IKAN DAN KRUSTASEA

29
Awaludin Diana Maulianawati Kartina IKAN DAN KRUSTASEA APLIKASI BAHAN ALAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI DITERBITKAN ATAS KERJA SAMA: SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS & UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Transcript of IKAN DAN KRUSTASEA

Page 1: IKAN DAN KRUSTASEA

AwaludinDiana Maulianawati

Kartina

IKAN DAN KRUSTASEA APLIKASI BAHAN ALAM UNTUK

PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI

DITERBITKAN ATAS KERJA SAMA:SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS & UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Page 2: IKAN DAN KRUSTASEA

IKAN DAN KRUSTASEA: APLIKASI BAHAN ALAM UNTUK PERTUMBUHAN

DAN REPRODUKSI

Page 3: IKAN DAN KRUSTASEA

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: IKAN DAN KRUSTASEA

IKAN DAN KRUSTASEA: APLIKASI BAHAN ALAM

UNTUK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI

AwaludinDiana Maulianawati

Kartina

DITERBITKAN ATAS KERJA SAMA:SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS & UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Page 5: IKAN DAN KRUSTASEA

Judul Buku: Ikan dan Krustasea: Aplikasi Bahan Alam Untuk Pertumbuhan dan Re-produksi

Penulis: AwaludinDiana MaulianawatiKartina

Penata Letak:Haris Mustaqin

Perancang Sampul:Iqbal Ridha

ISBN: 978-623-264-267-6ISBN: 978-623-264-268-3 (PDF)Pracetak dan Produksi:SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Penerbit:Syiah Kuala University PressJln. Tgk Chik Pante Kulu No.1, Kopelma Darussalam 23111,Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, AcehTelp: 0651 - 8012221Email: [email protected]: http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id

Universitas Borneo TarakanJalan Amal Lama Nomor 1, TarakanTelp. 08115307023Fax. 08115307023Email: [email protected]

Email: [email protected]@unsyiah.ac.id

Website:https://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id

Cetakan Pertama, 2021vii+72 (15,5 cm X 23 cm)

Anggota IKAPI 018/DIA/2014Anggota APPTI 005.101.1.09.2019

Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

Page 6: IKAN DAN KRUSTASEA

v

PRAKATA

Beberapa materi dari buku merupakan hasil dari penelitian yang telah kami lakukan, baik pada bidang reproduksi maupun pertumbuhan pada ikan dan krustasea. Buku ini dapat dijadikan sebagai pegangan bagi dosen dan mahasiswa pada bidang perikanan khususnya jurusan Akuakultur sebagai sumber bacaan pada beberapa mata kuliah dan sebagai rujukan untuk penulisan artikel ilmiah. Buku ini terdiri atas 5 Bab yang berisi informasi tentang Reproduksi, Pertumbuhan ikan dan krustasea, dan bahan alam. Materi dari buku ini disusun berdasarkan studi pustaka dan hasil penelitian penulis yang dilakukan secara mandiri, pendanaan DIPA UBT dan pendanaan oleh DIKTI.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada anggota Penulis yang telah menyusun buku ini hingga selesai, LPPM UBT yang telah memberikan dana penelitian melalui DIPA UBT, Kemenristek Dikti selaku pemberi dana penelitian melalui skema Penelitian Dosen Pemula dan skema Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi sehingga kami dapat menyusun buku ini.

Banda Aceh, Februari 2021

Tim Penulis

Ucapan terima kasih pula kami tujukan kepada bapak Aries Aryadi, M.HP selaku kepala Perpustakaan UBT dan bapak Dr. Taufiq A Gani yang telah membantu penerbitan buku ini, serta ibu Karla Amelia selaku editor buku ini.

Page 7: IKAN DAN KRUSTASEA

vi

Page 8: IKAN DAN KRUSTASEA

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA .............................................................................................vDAFTAR ISI ..........................................................................................viiBAB 1 PERTUMBUHAN IKAN DAN KRUSTASEA ............................1

1.1 PERTUMBUHAN IKAN ..........................................................11.2 FUNGSI MYOFIBRIL DALAM PERTUMBUHAN OTOT.........11.3 PROTEIN PADA IKAN ............................................................11.4 HYPERPLASIA DAN HIPERTROFI .......................................31.5 HORMONE PERTUMBUHAN ................................................31.6 PARAMETER PERTUMBUHAN.............................................4

1.6.1 LAJU PERTUMBUHAN RELATIVE .............................5BAB 2 REPRODUKSI IKAN DAN KRUSTASEA ................................7

2.1 HORMON PADA REPRODUKSI IKAN DAN KRUSTASEA..82.2 TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG)............................112.3 PARAMETER PENGAMATAN REPRODUKSI .....................14

BAB 3 BAHAN ALAM .........................................................................173.1 KUNYIT ..................................................................................173.2 KATUK ....................................................................................183.3 KARAMUNTING .....................................................................223.4 PAKU UBAN ...........................................................................24

3.4.1 KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI .................................243.4.2 KANDUNGAN KIMIA .....................................................25

3.5 SELEDRI ................................................................................273.5.1 KLASIFIKASI .................................................................273.5.2 DESKRIPSI HERBA SELEDRI .....................................273.5.3 KANDUNGAN KIMIA .....................................................28

BAB 4 BIOTA BUDIDAYA ....................................................................314.1 IKAN GURAMI ........................................................................31

4.1.1 KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI .................................314.1.2 SIKLUS REPRODUKSI DAN TINGKAH LAKU

REPRODUKSI IKAN GURAMI .....................................324.2 IKAN NILA ..............................................................................334.3 IKAN CUPANG .......................................................................35

4.3.1 MASKULINISASI .........................................................35

Page 9: IKAN DAN KRUSTASEA

viii

4.4 KEPITING BAKAU .................................................................374.4.1 KLASIFIKSI KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA)..374.4.2 SIKLUS HIDUP KEPITING BAKAU ..............................374.4.3 TINGKAH LAKU KEPITING ..........................................38

4.4.3.1 KANIBALISME .................................................384.4.3.2 MIGRASI KEPITING ........................................39

4.4.4 EKOLOGI KEPITING BAKAU .......................................394.4.5 PAKAN DAN KEBIASAAN MAKAN...............................40

