Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

39
Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang Email/FB : [email protected] Twitter : @cak_lum Website/Blog : http://ihyaul.staff.umm.ac.id FILSAFAT KONTEMPORER

description

FILSAFAT KONTEMPORER. Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang Email/FB : [email protected] Twitter : @cak_lum Website/Blog: http://ihyaul.staff.umm.ac.id. Postmodernisme & Kontemporer. The is no perfectness in the world. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Page 1: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Ihyaul Ulum MD.Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah MalangEmail/FB : [email protected] : @cak_lumWebsite/Blog : http://ihyaul.staff.umm.ac.id

FILSAFAT KONTEMPORER

Page 2: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Postmodernisme &

Kontemporer2

The is no perfectness in the world

Kegagalan pemikiran dan filsuf modern

mencapai kebijaksan

aan

Penilaian Wisdom lebih

didasari feelings, desires

(keinginan), ketimbang knowledge.

Penilaian didasarkan pada intuisi, bukan argumentasi logis

Page 3: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Albert Camus (1913-1960)

Jürgen Habermas (1929-2007)

Jacques Derrida (1930-2004)

Richard Rorty (1931-2007)

Paul Feyerabend (1924-1994)

Mazhab Frankfurt

William James (1842-1910)

John Dewey (1859-1952)

Paul-Michel Foucault (1926-1984)

Martin Heidegger (1889-1976)

Bertrand Russell (1872-1970)

Karl R. Popper (1902-1994)

Jean-Paul Sartre (1905-1980)

Page 4: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

4

William James * Pragmatisme * Radical

Emerisme

Kebenaran Pragmatis Tiada kebenaran mutlak, yang berlaku umum,

yang bersifat tetap. Yang ada adalah kebenaran ‘plural’ apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnyaKebenaran itu relatif, subjektif, dan terus berkembangTidak ada kebenaran objektif (monisme), yang ada adalah kebenaran subjektif (pluralisme) Milliorisme (penengah antara filsafat empirisme dan filsafat idealisme).

Page 5: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

5

William James * Pragmatisme * Radical

Emerisme

Pragmatisme dan EtikaSuatu ide dianggap benar apabila dapat memberikan keuntungan kepada manusia dan dapat dipercayai hal tersebut membawa ke arah kebajikan (good) mencuri, bila ia mendatangkan manfaat bagi pelakunya berarti ia baik. Tetapi bila ia mengakibatkan menderita berarti ia jelek.

Kepercayaan ReligiusManusia mempunyai hubungan dengan suatu Zat yang lebih (a more).Tuhan adalah kecondongan ideal atau pendukung yang murah hati dalam pengalaman manusia.

Page 6: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

6

Pengalaman dan PikiranPengalaman adalah inti filsafat instrumentalisme.Pengalaman (experience) adalah keseluruhan drama manusia dan mencakup segala proses “saling memengaruhi’ (take and give) antara organisme yang hidup dalam lingkungan sosial dan fisik.Kegunaan kerja pikiran adalah cara untuk melayani kehidupan scientific method

Pendidikan Progresif filsafat pendidikanPendidikan harus mampu membekali anak didik sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungan sosialnya Problem solving method; learning by doing.

John Dewey *Pragmatisme Instrumentalis

(1)

Page 7: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

7

Tidak banyak pendidik yang memperhatikan pengalaman sebagai basis utama pendidikan ketika dihadapkan pada ketegangan antara mempertahankan nilai-nilai tradisi ataukah memilih kemodernan.

Menurut John Dewey, ketegangan ini tidak perlu karena keduanya memiliki kelemahan yang sama: melupakan pengalaman, basis pragmatisme. 

Dewey merajut filsafat pendidikan jalan tengah yang tidak silau akan progresivitas, namun juga tak melupakan tradisisebuah filsafat pendidikan yang banyak mengurai relasi makna pengalaman dalam proses pendidikan

Inti filsafat pendidikan ini menganjurkan proses pembelajaran yang bisa dipraktikkan dan mendorong anak didik untuk bisa memecahkan masalah-masalah mereka dan lingkungannya, suatu gaya ajar-mengajar yang bertahap dan berkesinambungan.

John Dewey *Pragmatisme Instrumentalis

(2)

Page 8: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

8

Pemikiran Foucault sangat dipengaruhi Nietzsche, namun dia tidak sepenuhnya sebagai pengikut Nietzsche.

