Cigar Rock

21
CIGARROCK Beranda Kesehatan o S Integumen o S Kardio o S Respirasi o S Persepsi Sensori Kesehatan2 o Kep Jiwa o Kep Komunitas o Kep Gawat Darurat Menu3 o Sub Menu3a o Sub Menu3b Menu4 o Sub Menu4a o Sub Menu4b Menu5 Home » Keperawatan Jiwa » Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial Jumat, 20 Desember 2013 Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL Latar Belakang Masalah Isolasi Sosial atau Menarik Diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan

description

tentang rokoko

Transcript of Cigar Rock

Page 1: Cigar Rock

CIGARROCK Beranda Kesehatan

o S Integumen o S Kardio o S Respirasi o S Persepsi Sensori

Kesehatan2 o Kep Jiwa o Kep Komunitas o Kep Gawat Darurat

Menu3 o Sub Menu3a o Sub Menu3b

Menu4 o Sub Menu4a o Sub Menu4b

Menu5

Home » Keperawatan Jiwa » Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial

Jumat, 20 Desember 2013

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

  Latar Belakang Masalah

Isolasi Sosial atau Menarik Diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami

ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di

sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan

yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk

melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga

melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering

pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan

sosial dan emosional dengan orang lain. Dalam membina hubungan sosial, individu berada

dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon

Page 2: Cigar Rock

yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon

maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang

kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.

Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam kehidupan

sehari-hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga melalui pendekatan

proses keperawatan yang komprehensif penulis berusaha memberikan asuhan keperawatan yang

semaksimal mungkin kepada pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi

sosial : menarik diri. Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di perbagai Negara

menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar

menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan depresi.

Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial adalah merupakan hal yang utama

dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan interaksi sosial : menarik

diri akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomena kehidupan, yaitu terganggunya

komunikasi yang merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan dengan orang

lain atau lingkungan disekitarnya.

DefinisiMenurut Balitbang (2007) isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan

komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai

kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam

berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri,

tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman.

Isolasi sosial adalah kondisi ketika individu atau kelompok mengalami, atau merasakan

kebutuhan atau keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang lain, tetapi tidak

mampu mewujudkannya (Lynda Juall C., 2009: 1045). 

Isolasi sosial adalah keadaan seorang induividu yang mengalami penurunan atau bahkan

sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. pasien mungkin merasa ditolak, tidak

diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi

Keliat Anna, dkk.,  2011: 131).

Page 3: Cigar Rock

EtiologiTerjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan

dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak

percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu

merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak

ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang

lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan (Ade Herman S.D.,2011 : 123).

Manifestasi KlinisBerikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial :

a.       Kurang spontan

b.      Apatis (acuh terhadap lingkungan)

c.       Ekspresi wajah kurang berseri

d.      Tidak merawat diri dan tidak memperlihatkan kebersihan

e.       Tidak ada dan tidak memperhatikan kebersihan

f.       Tidak ada atau kurang komunikasi verbal

g.      Mengisolasi diri

h.      Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar

i.        Asupan makanan dan minuman terganggu

j.        Retensi urin dan feses

k.      Aktivitas menurun

l.        Kurang energi (tenaga)

m.    Rendah diri

n.      Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi tidur)

Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah, sehingga timbul

perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut,

maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori : halusinasi dan risiko mencederai diri,

orang lain, bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan

intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap ketidakmampuan untuk melakukan

perawatan secara mandiri.

Page 4: Cigar Rock

Seseorang yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan

untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga orang tersebut berperilaku tidak normal

(koping individu tidak efektif). Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar

mampu menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, bila sistem pendukungnya tidak baik (koping

keluarga tidak efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri rendah (Ade

Herman S.D., 2011 : 125).

Rentang Respon

Pattern of

parenting

(Pola Asuh)

Ineffective

coping (Koping

Individu Tidak

Efektif)

Lack of

Development

task

(Gangguan

Tugas

Perkembanga

n)

Stessor

Internal and

External

(Stres Internal

dan Eksternal)

Misal :

Pada anak

yang

kelahirannya

tidak

dikehendaki

(unwanted

child) akibat

kegagalan

KB, hamil

diluar nikah,

jenis kelamin

yang tidak di

inginkan,

bentuk fisik

kurang

Misal :

Saat individu

menghadapi

kegagalan

menyalahkan

orang lain,

ketidakberdayaan

, menyangkal

tidak mampu

menghadapi

kenyataan dan

menarik diri dari

lingkungan,

terlalu tingginya

self ideal dan

tidak mampu

Misal :

Kegagalan

menjalani

hubungan intim

dengan sesama

jenis atau lawan

jenis, tidak

mampu mandiri

dan

menyelesaikan

tugas, bekerja,

bergaul,

bersekolah,

menyebabkan

ketergantungan

pada orang tua,

Misal :

Stres terjadi

akibat ansietas

yang

berkepanjanga

n dan terjadi

bersamaan

dengan

keterbatasan

kemampuan

individu untuk

mengatasinya.

