ii...disampaikan penyegaran Kembali mengenai teknis pengisian allrecord-tc19, hasil analisa...

42
i

Transcript of ii...disampaikan penyegaran Kembali mengenai teknis pengisian allrecord-tc19, hasil analisa...

  • i

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami telah dapat

    menyelesaikan Laporan Monitoring dan Evalusai (Monev) Kegiatan penggunaan

    aplikasi all record TC-19 di 34 provinsi di Indonesia. Laporan ini mengambarkan

    sejauh mana pelaksanaan kegiatan penggunaan aplikasi all record TC-19 sebagai

    salah satu sarana pelaporan dan pencatatan secara online yang dilakukan oleh

    fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium pemeriksa dan Dinas Kesehatan

    Provinsi, Kota dan Kabupaten dalam melakukan monitoring di daerahnya.

    Monitoring dan Evaluasi (Monev) ke 1 ini dilakukan untuk 34 provinsi dari tanggal 31

    agustus 2020 sampai tanggal 25 september 2020 secara berturut turut (rata-rata

    dua provinsi per hari). Pelaksanaan monev dilakukan secara daring dengan

    menggunakan fasilitas zoom meeting. Dalam pertemuan pelaksanaan monev

    disampaikan penyegaran Kembali mengenai teknis pengisian allrecord-tc19, hasil

    analisa penggunaan aplikasi all record dilanjutkan dengan diskusi untuk pemecahan

    masalah yang ada dan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan. Laporan ini

    diharapkan dapat memberikan masukan pelaksanaan penggunaan sistem

    pencatatan dan pelaporan data covid-19 melalui aplikasi all record tc-19 sehingga

    penggunaan allrecord tc-19 bisa optimal dan dapat dijadikan dasar untuk pimpinan

    dalam mengambil kebijakan.

    Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran

    dan kritikan untuk kesempurnaan pelaksanaan monev pada masa yang akan datang

    sangat kami harapkan. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

    telah mendukung kegiatan monev tahap 1 ini. Semoga laporan ini bermanfaat

    Jakarta, 28 September 2020

    Ka.Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

    Dr.dr.Vivi Setiawaty, M.Biomed

  • iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar .............................................................................................. ii

    Daftar Isi ........................................................................................................ iii

    Daftar Lampiran ............................................................................................. iv

    A. Pendahuluan .......................................................................................... 01

    B. Latar Belakang ....................................................................................... 02

    C. Tujuan .................................................................................................... 02

    D. Metode ................................................................................................... 03

    1. Teknis ................................................................................................ 03

    2. Materi ................................................................................................ 03

    E. Permasalahan,Tindak Lanjut dan Hasil ................................................ 03

    E.1. Permasalahan dan Tindak Lanjut 03

    E.2..Hasil ............................................................................................. 23

    F. Kesimpulan dan Saran

    F.1 Kesimpulan ..................................................................................... 28

    F.2. Saran .............................................................................................. 28

    Lampiran – lampiran

    Lampiran 1 Jadwal Monitoring dan Evaluasi

    Lampiran 2 Daftar Pembicara beserta CV nya

    Lampiran 3. Materi paparan

    Lampiran 4. Notulensi dan Daftar Hadir

  • iv

    Daftar Lampiran

    Lampiran 1 Jadwal Monitoring dan Evaluasi

    Lampiran 2 Daftar Pembicara beserta CV nya

    Lampiran 3. Materi paparan

    Lampiran 4. Notulensi dan Daftar Hadir ,

    Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

  • 1

    Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Aplikasi All Record di 34

    Provinsi di Indonesia

    A. Pendahuluan

    Pandemi COVID-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit

    koronavirus 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit

    ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2).

    Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret

    2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.

    Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI

    Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar virus corona

    di Indonesia.

    Sampai tanggal 30 September 2020, Indonesia telah melaporkan 287.008 kasus

    positif menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina.

    Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak

    di Asia dengan 10.740 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih

    tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan

    gejala COVID-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu,

    diumumkan 214.947 orang telah sembuh, menyisakan 61.321 kasus yang sedang

    dirawat.

    Mengingat begitu cepat dan massive nya dinamika penyebaran Covid-19 di tanah

    air, pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan dituntut untuk bergerak cepat

    dengan menyiapkan segala sesuatunya untuk mencegah dan mengendalikan

    penyebaran virus covid-19 ini. Jumlah laboratorium pemeriksa yang pada awal

    pandemic hanya berjumlah belasan dalam waktu singkat meningkat menjadi

    ratusan. Sedangkan dalam hal penguatan sumber daya kesehatan berlaku hal yang

    sama. Pelatihan-pelatihan singkat dilakukan untuk bagaimana penanganan

    spesimen berbahaya ini, dimulai dari pengambilan, pengepakan dan sampai ke

    pemeriksaan.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_koronavirus_2019https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_koronavirus_2019https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_koronavirus_2019%E2%80%932020https://id.wikipedia.org/wiki/Koronavirus_sindrom_pernapasan_akut_berat_2https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Daerah_Khusus_Ibukota_Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Daerah_Khusus_Ibukota_Jakartahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Jawa_Timurhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Jawa_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Filipinahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Asia

  • 2

    Sejalan dengan kegiatan penata laksanaan terhadap pasien dan spesimen covid 19

    tersebut yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan sistim pelaporan dan

    pencatatan kasus secara cepat, tepat dan efisien. Pusat Data dan Informasi

    Kementerian kesehatan mengembangkan suatu sistim pencatatan yang dimulai

    sejak pasien diterima di fasilitas kesehatan sampai dengan diperiksa oleh

    laboratorium dan dilaporkan hasilnya.

    B. Latar Belakang

    Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07-MENKES-405-2020 menyatakan bahwa setiap laboratorium diwajibkan untuk melakukan pelaporan atau mengisi

    hasil pemeriksaan spesimen covid-19 ke dalam sistim all record TC-19. Badan

    Litbang Kesehatan dalam hal ini Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan diberi mandat untuk menjadi coordinator pelaksanaan atau pemanfaatan

    aplikasi online ini. Seiring dengan berjalannya waktu, angka kasus covid-19 di

    Indonesia sampai saat ini cukup tinggi. Sehingga pemerintah menetapkan target

    pemeriksaan per hari sebanyak 30.000 spesimen. Hal ini tentunya harus di imbangi

    oleh sarana dan prasarana penunjang, baik itu bidang medis maupun non medis.

    Termasuk didalamnya adalah pemanfaatan all record sebagai sistim pelaporan dan

    sekaligus sebagai alat bantu pengambilan keputusan (decision support system)

    dengan pemanfaatan dashboard dan fitur monitoring yang dapat dimanfaatkan oleh

    dinas kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota sedangkan di

    pusat informasi dari sistim ini bermuara di gugus tugas covid-19.

    Saat ini tercatat lebih dari 5000 akun yang terdaftar dalam sistim all record 19

    karena banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas),

    laboratorium yang tergabung dalam sistim ini dan diprediksi akan terus bertambah.

    Dalam pemanfaatannya masih ada beberapa kendala sehingga all record masih

    belum termaksimalkan. Untuk itulah monitoring dan evaluasi diperlukan di seluruh

    provinsi untuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang ada dilapangan.

    Sehingga kedepan dapat kita ketahui permasalahannya dan ditemukan solusinya.

    C. Tujuan

    Tujuan umum:

  • 3

    Mendapatkan gambaran mengenai permasalahan sistem pencatatan dan

    pelaporan data covid-19 melalui aplikasi allrecord TC-19 di Indonesia

    Tujuan Khusus:

    1. Mengidentifikasi kepemilikan dan kebutuhan akun untuk fasilitas kesehatan

    pengirim spesimen, laboratorium dan monitoring dinkes

    provinsi/kabupaten/kota

    2. Mengidentifikasi permasalahan terkait penggunaan akun

    3. Mengidentifikasi masalah terkait teknis pengisian aplikasi allrecord tc-19

    D. Metode Monitoring dan Evaluasi

    Kegiatan ini dilakukan secara daring untuk masing-masing provinsi. Dalam satu hari

    dilakukan kegiatan monev terhadap 2 provinsi sehingga diperlukan waktu 17 hari

    untuk 34 provinsi. Kegiatan monitoring dan evaluasi allrecord tc-19 tahap 1 diikuti

    oleh Tim pusat (PBTDK badan litbangkes, PHEOC, Yankes Rujukan, Yankes Primer

    dan Pusdatin Kemenkes RI), Dinas Kesehatan provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten

    kota dan laboratorium pemeriksa spesimen covid-19 dimasing-masing provinsi.

