III. Manajemen Bencana & Kese Darurat - Copy

76
MANAJEMEN BENCANA & PENANGANAN KESEHATAN DARURAT IV

description

manajemen bencana

Transcript of III. Manajemen Bencana & Kese Darurat - Copy

Slide 1

MANAJEMEN BENCANA &PENANGANAN KESEHATANDARURATIVBATASAN/PENGERTIANManajemen bencana adalah upaya sistimatis dan komprehensif untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat dan akurat untuk menghindari terjadinya korban (Morbidity dan Mortality) dan kerugian lain yang ditimbulkannya.Lanjutan..Keadaan darurat adalah situasi/kondisi kehidupan atau kesejahteraan individu manusia atau masyarakat akan terancam, apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat dan segera, sekaligus menuntut tanggapan dan cara penanganan yang luar biasa (diluar prosedur rutin/standar)Lanjutan..Manajemen Kedaruratan (Emergency Manajemen)

Adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaa dan penanggulangan kedaruratan pada :Menjelang (siaga kedaruratan)Saat (tanggap darurat)Segera setelah terjadi keadaan darurat (pemulihan darurat).Lanjutan..MANAJEMENKEDARURATANSIAGA DARURATTANGGAP DARURATPEMULAIHAN DARURATKESIAP SIAGAANMEMINIMALISIRKORBANPENINGKATANKESADARANMASYARAKATPERLINDUNGANMASYARAKATTUJUAN MANAJEMEN BENCANAMANAJEMENBENCANAKesiap-siagaanMempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang tidak diinginkan.

2.Meminimalisir korbanMenekan kerugian dan korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana atau peristiwa.Lanjutan Lanjutan..Meningkatkan kesadaran masyarakatMeningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi tentang bencana sehingga terlibat dalam proses penanganan bencana

Perlindungan masyarakatMelindungi anggota masyarakat dari bahaya atau dampak bencana sehingga korban dan penderitaan yang dialami dapat dikurangi. AZAS MANAJEMEN BENCANAPenanggulangan bencana merupakan kegiatan yang sangat penting bagi masyarakat, termasuk bagi industri yang berisiko tinggi.

Azas pelaksanaan manajemen bencana dapat dibedakan atas 8 azas yaitu :Lanjutan .AZASMANAJEMENBENCANAKEMANUSIAANKEADILANKESAAM DI DEPAN HUKUMKESEIMBANGAN KESELARASAN & KESERASIANKETERTIBANKEBERSAMAANKELESTARIAN LINGKUNGANIPTEK

1. AZAS KEMANUSIAANAspek manajemen bencana memiliki dimensi kemanusiaan yang tinggi. Korban bencana khususnya bencana alam akan mengalami penderitaan baik fisik, moral maupun material, sehingga memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk memulihkan penderita-an korban.Lanjutan..Banyak kasus-kasus bencana yang menimbulkan tragedi kemanusiaan yang sangat besar, misalnya kasus Lapindo, letusan gunung Merapi, gempa di Sumatera Barat.

Karena itu penerapan manajemen bencana merupakan usaha mulia yang menyangkut aspek kemanusiaan untuk melindungi sesama.2. AZAS KEADILANDalam penanggulangan bencana juga mengandung azas keadilan yang berarti bahwa, dalam penanggulangan bencana tidakboleh ada diskriminasi atau keberpihakan kepada unsur tertentu.

Pertolongan harus diberikan secara menyeluruh tanpa melihat suku, ras, agama dan lain sebagainya.Azas kesamaan dalam hukum dan pemerintahan, dalam arti semua pihak harus tunduk kepada perundang-undangan yang berlaku dan taat azas yang diterapkan.3. AZAS KESAMAAN DALAM HUKUM DAN PERINTAHANArinya semua program yang dikerjakan untuk mengatasi bencana memperhatikan keseimbangan alam, ekologis, sosial, budaya dan lingkungan hidup.

4. AZAS KESEIMBANGAN, KESELESARAN DAN KESERASIAN.Upaya manajemen bencana tidak berarti harus mengorbankan kepentingan yang lain atau aspek kehidupan yang telah dijalankan sehari-hari, namun menempatkannya sebagai kekuatan untuk membangun manajemen bencana.

