identifikasi karakter unggulan dan introgresi dna turunan ir64-gajah ...

1

Transcript of identifikasi karakter unggulan dan introgresi dna turunan ir64-gajah ...

IDENTIFIKASI KARAKTER UNGGULAN DAN INTROGRESI

DNA TURUNAN IR64-GAJAH MUNGKUR

IHSAN MENTAYA PUTRA

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Karakter

Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2013

Ihsan Mentaya Putra

NIM G840080064

ABSTRAK

IHSAN MENTAYA PUTRA. Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi

DNA Turunan IR64-Gajah Mungkur. Dibimbing oleh DJAROT SASONGKO

HAMI SENO dan KURNIAWAN RUDI TRIJATMIKO.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus berkembang membuat lahan

pertanian mulai berkurang sehingga diperlukan varietas padi yang mampu

meningkatkan hasil produksi padi. Salah satu alternatif dengan pemuliaan

tanaman padi dengan bantuan teknologi marka molekuler. Penelitian ini bertujuan

untuk mempelajari korelasi introgresi dengan perubahan karakter, serta untuk

strategi pengembangan varietas unggul baru. Padi Bio-148 yang digunakan

merupakan padi hasil persilangan IR64-Gajah Mungkur. Karakterisasi Padi Bio-

148 yang diamati dan diukur ialah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah malai

per tanaman, jumlah biji per malai, jumlah cabang primer dan sekunder, bobot

1000 butir dibandingkan dengan kedua tetuanya. Marka molekuler yang

digunakan adalah marka SSR (mikrosatelit) dengan 57 primer yang terletak pada

kromosom 1 sampai 12. Hasil penelitian jumlah cabang primer, sekunder, jumlah

gabah isi, dan hampa padi Bio-148 lebih unggul dari IR64 dan Gajah Mungkur.

Hasil survei molekuler menggunakan gel akrilamid menghasilkan fragmen

berukuran 100-200 pb. Hasil analisis molekuler menunjukkan bahwa terdapat

introgresi beberapa segmen kromosom Gajah Mungkur yang bertanggung jawab

terhadap karakter unggul padi Bio-148 seperti, jumlah gabah, bobot gabah, gabah

isi, dan jumlah malai terletak pada kromosom 5,7, dan 10 padi Bio-148.

Kata kunci: karakter unggul, padi, pemuliaan tanaman, SSR.

ABSTRACT

IHSAN MENTAYA PUTRA. Superior Character Identification and DNA

Introgressed Derivatives IR64-Gajah Mungkur. Supervised by DJAROT

SASONGKO HAMI SENO and KURNIAWAN RUDI TRIJATMIKO.

The growth of a population that is constantly evolving to make farmland

diminished so needed rice varieties which are able to increase the yield of rice.

One alternative to breeding rice plants with the help of molecular markers

technology. The objective of this study was find correlation between introgressed

and character, then strategy of new superior varieties development. Bio-148 rice

that used as result of cross IR64 rice-Gajah Mungkur. Characterization of Rice

Bio- 148 was observed and measured plant height, days to flowering, number of

panicles per plant, number of grains per panicle, number of primary and

secondary branches, 1000 grain weight compared with both parent. Molecular

markers used were SSR markers (microsatellites) with 57 primer located on

chromosome 1 to 12. Results showed number of primary and secondary branches

and number of grains. Molecular survey results using acrylamide gel fragment

size of 100-200 bp. Molecular analysis of the results showed that there were

introgressed chromosome segments Gajah Mungkur responsible for the superior

character of Bio-148 i.e. grain number, grain weight, filled grains, and the number

of panicles located on chromosome 5,7, and 10 Bio-148 rice.

Keywords : Plant breeding, rice, SSR, superior character.