    Kegiatan terbagi menjadi 3 sesi, Sesi pertama paparan mengenai penyegaran

    kembali teknis pengisian dan penjelasan penggunaan fasilitas monitoring untuk

    dinkes provinsi/kab/kota. Sesi ke dua paparan mengenai evaluasi hasil pengisian

    allrecord di masing-masing provinsi dan sesi ke tiga diskusi mengenai permasalahan

    dan pencarian solusi pemecahan masalah tersebut.

    E. Permasalahan, Tindak Lanjut dan Hasil

    E.I. Permasalahan dan tindak lanjut

    Dari proses diskusi yang berkembang dalam kegiatan monitoring dan evaluasi,

    diidentifikasi beberapa masalah. Berapa masalah sudah ditindak lanjutu saat itu

    juga, namun ada juga yang perlu penanganan lebih lanjut. Masalah-maslah tersebut

    antara lain :

    1. Proses bisnis Allrecord belum berjalan dengan baik

    Proses bisnis allrecord dimulai dari fasilitas kesehatan pengambil/pengirim

    spesimen memasukkan data identitas pasien dan riwayat pengambilan

    spesimen. Setelah itu data tersebut dapat dicetak dan formulir hasil cetakan

    bersama spesimen dikirim ke laboratorium pemeriksa. Formulir hasil cetakan

  • 4

    tersebut merupakan bukti bahwa spesimen telah dimasukan kedalam aplikasi

    allrecord dan digunakan oleh laboratorium pemeriksa untuk mencocokan

    kesesuaian data sebelum memasukkan hasil pemeriksaan. Laboratorium

    pemeriksa akan memastikan kesesuaian data yang ada diaplikasi allrecord

    dan formulir pengantar yang disertakan bersama spesimen, apabila sesuai

    hasil pemeriksaan baru dimasukkan. Proses bisnis ini tidak berjalan

    dibeberapa provinsi, antara lain disebabkan :

    a. Fasilitas kesehatan pengambil/pengirim spesimen tidak

    memasukkan data di allrecord-tc19

    Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain :

    i. Fasilitas kesehatan pengambil/pengirim spesimen tidak

    memiliki akun allrecord.

    Pemberian akun fasilitas kesehatan pengambil/pengirim

    spesimen selama ini berkoordinasi dengan dinas kesehatan

    provinsi. Pemberian akun satu pintu melalui dinas kesehatan

    provinsi dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan akun serta

    menghindari penyalahgunaan akun dan agar akun dapat

    diterima atau diberikan kepada yang memang berhak. Tindak

    lanjut dari masalah ini adalah dinas kesehatan kabupaten kota

    akan kembali mendata fasilitas kesehatan pengambil/pengirim

    spesimen didaerahnya untuk kemudian dilaporkan ke dinkes

    provinsi. Selain itu diperlukan juga laporan dari laboratorium

    pemeriksa terkait fasilitas kesehatan pengambil/pengirim

    spesimen mana saja yang selama ini belum memasukkan data

    ke allrecord tc-19. Dinas kesehatan provinsi kemudian akan

    memberikan data tersebut ke badan Litbangkes untuk

    pembuatan atau penambahan akun.

    ii. Fasilitas kesehatan pengambil/pengirim spesimen belum

    memahami pengisian allrecord-TC19.

    Tindak lanjut masalah ini adalah dilakukan pelatihan ulang

    teknis pengisian allrecord TC-19. Pada pelatihan ini, masing-

    masing peserta langsung melakukan praktek pengisian melalui

    link demo allecord-TC19. Pelatihan praktek langsung ini juga

    sudah dilakukan pada saat monitoring dan evaluasi kali ini di

  • 5

    beberapa provinsi yang memang meminta untuk dilakukan

    praktek secara langsung.

    iii. Kebijakan memasukkan data satu pintu

    Beberapa provinsi mengambil kebijakan yang memasukkan

    data ke allrecord-tc19 adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,

    atau bahkan oleh dinas kesehatan provinsi, hal ini dimaksudkan

    untuk memudahkan koordinasi dan monitoring spesimen. Pada

    saat jumlah spesimen suatu provinsi masih sedikit mungkin

    kebijakan dapat dilakukan, namun saat jumlah spesimen

    bertambah banyak akan membuat beban memasukkan data di

    satu tempat, hal ini dapat memperlama proses pemasukan

    data.

    Tindak lanjut masalah ini adalah memberi informasi kepada

    dinkes provinsi mengenai proses bisnis allrecord, walaupun

    proses entry allrecord tidak dilakukan oleh dinkes

    provinsi/kabupaten/kota, mereka tetap dapat melakukan

    pemantauan melalui akun administrator/monitoring dinas

    kesehatan. Akun ini dimiliki oleh dinas kesehatan

    provinsi/kabupaten/kota untuk melihat data spesimen sampai

    level individu (tidak hanya jumlah).

    b. Laboratorium tidak mengisi hasil ke allrecord-tc19

    Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain:

    i. Proses bisnis allrecord, laboratorium pemeriksa seharusnya

    hanya bertugas untuk memasukkan hasil pemeriksaan.

    Beberapa daerah dimana fasilitas kesehatan

    pengambil/pengirim spesimen tidak memasukkan data ke

    allrecord maka hal ini akan mengakibatkan beban laboratorium

    menjadi bertambah karena laboratorium harus mengisi data

    pasien dari awal (data pasien dan riwayat pengembilan

    spesimen) sampai dengan proses input hasil. Hal ini membuat

    proses pengisian hasil ke allrecord terhambat apalagi untuk

  • 6

    laboratorium yang memiliki keterbatasan dengan sumber daya

    manusia (SDM).

    ii. Beberapa daerah menyampaikan keluhan kekurangan tenaga

    untuk memasukkan data ke allrecord tc-19. Tindak lanjut

    masalah ini laboratorium diminta bersurat ke Kepala Badan

    Litbangkes yang ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi

    masing – masing mengenai permintaan tenaga kesehatan yang

    memiliki keahlian computer, untuk selanjutnya kepala badan

    litbangkes akan meneruskan surat tersebut ke kepala badan

    PPSDM.

    c. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabubaten/Kota belum menggunakan

    akun monitoring

    Beberapa hal yang menyebabkan hal ini:

    i. Akun monitoring belum diterima oleh dinas kesehatan

    Akun monitoring sudah distribusikan sejak awal melalui bantuan

    PHEOC yang akan mendistribusikan ke dinkes provinsi untuk

    selanjutnya didistribusikan ke setiap dinkes kabupaten/kota.

    Beberapa daerah menginformasikan belum menerima akun

    monitoring, penyelesaian masalah tersebut adalah dengan

    langsung dilakukan koordinasi dengan dinkes provinsi untuk

    pemberian akun monitoring pada saat dilakukan monitoring dan

    evaluasi di masing – masing provinsi.

    ii. Beberapa daerah belum paham menggunakan akun monitoring

    atau bahkan belum pernah menggunakan akun monitoring baik

    ditingkat Provinsi maupun kabupaten/kota, tindak lanjut masalah

    ini adalah dengan melakukan praktek langsung penjelasan

    mengenai teknis penggunaan dan intepretasi data pada akun

    monitoring. Keberhasilan atau tingkat pelaporan data pada

    aplikasi New Allrecord ini memang sangat ditentukan oleh peran

    dari Dinas Kesehatan dalam melakukan monitoring. Melalui

    akun monitoring maka dinas Kesehatan dalam aplikasi new

    allrecord sudah disediakan tools untuk memonitor sampel –

    sampel diwilayahnya. Jika dinas Kesehatan melakukan

  • 7

    monitoring terhadap faskes pengirim spesimen maupun

    laboratorium pemeriksa maka diharapkan pelaporan kedalam

    aplikasi allrecord bisa menjadi lebih baik. Beberapa contoh

    mengenai peran dinas Kesehatan antara lain :

    a) Monitoring terhadap Jumlah sampel yang belum

    diperiksa

    Didalam aplikasi allrecord.

