ulum hadis

download ulum hadis

of 14

Transcript of ulum hadis

  • 5/8/2018 ulum hadis

    1/14

    IBN ASH-SHALAH:KARYA DAN PEMIKIRANNYATENTANG ULUM AL-HADIS

    Salarnah Noorhidayati"*STAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung

    ABSTRACTHistorically, the development of thought in Ulum al hadith hasgone through several periods, namely classic, middle, andmodems' periods. The middle period is considered to be thegolden period of development since during this period allbranches of Ulum al hadith have been classifiedsystematically. This article is an effort to find out to whatextent the work and efforts of Abu 'Amr 'Usman bin Shalahasy Syahrazuwari or known as Ibn Shalah contribute to thedevelopment of Ulum al hadith so that he became an icon ofthe middle period of development.Kata kunci: Pemikiran Ibn Ash-Shalah, Ulum al-Hadis

    PendahuluanHadis diyakini oleh mayoritas umat Islam sebagai salah satu sumber ajaran

    Islam yang kedudukannya berada setelah al-Qur'an. Relasi antara al-Qur'an- hadisdan umat Islam terhadap keduanya seperti prinsip simbiosis mutualisme. Al-Qur'andan Hadis merupakan sumber inspirasi dan ajaran yang tak ada habisnya bagi umatIslam sehingga kesinambungan sejarahnya bisa dirunut. Namun demikian, antara al-Qur'an dan hadis memiliki sejarah yang berbeda, Perbedaan historis antarakeduanya bisa dilihat di antaranya dari segi sejarah penulisan danpendokumentasiannya. Sejak awal turunnya, al-Qur'an telah dicatat oleh parasahabat Nabi berbeda dengan hadis yang justru di masa-masa awal pemah dilarangpenulisannya. Dari sisi periwayatannya juga demikian, Al-Qur'an diriwayatkansecara mutawatir lafdzi sedangkan hadis lebih banyak diriwayatkan secara ahad danmakna. Jaminan otentisitas al-Qur'an dari dua arah , yakni Allah (Qs. Al-Hijr [15J:19) dan dati Nabi (Qs. An-Najrn [53]: 3-4) sedangkan tidak pada hadis merupakantitik perbedaan lain di antara keduannya.

    Memperhatikan aspek historisitas hadis dan proses pelaporannya yang sangatrentan terhadap bercampumya unsur-unsur diluar fakta kenabian,maka semua itumenjadikan alasan mengapa hadis menjadi sesuatu yang perlu dipelajari bahkanditeliti. Untuk menelitinya, diperlukan epistemologi tersendiri yang kemudiandikenal dengan Ulurn al-Hadis.

  • 5/8/2018 ulum hadis

    2/14

    130 KONTEMPLAS I, V o lum e 6 , Nomo r 2 , N op em be r 2 00 9: 1 29 1 42

    Sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya, Ulum al-hadislahir setelah hadis mengalami pembukuan dan kemajuan yang cukup besar, Ulumal-hadis mernpakan perangkat untuk menyeleksi dan menetukan orisinalitas danotentisitas hadis Nabi. Ia lahir dari proses pemikiran (ijtihadi) para pemerhati yangberusaha dengan segala bentuk tanggungjawab terhadap kelestarian hadis, termasukdi dalamnya sunnah, untuk mempertahankan eksistensinya dari segala hal yangdapat menjatuhkannya dari posisinya sebagai hujjah setelah al-Qur'an sekaligusuntuk menangkal segala hal yang dapat merusak validitas dan orisinalitasnya.

    Dalam catatan sejarah perkembangan periwayatan hadis, telah menghasilkanpemikiran-pemikiran barn seputar Ulum al-Hadis untuk menjaga kelestarian hadisdari distorsi dengan membuat pedoman-pedoman atau kaidah-kaidah yang dapatdijadikan alat untuk menguji kesahihan hadis sehingga diperoleh suatu kesimpulanapakah hadis itu dapat diterima (maqbul) atau ditolak (mardud) dan apakah hadis itudapat dipergunakan (ma 'mul bih) atau tidak dapat dipergunakan (ghair ma 'mul bih).

    Sementara itu, seiring dengan perjalanan sejarahnya, Ulum al-Hadis te1ahmengalami perkembangan tanpa henti dengan terbentuknya metodologi tersendiridan secara sinergis akumulatif makin menemukan momentumnya. Ulum al-Hadismulai tersusun secara utuh dan terpisah dari kitab hadis sekitar abad ke-empatHijriyah. Hal ini ditandai dengan munculnya Abu Muhammad ar-Ramahurmuzydengankaryanya yang monumental berjudul al-Muhaddis al-Fashil Bayna ar-rawiwa al- Wa 'i dan oleh ulama berikutnya, ia dianggap sebagai pelopor da1am bidangUlum al-hadis.

    Pemikiran Ulum al-Hadis te1ah berkembang melalui beberapa fase' atauperiode/.Menurut penelitian, pada periode pertengahan Ulum al-Hadis mengalamimasa keemasan atau dalam bahasa 'Itr, adalah masa awal kesempurnaan penyusunankitab Ulum al-Hadis dan muara pertama pemikiran Ulum al-Hadis, karena seluruhcabang Ulum al-Hadis dianggap telah tersusun secara sistematis. Hal ini ditandaidengan munculnya Abu 'Amr 'Usman bin Shalah asy-Syahrazuwari yang dikenaldengan Ibn ash-Sha1ah, yang menyusun kitab standar Ulum al-Hadis yang dikenaldengan sebutan Muqaddimah Ibn ash-Shalah fi 'Ulum al-Hadis, Kitab ini, dikemudian hari menjadi referensi karya-karya yang muncul setelahnya.

