II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI...

16
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahu Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai (Glycine species) dengan cara pengendapan proteinnya dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diijinkan. Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai sebagai pangan fungsional yang mengandung protein, lemak, karbohidrat dan serat yang dibuat melalui proses penggumpalan protein sehingga berbentuk semi padat. Tahu dikenal sebagai produk pangan yang tidak awet dan masa simpan atau daya tahan tahu hanya 1 hari (Harti dkk, 2013). Pengolahan tahu menjadi produk olahan lain sangat diperlukan karena tahu memiliki daya simpan yang rendah, disamping itu juga untuk meningkatkan nilai ekonomisnya (Ernawati, 2013). Tahu dapat diolah menjadi makanan ringan yang berbentuk snack. Snack kering goreng merupakan kue yang sudah dikenal secara turun menurun di masyarakat dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Snack yang sudah banyak dikenal di masyarakat antara lain keciput, kue bawang, kembang goyang,stik tahu, dan stik keju (Aliza, 2010). Sedangkan stik tahu adalah makanan ringan yang berbentuk pipih seperti tongkat dan mempunyai tekstur yang khas serta rasanya yang enak dan gurih. Stik tahu merupakan salah satu produk hasil diversifikasi dari produk tahu. Alasan pengusaha tahu di Kota Kediri melakukan diversifikasi produk tahu berupa stik tahu karena tahu kuning tak mudah dibawa sebagai oleh-oleh dan kurang tahan lama, maka dilakukanlah diversifikasi dari tahu tersebut (Hermawan, 2015). Syarat mutu kerupuk berdasarkan SNI 01- 2713-1992 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI...

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stik Tahu

Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai (Glycine species) dengan cara pengendapan proteinnya dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diijinkan. Tahu merupakan salah satu produk olahan kedelai sebagai pangan fungsional yang mengandung protein, lemak, karbohidrat dan serat yang dibuat melalui proses penggumpalan protein sehingga berbentuk semi padat. Tahu dikenal sebagai produk pangan yang tidak awet dan masa simpan atau daya tahan tahu hanya 1 hari (Harti dkk, 2013). Pengolahan tahu menjadi produk olahan lain sangat diperlukan karena tahu memiliki daya simpan yang rendah, disamping itu juga untuk meningkatkan nilai ekonomisnya (Ernawati, 2013). Tahu dapat diolah menjadi makanan ringan yang berbentuk snack. Snack kering goreng merupakan kue yang sudah dikenal secara turun menurun di masyarakat dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Snack yang sudah banyak dikenal di masyarakat antara lain keciput, kue bawang, kembang goyang,stik tahu, dan stik keju (Aliza, 2010). Sedangkan stik tahu adalah makanan ringan yang berbentuk pipih seperti tongkat dan mempunyai tekstur yang khas serta rasanya yang enak dan gurih. Stik tahu merupakan salah satu produk hasil diversifikasi dari produk tahu. Alasan pengusaha tahu di Kota Kediri melakukan diversifikasi produk tahu berupa stik tahu karena tahu kuning tak mudah dibawa sebagai oleh-oleh dan kurang tahan lama, maka dilakukanlah diversifikasi dari tahu tersebut (Hermawan, 2015). Syarat mutu kerupuk berdasarkan SNI 01-2713-1992 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

6

Tabel 2.1 Syarat Mutu Kerupuk Berdasarkan SNI 01-2713-1992

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Rasa dan aroma Khas Kerupuk 2. Serangga dalam bentuk

stadia dan potongan-potongan serta benda-benda asing

Tidak ternyata

3. Kapang Tidak ternyata 4. Air % Maks. 12 5. Abu tanpa garam % Maks. 1 6. Protein % Maks. 5 7. Serat kasar % Maks. 1 8. Bahan tambahan

makanan Tidak ternyata atau

sesuai dengan peraturan yang berlaku

9. Cemaran logam (Pb, Cu, dan Hg) dan As

Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang berlaku

Sumber : SNI 01-2713-1992

2.2 Kelembagaan Rantai Pasok

Kelembagaan merupakan seperangkat aturan, prosedur, norma perilaku individual, dan kontrol terhadap sumber daya yang sekaligus mengatur hubungan seseorang dengan lainnya. Pengembangan kelembagaan merupakan suatu proses perbaikan yang mencakup struktur dan hubungan diantara anggota dalam organisasi untuk lebih produktif dengan tujuan memenuhi kebutuhan anggotanya secara efektif, efisien dan adil. Kemampuan suatu kelembagaan dalam mengkoordinasikan, mengendalikan sumber interdependensi antar partisan sangat ditentukan oleh kemampuan institusi tersebut mengendalikan sumber interdependensi yang merupakan karakteristik dari komoditas seperti biaya transaksi, resiko dan ketidakpastian (Sianipar, 2012). Suatu kelembagaan dibentuk selalu bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga lembaga mempunyai fungsi. Kelembagaan merupakan konsep

