Kasus Kasus Fraud

28
II. FRAUD Penggelapan dana nasabah oleh karyawan melaui penggandaan kartu ATM Sejlan dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan dunia us aha, PT Babk ABC tbk sebagai salah satu bank besar dituntut mengikuti perkembangan terseb ut agar dapat bersaing dalam industri perbankan, serta berperan dalam perekonomian nasion al. Tuntutan tersebut antara lain mencakup peningkatan kualitas pelayanan, diversifikasi dan i novasi produk dan jasa yang ditawarkan kepada pengguna jasa perbankan, termasuk kemudaha n dalam bertransaksi dengan memanfaatkan Teknologi Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic T eller Machine (ATM). Perkembangan Teknologi dan kemudahan tersebut harus diimbang i dengan sistem pengamanan yang memadai baik dari sisi pelaksanaan sistem internal cont rol yang memadai, kecukupan pemahaman terhadap risiko maupun dukungan teknologi yang dig unakan. Ketidakpahaman individu-individu yang terlibat dalam proses operasional bank tehadap

Transcript of Kasus Kasus Fraud

Page 1: Kasus Kasus Fraud

II.  FRAUD

Penggelapan dana nasabah oleh karyawan melaui penggandaan kartu ATM

Sejlan dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha, PT Babk ABC tbk sebagai salah satu bank besar dituntut mengikuti perkembangan tersebut agar dapat bersaing dalam

industri perbankan, serta berperan dalam perekonomian nasional. Tuntutan tersebut antara lain

mencakup peningkatan kualitas pelayanan, diversifikasi dan inovasi produk dan jasa yang

ditawarkan kepada pengguna jasa perbankan, termasuk kemudahan dalam bertransaksi dengan

memanfaatkan Teknologi Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine (ATM).

Perkembangan Teknologi dan kemudahan tersebut harus diimbangi dengan sistem pengamanan

yang memadai baik dari sisi pelaksanaan sistem internal control yang memadai, kecukupan

pemahaman terhadap risiko maupun dukungan teknologi yang digunakan.

Ketidakpahaman individu-individu yang terlibat dalam proses operasional bank tehadap

pelaksanaan internal kontrol maupun risiko yang dihadapi menyebabkan munculnya beberapa

kasus (fraud) yang pada akhirnya dapat merugikan bank. Kasus-kasus yang terjadi pada umumnya

disebabkan karena kelemahan tersebut. Semakin tinggi biaya hidup dan tuntutan gaya hidup yang

Page 2: Kasus Kasus Fraud

semakin konsumtif serta adanya kesempatan dan peluang karena kelemahan tersebut, menjadi

faktor pemicu seorang karyawan melakukan kecurangan guna memenuhi gaya hidup secara illegal

dan merugikan perusahaan.

Terjadinya kasus (fraud) pada salah satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank ABC di Jakarta, yaitu

‘Penggelapan Dana Nasabah oleh Karyawan melalui penggandaan Kartu ATM’ karena adanya

kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian intern dan kurangnya pemahaman terhadap risiko

yang terjadi.

Pertanyaan:

Sebagai Auditer Internal:

1. Mengapa terjadi kecurangan di K.C.P Bank ABC?

2.Bagaimana saran saudara agar kejadian tersebut tidak terjadi?

TERJADINYA FRAUD ATAS PEMBAYARAN BUNGA PERJALANAN PENCARIAN DEPOSITO

YANG BELUM JATUH TEMPO PADA BANK XYZ AKIBAT LEMAHNYA PENGENDALIAN

INTERN OPERASIONAL BANK

Page 3: Kasus Kasus Fraud

Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun menyalurkannya kembali ke

masyarakat dalam bentuk kredit atau diinvestasikan dalam bentuk surat berharga. Dari proses

intermediasi tersebut diketahui bahwa komoditi yang sangat penting dalam sektor perbankan

adalah uang. Hal ini mengakibatkan sektor perbankan memerlukan personol-personil yang

integritasnya tinggi serta diperlukan pengawasan yang sangat ketat.