    Mengingat peran dan kiprah Ibn ash-Shalah dalam dunia Ulum al-Hadis, makaartike1 yang hadir di depan pembaca ini, berusaha memotret sosok Ibn ash-Shalahdan pemikirannya tentang Ulum al-Hadis. Besar harapan penulis, artikel ini bisa ikutmenyemarakkan kajian-kajian Hadis dan Ulum a1- Hadis yang belakangan semakinmenggeliat.Biografi Singkat Ibn Ash-Shalah

    Ibn ash-Sha1ah mempunyai nama 1engkap Al-Imam al-Hafidz al-AllamahSyaikh al-Islam Abu Amr Taqiyy ad-Din Usman ibn Mufti Sha1ah ad-DinAbdurrahman bin Usman bin Musa al-Kirdi asy-Syahrazury al-Mushilli asy-Syarkhani asy-Syafi'i. Ia dilahirkan pada tahun 577 HI 1181 M di Syarkhan, sebuahdesa yang dekat dari daerah Syahrazur' , bagian dari wilayah Irbil Iraq." MenurutIbn Khilikan, ia meninggal pada usia 66 tahun di Khawarizmiyyah Damaskus, padawaktu Subuh hari Rabu, 25 Rabi al-Akhir 643 I - I (1245 M). Jenazahnya disalatkansesudah salat Dzuhur dan dimakamkan di pemakaman sufi.'

    Karier pendidikan Ibn ash-Shalah dimulai dati bimbingan ayahuya,Abdurrahman yang dijuluki dengan Shalah ad-Din, semasa tinggal di Syahrazur.,

  • 5/8/2018 ulum hadis

    3/14

    S a/am ah N oo rh idayati, Ib n ash- S ha lah : K arya dan P em ik irannya... 1 3 1

    dan ketika di Mushil, selain dari ayahnya, ia mendapatkan pendidikan dari ularna-ulama Mushil, seperti Abu Ja'far 'Ubaidillah bin Ahmad yang dikenal dengan IbnuSamin, dan 'Irnaduddin Abu Ahmad bin Yunus. Dari keduanya, dia mendengarbanyak hadis." Setelah itu ia melakukan rihlah ke Baghdad, Harndzan, Naisaburbahkan sampai akhirriya belajar di Madrasah Ash-Shalahiyyah di Baitul MaqdisPalestina. Setelah tamat dari madrasah tersebut, kemudian ia pergi ke Damaskusuntuk belajar di Madrasah ar-Rahawiyyah hingga akhimya ia tinggal dan mengajardi Damaskus. Di Damaskus, ia terkenal sebagai orang yang sangat produktif dalarnmenulis, sampai akhirnya ia diangkat menjadi seorang mufti dan salah satu ulamabesar di sana. Ibn Ash-Shalah dikenal banyak menguasai ilmu-ilmu agama sepertitafsir, hadis, fiqih dan lughah.'

    Sebagai seorang ilmuan, ia tidak lepas darijasa para guru yang ikut membantudalam membentuk keilmuannya. Guru-gurunya tersebar di berbagai daerah, antaralain di Mushil. Ia belajar dari Ubaidillah bin as-Samin, Nasr bin Salamah al-Hayni,Mahrnud bin Ali al-Mushilli, Abu Mudzaffar bin al-Birni, Abdul Muhsin bin ath-Thusi. Di Baghdad, ia belajar dari Ahmad bin Sakinah, Abu Hafz bin Thabarzad,sedangkan di Hamdzan, ia belajar dari Abu al-Fadhal bin Ma'zam. Di Naisabur, iajuga mempunyai banyak guru, di antaranya adalah Abu al-Fath Manshur bin al-Mun'in bin Al-Farawi, al-Mu'aiyd bin Muhammad bin Ali ath-Thusi, Zainab bintiAbu al-Qasim, al-Qasim bin Abu Sa'ad ash-Shaffar, Muhammad bin al-Hasan ash-Shiram, Abu an-Najib bin Ismail al-Qari, dan lain-lain.8 Sedangkan ulama yangmenjadi muridnya diantaranya adalah, Ibnu Khillikan, Fakhr ad-Din Umar IbnuYahya al-Kirjiy, Zainuddin al-Fariqiy dan yang lainnya."

    Sebagai orang yang terkenal sangat produktif, Ibn ash-Shalah banyakmeninggalkan karya-karya yang sangat berrnanfaat meliputi berbagai bidangkeilmuan. Buku-buku yang ditulis tersebut pada masa sesudahnya seringkalimenjadi referensi bagi ulama dan karya-karya sesudalmya.

    Di antara karya-karyanya yang terkenal adalah: Thabaqat al-Fuqaha' asy-Syafi'iyyah; al-Amaly; Fawa rid ar-Rihlah; Adab ai-Mufti wa al-Mustafti; Shilat an-Nasik ji Shifat al-Manasik; Syarh al-Wasith ji Fiqh asy-Syafi'iyyah; Al-Fatawa;Syarh Shahih Muslim; Al-Mu 'talif wa al-Mukhtalif ji Asma' ar-Rijal; dan 'Ulum al-Hadis.lO

    Mengenal Kitab 'Ulum al-Had,is li Ibn ash-Shalah dan Metode PenyusunannyaDi antara sekian banyak karya Ibn ash-Shalah, kitab yang berjudul Ma'rifahAnwa' 'Ulum al-Hadis, yang lebih dikenal dengan Muqaddimah Ibn ash-Shalahatau 'Ulum al-Hadis li Ibn ash-Shalah adalah kitab yang didedikasikan dalambidang Ulum al-Hadis. Kitab tersebut adalah kitab yang lengkap, selain mencakupseluruh keterangan yang terdapat pada kitab sebelurnnya, ia juga mencakup seluruhcabang Ulum al-Hadis. Pemaparan yang baik ditampakkan ketika ia menyimpulkankaidah-kaidah dan pendapat yang dikemukakan oleh ularna sebelumnya,pendefinisian dan penguraian yang sangat jelas dan lugas, serta komentar terhadappendapat-pendapat ulama sebelumnya, merupakan kelebihan kitab ini.ll

    Sebenamya, Kitab 'Ulum al-Hadis li Ibn ash-Shalah , yang menjadi referensiutama dalarn penulisan artikel ini, terdiri dari dua bagian utama. Yang pertamamerupakan sebuah pengantar atau anotasi yang ditulis oleh seorang ularna terkenal,Nur ad-Din 'Itr, yang kemudian dikenal dengan Al-Madkhal ila 'Ulum al-Hadis, dan

  • 5/8/2018 ulum hadis

    4/14

    132 KONTEMPLAS I, V o l u m e 6 , N o m o r 2 , N o p em b e r 2 0 09 : 1 2 9 - 1 4 2

    bagian kedua adalah kit~b 'Ulum al-Hadis Ibn ash-Shalah itu sendiri, tentunyasetelah di-tahqiq oleh Nur ad-Din 'Itr.

