repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di...
Transcript of repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/38060/6/BAB III.docx · Web viewJumlah penduduk di...
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan terpusat di Kecamatan
Cilimus khususnya di Desa Bandorasa Kulon, dengan luas wilayah 3,52 KM2,
jarak dari desa ke ibu kota kecamatan adalah 3 KM dan jarak desa ke ibu kota
kabupaten adalah 12 KM. Batas-batas wilayah Desa Bandorasa Kulon adalah:
Sebelah Utara : Desa Linggasana
Sebelah Selatan : Desa Manis Kidul
Sebelah Timur : Desa Bandorasa Wetan
Sebelah Barat : Desa Pesing
Letak Desa Bandorasa Kulon berada di dekat kawasan Gunung Ciremai
dengan sumber mata air yang cukup potensial serta ketersediaan lahan dan budaya
masyarakat yang secara turun-tenurun menanam ubi jalar di lahan pertaniannya
yang mendukung menanam ubi jalar, tentunya budidaya ubi jalar akan terus
dikembangkan. Desa Bandorasa Kulon termasuk pada kawasan sentra produksi
ubi jalar, karena sekitar kawasan Desa Bandorasa Kulon terdapat IKM (Industri
Kecil Menengah) yang menghasilkan berbagai macam olahan ubi jalar.
54
3.1.1 Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten
Kuningan
Jumlah penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan pada tahun 2017 berjumlah 5253 jiwa yang terdiri dari
penduduk laki-laki 2552 jiwa dan penduduk perempuan 2701 jiwa. Jumlah
penduduk terbanyak berdasarkan kelompok umur adalah pada umur 15-39 tahun
yaitu sebanyak 2006 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa
Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan pada Tahun 2017
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1Jumlah Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten
Kuningan Berdasarkan Golongan Umur Pada Tahun 2017
No Kelompok Umur Jumlah
1 <1 542 1-4 3303 5-14 9994 15-39 20065 40-64 13976 65+ 467
Jumlah 5 253 Sumber: Desa Bandorasa Kulon, 2017
3.1.2 Mata Pencaharian Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan
Cilimus Kabupaten Kuningan
Mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan sebagian besar sebagai petani yaitu sebanyak 1170 jiwa.
Buruh tani merupakan mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon
55
Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan yang merupakan urutan kedua terbesar
yaitu sebanyak 182 jiwa, kemudian disusul dengan mata pencaharian lainnya yaitu
sebanyak 155 jiwa. Sebagian penduduk lainnya di Desa Bandorasa Kulon
Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan bermata pencaharian sebagai buruh
pabrik, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta dan wiraswasta/pedagang.
Mata pencaharian penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan pada Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2Mata Pencaharian Penduduk di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan
Cilimus Kabupaten Kuningan Pada Tahun 2017
No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Petani 1170
2 Buruh Tani 182
3 Buruh Pabrik 150
4 PNS 20
5 Pegawai Swasta 100
6 Wiraswasta/Pedagang 85
7 Lainnya 155Sumber: Desa Bandorasa Kulon, 2017
3.1.3 Kelompok Tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan
Kelompok tani merupakan kumpulan beberapa petani yang memiliki
keadaan dan kepentingan yang sama untuk memajukan usaha taninya. Jumlah
kelompok tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten
Kuningan sebanyak 7 kelompok tani yang berasal dari berbagai Dusun. Dari 7
56
kelompok tani hanya empat kelompok tani yang melalukan budidaya khusus
untuk ubi jalar saja yaitu kelompok tani Sejahtera, Bakti Mandiri, Sumber
Makmur dan Tabati Sarana. Jumlah kelompok tani di Desa Bandorasa Kulon
Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3Jumlah Kelompok Tani di Desa Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan Pada Tahun 2017
NoNama Kelompok
TaniAlamat
SekretariatTahun Berdiri
Total Anggota
KomoditasJumlah/ Vol/Luas
1 Sejahtera Dusun Manis 1998 25 Ubi Jalar 15 ha
2 Bakti Mandiri Dusun Wage 2005 15 Ubi Jalar 55 ha
3 Sumber Makmur Dusun Kliwon 2005 20 Ubi Jalar 65 ha
4 Tabati Sarana Dusun Wage 1999 21 Ubi Jalar 35 ha
5 Satia Maju Dusun Wage 2013 15Padi Sawah, Ubi Jalar
15 ha
6 Sumber Alam Dusun Wage 2014 20Peternakan, Horti
10 ekr/2 ha
7 Sabilulungan RT 09/RW 15 2015 7Padi Sawah, Ubi Jalar
10 ha
Sumber: BP3K Kec. Cilimus, Kab. Kuningan
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ini adalah metode deskriptif kuantitatif
yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).
