Ika

download Ika

of 122

Transcript of Ika

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat TUHAN YME yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Kebidanan KOmunita di Desa Tandem Hilir I Dusun I kecamatan Hamparan perak Laporan ini merupakan hasil rangkaian dari permasalahan yang ditemukan selama,PBL pada masa ini penulis menemukan prioritas masalah yang mempengaruhi kesehan keluarga. Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengaan kegiatan selama 3 minggu melalui pendidikan kesehatan . Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan pendidikan yang telah ditetapkan. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini sehingga dapaat bermamfaat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dalam menyelesaikan laporan ini semua tidak lepas dari kerja sama yang baik antar mahasiswi Akbid sehat, Staf Puskesmas,Kepala Desa berserta para staf serta masyarakat Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak H.Hasan Basri NST.SKM.M.Kes selaku Ketua Yayasan Sehat Medan 2. Ibu Hj.Kamaliah AMKeb.SKM selaku Direktis Akademi Kebidanan Sehat Medan 3. Ibu Hj.NurAini,SPd,MKes selaku coordinator Praktek Klinik Kebidanan Komunitas 4. Ibu Ria selaku pembimbing proposal penelitian 5. Bapak Camat Tandem Hilir I Kecamatan 6. Bapak kepala Puskesmas Tandem Hilir I Kecamatan 7. B 8. B 9. Kepada Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudaraku

10.Rekan-rekan Mahasiswi Akbid Sehat Medan yang Telah Membantu Terselesaikannya Laporan ini 11.Seluruh Masyarakat Dusun III Tandem Hilir I

Medan,19 Maret 2012 Penulis

IRA WATI SIMAMORA 009094

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTARi DAFTAR ISI..iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..2 1.2 Tujuan.3 1.2.1 Tujuan Umum..3 1.2.2 Tujuan Khusus.......3 1.3 Kompetensi yang harus dicapai..3 1.4 Jadwal kegiatan praktik Klinik Kebidanan Komunitas..7 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas..9 2.1.1 Pengertian Komunitas atau Masyarakat..9 2.1.2 Sejarah Kebidanan Komunitas13 2.1.3 Kebidanan Komunitas..14 2.1.4 Sasaran Kebidanan Komunitas14 2.1.5 Bekerja Di Komunitas...............15

2.2 Pembangunan Kesehatan16 2.2.1 Pembangunan Kesehatan Indonesia16 2.2.2 Visi Misi Indonesia Sehat 2015.16 2.2.3 Program Pembangunan Nasional Sektor Kesehatan ...18 2.2.4 Program Upaya Kesehatan.18 2.3 Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas..20 2.3.1 Pendekatan Edukatif.20 2.3.2 Komunikasi yang baik..20 2.3.3 Pemberdayaan Masyarakat21 2.4 Peran fungsi Dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas.21 2.4.1 Peran dan Fungsi Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Komunitas.. 21 2.4.2 Peran dan fungsi Bidan sesuai dengan kompetensi Bidan Indonesia Berkaitan dengan Bidan Komunitas.21 2.4.3 Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.23 2.4.4 Fungsi Bidan Di Wilayah Kerja.24 2.4.5 Kegiatan Bidan Di Komunitas..24 2.4.6 Bidan Praktek Swasta.25 2.5 Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan Di komunitas.26 2.5.1 Undang- undang dan Peraturan Pemerintah.27 2.5.2 Standart Praktek Kebidanan..28 2.5.3 Kode Etik Profesi Kebidanan.28 2.5.4 Registrasi Praktek Bidan..29

2.6 Manajerial Asuhan Kebidanan Di Komunitas Baik Di Rumah, Posyandu Dan Polindes Dengan Fokus Making Pregnancy Safer29 2.6.1 Asuhan Antenatal29 2.6.2 Asuhan Internatal31 2.6.3 Asuhan Ibu Post Partum di Rumah.33 2.6.4 Asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus.35 2.6.5 Pelayanan Kesehatan pada Bayi dan Balita..35 2.6.6 Pelayanan Kontrasepsi dan Rujukannya.36 2.6.7 Sistem Rujukan.37 ..2.7 Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS-KIA)..38 2.7.1 Pengertian PWS-KIA38 2.7.2 Tujuan PWS-KIA.38 2.7.3 Prinsip pengelolaan Program KIA..39 2.7.4 Batasan dan Indikator Pemantauan.40 2.7.5 Indikator Pemantauan40 2.7.6 Cara Membuat Grafik PWS-KIA45 2.7.7 Analisis dan Tidak Lanjut PWS-KIA.46 2.7.8 Pelembagaan PWS-KIA46 2.7.9 Sistem Pencatatan dan Pelaporan..47 2.7.10 proses penerapan PWS-KIA..48

2.8

Pembinaan Kader Dan Dukun Bayi..49

2.9 Menggerakkan Dan Meningkatkan Peran Serta Masyarakat49 2.9.1 Pengembangan Wahana atau Forum Peran Serta Masyarakat...50 2.9.2 Pembinaan Peran Serta Masyarakat..56 2.10 Tugas Tambahan Bidan Yang Terkait Dengan Kesehatan Ibu Dan anak.57 2.10.1 Pelayanan Kesehatan Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya.57 2.10.2 Deteksi Dini..60 2.10.3 Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS)....60 2.11 Melakukan Motoring Dan Evaluasi Kegiataan Pelayanan Kebidanan Di Komunitas..60 2.12 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas.61

BAB 3 PELAKSAANAAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS 3.1 Orientasi..64 3.2 Pengumpulan Data..67 Peta.67 3.4 Pengolahan Data...68

BAB 4 ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA.90 4.1 Analisa Data..92 4.2 Prioritas Masalah94 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan..106 5.2 Saran.107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN SAP LEAFLEAT DOKUMENTASI

BAB 1 PENDAHULUANSesuai dengan program pemerintah tentang upaya untuk mewujudkan Indonesia sehat 2015, maka seluruh petugas kesehatan secara terpadu,menyeluruh dan berkesinambungan mendorong peran serta masyarakat dalam mewujudkan dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Maka sebagai realisasi untuk mewujudkan program Indonesia 2015 dan khususnya pengikut Praktik Kebidanan Komunitas bagi tiap mahasiswi Kebidanan Sehat Medan tingkat III jalur umum yang dilaksanakan mulai tanggal 28 Maret 2012 sampai dengan 19 Maret 2012 di Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kegiatan yang dilakukan mahasiswi dalam Praktek Belajar Lapangan dikhususkan untuk meningkatkan dan pelayanan Kesehatan ibu dan anak berserta KB mengingat tingginya AKI dan kematian perinatal di Indonesia khususnya daerah pedesaan.

1.1 Latar Belakang Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu,bayi dan balita di Indonesia perlu mendekatkan dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menempatkan tenaga bidan terutama di desa-desa yang belum terjangkau oleh semua pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan yang bersifat promotif,preventif,dengan tidak mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative serta mampu menggerakkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan upaya kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan 1 MOTHER HOODdan prinsip PHC. Untuk menghasilkan tenaga bidan sebagaimana harapan tersebut diatas, maka Mahasiswi Akademi Kebidanan Sehat Medan sebagai calon bidan harus memiliki kompotensi yang cukup sesuai dengan peran, tugas serta tanggung jawabnya. Program Akademi Kebidanan Sehat Medan sebagai salah satu instansi pendidikan memandang perlu untuk memberkan pengalaman belajar secara nyata pada mahasiswi di puskesmas dan wilayah kerjanya dan juga untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat penulis selama mengikuti pendidikan di Akbid Sehat Medan. Untuk menghasilkan tenaga bidan yang professional sebagaimana yang diharapkan diatas,maka Akademi Kebidanan Sehat Medan sebagai salah satu intansi pendidikan yang akan melahirkan calon-calon bidan mengadakaan suatu program yaitu Praktek Kebidanan Komunitas sebagai pelatihan untuk menerapkaan ilmu komunitas yaitu dikalangan masyaraakat.Sehubungan dengan hal tersebut maka, berdasarkan survey yang dilakukan mahasiswi Akademi Kebidanan Sehat Medan di Desa Tandem Hilir I kecamatan Hamparan perak Dengan mayoritas penduduk beragama islam, suku jawa, dan mayoritas bekerja sebagai wiraswasta maka ditemukan masalah-masalah kesehatan dalam masyrakat, seperti: Bayi/ balita dengan riwayat tidak mendapatkan ASI ekslutif dan balita dengan riwayat tidak imunisasi BCG dan

masih ada masalah- masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu di Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak layak dijadikan lahan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas 1.2. Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan Praktek Klinik Kebidanan Komunitas selama 3 ( tiga) minggu peserta didik diharapkan mampu menggambarkan secara jelas tentang: 1. Kegiatan dan tanggung jawab bidan komunitas yang bekerja sebagai penanggung jawab di desa. 2. Menyusun rencana, melaksanakan dan memantau program KIA diwilayah kerjanya. 3. Memberikan pelayanan kebidanan dasar di wilayah kerjanya. 4. Mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengelola kasuskasus gawat darurat kebidanan di masyarakat/ puskesmas 5. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak.