    Dalam Pengantamya, "al-Madkhal ita 'Ulum al-Hadis", selain dipaparkanbanyak hal tentang usaha-usaha yang telah dilakukan oleh ulama dalam menjagahadis Nabi, juga dilengkapi dengan pendapat dan komentar para orientalis danpengenalan terhadap sosok Ibn ash-Shalah dan kitabnya. Untuk lebihjelasnya, akandipaparkan sistematika dari tulisan Nur ad-Din 'Itr dalam al-Madkhal, sebagaiberikut: (a) Muqaddimah; (b) Ulum al-Hadis pada masa Sahabat; (c) MunculnyaPemalsuan Hadis; (d) Ulum al-Hadis pada abad kedua H; (e) Ulum al-Hadis padaabad ketiga H; (f) Definisi Ulum al-Hadis; Cg) Kritik Orientalis terhadap AhliHadis; (h) Sanggahan terhadap Pandangan di atas; (i) Periodisasi PerkembanganUlum al-Hadis; G ) Pengenalan terhadap Ibn ash-Shalah, meliputi riwayat hidupnya,pandangan ulama terhadapnya dan karya-karyanya; dan (k) Pengenalan terhadapkitab 'Ulum al-Hadis, meliputi metode penyusunannya, pandangan dan perhatianulama terhadap kitab tersebut. 12

    Sedangkan bagian kedua, yaitu kitab 'Ulum al-Hadis li Ibn ash-Shalah"ditulis dengan sistematika sebagai berikut: 13

    t _ , . ; : > y . l t_,.Jl/~L:l1 ~) ~)I~...\J...l cr" ~1 ~.r" \ I

    . _ , _ . . . r J - l ~.r" 'I ' 'I''_'_"~\~.r" r r

    . . \ . : . . . . . 1 \ ~.r" t tJ.=ll~.r" e 0t})1 ~.r" '\ " 1J_,J.l a!.r" V V

    ~1 _ ; : j - yo J t_,k.

  • 5/8/2018 ulum hadis

    5/14

    Sa /amah Noo rh id a ya ti, J bn ash- S halah: K arya dan P em ikirannya... 133

    c.;_JJ..1 . . : r ' Y _ ;1 ..a l1 < .!_ ,.. .. \ '\ \ '\c.;_..I.;l1 J C)..u l

  • 5/8/2018 ulum hadis

    6/14

    134 KONTEMPLASI , Vo lume 6, Nomo r 2 , N op em be r 2 00 9: 1 29 -1 42

    c3-

  • 5/8/2018 ulum hadis

    7/14

    Sa /amah Noo rh id a ya ti, Ib n a sh - Shalah: Ka rya dan Pem ik ir annya... 135

    Dalam membahas cabang-cabang hadis dan keilmuannya, Ibn ash-Shalahmenggunakan metode yang khas, yaitu dengan terlebih dahulu memberikan definisikemudianmenjelaskan maksud dari definisi, dan bila ada permasalahan yangberkaitan dengan tema yang dibahas, ia menguraikannya dalam bentuk pointerlnilah' di antara perbedaan metode penulisan Ibn ash-Shalah dengan parapendahulunya pada periode klasik, di mana mereka lebih sering menggunakanmetode riwayah dengan mengutip lengkap sanadnya tanpa memberikan definisiyangjelas.Selain itu, Ibn ash-Shalah juga memberikan pemahaman yang mudah dengan. menggunakan contoh walaupun sangat sederhana, dan tidak mengabaikan pendapattokoh-tokoh lain terhadap suatu permasalahan untuk kemudian memberikankomentar sekaligus pendapatnya terhadap permasalahan yang sedang dibahas..Kesimpulan atau komentar yang diberikan biasanya menggunakan istilah"qultu "(~). Memperj elas permasalahan dengan memberikan subbab tertentu yangdiberi' istilah "ta 'riJaf'( '':_,\'~ri), di dalamnya berisi pandangan terhadappermasalahan yang mungkin muncul dalam obyek yang dibahasnya.f

    . Selanjutnya, menurut Nur ad-Din 'Itr, kitab Ibn ash-Shalah ini telah,diterbitkan dan dicetak dalam 5 bentuk naskah," yaitu:.L Naskah Imam Hafidz Abdurrahim bin aI-Husain al-'Iraqi, yang dicetak oleh

    Maktabah 'Arif, Madinah al-Munawwarah, yang diberi rumus "t"2. .Naskah Hafidz Ahmad bin al-Hafidz Abdurrahim l-'Iraqy yang dicetak di

    Maktabah al-Auwqaf, di Halb, yang kemudian diberi rumus "J "3. Naskah Syaikh Abd al-Khaliq as-Samiriy, di Halb, dan diberi rumus "y"4. Naskah yang dicetak di Mesir tahun 1326, diberi rumus " f' "5. Naskah Ali Abi al-Hasan as-Sanadi, dicetak di Halb, dan diberi rumus " U"", Dalam men-tahqiq kitab Ibn ash-Shalah tersebut, 'Itr te1ah membandingkan

    . kelima cetakan di atas, dan penje1asannya biasanya dicantumkan dalam footnote.Untuk memperjelas metode di atas, berikut ini penulis cantumkan sebuah

    kutipan dari karya Ibn ash-Shalah.'"

    t.)lll\:;j?L.YJ \",~Lil\J c : b W\ ~ J J~J ,.11 1'L;, 0\ o_?:' J~c.SjJl~I y . ) : - Y"JLT''' : < l J t . o l > . . r J llilj..\ ~ y.1~I JIj .~wl \~J\ ~I.}I if ~ Ij}r: ~l.::ll J- l ' l > . .

