III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.2...
Transcript of III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.2...
19
19
III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah yang merupakan
anggota dari kelompok ternak Lembusari, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan,
Kabupaten Sumedang.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan kuantitatif. Informasi dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Informasi yang diperlukan dikumpulkan dari
responden dengan menggunakan kuesioner (Yunasaf dan Tasripin, 2011).
3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kelompok ternak Lembusari, Desa
Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Penentuan lokasi ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut :
a. Memiliki strata kepemilikan ternak yaitu strata kepemilikan ternak kecil,
menengah, dan besar.
b. Merupakan kelompok ternak yang berprestasi di KSU Tandangsari.
c. Merupakan salah satu kelompok ternak dengan jumlah anggota terbanyak
diantara kelompok ternak lain yang tergabung di KSU Tandangsari.
20
20
3.2.2 Teknik Penentuan Sampel
Penentuan responden dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang
merupakan anggota dari kelompok ternak Lembusari. Penarikan sampel dilakukan
menggunakan “Disproportional Stratified Random Sampling”. Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi
kurang proporsional (Sugiyono, 2009). Strata dalam penelitian ini yaitu skala
kepemilikan usaha ternak, yaitu strata satu (S1) dengan skala usaha 1-3 ekor sapi
perah betina produktif, strata dua (S2) dengan skala usaha 4-6 ekor sapi perah
betina produktif, dan strata tiga (S3) dengan skala usaha ≥ 7 ekor sapi perah betina
produktif (Suryadi dkk., 1989). Berikut adalah kepemilikan sapi perah di
kelompok ternak Lembusari.
Tabel 1. Skala Kepemilikan Sapi Perah Betina Produktif di Kelompok Lembusari,
Desa Cilembu
No. Sub
Kelompok
Jumlah
Peternak
Skala Kepemilikan
Kecil Menengah Besar
1 Lembu Sari 1 41 34 5 2
2 Lembu Sari 2 32 22 9 1
3 Lebak Jawa 17 14 2 1
4 Dandangsari 2 2 0 0
Jumlah 92 72 16 4
Sumber: Kepala Urusan Rekording dan Penyuluhan KSU Tandangsari, 2015
Berdasarkan data tabel diatas, maka pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan perhitungan:
Peternak berskala kecil : 72 𝑥 25 % = 18 orang peternak skala kecil
Peternak berskala menengah : 16 𝑥 75 % = 12 orang peternak skala menengah
Peternak berskala besar : 4 𝑥 100 % = 4 orang peternak skala besar
21
21
Berdasarkan metode penarikan sampel dan perhitungan yang dilakukan,
maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 34 orang untuk mewakili kelompok
ternak tersebut. Hal ini berdasarkan pada ketentuan bahwa sampel yang besar jika
jumlahnya lebih besar atau sama dengan (≥) 30, maka akan mendekati kurva
distribusi normal (Singarimbun dan S. Efendi, 1995).
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden yaitu para
peternak sapi perah dengan menggunakan kuesioner yang telah
disusun guna mendapat informasi yang digunakan.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh untuk melengkapi data
primer melalui penelusuran literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini serta dari data kelompok Lembusari dan KSU
Tandangsari.
22
22
3.3 Operasional Variabel
Berdasarkan dengan penelitian ini maka terdapat dua variable yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
Variable yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah skala kepemilikan ternak sapi
perah produktif. Pemberian skor berdasarkan skala likert (ordinal), berjenjang dari
satu sampai tiga. Dimensi atau frekuensi yang diukur adalah:
1. Jumlah kepemilikan ternak sapi perah produktif, yaitu pengukuran
jumlah kepemilikan ternak sapi perah betina dewasa yang sedang dalam
masa laktasi.
Penilaian jumlah kepemilikan ternak sapi perah produktif diberi nilai 3,
2, dan 1.
