ii - Islamic University

81
i

Transcript of ii - Islamic University

i

ii

iii

iv

v

MOTTO

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan

membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa

yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi

penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang

yang khianat (QS. An-Nisa:105)

vi

ABSTRAK

Aman soderi; SPI. 152215; “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penerbitan Akta

Kelahiran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan

(Tinjauan Yuridis Pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi)”

Skripsi ini bertujuan mengetahui kewenangan pemerintah daerah dalam

penerbitan akta kelahiran yang ditinjau dari Undang-undang Nomor 24 tahun 2013

untuk mengetahui kewenangan pemerintah daerah dalam penerbitan akta kelahiran

yang ditinjau dari undang-undang nomor 24 tahun 2013 di kabupaten muaro

jambi. jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data

dengan dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini ialah Pertama: Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala

sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Kedudukannya demikian penting sebab

sah atau tidaknya perbuatan orang dalam kaitan organisasi ditentukan oleh tingkah

lakunya berdasarkan prosedur itu. Kedua: Dalam Prosedur Pembuatan Akta

Kelahiran di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro

Jambi Yakni Terdapat Dua Faktor Yaitu Kendala Teknis Dan Kendala Non

Teknis, Ketiga: Dalam Implikasi Penerbitan Akta Kelahiran Menurut UU No 24

Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi Akta

kelahiran juga mempunyai arti penting bagi diri seorang anak, tentang kepastian

hukum si anak itu tersendiri Pencatatan Sipil didalam memberikan pelayanan Akta

Kelahiran kepada masyarakat secara lebih merata dan bermutu dengan

mewujudkan suatu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan

yang ada.

Kata Kunci: Administrasi Kependudukan, Akta Kelahiran

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahrobbil‟alamiin segala puji bagi Allah SWT Sang pencipta dengan

segala kehendaknya. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah

memberikan do‟anya, cinta, perhatian serta motivasi kepada saya dalam menimba

ilmu.

Teruntuk kedua orang tua tercinta:

Terimakasih untuk semua yang ayahanda dan ibunda berikan selama ini, harapan, doa

serta dorongan kepada ananda selama ananda menimba ilmu, hingga akhirnya skripsi

ini selesai. Skripsi ini ananda hadiahkan kepada ayahanda dan ibunda, semoga bisa

menjadi salah satu kebanggaan terindah.

Teruntuk istriku terkasih:

Terimakasih untuk pengorbanan yang tidak kenal lelah sepanjang waktu selama ini.

Teruntuk anak-anakku tercinta:

Terimakasih atas pengertiannya selama ayahandamu ini menimba ilmu

Para sahabat seperjuangan Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syari‟ah UIN STS

Jambi:

Serta yang selama ini selalu memberikan arahan dan masukan kepada saya yakni:

Dosen Pembimbing I: Dr. Bahrul Ulum S.Ag, M.A

Dosen Pembimbing II: Ulya Fuhaida S.Hum, M.Si

Ketua jurusan Ilmu Hukum Tata Negara Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas

Syari‟ah UIN STS Jambi: Abdul Razak, S.HI., M.IS

Sekjur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi: Ulya

Fuhaida S.Hum, M.Si

Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam tidak lupa dipanjatkan dan

dicurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya,

sahabatnya,semoga kita semua selalu di beri syafa‟at oleh Beliau hingga Yaumil

Akhir Nanti, aamiin yaa Robbal „alamiin.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

ujian akhir Program Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin

Jambi, dengan Judul :

“Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penerbitan Akta Kelahiran

Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi

Kependudukan (Tinjauan Yuridis Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Muaro Jambi)”.

Melalui Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua,

mertua, istriku Nurmala yang tercinta dan terkasih, anak-anakku Aditiya Amrullah,

M. Thoriq Nurrahman dan Azizah Sabilarahman tersayang, serta semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penulisan Skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negri (UIN)

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak DR. A.A Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Negri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Abdul Razak, S.HI., M.IS, selaku Ketua Program Ilmu Hukum Tata

Negara Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

4. Bapak Dr. Bahrul Ulum S.Ag, M.A, sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Ulya Fuhaida S.Hum, M.Si, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan penulisan Skripsi ini.

ix

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

MOTTO .............................................................................................................. . iv

ABSTRAK ......................................................................................................... . v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Bataasan Masalah .................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah .................................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 9

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 22

BAB II METODE PENELITIAN ....................................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ .. 23

B. Jenis Penelitian ................................................................................... . 23

C. Pendekatan Penelitian ...................................................................... .. 23

D. Sumber Data .................................................................................... ... 24

E. Unit Analisis ................................................................................... ... 26

F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ .... 26

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... .... 28

H. Sistematika Penulisan .................................................................... ... 30

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................

A. Kabupaten Muaro Jambi .................................................................... ... 32

B. Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jamb34

C. Fungsi dan Tugas Dukcapil ................................................................ 36

xi

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN .................................

A. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran ...................................................... 39

B. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Prosedur Pembuatan Akta

Kelahiran ............................................................................................... 56

C. Prosedur Penerbitan Akte Kelahiran Terhadap Pemenuhan Hak Masyarakat

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi

Kependudukan .............................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 65

A. Kesimpulan ............................................................................................. 65

B. Saran ...................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang ada didunia. Negara

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dalam segala aspek.

Perkembangan ini terjadi dari tahun ketahun dialami agar negara kita ini semakin

baik dalam banyak hal. Salah satu yang sedang di benahi adalah birokrasi, yang mana

perubahan birokrasi ini kita kenal sebagai Reformasi Birokrasi1.

Reformasi birokrasi terjadi lantaran era orde baru telah berganti, pada orde

baru ini kebobrokan perilaku birokrat sangat kental terlihat2. Pada tahun 1998 inilah

orde baru digantikan dengan reformasi birokrasi, dengan harapan perubahan besar

terjadi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik yang

menyangkut dimensi kehidupan politik, sosial, ekonomi maupun kultural3. Dari sisi

perspektif reformasi birokrasi adalah administrasi kependudukan4.

Reformasi birokrasi dalam perspektif Administrasi Publik adalah menjalankan

reformasi administrasi yang diartikan sebagai sebuah proses untuk meningkatkan

proses birokrasi itu sendiri dalam tujuannya meningkatkan pelayanan publik5.

1 Irma Suryani & Jamaluddin, 2016, Pelayanan Administrasi Kependudukan Pada Kantor Kecamatan Pattallassang Kabupaten

Gowa, Jurnal Office, Vol. 2 No 2

2 Mohammad Thahir Haning, 2018, Reformasi Birokrasi Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Administrasi Publik, Jurnal

Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 4 No. 1, Juni 2018 3Yusriadi, 2018, Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan, Jural Administrasi Publik, 8 (2) Desember 2018. 4 Mohammad Thahir Haning, 2018, Reformasi Birokrasi Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Administrasi Publik, Jurnal

Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 4 No. 1, Juni 2018 5 Mohammad Thahir Haning, 2018, Reformasi Birokrasi Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Administrasi Publik, Jurnal

Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, Volume 4 No. 1, Juni 2018

1

2

Birokrasi merupakan instrumen dalam masyarakat yang kehadirannya

diperlukan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis bahwa negara mempunyai

misi untuk mensejahterakan masyarakat. Karena birokrasi dianggap masih belum

efisien, dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi masih tidak jelas, tetapi

masih ditangani pemerintah, karena itu negara harus terlibat langsung dalam

memproduksi barang dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyat. Negara secara aktif

terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu negara membangun sistem

administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan masyarakat yang disebut

dengan istilah birokrasi6.

Terkait dengan birokrasi, konsep dari Max Weber (2009) yang dikenal

melalui ideal type birokrasi modern (Weber, 2009). Model ini sering dijadikan

rujukan dalam berbagai birokrasi di Indonesia, yang dalam penerapan tidak

sepenuhnya dapat dilaksanakan. Tipe ideal tersebut melekat dalam struktur organisasi

rasional dengan prinsip “rasionalitas”, dengan ciri pembagian kerja, pelimpahan

kewenangan, impersonalitas, kualifikasi teknis dan efisiensi. Pada dasarnya, tipe ideal

birokrasi yang digagas oleh Weber bertujuan menghasilkan efisiensi dalam

pengaturan negara. Namun dalam pelaksanaannya konsep Weber sudah tidak lagi

sepenuhnya dapat dilaksanakan, disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Reformasi

Birokrasi diartikan sebagai proses perubahan dari kondisi baru menuju kondisi yang

dikehendaki, karena itu Reformasi Birokrasi merupakan upaya perubahan untuk

merespon kondisi birokrasi saat ini dan tuntutan perbaikan kinerja7.

6 Yusriadi, 2018, Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan, Jural Administrasi Publik, 8 (2) Desember 2018.

7 Weber, M. (2009). Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

3

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain8.

Penyelenggaran yang mengelola adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan

administrasi kependudukan. Berbagai pelayanan administratif, seperti pelayanan

KTP, akte kelahiran, sertifikasi tanah, dan perizinan, merupakan pelayanan yang

diselenggarakan untuk menjamin hak dan kebutuhan dasar warga negara9. Ciri-ciri

birokrasi profesional ke depan adalah birokrasi yang masing masing bagiannya bisa

menciptakan persaingan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik

secara kompetitif

Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan

administrasi kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan

kewenangan meliputi koordinasi antar instansi dalam urusan administrasi

kependudukan, penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan.

Pelaksanana akan pengadministrasian kependudukan ini, Pemerintah Negara

Kesatuan Republik Indonesia telah mengacu berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban

memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan

status hukum atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami

8 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrsi Kependudukan, Pasal 1 9 Didik Fatkhur Rohman, Imam Hanafi, Minto Hadi, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 962-971

4

oleh penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan,

penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan

peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Indonesia dan warga Indonesia, perlu

dilakukan pengaturan tentang administrasi kependudukan.

Posisi birokrasi sebagai pelayan rakyat, haruslah menciptakan suatu sistem

pelayanan publik yang lebih memuaskan dan melahirkan kebijakan publik yang

rasional dan demokratis. Profesionalisme birokrasi tersebut menggambarkan bahwa

tugas utama mereka untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat serta dapat

menjalankan tugasnya demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

tujuan dari suatu negara10

.

Administrasi Kependudukan menjadi semakin penting karena selalu

bersentuhan dengan setiap aktivitas kehidupan di Indonesia. diantaranya adalah saat

pemilu legislatif, pemilu presiden, pemilu kepala daerah, mengurus surat-surat

kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan aktivitas lainnya. Apabila kita akan

berdomisili pada suatu wilayah maka kita harus memiliki tanda domisili yang

dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk11.

Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 menjadi Undang-undang

Nomor 24 Tahun 2013 dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan administrasi

kependudukan sejalan dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang

10 Data Wardana dan Geovani Meiwanda, 2017, Reformasi Birokrasi Menuju Indonesia Baru, Bersih Dan Bermartabat, Jurnal

Pemerintahan, Politik dan Birokrasi Vol. III Nomor 1 April 2017 11 Koko Mulyanto Angkat, Abdul Kadir, Isnaini, 2017, Analisis Pelayanan Administrasi Kependudukan pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Dairi, jurnal Administrasi Publik, Vol. 7 [1] Juni [2017] p-ISSN:2088-527x e-

ISSN: 2548-7787

5

profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak

diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan prima

yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan kependudukan. Penerbitan

administrasi kependudukan sangat erat kaitannya dengan pengelolaan informasi

administrasi kependudukan karena informasi administrasi kependudukan memiliki

nilai strategis bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat, sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan

secara terkoordinasi dan berkesinambungan. Pengelolaan informasi administrasi

kependudukan dikelola secara nasional12

Kewenangan pemerintah daerah dalam mengelola administrasi kependudukan

bersumber dari ketentuan Undang-Undang Pemerintahan daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berbunyi:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan

daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing

mempunyai pemerintahan daerah.

2. Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.

12 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan

Pencatatan Sipil.

