Idk vi bu ifana pengobatan1

64
PENGOBATAN Ifana A, S.Kep, Ns, M.Kep

Transcript of Idk vi bu ifana pengobatan1

Page 1: Idk vi bu ifana pengobatan1

PENGOBATAN

Ifana A, S.Kep, Ns, M.Kep

Page 2: Idk vi bu ifana pengobatan1

PENGOBATANSumber obat : tanaman, hewan,

mineral, mikroorganisme

Kekuatan dan aktivitas yang berbeda

Keamanan pasien

Semua obat harus terdaftar( sumber obat, sifat fisikal dan kimiawinya,

kemurnian, kategori, dosis normal, nilai terapeutik, dll)

Page 3: Idk vi bu ifana pengobatan1

Obat

Racun bila ditangan yang salah

Pengawasan hukum untuk:Mencegah penyalahgunaan dan ketergantungan obatMenjaga keamanan dan kemanjuran obatDLL

Di IndonesiaUU kesehatan no 23Peraturan pemerintahSK menkes

Page 4: Idk vi bu ifana pengobatan1

Peran perawat dalampengobatan Pasien

Pemeriksaan oleh dokter

Diagnosa

Pengobatan

Resep penulisan oleh dokter

Pengadaan dan distrib usi pada klien oleh farmasiObat

Pemberian pada klien, monitor efek samping dan farmakologis oleh perawat

Pasien Perawat harus tahu tentang farmakodinamik dan farmakokinetik obat

Page 5: Idk vi bu ifana pengobatan1

Klasifikasi Obat

A. Klasifikasi obat berdasarkan sumber obatObat yang berasal dari alam

TanamanHewanMineralMikroorganisme

Obat yang dibuat oleh manausiaObat semi sintetik Obat sintetik

Page 6: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . ..

B. Klasifikasi obat berdasarkan bahaya yang timbul

Obat keras ( daftar G )• Hanya bisa dibeli diapotek dengan resep

dokter• G : Gevaarlijk = berbahaya• Tanda: lingkaran bulat merah dengan

garis tepi berwarna hitam dengan huruf K menyentuh garis tepi

Page 7: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

Obat bebas terbatas ( daftar W )• Peraturan dan pengawasan obat ini

lebih lunak• Obat golongan ini bisa dibeli di toko

obat dan apotek• W : Waarschuwing = peringatan• Tanda : lingkaran biru dengan garis tepi

berwarna hitam

Page 8: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . . Obat bebas

• Bisa dibeli tanpa resep dokter• Tanda : lingkaran hijau dengan garis tepi

berwarna hitam Obat psycotropika = obat keras tertentu

• Harus dengan resep dokter• Sebagai obat penenang

Obat narkotika• Harus dengan resep dokter• Dapat menyebabkan ketergantungan

bila disalahgunakan

Page 9: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

C. Klasifikasi obat berdasarkan khasiat obat Antibiotik Antipiretik Antiemetik Analgesic Dll

D. Klasifikasi obat berdasarkan cara pemakaiannya

Obat Dalam Obat Luar

Page 10: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

E. Klasifikasi obat berdasarkan bentuk sediaan• Tablet• Kapsul• Pil • Serbuk tabur• Salep• Sirup• Larutan• Suppositoria

Page 11: Idk vi bu ifana pengobatan1

Rute Pemberian Obat

A. Rute Oral1) Pemberian per Oral

• Rute yang paling mudah dan paling umum digunakan. Awitan kerja obat lebih lambat dan efeknya lebih lama. Obat dapat menimbulkan efek local atau sistemik. Jarang membuat klien cemas.

• Dipengaruhi oleh adanya makanan dan interaksi obat

Page 12: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

• Pengobatan oral kontraindikasi pada klien yang sulit menelan, mual atau muntah, radang usus atau peristaltic menurun, baru menjalani pembedahan saluran cerna, bising usus hilang atau menurun, terpasang penghisap lambung, tingkat kesadaran menurun.

Page 13: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t . ..

