bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewJumlah...

54
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-1

Transcript of bapppeda.surakarta.go.idbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/... · Web viewJumlah...

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-1

A Letak Geografis Kota Surakarta terletak antara 110° 45’ 15”dan 110°45’ 35”

Bujur Timur dan antara 7°36’ dan 7°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.

Luas wilayah Kota Surakarta adalah 44,06 Km² dan secara administrasi terbagi menjadi5 (lima) wilayah administrasi kecamatan, 51 kelurahan, 602 Rukun Warga (RW) dan 2.708 Rukun Tetangga (RT). Perbatasan administrasi wilayah Kota Surakarta, menurut RTRW Kota Surakarta 2007-2026 adalah sebagai berikut.

SebelahUtara : Kabupaten Boyolali danKaranganyar; SebelahTimur : Kabupaten Karanganyar danSukoharjo; SebelahSelatan : KabupatenSukoharjo; SebelahBarat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar danBoyolali

Tabel 2.1Pembagian wilayah Adminsitrasi Kota Surakarta

Kecamatan KelurahanLuas

Wilayah RW RT(Km2)

Laweyan 11 8,64 105 457Serengan 7 3,19 72 312Pasar Kliwon 9 4,82 100 422Jebres 11 12,58 151 646Banjarsari 13 15,81 176 877Kota Surakarta 51 44,06 604 2.714

Sumber: Bagian Pemerintahan Umum Setda Kota Surakarta, 2016

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-2

Gambar 2.1 Peta Kota Surakarta

B Sumber Daya Manusia1.Demografi

Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2015 berdasarkan data Dispendukcapil berjumlah 557.606 jiwa. Dari jumlah tersebut penduduk laki-laki jumlahnya lebih rendah dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 275.266 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sejumlah 282.340 jiwa. Dengan porsi tersebut maka sex rasio penduduk di Kota Surakarta adalah 97,49 atau dapat diartikan bahwa di setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki.

Persebaran penduduk di Kota Surakarta tidak merata, antara kecmatan yang satu dengan yang lain. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang memliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 175.648 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 86.540 jiwa dan perempuan sebesar 89.108 jiwa.Kecamatan yang memiliki jumlah

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-3

penduduk terkecil adalah Kecamatan Serengan, dengan jumlah penduduk sebesar 53.974 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 26.440 jiwa dan perempuan sebesar 27.534 jiwa. Berikut jumlah penduduk Kota Surakarta dirinci setiap kecamatan.

Tabel 2.2Jumlah Penduduk Kota Surakarta Per Kecamatan

Tahun 2011-2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk2011 2012 2013 2014 2015

1 Laweyan 86.666 87.104 87.520 109.264

101.291

2 Serengan 43.962 44.185 44.396 61.179 53.9743 Pasar Kliwon 74.792 75.171 75.529 91.772 84.5174 Jebres 139.02

6139.73

0140.39

8148.44

2142.17

65 Banjarsari 158.42

0159.22

3159.98

2175.37

9175.64

8Kota Surakarta

502.866

505.413

507.825

586.036

557.606

Sumber: Kota Surakarta Dalam Angka dan data Dispendukcapil Kota Surakarta, 2016

KepadatanPenduduk Kota Surakarta Pada tahun 2015 sebesar 12.661 Jiwa/km2, meningkatdari tahun sebelumnya (2014) yang tercatat sebesar 11.585 jiwa/km2.. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh kelahiran, migrasi dan pertumbuhan ekonomi. Secara rinci pertumbuhan penduduk kota Surakarta dari tahun 2011-2015 bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2011-2015

No Variabel 2011 2012 2013 2014 20151 Jumlah

penduduk502.86

6505.41

3507.82

5510.07

7557.60

62 Laki-laki 244.56

2245.80

5246.98

2248.06

6275.26

63 Perempuan 258.30

4259.60

8260.84

3262.01

1282.34

04 Laju

Pertumbuhan0,54 0,50 0,47 0,44 0,32

5 Rasio Jenis kelamin

97,41 96,59 97,15 94,64 94,69

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-4

6 KepadatanPenduduk (jiwa/km2)

11.421 11.479 11.534 11.585 12.661

Sumber:Surakarta Dalam Angka dan data Dispendukcapil Kota Surakarta, 2016

Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kota Surakarta pada tahun 2015 yang paling banyak terdapat pada umur 30-34 yaitu sebesar 47.052, dengan jumlah laki-laki sebanyak 23.555 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 23.497 jiwa. Jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur tua. Secara rinci penduduk kota Surakarta menurut kelompok umur tahun 2014-2015 bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4Penduduk Kota Surakarta Menurut Kelompok Umur

Tahun 2014-2015

Usia (th)

2014 2015Jenis Kelamin Jumla

hJenis Kelamin Jumla

hLaki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

0-4 18.626 17.092 35.718 18.921 18.377 37.2985 – 9 18.855 18.672 37.527 22.283 20.881 43.164

10 – 14 19.353 20.233 39.586 21.970 21.184 43.15415 – 19 21.489 22.036 42.525 21.810 21.338 43.14820 – 24 24.112 23.756 47.868 21.244 20.460 41.70425 – 29 21.604 22.009 43.613 19.948 19.825 39.77330 – 34 19.235 20.025 39.260 23.555 23.497 47.05235 – 39 18.733 19.495 38.228 23.505 23.441 46.94640 – 44 17.561 19.314 36.875 20.917 21.460 42.37745 – 49 16.778 18.970 35.748 19.814 21.061 40.87550 – 54 16.032 17.954 33.986 17.290 19.445 36.73555 – 59 13.256 14.140 27.396 15.381 16.717 32.09860 – 64 8.619 9.117 17.736 11.700 12.028 23.728

65+ 13.813 19.198 33.011 6.715 7.721 14.436Sumber:Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, 2015, diolah

C Kondisi Perekonomian1.Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku (harga-harga pada tahun penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga-harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-5

penghitungan) untuk dapat melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun dari sisi penggunaan.

Nilai PDRB Kota Surakarta berdasarkan harga konstan 2010 (ADHK 2010) menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. PDRB ADHK pada tahun 2015 tercatat sebesar 28,43 triliun rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 26,96 triliun rupiah. Secara kumulatif peningkatan PDRB ADHK 2010 dari tahun 2010 ke tahun 2015 mencapai Rp6,957 triliun rupiah. Angka PDRB dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan berbagai variasi. Hal ini dapat dimaklumi karena ada kebijakan-kebijakan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi perekonomian yang ada. Laju pertumbuhan ekonomi dua tahun terakhir mulai membaik. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir adalah 5,77%.