5. KETERTIBAN DAN KEPASTIAN HUKUMManajemen bencana juga harus mempertimbangkan aspek ketertiban dan kepastian hukum. Program dan penerapannyaharus senantiasa berlandaskan hukum yang berlaku dan ketertiban anggota masyarakat lainnya.6. AZAS KEBERSAMAANMasalah bencana tidak bisa diselesaikan secara partial atau hanya oleh satu pihak saja, namun harus melibatkan seluruh anggota masyarakat atau komunitas yang ada.

Termasuk dalam hal ini adalah keterlibatan semua sektor dalam pemerintahan misalnya ABRI/POLRI, Departemen-depatemen atau Lembaga Sosial yang ada.Manajemen bencana juga harus memperhatikan aspek lingkungan hidup di sekitarnya. Banyak sekali benturan akan terjadi dalam menjalankan manajemen bencana dengan aspek lingkungan7. AZAS KELESTARIAN LINGKUNGANPenerapan manajemen bencana hendaknya dilakukan secara ilmiah dan memanfaatkan teknologi yang tepat guna.

Bencana sangat erat dengan berbagai disiplin ilmu seperti geografi, geologi, ekonomi, budaya, teknologi dan sebagainya, semuanya harus dimanfaatkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.8. AZAS ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGIPemerintah telah banyak mengeluarkan beberapa peraturan dan perundang-undangan mengenai bencana untuk memberikan landasan hukum dalam pelaksanaan penanganan bencana di lapangan.

Beberapa perundangan yang terkait dengan manajemen bencana antara lain :PERUNDANG-UNDANGAN BENCANA Lanjutan..UU No. 24 tahun 2007, tentang Penanggulang-an Bencana. UU ini mengatur berbagai hal mengenai penanganan bencana di Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008, tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. PP ini memuat antara lain tentang kriteria bencana, perencanaan manajemen bencana, identifikasi risiko bencana dan analisis risiko bencana.Lanjutan..PP No. 22 tahun 2008, tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.PP No. 23 tahun 2008, tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam penanggulangan bencana.Kepres No. 8 tahun 2008, tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)I N T E R V A LVTUGAS POKOK BNPBMemberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup :Pencegahan bencanaPenanganan tanggap daruratRehabilitasiRekonstruksi secara adil dan merata.Lanjutan..2)Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan perturan perundang-undangan. Misalnya dalam penanganan pasien yang sakit, tetap harus sesuai dengan protap penanganan pasien yang telah ditetapkan sebelumnya.Lanjutan..Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat.

Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap bulan dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

Lanjutan..Menggunakan dan mempertanggung jawabkan sumbangan/bantuan, baik yang bersumber dari sumbangan dalam negeri maupun dari lembaga Internasional.

Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBN.Lanjutan..Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota)FUNGSI BNPBBNPB mempunyai fungsi antara lain untuk :Perumusan dan penetapan kebijaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengunsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien.Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.Lanjutan..Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 tahun 2008 tentang, Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Pedoman ini memuat beberapa hal misalnya :Bagaiman cara menyusun suatu rencana penanggulangan bencana.Bagaimana menentukan tingkat risiko bencana.Bagaimana menyusun prosedur penyusunan rencana penanggulangan bencana.PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANATAHAPPRABENCANATANGGAP DARURATPASCABENCANAPenyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap prabencana meliputi 2 hal yaitu :

Dalam situasi tidak terjadi bencana.

Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.PRABENCANA1. SITUASI TIDAK TERJADI BENCANAPenyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi berbagai kegiatan misalnya :

Perencanaa penanggulangan bencanaPengurangan risiko bencana (mitigasi)Upaya pencegahanLanjutan..Pemanduan dalam perencanaan pembangunanPersayaratan anlisis risiko bencanaPelaksanaan dan penegakan rencana tata ruangPendidikan dan pelatihanPersayaratan standar teknis penanggulangan bencanaPERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANAPerencanaan penanggulangan bencana pada prabencana meliputi :Pengenalan dan pengkajian ancaman bencanaPemahaman tentang kerentanan masyarakatAnalisis kemungkinan dampak bencanaPilihan tindakan pengurangan risiko bencanaPenentuan mekanisme kesiapan dan penanggulang- an dampak bencanaAlokasi tugas, kewenangan dan sumber daya yang tersedia.