2) Pemberian SublingualObat diletakkan dibawah lidah, kemudian larut dan diabsorbsi. Obat tidak boleh ditelan dan klien tidak boleh minum sampai seluruh obat larut

3) Pemberian BukalDilakukan dengan menempatkan obat padat di membrane mukosa pipi sampai obat larut. Klien diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersamaan dengan obat.

Page 14: Idk vi bu ifana pengobatan1

B. Rute Parenteral

1) Intradermal/ Intracutan/ IC– Injeksi ke dalam dermis/ cutan tepat

dibawah epidermis– Efek local– Jumlah kecil– Dipakai untuk pengamatan reaksi

peradangan/ sensitivitas– Mangunakan spuit no. 26G sampai 27G– Injeksi dilakukan dengan mengunakan sudut

5-15 derajat. Jangan pijat di tempat injeksi

Page 15: Idk vi bu ifana pengobatan1

2) Subcutan/ SC

• Injeksi ke dalam jaringan tepat di bawah lapisan dermis kulit. Efek sistemik

• Absorbsi lebih lambat dari pada intramuskuler• Absorbsi dipengaruhi oleh aliran darah, akan

meningkat dengan latihan dan menurunkan pada kondisi shock

• Dipakai untuk dosis kecil• Mengunakan spuit no.25G sampai 27G• Injeksi dilakukan dengan mengunakan sudut

45-90 derajat

Page 16: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

Page 17: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. ..

Page 18: Idk vi bu ifana pengobatan1

3) Intramuscular/ IM Injeksi ke dalam otot tubuh/ muskulus Efek sistemik Efek lebih cepat dari subcutan Absorbsi tergantung aliran darah, akan

meningkat dengan latihan dan mengosok tempat injeksi dan menurun dalam kondisi shock

Volume maksimal 5 ml Bisa terjadi abses ----- jarang Tempat injeksi: ventrogluteal,

dorsogluteal, deltoid.

Page 19: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con,t….

Mangunakan spuit no.19G sampai 23G untuk dewasa, untuk anak-anak no. 25G sampai 27G.

Injeksi dilakukan dengan mengunakan sudut 90 derajat

Untuk SC dan IM beri pijatan ringan pada kulit, kecuali injeksi heparin dan insulin

Page 20: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. .. .

Page 21: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

Page 22: Idk vi bu ifana pengobatan1

4) Intravena/ IV– Efek sistemik– Absorbsi lebih cepat dari IM dan SC– Lebih sulit pelaksanaanya– Tempat injeksi : vena cubiti, vena

dorsalis

Page 23: Idk vi bu ifana pengobatan1

C. Suppositoria

1) Rectal– Efek sistemik maupun local– Suppositoria cenderung lunak pada

suhu kamar sehingga perlu disimpan dalam almari es

– Pada saat melakukan prosedur jangan didepan umum

– Gunakan aplikator/ sarung tangan pada saat memasukkan obat

Page 24: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

2) Vaginal– Mirip dengan suppositoria rectal– Pada saat melakukkan prosedur

jangan didepan umum– Gunakan sarung tangan

Page 25: Idk vi bu ifana pengobatan1

D. Pemberian TopikalObat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek local, dapat dilakukan dengan mengoleskannya di suatu area kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dengan larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampur obat. Efek sistemik muncul jika kulit klien tipis, kosentrsi obat tingi, pengunaan jangka waktu lama.

Page 26: Idk vi bu ifana pengobatan1

E. Inhalasi

– Inhalasi Nasal– Obat diinhalsi melalui hidung

menggunakan sebuah alat yang menghantar obat.

– Inhalasi Oral– Pemberian melalui endotrakea atau trakea

Page 27: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

Page 28: Idk vi bu ifana pengobatan1

F. Instilasi

– Obat cair salep yang biasanya diberikan sebagai tetes dalam bentuk: tetes mata, salep mata, tetes telinga

– Untuk tetes/ salep mata jangan diberikan langsung pada kornea.

Page 29: Idk vi bu ifana pengobatan1

Mekanisme kerja Obat

Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membrane sel atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor.