Dari 17 kategori atau sektor-sektor penyusun PDRB dapat dilihat bahwa pertumbuhan yang cukup tinggi pada kategori/sektor Jasa Perusahaan sebesar 9,28%, Jasa keuangan dan Asuransi 9,09% dan disusul Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,11%. Untuk sektor primer, pertumbuhan rata-ratanya di bawah 2%. Hal ini berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di Kota Surakarta.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II-6

Tabel 2.5PDRB Kota Surakarta Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Konstan Tahun 2011-2015 (juta

Rp)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015a Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 116.492,47 119.290,28 125.292,13 127.634,25 129.926,80b Pertambangan dan Penggalian 567,20 564,81 562,50 549,59 535,17c Industri Pengolahan 1.746.601,12 1.874.945,81 2.044.003,66 2.183.005,67 2.263.868,22d Pengadaan Listrik dan Gas 50.905,97 57.293,50 61.821,35 63.499,68 63.379,47e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang49.441,81 48.187,39 47.384,05 48.594,69 49.454,24

f Konstruksi 6.175.996,77 6.512.554,87 6.767.584,32 7.014.333,33 7.390.395,31g Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor5.647.923,34 5.764.372,04 6.193.415,14 6.461.014,08 6.730.422,13

h Transportasi dan Pergudangan 591.897,31 630.022,97 695.071,27 750.148,23 811.007,78i Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum1.130.160,17 1.218.509,72 1.288.357,53 1.377.875,81 1.463.048,48

j Informasi dan Komunikasi 2.646.721,83 2.959.428,76 3.204.036,98 3.490.330,91 3.723.082,11k Jasa Keuangan dan Asuransi 818.294,40 842.704,78 872.109,50 887.659,84 968.339,37l Real Estate 971.859,64 1.040.600,25 1.094.700,86 1.164.923,59 1.249.065,08

m,n Jasa Perusahaan 151.629,26 162.516,32 177.726,37 189.915,26 207.530,85o Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib1.426.534,36 1.450.191,36 1.506.447,18 1.543.921,96 1.623.466,15

p Jasa Pendidikan 888.360,44 982.167,18 1.041.271,81 1.117.903,75 1.194.519,95q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 205.314,81 220.699,59 238.715,15 268.758,62 285.590,16

r,s,t, u Jasa lainnya 229.738,50 239.731,95 254.181,54 264.987,02 273.171,04 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 22.848.439,42 24.123.781,59 25.612.681,32 26.955.056,24 28.426.802,32Penduduk Per tengahan Tahun 500.032,00 500.328,00 506.619,00 508.951,00 511.142,00Pendapatan Per kapita (rupiah) 45.693.954,4 48.215.933, 50.556.100, 52.961.987,0 55.614.295,6Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 7

2 53 97 0 7Sumber: Statistik Daerah Kota Surakarta 2016

Tabel 2.6PDRB Kota Surakarta Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015

(juta Rp)

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015a Pertanian Kehutanan, dan

Perikanan123.953,56 134.120,70 156.759,32 167.748,49 182.751,51

b Pertambangan dan Penggalian 589,94 589,56 600,78 697,25 680,26c Industri Pengolahan 1.932.330,19 2.184.220,23 2.423.165,97 2.748.121,10 2.959.727,19d Pengadaan Listrik dan Gas 51.207,57 57.110,07 58.962,30 60.879,07 63.911,56e Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

50.226,77 49.150,21 49.564,92 52.562,74 55.285,78

f Konstruksi 6.463.871,49 7.132.200,69 7.747.302,44 8.636.295,68 9.459.585,64g Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5.839.528,28 6.167.070,06 6.839.466,39 7.307.631,60 7.893.738,82

h Transportasi dan Pergudangan 595.691,62 639.607,23 713.390,43 827.899,95 931.398,98i Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum1.191.045,72 1.416.920,94 1.624.045,03 1.837.723,25 2.028.007,25

j Informasi dan Komunikasi 2.659.909,56 2.968.644,77 3.201.750,06 3.453.784,47 3.715.658,93k Jasa Keuangan dan Asuransi 874.845,28 980.309,86 1.065.842,54 1.173.873,01 1.342.072,22l Real Estate 997.530,77 1.081.941,05 1.148.116,83 1.296.580,03 1.436.443,80

m,n Jasa Perusahaan 160.589,58 181.151,78 213.628,98 240.994,66 279.819,08o Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.454.692,69 1.630.094,69 1.772.641,71 1.888.650,12 2.068.163,83

p Jasa Pendidikan 1.055.833,37 1.286.013,89 1.507.134,90 1.693.219,76 1.833.219,30Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 8

q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

219.979,97 265.871,64 296.594,32 346.392,98 385.675,46

r,s,t,u Jasa Lainnya 237.184,76 250.255,67 273.487,25 305.614,62 326.200,52PDRB 23.909.011,1

326.425.273,0

229.092.454,1

632.038.668,7

934.962.340,1

2Sumber : Statistik Daerah Kota Surakarta 2016

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 9

PDRB Per Kapita ADHK 2010 juga mengalami peningkatan. Pendapatan per kapita pada tahun 2015 mencapai Rp55,61 juta/tahun, sedangkan pada tahun 2014 hanya Rp52,96 juta/tahun. Rata-rata pertumbuhan per kapita PDRB 5,28%. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita, diharapkan dapat mencerminkan peningkatan kesejahteraan di masyarakat.

Kontribusi per sektoral atau kategori pada PDRB dari tahun 2010 sampai 2015 masih didominasi oleh sektor/kategori konstruksi, sektor/kategori perdagangan besar dan eceran, dan sektor/kategori komunikasi dan informasi. Pada tahun 2010, sektor/kategori kontruksi menyumbang sebesar 27,06%, disusul perdagangan besar dan eceran sebesar 22,58% dan berikutnya sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,36%. Meskipun merupakan sektor/kategori dominan selama lima tahun, namun kontribusi tiga sektor/kategori tersebut menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2015, kontribusi sektor/kategori konstruksi menyumbang 27,06%, sektor/kategori perdagangan besar dan eceran sebesar 22,58%, dan sektor/kategori komunikasi dan informasi sebesar 10,63%.

Sektor/kategori yang meningkat kontribusinya adalah sektor/kategori jasa keuangan dan asuransi serta sektor/kategori penyediaan akomodasi dan makan minum. Selama lima tahun terakhir menunjukkan tren positif. Kontribusi sektor/kategori jasa keuangan dan asuransi meningkat dari 3,65% pada tahun 2010 menjadi 3,84% pada tahun 2015. Sektor/kategori penyediaan akomodasi dan makan minum menunjukkan perkembangan meningkat sejak tahun 2010 hingga 2015. Pada tahun 2010 menyumbang 4,87% meningkat menjadi 5,80% pada tahun 2015.

Sektor/kategori yang lain relatif tidak berubah kontribusinya adalah sektor/kategori pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industri pengolahan. Sektor/kategori pertanian memiliki kendala keterbatasan lahan, sektor ini relatif hanya memanfaatkan lahan yang tersedia dan tidak dimungkinkan adanya perkembangan. Kontribusi sektor pertanian yang cenderung bertahan di 0,52% adalah capaian di tengah tekanan perubahan alih fungsi lahan.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 10

2.Laju InflasiLaju inflasi di Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 2,56%

mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan tahun 2014 sebesar 8,01%. Di Kota Surakarta tahun tahun 2014 mencapai 8,01%, sedikit lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 8,32%. Besarnya inflasi Kota Surakarta disebabkan seluruh indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikan terutama kenaikan indeks kelompok bahan makanan dan indeks kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, masing-masing naik sebesar 12,49% dan 12,17%. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, sehingga ongkos angkut komoditas bahan makanan dan alat transportasi masyarakat mengalami peningkatan. Secara rinci laju inflasi di Kota Surakarta tahun 2011-2015 bisa dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber: BPS Kota Surakarta, April 2016

Gambar 2.2Perbandingan Laju Inflasi Kota Surakarta dengan Jawa Tengah dan Nasional tahun 2011-2015

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 11

Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga selama tahun 2014 sehingga memicu terjadinya inflasi antara lain: beras, cabe hijau, cabe rawit, cabe merah, rokok kretek filter, tukang bukan mandor, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, angkutan antarkota, angkutan umum dalam kota, angkutan udara dan bensin. Sebaliknya, komoditas yang manghambat tingginya inflasi yaitu daging ayam ras, petai, apel, bawang merah, kelapa, minyak goreng, dan gula pasir.

