Identifikasi Petrophysical Rock Type

download Identifikasi Petrophysical Rock Type

of 19

Transcript of Identifikasi Petrophysical Rock Type

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    1/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    46

    BAB IV

    IDENTIFIKASI PETROPHYSICAL ROCK TYPE

    4.1 Teori Dasar

    Reservoir karbonat Formasi Berai Atas memiliki heterogenitas yang cukup kompleks

    hasil dari sedimentasi dan diagenesis. Reservoir karbonat pada umumnya memiliki

    hubungan porositas dan permeabilitas yang tidak linear dan sangat tergantung dengan cara

    terendapkan dan proses yang terjadi setelah pengendapan. Heterogenitas reservoir pada

    penelitian ini terlihat dari plot antara porositas dan permeabilitas dari sampel batuan inti

    yang memiliki variasi yang besar dan tidak menunjukkan suatu pola atau hubungan tertentu

    (Gambar 4.1). Ketiadaan pola atau hubungan tertentu dari plot porositas dan permeabilitas

    terlihat dari nilai koefisien korelasi yang sangat kecil (R2 = 0.12) dan akan menyebabkan

    ketidakakuratan dalam pembuatan distribusi properti reservoir.

    Gambar 4.1 Plot antara porositas dan permeabilitas dari data batuan inti dengan korelasi

    yang buruk.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Archie (1952) memperkenalkan konsep

    petrophysical rock type(PRT) yang didefinisikan sebagai unit batuan yang diendapkan pada

    kondisi yang sama dan kemudian mengalami proses diagenesis yang sama sehingga

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    2/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    47

    memiliki hubungan porositas dan permeabilitas tertentu, profil tekanan kapiler tertentu, dan

    pada suatu titik di atasfree water level memiliki saturasi air tertentu.

    Penentuan rocktypedari reservoir batuan karbonat selama ini telah banyak dilakukan

    oleh beberapa peneliti. Salah satu yang pertama adalah Archie (1952) yang membuat

    klasifikasi berdasarkan ukuran pori da menghubungkannya dengan sifat petrofisik batuan

    (Gambar 4.2). Klasifikasi tersebut sangat berguna dalam memprediksi permeabilitas dan

    sifat aliran fluida, namun cukup sulit untuk menghubungkannya dengan model geologi

    karena tidak didefinisikan berdasarkan lingkungan pengendapan maupun diagenesis (Lucia,

    1995). Klasifikasi lain dibuat oleh Choquette dan Pray (1970) yang menghubungkan antara

    jenis pori, lingkungan pengendapan, dan proses geologi yang terjadi (Gambar 4.3).

    Klasifikasi ini sangat berguna untuk memprediksi jenis dan evolusi pori terutama dalam

    kaitannya dalam eksplorasi hidrokarbon, namun akan sulit untuk menghubungkan

    klasifikasi ini dengan sifat petrofisik atau aliran fluida.

    Lucia (1995) membuat suatu klasifikasi petrofisika yang dapat digunakan untuk

    memodelkan sifat petrofisik batuan karbonat (Gambar 4.4). Lucia menemukan bahwa

    geometri pori berhubungan erat dengan tekstur kemas (fabric) batuan yang mengontrol

    porositas, permeabilitas, saturasi air, dan sifat aliran fluida dalam batuan. Akan tetapi,

    dalam klasifikasinya Lucia justru menggunakan identifikasi ukuran butir sebagai dasar

    pengelompokan. Lonoy (2006) menemukan bahwa pada batuan yang memiliki sortasi

    buruk, sulit untuk menemukan hubungan yang baik antara porositas dan permeabilitas jika

    menggunakan klasifikasi Lucia. Hal ini disebabkan kesulitan dalam mencari ukuran butir

    yang dominan pada batuan dengan sortasi yang buruk. Untuk menyempurnakan hal ini,

    Lonoy membuat klasifikasi petrofisik batuan karbonat yang baru dengan memodifikasi

    klasifikasi Choquette dan Pray (1970). Dalam klasifikasinya Lonoy menggunakan

    klasifikasi Choquette dan Pray (1970) untuk membedakan jenis-jenis pori. Klasifikasi

    petrofisik batuan karbonat Lonoy (2006) dibuat berdasarkan obsevasi pada jenis, ukuran,

    dan distribusi pori yang berbeda dengan klasifikasi Lucia (1995) yang mendasarkan pada

    observasi ukuran butir, sortasi, jenis, dan konektivitas pori. Dalam klasifikasinya, Lonoy

    membagi reservoir karbonat menjadi 20 sub-kelas (Gambar 4.5) dan diklaim akan

    menghasilkan nilai korelasi porositas dan permeabilitas yang lebih baik sehingga

    menghasilkan hasil perhitungan log permeabilitas yang sangat mirip dengan data batuan

    inti.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    3/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    48

    Gambar 4.2 Klasifikasi reservoir karbonat berdasarkan kenampakan ukuran pori (Archie,

    1952).