IDENTIFIKASI KARAKTER UNGGULAN DAN INTROGRESI

DNA TURUNAN IR64-GAJAH MUNGKUR

IHSAN MENTAYA PUTRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

ii

Judul Skripsi : Identifikasi Karakter Unggulan dan Introgresi DNA Turunan

IR64-Gajah Mungkur

Nama : Ihsan Mentaya Putra

NIM : G84080064

Tanggal Lulus:

Disetujui oleh

Dr Djarot Sasongko Hami Seno, MSc

Pembimbing I

Dr Kurniawan Rudi Trijatmiko

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir I Made Artika, MSc App

Ketua Departemen Biokimia

PRAKATA

Untaian rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala

nikmat dan karunia-Nya penulisan penelitian yang berjudul “Identifikasi Karakter

Unggulan dan Introgresi DNA Turunan IR 64-Gajah Mungkur” dapat

diselesaikan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012

bertempat di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB Biogen),

Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan usulan penelitian ini antara lain Dr Djarot Sasongko Hami

Seno, MSc dan Dr Kurniawan Rudi Trijatmiko selaku pembimbing skripsi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan penelitian ini. Penulis menyadari tentang kekurangan

dalam penulisan penelitian ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat membuat penulisan berikutnya lebih baik. Akhir kata, penulis

berharap tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun semua pihak demi

kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Mei 2013

Ihsan Mentaya Putra

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2 Bahan 2 Alat 2 Prosedur Percobaan 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Hasil 4 Karakter Unggulan 4 Isolasi DNA 6 Amplifikasi DNA Padi 6 Analisis Introgresi 7

Pembahasan 8 Karakter Unggulan 8 Isolasi DNA Padi 10 Amplifikasi DNA Padi 10 Analisis Introgresi 11

SIMPULAN DAN SARAN 12 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 14

DAFTAR TABEL

1 Karakter unggul padi 5 2 Rata-rata hasil pengamatan varietas padi 5 3 Koefisien korelasi Pearson lima komponen hasil 6 4 Konsentrasi dan kemurnian DNA 6 5 Jumlah introgresi kromosom Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148 8

DAFTAR GAMBAR

1 Malai tanaman padi 5 2 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 1-9 6 3 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 10-22 7 4 Elektroforegram akrilamid menggunakan primer SSR kelompok 23-43 7 5 Posisi introgresi DNA Gajah Mungkur pada kromosom Bio-148 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alur penelitian 14

2 Primer SSR 15 3 Analisis statistik dengan sidik ragam (ANOVA) 17 4 Analisis statistik dengan uji Duncan 19 5 Reagen 20

PENDAHULUAN

Pesatnya peningkatan populasi penduduk dan semakin berkurangnya lahan

pertanian dapat menimbulkan kesulitan pangan di masa mendatang. Indonesia

dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan rata-rata

pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun dan luas areal panen 11,8 juta hektar dengan

konsumsi per kapita rata-rata 113,48 kg per tahun dihadapkan ancaman bagi

ketahanan pangan (BPS 2012). Konstribusi padi yang telah ada terhadap produksi

padi nasional masih relatif rendah, sehingga pengembangannya masih terus

diupayakan. Rendahnya produktivitas padi gogo disebabkan oleh kondisi iklim dan

tanah yang bervariasi, penerapan teknologi budidaya yang belum optimal terutama

dalam penggunaan varietas unggul.

Target program ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi padi

sehingga dicapai swadaya nasional, diantaranya melalui pengembangan tanaman

padi produktif. Intensifikasi kegiatan pemuliaan tanaman dapat dilakukan melalui

perakitan varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi, berkualitas, serta resisten

terhadap kendala biotik dan abiotik. Varietas unggul memberikan manfaat teknis

dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan pertanian, diantaranya pertumbuhan

tanaman menjadi seragam sehingga panen serempak, rendemen lebih tinggi, mutu

hasil lebih tinggi dan sesuai dengan selera konsumen, dan tanaman akan mempunyai

ketahanan yang tinggi terhadap hama dan penyakit, serta adaptasi yang tinggi

terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan pupuk dan pestisida. (Shivanna & Sawhney 1997).