    ~I .11) "~l.::ll ~ Qu';}1 l/' ~WI" :JIjJ "t.~1 ~JJ-I~iJ ~L.:JI rL.'j1 r)1S' J JyP}1 y . ) : - ~ \ J- t.)lll~ ~I .b:-JJ :CJj

    ~I .1IJ '~~J JlpJdl r-"'~\

  • 5/8/2018 ulum hadis

    8/14

    136 KONTEM PLAS I, V o l u m e 6 , N o m o r 2 , N o p e m b e r 2 0 0 9 : 1 29 - 1 4 2

    Jr-.J 0L.j JI ~ f 01 "U.S-'J~ I . . S ' T')I 1l5" j,.;.; 1 . : . 5 ' '\J.~\ Jj : I . . . o l I . . I . > 1c : J 1 J. 1 1 ~ 3 < 1 " ' : c W ..>jj\j iif' . 1 1 Jr'.J 0L.j JI . u L , o i 0\) , 0 j}\ ~ tr* . 1 1

    , t j)1 M 0"" ~ :, 0i ~ p9) $. .G- I .}> I .r oy.?) .b1J..1Secara rinci, Nur-ad-Din 'Itr, memberikan kesimpulan tentang kelebihan kitab

    'Ulum al-Hadis karya Ibn ash-Shalah sebagai berikut: (a) memberikan kesimpulan-kesimpulan deduktif secara langsung dari pendapat para ulama sebelumnya tanpamencantumkan sanad; (b) memberikan definisi-defmisi terhadap pokok-pokokpembahasan dan uraian permasalahan dalam bentuk ta'rifat (Q~_rj); (c)menegaskan istilah-istilah yang digunakan ulama-ulama .sebelumnya danmenjelaskan adanya pertentangan yang terjadi dalam suatu istilahlpermasalahantersebut; dan (d) memberikan komentar terhadap pendapat para ulama denganmenggunakan istilah "qultu" (c..Jj). 2 1

    Adapun tokoh-tokoh sebelumnya yang sering dijadikan referensi antara lain:asy-Syafi'i, aI-Khatib al-Baghdadi, aI-Hakim, Ibn Abd al-Barr, Abu Nu'aym dantokoh lainnya.Pandangan Para Ulama Terhadap Kitab Ibn ash-Shalah & Posisinya dalamLiteratur Kitab Ulum al-Hadis

    Sebagaimana lazimnya sebuah keilmuan, Ulum al-Hadis juga mengalamitahap-tahap perkembangannya mulai dari permulaan penyusunannya sampaisekarang. Menurut Nur-ad-Din 'Itr, Ulum al-Hadis telah mengalarni 7 (tujuh) tahapperkembangannya.f yaitu: (1) tahap kelahiran Ulum al-Hadis, dimulai masasahabat sampai akhir abad pertama. (2) tahap penyempurnaan, yakni abad keduaHijriyah. (3) tahap pembukuan Ulum al-Hadis secara terpisah, yaitu masa abadketiga Hijriyah sampai pertegahan abad keempat Hijriyah, Tahap ini adalahmerupakan masa pembentukan Ulum al-Hadis secara vanny yang membahassejumlah kaedah-kaedah dalam Mustalah al-Hadis. Adapun Tokoh Pertama yangterkenal mengkodifikasikan Ilmu Mustalah al-Hadis yang al-Hasan ibn Khallad ar-Ramahurmuzi (360 H) dengan kitabnya yang bemama al-Muhaddis al-Fashil Bainaar-Rawi wa al- Wa 'i. (4) tahap penyusunan kitab-kitab induk Ulum al-Hadis danpenyebarannya, yakni masa pertengahan abad keempat sampai permulaan abadketujuh Hijriyah. (5) tahap kematangan dan kesempurnaan pembukuan Ulum al-Hadis, yaitu masa abad ketujuh sampai abad kesepuluh Hijriyah yang dipeloporioleh Abu 'Amr ibn ash-Shalah dan pengaruhnya sampai pada Imam an-Nawawi(676 H) al-Iraqi (806 H), dan Ibn Hajar (852 H). (6) tahap kebekuan dan ke-jumud-an (masa setelah Ibn Hajar al-Asqalani). (7) tahap kebangkitan kedua, yaitusepertiga awal abad keempatbelas Hijriyah sampai sekarang.Dari tahapan di atas, Dede Rudliyana membuat periodisasi perkembanganpernikiran Ulum al-Hadis menjadi tiga periode besar,23 yaitu: periode klasik, yangdimulai dari masa Rasulullah sampai masa al-Baghdadi. Empat tahapan menurutNur ad-Din 'Itr masuk pada periode ini. Periode pertengahan, yaitu dari awal abadketujuh Hijriyah dengan munculnya Ibn ash-Shalah sampai awal abad keempat belas

  • 5/8/2018 ulum hadis

    9/14

    S a/am ah N oo rh idaya ti, Ib n ash- S hafah : K arya dan P em ikirannya... 1 37

    Hijriyah, yaitu tahap kelima rnenurut Nur ad-Din 'Itr. Periode modern, yang dimulaidari sepertiga awal abad keempatbelas Hijriyahdengan munculnya karya Jamal ad-Din al-Qasimi sampai sekarang, Menurut Nur ad-Din 'Itr,yaitu . tahap kebangkitan .kedua, setelah mengalami rnasa ke-jumud-an.