Dibandingkan dengan nasional, inflasi Kota Surakarta tahun 2014 sebesar 8,01% lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 8,36%, dan inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 8,22%. Dibandingkan enam kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, inflasi Kota Surakarta lebih rendah dibandingkan Kudus, Kota Semarang dan Cilacap, dan lebih tinggi dibandingkan Purwokerto dan Kota Tegal, seperti terlihat pada Grafik di bawah ini.

Sumber:B PS Kota Surakarta, 2016

Gambar 2.3Perbandingan Inflasi Kota Surakarta dengan Kota/kab Lain Di Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015

D Kondisi Kesejahteraan MasyarakatLaporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 12

Kondisi umum kemiskinan di Kota Surakarta dapat digambarkan dengan beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut adalah Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan.

1.Tingkat KemiskinanKondisi umum kemiskinan di Kota Surakarta dapat

digambarkan dengan beberapa indikator. Indikator-indikator tersebut adalah tingkat kemiskinan, jumlah penduduk miskin, garis kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.

Tingkat kemiskinan Kota Surakarta pada tahun 2014 adalah sebesar 10,95 %. Capaian ini sudah cukup baik karena berada di bawah rata-rata capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 10,96 % dan berada di bawah capaian Nasional yaitu 13,58%. Apabila dibandingkan dengan lima kota lainnya di Jawa Tengah seperti Kota Magelang, Salatiga, Semarang, Pekalongan, dan Tegal, angka kemiskinan di Kota Surakarta masih tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta 2016

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 13

Gambar 2.4 Perbandingan presentase kemiskinan Kota Surakarta dengan Kabupaten/Kota Lain di Jawa Tengah Tahun 2014

Dalam kurun waktu 2011-2014, perkembangan tingkat kemiskinan Kota Surakarta menunjukkan tren penurunan. Tahun 2014, tingkat kemiskinan Kota Suakarta sebesar 10,95% lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan angka kemiskinan sebesar 12,90%. Penurunan tingkat kemiskinan searah dengan jumlah penduduk miskin yang menurun di Kota Surakarta. Tren positif tingkat kemiskinan Kota Surakarta ditunjukkan dari tahun 2011-2014 dengan tren menurun setiap tahunnya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik berikut.

Sumber : BPS kota Surakarta 2016

Gambar 2.5Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Kota Surakarta Tahun 2011-2014

Dilihat dari sisi efektifitasnya, capaian tingkat kemiskinan Kota Surakarta sudah terlihat efektif, meskipun penurunan capaian tidak terlalu besar. Hal ini bisa dilihat karena dalam

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 14

tahun 2011-2014 angka kemiskinan di Kota Surakarta setiap tahunnya mengalami perbaikan. Hal ini mengindikasikan kinerja penurunan angka kemiskinan bekerja dengan baik.Dengan menurunnya angka kemiskinan pada tahun 2014, ini menunjukkan adanya relevansi capaian dan kinerja angka kemiskinan di Kota Surakarta terhadap target capaian angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah maupun nasional.

2.Garis KemiskinanGaris kemiskinan terdiri atas garis kemiskinan makanan

dan non makanan.Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita perhari.Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Pada tahun 2014, garis kemiskinan Kota Surakarta adalah sebesar Rp.417.807, lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata garis kemiskinan Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.261.880. Sementara itu apabila disandingkan dengan garis kemiskinan kota lainnya di Jawa Tengah, garis kemiskinan Kota Surakarta terlihat paling besar. Ini menunjukkan biaya hidup di Kota Surakarta lebih mahal jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik di bawah ini.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 15

Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka, 2016

Gambar 2.6 Grafik Posisi Relatif Garis Kemiskinan Kota Surakarta Tahun 2014

Sementara itu dilihat dari perkembangannya, garis kemiskinan di Kota Surakarta terlihat meningkat cukup signifikan dalam rentang waktu 2011-2014. Pada Tahun 2014 garis kemiskinan di Kota Surakarta sebesar Rp.417.807. Ada peningkatan selama kurun waktu tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat melalui grafik berikut ini.

Sumber : BPS kota Surakarta 2016

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 16

Gambar 2.7 Grafik Perkembangan Garis Kemiskinan Kota Surakarta

Tahun 2014

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Tiga komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan adalah beras dan rokok kretek filter. Sementara itu pada urutan ketiga, terdapat telur ayam di wilayah perkotaan dan gula pasir diwilayah perdesaan. Komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di daerah perkotaan adalah biaya perumahan dan pendidikan, sedangkan di daerah perdesaan adalah biaya perumahan.

Sampai saat ini di kantor BPS kabupaten/kota tidak menyiapkan atau menyediakan angka konsumsi yang dominan membentuk perilaku konsumen. Untuk itu sebagai gambaran dapat disampaikan komponen-komponen yang dominan membentuk garis kemiskinan Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut.

Tabel 2.7Daftar Komoditi Makanan yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2014

Jenis Komoditi Perkotaan (%)

Jenis Komoditi Perdesaan (%)

Beras 25,14 Beras 32,89Rokok kretek filter

9,68 Rokok kretek filter 8,64

Telur ayam ras 3,43 Gula pasir 3,36Daging ayam ras 2,81 Telur ayam ras 2,77Mie instan 2,56 Mie instan 2,42Gula pasir 2,33 Tempe 2,00Tempe 2,30 Bawang merah 1,82Tahu 2,07 Tahu 1,68Bawang merah 1,55 Cabe rawit 1,57Kopi 1,28 Kopi 1,53

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 17

Sumber: BPS Jawa Tengah, 2014

3.Tingkat pengangguran TerbukaTingkat pengangguran terbuka merupakan indikator

ketenagakerjaan yang ditunjukkan untuk melihat seberapa besar jumlah pengangguran di Kota Surakarta dibandingkan dengan jumlah penduduk yang termasuk pada kategori angkatan kerja. Besar kecilnya tingkat pengangguran terbuka mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran.