6

3. Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) menjalankan otonomi

seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintah

pusat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,

dan daya saing daerah13

.

Dari keterangan tersebut di atas kewenangan penerbitan akta kelahiran telah

tersirat pada pasal 2 ayat (2) artinya pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi

berhak mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri dan pada ayat (3)

pemerintah daerah berhak menyelenggarakan urusan pelayanan publik yang mana

pelayanan publik yang dimaksud termasuk penerbitan administrasi kependudukan

berdasarkan asas pembantuan dalam otonomi daerah. Dalam Undang-Undang tesebut

pengelolaan administrasi kependudukan diserahkan kepada pemerintah daerah

setempat yang bertujuan agar dapat berjalan lebih optimal.

Dalam pelaksanaan pengelolaan administrasi kependudukan khususnya akta

kelahiran dan akta kematian di daerah Kabupaten Muaro Jambi dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Bahwa pengaturan administrasi kependudukan

hanya dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh pelayanan yang

professional dari segenap pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan

peningkatan kesadaran penduduk, khususnya warga masyarakat Kabupaten Muaro

Jambi. Namun kenyataannya di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan data penerbitan

akta kelahiran tahun 2019-2018 masih banyak terdapat masyarakat terutama anak

usia sekolah antara 5-12 tahun ke atas yang belum memiliki akta kelahiran. Di usia

13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan daerah, Pasal 2

7

ini anak sangat membutuhkan akte kelahiran untuk mendapatkan hak pelayanan dasar

terutama hak mendapatkan pendidikan yang layak.

Dari fenomena ini sangat jelas terlihat bahwa pengelolaan administrasi

kependudukan di Kabupaten Muaro Jambi melalui Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi tidak berjalan optimal dan dapat berdampak

pada pemenuhan hak sipil masyarakat atas hak pendidikan. Hak sipil adalah suatu hak

yang melekat pada setiap diri individu sebagai warga negara yang wajib dipenuhi dan

dilindungi oleh negara. Salah satu diantaranya yaitu pemenuhan atas hak pendidikan.

Kurang optimalnya penerbitan akte kelahiran yang dikelola oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi disebabkan karena

sumber daya manusia (SDM) dari pegawai yang jumlahnya tidak sebanding dengan

masyarakat yang ingin dilayani dalam hal untuk mengurus dokumen kependudukan

selain itu kurangnya sarana dan prasarana untuk memberikan penyuluhan kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran tertib administrasi di masyarakat.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi ternyata masih banyak masyarakat yang

belum memiliki akta kelahiran, dengan berbekal data inilah penulis tertarik

melakukan penelitian lebih mendalam yang penulis tulis dalam penulisan skripsi ini

dengan mengambil judul “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penerbitan

Akta Kelahiran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang

Administrasi Kependudukan”.

8

B. Batasan Masalah

Penelitian ini mengangkat dan mendeskripsikan kewenanagan administratif

pemerintah daerah dalam penerbitan dokumen kependudukan berdasarkan Undang-

undang dan implikasinya terhadap pemenuhan hak atas pelayanan bagi masyaraka

dan agar arah penelitian ini tebih fokus, tidak kabur dan sesuai dengan tujuan,

penelitian. Pemerintah daerah dimaksud disini adalah pemerintah kabupaten Muaro

Jambi yang memberi kewenangan kepada dinas terkait yaitu dinas Kependudukan

Catatan Sipil. Agar penelitian ini juga lebih focus penilitian mengambil sampel

sebanyak 16 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berhubungan langsung dengan

penerbitan akte kelahiran yaitu pada Seksi Kelahiran, Bidang Pencatatan Sipil.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pembuatan akta kelahiran pemerintah kabupaten Muaro

Jambi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi?

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam penerbitan akte kelahiran di

kabupaten Muaro Jambi tidak berjalan optimal?

3. Bagaimanakah kewenangan yuridis Pemerintah Daerah dalam penerbitan akta

kelahiran menurut UU No 24 pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi?

9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Ingin mengetahui prsedur pembuatan akta kelahiran penerbitan akte kelahiran di

Kabupaten Muaro Jambi.

2. Ingin mengetahui Faktor penghambat dan pendukung dalam penerbitan akte

kelhiran tidak berjalan optimal.

3. Ingin mengetahui kewenangan yuridis pemerintah daerah dalam implikasi

penerbitan akta kelahiran menurut UU No 24 pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi.

Adapun manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan bagi peningkatan dan perkembangan ilmu

hukum khususnya di bidang Hukum Administrasi Negara dan Hukum Otonomi

Daerah mengenai kewenangan administratif pemerintah daerah kabupaten Muaro

Jambi dalam penerbitan akte kelahiran dan implikasinya terhadap pemenuhan hak

sipil bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pemerintah daerah dalam pengayaan kebijakan pengelolaan kependudukan untuk

meningkatkan tertib administrasi kependudukan khususnya dalam penerbitan akte

kelahiran dalam pemenuhan hak atas bagi masyarakat dan dapat mengetahui sejauh

mana penulis dapat menerapkan ilmu yang dimilikinya.

10

E. Kerangka Teori

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1.1

Kerangka berpik

Administrasi Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2013 Tentang

Administrasi

Kependudukan

Tuntutan

pelayanan

Administrasi

Kependudukan

yang profesional,

memenuhi standar

teknologi

informasi,

dinamis, tertib,

dan tidak

diskriminatif

dalam pencapaian

standar pelayanan

minimal menuju

pelayanan prima

yang menyeluruh

untuk mengatasi permasalahan

kependudukan

Wewenang

Pemerintah

Daerah

Dinas Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil Kabupaten

Muaro Jambi Birokrasi

Pemerintah

Daerah

11

1. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis bahwa negara mempunyai misi

untuk mensejahterakan masyarakat. Karena birokrasi dianggap masih belum efisien,

dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi masih tidak jelas, tetapi masih

ditangani pemerintah, karena itu negara harus terlibat langsung dalam memproduksi

barang dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyat. Negara secara aktif terlibat dalam

kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu negara membangun sistem administrasi yang

bertujuan untuk melayani kepentingan masyarakat yang disebut dengan istilah

birokrasi14

.

Birokrasi adalah organisasi yang ditunjukan untuk memaksimumkan efisiensi

dalam administrasi yang menurut Sayre memiliki ciri-ciri: Spesialisasi tugas-tugas,

hierarki otoritas, badan perundang-undangan, sistem pelaporan dan personel dengan

keterampilan dan peranan khusus-khusus. Sedangkan menurut Mill mengungkapkan

bahwa pekerjaan menjalankan pemerintahan oleh orang-orang yang memerintah

secara profesional, inilah esensi dan arti dari birokrasi15

. Menurut Peter Al Blau &

Charles H. Page, Birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu

pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang16

.

Posisi birokrasi sebagai pelayan rakyat, haruslah menciptakan suatu sistem

pelayanan publik yang lebih memuaskan dan melahirkan kebijakan publik yang

rasional dan demokratis. Profesionalisme birokrasi tersebut menggambarkan bahwa

tugas utama mereka untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat serta dapat

14 Yusriadi, 2018, Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan, Jural Administrasi Publik, 8 (2) Desember 2018. 15

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava Media 16 Poltak Sinambela, Lijan. 2011. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara

12

menjalankan tugasnya demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

tujuan dari suatu negara17

.

Birokrasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Semua kantor pemerintah (all government offices). Bahwa birokrasi

adalah keseluruhan kantor pemerintah yang melaksanakan fungsi-fungsi

publik yang dilakukan secara terus-menerus / permanen tanpa adanya

pengaruh dari perubahan politik yang berkembang . Karena memang

tugas kantor pemerintah dalam pelayanan publik.

b. Semua pegawai pemerintah (all public officials). Bahwa birokrasi adalah

semua pegawai pemerintah baik yang dipilih secara elected (mekanisme

politik) maupun appointed (diangkat). Selain itu pegawai pemerintah

yang dimaksud adalah mereka yang bekerja di kantor-kantor termasuk

mereka yang aktif di lapangan seperti ilmuwan, guru, tentara, polisi dan

sebagainya.

c. Karakteristik negatif ( a general invective). Bahwa sifat negatif birokrasi

antara lain redtape, inefesiensi, kaku, prosedural, korupsi. Namun

sesungguhnya terdapat pula hal-hal dari birokrasi yang baik. Tapi karena

kebaikan birokrasi itu adalah hal yang sudah memang harus dikerjakan

dan memang wajar untuk dilakukan maka tidak sering dan tidak harus di

publish.

17 Data Wardana dan Geovani Meiwanda, 2017, Reformasi Birokrasi Menuju Indonesia Baru, Bersih Dan Bermartabat, Jurnal

Pemerintahan, Politik dan Birokrasi Vol. III Nomor 1 April 2017

13

d. Karakteristik struktural. Bahwa dalam birokrasi tersebut terdapat adanya

pembidangan tugas yang jelas, prinsip hierarki, spesialisasi, dan

profesionalisme. Atau dengan kata lain bahwa birokrasi adalah organisasi

yang berlandaskan sistem kewenangan yang sah dan formal artinya

memiliki legitimasi dan bersifat formal 18

.

Dari uraian yang di paparkan dapat kita tarik kesimpulan bahwa Keberhasilan

suatu negara dapat dilihat dari seberapa besar keberhasilan birokrasinya dalam

mengurus masyarakatnya.

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah kumpulan unit unit lokal dari pemerintah yang

otonom independen dan bebas dari kendali kekuasaan pusat Dalam sistem ini

pemerintahan daerah meliputi institusi institusi atau organisasi yang memberikan

pelayanan kepada masyarakat Institusi demokrasi dalam politik lokal mencerminkan

partisipasi masyarakat karena keterlibatan masyarakat di dalam proses pembuatan

keputusan menjadi salah satu tujuan penting otonomi daerah19

.

Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut: “Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” 20

.

18 Rosalina Ginting & Titik Haryati, 2011, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli

2011 19

R Siti Zuhro, Good Governance Dan Reformasi Birokrasi Di Indonesia 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 angka 2

14

Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 194521

.

Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan di atas,

maka yang dimaksud pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan-urusan

yang menjadi urusan daerah (provinsi atau kabupaten) oleh pemerintah daerah dan

DPRD. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang

meliputi:

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;

4. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman;

5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan

6. Sosial22

.

Sedangkan urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, yaitu:

1. Tenaga kerja;

21

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan 22 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 12 ayat (1)

15

2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

3. Pangan;

4. Pertanahan;

5. Lingkungan hidup;

6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

7. Pemberdayaan masyarakat dan Desa;

8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

9. Perhubungan;

10. Komunikasi dan informatika;

11. Koperasi, usaha kecil dan menengah;

12. Penanaman modal;

13. Kepemudaan dan olahraga;

14. Statistik;

15. Persandian;

16. Kebudayaan;

17. Perpustakaan; dan

18. Kearsipan23

Khusus berkaitan dengan pembagian urusan pemerintahan pusat dengan

pemerintahan daerah dalam bidang pendidikan, dalam Pasal 12 ayat (1) disebutkan

bahwa pendidikan merupakan salah satu urusan pemerintahan wajib, terkait dengan

pelayanan dasar yaitu pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga

negara dan di bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi

23 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 (2)

16

urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Untuk lebih jelasnya

tentang pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan serta aministrasi

kependudukan dan pencatatan sipil antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan

daerah kabupaten/kota.

Dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah merupakan perpanjangan tangan

dari pemerintah pusat dalam mengurusi segala kebutuhan daerah tanpa melupakan

hak dan tanggung jawab yang nantinya akan dilaporkan kembali kepada pemerintah

pusat baik secara tulisan ataupun dengan cara bukti nyata dilapangan tanpa harus di

minta terlebih dahulu.