Tentang subjek dan objek, filsuf tahun 60an adalah filsuf yang merayakan kematian subjek (pengada awal) yang disejajarkan dengan Tuhan. Lalu setelah itu, jika Tuhan mati, maka manusia yang mengikuti Tuhan juga mati. Sebab manusia yang mengikuti Tuhan itu tidak punya kuasa atas dirinya tanpa Tuhan yang memberi makna padanya.

Subjek menurut Foucautl subjek yang sejajar dengan individu hanya akan bisa ditelaah melalui kekuasaan

Paul-Michel Foucault

(1)

Page 9: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

9

Kekuasaan bukanlah nominalis, tidak pejal dan tidak bisa dipegang, dia adalah peng-kata-an dari multiplisitas dan jalinan kekuatan-kekuatan

Kekuasaan bukan sesuatu yang bisa dimiliki, bahkan oleh kaum dominan sekali pun, tidak bisa dipengaruhi oleh kepenuhan hukum ataupun kebenaran, dia tidak tunduk pada teori politik normal, tidak bisa direduksi oleh representasi [hukum]

Hubungan antara subjek dan kekuasaan adalah bukan pelaku dan produk. Sebab bukan subjek (secara substantif) yang menciptakan kekuasaan, namun kekuasaanlah yang mempengaruhi adanya subjek, dan sifatnya tidaklah tetap seperti hasil penemuan (founding subject)

Manusia juga akhirnya dipengaruhi oleh kekuasaan, bukan manusia mempengaruhi kekuasaan

Paul-Michel Foucault

(2)

Page 10: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

10

Foucault dikenal kritis terhadap berbagai institusi sosial, terutama psikiatri kedokteran, dan sistem penjara, serta tentang riwayat seksualitas.

Kontribusinya terhadap teori kebudayaan dan teori sosial, al: objek studinya (RSJ, klinik, penjara) telah

menggeser fokus studi mengenai dominasi terjauhkan dari analisis kelas dan basis ekonomi;

Kebudayaan tidak ditematisasikan sebagai sesuatu yang tercakup dalam bidang yang sekadar representasional;

Kebudayaan tidak dipandang sebagai totalitas spiritual seperti dalam historisisme;

Paul-Michel Foucault

(3)

Page 11: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

11

Manusia (desain; da = di situ, sein = ada) itu terbuka bagi dunianya dan sesamanya.

Kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya karena memiliki kemampuan seperti kepekaan, pengertian, pemahaman, dan perkataan.

Untuk mencapai manusia yang utuh, maka ia harus merealisasikan segala potensinya, ia harus mempertanggungjawabkan atas potensi yang belum teraktialisasikan.

Filsafat Heidegger paling fenomenal berkaitan dengan kosep suasana hati (mood) di dalam mood lah kita ‘diatur’ oleh dunia kita, bukan dalam pendirian pengetahuan observasional yang berjarak.

Paul-Michel Foucault Martin Heidegger

Eksistensialisme (1)

Page 12: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

12

Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensi adalah cara khas manusia berada. Pusat perhatian ini ada pada manusia. Oleh karena itu bersifat humanistis.

Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, bereksistensi berarti berbuat, menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaanya.

Di dalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada hakekatnya manusia terikat kepada dunia sekitarnya, terlebih-lebih kepada sesama manusia.

Filsafat eksistensialisme member tekanan kepada pengalaman yang konkrit, pengalaman yang eksistensial

Paul-Michel Foucault Martin Heidegger

Eksistensialisme (2)

Ciri filsafat eksistensialisme (pemikiran Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl  Jaspers, dan Gabriel Marcel)

Page 13: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

13

Ia adalah filsuf dan ahli matematika ternama di Britania Raya. Karya monumentalnya (diterjemahkan dalam berbagai bahasa,

termasuk Indonesia) adalah History of Western Philosophy and its Connection With Political and Social Circumtances from The Earliest Time to The Present Day (1946), dan Principles of Mathematics (1903)

Ia menyesal bahwa dalam dunia pendidikan jurusan ilmu pasti dan jurusan sastra sering dipisahkan.

Logika dan gramatika tidak hanya penting untuk bahasa, melainkan juga sebagai dasar matematika.