Sumber : Dinsosnakertrans Kota Surakarta, 2015

Gambar 2.8 Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Surakarta dan Kota Lain di sekitarnya Tahun 2014

Pada tahun 2014, tingkat pengangguran terbuka Kota Surakarta adalah sebesar 6,08%, lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2013 sebesar 7,18%. Perkembangan tingkat pengangguran terbuka menunjukkan penurunan tahun (2011-2014). Dengan kondisi tingkat pengangguran terbuka sebesar 6,08%, menunjukkan bahwa dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja ataupun dengan kondisi tersedia untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 6 orang merupakan pengangguran.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 18

Kota Surakarta yang merupakan kota dengan pertumbuhan ekonominya sebagian besar adalah pada sektor pedagangan, jasa dan industri menjadikaan salah satu daya tarik untuk mencari pekerjaan bagi para pencari kerja. Masyakarat di luar Kota Surakarta terutama pada para pencari kerjausia muda yang kategori baru lulusan pendidikan akan mencari pekerjaan pada sektor-sektor modern. Banyaknya angkatan kerja bukan penduduk Kota Surakarta yang datang dan kemudian berdomisili di Kota Surakarta untuk mencari pekerjaan menjadi tantangan tersendiri.Ketersediaan angkatan kerja yang dibutuhkan pasar memiliki pengaruh terhadap penyerapan jumlah angkatan kerja.Sementara jumlah angkatan kerja yang datang dari luar Kota Surakarta menjadi pesaing besar bagi angkatan kerja lokal untuk mendapatkan pekerjaan yang tersedia.Dengan kondisi tersebut, naik turunnya tingkat pengangguran terbuka di Kota Surakarta dapat dipengaruhi oleh tingkat serapan angkatan kerja dalam dunia kerja yang besarannya dipengaruhi oleh persaingan antara angkatan kerja lokal dengan luar Kota Surakarta.

4.Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator

penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Besarnya nilai IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Pada tahun 2011-2015 IPM Kota Surakarta mengalami peningkatan tiap tahunnya . IPM Kota Surakarta pada tahun 2011 adalah sebesar 78,00 meningkat menjadi 80,14 pada tahun 2015. Kondisi tersebut menunjukan kategori tinggi karena sudah berada di atas angka 80. Pada Tahun 2014 IPM Kota Surakarta menunjukkan kondisi yang sangat baik di Provinsi Jawa Tengah dengan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 68,78.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 19

Sumber: Kota Surakarta Dalam Angka, 2016

Gambar 2.9 Perbandingan capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta dengan Jawa Tengah Tahun 2011-2015

Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta pada tahun 2015 sebesar 80,14. Angka tersebut merupakan yang tertinggi nomor tiga di seluruh wilayah Jawa Tengah, seperti terlihat pada Gambar 2.10 berikut:

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 20

Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka, 2015

Gambar 2.10Perbandingan Posisi Relatif IPM Kota Surakarta dengan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Capaian tertinggi IPM di Jawa Tengah adalah di Kota Salatiga sebesar 80,96; Kota Semarang di peringkat kedua dengan indeks 80,23; dan Kota Surakarta menempati peringkat kedua dengan indeks sebesar 80,14. Gambaran indikator pembentuk IPM secara lengkap dapat dijabarkan berikut ini.1)Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh masyarakat sejak lahir yang mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Kualitas kesehatan masyarakat Kota Surakarta secara umum semakin membaik berdasarkan rata-rata usia harapan hidup yang semakin panjang. Capaian rata-rata angka harapan hidup penduduk di Kota Surakarta menunjukkan kecenderungan meningkat. Dalam kurun waktu 2010-2015 capaian angka harapan hidup meningkat dari 76,85 tahun menjadi 77,0 tahun.

Tabel 2.8Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Surakarta Tahun

2010-2015

No

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka harapan hidup (Tahun)

76,85 76,89 76,93 76,97 76,99 77,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2016

Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian angka harapan hidup di antara kota-kota di Provinsi Jawa Tengah, angka harapan hidup Kota Surakarta menempati posisi

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 21

kedua setelah Kota Semarang. Angka harapan hidup kota-kota di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut.

Kota

Magela

ng

Kota

Surak

arta

Kota

Salat

iga

Kota

Semara

ng

Kota

Pekalo

ngan

Kota

Tegal

76.5877.00 76.83

77.20

74.11 74.12

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.11Grafik Angka Harapan Hidup di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

2) Harapan Lama SekolahAngka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk

berusia 7 tahun ke atas. Harapan lama sekolah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Perkembangan harapan lama sekolah di Kota Surakarta cenderung meningkat dari sebesar 13,17 (tahun 2010) menjadi 14,14 (tahun 2015). Perkembangan harapan lama sekolah di Kota Surakarta selama 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9Perkembangan Harapan Lama Sekolah di Kota Surakarta Tahun

2010-2015

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 22

No Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 20151 Harapan lama

sekolah (tahun)13,17 13,34 13,50 13,64 13,92 14,14

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2016

Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian harapan lama sekolah di antara kota-kota di Provinsi Jawa Tengah, angka harapan lama sekolah Kota Surakarta menempati posisi ketiga. Angka harapan lama sekolah kota-kota di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.12 berikut.

Kota

Magelan

g

Kota

Suraka

rta

Kota

Salati

ga

Kota

Semara

ng

Kota

Pekalo

ngan

Kota

Tegal

13.1014.14 14.97 14.33

12.95 12.46

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016Gambar 2.12 Grafik Harapan Lama Sekolah Kota-Kota di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

3)Rata-Rata Lama SekolahRata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar

penduduk  usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam Pendidikan Formal (tidak termasuk tahun yang  mengulang). Angka rata-rata lama sekolah bermanfaat untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam Pendidikan Formal. Capaian rata-rata lama sekolah di Kota Surakarta menunjukkan

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 23

kecenderungan meningkat. Dalam kurun waktu 2010-2015 capaian rata-rata lama sekolah meningkat dari 9,99 tahun menjadi 10,36 tahun.

Angka rata-rata lama sekolah Kota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 sudah berada jauh di atas rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 berikut:

2010 2011 2012 2013 2014 20150

2

4

6

8

10

12

Tahu

n

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2016

Gambar 2.13 Capaian Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta Dibandingkan dengan Capaian Provisi Jawa Tengah Tahun 2010-2015

Apabila dibandingkan kota-kota lain di Jawa Tengah. Posisi Rata-rata lama sekolah Kota Surakarta terlihat pada Tabel 2.10, meskipun nilai IPM Kota Surakarta lebih rendah daripada Kota Salatiga namun rata-rata lama sekolah di Kota Surakarta lebih tinggi daripada di Kota Salatiga.