Mekanisme kerja obat yang paling umum adalah terikat pada tempat reseptor sel

Ketika obat dan resepor berikatan, efek terapeutik dirasakan

Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama. Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik

Page 30: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

1. Fase farmasetik : untuk melarutkan obat supaya dapat diabsorbsi

Tablet

Disintegrasi pemecahan tablet/ pil menjadi partikel yang lebih kecil

Disolusi melarutnya partikel yang lebih kecil dalam cairan

Page 31: Idk vi bu ifana pengobatan1

2. Fase farmakokinetik Fase/ proses pergerakan obat untuk

mencapai kerja obat• Absorpsi

Cara molekul obat masuk ke dalam darah.

Factor-faktor yang mempengaruhi absorpsi :– Rute dari pemberian– Solubilitas dari obat/ daya larut obat– Kondisi di tempat absorbsi

Page 32: Idk vi bu ifana pengobatan1

A. Rute dari pemberian

Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorbsi obat, tergantung pada struktur fisik jaringan. Kulit relatif tidak dapat ditembus zat kimia, sehingga absorbsi menjadi lambat. Membrane mukosa dan saluran nafas mempercepat absorbsi akibat vaskularisasi yang tinggi

Page 33: Idk vi bu ifana pengobatan1

B. Solubilitas dari obat/ daya larut obat

Daya larut obat yang diberikan peroral setelah ingesti tergantung pada bentuk atau preparat obat. Larutan dan suspensi (cair) lebih mudah diabsorbasi daripada tablet atau kapsul. Obat yang asam melewati mukosa asam lambung dengan cepat. Obat yang bersifat basa tidak terabsorbsi sebelum mencapai usus halus. Obat oral lebih mudah diabsorbsi jika diberikan diantara waktu makan ( satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampai tiga jam setelah makan). Tetapi ada obat-obat tertentu yang dapat mengiritasi GIT sehingga pemberiannya harus bersama makanan missal, aspirin, zatbesi, fenitoin natrium.

Page 34: Idk vi bu ifana pengobatan1

C. Kondisi di tempat absorbsi• Kondisi di tempat absorbsi mempengaruhi

kemudahan obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik

• Absorbsi obat parenteral yang diberikan tergantung pada suplai darah dalam jaringan. Adanya edema, memar, atau jaringan parut dapat menurunkan absorbsi

• Injeksi intravena menghasilkan absorbsi paling cepat karena cepat masuk ke dalam sirkulasi

Page 35: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .. .

• Distribusi : proses dimana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan jaringan

Distribusi obat tergantung: Berat dan komposisi badan Dinamika sirkulasi Ikatan protein

Page 36: Idk vi bu ifana pengobatan1

A. Berat dan komposisi badan

Ada hubungan langsung antara jumlah obat yang diberikan dan jumlah jaringan tubuh tempat obat didistribusikan. Perubahan komposisi tubuh dapat mempengaruhi distribusi obat secara bermakna. Semakin kecil BB klien, semakin besar kosentrasi obat di dalam jaringan tubuhnya, dan efek obat yang dihasilkan semakin kuat.

Page 37: Idk vi bu ifana pengobatan1

B. Dinamika sirkulasi

• Pembuluh darah dapat ditembus oleh kebanyakan zat yang dapat larut, kecuali oleh partikel obat yang besar atau berikatan dengan protein

• Kosentrasi obat pada suatu tempat tergantung pada jumlah pembuluh darah dalam jaringan, tingkat vasodilatasi atau vasokontriksi local, dan kecepatan aliran darah ke sebuah jaringan

• Membrane biologis berfungsi sebagai barier terhadap perjalanan obat

Page 38: Idk vi bu ifana pengobatan1

C. Ikatan protein• Derajat kekuatan ikatan obat dengan protein

serum ( albumin) mempengaruhi ditribusi obat. Ketika molekul obat terikat pada albumin, obat tidak dapat menghasilkan efek farmakologis.

• Lansia, klien yang menderita penyakit hati beresiko mengalami peningkatan aktivitas obat, toksisitas obat atau keduanya

Page 39: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . . .• Metabolisme

Hati merupakan tempat utama metabolisme. Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan.

• Ekskresi

Rute utama ekskresi dari obat adalah ginjal, saluran pencernaan, paru-paru. Apabila ginjal tidak dapat mengeluarkan obat secara adekuat, dosis obat mungkin perlu dikurangi.

