Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

58
1

description

Penyegaran Kader Penggerak Partai GOLKAR Jatim

Transcript of Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

Page 1: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

11

Page 2: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

22

SEJARAH, IDEOLOGI, DOKTRIN,SEJARAH, IDEOLOGI, DOKTRIN,PARADIGMA DAN RELEVANSINYAPARADIGMA DAN RELEVANSINYA

BAGI PERJUANGAN PARTAI GOLKARBAGI PERJUANGAN PARTAI GOLKAR

PENDAHULUANPENDAHULUAN Sistematika penyajian materi:Sistematika penyajian materi:

- Latar Belakang Sejarah- Latar Belakang Sejarah

- Ideologi- Ideologi

- Doktrin- Doktrin

- Paradigma- Paradigma

- Relevansi Sejarah, Ideologi, Doktrin, - Relevansi Sejarah, Ideologi, Doktrin, ParadigmaParadigma

Bagi Perjuangan Partai GOLKARBagi Perjuangan Partai GOLKAR

- Penutup- Penutup

Page 3: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

33

LATAR BELAKANG SEJARAH LATAR BELAKANG SEJARAH KELAHIRAN GOLKARKELAHIRAN GOLKAR

GOLKAR yg sekarang menjadi Partai GOLKAR,GOLKAR yg sekarang menjadi Partai GOLKAR,

memiliki akar sejarah panjang dalam kehidupanmemiliki akar sejarah panjang dalam kehidupan

politik dan kepartaian di Indonesia.politik dan kepartaian di Indonesia. Kehidupan kepartaian di Indonesia diawali dengan Kehidupan kepartaian di Indonesia diawali dengan

dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor Xdikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor X

(6 Oktober 1945) dan Maklumat Pemerintah (3 Nov (6 Oktober 1945) dan Maklumat Pemerintah (3 Nov 1945)1945)

yg membuka kesempatan bagi masyarakat untuk yg membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendirikanmendirikan

partai-partai politik. Sejak itu kehidupan politik ditandai partai-partai politik. Sejak itu kehidupan politik ditandai dengan munculnya partai-partai dalam jumlah yang dengan munculnya partai-partai dalam jumlah yang banyak dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan banyak dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan kelompoknya dengan warna “ideologi aliran”.kelompoknya dengan warna “ideologi aliran”.

Page 4: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

44

....Latar Belakang Sejarah....Latar Belakang Sejarah Kehidupan politik multipartai pada era Demokrasi Parlementer/ Kehidupan politik multipartai pada era Demokrasi Parlementer/

Liberal yg berlangsung hingga adanya Dekrit Presiden 5 Juli Liberal yg berlangsung hingga adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, pada prakteknya ditandai dengan:1959, pada prakteknya ditandai dengan:

- Tidak adanya stabilitas politik dengan jatuh bangunnya berbagai kabinet - Tidak adanya stabilitas politik dengan jatuh bangunnya berbagai kabinet pemerintahan. pemerintahan.

- Terjadi pemberontakan di berbagai daerah sebagai bentuk perlawanan atas - Terjadi pemberontakan di berbagai daerah sebagai bentuk perlawanan atas pemerintah pusat (DI – TII Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan pemerintah pusat (DI – TII Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan

dan dan Kalimantan Selatan; serta PRRI/ PERMESTA di Sumatera dan Sulawesi).Kalimantan Selatan; serta PRRI/ PERMESTA di Sumatera dan Sulawesi).

- Terjadi jor-joran atau persaingan politik berdasarkan “ideologi aliran” - Terjadi jor-joran atau persaingan politik berdasarkan “ideologi aliran” yg keras di Parlemen maupun pada praktek kehidupan politik yg keras di Parlemen maupun pada praktek kehidupan politik sehari-hari, sehingga memperkuat sentimen anti parpol, termasuksehari-hari, sehingga memperkuat sentimen anti parpol, termasuk ditunjukkan oleh Presiden Soekarno yg sejak awal menginginkan partai ditunjukkan oleh Presiden Soekarno yg sejak awal menginginkan partai tunggal.tunggal.

- Kekuatan politik Komunis (PKI) memperoleh tempat yg leluasa untuk - Kekuatan politik Komunis (PKI) memperoleh tempat yg leluasa untuk berkembang,berkembang, dan memunculkan perlawanan dari militer dan berbagai kalangan anti dan memunculkan perlawanan dari militer dan berbagai kalangan anti Komunis.Komunis.

Page 5: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

55

Dalam rangka pemulihan stabilitas politik dan keamananDalam rangka pemulihan stabilitas politik dan keamanan

setelah mengatasi berbagai pemberontakan, serta membendung setelah mengatasi berbagai pemberontakan, serta membendung arus politik Komunisme, kalangan TNI berinisiatif arus politik Komunisme, kalangan TNI berinisiatif mengorganisasikan golongan fungsional dg membentuk mengorganisasikan golongan fungsional dg membentuk berbagai Badan Kerjasama Sipil – Militer (BKS), seperti:berbagai Badan Kerjasama Sipil – Militer (BKS), seperti:

- Badan Kerjasama Buruh Militer- Badan Kerjasama Buruh Militer

- Badan Kerjasama Tani Miiter- Badan Kerjasama Tani Miiter

- Badan Kerjasama Pemuda Militer- Badan Kerjasama Pemuda Militer

- Badan Kerjasama Wanita Militer- Badan Kerjasama Wanita Militer

- Badan Kerjasama Ulama Militer- Badan Kerjasama Ulama Militer

Menurut Leo Suryadinata, golongan-golongan fungsional Menurut Leo Suryadinata, golongan-golongan fungsional tersebuttersebut

merupakan kelompok-kelompok kekaryaan (functional groups) merupakan kelompok-kelompok kekaryaan (functional groups) yangyang

bersifat “a-politis”, yang tidak mengaitkan dirinya dengan partai bersifat “a-politis”, yang tidak mengaitkan dirinya dengan partai --

partai dan organisasi-organisasi politik. (Suryadinata, 1992)partai dan organisasi-organisasi politik. (Suryadinata, 1992)

. . . .Latar Belakang Sejarah. . . .Latar Belakang Sejarah

Page 6: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

66

..... Latar Belakang Sejarah..... Latar Belakang Sejarah Pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit PresidenPada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden

yang membubarkan Badan Konstituante dan memberlakukan kembali yang membubarkan Badan Konstituante dan memberlakukan kembali UUD 1945. Hal tersebut Menandai Era Demokrasi Terpimpin.UUD 1945. Hal tersebut Menandai Era Demokrasi Terpimpin.

Pada Era Demokrasi Terpimpin jumlah partai yang diakui berkurangPada Era Demokrasi Terpimpin jumlah partai yang diakui berkurangmenjadi 10 parpol (setelah PSI dan Masyumi dibekukan). Tetapi,menjadi 10 parpol (setelah PSI dan Masyumi dibekukan). Tetapi,di bawah praktek politik NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) ygdi bawah praktek politik NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) ygditerapkan oleh Soekarno, membuat PKI sangat leluasa memainkanditerapkan oleh Soekarno, membuat PKI sangat leluasa memainkanpengaruhnya.pengaruhnya.

Untuk menghadapi ancaman PKI, TNI AD antara lain mendirikanUntuk menghadapi ancaman PKI, TNI AD antara lain mendirikanorganisasi-organisasi masyarakat yakni Sentral Organisasi Karyawanorganisasi-organisasi masyarakat yakni Sentral Organisasi KaryawanSosialis Indonesia (SOKSI), Koperasi Serba Guna Gotong RoyongSosialis Indonesia (SOKSI), Koperasi Serba Guna Gotong Royong(KOSGORO), dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong(KOSGORO), dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong(MKGR).(MKGR).

Page 7: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

77

..... Latar Belakang Sejarah..... Latar Belakang Sejarah

Guna menghadapi tekanan PKI dan dalam rangka pelaksanaanGuna menghadapi tekanan PKI dan dalam rangka pelaksanaan

UUD 1945, maka golongan fungsional yang didukung TNI berjuang UUD 1945, maka golongan fungsional yang didukung TNI berjuang keras memformalkan kehadirannya, hingga akhirnya keluar Peratur-keras memformalkan kehadirannya, hingga akhirnya keluar Peratur-

an Presiden Nomor 12 Tahun1959, yang secara resmi mengangkat an Presiden Nomor 12 Tahun1959, yang secara resmi mengangkat

200 orang wakil Golongan Karya di MPRS.200 orang wakil Golongan Karya di MPRS.

Kemenangan Golongan Fungsional tersebut dalam perkembangan –Kemenangan Golongan Fungsional tersebut dalam perkembangan –

nya dipertegas kembali oleh Keputusan Presiden Nomor 193 Tahunnya dipertegas kembali oleh Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun

1964 dimana mereka memiliki perwakilan di Front Nasional – badan1964 dimana mereka memiliki perwakilan di Front Nasional – badan

politik yang dibentuk dalam kerangka politik Soekarno yang politik yang dibentuk dalam kerangka politik Soekarno yang dimaksudkan untuk mengimbangi kekuatan partai-partai politik.dimaksudkan untuk mengimbangi kekuatan partai-partai politik.

(Suryadinata, 1992)(Suryadinata, 1992)

Page 8: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

88

. . . . . . . . .Latar Belakang Sejarah. . . . . . . . .Latar Belakang Sejarah

Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional, atas dorongan golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional, atas dorongan TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya (SEKBERGOLKAR), pada tanggal (SEKBERGOLKAR), pada tanggal 20 Oktober 196420 Oktober 1964 (yang (yang kemudian diperingati sebagai hari lahir GOLKAR hingga kemudian diperingati sebagai hari lahir GOLKAR hingga sekarang ini).sekarang ini).

