp. 11.520.000,00 (60,00%), yang dilaksanakan melalui

Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh

Pertanian/Perkebunan (Banprov).

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah

tersalurkannya honor petugas penyuluh.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah tersalurkannya

honor petugas penyuluh sampai bulan Desember.

5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.700.000.000,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 1.649.222.550,00 (97,01%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular

Ternak.

b) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.

c) Kegiatan Pengelolaan Sanitary Rumah Potong Hewan.

d) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) (1) Terlaksananya pengadaan obat hewan 4 paket (2) vaksinasi hewan

untuk penyakit flu burung sebanyak 63.943 ekor, serta untuk

penyakit rabies sebanyak 1.898 ekor (3) Pelayanan kesehatan hewan

sebanyak 642 ekor (4) Pengawasan peredaran obat hewan kepada 11

distributor dan 42 poultry shop/pet shop (5) Pmeriksaan sampel

Page 105: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 105

unggas suspect flu burung ke laboratorium Kesehatan Hewan di

Cikole Lembang sebanyak 15 sampel uji PCR (6) Pemeriksaan

kesehatan hewan qurban sebanyak 4.774 ekor sapi dan 22.563 ekor

domba (7) Sosialisasi penyakit flu burung sebanyak 5 kali.

b) (1) Terlaksananya pengadaan obat-obatan sebanyak 1 paket (2)

Eliminasi Hewan Penular Rabies sebanyak 11 ekor (3) Surveilance

sebanyak 83 kali

c) Terlaksananya pengadaan: (1) Peralatan kebersihan dan alat

pembersih 2 paket (2) Kerekan tembok 2 unit (3) Karpet alas sapi 10

lembar (4) Keranjang plastik 25 buah (5) Box spesimen besar 4 buah

(6) Box spesimen kecil 4 buah (7) Celemek/apron 10 buah (8) Sarung

tangan IB 20 box (9) Tackel 4 buah (10) Tungku smawar+spuyer 50

buah (11) lori dorong 5 buah (12) Roda angkut lombah 2 buah (13)

Pisau pemeriksa daging 4 buah (14) Helm kerja 6 buah (15) Stateskop

6 buah (16) Thermometer elektrik 6 buah (17) Pengangkutan limbah

padat 2 paket

d) Tersedianya pengadaan (1) Alat dan bahan kesehatan hewan 3 paket

(2) Pengadaan obat hewan 3 paket (3) Cetak brosur dan leaflet 1 paket

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Terlaksananya pencegahan penyakit hewan menular, terawasinya

peredaran obat hewan, terdiagnosanya kasus penyakit flu burung

(hasil positif atau negatif AI), dan terlaksananya pemeriksaan hewan

qurban yang dipasarkan di wilayah Kota Bandung.

b) Terlaksananya pemberantasan penyakit hewan menular (rabies dan

flu burung).

c) Terlayaninya pemotongan dan pemeriksaan hewan di Rumah Potong

Hewan (RPH).

d) Terlaksananya pelayanan (pemeriksaan dan pengobatan) hewan di

klinik hewan.

6) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan mendapat

alokasi anggaran sebesar Rp. 977.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.

Page 106: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 106

967.135.690,00 (98,99%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan

Pengembangan Agribisnis Peternakan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a)

Pengadaan bibit ternak domba garut 5 paket b) Pengadaan sapi bakalan

jantan 1 paket c) Pengadaan kambing perah 1 paket

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya

populasi ternak dan produksi hasil ternak.

b. CAPAIAN KINERJA

1) Indikator Produktivitas Komoditas Pertanian:

a) Padi, dari target sebanyak 65,05 kw/ha dapat terealisasi

sebanyak 65,05 kw/ha. Capaian produktivitas padi tahun 2014

sebesar 103,07 %.

b) Tanaman Hias, dari target sebanyak 188.500 pot/tahun dapat

terealisasi sebanyak 189.002 pot/tahun. Capaian produktivitas

tanaman hias tahun 2015 sebesar 100,27%.

2) Indikator Populasi Ternak:

a) Populasi Sapi, dari target sebanyak 1.604 ekor dapat terealisasi

sebanyak 1.625 ekor. Capaian populasi sapi tahun 2015 sebesar

101,31%.

b) Populasi Domba, dari target sebanyak 30.833 ekor dapat

terealisasi sebanyak 30.991 ekor. Capaian populasi domba tahun

2015 sebesar 100,51%.