Jika para birokrat berpedoman kepada Peraturan Pemerintah PP Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 15 tahun 2014 pasal 1

ayat 1 tentang Standar Pelayanan maka akan tercipta pelayanan yang sesuai dengan

standar.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau suatu kesatuan, dan menawarkan

kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Pelayanan

publik dapat pula diartikan pemberian layanan keperluan orang atau masyarakat baik

dalam bentuk jasa maupun dalam bentuk barang mempunyai kepentingan pada

organisasi sesuai cara yang telah ditetapkan. Dengan demikian pelayanan publik

adalah pemenuhan kegiatan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai

17

kebutuhan yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat, yaitu kebutuhan pelayanan

yang menjadi hak masyarakat sebagai warga negara24

.

Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan

dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara

fisik25

.

3. Administrasi Kependudukan

Kata administrasi berasal dari bahasa Latin administrate yang berarti To

Manage26

. Administrasi berarti kegiatan yang berkaiatan dengan penyelenggaraan

pemerintah27

. Administrasi kependudukan adalah serangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan yang

hasilnya untuk pelayanan publik di bidang pemerintahan dan pembangunan28.

Administrasi kependudukan meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.29

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui

Pendaftaran penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan informasi Administrasi

24 Rohman, Didik Fatkhur, Imam Hanafi, Minto Hadi, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 962-971

25 Sinambela, dkk. (2006) Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta, PT. Bumi Aksara. 26 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.

28 27 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.

28 28 Doni Slamet, Eko Retnadi, Partono, 2012, Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Siak) Pada Bagian

Pendaftaran Pindah Datang Penduduk Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut, ISSN : 2302-7339 Vol.

09 No. 04 2012

29 Desi Wulandari Dan Durinta Puspasari, Penerapan Siak (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) Dalam Pengelolaan

Data Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Surabaya

18

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan

sektor lain. Namun, Undang-Undang No 23 tahun 2006 tersebut direvisi menjadi

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013. Perubahan itu meliputi ketentuan umum,

Kewenangan Penyelenggara dan Instansi Pelaksana, Pencatatan Sipil, Data dan

Dokumen Kependudukan. Adapun perubahan dimaksud diharapkan akan semakin

mempermudah masyarakat dalam proses administrasi kependudukannya. Disamping

itu biaya dalam proses pengurusan administrasi kependudukan adalah gratis atau

tidak dipungut bayaran.

Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat

diselenggarakan sebagai bagian dari Penyelenggaraan administrsi negara. Dari sisi

kepentingan penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak

administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan

Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif30.

Pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada

pengertian administrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit,

bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial. Dalam pengertian yang luas

Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-tahapan yang

teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam implementasinya,

administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai

30 Shelly, G. B., dan Rosenblatt, H. J. (2011). Systems Analysis and Design. Boston: Course Technology.

19

fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai

dengan fungsi pengawasan31

.

Administrasi adalah suatu sistem atau sistema yang tertentu, yang memerlukan

input, transportasi, pengolahan dan output tertentu32

. Administrasi adalah keseluruhan

proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu

pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya33

.15

4. Administrasi Menurut Para Ahli

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

dapat ditarik kesimpulan tentang administrasi yaitu proses sosial yang melibatkan

sekelompok orang atau masyarakat dengan melalui tahapan-tahapan yang di koordinir

oleh individu itu sendiri ataupun di koordinir oleh orang yang telah disepakati agar

tercapainya apa-apa yang telah di sepakati sebelumnya.

Selanjutnya Caiden & Siedentopt mengemukakan bahwa keberhasilan

pembaruan dalam administrasi publik terus meningkat melalui enam strategi klasik

(the old strategy), yaitu34

:

Pertama, peningkatan fungsi pemimpin organisasi dalam memahami tugas

dengan baik, mampu memahami tuntutan lingkungan, mampu memanfaatkan bantuan

31 Musanef, Manajemen Usaha Pariwisata Di Indonesia, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,

1995), hlm. 10 32 Prajudi Atmosudirjdo, Administrasi dan Manajemen Umum, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia,

1982), hlm. 39-40. 33 Sondang P. Siagan, Filsafat Administrasi, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997), hlm. 3. 34 Haning, M. Thahir (2015) Reformasi Birokrasi: Desain Organisasi yang Mendukung Pelayanan Publik di Indonesia.

Yogyakarta: Ilmu Giri.

20

dari luar untuk kepentingan organisasi, dan memberdayakan staf, dan melibatkan

dalam pengambilan keputusan.

Kedua, peran pejabat publik yang bersifat teknis dalam implementasi kebijakan

telah mengalami perubahan ke tanggungjawab untuk seleksi dan inisiatif kebijakan,

tanggungjawab manajemen yang besar, kompleksitas organisasi, dari

pengejawantahan tugas pemerintah kepada yang diperintah (to governed), sebagai

wujud terjadinya pembaruan.

Ketiga, organisasi publik yang telah ada dan eksis untuk periode waktu tertentu

tidak dapat dinilai hanya sebagai instrumen belaka, tetapi lebih dipandang sebagai

suatu kelembagaan.

Keempat, banyak organisasi publik tidak punya kompetitor atau pesaing, tidak

ada sektor privat yang dapat menggantikan peran mereka, sehingga terdapat

kecenderungan birokrasi menjadi monopoli dalam pengelolaan berbagai sektor

publik. Dalam prospek jangka panjang fenomena ini perlu dilakukan perubahan

dengan melibatkan pihak swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sektor publik.

Kelima, subyek pembaruan administrasi adalah organisasi yang memiliki skala

besar, cenderung bersifat rigid, konservatif, pola kebiasaan dan bergerak lambat.

Keenam, pembaruan lebih banyak diarahkan pada pencapaian target yang nyata

dan gampang dicapai. Pembaruan di masa lalu dimulai dari perbaikan terhadap mal-

praktek administrasi dalam birokrasi. Perubahan itu dilakukan oleh orang-orang yang

memiliki komitmen dan kemampuan untuk memperbaiki berbagai kesalahan dalam

birokrasi, dengan mencoba memahami akar permasalahan lewat diskusi, kajian, debat

dan sebagainya.

21

Pelaksanaan pelayanan administrasi yang diharapkan oleh masyarakat yakni :

1. Birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan

pada hal pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan menghindarkan kesan

pendekatan kekuasaan dan kewenangan.

2. Birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan

organisasi modern, ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan

antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak perlu ditangani

(termasuk membagi tugas-tugas yang dapat diserahkan kepada masyarakat).

3. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan sistem dan prosedur

kerjanya yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern yakni:

pelayanan cepat, tepat, akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas,

efesiensi biaya dan ketepatan waktu.

4. Birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik dari pada

sebagai agen pembaharu (change of agent ) pembangunan,

5. Birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi

yang kinerjanya kaku menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih

desentralistis, inovatif, flrksibel dan responsive35

.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya yang

menmilii hampir sama dengan tema yang diangkat peneliti, dian taranya.

35 Muhammad Rizky Faisal, 2017, Analisis Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Kependudukan

Di Kabupaten Mamuju Tengah, Skripsi, Universitas Hasanuddin Makassar

22

1. Jamaluddin dengan judul skripsi: “STRATEGI PEMERINTAH

KABUPATEN TANJAB TIMUR TEHADAP PELAYANAN E-KTP YANG

DITINJAU DARI PERDA NO 23 TAHUN 2014” jenis penelitian deskripsi

kualitatif dengan wawancara, observasi dan dokumentasi, indikator kesamaan

maupun perbedaannya yakni pada prosedur yang berbeda serta penanganan

terkait pelayanan pembuatan e-ktp.

2. Randa sofian dengan judul sekripsi : “MEKANISME PEMBUATAN E-KTP

DALAM ERA DIGITALISASI DI KECAMATAN PELAYANGAN KOTA

JAMBI”. Jenis penelitian deskripsi kualitatif yakni, wawancara, observasi dan

dokumentasi. Kesamaan maupu perbedaan yang ada pada sekripsin ini yakni

kesamaannya cara pembuatan e-ktp dan perbedaannya yakni di istansi yakni

antara pihak disdukcapil dan kecamatan.

23

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yang dilakukan penulis, maka penelitian ini

dilakukan pada seksi kelahiran kantor dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

kabupaten Muaro Jambi yang terletak di komplek perkantoran Bukit Cinto Kenang,

Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.

B. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskiptif adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, hal ini

disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.36

C. Pendekatan Penelitian

Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagi instrument

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.37

36 Moleong, Lexy J. 2005:11. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

37 Sugiyono. 2010:9. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet

23

24

Dari berbagai penjelasan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa penelitian

deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mengumpulkan berbagai data berlatar

ilmiah yang dilakukan oleh peneliti sebagai instrument kunci dengan melibatkan

bebagai metode yang ada dengan tujuan untuk menganalisis, mengidentifikasi

menjelaskan dan menggambarkan subjek penelitian tersebut, seperti aktivitas sosial,

perilaku, persepsi, pemikiran dan lain-lain, baik secara individual maupun kelompok.

Oleh karena itu penulis memilih menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,

agar penulis dapat menganalisis, mengidentifikasi menjelaskan kemudian

menggambarkan data dan fakta mengenai objek penelitian dan menganalisa bagian-

bagian yang menjadi indikator yang akan diteliti sehingga akan terlihat studi tentang

penerbitan akta kelahiran pada dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten

Muaro Jambi.

D. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek darimana data

dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini dapat berupa benda, hal atau orang

yang dapat diamati yang memberikan data maupun informasi yang sesuai dengan

fokus penelitian yang telah ditetapkan 38

. Dalam penelitian ini, pemilihan narasumber

dilakukan melalui teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Purposive

Sampling adalah teknik pengumpulan sampel yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Key Informan yang ditunjuk adalah orang yang benar-benar memahami

tentang Akta Kelahiran sehingga mampu memberikan data secara maksimal.

38 Arikunto, Suharsimi. 2002:172. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta

25

Sedangkan Accindental Sampling adalah dalam metode ini peneliti menggali

informan dengan menunjuk informasi secara acak39

yaitu siapa saja informan yang

sedang mengurus akta kelahiran pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

kabupaten Muaro Jambi. Adapun sumber-sumber data terbagi menjadi dua yaitu:

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui narasumber dengan cara

melakukan tanya jawab langsung dan dipandu melalui pertanyaan pertanyaan yang

sesuai dengan penelitian yang dipersiapkan sebelumnya. Adapun yang menjadi

narasumber dalam penelitian ini adalah Key-informan adalah orang yang menguasai

permasalahan, memiliki informasi dan bersedia memberikan informasi, dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Yang menjadi key-informan adalah Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi, Kepala Seksi

Akta Kelahiran dan Kematian dan staf akta kelahiran. Informan yaitu masyarakat yang

sedang melakukan pengurusan akta kelahiran.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi

antara lain:

a) Dokumen-dokumen yang menjadi objek penelitian.

b) Buku-buku Ilmiah, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

39 Sugiyono. 2010:117. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet

26

E. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi dan segala aturan yang

membahas tentang kewenangan pemerintah daerah dalam penerbitan akta kelahiran

yang di dasari pada undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang administrasi

kependudukan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pada penelitian ini penulis memilih

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi40

Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial atau pandangan yang

holistic(menyeluruh). Dengan

observasi makaakan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan

peneliti menggunakan pendekatan induktif yang membuka kemungkinan penulis

melakukan discovery atau penemuan. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan

40 Sugiyono. 2010: 226. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet

27

hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara

karena bersifat sensitif.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic

tertentu.41

Lebih jelas diungkapkan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa

ditemukan melalui observasi42

.

Maka dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada pihak terkait, seperti

pimpinan kantor ataupun petugas yang berwenang melakukan pelayanan terhadap

pembuatan akta kelahiran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen

sebagai sumber data. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang43

.

41 Sugiyono. 2010: 231. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet 42

Sugiyono. 2010: 232. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet 43 Ibid : 240

28

4. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi

teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama 44

.

G. Teknik Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode deskriptif, yaitu menggambarkan tentang data dan fakta mengenai objek

penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Sebagaimana

yang dikemukan oleh Matthew B. Millesdan A. Michael Huberman dan Saldana45

mengatakan bahwa di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis

data yaitu: Data Condensation, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verifications.