    Berdasarkan periodisasi di atas, menurut Nut ad-Din 'Itr, Ibn ash-Shalahbesertakitabnya merupakan petanda babak baru kematanganUlumal-Hadis. 'Ulumal-Hadis li Ibn ash-Shalah merupakan kitab yang dijadikan sebagaireferensi utama . "dalam bidang Ulum al-Hadis pada masanya dan sesudahnya di masa abadpertengahan. Kitab tersebut adalah karya monumental dan terbesardalam bidangUlum al-Hadis sekaligus muara kematangan penyusunan Iiteraturebidang Ulum al-Hadis. Ibn ash-Shalah menyusun: kitabnya atas dasar keperluan rnengajar. di .Madrasah al-Ashrafiyyah di Damaskus dengan cara. mendiktekan kepada .penulisnya. Selain itu, kitab ini merupakan sumbangsih Ibn ash-Shalah terhadappara ahli fiqh dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada merekatentangUlum al-Hadis.24 Terhadap karya tersebut, terdapat pujiandan sanjlinganyangdiberikan kepadanya. .Ibn Husain al- ' Iraqi dalam awal kitab syarahnya mengatakan bahwaKitab'Ulum al-Hadisli Ibn ash-Shalah ini adalah kitab terbaikyang disusun oleh seorangAhli Hadis dalam rangka mengetahui istilah-istilah hadis dan ilmu hadis?5.Demikian juga Ibn Hajar al-Asqalani memberikan sanjungannya bahwa Kitab Ibnash-Shalah tersebut telah berhasil mengumpulkan mated pembahasan dalam tema-tema khusus yang sebelumnya rnasih berserakan dimana-mana, sebagaimana.yangada dalam karya al-Khatib ai-Baghdadi, dan ulama sesudahnya akan merasaberhutang budi padanya, dan banyak menjadikannya sebagai referensi.i" .

    Masa Ibnash-Shalah oleh Nur ad-Din 'Itr disebut.masa kesempurnaanpertama, karena Ibn ash-Shalah dianggap sebagai tokoh yang menyusun karya Ulum .al-Hadis yang sistematis dan mencakup seluruh pembahasan Ulumal-hadis,dantennasuk tokohterkemuka pada periode pertengahan. Tokoh-tokoh setelah Ibn-ash-Shalah banyak yang mengikuti atau merujuk karyanya,baik berupasyarh,' ikhtisar,nadzam, nukat ataunaqdi, hasyiyah atau talkhish. Untukmelihat.seberapabesarpengaruh kitab Ibn ash-Shalah, berikut in i akanpenulis paparkari karya':'karya .tersebut. ' i

    Kitab-kitab yang disusun sebagai syarah terhadap karya Ibn ash-Shalahadalah: (1) Al-Jawahir ash-Shihahfi Syarh 'Ulum al-Hadisli Ibn ash-Shalah yangditulis oleh'Izz ad-Din Abu Umar Abd al-Aziz bin Muhammad bin J~ma'ah (694.,767H); (2) Asy-Syadza al-Fayyah min 'Ulum Ibn ash-Shalah karangan Burhan ad-Din Abu IshaqAbu Muhammad Ibrahim bin Musabin Ayubal-Abnasiy al-Qahiriays-Syafii (725~802 H); dan (3) Mahasin al-Ishthilah fiTadhmin Kitab Ibn ash-Shalah karangan Sirajad-DinAbu Hafsh 'Umar bin Ruslari binNashir al-Mishrial-Bulqini asy-Syafi'I (724-805 H).2 7. .. '. . .... . . . .Sedangkan kitab-kitab yang berbentk ikfitisharadalah.:(a) Irsyad Thulab al- ..Haqaiq ila Ma 'rifat Sunan Khair al-Khalaiq saw karangan Muhyi ad-Din Abu'Zakariya Yahya binSyarf an-Nawawi (632-676 H); (b) Kitabal-Iqtirahfi Bayan al-Ishthilah. wa ma Udhifa ilaDzalik min al-Ahadits al-Ma 'dudab .min ash-Shihhahkarya Taqiy ad-Din Abu al-Fath Muhammad bin Ali bin Wahb bin Muthi alQusyairi al-Manfaluthi(625~702H) yang dikenal dengan Ibn ad-Daqiq al-'Id. Kltab .ini merupakan ikhtishar yangdilengkapidengan contoh-contoh hadis yangcukupbanyak, jika dibandingkan contoh yangada dalam kitab-kitab Ulumal-Hadis biasa;

  • 5/8/2018 ulum hadis

    10/14

    138 KONTEMPLASJ, Vo lume 6, N om or2 ,N opem ber 2009 : 129142' , '

    (c) Kitab al-Minhal ar-Rawi fi Mukhtashar 'Ulum al-Hadis an-Nabawi susunanMuhammad bin Ibrahim bin Jama'ah (639-733 H); (d) Kitab al-Khlashah fi.Ma'rifat:al-Hadis karangan Imam Syarf ad-Din al-Husayn bin Muhammad bin.Abdullah ath- '.Thibbi al-Mishri asy-Syafi'I (w.743 H); (e) Kitab al-Muntakhab fiUlumal-Hadiskarya Ala ad-Din Abu al-Hasan Ali binUsmanbintbrahlm~l~I\Ilar~dinjal-Mishri,al-Hanafi (dikenaldengan Ibn at-Turkimani) (683-750 H); (f)Kitab Ikhtishar Ulu~ ".al-Hadis karangan Imam ad-Din Abu 'al-Fida IsImaiIbinKats~,(.w.174H)yangkemudian di syarh oleh AhmadMuhammad Syakir,deri'ganrianiakitabnYaAL-Bq'!ts:,.al-hatsits Syarh Ikhtishar Ulum al-Hadis;'dandan.masihbanYaklagi.2&." . "',

    Kemudian ada beberapaIagi kitab yangbel1lpa.kiitik:(nukqtJdancatatanpinggir (hasyiyah)terhadap kitab Ibn ash-Shalehdi antaranyaadalarr.fa) kitab WJ . 'Nukat ala Kitab Ibn ash-Shalah yang rsitulis oleh Badr ad-Din' Abu AbdiniiliMuhammad bin Bahadir bin .Abdillah az-Zarkasyi (745~794H);'(b)kitab at-TaqYidwa al-Idhah li Ma Uthliqa wa Uthliqa rmin Kitab Ibnash-Shalah .karya 'Abdurrahman bin al-Husayn al-Iraqi (725-806 H); dan '(cjkitab al-Ifshahala 'NukatKitab Ibn ash-Shalah karya Syihab ad-Din Abu al-Fadhal.Ahmadbin-Ali-binMuhammad al-Asqalani al-Mishri asy-Syafi'I(773":885 H),29