    Gambar 4.3 Klasifikasi jenis pori batuan karbonat berdasarkan keterbentukan secarageologi (Choquette dan Pray, 1970).

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    4/19

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    5/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    50

    ......................................Persamaan 2

    ...................................Persamaan 3

    ...............Persamaan 4

    flow unityang sama jika memiliki kombinasi hubungan porositas dan permeabilitas yang

    sama, atau dengan kata lain sama dengan rock type . Flow unit atau hydraulic flow unit

    diyakini sebagai produk dari properti geologi yang mengontrol aliran fluida, yang sangat

    berhubungan dengan distribusi fasies dan diagenesis. Parameter yang mempengaruhi aliran

    fluida dalam pori batuan adalah geometri pore throat yang dikontrol oleh mineralogi (jenis

    dan kelimpahan) dan tekstur (ukuran butir, bentuk butir, dan sortasi). Kombinasi yang

    berbeda-beda dari hal-hal tersebut dapat menghasilkan klasifikasi flow unit atau rock type

    yang berbeda (Abbaszadeh dkk., 1996).

    Amaefule dkk. (1993) memperkenalkan konsep reservoir quality index (RQI) dan

    flow zone indicator (FZI) yang kemudian dikembangkan oleh Abbaszadeh dkk. (1996)

    untuk menentukan rock type pada reservoir. RQI dan FZI diformulasikan sebagai:

    dengan k adalah permeabilitas (mD), adalah porositas (%), RQI dan FZI dalam satuan

    mikron dan z adalah normalized porosity(tanpa unit) yang diformulasikan sebagai:

    Nilai FZI dari sampel batuan inti yang tergolong ke dalam satu rock type akan memiliki

    nilai yang tidak jauh berbeda. Untuk membagi nilai-nilai FZI ke dalam satu rock typeyang

    sama dilakukan konversi nilai FZI ke dalam bentuk discrete rock type (DRT) yang

    diformulasikan sebagai:

    [ () ]Kemudian melalui plot silang antara FZI dan probabilitas kumulatif dapat diidentifikasi

    jumlah rock typeyang ada.

    Konsep RQI dan FZI didasarkan pada asumsi bahwa pore throat size adalah faktoryang mengontrol karakter petrofisik reservoir khususnya permeabilitas dan profil tekanan

    .............................Persamaan 1

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    6/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    51

    kapiler, namun proses sedimentasi dan diagenesis yang menghasilkan pore throat size

    tersebut tidak dilibatkan dengan anggapan bahwa batas-batas flow unitatau rock typetidak

    selalu sama dengan batas fasies (Abbaszadeh dkk., 1996). Fasies dan diagenesis justru

    dijadikan sebagai alat validasi terhadap flow unit atau rock type yang telah berhasil

    diidentifikasi (Amaefule dkk., 1993).

    4.2 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    Untuk melakukan identifikasi petrophysical rock type, metode yang akan digunakan

    adalah metode flow zone indicator (FZI). Data yang akan digunakan adalah hasil

    pengukuran porositas dan permeabilitas laboratorium dari sampel core plug batuan inti

    berjumlah 259 sampel dengan 99 sampel memiliki data sayatan tipis dari empat sumur

    eksplorasi (Tabel 4.1).

    Tabel 4.1 Ketersediaan data pengukuran porositas dan permeabilitas laboratorium batuan

    inti serta sayatan tipis.