Kondensasi Data (Data Condensation) merujuk pada proses memilih,

menyederhanakan, mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang

mendekati keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip

wawancara, dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris lainnya.

Penyajian Data (Data Display) adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari

infomasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu

dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis

yang lebih mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman. Kegiatan

44

Ibid : 241 45 Ibid : 21-23

29

analisis ketiga adalah Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing). Dari permulaan

pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda,

mencatat keteraturan penjelasan, konfigurasi koritigurasi yang mungkin, alur sebab-

akibat, dan proposisi. Kesimpulan kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai

pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan

lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang

digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana.

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data adalah data pertama atau data mentah yang dikumpulkan

dalam suatu penelitian.

2. Kondensasi Data (Data Condesation)

Kondensasi data adalah merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data/mengubah data mentah yang

dikumpulkan dari penelitian, kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa.

Tahap inimerupakan analisis yang dipertajam, membuang, memodifikasi data

sehingga kesimpulan dapat ditarik dan dibuktikan oleh peneliti.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi dasar

pengambilan tindakan. Penyajian data ini dapat membantu untuk memahami

peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut

berdasarkan pemahaman.

30

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan adalah hasil data yang telah diproses dan telah disusun

kemudian diambil suatu kesimpulan atau makna dari data yang telah disederhanakan

untuk disajikan dan sekaligus untuk memprediksi hubungan dari data yang terjadi.

Keempat komponen ini saling mempengaruhi dan mempunyai keterkaitan.

Pertama-tama penulis melakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan

wawancara atau observasi yang disebut tahap pengumpulan data, karena data yang

dikumpulkan banyak maka diadakan kondensasi data. Setelah melakukan kondensasi

data kemudian data disajikan, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk

penyajian data. Apabila ketiga tahap tersebut selesai dilakukan, maka diambil suatu

kesimpulan atau verifikasi

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada ketentuan yang

dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis

dalam tulisan Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penerbitan Akta Kelahiran

Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi

Kependudukan (Tinjauan Yuridis Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi) terbagi menjadi 5 bab yaitu:

BAB I, Pendahuluan: merupakan bab yang memuat latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, kerangka konsepsional

dan.

31

BAB II, metode penelitian merupakan bab yang menyajikan tentang Tempat

Dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Data

Primer , Data Sekunder, Unit Analisis Data, Instrumen Pengumpulan Data,

Observasi, Dkumentasi, Wawancara, Teknik Analisis Data, dan Sistematika

Penulisan.

BAB III, Gambaran Umum Lokasi Penelitian: merupakan bab yang berisikan

tentang lokasi penelitian, fungsi dan tujuan dukcapil, dan struktur organisasi

BAB IV, Pembahasan Dan Hasil Penelitian: merupakan bab yang berisikan

jawaban dari rumusan masalah yang berdasarkan dari hasil penelitian.

BAB V, Penutup: merupakan bab yang berisikan kesimpulan saran-saran yang

didasarkan pada bab-bab sebelumnya.

32

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kabupaten Muaro Jambi

Kabupaten Muaro Jambi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi,

Indonesia. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari

Kabupaten Batanghari berdasarkan Undang-undang nomor 54 Tahun 1999, dengan

luas wilayah 5.246 km², secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan, 150 Desa dan

5 kelurahan, dengan jumlah penduduk 342.952 jiwa dengan tingkat pertumbuhan

3,93 persen per tahun. Kabupaten Muaro Jambi memiliki 11 kecamatan, 5 kelurahan

dan 150 desa (dari total 141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 desa di seluruh

Jambi). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 235.735 jiwa dengan luas

wilayahnya 3.355,27 km² dan sebaran penduduk 70 jiwa/km². Berikut adalah daftar

kecamatan dan kelurahan/desa di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi,

Indonesia46

:

Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Daftar Desa/Kelurahan

Bahar Selatan, Muaro

Jambi

10 Bahar Selatan, Muaro

Jambi

Bahar Utara, Muaro

Jambi 11 Bahar Utara, Muaro

Jambi

Jambi Luar Kota, Muaro

Jambi

20 Jambi Luar Kota, Muaro

Jambi

Kumpeh, Muaro Jambi 17 Kumpeh, Muaro Jambi

Kumpeh Ulu, Muaro

Jambi

18 Kumpeh Ulu, Muaro

Jambi

46 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Muaro_Jambi

33

Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Daftar Desa/Kelurahan

Maro Sebo, Muaro Jambi 12 Maro Sebo, Muaro Jambi

Mestong, Muaro Jambi 15 Mestong, Muaro Jambi

Sekernan, Muaro Jambi 16 Kel: Sengeti

Desa:

Berembang

Bukit Baling

Gerunggung

Kedotan

Keranggan

Pematang Pulai

Pulau Kayu Aro

Rantau Majo

Sekernan

Suak Putat

Suko Awin Jaya

Tanjung Lanjut

Tantan

Tunas Baru

Tunas Mudo

Sungai Bahar, Muaro

Jambi

11 Sungai Bahar, Muaro

Jambi

Sungai Gelam, Muaro

Jambi

15 Desa:

Kebon IX

Ladang Panjang

Mekar Jaya

Mingkung Jaya

Parit

Petaling Jaya

Sumber Agung

Sungai Gelam

Talang Belido

Talang Kerinci

Tangkit

Tangkit Baru

Tri Mulya Jaya

Taman Rajo, Muaro 10 Taman Rajo, Muaro

34

Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Daftar Desa/Kelurahan

Jambi Jambi

B. Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro

Jambi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) merupakan line office

dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Sebagai

organisasi non profit yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayan

kepada masyarakat umum yang penuh dengan dinamika, dan menghadapi banyak

permasalahan. Masalah yang dihadapi juga lebih banyak bersifat manajerial

dibandingkan dengan masalah yang bersifat politik. Kompleksitas masalah yang

dihadapi berkaitan erat dengan banyaknya jumlah penduduk yang dilayani,

terbatasnya jumlah pegawai, kurangnya kemampuan (competence dan competency)

pegawai, rendahnya tingkat kedisiplinan pegawai dan diperparah dengan terbatasnya

sarana prasarana yang tersedia yang sangat berkaitan dengan kualitas layanan yang

diterima.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil maupun unit-unit pelayanan teknis

lainnya memiiliki peran yang dominan dalam penyediaan jasa administrasi untuk

kepentingan publik. Dominannya peran tersebut ternyata belum diikuti dengan

kualitas pelayanan yang memadai. Hal ini menuntut perhatian Pemerintah Kabupaten

Muaro Jambi untuk mengembangkan institusi dan perangkat birokrasinya yang

memiliki core skill. Hanya pemimpin yang memiliki komitmen besar yang mampu

35

mewujudkannya karena mengembangkan core skill adalah terkait dengan beberapa

aspek yang bersifat sinergis.

Setiap Provinsi yang berada di negara Indonesia pasti memiliki Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini agar mempermudah pemerintah pusat

dalam mengetahui perkembangan penduduk dari suatu Provinsi. Selain berada di

ibukota Provinsi, Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga berada pada

Kabupaten di setiap Provinsi yang berada di kawasan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Negara Indonesia memiliki 34 (Tiga Puluh Empat) Provinsi, salah satunya

adalah Provinsi Jambi. Kabupaten yang menjadi bagian dari Provinsi Jambi salah

satunya adalah Kabupten Muaro Jambi. Kabupaten Muaro Jambi memiliki Kantor

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk wilayah Kabupaten

Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Disdukcapil Muaro Jambi merupakan instansi

pemerintah yang bertugas dalam pembantuan di bidang kependudukan dan pencatatan

sipil dan tugas lainnya yang diberikan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya di

wilayah Muaro Jambi.

Pelayanan dalam mengurus berbagai persuratan seperti membuat surat akta

lahir atau akta kelahiran, surat dokumen kependudukan, kartu kelurga (KK), akta

perkawinan, surat keterangan pindah, hingga pembuatan KTP-elektronik atau e-KTP.

Untuk warga yang akan mengurus dokumen pendudukan agar dapat menyiapkan

syarat-syarat kelengkapan berkas. Informasi cara, syarat dan biaya pengurusan (jika

36

ada) dapat diperoleh melalui call center Dukcapil atau halo Dukcapil, Anda juga bisa

mengakses website resmi Dukcapil untuk informasi umum. Bagi masyarakat yang

membutuhkan pelayanan dapat langsung datang ke kantor Dukcapil terdekat pada

hari dan jam kerja / jam buka.

A. FUNGSI DAN TUGAS DUKCAPIL

Dengan adanya dukungan salah satunya dari pegawai Dukcapil. Tentunya agar

fungsi dan tugas ini dapat tercapai maka diperlukan pembagian tugas dan tanggung

jawab agar pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu. Layaknya dalam sebuah

organisasi diperlukan struktur organisasi, hal ini agar pimpinan dapat mengontrol,

mengevaluasi, dan memotivasi pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawab. Begitu juga dalam organisasi Dukcapil Kabupaten Muaro Jambi, berikut

struktur organisasi pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

11

Staf

Rahmat Wicaksono

Staf Irfan,SE

Agus Budianto

Staf

Anggara

Senia

Staf

Rahmat Wicaksono

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Seksi Pindah

Datang

Penduduk dan

Pendataan

Penduduk

Marwiyah Evanti,

ST

Seksi

Kelahiran dan

Kematian

Norita, SE

Seksi Identitas

Penduduk

Sudiono, SE

Seksi Perkawinan,

Perceraian,

Perubahan Status

Anak dan

Kewarganegaraan

Asmara, SE

Seksi

Pemanfaatan Data

dan Dokumen

Kependudukan

Fakhrul Rozi, SH

Seksi Sistem

Informasi

Administrasi

Kependudukan

Maslut Saleh, S.Kom

Seksi Pengolahan

Dan Penyajian

Data

Kependudukan

Mustika Sri

Rezeki, SE

Seksi Seksi

Kerjasama dan

Inovasi Pelayanan

Nina Yusianti, SH

Bidang Pelayanan

Pendaftaran

Penduduk

Ricky Susandri, S.Sos

Kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Drs. Zakaria,M.Si

Kelompok Jabatan

Fungsional

Sekretaris

Azuan, SH

SubBagian Umum dan

Kepegawaian

Nasruddin,SE

SubBagian

Perencanaan

Helmi,S.Sos,M.Si

SubBagian Keuangan

Suwarno,SE

Bidang Pemanfaatan

Data dan Inovasi

Pelayanan

Afrizali, S.Kom

Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi

Kependudukan

M. Arif Apriyanto,

S.STP

Bidang Pelayanan

Catatan Sipil

Hopsah, S.Ag

Staf

Staf

Staf Staf

Staf

Staf

Staf

Staf

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 terlihat bahwa pembagian

tugas dan tanggung jawab pada Dukcapil Kabupaten Muaro Jambi sudah terstruktur.

Maka dalam hal evaluasi ataupun penyampaian akan keperluan dari masing-masing

bidang atau seksi bisa lebih akurat.

Masyarakat yang menbutuhkan bantuan dalam melengkapi ataupun

melakukan proses administrasi kependudukan juga bisa dia arahkan kepada bidang

yang diperlukan oleh masyarakat tersebut. Diharapkan dalam melakukan kegiatan

administrasi ini masyarakat tidak mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh

kelalaian petugas. Diharapkan Petugas yang diberikan tanggung jawab dapat dengan

maksimal dalam melayani masyarakat pada saat masyarakat pertama kali menanyai

tentang kelengkapan akan sesuatu terkait pengurusan berkas di Dukcapil Kabupaten

Muaro Jambi.