Lanjutan..Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan dengan :BNPB untuk tingkat nasionalBPBD Provinsi untuk tingkat provinsiBPBD Kabupaten/Kota untuk tingkat Kabupaten/Kota.

Rencana penanggulangan bencana ditetapkan oleh Pemerintah/Pemerintah daerah, sesuai dengan kewenangannya untuk jangka waktu 5 tahunLanjutan..Rencana penanggulangan tersebut, secara berkala ditinjau tiap 2 tahun, atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Dalam penyusunan rencana penanggulangan harus mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan oleh Kepala BNPBPENGURANGAN RISIKO BENCANA (MITIGASI)Yang dimaksud dengan pengurangan risiko bencana adalah :

Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan.

Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencanaLanjutan..Upaya pengurangan risiko bencana dapat dilakukan melalui kegiatan :

Pengenalan dan pemantauan risiko bencana.Perencanaan partisipatif penanggulangan bencanaPengembangan budaya sadar bencanaPeningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencanaPenerpapan upaya fisik, nonfisik dan pengaturan penanggulangan bencana.Lanjutan..Untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana dilakukan penyusunan rencana aksi pengurangan risiko bencana.

Rencana aksi pengurangan risiko bencana terdiri dari :Rencana aksi tingkat nasional pengurangan risiko bencana.Rencana aksi tingkat daerah (Kab/Kota) pengurangan risiko.Lanjutan..Rencana aksi tingkat nasional ditetapkan oleh BNPB setelah berkoordinasi dengan instansi/lembaga yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan nasional.Rencana aksi tingkat daerah disusun secara menyeluruh dan terpadu dalam suatu forum yang meliputi unsur pemerintah, non pemerintah, masyarakat, dunia usaha di daerah yang bersngkutan yang dikoordinir oleh BPBD.Rencana aksi pengurangan risiko ditetapkan dalam jangka waktu 3 tahun, dapat ditinjau sesuai kebutuhan.UPAYA PENCEGAHANYang dimaksud dengan pencegahan pada prabencana adalah cara dan upaya untuk mengurangi ancaman bencana dan kerentanan pihak yang terancam bencana.

Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :Melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana.Lanjutan..2)Pemantauan terhadap : Pengusaaan dan pengelolaan sumber daya alamPenggunaan teknologi tinggi.

Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

4)Penguatan ketahanan sosial masyarakatPEMANDUAN PENANGGULANGAN BENCANAPemanduan penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota)

Yang dimaksud dengan cara pemanduan adalah memasukkan unsur-unsur penanggu-langan bencana ke dalam rencana pemba-ngunan nasional dan regional.PERSYARATAN ANALISIS RISIKO BENCANATujuan dari analisis risiko bencana adalah untuk mengetahui dan menilai tingkat risiko dari suatu kondisi atau kegiatan yang dapat menimbulkan bencana.

Penyusunan dan penetapan persyaratan analisis risiko melibatkan instansi/lembaga terkait dan ditetapkan oleh Kepala BNPB ditingkat nasional dan BPBD ditingkat daerah.Lanjutan..Kegunaan persyaratan analisis risiko bencana adalah :

Bahan di dalam penyusuanan analisis mengenai dampak lingkungan. Penataan tata ruang Pengambilan tindakan pencegahanMitigasi bencana PENEGAKAN RENCANA TATA RUANGPelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang wilayah.Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi :Penataan ruangStandar keselamatanPenerapan sangsi bagi pelanggarnya.Pemerintah betanggung jawab untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan tata ruang dan pemenuhan standar keselamatan.PENDIDIKAN DAN PELATIHANTujuan dari pendidikan dan pelatihan menghadapi bencana adalah :

Meningkatkan kesadaran masyarakatMenggugah kepedulian masyarakatMeningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakatLanjutan..Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam mengahdapi bencana dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dalam bentuk pendidikan formal dan pendidikan non formal dalam bentuk :Pelatihan dasar.Lanjutan.Teknis. Simulasi.Gladi.I N T E R V A LVI2. SITUASI TERDAPAT POTENSI TERJADI BENCANAPenyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana adalah :

Kesiap-siagaanPeringatan diniMitigasi bencana1. KESIAP-SIAGAANYang dimaksud dengan kesiap-siagaan penanggulangan bencana adalah suatu kegiatan untuk memastikan terlaksnanya tindakan yang cepat dan tepat pada saat terjadi bencana.