Dalam aktivitas perbankan selalu ada peluang terjadinya fraud/manipulasi, khususnya manipulasi

operasional. Hal ini biasa dilakukan oleh karyawan bank itu sendiri atau oleh pihak luar. Untuk

mengantisipasinya maka bank harus memiliki kebijakan atau alat untuk mencegah terjadinya

manipulasi, pengendalian adalah kunci utamanya. Setiap kegiatan dalam perusahaan/organisasi

bekerja dalam dua sistem. Sistem pertama adalah sistem operasi yang dirancang untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Sistem kedua adalah sistem pengendalian yang melapisi bekerjanya

sistem operasi.

Pengendalian dalam hal ini dapat berbentuk prosedur, peraturan dan instruksi yang dirancang untuk

Page 4: Kasus Kasus Fraud

memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Terjadinya Fraud Pembayaran bunga berjalan atas Pencarian Deposito Yang Belum Jatuh Tempo

Pada Bank XYZ Akibat Lemahnya Pengendalian Intern Operasional Bank. Fraud terjadi dalam kurun

waktu bulan Januari s.d Mei 2006 atau selama lima bulan, dengan jumlah pengeluaran biaya bunga

deposito yang harus ditanggung oleh Bank XYZ sebesar Rp. 408,83 juta, dan apabila dibandingkan

dengan pengeluaran biaya bunga deposito on call sebesar Rp. 271,38 juta, maka Bank XYZ

mengalami kerugian sebesar Rp. 137,45 juta.

Pertanyaan:

Saudara sebagai Auditer Internal, bagaimana Saudara melakukan audit, dan apa saran Saudara?

FRAUD PEMBELIAN TICKET PERJALANAN DINAS

DI “INSTANSI ABC”

Permasalahan Fraud dapat terjadi dimana saja. Bahkan pada organisasi atau perusahaan yang telah

memiliki sistem pengendalian yang baik sekalipun. Tidak dapat dijamin bahwa suatu organisasi atau

perusahaan di maksud dapat terbebas dari kemungkinan Fraud. Fraud dapat membawa akibat

Page 5: Kasus Kasus Fraud

kerugian financial, rusaknya reputasi, permasalahan hukum, hingga bangkrutnya perusahaan.

Dari berbagai pengertian, secara singkat Fraud dapat didefinisikan sebagai semua perilaku yang

dengan kesadaran dilakukan atau kegiatan menghilangkan suatu bukti dengan tujuan mengelabui

pihak lain, yang dapat menimbulkan kerugian pada korbannya dan/atau memberikan keuntungan

(financial) bagi si pelaku. Perubahan lingkungan, persaingan, kemajuan teknologi, dan lainnya

menyebabkan tindakan Fraud berkembang dan mengalami perubahan. Dengan demikian

diperlukan langkah pengendalian yang semakin disempurnakan. Sebagaimana disebutkan dalam

publikasi The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yang dikutip dalam

Managing the Business Risk of Fraud: a Practice Guideline, disebutkan bahwa kegiatan internal

audit seharusnya dapat memberikan assurance yang obyektif bagi board dan menajemen bahwa

langkah pengendalian (controls) atas Fraud telah mencukupi untuk dapat mengidentifikasikan

risiko-risiko Fraud dan bahwa langkah pengendalian tersebut berfungsi dengan efektif.

Permasalahan Fraud yang terjadi di “Instansi ABC” dalam pembelian ticket perjalanan dinas. Dalam

pengadaan ticket perjalanan, titik-titik pengendalian dan pelanggaran/Fraud yang dilakukan oknum

di “Instansi ABC”.

Page 6: Kasus Kasus Fraud

Pertanyaan:

1.Bagaimana caranya sampai terjadi Fraud pembelian ticket perjalanan dinas?

2.Bagaimana saran Saudara untuk memperbaiki sistem yang ada?