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

7

yang berpadu dengan struktur, artinya tidak saja melibatkan pola aktivitas yang lahir dari segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi juga pola organisasi untuk melaksanakannya (Anantanyu, 2011). Supply chain merupakan sekumpulan aktivitas yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir (Anwar, 2011). Supply chain adalah suatu sistem yang merupakan tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Supply chain juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut (Kartika dkk, 2011). Kelembagaan rantai pasok pada hakekatnya menganalisis hubungan interaksi vertikal antar pelaku dalam rantai pasok (Sejati, 2011). Kelembagaan pada dasarnya merupakan suatu wadah yang merupakan wahana untuk mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan tujuan untuk selanjutnya menetapkan, mengelola dan mengendalikan berbagai keputusan-keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kelembagaan merupakan penjabaran dari suatu tujuan yang selanjutnya berfungsi sebagai pengembangan, pelaksana, dan pengendali dari berbagai aspek tujuan yang ingin dicapai (Sholahuddin, 2001). Keberhasilan kelembagaan rantai pasok dapat terjadi jika kunci sukses (key success factor) dapat diterapkan dengan baik. Kunci sukses tersebut adalah trust building, koordinasi dan kerjasama, kemudahan akses pembiayaan dan dukungan pemerintah (Hasibuan dan Wahyudi, 2011).

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

8

2.3 Elemen Kelembagaan Rantai Pasok

Menurut Saxena (1992) dalam Suharjito dan Marimin (2008), suatu program dapat dibagi menjadi sembilan elemen, yaitu sektor masyarakat yang terpengaruh, Kebutuhan dari program, Kendala utama, Perubahan yang dimungkinkan, Tujuan dari program, Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan, Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, Ukuran aktifitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktifitas, dan Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Elemen kelembagaan rantai pasok yaitu meliputi : 1. Elemen kebutuhan program

Kebutuhan rantai pasok terkait antara satu dengan yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan juga akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan yang lain. Keterkaitan tersebut harus dikelola secara bersama agar memberikan kontribusi yang positif terhadap seluruh anggota rantai pasok dan mengurangi akibat negatif pada setiap anggota rantai pasok (Astuti dkk, 2010). Maflahah (2010), menyatakan bahwa kebutuhan diperlukan untuk mendukung pengembangan industri. Salah satu aspek penting dalam suatu perusahaan adalah modal kerja perusahaan. Modal kerja sangat berpengaruh terhadap berjalannya operasi suatu perusahaan sehingga modal kerja harus senantiasa tersedia dan terus-menerus diperlukan bagi kelancaran usaha, dengan modal yang cukup akan dapat dihasilkan produksi yang optimal (Ismanto dkk, 2014). Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral dalam organisasi, pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi, menuntut setiap organisasi mendapatkan pegawai yang berkualitas dan produktif untuk menjalankan organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi disarankan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan dalam memberikan kontribusi yang optimal, antara lain dengan cara melakukan program pelatihan dan pengembangan (Kalangi, 2015). Kelengkapan barang dagangan merupakan faktor yang penting untuk menarik konsumen (Nurrohman dkk, 2016). Ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis hanya dapat terjadi jika ada koordinasi yang baik antara perusahaan retail dengan pihak-pihak dalam

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

9

rantai pasoknya. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh. Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, dan menentukan pilihan saluran distribusi (Wibowo dkk, 2015). Pemerintah mempunyai peranan yang besar baik sebagai regulator, fasilitator, maupun sebagai penjamin dalam mendapatkan bahan yang terjangkau dan merata. Pemerintah berperan dalam menyediakan kemudahan infrastruktur maupun yang bersifat non fisik seperti pengembangan sumber daya manusia (Mulyadi, 2011). 2. Elemen kendala program