Pelaksanaan kegiatan kesiap-siagaan dilakukan oleh instansi/lembaga yang berwenang, baik secara teknis maupun administratif yang dikoordinasikan oleh BNPB dan atau BPBD.Lanjutan Bentuk kegiatan kesiap-siagaan adalah :Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana.Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini.Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencanaPengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan gladi tentang mekanisme tanggap daruratLanjutan Penyiapan lokasi evakuasiPenyusunan data akurat, informasi dan pemutahiran prosedur tetap tanggap darurat bencanaPenyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan saran.

Penanggung jawab kegiatan kesiap-siagaan adalah pemerintah (Pusat/Daerah) dan dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga usaha2. PERINGATAN DINI Yang dimaksud dengan peringatan dini bencana adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil tindakan cepat dalam rangka mengurangi risiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat.Lanjutan Kegiatan yang termasuk dalam tindakan peringatan dini adalah :Mengamati gejala bencanaMenganisis data hasil pengamatanMengambil keputusan berdasarkan hasil analisis.Menyebar luaskan hasil keputusanMengambil tindakan oleh masyarakat.Lanjutan Pengamatan gejala bencana dilakukan oleh instansi/lembaga yang berwenang sesuai dengan ancaman bencana yang ada atau gejala-gejala bencana yang kemungkinan akan terjadi, dengan memperhatikan kearifan lokal.

Instansi/lembaga yang berwenang meyampaikan hasil analisisnya kepada BNPB/BPBD sesuai dengan lokasi dan tingkat bencana, sebagai dasar dalam mengambil keputusan dan menentukan tindakana peringatan.

3. MITIGASIMitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.

Kegiatan mitigasi bencana meliputi :Perencanaan dan pelaksanaan penataan ruang yang berdasarkan pada analisis risiko bencana.Pengaturan pembangunan infrastruktur dan tata bangunan.Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, baik secara konvensional maupun modern.Lanjutan Pembangunan infrastruktur dan tata bangunan wajib menerapkan aturan standar teknis bangunan yang ditetapkan oleh instansi/lembaga berwenang.

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, wajib menerapkan aturan standar teknis sebagaimana yang telah ditetapkan oleh instansi/lembaga berwenang.Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat (terjadi bencana) dikendalikan oleh BNPB/BPBD yang meliputi :Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber daya.Penentuan status keadaan darurat bencana.Penyelamatan dan evakuasi masyarakat korban bencanaPemenuhan kebutuhan dasar korban bencanaPerlindungan terhadapkelompok rentanPemulihan dengan segera parsarana dan sarana vital.TANGGAP DARURAT1. PENGKAJIAN CEPAT DAN TEPATPengkajian secara cepat dan tepat dilakukan oleh tim kaji cepat yang dibentuk oleh BNPB/BPBD, untuk menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat dalam penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat.Pengkajian dilakukan melalui identifikasi terhadap :Cakupan lokasi bencanaJumlah korbanKerusakan sarana dan prasaranaGangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintahanKemampuan sumber daya alam baupun buatan.2. PENENTUAN STATUS KEADAAN DARURATPenentuan status keadaan darurat ditetapkan oleh pemerintah (Pusat/Daerah) untuk :

Tingkat nasional oleh Presiden.

Tingkat Provinsi oleh Gubernur .