1.2.2 Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan Praktek Klinik Kebidanan Komunitas selama 3 (tiga) minggu dihaaraapkan peserta didik mampu: 1. 2. 3. 4. 5. Peandekatan kepada masyarakat Pengenalan wilayah binaan. Pengumpulan data yang berkaitan dengan KIA/KB Pengolahan data yang berkaitan dengan KIA/KB Analisa dan prioritas masalah serta rencana pemecahannya dikoordinasi bersama pihak puskesmas.

6. Melaksanakan intervensi sesuai dengan prioritas masalah dengan melibatkan Peran Serta Masyarakat (PSM). 7. Melaksanakan evaluasi dan memantau pelaksanaan kegiatan bersama masyarakat. 8. Melakukan pencatatan dan pelaporan. 1.3Kompetensi yang Harus Dicapai 1. Menguraikan kegiatan- kegiatan bidan baik kegiatan bidan dasar, maupun deteksi dini resiko tinggi, ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas, bayi/balita serta kegiatan bidan yang berkaitan dengan pembinaan peran serta masyarakat. 2. Mengidentifikasi pembinaan kegiatan puskesmas dan masyarakat dalam upaya akselerasi penurunan angka kematian ibu dan anak. 3. Menghitung dan menganalisa jumlah sasaran pelayanan KIA meliputi ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas,bayi dan balita diwilayah kerja puskesmas. 4. Memahami target cakupan pelayanan KIA di wilayah kerjanya. 5. Menyusun alternative pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas dengan melibatkan masyarakat. 6. Melaksanakan alternative pemecahan masalah yang telah dipilih melalui: a. Pembuatan jadwal kunjungan ibu hamil b. Follow up kasus c. Penyuluhan kesehatn dan konseling 7. Menganalisa pelaksanaan program KIA melalui: a. PWS/KIA b. Kohort ibu dan bayi c. KMS ibu hamil,bayi dan balita d. Balok SKDM

8. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan KIA- KB di puskesmas,posyandu dan polindes. 9. Memberikan pelayanan kebidanan dasar di wilayah kerjanya pada ibu hamil,ibu bersalin,dan ibu nifas,bayi,balita,dan akseptor. 10.Melakukan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil dan penanganannya. 11.Mengidentifikasi kasus- kasus gawat darurat kebidanan yang sering terjadi di masyarakat. 12. Mendemonstrasikan rujukan kasus gawat darurat kebidanan di masyarakat/ puskesmas. 13.Mempersiapkan keperluan rujukan pasien pada kasus gawat darurat meliputi: a. Persiaapan pasien b. Alat dan obat c. Keluarga pasien d. Transportasi e. Surat surat rujukan 14.Mengawasi dan memantau keadaan pasien selama ada dalam perjalanan ke sarana kesehatan yang dituju. 15.Mengidentifikasi tokoh masyarakat yang berpengaruh guna mencari dukungan kegiatan- kegiatan pembangunan diwilayahnya. 16.Mengumpulkan data kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak bersama masyarakat dalam upaya mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan anak diwilayahnya dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pengumpulan data. 17.Mengidentifikasi aspek sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. 18.Mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak dengan menggunakan metode deskritif. 19.Menyajikan data yang didapat kedalam berbagai bentuk sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

20.Mengungkapkan masalah kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan kondisi masyarakat. 21.Menyusun rencana bersama masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak yang didapat masyarakat. 22.Melakasanakan intervensi bersama masyarakat untuk memecahakan masalah yang telah disepakati melalui kegiatan kegiatan : a. Pelatihan dan penyegaran kader b. Pembinaan dan penyegaran dukun bayi c. Pembentuk/pembinaan dan nasihatposyandu polindes dan POD d. Penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya KIA e. Memberikan pelayanan kesehatan dasar f. Melaksanakan rujukan kasus kebidanan 23.Menilai keberhasilan intervensi dalam pemecahan masalah KIA dalam keluarga.

1.4 Jadwal Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas 1. Tanggal 19 Maret 2012 Pembukaan Praktik Belajar Lapangan 2. Tanggal 19 Maret 2012 Orientasi wilayah Praktik Lapangan di setiap Dusun 3. Tanggal 20 Maret 2012 s/d 22 Maret 2012 Pengkajian data keluarga 4.Tanggal 20 Maret2012 /06 April 2012 Praktik Di Puskesmas Desa Tandem Hilir I

5.Tanggal 23April 2012 s/d 27 April Tabulasi data,analisa data,perumusan masalah,dan menetapkan Skala perioritas masalah. 6.05 April2012/07 April 2012 Pembuatan Laporan Desa dan Keluarga binaan 7.Tanggal 29 April 2012 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 8.Tanggal 03 April 2012 s/d 05 April 2012 Melakukan penanggulangan Masalah Keluarga binaan 9.Tanggal 05 April2012 s/d 07 April 2012 Pembuatan laporan Dusun dan Keluarga binaan 10.Tanggal 06 April 2012 Penutupan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas 11.Tanggal 07 April 2012 Kembali ke asrama

BAB 2 PEMBAHASAN 1.Konsep Dasar Kebidanan Komunitas

A. Pengertian Komunitas atau Masyrakat Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu communitas yang berarti kesamaan , juga communis yang berarti sama dapat diterjemahakan sebagai masyarakat setempat , istilah yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota , suku atau bangsa. Komunitas digambarkan sebagai lingkungan fisik dimana seseorang tinggal berserta aspek- aspek sosialnya.Hubungan hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.Keyakinan mereka ini akan dicerminkan dalam perilaku keluarga maupun dikelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehataan maupun perawatan ketika sakit. Notoatmojo (2003) menjelaskan komunitas, masyarakat berserta ciricirinya berdasarkan beberapa tokoh dari berbagai belahan dunia,yaitu: 1. Definisi masyarakat. a. Linton (1936) Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas- batas tertentu.

b. M.J.Herkovis Masyarakat adalah kelompok individu yang di koordinasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu. c. J.L.Gilin dan J.P.Gilin Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,tradisi,sikap dan persatuan yang sama. d. Mac Lever (1957) Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama. e. Kontijaraningrat(1990) Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,atau dengan istilah lain saling berinteraksi.Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sesuatu system adaptasi tertentu yang bersifat kontiniu dan terkait oleh suatu rasa indentitasidentitas bersama. f. Soerdjono Soekanto (1982) Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah (dalm arti geografis) dengan batas-batas tertentu, di mana yang menjadi dasarnya adalh interaksi yang lebih besar dari anggota- anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayah. 2. Ciri ciri masyarakat. a. Interaksi di antara sesame anggota masyarakat. b. Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya d. Memiliki ada istiadat kebudayaan tertentu e. Memiliki indentitas bersama

3. Tipe-tipe komunitas atau masyarakat a. Berdasarkan sudut perkembangannya 1. Cresive institution 2. Enacted institution. b. Berdasarkan sudut sytem nilai yang di terma 1. Basic institution 2. Subsidiary institution. c. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat 1. Approved atau social sanctioned institution 2. Unsanctioned institution d. Berdasarkan sudut penyebarannya 1. General institution 2. Restricted institution. e. Berdasarkan sudut fungsinya 1. Operative institution 2. Regulative institution. 4. Ciri-ciri masyarakat sehat: a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui peningkatan,pencegahan,penyembuhan penyakit,pemulihan kesehatan terutama ibu dan anak. c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimamfaatkan oleh masyarakat mutu lingkungan hidup. d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan statu social ekonomi masyarakat. e. Penurunan angka kesakitan dan keamtian dari berbagai sebab dan penyakit

B. Sejarah Kebidanan Komunitas Pelayanan kebidanan komunitas mulai dikembangkan pada abad terakhir ini.Semakin bayaknya jumlah penduduk ditenggarai sebagai salah satu penyebabnya mengapa pelayanan kebidanan khusunya dan kesehatan umumnya semakin didekatkan pada masyarakat. Maternal-Infant Care (MIC) adalah program yang dirintis oleh beberapa Negara dimulai pada tahun 1960-an merupakan asuhan konprehensif yang efektif yang mengacu pada asuhan pada masyarakat berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dari mulai kehamilan sampai dengan perawatan bayi dirumah.