3) Indikator Jumlah Kasus Penyakit Zoonosa, pada tahun 2015

terjadi 0 kejadian penyakit zoonosa (flu burung/rabies), dari target

kejadian penyakit zoonosa paling banyak 8 kasus,.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1) Permasalahan

a) Semakin sempitnya lahan pertanian sebagai akibat alih fungsi lahan.

b) Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa

Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa (penyakit yang

Page 107: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 107

menular dari ternak ke manusia) dari daerah asal ternak ke Kota

Bandung relatif tinggi.

c) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dibidang

pertanian serta masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan

kimia berbahaya dan produk pertanian yang tidak memenuhi

persyaratan keamanan mutu pangan.

d) Limbah padat RPH Babi berupa jerahan dan feces tidak bisa dibuang

langsung ke luar RPH

2) Solusi

a) Kebijakan yang diambil dalam rangka mengantisipasi alih fungsi

lahan pertanian adalah mengembangkan model pertanian perkotaan

melalui pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas

tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar

yang terbuka serta dapat dikembangkan pada lahan sempit, sehingga

diharapkan keterbatasan lahan bukan menjadi kendala untuk usaha

dibidang pertanian. Untuk meningkatkan nilai tambah, usaha

pertanian lainnya yang dikembangkan adalah pengolahan hasil

pertanian.

b) Lebih mengintensifkan pemeriksaan lalulintas ternak yang masuk ke

Kota Bandung.

c) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu hasil

pertanian yang beredar, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan

tentang penggunaan zat kimia berbahaya, serta meningkatkan

pembinaan kepada pelaku usaha hasil pertanian.

d) Membuat tempat pengolahan limbah padat RPH Babi dengan metode

komposting karkas, dengan bekerja sama dengan staf ahli

komposting karkas dari UNPAD. Hasil sudah terlihat dengan metode

komposting karkas, limbah padat RPH babi sudah dapat ditangani

dan hasilnya sudah dapat dibuang keluar RPH karena sudah terurai

sempurna menjadi kompos.

Page 108: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 108

3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Berdasarkan analisis terhadap rincian kinerja yang dihubungkan

dengan pembiayaan terhadap pencapaian target sasaran kinerja Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015

ditampilkan pada Tabel 3.13. dibawah ini:

Tabel 3.13.

PEMBIAYAAN DALAM PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Program Anggaran Realisasi Keterangan 1 Terjaganya

ketersediaan pangan.

1. Score Pola Pangan Harapan (PPH)

1. Program Ketahanan Pangan

1.656.000.000 1.627.964.367 98,31

2. Penguatan Cadangan Pangan Daerah

3. Tingkat konsumsi pangan :

a. Beras

b. Daging

c. Ikan

2 Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan.

4. Produktivitas tanaman padi

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebua-nan)

3. Program Peningktan Produksi Hasil Peternakan

4. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

12.846.466.000 11.516.767.540

990.751.750

89.65

5. Produksi tanaman hias

6. Populasi ternak

d. Sapi

e. Domba 1.000.000.000

99,08 7. Populasi ikan

c. Ikan Konsumsi

d. hias 1.050.000.000 1.035.965.390

98,66

3 Terkendaliya kasus penyakit zoonosa

9. Jumlah Kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung

5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1.535.000.000

1.515.446.790

98,73

4 Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

10. Jumlah pangan segar yang tercemar

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebu-nan)

810.000.000 804.237.338 99,00

Page 109: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 109

5 Bertambah-nya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan

11. Jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan :

7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebu-nan)

500.000.000

490.135.850 98,03

a. Budidaya

c. Olahan

6 Meningkat-nya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan

12. Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan :

c. Budidaya

d. Olahan

7 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja

13. Indeks Kepuasan masyarakat (IKM)

8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

200.000.000 197.877.400 98,94

14. Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti

15. Nilai Evaluasi AKIP

16. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti

Realisasi penyerapan anggaran untuk pencapaian target sasaran

kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun

Anggaran 2014rata-rata mencapai diatas 89%. Prosentase penyerapan

terkecil terdapat pada Program Peningkatan Ketahanan Pangan

(Pertanian/Perkebuanan) pada kegiatan Pengembangan diversifikasi

tanaman, hal ini disebabkan adanya efisiensi anggaran, tetapi target

sasaran kinerja tetap tercapai dengan baik.