Penelitian dan perakitan padi tipe baru di Indonesia telah dimulai sejak

tahun 1995. Pada tahun 2001 program penelitian padi tipe baru menjadi program

baru Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Pada tahun 2005 telah dihasilkan lebih

dari 4000 kombinasi persilangan padi tipe baru, empat varietas unggul yaitu

Cimelati, Ciapus, Gilirang, dan Fatmawati. Tiga varietas pertama adalah varietas

unggul semi tipe baru (VUSTB), sedangkan Fatmawati adalah varietas unggul

tipe baru (VUTB) perdana (Abdullah et al. 2005).

Perakitan padi tipe baru dengan bantuan teknologi molekular terbukti dapat

membantu introgresi gen ke dalam tanaman budidaya. Persilangan silang balik (

backcross ) dipandang sebagai teknik persilangan yang dapat diterapkan untuk

mentransfer satu atau beberapa gen yang diinginkan dari tanaman donor ke

tanaman penerima. Namun demikian diperlukan persilangan silang balik beberapa

kali agar diperoleh introgresi yang diinginkan dan seminimal mungkin membawa

introgresi negatif ( linkage drag ) fragmen liar yang tidak diinginkan (Reyes-

Valdes 2000). Hasil penelitian Utami (2004) mengenai seleksi introgresi genotip

tahan pathogen blas dari Oryza rufipogon ke dalam IR64 menyatakan Analisis

introgresi pada galur populasi BC2F3 dari persilangan IR 64 dengan O. rufipogon

menunjukkan adanya introgresi fragmen dari tanaman donor O. rufipogon yang

bervariasi dari 9%–40% dari total kromosom yang terpetakan.

Persilangan konvensional yang dipandu dengan analisis molekuler. Analisis

digunakan untuk mempermudah pekerjaan sampai pada tahap molekuler serta

menganalisis genom tanaman padi. Padi IR64 dipilih karena digunakan oleh

banyak petani dan memiliki karakter unggul seperti anakan yang banyak, tahan

wereng serta mempunyai daya adaptasi. Padi Gajah Mungkur memiliki karakter

unggul bobot gabah yang besar dan toleran terhadap kekeringan (summited

2

Trijatmiko et al.). Hasil persilangan kedua tetua tersebut yang teramati pada

penelitian sebelumnya, mengindikasikan adanya turunan (Bio-148) dengan

karakter unggulan dari kedua tetua.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakter galur Bio-148

dibandingkan tetua IR64 dan Gajah Mungkur, serta mendeteksi introgresi

kromosom dari donor Gajah Mungkur ke IR64. Hipotesis adalah introgresi

beberapa segmen kromosom dari Gajah Mungkur pada galur Bio-148 yang diduga

mempengaruhi karakter unggul padi. Potensi hasil galur Bio-148 yang lebih tinggi

dari IR64 seperti jumlah gabah isi per malai, berat 1000 gabah isi, dan jumlah

malai per tanaman. Informasi tersebut akan bermanfaat untuk mempelajari

korelasi introgresi dengan perubahan karakter, serta untuk srategi pengembangan

varietas unggul baru.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2012. Tempat

penelitian di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian (BB Biogen),

Penelitian Pertanian Cimanggu, Jl. Tentara Pelajar No.3A, Bogor.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada isolasi DNA meliputi daun padi (IR64,

Gajah Mungkur, Bio-148), natrium bisulfit, bufer ekstraksi (10 mL Tris-HCl pH 8

M, 10 mL EDTA 0.5 M, 12.5 mL NaCl 4 M, 67.5 mL akuades), nitrogen cair,

20% SDS, natrium asetat, kalium asetat, isopropanol dingin, etanol 70%, bufer TE

(Tris-EDTA), RNAse, 0.5 M NaOH. Bahan-bahan yang digunakan untuk PCR

adalah bufer PCR, MgCl 25 mM, dNTP set 1 mM, primer SSR Padi 10 mM, Taq

polymerase (5 U/µL), DNA (IR64, Gajah Mungkur, Bio-148) hasil isolasi 25

ng/µL, dan akuades steril. Bahan-bahan yang digunakan untuk elektroforesis yaitu

loading dye, bufer TBE (Tris Boric EDTA) 1x, akrilamid 8%, APS (ammonium

persulfat), TEMED (N,N,N’,N’-tetrametil etilenediamin), DNA marker, DNA

hasil isolasi atau hasil PCR, etidium bromida, dan akuades.