Pada mulanya SEKBER GOLKAR beranggotakan 61 organisasiPada mulanya SEKBER GOLKAR beranggotakan 61 organisasi

fungsionalfungsional, berkembang menjadi 97 federasi /perhimpunan , berkembang menjadi 97 federasi /perhimpunan organorgan

non-afiliatif (baik yang bersifat keagamaan maupun non non-afiliatif (baik yang bersifat keagamaan maupun non keagamaan) hingga akhirnya menjadi keagamaan) hingga akhirnya menjadi 291 organisasi291 organisasi. . BanyaknyaBanyaknya

jumlah anggota tersebut dimotivasi oleh kepentingan bersama jumlah anggota tersebut dimotivasi oleh kepentingan bersama didi

dalam menghadapi Komunis dan mempertahankan ideologi dalam menghadapi Komunis dan mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD 1945. (Pratignyo, 1984)Pancasila dan UUD 1945. (Pratignyo, 1984)

Page 9: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

99

. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal GOLKAR dan Partai GOLKAR.GOLKAR dan Partai GOLKAR.- Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti - Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti

Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -

tahankan Pancasila.tahankan Pancasila.

- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &

penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang

berbeda dengan partai-partai politik yang bertumpuberbeda dengan partai-partai politik yang bertumpu

pada “ideologi aliran”.pada “ideologi aliran”.

Page 10: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1010

. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal GOLKAR dan Partai GOLKAR.GOLKAR dan Partai GOLKAR.- Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti - Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti

Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -

tahankan Pancasila.tahankan Pancasila.

- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &

penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang

berbeda dengan partai-partai politik yang bertumpuberbeda dengan partai-partai politik yang bertumpu

pada “ideologi aliran”.pada “ideologi aliran”.

Page 11: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1111

. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal Kehadiran SEKBER GOLKAR sebagai cikal bakal GOLKAR dan Partai GOLKAR.GOLKAR dan Partai GOLKAR.- Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti - Merupakan wadah bagi organisasi-organisasi yang anti

Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -Komunis dan bertekat untuk membela dan memper -

tahankan Pancasila.tahankan Pancasila.

- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &- Kehadirannya sebagai sebuah kekuatan pembaharu &

penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang penyeimbang yang dapat menjadi alternatif yang

berbeda dengan partai-partai politik yang bertumpuberbeda dengan partai-partai politik yang bertumpu

pada “ideologi aliran”.pada “ideologi aliran”.

Page 12: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1212

. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . . . Latar Belakang Sejarah ERA ORDE BARU (1966-1998)ERA ORDE BARU (1966-1998)

- Setelah Orde Baru hadir pada 1966, SEKBER GOLKAR- Setelah Orde Baru hadir pada 1966, SEKBER GOLKAR terus melakukan konsolidasi, dan melalui Rakornas II terus melakukan konsolidasi, dan melalui Rakornas II (November 1967) dilakukan pengelompokan (November 1967) dilakukan pengelompokan organisasiorganisasi berdasarkan kekaryaannya dalam 7 Kelompok Indukberdasarkan kekaryaannya dalam 7 Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu :Organisasi (KINO), yaitu :

- Kino KOSGORO- Kino KOSGORO- Kino SOKSI- Kino SOKSI- Kino MKGR- Kino MKGR- Kino Profesi- Kino Profesi- Kino Ormas Hankam- Kino Ormas Hankam- Kino GAKARI- Kino GAKARI- Kino Gerakan Pembangunan- Kino Gerakan Pembangunan

Page 13: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1313

. . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . Latar Belakang Sejarah

Pada tahunn 1968 sejumlah tokoh mendirikan Partai MusliminPada tahunn 1968 sejumlah tokoh mendirikan Partai Muslimin

Indonesia (PARMUSI), kemudian terdapat banyak tokoh dan Indonesia (PARMUSI), kemudian terdapat banyak tokoh dan organisasi sosial-kemasyarakatan (ormas) yang pada awalnya ber –organisasi sosial-kemasyarakatan (ormas) yang pada awalnya ber –

gabung dalam Sekber GOLKAR kemudian keluar dan berpindah ke –gabung dalam Sekber GOLKAR kemudian keluar dan berpindah ke –

dalam wadah PARMUSI tersebut.dalam wadah PARMUSI tersebut.

Seiring dengan rencana Pemilu yang melalui Ketetapan MPR No.:Seiring dengan rencana Pemilu yang melalui Ketetapan MPR No.:

XLII/MPRD/1968, bahwa Pemilu diselenggarakan selambat-lambat –XLII/MPRD/1968, bahwa Pemilu diselenggarakan selambat-lambat –

nya pada tanggal 5 Juli 1971, pemerintah Orde Baru berupayanya pada tanggal 5 Juli 1971, pemerintah Orde Baru berupaya

mencari kekuatan politik yang didukung pada pemilu tersebut.mencari kekuatan politik yang didukung pada pemilu tersebut.

Antara lain wacana yang mengemuka adalah dengan mendukung Antara lain wacana yang mengemuka adalah dengan mendukung NU. Tetapi dengan pertimbangan masih kentalnya suasana “politik NU. Tetapi dengan pertimbangan masih kentalnya suasana “politik aliran” dan NASAKOM, maka akhirnya yang didukung adalahaliran” dan NASAKOM, maka akhirnya yang didukung adalah

SEKBER GOLKAR/ GOLKAR (Suryadinata 1992).SEKBER GOLKAR/ GOLKAR (Suryadinata 1992).

Page 14: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1414

. . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . Latar Belakang Sejarah

Pilihan pada GOLKAR, karena sejak berdirinya Pilihan pada GOLKAR, karena sejak berdirinya berdasarkanberdasarkan

Pancasila, sehingga sesuai dengan tekat Orde Baru di Pancasila, sehingga sesuai dengan tekat Orde Baru di dalamdalam

menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.dan konsekuen.

Keikutsertaan SEKBER GOLKAR pada Pemilu 1971 Keikutsertaan SEKBER GOLKAR pada Pemilu 1971 dimungkin-dimungkin-

kan oleh UU No. 15 tahun 1969 tentang Pemilihan kan oleh UU No. 15 tahun 1969 tentang Pemilihan UmumUmum

Anggota-anggota Badan Permusyawaran/ Perwakilan Anggota-anggota Badan Permusyawaran/ Perwakilan Rakyat.Rakyat.

Page 15: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1515

. . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Dalam setiap Pemilu Orde Baru (1971 – 1997), GOLKARDalam setiap Pemilu Orde Baru (1971 – 1997), GOLKAR

selalu mendapatkan kemenangan dengan prosentaseselalu mendapatkan kemenangan dengan prosentase

perolehan suara sebagai berikut:perolehan suara sebagai berikut:

TAHUNTAHUN PROSENTASEPROSENTASE

19711971 62,80 %62,80 %

19771977 62,12 %62,12 %

19821982 64,34 %64,34 %

19871987 73,20 %73,20 %

19921992 68,00 %68,00 %

19971997 74,54 %74,54 %

Page 16: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1616

. . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Secara umum kemenangan GOLKAR pada Era Orde Secara umum kemenangan GOLKAR pada Era Orde BaruBaru

tersebut ditentukan oleh:tersebut ditentukan oleh:

- Dukungan militer (langsung atau tidak langsung) - Dukungan militer (langsung atau tidak langsung) dandan

Birokrasi (ada “Jalur ABG” di GOLKAR)Birokrasi (ada “Jalur ABG” di GOLKAR)

- UU Parpol dan Golkar yang kondusif bagi GOLKAR- UU Parpol dan Golkar yang kondusif bagi GOLKAR

- Kebijakan politik massa mengambang- Kebijakan politik massa mengambang

- Kompetitor politik yang terbatas (hanya ada tiga- Kompetitor politik yang terbatas (hanya ada tiga

kontestan pemilu)kontestan pemilu)

- Infrastruktur GOLKAR yang kuat, serta dukungan- Infrastruktur GOLKAR yang kuat, serta dukungan

langsung maupun tidak langsung segenap jajaranlangsung maupun tidak langsung segenap jajaran

pemerintah dari pusat hingga daerah.pemerintah dari pusat hingga daerah.

Page 17: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1717

. . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Era Reformasi (sejak 1998)Era Reformasi (sejak 1998)- GOLKAR menjadi PARTAI GOLKAR- GOLKAR menjadi PARTAI GOLKAR > Munaslub 1998 merekomendasikan guna menyesuaikan> Munaslub 1998 merekomendasikan guna menyesuaikan dengan UU tentang Partai Politik yang baru, maka Golkardengan UU tentang Partai Politik yang baru, maka Golkar

berubah menjadi parpol Deklarasi Partai GOLKARberubah menjadi parpol Deklarasi Partai GOLKARdilakukan pada Maret 1999, menjelang Pemilu pertamadilakukan pada Maret 1999, menjelang Pemilu pertamakali di dalam era Reformasi.kali di dalam era Reformasi.

> Munaslub 1998 menetapkan GOLKAR dengan paradigma> Munaslub 1998 menetapkan GOLKAR dengan paradigmaBaru, dengan ditandai antara lain oleh :Baru, dengan ditandai antara lain oleh :- Penghapusan Dewan Pembina- Penghapusan Dewan Pembina- Pengambilan keputusan yang demokratis dan bersifat- Pengambilan keputusan yang demokratis dan bersifat bottom upbottom up berdasarkan aspirasi dari bawah (DPD) berdasarkan aspirasi dari bawah (DPD)- GOLKAR bersifat mandiri, demokratis dan responsif.- GOLKAR bersifat mandiri, demokratis dan responsif.