PERAN INTERNAL AUDIT DALAM PENCEGAHAN FRAUD DENGAN

MENCIPTAKAN

PENGENDALIAN INTERN YANG BAIK

Korupsi atau kecurangan (Fraud) merupakan issue besar di negara kita. Korupsi di Indonesia sudah

merembes ke seluruh jajaran publik maupun swasta. Kebobrokan di atas tidak terlepas dari

hubungan sebab akibat dengan sektor dunia usaha baik usaha yang dilakukan oleh BUMN/BUMD

maupun badan swasta. Ibarat dalam suatu permainan tentunya ada lebih dari satu pihak yang

terlibat, ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang. Ironisnya karena korupsi bukan suatu

permainan tetapi suatu tindakan yang melanggar hukum, maka para pemain bekerjasama atau

bersekongkol untuk menang dengan cara melakukan kecurangan beserta turunannya sehingga

Page 7: Kasus Kasus Fraud

perusahaan ataupun negara merupakan pihak yang dikalahkan ataupun dirugikan dengan

berkurangnya asset atau sumber daya kekayaan yang dimilikinya. Dampak korupsi merusak tatanan

seluruh kehidupan baik dunia usaha maupun dalam kehidupan masyarakat. Masalah Fraud atau

kecurangan yang merupakan bentuk korupsi yang terjadi dalam perusahaan, mencoba mencari

penyebab akar permasalahannya dan upaya apa yang dapat mengatasinya. Satuan pengawasan

Intern (SPI) dapat berperan dalam pencegahan Fraud sebagai suatu akifitas yang dapat

memeberikan penilaian dan meningkatkan efektifitas pengendalian intern perusahaan.

 Bagaimana peran tersebut dilakukan?

PERBERDAYAAN AUDITOR UMUM

DALAM MENANGANI INDIKASI KECURANGAN (FRAUD)

YANG DITEMUKAN DARI HASIL AUDIT

Satuan kerja audit internal yang disebut sebagai Direktorat Pengawasan Intern (DPI) di Bank

Indonesia merupakan satuan kerja yang melaksanakan fungsi audit internal berdasarkan

pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Gubernur, sebagaimana diatur dalam

PDG BI No. 3/15/PDG/2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Pokok-pokok Audit Intern Bank

Page 8: Kasus Kasus Fraud

Indonesia dan SE BI No. 3/54/INTERN tanggal 20 Desember 2001 perihal pelaksanaan Audit Intern

Bank Indonesia, dalam keadaan mendesak, misalnya terrdapat indikasi kecurangan (fraud) DPI

dapat melakukan audit khusus (investigasi). Yang merupakan bagian dari manajemen control yang

dilaksanakan dalam kegiatan internal control, disamping audit lainnya, seperti audit keuangan dan

audit kepatuhan (compliance audit). Tata cara pemeriksaan dan sifat pemeriksaannya, audit khusus

(investigasi) lebih dikenal dengan istilah fraud audit, yaitu kombinasi audit forensic atau investigasi

forensic (uji menyeluruh semua materi pemeriksaan) dengan teknik internal control dalam tata cara

internal audit yang dilakukan terhadap kegiatan tertentu untuk mengngkap adanya indikasi

kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh pegawai dan atau pihak lain. Peran dari hasil audit umum

(general) dapat memberikan informasi yang berarti guna mendukung pelaksanaan audit khusus

secara efektif.

Sebagai Auditer Internal B.I, bidang mana yang Saudara akan lakukan Audit Khusus, dan bagaimana

caranya?

FRAUD DALAM PENGELOLAAN DATA KEUANGAN BANK X

Page 9: Kasus Kasus Fraud

Kemungkinan timbulnya risiko dalam organisasi adalah akibat dari keterlibatan pihak-pihak dalam

organisasi itu sendiri. Pada umumnya, pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan

pengendalian hanya berfokus pada hard control seperti Kebijakan, SOP (Satandard Operating

Procedure), struktur organisasi dan lainnya.

Segagai lembaga keuangan yang berperan dalam penghimpunan maupun penyaluran dana

masyarakat berdasarkan ketentuan otoritas perbankan, pada intinya Bank adalah perusahaan jasa

keuangan berlandaskan kepercayaan dari stakeholders. Dalam aktivitas usaha bank, uang

merupakan komoditi utama dalam bisnis perbankan yang harus dikelola dengan baik dan benar,

karena merupakan amanah atau titipan dari masyarakat. Fungsi internal control yang dijalankan

dengan baik akan mengurangi risiko operasional. Kondisi ini juga harus ditunjang dengan

orang-orang yang memiliki integritas yang baik.