Page 40: Idk vi bu ifana pengobatan1

3. Fase farmakodinamik

Fase/ proses bagaimana obat menimbulkan efek terhadap fisiologi dan biokimiawi seluler.

Page 41: Idk vi bu ifana pengobatan1

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Obat

• Usia • Berat badan• Genetic • Psikoligis• Adanya penyakit• Waktu pemberian• Lingkungan

Page 42: Idk vi bu ifana pengobatan1

Efek Dari Obat

• Efek Terapeutik

Respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkirakan timbul

• Efek Samping

Efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang diinginkan

Page 43: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .• Efek yang tidak diharapkan

ToksisitasEfek yang merusak dari obat pada organisme atau jaringan akibat overdosis

Alergi obatReaksi imunoligik terhadap obat dimana seseorang telah tersensitisasi sehingga memicu pelepasan antibody

Toleransi obatToleransi obat terjadi pada seseorang yang menerima obat dalam jangka waktu yang lama dan akan memerlukan peningkatan dosis untuk mempertahankan efek terapeutik

Page 44: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

Efek komulatifTerjadi bila seseorang tidak dapat memetabolisme suatu dosis obat sebelum dosis laninya diiberikan.

Efek diosyncratic•Klien bereaksi berlebihan, tidak bereaksi,

atau bereaksi tidak normal terhadap obat.•Misalnya, seorang anak yang menerima

antihistamin ( Benadryl) menjadi sangat gelisah atau sangat gembira, bukan mengantuk.

Page 45: Idk vi bu ifana pengobatan1

Enam Hal Benar Dalam Pemberian Obat

1. Klien yang benar

2. Obat yang benar

3. Dosis yang benar

4. Waktu yang benar

5. Rute yang benar

6. Dokumentasi yang benar

Page 46: Idk vi bu ifana pengobatan1

Kalkulasi DosisRumus Dosis yang diprogramkan X jumlah yang Dosis yang tersedia tersedia

= jumlah yang akan diberikan Ket : Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni

yang diresepkan dokter untuk seorang klien Dosis yang tersedia adalah berat atau volume obat yang

tersedia dalam satuan yang disuplai oleh farmasi Jumlah yang tersedia adalah satuan dasar atau jumlah

obat yang mengandung dosis yang tersedia Jumlah yang akan diberikan selalu ditulis dalam satuan

yang sama dengan satuan jumlah yang tersedia

Page 47: Idk vi bu ifana pengobatan1

Contoh Dokter mengintruksikan klien diberi Varsed 2,5 mg IM. Berarti dosis yang diprogramkan adalah 2,5 mg. Obat yang tersedia dalam ampul yang mengandung 5 mg per 1 ml, berarti dosis yang tersedia adalah 5 mg dalam sediaan 1 ml. rumus aplikasi adalah sbb:

2,5 mg x 1ml = 0,5 ml untuk diberikan.

5 mg

Page 48: Idk vi bu ifana pengobatan1

Proses Keperawatan Dan Obat1. Pengkajian

a. Riwayat medis

b. Riwayat alergi

c. Data obat

d. Riwayat diet

e. Kondisi klien terkini

f. Persepsi klien atau masalah koordinasi

g. Sikap klien terhadap pengunaan obat

h. Pengetahuan klien tentang obat

i. Kebutuhan pembelajaran klien

Page 49: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .2. Diangnosa Keperawtan

Contoh : Kurang pengetahuan tentang terapi obat Ketidakpatuhan terhadap terapi obat Hambatan mobilitas fisik Perubahan sensori/ persepsi Ansietas Gangguan menelan Penatalaksanaan program terapeutik tidak

efektif

Page 50: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .

3. PerencanaanDalam membuat perencanaan sasaran berikut harus dicapai: Tidak ada komplikasi yang timbul akibat rute

pemberian obat yang dibgunakan Efek terapeutik obat yang diprogramkan

dicapai dengan aman semntara kenyamanan klien tetap dipertahankan

Klien dan keluarga memahami terapi obat Pemberian obat secara mandiri dilakukan

dengan aman

Page 51: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . .4. Implementasi

Intervensi keperawatan berfokus pada pemberian obat yang aman dan efektif. Intervensi dilakukan dengan menyiapkan obat secara cermat, memberikanya dengan benar, dan memberi klien penyuluhan.