Page 18: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1818

. . . . . . . Latar Belakang Sejarah. . . . . . . Latar Belakang Sejarah

Pada pemilu-pemilu era reformasi (1999, 2004, 2009) Partai Pada pemilu-pemilu era reformasi (1999, 2004, 2009) Partai GOLKAR berkompetisi dengan banyak partai politik, denganGOLKAR berkompetisi dengan banyak partai politik, denganhasil perolehan dukungan suara sebagai berikut:hasil perolehan dukungan suara sebagai berikut:

TAHUN PEMILUTAHUN PEMILU PEROLEHAN PEROLEHAN SUARASUARA

PROSENTAPROSENTASESE

PERINGKAT KEPERINGKAT KE PEROLEHAN PEROLEHAN KURSIKURSI

19991999 23,7 JUTA23,7 JUTA 22,4 %22,4 % 22 120 dari 550*)120 dari 550*)

20042004 24,5 JUTA24,5 JUTA 21,6 %21,6 % 11 128 dari 560*)128 dari 560*)

20092009 15,0 JUTA15,0 JUTA 14,5 %14,5 % 22 106 dari 560*)106 dari 560*)

*) Jumlah kursi yang diperebutkan

Page 19: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

1919

IDEOLOGIIDEOLOGI

Pengertian umum ideologi:Pengertian umum ideologi:

> suatu nilai-nilai dasar (> suatu nilai-nilai dasar (basic valuesbasic values) atau sistem ) atau sistem pemikiranpemikiran yang mendasar diyakini sebagai pegangan/ pedoman yang mendasar diyakini sebagai pegangan/ pedoman utamautama

suatu entitas sosial/politik dalam memandang segala suatu entitas sosial/politik dalam memandang segala

sesuatu. (ensiklopedi wikipedia)sesuatu. (ensiklopedi wikipedia)

Ideologi Partai GOLKAR adalah Pancasila, sebagaimana di Ideologi Partai GOLKAR adalah Pancasila, sebagaimana di ––

tuangkan pada Pasal 5 AD/ART Partai GOLKAR, bahwa tuangkan pada Pasal 5 AD/ART Partai GOLKAR, bahwa “Partai“Partai

GOLKAR berasaskan Pancasila”. GOLKAR berasaskan Pancasila”.

Page 20: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2020

. . . . . . . IDEOLOGI. . . . . . . IDEOLOGI

Merujuk pada ketentuan UU No.3 Tahun 1975 tentang Parpol Merujuk pada ketentuan UU No.3 Tahun 1975 tentang Parpol dan GOLKAR yang menyebutkan adanya “asas ciri” serta UU dan GOLKAR yang menyebutkan adanya “asas ciri” serta UU No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik dimana partai politik No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik dimana partai politik dapat mencantum – kan “ciri tertentu yang mencerminkan dapat mencantum – kan “ciri tertentu yang mencerminkan kehendak dan cita-cita Partai Politik yang tidak bertentangan kehendak dan cita-cita Partai Politik yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD Negara RI 1945” (Pasal 9), maka dengan Pancasila dan UUD Negara RI 1945” (Pasal 9), maka Partai GOLKAR memiliki ciri karya kekarya- an, sebagai partai Partai GOLKAR memiliki ciri karya kekarya- an, sebagai partai politik yang mengedepankan karya nyata di dalam politik yang mengedepankan karya nyata di dalam pebangunan dan mengutamakan persatuan dan kesatuan.pebangunan dan mengutamakan persatuan dan kesatuan.

Dalam analisis sistem kepartaian GOLKAR, secara “ideologi Dalam analisis sistem kepartaian GOLKAR, secara “ideologi politik” dapat dikelompokkan sebagai “partai tengah”, yang politik” dapat dikelompokkan sebagai “partai tengah”, yang berciri moderat dan mewadahi beragam latar belakang berciri moderat dan mewadahi beragam latar belakang masyarakat yang plural dan berorientasi programatik.masyarakat yang plural dan berorientasi programatik.

Page 21: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2121

DOKTRINDOKTRIN

Pengertian doktrin :Pengertian doktrin :

> Doktrin (Latin: Doctrina) artinya kodifikasi kepercayaan atau > Doktrin (Latin: Doctrina) artinya kodifikasi kepercayaan atau

“ “petunjuk”, mengajarkan prinsip-prinsip atau posisi cabang petunjuk”, mengajarkan prinsip-prinsip atau posisi cabang

pengetahuan atau sistem kepercayaan.pengetahuan atau sistem kepercayaan.

Dalam arti yang sederhana doktrin adalah ajaran yang diturunkan Dalam arti yang sederhana doktrin adalah ajaran yang diturunkan

dari ideologi suatu entitas sosial/politik, tetapi dikaitkan dengandari ideologi suatu entitas sosial/politik, tetapi dikaitkan dengan

pengalaman sejarah, kepentingan (dan mekanisme pertahanan pengalaman sejarah, kepentingan (dan mekanisme pertahanan

diri), dan orientasi ke depannya. (Ensiklopedia Wikipedia).diri), dan orientasi ke depannya. (Ensiklopedia Wikipedia).

Page 22: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2222

. . . . . . . DOKTRIN. . . . . . . DOKTRIN Pada Pasal 10 AD/ART Partai GOLKAR dinyatakan bahwa:Pada Pasal 10 AD/ART Partai GOLKAR dinyatakan bahwa:

- Partai GOLKAR mempunyai Doktrin Karya dan Kekaryaan yang - Partai GOLKAR mempunyai Doktrin Karya dan Kekaryaan yang disebut KARYA SIAGA GATRA PRAJAdisebut KARYA SIAGA GATRA PRAJA- KARYA SIAGA GATRA PRAJA adalah kesatuan pemikiran dan- KARYA SIAGA GATRA PRAJA adalah kesatuan pemikiran dan paham-paham yang menyangkut pengembangan serta pelaksanaanpaham-paham yang menyangkut pengembangan serta pelaksanaan karya dan kekaryaan secara nyata dalam perjuangan Partai GOLKAR karya dan kekaryaan secara nyata dalam perjuangan Partai GOLKAR sebagai wujud dari komitmennya untuk mengabdi kepada sebagai wujud dari komitmennya untuk mengabdi kepada kepenting- kepenting- an bangsa dan negara.an bangsa dan negara.

Doktrin KARYA SIAGA GATRA PRAJA memiliki asas-asas :Doktrin KARYA SIAGA GATRA PRAJA memiliki asas-asas :- Asas kepemimpinan Pancasila- Asas kepemimpinan Pancasila- Asas Demokrasi Pancasila- Asas Demokrasi Pancasila- Asas keseimbangan antara kepentingan umum dengan kepentingan- Asas keseimbangan antara kepentingan umum dengan kepentingan pribadi dan/atau golonganpribadi dan/atau golongan- Asas kekeluargaan dan gotong royong- Asas kekeluargaan dan gotong royong

Page 23: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2323

............... DOKTRIN............... DOKTRIN Dalam Doktrin KARYA SIAGA GATRA PRAJA, ditegaskan tentang Dalam Doktrin KARYA SIAGA GATRA PRAJA, ditegaskan tentang

hakikat karya, yang merupakan “kegiatan kodrati manusia” yang hakikat karya, yang merupakan “kegiatan kodrati manusia” yang diterapkan di dalam NKRI di atas landasan Pancasila dan UUD diterapkan di dalam NKRI di atas landasan Pancasila dan UUD 1945. Sementara itu, Kekaryaan adalah “prinsip perjuangan untuk 1945. Sementara itu, Kekaryaan adalah “prinsip perjuangan untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial dalam Masyarakat Bangsa Indonesia di atas landasan Pancasila dan UUD Masyarakat Bangsa Indonesia di atas landasan Pancasila dan UUD 1945”.1945”.

Jadi dengan Doktrin “karya” dan “kekaryaan” tersebut diharapkan Jadi dengan Doktrin “karya” dan “kekaryaan” tersebut diharapkan akan terwujud suatu “Masyarakat Kekaryaan Indonesia”, yakni :akan terwujud suatu “Masyarakat Kekaryaan Indonesia”, yakni : Masyarakat yang mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat yang mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa,

melalui kekaryaan baik rohaniah maupun jasmaniah;melalui kekaryaan baik rohaniah maupun jasmaniah;

Meningkatkan martabat kemanusiaan dan mencapai kebahagiaan Meningkatkan martabat kemanusiaan dan mencapai kebahagiaan melalui kekaryaan;melalui kekaryaan;

Bersatu dalam berkarya, untuk mewujudkan cita-cita bersama;Bersatu dalam berkarya, untuk mewujudkan cita-cita bersama;

Menempuh jalan musyawarah untuk mufakat dalam kekaryaan;Menempuh jalan musyawarah untuk mufakat dalam kekaryaan;

Memecahkan permasalahan serta berusaha mewujudkan masyarakat Memecahkan permasalahan serta berusaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur melalui kekaryaan.adil dan makmur melalui kekaryaan.

Page 24: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2424

PARADIGMA PARTAI GOLKARPARADIGMA PARTAI GOLKAR

Paradigma (Paradigma (paradigmparadigm), merupakan ), merupakan seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang diterapkan di suatu komunitas praktek yang diterapkan di suatu komunitas dalam memandang realitas kehidupan dari dalam memandang realitas kehidupan dari berbagai perspektif (Ensiklopedia Wikipedia). berbagai perspektif (Ensiklopedia Wikipedia).