Russell berpendapat, daerah tak bertuan antara teologi dan ilmu pengetahuan itulah filsafat. Ilmu pengetahuan berbicara tentang yang diketahui, filsafat mengenai hal yang tidak diketahui.

Menurut Russell, filsafat hanya boleh merumuskan pertanyaan-pertanyaan. Jawaban harus datang dari ilmu pengetahuan.

Paul-Michel Foucault

Bertrand Arthur William Russell Paradox Russell (1)

Page 14: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

14

Matematika dapat diubah secara sistematis (reducible) menjadi logika.

Semua kebenaran-kebenaran matematikal dapat ditetapkan sebagai bagian dari logika

Semua pembuktian-pembuktian matematikal dapat dimanifestasikan sebagai pembuktian-pembuktian logikal atau dengan kata lain theorema-theorema matematika menjadi bagian tak terpisahkan dari logika.

Paul-Michel Foucault

Bertrand Arthur William Russell Paradox Russell (2)

Page 15: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

15

Karya monumentalnya berjudul The Open Society and Its Enemies (1950).

Berangkat dari nilai normatif bahwa manusia bisa salah, ia merumuskan sebuah bentuk masyarakat yang cocok untuk minimalisasi penderitaan manusia dan maksimalisasi kebebasan individu open society.

Popper membedakan masyarakat terbuka dengan masyarakat tertutup yang ‘magis atau tribal atau kolektivis’. Dalam masyarakat terbuka “individuals are confronted with personal decisions” dan dengan demikian mereka mempunyai tanggung jawab dalam menerima kebijakan publik.

Dalam politik, gagasan masyarakat terbuka jelas menolak segala bentuk totalitarianisme.

Popper mengaku sebagai seorang liberal The Open Society Foundation (George Soros).

Paul-Michel Foucault

Karl R. Popper * Open Society * Teori

Falsifikasi(1)

Page 16: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

16

Manusia tidak mungkin mengetahui semesta pengetahuan hanya dengan mengandalkan verifikasi empiris

Popper jelas tetap berusaha menyelamatkan empirisme tetapi dengan catatan. Empirisme Popper tidak berasal dari sebab-musabab yang berujung pada akibat, dari yang partikular menuju yang universal.

Empirisme Popper lahir dari pengetahuan apriori yang ditimba dari pengetahuan apriori-nya Kant, tetapi Popper meneruskan itu dengan menambahkan prinsip falsifikasi

Ketika ada bukti empiris yang lebih kuat, teori pengetahuan lama otomatis terbukti salah. Namun jika bukti empiris baru ternyata lebih lemah, teori pengetahuan lama justru dikuatkan (corroborated) oleh bukti empiris baru tersebut. Dengan prinsip inilah ilmu penegetahuan berkembang dan terhindar dari pembakuan yang bisa memerosotkan ilmu menjadi mitos dan ideologi. 

Paul-Michel Foucault

Karl R. Popper * Open Society * Teori

Falsifikasi(2)

Page 17: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

17

Berangkat dari prinsip falsifikasi, Popper ingin menghindari objektivisme dan subjektivisme dalam pengertiannnya yang ekstrem;

Untuk itu dia mengajukan gagasan ontologis tentang tiga Dunia Dunia 1 adalah dunia fisik, Dunia 2 adalah dunia mental, Dunia 3 adalah dunia objektif.

Dunia 1 dan Dunia 2 saling berinteraksi. Dunia 2 dan Dunia 3 saling berinteraksi. Akan tetapi, Dunia 1 tidak bisa langsung berinteraksi dengan Dunia 3 kecuali melalui Dunia 2.

Benda-benda fisiologis berinteraksi dengan benda-benda psikologis, benda-benda psikologis berinteraksi dengan benda-benda logis, tetapi benda-benda fisiologis tidak bisa langsung berinteraksi dengan benda-benda logis kecuali terlebih dulu melalui dunia psikologis

Paul-Michel Foucault

Karl R. Popper * Open Society * Teori

Falsifikasi(3)

Page 18: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

18

Meskipun ia dididik secara agamis oleh kakeknya (bahkan dibabtis), ia justru tidak menganut agama apapun dan bahkan tidak percaya Tuhan;

Pernikahan tidak lebih dari suatu lembaga borjuis saja dia tidak menikah meski hidup seranjang dengan Simone de Beauvoir;

Eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi; Manusia tidak memiliki apa-apa saat

dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi dari komintmen-komitmennya di masa lalu satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia.