4.5 UDANG WINDU .....................................................................404.5.1 MORFOLOGI UDANG WINDU (PENAEUS

MONODON) ...................................................................404.5.2 DISTRIBUSI UDANG WINDU .......................................414.5.3 SIKLUS HIDUP UDANG WINDU ..................................424.5.4 MAKAN DAN KEBIASAAN MAKAN ..............................43

4.6 UDANG PUTIH .......................................................................434.6.1 MORFOLOGI DAN TAKSONOMI UDANG PUTIH

(LITOPENAEUS VANNAMEI) .......................................434.6.2 KEBUTUHAN NUTRISI UDANG .................................444.6.3 REPRODUKSI UDANG PUTIH .....................................464.6.4 KUALITAS AIR DALAM PEMELIHARAAN UDANG

PUTIH ...........................................................................46BAB 5 PENERAPAN BAHAN ALAM UNTUK BUDIDAYA .................49

5.1 PEMANFAATAN BAHAN ALAM UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU ...............................................50

5.2 PROMOTOR PERTUMBUHAN (GROWTH PROMOTOR) ....515.3 PERCEPATAN PEMATANGAN GONAD ................................55

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................59RIWAYAT HIDUP ..................................................................................71

Page 10: IKAN DAN KRUSTASEA

1

BAB 1PERTUMBUHAN IKAN DAN KRUSTASEA

Selama beberapa decade, proses biologis ikan terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan dan reproduksi merupakan subyek penelitian atau studi yang banyak dilakukan. Penelitian ini meliputi terutama berkaitan dengan komoditas yang banyak dikembangkan dalam kegiatan akuakultur seperti ikan dan udang. Ikan dan udang menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam perilaku, morfologi, adaptasi fisiologi, habitat yang ditempati, maupun sumber nutrisinya. Pengetahuan tentang biologi ikan, dan faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan komposisi ikan dan krustasea, menjadi sangat penting mengingat peran ikan dan krustasea sebagai sumber nutrisi. Dalam bab ini akan diberikan pengantar singkat tentang biologi dan fisiologi pertumbuhan ikan dan krustasea.

1.1 PERTUMBUHAN IKANIkan merupakan salah jenis vertebrata yang memiliki pola pertumbuhan

yang unik. Spesies ikan cenderung dapat tumbuh tanpa batas tertentu, di mana ukurannya tidak pernah tetap, tetapi bahwa beberapa spesies ikan akan terus mengalami pertumbuhan sepanjang periode hidupnya. Meskipun terdapat beberapa jenis ikan yang memiliki ukuran tubuh yang terbatas, tapi lebih banyak spesies ikan yang dapat terus tumbuh. Seiring bertambahnya usia ikan, ikan biasanya memanfaatkan nutrisi yang ada untuk untuk proses reproduksi, namun secara keseluruhan, masih ada kontribusi positif untuk pertumbuhan. Pada fase juvenil, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibedakan dengan ikan pada fase dewasa, terutama yang meliputi kondisi suhu, pakan, dan periode optimum. Adanya fluktuasi atau perbedaan efisiensi konversi makanan (Food Conversion Rate), menyiratkan bahwa tidak hanya pada pengendapan nutrisi tetapi dimungkinkan bahwa pencernaan dan resorpsi diatur dalam pola siklus yang rumit. Dari beberapa pertimbangan ini sudah jelas bahwa pertumbuhan ikan tidak mungkin linier bahkan dalam kondisi optimal dan bahwa perubahan hormon endogen dan titer reseptor akan mempengaruhi fluktuasi ini.

Page 11: IKAN DAN KRUSTASEA

7

BAB 2REPRODUKSI IKAN DAN KRUSTASEA

Reproduksi ikan dan krustasea merupakan ujung tombak / bottle net dari kegiatan budidaya. Untuk mendapatkan hasil budidaya ikan dan krustasea maka dibutuhkan benih yang unggul. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam meningkatkan benih unggul seperti, perbaikan kualitas lingkungan, nutrisi induk, genetik, hybrid, perbaikan hormonal dll. Pengaturan reproduksi pada hewan air sangat beragam, ditentukan oleh factor internal dan eksternal Gambar 2.1 (Swetha et al. 2011).

Gambar 2.1 Representasi dari faktor eksternal dan internal yang mengatur reproduksi dari

krustasea (Swetha et al. 2011)

Siklus reproduksi krustasea sangat berkaitan dengan perubahan musim antara lain: suhu, intensitas cahaya, pakan dan salinitas. Intensitas cahaya akan mengatur waktu pertumbuhan ovarium seperti udang karang (Orconectes virilis) kematangan gonad lebih cepat pada saat intensitas cahaya tinggi sedangkan kepiting air tawar (Oziotelphusa senex senex) percepatan kematangan gonad meningkat pada intensitas cahaya yang rendah. Suhu air akan mempengaruhi tingkat penetasan telur. Ketersedian pakan akan mempengaruhi perkembangan oosit, dalam menyediakan bahan untuk sintesis protein dan lemak.

Page 12: IKAN DAN KRUSTASEA

17

BAB 3BAHAN ALAM

Bahan alam merupakan materi organic yang dihasilkan dari alam yang memiliki khasiat pada bidang kesehatan, komestik, pestisida, makanan fungsional, kegiatan budidaya, dan lain-lain. Kebermanfaatan bahan alam ini disebabkan karena adanya metabolik sekunder didalamnya. Metabolik sekunder merupakan molekul kecil yang terdapat pada tumbuhan atau hewan tetapi paling banyak ditemukan di tumbuhan yang memiliki fungsi fisiologi bagi tumbuhan. Metabolik tumbuhan pada tumbuhan berfungsi sebagai perlindungan diri tumbuhan dari gangguan. Dalam beberapa dekade saat ini penelitian-penelitian terkait dengan pemanfaatan senyawa metabolik sekunder pada bahan alam banyak dilakukan pada kajian budidaya perikanan, karena ketersediaan di alam khususnya di Indonesia sangat melimpah. Beberapa bahan alam yang dapat digunakan dalam perkembangan budidaya perikanan baik untuk pertumbuhan maupun reproduksi ikan dan krustasea.