Dalam mengelola aktivitas operasionalnya, bank memerlukan fungsi control yang ketat terhadap

setiap pencatatan transaksi keuangan harian yang dijalankan untuk meminimalkan kemungkinan

timbulnya risiko yang dapat merugikan bank. Risiko berupa tersedianya peluang dan adanya niat

dari pelaku sebagai pengelola transaksi/aktivitas operasional harian di bank, sehingga terjadinya

Page 10: Kasus Kasus Fraud

peristiwa yang tidak diinginkan.

Fungsi internal control dalam pengelolaan data keuangan di bank adalah untuk meyakinkan akurasi,

bahwa pencatatan data keuangan sudah seseuai dengan kondisi transaksi. Salah satu transaksi

operasional bank adalah transaksi antar kantor cabang akibat aktivitas layanan transaksi keuangan

nasabah. Kebenaran aktivitas ini dipantau melalui proses rekonsiliasi rekening antar kantor cabang

(RAK) sebagai fungsi control.

Baik tidaknya fungsi control yang diterapkan, akan menentukan besar kecilnya peluang terjadinya

kecurangan atau fraud oleh petugas atau karyawan yang menjalankan fungsi tersebut. Karena hal

ini merupakan factor pemicu selain adanya pengaruh dari gaya hidup dan karakter. Meskipun

dengan pengaturan dan penerapan fungsi internal control yang baik, masih memungkinkan

terjadinya fraud, namun dapat segera terdeteksi dan sebaliknya. Penulils ingin menyampaikan

suatu kasus fraud yang disebabkan oleh tidak dijalankannya fungsi internal control seperti

pemahaman risiko transaksi, kompetensi, fungsi supervisi yang memadai serta standar etika yang

baik.

Page 11: Kasus Kasus Fraud

Kejadian fraud oleh petugas penanggung jawab rekonsiliasi rekening antar kantor cabang yang

mengakibatkan kerugian bagi bank sebesar Rp. 500 juta. Setiap aktivitas memiliki risiko yang dapat

diminimalkan dengan menciptakn dan menerapkan sistem internal control yang baik (hard & soft

control), sehingga dapat meminimalkan risiko kerugian.

Bagaimana Saudara sebagai Auditer Internal memberikan saran agar fraud tersebut tidak terjadi

lagi?

Efektivitas Pengendalian Internal dalam Menekan

Perilaku Koruptif di Kementrian Negara “ E “

1.Latar Belakang Penelitian

Perilaku korupsi yang terjadi pada berbagai instansi pemerintahan, telah menjadi fenomena

yang diketahui masyarakat luas. Dalam istilah yang digunakan oleh Haryatmoko (2003) telah

terjadi banalisasi (menjadikan biasa) praktik korupsi. Masyarakat menjadi semakin permisif atas

korupsi. Banalisasi korupsi dan mekanisme pengawasan yang tidak tertata rapi menjadi tantangan

tersendiri dalam membangun citra pemerintahan bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Page 12: Kasus Kasus Fraud

Rangkaian aturan hukum dan organ kelembagaan tidak dapat secara otomatis berjalan dan

mengubah keadaan, melainkan memerlukan perangkat penegakan. Salah satu faktor yang cukup

penting dalam kondisi Indonesia seperti sekarang adalah efektivitas pengendalian internal.

Hardjapamekas (2005 : 2) menganalisis bahwa terdapat beberapa aspek

yang menyebabkan pengendalian internal dalam instansi pemerintah tidak mampu

menjalankan perannya dengan efekif. la menyebutkan bahwa ketidakefektifan

tersebut disebabkan lemahnya komitmen pimpinan, kurangnya keberanian untuk

menyampaikan ternuan sebenarnya, kurangnya kompetensi auditor dan lemahnya

kultur organisasi. Keempat aspek tersebut, ditunjang kondisi instansi pemerintah

yang tidak memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, belum mempunyai indikator

kinerja untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,

belum berani menetapkan target-target kinerja sebagai bentuk komitmen

organisasi bagi pencapaian kinerja yang optimal, tidak jelas antara program atau

kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan dan sasaran organisasi yang ditetapkan.