Bila peternak memiliki sapi perah betina dewasa laktasi 7 ekor atau
lebih diberi nilai 3
Bila peternak memiliki sapi perah betina dewasa laktasi 46 ekor
diberi nilai 2
Bila peternak memiliki sapi perah betina dewasa laktasi 13 ekor
diberi nilai 1
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kebutuhan informasi
peternak, yaitu kebutuhan informasi peternak terhadap Sapta Usaha Peternakan
(SUP). Pemberian skor berdasarkan skala likert (ordinal), berjenjang dari satu
sampai tiga. Dimensi atau frekuensi variabel yang diukur dalam hal ini adalah:
23
23
1. Tingkat Kebutuhan Informasi Bibit dan Reproduksi
a. Pemilihan bibit
Informasi pemilihan bibit meliputi informasi : perkembangan harga
bibit, ciri-ciri bibit yang baik, silsilah, dan produksi susu induknya.
Penilaian pada informasi pemilihan bibit diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai harga bibit, ciri-ciri bibit yang baik,
silsilah, dan produksi susu induknya diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua atau tiga informasi) diantara harga
bibit, ciri-ciri bibit yang baik, silsilah, dan produksi susu
induknya diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara harga
bibit, ciri-ciri bibit yang baik, silsilah, atau produksi susu
induknya diberi nilai 1
b. Cara pembibitan
Informasi cara pembibitan yang dikembangkan meliputi informasi:
perkawinan alam, Inseminasi Buatan (IB), Straw, dan Transfer
Embrio (TE). Penilaian pada cara perkawinan diberi nilai 3, 2, dan
1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai perkawinan alam, Inseminasi Buatan,
Straw, dan Transfer Embrio diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua hingga tiga informasi) diantara
perkawinan alam, Inseminasi Buatan, Straw, dan Transfer
Embrio diberi nilai 2
24
24
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara
perkawinan alam, Inseminasi Buatan, Straw, atau Transfer
Embrio diberi nilai 1
c. Penanganan estrus/birahi
Informasi estrus/birahi meliputi informasi: ciri-ciri birahi (gelisah,
nafsu makan berkurang, serta vagina memerah, bengkak, dan
berlendir bening), siklus birahi, dan kelainan siklus birahi
(anestrus, birahi tidak teratur, dan birahi tenang). Penilaian pada
penanganan estrus/birahi diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai ciri-ciri birahi, siklus birahi, dan kelainan
siklus birahi diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara ciri-ciri birahi,
siklus birahi, dan kelainan siklus birahi diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara ciri-ciri
birahi, siklus birahi, atau kelainan siklus birahi diberi nilai 1
2. Tingkat Kebutuhan Informasi Pakan
a. Pemberian hijauan
Informasi pemberian hijauan kepada ternak meliputi informasi:
jenis hijauan (hijauan segar dan hijauan yang diawetkan), kualitas
hijauan (kandungan protein tercerna), dan ketersediaan hijauan.
Penilaian pada pemberian pakan diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai jenis hijauan, kualitas hijauan, dan
ketersediaan hijauan diberi nilai 3
25
25
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara jenis hijauan,
kualitas hijauan, dan ketersediaan hijauan diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara jenis
hijauan, kualitas hijauan, atau ketersediaan hijauan diberi nilai
1
b. Pemberian konsentrat
Informasi pemberian konsentrat kepada ternak meliputi informasi:
komposisi nutrisi (total nutrisi tercerna dan protein kasar), bahan
pakan penyusun konsentrat, dan harga konsentrat. Penilaian pada
pemberian konsentrat diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai komposisi nutrisi, bahan pakan penyusun
konsentrat, dan harga konsentrat diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara komposisi
nutrisi, bahan pakan penyusun konsentrat, dan harga
konsentrat diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara komposisi
nutrisi, bahan pakan penyusun konsentrat, atau harga
konsentrat diberi nilai 1
c. Jumlah pemberian hijauan dan konsentrat
Informasi jumlah pemberian hijauan dan konsentrat kepada ternak
meliputi informasi: fisiologis ternak (umur, produksi susu, dan
bobot badan), ketersediaan hijauan dan konsentrat, dan harga yang
terjangkau. Penilaian pada jumlah pemberian hijauan dan
konsentrat diberi nilai 3, 2, dan 1.