Alat

Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,

shaker, tissue lyser, cawan Petri, stirrer, gelas ukur 500 mL, labu Erlenmeyer 250

mL, oven, vortex, gelas piala, tabung Eppendorf (0.2 mL, 1.5 mL, dan 2 mL),

grinding balls, pipet mikro, dan mesin sentrifus. Selain itu, digunakan pula

elektroforesis, UV illuminator Chemidoc EQ Biorad, nanodrop

(spektrofotometer), gel doc, dan mesin PCR Thermal Cycle.

3

Prosedur Percobaan

Karakterisasi Komponen Unggulan

Penumbuhan padi dilakukan secara bertahap. Padi disemai dalam cawan

Petri yang telah dialasi kertas saring. Penyiraman dilakukan setiap hari untuk

menghindari kekeringan. Penyemaian dalam cawan Petri dilakukan selama 10

hari. Padi yang sudah cukup tinggi dipindahkan ke dalam ember dan disimpan di

rumah kaca. Padi yang ditanam adalah padi IR 64, Gajah Mungkur, dan Bio-148

dengan masing-masing tiga ulangan (Trijatmiko 2011).

Parameter yang diamati dan diukur adalah tinggi tanaman, umur berbunga,

jumlah malai per tanaman, jumlah biji per malai, jumlah cabang primer dan

sekunder, bobot 1000 butir. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai

ujung daun tertinggi. Hasil pengamatan diuji menggunakan analisis ragam dengan

software statistik SAS 7.

Isolasi DNA Padi

Isolasi DNA padi menggunakan modifikasi Dellaporta et al. (1983)

Sebanyak 0.1 gram daun padi potongan kecil (IR64, Gajah Mungkur, dan Bio-

148) dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1.5 mL yang berisi satu grinding

ball, kemudian penggerusan menggunakan alat tissue lyser hingga menjadi serbuk

dan disiram dengan nitrogen cair. Sebanyak 1000 µL bufer ekstraksi dan 68 µL

SDS 20%, dipipet kedalam tabung yang berisi sampel, diinkubasi selama 15 menit

pada suhu 65oC di dalam penangas air dan setiap 2 menit tabung dibolak-balikan

agar tercampur dengan rata. Ditambahkan kalium asetat 5 M dipipet sebanyak 334

µL, dibolak-balik kembali hingga tercampur dengan rata, kemudian diinkubasi

selama 1 jam di dalam es.

Tabung-tabung disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12000

rpm, sebanyak 800 µL supernatan dipindahkan ke dalam tabung 1.5 mL baru.

Ditambahkan 600 µL isopropanol tabung dibolak-balik hingga tercampur rata

kemudian diinkubasi selama 30 menit dalam freezer (-20oC). Selanjutnya

disentrifugasi selama 10 menit pada 12000 rpm. Supernatan dibuang,

disentrifugasi kembali 30 detik, 12000 rpm. Sisa supernatan dipipet menggunakan

pipet mikro.

Tabung yang berisi pelet di oven 10 menit, 65oC. Ditambahkan 200 µL

ddH2O dan 2 µL RNAse, diinkubasi dalam penangas air 65oC, 30 menit sambil

tabung dibolak-balik setiap 10 menit. Selanjutnya disentrifugasi 10 menit, 12000

rpm. Supernatan dipindahkan kedalam tabung baru dengan ukuran 1.5 mL.