    Sedangkan kitab yang berbentuk nadzam; baik alfiyah, 'mandzumahatau'qashidah terhadap kitab Ibri ash-Shalah adalah: (lYNad'fam ad-Durar ji 'Ilmal-Asrar,dikenal jugadengan nama At-Tabsyirah wa at-Tadzkirah,ktirangan'Abdurahmanbin al-Husain al-Iraqi. (2) K.J.tabAqshaal-Amal waal-Ushulfi UlumAhadits ar-Rasul.yang dikenal dengan Mandzumat Ibn Khalil karanganSyihab ad-Din AB al-Abbas Ahmad bin Khalil bin Saadah al-Khuwayyibi al-Adzrabijani ad-Dimasyqi asy-Syafi'I (626-693 H). (3) KItab Alfiyahji'Ilm al-A tsar karya .Jalal ad-Din Abu al-Fadhal Abdurrahmanbin ABiBakar al-Khudhairi as-Suyuthi al-Mishriasy-Syafi'I (849-911 H). (4) KitabMandzumat fi Alqabal,;Hadisatau'leihdikenal, .dengan Al-Qashidahal-Gharamiyah, karya Abu al-AbbasSyihabad-Din Ahmadbin Farah bin Ahmad bin Muhammad al-Lajmi al-Asybiliasy-Syafi'I'(w. 699 H)_3

    . . . . \

    Pemikiran.Ibn ash~Shalahtentang Ulumul Hadis .Selanjutnya, untuk mengetahui kontribusi Ibn ash-Shalahdalam biding' Ulum

    al-Hadis.berikutini akanpenulis paparkan beberapa pemikirannya:. Cabang- cabang Ulum al-Hadis . . . . . . .. . Menurut penelitian, karya Ibn ash-Shalah dianggap sebagaikesimpulandarikarya-karya terdahulu dengan tetap menampilkan kemandiriandalammembentukpola pemikiran 'tentang Ulum al-Hadis secara mandiri, Hal .iniferlihat.rmisalnya.ketika Ibn ash-Shalah, dalamkitabnyaUlum.al-Hadismenawarkan 65cabang Ulum ..al-Hadis}1 Dari ke-65 pembahasan yang ia liugkapkan,bab 1-3 membahaskualitashadis, yaknishahih, hasan dan dha'if. Bab 4-8 membahasmacam-macam hadisdarisegi penyandarannya, dan Bab 9-22 membahas macam-macamhadisdha'if dariTI ,. ..berbagai seginya. .

    Bab 23-28 menjelaskan tentang criteria dan kecakapan rawi dalam menerimadan meriwayatkan hadisnya ( ilmu at-tahammul w a aI-ada'). Bab29~33 berkaitandengan keadaan sanad, baik dalam periwayatan maupun kuantitasnya dalam suatuperiwayatan. Sedangkan bab 34-36 menjelaskan cabangUlum al-Hadis, yakninasikh wa mansukh, mushahhaf, dan mukhtalif al-hadis;dan bab ke37-38 kembalimenjelaskan persoalan yang berkaitan dengan keadaan sanad, khususnya tentangadanya irsal. Bab 39-40 menje1askan tentang istilah sahabat dan tabi'isi; bab 41-47

  • 5/8/2018 ulum hadis

    11/14

    S a/am ah N oo rh idaya ti, Ib n ash - S ha lah : K arya dan P em ik irannya ... 1 39

    berkaitan dengan sifat periwayatan; dan bab 48-65 berkaitan dengan sifat danpeadaan periwayat. Bab 65 dianggap sebagai kesimpulan dari penggabungan duakitab yang disusun oleh al-Baghdadi.r'Kaedah Keshahihan HadisIbn ash-Shalah membuat definisi hadis shahih sebagai berikut:I~L;.Jy . ; ; ) c4z.. JI ~L.,;d\ J..uJ1 . : . r ~Ldl J..uJ1 ~ 0 : > \ ; . . . ..,1 ~ lS jJl..l:...-l1 ~..lJ_\

    )\h.o ;;)Artinya: "hadis yang disandarkan (sampai kepada Nabi) yang bersambungsanadnya melalui orang yang adil dan dhabitli dari orang yang adil dandhabith pula sampai akhir (sanad) dan tidak ada padanya syadz (kejanggalan)dan 'illat (eaeat). ,,34Dari definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa hadis shahih yang dikemukakan

    oleh Ibn ash-Shalah tersebut dapat diringkas dengan rumusan sebagai berikut::w 'i) ~)..L;, y ) : - if ~L,a. l l JJ...uJ~ o J . . : . . . . . , J.,a;1 L."(Hadis shahih) adalah hadis yang bersambung sanadnya, (diriwayatkan olehorang-orang yang) adil dan dhabith, serta tidak terdapat (dalam hadis itu)kejanggalan (syudzudz) dan eaeat ('illat).35Dari dua defmisi di atas, akhiruya bisa dirumuskan kaedah keshahihan yaitu

    sebuah hadis bisa disebut shahih ketika memenuhi 5 kriteria, yaitu (1) sanadnyamuttashil dan musnad sampai kepada Nabi; (2) diriwayatkan oleh perawi 'adil; (3)diriwayatkan oleh perawi yang dhabith; (4) terhindar dari syudzudz ; dan terhindardari 'illat,

    Dari rumusan di atas, kemudian dipertegas dengan pembahasan-pembahasanyang berkaitan dengannya, antara lain: pertama, ke-muttashil-an. Ibn ash-Shalahmemberikan batasan ke-muttashil-an hadis dengan adanya pertemuan untukmenerima riwayat (baca: talaqqi). Sekecil apapun yang menggugurkannya, iamenjadi tidak shahih. Sifat-sifat yang menggugurkannya misalnya adalah irsal,inqitha', I'dhal, dan tadlis. Hadis mursal, yaitu hadis yang terputus setelah seorangtabi'I besar yang bertemu dengan semua sahabat dan meriwayatkan tanpa me1aluisahabat lain, melainkan langsung kepada Nabi saw." Hadis Munqathi', yaitu hadisyang terputus sanadnya satu tabaqah, baik sete1ah tabi'I atau sebelumnya. Bilaterputus setelah tabi'I disebut mursal. Dalam hal ini, ia lebih cenderung mengikutipendapat Ibn 'Abd al-Bar yang mengatakan bahwa munqathi mencakup tabi'I danselainnya, dan mengkritik al-Baghdadi yang lebih mengarahkan munqathi kepadamu'dhae7

