IFAS KASUS

6
Faktor eksternal utama Bobot*) Peringkat*) Nilai Kekuatan (Strength) 1. Ragam produk & layanan yang variatif 0,15 4 0,60 2. Pesatnya Pertumbuhan jumlah pelanggan 0,20 4 0,80 3. Mendominasi pasar domestik 0,10 3 0,30 4. Kekuatan finansial yang besar 0,10 4 0,40 Kelemahan (Weakness) 1. Boros Anggaran Gaji pegawai 0,15 4 0,60 2. Kelemahan Kontrol Level Transaksi 0,15 3 0,45 3. Peraturan & Regulasi cukup lamban 0,10 2 0,20 4. Pengendalian Pemegang Saham yang berbeda 0,05 2 0,10 Total 1 3,45 Berdasarkan tabel IFAS diatas skor paling tinggi dari faktor kekuatan adalah 0,80 (Pesatnya pertumbuhan jumlah pelanggan) sedangkan paling rendah adalah 0,30 (Mendominasi pasar domestik). Sementara skor paling tinggi dari faktor kelemahan adalah 0,60

description

IFAS

Transcript of IFAS KASUS

Page 1: IFAS KASUS

Faktor eksternal utama Bobot*) Peringkat*) NilaiKekuatan (Strength)

1. Ragam produk & layanan yang variatif

0,15 4 0,60

2. PesatnyaPertumbuhan jumlah pelanggan

0,20 4 0,80

3. Mendominasi pasar domestik

0,10 3 0,30

4. Kekuatan finansial yang besar

0,10 4 0,40

Kelemahan (Weakness)1. Boros

Anggaran Gaji pegawai

0,15 4 0,60

2. KelemahanKontrol Level Transaksi

0,15 3 0,45

3. Peraturan& Regulasi cukup lamban

0,10 2 0,20

4. PengendalianPemegang Saham yang berbeda

0,05 2 0,10

Total 1 3,45

Berdasarkan tabel IFAS diatas skor paling tinggi dari faktor kekuatan adalah 0,80

(Pesatnya pertumbuhan jumlah pelanggan) sedangkan paling rendah adalah 0,30 (Mendominasi

pasar domestik). Sementara skor paling tinggi dari faktor kelemahan adalah 0,60 (Boros

Anggaran Gaji pegawai) sedangkan paling rendah adalah 0,10 (Pengendalian

pemegang saham yang berbeda)

Kesimpulan dari tabel matriks IFAS di atas adalah organisasi cukup berhasil dalam

memaksimalkan peluang dan menghindari ancaman. Hal ini dapat dilihat dari dari total skor

bobot kekuatan lebih besar dari total skor bobot kelemahan. Dimana skor bobot kekuatan

berjumlah 2,1 dan skor bobot kelemahan berjumlah 1,35. Namun, PT Telekomunikasi

Indonesia,Tbk. perlu meningkatkan usaha untuk mengatasi kelemaha yang ada, karena

jika dibiarkan maka kelemahan dapat berpengaruh besar terhadap internal organisasi.

Page 2: IFAS KASUS

Strengths (Kekuatan)

Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk

melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah

memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air

sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.

Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan

yang pesat. Jumlah pelanggan akses internet broadband, sambungan tidak bergerak

nirkabel dan seluler mengalami pertumbuhan tahunan yang signifikan, masing-masing

sebesar 168%, 100% dan 36%. Telkom terus mendominasi pasar domestik di produk-

produk: seluler, sambungan tidak bergerak nirkabel dan akses internet broadband. Untuk

produk seluler, pangsa pasar (per 31 Desember 2008) adalah 47.0% untuk Telkomsel,

26.0% untuk Indosat, dan 19.0% untuk Excelcomindo. Jumlah pelanggan Telkomsel

sebanyak 65.3 juta, Indosat sebanyak 36.5 juta, dan Excelcomindo sebanyak 25,6 juta.

Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan

keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Kapasitas dan infrastruktur Telkom juga

menyediakan landasan yang kokoh dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang

untuk kecepatan, konektivitas dan pilihan yang lebih baik.

Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang

terhadap ekuitas yang sehat. Posisi ini memperkuat kemampuan Telkom untuk

mengumpulkan modal guna pengembangan jika dan ketika dibutuhkan.

Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli layanan

Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara komersil.

Telkom tidak memberikan layanan secara cuma-cuma atau yang berbasis perusahaan

sejenis. Telkom berurusan dengan berbagai departemen dan instansi Pemerintah sebagai

pelanggan secara terpisah satu dengan lainnya.

Page 3: IFAS KASUS

Weakness (Kelemahan)

Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran

untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan

beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil

keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak

bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.

Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak

perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi

keuangan perusahaan. Telkom masih memerlukan waktu untuk memastikan bahwa

langkah-langkah strategis yang diambil membawa dampak positif bagi pertumbuhan

perusahaan. Dalam hal ini langkah-langkah yang diambil tersebut dapat menimbulkan

dampak negatif yang material bagi perusahaan.

Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan Pemegang

Saham Telkom lainnya. Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali sebesar 52,47%

dari jumlah saham Telkom yang diterbitkan dan beredar serta memiliki kemampuan

untuk menentukan keputusan bagi hampir seluruh tindakan yang memerlukan persetujuan

dari para pemegang saham Telkom. Pemerintah juga merupakan pemegang satu lembar

saham Dwiwarna Telkom, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto untuk hal

tertentu, termasuk pemilihan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris Telkom.

Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat kelemahan internal dan masalah

eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada hasil usaha Telkom. Dalam

operasional pelayanan pelanggan sejak saat proses aktivasi awal sebagai pelanggan,

penggunaan fasilitas teleomunikasi, proses billing hingga proses penagihan dan

pembayaran tagihan terdapat beberapa titik potensi kebocoran pendapatan yang

disebabkan oleh kemungkinan terjadinya kelemahan kontrol pada level transaksi,

kemungkinan terlambatnya proses transaksi dan kemungkinan adanya kecurangan yang

dilakukan oleh pelanggan. Telkom telah melakukan langkah-langkah pencegahan

Page 4: IFAS KASUS

terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran pendapatan melalui peningkatan fungsi

kendali pada bisnis proses yang ada saat ini, mengimplementasikan metoda revenue

assurance, menerapkan kebijakan dan prosedur yang memadai, serta

mengimplemetasikan sistem informasi atau aplikasi untuk mencegah terjadinya

kebocoran pendapatan. Namun demikian hal tersebut tidak menjamin di kemudian hari

tidak terjadi risiko kebocoran pendapatan yang jika terjadi akan dapat menimbulkan

dampak buruk pada hasil usaha Telkom.