26
26
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai fisiologis ternak, ketersediaan hijauan dan
konsentrat, dan harga yang terjangkau diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara fisiologis ternak,
ketersediaan hijauan dan konsentrat, dan harga yang terjangkau
diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara fisiologis
ternak, ketersediaan hijauan dan konsentrat, atau harga yang
terjangkau diberi nilai 1
3. Tingkat Kebutuhan Informasi Pemeliharaan
a. Membersihkan sapi
Informasi membersihkan sapi meliputi informasi: frekuensi
memandikan sapi (2 kali sehari), bagian-bagian tubuh sapi yang
wajib dibersihkan (lipatan paha, ambing, dan puting), dan cara
membersihkan tubuh sapi (disikat dan disiram air bersih). Penilaian
pada informasi membersihkan sapi diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai frekuensi memandikan sapi, bagian-bagian
tubuh sapi yang wajib dibersihkan, dan cara membersihkan
tubuh sapi diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara frekuensi
memandikan sapi, bagian-bagian tubuh sapi yang wajib
dibersihkan, dan cara membersihkan tubuh sapi diberi nilai 2
27
27
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara frekuensi
memandikan sapi, bagian-bagian tubuh sapi yang wajib
dibersihkan, atau cara membersihkan tubuh sapi diberi nilai 1
b. Membersihkan kandang
Informasi membersihkan kandang sapi meliputi informasi:
frekuensi membersihkan kandang (2 kali sebelum pemerahan, 1
kali saat siang hari), bagian-bagian kandang yang wajib
dibersihkan (lantai dan dinding kandang), dan cara membersihkan
kandang (disemprotkan air bertekanan tinggi). Penilaian pada
informasi membersihkan kandang diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai frekuensi membersihkan kandang, bagian-
bagian kandang yang wajib dibersihkan, dan cara
membersihkan kandang diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara frekuensi
membersihkan kandang, bagian-bagian kandang yang wajib
dibersihkan, dan cara membersihkan kandang diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara frekuensi
membersihkan kandang, bagian-bagian kandang yang wajib
dibersihkan, atau cara membersihkan kandang diberi nilai 1
c. Pemerahan
Informasi pemerahan sapi perah meliputi informasi: frekuensi
pemerahan (2 kali sehari), pemeriksaaan kesehatan dan kebersihan
sapi, pemerah, dan alat pemerah, teknik pemerahan (dengan dua
jari atau lima jari). Penilaian pada pemerahan diberi nilai 3, 2, dan
1.
28
28
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai frekuensi pemerahan, pemeriksaan
kesehatan dan kebersihan sapi, pemerah, dan alat pemerah, dan
teknik pemerahan diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara frekuensi
pemerahan, pemeriksaan kesehatan dan kebersihan sapi,
pemerah, dan alat pemerah, dan teknik pemerahan diberi nilai
2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara frekuensi
pemerahan, pemeriksaan kesehatan dan kebersihan sapi,
pemerah, dan alat pemerah, atau teknik pemerahan diberi nilai
1
d. Pencatatan (Recording)
Informasi pencatatan meliputi informasi: jumlah pakan yang
diberikan pada setiap ekor per hari, jumlah produksi setiap
hari/bulan, perkawinan, dan identifikasi induk dan anak. Penilaian
pada pencatatan diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai jumlah pakan yang diberikan pada setiap
ekor per hari, jumlah produksi setiap hari/bulan, perkawinan,
dan identifikasi induk dan anak diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua hingga tiga informasi) diantara
jumlah pakan yang diberikan pada setiap ekor per hari, jumlah
produksi setiap hari/bulan, perkawinan, dan identifikasi induk
dan anak diberi nilai 2
29
29
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara jumlah
pakan yang diberikan pada setiap ekor per hari, jumlah
produksi setiap hari/bulan, perkawinan, dan identifikasi induk
dan anak diberi nilai 1
4. Tingkat Kebutuhan Informasi Perkandangan
a. Tipe kandang
Informasi tipe kandang sapi perah meliputi informasi: tipe
konvensional/ stanchion barn (semua aktivitas dilakukan di
kandang), tipe loose housing (aktivitas memerah, memakan hijauan
dan konsentrat, serta istirahat dalam bangunan terpisah), dan tipe
free stall system (kandang tanpa penyekat sehingga sapi leluasa
bergerak). Penilaian tipe kandang diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai tipe kandang konvensional, loose housing,
dan free stall system diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara tipe kandang