Pada Pasal 12 AD/ART Partai GOLKAR Pada Pasal 12 AD/ART Partai GOLKAR ditegaskan bahwa, “Partai GOLKAR ditegaskan bahwa, “Partai GOLKAR mempunyai paradigma yang merupakan cara mempunyai paradigma yang merupakan cara pandang Partai GOLKAR tentang diri dan pandang Partai GOLKAR tentang diri dan lingkungannya melalui pembaruan internal lingkungannya melalui pembaruan internal dan eksternal dalam rangka mewujudkan dan eksternal dalam rangka mewujudkan tujuan partai”. tujuan partai”.

Page 25: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2525

............. ............. PARADIGMAPARADIGMA Sebagaimana sejak awal Era Reformasi; sebagai Sebagaimana sejak awal Era Reformasi; sebagai

amanat MUNASLUB 1998, Partai GOLKAR merumuskan amanat MUNASLUB 1998, Partai GOLKAR merumuskan paradigma baru, yang intinya :paradigma baru, yang intinya :

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai MandiriPartai Mandiri yang merupakan yang merupakan organisasi kekuatan sosial politik yang mampu organisasi kekuatan sosial politik yang mampu mengambil setiap keputusan politik dan kebijakan mengambil setiap keputusan politik dan kebijakan organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari siapapun dan pihak manapun;siapapun dan pihak manapun;

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai DemokratisPartai Demokratis yang yang senantiasa, baik secara internal maupun eksternal, senantiasa, baik secara internal maupun eksternal, betul-betul menjadi pelopor tegaknya kehidupan politik betul-betul menjadi pelopor tegaknya kehidupan politik yang demokratis dan terbuka;yang demokratis dan terbuka;

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai yang ResponsifPartai yang Responsif yang yang senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan kepentingan rakyat, serta konsisten untuk kepentingan rakyat, serta konsisten untuk memperjuangkannya menjadi keputusan politik yang memperjuangkannya menjadi keputusan politik yang bersifat publik dan menguntungkan seluruh rakyat bersifat publik dan menguntungkan seluruh rakyat tanpa membedakan latar belakang suku, etnis, agama, tanpa membedakan latar belakang suku, etnis, agama, bahasa, aliran dan kebudayaan;bahasa, aliran dan kebudayaan;

Page 26: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2626

. .. . . . . . PARADIGMA BARU. .. . . . . . PARADIGMA BARU Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai TerbukaPartai Terbuka (inklusif) bagi (inklusif) bagi

segenap golongan dan lapisan masyarakat tanpa segenap golongan dan lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama, suku, bahasa, dan membedakan latar belakang agama, suku, bahasa, dan status sosial ekonomi;status sosial ekonomi;

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai ModeratPartai Moderat yang senantiasa yang senantiasa mengutamakan posisi tengah (moderat) dan tidak mengutamakan posisi tengah (moderat) dan tidak berorientasi ke “kiri” atau “kekanan” secara eksrem;berorientasi ke “kiri” atau “kekanan” secara eksrem;

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai yang SolidPartai yang Solid yang secara utuh yang secara utuh dan kukuh senantiasa berupaya mendayagunakan segenap dan kukuh senantiasa berupaya mendayagunakan segenap potensi yang dimilikinya secara sinergis;potensi yang dimilikinya secara sinergis;

Partai GOLKAR adalah Partai GOLKAR adalah Partai yang MengakarPartai yang Mengakar yang yang senantiasa mengupayakan agar para anggota dan senantiasa mengupayakan agar para anggota dan kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan azas prestasi (azas prestasi (merit syistemmerit syistem), atau yang dikenal juga ), atau yang dikenal juga sebagai Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela sebagai Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela (PDLT).(PDLT).

Page 27: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2727

RELEVANSI SEJARAH, IDEOLOGI, DOKTRIN DAN RELEVANSI SEJARAH, IDEOLOGI, DOKTRIN DAN PARADIGMA BAGI PERJUANGAN PARTAI GOLKARPARADIGMA BAGI PERJUANGAN PARTAI GOLKAR

Maka Maka relevansi akar sejarah, ideologi dan paradigma relevansi akar sejarah, ideologi dan paradigma Partai GOLKARPartai GOLKAR tersebut memaknainya sebagai “roh” dan tersebut memaknainya sebagai “roh” dan jatidiri Partai GOLKAR yang harus dipertahankan dan jatidiri Partai GOLKAR yang harus dipertahankan dan diperjuangkan di tengah kompleksitas tantangan di dalam diperjuangkan di tengah kompleksitas tantangan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Semua itu artinya harus menjadi pegangan dan Semua itu artinya harus menjadi pegangan dan fondasi/atau dasar bagi penguatan kelembagaan fondasi/atau dasar bagi penguatan kelembagaan (institusionalisasi), sekaligus diserahi tanggung jawab (institusionalisasi), sekaligus diserahi tanggung jawab secara mandiri pada setiap personal partai melakukan secara mandiri pada setiap personal partai melakukan “swatata kelola” terhadap timbulnya femomina “swatata kelola” terhadap timbulnya femomina faksinalisme dalam internal Partai GOLKAR secara terus faksinalisme dalam internal Partai GOLKAR secara terus menerus dan berkesinambungan dengan daya upaya yang menerus dan berkesinambungan dengan daya upaya yang bersifat bersifat automaticulyautomaticuly, dengan tidak mengabaikan yaitu:, dengan tidak mengabaikan yaitu:o Pembangunan infrastruktur dan jaringan;Pembangunan infrastruktur dan jaringan;o Pembakuan sistem perkaderan dan sirkulasi/regenerasi kepemimpinan Pembakuan sistem perkaderan dan sirkulasi/regenerasi kepemimpinan

dengan terpolakan secara baik;dengan terpolakan secara baik;o Kemandirian dan penguatan demokrasi internal; bahwa Partai GOLKAR Kemandirian dan penguatan demokrasi internal; bahwa Partai GOLKAR

harus dapat menjawab tantangan yang menyertainya :harus dapat menjawab tantangan yang menyertainya :

Page 28: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2828

. . . . . . . . . . . . . . . . . . RELEVANSIRELEVANSI

Internal : Internal : Memberikan solusi akomodatif terhadap Memberikan solusi akomodatif terhadap persoalan-persoalan yang timbul yang terkait dengan persoalan-persoalan yang timbul yang terkait dengan penguatan kelembagaan politik di atas.penguatan kelembagaan politik di atas.

Eksternal : Eksternal : Mampu menjawab berbagai persoalan kebangsaan kita sebagai Mampu menjawab berbagai persoalan kebangsaan kita sebagai

sebuah bangsa yang plural dan religius melalui karya-karya nyata.sebuah bangsa yang plural dan religius melalui karya-karya nyata. Optimalisasi fungsi-fungsinya sebagai partai politik (Pasal 9 Optimalisasi fungsi-fungsinya sebagai partai politik (Pasal 9

AD/ART):AD/ART): Menghimpun persamaan sikap politik dan kehendak untuk mencapai Menghimpun persamaan sikap politik dan kehendak untuk mencapai

cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material, cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material, spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Mempertahankan, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila Mempertahankan, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan di segala bidang tanpa serta berorientasi pada program pembangunan di segala bidang tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.membedakan suku, agama, ras dan golongan.

Menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi Menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat, serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan menyiapkan rakyat, serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan menyiapkan kader-kader dengan memperhatikan kesetaraan gender dalam kader-kader dengan memperhatikan kesetaraan gender dalam segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Memberikan kontribusi yang terbaik dari setiap kadernya yang ada di Memberikan kontribusi yang terbaik dari setiap kadernya yang ada di lembaga kenegaraan dan pemerintahan di pusat dan daerah.lembaga kenegaraan dan pemerintahan di pusat dan daerah.

Page 29: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

2929

PENUTUPPENUTUP Partai Golongan Karya harus senantiasa Partai Golongan Karya harus senantiasa

mengedepankan jatidirinya sebagai partai yang mengedepankan jatidirinya sebagai partai yang berideologi Pancasila yang berorintasi karya – berideologi Pancasila yang berorintasi karya – kekaryaan (programatik), pembaharuan, modernisasi kekaryaan (programatik), pembaharuan, modernisasi dan pembangunan, serta menjadi pelopor bagi dan pembangunan, serta menjadi pelopor bagi kemajuan bangsa. Partai Golongan Karya harus kemajuan bangsa. Partai Golongan Karya harus mampu eksis dan survive dan semakin lekat di hati mampu eksis dan survive dan semakin lekat di hati rakyat, karena memang Partai GOLKAR senantiasa rakyat, karena memang Partai GOLKAR senantiasa mengutamakan kepentingan rakyat.mengutamakan kepentingan rakyat.