3.1 KUNYITKunyit salah satu tumbuhan yang banyak dijadikan sebagai

obat dan ketersediaannya yang sangat banyak di Indonesia. Kunyit merupakan jenis rimpangan yang bercabang banyak, tumbuh dengan cara menjalar, induknya berbentuk elips dengan warna kulit luarnya jingga kekuning-kuningan (Hartati dan Balittro, 2013). Untuk mengenal kunyit lebih jauh, kita dapat mempelajari taksonomi kunyit sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas

Ordo

Genus

Spesies

: Monocotyledonae

: Zingiberales

: Curcuma

: Curcuma domesticaKunyit merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai

obat-obatan karena memiliki senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang memiliki aktivitas

Page 13: IKAN DAN KRUSTASEA

31

BAB 4BIOTA BUDIDAYA

Biota budidaya adalah organisme akuatik yang telah mampu terdomestikasi yang dapat dipelihara di wadah terkontrol. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor hasil biota budidaya maupun biota hasil penangkapan. Berdasarkan data (FAO, 2017) produksi udang dari kegiatan budidaya secara global dari tahun 2000 hingga 2017 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Biota budidaya terdiri atas budidaya tawar, payau, dan laut. Beberapa organisme yang menjadi primadona budidaya di Indonesia antara lain: ikan gurami, ikan lele, ikan nila, ikan cupang, udang windu, udang putih, kepiting bakau, dll.

4.1 IKAN GURAMI4.1.1 KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

Ikan gurami merupakan spesies asli Asia Tenggara dengan wilayah penyebaran berada di negara Cambodia, Indonesia (Jawa, Kalimantan, Sumatera), Malaysia (peninsular Malaysia), Singapore, Thailand, dan Vietnam. Habitat ikan gurami berada di wilayah air tawar dan air payau, khususnya pada area yang pergerakannya lambat seperti rawa, danau, dan sungai yang luas. Kemampuan bernapas ikan gurami di daerah yang lembap menjadikan ikan gurami mampu bertahan hidup diluar air selama periode yang cukup lama. Panjang maksimum ikan gurami mencapai 70 cm atau 20 in, namun hampir seluruh ikan gurami hanya berukuran 45 cm atau 18 in. Untuk mengenal ikan gurami lebih jauh (Gambar 4.1), kita dapat mempelajari taksonomi ikan gurami sebagai berikut menurut (Saanin, 1984):

Filum

Kelas

Ordo

Famili

Genus

Spesies

: Chordata

: Pisces

: Labirinthici

: Anabantidae

: Osphronemus

: Osphronemus gouramy

Page 14: IKAN DAN KRUSTASEA

49

BAB 5PENERAPAN BAHAN ALAM UNTUK BUDIDAYA

Kegiatan budidaya telah tumbuh secara masif sebagai penghasil atau sumber protein hewani dibandingkan dengan produk hewan lainnya, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,1% per tahun (FAO, 2013). Hal tersebut dipengaruhi oleh permintaan akan produk perikanan yang terus mengalami peningkatan, sedangkan perikanan tangkap telah mengalami penurunan. Berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang dibudidayakan terus meningkat setiap tahun dengan teknik budidaya/pemeliharaan yang canggih. Tujuan utama dari sektor budidaya adalah target produksi yang terus meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan. Untuk memenuhi GAP produksi tersebut, maka produksi perikanan budidaya harus dapat dilakukan pada siklus produksi yang pendek. Dalam proses ini, maka akan terjadi peningkatan laju konversi pakan yang pada gilirannya akan meningkatkan penambahan berat badan dan meningkatkan kapasitas produksi daging hewan, serta memiliki efek bakterisidal dari budidaya air limbah.

Akan tetapi, terdapat beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi produksi, di antaranya tingkat pertumbuhan yang rendah, kondisi stres akibat kualitas air, dan wabah penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar setiap tahun. Pendekatan konvensional seperti antibiotik dan desinfektan memiliki keberhasilan yang terbatas dalam mitigasi kondisi stres di sektor budidaya. Selain itu, penggunaannya juga berada di bawah pengawasan ilmiah dan terdapat penolakan yang besar oleh publik. FAO menyimpulkan bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk pengembangan teknik pengendalian alternatif dalam budidaya, dengan menekankan pada pencegahan yang lebih hemat biaya dibandingkan dengan pengobatan (Defoirdt et al., 2011).

Penelitian secara ilmiah telah membuktikan, bahwa senyawa atau produk metabolit dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas air, kinerja pertumbuhan dan pemanfaatan pakan, mengurangi stres dan memberikan perlindungan dan/atau meningkatkan reaktivitas kekebalan hewan air

Page 15: IKAN DAN KRUSTASEA

59

DAFTAR PUSTAKA

[IFST] The Institute of Food Science and Technology 2005. Information Statement on Phytosterol Esters [laporan inovasi]. Plant Sterol and Plant Stanol.

Adiyodi, R. dan Subramoniam, T. (1983): Arthropods – Crustacea, Chapter 8, 443-495 dalam Adiyodi, K. G dan Adiyodi, R. G., Eds., Reproduc-tion Biology of Invertebrates, John Wiley dan Sons Ltd, New York.

Affandi R dan Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press, Pekanbaru.Alami-Durante H., Fauconneau B., Rouel M., Escaffre A. M. and Bergot P.

(1997): Growth and Multiplication of White Skeletal Muscle Fibres in Carp Larvae in Relation to Somatic Growth Rate. J. Fish Biol. 50, 1285-1302. 10.1111/j.1095-8649.1997.tb01653.x

Al-Snafi AE. The Pharmacology of Apium Graveolens-A Review. Interna-tional Journal for Pharmaceutical Research Scholars (IJPRS). 2014; 3(1) : 671-677.

Arie, U. 2012. 6 Jurus Sukses Pacu Perumbuhan Nila, Panen 60 kg/m3. Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN (10): 979-002-522-X

Ashari, S. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit UI. JakartaAstuti, J. dan Rudiyansyah, G. 2013. Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksi-

dan Tumbuhan Paku Uban (Nephrolepis Biserrata (Sw.) Schott). JKK, 2, (2), 118-122.