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran

Pada bagian ini penulis akan memaparkan tentang apa yang menjadi fokus

penelitian pada bab yang telah diuraikan. Prosedur pembuatan Akta kelahiran

pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

merupakan suatu cara metode atau teknik yang dilaksanakan secara berurutan dan

telah ditetapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Muaro Jambi agar para staf dapat memahami dan mengetahui ketentuan-ketentuan

peraturan tentang kelahiran, mengetahui syarat-syarat pembuatan kutipan akta

kelahiran serta mampu menjelaskan kepada masyarakat mengenai pembuatan akta

kelahiran. Akta Kelahiran sangat penting sebagai bukti legistiminasi diri yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah penduduk tetap yang mendiami

suatu wilayah yang merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 sebagaimana di ubah

dalam Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan dalam Pasal 27 ayat 1 tahun 2013 telah ditetapkan bahwa “Setiap

Kelahiran wajib di laporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksanaan ditempat

terjadinya peristiwa kelahiran. Mengingat pentingnya akta kelahiran bagi

mayarakat yang akan mempergunakan akta kelahiran tersebut untuk segala

macam keperluan yang berhubungan dengan administrasi atau perjanjian, maka

masyarakat harus mengetahui prosedur yang harus dijalani dalam pembuatan akta

kelahiran.

39

40

Prosedur salah satu yang memegang peranan penting dalam proses

Administrasi. Prosedur yang dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh administrator (aparatur negara) dapat berjalan secara teratur

sehingga terjadi keseragam terhadap satu pekerjaan. Dapat dijelaskan bahwa,

Prosedur adalah rangkaian metode-metode yang telah menjadi langkah-langkah

tetap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibidang ketatausahaan yang biasanya

dilakukan oleh lebih dari satu orang47

Sekali prosedur ditetapkan siapapun yang tidak mengikutinya, tidak

menghasilkan apa yang dituju disamping apa yang mungkin diperoleh menjadi

tidak sah. Untuk memastikan bahwa prosedur dapat berjalan secara konsisten

diperlukan adanya Standard Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka

proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat

berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

mengeluarkan Standar Operasional Prosedur Penerbitan Akta Kelahiran agar para

staf dapat memahami dan mengetahui ketentuan-ketentuan peraturan tentang

pembuatan akta kelahiran.

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam. Kedudukannya demikian penting sebab sah atau

tidaknya perbuatan orang dalam kaitan organisasi ditentukan oleh tingkah lakunya

berdasarkan prosedur itu48

. Berdasarkan hasil wawancara mengenai Prosedur

Pembuatan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut:

47

Gie, The Liang. 2002. Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Nur Cahaya 48 Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

41

1. Pengajuan Permohonan Akta Kelahiran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi dengan berlandaskan kepada

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan

diperlukan adanya implementasi terutama mengenai sistem dan prosedur. Maka

dari itu dibuatlah prosedur pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi, Standar Operational Procedure (SOP) yang ada pada

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi mengacu

pada semua persyaratan tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 25

Pasal 1 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan sipil. Pengajuan Permohonan Akta Kelahiran merupakan langkah awal

dalam prosedur pembuatan akta kelahiran. Pengajuan permohonan akta kelahiran

ini dilakukan oleh pemohon atau masyarakat yang ingin membuat akta kelahiran

dengan melengkapi persyaratan yang sudah tersedia di blanko permohonan.

Setiap masyarakat atau pemohon yang ingin membuat Akta Kelahiran yang

baru harus melewati tahapan pengajuan permohonan yang harus dilakukan oleh

yang bersangkutan langsung maupun dikuasakan. Langkah awal yang dilakukan

oleh pemohon adalah mengajukan surat pengantar peristiwa kelahiran dari dokter,

bidan, atau penolong kelahiran yang asli dengan melengkapi persyaratan yang

telah ditentukan oleh pihak kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi. Setelah itu pemohon membuat surat keterangan

kelahiran Kantor Desa atau Desa atau kelurahan sesuai pada tempat tinggal agar

pihak desa atau kelurahan mencatat peristiwa kelahiran diwilayahnya dan

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan tujuan

42

meningkatkan partisipasi aktif masyarakat pengguna jasa agar dapat dan mau

memenuhi kewajiban dengan mudah. Jika surat tersebut sudah terbit maka

pemohon ke Kantor Kecamatan yang sesuai dengan tempat tinggal untuk

membuat Kartu Keluarga yang baru dengan melampirkan surat kelahiran dari

Desa atau kelurahan yang asli dan photo copy Kartu Keluarga yang lama beserta

aslinya, setelah Kartu Keluarga yang baru selesai maka pemohon sudah dapat

mengajukan permohonan pembuatan akta kelahiran sesuai dengan persyaratan

yang telah ditentukan. Pemohon yang membuat Akta Kelahiran harus melengkapi

persyaratan yang telah ditetapkan yaitu:

a. Surat Kelahiran dari Rumah Sakit / Dokter/ Bidan/ Penolong Kelahiran

yang asli.

b. Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah yang asli

c. Photo Copy KTP orang tua dengan menunjukan Aslinya

d. Photo Copy KK dengan menunjukan Aslinya

e. Photo Copy Surat Nikah orang tua dengan menunjukan Aslinya

f. Photo Copy KTP Saksi Pencatatan Kelahiran sebanyak 2 orang dengan

menunjukan Aslinya

g. Photo Copy Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Awal bagi yang memiliki

h. Surat Keteranagan tidak Tamat Sekolah dari Desa atau kelurahan Asli

i. Surat Pernyataan yang diperlukan Asli

j. Mengisi Blanko / Formulir Laporan kelahiran dilampiri syarat-syarat

k. Berkas foto copy masing-masing 1 lembar.

Hal diatas juga dipaparkan melalui wawancara terhadap Kepala Seksi

Kelahiran dan Kematian yaitu Ibu Norita, S.E, menerangkan bahwa:

43

“Untuk akta kelahiran itu ada dua jenis yaitu akta kelahiran umum dan akta

kelahiran istimewa/terlambat. Yang umum itu yang baru lahir 60 hari,

persyaratannya sudah ada harus masuk dulu di data kependudukan yaitu

kartu keluarga dapat nik baru bisa didata. Telah memenuhi persyaratan kartu

keluarga, ktp orang tua keduanya ya, dari rumah sakit keterangan

melahirkan itu dengan buku nikah orang tua itu salah satunya. Untuk yang

terlambat/istimewa persyaratannya sama aja cuman jika sudah punya ijazah

lampirkan fotocopy ijazahnya. Persyaratannya sendiri sudah tertera di

blanko yang diberikan petugas jadi masyarakat tinggal memenuhi saja49

.”

Dari penjelasan oleh Ibu Norita, S.E bahwa akta kelahiran ada dua jenis

yaitu Akta Kelahiran umum dan Akta Kelahiran Istimewa atau terlambat. Akta

Kelahiran umum merupakan akta kelahiran untuk bayi yang baru lahir dengan

persyaratan salah satunya kartu keluarga, ktp kedua orang tua, surat keterangan

melahirkan serta buku nikah sedangkan akte kelahiran istimewa atau terlambat

persyaratannya sama hanya saja jika memiliki ijazah harus melampirkan photo

copy ijazah tersebut. Persyaratan tersebut sudah tertera diblanko yang diberikan

petugas jadi masyarakat tinggal memenuhi persyaratan tersebut. Hal senada juga

di ungkapkan oleh Kabid Pelayanan Catatan Sipil yaitu Ibu Hopsah, S.Ag yang

mengatakan bahwa:

“awalnya masyarakat kami tanya dulu mau bikin akta kelahiran apa. Kalau

yang baru lahir kami beri blanko akta kelahiran umum, kalo lebih dari 60

hari kami beri blanko istimewa. Persyaratannya itu surat lahir dari bidan,

kartu keluarga dengan catatan bahwa nama anak sudah ada dikartu keluarga,

ktp kedua orang tua serta photocopy buku nikah50

.”

Berdasarkan penjelasan Ibu Hopsah, S.Ag bahwa petugas akan menanyakan

akta kelahiran yang akan dibuat, akta kelahiran umum atau akta kelahiran

49

wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019 50 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

44

istimewa atau terlambat. Untuk yang baru lahir diberi blanko akta kelahiran

umum, sedangkan lebih dari 60 hari diberi blanko istimewa. Persyaratannya

adalah surat lahir dari bidan, kartu keluarga dengan catatan bahwa nama anak

sudah ada dikartu keluarga, ktp kedua orang tua serta photocopy buku nikah.

Semua persyaratan tersebut telah memenuhi standar proses yang telah ditetapkan

dan persyaratan harus dipenuhi oleh pemohon sudah jelas dan tidak

membingungkan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada pihak Disdukcapil melalui Kepala Seksi Kelahiran

dan Kematian yaitu Ibu Norita, S.E menanggapi dan menjelaskan kepada peneliti

bahwa didalam proses pembuatan akta kelahiran sudah sesuai dengan prosedur

yang ada, jika memang persyaratan yang diminta dipenuhi oleh pemohon sebagai

berikut:

“sebenarnya persyaratannya tidak susah dipenuhin cuma masyarakatnya gini

karna ada salah satu persyaratan yang mereka tidak miliki, mereka berpikir

mengurusnya ribet dan susah. Itu yang bikin mereka malas mengurusnya.

Padahal tidak sama sekali. Kalau tidak percaya sampean berurusan sendiri

sesuai prosedur tidak akan ada masalah asalkan sesuai dengan persyaratan

yang ada. Persyaratannya sendiri ada di dalam blanko yang telah kami

sediakan51

Menurut pendapat Ibu Norita, S.E bahwa persyaratan dalam pengajuan akta

kelahiran tidak susah untuk dipenuhin, hanya saja masyarakatnya yang kurang

mengerti dan kurang memiliki persyaratan yang sudah ditentukan. Jika sesuai

dengan prosedur yang ada, tidak akan susah dalam membuat akta kelahiran.

51 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

45

Karena sejak 1 Mei 2013 pembuatan akta kelahiran dipermudah dengan tidak lagi

memerlukan penetapan pengadilan sebagai persyaratan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh masyarakat yaitu Bapak Edi yang telah

melakukan permohonan pembuatan Akta Kelahiran di kantor Disdukcapil sebagai

berikut:

“untuk prosedur dan persyaratan akta kelahiran ini mudah saja untuk

dipenuhi, tidak terbelit-belit. Apalagi sekarang tidak usah bayar52

Sama halnya dengan Bapak Edi, seorang warga yang sedang mengurus akta

kelahiran yaitu Ibu Yanti juga mengatakan bahwa:

“mengurusnya saya tidak susah sih mba, mudah saja melengkapi

persyaratannya. Saya mengikuti prosedurnya, didalam blanko nya sudah ada

persyaratannya, gratis juga ya mba. Cuman yah mungkin antri nya ini yang

bikin lama53

”.

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tofa yang membuat akta kelahiran

untuk membuat BPJS, juga mengatakan bahwa:

“mudah saja persyaratannya kok mba, saya mengikuti prosedur aja ini. Ada

di blanko persyaratannya. Saya urus sendiri, mau buat BPJS mba sekarang

kan harus ada akta kelahiran tapi yah antri banyak betul mba saya harus

datang pagi-pagi54

Berdasarkan pendapat masyarakat diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam pengajuan permohonan dan pelengkapan persyaratan mudah dan

tidak berbelit-belit, serta gratis hanya saja antri yang membuat lama. Proses

pengajuan akta kelahiran sendiri telah diupayakan oleh pihak Disdukcapil

52

Wawancara terhadap Ibu Norita, S.E 9 Mei 2019 53

Wawancara terhadap Ibu Norita, S.E 9 Mei 2019 54 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

46

Kabupaten Muaro Jambi sesederhana mungkin dan petunjuknya yang jelas sudah

disediakan. Pemohon pembuat akta kelahiran dapat mengetahui syarat syarat

pembuatan akta kelahiran melalui blanko yang diberikan oleh petugas Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, didalam blanko tersebut sudah tersedia

persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon. Namun walaupun sudah dibuat

sesederhana mungkin, masih ada saja masyarakat yang belum mengerti mengenai

persyaratan tersebut, akibatnya menghambat proses pembuatan akta kelahiran.