Dengan demikian sekecil apapun perbedaan Dengan demikian sekecil apapun perbedaan pandangan, pendapat dan kepentingan senatiasa pandangan, pendapat dan kepentingan senatiasa dicarikan solusi yang terbaik, baik secara komprehensif dicarikan solusi yang terbaik, baik secara komprehensif akomodatif. Sehingga pada gilirannya tidak sampai akomodatif. Sehingga pada gilirannya tidak sampai dari perbedaan yang mungkin berkembang yang dari perbedaan yang mungkin berkembang yang mengarah adanya faksionalisme dapat sedini mungkin mengarah adanya faksionalisme dapat sedini mungkin ditangkal dan diredam - tidak menjadi bulan-bulanan ditangkal dan diredam - tidak menjadi bulan-bulanan kosumsi publik serta di luar jangkauan kapasitas kosumsi publik serta di luar jangkauan kapasitas bahkan kompetensi Partai GOLKAR yang pada akhirnya bahkan kompetensi Partai GOLKAR yang pada akhirnya merugikan eksistensi Partai Golongan Karya.merugikan eksistensi Partai Golongan Karya.

Page 30: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3030

TATA KELOLA FAKSIONALISME TATA KELOLA FAKSIONALISME INTERNAL PARTAI GOLKARINTERNAL PARTAI GOLKARPresented by : Drs.H.Eddie Budi Prabowo, Apt, MSi.Presented by : Drs.H.Eddie Budi Prabowo, Apt, MSi.

Wakil Ketua Bidang Kaderisasi & Keanggotaan DPD Partai GOLKAR Provinsi JatimWakil Ketua Bidang Kaderisasi & Keanggotaan DPD Partai GOLKAR Provinsi Jatim

APA ITU FAKSIONALISME . . . . ?APA ITU FAKSIONALISME . . . . ?

DEFINISI FAKSI secara umum adalah : DEFINISI FAKSI secara umum adalah : “kelompok di dalam “kelompok di dalam suatu partai politik, yang umumnya; suatu partai politik, yang umumnya; anggotanya para politisi yang mencoba anggotanya para politisi yang mencoba menonjolkan diri dengan cara-cara menonjolkan diri dengan cara-cara oportunistis atau dengan cara mendorong oportunistis atau dengan cara mendorong perpecahan di dalam partai politiknya, perpecahan di dalam partai politiknya, bahkan di dalam negara secara bahkan di dalam negara secara keseluruhan”.keseluruhan”. (Ensiklopedi Wikipedia). (Ensiklopedi Wikipedia).

Page 31: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3131

Dengan demikian faksionalisme adalah sebuah Dengan demikian faksionalisme adalah sebuah faham yang diyakini karena faktor perbedaan faham yang diyakini karena faktor perbedaan kepentingan yang bias, bersifat oportunis dan kepentingan yang bias, bersifat oportunis dan disebabkan tidak terakomodir dengan virsus disebabkan tidak terakomodir dengan virsus kelompok kelompok establishedestablished dan itu sering terjadi dan dan itu sering terjadi dan selanjutnya membentuk kelompok sempalan, selanjutnya membentuk kelompok sempalan, kaukus dan lain sebagainya, akibat partai politik kaukus dan lain sebagainya, akibat partai politik yang bersangkutan masih rentan. Lihat*) yang bersangkutan masih rentan. Lihat*) Samuel P. Samuel P.

HuntingtonHuntington:: Tinjauan perkembangan partai politik.Tinjauan perkembangan partai politik. Jadi Pengertian yang disederhanakan bahwa Jadi Pengertian yang disederhanakan bahwa

Faksionalisme adalah : “ekspresi kepentingan”, Faksionalisme adalah : “ekspresi kepentingan”, seperti gambaran apresiasi berikut ;seperti gambaran apresiasi berikut ;

Page 32: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3232

Apa Definisi partai politik Apa Definisi partai politik itu?itu?

Definisi pertama di abad ke-18, yakni dari Sir Definisi pertama di abad ke-18, yakni dari Sir Edmund Burke: Di dalam buku yang berjudul  Edmund Burke: Di dalam buku yang berjudul  Thoughts on the Cause of the Present DiscontentThoughts on the Cause of the Present Discontent, , (Pemikiran atas Sebab-sebab Kekecewaan di (Pemikiran atas Sebab-sebab Kekecewaan di Masa Kini) yang diterbitkan pada tahun 1770, Masa Kini) yang diterbitkan pada tahun 1770, Edmund BurkeEdmund Burke merumuskan definisi partai politik merumuskan definisi partai politik sebagai, sebagai, “an organized assembly of men, united “an organized assembly of men, united for working together for the national interest, for working together for the national interest, according to the particular principle they agreed according to the particular principle they agreed upon.upon.” (sebuah majelis [yang beranggotakan] ” (sebuah majelis [yang beranggotakan] orang-orang yang terorganisir, yang bersatu orang-orang yang terorganisir, yang bersatu untuk bekerja sama demi mewujudkan untuk bekerja sama demi mewujudkan kepentingan nasional menurut asas-asas tertentu kepentingan nasional menurut asas-asas tertentu yang mereka sepakati).yang mereka sepakati).

Page 33: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3333

Pada tahun 1816, Pada tahun 1816, Benjamin ConstantBenjamin Constant merumuskan definisi partai politik secara merumuskan definisi partai politik secara ideologis, yang kemudian setelahnya hanya ideologis, yang kemudian setelahnya hanya tepat untuk partai-partai yang mempunyai, tepat untuk partai-partai yang mempunyai, atau lekat pada golongan ideologi-ideologi atau lekat pada golongan ideologi-ideologi besar, tetapi tidak untuk partai besar, tetapi tidak untuk partai opportunistopportunist atau atau pragmaticpragmatic, yang hanya peduli pada , yang hanya peduli pada akses menuju kekuasaan ketimbang doktrin akses menuju kekuasaan ketimbang doktrin atau ideologi politik. Baginya, sebuah partai atau ideologi politik. Baginya, sebuah partai politik adalah politik adalah “a reunion of men professing “a reunion of men professing the same political doctrine.”the same political doctrine.” (sebuah (sebuah pertemuan kembali (reuni) orang-orang pertemuan kembali (reuni) orang-orang yang mempunyai doktrin politik yang sama).yang mempunyai doktrin politik yang sama).

Page 34: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3434

Menyimak bahasan di atas dapatkah Menyimak bahasan di atas dapatkah membandingkan dengan pendapat membandingkan dengan pendapat pak Constantpak Constant ini dengan perkembangan Golongan Karya di ini dengan perkembangan Golongan Karya di masa Orde Baru di Indonesia (1966-1997) ?; dan masa Orde Baru di Indonesia (1966-1997) ?; dan perkembangan setelahnya menjadi Partai perkembangan setelahnya menjadi Partai Golongan Karya, hingga saat kini serta Golongan Karya, hingga saat kini serta bagaimana Tata Kelola Faksionalisme internal bagaimana Tata Kelola Faksionalisme internal Partai GOLKAR ?Partai GOLKAR ?

Pendekatan dalam pembahasan tulisan Pendekatan dalam pembahasan tulisan makalah/Presentasi yang tersaji ini, semata-mata makalah/Presentasi yang tersaji ini, semata-mata dengan pendekatan kerangka studi teoritis dengan pendekatan kerangka studi teoritis praktis; praktis; experience, the history of the partyexperience, the history of the party dan dan yuridis formal partai serta adakah yuridis formal partai serta adakah internalizedinternalized (mendarah daging) budaya organisasi.(mendarah daging) budaya organisasi.

Page 35: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3535

Kaum Marxis menggunakan definisi yang berhubugan dengan Kaum Marxis menggunakan definisi yang berhubugan dengan aksioma sentral doktrin sosialismenya, yakni politik sebagai aksioma sentral doktrin sosialismenya, yakni politik sebagai perjuangan kelas: perjuangan kelas: “a political party is the organization of the most “a political party is the organization of the most conscious elements of a social class.”conscious elements of a social class.” (sebuah partai politik adalah (sebuah partai politik adalah organisasi dari elemen-elemen paling tergugah terhadap [masalah] organisasi dari elemen-elemen paling tergugah terhadap [masalah] kelas sosial).kelas sosial).

Max WeberMax Weber setuju dengan fungsi partai politik sebagaimana setuju dengan fungsi partai politik sebagaimana disampaikan oleh Burke, sebagaimana terurai dalam bahasan disampaikan oleh Burke, sebagaimana terurai dalam bahasan awal tentang definisi partai politik di atas, (realisasi dari cita awal tentang definisi partai politik di atas, (realisasi dari cita politik), tetapi diperluasnya dengan memasukkan partai-politik), tetapi diperluasnya dengan memasukkan partai-partai yang digerakkan oleh kepentingan material. partai yang digerakkan oleh kepentingan material.

Menurut Weber sebuah partai adalah Menurut Weber sebuah partai adalah “an associative relation, “an associative relation, and affiliation based on free recruitment. Its goal is to ensure and affiliation based on free recruitment. Its goal is to ensure the power for its leaders within an institutionalized group, the power for its leaders within an institutionalized group, having as aim the realization of an ideal or obtaining material having as aim the realization of an ideal or obtaining material advantages for its militants.”advantages for its militants.” (sebuah hubungan dan (sebuah hubungan dan pemihakan asosiatif yang didasarkan para rekrutmen bebas. pemihakan asosiatif yang didasarkan para rekrutmen bebas. Tujuannya adalah untuk memastikan [diperolehnya] Tujuannya adalah untuk memastikan [diperolehnya] kekuasaan bagi para pemimpinnya [yang ada] di dalam kekuasaan bagi para pemimpinnya [yang ada] di dalam kelompok terlembaga, yang memiliki tujuan untuk kelompok terlembaga, yang memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu cita-cita atau mendapatkan keuntungan-mewujudkan suatu cita-cita atau mendapatkan keuntungan-keuntungan bagi para pendukung setianya).keuntungan bagi para pendukung setianya).