Ditambahkan 25 µL natrium asetat 3 M dan 150 µL isopropanol dingin, dikocok

dan diinkubasi -20oC, 30 menit. Sampel di sentrifugasi dengan kecepatan 12000

rpm, 5 menit dan supernatan dibuang.

Pelet yang diperoleh dicuci dengan 500 µL etanol 70%. Campuran

disentrifugasi kembali 10 menit, 12000 rpm. Kemudian disentrifugasi kembali

pada 12000 rpm, 30 detik. Pelet yang diperoleh dikeringkan dalam oven 65oC, 10

menit. Pelet yang telah kering dilarutkan kembali dengan buffer pada saat akan

dianalisi lebih lanjut.

4

Uji Kuantitas DNA Genomik dengan Nanodrop

Alat diatur untuk pengukuran konsentrasi DNA (Thermo Fisher Scientific

2009). Larutan bufer TE digunakan sebagai blanko. Sebanyak 2 µL larutan TE

dimasukkan ke dalam lubang ukur. Setelah itu, nanodrop ditutup kemudian

tombol read blank pada komputer ditekan. Setelah sisa buffer TE dibersihkan

dengan tissue, 2 µL dimasukkan ke dalam lubang ukur, kemudian dipilih menu

read sample. Hasil pengukuran berupa nilai kemurnian sampel akan muncul

dalam satuan konsentrasi ng/µL.

Amplifikasi DNA dengan PCR mikrosatelit (SSR)

Amplifikasi DNA menggunakan metode Praetiyono (2010). Sebanyak 20

µL yang terdiri atas 15 µL larutan cocktail (1.8 µL buffer, 0.2 µL MgCl2 25 mM,

2 µL dNTP mix 1 mM, 2 µL enzim DNA taq polimerase 5 U/µL, dan 9 µL

akuabides); 3 µL primer forward dan reverse, dan 2 µL DNA (25 ng/µL)

diamplifikasi PCR dengan marka SSR_PD dengan kondisi amplifikasi: pra

denaturasi (94oC, 5 menit), denaturasi (94

oC, 30 detik), annealing (55

oC, 30

detik), elongasi (72oC, 45 detik); siklus 35x dan pasca amplifikasi (72

oC, 7 menit).

Elektroforesis Hasil PCR

Pembuatan gel akrilamid dilakukan dengan cara mencampurkan 60 mL

larutan akrilamid 8%, 600 µL APS, dan 60 µL TEMED. Campuran larutan

tersebut dituangkan ke dalam cetakan kaca yang telah dirangkai menggunakan

klip. Sebanyak 3 µL loading dye ditambahkan pada hasil amplifikasi DNA, lalu

dimasukkan ke dalam sumur gel. Elektroforesis dilakukan dengan daya 85 watt

selama 100 menit. Gel akrilamid diwarnai dengan larutan etidium bromida (20

mg/L) selama 8 menit, kemudian dihilangkan pewarnaannya dengan air selama 16

menit. Pita-pita DNA divisualisasikan dengan chemidoc gel system (BIORAD)

(Sambrook 2001).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakter Unggulan

Hasil karakter unggul yang teramati pada Bio-148, IR64 dan Gajah

Mungkur adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah malai per tanaman,

jumlah biji per malai, bobot 1000 butir disajikan pada Tabel 1. Padi Bio-148

memiliki tinggi tanaman diantara kedua tetuanya, yaitu IR64 dan Gajah Mungkur.

Hal serupa teramati pada bobot 1000 butir dan jumlah malai per tanaman. Umur

berbunga, bobot gabah isi dan jumlah gabah per malai Bio-148 lebih besar

dibandingkan kedua tetuanya.