Awaludin A. 2020. The effect of Katuk (Sauropus Androgynus L. Merr) Ethanol Extract on Ovarian Maturity of Mud Crab (Scylla sp). Jur-nal Borneo Saintek 3(1):1-5

Awaludin, A., & Ridwan, A. (2016). PENINGKATAN SURVIVAL RATE BENIH UDANG WINDU (Peaneus monodon) DENGAN PEREN-DAMAN EKSTRAK ETANOL KARAMUNTING (Melastoma mala-bahricum). Jurnal Harpodon Borneo, 9(1).

Awaludin, A., Abdiani, I. M., Arsyidi, A., & Rukisah, R. (2020). Increasing Growth Tiger Prawn (Penaeus Monodon) Using Organic Diet of Sauropus Androgynous. Journal of Tropical Life Science, 10(3), 253-257.

Awaludin, A., Fahrizah, N., Iromo, H., & Muhammad, M. (2020). The Ef-fect of Ethanol Extract Karamunting (Melastoma Malabathricum)

Page 16: IKAN DAN KRUSTASEA

60

Leaf of Ovarian Maturation of Mud Crab (Scylla sp) in Traditional Ponds. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 11(1), 15-19.

Awaludin, A., Kartina, K., Maulianawati, D., Manalu, W., Andriyanto, A., Septiana, R., Arfandi, A & Lalang, Y. (2020). Phytochemical Screen-ing and Toxicity of Ethanol Extract of Sauropus Androgynus. Biodi-versitas Journal of Biological Diversity, 21(7).

Awaludin, A., Maulianawati, D., & Adriansyah, M. (2020). Potensi Ekstrak Etanol Seledri (Apium Graveolens) Untuk Maskulinisasi Ikan Cu-pang (Betta sp). Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 3(2), 101-114.

Baruah K. Phong HPPD, Norouzital-lab P, Defoirdt T, Bossier P. (2015): The Gnotobiotic Brine Shrimp (Artemia Franciscana) Model System Reveals That The Phenolic Compound Pyrogallol Protects Against Infection Through its prooxidant activity. Free Radical Biology and Medicine 89:593-601.

Bernier, N.J., G.V.D. Kraak, A.P., Farrell, and C.J. Brauner. 2009. Fish Neuroendocrinology. First Edition. Oxford, UK: Elsevie’s Science & Technology Rights. 1116-134

Boone. (1931): Taksonomi Litopenaeus Vannamei. http://www.marinespe-cies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=377748.

Brown CR., Cameron JN (1991): The relationship Between Specific Dy-namic Action (SDA) and Protein Synthesis Rates in The Channel CatFish. Physiol. Zool. 64:298-309

Bunia C, Irwan L , Riza L. 2014. Keanekaragaman Jenis Paku-Pakuan (Pteridophyta) Di Mangrove Muara Sungai Peniti Kecamatan Sege-dong Kabupaten Pontianak. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura. Vol 3 (2).

Ching, LS., dan Mohammed S. 2001. Alpha-Tocopherol Content in 62 Edi-ble Tropical Plants. J Agric Food Chem. 49: 3101-3105.

Dalimartha, setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Jilit 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Daraei, W. K. 2017. A Review of the Antioxidant Activity of Celery (Apium Graveolens L). J Evid Based Complementary Altern Med, online first

Defoirdt T. Sorgeloos P, and Bossier P. (2011): Alternatives to Antibiotics for The Control of Bacterial Disease in Aquaculture. Current Opinion in Microbiology 14:251-258.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Jakarta: Direk-

Page 17: IKAN DAN KRUSTASEA

61

torat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.Devaraj, K.V. 1975. Culture Of Air - Breathing Fishes. Seafood Export

Journal. 35-41Dewi CD, Ekastuti DR, Sudrajat AO, Manalu W. 2018. Improved Vitello-

genesis, Gonad Development and Egg Diameter in Catfish (Pan-gasianodon hypophthalmus) Supplemented with Turmeric (Curcu-ma longa) Powder. Aquac Res. 49:651-658

DKP. 2008. 21 Obat-obatan Yang Dilarang. Dirjen Perikanan Budidaya. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sukabumi

Dunham, R.A. 2004. Aquaculture and Fisheries Biotechnology: Genetic Approaches. CABI Publ. Cambridge, USA. 357 P.

Effendie, MI. (1997): Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yo-gyakarta.

Effendie, MI. (1997): Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yo-gyakarta.

Ekong N. J., Zakari B. G., Ibok N. I. and Okon J. E.2013. Phytochemical Screening and Anti-Inflammatory Effect of Ethanolic and Aqueous Extract of Nephrolepis Biserrata Leaf on Albino Wistar Mice. Mer-it Research Journal of Environmental Science and Toxicology Vol. 1(5) pp. 105-109.

Elidar Y, 2018. Budidaya Tanaman Seledri Di Dalam Pot dan Manfaatnya Untuk Kesehatan. Jurnal Abdimas Mahakam. https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : 2549-5755 Janu-ari 2018, Vol. 2 No. 1

Enright, C.T. and Newkirk, G.F. (1986): Evaluation of Phytoplankton as Diets for Juvenile 0. edulis. J. Exp. Mar. Biol. Ecol., 96: 1-13.

Fajrina A , Dwi D A B , Leo A J A. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Ekstrak Etanol dari Batang dan Daun Nephrolepis Biserrata (Sw.) Schott Terhadap Eschericia Coli Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1,

FAO Fisheries and Aquaculture. (2013): Report of the FAO/MARD Tech-nical Workshop on Early Mortality Syndrome (EMS) or Acute Hepa-topancreatic Necrosis Syndrome (AHPNS) of Cultured Shrimp. Re-port n° 1053. Hanoi, Vietnam.

Farchan, M. (2006): Teknik Budidaya Udang Vannamei. Serang : BAP-PL-STP.