Page 36: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3636

Setelah Perang Dunia II (1945-) para Setelah Perang Dunia II (1945-) para sarjana politik dan pemeliti lain sarjana politik dan pemeliti lain memusatkan pehatian lebih pada hakikat memusatkan pehatian lebih pada hakikat teknis dan elektoral dari partai politik. teknis dan elektoral dari partai politik. Misalnya bagi Misalnya bagi Anthony DownsAnthony Downs, sebuah , sebuah partai politik adalah partai politik adalah “a team of men “a team of men seeking to control the governing apparatus seeking to control the governing apparatus by gaining offices in a duly constituted by gaining offices in a duly constituted election”.election”. (suatu tim [beranggotakan] (suatu tim [beranggotakan] orang-orang yang mencari [kekuasaan orang-orang yang mencari [kekuasaan untuk] mengendalikan aparat-aparat untuk] mengendalikan aparat-aparat pemerintahan dengan cara menduduki pemerintahan dengan cara menduduki kursi-kursi kekuasaan dalam sebuah kursi-kursi kekuasaan dalam sebuah pemilihan yang tertib dan teratur).pemilihan yang tertib dan teratur).

Page 37: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3737

Secara tradisional, para ilmuwan politik telah Secara tradisional, para ilmuwan politik telah memusatkan perhatian pada peran partai politik memusatkan perhatian pada peran partai politik sebagai instrumen untuk menawarkan kandidat dalam sebagai instrumen untuk menawarkan kandidat dalam pemilihan umum untuk menduduki jabatan publik. pemilihan umum untuk menduduki jabatan publik. William J. CrottyWilliam J. Crotty mendefinisikan partai politik mendefinisikan partai politik sebagai:sebagai:““A political party is a formally organized group that A political party is a formally organized group that performs the functions of educating the public to performs the functions of educating the public to acceptance of the system as well as the more acceptance of the system as well as the more immediate implications of policy concerns, that immediate implications of policy concerns, that recruits and promotes individuals for public office, and recruits and promotes individuals for public office, and that provides a comprehensive linkage function that provides a comprehensive linkage function between the public and governmental between the public and governmental decisionmakers.”decisionmakers.”[1][1] (Partai politik adalah kelompok yang terorganisasi (Partai politik adalah kelompok yang terorganisasi secara formal yang menunjukkan fungsi mendidik secara formal yang menunjukkan fungsi mendidik publik untuk menerima sistem dan juga implikasi publik untuk menerima sistem dan juga implikasi yang lebih langsung dari penerapan kebijakan, yang yang lebih langsung dari penerapan kebijakan, yang merekrut dan mengajukan seseorang bagi untuk merekrut dan mengajukan seseorang bagi untuk menduduki publik, dan yang menyediakan fungsi menduduki publik, dan yang menyediakan fungsi penautan komprehensif antara publik dengan penautan komprehensif antara publik dengan pengambil keputusan di pemerintahan).pengambil keputusan di pemerintahan).

Page 38: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3838

Mirip dengan itu, menurut Mirip dengan itu, menurut James C. James C. ColemanColeman, sebuah partai politik adalah: , sebuah partai politik adalah: “an “an association that competes with other similar association that competes with other similar associations in periodic elections in order to associations in periodic elections in order to participate in formal government participate in formal government institutions and thereby influence and institutions and thereby influence and control the personnel and policy of control the personnel and policy of government.” government.” (suatu asosiasi yang (suatu asosiasi yang berkompetisi dengan asosiasi semacamnya berkompetisi dengan asosiasi semacamnya dalam pemilihan umum yang periodik dalam pemilihan umum yang periodik dengan tujuan ikut serta dalam lembaga-dengan tujuan ikut serta dalam lembaga-lembaga pemerintahan formal dan dengan lembaga pemerintahan formal dan dengan demikian memengaruhi dan mengendalikan demikian memengaruhi dan mengendalikan personil dan kebijakan pemerintah).personil dan kebijakan pemerintah).

Page 39: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

3939

Namun, tidak semua pakar politik setuju Namun, tidak semua pakar politik setuju bahwa partisipasi adalah kriteria penentu bahwa partisipasi adalah kriteria penentu partai politik. Neuman menggunakan definisi partai politik. Neuman menggunakan definisi yang lebih luas, yakni bahwa partai politik yang lebih luas, yakni bahwa partai politik adalah: adalah: “the articulate organization of “the articulate organization of society’s active political agents, those who society’s active political agents, those who are concerned with the control of are concerned with the control of governmental power and who compete for governmental power and who compete for popular support with another group or groups popular support with another group or groups holding divergent views.” holding divergent views.” [2][2] organisasi organisasi agen-agen politik masyarakat yang artikulatif agen-agen politik masyarakat yang artikulatif dan peduli dengan pengendalian kekuasaan dan peduli dengan pengendalian kekuasaan pemerintah dan yang berkompetisi meraih pemerintah dan yang berkompetisi meraih dukungan rakyat dengan kelompok atau dukungan rakyat dengan kelompok atau kelompok yang memiliki pandangan [politik] kelompok yang memiliki pandangan [politik] berbeda).berbeda).

Page 40: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4040

Terlebih, di banyak negara, partai politik Terlebih, di banyak negara, partai politik memangsa (baca: menguasai) pemilihan memangsa (baca: menguasai) pemilihan umum umum electionselections andand hak pilih universal hak pilih universal ((universal suffrageuniversal suffrage). Leo Suryadinata ). Leo Suryadinata mencatat bahwa di dalam masyarakat non-mencatat bahwa di dalam masyarakat non-Barat, definisi baku “partai politik” menurut Barat, definisi baku “partai politik” menurut orang Barat itu terbatas kegunaannya. Dia orang Barat itu terbatas kegunaannya. Dia menyatakan bahwa fungsi-fungsi dari suatu menyatakan bahwa fungsi-fungsi dari suatu organisasi seharusnya menjadi aspek organisasi seharusnya menjadi aspek esensial [untuk memahami organisasi] dan esensial [untuk memahami organisasi] dan bahwa suatu organisasi [politik] harus bahwa suatu organisasi [politik] harus mempunyai fungsi sebagai partai politik mempunyai fungsi sebagai partai politik tanpa harus secara formal menyatakan tanpa harus secara formal menyatakan dirinya sebagai partai politik.[3]dirinya sebagai partai politik.[3]

Page 41: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4141

Di sini kadang kita masih memerlukan Di sini kadang kita masih memerlukan perbandingan untuk benar-benar perbandingan untuk benar-benar memahami ciri khas partai politik memahami ciri khas partai politik dibandingkan organisasi sosial lainnya. dibandingkan organisasi sosial lainnya.

Sebuah partai politik adalah sekelompok Sebuah partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisir untuk tujuan orang yang terorganisir untuk tujuan memenangi kekuasaan pemerintah, memenangi kekuasaan pemerintah, dengan melalui pemilihan umum atau dengan melalui pemilihan umum atau cara lain. Kadang pemahaman kita cara lain. Kadang pemahaman kita tentang partai politik campur-aduk tentang partai politik campur-aduk dengan pemahaman tentang dengan pemahaman tentang kelompok kelompok kepentingankepentingan dan dan gerakan politikgerakan politik..

Page 42: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4242

Setidaknya ada 4 (empat) ciri yang membedakan Setidaknya ada 4 (empat) ciri yang membedakan antara partai politik dan kelompok lainnya, antara partai politik dan kelompok lainnya, yakni:[4]yakni:[4]

1.1. Partai politik bertujuan untuk mendapatkan dengan Partai politik bertujuan untuk mendapatkan dengan memenangi jabatan-jabatan politik (partai kecil dengan memenangi jabatan-jabatan politik (partai kecil dengan begitu mungkin menggunakan pemilihan umum lebih begitu mungkin menggunakan pemilihan umum lebih ditujukan untuk memperkenalkan ditujukan untuk memperkenalkan platform-platform-nya nya ketimbang memenangi kekuasaan);ketimbang memenangi kekuasaan);

2.2. Partai politik adalah badan terorganisir dengan “kartu Partai politik adalah badan terorganisir dengan “kartu anggota” formal. Ini membedakannya dengan gerakan anggota” formal. Ini membedakannya dengan gerakan politik yang lebih luas dan lebih campur aduk;politik yang lebih luas dan lebih campur aduk;

3.3. Partai politik biasanya memanfaatkan banyak isu, Partai politik biasanya memanfaatkan banyak isu, menaruh perhatian pada aspek apa pun yang menaruh perhatian pada aspek apa pun yang dikerjakan oleh pemerintah (tetapi partai kecil biasanya dikerjakan oleh pemerintah (tetapi partai kecil biasanya memilih isu tunggal sehingga mirip dengan kelompok memilih isu tunggal sehingga mirip dengan kelompok kepentingan); dan,kepentingan); dan,

4.4. Dengan derajat yang bervariasi, partai-partai disatukan Dengan derajat yang bervariasi, partai-partai disatukan dengan pilihan-pilihan politik yang sama dan suatu dengan pilihan-pilihan politik yang sama dan suatu identitas ideologi umum.identitas ideologi umum.

Page 43: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4343

Menggunakan pendekatan sistemik dan Menggunakan pendekatan sistemik dan struktural-fungsional, partai politik adalah struktural-fungsional, partai politik adalah sebuah sebuah infrastrukturinfrastruktur (prasarana) yang (prasarana) yang dapat mematangkan orang-orang yang dapat mematangkan orang-orang yang sebelumnya telah “dididik” di dalam sebelumnya telah “dididik” di dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan organisasi-organisasi kemasyarakatan atau kelompok-kelompok kepentingan. atau kelompok-kelompok kepentingan. Sebagai infrastruktur, partai politik dengan Sebagai infrastruktur, partai politik dengan demikian merupakan instrumen yang demikian merupakan instrumen yang diperlukan untuk menghasilkan diperlukan untuk menghasilkan pemerintahan (suprastruktur).pemerintahan (suprastruktur).