Sebuah studi Bank Dunia yang dilakukan Kaufmann, Kraay, and Zoido

Lobaton (1999), menyimpulkan bahwa penatakelolaan pemerintahan yang baik,

melalui pengendalian internal, sangat penting dalam kinerja ekonomi suatu

negara. Studi ini memberikan bukti kuat bahwa penatakelolaan pemerintahan

yang balk merupakan komponen yang penting untuk pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan indikator sosial. Beberapa studi yang mengaitkan korupsi dan

pengendalian internal dalam pemerintah dengan indikator ekonomi dan sosial menemukan bahwa

Page 13: Kasus Kasus Fraud

terdapat hubungan yang erat antara keduanya. Pengendalian internal yang berjalan efektif

menaikan nilai indikator-indikator ini, sedangkan korupsi cenderung menurunkannya. Gupta,

Davoodi and Alonso-Terne (1998) menemukan bahwa negara dengan tingkat korupsi yang tinggi,

mempunyai tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan negara

dengan tingkat korupsi yang rendah.

Bertitik tolak dari hasil-hasil penelitian di atas, pengurangan korupsi pada lembaga

pemerintahan berdampak langsung pada kualitas pemerintahan dan pemenuhan kebutuhan

publik. Atas dasar itu, masalah ini untuk menganalisis bagaimana pengendalian internal yang

dijalankan secara efektif dapat berkontribusi terhadap pengurangan perilaku koruptif pada

lembaga pemerintahan, khususnya di lingkup Kementerian Negara “ E “.

2. Saudara sebagai Inspektur Jendral kementrian negara “ E “ bagaimana melaksanakan evaluasi

dalam perannya?

   PELANGGARAN STANDARD OPERATING PROCEDURES DALAM PENARIKAN

TUNAI REKENING TABUNGAN SEBAGAI FAKTOR TERJADINYA FRAUD

Page 14: Kasus Kasus Fraud

(Studi Kasus di Bank D)

1. Lafar Belakang Penulisan

Memasuki krisis globalisasi yang melanda dunia saat ini dapat berpengaruh kepada

setiap aspek kehidupan, seperti kehidupan rumah tangga, dunia usaha dan Negara.

Pengaruh krisis ini dapat merubah tingkah laku individu yang sebelumnya

berkepribadian baik_ menijadi, pribadi, yang kurang baik bila mental dan spiritual

orang tersebut tidak kuat. Hal tersebut dapat menimbulkan suatu masalah yang

dapat merugikan rumah tangga, perusahaan dan Negara.

Setiap perusahaan telah melakukan suatu sistem pengamanan yang disebut dengan

pengendalian intern dan yang lebih utama lagi dijalankan dengan sunguh-sungguh

dan bertanggung jawab oleh setiap individu. Tantangan penerapan pengendalian

intern yang paling sulit ternyata datangnya dari individu karyawan.

Begitu pula halnya dengan Bank, lemahnya Pengendalian Intern dalam suatu bank

merupakan faktor yang sering terjadi di lingkungan perbankan. Tidak dijalankannya

pengendalian intern oleh seorang karyawan akan berakibat kerugian pada bank juga

pada perorangan. Hal ini biasanya dipicu dengan adanya biaya hidup yang semakin

meningkat dan tuntutan akan gaya hidup mendorong sebagian karyawan mencari

peluang untuk menutupi kebutuhannya dengan cara tersebut.

Page 15: Kasus Kasus Fraud

Untuk itu, masalah ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada pihak

Manajemen agar setiap kecurangan dalam proses operasional dapat diantisipasi

atau diminimalkan dengan selalu konsisten menjaga prinsip kehati hatian dan perlu

menciptakan sistem Pengendalian Intern yang memadai.

1.

Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang Iingkup pembahasan pada proses penarikan tunai rekening tabungan dimana

dalam prosesnya terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh kasir kepala terhadap

aspek pengendalian intern yaitu SOP yang menyebabkan kerugian nasabah

sebesar Rp.400.000.000. Selain itu perlu memberikan rekomendasi

langkah-Iangkah

penyelesaian atas pelanggaran tersebut dengan relevansinya terhadap teori COSO.

2.Bagaimana saudara melaksanakan audit hal di atas?