C.Kebidanan Komunitas Bidan adalah seseorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku (kepmenkes 900/2002).Adapun kebidanan mencakup pengetahuan yang memiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (syalan,1997). Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan kepada masyrakat baik individu,keluarga,kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita secar paripurna.Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga ,konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukanbidan dimasyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.

D.Sasaran Kebidanan Komunitas Sasaran Kebidanan komitas meliputi bayi baru lahir balita dan prasekolah,remaja,dewasa,masa reproduksi ( hamil,bersalin,nifas,)interval, klimaakterium yang berada dalam keluarga dan masyarakat baik yang sehat,sakit maupun yang mempunyai masalh kesehatan secara umum.

E.Bekerja di Komunitas Bekerja dikomunitas tidaklah mudah. Agar dapat diterima oleh masyarakat setidaknya seorang bidan harus memiliki profil sebagai berikut: 1. Mempunyai kemampuan intelektual yang luas berkaitan dengan kebidanan, kesehatan masyarakat dan pengetahuan social. 2. Terampil dalam tehnik kebidanan 3. Menguasai tehnik pemecahan masalah kesehatan dan prioritas pemecahan masalah kesehatan. 4. Mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (hubungan antar manusia/HAM). 5. Luwes dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. 6. Memiliki kemampuan komunikasi yang bagus(komunikatif). 7. Memiliki kemampuan berorganisasi. 8. Memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang lain. 9. Mempunyai penampilan yang menarik. 10.Mau dan banyak belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman. 11.Berkeinginan untuk selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. 12.Berpikir kritis dan logis 13.Mau membagikan ilmu kepada orang lain

2.2.Pembangunan Kesehatan A.Pembangunan Kesehatan Indonesia Pembangunan secara umum di artikan sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik.Sedangkan pembangunan kesehatan di maknakan sebagai proses yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan dijadikan suatu program pembangunan nasional yang terfokus pada tahun 2015 atau disebut Indonesia sehat 2015 di jalankan atas dasar: 1. 2. 3. 4. Perkemanusiaan Pemberdayaan dan kemanusiaan Adil dan merata Pengutamaan dan mamfaat

B.Visi Misi Indonesia Sehat 2015 1. Visi Indonesia Sehat 2015 Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat Bangsa dan Negara yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Adapun perumusan Visi di atas adalah sebagai berikut: a. Dalam Indonesia sehat 2015, lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi,tersedianya air bersih,sanitasi lingkungan yang menandai,perumahan dan permukiman yang sehat,terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong.

b. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 yang bersifat proaktif untug memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah resiko terjadinya penyakit. c. Kemampuan masyarakat yang di harapkan pada masa depan adalah mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu tanpa hambatan. d. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah memuaskan pemakai jasa pelayanan sesuai dengan standart dan etika pelayanan profesi.

2.Misi Indonesia Sehat 2015 a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan nasional b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata,dan terjangkau. d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

C. Program Upaya Kesehatan 1. Tujuan Umum Adalah meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna serta terjangkau oleh masyarakat. 2. Sasaran Umum Adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah maupun swasta 3. Tujuan Khusus a. Mencegah tersebarnya penyakit menular b. Menurunkan angka kesakitan,kematian,kecacatan darri penyakit menular c. Meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dasar

d. Meningkatkan penggunaan obat rasional dan tradisional yang aman dan terpadu e. Meningkatkan status kesehatan reproduksi bagi wanita usia subur termasuk anak,remaja,ibu hamil dan ibu menyusui f. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah secara mandiri g. Menghindarkan manusia dan lingkungannya dari bencana yang terjadi akibat ulah manusia h. Mengembangkan pelayanan rehabilitasi bagi kelompok yang memerlukan pelayanan khusus i. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi kelompok lanjut usia 4. Sasaran Khusus a. Menurunkan angka kesakitan DBD,malaria,tuberkolosis,HIV,dan penyakit terbaru. b. Menurunkan penyakit tidak menular c. Meningkatkan rasio tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan d. Meningkatnya presentasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan e. Menurunya kematian karena haji dan pengungsi f. Kewaspadaan dini kejadian luar biasa g. Berkembangnya pelayanan untuk cacat dan lanjut usia

2.3.Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas A.Pendekatan Edukatif Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membangun masyarakat desa adalah pendekatan yang kita gunakan.Jika kemandirian masyarakat desa yang diterapkan, maka jelas pendekatan yang diterpkan haruslah berupa pendekatan edukatif. Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah gerakan pemberdayaan yang memiliki tiga mata tombak ( disebut trisula), yaitu konseling,kunjungan

rumah,dan pengorganisasian masyarakat.Ketiga mata tombak ini pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah dalam diri sasaran/klien.

B. Komunikasi yang Baik Komunikasi yang nyata adalah sikap.Komunikasi didalam masyarakat seharusnya terbuka, dua arah dan sering dilakukan.Harus ada bukti yang dapat dilihat tentang adanya proses mendegarkan yang baik,mekanisme umpan balik,informasi dan diskusi tetap tentang bagimana organisasi tersebut melakukan semuanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikaasi kepada masyarakat adalah sebagi berikut: 1. Jangan terlalu banyak berbicara 2. Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka ucapakan. 3. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas. 4. Lebih baik membicarakan sesuatu dengan cara bertatap muka dari pada berkomunikasi secara tertulis.

C.Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan adalah bagian dari paradigm pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia dilingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual ( sumber daya manusia), aspek material dan fisik,sampai kepda aspek manajerial.

2.4Peran Fungsi dan Tanggung Jawab Bidan di Komunitas A.Peran dan Fungsi Bidan dalam Asuhan Kebidanan Komunitas 1.Sesuai dengan Peran Mandiri a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian status kesehatan baik individu maupun masyarakat. b. Menentukan diagnosis c. Menyusun rencana tindakan d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana e. Mengevaluasi tindakan f. Rencana tidak lanjut g. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan

2.Memberi Layanan Dasar Pada Remaja a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan remaja dan wanita pranikah b. Menentukan diagnosis c. Menyusun rencana tindakan d. Rencana tindak lanjut e. Membuat catatan laporan dan kegiatan

3.Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Klien Selama Kehamilan Normal di Masyrakat. a. Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan melibatkan keluarga b. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir c. Memberikaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan melibatkan keluarga.

d. Memberikan asuhan pada pasangan usia subur yang membutuhkan pelayanan KB

B.Peran dan Fungsi Bidan Sesuai dengan Kompetensi Bidan Indonesia Berkaitan dengan Bidan di Komunitas Pengetahuan dasar: a. b. c. d. e. Konsep dasar dan sasaran Kebidanan Komunitas Masalah kebidanan komunitas Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Srategi pelayanan kebidanan komunitas Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat. f. Faktoryang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak g. Sistem pelayanan ibu dan anak

Keterampilan dasar: 1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil,nifas,laktasi,bayi,balita dan KB di masyarakat. 2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak 3. Melakukan pertolongan persalinandirumah dan polindes 4. Mengelola pondok bersalin desa 5. Melaksanakanpergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan anak 6. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan

Keterampilan Tambahan: 1. 2. 3. 4. Melakukan pemantauan KIA Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi Mengeloladan memberikan obat- obatan sesuai dengan kwenangannya Menggunakan tenologi tepat guna

C.Tanggung Jawab Bidan di Komunitas a. Melaksanakan kegiatan puskesmas b. Menggerakkan dan membina masyarakat desa berperilaku hidup sehat

D.Fungsi Bidan di Wilayah Kerja 1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat 2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat 3. Mendeteksi secara dini adanya efek samping kontrasepsi serta adanya penyakit lainnya.

E. Kegiatan Bidan di Komunitas 1. Mengenal wilayah struktur masyrakat dan komposisi penduduk serta sistem pemerintahan desa 2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya. 3. Menggerakkan peran serta masyarakat 4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung 5. Di meja ke- 5 pada setiap kegiatan-kegiatan posyandu 6. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah

7. Memberikan pertolongan persalinan 8. Memberikan pertolongan pertama pada orang sakit,kecelakaan,dan kedaruratan. 9. Melaksanakan kunjungan rumah 10.Melatih dan membina dukun bayi 11.Melatih dan membina desa wisma dalam bidang kesehatan 12.Menggerakkan masyarakat dalam pengumpulan dana kesehatan 13.Mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan 14.Bekerja dengan staf pada lokarya mini puskesmas 15.Menghadari rapat staf pada lokarya mini puskesmas 16.Melaksanakan usaha kesehatan sekolah pada desa binaan 17.Merujuk penderita dengan kelainan jiwa.