Page 44: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4444

Perkembangan partai politikPerkembangan partai politik Dalam konsep pembangunan politik, terutama Dalam konsep pembangunan politik, terutama

berdasarkan pemikiran berdasarkan pemikiran Samuel P. HuntingtonSamuel P. Huntington[5[5] ] terdapat tiga kata kunci yakni terdapat tiga kata kunci yakni diferensiasi struktural,diferensiasi struktural,   sekularisasi kulturalsekularisasi kultural, dan , dan partisipasi politikpartisipasi politik. Sekularisasi . Sekularisasi kultural adalah proses perubahan legitimasi politik, dari kultural adalah proses perubahan legitimasi politik, dari “atas” (baca: tuhan, dewa, agama, nabi, pokoknya segala “atas” (baca: tuhan, dewa, agama, nabi, pokoknya segala sesuatu yang adimanusiawi) menjadi legitimasi oleh sesuatu yang adimanusiawi) menjadi legitimasi oleh rakyat.[6] Sekularisasi kultural antara lain berupa rakyat.[6] Sekularisasi kultural antara lain berupa rasionalisasi kekuasaan. Sedangkan partisipasi politik rasionalisasi kekuasaan. Sedangkan partisipasi politik adalah semakin terlibatnya rakyat pada pengambilan adalah semakin terlibatnya rakyat pada pengambilan keputusan publik.[7] Konsep pembangunan politik sendiri keputusan publik.[7] Konsep pembangunan politik sendiri artinya adalah perubahan masyarakat dari sistem politik artinya adalah perubahan masyarakat dari sistem politik tradisional menuju sistem politik modern yang maju. tradisional menuju sistem politik modern yang maju. Diferensiasi adalah meningkatnya spesialisasi subsistem Diferensiasi adalah meningkatnya spesialisasi subsistem dan lembaga-lembaga di dalam masyarakat.[8] Jika kita dan lembaga-lembaga di dalam masyarakat.[8] Jika kita sependapat bahwa yang disebut “pembangunan politik” sependapat bahwa yang disebut “pembangunan politik” parameternya yakni ketiga kata kunci di atas, maka parameternya yakni ketiga kata kunci di atas, maka partai politik merupakan salah satu proses peragaman partai politik merupakan salah satu proses peragaman (diferensiasi) struktur elit politik.[9](diferensiasi) struktur elit politik.[9]

Page 45: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4545

Dalam perkembangannya, embrio partai politik Dalam perkembangannya, embrio partai politik berupa sekumpulan “faksi.” Faksi ialah subsistem berupa sekumpulan “faksi.” Faksi ialah subsistem dalam sistem partai, yang terbentuk berupa dalam sistem partai, yang terbentuk berupa sekelompok orang yang biasanya memiliki sekelompok orang yang biasanya memiliki kedekatan primordial (keluarga, suku, agama, ras), kedekatan primordial (keluarga, suku, agama, ras), kesamaan ideologis (ideal), atau kesamaan kesamaan ideologis (ideal), atau kesamaan kepentingan (oportunis, pragmatis). Biasanya faksi kepentingan (oportunis, pragmatis). Biasanya faksi dipimpin oleh para pendiri dipimpin oleh para pendiri (founding persons)(founding persons) partai partai itu.itu.

Faksi-faksi bukanlah partai, atau setidaknya, Faksi-faksi bukanlah partai, atau setidaknya, pemimpin dan anggota faksi itu sependapat bahwa pemimpin dan anggota faksi itu sependapat bahwa untuk menjadi sebuah partai masih sangat sedikit untuk menjadi sebuah partai masih sangat sedikit sumber daya atau daya dukungnya. Jadi sekalipun sumber daya atau daya dukungnya. Jadi sekalipun berbasis sebuah organisasi sosial atau kelompok berbasis sebuah organisasi sosial atau kelompok kepentingan yang relatif besar, namun untuk kepentingan yang relatif besar, namun untuk menjadi sebuah partai dipandang belum memenuhi menjadi sebuah partai dipandang belum memenuhi syarat minimum, terutama keluasan dukungannya.syarat minimum, terutama keluasan dukungannya.

Page 46: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4646

Namun, ketika faksi-faksi tadi sepakat Namun, ketika faksi-faksi tadi sepakat berkumpul di dalam sebuah badan yang berkumpul di dalam sebuah badan yang lebih komprehensif, maka terbentuklah lebih komprehensif, maka terbentuklah sebuah partai politik.[10] sebuah partai politik.[10]

Tahapan-tahapan berkembangnya partai Tahapan-tahapan berkembangnya partai politik selanjutnya yakni:[11]politik selanjutnya yakni:[11]

1.1. Faksionalisasi    (“partai” di dalam Faksionalisasi    (“partai” di dalam partai)partai)

2.2. Polarisasi           (peng-kutub-an)Polarisasi           (peng-kutub-an)

3.3. Ekstensifikasi     (perluasan)Ekstensifikasi     (perluasan)

4.4. Institusionalisasi (pelembagaan)Institusionalisasi (pelembagaan)

Page 47: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4747

FaksionalisasiFaksionalisasi:: pada tahapan ini, konflik internal pada tahapan ini, konflik internal sebuah partai berkutat pada perebutan pengaruh sebuah partai berkutat pada perebutan pengaruh dan wewenang untuk mengendalikan partai yang dan wewenang untuk mengendalikan partai yang berakar pada kekuatan faksi-faksi yang tarik-berakar pada kekuatan faksi-faksi yang tarik-menarik satu sama lain. Apabila dalam proses ini menarik satu sama lain. Apabila dalam proses ini terdapat faksi yang kuat namun menganggap terdapat faksi yang kuat namun menganggap kewenangan diperolehnya tidak proporsional kewenangan diperolehnya tidak proporsional (misalnya kalah karena faksi-faksi lain berkoalisi), (misalnya kalah karena faksi-faksi lain berkoalisi), dapat terjadi pembangkangan yang berujung dapat terjadi pembangkangan yang berujung pada terpecahnya partai, yakni faksi yang tidak pada terpecahnya partai, yakni faksi yang tidak puas tadi akan memisahkan diri, keluar dari puas tadi akan memisahkan diri, keluar dari partai tersebut dan membentuk partai sendiri. partai tersebut dan membentuk partai sendiri. Namun apabila terjadi keselarasan kepentingan Namun apabila terjadi keselarasan kepentingan dan masing-masing faksi memandang bahwa dan masing-masing faksi memandang bahwa kewenangan yang mereka peroleh proporsional, kewenangan yang mereka peroleh proporsional, maka partai itu akan tetap utuh dan maka partai itu akan tetap utuh dan berkembang. Dalam pengertian koalisi, ini sering berkembang. Dalam pengertian koalisi, ini sering diistilahkan koalisi tetap atau jangka panjang, diistilahkan koalisi tetap atau jangka panjang, dan dalam istilah fusi (penyatuan) sering disebut dan dalam istilah fusi (penyatuan) sering disebut fusi tuntas (penyatuan sepenuhnya).fusi tuntas (penyatuan sepenuhnya).

Page 48: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4848

PolarisasiPolarisasi:: Dengan melewati krisis faksionalisasi, Dengan melewati krisis faksionalisasi, maka eksponen partai tersebut tidak lagi maka eksponen partai tersebut tidak lagi membicarakan dari sudut pandang faksi asal-membicarakan dari sudut pandang faksi asal-usulnya, namun kemudian muncul tantangan krisis usulnya, namun kemudian muncul tantangan krisis berikutnya, yakni perdebatan antara kaum tua di berikutnya, yakni perdebatan antara kaum tua di partai (biasanya juga para pendiri partai) dengan partai (biasanya juga para pendiri partai) dengan kaum muda (kader). Kaum tua biasanya bersikap kaum muda (kader). Kaum tua biasanya bersikap lebih konservatif ketimbang kaum muda. Perbedaan lebih konservatif ketimbang kaum muda. Perbedaan pandangan antara kutub kaum tua dan kutub kaum pandangan antara kutub kaum tua dan kutub kaum muda partai tersebut apabila tidak ditemukan jalan muda partai tersebut apabila tidak ditemukan jalan keluarnya maka partai itu akan terancam pecah. keluarnya maka partai itu akan terancam pecah. Kaum muda yang tidak puas dapat keluar dan Kaum muda yang tidak puas dapat keluar dan membentuk partai baru, sementara itu dapat pula membentuk partai baru, sementara itu dapat pula sebaliknya kaum tua yang keluar dan membentuk sebaliknya kaum tua yang keluar dan membentuk partai baru. Namun apabila ditemukan pemecahan partai baru. Namun apabila ditemukan pemecahan masalahnya, maka partai itu akan semakin kokoh masalahnya, maka partai itu akan semakin kokoh berdiri, bukan hanya melupakan faksi-faksi, juga berdiri, bukan hanya melupakan faksi-faksi, juga mereka meminggirkan konflik antara kaum muda mereka meminggirkan konflik antara kaum muda yang progresif dan kaum tua yang konservatif. yang progresif dan kaum tua yang konservatif. Mereka kemudian lebih mendasarkan diri pada Mereka kemudian lebih mendasarkan diri pada paltformpaltform partai atau visi-misi partai tersebut. partai atau visi-misi partai tersebut.