konvensional, loose housing, dan free stall system diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara tipe
kandang konvensional, loose housing, atau free stall system
diberi nilai 1
b. Persyaratan kandang
Informasi persyaratan kandang sapi perah meliputi informasi :
letak kandang (jauh dari pemukiman penduduk dan tidak tertutup
pepohonan), ventilasi baik, konstruksi kokoh (permanen atau tidak
permanen), masuk sinar matahari, lantai kandang (keras, tidak
licin, kemiringan lantai 2-3 cm), terdapat drainase, dan terdapat
30
30
tempat penampung kotoran. Penilaian persyaratan kandang diberi
nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai letak kandang, ventilasi baik, konstruksi
kokoh, masuk sinar matahari, lantai kandang, terdapat
drainase, dan terdapat tempat penampung kotoran diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (empat hingga enam informasi) diantara
letak kandang, ventilasi baik, konstruksi kokoh, masuk sinar
matahari, lantai kandang, terdapat drainase, dan terdapat
tempat penampung kotoran diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (satu hingga tiga informasi) diantara letak
kandang, ventilasi baik, konstruksi kokoh, masuk sinar
matahari, lantai kandang, terdapat drainase, dan terdapat
tempat penampung kotoran diberi nilai 1
c. Peralatan kandang
Informasi peralatan kandang meliputi informasi: peralatan dasar
kandang (milk can, lap, saringan, ember, sapu lidi, sikat, tali, dan
sekop), rak peralatan susu, mesin pemerah susu otomatis, dan
mesin chopper hijauan. Penilaian peralatan kandang diberi nilai 3,
2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai peralatan dasar kandang, rak peralatan
susu, mesin pemerah susu otomatis, dan mesin chopper hijauan
diberi nilai 3
31
31
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua hingga tiga informasi) diantara
peralatan dasar kandang, rak peralatan susu, mesin pemerah
susu otomatis, dan mesin chopper hijauan diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara peralatan
dasar kandang, rak peralatan susu, mesin pemerah susu
otomatis, atau mesin chopper hijauan diberi nilai 1
5. Tingkat Kebutuhan Informasi Pengendalian Penyakit
a. Pengetahuan penyakit ternak
Informasi penyakit ternak meliputi informasi: milk fever
(kekurangan Ca dalam darah), mastitis (radang ambing),
brucellosis (keguguran menular), anthrax (radang limpa),
tuberculosis (TBC), penyakit kaki dan mulut (PMK), cacing hati,
dan bloat. Penilaian pengetahuan penyakit ternak diberi nilai 3, 2,
dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai penyakit milk fever, mastitis, brucellosis,
anthrax, tuberculosis, penyakit kaki dan mulut, cacing hati, dan
bloat diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (empat hingga tujuh informasi) diantara
penyakit milk fever, mastitis, brucellosis, anthrax, tuberculosis,
penyakit kaki dan mulut, cacing hati, dan bloat diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (satu hingga tiga informasi) diantara
penyakit milk fever, mastitis, brucellosis, anthrax, tuberculosis,
penyakit kaki dan mulut, cacing hati, atau bloat diberi nilai 1
32
32
b. Pencegahan dan penanggulangan penyakit
Informasi pencegahan dan penanggulangan penyakit meliputi
informasi: menjaga kebersihan kandang, memotong kuku,
memandikan sapi, membersihkan ambing sebelum dan sesudah
pemerahan, vaksinasi, dan pemberian antibiotik. Penilaian
pencegahan dan penanggulangan penyakit diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai menjaga kebersihan kandang, memotong
kuku, memandikan sapi, membersihkan ambing sebelum dan
sesudah pemerahan, vaksinasi, dan pemberian antibiotik diberi
nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (tiga hingga lima informasi) diantara
menjaga kebersihan kandang, memotong kuku, memandikan
sapi, membersihkan ambing sebelum dan sesudah pemerahan,
vaksinasi, dan pemberian antibiotik diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (satu hingga dua informasi) diantara
menjaga kebersihan kandang, memotong kuku, memandikan
sapi, membersihkan ambing sebelum dan sesudah pemerahan,
vaksinasi, atau pemberian antibiotik diberi nilai 1
6. Tingkat Kebutuhan Informasi Pasca Panen
a. Pengolahan susu
Informasi pengolahan susu meliputi informasi: pengawetan susu
konvensional (pendinginan dan pemanasan), teknologi pemrosesan
susu (pasteurisasi, sterilisasi, UHT, susu bubuk), dan pengolahan
susu menjadi produk olahan (yoghurt, es krim, keju, dsb.).