3.6. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN

Pada tahun anggaran 2015 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Bandung mendapatkan total anggaran sebesar Rp. 37.900.484.500,00

sedangkan realisasinya sebesar Rp. 35.184.264.247,00 atau terealisasi

sebesar 92,83 %. Walaupun penyerapan dibawah 100% tetapi target

indikator sasaran dapat tercapai sesuai target bahkan banyak yang

melebihi target.

Page 110: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 110

Sisa anggaran yang tidak terserap ini merupakan hasil efisiensi

dari penggunaan anggaran terutama dari sisa hasil lelang. Selain itu

penggunaan anggaran dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan

perencanaan yang sudah ditentukan dari awal, bila sasaran target sudah

tercapai tidak perlu lagi dipergunakan anggaran yang tersisa.

Bila ada sasaran target yang belum tercapai,pada perubahan APBD

dilakukan pengalihan anggaran dari sisa anggaran yang belum terserap

kepada sasaran target yang belum tercapai.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun, tabel

dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 2010-2014 beserta

serapannya sebagai berikut :

Tabel 3.14.

ALOKASI ANGGARAN DISPERTAPA 2012 -2015

No Tahun Anggaran

Jumlah Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) Persentase (%)

1 2012 19.107.189.550,58,- 18.803.714.277,00- 98,41

2 2013 21.407.292.085,58,- 20.291.958.481,00- 94,79

3 2014 37.900.484.500,00,- 35.184.264.247,00 92,83

4 2015 42.829.216.614,71 37.447.713.999 87,43

Peningkatan alokasi anggaran berbanding lurus dengan serapan

anggarannya, penyerapan anggaran rata-rata diatas 80 % dalam

penyerapannya. Adapun permasalahan yang ada seringkali disebabkan

karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan

Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan

dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana

Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan

program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja

turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

Page 111: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 111

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang

perlu dilakukan, diantaranya adalah :

– Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

– Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia

sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya.

– Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati pada

awal pelaksanaan kegiatan.

3.7. PEMANFAATAN

Perubahan anggaran dapatterjadiantaralainkarena:

1. Perubahan sumber pendanaan Penghematan dari pelaksanaan

program.

Penghematan dari pelaksanaan program dihasilkan dari

pencapaian Output yang sama dengan biaya yang lebih rendah.

Penghematan tersebut digunakan pada anggaran periode

berikutnya;

Pemanfaatan anggaran

Penggunaan perubahan penerimaan/ketersediaan anggaran

disesuaikan dengan target kinerja.

Peningkatan penerimaan anggaran.

Peningkatan penerimaan anggaran yang lebih besar dapa

digunakan untuk menambah ketercapaian sasaran lebih cepat;

2. Pemanfaatan Dana

Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan kebijakan.

Pemanfaatan untuk kegiatan baru (new initiative).

Perubahan perencanaan juga dapat digunakan untuk mendanai

kegiatan baru sepanjang pagu anggaran mencukupi. Jika salah

satu kegiatan telah selesai pelaksanaanya pada tahun

sebelumnya, maka dimungkinkan mengusulkan kegiatan baru.

Pemanfaatan ini tidak selalu diperuntukkan bagi kegiatan baru,

Tetapi dapat berupa penguatan pendanaan terhadap kegiatan

yang telah ada sebelumnya dan terus berlanjut.

Page 112: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 112

3.8. PRESTASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA

BANDUNG PADA TAHUN 2015

Beberapa penghargaan yang diraih oleh Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

3.15. sebagai berikut :

Tabel. 3.15.

PRESTASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD TAHUN 2015

KETERANGAN

1. Peluncuran Program Raskin/Rastra Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Penghargaan Kinerja Penyaluran Raskin Tahun 2015 Kategori Kota Dengan Penyaluran dan Pembayaran Harga tebus Raskin terbaik

Page 113: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 113

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD TAHUN 2015

KETERANGAN

2. Peluncuran Program Raskin/Rastra Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Penghargaan Kinerja Penyaluran Raskin Tahun 2015 Kategori Dukungan APBD terhadap Kelancaran Pelaksanaan Program Raskin Tahun 2015

1. Kontes Ternak Komoditas Ternak Domba Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

1. Juara 1 kategori Raja Pejantan (an. H. Opi)

2. Juara 2 kategori pejantan (an. H. Opi)

3. Juara 3 Ratu Bibit (an. H. OO Sutisna)

4. Juara 3 Raja Petet (an. H. Opi)

Kerjasama Dispertapa dengan Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI)

Kota Bandung

Page 114: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 114

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD TAHUN 2015

KETERANGAN

2. Lomba Masak Daging Domba Pentas ternak Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Masak Daging Domba Pentas ternak Tingkat Provinsi Jawa Barat

Kerjasama Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Pokja 3 PKK

Kota Bandung

3. Lomba Olahan dan Pemasaran Peternakan Tingkat Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Olahan dan Pemasaran Peternakan Tingkat Jawa Barat (an. Kelompok Usaha Sizi Atjep)

Page 115: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 115

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD TAHUN 2015

KETERANGAN

4. Lomba Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Skala Kecil Terbaik Jenis Produk Pindang Presto Tahun 2015

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Skala Kecil Terbaik Jenis Produk Pindang Presto Tahun 2015

5. Lomba Merangkai Buah-buahan dan Sayuran pada Hari Krida Pertanian (HKP) ke- 43 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat

Juara 2 Lomba Merangkai Buah-buahan dan Sayuran pada Hari Krida Pertanian (HKP) ke- 43 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Page 116: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 116

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI SKPD TAHUN 2015

KETERANGAN

Page 117: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 117

BAB IV

PENUTUP

4.1. TINJAUAN UMUM

1) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2015 merupakan

pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang

baik (Good Governance). Secara umum pelaksanaan kegiatan di Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan

penjabaran dari Sasaran dan Program Rencana Strategis (Renstra)

Tahun 2013-2018, baik Pencapaian Kinerja Sasaran, telah terlaksana

cukup baik dan lancar.

2) LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun

2015 ini dapat menggambarkan kinerja Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang

telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran,

juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan

dalam pencapaian kinerja tersebut.

3) Penyusunan LKIP masih menemui kendala terutama yang berkaitan

dengan pengukuran indikator outcome sehingga capaian kinerja

dapat sedikit bias karena sulit untuk memperoleh data dan

mengukur indikator diatas.Namun diharapkan LKIP dapat

memberikan gambaran tentang keberhasilan dan hambatan dalam

pelaksanaan Perencanaan Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung sehingga Visi : “Terwujudnya Pertanian

dan Ketahanan Pangan yang Tangguh dan Unggul “ dapat

terwujud.

4) Pada tahun 2015, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7

sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang

ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, tingkat

pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 %

Page 118: IKHTISAR EKSEKUTIF - ppid.bandung.go.idppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/05/LKIP-DISPERTAPA-2015.pdf · hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja ...

LKIP DISPERTAPA 2015 118

4.2. SARAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan upaya-upaya mengatasi

permasalahan yang dilaksanakan, untuk pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi pada tahun - tahun berikutnya diharapkan :

1) Agar visi dan misi serta program - program yang telah ditetapkan

dapat dicapai secara optimal, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung akan lebih meningkatkan ketelitian dalam

perencanaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan merupakan

kesatuan yang terintegrasi, bersinergi dan berkesinambungan.

2) Agar Kinerja personil pengelola kegiatan dapat ditingkatkan maka

disarankan bimbingan teknis baik dibidang keuangan maupun

administrasi kegiatan dari Pemerintah Kota Bandung secara rutin.

3) Agar Indikator kinerja dapat ditetapkan secara tepat maka dukungan

data yang akurat akan sangat menunjang. Untuk itu diperlukan

personil yang cukup baik kualitas maupun kwantitasnya. Keperluan

personil yang sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut agar

didukung oleh penempatan pegawai yang sesuai dengan

kemampuannya.

4) Agar pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan rencana dan target

yang diharapkan maka pembinaan dan pengawasan dari Pemerintah

Kota perlu ditingkatkan, selain itu diperlukan koordinasi yang lebih

baik dengan instansi terkait.

Bandung, 2016

KEPALA DINAS PERTANIAN DAMN KETAHANAN PANGAN KOTA

BANDUNG,

Ir. Hj. ELLY WASLIAH

NIP. 19631229 198603 005