Page 49: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

4949

EkstensifikasiEkstensifikasi:: Partai politik yang berhasil melewati krisis Partai politik yang berhasil melewati krisis polarisasi akan menghadapi tantangan berikutnya yakni polarisasi akan menghadapi tantangan berikutnya yakni ekstensifikasi (perluasan). Dalam rangka mendapatkan ekstensifikasi (perluasan). Dalam rangka mendapatkan legitimasi politik yang semakin kokoh yang pada legitimasi politik yang semakin kokoh yang pada gilirannya akan memperbanyak dukungan politik, sebuah gilirannya akan memperbanyak dukungan politik, sebuah partai akan melakukan ekstensifikasi. Perluasan partai partai akan melakukan ekstensifikasi. Perluasan partai tersebut dapat berupa diversifikasi struktur partai, tersebut dapat berupa diversifikasi struktur partai, misalnya pendirian organisasi-organisasi sayap misalnya pendirian organisasi-organisasi sayap (underbow)(underbow) partai untuk menampung hasil rekrutmen partai untuk menampung hasil rekrutmen secara lebih luas. Dalam tahap ini biasanya terjadi secara lebih luas. Dalam tahap ini biasanya terjadi moderatisasi ideologi partai, yakni partai yang tadinya moderatisasi ideologi partai, yakni partai yang tadinya radikal (pendukungnya sedikit) mengendorkan radikal (pendukungnya sedikit) mengendorkan radikalitasnya untuk mengkooptasi segmen massa atau radikalitasnya untuk mengkooptasi segmen massa atau kader yang lebih moderat (baca: oportunis, pragmatis).kader yang lebih moderat (baca: oportunis, pragmatis).Namun upaya ini belum tentu berhasil, sebab sebuah Namun upaya ini belum tentu berhasil, sebab sebuah partai kadang sudah partai kadang sudah memiliki beban sejarah dan beban memiliki beban sejarah dan beban ideologisnya sendiriideologisnya sendiri sehingga tidak mudah bagi segmen sehingga tidak mudah bagi segmen moderat itu untuk bergabung. Apabila partai tidak moderat itu untuk bergabung. Apabila partai tidak berhasil melakukan ekstensifikasi, maka resikonya akan berhasil melakukan ekstensifikasi, maka resikonya akan mengalami satu di antara dua kemungkinan: pertama, mengalami satu di antara dua kemungkinan: pertama, partai itu akan stagnan (mandeg). Kedua, apabila partai itu akan stagnan (mandeg). Kedua, apabila stagnasi itu menimbulkan ketidakpuasan pada sebagian stagnasi itu menimbulkan ketidakpuasan pada sebagian eksponen partai, maka partai dapat terpecah.eksponen partai, maka partai dapat terpecah.

Page 50: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5050

InstitusionalisasiInstitusionalisasi:: Partai politik yang berhasil Partai politik yang berhasil melakukan ekstensifikasi akan memfokuskan melakukan ekstensifikasi akan memfokuskan diri untuk mengelaborasi diri untuk mengelaborasi platformplatform partai partai menjadi mekanisme, prosedur, aturan yang menjadi mekanisme, prosedur, aturan yang semakin jelas dan terlembaga. Dalam semakin jelas dan terlembaga. Dalam tahapan ini partai bukan lagi dilekatkan pada tahapan ini partai bukan lagi dilekatkan pada figur tertentu, atau pada kelompok tertentu, figur tertentu, atau pada kelompok tertentu, namun partai sudah sampai pada tahap namun partai sudah sampai pada tahap “siapa pun harus tunduk dan patuh pada “siapa pun harus tunduk dan patuh pada aturan partai.”aturan partai.” Partai berjalan Partai berjalan di atas di atas konstitusikonstitusi, bukan di atas kehendak seseorang , bukan di atas kehendak seseorang atau sekelompok orang. Kalau sebuah partai atau sekelompok orang. Kalau sebuah partai politik dapat mencapai tahapan ini, biasanya politik dapat mencapai tahapan ini, biasanya partai itu akan berusia panjang. Namun partai itu akan berusia panjang. Namun kembali lagi, apabila partai gagal kembali lagi, apabila partai gagal melakukannya, maka resiko ketidakpuasan melakukannya, maka resiko ketidakpuasan akan dapat memicu kembali perpecahan akan dapat memicu kembali perpecahan partai.partai.

Page 51: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5151

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PARTAI POLITIKPENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

Page 52: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5252

APA ITU PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK ?

Pengembangan kelembagaan partai politik di sini didefinisikan sebagai proses yang dilalui oleh partai agar terorganisasi secara lebih baik, mempraktikkan nilai-nilai demokrasi, membuat aturan dan prosedur sehingga memungkinkan partai-partai politik mampu bersaing secara efektif dan lebih berhasil dalam pemilu, serta menerapkan pilihan-pilihan kebijakan mereka. Jika berhasil, pengembangan kelembagaan bisa berakibat partai tersebut duduk dalam pemerintahan dan memperlihatkan kinerja yang baik saat memerintah. Kemungkinan lain, partai-partai dapat memperlihatkan kinerja yang baik sebagai oposisi yang memiliki makna penting (sama pentingnya dengan berada dalam pemerintahan).Oleh karena itu, partai yang melembaga (institutionalized) memiliki kemampuan dalam menanggapi dan bertanggungjawab terhadap tuntutan dan kepentingan para anggota, dan para pemilih yang lebih luas.

Page 53: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5353

Bagaimana Mengetahui bahwa Partai Mengalami Pelembagaan?

Mengalami pelembagaan atau institusionalisasi berarti memiliki ketangguhan dan daya tahan, sanggup menghadapi berbagai krisis, serta menyuguhkan pemerintahan alternatif yang dapat dipercaya rakyat. Adakah kriteria dan indikator yang dapat diterapkan untuk

mengukur tingkat institusionalisasi yang demokratis ? Dapatkah kita mengetahui apakah Partai GOLKAR sendiri

bergerak menuju ke tingkat institusionalisasi yang lebih tinggi ? Sedikitnya terdapat lima bidang yang berkaitan dengan organisasi

internal partai politik yang dapat dijadikan kriteria semacam itu: Ketangguhan Organisasi – SDM teruji, infra struktur s.d. Tingkat desa. Demokrasi Internal – Munas, Musda Provinsi, Kab/Kota s.d. Muslur/Musdes.

Identitas politik – Karya Kekaryaan Keutuhan internal partai – Stabil; dan Sero Faksionalisme, tidak ada

pembelahan & struktural fungsional Kapasitas berkampanye – Atas Dasar Program Yg jelas.

Page 54: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5454

Yang Perlu Dilakukan : Mendorong dialog di dalam partai; Meresapi berbagai prinsip dan kebijakan partai;

mengacu AD/ART dan PO Memiliki mekanisme yang menjamin

berlakunya proses dan prosedur yang benar ketika muncul pertikaian.

Hal-hal tersebut di atas sebagai pokok dan landasan selama ini yang secara pribadi diterapkan atas dasar pengalaman; termasuk bagaimana kita di Partai GOLKAR secara Ideologis, Doktrin dan Pengamalan “Ikrar Panca Bhakti GOLKAR” sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan kesehariannya !

Karena kita sadar bahwa “Tidak satu pun poin ikrar panca bhakti diperuntukkan kepentingan Partai GOLKAR semata, namun semua diabdikan kepentingan Bangsa dan Negara kita tercinta - INDONESIAKU

Page 55: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5555

IKRAR PANCA BHAKTIIKRAR PANCA BHAKTIGOLONGAN KARYAGOLONGAN KARYA

Kami warga Partai Golongan Karya adalah insan yang percaya Kami warga Partai Golongan Karya adalah insan yang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kami warga Partai Golongan Karya adalah pejuang dan Kami warga Partai Golongan Karya adalah pejuang dan pelaksana untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945, pelaksana untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945, pembela serta mengamal Pancasila.pembela serta mengamal Pancasila.

Kami warga Partai Golongan Karya adalah pembina persatuan Kami warga Partai Golongan Karya adalah pembina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak setia kawan.dan kesatuan bangsa yang berwatak setia kawan.

Kami warga Partai Golongan Karya bertekad bulat Kami warga Partai Golongan Karya bertekad bulat melaksanakan amanat penderitaan rakyat untuk membangun melaksanakan amanat penderitaan rakyat untuk membangun masyarakat adil, makmur, aman, tertib dan sentausa.masyarakat adil, makmur, aman, tertib dan sentausa.

Kami warga Partai Golongan Karya setia pada Undang-Undang Kami warga Partai Golongan Karya setia pada Undang-Undang Dasar 1945, mengutamakan kerja keras, jujur dan bertanggung Dasar 1945, mengutamakan kerja keras, jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembaharuan dan pembangunan.jawab dalam melaksanakan pembaharuan dan pembangunan.

Page 56: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5656

MITRA DEMOKRASIMITRA DEMOKRASI

Page 57: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5757

KETERKAITAN DI ANTARA SISTEM KEPARTAIAN & KETERKAITAN DI ANTARA SISTEM KEPARTAIAN &

PARTAI GOLONGAN KARYAPARTAI GOLONGAN KARYA

Page 58: Penyegaran Kadersiasasi&keanggotaan Jatim

5858

HUBUNGAN DI ANTARA PARTAI & MASYARAKAT HUBUNGAN DI ANTARA PARTAI & MASYARAKAT SIPILSIPIL