Hal tersebut dibenarkan oleh petugas akta kelahiran yaitu Ibu Hopsah, S.Ag

“Ada juga masyarakat yang tidak mengerti dan kurang paham mengenai

persyaratan. Kasusnya sih kebanyakan biasanya mereka pake ktp siak tapi

sekarang kan harus pake ktp elektrik sama yang mau bikin cepat itu mereka

nama anak belum dimasukkan KK. Selain itu ada contohnya itu ya tidak ada

surat lahir lah, surat nikah lah55

Menurut pendapat Ibu Hopsah, S.Ag selaku petugas akta kelahiran masih

ada masyarakat yang belum mengerti penuh tentang persyaratan akta kelahiran

dan masyarakat yang memiliki masalah dengan salah satu persyaratan sehingga

membuat masyarakat tidak mau mengurus langsung persyaratan tersebut.

Berdasarkan wawancara yang peneliti dapatkan terhadap seorang warga bernama

Bapak Saipul ini mengatakan:

“saya tidak tau kalau sekarang KTP yang digunakan harus KTP elektrik,

jadi saya harus membuat dulu. Saya itu tidak tahu, tidak memperhatikan

persyaratannya56

Sama seperti Bapak Saipul, seorang warga bernama Afni yang ingin

membuat akta kelahiran untuk anaknya mengatakan bahwa:

55

wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019 56 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

47

“saya tidak memiliki surat nikah, ketika saya melihat persyaratannya saya

bertanya kepada petugas, petugas menyuruh untuk membuat surat

pernyataan. Sudah saya buat tapi salah, Saya tidak begitu paham mba

mengenai penjelasannya beberapa kali saya bolak balik57

”.

Berdasarkan pendapat masyarakat tersebut penulis menyimpulkan bahwa

masih ada masyarakat atau pemohon yang belum paham mengenai persyaratan

yang harus dipenuhi. Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian yang peneliti

lakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya dalam pengajuan

permohonan akta kelahiran ini tidak susah dan berbelit-belit. Persyaratan yang ada

sudah jelas yaitu tertera didalam blanko pengajuan permohonan akta kelahiran

walaupun untuk dapat masih ada masyarakat yang kebingungan dalam pengajuan

permohonan serta antri dalam proses pengajuan permohonan tersebut.

2. Pemeriksaan Berkas Idealnya

Setelah pemohon mengajukan permohonan dan telah memenuhi persyaratan

untuk membuat akta kelahiran, pemohon dapat menyerahkan berkas kepada staf

yang menangani akta kelahiran untuk di periksa. Tahap pemeriksaan berkas ini

merupakan bagian dari flowchart Standar Operational Procedure (SOP) AP yang

ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan sipil.

Pemeriksaan berkas ini sangat penting untuk mengetahui apakah semua

persyaratan sudah dilengkapi oleh pemohon. Berdasarkan wawancara terhadap

Ibu Norita, S.E selaku Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian mengatakan:

57 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

48

“Setelah masyarakat sudah melengkapi persyaratannya, diperiksa kembali

oleh Bapak Udin, selaku petugas pemeriksaan akta kelahiran. Di cek satu

persatu sesuai persyaratan yang ditentukan. Jika tidak lengkap, tidak

diterima58

Hal senada juga dikatakan oleh salah satu Kabid yang memeriksa n Berkas

Akta Kelahiran yaitu Ibu Hopsah, S.Ag mengatakan:

“Semua persyaratan harus lengkap ya de, semua harus klop. ibarat namamu

baik dari ijazah, kartu keluarga, ktp plus buku nikah kalau salah satu beda

itu yang bikin kepending, ditolak. Diperiksa hari itu juga kalo tidak sesuai

persyaratan ya dikembalikan karena berkas akta tidak boleh ditinggal59

Menurut kedua penjelasan diatas di dalam pemeriksaan berkas akta

kelahiran semua persyaratan untuk pengajuan permohonan akta kelahiran harus

lengkap. Misalnya nama yang ada di ijazah harus sesuai dengan yang ada di Kartu

Keluarga, KTP serta surat nikah. Jika salah satu berbeda maka berkas tersebut

ditolak dan dikembalikan kepada pemohon pada hari itu juga karena berkas akta

pemohon tidak boleh ditinggal. Langkah awal yang dilakukan adalah

menyerahkan berkas yang sudah lengkap kepada petugas loket. Setelah berkas

diterima kemudian petugas yang berwenang memverifikasi atau memvalidasi

berkas permohonan tersebut. Jika dalam berkas tersebut persyaratan tidak

lengkap, maka blanko pengajuan permohonan dikembalikan kepada pemohon

untuk dilengkapi. Setelah berkas selesai diverifikasi, petugas mencetak biodata

perorangan yang kemudian ditandatangani oleh pemohon yang sebelumnya telah

diperiksa kebenarannya oleh pemohon. Setelah ditandatangani, biodata tersebut

58

wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019 59 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

49

diserahkan kembali kepada petugas loket pelayanan. Apabila syarat terpenuhi

petugas memberi nomor dan tanggal pengambilan.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan dalam pemeriksaan

berkas tidak ada masalah, petugas telah melaksanakan sesuai dengan prosedur

yang ada yaitu mengecek satu per satu kelengkapan persyaratan mulai dari surat

kelahiran, kartu keluarga, ktp, ijazah. Namun pada saat pemeriksaan berkas

petugas masih saja menemukan masyarakat yang salah dalam melengkapi

persyaratan.

3. Pemasukan Data Dalam Komputer Idealnya

Pemasukan data dalam komputer merupakan bagian dari salah satu prosedur

pembuatan akta kelahiran. Tahapan ini merupakan bagian dari flowchart Standar

Operational Procedure (SOP) AP yang ada pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi yang mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan sipil. Untuk pemasukan data ini dilakukan oleh

operator. Berdasarkan wawancara terhadap Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian

yaitu Ibu Norita, S.E mengatakan bahwa:

“Setelah dicek oleh petugas verifikasi, kemudian diberikan dengan operator

dicek lagi datanya dikomputer sesuai atau tidak. Kalau sesuai datanya habis

itu diberikan nomor register. Setelah nomor register ada baru dicetak

kemudian diberikan kepada saya. Saya periksa lagi, Cuman ya mba kadang

masalah jaringan ini sih kan online tu seluruh Indonesia jadi kadang koneksi

internetnya lelet atau mati lampu60

60 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

50

Sejalan dengan hal tersebut, Bapak Haeruddin selaku staf yang menangani

akta kelahiran mengatakan bahwa:

“Setelah kami verifikasi berkas pemohon, kami serahkan bagian operator.

Nanti mereka cek dikomputer NIK yang ada di KK nanti keluar itu data

pemohon sesuai apa tidak dengan yang ada61

.”

Menurut kedua penjelasan diatas mengenai pemasukkan data dalam

komputer, berkas pemohon yang sudah lengkap tersebut diserahkan kepada

bagian operator untuk dimasukkan data. Pemasukkan data tersebut yaitu melihat

NIK yang ada di Kartu Keluarga sudah sesuai dengan yang ada didata

kependudukan atau tidak. Setelah data yang ada di komputer dan diberkas sesuai

petugas operator memberikan nomor register akta kelahiran kemudian akta siap

untuk di cetak. Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa dalam

proses pemasukan data dalam komputer tidak ada masalah hanya saja jika

jaringan terputus dan mati lampu maka otomatis pembuatan dokumen

kependudukan yang salah satunya akta kelahiran akan terganggu dan menunggu

sampai jaringan kembali pulih.

4. Pengecekan Akta dan Diparaf oleh Pemeriksa Data Idealnya

Pengecekan akta kelahiran yaitu memeriksa akta kelahiran yang sudah

dicetak oleh petugas. Sedangkan oleh pemeriksa data diberikan paraf pada akta

kelahiran untuk memberi tanda bahwa akta kelahiran yang sudah dicetak sudah

sesuai dengan data pemohon. Pengecekan akta dan diparaf oleh petugas

merupakan bagian penting dalam pembuatan akta kelahiran ini. Karena tahap ini

merupakan bagian dari flowchart Standar Operational Procedure (SOP) AP yang

61 wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019

51

ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan sipil.

Berdasarkan wawancara terhadap Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian yaitu Ibu

Norita, S.E mengatakan:

“Hasil cetakan akta kelahiran ini saya cek lagi sudah benar apa tidak

pemohon ini datanya. Saya cek dari nama ibunya, ayahnya, nik nomor

registernya, nomor kutipan akte. Saya lihat nomor register dibuku register

punya saya sendiri, dan saya juga memiliki app sendiri. Jadi kalau akta

kelahiran ini palsu saya tau. Kalo sudah benar dan lengkap saya tandain,

tanda itu hanya saya yang tau jadi tidak ada yang bisa memalsukkan62

Menurut penjelasan dari Ibu Hopsah, S.Ag bahwa hasil cetakan akta

kelahiran yang sudah jadi, beliau sendiri yang memeriksa langsung mulai dari

nama ibu, ayah, nik, nomor register dan nomor kutipan akta kelahiran. Jika semua

sudah lengkap cetakan akta kelahiran tersebut diberi tanda atau paraf. Hal tersebut

di benarkan oleh petugas akta kelahiran yaitu Bapak Haeruddin mengatakan

bahwa:

“Setelah kami verifikasi dan telah dimasukkan data operator dan dicetak.

Kutipan Akta Kelahiran tersebut kami serahkan kepada pak Agus, beliau

sendiri yang memeriksa berkas tersebut63

.”

Berdasarkan kedua penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa kutipan

akta kelahiran yang sudah di cetak, diperiksa langsung oleh Kepala Seksi

Kelahiran dan Kematian. Beliau memeriksa data pemohon nomor kutipan akte

dan nomor register. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai

62

wawancara terhadap kabid pelayanan catatan sipil 2 Mei 2019 63 Wawancara terhadap kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil kab. Muaro jambi 2 Mei 2019

52

pengecekan akta dan diparaf oleh pemeriksa data, penulis menyimpulkan bahwa

dalam pengecekan akta kelahiran tidak ada masalah, pengecekan dilakukan oleh

petugas setelah semua berkas pemohon lengkap, data yang ada didalam kutipan

akta kelahiran di cek kembali oleh petugas sesuai dengan berkas pemohon mulai

NIK, nama orang tua, Nomor kutipan akta kelahiran serta nomor register.

Pengecekan akta dan paraf dilakukan langsung oleh kepala seksi kelahiran dan

kematian sehingga tidak terjadi kesalahan.

5. Penandatanganan dan Pengesahan Akta Kelahiran

Pada proses penandatanganan dan pengesahan akta kelahiran ditandatangani

dan disahkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai

perpanjangan tangan dari Wali Kabupaten Muaro Jamb, hal tersebut dimaksudkan

bahwa Akta kelahiran yang dibuat adalah sah memiliki kekuatan hukum sebagai

bukti legistiminasi dari yang bersangkutan. Sehingga dalam prosesnya setelah

semua data dari pemohon yang telah divalidasi atau verifikasi langsung

ditandatangani dan disahkan oleh pihak kantor Disdukcapil melalui Kepala Dinas.

Berdasarkan wawancara terhadap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Muaro Jambi yaitu Bapak Drs. Zakaria, MM mengatakan:

“Saya menandatangani semua dokumen kependudukan. Mulai dari KTP,

KK, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perceraian dan dokumen

kependudukan lainnya untuk mensahkan dokumen tersebut. Jika saya pergi

keluar kota, penandatanganan tersebut ditunda sampai saya datang64

”.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian yaitu

Ibu Norita, S.E mengatakan:

64 Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019

53

“Setelah pengecekan akta dan diberikan paraf oleh petugas, kutipan Akta

Kelahiran yang telah jadi ini kita kasih ke kepala dinas buat ditandatanganin

sama beliau. Kalau beliau tidak ada ya atau keluar kota untuk dinas ya kita

tunggu sampai beliau datang65

Menurut kedua penjelasan diatas bahwa Akta Kelahiran yang sudah jadi dan

telah di cek kebenarannya sesuai data pemohon yang ada kemudian diparaf untuk

menandakan bahwa akta kelahiran tersebut telah sesuai dengan data maka akta

kelahiran tersebut diberikan kepada Kepala Dinas untuk ditanda tanganin. Jika

Kepala Dinas tidak ada atau keluar kota maka penandatanganan ditunda sampai

Kepala Dinas tersebut ada. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis

dapat menyimpulkan bahwa dalam penandatangan dan pengesahan akta kelahiran

tidak ada masalah. Proses penandatanganan dan pengesahan ini merupakan salah

satu tahapan yang ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan agar Akta Kelahiran yang

telah dibuat adalah sah dan memiliki kekuatan hukum sebagai legitiminasi diri

yang bersangkutan.