Penilaian pengolahan susu diberi nilai 3, 2, dan 1.
33
33
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai pengawetan susu konvensional, teknologi
pemrosesan susu, dan pengolahan susu menjadi produk olahan
diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara pengawetan susu
konvensional, teknologi pemrosesan susu, dan pengolahan
susu menjadi produk olahan diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara
pengawetan susu konvensional, teknologi pemrosesan susu,
atau pengolahan susu menjadi produk olahan diberi nilai 1
b. Sarana pengolah susu
Informasi sarana pengolah susu meliputi informasi: mesin
pasteurisasi, cooling unit (alat menampung dan menyimpan susu
segar dalam kondisi dingin), dan transfer tank (wadah untuk
menampung dan membawa susu segar). Penilaian pada sarana
pengolah susu diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai mesin pasteurisasi, cooling unit, dan
transfer tank diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara mesin
pasteurisasi, cooling unit, dan transfer tank diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara mesin
pasteurisasi, cooling unit, atau transfer tank diberi nilai 1
34
34
c. Pengemasan susu
Informasi pengemasan susu meliputi informasi: pengemasan susu
menggunakan botol plastik, pengemasan susu menggunakan
kaleng logam, dan pengemasan susu menggunakan karton
tetrapaks. Penilaian pengemasan susu diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai pengemasan susu menggunakan botol
plastik, pengemasan susu menggunakan kaleng logam, dan
pengemasan susu menggunakan karton tetrapaks diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara pengemasan susu
menggunakan botol plastik, pengemasan susu menggunakan
kaleng logam, dan pengemasan susu menggunakan karton
tetrapaks diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara
pengemasan susu menggunakan botol plastik, pengemasan
susu menggunakan kaleng logam, atau pengemasan susu
menggunakan karton tetrapaks diberi nilai 1
d. Pemanfaatan limbah
Informasi pemanfaatan limbah meliputi informasi: pengolahan
kompos dari kotoran ternak, pengolahan energi biogas dari
kotoran ternak, dan pengolahan pupuk organik cair (POC) dari
kotoran ternak. Penilaian pemanfaatan limbah diberi nilai 3, 2, dan
1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai pengolahan kompos dari kotoran ternak,
pengolahan energi biogas dari kotoran ternak, dan pengolahan
pupuk organik cair (POC) dari kotoran ternak diberi nilai 3
35
35
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara pengolahan
kompos dari kotoran ternak, pengolahan energi biogas dari
kotoran ternak, dan pengolahan pupuk organik cair (POC) dari
kotoran ternak diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara
pengolahan kompos dari kotoran ternak, pengolahan energi
biogas dari kotoran ternak, atau pengolahan pupuk organik cair
(POC) dari kotoran ternak diberi nilai 1
7. Tingkat Kebutuhan Informasi Pemasaran
a. Penjualan susu
Informasi penjualan susu meliputi informasi: harga standar susu
per liter, tingkat harga susu di koperasi dan konsumen, dan standar
kualitas susu (total solid, kadar lemak, berat jenis). Penilaian
penjualan susu diberi nilai 3, 2, dan 1.