    Dengan menggunakan Persamaan 1, Persamaan 2, dan Persamaan 3, maka akan

    didapatkan nilai FZI untuk masing-masing sampel. Nilai FZI tersebut selanjutnya diplot

    bersama dengan nilai probabilitas kumulatif untuk tiap sampel sehingga dapat diidentifikasi

    jumlah rock typeyang ada yaitu lima rock type(Gambar 4.6). Pada plot silang antara nilai

    FZI dan probabilitas kumulatif, terlihat PRT 1 (FZI = 39.38-110.00) memiliki rentang nilai

    FZI yang lebih besar daripada PRT 2 (FZI = 7.26-31.03), PRT 3 (FZI = 2.64-6.94), PRT 4

    (FZI = 0.97-2.57), dan PRT 5 (FZI = 0.20-0.94) yang mengindikasikan bahwa PRT 1

    memiliki ukuran pore throatyang terbesar dan PRT 5 memiliki ukuran pore throatyang

    terkecil. Berdasarkan ukuran pore throatmaka dapat disimpulkan bahwa PRT 1 memiliki

    kapasitas untuk melewatkan fluida paling baik sedangkan PRT 5 adalah yang paling buruk.

    Setelah mendapatkan jumlah rock typeyang ada melalui plot silang antara nilai FZI

    dan probabilitas kumulatif, nilai porositas dan permeabilitas dari masing-masing rock type

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    7/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    52

    Gambar 4.6 Plot silang antara nilai FZI dan probabilitas kumulatif untuk menentukan

    jumlah rock typeyang ada.

    Gambar 4.7 Plot silang antara porositas dan permeabilitas dari kelima rock type besertahubungan antara sebaran data tiap rock typedengan persamaan garis yang mewakilinya.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    8/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    53

    diplot untuk melihat hubungan porositas dan permeabilitas dari masing-masing rock type

    (Gambar 4.7). Terlihat pada hasil plot porositas dan permeabilitas bahwa kelima rock type

    tidak memiliki perbedaan pada nilai porositas namun sangat berbeda pada nilai

    permeabilitas. Rentang permeabilitas terbesar dimiliki oleh PRT 1 dan terkecil dimiliki oleh

    PRT 5. Tiap rock type yang telah diklasifikasikan memiliki hubungan porositas dan

    permeabilitasnya masing-masing yang ditandai dengan persamaan garis yang mewakili tiap

    rock type. Persamaan garis yang mewakili tiap rock type akan memiliki nilai koefisien

    korelasi (R2) yang mencerminkan kedekatan hubungan antara sampel data dengan

    persamaan garis yang mewakilinya. PRT 1 memiliki koefisien korelasi R2= 0.42, PRT 2 R2

    = 0.69, PRT 3 R2 = 0.93, PRT 4 R2 = 0.90, dan PRT 5 R2 = 0.64. Semakin besar nilai

    koefisien korelasinya maka hasil perhitungan log permeabilitas yang dihasilkan akan

    semakin mendekati nilai pengukuran permeabilitas dari batuan inti.

    Setelah pengklasifikasian rock typeberdasarkan nilai FZI, selanjutnya rock typeakan

    dikarakterisasikan berdasarkan aspek geologinya. Karakterisasi aspek geologi ini menjadi

    penting untuk memahami bagaimana hubungan porositas dan permeabilitas dari tiap rock

    type secara geologi. Karakterisasi secara geologi ini akan dilakukan dengan mengamati

    sayatan tipis yang tersedia dan tersebar ke dalam lima rock type(Gambar 4.8).

    Sayatan tipis yang telah dideskripsi akan dikelompokkan berdasarkan lithofasies dan

    asosiasi fasiesnya. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengamati hubungan asosiasi

    fasies dengan perkembangan porositas dan permeabilitas. Telah disebutkan sebelumnya

    pada Bab 3 bahwa sampel dengan deskripsi lithofasies tertentu akan berkorelasi terhadap

    lingkungan asosiasi fasies tertentu pula. Lithofasies coraline-red algal boundstone,skeletal

    grainstone, dan coraline-red algal pack-wackestone akan berkorelasi dengan lingkungan

    pengendapan berarus relatif kuat yaitu asosiasi fasies platform rim, sedangkan lithofasies

    larger foraminiferal pack-wackestonedan argillaceous foraminiferal wacke-mudstoneakan

    berkorelasi dengan lingkunga berarus relatif lemah yaitu asosiasi fasies platform interior.