Penandatanganan dan pengesahan akta kelahiran tidak dilakukan begitu saja

melainkan melalui beberapa pertimbangan. Hal ini menyangkut kepada keabsahan

data permohonan pembuatan Akta Kelahiran. Ada beberapa yang harus

dipertimbangkan dan harus diperhatikan yaitu:

a. Melihat kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon

b. Meneliti keaslian dan sah tidaknya persyaratan pemohon serta meneliti

kebenaran data yang diberikan oleh pemohon.

c. Melihat apakah jalur yang ditempuh dalam proses pembuatan Akta

Kelahiran sudah benar dan sesuai dengan ketentuan yang ada atau belum

65 Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019

54

Tahap penandatanganan dan pengesahan akta kelahiran merupakan bagian

dari flowchart Standar Operational Procedure (SOP) AP yang ada pada

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi yang

mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan sipil.

Penandatanganan dan Pengesahan Akta Kelahiran tidak ada masalah,

penandatanganan dilakukan langsung oleh kepala dinas, tidak dapat dikuasakan.

Apabila kepala dinas tidak berada ditempat maka proses penandatanganan

ditunda.

6. Penyerahan Akta Kelahiran Kepada Pemohon

Penyerahan akta kelahiran kepada pemohon merupakan tahap akhir dari

prosedur pembuatan akta kelahiran ini. Tahapan ini juga merupakan bagian dari

flowchart Standar Operational Procedure (SOP) AP yang ada pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi yang mengacu pada

Peraturan Presiden Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata

Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan sipil.

Setelah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sebagai bukti

disahkannya Akta Kelahiran tersebut kemudian setelah distempel maka Akta

Kelahiran tersebut siap untuk diterbitkan dan diserahkan kepada pemohon.

Berdasarkan wawancara terhadap Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian

mengatakan:

55

“Setelah Kepala Dinas Tanda tangan, kami cek kembali kutipan akta

tersebut kemudian kami beri stempel. Setelah itu siap untuk diserahkan

kepada masyarakat. Masyarakat mengambilnya diloket ya66

Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan terhadap

Bapak Haeruddin selaku staf akta kelahiran sebagai berikut:

“kalau semua kutipan akta kelahiran ini sudah ditandatanganin sama kepala

dinas, habis itu kami stempel. Baru kami terbitkan dan serahkan

kemasyarakat. Masyarakat ngambilnya di loket. Pembuatan akta kelahiran

ini biasanya 5 hari kerja, kalau kepala dinasnya keluar kota ya seminggu lah

baru diambil67

Menurut kedua penjelasan diatas, akta kelahiran yang sudah ditandatanganin

oleh pejabat yang berwenang kemudian di stempel oleh pihak Disdukcapil maka

kutipan akta kelahiran tersebut siap utuk diterbitkan dan diserahkan masyarakat.

Penyerahan akta kelahiran tersebut dilakukan di loket pengambilan akta kelahiran.

Pemohon dapat mengambil akta kelahiran setelah proses 5 hari kerja. Berdasarkan

wawancara yang penulis lakukan terhadap salah satu masyarakat yang mengambil

akta kelahiran yaitu Bapak Ari mengatakan:

“saya habis kasih berkas ke petugas, dicek lengkap habis itu saya dikasih

kertas isinya tanggal pengambilan mba, sekarang ini saya mau ambil

waktunya sih 5 hari. Tepat waktu kok mba68

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Faisal yang mengatakan:

“saya mau ambil berkas akta kelahiran yang seminggu lalu, ini tinggal

mengambil saja. Tidak ada masalah, soalnya berkas saya lengkap semua.

66

Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019 67

Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019 68 Wawancara tehadap masyarakat 9 Mei 2019

56

Saya diberi kertas, disitu ada tulisan tanggal pengambilan jadi saya ambil

hari ini mba69

”.

Selanjutnya hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Marwiyah yang ingin

mengambil akta kelahiran, mengatakan:

“pengambilan akta kelahiran yang dikertas ini tanggal sekarang mba, jadi

saya pergi mengambilnya. Saya kasihkan berkas seminggu yang lalu, berkas

saya lengkap dan tidak ada masalah. Jadi saya langsung keloket

pengambilan saja70

”.

Berdasarkan penjelasan masyarakat diatas penulis menyimpulkan bahwa,

setelah menyerahkan berkas dan di cek oleh petugas, pemohon diberikan kertas

pengambilan akta kelahiran. Didalamnya tertera tanggal pengambilan, jika

masyarakat tidak ada masalah dalam penyerahan berkas maka pengambilan akta

dapat dilakukan setelah 5 hari kerja. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan

mengenai penyerahan berkas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa didalam

penyerahan berkas tidak ada permasalahan. Pengambilan akta kelahiran dilakukan

oleh masyarakat sendiri, jika di wakilkan harus menggunakan surat kuasa.

B. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Prosedur Pembuatan Akta

Kelahiran

Dalam setiap organisasi pastinya memiliki fakor pendukung dan

penghambat dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Seperti halnya Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki

faktor penghambat dan pendukung didalam prosedur pembuatan akta kelahiran.

Faktor penghambat yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi

69

wawancara kabid pencatatan sipil 9 Mei 2019 70 wawancara terhadap kabid pencatatan sipil 9 Mei 2019

57

penghambat atau kendala yang menghalangi proses pembuatan akta kelahiran.

Sedangkan faktor pendukung merupakan segala hal yang yang sifatnya membantu

prosedur pembuatan akta kelahiran tersebut. Berikut adalah faktor penghambat

dan pendukung dalam prosedur pembuatan akta kelahiran:

1. Faktor Penghambat

Dalam Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran di Kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi tidak selamanya berjalan lancar.

Ada kalanya didalam proses tersebut terdapat kendala atau hambatan dalam

menjalankan prosedur. Kendala atau hambatan merupakan sesuatu yang harus

dihadapi tentunya dalam menjalankan prosedur sebagaimana mestinya.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, penulis menemukan kendala

kendala atau hambatan yang dihadapi dalam prosedur pembuatan akta kelahiran

adalah sebagai berikut:

a. Kendala Teknis.

Salah satu kendala yang dialami petugas dalam pembuatan akta kelahiran

adalah kendala teknis, dimana petugas dalam menjalankan tugasnya untuk

memproses akta kelahiran menjadi terlambat, karena proses pembuatan akta

kelahiran sangat bergantung pada listrik dan koneksi jaringan internet. Selain itu

pelayanan yang digunakan rata-rata adalah peralatan elektronik. Berdasarkan

wawancara terhadap Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian yaitu Ibu Norita, S.E

membenarkan akan hal tersebut yaitu:

“kendala kami sih di jaringan mba, soalnya kan ini mau liat data harus

online dulu. Kadang jaringannya lelet atau koneksinya terputus jadi ya

58

harus tunggu sampai jaringan stabil. Kalau mati lampu juga susah semua

kegiatan ya terhenti, internetnyaya juga mati71

Sejalan dengan hal tersebut, salah satu petugas Disdukcapil yaitu Bapak

Haeruddin juga mengatakan hal yang sama yaitu:

“susahnya itu kalau mati lampu mba, semua kegiatan berhenti.

Internetnya juga mati. Kan itu harus online72

Berdasarkan kedua penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa kendala

yang dihadapi dalam pembuatan akta kelahiran adalah koneksi jaringan internet

dan listrik. Karena proses penginputan data dilakukan secara online jadi sangat

bergantung pada listrik dan internet.

b. Kendala Non Teknis

Yang dimaksud dengan kendala non teknis disini adalah yang berkaitan

dengan permasalahan yang tidak ada hubungannya dengan peralatan atau fasilitas

penunjang. Kendala non teknis yang dihadapi oleh petugas Kantor Disdukcapil

adalah kurangnya partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat atau pemohon

untuk melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan. Berdasarkan wawancara

terhadap Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian yaitu Ibu Norita,SE mengatakan:

“kadang itu masyarakatnya tidak bisa di beritahu mba, sudah kami kasih

tau persyaratannya seperti itu tapi ya mereka tetap tidak mengerti mba.

Sering seperti itu, bahkan ada sampai yang marah-marah ngotot kalau

mereka sudah melakukan dengan benar, padahal masih ada yang salah.

Kadang juga mereka salah tanggap73

Hal senada juga di ungkapkan oleh petugas akta kelahiran yaitu Bapak

Haeruddin, mengatakan bahwa:

“kendalanya itu kadang mereka mau cepat bikin nama anak tidak di

masukkan kartu keluarga. Sama itu mereka kalau photo copy buku nikah

kadang mereka salah, seharusnya yang ditengah di photo copy tapi

71

Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019 72

Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019 73 Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019

59

mereka yang didepan yang di photo copy. Banyak sih de masyarakat

yang kurang paham74

Berdasarkan kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa kendala

yang paling banyak dihadapi oleh petugas adalah dari masyarakat itu sendiri yang

kurang partisipasi dalam kesadaran untuk melengkapi persyaratan persyaratan

dalam pembuatan akta kelahiran. Sehingga dalam proses pembuatan akta

kelahiran menjadi terhambat.

2. Faktor Pendukung

Selain faktor penghambat, terdapat pula faktor pendukung yang dapat

memperlancar pembuatan akta kelahiran. Berdasarkan wawancara terhadap

Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian yaitu Ibu Norita, S.Ag mengatakan :

“Faktor pendukungnya itu sih mba Dasar hukum jelas yaitu Undang-

undang Nomor 24 Tahun 2013, masyarakat harus buat akta kelahiran

kan. Harus memenuhi persyaratan dulu kan sesuai Peraturan Presiden

Nomor 25 Tahun 2008. Sarana dan prasarananya juga sudah disiapakan

oleh pihak kami. kalo ada masyarakat ngeyel kami ada SOP nya, tinggal

diliatkan ke mereka. komputer untuk penginputan data juga sudah

dimiliki masing-masing petugas. Petugas yang menangani juga sudah

sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kalo masyarakatnya mengurus

sendiri ya pasti tidak akan kesulitan mba75

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulakan bahwa faktor

pendukung dalam prosedur pembuatan akta kelahiran yaitu Adanya dasar hukum

yang jelas, Petugas yang menangani sudah sesuai dengan bidang masing-masing,

sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang petugas pelaksanaan

pembuatan akta kelahiran.

C. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penerbitan Akta Kelahiran

Menurut UU No 24 Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi

74

Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019 75 Wawancara Kepala Seksi Kelahiran dan Kematian 2 Mei 2019

60

Kewenangan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan bertanggung

jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan yang dilakukan

oleh Bupati/ Walikota dengan kewenang meliputi:

1. Koordinasi penyelenggaraan administrasi kependudukan;

2. Pembentukan instansi pelaksana yang tugas dan fungsinya bidang

administrasi kependudukan;

3. Pengaturan teknis penyelenggaraan administrasi kependudukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perunda-undangan;

4. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan administrasi kependudukan;

5. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang administrasi

kependudukan;

6. Penugasan Kepada Desa untuk menyelenggarakan sebagai urusan

administrasi kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan;

7. Pengelolaan dan penyajian data kependudukan berskala kabupaten/kota;

dan

8. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan administrasi

kependudukan76

.

