idras tugas

download idras tugas

If you can't read please download the document

description

tugas irdas

Transcript of idras tugas

Nama: Denys Anggrina DesyndiaNIM: 135040200111081Kelas: QUndang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.Hak :Setiap orang berhak mendapatkan air untuk kebutuhan pokok minimal sehari hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.Petani berhak menggunakan air dan tidak dapat di sewakan atau dipindahtangankan sebagian atau seluruhnya.setiap perseorangan dan bagi petani berhak memperoleh air tanpa izin untuk memenuhi kebutuhan pokok.Petani dan perseorangan berhak menggunakan air utuk memenuhi kebutuhn sehari hari dan system irigasi.Petani dan perseorangan berhak mengalirkan air diatas tanah orang lain dengan persetujuan memegang hak atas tanah yang dimiliki.Petani, badan usaha dan perseorangan berhak melaksanakan pemanfaatan awan dengan teknologi modifikasi cuaca setelah memperoleh izin dari pemerintah.Petani, badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di darat untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya air dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah.Perkumpulan petani pemakai air berhak mengadakan pengembangan system irigasi tersier.Petani, badan usaha dan masyarakat berhak menyatakan keberatan terhadap rancangan pengelolaan sumber daya air yang sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kondisi setempat.Petani dan perseorangan dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air berhak memperoleh informasi yang berkaitan dengan SDA, memperoleh penggantian yang layak atas kerugian pengelolaan sumber daya air, memperoleh manfaat, mengajukan laporan dan pengaduan kepada puhak yang berwenang atas kerygian yang dialami atas pengelolaan sumber daya air serta dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah sumber daya air yang merugikan.

Kewajiban :Petani dan perseorangan berkewajiban untuk mengawetkan air dengan menghemat, menyimpan dan mengendalikan penggunaan air tanah.Petani dan perseorangan berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin.Petani dan perseorangan apabila menimbulkan kerusakan pada sumber air maka yang bersangkutan berkewajiban mengganti / membayar kerugian.Petani pemakai air berkewajiban untuk bertanggung jawab atas pegembangan system irigasi tersier.Petani, badan usaha dan perseorangan berkewajiban ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumber daya air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.Petani, [ersepranagn dan pengelola sumber daya air wajib memeihara hasil investasi dan memperbaharui data sesuai dengan perkembangan keadaan.Petani, badan usaha dan perseorangan yang melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air wajib memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.Petani bertanggung jawab atas pembiayaan pelaksanaan konstruksi sistem irigasi tersier.Petani dan perseorangan sebagai hak guna air berkewajiban memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui peraanya dalam konservasi sumber daya air serta perlindungan dan pengamanan prasarana sumber daya air.

Sangsi :Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah):

setiap orang yang dengan sengaja menyewakan atau memindahtangankan sebagian atau seluruhnya hak guna air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); setiap orang yang dengan sengaja melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); atau setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2); setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3).

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah):

setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan kerusakan sumber daya air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencermaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah):

setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3); atau; setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (7)

Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.Hak :Petani, badan usaha dan perseorangan dapat melaksanakan kegiatan kontruksi prasarana sumber daya air untuk kepentingan sendiri.Petani dan masyarakat berhak mendapatkan penyediaan sumber air untuk kebutuhan pokok sehari hari dan irigasi.Adanya jaminan alokasi sumber daya air atas pengelola kepada pemilik hak guna air wilayah sungai yang bersangkutan.Pengelola sumber daya air berhak memungut biaya jasa pengelolaan sumber daya air dari pemegang izin penggunaan sumber daya air.Petani dan perseorangan berhak memakai air yang diperoleh tanpa izin hanya di peruntukan untuk memenuhi kebutuhan poko sehari hari dan system irigasi.

Kewajiban :Petani dan masyarakat ikut menjaga dan melaksanakan perlindungan dan pelestarian sumber daya air.Masyarakat ikut serta dalam pemgembangan sumber daya air. Petani, badan usaha dan perseorangan yang memanfaatkan air laut yang berada di darat untuk kegiatan usaha berkewajiban memperoleh izin pengusaha sumber daya air dari Pemerintah atau pemerintah daerah yang berwenang terhadap pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan. Pemegang izin pelaksanaan kontruksi wajib memeatuhi ketentuan, membayar retribusi dan kompensasi lainnya sebagai akibat dari pelaksanaan kontruksi,meemlindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sumber daya air, mencegah terjadinya pencemaran air akibat kontruksi, menjamin kelangsungan pemenuhan air bagi kebutuhan pokok sehari hari masyarakat diskeitar lokasi kegiatan yang terganggu adaya kontruksi.