    Dinas Kesehatan bisa memonitor faskes – faskes

    pengirim spesimen pada menu monitoring pengambilan

    spesimen dan mencermati segala permasalahan terkait jumlah

    spesimen yang belum diperiksa.

    Dinas Kesehatan harus memastikan permasalahan kenapa

    sampel tersebut belum diinput hasilnya, apakah memang

    sampel tersebut belum diperiksa atau sudah diperiksa tetapi

    hasil belum diinput kedalam allrecord atau malah terjadi double

    entry data pasien. Hal ini diperlukan agar dinas Kesehatan bisa

    mencarikan solusi yang tepat terkait permasalahan yang ada

    supaya semua sampel yang telah dikirim oleh faskes pengirim

    spesimen diperksa atau diinput hasilnya ke dalam aplikasi

    allrecord.

    b) Monitoring terhadap Laboratorium yang salah dalam

    proses verifikasi

    Fakta dilapangan masih banyak ditemukan adanya

    laboratorium – laboratorium yang melakukan salah verifikasi

    terhadap hasil pemeriksaan pasien. Hal ini yang harus menjadi

    perhatian dari Dinas Kesehatan dalam melakukan monitoring.

    Apabila ditemukan ada laboratorium yang menverifikasi bukan

    dari wilayah pengiriman spesimen, maka harus dipastikan

    apakah benar spesimen dikirim ke laboratorium tersebut. Tindak

    lanjut dari masalah beberapa maslah ini antara lain :

    menyarankan agar faskes pengirim spesimen untuk

    melapirkan hasil print data pasien pada aplikasi allrecord.

  • 8

    mengingatkan kembali kepada laboratorium pemeriksa

    agar lebih teliti dalam mencocokan data pasien di aplikasi

    allrecord dan print dari faskes pengirim spesimen.

    Jika dinas Kesehatan menemukan ada laboratorium yang

    salah dalam verifikasi hasil maka diharapkan segera

    menghubungi laboratorium tersebut untuk melakukan

    proses pembatalan verifikasi selanjutkan berkoordinasi

    dengan laboratorium yang memeriksa sampel pasien

    tersebut untuk melakukan verifikasi ulang.

    Dari sisi sistem pada saat pencarian data pasien hanya

    akan muncul satu nama pasien, ini diharapkan akan

    mempermudah laboratorium dalam mencari dan

    mencocokan identitas pasien sehingga diharapkan dapat

    mengurangi kesalahan data pasien pada saat melakukan

    verifikasi hasil pemeriksaan.

    d. Kendala Internet dilapangan

    Ketersediaan jaringan internet di beberapa wilayah terpencil menjadi

    hal yang sangat mendasar. Akibat dari permasalahan ini maka banyak

    faskes pengirim spesimen yang tidak bisa mengisi langsung data

    pasien dan riwayat pengambilan spesimen keaplikasi allrecord.

    Tindak lanjut dari masalah ini adalah beberapa dinas kesehatan

    Kab/Kota yang bertugas mensiasatinya dengan mengisi data pasien

    dan riwayat pengambilan spesimen ke aplikasi allrecord terlebih

    dahulu sebelum pengambilan sampel kepada pasien atau sebelum

    turun kelapangan. Apabila terdapat pasien yang tidak berhasil diambil

    spesimennya maka data tersebut akan langsung dihapus dari aplikasi.

    Ada juga beberapa faskes pengirim spesimen yang meminta bantuan

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengisikan data kedalam

    allrecord, hal ini dikarenakan memang di wilayah faskes pengirim

    spesimen tidak ada akses internet sama sekali sedangkan Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota karena berada diwilayah perkotaan

  • 9

    diharapkan mempunyai atau sudah terhubung dengan internet dengan

    jaringan yang lebih stabil.

    e. Kendala pada aplikasi allrecord-TC19

    Kendala lambatnya aplikasi allrecord pada saat tertentu seperti saat

    faskes pengirim spesimen akan memasukan data ke aplikasi allrecord

    danlaboratorium pemeriksa yang akan melakukan verifikasi dan sering

    errornya aplikasi allrecord. Kendala ini memang diakibatkan terlalu

    banyaknya spesimen yang belum diverifikasi oleh laboratorium

    pemeriksa. Ada ratusan ribu sampel yang belum diperiksa sehingga

    mengakibatkan pencarian data menjadi lambat.

    Tindak lanjut dari sisi sistem yang telah dilakukan oleh Pusdatin

    diantaranya dengan telah dilakukannya perubahan fitur pencarian

    dengan memutus loading saat pencarian sehingga saat ini hanya akan

    ada 1 baris data pasien yang muncul, hal ini dimaksudkan selain

    menambah kecepatan pencarian juga untuk menghindari kesalahan

    laboratorium dalam melakukan verifikasi pasien yang bukan diperiksa

    oleh laboratorium tersebut. Selain itu, dari sisi infrastruktur Pusdatin

    juga telah melakukan peningkatan server yang digunakan untuk

    aplikasi allrecord.

    Sedangkan dari sisi user diharapkan setelah dilakukan monitoring dan

    evaluasi ini dapat segera menginput hasil seluruh pemeriksaan yang

    ada dilaboratorium agar beban pencarian pada aplikasi bisa dikurangi

    sehingga proses pencarian data pasien menjadi lebih cepat.

    2. Koordinasi teknis daerah

    i. Koordinasi antar Dinkes Provinsi

    Pada kondisi Pasien diambil atau dirawat dengan hasil pemeriksaan

    positif diwilayahnya tetapi beralamat sesuai domisili bukan dari wilayah

    provinsi tersebut. Maka hanya Dinas Kesehatan Provinsi maupun

    Faskes pengirim spesimen tersebut yang bisa melihat hasil pasien

    positif sementara provinsi domisili pasien tidak bisa mengetahui hasil

    pasien melalui allrecord. Oleh karena itu diperlukan koordinasi antar

    Dinas Kesehatan Provinsi untuk menginformasikan kepada dinas

  • 10

    provinsi lain tempat domisili pasien tersebut bahwa ada pasien diambil

    dan diperiksa dengan hasil pemeriksaan positif diwilayahnya. Sehingga

    diharapkan dinas Kesehatan povinsi tempat domisili pasien bisa segera

    melakukan tracing kepada kontak erat pasien positif tersebut.

    ii. Koordinasi antar Dinkes Kab/Kota

    Kondisi Pasien diambil atau dirawat dengan hasil pemeriksaan positif

    diwilayahnya tetapi beralamat sesuai domisili bukan dari wilayah

    Kab/Kota tersebut juga banyak terjadi sehingga perlu dilakukan

    koordinas antar Dinas Kesehatan Kab/Kota agar proses tracing

    terhadap kontak erat pasien tersebut bisa lebih cepat. Hal ini menjadi

    penting agar sebisa mungkin penularan bisa dicegah.

    iii. Koordinasi antar Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota

    Koordinasi ini perlu dilakukan dalam hal mencermati permasalahan

    pada jumlah sampel yang belum diperiksa agar segera bisa dilakukan

    penginputan data spesimen dan hasil pemeriksaan. Monitoring ini perlu

    dilakukan secara berkala oleh Dinas Kesehatan Provinsi terhadap

    masing – masing Dinas Kesehatan Kab/Kota agar Dinas Kesehatan

    Kab/Kota lebih memperhatikan jumlah sampel yang belum diperiksa

    diwilayahnya. Karena Dinas Kesehatan Kab/Kota lah yang menjadi

    ujung tombak keberhasilan dalam penginputan data kedalam allrecord

    dengan cara memonitor data sampel dan hasil pemeriksaan

    diwilayahnya.

    iv. Koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi dengan Laboratorium

    Pemeriksa

    Dinas Kesehatan Provinsi selaku pengusul laboratorium pemeriksa

    diwilayahnya mempunyai kewajiban untuk melakukan assessment

    terhadap laboratorium tersebut hingga Dinas Kesehetan Provinsi

    mengeluarkan surat rekomendasi. Peran lain yang dapat di lakukan

    oleh Dinas Kesehatan Provinsi adalah mengenai distribusi sampel

    diwilayahnya agar tidak menumpuk dalam satu laboratorium sehingga

    salah satu laborarotium pemeriksa mengalami overload sementara

    laboratorium lain diwilayahnya masih kosong.