Sebuah program pengembangan dimulai dari kendala–kendala yang ada. Hal inilah yang menjadikan kendala penting untuk dianalisis. Kendala yang ditemukan akan dibuat sebuah hierarki untuk menentukan faktor kunci dari kendala tersebut (Surya dkk, 2016). Kendala kunci harus ditangani terlebih dahulu, sebelum menangani kendala lainnya (Nurani dkk, 2011). Menurut Perdana (2011), produk pertanian mempunyai sifat bulky (volumenya besar), perishable (mudah rusak) dan seasonal (musiman). Penurunan kualitas komoditi pertanian dapat diakibatkan oleh aktivitas distribusi produk komoditi pertanian hingga ke konsumen dikarenakan suatu perubahan waktu, jarak, dan suhu serta media atau sarana pengangkutan dalam setiap mata rantai aktivitas distribusi. Sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam satu perusahaan. Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri (Rayadi, 2012). Menurut Fatimah dan Darna (2011), masalah permodalan masih menjadi kendala utama bagi UKM untuk tumbuh dan berkembang. Permodalan merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan UKM. Pelaku bisnis industri kecil terus menghadapi persaingan diantara sesama pelaku usaha dan bahkan jika memungkinkan merebut pelanggan dari pesaing.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

10

Menurut Adiwijaya (2007), ketatnya persaingan dapat menimbulkan kondisi persaingan yang bersifat negatif seperti adanya perang harga hingga penipuan kepada konsumen. Kekurangan persediaan produk pada distributor akan berakibat kehilangan penjualan, sedangkan kelebihan tertentu akan berakibat menumpuknya produk dan meningkatnya biaya pemeliharaan persediaan (Anwar, 2011). 3. Elemen tujuan program

Kelembagaan merupakan pengembangan dari berbagai tujuan yang selanjutnya berfungsi sebagai pengembangan, pelaksana, dan dan pengendali dari berbagai aspek tujuan yang ingin dicapai (Sholahuddin, 2001). Furqon (2014), menjelaskan bahwa tujuan perusahaan dalam rantai pasok adalah mengintegrasikan aliran barang dan jasa serta informasi sepanjang rantai pasokan/supply chain untuk memaksimalkan nilai kepada pelanggan dan efisiensi biaya. Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Hal ini berarti semakin baik kualitas produk, maka konsumen semakin merasa puas terhadap produk tersebut (Monica dan Anshori, 2013). Kualitas produk yang tetap dalam keadaan baik akan menyebabkan kepuasaan konsumen tetap terjaga terhadap produk yang didistribusikan dan keuntungan yang diinginkan tercapai serta image perusahaan akan baik dimata konsumen (Prabhaningrum dkk, 2016). Menurut Astiti dkk (2013), dalam sebuah perusahaan, hal yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang maksimum. Besarnya harga yang diberikan oleh supplier/perusahaan kepada pelanggan, akan mempengaruhi jumlah keuntungan yang didapat. 4. Elemen lembaga yang terlibat Suatu rantai pasok terdiri dari berbagai pihak, baik terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung. Lembaga pada rantai pasok terkait antara satu dengan yang lain. Perubahan yang terjadi pada salah satu lembaga rantai pasok dapat berpengaruh terhadap lembaga yang lain (Astuti dkk, 2010). Nur dkk (2010), menjelaskan bahwa sistem kelembagaan dapat mengatur dan menjembatani proses pengadaan bahan baku sehingga terjamin asal usul bahan baku dan memudahkan pihak industri maupun pihak pengguna untuk membuat standarisasi.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

11

Supplier merupakan salah satu bagian supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu pabrik (Mauidzoh dan Zabidi, 2007). Supplier merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku dan bahan pendukung (Talumewo dkk, 2014). Manufaktur adalah yang melakukan pekerjaan membuat, mengkonversikan, ataupun menyelesaikan barang. Pada rantai pasok, manufaktur adalah pengolah bahan baku dan membuat nilai tambah untuk komoditas tersebut (Marimin dan Maghfiroh, 2010). Menurut Setiawan (2014), agen dagang adalah pedagang perantara yang diberi hak oleh pabrik atau pedagang besar untuk menjual suatu barang pada suatu kota tertentu.Retailer merupakan orang atau bisnis yang menjual barang eceran. Retailer disebut juga dengan pengecer, merupakan peyalur barang secara langsung kepada konsumen (Hayati, 2014). 5. Elemen tolok ukur untuk menilai setiap tujuan Elemen tolok ukur diperlukan sebagai acuan akan keberhasilan dari tujuan program (Maflahah, 2010). Elemen tolok ukur dapat diuraikan menjadi beberapa sub-elemen sehingga dapat diketahui sub-elemen kuncinya. Sub-elemen kunci tersebut harus menjadi perhatian utama untuk keberhasilan pengembangan suatu program (Antuli, 2007). Tercapainya tolok ukur yang telah ditentukan, diharapkan pengembangan program dapat berjalan dengan optimal (Irnawati, 2013). 6. Elemen perubahan yang dimungkinkan Elemen perubahan yang dimungkinkan adalah perubahan yang diharapkan dan bisa terwujud apabila dilaksanakan suatu program pengembangan (Wiana dkk, 2015). Elemen perubahan yang dimungkinkan diperlukan untuk mencapai tujuan program sebagai suatu solusi (Rasdan, 2013). Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi (Azhar, 2003).