F.Bidan Praktik Swasta Bidan Praktek Swasta (BPS) merupakan satu pelaksaan praktik seorang bida di masyarakat.Praktik pelayanna bida perorangan , merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahtraan ibu dan anak. Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktik perlu pengaturan agar terdapat pemerataan akases pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkan nya. Program bidan Delima yang tealh diluncurkan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualiatas pelayanan bidan praktik swasta. Bidan Delima adalah suatu program terobosan stategi yang mencakup: 1. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. 2. Merk dagang 3. Mempunyai standar kualitas

4. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, sytem yang dilaksanakan secara berkesinambungan. 5. Menganut prinsip pembangunan diri 6. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta dalam pelayanan berencana dan kesehatan reproduksi Bidan Delima melambangkan pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan keluarga berencana yang berlandaskan kasih saying,sopan santun,ramah- tamah, sentuhan yang manusiawi,dengan tindakan kebidanan sesuai standart dank ode etik profesi. Dan pada akhirnya diharapkan Bidan delima dapat menjadikan Bidan praktek swata yang mampu memberikan pelayanan berkualias terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, bersaahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.

2.5Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan di Komunitas Hukum mengatur tujuan-tujuan spesifik lebih lanjut, dimana hokum sebagai sesuatu keseluruhan yang melayani fungsi-fungsi social umum.Diantara fungsi-fungsi hokum yang paling penting: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penjaga kedamaian/menyelesaikan masalah perselesihan antara individu. Menjaga ketertiban masyarakat Menciptakan keadilan social Melindungi atau menjaga lingkungan Hukum sebagi alat control social Merekayasa masyarakat(social engineering)

Definisi tentang hokum kesehatan menurut H.J.J Leenen,adalah keseluruhan aturan hokum yang mengatur tentang hubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan,yang berupa penerapan hokum perdata,hokum pidana, daan hokum administrasi Negara dalam kaitan dengan pemeliharaan kesehatan dan yang bersumber dari hokum otonom yang berlaku untuk kalangan tertentu saja,hokum kebiasaan,hokum yurisprodensi,aturan-aturan internasional,ilmu pengetahuan dan literature yang ada kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan. Hukum kesehatan dan hokum medis adalah rambu-rambu lain yang mengatur pelayanan kesehatan dalam hal ini etika dan hokum yang sama-sama berakar pada moral saling mengisi.

A.Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Motif/ latar belakang dibuatnya undang-undang/hokum kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Kesehatan sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia 2. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan 3. Dengan memperhatikan peranan kesehatan, di perlukan upaya yang lebih memadai dalam peningkatan derajat kesehatan Ketentuan hokum yang mengatur tenaga kesehatan,termasuk bidan : 1. UU No. 23 th 1992 tentang kesehatan 2. PP No.32 th 1996 tentang tenaga kesehatan 3. KepMenkes RI No.900 / Menkes/ SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan 4. KepMenkes RI No.938 / MenKes /SK / VII/2007 tentang standart asuhan dalam kebidanan

5. Kode etik profesi 6. Standart pelayanan kebidanan

B.Standart Praktik Kebidanan Penerapan standart pelayanan dapat di lakukan dengan dasar yang jelas ruang lingkup pelayanan kebidanan adalah 4 standart. 1. 2. 3. 4. 5. Standart pelayanan umum Standart pelayanan antenatal Standart pertolongan persalinan Standart pelayanan nifa

C.Kode Etik Profesi Bidan Kode etik adalah norma- norma yang harus di indahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Tujuan kode etik adalah: a. b. c. d. Menjungjung tinggi martabat dan citra profesi Menjga dan memelihara kesejahteraan para anggota Meningkatkan pengabdian para anggota profesi Meningkatkan mutu profesi

Kode etik berisi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat Kewajiban bidan terhadap tugasnya Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya Kewajiban bidan terhadap profesi Kewajiban bidan terhadap diri sendiri Kewajiban bidan terhadap pemerintah,nusa bangsa dan tanah air.

D.Registrasi Praktik Bidan Dalam menjalankan profesi,bidan di komunitas harus telah melaksanakan registrasi bidan sesuai dengan ketentuan dari KepMenkes No.900 /Menkes /SK/2002 yang mengatur tentang: 1. Surat Izin Bidan(SIB) pasal 3 s/d 7 2. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) pasal 9 s/d 11 2.6Manajerial Asuhan Kebidanan di komunitas Baik di Rumah,Posyandu dan Polindes dengan focus Making Pregnancy Safer A.Asuhan Antenatal 1.Stadar Asuha Kebidanan Terdapat eam stadart dalam pelayan antenatal sepaerti berikut ini: a. Idetitas ibu hamil b. Pemeriksaa da pemataua antenatal c. Palpasi abdominal d. Pengelolaan anemia dalam kehamilan e. Pengelolaann dini hipertensi pada kehamilan f. Persiapan persalinan

2.Standar Alat Dibawah ini terdaftar peralatan yang memungkinkan diperlukan untuk antenatal.Alat yang dipakai dapat berpariasi,namun yang terpenting adalah bagaimana seorang pelaksana pelayanan KIA memamfaatkan mata,telinga hidung,dan tangannya untuk mengetahui hamper semua hal penting tentang ibu hamil yang diperiksanya.peralatan hanyalah penunjang.bila ada,maka akan membantu akan tetapi bila semuanya tidak tersedia pemeriksaaan kehamilan tetap dapat dilakukan dengan baik pelaksanaannya mempunyai keterampilan memamfaatkan indranya dan mempunyai kemampuan untuk menilai serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil.peralatan yang

digunakan harus dalam keadaan bersih dan siap pakai.Alat dan bahan untuk pelyanan antenatal tersebut: a. Kartu pencatatan pemeriksaan (register kohort ibu,kartu ibu dan KMS) b. Surat rujukan c. Gastogram (diagram untuk menghitung usia kehamilan) d. Timbangan dewasa e. Pengukur tinggi badan f. Tensi meter g. Stetoskop h. Stetosko janin/monoaural(pinnard) i. Metlin j. Jangka panggul k. Alat pemeriksaan Hb: Tallquist dan sahil. l. Peralatan suntik m. Sarung tangan n. Peralatan untuk memeriksaan urin(protein urine dan glukosa o. Sabun dan air mengalir untuk cuci tangan. p. Tablet Zat besi-folat q. Faksin tetanus toxoid

B.Asuhan Internatal 1.Standar Mutu Pelayan Kebidanan a. b. c. d. Asuhan saat persalinan Persalinan yang aman Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat Penegangan kala II dengan janin melalui episiotomy

2.Persiapan Bidan

Persiapan bidan dalam memberikanpelayanan persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang tepat untuk merujuk kasus-kasus kegaawatdaruratan.

5.Persiapan Rumah dan Lingkungan a. b. c. d. Tersedianya ruangan yang bersih dan layak Terdapat sumber air bersih,air panas dan air dingin Tersedia penerangan yang baik Terdapat fasilitas telepon yang biasa diakseskan untuk menghubungi ambulan jika diperlukan untuk merujuk

4.Persiapan Alat atau Bidan Kit a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Tensimeter Stetoskop Monoaural Jam yag mempunyai detik Thermometer Partus set Heacting set Bahan habis pakai Set kegawat daruratan (infuse set) Bengkok Tempat sampah basah,kering dan tajam. Alat-alat proteksi diri (celemek,sepatu,tutup kepala dan kaca mata)

5.Persiapan Ibu dan Keluarga a. b. c. d. e. f. Waskop besar Tempat/ember untuk penyediaan air Kendil atau kwali ari-ari Tempat untuk cuci tangan (air mengalir) + sabun+handuk kering Satu kebaya (daster) Dua kain panjang,satu ibu dan satu untuk ditaruh diatas alas plastic atau karet. g. Satu gurita/ stagen h. BH menyusui i. Pembalut j. Satu handuk k. Sabun l. Dua waslap m. Perlengkapan pakaian bayi n. Selimut bayi o. Kain halus/ lunak untuk menerima dan membungkus bayi.