  • 11

    Hal lain yang perlu dilakukan terkait pelaporan hasil pemeriksaan

    laboratorium kedalam aplikasi allrecord, jangan sampai terjadi hasil

    pemeriksaan sudah ada tetapi belum dilaporkan atau diinput kedalam

    aplikasi allrecord dan pelaporannya menggunakan format lain seperti

    melalui data excel, data pdf atau bahkan melalui aplikasi sosial whats

    up (WA). Jika penginputan hasil kedalam aplikasi allrecord tidak

    segera dilakukan maka akan terjadi penumpukan data di laboratorium

    tersebut sehingga menyebabkan beban input kedalam aplikasi

    allrecord semakin besar.

    3. Data spesimen yang dilaporkan pada rekapan excel lebih sedikit dari

    yang semestinya

    Data rekapan excel bertujuan untuk memotong rantai pelaporan jumlah

    spesimen yang diperiksa setiap hari karena data di aplikasi allrecord belum

    real time. Terjadi perbedaan data spesimen yang dilaporkan pada rekapan

    excel dengan jumlah yang telah diperiksa oleh lab dapat disebabkan karena

    lab terlambat bergabung ke WA grup jejaring pemeriksa covid-19 atau lab

    tidak memberikan hasil rekapan secara teratur. Apabila pengisian data di

    aplikasi allrecord sudah berjalan secara real time dan sesuai kondisi di

    lapangan maka seluruh data diambil melalui aplikasi allrecord sehingga

    rekapan excel tidak diperlukan lagi.

    4. Keamanan Data

    Untuk menjaga keamanan data dan penyalahgunaan akun maka untuk

    penambahan akun faskes pengirim spesimen maupun reset password jika

    user lupa akan passwordnya maka semua itu harus melalui satu pintu yaitu

    Dinas Kesehatan Provinsi. Disamping itu selalu ditekankan atau diingatkan

    kepada pemilik akun pada aplikasi allrecord baik akun Faskes, akun

    Laboratorium Pemeriksa dan akun Monitoring oleh Dinas Kesehatan Provinsi

    agar segera mengganti password segera setelah berhasil login untuk pertama

    kalinya. Jika akun sudah dibagikan kepada masing – masing user melalui

    Dinas Kesehatan Provinsi maka akan menjadi tanggungjawab penuh masing

  • 12

    – masing user dan Dinas Kesehatan Provinsi terkait hal penyalahgunaan

    akun.

    Secara sistem password yang ada di aplikasi allrecord sudah terenkripsi

    sehingga setelah ganti password maka tidak ada pihak lain yang mengetahui

    password baru user tersebut.

    Hal ini dimaksudkan agar keamanan data dan penyalahgunaan akun bisa

    dihindari.

    5. Proses Migrasi data dari allrecord lama dan aplikasi BLC.

    Data yang berasal dari allrecord lama dan BLC telah selesai dilakukan, tetapi

    data tersebut belum dimasukkan ke aplikasi allrecord. Hal ini menyebabkan

    terjadi selisih data antara proses pemerikaan dan data yang ada di aplikasi

    new allrecord terutama untuk laboratorium – laboratorium yang sejak awal

    memang sudah bergabung kedalam laboratorium jejaring pemeriksa Covid19

    dan sudah memasukan data kedalam 2 aplikasi sebelumnya. Proses input

    kembali data tersebut masih menunggu koordinasi dengan tim Pusdatin

    selaku host dari aplikasi allrecord.

    6. Kepemilikan Aplikasi Pelaporan Covid19 Tingkat Pemerintah Daerah

    Salah satu yang menjadikan kendala dalam pelaporan dan pencatatan

    kedalam aplikasi allrecord adalah kepemilikan aplikasi pelaporan Covid19

    yang dimiliki oleh beberapa Pemerintah Daerah baik ditingkat Kab/Kota

    sampai dengan tingkat Provinsi. Bisa dibayangkan jika di tingkat

    pemerintahan Kab/kota mempunyai aplikasi pelaporan Covid19 sendiri

    kemudian pada tingkat Pemerintahan Provinsi juga mempunyai aplikasi

    pelaporan Covid19 sendiri dan kemudian harus menginput juga pada aplikasi

    pencatatan dan pelaporan allrecord, maka untuk 1 data pasien harus diisikan

    kedalam 3 aplikasi sekaligus, ini juga yang membuat beban pencatatan dan

    pelaporan menjadi lebih berat.

    Oleh karena itu perlu koordinasi antara beberapa pemerintah daerah yang

    mempunyai aplikasi pelaporan Covid19 dengan Pusdatin Kemenkes selaku

    pengembang aplikasi agar menjembatani aplikasi – aplikasi ditingkat

    pemerintah daerah agar terhubung dengan aplikasi allrecord sehingga dalam

  • 13

    satu kali input data pasien maka data tersebut sudah bisa tersimpan di

    aplikasi yang dimiliki pemerintah daerah dan aplikasi allrecord.

    7. Logistik non reagen (tip dll) consumable

    Fakta di lapangan sering terjadi logistik non reagen habis sehingga

    laboratorim pemeriksa terhenti dalam melakukan pemeriksaan. Beberapa

    daerah ada yang sudah menganggarkan untuk keprluan ini, tapi memang

    ketersediaan bahan consumable dipasaran kosong.

    8. Reagen, jenis, distribusi dan lain – lain.

    Reagen yang berasal dari Kemenkes atau BNPB sering berubah sehingga

    perlu dilakukan optimasi kembali untuk reagen tersebut dan hal ini cukup

    menyita waktu dan tenaga. Perlu adanya koordinasi antara Kemenkes atau

    BNPB dengan laboratorium yang akan menerima reagen terkait jenis reagen

    yang digunakan serta ketersediaan reagen.

    9. Kapasitas Lab, terkait mesin dan metode PCR

    Beberapa laboratorium belum mengisi kuesioner efst-2. Dalam monev

    disampaikan agar laboratorium yang belum mengisi kuesioner esft-2 agar

    segera mengisi. Kontrol provinsi terhadap Laboratorium Pemeriksa

    i. Kontrol input hasil pemeriksa

    Akun monitoring dinkes, baik dinkes provinsi maupun kabupaten/kota

    belum digunakan secara optimal. Sehingga control input hasil periksa

    tidak dilakukan secara baik. Selain itu faskes pengirim spesimen yang

    tidak mengentry data di allrecord menyebabkan dinkes provinsi atau

    dinkes kab/kota tidak bisa memantau kondisi di wilayahnya.

    ii. Kontrol terhadap Laboratorium salah verifikasi

    Dinkes kab/kota dapat memonitor laboratorium yang melakukan

    verifikasi terhadap sampel yang dikirimkan melalui akun monitoring.

    Penggunaan dan distribusi akun monitoring yang belum baik dan

    optimal menyebabkan kesalahan verifikasi yang dilakukan oleh

    laboratorium tidak berjalan dengan semestinya.

    10. Pengajuan Klaim ke BPJS

  • 14

    Untuk pengajuan klaim ke BPJS diperlukan hardcopy hasil pemeriksaan dari

    laboratorium pemeriksa yang telah ditanda tangan oleh laboratorium

    pemeriksa dan di cap basah, sehingga fasilitas Kesehatan pengirim spesimen

    tetap harus menunggu hardcopy hasil pemeriksaan dari laboratorium

    pemeriksa. Hal ini sangat mempengaruhi kepatuhan fasilitas Kesehatan

    pengirim spesimen dalam memasukkan data ke allrecord Tc-19. Pada

    allrecord-tc19, rumah sakit pengirim spesimen belum dapat melakukan cetak

    hasil pemeriksaan yang telah berisi tanda tangan laboratorium pemeriksa.