Farizah N. Zairin M. Darusman LK. Boediono A. Suprayudi MA. (2017): Accelerated Ovarian Maturation of Mud crab (Scylla Olivacea) Us-

Page 18: IKAN DAN KRUSTASEA

62

ing Ethanol extract of Melastoma malabathricum leaf. AACL Bioflux 10(4):911-921

Fazal, S.S., Singla R.K., 2012. Review on the Pharmacognostical & Phar-macological Characterization of Apium Graveolens Linn, India

Fortes, RD., 1999. Mud crab research and development in the Philippines: an overview. In: Keenan, C.P., Blackshaw, A. (Eds.), Mud Crab Aquaculture and Biology, Proceedings of an International Scientif-ic Forum, Australian Centre for International Agricultural Research, Darwin, Australia. ACIAR Proceedings, No. 78, pp. 27–32

Fujaya Y. Alamsyah S. Usman Z. (2011): Respon Molting, Pertumbuhan, dan Mortalitas Kepiting Bakai (Scylla olivacea) yang disuplemen-tasi Vitomolt Melalui injeksi dan Pakan Buatan. Marine Science 16(4):211-218

Galloway TF, Kjørsvik E, Kryvi H (1999): Muscle Growth and Development in Atlantic Cod Larvae (Gadus Morhua L.), Related To Different So-matic Growth Rates. J Exp Biol. 202(Pt 15):2111-2120.

Ghufron H. K. 1997. “Budidaya Air Payau”. Penerbit Dahara Prize. Sema-rang

GSMFC (Gulf State Marine Fisheries Commision). (2004): Litopenaeus Vannamei. http://nis,gsmfc,org/nis_facteet.php.

Harborne JB. 1973. Phytochemical Method. London: Chapman and HallHartati, S.Y., Balikttro. 2013. Khasiat Kunyit sebagai Obat Tradisional dan

Lainnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal Puslitbang Perkebunan. 19: 5-9

Hayuningtyas, E. P., Riani R dan Eni K. 2014. Sex Reversal Pada Ikan Cupang Alam (Betta imbellis) Melalui Perendaman Embrio Menggunakan Larutan Madu. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur

Herlinah, Tenriulo A, Septiningsih E, Suwoyo HS. (2014): Respons Moult-ing dan Sintasan Kepiting Bakau (Scylla Olivacea) Yang Diinjeksi Dengan Ekstrak Daun Murbei (Morus sp). Jurnal Ilmu dan Teknolo-gi Kelautan Tropis 7(1):247-258

http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/377-Hulshof, P.J.M., C. Cu, P. Van de Bovenkamp, Muhlial, and C.E. West.

1997. Application of A Vadicated Method for The Determination of Provitamin A Carotenoids in Indonesian Foods of Different Maturity and Origin. J Agric Food Chem. 45: 1174-1179.

Ikhwanuddin M. Azra MN. Sung YY. Bolong AMA, Long SM. (2013): Growth

Page 19: IKAN DAN KRUSTASEA

63

and Survival of Blue Swimming Crab (Portunus Pelagicus) Reared on Frozen and Artificial Foods. Agricultural Sciences 4(6A)

Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Yogyakarta: Gadjah Mada Universi-tas Press. ISBN: 979-420-536-2.

Isnawati, N., Sidik, R., dan Mahasri, G. 2015. Potensi Serbuk Daun Pe-paya Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Rasio Efisiensi Protein Dan Laju Pertumbuhan Relatif Pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 7, Nomor 2, Halaman 121-124.

Jalabert, B. 2005. Particularities of Reproduction and Oogenesis in Teleost Fish Compared to Mammals. Reprod. Natur. Dev., 45: 261-279.

Joffry, S, M., Yob, N, J., Affandi, M., Suhaili, Z., Othman, F., Akim, A., Desa, M dan Zakaria, Z (2012): Melastoma Malabathricum (L.) Smith Eth-nomedicinal Uses, Chemical Constituents, and Pharmacological Properties (riview), Evidence-Based Complementary and Alterna-tive Medicine.

Kanazawa, A., Chim, L., Laubier. (1988): Tissue uptake of radioactive cholesterol in the prawn Penaeus japonicas Bate during ovarion maturation. Aquat. Living Resour. Ed ke-1. Hlm 85-91.

Kanchanapoom T, Chumsri P, Kasai R, Otsuka H, Yamasaki K. 2003. Lig-nan and Megastigmane Glycosides from Sauropus Androgynus. Phytochemistry 63: 985 – 988

Karim MY. (2007): Pengaruh Osmotic Pada Berbagai Tingkat Salinitas Media Terhadap Vitalitas Kepiting Bakau (Scylla Olivicea) Betina. Jurnal Protein 14(1):65-72

Keenan, C.P., P.J.F. Davie, & D.L. Mann. 1998. A Revision of The Genus Scylla De Haan, 1983 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portuni-dae). The Raffles Bulletin of Zoology. 46 (1): 217-245.

King, J.E. (1948): A Study of the Reproductive Organs of the Common Ma-rine Shrimp, Penaeus Setiferus (Linnaeus). Biol. Bull. 94, 244–262.

Koolman, J. dan Rohm, K, H. (2001): Atlas Berwarna dan Teks, Alih Baha-sa: Wanandi, S. I. Penerbit Hipokrates, Jakarta.

Kordi, M.G.H. dan Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kumar, V., Baruah, K., Nguyen, DV., Smagghe, G., Vossen, E., Bossi-er, P., (2018): Phloroglucinol Mediated Hsp70 production in Crus-taceans :Pprotection Against Vibrio Parahaemolyticus in Artemia Franciscana and Macrobrachium Rosenbergii. Front. Immunol. 9.

Page 20: IKAN DAN KRUSTASEA

64

doi:10.3389/Fimmu.2018.01091Kureshy, N. and D.A Davis. 2002. Protein requirement for maintenance

and maximum weight gain for the Pacific white shrimp, Litopenaeus vannamei. Aquaculture, 204:125–143.

Leitão N. d. J., Pai-Silva M. D., de Almeida F. L. A. and Portella M. C. (2011): The Influence of Initial Feding on Muscle Development and Growth in Pacu Piaractus Mesopotamicus larvae. Aquaculture 315, 78-85. 10.1016/j.aquaculture.2011.01.006

Lim, C. E. (1998): Feeding Penaeid Shrimp, 227-248 dalam T. Lovell, Ed., Nutrition and Feeding of Fish, Kluwer Academic Publisher, Norwell, Massachusetts. Second Edition.

Lubis, M. A., Muslim dan Mirna F. 2017. Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta sp.) Menggunakan Madu Alami Melalui Metode Perendaman den-gan Konsentrasi Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1): 97-108

Macintosh D.J dan Little D.C. 1995. Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus) in Bromage NR dan Ronald JB. Eds. Broodstock Management and Egg and Larval Quality. Blackwell Science. USA. Pp 277-330

Manan, F. A., Mamat, D. D., Ong, Y. S., Ooh, K. F., & Chai, T. T. 2015. Heavy Metal Accumulation and Antioxidant Proporties of Nephro-lepis Biserrata Growing In Heavy Metal Contaminated Soil. Global NEST Journal, 17 (10), 1-11.