MEWUJUDKAN   WHISTLEBLOWER   SYSTEM   YANG   EFEKTI F

SEBAGAI   BAGIAN   PROGRAM   ANTI-FRAUD

1.Latar Belakang Penulisan

Pada tahun 2009, Indonesia menduduki urutan ke-1 1 1 dari 180

Page 16: Kasus Kasus Fraud

negara yang disurvey mengenai Corruption Perception Index oleh.

Transparency International. Nilai persepsi yang diperoleh Indonesia

sebesar 2,8 sementara New Zealand yang menduduki posisi pertama

mendapatkan nilai sebesar 9,4.

Sementara pada tahun 2008, Indonesia mendapatkan nilai persepsi

sebesar 2,6 dan menempati urutan ke-126 dari 180 negara yang disurvey.

Hal ini menunjukkan bahwa korupsi yang terjadi di Indonesia belum

banyak berubah dan masih tergolong sebagai negara yang rawan korupsi.

Dalam `2008 Report To the Nation on Occupational Fraud and

Abuse ' yang dipublikasikan oleh Association of Certified Fraud Examiner

(ACFE) disampaikan hasil survey yang dilakukan ACFE berdasarkan

kompilasi 959 kasus yang diinvestigasi antara bulan Januari tahun 2006

sampai dengan bulan Februari 2008 sebagai berikut :

a.Korupsi adalah tindakan fraud yang paling banyak terjadi. Korupsi

terjadi 27% dari seluruh kasus fraud yang terjadi.

b.Organisasi yang mengimplementasikan program anti-fraud

mengalami kerugian akibat fraud dengan nilai tengah $70.000,00

sementara organisasi yang tidak mengimplementasikan program

anti-fraud, mengalami kerugian dengan nilai tengah $207.000,00.

Page 17: Kasus Kasus Fraud

Masih buruknya nilai CPI Indonesia mengindikasikan bahwa penanganan korupsi dan

fraud secara umum di Indonesia masih sangat lemah. Sementara hasil survey ACFE

menunjukkan bahwa organisasi yang menerapkan program anti-fraud mengalami kerugian

dengan nilai tengah yang jauh lebih rendah daripada organisasi yang tidak menerapkannya.

Makalah ini denganharapan dapat menumbuhkan kesadaran para pengambil

keputusan dalam organisasi untuk menangani ,fraud dengan lebih serius sehingga kerugian

yang diderita organisasi dapat ditekan.

2.Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mewujudkan whistleblower

system yang efektif sebagai bagian program anti fraud pada organisasi.

3.Pembahasan

Bagaimana menjadikan whistleblower system, praktik-praktik whistleblower dan

faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mewujudkan whistleblower system yang efektif

" FRAUD HANDLING "

(In Life Insurance Industry)

1.Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan selalu mempunyai

tujuan utama, yaitu mencapai tingkat laba yang optimal. Tetapi didalam

Page 18: Kasus Kasus Fraud

mencapai hasil yang diharapkan sering kali perusahaan mengalami hambatan

– hambatan, salah salah satunya karena adanya KECURANGAN ( Fraud )

yang timbul, baik kecurangan yang dilakukan pihak dalam (internal) maupun

pihak Iuar ( external) dari suatu perusahaan.

Dampak kerugian yang diakibatkan dari kecurangan yang ditimbulkan,

seringkali bukan hanya disebabkan besarnya kerugian materi yang

ditimbulkan, tetapi juga kerugian Non material serta waktu & tenaga (effort )

yang ditimbulkan untuk menangani suatu kecurangan yang ada.

Oleh sebab itu penanganan permasalahan kecurangan yang timbul

harus merupakan suatu proses yang sistematik dan juga ter-standard

sehingga waktu & tenaga yang dihabiskan untuk menangani suatu masalah

kecurangan dapat diminimalisir. Adapun secara umum dan menyeluruh alasan

pentingnya dibuat suatu standarisasi untuk kasus kecurangan adalah:

1.Upaya Penaggulangan terjadinya kecurangan (Fraud )

2.Diperlukan standarisasi pengertian dan definisi kecurangan ( Fraud )

3.Tata cara dan koordinasi terhadap penemuan dan pe;aporan kecurangan

( Fraud )

4.Koordinasi penangan dan penyelesaian kecurangan ( Fraud )

5.Batas waktu penanganan dan penyelesaian kecurangan ( Fraud )

6.Hal – hal lain yang berhubungan dengan upaya penanggulangan,

Page 19: Kasus Kasus Fraud

penanganan, dan penyelesaian kecurangan ( Fraud )

Berdasarkan hal-hal sebagaimana disebutkan di atas, maka hal tersebut dapat menjadi

acuan dan panduan didalam menanggulangi dan menangani kecurangan yang terjadi pada

organisasi / perusahaan.