    Tindak lanjut dari masalah ini adalah perlu dikomunikasikan ke Pusdatin

    kemenkes RI terkait pembuatan tanda tangan elektronik pada cetakan hasil

    pemeriksaan yang diterima oleh rumah sakit pengirim spesimen, disamping

    itu perlu juga pembicaraan dengan P2JK dan BPJS terkait regulasi pengajuan

    klaim. Apabila hal ini dapat dilakukan maka akan meningkatkan kepatuhan

    fasilitas Kesehatan pengambil/pengirim speseimen memasukkan data ke

    allrecord-tc19.

    11. Kelancaran pengiriman spesimen (isu daerah terpencil)

    i. Pengiriman spesimen ke Dinas Kesehatan Provinsi atau Kab/Kota

    Beberapa provinsi mewajibkan setiap spesimen yang akan diperiksa

    dikumpulkan terlebih dahulu di dinkes provinsi untuk selanjutnya dinkes

    provinsi yang akan menyalurkan ke laboratorium pemeriksa. Distribusi

    sampel yang seperti ini akan menyebabkan tertundanya sampel untuk

    sampai ke lab guna dilakukan pemeriksaan.

    ii. Jadwal pengiriman spesimen ditentukan oleh Laboratorium

    Beberapa laboratorium menentukan jadwal pengiriman spesimen karena

    loading sampel yang terlalu banyak.

    iii. Transportasi yang tidak ada secara Rutin

    Transportasi untuk distribusi spesimen tidak ada setiap waktu sehingga

    terjadi penundaan sampel untuk diperiksa laboratorium.

  • Matriks Masalah di 34 provinsi

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses

    pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar instansi

    Logistik Lab Keterangan

    Aceh

    Beberapa faskes belum mengentry data pasien dan lab belum melakukan verifikasi di allrecord tetapi hasil sudah diterima. Bahkan ada beberapa akun faskes dinkes yang tidak bisa masuk karena password tidak sesuai.

    Terjadi peningkatan pengiriman sampel ke FK Unsyiah yang mengakibatkan kebutuhan proses entry menjadi tinggi tetapi sudah ditanggulangi dg merekrut 3 SDM untuk entry

    Akun monitoring dinkes kabupaten belum diterima oleh dinkes provinsi

    Sumatera Utara

    Beberapa lab belum mengentry karena belum memiliki akun di allrecord

    Lab Prodia lama dalam mengeluarkan hasil sehingga sulit untuk tracing secara cepat sehingga apabila sampel tsb positif.

    Sumatera Barat

    Faskes tidak mengentry data pasien dan riwayat pengambilan spesimen

    Akun monitoring dinkes kabupaten belum didistribusikan dan belum digunakan

    Perwakilan lab tidak hadir sehingga tidak mengetahui masalah yang ada di lab.

    Sumatera Selatan

    Faskes pengirim spesimen belum mengentry karena belum punya akun allrecord

    Akun monitoring dinkes kab/kota banyak terdapat sampel dalam belum dikerjakan

    Data PE perlu dimarger dengan allrecord

  • 16

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar instansi

    Logistik Lab Keterangan

    Jambi

    Max kapasitas BPOM hanya 80-100/hari sampel sd 200 sampel per hari. Akan mengaktifkan labkesda provinsi untuk pemeriksaan covid karena loading sampel yang mulai naik

    Tanggal pengiriman menggunakan waktu pengiriman dari dinkes provinsi ke Balai POM. Sehingga proses pengiriman tidak tergambarkan. Sampel diambil siang sampai malam hari

    Koordinasi dengan RSUD Raden Matther belum berjalan sehingga RSUD Raden Mattaher belum menerima sampel dari dinkes

    Bangka Belitung

    faskes pengirim spesimen mengentry data pasien setelah spesimen dikirim ke lab

    Akun monitoring dinas kab/kota belum diterima dan belum diditribusikan

    Perwakilan lab tidak hadir sehingga tidak mengetahui masalah yang ada di lab.

    Riau

    Faskes belum mengentry data pasien dan riwayat spesimen

    RSUD Arifin Achmad hanya memeiliki 1 tenaga entry allrecord

    Hanya ada 1 lab pemerintah (RSUD Arrifin Achmad) yang berperan sebagai lab pemeriksa dari hasil tracing dinkes kab/kota sehingga sampel antre

    Sampel dari PKM/dinkes seluruhnya dikirim ke RS Arifin Achmad sehingga banyak sampel antri. Ada 2 lab swasta (RS Ea Hospital dan RS Awal Bros yang belum diberdayakan untuk pemeriksaan sampel

    Tidak ada koordinasi dengan lab swasta untuk membantu pemeriksaan sampel tracing yang berasal dari dinkes kab/kta

    Kepulauan Riau

    Beberapa faskes yang tidak entry data pasein dan riwayat pengambilan spesimen di aplikasi allrecord.

  • 17

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord

    SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses

    pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar instansi

    Logistik Lab Keterangan

    Bengkulu

    Beberapa faskes belum memiliki akun dan belum mengentry riwayat pengambilan spesimen

    Kapasitas lab sangat terbatas karena hanya ada 1 alat. Max 90-180 sampel/hari (hanya 2 shift)

    Sampel dikumpulkan di labkesda prov Bengkulu sehingga terjadi delay sampel karena di lab masih terdapat sampel yang belum dikerjakan

    Akun monitoring dinkes kab/kota sudah bisa mengisi form PE tetapi belum dilaksanakan.

    BHP dan reagen sering habis

    Lampung

    Beberapa faskes belum memiliki akun dan belum mengentry riwayat pengambilan spesimen

    Laboratorium sudah mulai mengalami penumpukan sampel. Balai Labkes Lampung tidak hadir padahal banyak sampel yang tertunda dan tidak mendapat klarifikasi dari lab Balai Labkes Lampung

    Sampel dikumpulkan di labkesda prov Bengkulu sehingga terjadi delay sampel karena di lab masih terdapat sampel yang belum dikerjakan

    Akun monitoring dinkes kabupaten belum diterima oleh dinkes provinsi

    Banten

    Beberapa faskes belum memiliki akun di aplikasi allrecord

    Terjadi penumpukan sampel di Labkesda kota Tangerang karena kab Tangerang labkesdanya belum beroperasi

    Akun monitoring dinkes kab/kota sudah bisa mengisi form PE tetapi belum dilaksanakan.

  • 18

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses

    pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar

    instansi Logistik Lab Keterangan

    Jawa Barat

    Lab cabang (Kalbe Farma dan Kimia Farma) belum memiliki akun faskes sehingga hasil entry lab pusat tidak maksimal dan sulit diidentifkasi oleh akun dinkes kab/kota. Faskes pengirim spesimen di wilayah kab Cirebon belum entry data pasien

    Beberapa lab perlu tambahan tenaga entry yang akan dikoordinasikan oleh dinkes provinsi

    Beberapa dinkes kab/kota yang belum memanfaatkan akun monitoring

    Agar sistem allrecord dapat menupload bentuk excel sehingga tidak per 1-1 memasukkan data

    DKI Jakarta

    Lab swasta seperti Genelab masih menginput data pasien sendiri karena fakses pengirim spesimen belum memiliki akun di allrecord

    Beberapa lab perlu tambahan tenaga entry yang akan dikoordinasikan oleh dinkes provinsi

    Jawa Tengah

    Reagen sempat habis sehingga lab stop beroperasi

    Perlu disediakan menu ttd digital sehingga bisa digunakan untuk klaim BPJS

    Jawa Timur

    Swab mandiri dan beberapa faskes rujukan belum mengisi allrecord dan belum punya akun faskes di aplikasi allrecord sehingga tidak mengentry data pasien dan riwayat spesimen di allrecord

    Perlu disediakan menu ttd digital sehingga hasil di allrecord lebih dipercaya sebagai hasil yang valid oleh keluarga pasien. Perlu adanya menu upload dari file excel ke aplikasi allrecord gar lebih mudah dan cepat

  • 19

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses

    pengiriman sampel

    Akun monitoring

    dinkes belum dipergunakan/di

    stribusi

    Koordinasi antar instansi

    Logistik Lab Keterangan

    DI Yogyakarta

    Beberapa faskes belum mengentry riwayat pengambilan spesimen

    Akun allrecord bisa drifgding dengan akun NIK dari Kemendagri

    Bali

    Beberapa faskes belum mengentry riwayat pengambilan spesimen

    RS Warmadewa kapasitas lab hanya 46 sample/hari

    Akun monitoring dinkes kab/kota sudah didistribusikan tetapi belum digunakan

    Reagen dari pusat sering berganti sehingga validasi harus dilakukan berulang

    NTB

    Beberapa faskes belum memiliki akun dan belum mengentry riwayat pengambilan spesimen

    Data PE masih belum diinput oleh dinkes kab/kota tau dinkes provinsi

    Masih harus dikomunikasikan antara lab, faskes, dinkes terkait akun faskes pengirim spesimen

    NTT

    Akun monitoring dinkes kab/kota sudah didistribusikan tetapi belum digunakan

    Perwakilan lab tidak hadir sehingga tidak mengetahui masalah yang ada di lab.