    Teramati pada plot silang bahwa asosiasi fasies tidak mempengaruhi terhadap pembagian

    rock typenamun sebaran dari sampel asosiasi fasies platform rimmenyebar pada interval

    dengan permeabilitas yang baik dan sebaliknya sampel asosiasi fasies platform interior

    menyebar pada interval dengan permeabilitas yang buruk (Gambar 4.9). Dari temuan

    tersebut dapat disimpukan bahwa asosiasi fasies lingkungan pengendapan hanya

    berpengaruh terhadap interval reservoir atau non reservoir dan bukan penyebab terjadinya

    hubungan porositas dan permeabilitas yang spesifik dari tiap rock type.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    9/19

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    10/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    55

    4.3 Validasi Petrophysical Rock Type

    Pada proses sebelumnya telah teridentifikasi lima PRT dengan karakteristik hubungan

    porositas dan permeabilitas yang spesifik. Langkah selanjutnya adalah melakukan

    pembuktian validasi dari pembagian tersebut. Cara pertama untuk melakukan validasi

    adalah dengan mengamati antara garis FZI rata-rata dengan sebaran data plot silang antara

    normalizedporosity (z) dan rock quality index (RQI) (Gambar 4.10). Setiap PRT akan

    dapat dikarakterisasikan oleh nilai FZI rata-rata yang berbeda dan akan mengikuti pola dari

    tiap garis FZI rata-rata.

    Gambar 4.10 Plot antara z dan RQI sebagai validasi dari kelima PRT yang telah

    diidentifikasi.

    Alat validasi PRT yang kedua adalah mercury injectioncapillarypressure (MICP).

    Tekanan kapiler dari MICP merupakan teknik yang efektif untuk menguantifikasi geometri

    pori khususnya ukuran pori dan ukuran pore throat (Rushing dkk., 2008). Merkuri adalah

    fluida bersifat non-wetting yang nyaris sempurna. Fluida ini akan memasuki ruang pori

    batuan saat diberi tekanan sampai memenuhi semua ruang pori batuan. Saat tekanan yang

    diberikan cukup maka fluida merkuri akan memenuhi pori yang berukuran lebih besar

    terlebih dahulu dan kemudian baru diikuti oleh pori yang berukuran lebih kecil.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    11/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    56

    Data MICP yang tersedia berjumlah delapan sampel yang diambil dari dua sumur

    eksplorasi yaitu Kerendan-3 (4Bm & 6Bm) dan West Kerendan-1(101C2, 102C2, 148B2,

    165B2, 1129B1, dan 1156B2). Penyebaran delapan sampel terbatas pada PRT 1 sampai

    dengan PRT 4, sedangkan PRT 5 belum ada sampel yang mewakili PRT ini (Gambar 4.11).

    Keterbatasan data tersebut mengakibatkan validasi hanya dapat dilakukan kepada empat

    PRT.

    Gambar 4.11 Ketersediaan data sampel MICP pada Formasi Berai Atas di Lapangan

    Kerendan yang hanya tersebar ke dalam empat PRT.

    Data tekanan kapiler diplot terhadap saturasi wetting phase(dianggap sebagai saturasi

    air) dan diberi warna dan simbol yang berbeda untuk tiap sampel (Gambar 4.12). Sampel

    MICP 4Bm mewakili PRT 1, 148B2 mewakili PRT 2, 165B2 dan 1129B1 mewakili PRT 3,

    6Bm, 101C2, 102C2, dan 1156B2 mewakili PRT 4. Dari profil tersebut terlihat bahwa tiap

    PRT memiliki profil tekanan kapiler yang berbeda-beda. Sampel yang mewakili PRT 1

    memiliki sifat aliran yang paling baik sedangkan sampel yang mewakili PRT 4 memiliki

    sifat aliran yang paling buruk. Fenomena unik terlihat dari sampel yang mewakil PRT 3 dan

    PRT 4, tiap sampel memiliki sifat aliran yang cukup bervariasi satu sama lain meskipun

    masih berada dalam kisaran yang sama. Hal tersebut bisa disebabkan oleh jenis dan ukuran

    pori yang berbeda ataupun ukuranpore throatyang berbeda meski masih dalam satu PRT.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    12/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    57

    Gambar 4.12 Profil tekanan kapiler dari delapan sampel MICP pada Formasi Berai Atas di

    Lapangan Kerendan.

    4.4 Deskripsi Petrophysical Rock Type

    Sampel sayatan tipis yang telah dideskripsikan kemudian diklasifikasikan ke dalam

    kombinasi klasifikasi batuan karbonat Lucia (1995) dan Lonoy (2006). Jenis/tipe porositas

    akan mengacu kepada klasifikasi Lucia (1995) yang membagi tipe porositas menjadi tiga,

    yaitu interpartikel, separate vug, dan touching vug, sedangkan klasifikasi Lonoy (2006)

    akan digunakan untuk mengamati ukuran porositas serta penyebarannya. Selain itu

    kombinasi ini ditujukan untuk mengakomodasi kehadiran fracturedan vuggypada batuankarbonat Formasi Berai Atas di Lapangan Kerendan yang tidak terakomodasi pada

    klasifikasi Lonoy (2006).