C.Asuhan Ibu Post Partum di Rumah 1.Jadwal Kunjungan Rumah a. Kunjungan 1 (hari ke-1 sampai hari ke-7) 1. Pemberian ASI 2. Perdarahan 3. Involusi uterus 4. Pembhasan tentang kelahiran 5. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi 6. Bidan memberikan penyuluhan mengenai tanda- tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi

b. Kunjungan II (hari ke-8 sampai hari ke-28) 1. Diet 2. Kebersihan atau keperawatan diri sendiri 3. Senam 4. Kebutuhan akan istirahat 5. Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues. 6. Keluarga berencana 7. Tanda-tanda bahaya 8. Perjanjian untuk pertemuan berikutnya. c. Kunjungan III (hari ke-29 sampai hari ke-42) 1. Gizi 2. Menentukan dan menyediakan metode dan alat KB 3. Senam 4. Keterampilan membesarkan dan membina anak 5. Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibu 6. Rencana untuk cheak-up bayi serta imunisasi. 2.Post Partum Group Dalam post partum group pada ibu nifas bias saling berkeluh kesah dan mendiskusikan pengalaman melajirkannya,perasaannya saat ini dan bagaimana cara mengatasi masa nifas.Lewat post partum ini Maka ganguan gangguan psikologis st ifas di harapka bis diatasi. D.suha Bayi Baru Lahir dan Neonatus 1.Jadwal Kunjungan a. kunjungan I pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir sampai 7 hari) b. Kunjungan II pada hari ke-8 sampai hari ke-28 (hari ke- 8 sampai hari ke-28)

E.Pelayanan Kesehata pada Bayi dan Balita 1) Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi,Balita da Anak Prasekolah/Deteksi Dini Deteksi dini tumbuh kembang bayi,balita dan anak prasekolah adalah kegiata pemeriksaa utuk menemuka secara dinni adaya penyimpagan tumbuh kembang pada balita da anak prasekolah. Dega ditemuka secara dini penyimpagan atau masalah tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah,maka intervensi akan lebih mudah dilakukan,tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan / intervensi yang tepat,terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui maka intervensinya akan sulit dan hal ini akan mempengaruhi pada tumbuh kembang bayi,balita dan anak prasekolah tersebut. Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya,berupa: a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menentukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali. b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan,yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan bayi dan ballita (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional autsm dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah Sewaktu-waktu yaitu pada: a. Kasus rujukan b. Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tubuh c. Ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.

F.Pelayanan Kontrasepsi dan Rujukan 1.Rujukan Khusus a. Fasilitas pelayanan yang merujuk b. Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan 2. Rujukan kemampuan dan keterampilan a. Fasilitas pelayanan yang merujuk b. Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan. 3.Pencatatan dan pelaporan rujukan a. Fasilitas pelayanan yang merujuk b. Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan 4. Pengelolaan bantuan biaya penanggulangan komplikasi kegagalan dan Biaya rujukan. a. Bantuan biaya b. Prosedur

G.Sistem Rujukan 1. Tujuan 2. Jenis rujukan a. Rujukan medik b. Rujukan kesehatan masyarakat 3. Jenjang tingkat tempat rujukan

4. Jalur rujukan a. Dari kader b. Dari posyandu c. Dari puskesmas pembantu d. Dari pondok bersalin/bida desa

5 Mekaisme rujukan a. Menentukan kegawatdaruratan Pada tingkat kader Pada tingkat bidan didesa,pukesmas pembantu dan puskesmas b. Menentukan tempat rujukan c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan e. Persiapan penderita f. Pengiriman penderita g. Tindak lanjut penderita

2.7 Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) 1. Pengertian PWS-KIA Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus

2. Tujuan PWS-KIA a. Tujuan Umum Tujuan umum pembuatan PWS-KIA adalah meningkatnya pemantapan cukupan pelayanan untuk setiap wilayah kerja yang dipantau secara terus menerus dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan umumnya dan pelayanan kebidanan khususnya. b. Tujuan Khusus i. Memantau cakupan pelayanan KIA ii. Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap wilayah iii. Merencanakan urutan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif iv. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia v. Membangkitkan peran aparat setempat dalam pergerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya yang ada didalam masyarakat itu sendiri. 3. Prinsip Pengelolaan Program KIA Prinsip pengelolaan PWS-KIA meliputi beberapa hal yang mencakup indicator ketercapaian program PWS-KIA.Adapun indicator tersebut adalah: a. Pelayanan antenatal b. Pertolongan persalinan c. Deteksi Dini ibu hamil beresiko d. Penanganan komplikasi kebidanan e. Pelayanan kesehatan neonatal f. Pelayanan kesehatan bayi g. Pelayanan kesehatan balita h. Pelayanan KB berkualitas

4. Batasan dan Indikator Pemantauan A. Batasan indicator Pelayanan antenatal Penjaringan deteksi dini kehamilan beresiko Kunjungan ibu hamil Kunjungan baru ibu hamil K4 Kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan ke4 (atau lebih) Kontak neonatal (KN) Adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal. 5. Indikator Pemantauan A. Indikator pemantauan teknis Digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Jumlah kunjungan baru (KI) Ibu hamil

Rumus

x 100 Jumlah sasaran ubu hamil dalam 1 tahun

CaKupan pelayanan ibu hamil (Cakupan K4) Dengan indicator ini dapat diketahui cakupan pelayanan secara lngkap (memenuhi standart pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah.

Jumlah kunjungan ibu hamil keempat (K4) Rumus : x 100 %

Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional, dengan rumus sebagai berikut:

Jangkauan persalinan oleh tenaga kesehatan Rumus : Jangkauan sasaran persalinan dalam 1 tahun x 100%

Penjaringan (deteksi) ibu hamil oleh masyarakat Indikator ini dapat mengukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi dini ibu hamil beresiko disuatu wilayah. Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh Dukun bayi/kader tenaga kesehatan Rumus : x 100% 15-20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

Penjaringan (deteksi) ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Dengan indicator ini dapat diperkirakan besar masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus tindak lanjutin dengan interfensi secara intensif Jumlah ibu hamil beresiko yang oleh tenaga kesehatan Rumus: 15-20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun Cakupan pelayanan neonatal (KN) oleh tenaga kesehatan Dengan indicator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas. Jumlah kunjungan neonatal yang mendapatkan pelayanan Kesehatan minimal 2x oleh tenaga kesehatan Rumus: Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan Dengan indicator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas. Jumlah pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan minimal 3x Rumus: Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun Penanganan komplikasi obstetri Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani kasus-kasus kegawat daruratan obstetric pada ibu bersalin yang kemudian yang di tindak lanjutin sesuai dengan x 100% x100% x100%

kewenangannya atau dapat di rujuk ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Jumlah kasus kegawat daruratan obstetric yang ditangani Rumus: 15-20% Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun Penanganan komplikasi neonatal Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan keehatan dalam menangani kasus-kasus kegawatdaruratan neonatal,yang kemudian ditindak lanjutin sesuai kewenangannya atau dapat dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Jumlah kasus kegawatdaruratan neonatal yang ditangani Rumus: 15-20% Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun Cakupan pelayanan kesehatan neonates 0-28 hari (KN lengkap) Cakupan KN lengkap (kunjungan neonatal lengkap) adalah persentase neonates yang mendapatkan pelayanan sesuai standart sedikitnya 3 kali yaitu KNI,KN2,KN3 pada suatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.Dengan indicator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Jumlah neonates yang mendapatkan KNI,KN2,KN3 sesuai Standart Rumus : Jumlah anak balita dalam 1 tahun Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan) Cakupan anak balita umur 12-59 bulan adalah persentase anak balita yang memperoleh pelayanan sesuai standart. x 100% x 100% x 100%

Cakupan pelayanan balita Rumus : Jumlah anak balita dalam 1 tahun Pelayanankesehatan anak balita sakit Pelayanan kesehatan anak balita sakit adalah pelayanan kesehatan terhadap anak sakit yang berumur 12-59 bulan sesuai standar difasilitas kesehatan. Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan sesuai standart Rumus: Jumlah anak balita dalam 1 tahun x 100% x100%

Peserta KB aktif (contraceptive prevalence rate) Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru da lama yang masih aktif memakai alat dan obat kontrasepsi (Alkon) terus menerus hingga saat ini untuk menunda, memajagkan kehamilan atau megakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif Rumus : Jumlah pasangan usia subur (PUS) dalam 1 tahun 100%