Tngkat Kabupaten/Kota oleh Bupati atau WalikotaLanjutan Apabila suatu keadaan sudah ditetapkan sebagai status keadaan darurat maka semua pihak harus memberikan kemudahan akses bagi PNPB dan BPBD dalam bidang :

Pengerahan sumber daya manusiaPengerahan peralatanPengerahan logistikImigrasi, cukai dan karantina terkait dengan bantuan dari luarLanjutan Perizinan.Pengadaan barang dan jasa.Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang/barang.Penyelamatan.Komando untuk memerintahkan instansi/lembagaLanjutan Pengerahan sumber daya meliputi :PermintaanPenerimaanPenggunaan sumber daya

Pengerahan sumber daya untuk :Menyelamatkan dan mengevakuasi korban bencanaMemenuhi kebutuhan dasar korban bencanaMemulihkan sarana dan prasarana fital yang rusak akibat bencana.Lanjutan Dalam hal bencana yang terjadi di tingkat kabupaten/kota, maka Kepala BPBD dapat melakukan pengerahan sumber daya sesuai dengan kebutuhan.Apabila sumber daya tidak tersedia, maka pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan kepada :Kab/Kota terdekat yang memiliki sumber daya.Pemerintah provinsi yang bersangkutanPemerintah provinsi terdekatPemerintah tingkat nasional.Pengerahan sumber daya harus dibawakendali BNPB/BPBD.Lanjutan Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang menjadi korban bencana meliputi :Pencarian korban.Pemberian pertolongan sesuai kebutuhan korbanPenyelamatan korban bencana

Penyelamatan dan evakuasi dilakukan oleh tim reaksi cepat dengan melibatkan unsur masyarakat dibawah komando Komandan penanganan darurat bencana.Lanjutan PASCA BENCANAPASCABENCANAREHABILTASIREKONSTRUKSIREHABILITASIKegiatan rehabilitasi pada waialayah pascabenana meliputi :Perbaikan lingkunganPerbaikan sarana dan prasarana umumPemberian bantuan perbaikan pemukimanPemulihan sosial psikologisPelayanan kesehatanLanjutan 6)Rekonsialisasi dan resolusi konflikPemulihan sosial, ekonomi dan budayaPemulihan keamanan dan ketertibanPemulihan fungsi pemerintahanPemulihan fungsi pelayanan publik.

Untuk mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana, pemerintah (Pusat/Daerah) menetapkan skala perioritas kegiatan.Penetapan perioritas beradasarkan hasil analisis kerusakan dan kerugian akibat bencanaLanjutan Kegiatan rehabilitasi merupakan tanggung jawab pemerintah (Pusat/Daerah) yang terkena bencana.

Dalam melakukan rehabilitasi tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku meliputi :Standar konstruksiKondisi sosialAdat istiadatBudayaEkonomi.Lanjutan Pembiayaan kegiatan rehabilitasi bersumber dari dana penanggulangan bencana (APBD Kab/Kota)Apabila sumber dana Kab/Kota terbatas dapat mengajukan permintaan bantuan ke tingkat yang lebih diatas melalui pemerintah provinsi.Selain bantuan pembiayaan, pemerintah Kab/Kota juga dapat mengusulkan permintaan bantuan berupa :Tenaga ahliPeralatanPembangunan prasarana.Lanjutan Pemulihan sosial psikologis, untuk membantu masyarakat memulihkan kembalikehidupan sosial dan kondisi psikologis pada keadaan normal, meliputi :

Bantuan konseling dan konsultasikeluargaPendampingan pemulihan traumaPelatihan pemulihan kondisi psikologis.

Lanjutan Kegiatan pemulihan kondisi kesehatan ditujukan untuk membantu masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, meliputi :Perwatan korban yang sakitPerawatan korban yang meninggalPenyediaan obat-obatanPenyediaan peralatan kesehatanPenyediaan tenaga medis/paramedis yang memadaiKegaiatn rujukanREKONSTRUKSIKegiatan rekonstruksi pada wilayah bencana meliputi :Pembangunan kembali sarana dan prasarana umum.Pembangunan kembali sarana sosial masyarakatMembangkitkan kembali kehidupan sosial budayaPenerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih tahan bencanaMembangkitkan partisispasi masyarakat dan swastaMeningkatkan kondisi ekonomiPeningkatan fungsi pelayanan publikPeningkatan pelayanan utama dalam masyarakat

Lanjut ke chapter berikut