    Hadis Mu'dhal, yaitu hadis yang sanadnya terputus dua tabaqah secaraberurutan, sepert seorang tabi' at-tabi'in menyatakan telah mendengar Rasulullahbersabda. Hadis Mu 'dhal ini adalah sebutan khusus dari hadis munqathi, maka bisadikatakan bahwa semua hadis Mu'dhal adalah munqathi' tapi tidak mesti hadisMunqathi' adalah Mu'dhal.38 Hadis Mudallas, yaitu hadis yang terputus sanadnyasecara samar. Ibn ash-Shalah membagi tadlis menjadi dua, (1) tadlis al-isnad, yaituseseorang meriwayatkan dari seorang guru yang pemah bertemu dengannya, tetapitidak pemah mendengar hadis dari guru tersebut, atau orang sezaman yang

  • 5/8/2018 ulum hadis

    12/14

    140, KONTEMPLAS/ , V o l u m e 6 , N a m a r 2 ; N o p e m b e r 2 0 0 9 : 1 2 9 . 1 4 2

    disangkakan pemah danrnendengar darinya tetapi sebenarnya ia tidak pemah.bertemu. dan mendengar :darinya; (2) tadlis=asy-syuyukh; yaitu seseorangmeriwayatkan dari seorangguru yang ia pemah .mendengar darinya,tetapi (ketikameriwayatkan) ia menyebut nama, kun-yah, nasab atau sifat yang tidak dikenal, untuk menyembunyikan identitas sang guru tersebut." '

    Kedua; ., kriteria periwayatrDalam vkaitannya. dengan kriteria seorang,periwayat,:Ibn ash-Shalahmenetapkan bawa periwayat yangditerima adalah yang'adildandhabit~.:Yang termasukpada criteriaperiwayatyang 'Adil adalahmuslim, "

    'baligh,'berakal"terbebas dari perbuatan Jasiqdan dapatrmenjaga muru 'ah.40,Sedangkan criteria, periwayat yang 'dhabith'adaliiliperiwayat yarig memilikisikappenuh kesadaran dan tidak 'lalai, 'yaitukuat hafalanbila ia meriwayatkan'darihafalannya danbenar tulisannya bila .ia .meriwayatkan dari kitabnyadan bila iameriwayatkan secara makna, ia mampu menggunakan kata-kata 'yang sesu'ai atautepat. :

    , ,"Adapunistilah-istilah yang dipakai untuk menilai ke-adil-an perawi, Ibn ash-.'Shalah mengikutitingkatan penilaian Ibn AbiHatim; yaitu: "(a)"periwayat ."yangdinilai denganlafar~)1 ',,~ atau ":.~ )10atau ~W>jl.bl;-, dan hadis-

    , hadisnya dapat diiadikanhujjah.jb) periwayat yang dinilai dengan lafal . 3 J . J . . ; p atau, ', ', J . J .. ., a J I , ~ ,'" atau"'! ~ 'Y dan hadisnya dapatditulis.dan diperhatikan; (~yperiwayat

    yang dinilaidengan lafal &, hadisnya dapatditulis dandiperhatikan; dan (d). : .. ". .

    'periwayat yang diI+ilai: denganlafal..:.."..l.:ll c~hadisnya, dapat ditulisdanuntukdija,dikanI'tibar.Begitupuladengantingkatan jarh-nya, ia tetap mengikutipendapat.yang dikemukakan' oleh Ibn Abi.Hatim, ,',' ,

    , Ketiga, terhindar.dari. syudzudz daniillat. Hadis yang didalamnya terdapatsyudzudz (kejanggalan) disebuthadisSyadzdz, dan menjadikannya sebagaihadisdha' if. Terdapat.perbedaan pendapat tentang definisi hadis Syadzdz,,M e r iu r u t asy-Syafi'i, hadisSyadzdz adalah hadisryang diriwayatkan olehseorang perawi yang' tsiqat. tetapi "periwayatannya berbeda dengan yangdiriwayatkan oleh lainnya. Jadi, tidak termasuk .kategorihadis Syadzdz jika hadisitudiriwayatkanoleh orang yang .tsiqat tetapiperawi .Iainnya tidak meriwayatkannya.Sedangkan menurut Abu.Ya'Ia al-Khalili, hadis Syadzdzadalah hadis yang hanyamemiliki .satu jalur sanad,dankesendirianitu bisa saja dilakukanoleh orang yangtsiqat maupun tidak tsiqat. Jikakesendirian (jalur.tunggal) itu dilakukan oleh perawiyang.tidaktsiqat.imaka hadisnya disebut matruk dan tidak bisaditerima; sedangkanjika kesendirianitudilakukan oleh .perawi yang tsiqat .maka hadisnya harusdi-mauquj-kan dan juga tidak bisadij adikan hujjah." , ' '

    Mengomentari perbedaan pendapatdi atas, Ibnash-Shalahmenyatakan bahwa, hadissyadzdz versi asy-Syafi'f adalah hadis yang tidakbisa diterima.Namun iaberpendapatbahwa hadisyangdiriwayatkansecara menyendiri oleh seorangperawi'yanga(JU,hajidz dandhabith, ,maka hadisnya bisa diterima. Untuk mendukungpendapatnya ini,iamemberilain contohhadis"Innama al-a 'mal bian-niyyat" yang.diriwayatkan secaramenyendirioleh sahabat Umar bin Khattab, kemudian kepada'Alqamah bin Waqqash, kemudian kepada Yahya bin AbiSa'id, yang menurutmuhaddisun dianggap sebagai hadis shahih.42