B. Indikator Pemantauan Non-Teknis Cakupan KI yag meggambarkan keterjangkauan pelayanan KIA. Cakupan K4 yang menggambarkan kualitas pelayanan KIA. Cakupan pelayanan oleh tenaga kesehatan yang menggambarkan. .tigkat keamanan persalinan. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan. Cakupan kunjungan nifas. Cakupan pelayanan KB aktif. Cakupa kunjungan neonates. Cakupan kunjungan bayi. 6. Cara Membuat Grafik PWS-KIA Langkah-langkah dalam pmbuatan grafik PWS-KIA : a. Pengumpulan data b. Pegelolaan data c. Penggambaran grafik PWS-KIA 7. Analisis dan Tindak Lanjut PWS-KIA Grafik PWS-KIA perlu dianalisis dan ditafsirkan, agar dapat diketahui desa mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan. 1) Analisis grafik PWS-KIA Aanlisis dari grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan juni 2008 dapat digambarka dalam matriks sebagai berikut: Status baik Status kurang baik Status cukup baik Status jelek

2) Recana tindak lanjut Analisis PWS-KIA ditukan untuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut teknis dan non teknis bagi puskesmas.keputusan tersebut dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai spesifikasi daerah mengikuti skema yang ada. 8. Pelembagaan PWS-KIA a. Dasar - PP No 22 tahun 2000 tentang onotomi daerah untuk melembagakan pemakaian PWS-KIA - Surat Edaran Mentri Dalam Negri No.440/1300/PUOD tanggal 10 april 1990 b. Langkah-langkah pelembagaan PWS-KIA - Penunjukan petugas pegelolahan data ditiap peningkatan untuk menjaga kelancaran pengumpulan data. - Pemamfaatan pertemuan lintas program. - Pemantauan PWS-KIA untuk meyakinkan lintas sektoral 9. Sistem Pencatatan dan Pelaporan a. Jenis Data a. Data sasaran i. Jumlah seluruh ibu hamil ii. Jumlah seluruh ibu bersalin iii. Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan(neonatal) iv. Jumlah seluruh ibu nifas v. Jumlah seluruh bayi b. Data pelayanan i. Jumlah K1 ii. Jumlah k4 iii. Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh masyarakat

iv. v. vi. vii.

Jumlah ibu hamil beresiko yang dilayani oleh tenaga kesehatan Jumlah ibu nifas yang dilayani oleh tenaga kesehatan Jumlah persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani oleh tenaga kesehatan minimal 2x.

b.Sumber Data Data pelayanan pada umumnya berasal dari: i. ii. iii. iv. Register kohort ibu dan bayi. Laporan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi Laporan dari dokter/bidan praktek swasta. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada diwilayah puskesmas.

c.Pelaporan Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan dan kemudian diolah.PWS KIA di puskesmas merupakan rekapitulasi cakupan (indicator PWS KIA) dari tiap desa atau kelurahan yang berfungsi sebagai laporan untuk dikirimkan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota membuat rekapitulasi laporan puskesmas untuk dikirimkan ke propinsi selambat-lambatnya tanggal 15 pada bulan berikutnya.

10.Proses Penerapan PWS-KIA Proses yang perlu dilakukan dalam penerapan PWS KIA dimulai dari langkah-langkah persiapan,pelaksanaan, pemantauan,dan diikuti dengan tindak lanjut sesuai kebutuhan. a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Pemantauan

2.8 Pembinaan Kader dan Dukun Bayi 1. Pengertian Kader Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan di latih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. 2. Fungsi kader Peran dan fungsi kader sebagai pelaku pergerakan masyarakat : Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa Upaya penyehatan lingkungan Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan anak baita Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (kadarzi) 3. Pembentukan kader Persiapan dari pelatihan kader ini adalah Calon kader yang akan dilatih Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama Tempat pelatihan yang bersih terang, segar dan cukup luas Adanya perlengkapan memadai Pendanaan yang cukup Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader. Adapun halhal yang harus disampaikan dalam pembinaan kader adalah 1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan 2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan,persalinan dan nifas serta rujukannya 3. Penyuluhan gizi dan keluarga berencana 4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi/ibu

5. Promosi tabulin,donor darah berjalan,ambulans desa,suami siaga,satgas gerakan saying ibu Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnyaadalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional. 2.9 Menggerakkan dan mningkatkan Peran Serta Masyarakat A. Pengembangan Wahana Atau Forum Peran Serta Masyarakat 1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Posyandu merupakan kegitan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh-untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Tujuan dari posyandu adalah: 1. Menunjang percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kemestian bayi (AKB) 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak 3. Mempercepat penerimaan NKKBS 4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat. 5. Pendekatan dan pemberataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam cakupan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak giografi. 6. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalm rangka alih teknologi untuk mampu mengelola usaha-usaha kesehatan masyarakat secara mandiri. 7. Meningkatkan peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Sasaran dari kegiatan posyandu adalah : 1. Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun. 2. Balita,usia 1-5 tahun 3. Ibu hamil,ibu menyesui dan ibu nifas. 4. Wanita usia subur (WUS) Mamfaat posyandu: 1. Bagi masyarakat a. Memperoleh kemudian untuk mendapat informasi dan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. b. Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak. c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpandu kesehatan dan sector lain terkait. 2. Bagi kader,pengurus posyandu dan tokoh masyarakat. a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB. b. Dapat diwujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB. 3. Bagi puskesmas a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan. c. Meningkatkan efisien waktu,tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan secara terpadu. 4. Bagi Sektor

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakatdalam memecahkan masalah sector terkait. b. Meningkatkan efisien melalui pemberian pelayanan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sector. Kegiatan Posyandu: Kegiatan posyandu meliputi panca krida Posyandu dan Sapta Krida posyandu a. Lima kegiatan posyandu (Panca Krida posyandu) 1.Kesehata ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Imunisasi 4. Peningkatan gizi 5. Penanggulangan diare b.Tujuh kegiatan posyandu ( sapta krida posyandu ) 1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana a. Imunisasi b. Peningkatan gizi c. Penanggulangan diare d. Sanitasi dasar

e. Penyedian obat esensial Syarat syarat untuk mendirikan posyandu : a. Minimal terdapat 100 balita dalam 1 RW b. Terdiri dari 120 kepala keluarga diwilayah tersebut c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas ( bidan desa ) d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah kepala dalam 1 tempat / kelompok tidak jauh System yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya menggunakan system 5 meja yang meliputi : 1. Meja 1 Pendaftaran 2. Meja 2 Penimbangan berat badan 3. Meja 3 Pengisian KMS 4. Meja 4 Penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan, oralit, vitamin A, tablet zat besi 5. Meja 5

Pemberian imunisasi 2. POSKENDES ( POS KESEHATAN DESA ) Poskendes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) yang dibentuk didesa dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa. Tujuan poskendes : Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga Terselenggaranya promosi kesehatan Terrselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada didesa Kegiatan utama poskesdes Pengamatan dan kewaspadaan dini Promosi kesehatan Fungsi poskesdes Sebagai wahana peran aktif masyarakat dibidang kesehatan Sebagai wahana kewaspadaan diri terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar

Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada didesa 3. KB-KIA Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan program pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut : Peningkatan pelayanan antenalcare Peningkatan pertolongan persalinan Peningkatan deteksi dini resiko tinggi Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan Peningkatan pelayanan neonatus dan ibu nifas 4. TABULIN ( TABUNGAN IBU BERSALIN ) Tabulin adalah uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan sendiri dirumah, dibank, atau bidan yang akan membantu persalinan DASOLIN ( DANA SOSIAL BERSALIN ) Dasolin adalah dana bersama yang dikumpulkan warga dan dikelola oleh pengurus berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga DONOR DARAH BERJALAN Kader berperan memotipasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya membutuhkan darah

AMBULAN DESA Ambulan desa adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengantarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan ditempat pelayanan kesehatan 2.9.2 PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT Bentuk pembinaan peran serta masyarakat yang dapat dilakukan : Pendataan sasaran Pencatatan kelahiran dan kematian ibu dan bayi Pergerakan sasaran Pengaturan transportasi setempat yang siap pakai untuk rujukan Pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu Pengorganisasian donor darah berjalan Pelaksaan pertemuan rutin gerakan sayang ibu dalam promosi suami, bidan dan desa siaga Salah satu bentuk pembinaan masyarakat adalah dengan menyelenggarakan pertemuan rutin antara masyarakat dan bidan