    Pada sampel sayatan tipis yang dianalisis, suatu jenis pori umumnya berasosiasi

    dengan jenis pori yang lain atau dengan jenis pori yang sama namun berbeda ukuran untuk

    menghasilkan suatu hubungan porositas dan permeabilitas tertentu. Kelima jenis PRT

    merupakan hasil pengelompokan berdasarkan asosiasi dua atau lebih jenis dan ukuran pori.

    PRT1

    PRT2

    PRT3

    PRT4

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    13/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    58

    Pengelompokan ini bertujuan untuk mempermudah identifikasi hubungan porositas dan

    permeabilitas dengan jumlah sampel yang terbatas.

    Kelima PRT tersebut adalah: PRT 1 (touching vug pores and interparticle micropore

    patchy association), PRT 2 (touching vug pores, interparticle micropore patchy, and

    intercrystaline macropore patchy association), PRT 3 (touching vug pores, separate vug

    pores, interparticle micropore patchy, and intercrystaline mesopore patchy association),

    PRT 4 (separate vug pores, interparticle micropore patchy, and intercrystaline

    microporosity patchy), dan PRT 5 (separate vug pores and mudstone microporosity

    uniform). Deskripsi dari masing-masing PRT tersebut adalah sebagai berikut:

    1. PRT 1 (touching vug pores and interpar ticle micropore patchy association)

    PRT 1 merupakan rock type dengan sifat aliran paling baik. PRT ini memiliki porositas

    yang kecil berkisar antara 1-3% dengan rata-rata 1.64% dan permeabilitas yang besar

    berkisar antara 2-50 mD dengan rata-rata 20.60 mD. PRT ini memiliki tipe porositas

    touching vug pores berupa fracture (Gambar 4.13 A) dan solution enlarged fracture

    (Gambar 4.13 B) dan porositas interpartikel berupa micropore patchy. Sampel sayatan dari

    PRT ini banyak yang sudah mengalami rekristalisasi sehingga porositas interpartikelnya

    berkurang drastis namun PRT ini tetap memiliki sifat aliran yang baik dikarenakanterjadinya pembentukan fractureyang intensif dan mengalami pelarutan didalamnya. PRT

    ini banyak berasosiasi dengan asosiasi fasiesplatform rimnamun terdapat satu sampel yang

    terdapat pada asosiasi fasies platform interior di sumur Kerendan-2. Hal ini

    mengindikasikan PRT ini tidak terbatas pada satu asosiasi fasies tertentu.

    2. PRT 2 (touching vug pores, interparticle micropore patchy, and intercrystaline

    macropore patchy associati on)

    PRT 2 memiliki porositas yang cukup bervariasi berkisar antara 1-8% dengan rata-rata

    2.84% dan permeabilitas berkisar antara 0.07-212 mD dengan rata-rata 9.40 mD. PRT ini

    memiliki tipe porositas touching vug poresberupa fracture (Gambar 4.13 D) dansolution

    enlarged fracture, porositas interpartikel berupa mesopore patchy, dan porositas

    interkristalin berupa macroporepatchy (Gambar 4.13 C). Sampel sayatan tipis ini tidak

    memiliki hubungan dengan asosiasi fasies tertentu karena dapat ditemukan tidak hanya pada

    platform rimtetapi juga padaplatforminterior.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    14/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    59

    3. PRT 3 (touching vug pores, separate vug pores, interpar ticle micropore patchy, and

    intercrystal ine mesopore patchy associati on)

    PRT 3 memiliki porositas yang cukup bervariasi berkisar antara 1-10% dengan rata-rata

    4.10% dan permeabilitas berkisar antara 0.01-36 mD dengan rata-rata 3.30 mD. PRT ini

    memiliki tipe porositas touching vug pores berupa fracture, separate vug pores berupa

    mouldic (Gambar 4.13 F), porositas interpartikel berupa micropore patchy (Gambar 4.13 E),

    dan porositas interkristalin mesopore patchy (Gambar 4.13 F). Sampel sayatan tipis dari

    PRT ini memiliki jenis porositas yang cukup beragam mulai dari fracture, mouldic,

    interpartikel, hingga interkristalin dan tidak memiliki hubungan dengan asosiasi fasies

    tertentu.