Tabel 2.10Perbandingan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta dengan

Kota Lain Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 24

di Jawa Tengah Tahun 2010-2015 (Tahun)No

Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Kota Surakarta 9,99 10,05 10,11 10,25 10,33 10,362. Kota Magelang 10,08 10,14 10,20 10,22 10,27 10,283. Kota Salatiga 8,86 8,97 9,09 9,20 9,37 9,814. Kota Semarang 9,61 9,80 9,92 10,06 10,19 10,205. Kota

Pekalongan7,60 7,72 7,80 7,96 8,12 8,28

6. Kota Tegal 7,46 7,66 7,85 8,05 8,26 8,27Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah tahun 2015

4)Pengeluaran Per KapitaPengeluaran perkapita di Kota Surakarta mengalami

kenaikan dari Rp12.123 ribu (tahun 2010) menjadi Rp13.604 ribu (tahun 2015). Capaian kinerja tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran per kapita penduduk Kota Surakarta mengalami peningkatan. Perkembangan pengeluaran per kapita Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kota Surakarta Tahun

2010-2015

No

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pengeluaran per kapita (ribu Rp)

12.123 12.464 12.680 12.820 12.907 13.604

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2016

Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian pengeluaran per kapita di antara kota-kota di Provinsi Jawa Tengah, capaian pengeluaran per kapita Kota Surakarta menempati posisi kedua. Angka harapan lama sekolah kota-kota di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.14 berikut.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 25

Kota

Magelan

g

Kota

Suraka

rta

Kota

Salati

ga

Kota

Semara

ng

Kota

Pekalo

ngan

Kota

Tegal

10,793

13,604 14,600

13,589

11,253 11,748

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2016

Gambar 2.14 Grafik Pengeluaran Per Kapita Kota-Kota di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 (Ribu Rupiah)

E Ekonomi Kreatif di Kota SurakartaStruktur ekonomi Kota Surakarta didominasi oleh

keberadaan sektor perdagangan hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Kedua sektor ini memberikan sumbangan terhadap PDRB Kota Surakarta lebih dari 50%. Sub sektor pendukung utama industri pengolahan adalah sub sektor industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri barang kulit dan industri kertas. Sub sektor pendukung utama industri perdagangan, hotel dan restoran adalah sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran. Kota Surakarta merupakan wilayah yang memiliki sumberdaya alam yang kurang memadai.Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, Kota Surakarta perlu mengoptimalkan ekonomi kreatif sebagai sektor yang dapat menunjang perekonomian.Ekonomi kreatif ini tersebar ke dalam sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan dan jasa-jasa.Ketiga sektor ini merupakan sektor unggulan Kota

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 26

Surakarta. Subsektor ekonomi kreatif di setiap kecamatan ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.12Persebaran Subsektor Ekonomi Kreatif perkecamatan

No Kecamatan

Subsektor Ekonomi Kreatif

1 Banjarsari

Seni pertunjukkan; pasar seni dan barang antik; televisi dan radio; desain; layanan komputer dan piranti lunak; video, film dan forografi; kerajinan; fesyen; musik; periklanan; penerbitan dan percetakan.

2 Jebres Seni pertunjukkan; kuliner; video, film dan fotografi; kerajinan; layanan komputer dan piranti lunak.

3 Serengan

Periklanan; seni pertunjukkan; kerajinan; kuliner; desain.

4 Laweyan Video, film dan fotografi; layanan komputer dan piranti lunak; kerajinan; desain; musik; permainan atraktif; periklanan; penerbitan dan percetakan; fesyen.

5 Pasar Kliwon

Periklanan; kerajinan; layanan komputer dan piranti lunak; arsitektur; kuliner; fesyen; penerbitan dan percetakan

Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014

Dalam perkembangannya, terdapat pembahasan mengenai munculnya ide kreatif apakah harus berasal dari pengusaha atau pelaku ekonomi kreatif di Kota Surakarta.Hal ini dikarenakan, baik pengusaha maupun pelaku ekonomi di Kota Surakarta memiliki ide-ide kreatif yang harus diterjemahkan menjadi sebuah produk atau jasa. Kemudian dilakukan suatu prioritas akan sub sektor ekonomi di Kota Surakarta berdasarkan pada peningkatan sebagai sumber penghasilan masyarakat dan ketersediaan potensi sumberdaya ekonomi kreatif dan pengembangannya. Dari hasil penilaian terhadap sub sektor ekonomi oleh masyarakat, didapatkan suatu rata-rata nilai dari masing-masing sub sektor ekonomi yang diharapkan masyakarat untuk lebih dikembangkan sebagai sub sektor ekonomi kreatif Kota Surakarta.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 27

Tabel 2.13Rata-rata Nilai Subsektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

No Subsektor Ekonomi Kreatif Rata-rata

1 Periklanan 7,152 Arsitektur 6,9253 Pasar Seni dan Barang Antik 7,64 Kerajinan 7,9255 Desain 7,9756 Fashion 7,6757 Video, Film dan Fotografi 7,158 Permainan Interaktif 6,89 Musik 7,110 Seni Pertunjukkan 811 Penerbitan dan Percetakan 6,52512 Layanan Komputer dan Piranti

Lunak7,075

13 Televisi dan Radio 7,114 Riset dan Pengembangan 7,17515 Masakan/Kuliner 7,775

Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014

Dari tabel rata-rata penilaian subsektor ekonomi kreatif oleh masyarakat Kota Surakarta di atas, dapat diketahui peringkat prioritas pengembangan subsektor ekonomi Kota Surakarta. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.14Prioritas Subsektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

Prioritas Subsektor Ekonomi Kreatif

Prioritas 1 1. Seni Pertunjukkan2. Design3. Kerajinan4. Kuliner5. Fashion

Prioritas 2 1. Pasar seni dan barang antik

2. Riset dan pengembangan

3. Video, film dan fotografi4. Musik5. Periklanan

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 28

Prioritas 3 1. Arsitektur2. Permainan Interaktif3. Penerbitan dan

PercetakanSumber: Bappeda Kota Surakarta, 2014

Tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Surakarta identik dengan seni pertunjukkan, seperti tari tradisional, wayang kulit, wayang orang, desain dan pembuatan busana pertunjukkan serta produksi pertunjukkan dan tari modern. Seringkali seni pertunjukkan Kota Surakarta dijadikan sebagai barometer bagi seni pertunjukkan di kota lainnya sehingga Kota Surakarta dipandang sebagai kiblat kesenian tradisional.

Seni pertunjukkan yang terus dilestarikan secara turun temurun dapat menjadi potensi untuk dikembangkan. Selain kesenian, Kota Surakarta juga dikenal sebagai kota desain. Sektor desain yang perlu dikembangkan mencakup desain produk, desain interior dan desain grafis.Selain seni pertunjukkan dan desain, industri kerajinan juga merupakan subsektor yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Potensi industri kerajinan yang terdapat di Kota Surakarta adalah kerajinan batik, kain, kayu, kulit, tas, kaca ukir, bambu dan rotan. Kota Surakarta juga terkenal akan keragaman kulinernya. Kuliner Kota Surakarta yang sangat terkenal adalah nasi liwet, timlo, serabi notosuman, tengkleng dan jamu tradisional.