2.10. TUGAS

TAMBAHAN

BIDAN

YANG

TERKAIT

DENGAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK Adapun tugas tugas tambahan bidan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak meliputi : 2.10.1 Pelayanan Kesehatan Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya Pelayanan kesehatan wanita dimulai sejak bayi sampai usia lanjut. Kegiatan pelayanan berbentuk skrining dan deteksi dini. 1. Skrining a. Bayi perempuan Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial sebanyak 750.000, yang kelak akan dikeluarkan ketika ovulasi Genetalia interna dan eksterna sudah terbentuk, sehingga sudah dapat dibedakan dengan bayi laki laki Pada usia sepuluh hari pertama, masih terpengaruh oleh hormone estrogen sehingga kadang ditemukan pada bayi terjadi pembengkakan payudara ( kadang disertai sekresi, Cairan seperti air susu), kadang juga ditemukan perdarahan

pervaginam seperti menstruasi

b. Masa kanak kanak pada periode ini merupakan periode terpenting dalam tumbuh kembang anak. Perkembangan otak sangat cepat, sehingga pada masa ini disebut fase pertumbuhan dasar pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak memerlukan rangsangan atau stimulasi untuk mengembangkan potensi otak kanan dan kirinya bentuk skrining terhadap tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Scrining Test), sehingga bisa diketahui atau dinilai

perkembangannya anak sesuai usianya c. Masa pubertas Merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dengan masa dewasa Masa pubertas ditandai dengan munculnya tanda tanda kelamin sekunder ( pembesaran payudara, tumbuhnya rambut dipubis, ketiak ) sampai kemampuan bereproduksi Cepat lambat seseorang anak memasuki masa pubertas dipengaruhi bangsa iklim, gizi, kebudayaan. Semakin baik gizi seseorang semakin cepat akan memasuki masa pubertas

d. Masa reproduksi Masa reproduksi merupakan masa terpenting masa biasanya, wanita memasuki masa ini selama 33 tahun. Pada masa ini seseorang wanita telah mampu mencetak generasi baru dengan hamil melahirkan dan menyusui. Bentuk skrining pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjungan antenatal care. Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terhadap ibu, dari hasil pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan ditentukan keadaan ibu dan janin. Bidan dapat melakukan skrining terhadap ibu hamil yang mempunyai resiko. e. Masa klimakterium Masa klimakterium adalah suatu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium ( paska menopause ) Pada masa ini ibu mengalami perubahan perubahan tertentu yakni timbulnya gangguan yang bersifat ringan sampai gangguan yang bersifat berat seprti timbulnya rasa panas pada wajah, jantung berdebar, uterus mengecil, berkeringat Kadang kala masa ini seseorang wanita membutuhkan bidan atau tenaga kesehatan untuk membantu mengurangi keluhan keluhan yang dirasakannya.

Wanita sepanjang daur kehidupannya dapat dilihat pada bagan berikut :

KLIMAKTERIUM M

REPRODUKSI

HAMIL

BAYI

PUBERTAS

MASA KANAK-KANAK

Pada bagan diatas tampak jelas apabila terjadi sesuatu pada suatu masa akan mempengaruhi masa yang lain. Bidan mempunyai tugas pada setiap masa. 2.10.2 Deteksi Dini

1. Deteksi dini pada ibu hamil 2. Bayi , balita 3. Pubertas 4. Klimakterium, Monopause, Senium

2.10.3

Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )

Memeriksa Tanda Bahaya Umum Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai masalah serius dan sebagian besar perlu dirujuk SEGERA. Periksalah tanda bahaya anak pada semua anak sakit. Tanda bahaya umum adalah : 1. Anak tidak bisa minum atau menetek 2. Anak memuntahkan semuanya 3. Anak kejang 4. Anak letargis atau tidak sadar 2.11. MELAKUKAN MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN

PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS a. Kohort ibu dan balita 1. Kohort berasal darri kata cohort yang berarti suatu proses pengamatanprospektif, survey prospektif terhadap suatu subjek ataupun objek 2. Mempelajari dianimika korelasi antara suatu subjek dengan objek melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif. 3. Unggul karena dapat menilai Komparabilitas antara proses pre dan post 4. Ada keseragaman observasi dari waktu ke waktu, tidak terputus

5. 6.

ada keseragaman observasi dari waktu ke waktu keterbatasan : perlu waktu cermat, sarana dan ketelitian pengelolaan

7. 8.

jika ada subjek DO bisa dilihat kohort : diisi oleh tenaga kesehatan, diisi oleh kader

1.

Register kohort ibu Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin, serta keadaan atau resiko yang dipunyai ibu.

2.

Register kohort bayi merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi termasuk neonatal

2.12. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS A. 1. Pencatatan Jenis data Pengumpulan data pengelolaan dan merupakan kegiatan pokok PWS KIA Jenis data : 1. Data sasaran : a. Jumlah seluruh ibu hamil.

b. Ibu bersalin c. Bayi umur < 1 bulan (neonatal ) d. Ibu nifas e. Bayi 2. Data pelayanan : a. Jumlah K1 b. Jumlah K4 c. Jumlah ibu hamil risiko yang dirujuk masyarakat d. Jumlah ibu hamil risiko yang ditangani tenaga kesehatan e. Jumlah ibu nifas yang dilayani tenaga kesehatan f. Jumlah ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan g. Jumlah ibu berusia kurang dari 1 bulan yang dilayanan tenaga kesehatan minimal 2 kali 2. Sumber Data Data sasaran sebaiknya berasal dari pendataan setempat. Bila angka tersebut tak tersedia, atau diragukan, maka perkiraan jumlah sasaran dihitung menurut rumus. Data pelayanan umumnya berasal dari : a. Register kohort ibu dan bayi b. Laporan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dukun bayi

c. Laporan dari dokter atau bidan praktek swasta d. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada diwilayah puskesmas 3. Pelaporan a. Data dari tingkat puskesmas dikumpulan diolah, hasilnya dimasukkan ke Format 1 b. Format 1 a rekapitulasi cakupan (indikator PWS KIA ) dari tiap desa, juga berfungsi sebagai laporan yang dikirim ke dinas kabupaten / kota ( dikirim paling lambat tgl 10 / bulan ) c. Dinas kabupaten / kota membuat rekapitulasi laporan puskesmas (format 1) dengan menggunakan format 2 untuk dikirimkan ke provinsi paling lambat tgl 15 bulan berikutnya d. Provinsi membuat rekapitulasi laporan kabupaten / kota dalam format 3, dikirimkan ke pusat setiap 3 bulan, paling lambat setelah triwulan tersebut berakhir

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

3.I. Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau langsung secara umum situasi daerah sebagai objek yang akan dibina.Adapun maksud dan tujuan dari orientasi ini adalah: 1. Untuk mengetahui situasi dan kondisi daerah tersebut 2. Untuk mengetahui lebih jelas sarana kesehatan,sarana pendidikan dan sarana tempat beribadah 3. Untuk mengetahui lebih jelas letak perumahan penduduk yang akan dibina 4. Untuk mempermudah pembagian KK dalam rangka pengumpulan data 5. Untuk menciptakan hubungan yang baik antara penulis dengan keluarga yang akan dibina 6. Untuk mengetahui prioritas masalah di Desa Tandem Hilir I pada umumnya dan keluarga binaan pada khususnya 7. Pada tanggal tanggal 10 januari 2011 diadakan pertemuan dalam rangka perkenalan antara mahasiswi,Camat,Kepala Desa,Kepala Dusun,Pemuka

Masyarakat,Tokoh Agama,Induk Semang,dan Pihak Puskesmas.Disini penulis mendapat gambaran dan penjelasan tentang daerah tersebut

yakni data geografis dan data demografi Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat.

Data Geografi Kepala Dusun Dusun Jumlah KK Jumlah Penduduk Luas Wilayah Luas Permukiman Luas Lahan Pertanian : Batas Dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan dusun III Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dan Desa kelambir Kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. : : : : : :

3. Sebelah Timur berbatasan dengan V dan VII Desa Hamparan Perak kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa klambir Kecamatan hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. Keadaan tanah :

DATA DEMOGRAFI 1. Mata pencarian : a. Mayoritas penduduk dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan PerakKabupaten Langkat adalah wiraswasta dan petani b. Manoritas penduduk dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat adalah nelayan. 2. Agama: a. Mayoritas penduduk Dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat baragama islam. 3. Suku: a. Mayoritas penduduk dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat Adalah suku Melayu.

b. Minoritas penduduk Dusun III Desa Tandem Hilir I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Langkat adalah cina 4. Sarana Agama Jumlah Masjid : Mushola Gereja : : :

5. Sarana Kesehatan :

Posyandu 6. Sarana Pendidikan a. TK b. SD : :

: :

c. SMP sederajat d. SMA sederajat

: :

3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah kegiatn yang dilakukan untuk mengumpulkan data,adapun Tujuan pengumpulan data adalah : 1. Untuk mengetahui prioritas masalah dalam dusun. 2. Untuk memperoleh data yang nyata dari dusun. 3. Untuk menyiptakan hubungan baik antara penulis dendan

individu,keluarga,dan masyarakat. 4. Untuk mencari solusi adri masalah yang ditemukan dalam dusun. 5. Untuk menciptakan komunikasi yang baik terhadap masyarakat Dusun I Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak. 6. Untuk Menerapakan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat di Akademi Kebidanan Sehat Medan.