    Kalimantan Barat

    Beberapa faskes dan dinkes belum pernah menggunakan aplikasi allrecord. Sehingga belum pernah entry data pasien ke dalam aplikasi allrecord. Selama faskes belum apunya akun maka netry data akan dibantu oleh dinkes Provinsi.

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum disebar dan digunakan

  • 20

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar

    instansi Logistik Lab Keterangan

    Kalimantan Tengah

    Beberapa faskes telat dalam mengentry data pasien.

    Hanya ada 1 lab pemeriksa yaitu RS Universitas Tanjung Pura dengan kapasitas lab hanya 250 sampel per hari. Tetapi akan ada peningkatan pemeriksaan sampai 500 sampel per hari

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum disebar dan digunakan

    Reagen sering habis

    Kalimantan Selatan

    Faskes masih belum mengentry data di allrecord. Beberapa masalah lain adalah salah NIK dsb sehingga kesulitan untuk mencari di allrecord

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum disebar dan digunakan

    Kalimantan Timur

    Proses entry masih dilakukan seluruhnya oleh dinkes provinsi untuk sampel yang berasal dari kabupaten/kota. Beberapa faskes yang bukan berasal dari dinkes belum mengisi data pasien dan riwayat spesimen ke allrecord. Rencana selanjutnya adalah kab/kota mengirim sampel dan form dari allrecord.

    Lab swasta kekurangan tenaga entry. Tenaga entry sudah diberikan ke dinkes provinsi tetapi masih deadlock terkait akomodasi dan uang makan untuk relawan

    Sampel dikumpulkan dulu di dinkes provinsi lalu dikirim ke lab rujukan

    Akun monitoring perlu fitur pencarian by name seperti di akun faskes

    Kalimantan Utara

    Akun dinkes kab/kota monitoring sudah didistribusikan tetapi belum digunakan

  • 21

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar

    instansi Logistik Lab Keterangan

    Sulawesi Selatan

    Banyak faskes yang belum mengisi allrecord sehingga entry identitas pasien menjadi beban lab

    Sulawesi Barat

    SDM BPOM untuk allrecord Mamuju hanya 1 orang

    Sulawesi Tengah

    Beberapa faskes pengirim sampel tidak entry data pasien dan pengambilan spesimen karena tidak paham prosedur entry di allrecord

    SDM entry Labkesda Sulawesi Tengah hanya 1 orang

    Barang habis pakai (BHP) habis sehingga lab tidak bisa beroperasi

    Sulawesi Utara

    Faskes pengirim spesimen belum mengentry data pasien dan riwayat pengambilan spesimen ke allrecord. Belum punya akun serta belum bisa mengisi di allrecord.

    Akun monitoring dinkes kabupaten belum didistribusikan dan belum digunakan

    Sulawesi Tenggara

    Faskes pengirim spesimen belum mengentry data pasien dan riwayat pengambilan spesimen ke allrecord. Belum punya akun serta belum bisa mengisi di allrecord.

    Tenaga administrasi RS Bahteramas hanya 2 orang

    Sampel dari dinkes kab/kota mengirim ke Rs Bahteramas dengan sampel per hari 300 sampel/kabupaten. Kapasitas lab hanya max 200 sampel per hari. Saat vicon dilakukan sampel tunggu sebanyak 500an sampel.

    Sinyal di RS Bahteramas lambat sehingga max input di allrecord sehari hanya 20 sampel saja

    RS Djafar Harun sampel masih sedikit sedangkan RS Bahteramas sampel sudah menumpuk dan tidak ada distribusi sampel untuk mengurai penumpukan sampel tersebut

    Akun monitoring Provinsi dan kabupaten/kota belum diterima oleh dinkes provinsi

    RS Djafar Harun masih memeriksa dengan reagen mandiri karena reagen dari Kemenkes dan BNPB belum datang tetapi permintaan reagen telah dikirimkan.

  • 22

    Provinsi

    KENDALA Masukan

    Alur allrecord SDM Entry Kapasitas lab Jaringan Internet

    Distribusi & proses pengiriman sampel

    Akun monitoring dinkes belum

    dipergunakan/distribusi

    Koordinasi antar instansi

    Logistik Lab Keterangan

    Gorontalo

    Beberapa faskes telat entry allrecord karena terkendala kondisi di lapangan.

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum diterima, didistribusikan, dan digunakan

    Maluku

    Faskes pengirim spesimen telat entry data pasien di allrecord

    Internet lambat

    Terdapat beberapa kabupaten yang pengiriman sampel membutuhkan lebih dari 1 hari

    Belum bisa mendownload data pasien

    Consumable part dan reagen pemeriksaan sering kehabisan (BPOM Ambon)

    Maluku Utara

    Hampir seluruh faskes belum mengentry data pasien ke aplikasi allrecord

    Akun monitoring dinkes kab/kota sudah terdistribusi tetapi belum digunakan

    Papua

    Faskes tidak bisa mengentry karena terkendala jaringan

    Lab Litbang Papua kurang tenaga entry

    Lab litbang max pemeriksaan hanya 300 sampel/hari sedangkan sampel sampai 500 sampel/hari

    Beberapa daerah sulit akses internet.

    Litbang Papua over kapasitas sehingga perlu distribusi sampel ke beberapa lab yang ada di Papua atau di luar Papua. Proses pengiriman sampel terkendala sampel yang berada di lokasi yang sulit

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum diterima, didistribusikan, dan digunakan

    Papua Barat

    Beberapa faskes belum entry data di allrecord karena belum memiliki akun di allrecord.

    Lab perlu tambahan untuk entry data di allrecord untuk mengejar keterlambatan hasil di allrecord

    Sampel baru diterima di lab pemeriksa 1-2 hari setelah sampel diambil karena kendala lokasi pengambilan sampel

    Akun monitoring dinkes kab/kota belum diterima, didistribusikan, dan digunakan

    Ada notif di aplikasi allrecord apabila hasil sudah diinput oleh lab

  • 23

    33142

    31411

    35519

    34562

    35997

    24332

    12991

    29708

    48684

    48967

    51678

    49382

    41448

    31043

    16907

    41158

    0

    10000

    20000

    30000

    40000

    50000

    60000

    E.II. Hasil

    Salah satu tujuan dilakukan monitoring dan evaluasi adalah pihak-pihak yang

    terlibat dalam pengisian allrecord tc-19 menjalankan fungsinya dengan baik.

    Pada grafik 1 terlihat peningkatan jumlah pengambilan spesimen yang diinput

    oleh faskes pengirim spesimen ke dalam allrecord tc-19. Rata-rata jumlah

    pengambilan spesimen yang diinput kedalam allrecord sebelum monev

    sebesar 29708 spesimen perhari, sedangkan sesudah monev 41158

    spesimen per hari. Hal ini menunjukkan mulai terjadi perbaikan dalam awal

    proses bisnis allrecord-TC-19, sehingga akan mempermudah laboratorium

    untuk proses selanjutnya. Dari grafik 1 juga terlihat penurunan jumlah

    pengambilan spesimen yang dinput ke allrecord-tc 19 pada hari sabtu dan

    minggu baik sebelum dan sesudah dilakukan monev. Hal ini menunjukkan

    perlunya strategi lain untuk mencegah penurunan jumlah pengambilan

    spesimen di hari sabtu dan minggu.