    4. PRT 4 (separate vug pores, interparticle micropore patchy, and intercrystaline

    microporosity patchy)

    PRT 4 memiliki porositas yang sangat bervariasi berkisar antara 1-12% dengan rata-rata

    3.75% dan permeabilitas berkisar antara 0.01-7 mD dengan rata-rata 0.52 mD. PRT ini

    memiliki tipe porositasseparate vug poresberupa mouldic(Gambar 4.14 A & B), porositas

    interpartikel berupa micropore patchydan porositas interkristalin berupa micropore patchy

    (Gambar 4.14 A). Sampel sayatan tipis dari PRT ini dominan memiliki hubungan denganasosiasi fasiesplatforminteriordan sedikit saja dengan asosiasi fasiesplatform rim.

    5. PRT 5 (separate vug pores and mudstone microporosity un iform)

    PRT 5 merupakan rock typedengan sifat aliran terburuk pada interval penelitian. PRT ini

    memiliki porositas yang cukup bervariasi berkisar antara 2-10% dengan rata-rata 4.40% dan

    permeabilitas berkisar antara 0.01-0.2 mD dengan rata-rata 0.04 mD. PRT ini memiliki tipe

    porositas separate vug pores (mouldic) (Gambar 4.14 C) dan porositas mudstone

    microporosity uniform (Gambar 4.14 D). Sampel sayatan tipis dari PRT ini dominan

    terdapat pada asosiasi fasiesplatforminteriordan sedikit pada asosiasi fasiesplatformrim.

    PRT ini banyak terdapat pada interval dengan kandungan lempung yang tinggi yang

    dicirikan dengan log sinar gamma yang besar. Porositas yang cukup besar dari PRT ini

    kemungkinan besar berasal dari clay boundwateryang terikat pada mineral lempung.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    15/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    60

    Gambar 4.13 Foto sayatan tipis dari PRT 1, PRT 2, dan PRT 3. A) Foto sayatan tipis PRT 1

    dari coraline-red algal boundstoneyang telah mengalami rekristalisasi dan menampakkan

    fractureyang intensif. B) Foto sayatan tipis PRT 1 dari coraline-red algal pack-wackestonedengan fracture terbuka dan mengalami disolusi (solution enlarged fracture). C) Foto

    sayatan tipis PRT 2 dari coraline-red algal boundstonedengan porositas interkristalin. D)

    Foto sayatan tipis PRT 2 dari coraline-red algal pack-wackestone dengan fracture yang

    intensif. E) Foto sayatan tipis PRT 3 dari coraline-red algal pack-wackestone dengan

    porositas intergranular dan termasuk ke dalam interparticle microporosity patchy. F) Foto

    sayatan tipis PRT 3 dari coraline-red algal pack-wackestone dengan porositas fracture,

    mouldic, dan interpartikel yang termasuk ke dalam interparticle microporosity patchy.

    fracture

    soluti on enlarged

    intercrystaline

    porosity

    fracture

    intergranular

    porosity

    fracture

    mouldic

    intercrystaline

    porosity

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    16/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    61

    Gambar 4.14 Foto sayatan tipis dari PRT 4 dan PRT 5. A) Foto sayatan tipis PRT 4 dari

    coraline-red algal pack-wackestone dengan porositas mouldic dan interkristalin yang

    termasuk ke dalam intercrytaline microporosity patchy. B) Foto sayatan tipis PRT 4 dari

    larger foraminiferal pack-wackestonedengan porositas mouldic. C) Foto sayatan tipis dariPRT 5 dari larger foraminiferal pack-wackestone dengan porositas mouldic. D) Foto

    sayatan tipis PRT 5 dari argillaceous foraminiferal wacke-mudstone dengan kandungan

    material lempung yang banyak dan memiliki jenis porositas mudstone microporosity

    uniform.

    intercrystaline

    porosity

    mouldic

    mouldic

    mouldic

    m udstone

    microporosity

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    17/19

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    18/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    63

    Gambar 4.15 Perbandingan PRT hasil obeservasi dari data batuan inti dan PRT prediksi

    hasil dari metode neuralnetworkdengan log listrik sebagai data masukan utama pada

    sumur Kerendan-2.

  • 8/10/2019 Identifikasi Petrophysical Rock Type

    19/19

    Bab IV IdentifikasiPetrophysical Rock Type

    64

    Gambar 4.16 Perbandingan PRT hasil obeservasi dari data batuan inti dan PRT prediksi

    hasil dari metode neuralnetworkdengan log listrik sebagai data masukan utama pada

    sumur Kerendan-3.