IJARAH
-
Upload
dwi-cahya-widiyanata -
Category
Documents
-
view
46 -
download
4
description
Transcript of IJARAH
IJARAHDefinisi Ijarah
Akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang/jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
Asal kata Al Ajru yg berarti al ‘Iwadhu/ganti/kompensasi
Ulama Syafiiyah: “Akad atas suatu manfaat yang diketahui kebolehannya dengan
serah terima dan ganti yang diketahui manfaat kebolehannya”.
Ulama Hanafiyah: ”Akad terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti”.
Ulama Malikiyah: ”Ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah
dalam waktu tertentu”.
Dalam kontrak ijarah, tidak boleh ada syarat biaya pemeliharaan ditanggung penyewa,
tapi hanya biaya pemeliharaan rutin & tidak material yg dapat ditanggung penyewa.
Pembayaran sewa : dibayar di muka / ditangguhkan / diangsur (sesuai kesepakatan)
Dasar Hukum Ijarah
a. Landasan Al-Quran.
1) Surat al-Thalaq ayat 6:
Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, Maka berikanlah
kepada mereka upahnya”.
2) Surat al-Baqarah ayat 233:
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah
bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
3) Surat az-Zukhruf ayat 32:
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan
sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”
4) Surat al-Qashas ayat 26-27:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya”.Berkatalah dia (Syu’aib):
“Sesungguhnya Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini,
atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh
tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak memberati kamu.
dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”.
“Dari Aisyah R.A, ia menuturkan Nabi SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki yang
pintar sebagai penunjuk jalan dari dari bani Ad-Dil, kemudian dari Bani Abdi bin Adi. Dia pernah
terjerumus dalam sumpah perjanjian dengan keluarga al-Ash bin Wail dan dia memeluk agama
orang-orang kafir Quraisy. Dia pun memberi jaminan keamanan kepada keduanya, maka
keduanya menyerahkan hewan tunggangan miliknya, seraya menjanjikan bertemu di gua Tsur
sesudah tiga malam/hari . Ia pun mendatangi keduanya dengan membawa hewan tunggangan
mereka pada hari di malam ketiga, kemudian keduanya berangkat berangkat. Ikut bersama
keduanya Amir bin Fuhairah dan penunjuk jalan dari bani Dil, dia membawa mereka
menempuh bagian bawah Mekkah, yakni jalur pantai”(H.R. Bukhari).
”Hadist dari Ibnu Thawus dari ayanya dari Ibnu Abbas r.a dia berkata bahwa Nabi Saw pernah
mengupah seorang tukang bekam kemudian membayar upahnya”. (H.R.Bukhari)
”Dari Abdillah bin Umar ia berkata: Berkata Rasulullah SAW : Berikan upah kepada pekerja sebelum
keringatnya kering” ( H.R Ibnu Majah ).
Rukun Ijarah
Menurut Ulama Hanafiyah rukun dari ijarah itu hanya satu yakni ijab dan kabul dengan menggunakan
lafal upah atau sewa (al-ijarah, al-isti’jar, al-iktira` dan al-ikra`). Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa
orang yang berakad, sewa/imbalan dan manfaat termasuk ke dalam syarat-syarat ijarah, bukan
rukunnya.
Menurut Jumhur Ulama rukun ijarah ada empat yaitu:
1. orang yang berakad. Orang yang berakad haruslah berakal dan mummayiz (bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk), dan menyatakan kerelaannya untuk
melakukan akad ijarah (an-Tharadhin). Ada 2 jenis pihak yang berakad, yaitu:
A. pemberi sewa/pemberi jasa/lessor/mu’jjir. Penyewa haruslah Akil, baligh,
pemilik barang atau mendapat kuasa dari pemilik.
B. Penyewa/pengguna jasa/lessee/musta’jir.
2. Pembayaran sewa (ujrah) atau manfaat jasa & pembayaran upah
3. manfaat/ ma’jur
4. adanya sighat (ijab dan kabul).
Macam-macam Ijarah
Dari segi objeknya, akad ijarah dibagi para ulama fiqih kepada dua macam:
1. Ijarah yang bersifat manfaat (sewa). Ijarah yang bersifat manfaat umpamanya
adalah sewa-menyewa rumah, toko, dan kendaraan. Apabila manfaat itu merupakan
manfaat yang dibolehkan syara’ untuk digunakan, maka para ulama fiqih sepakat
hukumnya boleh dijadikan objek sewa-menyewa.