Ansietas

terjadi akibat

akibat berpisah

dengan orang

Page 5: Cigar Rock

menawan

menyebabkan

keluarga

mengeluarka

n komentar-

komentar

negatif,

merendahkan

,

menyalahkan

anak.

menerima realitas

dengan rasa

syukur.

rendahnya

ketahanan

terhadap

berbagai

kegagalan.

terdekat,

hilangnya

pekerjaan atau

orang yang

dicintai.

Rentang Respon Isolasi Sosial

Berikut ini akan dijelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial :

a.       Respon adaptif

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma, sosial dan

kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas

normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respon adaptif.

1)      Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah terjadi di

lingkungan sosialnya

2)      Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan

dalam hubungan sosial.

3)      Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.

Page 6: Cigar Rock

4)      Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina

hubungan interpersonal.

b.      Respon maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu

tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon maladaptif :

1)      Menarik diri, merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam

membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

2)      Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan

orang lain.

3)      Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat

membina hubungan sosial secara mendalam

4)      Curiga, seseorang yang mengembangkan rasa curiga terhadap orang lain.

(Stuart dan Sundeen, 1998).

Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada klien dengan isolasi sosial adalah sebagai berikut :

a.       Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis

penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

1)      Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan

pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis

kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik

dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya

perubahan faal dan biokimia dalam otak.

Indikasi :

a)      Depresi mayor

(1)   Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia

sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.

(2)   Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon membaik pada ECT.

Page 7: Cigar Rock

(3)   Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat

menerima antidepresan.

b)      Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi lain berbahaya bagi

klien.

c)      Skizofrenia

Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada skizofrenia yang

sudah lama tidak kambuh.

2)      Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses

terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,

menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya,

memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan

dan jujur kepada klien.

3)      Terapi Okupasi

Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan

aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan

meningkatkan harga diri seseorang (Dalami, dkk., 2009 : hal.120).

b.      Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:

1)      Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

a)      Pengertian

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien

yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Keliat, 2004 : hal.1)

b)      Tujuan

Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif

dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3)

c)      Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK

Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar

klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa

(Keliat, 2004 : hal.14).

Page 8: Cigar Rock

c.       Prinsip Perawatan Isolasi Sosial

1)      Psikoterapeutik

a)      Bina hubungan saling percaya :

(1)   Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu interaksi dan tujuan.

(2)   Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan penghargaan yang

tulus.

(3)   Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan diberitahukan kepada

orang lain yang tidak berkepentingan.

b)      Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka

(1)   Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang sederhana.

(2)   Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.

(3)   Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.

(4)   Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

c)      Kenal dan dukung kelebihan klien

Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara menceritakan

perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.

(1)   Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.

(2)   Dukung koping klien yang konstruktif.

(3)   Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.

d)     Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal

(1)   Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.

(2)   Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.

(3)   Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.

(4)   Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.

(5)   Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

2)      Pendidikan kesehatan

a)      Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata seperti menulis,

menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.

b)      Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.

c)      Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.

d)     Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di masyarakat.

Page 9: Cigar Rock

3)      Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

a)      Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara mandiri.

b)      Bimbing klien berpakaian yang rapi.

c)      Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat

kabar, radio dan televisi.

d)     Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

4)      Lingkungan terapeutik

a)      Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di lingkungan.

b)      Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang lama.

c)      Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan (Nursing Poltekes,

2012).

 ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Ruang rawat :                                             Tanggal dirawat :

a.       Identitas Klien :        

Inisial             :           (L/P)                  Tanggal Pengkajian   :

Umur              :                                      No. Rekam Medik   :

Informan        :

b.      Alasan Masuk :

1)      Faktor Predisposisi

a)      Tumbuh kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi

agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.

Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase

perkembangan sosial yang nantinya akan menimbulkan masalah.