Paul-Michel Foucault

Jean-Paul Sartre Eksistensialisme

Page 19: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Albert Camus Tiada hari tanpa resah dan

menulis

19

Apakah kehidupan itu berharga dan harus dijalani ataukah sebaliknya? ya, kita harus bersemangat;

Apakah kita harus bunuh diri? tidak bersifat moralistik;

Sang absurd merupakan suatu perspektif metafisik, suatu kesadaran atas konfrontasi antara diri kita sendiri dengan tuntutan kita pada rasionalitas dan keadilan di satu sisi, dan alam semesta yang acuh tak acuh di sisi lain.

Karya monumentalnya: The Stranger (1942) dan The Myth of Sisyphus (1942).

Page 20: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

20

Prinsip falsifikasi Popper tidak dapat dijalankan sebagai satu-satunya metode ilmiah untuk kemajuan ilmu pengetahuan Popper: setiap teori harus melalui proses falsifikasi untuk menemukan teori yang benar.

Untuk menemukan teori yang benar suatu teori tidaklah harus dicari kesalahannya (falsifikasi), melainkan teori-teori barunya harus dikembangkan

Tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai metode ilmiah yang sempurna epistemologi anarkis.

Jika suatu teori baru dapat dipertahankan dan lebih baik daripada teori lama, maka yang baru akan menggantikan yang lama Thomas Kuhn menyebutnya “Perubahan Paradigma”

Paul Feyerabend Against Method (1)

Page 21: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

21

Sains dan mitos tidak dapat dibedakan dengan satu batas prinsip tertentu;

Sains itu lebih dekat dengan mitos daripada filsafat sains mau akui. Mitos adalah salah satu bentuk pemikiran yang dibuat manusia, yang belum tentu yang terbaik... [mitos] bersifat superior hanya pada yang sudah memihak pada suatu ideologi tertentu, atau yang menerimanya tanpa mempelajari keuntunganna dan batasannya.

Kriteria yang biasa digunakan untuk menguji kebenaran hipotesa, seperti logika dan hasil eksperimen, bukan sesuatu yang harus dipenuhi.

Mempertahankan teori lama akan mempersempit pemikiran sehingga tidak bisa membuka lahan teori baru dan mengarahkan ilmu pengetahuan pada subyektivitas, sentimen atau prejudis

Paul Feyerabend Against Method (2)

Page 22: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

22

Paul Feyerabend Against Method (3)

Auguste Comte

a) Positivisme

b) Anti-Positivisme

c) Matinya Epistemologi

Teori diterminan masyarakat teologis atau mitos; masyarakat metafisika; masyarakat positivis

(masyarakat mapan)Teori-teori positivistik dianggap

sangatlah menghegemoni pemikiran dan membuat ilmu pengetahuan

menjadi mandek.Thomas Khun Revolusi ParadigmaKarl Popper Teori FalsifikasiPaul Feyerabend Against Method

Nietzsche Beyond Good and Evil

Baik dan jahat bukan persoalan aksiologis (nilai), namun

epistemologis (pengetahuan). Pengetahuan kita ttg yang baik

dan buruk adalah buatan tangan sejarah.

Page 23: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

23

Dia mengembangkan sistem teori yang diabdikan untuk menunjukkan kemungkinan penalaran, emansipasi, dan komunikasi logis-kritis yang terdapat di dalam institusi liberal modern;

Diskursus praktis rasional setiap orang seharusnya bisa mengambil posisi setuju atau tidak setuju terhadap statemen-statemen mengenai dunia dan cara dunia itu dipahami;

Politik suatu proses intersubjektivitas non-kekerasan yang terus berlangsung, dimana kata-kata – atau lebih tepatnya kalimat-kalimat atau tindakan bertutur – adalah bentuk hubungan sosial yang lebih bernilai daripada ritual-ritual ataupun senjata.

Jürgen Habermas * Critical Theory * Neo

Marxisme

Page 24: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

24

Teori Kritis bekerja atas dasar suatu kerangka metateoritis Teori Kritis berpijak pada suatu pandangan umum tentang

hakikat realitas sosial, baik dalam dimensi faktual maupun dimensi normatif

Suatu pandangan umum tentang hakikat masyarakat akan membentuk cara pandang terhadap masa lalu dan masa kini, namun sekaligus juga mengarah pada proyeksi masyarakat yang dicita-citakan.