Manzoor-I-Khuda, M., Chowdhury, S.A., Reza, T. And Chowdhury, A.K. (1981): Chemical Investigation on Melastoma Malabathricum. Part 1: Isolation of Melastomic Acid and Beta-Sitosterol From The Roots. J. Bangadesh Acad. Sci. 5(2), 55-59. Chem. Abstract. 1982, 96 (13967a)

Marte, C.L. (1980): The Food and Feeding Habit of Penaeus Monodon Fa-bricius Collected From Makato River, Aklan, Philippines (Decapoda, Natantia). Crustaceana, 38(3): 225-236

Maulianawati D. Rukisah. Awaludin. Guntur MI. (2020): Utilization of Paku Uban (Nephrolepis Biserrate) Extract as a Molting Stimulant of Mud Crabs (Scylla Spp) in Traditional Ponds. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Ilmu Kelautan 12(1):113-121

McRae, T. G. (1998): Control of Ovarian Development in The Yabby Cher-ax Destructor, Ph.D. Thesis, School of Ecology and Environment, Faculty of Science and Technology, Deakin University

Meyer, J.P. & Allen, N. J. 1997. Commitment in the workplace. Theory Re-

Page 21: IKAN DAN KRUSTASEA

65

search and Application. Thousand Oaks. CA: Sage Publication, Inc.Motoh H. (1985): Biology and Ecology of Penaeus Monodon. Proceed-

ings of the First International Conference on The Culture of Penaeid Prawns/Shrimps. SEAFDEC Aquaculture Department.

Motoh, H. (1981): Studies on The Fisheries Biology of The Giant Tiger Prawn, Penaeus Monodon in The Philippines. Tech. Rep. No. 7, SEAFDEC Aquaculture Dept., 128 pp

Moyle, P.B., and J.J. Cech, Jr. 2004. Fishes: An Introduction To Ichthy-ology. Fifth Edition. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings. 141-165

Moyle, P.B., and J.J. Cech, Jr. 2004. Fishes: An Introduction To Ichthy-ology. Fifth Edition. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings. 141-165

Murua, H., and F. Sabiroda-Rey. 2003. Female Reproductive Strategies of Marine Fish Species of the North Atlantic. J. Northw.Alt.Fish.Sci. 33:23-31

Nakamura, M., Kabayashi, T., Chang, X.T and Nagahama, Y. 1998. Go-nadal Sex Differentiation in Teleost Fish. The Journal of Experimen-tal Zoology. 281:362-372

Ness WD, Stafford AE. 1983. Evidence For Metabolic and Functional Dis-crimination of Sterols by Phytopthora Cactorum. Biochemistry 80: 3227-3231.

Noorbaiduri S. and Ikhwanuddin M. (2015). Artificial Crablets Production of Orange Mud Crab, Scylla Olivacea (Herbst, 1796) Through in-vi-tro Fertilization Technique. Journal of Fisheries and Aquatic Sci-ence, 10: 102-110

Oloyede, Fatai A; Alaf, Benson O, Funmilayo M. 2008. Nutrient Evaluation of Nephrolepis biserrata (Nephrolepidaceae. Pteridophyta). Botani-ca Lithuanica, Vol. 14 Issue 4, p207-210. 4p. 3 Charts

Ostaszewska T., Dabrowski K., Wegner A. and Krawiec M. (2008): The Ef-fects of Feeding on Muscle growth Dynamics and The Proliferation of Myogenic Progenitor Cells During Pike Perch Development (Sander Lucioperca). J. World Aquacult. Soc. 39, 184-195. 10.1111/j.1749-7345.2008.00151.x

Padmavathi P, Rao MP. 1990. Nutritive Value of Sauropus Androgynous Leaves. Plant Foods for Human Nutrition. 40:107-113

Pałgan K1, G.-Ż. M. 2012. Celery--Cause of Severe Anaphylactic Shock. Postepy Hig Med Dosw , 66, 132-4.

Page 22: IKAN DAN KRUSTASEA

66

Pamplona, 2016Pandian, TJ. 1999. Sex Determination and Differentiation in Teleosts. In

Karunasagar I, Indrani K, Alan R: Aquaculture and Biotechnology. Science Publisher, Inc. USA

Pankhurst, N.W. 2007. Fish Reproduction: Gonadal Steroid, Functions and Patterns of Change. United States of America: Science Publishers. 67-112

Pascual, F.P. (1989): Status of Shrimp Nutrition and Feed Development in Southeast Asia. Dalam Nutrition Research in Asia by De Silva (ed.). Proceefing of The Third Asian Fish Nutrition Network Meeting. Asian Fisheries Society, Philippines, p. 80=89.

Patiño, R., Sullivan, C.V., 2002. Ovarian Follicle Growth, Maturation, and Ovulation in Teleost fish 14.

Phelp RWC, Sanchez GM, Couturie M, Abiado, Darbowski K. 2001. Studies of The Fate of Metiltestosteron and it’s Metabolism in Ti-lapia and on The Use of Pytochemicals as An Alternatif Method to Produce a Monosex Population of Tilapia Reproduction. Aquacul-ture Collaborative Research Support Program. Management Entity Oregon State University. Mexico

Planas., dan Swanson, 2008. MAPE-R : A Rescaled Measure Of Accura-cy For Cross Sectional Subnational Population Forecast, Journal of Population Research, Volume 28.

Promwikom W. Kirirat P. Thaweethamsewee P. (2004). Index of Molt Stag-ing in The Black Tiger Shrimp (Penaeus Monodon). Songklanakarin J. Sci. Technol 26(5): 765-772

Puput, P., Suminto, dan Rachmawati, D. 2014. Performa Kematangan Gonad, Fekunditas, dan Derajat Penetasan Udang Windu (Penae-us monodon) melalui Subtitusi Cacing Laut Dengan Cacing Tanah. Jurnal of Aquaculture Management and Technology, 3 (4), 158-165.