  • 5/8/2018 ulum hadis

    13/14

    Sa /amah Noor hid a ya ti, Ib n a sh - Shalah: Ka rya dan Pem ik ir annya... 141

    PenutupBerdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada peri odepertengahan, Ulum al-Hadis mengalami kemajuan yang signifikan. Bahkan hampirdisepakati bahwa awal kesempumaan penyusunan Ulum al-Hadis ada pada periodeini. Ibn ash-Shalah, adalah tokoh yang populer yang mewakili periode pertengahansekaligus sebagai "Icon" kematangan Ulum al-Hadis, dengan karyanya yangmonumental yang berjudul Ma'rifat Anwa' 'Ulum al-Hadis yang lebih dikenaldengan Muqaddimah Ibn ash-Shalah. Kontribusi penting dari Ibn ash-Shalah adalahbahwa karyanya ini menjadi muara pertama dalam penyusunan dan pemikirantentang Ulum al-Hadis bagi generasi setelahnya. Oleh karenanya ia dianggapsebagai orang yang berjasa dalam menyusun metodologi kritik hadis.

    Catatan Akhir'Menurut Nur ad-Din 'Itr, terdapat 7 tahap perkembangan, dan akan dibahas pada subbabberikutnya pada artikel ini, Untuk lebih jelasnya, Jihat Nur ad-Din 'Itr, al-Madkhal ila'Ulum al-Hadis, (Madinah: Maktabah al- 'Ilmiyyah, 1966), h. 18-20.

    2Perkembangan pemikiran Ulum al-Hadis, menurut Dede Rudliyana, bisa dikelompokkan kedalam 3 periode, yaitu periode klasik, pertengahan, dan modem. Lihat, M. DedeRodIiyana, Perkembangan Pemikiran Ulum al-Hadis Dari Klasik sampai Modem.(Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 12.

    3Nur ad-Din 'Itr, Al-Madkhal, h. 21.~ttp://majalah-kinan.co.cc/?p""l51tr, al-Madkhal, h. 26. Ada suatu cerita yang menarik, pada sekitar 20-an tahun yang lalu,kuburannya digali untuk dipindahkan karena di kawasan pekuburan tersebut hendakdibangun jalan yang bam. Ketika digali, ditemukan jasad beliau yang masih utuh, tidaksatupun bagian tubuhnya yang membusuk, bahkan kain kafan yang melilit jasadnya tidakrusak. Kisah tersebut seringkali dijadikan'ibrah akan kemuliaan Ibn as-Shalah.http://majlispadangpasir. blogspot.coml2 007/09/www.html

    6http://majalah-kinan.co.ccl?p''''l7Nur ad-Din 'Itr, al-Madkhal, h. 21.S Ibid., h. 22.9http://majalah-kinan.co.ccl?p'''' 1IONurad-Din 'Itr, al-Madkhal, h. 26-27.II Rodliyana, Perkembangan,h. 65.12Nurad-Din 'Itr, Al-Madkhal, h. 3-40.13Pembuatan sistematika di atas berdasarkan pada daftar isi kitab 'Ulum al-Hadis li Ibn ash-Shalah . Lihat Abu 'Amr 'Usman bin 'Abd ar-Ralunan asy-Syahrazury, 'Ulum al-Hadis IiIbn ash-Shalah, (Madinah: al-Maktabah aJ-'Ilmiyyah, 1966), h. 411-426.

    14Rodliyana, Perkembangan, h. 66.15DedeRudliyana, Perkembangan, h. 66.[~ur ad-Din 'Itr, dalam Pengantar 'Ulum al-Hadis li Ibn ash-Shalah, h. w.17Lihat, Ibn ash-Shalah, 'Ulum al-Hadis, h. 42-43.18 , r19 YJ20 t:

    http://09/www.htmlhttp://6http//majalah-kinan.co.ccl?p%27%27%27%27lhttp://9http//majalah-kinan.co.ccl?p%27%27%27%27http://9http//majalah-kinan.co.ccl?p%27%27%27%27http://6http//majalah-kinan.co.ccl?p%27%27%27%27lhttp://09/www.html
  • 5/8/2018 ulum hadis

    14/14

    142 KONTEMPLAS /, V o l u m e 6 , N o m o r 2 , N o p em b e r 2 0 0 9 : 1 2 9 - 1 4 2

    21 'Itr, Al-Madkhal, h. 29-30.221bid.,h. 18-20.2 3Rudliyana, Perkembangan, h. 12.241bid.,h. 65.2S,Itr, Al-Madkhal, h. 302 6Ibn Hajar al-Asqalani, Nuzhat an-Nadzar Syarh Nukhbat al-Fikr, (Me sir: Mustafa al-Babiyal-Halaby wa Auladuh, 1934), h. 3.

    27Rudliyana, Perkembangan, h. 70.28Ibid., h. 71-72.2 9Rudliyana, Perkembangan, h. 73. http://Islamicbookstore.com1b9128.html.30Rudliyana, Perkembangan, h. 73-74.31Lihat kembali daftarl tabeljudul dalam kitab Ulum al-Hadis Ibn ash-Shalah,32Walaupun sebagaimana dalam penjelasan yang penulis paparkan sebelumnya, bahwa diantara bab-bab tersebut diselingi beberapa pembahasan yang tidak linier (konsisten).

    33Rudliyana, Perkembangan, h. 66-67.34lbnash-Shalah, 'Ulum al-Hadis, h. 1035An-Nawawy, at-Taqrib li an-Nawawy Fann Ushul al-Hadits, (Kairo: 'Abd ar-RahmanMuhammad: (t.t.), h 2.

    3Glbnash-Shalah, 'Ulum al-Hadis, h. 47-51"tu,h. 51-53.38Ibn ash-Shalah, 'Ulum al-Hadis, h. 54.391bid.,h. 66-68.40Persyaratan Muslim berlaku untuk al-ada' dan boleh dalam at-tahammul, baligh berlakuuntuk al-ada' dan tidak untuk at-tahammul, sedangkan berakal untuk al-ada' dan at-tahammul.41Ibnash-Shalah, 'Ulum al-Hadis, h. 68-69.

    421bid.,h. 69.

    http://islamicbookstore.com1b9128.html./http://islamicbookstore.com1b9128.html./