Berikut adalah tahap perkembangan beserta tugas yang harus dijalani setiap individu :

Masa Kembang Tugas

Bayi menetapkan rasa percaya

Bermain mengembangkan otonomi dan awal

Page 10: Cigar Rock

perilaku mandiri

Pra sekolah belajar menunjukkan inisiatif, rasa

tanggung jawab, dan hati nurani

Sekolah belajar berkompetisi, bekerjasama, dan

berkompromi

Pra remaja menjalin hubungan intim dengan teman

sesame jenis kelamin

Remaja menjadi intim dengan teman lawan jenis

atau bergantung

Dewasa muda menjadi saling bergantung antara orang tua

dan teman, mencari pasangan, menikah

dan mempunyai anak

Tengah baya belajar menerima hasil kehidupan yang

sudah dilalui

Dewasa tua berduka karena kehilangan dan

mengembangkan perasaan keterikatan

dengan budaya

b)      Faktor komunikasi dalam keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam

hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga

menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga

menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan ekspresi emosi yang tinggi

dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.

c)      Faktor sosial budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung

terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah

yang dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota yang tidak produktif seperti usia lanjut,

berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

Page 11: Cigar Rock

d)     Faktor biologis

Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam

hubungan isolasi sosial. Organ tubuh yang dapat memengaruhi terjadinya gangguan hubungan

adalah otak, misalnya pada pasien Skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial

memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atrofi otak, serta perubahan ukuran dan

bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal (Ade Herman Surya D., 2011: 123-125).

2)      Faktor Presipitasi

Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksterna

seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a)      Faktor eksternal

Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya

seperti keluarga.

b)      Faktor internal

Contohnya adalah stressor  psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas atau kecemasan yang

berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk

mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntunan untuk berpisah dengan orang terdekat

atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu (Ade Herman Surya D., 2011: 123-125).

3)      Sumber Koping

Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak pada

prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi. Orang tua

harus secara aktif mendidik anak – anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping kerena

mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman ( Nursing Poltekes, 2012).

4)      Mekanisme Koping

Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.Mekanisme koping yang sering digunakan pada menarik diri adalah regresi, represi dan isolasi.

5)      Penilaian Terhadap Stressor

a)      Kognitif

b)      Afektik

c)      Perilaku

d)     Sosial

Page 12: Cigar Rock

e)      fisiologis

Pohon Masalah

Pohon Masalah Isolasi Sosial

Diagnosa Keperawatan Diagnosa pada klien dengan gangguan isolasi sosial adalah sebagai berikut:

a.       Isolasi sosial

b.      Gangguan konsep diri (harga diri rendah)

c.       Halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi Pada Praktis Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC.

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Keliat, Budi Anna. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC.

Stuart, Gail W. 2007. Buku  Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Page 13: Cigar Rock

Nursing Poltekes. 2012. “Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial”. (Online), (http://

keperawatanpoltekkes26.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-isolasi-sosial.html, diakses

pada 19 Oktober 2013).

Diposkan oleh Noor Rio di 00.47 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Label: Keperawatan Jiwa

1 komentar:

1.

crt_kamtis_family 20 Juni 2014 06.21

Ini Referensinya dari buku semua atau ada yang ngambil dari internet kak?

Balas

Tambahkan komentarMuat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Noor Rio Lihat profil lengkapku

Statistik3960

Popular Posts

Page 14: Cigar Rock

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL   Latar Belakang Masalah Isolasi Sosial atau Menarik Diri adalah suatu keadaan pa...

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skin Graft

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Skin Graf   Latar B elakang Masalah Bedah tandur alih kulit/cangkok kulit (transplantasi k...

Macam Macam Trauma Dada Dan Penatalaksanaannya.

TRAUMA DADA Trauma dada dapat berupa luka tumpul atau tembus. Trauma tumpul dada lebih sukar untuk dideteksi sebab organ - organ int...

Posting Awal

Mimin masih bingung mau posting apa untuk sekarang ini. Harap maklum ya :D

Konsep Keperawatan Jiwa Pada Anak Usia Sekolah

Konsep Keperawatan Jiwa  Anak Usia Sekolah   Masalah psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak merujuk pada usia dan kebudayaan. Di...

Keperawatan Jiwa

Keperawatan Jiwa : Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Halusinasi Asuhan Keperawatan Jiwa Denga...

Sistem Integumen

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skin Graft Asuhan Keperawatan

Keperawatan Gawat Darurat

Macam Macam Trauma Dada Dan Penatalaksanaannya

Blog Archive ►   2014 (5)

▼   2013 (3) o ▼   Desember (2)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Skin Graft Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Isolasi Sosial

o ►   November (1)

Page 15: Cigar Rock

About

Categories Kep Gawat Darurat (1) Keperawatan Jiwa (1) Sistem Integumen (1)

Pages - Menu Beranda

Template Ethereal. Gambar template oleh suprun. Diberdayakan oleh Blogger.