Qiao Z, Wang J, Yu Z, Ma L. (2010): The Novel Hatchery Facilities Based on Main Effect Factors of Seedling Rearing of Mud Crab (Scyl-la Spp.) in China. J. Life Sci., 4 (2010):36-42

Rais, R. Yustendi, D. (2019) . Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Katuk (Sauropus a ndrogynus L.Merr ) Dalam Air Minum Kambing Perah Peranakan Ettawa Terhadap Konsumsi Pakan. Semdi Unaya-2019, 330-335.

Rajenderan, M. T (2010): Ethno Medicinal Uses and Antimicrobial Proper-ties of Melastoma Malabathricum, SEGi Review, vol. 3, pp. 34–44.

Page 23: IKAN DAN KRUSTASEA

67

Ridwan A. Awaludin. Anggreni T. 2016. Gonadal Maturity Induction Using Karamunting (Melastoma Malabathricum) Ethanol Extract on White Shrimp Female (Litopenaeus Vannamei). Malang: Annual Basic Sci-ence.

Ridwan, A., & Awaludin, A. (2020). Measurement Hormone Progesterone And Gonadal Maturity on White Shrimp (Litopenaeus Vannamei) After The Administration of The Karamunting (Melastoma Malabh-tricum) Ethanol Extracts. Biotropia-The Southeast Asian Journal of Tropical Biology. In-press

Ridwan, A., Awaludin, A., & Anggraeni, T. (2016, July). Gonadal Maturity Induction using Karamunting (Melastoma malabatrhicum) Ethanol Extract on White Shrimp Female (Litopenaeus Vannamei). In Pro-ceeding International Conference on Global Resource Conserva-tion (Vol. 6, No. 1).

Rukmana, R. 1995. Bertanam Seledri. Yogyakarta: Kanisius.Saanin, H. 1984. Taksonomi Dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan Jilid II.

Binacipta. Bandung.Saputra O , T. Fitria 2016. Khasiat Daun Seledri (Apium Graveolens) Ter-

hadap Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia. Ma-jority, 5 (2), 120-125.

Saraswati, T.R., Manalu, W., Ekastuti, D.R., Kusumorini, N., 2013. In-creased Egg Production of Japanese Quail (Cortunix japonica) by Improving Liver Function Through Turmeric Powder Supple-mentation. Int. J. Poult. Sci. 12, 601–614. https://doi.org/10.3923/ijps.2013.601.614

Setyo, S. 2006. Fisilogi Nila (Oreochromis Niloticus). Kanisius. JakartaShah, M. D., Gnanaraj, C., Haque, A. T. M. E., and Iqbal, M. 2015. An-

tioxidative And Chemopreventive Effects of Nephrolepis Biserrata Against Carbon Tetrachloride (CCl4)-Induced Oxidative Stress And Hepatic Dysfunction In Rats. Pharm Biol, 53, (1), 31-39.

Siahainenia, L. 2008. Bioekologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang Jawa Barat. [disertasi]. Sekolah Pas-casarjana IPB. Bogor. 246 hlm

Subramoniam, T. (1991): Yolk Utilisation and Esterase Activity in The Mole Crab Emerita Asiatica (Milne Edwards), 19-30 dalam Wenner A. dan Kuris A., Eds., Crustacean Egg Production, A. A. Balkema, Rotter-dam.

Suprayogi A. 2000. Studies on the Biological Effect of Saurpus Androg-

Page 24: IKAN DAN KRUSTASEA

68

ynus (L.) Merr. : Effect on Milk Production and the Possibilities of Induced Pulmonary Disorder in Lactating Sheep. Cuvillier Verlag Gottingen. Germany

Suryati E. Tenriulo A, Tonnek S. (2013): Sebagai Moulting Stimulant Pada Induk Udang Windu. Jurnal Riset Akuakultur 8(2):221-229

Susanti, D., Hasnah .M.S., Farediah A., Rasadah, M.A., (2008): Bioac-tive Constituents from The Leaves of Melastoma Malabathricum L. Journal Ilmiah Farmasi, 5: 1-8.S. Nuresti, S. H. Baek, and A. Asa-ri. (2003): Chemical Components of Melastoma Malabathricum,” ACGC Chemical Research Communications, vol. 16, pp. 28–33.

Susanti, D., Sirat, H.M., Ahmad, F., Ali, R.M., Aimi, N., Kiajima, M., (2007): Antioxidant and Cytotoxic Flavonoids From the Flowers of Melasto-ma Malabathricum L. Food chemistry: 103: 710-716.

Swetha CH, Sainath SB, Reddy PR, Reddy PS (2011): Reproductive En-docrinology of Female Crustaceans: Perspective and Prospective. J Marine Sci Res Development S3:001. doi:10.4172/2155-9910.S3-001.

Teshima, S. and A. Kanazawa. (1971): Bioconversion of Progesterone by The Ovaries of The Crab, Portunus Trituberculatus. Gen. Comp. Endocrinol., 17: 152-157.

Toro.V, Soegiarto K. (1979): Biologi Udang. Dalam: UDANG. Biologi, Po-tensi, Budidaya, Produksi dan Udang Sebagai Bahan Makanan di Indonesia. Soegiarto, V. Toro dan K.A. Soegiarto, (eds). Proyek Pe-nelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi. Lembaga Oseanologi Nasi-onal-LIPI.Jakarta: 3-44.

Walne, P.R. (1970): Studies on The Fod Value of Nineteen Genera of Al-gae to Juvenile Bivalves of The Genera Ostrea, Crassostrea, Mer-cenaria and Mytilus. Fishery Invest, London 26(5) :1-62.

Watanebe dan Ackman, 1974 Webber WR., Fenwick GD JM. et al. (2010). Phylum Arthropoda Subphy-

lum Crustacea: Shrimps, Crabs, Lobsters, Barnacles, Slaters and Kin. in: Gordon, D.P. (Ed.) (2010). New Zealand Inventory of Biodi-versity: 2. Kingdom Animalia: Chaetognatha, Ecdysozoa, Ichnofos-sils. pp. 98-232 (COPEPODS 21 pp.)