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

12

7. Elemen sektor masyarakat yang terpengaruh Elemen sektor masyarakat yang terpengaruh merupakan elemen yang menguraikan masyarakat yang akan terpengaruh dari adanya pengembangan suatu program (Irnawati, 2013). Pengembangan Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang mampu memberikan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat karena setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, berkembangnya UMKM juga akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat (Khamarullah dkk, 2014). 8. Elemen aktivitas yang diperlukan guna perencanaan tindakan Perencanaan merupakan tindakan untuk menentukan tujuan organisasi dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya. Perencanaan penting sekali untuk dilaksanakan karena tanpa perencanaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai, dan tanpa perencanaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan. Perencanaan dapat meminimalkan resiko kegagalan dalam organisasi dan ketidakpastian tindakan dengan mengasumsikan kondisi di masa mendatang dan menganalisis konsekuensi dari setiap tindakan yang akan dilaksanakan (Rusniati dan Haq, 2014). Kebutuhan akan perencanaan didasarkan pada pertimbangan adanya percepatan perubahan lingkungan organisasi yang akan menimbulkan ketidakpastian dalam lingkungan organisasi (Machmud dan Sidharta, 2013). 9. Elemen ukuran aktifitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai

oleh setiap aktifitas Evaluasi merupakan upaya untuk menilai proses pelaksanaan rencana, ada tidaknya penyimpangan dan tercapai tidaknya sasaran yang ditetapkan sesuai rencana yang telah dibuat, ditujukan pada suatu obyek tertentu dan periode tertentu (Wulandari, 2016). Menurut Munthe (2015) evaluasi program merupakan proses deskripsi, pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dan

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

13

membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.

2.4 Metode Interpretive Structural Modelling

Interpretive structural modelling atau ISM merupakan suatu teknik pemodelan deskriptif yang merupakan alat strukturisasi untuk mengetahui hubungan langsung dengan dasar pengambilan keputusan adalah secara kelompok. Penggunaan model struktural bertujuan untuk mengetahui permasalahan sistem yang kompleks (Sianipar, 2012). ISM menganalisis elemen-elemen yang terdapat pada sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafik dari hubungan langsung antar elemen dan tingkat hierarki. Aspek yang terkait dalam implementasi model dibagi menjadi elemen-elemen, dimana setiap elemen diuraikan menjadi sejumlah sub-elemen (Irnawati dkk, 2013). Interpretive Structural Modelling (ISM) merupakan alat strukturisasi dalam pemodelan deskriptif. Teknik ISM dibagi menjadi dua tahap yaitu penyusunan hierarki dan klasifikasi sub elemen (Surya dkk, 2016). Prinsip dasarnya adalah identifikasi struktur dari suatu sistem yang memberikan nilai manfaat yang tinggi guna menggabungkan sistem secara efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Menurutt Nurani dkk (2014), langkah-langkah analisis ISM adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi elemen-elemen

Menurut George dan Pramod (2014), langkah pertama dalam pemodelan struktural adalah mengidentifikasi dan menentukan elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen diperoleh dari literatur dan diskusi para ahli. Menurut Phofl et al (2011), tahapan pertama yaitu menentukan elemen yang berkaitan dengan permasalahan yang dapat dilakukan dengan survei.

2. Penetapan hubungan kontekstual antar elemen Menurut Phofl et al (2011), hubungan kontekstual harus menyatakan kemungkinan hubungan antar elemen. Hubungan dapat berupa komparatif maupun pengaruh.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

14

Menurut George dan Pramod (2014), penentuan hubungan kontekstual dilakukan berdasarkan hipotesis para ahli.