5

Tabel 1 Karakter unggul padi

Varietas Ulangan

Tinggi

tanaman

(cm)

Umur

berbunga

(hari)

Bobot (g) Jumlah

1000

butir

Gabah

isi

Malai per

tanaman

Gabah

per malai

GM

1 122 56 35.5 56.9 14 143.2

2 130 56 35.9 41.4 10 135.5

3 117 57 34.7 36.7 10 151.4

IR64

1 107.5 60 19.4 108 54 178.6

2 101 62 20.8 78.3 47 137.6

3 103 63 19.1 100.6 50 166.8

Bio-148

1 117.5 64 21.7 103.2 36 225

2 105.5 65 23.9 99.4 43 171.5

3 107.5 67 23.3 85.8 30 258.9

Hasil pengamatan komponen hasil pada Bio-148, IR64 dan Gajah Mungkur

yang ditunjukkan pada Tabel 2. Panjang malai dan bobot 1000 butir Bio-148

diantara Gajah Mungkur dan IR64, sedangkan jumlah cabang primer, sekunder,

jumlah gabah isi, dan hampa Bio 148 lebih besar dibandingkan Gajah Mungkur

dan IR64.

Tabel 2 Rata-rata hasil pengamatan varietas padi

Varietas Panjang malai (cm) Bobot 1000

butir (g)

Jumlah Cabang Jumlah Gabah

primer Sekunder Isi Hampa

GM 25.76a 35.37

c 9.50

b 25.47

a 111.94

a 26.23

a

IR64 24.70b 19.75

a 8.69

a 23.07

a 95.75

b 23.96

a

Bio-148 25.60a 22.98

b 10.68

c 36.49

b 117.42

a 66.20

b

Keterangan: aAngka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama, menunjukkan tidak berbeda

nyata pada taraf beda nyata 5% uji Duncan

Gambar 1 Malai tanaman padi

Hasil analisis koefisien korelasi Pearson pada komponen hasil disajikan

pada Tabel 3. Panjang malai berkolerasi positif terhadap jumlah cabang primer,

jumlah cabang sekunder, gabah isi, dan gabah hampa.

IR64 Bio-148 Gajah

Mungkur

6

Tabel 3 Koefisien korelasi Pearson lima komponen hasil

Komponen

Hasil

Panjang

Malai

Jumlah

Cabang

Primer

Jumlah

Cabang

Sekunder

Jumlah

Gabah Isi

Jumlah

Gabah

Hampa

P. Malai 1

J. C. Primer 0.622** 1

J. C. Sekunder 0.688** 0.895** 1

J. G. Isi 0.743** 0.714** 0.818** 1

J. G. Hampa 0.18** 0.636** 0.62** 0.123* 1

*berbeda nyata pada taraf 5%, **berbeda nyata pada taraf 1%

Isolasi DNA

Hasil pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA pada Bio-148, IR64 dan

Gajah Mungkur ditunjukkan pad Tabel 4. Konsentrasi hasil isolasi Bio-148

memiliki nilai yang terendah dibandingkan varietas lainnya, akan tetapi memiliki

kemurnian yang sama dengan IR64 dan lebih tinggi dibanding Gajah Mungkur.

Hal ini cukup baik bagi ketiga sampel karena berada pada kisaran 1.8 sampai 2

yang berarti bebas dari kontaminan protein maupun RNA.

Tabel 4 Konsentrasi dan kemurnian DNA

Varietas Konsentrasi (ng/µL) A260/280

GM 261.3 1.8

IR64 385.6 1.9

Bio-148 95.3 1.9

Amplifikasi DNA Padi

Hasil elektroforesis amplikon 16 primer kromosom 1-3 (Gambar 2)

menunjukkan 9 primer (RM 5, 104, 233A, 240, 262, 263, 132, 156, 186) yang

memberikan pola yang sama dengan Bio-148 maupun IR64.

Gambar 2 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR

M=marker, 1-9 menunjukkan amplikon dengan marka RM 5, 104,

233A, 240, 262, 263, 132, 156, 186. Masing-masing no. terdiri atas 3

sampel dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah Mungkur.