5. EvaluasiPerawat memantau respon klien terhadap obat secara berkesinambungan. Perawat harus mewaspadai reaksi yang timbul ketika klien mengkonsumsi beberapa obat.

Page 52: Idk vi bu ifana pengobatan1

Prosedur Pemberian Obat Yang Benar

A. Persiapan» Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan» Periksa riwayat adanya alergi obat» Periksa perintah pengobatan dengan melihat

perintah dokter atau kartu obat» Periksa label tempat obat sebanyak 3kali» Periksa tanggal kadaluwarsa pada label obat,

pergunakan jika obat masih berlaku» Periksa ulang perhitungan dosis obat» Tuang tablet atau kapsul dalam tutup obat

Page 53: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t.. . . .B. Pelaksanaan

» Periksa identitas klien melalui papan nama/ gelang identitas

» Untuk obat peroral, tawarkan es batu untuk membaalkan pengecap rasa sewaktu memberikn obat yang rasanya tidak enak

» Berikan obat yang hanya anda persiapkan» Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat

tergantung dari rute pemberian obat» Jika memberikan obat pada sekelompok klien,

berikan obat terakhir pada klien yang membutuhkan bantuan ekstra

» Jika lewat injeksi,buang jarum dan tabung suntik pada tempat yang tepat

Page 54: Idk vi bu ifana pengobatan1

Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Saat Memberikan Obat

» Jangan sampai kosentrasi terpecah saat mempersiapkan obat

» Jangan memberikan obat yang dikeluarkan orang lain

» Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat dengan labelnya sebagian terkeluapas atau hilang

» Jangan memindahkan obat dari satu tempat ketampat yang lain

» Jangan memberikan obat yang kadaluwarsa

Page 55: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . . .

» Jangan menduga-duga mengenai obat dan dosis obat, tanyakan jika ragu-ragu

» Jangan memakai obat yang telah mengendap, berubah warna

» Jangan tingalkan obat-obatan yang telah dipersiapkan

» Jangan berikan suatu obat kepada klien, jika klien tersebut memiliki alergi terhadap obat/ kelompok obat tersebut

Page 56: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. . . .

» Jangan mengunakan nama klien sebagi satu-satunya cara untuk mengidentifikasi

» Jangan berikan obat, jika klien menyatakn obat tersebut berlainan dengan obat yang telah diterima sebelumnya.periksa perintah pengobatan.

Page 57: Idk vi bu ifana pengobatan1

Cara Menyimpan Obat Yang Benar

• Simpan dalam almari obat• Tidak dijangkau anak-anak• Etiket dihadapkan ke depan• Tidak dicampur dengan bahan yang lain• Simpan obat dalm kemasan aslinya dan dalam

wadah tertutup rapat• Simpan obat ditempat yang sejuk dan

terhindar dari sinar matahari langsung• Jangan meyimpan kapsul atau tablet dalam

tempat yang lembab atau panas karena dapat merusak obat

Page 58: Idk vi bu ifana pengobatan1

Con’t. .. . .

• Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam almari pendingin, kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat

• Hindarkan agar obat dalam bentuk cair menjadi beku

• Jangan tingalkan obat dalam mobil dalam jangka waktu lama

• Jangan simpan obat yang telah kadaluwarsa

Page 59: Idk vi bu ifana pengobatan1

Cara Memusnahkan Obat• Dalam jamban, siram sampai bersih• Dipendam dalam tanah• Dibakar• Bila dalam bentuk vial, ampul, dll obat harus

dikeluarkan dari dalam botolnya.

Page 60: Idk vi bu ifana pengobatan1

Gambar 1

Page 61: Idk vi bu ifana pengobatan1

Gambar 2

Page 62: Idk vi bu ifana pengobatan1

Gambar 3

Page 63: Idk vi bu ifana pengobatan1

Gambar 4

Page 64: Idk vi bu ifana pengobatan1

Gambar 5