Dengan demikian, kejadian yang berkaitan dengan kecurangan dapat ditekan

sedemikian rupa. Kecurangan dapat terjadi dimana saja, dalam arti tindakan kecurangan

dapat dilakukan dari level Top Management (atas) s/d Bottom Management (bawah)

suatu organisasi / perusahaan.

Kecurangan berhubungan dengan karakter manusia atau lebih tepatnya kelemahan

daripada karakter itu sendiri. Karakter adalah suatu hal yang menyangkut kepribadian dan

tingkat pendidikannya ( persentasenya relative ). Oleh sebab itu kecurangan dapat terjadi

kapan saja dan dimana saja.

PT. Astra CMG Life (salah satu dari anak perusahaan Astra International dan juga

Commonwealth Bank Of Australia yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa) merupakan

salah satu perusahaan yang telah menyadari akan pentingnya strategi didalam menangani

kecurangan yang timbul. Dalam upaya meningkatkan proses & kontrol terhadap

penanganan kecurangan tersebut, perusahaan berusaha membuat "Standarisasi" terhadap

penangan kecurangan yang timbul.

PELAKSANAAN AUDIT KECURANGAN TERHADAP

Page 20: Kasus Kasus Fraud

INDIKASI PENGGELAPAN UANG HASIL TAGIHAN

STUDI KASUS DI PT. INDOMAJU

CABANG MANADO

1.LATAR BELAKANG MASALAH

Akhir-akhir ini sering kita dengar banyaknya pejabat BUMN/BUMD yang

diperiksa, menjadi tersangka dan terdakwa bahkan divonis bersalah dan tidak

sedikit dari mereka yang masuk penjara.

Hal ini bisa dilihat dari dua sudut pandang, pertama mencerminkan memang

terjadi korupsi di BUMN/BUMD dan kedua adalah Pemerintah sedang

melakukan tindak nyata pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sebenarnya apa penyebab sering terjadinya praktik korupsi di BUMN/BUMD

dan mengapa demikian maraknya sehingga hampir-hampir telinga kita

menganggap korupsi di BUMN/BUMD itu hal yang biasa. Penyebab utama

korupsi di BUMN/BUMD adalah ketidak jelasan status kepemilikan

Negara/Daerah yang pada dasarnya adalah kepemilikan yang abstrak Kurangnya

sense of belonging tehadap keuangan negara atau penerapan sense of belonging yang

keliru.

Penyebab yang berikut adalah lemahnya internal control, hal ini dapat dilihat dari

tidak adanya tindakan yang tegas terhadap pelaku fraud. Lemahnya kebijakan

penerimaan karyawan juga menyebabkan pengendalian internal lemah. SPl tidak

diberi kewenangan untuk menyelidiki kegiatan para eksekutif terutama

Page 21: Kasus Kasus Fraud

menyangkut pengeluaran biaya yang sangat besar.

Hal lain yang mendorong terjadinya kecurangan (fraud) adalah tekanan

keuangan terhadap seseorang, seperti terlalu banyak hutang, penghasilan pas

pasan tetapi gaya hidup telanjur mewah.

Pencegahan kemungkinan terjadinya fraud dapat dilakukan melalui:

1.Ciptakan iklim budaya jujur, terbuka dan Baling bantu.

2.Lakukan proses rekruitmen secara fair.

3.Ciptakan lingkungan kerja yang positif dan nyaman.

4.Adakan training tentang fraud awareness

2. RUANG LINGKUP PERMASALAHAN

Pembahasan pada kasus kecurangan berupa penggelapan dana hasil penagihan

yang dilakukan oleh kasir, sebut saja Sdr.BS, pada PT. Indomaju Cabang

Manado Dua Jalan Sinar Raya No. 9 – Manado.

3.Bagaimana saudara melakukan audit kecurangan tersebut?