    Grafik 1. Jumlah Pengambilan spesimen yang diinput ke allrecord

    sebelum dan sesudah pelaksanaan monitoring dan evaluasi

  • 24

    Pada grafik 2 terlihat peningkatan jumlah pemeriksaan spesimen yang diinput

    oleh laboratorium pemeriksa spesimen ke dalam allrecord tc-19. Rata-rata

    jumlah pemeriksaan spesimen yang diinput kedalam allrecord sebelum

    monev sebesar 19155 spesimen perhari, sedangkan sesudah monev 29928

    spesimen per hari. Sama seperti faskes pengambil spesimen, dari grafik 2

    juga terlihat penurunan jumlah pmeriksaan spesimen yang dinput ke

    allrecord-tc 19 pada hari sabtu dan minggu baik sebelum dan sesudah

    dilakukan monev.

    Grafik 2. Jumlah Pemeriksaan Spesimen yang diinput ke Allrecord TC-19

    oleh Laboratorium sebelum dan sesudah pelaksanaan

    monitoring evaluasi

    Bila dibandingkan dengan data rekapan excel tidak ada perubahan selisih

    antara data spesimen yang diperiksa oleh laboratorium (data excel) dan yang

    diinput kedalam allrecord tc-19 (table 1). Hal ini menunjukkan bahwa masih

    diperlukan sumberdaya tambahan untuk proses pengisian allrecord TC-19 di

    laboratorium pemeriksa.

    22329

    20314

    20668

    19555

    21600

    18998

    10619

    19155

    29919

    32019

    31729

    36522

    30303

    27661 21340

    29928

    0

    10000

    20000

    30000

    40000

    50000

    60000

  • 25

    Tabel 1. Jumlah pemeriksaan spesimen yang dilaporkan melalui rekapan

    excel dan allrecord tc-19 sebelum dan sesudah monev

    TANGGAL Data Excel Allrecord Selisih

    Senin, 24 Agustus 26727 22329 4398

    Selasa, 25 Agustus 35085 20314 14771

    Rabu, 26 Agustus 35095 20668 14427

    Kamis, 27 Agustus 37980 19555 18425

    Jum'at, 28 Agustus 32834 21600 11234

    Sabtu, 29 Agustus 36917 18998 17919

    Minggu, 30 Agustus 20062 10619 9443

    Rata-rata selisih 12945

    Senin, 21 September 51769 29919 21850

    Selasa, 22 September 42441 32019 10422

    Rabu, 23 September 52402 31729 20673

    Kamis, 24 September 50943 36522 14421

    Jum'at, 25 September 52337 30303 22034

    Sabtu, 26 September 43292 27661 15631

    Minggu, 27 September 24592 21340 3252

    Rata-rata selisih 15469

    Table 2 menunjukkan pertambahan 1145 akun faskes pengambil/pengirim

    spesimen. Untuk penambahan akun faskes pengirim specimen tidak dibatasi

    pada tiap – tiap provinsi, berapapun jumlah yang dibutuhkan dari Dinas

    Kesehatan Provinsi akan tetap difasilitasi. Penambahan jumlah akun faskes

    pengirm spesimen diharapkan dapat memperlancar proses bisnis allreocrd-tc

    19, dimana faskes pengirim spesimen memasukkan data identitas pasien dan

    Riwayat pengembilan spesimen, lab hanya tinggal memasukkan hasil

    pemeriksaan.

  • 26

    Tabel : 2 Data Jumlah Akun fasilitas Kesehatan pengambil/pengirim spesimen sebelum dan sesudah pelaksanaan Monev I

    No Provinsi

    Jumlah Akun

    Sebelum Sesudah

    (Data 4 Agustus 2020) (Data 28 September 2020)

    1 Aceh 92 92

    2 Sumut 163 176

    3 Sumbar 58 58

    4 Riau 62 301

    5 Jambi 12 12

    6 Sumsel 291 300

    7 Bengkulu 29 29

    8 Lampung 52 52

    9 Babel 97 97

    10 Kepri 33 33

    11 DKI 235 246

    12 Jabar 911 1,229

    13 Jateng 659 1,244

    14 Yogya 181 201

    15 Jatim 551 730

    16 Banten 552 148

    17 Bali 73 79

    18 NTB 24 30

    19 NTT 23 23

    20 Kalbar 60 87

    21 Kalteng 47 47

    22 Kalsel 32 33

    23 Kaltim 33 33

    24 Kaltra 6 6

    25 Sulut 48 50

    26 Sulteng 38 117

    27 Sulsel 95 97

    28 Sultra 42 42

    29 Gorontalo 21 21

    30 Sulbar 50 109

    31 Maluku 12 12

    32 Maluku Utara 20 21

    33 Papua Barat 30 31

    34 Papua 74 74

    JUMLAH 4706 5851

  • 27

    Tabel 3 dan table 4 menggambarkan waktu penyelesaian dari pengambilan

    specimen yang dilakukan oleh faskes pengirim specimen sampai dengan

    input hasil yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa specimen sebelum

    dan sesudah dilakukan monitoring dan evaluasi tahap 1. Dari tabel terlihat,

    setelah dilakukan monev1, spesimen yang diambil dan dientry serta spesimen

    yang diterima dan diperiksa di hari yang sama meningkat. Pada tabel juga

    dapat terlihat penurunan spesimen yang diterima dan diperiksa serta

    spesimen yang diperiksa dan diverifikasi lebih dari waktu 2 hari.

    Tabel : 3. Waktu penyelesaian spesimen sebelum pelaksanaan Monev I (data allrecord-tc 19, 16-30 Agustus 2020)

    INDONESIA 0 HARI 1 HARI 2 HARI LEBIH DARI 2 HARI

    AMBIL_ENTRY 41,7% 20,7% 14,0% 23,6%

    AMBIL_KIRIM 71,5% 16,6% 5,1% 6,7%

    KIRIM_TERIMA 82,0% 10,8% 2,7% 4,5%

    TERIMA_PERIKSA 27,3% 30,1% 17,4% 25,2%

    PERIKSA_VERIFIKASI 17,1% 42,6% 17,3% 23,0%

    Tabel : 4. Waktu penyelesaian spesimen sesudah pelaksanaan Monev I (data allrecord-tc 19, 21-28 September 2020)

    INDONESIA 0 HARI 1 HARI 2 HARI LEBIH DARI 2 HARI

    AMBIL_ENTRY 51,2% 18,9% 10,4% 19,6%

    AMBIL_KIRIM 70,8% 19,3% 5,2% 4,7%

    KIRIM_TERIMA 79,8% 11,1% 3,3% 5,8%

    TERIMA_PERIKSA 33,4% 29,6% 19,2% 17,8%

    PERIKSA_VERIFIKASI 14,5% 47,4% 20,0% 18,1%

    Sesuai rekomendasi WHO lama proses pemeriksaan spesimen, mulai

    spesimen diambil sampai keluar hasil tidak lebih dari dua hari. Pada grafik 3,

    setelah dilakukan monev 1, terlihat peningkatan jumlah spesimen yang lama

    proses pemeriksaan nya kurang dari sama dengan dua hari, namun jumlah

    spesimen yang lama proses pemeriksaan nya 2 hari lebih masih sekitar

    66,6%. Ini menandakan masih banyak permasalahan dilapangan yang perlu

    diselesaikan. Upaya peningkatan pada proses yang dilakukan oleh faskes

    pengirim specimen dan juga laboratorium pemeriksa harus terus dilakukan

    dengan harapan waktu penyelesaian dari pengambilan sampel sampai

    dengan penginputan hasil menjadi maksimal selama 2 hari. Jika upaya ini

    tercapai tentu akan sangat membantu dalam pencegahan penularan dan juga

    perawatan terhadap pasien.

  • 28

    Grafik 3. Waktu penyelesaian dari spesimen diambil sampai di verifikasi,

    sebelum dan sesudah pelaksanaan Monev I

    F. Kesimpulan dan Saran

    F.I. Kesimpulan

    Dari pelaksanaan monev ke -1 penggunaan all record tc 19 di seluruh provinsi di

    Indonesia dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini sudah tersosilisasi dengan baik

    ditingkat provinsi, kota dan kabupaten. Hanya beberapa provinsi yang masih belum

    menjalankan secara baik sistem pencatatan dan pelaporan pada aplikasi allrecord.