Dimana proses pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan survey data
57
primer, atau data yang ada merupakan data yang langsung di dapat dari sumber
data asli sehingga data yang diperoleh mencerminkan keadaan atau realita yang
sebenarnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross-
section merupakan data dari satu atau lebih variabel yang dikumpulkan dalam
waktu yang sama.
3.3 Definisi dan Operasional Variabel Penelitian
3.3.1 Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Variabel Independent, variabel ini yang sering disebut sebagai variabel
stimulus, statistik, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini meliputi
Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), Bibit (X3BT) dan Pupuk (X 4).
2. Variabel Dependent, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
58
karena adanya variabel bebas yang menjadi variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Produksi Ubi Jalar (Y).
3.3.2 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah definisi dari variabel – variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari masing –
masing variabel tersebut. Pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dan
dari suatu perhitungan terhadap formulasi yang mendasar pada konsep teori.
Definisi dan operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang diteliti. Adapun operasional variabel dari penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4Definisi dan Operasional Variabel
No Variabel Definisi Variabel Satuan
1. Produksi Ubi Jalar (Y)
Hasil produksi ubi jalar yang dihasilkan dalam satu musim tanam.
Kilogram (Kg)/Satu Kali Masa Tanam
2. Luas Lahan (X1 ¿Adalah luas lahan yang digunakan untuk usaha tani ubi jalar.
Hektar (Ha)/ Satu Kali Masa Tanam
3. Tenaga Kerja (X2 ¿
Adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi untuk berbagai kegiatan usaha tani selama satu musim tanam, baik yang berasal dari keluarga maupun luar keluarga.
Hari Orang Kerja (HOK)/Satu Kali Masa Tanam
4. Bibit (X3 ¿
Adalah jumlah bibit ubi jalar yang digunakan petani untuk satu kali musim tanam
Stek/Satu Kali Masa Tanam
5. Pupuk (X 4 ¿ Adalah jumlah unsur hara yang digunakan untuk
Kilogram (Kg)/Satu
59
memupuk tanaman ubi jalar selama satu kali musim tanam.
Kali Masa Tanam
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani ubi jalar di Desa
Bandorasa Kulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2013). Cara pengambilan anggota sampel dengan
menggunakan sampling jenuh/sensus adalah titik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Maka semua
anggota populasi dijadikan sampel yaitu seluruh anggota dari Kelompok Tani
Sejahtera berjumlah 25 orang, Bakti Mandiri berjumlah 15 orang, Sumber
Makmur berjumlah 20 orang dan Tabati Sarana berjumlah 21 orang. Sehingga
total sampel yang digunakan adalah 81 dalam penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan sumber
primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder yang merupakan sumber yang tidak
60
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data
primer diperoleh melalui hasil wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap
seluruh anggota kelompok tani ubi jalar di Desa Bandorasa Kulon, Kecamatan
Cilimus, Kabupaten Kuningan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
dokumen data di Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, Dinas Pertanian
Kabupaten Kuningan dan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
digunakan dua metode, yakni:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode ini digunakan dengan menelaah bahasan teoritis dari
berbagai buku-buku, bulletin, artikel-artikel dan karya ilmiah yang
berhubungan dengan penulisan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode ini dilakukan dengan cara survey langsung ke lapangan,
untuk melakukan wawancara langsung dan penyebaran kuesioner
degan pihak-pihak yang mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara
dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
61
telepon atau email. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013).