Akta sangatlah penting artinya karena dalam peristiwa penting seperti

kelahiran, perkawinan, perceraian dsb akan membawa akibat hukum bagi

kehidupan yang bersangkutan dan juga terhadap orang lain atau pihak ketiga.

Dengan adanya sebuah akte akan membawa kejelasan dan kepastian sesuatu hal

secara mudah. Akta adalah suatu bukti tentang peristiwa penting yang dialami

seseorang yang telah dicatat atau didaftarkan serta dibukukan.

76 Undang-undang nomor 24 tahun 2013, loc it Pasal 7 (1)

61

Istilah akta yang di dalam bahasa Belanda disebut “acte” dan dalam bahasa

Inggris disebut “act” atau “deed”. Kata “acta” merupakan bentuk jamak dari kata

“actum” yang berasal dari bahasa latin dan berarti perbuatan77

. A. Pitlo

mengartikan Akta itu sebagai surat-surat yang ditandatangani dibuat untuk dipakai

sebagai bukti, dan untuk dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu

dibuat. Akta kelahiran adalah dokumen pengakuan resmi orang tua kepada

anaknya dan negara.

Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan

Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Akta Kelahiran adalah dokumen

resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana pencatatan sipil yang berisikan

catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak dan nama

orang tua anak, serta status kewarganegaraan anak.78

Akta kelahiran dicatat dan disimpan di Kantor Catatan Sipil Dan

Kependudukan. Akta kelahiran juga mempunyai arti penting bagi diri seorang

anak, tentang kepastian hukum si anak itu tersendiri. Pelayanan kesehatan Akta

Kelahiran adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil didalam memberikan pelayanan Akta Kelahiran kepada

masyarakat secara lebih merata dan bermutu dengan mewujudkan suatu pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Dengan bagaimana

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat merupakan usaha untuk memelihara

dan meningkatkan kualitas pencatatan administrasi yang baik yang dilakukan oleh

pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan kepada

masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

77

Pasolong, Harbani, hal.12 78 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012

62

masyarakat dan abdi negara, dan siap melayani masyarakat sesuai yang

diharapkan, yaitu cepat, tepat, tanggap, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ada 4 macam daftar yang dibuat oleh pegawai catatan sipil antara lain:

1. Daftar kelahiran,

2. Daftar perkawinan,

3. Daftar perceraian dan

4. Daftar kematian.

Yang mana dari keempat jenis akte tersebut berfungsi sebagai:

1. Merupakan alat bukti paling kuat dalam menentukan kedudukan

seseorang.

2. Merupakan alat otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian

sempurna di depan hakim.

3. Memberikan kepastian hukum yang berkaitan tentang kejadian-

kejadian mengenai kelahiran, kematian, perkawinan dan pengakuan

perceraian.

4. Dari segi peristiwanya akta-akta kelahiran dari catatan sipil dapat

dipergunakan untuk tanda bukti yang otentik dalam hal pengurusan

paspor, WNI, KTP, keperluan sekolah, bekerja, menentukan status

ahli waris dan sebagainya.

Berdasarkan dari isi akta kelahiran tersebut, maka akta kelahiran anak sah

membuktikan tentang hal-hal sebagai berikut:

a. Data lahir

b. Kewarganegaraan (WNI atau WNA)

c. Tempat Kelahiran

63

d. Hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran

e. Nama lengkap anak

f. Jenis kelamin anak

g. Nama ayah

h. Nama ibu

i. Hubungan antara ayah dan ibu

j. Tanggal, bulan dan tahun terbit akta

k. Tanda tangan pejabat yang berwenang79

Pada penelitian ini akan dibatasi pada akta kelahiran saja, dimana akta

kelahiran merupakan akta catatan sipil hasil pencatatan peristiwa kelahiran

seseorang. Ada 3 akta kelahiran, yaitu:

1. Akta Kelahiran Umum, akta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan

kelahiran yang disampaikan dalam batas waktu selambat- lambatnya 60 hari

kerja bagi WNI dan 10 hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi.

2. Akta Kelahiran Istimewa, akta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan

kelahiran yang telah melampaui batas waktu 60 hari kerja bagi WNI dan 10

hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi.

3. Akta Kelahiran Dispensasi, akta kelahiran yang dibuat berdasarkan program

pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi mereka yang lahir sampai

dengan 31 Desember 1985 dan terlambat pendaftaran atau pencatatan

kelahirannya.80

79 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran

Penduduk Dan Pencatatan Sipil 80 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

64

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan penelitian,

sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil dalam penelitian ini,

antara lain sebagai berikut:

a. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam. Kedudukannya demikian penting sebab sah atau

tidaknya perbuatan orang dalam kaitan organisasi ditentukan oleh tingkah

lakunya berdasarkan prosedur itu81

. Berdasarkan hasil wawancara mengenai

Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi terdapat beberapa tahapan-

tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi dengan

berlandaskan kepada Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang

Administrasi Kependudukan diperlukan adanya implementasi

terutama mengenai sistem dan prosedur. Maka dari itu dibuatlah

prosedur pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Muaro Jambi, Standar Operational Procedure (SOP) yang ada pada

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

mengacu pada semua persyaratan tersebut sesuai dengan Peraturan

81 Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

64

65

Presiden Nomor 25 Pasal 1 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan

Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan sipil.

2. Dalam Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran di Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi tidak

selamanya berjalan lancar. Ada kalanya didalam proses tersebut

terdapat kendala atau hambatan dalam menjalankan prosedur.

Kendala atau hambatan merupakan sesuatu yang harus dihadapi

tentunya dalam menjalankan prosedur sebagaimana mestinya.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, penulis menemukan

kendala kendala atau hambatan yang dihadapi dalam prosedur

pembuatan akta kelahiran yaitu : kendala teknis, kendala non teknis

Dan faktor pendukung.

b. Kewenangan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban dan bertanggung

jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan yang

dilakukan oleh Bupati/ Walikota dengan kewenang meliputi:

1.Koordinasi penyelenggaraan administrasi kependudukan;

2.Pembentukan instansi pelaksana yang tugas dan fungsinya bidang

administrasi kependudukan;

3.Pengaturan teknis penyelenggaraan administrasi kependudukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perunda-undangan;

4.Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan administrasi kependudukan;

5.Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang administrasi

kependudukan;

66

6.Penugasan Kepada Desa untuk menyelenggarakan sebagai urusan

administrasi kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan;

7.Pengelolaan dan penyajian data kependudukan berskala kabupaten/kota;

dan

8.Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan administrasi

kependudukan82

B. Saran

Adapun saran-saran yang ingin peneliti sampaikan dalam penelitian ini

antara lain :

1. Alur yang sudah dibuat oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Muaro Jambi sudah sangat baik dan mesti dipertahankan.

2. Kendala teknis seperti jaringan internet dan lampu mati sering terjadi, maka

Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

mesti menyiasati keadaan tersebut. Seperti pengadaan modem dengan kartu

provider yang kuat dan pengadaan mesin genset, selain itu pemberdayaan,

pemberian instruksi, pelatihan serta keberadaan SDM yang mengerti dan

paham terkait prosedur penerbitan akte kelahiran perlu di tingkatkan agar

layanan akte kelahirana bisa lebih cepat dan maksimal.

Kendala lain adalah kendala non teknis yang bersangkut paut kepada

kelengkapan pada saat pengurusan akte kelahiran, dengan terjadinya kendala

ini diharapkan pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi mengadakan penyuluhan terkait kelengkapan untuk

pengurusan akte kelahiran seminimalnya 1 (satu) kali dalam sebulan dan

membuat spanduk atau banner terkait persyaratan dalam pengurusan.

82 Undang-undang nomor 24 tahun 2013, loc it Pasal 7 (1)

67

DAFTAR PUSTAKA

A. Riterature

Andi Ni‟mah Sulfani, “Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wajo ”Skripsi FISIP

UNHAS Makassar 2012.

Angkat, Koko Mulyanto, Abdul Kadir, Isnaini, 2017, Analisis Pelayanan

Administrasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Dairi, jurnal Administrasi Publik, Vol. 7 [1] Juni [2017]

p-ISSN:2088-527x e-ISSN: 2548-7787

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Pengantar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya

Gie, The Liang. 2002. Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Nur Cahaya.

Ginting, Rosalina & Titik Haryati, 2011, Reformasi Birokrasi Publik Di

Indonesia, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Haning, Mohammad Thahir, 2018, Reformasi Birokrasi Di Indonesia: Tinjauan

Dari Perspektif Administrasi Publik, Jurnal Analisis Kebijakan dan

Pelayanan Publik, Volume 4 No. 1, Juni 2018

Haryono, “Pelaksanaan Pencatatan Akta Kelahiran dalam Mewujudkan Tata

Tertib Administrasi Kependudukan di Kecamatan Wedi Kabupaten

Klaten”. Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Sunan

Kalijaga Yogyakarta 2013.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik : Berbasis Dynamic Policy

Analisys. Yogyakarta : Gava Media

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaharuan

68

Lukman, Sampara.2008. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA-LAN

Press

Moekijat.1990. Administrasi Perkantoran. Bandung. CV. Mandar Maju

Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Muhammad Rizky Faisal, 2017, Analisis Pelaksanaan Pelayanan Administrasi

Kependudukan Di Kabupaten Mamuju Tengah, Skripsi, Universitas

Hasanuddin Makassar

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung: Refika Aditama

Musanef, Manajemen Usaha Pariwisata Di Indonesia, (Jakarta: PT. Toko

Gunung Agung, 1995), hlm. 10

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: CV. Alfabeta

Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:

Alfabeta

Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

Poltak Sinambela, Lijan. 2011. Reformasi Pelayanan Publik : Teori, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara

Prajudi Atmosudirjdo, Administrasi dan Manajemen Umum, (Jakarta: PT. Ghalia

Indonesia,1982), hlm. 39-40.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,

2013), hlm. 28

Rohman, Didik Fatkhur, Imam Hanafi, Minto Hadi, Jurnal Administrasi Publik

(JAP), Vol. 1, No. 5, Hal. 962-971

69

Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependududkan Edisi Revisi. Jakarta: Pustaka

LP3ES

Silalahi, Ulbert. 2002. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru

Algesido

Sinambela, Lijan Poltak dkk.2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, kebijakan

dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara

Slamet, Doni, Eko Retnadi, Partono, 2012, Pengembangan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (Siak) Pada Bagian Pendaftaran Pindah

Datang Penduduk Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut, ISSN : 2302-7339 Vol. 09 No. 04 2012.

Standar Operational Procedure (SOP) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Muaro Jambi.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabet

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkapi contoh Proposal

dan Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryani, Irma & Jamaluddin, 2016, Pelayanan Administrasi Kependudukan Pada

Kantor Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa, Jurnal Office, Vol. 2

No 2

Susanto, Azhar. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Sondang P. Siagan, Filsafat Administrasi, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung,

1997), hlm. 3.

Wardana, Data dan Geovani Meiwanda, 2017, Reformasi Birokrasi Menuju

Indonesia Baru, Bersih Dan Bermartabat, Jurnal Pemerintahan, Politik dan

Birokrasi Vol. III Nomor 1 April 2017

Weber, M. (2009). Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

70

Wulandari, Desi Dan Durinta Puspasari, Penerapan Siak (Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan) Dalam Pengelolaan Data Kependudukan Di

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Surabaya

Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu

Yusriadi, 2018, Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan, Jural

Administrasi Publik, 8 (2) Desember 2018.

Zul Karnain, “Proses Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga

Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Muaro Jambi

”Skripsi Fisipol UNMUL 2014.

Zuhro, R Siti, Good Governance Dan Reformasi Birokrasi Di Indonesia

B. Peraturan Perundang-Undangan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik

Peraturan Mentri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

RI Nomor 31 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik

Peraturan Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia No.6 Tahun 2012

C. Lain-Lain

UU RI Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan

UU RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

http://disdukcapil.subang.go.id/produk-layanan/akta-pencatatan-sipil/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Muaro_Jambi