    Maka kami berharap setelah dilakukan monitoring dan evaluasi pengisian allrecord

    di masing – masing pronvinsi ini pencatatan dan pelaopran pada aplikasi allrecord

    menjadi lebih baik sehingga data allrecord ini merupakan data dasar yang secara

    real time bisa diketahui oleh pemangku kebjiakan baik di tingkat Dinas Kesehatan

    Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai dengan Pemerintah Pusat dalam

    mengambil kebijakan yang tepat dan cepat.

    F.II.Saran

    Beberapa fasyankes masih belum patuh dalam menjalankan proses bisnis all record

    (melakukan entry data pasien), sehingga diharapkan Dinas Kesehatan

    Provinsi/Kabupaten/Kota perlu monitoring dan mengevaluasi pelaporan terkait

    allrecord lebih intens untuk mengatasi masalah ini..dan tentunya monitoring ke 2

    30.9%

    69.1%

    33.4%

    66.6%

    0.0%

    20.0%

    40.0%

    60.0%

    80.0%

    2 HARI

    SEBELUM MONEV SESUDAH MONEV

  • 29

    masih perlu dilakukan sebagai control untuk perbaikan mutu bagi penggunaan all

    record tc-19.

  • 30

  • Lampiran 1. Jadwal Monitoring dan Evaluasi All Record TC-19

    JAM SENIN 31/09/2020 Petugas RABU

    02/09/2020 Petugas

    KAMIS

    03/09/2020 Petugas

    JUMAT

    04/09/2020 Petugas

    08.00 - 11.30 Kalimantan Selatan H:R, P1:T, P2:D,

    M:Z, N: I

    Sumatera

    Utara

    H:T, P1:D, P2:Z, M:I,

    N: R

    Sulawesi

    Selatan

    H:T, P1:D, P2:Z,

    M:I, N: R DKI Jakarta H:I, P1:T, P2:D, M:Z, N: R

    13.30 - 16.30 Aceh H:T, P1:D, P2:I,

    M:Z, N: R

    Sumatera

    Selatan

    H:I, P1:T, P2:D, M:Z,

    N: R Jawa Timur

    H:R, P1:T, P2:D

    M:Z, N: I

    Sumatera

    Barat H:Z, P1:D, P2:Z, M:T, N: R

    SENIN

    21/09/2025 Petugas

    SELASA

    22/09/2025 Petugas

    RABU

    23/09/2025 Petugas

    Kep. Bangka

    Belitung

    H:I, P1:R, P2:D, M:Z, N:

    T Bali

    H:Z, P1:I, P2:D,

    M:T, N: R Bengkulu

    H:R, P1:T, P2:D,

    M:Z, N: I

    Kalimantan

    Tengah

    H:T, P1:I, P2:D, M:Z, N:

    R Lampung

    H:I, P1:R, P2:D,

    M:Z, N: I Jambi

    H:Z, P1:I, P2:D,

    M:T, N: R

    SENIN

    07/09/2020 Petugas

    SELASA

    08/09/2021 Petugas

    RABU

    09/09/2020 Petugas

    KAMIS

    10/09/2022 Petugas

    JUM'AT

    11/09/2022 Petugas

    NTB H:I, P1:D, P2:Z, M:T, N:

    I Jawa Tengah

    H:Z, P1:T, P2:D,

    M:Z, N: R Jabar

    H:R, P1:I, P2:Z,

    M:T, N: I

    Sulawesi

    Utara

    H:Z, P1:R, P2:D,

    M:Z, N: T Papua Barat

    H:Z, P1:T, P2:D,

    M:R, N: I

    NTT H:T, P1:I, P2:Z, M:D, N:

    R Di Yogyakarta

    H:Z, P1:I, P2:D,

    M:R, N: T Kepri

    H:Z, P1:T, P2:Z,

    M:D, N: R

    Sulawesi

    Tengah

    H:Z, P1:R, P2:D,

    M:Z, N: R Papua

    H:I, P1:T, P2:D,

    M:Z, N: R

    SENIN

    14/09/2023 Petugas

    SELASA

    15/09/2023 Petugas

    RABU

    16/09/2023 Petugas

    KAMIS

    17/09/2024 Petugas

    JUM'AT

    18/09/2024 Petugas

    Sulawesi

    Tenggara

    H:D, P1:I, P2:Z, M:R, N:

    T

    Kalimantan

    Barat

    H:R, P1:I, P2:Z,

    M:T, N: D

    Kalimantan

    Timur

    H:T, P1:R, P2:Z,

    M:D, N: I Maluku Utara

    H:R, P1:I, P2:Z,

    M:T, N: D Gorontalo

    H:T, P1:I, P2:D,

    M:Z, N: R

    Riau H:Z, P1:R, P2:D, M:I, N:

    T Sulawesi Barat

    H:T, P1:R, P2:Z,

    M:I, N: D Banten

    H:I, P1:R, P2:Z,

    M:T, N: D

    Kalimantan

    Utara

    H:Z, P1:I, P2:Z,

    M:R, N: D Maluku

    H:Z, P1:I, P2:D,

    M:R, N: T

  • Keterangan :

    - H = Host

    - P1 = Paparan 1 (Refresing Teknis Pengisian dan Penggunaan Akun Monitoring)

    - P2 = Paparan 2 (Monitoring dan Evaluasi Pengisian Allrecord)

    - M = Moderator

    - N = Notulen

    - Z = Dr. drg. Masagus Zainuri, M. Biomed

    - R = Rina Tangkudung M. Biotech

    - T = Sugiyanto S. Kom, MKM

    - I = Intan Sari Oktoberia, S.KM

    - D = Daryanto, ST

  • Lampiran 2. Daftar pemateri dan CV nya

    Dr. drg. Masagus Zainuri, M.Biomed

    Nama : Masagus Zainuri

    NIP/Pangkat/Gol : 198007072008011014 / IIId

    Tempat/Tgl Lahir : Jakarta/7 Juli 1980

    Pendidikan Terakhir : Fakultas Kedokteran, Univ.Indonesia, S3 Ilmu Biomedis

    Pekerjaan : Kepala Subbidang Biomedis Penyakit Tidak Menular

    Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI

    Daryanto, ST.

    Nama : Daryanto

    NIP/Pangkat/Gol : 197504032003121001/Penata / IIIc

    Tempat/Tgl Lahir : Purworejo/ 17 Juni 1979

    Pendidikan Terakhir : Universitas Mercu Buana, S1 Teknik Informatika

    Pekerjaan : Staf Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan-Balitbang Kesehatan

    Sugianto, S.Kom, MKM

    Nama : Sugianto

    NIP/Pangkat/Gol : 197504032003121001/Penata Tk.1 / III.d

    Tempat/Tgl Lahir : Pasuruan/ 04 Maret 1975

    Pendidikan Terakhir : FKM UI, Magister Kesehatan Masyarakat

    (Informatika Kesehatan)


    Pekerjaan : Staf Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan-Balitbang Kesehatan

  • 34

    Intan, SSi.

    Nama : Intan Sari Oktoberia

    NIP/Pangkat/Gol : 198510062010122003/Penata Muda/III.a

    Tempat/Tgl Lahir : Jakarta/ 6 Oktober 1985

    Pendidikan Terakhir : FMIPA UIN Jakarta

    Pekerjaan : Staf Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan-Balitbang Kesehatan

    RIna Tangkudung, SKM, M.Biotech

    Nama : Rina Tangkudung

    NIP/Pangkat/Gol : 19801201200604 2 016/Pembina, IVa

    Tempat/Tgl Lahir : Kotamobagu/01 Desember 1980

    Pendidikan Terakhir : UGM, Magister Bidang Rekayasa Biomedis

    Pekerjaan : Staf Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar

    Kesehatan-Balitbang Kesehatan

  • Lampiran 3.

    Materi paparan refreshing entry data dan monitoring all record

  • 36

    Lampiran 3.

    Materi paparan hasil Analisis Monev 34 Provinsi

  • 37