3. Pembentukan Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Menurut Attri et al (2013), pembentukan SSIM berdasarkan hubungan kontekstual yang telah ditetapkan seusai dengan tujuan pemodelan. Menurut Indrawanto (2009), matriks ini merupakan hasil persepsi pakar responden terhadap hubungan kontekstual antar elemen atau antar sub elemen. Empat macam simbol untuk menyajikan tipe hubungan yang ada adalah:

a. Simbol V untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah ditetapkan diatas antara elemen Ei terhadap elemen Ej, tetapi tidak sebaliknya.

b. Simbol A untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah ditetapkan diatas antara elemen Ej terhadap elemen Ei, tetapi tidak sebaliknya.

c. Simbol X untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah ditetapkan diatas secara timbal balik antara elemen Ei dengan elemen Ej.

d. Simbol O untuk menyatakan tidak adanya hubungan kontekstual yang telah ditetapkan diatas antara elemen Ei dan elemen Ej.

4. Pembentukan Reachability Matrix (RM) Menurut Nurani et al (2011), reachability matrix merupakan matriks yang digunakan untuk mengubah simbol V, A, X, dan O dalam SSIM menjadi bilangan biner. Aturan konversi dari SSIM menjadi matriks RM adalah (Indrawanto, 2009) :

a. Jika hubungan Ei untuk Ej = V pada SSIM, sehingga elemen Eij = 1 dan Eji = 0 dalam RM.

b. Jika hubungan Ei untuk Ej = A pada SSIM, sehingga elemen Eij = 0 dan Eji = 1 dalam RM.

c. Jika hubungan Ei untuk Ej = X pada SSIM, sehingga elemen Eij = 1 dan Eji = 1 dalam RM.

d. Jika hubungan Ei untuk Ej = O pada SSIM, sehingga elemen Eij = 0 dan Eji = 0 dalam RM.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

15

5. Pembuatan level partitioning Level partitioning digunakan untuk mengelompokkan elemen di level yang berbeda. Terdapat dua perangkat yaitu reachability set (Ri) yang merupakan set elemen-elemen yang dapat dicapai oleh elemen Ei, dan antecedent set (Ai) yang merupakan set elemen-elemen dimana elemen Ei dapat dicapai (Nurani dkk, 2014). Menurut Phofl et al (2011), tujuan dari tahap ini adalah memudahkan pembentukan digraph dari reachability matrix dengan menggunakan sekumpulan elemen yang saling terkait.

6. Pembentukan canonical matrix Menurut Indrawanto (2009), pembentukan matrik ini bertujuan untuk mengelompokkan elemen-elemen yang berada pada level yang sama. Matriks ini kemudian digunakan untuk mempersiapkan digraph.

7. Digraph Digraph merupakan sebuah grafik yang menggambarkan elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung, dan level hierarki (Nurani, 2014). Menurut Ristianingrum (2014), digraph dipersiapkan dari canonical matrix kemudian komponen transitivitas dihilangkan sehingga diperoleh digraph akhir.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis kelembagaan dengan menggunakan metode Interpretive structural modelling ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

No Nama Jurnal Hasil Penelitian

1. Sianipar, M. Jurnal AGROINTEK Vol. 6 No. 1 Hal. 8-15 (2012)

Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan pelaku-pelaku kunci dalam penegmbangan kelembagaan sistem bagi hasil antara petani kopi dan agroindustri kopi. Lembaga yang berperan sebagai pelaku kunci

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

16

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu (Lanjutan)

No Nama Jurnal Hasil Penelitian

dalam pengembangan sistem bagi hasil dengan menggunakan metode ISM adalah fasilitator dan agroindustri kopi. Lembaga lain yang mempunyai daya dorong tinggi untuk mendorong berjalannya sistem bagi hasil meskipun tidak tergantung pada sistem meliputi pedagang pengumpul, lembaga keuangan dan bank, eksportir dan pemerintah daerah. Lembaga yang akan terlibat dalam sistem bagi hasil apabila pelaku atau lembaga lainnya telah berpartisipasi dalam mendorong sistem bagi hasil adalah petani, kelompok tani, pemerintah pusat, perguruan tinggi dan lembaga litbang.

2.