3.4 Pengolahan Data Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian penulis melakukan pengolahan data dengan hasil berikut :1. Keterangan tabel:dari tabel diatas mayoritas kebiasaan berobat penduduk ke

bidan sebanyak: Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan UsiaNo 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Usia 0-1 tahun 1-5 tahun 6-12 tahun 13-19 tahun 20-35 tahun 36-55 tahun >55 tahun Total Laki-Laki Jumlah 31 99 167 126 287 242 95 1.047 % 2,96 9,46 15,95 12,04 27,4 23,11 9,07 100% Perempuan jumlah 32 90 153 126 283 229 63 976 % 3,28 9,23 15,68 12,91 28,99 23,46 6,45 100 Frekuensi 63 189 320 252 570 471 158 2023 % 3,11 9,34 15,82 12,46 28,18 23,28 7,81 100

Keterangan Tabel:Dari table diatas mayoritas penduduk adalah berusia 20-35 tahun dengan jumlah 570 jiwa dengan prensentase teratur (28,18%)

2. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama No 1. 2. 3. 4. 5. Islam Khatolik Protestan Hindu Budha Total Agama Jumlah 579 1 2 582 % 99,48 0,17 0,34 100%

Keterangan Tabel:Dari table di atas pada umumnya penduduk adalah beragama Islam dengan jumlah 579 dengan presentase (99,48%)

3. Tabel Distribusi Wanita Semasa Kehidupan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bayi Balita Usia sekolah Usia remaja Wanita usia subur Ibu hamilI Ibu nifas Pasangan Usia Subur Monopouse Jenis Jumlah 32 90 153 126 13 12 6 270 211 63 Total 976 % 3,28 9,22 15,68 12,91 1,33 1,23 0,61 27,66 21,62 6,45 100

10. Lansia

Keterangan Tabel:Dari table di atas mayoritas wanita semasa kehidupan adalah PUS dengan jumlah 270 dengan presentase sebesar (27,66%)

4. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku No Suku 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jawa Melayu Batak Padang Aceh Nias Banjar Cina India Total Jumlah 567 5 9 1 582 % 97,42 0,85 1,54 0,17 100%

Keterangan Tabel:Dari table diatas mayoritas penduduk adalah Suku Jawa sebanyak 567 dengan presentase sebesar(97,42%)

5. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pendidikan Belum sekolah Tidak sekolah TK SD SLTP SLTA Perguruan tinggi Total Jumlah 246 78 68 615 476 512 28 2023 % 12,16 3,85 3,36 30,40 23,52 25,30 1,38 100%

Keterangan Tabel:Dengan table di atas mayoritas distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan SD sebanyak 615 dengan presentase (30,40%)

6. Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No 1. 2. 3. 4. 5. Petani Nelayan Pedagang Wiraswasta PNS Total Pekerjaan Jumlah 180 2 15 326 66 589 % 30,56 0,34 2,55 55,35 11,20 100

Keterangan tabel: Dari table diatas mayoritas distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan Wiraswasta sebanyak 326 jiwa dengan presentase sebesar (55,36%)

7. Tabel Distribusi Penduduk Yang Tidak Bekerja No 1. 2. 3. 4. 5. Total IRT Belum Sekolah Pelajar (SD,SMP,SMA,KULIAH) Pensiunan Belum Bekerja Pekerjaan Jumlah 548 252 610 6 24 1440 38,05 17,5 42,36 0,42 1,67 100 %

Keterangan Tabel:Dari tabel diatas mayoritas distribusi penduduk yang tidak bekerja sebanyak 548 jiwa dengan presentase sebesar (38,05%)

8. Tabel Distribusi Berdasarkan Status Kesehatan No Usia Demam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0-1 tahun 1-5 tahun 6-12 tahun 13-19 tahun 20-35 tahun 36-55 tahun >55 tahun 3 5 7 2 5 4 1 28 1 22 1 Penyakit GE Batuk 3 3 5 3 3 5 4 5 7 4 22 10 52 DLL 6 12 17 13 13 31 11 103 5,82 11,65 16,50 12,62 12,62 30,09 10,67 100% Frekuensi %

Total

Keterangan Tabel:Dari tabel diatas mayoritas distribusi berdasarkan status kesehatan berusia 3655 sebanyak 31 jiwa dengan presentase (30,09%)

9. Tabel Distribusi Penduduk Dengan Jumlah Kematian No Usia Penyebab Kematian Hipertensi Asma 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 0-1 tahun 1-5 tahun 6-12 tahun 13-19 tahun 20-35 tahun 36-55 tahun >55 tahun Total Hipotensi DLL 2 3 5 2 3 5 40 60 100 Frekuensi %

Keterangan Tabel: Dari table diatas mayoritas didestribusikan berdasarkan jumlah kematian penduduk berusia >55 tahun sebanyak 3 jiwa dengan presentase(60%)

10. Tabel Distribusi Usia Hamil No 1. 2. 3. Usia Ibu Hamil T I (28 minggu) Jumlah 7 2 3 12 % 58,33 16,66 25 100%

Total

Keterangan Tabel:Dari tabel diatas mayoritas distribusi usia ibu hamil TI(3 Jam Jumlah 33 24 9 66 % 50 36,36 13,63 100%

Total

Keterangan Tabel:Dari table di atas mayoritas distribusi pemberian ASI dengan bayi menangis sebanyak 33 jiwa dengan persentase (50%)

17. Tabel Pemberian ASI Ekslusif ( 0-6 Bulan ) No 1. 2. Ya Tidak ASI Ekslusif Jumlah 45 8 53 % 84,90 15,09 100%

Total

Keterangan Tabel:Dari tabel diatas diperoleh mayoritas distribusi Pemberian ASI sebanyak 45 jiwa dengan presentase (84,90%)

18. Tabel Distribusi Perawatan Payudara Ibu Yang Menyusui ( 0-2 Tahun ) No 1. 2. Perawatan Payudara Mengerti Tidak Mengerti Total Jumlah 59 7 66 % 89,39 10,60 100%

Keterangan Tablet:Dari table diatas diperoleh mayoritas distribusi Mengerti perawatan payudara sebanyak 59 jiwa dengan presentase (89,39%)

19. Tabel Distribusi PUS Akseptor KB No 1. 2. Ya Tidak Total PUS Jumlah 224 46 270 % 82,96 17,03 100%

Keterangan Tabel:Dari table diatas diperoleh mayoritas distribusi PUS akseptor KB sebanyak 224 dengan presentase(82,96%)

20. Tabel Distribusi Jenis Kontarsepsi Yang digunakan PUS No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pil Suntik MOW Implant AKDR Kondom Alami Total Jenis Jumlah 112 79 1 9 7 2 14 224 % 50 34,82 0,44 4,01 3,12 0,89 6,25 100%

Keterangan Tabel: Dari table diatas mayoritas distribusi kontrasepsi pil yang digunakan oleh PUS sebanyak 112 dengan presentase (50%)

21. Tabel Distribusi Alasan PUS Tidak Menjadi Akseptor KB No Alasan Tidak Menjadi Akseptor 1. 2. 3. 4. 5. 6. Anak Kurang Pernah Gagal Kenaikan Berat Badan Takut Sulit mendapatkan anak DlLL Total 7 6 18 11 3 1 46 15,21 13,04 39,13 23,91 6,52 2,17 100 Jumlah %

Keterangan Tabel:Dari table di atas mayoritas distribusi Tidak menjadi akseptor KB dengan kenaikan Berat Badan sebanyak 18 dengan presentase (39,13%)

22. Tabel Distribusi Imunisasi Pada Bayi ( 0-12 bulan ) 22.1. Tabel Distribusi Imunisasi BCG No 1. 2. 3. Dapat Belum Dapat