Tabel 2.15Peringkat Prioritas Subsektor Ekonomi Kreatif Kota

SurakartaNo Sektor Prioritas Pengembangan Sub Sektor Ekonomi Kreatif Kota

Surakarta1 2 3 4 5

1 Seni pertunjukan

Tari tradisionall

Wayang kulit Wayang orang

Desain dan pembuatan busana pertunjukan

Produksi pertunjukan dan tari modern

2 Desain Desain Desain Desain

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 29

No Sektor Prioritas Pengembangan Sub Sektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

1 2 3 4 5produk interior grafis

3 Kerajinan Kerajinan kain

Kerajinan kayu

Kerajinan kulit

Kerajinan tas

Kerajinan bambu, rotan, gitar, perhiasan batu berharga dan kaca

4 Makanan kuliner

Minuman tradisional

Srabi Tengkleng Selat solo

5 Fashion Kreasi desai pakaian

Produksi pakaian mode dan aksesorisnya

Desain fesyen

Desain alas kaki

6 Pasar Seni dan Barang Antik

Pasar seni dan barang antik

7 Riset dan pengembangan

Riset pasar

8 Video, Film dan Fotografi

Fotografi Film dokumenter

Pembuatan cerita pendek

Edit video Script film

9 Musik Keroncong Karawitan/ campursari

Penyewaan dan studio rekaman

10 Periklanan Promosi Produksi material iklan

Iklan luar ruang

11 Televisi & Radio

Penyaran televisi

Penyiaran radio

12 Layanan Komputer dan Piranti Lunak

Pembuatan website

Pembuatan jaringan internet

13 Arsitektur Perencanaan biaya konstruksi

Konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa

Desain konstruksi

Pengawasan konstruksi

14 Permainan Interaktif

Ketangkasan dan edukasi

Pembuatan animasi

15 Penerbitan dan Percetakan

Penerbitan majalah

Penerbitan buku

Penerbitan koran

Penerbitan foto

Percetakan lukisan

Sumber: Straegi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta, 2014

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 30

Sedangkan sektor prioritas ekonomi kreatif tiap kecamatan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Tabel 2.16 ,Peringkat Prioritas Subsektor Ekonomi Kreatif Tiap

Kecamatan

No

Kecamatan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3

1 Banjarsari Seni Pertunjukan,

Desain, Kerajinan, Kuliner Fesyen,

Pasar Seni dan

Barang Antik

Video, Film dan

Fotografi, Musik, Periklanan

Televisi dan Radio

Layanan Komputer

dan Piranti Lunak, Penerbitan

dan Percetakan,

2 Jebres Seni Pertunjukan,

Kerajinan Kuliner

Video, Film dan

Fotografi,

Layanan Komputer

dan Piranti Lunak,

3 Serengan Seni Pertunjukan

Desain, Kerajinan, Kuliner

Periklanan,

4 4 Laweyan5

Kerajinan, Kuliner Desain Fesyen

Video, Film dan

Fotografi, Musik, Periklanan

Layanan Komputer

dan Piranti Lunak, Permainan Interaktif, Penerbitan

dan Percetakan,

5 Pasar Kliwon Kerajinan, Kuliner Fesyen,

Periklanan, Layanan Komputer

dan Piranti Lunak Arsitektur, Penerbitan

dan Percetakan

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 31

Di Kota Surakarta juga berkembang kerajinan dari bahan daur ulang yang memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Bahan daur ulang yang berpotensi untuk dikembangkan adalah kayu yang digunakan untuk mebel dan mainan, logam yang digunakan kerajinan gamelan dan keris, kain perca untuk batik, kertas untuk percetakan dan karet ban untuk meja kursi.

Sarana dan Lembaga Pendukung Ekonomi Kreatif Kota Surakarta:1. Pusat Kegiatan, seperti gedung pertunjukkan, ruang pameran,

galeri, ruang publik, taman kota, studio foto dan studio musik;2. Lembaga Perijinan, karena perkembangan ekonomi kreatif di

Kota Surakarta dipengaruhi oleh tingkat layanan lembaga perijinan;

3. Media Cetak dan Elektronik serta lembaga promosi yang berperan dalam menginformasikan dan mempromosikan perkembangan ekonomi kreatif di Kota Surakarta.

4. Biro Perjalanan memiliki peran dalam pengembangan ekonomi kreatif yaitu dalam membuat paket wisata atau lokasi kunjungan wisata.

5. Asosiasi yang memiliki peran mengakomodasi anggota dalam rangka promosi, menyelenggarakan even-even pameran, sebagai wadah pelaku usaha, sarana permodalan, media informasi serta membantu kerjasama dan pengembangan usaha.

6. Lembaga Keuangan sebagai penyedia dana untuk pengembangan usaha serta penyelenggaraan even-even ekonomi kreatif.

7. Bundling Product, merupakan strategi yang dilakukan dengan menjual dua atau lebih produk dalam satu paket.

8. Pemerintah Kota Surakarta yang sangat mendukung pelaksanaan dan pengembangan ekonomi kreatif.

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 32

F Pariwisata Kota SurakartaKota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo

merupakan salah satu kota yang terkenal dengan batik dan keratonnya di Jawa Tengah. Kota Surakarta merupakan salah satu Kota yang kaya akan potensi sumber daya pariwisatanya. Destinasi pariwisata yang ditawarkan di Kota Surakarta juga sangat beragam, diantaranya wisata religi, wisata alam, wisata geologi, taman rekreasi dan beberapa desa wisata. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksistensinya baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event kebudayaan lain yang menarik untuk dinikmati.

Beberapa obyek wisata di Kota Surakarta terdiri dari spesifikasi wisata budaya, wisata pendidikan, wisata sejarah, wisata belanja, dan wisata kuliner. Wisata budaya yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta misalnya Wayang Orang Sriwedari, Ketoprak, Kirap Pusaka 1 Suro, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud. Semua wisata budaya yang dapat dijumpai di Kota Surakarta tersebut dipelihara dan dijaga oleh masyarakat sebagai warisan budaya yang dimiliki Kota Surakarta. Sedangkan wisata sejarah yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta antara lain: Museum Radya Pustaka, Museum Batik Wuryaningratan, Museum Reksa Pustaka, Monumen Pers, Keraton Surakarta Hadiningrat, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Budaya dan Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011).

Sektor pariwisata di Kota Surakarta mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat besar yang pengembangannya perlu direalisasikan agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Pemasaran pariwisata Kota Surakarta yang dilakukan dengan besar-besaran bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Hal ini

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 33

dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisata antara tahun 2010 hingga tahun 2015 yaitu meningkat dari 1.945.632 orang pada Tahun 2010 menjadi 4.142.785 orang pada Tahun 2015. Berikut data pengunjung obyek wisata di Kota Surakarta Tahun 2012-2014.

Tabel 2.17Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Kota Surakarta Tahun

2012-2014

No

Objek Wisata 2012 2013 2014Wism

anWisnus Wism

anWisnus Wism

anWisnus

1 Kraton Kasunanan

810 47.331 1.504 66.652 5.251 63.410

2 Mangkunegaran 23.413 27.051 19.650 17.678 19.934 24.720

3 Musium Radya Pustaka

3.092 13.500 520 6.996 686 7.750

4 Taman Sriwedari 5.039 - 6.995 - - -5 W.O Sriwedari 136 27.222 250 29.644 169 31.094

6 THR. Sriwedari 46 309.391 73 355.798 34 308.9167 Musium Batik 1.177 12.601 1.220 109.417 1.759 13.2758 Taman Satwataru 272.197 - 326.338 - 305.2959 Taman

Balekambang2.084 1.387.83

2288 1.541.665 782 2.482.00

2Jumlah 35.79

72.09712

530.50

02.454.18

828.61

53.236.4

62Sumber : Surakarta Dalam Angka, 2015

Berdasarkan rancangan teknokratik tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan kota surakarta tahun 2016 -2026 bahwa Kota Surakarta dibagi terbagi dalam Kawasan Strategis Pariwisata yang selanjutnya disingkat KSP, dimana merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata Daerah yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Adapun pembagian KSP adalah sebagai berikut:

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 34

a. Kawasan Strategis Pariwisata Karaton Surakarta - Pasar Gede yang meliputi Karaton Surakarta Hadiningrat-Kampung Baluwarti-Alun-Alun Utara dan Selatan-Bungker Balaikota-Museum Bank Indonesia-Masjid Agung-Kampung Batik Kauman-Pasar Klewer-Gedung Juang 45-Benteng Vastenburg-Masjid Gurawan-Kampung Pasar Kliwon-Kampung Loji Wetan - Gladag-Ndalem Joyokusuman - Gajahan-Koridor Jenderal Sudirman-Kreteg Gantung-Kampung Balong-Pasar Gede.

b. Kawasan Strategis Pariwisata Sriwedari yang meliputi Museum Radya Pustaka-Museum Ndalem Wuryodiningratan-Museum Keris-Loji Gandrung-Museum PON I Stadion Sriwedari-Jalan Bhayangkara-Taman Sriwedari.

c. Kawasan Strategis Pariwisata Mangkunegaran yang meliputi Pura Mangkunegaran-Masjid Al-Wustho-Pasar Antik Triwindu-Koridor Ngarsopura-wisata kuliner Keprabon-Ketelan-Kestalan.

d. Kawasan Strategis Pariwisata Balekambang yang meliputi Stadion Manahan-Taman Balekambang-Pasar Burung dan Pasar Ikan Hias Depok.

e. Kawasan Strategis Pariwisata Kampung Batik Laweyan.f. Kawasan Strategis Jurug yang meliputi Taman Satwataru Jurug-

Taman Ronggowarsito-Jembatan Bengawan Solo-Sungai Bengawan Solo.

g. Kawasan Strategis Pariwisata Budaya dan Pendidikan yang meliputi Taman Budaya Jawa Tengah-Universitas Sebelas Maret-Institut Seni Indonesia-Solo Techno Park.

Gambar 2.15Peta Kawasan Strategis Pariwisata Kota

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 35

Dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata di Kota Surakarta, dibutuhkan kerjasama dan sinergitas yang baik antara berbagai pihak, termasuk di dalamnya adalah pihak pemerintah, swasta serta masyarakat. Termasuknya didalamnya adalah sarana dan prasarana pendukung seperti rumah makan dan penginapan. Berikut data pendukung pariwisata Kota Surakarta Tahun 2011-2015.

Tabel 2.18Data Pendukung Pariwisata Kota Surakarta Tahun 2011-

2015No Variabel Satuan Tahun

2011 2012 2013 2014 20151 Kunjungan wisata Org 2.539.28

83.069.10

13.374.98

04.232.14

34.142.7

852 Persentase obyek

wisata yang dipromosikan

% 100 100 100 100 100

3 Jumlah obyek wisata unggulan

Obyek 9 9 9 9 9

4 Jenis kelas dan jumlah restorana. Restoran Unit 21 24 30 39 30b. Rumah Makan Unit 247 267 277 281 277

5 Jenis kelas dan jumlah penginapan/hotela. Bintang 5 Unit 2 2 2 2 3b. Bintang 4 Unit 4 4 4 4 7c. Bintang 3 Unit 6 7 6 6 14d. Bintang 2 Unit 6 6 6 6 8e. Bintang 1 Unit 5 7 7 7 10f. Melati-3 Unit 21 21 21 *) *)g. Melati-2 Unit 36 36 36 *) *)h. Melati-1 Unit 53 53 53 *) *)i. Non Bintang Unit 117 117 117 118 103j. Home Stay Unit 14 14 14 14 14Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, April 2016

*) Mulai Tahun 2014 Hotel melati diubah menjadi hotel non bintang berdasarkan UU No.10 Tahun 2009 yang mulai berlaku di Kota Surakarta Tahun 2013

Tabel 2.19Daftar Bangunan Kuno Kawasan Bersejarah Di Kotamadya

Daerah Tingkat II Surakarta Yang Dilindungi Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Alam

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 36

No

Nama Obyek Jenis Obyek Alamat Bentuk Konservasi

A Kelompok Kawasan

1 Keraton Kasunan Kawasan Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRehabilitasiRekonstruksi

Revitalisasi2 Keraton Puro

MangkunegaranKawasan Tradisional

Kel. Keprabon RW 1

PreservasiRehabilitasiRekonstruksi

Revitalisasi3 Lingkungan

Perumahan Baluwarti

Kawasan Tradisional

Baluwarti Surakarta

RevitalisasiRekonstruksi

4 Lingkungan Perumahan Laweyan

Kawasan Non Tradisional (Barat)

Laweyan Surakarta

Rekonstruksi

RevitalisasiB Kelompok

Bangunan Rumah Tradisional

5 Dalem Brotodiningratan

Bangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi6 Dalem

PurwadiningratanBangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi7 Dalem Sasono

MulyaBangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi8 Dalem

SuryohamijayanBangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

9 Dalem Mloyosuman 1

Bangunan Rumah Tradisional

JL. Slamet Riyadi Surakarta

PreservasiRekonstruksi

10 Dalem Mloyosuman

Bangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

RevitalisasiLaporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 37

No

Nama Obyek Jenis Obyek Alamat Bentuk Konservasi

11 Dalem Ngabean Bangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi12 Dalem

Mloyosuman 2Bangunan Rumah Tradisional

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

RevitalisasiC Kelompok

Bangunan Umum Kolonial

13 Pasar Harjo Nagoro

Bangunan Fasilitas Umum

JL. Urip Sumoharjo Ska

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi14 Bank Indonesia Bangunan

KantorJL. Jendral

Sudirman SkaPreservasiRehabilitasi

15 Bekas Kanntor pertain

Bangunan Kantor

JL. Dr. Rajiman Ska

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi16 Kantor

Pengadilan Agama

Bangunan Kantor

JL. Slamet Riyadi Ska

PreservasiRekonstruksi

17 Bekas Kantor Veteran

Bangunan Kantor

JL. Slamet Riyadi Ska

PreservasiRevitalisasi

18 Kantor Bondo Lumakso

Bangunan Kantor

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi19 Kantor UPD

PerpakiranBangunan Kantor

JL.Urip Sumoharjo

PreservasiRevitalisasi

20 Sekolah Pamardi Putri

Bangunan Pendidikan

Baluwarti Surakarta

PreservasiRekonstruksi

21 Bruderan Purbayan

Bangunan Pendidikan

JL. Sugiyo Pranoto Ska

PreservasiRekonstruksi

2. Museum Radyapustaka

Bangunan Fasilitas Umum

JL. Slamet Riyadi Ska

PreservasiRevitalisasi

23 Stasiun Balapan Bangunan Fasilitas Transportasi

JL. Hasanudin Ska

PreservasiRekonstruksi

24 Stasiun Purwosari Bangunan Fasilitas

JL. Slamet Riyadi Ska

PreservasiRekonstruk

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 38

No

Nama Obyek Jenis Obyek Alamat Bentuk Konservasi

Transportasi si25 Stasiun Jebres Bangunan

Fasilitas Transportasi

JL. Urip Sumoharjo Ska

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi26 Beteng

VastenburgBangunan militer

Jl. Jendral Sudirman Ska

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi27 Kantor Kodim Bangunan

MiliterJl. Slamet Riyadi Preservasi

Rekonstruksi

28 Bekas kantor Brigit 6

Bangunan Militer

Jl. Mr. Sunaryo Ska

PreservasiRekonstruksi

Revitalisasi29 Loji Gandrung Bangunan

KantorJl. Slamet Riyadi

SkaPreservasi

30 Wisma Batari Gedung Pertemuan

Jl. Slamet Riyadi Ska

Preservasi

31 Bekas RS. Kadipolo

Tidak berfungsi Jl. Dr. Rajiman Ska

Preservasi

D Kelompok Bangunan Peribadatan

32.