Maflahah, I. Jurnal AGROINTEK Vol. 4 No. 2 Hal. 87-99 (2010)

Tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan model kelembagaan pengembangan industri talas yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 elemen yang dikaji meliputi elemen kebutuhan, elemen kendala, elemen tujuan, elemen pelaku, elemen tolok ukur, dan elemen perubahan. Kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan industri talas adalah dukungan pemerintah. Kendala yang dialami dalam pengembangan

industri talas adalah lemah sistem kelembagaan, kurang adanya dukungan pemerintah dalam pengembangan talas dan kurangnya pembinaan terhadap

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

17

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu (Lanjutan)

No Nama Jurnal Hasil Penelitian

petani. Tujuan dari model kelembagaan pengembangan industri talas adalah mewujudkan kelembagaan yang kuat. Lembaga atau pelaku kunci dalam pengembangan industri talas adalah pedagang. Tolok ukur sistem kelembagaan pengembangan industri talas adalah meningkatnya diversifikasi produk talas. Perubahan yang diinginkan pada sistem kelembagaan industri talas adalah terbentuknya kelompok tani yang mandiri di lokasi-lokasi pertanaman talas.

3. Indrawanto C

Jurnal Informatika Pertanian Vol.18 No. 1 Hal. 1-18 (2009)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen kunci yang harus diperhatikan dalam pengembangan industri akar wangi Indonesia. Elemen yang dikaji pada penelitian ini adalah elemen kendala dan elemen tujuan program. Terdapat 10 kendala program serta terdapat 4 kendala yang merupakan sub-elemen kunci. Kendala yang merupakan sub-elemen kunci pada program adalah ketidakstabilan permintaan minyak akar wangi, ketidakstabilan harga minyak akar wangi di pasar internasional, belum adanya varietas akar wangi dengan produktivitas dan kadar minyak tinggi dan kurangnya pembinaan terhadap petani dan penyuling. akar wangi. Terdapat 11 tujuan program serta terdapat 4 tujuan

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

18

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu (Lanjutan)

No Nama Jurnal Hasil Penelitian

yang merupakan sub-elemen kunci. Tujuan yang merupakan sub-elemen kunci pengembangan industri akar wangi adalah menstabilkan permintaan terna akar wangi, meningkatkan dan menstabilkan harga terna akar wangi, menstabilkan permintaan minyak akar wangi dan meningkatkan dan menstabilkan harga minyak akar wangi.

4. Ma’sum A A, Dachyar M, Yadrifil, dan Pratama N R.

Journal of Engineering and Applied Science Vol. 10 No. 18 Hal 8300-8306 (2015)

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lembaga yang berperan secara dominan dalam penerapan kebijakan subsidi bahan bakar pada sektor perikanan di Indonesia serta hambatan dalam penerapan kebijakan subsidi bahan bakar pada sektor perikanan di Indonesia. Elemen yang dikaji pada penelitian ini yaitu lembaga yang terlibat dan hambatan yang terdapat dalam penerapan kebijakan subsidi bahan bakar pada sektor perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 lembaga yang terlibat dan 7 lembaga yang merupakan elemen kunci dalam penerapan kebijakan

subsidi bahan bakar dalam sektor perikanan. Lembaga yang merupakan elemen kunci tersebut adalah deputi bidang energi dan sumberdaya mineral, departemen kelautan dan perikanan, direktorat kapal perikanan dan peralatan

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

19

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu (Lanjutan)

No Nama Jurnal Hasil Penelitian

perikanan, direktorat pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha, direktorat minyak dan gas pengembangan bisnis hilir, biro hukum, direktorat bahan bakar. Terdapat 11 hambatan dalama penerapan kebijakan serta terdapat 2 hambatan kunci yaitu kebijakan satu harga dan distribusi pada stasiun bahan bakar

5. Ristianingrum A, Chozin M A, Sugiyanta, Machfud, dan Mulatsih S.

Journal of Economics, Management and Accounting Vol. 2 No. 1 Hal 11-31 (2014)

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan model struktural sistem pertanian padi organik. Terdapat 5 elemen yang dikaji dalam penelitian ini yaitu sektor komunitas yang terpengaruh, kebutuhan program, kendala utama, tujuan program, aktivitas yang diperlukan, lembaga yang terlibat. Elemen kunci pada sektor komunitas yang terpengaruh adalah penyuluh lapang. Elemen kunci pada kebutuhan program adalah kebijakan pemerintah, komitmen pemerintah, dan koordinasi antar lembaga yang terkait. Elemen kunci pada kendala yaitu kurangnya komitmen pemerintah. Elemen kunci tujuan yaitu meningkatnya kesuburan tanah. Elemen kunci pada aktivitas yang diperlukan yaitu pelatihan budidaya padi organik. Lembaga yang berperan kunci dalam sistem pertanian padi organik yaitu bank.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stik Tahurepository.ub.ac.id/8137/3/BAB II.pdf · Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses

20