William RR, Bell TA, Lightner DV. (1992): Shrimp Antimicrobial Testing. II. Toxicity Testing and Safety Determination for Twelve Antimicrobials with Penaeid Shrimp Larvae. Journal of Aquatic Animal Health 4(4): 252-270

Page 25: IKAN DAN KRUSTASEA

69

Wiradimadja, et al 2010 Dinamika status Kolestrol Pada Puyuh Jepang (Coturnix japanica) yang Diberi Daun Katuk (Sauropus androgynus, L.Merr.) Dalam Ransum [disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor

Yamamoto T. 1969. Sex Differentitation. In: Hoar W, Randall D. (Eds.). Fish Physiology p117-175

Yao Y, S. W. 2010. Phenolic Composition and Antioxidant Activities of 11 Celery Cultivars. J Food Sci, 75(1), 9-13.

Yaron, Z., and Levavi-Sivan. 2011. Endocrine Regulation of Fish Repro-duction. Encyclopedia of Fish Physiology: From Genome To Enviro-ment. 2:1500-1508

Zairin, J.R.M. 2002. Sex Reversal: Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta.

Zhang, Shiuci, Yuan Dong, and Pengfei Cui. 2015. Vitellogenin is an im-munocompetent Molecule For Mother and Off Spring in Fish. Fish & Shellfish Immunology. 46: 710-715

Zhang, Shuicui, Zhiping Wang, and Hongmiao Wang. 2013. Maternal Im-munity in Fish. Developmental and Comparative Immunology. 39: 72-78

Page 26: IKAN DAN KRUSTASEA

70

Page 27: IKAN DAN KRUSTASEA

71

RIWAYAT HIDUP

Awaludin, S.Pi., M.SiAwaludin, S.Pi., M.Si dilahirkan di Tarakan

pada tanggal 21 Agustus 1990. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) di Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan lulus tahun 2012. Program Magister (S-2) pada bidang Fisiologi, Perkembangan dan Biomedik di Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Penulis adalah staf pengajar dan peneliti aktif di Jurusan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan. Mata kuliah yang diampuh antara lain: Fisiologi Reproduksi Hewan Akuatik, Reproduksi Ikan, Krustasea dan Moluska dan Teknologi dan Manajemen Pembenihan. Penelitian-penelitian yang dikerjakan yaitu tentang penggunaan bahan alam sebagai triger reproduksi pada ikan dan krustasea. Hasil penelitian penulis telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional seperti Biotrop Journal, Biodiversitas Journal of Biological Diversity dan Journal of Tropical Life Science , dan serta beberapa Jurnal Nasional terakreditasi.

Diana Maulianawati, S.Pi., M.SiDiana Maulianawati, S.Pi., M.Si lahir di Tarakan

pada tanggal 07 Juli 1984. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Penulis lulus sarjana (S-1) Ilmu Perikan (PI), di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman pada tahun 2005 dengan tema penelitian mengenai kualitas air dan tanah tambak. Program Magister (S-2) pada bidang kimia konsentrasi kimia perairan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan lulus pada Tahun 2016 dengan tema penelitian berkaitan dengan biodegradasi senyawa organoklorin. Penulis adalah staf

Page 28: IKAN DAN KRUSTASEA

72

pengajar dan peneliti aktif di Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan. Mata kuliah yang diampuh antara lain: Kimia Dasar, Fisika Kimia Perairan, Kualitas Air Akuakultur, Toksikologi Perairan, dan Manajemen Kesehatan Ikan. Aktivitas penelitian yang dilakukan saat ini berkaitan dengan penggunaan bahan alam dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur untuk memperbaiki kualitas air budidaya serta meningkatkan pertumbuhan biota budidaya. Hasil penelitian penulis telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional seperti Journal of Microbiology and Biotechnology, Indonesian Aquaculture Journal, dan Journal of Biological Diversity serta beberapa Jurnal Nasional.

Kartina, S.Pd., M.Sc.Kartina, S.Pd., M.Sc. lahir di Sungai Pancang,

Sebatik pada tanggal 29 September 1987. Gelar Sarjana Pendidikan (S1) diperoleh di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2013 melanjutkan studi di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada dengan mengambil konsentrasi pada Biologi Tumbuhan dan selesai pada tahun 2015. Saat ini penulis merupakan staf pengajar dan peneliti pada Jurusan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan. Mata kuliah yang diampuh diantaranya: Biologi Umum, Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Ekologi Perairan. Saat ini, penulis juga aktif melakukan riset-riset terkait kimia bahan alam dan pemanfaatan tumbuhan dalam budidaya perikanan. Hasil penelitian penulis telah dipublikasikan jurnal internasional sepert, Biodiversitas Journal of Biological Diversity dan beberapa Jurnal Nasional terakreditasi.

Page 29: IKAN DAN KRUSTASEA

UNIVERSITAS BORNEO TARAKANJalan Amal Lama Nomor 1, TarakanTelp. 08115307023Fax. 08115307023Email: [email protected]

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESSJln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1,Kopelma DarussalamTelp. 0651-812221Email: [email protected]

[email protected]

ISBN 978-623-264-268-3 (PDF)

ISBN 978-623-264-267-6

Akuakultur merupakan solusi dalam penyediaan nutrisi hewani bagi manusia. Produksi perikanan di Indonesia berasal dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor perikanan tertinggi di dunia. Pertumbuhan pada ikan memiliki pola pertumbuhan yang unik. Seiring bertambahnya usia ikan, ikan biasanya memanfaatkan nutrisi yang ada untuk untuk proses reproduksi, namun secara keseluruhan, masih ada kontribusi positif untuk pertumbuhan. Pada fase juvenil, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibedakan dengan ikan pada fase dewasa, terutama yang meliputi kondisi suhu, pakan, dan periode optimum. Reproduksi pada mahluk hidup termaksud hewan air dikontrol oleh hormon. Hormon hormon yang terlibat dalam reproduksi seperti steroid, FSH, LH, estradiol dan lain-lain. Peningkatan pertumbuhan dan reproduksi pada budidaya ikan dan krustasea banyak menggunakan hormon sintetik, dimana masih banyak kekurangannya. Salah satu alternatif dalam peningkatan pertumbuhan dan reproduksi yang ramah lingkungan yaitu dengan penggunaan bahan alam. Telah banyak aplikasi bahan alam yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi misalnya seledri, karamunting, katuk, paku uban dan kunyit. Beberapa referensi buku ini merupakan hasil dari penelitian penulis yang telah diterbitkan di berbagai jurnal nasional dan internasional