Masjid Agung Bangunan Ibadah

Jl. Alun-alun Utara Ska

Preservasi

33.

Masjid Al-Wustho Mangkunegaran

Bangunan Ibadah

Jl. Kartini Ska Preservasi

34.

Langgar laweyan Bangunan Ibadah

Laweyan Surakarta

Preservasi

35.

Langgar Merdeka Bangunan Ibadah

Laweyan Surakarta

Preservasi

36.

Gereja St. Antonius

Bangunan Ibadah

Jl. Jend. Sudirman Ska

Preservasi

37.

Vihara Avalokiteswara

Bangunan Ibadah

Jl. Ketandan Ska Preservasi

38.

Vihara Po An Kiong

Bangunan Ibadah

Jl. Yos Sudarso Ska

Preservasi

E Kelompok Gapura, Tugu Monumen, Perabot Jalan

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 39

No

Nama Obyek Jenis Obyek Alamat Bentuk Konservasi

39 Gapura Pembatas Kota (Kleco, Jurug, Grogol)

Gapura Jl. Ach.Yani,Jl. Ir. Sutami,Jl raya solo-

wonogiri

Preservasi

40 Gapura Keraton (Klewer, gladag, Batangan, Gading)

Gapura Baluwarti Ska Preservasi

41 Tugu Lilin Tugu/Monumen Penumping Ska Preservasi42 Tugu Cembengan Tugu/Monumen Jebres Ska Preservasi43 Tugu Kalirogo Tugu/Monumen Jl. Slamet Riyadi Preservasi44 Tugu Jam Pasar

GedeTugu/Monumen Jl. Urip

SumoharjoPreservasi

45 Tugu tiang Lampu Gladag

Tugu/Monumen Jl. Salmet Riyadi Preservasi

46 Monumen 45 Banjarsari

Tugu/Monumen Jl. Stabelan Ska Preservasi

47 Monumen Pasar Nongko

Tugu/Monumen Kelurahan Mangkubumen

Ska

Preservasi

48 Monumen Panularan

Tugu/Monumen Kel. Panularan Ska

Preservasi

49 Monumen Sondakan

Tugu/Monumen Kel. Sondakan Ska

Preservasi

50 Monumen Pejuang TP

Tugu/Monumen Jl. Hassanudin Ska

51 Monumen Gerilya Tugu/Monumen Jl. Veteran / Honggowongso

52 Monumen Gerilya Masetepe

Tugu/ Monumen

Jl. Tentara Pelajar

53 Monumen Stadion Sriwedari

Monumen Jl. Slamet Riyadi Ska

Preservasi

54 Patung Slamet Riyadi

Tugu/ Monumen

Jl. Slamet Riyadi Ska

Preservasi

55 Patung Gatot Subroto

Tugu/ Monumen

Jl. Slamet Riyadi Ska

Preservasi

56 Patung ronggowarsito

Tugu/ Monumen

Jl. Slamet Riyadi Ska

Preservasi

57 Jembatan Arifin Jembatan Jl. Arifin Ska Preservasi58 Monumen pensai

Pancasila (di kedung kopi)

Monumen Kel. Sewu Preservasi

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 40

No

Nama Obyek Jenis Obyek Alamat Bentuk Konservasi

59 Patung Suratin Tugu/ Monumen

Jl. Gajah Mada Ska

Preservasi

60 Jembatan Pasar Harjonegoro

Perabot Jalan Jl. Urip Sumoharjo Ska

Preservasi

61 Monumen Guru PGRI (di SMP 10 Jl. Kartini)

Monumen Jl. Kartini Ska Preservasi

62 Jembatan Pasar Legi

Perabot Jalan Jl. S. Parman Preservasi

F Ruang Terbuka / Taman

63 Makam Ki Ageng Henis

Makam (Sejarah Pajang)

Kel. Laweyan Preservasi

64 Taman Sriwedari Taman Jl. Slamet Riyadi Preservasi65 Patilasan

Panembahan Senopati

Ruang terbuka Kel. Sewu Preservasi

66 Taman Balekambang

Taman Kel. Manahan Preservasi

67 Taman Jurug Taman Jl. Ir. Sutami Preservasi68 Taman Banjarsar Ruang terbuka Kel. Stabelan

BanjarsariPreservasi

69 TMP Kusuma Bhakti

Makam Pahlawan

Jl. Ir. Sutami Preservasi

70 Makam Putri Cempo

Makam/ Petilasan

Jl. Popda Preservasi

Sumber : Surakarta Dalam Angka, 2015

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 41

Tabel 2.20Rekapitulasi Tamu Hotel di Kota Surakarta Tahun 2014-2016

NO KLASIFIKASI HOTEL

2014 2015 *) Agustus 2016Jumlah

Hotel

Tamu

Asing

Tamu Domes

tik

Jumlah

Jumlah

Hotel

Tamu Asing

Tamu Domes

tik

Jumlah Jumlah

Hotel

Tamu Asing

Tamu Domest

ik

Jumlah

HOTEL BINTANG1 Bintang 5 2 124 105.45

5105.57

93 644 134.72

1 135.36

53

1.663 4

4.767 46.

4302 Bintang 4 4 14.33

9 189.31

5203.65

47 21.48

0222.330 243.81

08

6.518 13

2.487 139.

0053 Bintang 3 6 953 115.67

4116.62

714 3.2

81 225.

006 22

8.28713

712 12

1.932 122.

6444 Bintang 2 6 294 73.61

1 73.90

58

476 122.

127 12

2.6039

572 12

0.487 121.

0595 Bintang 1 7 30 53.

341 53

.37110

8 175.

891 17

5.89910

222 3

9.375 39.

5976 Bintang

Baru5

HOTEL NON BINTANG

6 Non Bintang 116 561 427.259

427.820

103 379.456

379.456

103 9

230.063

230.072

7 Non Bintang Baru

2

Jumlah 146 16.30

1

964.655

980.956

145 25.889

1.259.531

1.285.420

146 9.696

689.111

698.807

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 42

Sumber: Dinas Pariwisata Kota Surakarta, 2016

Laporan Akhir Kajian Revitalisasi Infrastruktur Pariwisata Dalam Rangka Menggerakkan Ekonomi Masyarakat II- 43