Habermas ingin menyajikan sebuah konsep rasio yang akan dapat dijadikan pijakan evaluasi terhadap norma-norma sosial (Endres, 1996: 1).

Seluruh proyek Habermas mengarah pada pembebasan manusia atas segala bentuk penindasan, termasuk sekalipun penindasan itu dilakukan dalam dan atas nama ‘rasionalitas modern’.

Critical TheoryAsumsi-Asumsi Dasar:

Ontologi Sosial (1)

Page 25: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

25

Critical TheoryAsumsi-Asumsi Dasar:

Ontologi Sosial (2)

1) Kepentingan

orientasi dasar yang berakar padakemampuan manusia dan menjadi

sarana dasariah manusia untuk melestarikan keberadaannya

kepentingan-kepentingan yangmembentuk pengetahuan

Kepentingan kognitif empiris-analitis

berakar dalam hasrat teknis untuk

menggunakan kontrol atas dunia fisis dan sosial

Kepentingan kognitifhermeneutis-historis

berakar dalam hasrat untuk memahami keunikan aktivitas

manusia

kepentingan kognitif emansipatoris-kritis

pengetahuan sebagai suatu proses refleksi diri yang melalui

proses ini ketegangan-ketegangan dan kedaruratan

historis dapat diungkap.

Page 26: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

26

Critical TheoryAsumsi-Asumsi Dasar:

Ontologi Sosial (3)

2) Life-worldKomunikasi antar pribadi yang terdapat

dalam life-world. Komunikasi tersebut meski bebas dan terbuka, dan tidak ada

tekanan Rasionalisasi ; Argumentasi

Dunia Objektif

Dimensi-dimensi dunia-hidupmerepresentasikan fakta-fakta yang independen dari pemikiran manusiadan berfungsi sebagai titik referensi

umum untuk menentukan kebenaran

Dunia SosialTerdiri dari hubungan-hubungan

intersubjektif

Dunia Subjektif Berasal dari pengalaman pribadi

Page 27: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

27

Critical TheoryAsumsi-Asumsi Dasar:

Ontologi Sosial (4)

3) Sistem

Sistem dan strukturnya bertumbuh kembang

secara berbeda, kompleks, dan mampu memenuhi kebutuhan diri (self-

sufficient).kekuatan sistem dan strukturnya

bertumbuh dan dengan kemampuannya mengontrol dan

mengarahkan apa yang terjadi dalam life-world4)

Argumentasi

Situasi yang menempatkan partisipan dalam komunikasi dapat secara kritis

mengkaji suatu klaim hipotetis atas validitas

5) Rasionalisasi

Hubungan dialektis antara life-world dan sistem yang mengarah pada terbentuknya konsensus rasional

merupakan perspektif ontis-normatif yang penting untuk membaca realitas

sosial

Page 28: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

28

Critical TheoryAsumsi-Asumsi Dasar:

Ontologi Sosial (5)

6) Kolonisasi Life-world

Struktur rasional dari sistem bukannya mempertinggi kapasitas untuk berkomunikasi dan mencapai

pemahaman dalam konsensus, melainkan mengancam proses-proses tersebut melalui penggunaan kontrol-

kontrol eksternal atas proses-proses tersebut

Page 29: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

29

Critical TheoryDari Kritik Pengetahuan ke

Kritik Ilmu: Epistemologi Sosial (1)

o The objectivity of knowledge is structurally dependent on the intersubjective conditions of its communicability

o Kajian filsafat sosial sebagaimana disajikan dalam Theory and Praxis dimaksudkan oleh Habermas sebagai sebuah upaya untuk membuat suatu teori ilmu yang dapat dilihat dengan jelas, sebuah teori yang dimaksudkan mampu untuk merangkum secara sistematis syarat-syarat penyusunan ilmu dan penerapannya.

o Positivisme secara tidak reflektif telah melompati dimensi filsafat ilmu, yang menjelaskan mengapa positivisme secara umum telah mundur di belakang tingkat refleksi sebagaimana disajikan oleh filsafat Kant