Sangsi :Pemrakarsa sebagai pemegang izin yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (1) dikenai sanksi berupa peringatan tertulis.Pemrakarsa sebagai pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatannya selama 14 hari kalender.Pemrakarsa sebagai pemegang izin pelaksanaan konstruksi pada sumber air dan/atau penggunaan sumber daya air yang tidak melakukan upaya pemulihan dan/atau perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (4) atau ayat (5) dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (2) huruf a. Pemrakarsa sebagai pemegang izin pelaksanaan konstruksi pada sumber air dan/atau penggunaan sumber daya air yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi administratif berupa penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (2) huruf c.

Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, Tentang : SungaiHak :Masyarakat, petani dan badan usaha berhak mendapatkan pembiyaan pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum.Petani dan perseorangan berhak Menfaatkan sungai sebagai pemenuhan kebutuhan sehari dan tujuan tertentu seperti irigasi.

Kewajiban :Petani, perseorangan berkewajiban ikut serta dalam menjaga kelestarian rambu rambu dan tanda tanda pekerjaan dalam rangka pembinaan sungai.Petani dan masyarakat berkewajiban untuk mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang atas pengubahan, pendirian dan pembongkaran bangunan didalam atau melintasi sungai.Masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari pembangunan sungai maka wajib membayar pembiyaan untuk pembangunan banguna tersebut sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya.

Sangsi : Dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 danperaturan perundang undangan lainnya:

a.barangsiapa untuk keperluan usahanya hanya melakukan pembangunan bangunan sungai tanpa ijin sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (3);b.barangsiapa melakukan pengusahaan sungai dan bangunansungai tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3);

barang siapa mengubah aliran sungai, mendirikan,mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai, mengambil dan menggunakan air sungai untuk keperluan usahanya yang bersifat komersil tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27;Barang siapa membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, Tentang : BendunganHak :Pembangun bendungan dapat menerima perpanjangan waktu pelaksanaan kontruksi apabila terjadi keadaan tertentu yang mengakibatkan penyelesaian kontruksi tidak sesuai jadwal.Pengelola bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya dibantu oleh unit pengelola bendungan.Pembangun bendungan berhak membgun bendungan atas izin pemerintah.Pemilik bendungan berhak meminta bantuan kepada menteri, gubernur sesuai dengan kewenangan untuk mengoordinasikan penyelenggaraan bendungan.Masyrakat berhak ikut mengawasi penyelenggaraan pembangunan bendungan dan diwujudkan dalam bentuk laporan atau pengaduan kepada menteri gubernur.Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan dalam proses pembangunan bendungan.

Kewajiban :Pembangun bendungan dalam jangka tiga tahun wajib membangun atau melakukan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadwal pelaksanaan kontruksi.Permohonan pelaksanaan kontruksi bendungan oleh pembangun bendungan wajib dilakukan berdasarkan izin pelaksanaan kontruksi yang diberikan oleh menteri.Selama pelaksanaan kontruksi, pembangun bendungan wajib melakukan pembersihan lahan genangan, pemindahan penduduk, penyelamatan benda bersejarah,dan pemindahan satwa liar yang dilindungi serta menyiapkan dokumen dokumen yang berhubungan dengan pembangunan dan izin bendungan.Pembuat bendungan harus membuat laporan akhir pelaksanaan kontruksi.Pemilik bendungan bertanggung jawab terhadap pengelolaan bendungan.Pengelola bendungan wajib melaksanakan perubahan atau rehabilitasi bendungan sesuai dengan jadwal pelaksanaan dalam jangka waktu 3 tahun sejak diterbikan.Pemilik bendungan wajib menanggung biaya pelaksanaan pembongkaran bendungan.Pemilik bendungan, Pengelola bendungan, unit pengelola bendungan, dan unit pelaksana teknis bidang keamanan bendungan harus menyimpan dan memelihara dokumen pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.