Bila peternak mempunyai antusias yang tinggi akan kebutuhan
informasi mengenai harga standar susu per liter, tingkat harga
susu di koperasi dan konsumen, dan standar kualitas susu
diberi nilai 3
Bila peternak mempunyai antusias yang sedang akan
kebutuhan informasi (dua informasi) diantara harga standar
susu per liter, tingkat harga susu di koperasi dan konsumen,
dan standar kualitas susu diberi nilai 2
Bila peternak mempunyai keinginan yang biasa saja akan
kebutuhan informasi (salah satu informasi) diantara harga
standar susu per liter, tingkat harga susu di koperasi dan
konsumen, atau standar kualitas susu diberi nilai 1
36
36
Berpedoman pada variabel tingkat kebutuhan informasi peternak, maka
didapat kebutuhan informasi peternak (Yi), diperoleh dari nilai total seluruh
jawaban responden atas pernyataan yang dirumuskan menjadi beberapa
pertanyaan yang terdiri dari tiga buah pilihan yang berskala ordinal yang terdiri
dari 3, 2, dan 1. Batas bawah kelas interval adalah nilai terendah ± 0,5 dan batas
atas kelas interval adalah nilai tertinggi ± 0,5 (Sudjana, 2002).
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
= (20 x 3 + 0,5) − (20 𝑥 1 − 0,5)
3
= 60,5 − 19,5
3 = 13,67
= 13, 67 dibulatkan menjadi 14
Banyak interval kelas adalah tiga kategori kelas. Kategori tingkat
kebutuhan informasi peternak adalah:
20,00 33,00 : Kebutuhan informasi peternak rendah
34,00 47,00 : Kebutuhan informasi peternak sedang
48,00 61,00 : Kebutuhan informasi peternak tinggi
37
37
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang
telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil
pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga
memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang
membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut (Sudijono, 1987).
3.4.2 Koefisien Korelasi
Data yang didapatkan dalam penelitian ini, diukur untuk masing-masing
indikator variabel dengan skala ordinal. Model analisis yang digunakan untuk
mengukur hubungan antar variabel adalah analisis korelasi peringkat Rank
Spearman, yaitu data ditentukan dengan mengurangkan faktor-faktor pembeda
(didasarkan atas perbedaan jenjang pada tiap individu) dari koefisien untuk
hubungan langsung yang sempurna (Siegel, 1997) dengan rumus:
𝑟𝑠 = Ʃ 𝑥𝑖² + Ʃ 𝑦𝑖² + Ʃ 𝑑𝑖²
√Ʃ 𝑥𝑖² + Ʃ 𝑦𝑖²2
Dimana:
Ʃ xi² = N³ − N
12− Ʃ Tx
Ʃ yi² = N³−N
12− Ʃ Ty
Ʃ Tx = t³ − t
12
Ʃ Ty = t³ − t
12
38
38
Keterangan:
rs = Korelasi Rank Spearman
xi = Variabel x (variabel bebas)
yi = Variabel y (variabel terikat)
Tx = Jumlah Rank kembar pada variabel x
Ty = Jumlah Rank kembar pada variabel y
N = Jumlah populasi responden
di = Jumlah kuadrat selisih rank kembar antara variabel x dan variabel y
3.4.3. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis satu arah, untuk
melihat hubungan variabel X dan variabel Y, dengan pernyataan hipotesis apabila:
H0 : p = 0, Tidak terdapat hubungan yang positif antara skala kepemilikan ternak
dengan kebutuhan informasi bagi peternak sapi perah.
H1 : p > 0, Terdapat hubungan yang positif antara skala kepemilikan ternak
dengan kebutuhan informasi bagi peternak sapi perah.
Interpretasi terhadap koefisien korelasi variabel berdasarkan aturan
Guilford (1956) yang dikutip oleh Rakhmat (1998):
Tabel 2. Derajat Hubungan dan Penafsiran
Nilai Koefisien Hubungan
rs < 0,20 Hubungan rendah sekali, lemah sekali
0,20 < rs ≤ 0,40 Hubungan rendah tapi pasti
0,40 < rs ≤ 0,70 Hubungan cukup berarti
0,70 < rs ≤ 0,90 Hubungan kuat
0,90 < rs ≤ 1,00 Hubungan sangat kuat, dapat
diandalkan
Sumber: Guilford (1956) dalam Rakhmat (1998)