Page 30: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

30

Critical TheoryDari Kritik Pengetahuan ke

Kritik Ilmu: Epistemologi Sosial (2)

o Teori Kritis menolak klaim-klaim kontemplatif dari teori yang dibangun dalam bentuk logika tunggal (monologic)

o Ilmu dapat menganalisis secara refleksif konteks sosial yang melekat pada ilmu tidak hanya secara institusional, namun juga secara metodologis, dan pada saat yang sama menentukan penggunaan informasi yang dihasilkan secara ilmiah, dan ini merupakan tugas krtitis substantif dari ilmu.

o Habermas juga menolak objektivitas ilmu.o Ilmu memang dibangun dalam kerangka kepentingan

objektivasi alam dan realitas dalam rangka eksploitasi, dan dari sini sesungguhnya muncul paradoks bahwa demi teraihnya teori murni, ‘kepentingan’ ditekan dalam rangka melayani ‘kepentingan’ untuk memandang dunia sebagai sesuatu yang independen dari ‘kepentingan’

Page 31: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

31

Critical TheoryDari Kritik Pengetahuan ke

Kritik Ilmu: Epistemologi Sosial (3)

Tujuan ilmu adalah pencapaian ‘kebenaran abadi’ dengan melalui pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang selalu dan pasti terjadi

Habermas memandang perlu adanya pengembangan pendekatan sosial yang berangkat dari epistemologi yang pada satu sisi mampu mengartikulasikan faktisitas, pada sisi lain juga memberi tempat pada normativitas interpretive sociology

Konteks objektif dari tindakan sosial tidak dapat direduksi pada dimensi arti intersubjektif ataupun pada makna yang diteruskan secara simbolis.

Page 32: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

32

Critical TheoryDari Kritik Pengetahuan ke

Kritik Ilmu: Epistemologi Sosial (4)

Empat dasar konsep tindakan dalam teori sosial

tindakan teologis

Model tindakan ini ada dibelakang pendekatan-pendekatan teori-

putusan dan teori-permainan dalam ilmu

ekonomi, sosiologi, dan psikologi sosialtindakan yang diatur secara normatif

Model tindakan normatif ini ada di belakang teori peran yang diterima

luas dalam sosiologitindakan dramaturgis

Terutama muncul pada deskripsi fenomenologis tentang interaksi

tindakan komunikatif

Interaksi dari setidaknya dua subjekyang mampu berwicara dan bertindak.

Page 33: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

33

o Strukturalisme mencapai keterbatasannya ketika gagal membahas “strukturalitas struktur”.

o Hanya ada satu macam metafisika ‘metafisika kehadiran’ (metaphysics of presence).

o Terdapat dua interpretasi atas interpretasi; ☺ berupaya memaparkan semacam impian-

impian mengenai pemaparan suatu kebenaran atau asal-usul” interpretasi metafisik

☺ mendukung permainan dan berupaya melampaiui manusia dan humanisme interpretasi non-metafisik

Jacques Derrida * différance * deconstruction

Page 34: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

34

o Kontrak sosial adalah perkembangan dari teori hukum alam sengketa terus menerus

o Tanpa aturan moral, kita akan menjadi korban kepentingan orang lain

o Negara, sejak awal beridirinya ditujukan untuk melindungi keselamatan dan kepentingan individu.

o Absolutisme negara adalah satu-satunya cara menyelamatkan manusia dari kodratnya sebagai ‘serigala’

Richard Rorty Philosophy of Language, Mind, Ethics,

Liberalism (1)

Thomas Hobbes

John Locke

o Kontrak sosial lahir karena manusia menganggap bahwa hukum alam bersifat membatasi dan tidak mampu memaksakan otoritasnya terhadap individu

o Mereka memberikan sebagian kecil haknya kepada negara

o Negara tidak absolut, karena individu hanya menyerahkan sedikit saja haknya, yaitu ‘hak untuk melakukan hukuman’ terhadap orang yang melanggar hukum hasil konsensus bersama

Page 35: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

35

o Kita mempertahankan liberalisme sekarang demi ‘kebaikan dan kebenaran’ yang akan kita wariskan pada anak cucu kita.

o Kehidupan kepercayaan religius dan keagamaan telah mengalami kemunduran dan tidak bisa diperbaiki lagi, dan itu punya arti baik.

o Liberalisme harus berdasar pada struktur yang hidup dalam masyarakat, tanpa terikat konsep-konsep metafisis dan etis.