2. Ijarah yang bersifat pekerjaan (jasa). Ijarah yang bersifat pekerjaan ialah
memperkerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah seperti ini
menurut para ulama fiqih hukumnya boleh apabila jenis pekerjaan itu jelas dan sesuai
syari’at, seperti buruh pabrik, tukang sepatu, dan tani.
Ijarah ‘ala al-‘amal (upah mengupah) terbagi kepada dua yaitu:
1. Ijarah Khusus
Yaitu ijarah yang dilakukan oleh seorang pekerja. Hukumnya orang yang bekerja tidak boleh bekerja
selain dengan orang yang memberinya upah. Seperti pembantu rumah tangga.
2. Ijarah Musytarak
Yaitu ijarah yang dilakukan secara bersama-sama atau melalui kerjasama. Hukumnya dibolehkan
bekerjasama dengan orang lain. Contohnya para pekerja pabrik
Berdasar Exposure Draft PSAK 107 :
- Akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang/jasa, dalam waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
- Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) : Ijarah dengan wa’ad (janji) dari pemberi sewa berupa perpindahan
kepemilikan objek ijarah pada saat tertentu.
Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui :
Hibah
Penjualan,
Pelaksanaan penjualan dapat dilakukan melalui :
Sebelum akad berakhir
Setelah akad berakhir
Penjualan secara bertahap sesuai wa’ad/janji pemberi sewa
- Jual dan sewa kembali (sale & leaseback) : Jenis ijarah seperti ini terjadi di mana seseorang menjual
aset kepada pihak lain dan menyewa kembali aset tersebut. Alasan dilakukannya transaksi tersebut bisa
saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara ia masih memerlukan manfaat dari aset tersebut.
Berakhirnya Akad Ijarah
1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian
2. Periode akad belum selesai tapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad ijarah
3. Terjadi kerusakan aset
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa
5. Salah satu pihak meninggal & ahli waris tidak ingin meneruskan akad.
Penentuan Upah dan Pembayarannya
Pembayaran dapat dipercepat dan dapat pula ditangguhkan. Menurut Mazhab Hanafi mensyaratkan
mempercepat upah dan menangguhkan upah boleh dengan syarat adanya kesepakatan dan kerelaan
dari kedua belah pihak.
Menurut Abu Hanifah dan Malik jika akad sudah berlangsung dan tidak disyaratkan mengenai
penerimaan bayaran dan tidak ada ketentuan menangguhkan, maka wajib diserahkan secara angsuran
sesuai dengan manfaat yang di terima.
Namun sebenaranya pembayaran upah harus dilakukan sesegera mungkin, seperti yang disampaikan
Rasulullah Saw:
”Dari Abdillah bin Umar ia berkata: Berkata Rasulullah SAW : Berikan upah kepada pekerja sebelum
keringatnya kering” ( H.R Ibnu Majah ).
Hikmah Ijarah
1. Membina ketentraman dan kebahagiaan2. Memenuhi nafkah keluarga3. Memenuhi hajat hidup masyarakat4. Menolak kemungkaran
Perbandingan antara Ijarah dengan Leasing
Lease-PurchaseTransaksi tersebut dilarang dalam syari’ah karena terjadi akad two in
one (shafqatain fi al shafqah). Tidak ada kepastian dalam akad ini. Apakah ini akad sewa atau
beli. Kerena perpindahan kepemilikan berlangsung selama periode sewa.Akan tetapi dalam
perbankan syari’ah dikenal bentuk Ijarah Muntahia bittamlik.
Daftar Pustaka
http://heriantodjava.wordpress.com/2011/08/04/ijarah-dalam-islam/
http://andinurhasanah.wordpress.com/2012/12/26/akad-ijarah/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F
%2Flana.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F33641%2FBab9-AKAD
%2BIJARAH.ppt&ei=gWNvUpC1O8mHrQfL6IHgCQ&usg=AFQjCNEd6Owd4cuzuRAoTox0a5AAQPM48A&si
g2=CoWjVBNhqwkfM8yIafmXpw&bvm=bv.55123115,d.bmk
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F
%2Fdirektori.umy.ac.id%2Fuploads%2Fdewi%2Ftugas%2FTugas-Hukum-Perbanka-%2520Syariah
%2FAkad%2520Ijarah-Desi
%2520Ernawati.ppt&ei=gWNvUpC1O8mHrQfL6IHgCQ&usg=AFQjCNG4iVtaCDlRu1aQ41V1t8bxF6D7Gg&
sig2=AdAHjz8uOIIYBO69dRIwQw&bvm=bv.55123115,d.bmk
http://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/08/03/leasing/