1.6 Metode Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1 Metode Analisis
Berdasarkan rumusan masalah, metode penelitian yang digunakan untuk
menjawab permasalahan pada point 1 yaitu menggunakan Analisis runtun waktu
(time series) merupakan jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu
dalam suatu rentang waktu tertentu yang dijelaskan dengan tabel dan gambar
sebagai penjelasan terhadap data yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Sedangkan untuk menjawab hipotesis yang merupakan permasalahan
pada point 2 dilakukan dengan analisis fungsi Cobb Douglas. Dan diolah dengan
bantuan program Eviews, yaitu suatu program kumpulan statistik yang mampu
memproses data statistik secara cepat dan tepat menjadi berbagai output yang
dikehendaki para pengambil keputusan tanpa mengurangi ketepatan hasil
outputnya lalu diinterpretasikan menjadi analisis deskriptif.
3.6.1.1 Analisis Fungsi Cobb Douglas
Analisis fungsi Cobb-Douglas yang merupakan suatu teknik matetmatik
dalam mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi
62
usaha tani ubi jalar atau dengan kata lain merupakan alat analisis yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan faktor-faktor produksi (X) dengan produksi (Y).
Secara matematik bentuk persamaan analisis fungsi Cobb-Douglas dapat
ditulis sebagai berikut:
Y = a X 1b1 X2
b2 X3b3 X 4
b4……X n.bn 10e
Untuk dapat dianalisis, model di atas diubah ke dalam bentuk logaritma
berganda menjadi model persamaan linier seperti:
Ln Y = Ln β0+β1 ln X 1 + β2 ln X2 + β3 ln X3 + β4 ln X 4
Dimana:
Y = Produksi Ubi Jalar (Kilogram/Satu Kali Masa Tanam)
Ln β0 = Intercep
X1 = Luas Lahan (Hektar/Satu Kali Masa Tanam)
X2 = Tenaga Kerja (Hari Orang Kerja/Satu Kali Masa Tanam)
X3 = Bibit (Stek/Satu Kali Masa Tanam)
X 4 = Pupuk (Kilogram/Satu Kali Masa Tanam)
β1 , β2 , β3 , β4 = Koefisien Regresi
Untuk menguji regresi tersebut digunakan metode OLS (Ordinary Least
Square). Metode OLS (Ordinary Least Square).merupakan salah satu metode
dalam analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
3.6.2 Uji Hipotesis
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik
63
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas Uji
Normalitas, Uji Multikoleniaritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Menurut Gujarati dan Porter (2013: 127-128), uji normalitas
mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Selain itu,
dengan uji normalitas kita dapat mampu menggunakan hasil pengujian
statistik t dan F karena mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi
normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
berlaku.
Menurut Singgih Santoso (2012;393), dasar pengambilan keputusan
bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah
normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas menyatakan bahwa linear sempurna diantara
beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada
atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari koefisien masing-masing
variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel
64
bebas lebih dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas dan sebaliknya jika
koefisien korelasi diantara masing-masing variabel bebas kurang dari 0,8
maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hipotesis:
1. H0 : Tidak terdapat multikolinearitas.
2. H 1 : Terdapat multikolinearitas.
Dengan pengujian kriteria sebagai berikut:
Jika koefisien > 0,8 maka H 0 ditolak, artinya terdapat
multikolinearitas.
Jika koefisien < 0,8 maka H 0 diterima, artinya tidak terdapat
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji white.
Prosedur pengujiannya dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak ada heteroskedastisitas.
H 1 : Ada heteroskedastisitas.
Jika Obs*R-Squared > X2 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima,
sebaliknya jika Obs*R-Squared < X2 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak,
sebaliknya jika Prob. ChiSquare < α maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.
65
4. Uji Autokorelasi
Menurut Widarjono (2013: 137), uji autokorelasi digunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasai antara
variabel pengganggu satu observasi dengan observasi lain atau dikenal
dengan istilah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
urut, saling terkait. Masalah ini timbul disebabkan residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time-series) yang menunjukkan
adanya kesamaan pergerakan naik dan turun. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji
Durbin Watson. Uji Durbin Watson dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1Aturan Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Sumber: Imam Ghozali (2009)
Hipotesis untuk mendeteksi ada tidaknya serial korelasi :
a. Jika d < d L, maka H0 ditolak : Artinya terdapat serial korelasi positif
antar variabel.