Richard Rorty Philosophy of Language, Mind, Ethics,

Liberalism (2)

Page 36: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

36

Aliran Frankfurt atau dikenal dengan Madzhab Frankfurt merupakan sekelompok pemikir sosial yang muncul dari lingkungan Institute Of Sosial Reserch Universitas Frankfurt, yang dipelopori oleh Felix Weil pada tahun 1923

Teori kritis yang berkembang pada Mazhab Frankfurt menggunakan pendekatan kritik dalam arti Hegelian, Kantian, Freudian, dan Marxian.

Teori Kritis Mazhab Frankfurt tidak seperti ilmu alam yang memiliki metodologis berurat berakar, teori kritis lebih tepat di katakan merupakan program metodologis jangka panjang yang selalu di perbaiki dan dilengkapi dengan wawasan baru.

Anggapan yang disebut saintisme ini kemudian dikritik menyembunyikan dukungan terhadap status quo masyarakat dibalik kedok objektifitas.

Mazhab Frankfurt* Dialectic of Enlightenment * Minima Moralia

* Illuminations (1)

Page 37: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

37

Titik-tolak kritis sejak Horkheimer, adalah masalah positivisme dalam ilmu-ilmu sosial, yaitu anggapan bahwa ilmu-ilmu sosial harus bebas nilai ( value-free), terlepas dari praktis sosial dan moralitas, dapat dipakai untuk prediksi, bersifat objektif, dan sebagainya.

Anggapan semacam itu mengental menjadi kepercayaan umum bahwa satu-satunya bentuk pengetahuan yang benar adalah pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan macam itu hanya dapat diperoleh dengan metode-metode ilmu alam.

Anggapan yang disebut saintisme ini kemudian dikritik menyembunyikan dukungan terhadap status quo masyarakat dibalik kedok objektifitas.

Oleh Horkheimer, positivistik digolongkan ke dalam teori tradisional karena berusaha menerapkan teori ilmu-ilmu empiris-analitis atau pendekatan ilmu alam, untuk menjelaskan kenyataan sosial masyarakat.

Mazhab Frankfurt* Dialectic of Enlightenment * Minima Moralia

* Illuminations (2)

Page 38: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

38

Pertama, dengan anggapan bahwa teori itu ahistoris, teori tradisional mengklaim dirinya universal, berlaku dimana saja secara transenden dan suprasosial, sehingga dengan demikian melupakan proses kehidupan konkret di dalam masyarakat riil. 

Kedua, dengan anggapan bahwa teori itu bersifat netral, teori tradisional berdiam diri terhadap masyarakat yang menjadi objeknya dan membenarkan keadaan tanpa mempertanyakannya

Ketiga, dengan memisahkan diri dari praxis, teori tradisional mengejar teori demi teori dan tidak memikirkan implikasi praxis dari teori itu. Dengan jalan ini pula teori tradisional tidak bertujuan mengubah keadaan, malah melestarikan status quo masyarakat.

Mazhab Frankfurt* Dialectic of Enlightenment * Minima Moralia

* Illuminations (3)

Dalam positivisme, teori bersifat ideologis dan menjadi penjaga status quo yang bersifat menindas. Horkheimer menggambarkan sifat ideologis ini lewat tiga gejala:

Page 39: Ihyaul Ulum MD. Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

39

Mazhab FrankfurtAsumsi Dasar Teori Kritis -

Emansipatoris

Kritis terhadap masyarakat mempertanyakan sebab-sebab yang mengakibatkan penyelewengan-penyelewengan dalam masyarakat

Teori kritis berpikir secara historis berakar pada suatu situasi pemikiran dan situasi sosial tertentu, misalnya material-ekonomis

Teori kritis tidak menutup diri dari kemungkinan jatuhnya teori dalam suatu bentuk ideologis yang dimiliki oleh struktur dasar masyarakat

Teori kritis tidak memisahkan teori dari praktek, pengetahuan dari tindakan, serta rasio teoritis dari rasio praktis rasio praktis tidak boleh dicampuradukkan dengan rasio instrumental yang hanya memperhitungkan alat atau sarana semata teori atau ilmu yang bebas nilai adalah palsu.