Sangsi :Pembangun bendungan yang melakukan pelaksanaan konstruksi tanpa izin pelaksanaan konstruksi yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dikenai sanksi berupa penghentian pelaksanaan konstruksi oleh Menteri. Pembangun bendungan yang tidak melakukan pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi berupa pencabutan izin pelaksanaan konstruksi oleh Menteri. Pembangun bendungan yang melakukan pengisian awal waduk tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) dikenai sanksi berupa penghentian pengisian awal waduk oleh Menteri. Pembangun bendungan yang tidak melakukan pengisian awal waduk sampai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dikenai sanksi berupa pencabutan izin pengisian awal waduk oleh Menteri. Pengelola bendungan yang tidak melakukan perubahan struktur bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (3) atau tidak melakukan rehabilitasi bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (2) dikenai sanksi berupa pencabutan izin operasi bendungan. Pengelola bendungan yang melakukan perubahan bendungan atau rehabilitasi bendungan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (1) dikenai sanksi berupa penghentian kegiatan pelaksanaan perubahan bendungan atau rehabilitasi bendungan.

Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2008 tentang Air TanahHak :Masyarakat dan petani dapat menggunakan air tanah yang ditujukan untuk memenuhi kenutuhan air dari pemnafaatan air tanah untuk berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.Petani dan perseorangan berhak dan dapat memanfaatkan air tanah apabila air permukaan tidak mencukupi.Badan usaha berhak mengambil hak usaha air apabila telah memperoleh izin pengusahaan air tanah dari pemerintah.Petani atau perseorangan yang sudah mendapatkan izin dapat memakai air tanah dengan jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang.Setiap petani atau perseorangan pemegang izin pemakaian air tanah berhak memperoleh dan menggunakan air tanah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin.

Kewajiban : Masyarakat, badan usaha dan petani harus melakukan penghematan air tanah.Petani atau masyarakat yang melakukan pengeboran dan penggalian air tanah wajib mempertimbangkan jenis dan sifat pedologi tanah.Badan usaha wajib meminta izin pengusahaan air tanah apabila akan mendirikan usaha air.Pengguna air tanah atau petani wajib memperbaiki kondisi dan lingkungan air tanah yang rusak akibat penggunaan air tanah.Petani pemohon pemeroleh hak air tanah berkewajiban mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada menteri dan gubernur.Petani atau perseorangan pemohonizin pemakian air tanah yang mengambil air tanah dalam jumlah besar wajib melakukan eksplorasi air tanah.Setiap pemegang izin pemakaian air tanah berkewajiban menyampaikan hasil kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah serta menyampaikan laporan debit pemakaian air tanah setiap bulan , memasang meteran air, membangun sumur resapan, membayar biaya jasa dan melaporkan kepada bupati/walikota.Setiap pemegang izin pengusahaan air tanah wajib memberikan air paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari batasan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah yang ditetapkan dalam izin bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat.

Sangsi : Bupati/walikota mengenakan sanksi administratif kepada setiap pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 77, atau Pasal 78. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

peringatan tertulis; penghentian sementara seluruh kegiatan; dan pencabutan izin.

Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2) huruf a dikenakan kepada pemegang izin yang melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 77 atau Pasal 78Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut turut masing-masing untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi penghentian sementara seluruh kegiatan. Sanksi administratif berupa penghentian sementara seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan.Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu penghentian sementara seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan sanksi pencabutan izin.

Perturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi

Hak :Petani pemakai air irigasi dapat membentuk perkumpulan petani pemakai air sampai tingkat daerah untuk mengatur pengelolaan daerah irirgasi sebagia kesatuan pengelolaan.Petani dan perseorangan mendapat hak guna iar irigasi dari pemerintah untuk pemakaian air irigasi pada setiap sumber yang di manfaatkan.Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi meliputi:

melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier; menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya; dan memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan pendekatan partisipatif.

Petani berhak mendapat hak guna air untuk keperluan pengusahaan dibidang pertanian.Petani dapat menggunakan hak guna air dalam bentuk suatu system irigasi yang disesuaikan dengan luas daerah irigasi yang dimnafaatkan.Petani dapat menikmati hak guna air paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang.

Kewajiban :Petani dan badan usaha wajib meminta dan mendapatkakn izin dari pihak ysng berwenang sesuai peraturan perundang undangan untuk proses pompanisasi.Petani berkewajiban memberikan air irigasi guna keperluan rumah tangga dan untuk kebutuhan sehari hari.Perkumpulan petani pemakai air dan masyarakat wajib ikut serta menjaga kelangsungan fungsi jaringan draenase.Setiap pemakai air yang menggunakan air secara langsung untuk kepetingan sendiri harus mendapat izin dari pemerintah.Petani air awajib membiayai pengelolaan irigasi di wilayahnya secara otonom dan mandiri.Petani pemakai iar wajib membentuk perkumpulan petani air secara demokratis.

Sangsi:

Tidak ada sangsi.