66
b. Jika d > d L, maka H 0 diterima : Artinya terdapat serial korelasi negatif
antar variabel.
c. Jika dU < d < 4 - dU , maka H 0diterima : Artinya tidak terdapat serial
korelasi positif maupun negatif antar variabel.
d. Jikad L < d < dU atau 4 - dU < d < 4 – d L : Artinya tidak dapat diambil
kesimpulan. Maka pengujian dianggap tidak meyakinkan.
3.6.2.2 Uji Parsial (Uji t)
Menurut Gujarati dan Porter (2013: 149-152), uji signifikansi merupakan
sebuah prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari
hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar pengujian signifikansi statistik belakangi
oleh uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah
hipotesis nol. Keputusan untuk H 0 diterima atau ditolak dibuat berdasarkan nilai
uji statistik yang diperoleh dari data yang telah ada.
Dalam uji signifikansi, sebuah statistik dikatakan siginifikan secara
statistik apabila nilai dari uji statistiknya berada di daerah tolak. Sebaliknya,
sebuah pengujian dikatakan tidak signifikan secara statistik, jika nilai dari uji
statistiknya berada di daerah penerimaan. Dalam melakukan uji t-statistik,
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
Dalam melakukan uji t-statistik, langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah:
a. Membuat hipotesis awal yaitu:
1. H0 : Variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
67
2. H 1 : Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Setelah itu menentukan α, yaitu dipilih
α = 5%
b. Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah tolak dan daerah
penerimaan pada kurva distribusi.
Gambar 3.2
Kurva Distribusi t-statistik
Sumber: Gujarati dan Porter (2013: 152)
𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = α2
;n−k
Dimana:
n = Jumlah sampel
k = banyaknya koefisien regresi + konstanta
c. Kemudian hitung nilai t dengan rumus sebagai berikut:
𝑡 h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ~β2−β 2
se ¿¿
Dimana:
t = uji signifikansi
68
~β2 = estimator nilai β2 yang dinyatakan dalam Hipotesis nol
(H 0)
β2 = parameter dinyatakan dalam Hipotesis nol (H 0)
se(~β2) = standard error estimator yang telah ditentukan
d. Dari hasil t hitung yang didapat kemudian dibandingkan dengan t-tabel.
Kesimpulan yang dapat diambil, berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. H 0 diterima jika t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2. H 1diterima jika t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh antara
signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6.2.3 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Signifikan berarti hubungan
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya
beragam, tergantung keputusan peneliti, yaitu 0,01 (1%); 0,05 (5%) dan 0,10
(10%). Dalam uji F-statistik, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
(Gujarati dan Porter 2013: 309-310):
a. Membuat hipotesis:
1. H 0 : β1 = β2 = β3 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
2. H 1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Menentukan menentukan α, yaitu sebesar α = 5%
69
c. Menentukan daerah tolak dan terima.
F tabel = α (k – 1, n – k)
Dimana:
n = Jumlah sampel
k = banyaknya koefisien regresi + konstanta
d. Menghitung nilai F hitung dengan rumus sebagai berikut:
Fhitung = R2/( K−1)
1−R2/(n−k )
e. Setelah didapat nilai F hitung, kemudian mengambil kesimpulan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Fhitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya semua
variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Fhitung< F tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya semua
variabel independen secara bersama-sama bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.2.4 Koefisien Determinan (R2 ¿
Menurut Gujarati dan Porter (2013: 97) besarnya R2 dikenal sebagai
koefisien determinasi (sampel) yang merupakan ukuran paling umum digunakan
untuk mengukur goodness of fit dari sebuah garis regresi. Nilai tersebut melihat
seberapa besar proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Tingkat ketepatan regresi ditentukan oleh besarnya nilai
adjusted R2 antara 0 sampai dengan 1 ( ≤ R2 ≤1). Semakin nilai R2 mendekati
70
angka 1, berarti variabel independen dapat menjelaskan pengaruh terhadap
variabel dependen dengan semakin baik. Adapula perhitungan R2 pada rumus di
bawah ini:
R2 = ∑ ¿¿¿ = ESSTSS
71