1

3

2

4

5 6

7

9

8

M

7

Sedangkan penggunaan 16 primer kromosom 4-7 (Gambar 3) menunjukkan

13 primer yang memberikan pola amplikon DNA.

Gambar 3 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR

M=marker, 10-22 menunjukkan amplikon dengan marka RM 255, 13,

31, 153, 159, 161, 178, 188, 162, 118, 125, 172, 214. Masing-masing

no. terdiri atas 3 sampel dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah

Mungkur.

Hasil elektroforesis amplikon 21 primer kromosom 8-12 (Gambar 4)

menunjukan 12 primer yang memberikan pola amplikon DNA.

Gambar 4 Elektroforegram akrilamid hasil PCR menggunakan primer SSR

M=marker, 23-43 menunjukkan amplikon dengan marka RM 72, 152,

210, 230, 264, 105, 201, 215, 242, 147, 171, 222, 244, 21R, 167, 209,

254, 4A, 20A, 179, 247. Masing-masing no. terdiri atas 3 sampel

dengan urutan IR64, Bio-148, dan Gajah Mungkur.

Analisis Introgresi

Hasil pengamatan jumlah introgresi kromosom DNA Gajah Mungkur

terhadap galur Bio-148 disajikan pada Tabel 5. Gambar 5 menunjukkam hasil

analisis SSR introgresi segmen kromosom Gajah Mungkur pada Bio-148 (100-

10 11 12

13

14

15

16

17

21

20

18

19

22

M

23 24

25 26

27

28

29 30

31

32 33

34

35 36 37

38 42 43

41

40

39

8

200 pb) pada kelompok no. 11 (RM 13), no. 13 (RM 153) kromosom 5; no. 21

(RM 172) pada kromosom 7, dan no. 34 (RM 222) pada kromosom 10.

Gambar 5 Posisi introgresi DNA Gajah Mungkur pada kromosom Bio-148

Tabel 5 Jumlah introgresi kromosom Gajah Mungkur terhadap galur Bio-148

Kromosom Jumlah marka SSR Jumlah marka mengkuti

GM

Persentase (%)

1 2 0 0

2 5 0 0

3 8 0 0

4 2 0 0

5 8 2 25

6 2 0 0

7 6 1 16.67

8 7 0 0

9 5 0 0

10 4 1 25

11 4 0 0

12 4 0 0

Total 57 4 7.02

Pembahasan

Karakter Unggulan

Tinggi tanaman merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

kepadatan daun dan kemampuan untuk fotosintesis untuk menghasilkan asimilat.

Karakter tinggi tanaman untuk menjadi tanaman ideal dengan potensi hasil tinggi

adalah sekitar 100 cm (Peng et al. 2008). Pengamatan tinggi tanaman pada

penelitian ini dilakukan 12 minggu setelah masa tanam. Tinggi tanaman diukur

dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Hasil pengamatan Bio-148

9

memiliki tinggi rata-rata (110.2 cm) diantara IR64 (103.8 cm) dan Gajah Mungkur

(123 cm). Hasil pengamatan tidak dilakukan analisis ragam karena hanya

membandingkan tinggi tetua dengan turunan. Berdasarkan tinggi tanaman, Bio-

148 potensial sebagai padi unggul. Hasil penelitian ini menunjukkan tinggi

tanaman yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan galur Fatmawati/Way Rarem

(106.3 cm) (Herawati 2009).

Peralihan antara fase vegetatif menuju fase generatif ditunjukan dengan

mulai berbunganya tanaman padi. Apabila 50% dari tanaman dalam satu

hamparan bunganya telah keluar, maka pertanaman tersebut dianggap sudah

memasuki fase pembungaan (Manurung dan Ismunadji 1988). Hasil pengamatan

menunjukkan bahwa umur berbunga padi Bio-148 (65 hari) diantara varietas

Gajah Mungkur (56 hari) dengan IR64 (62 hari) (Tabel 1). Secara statistik Hasil

pengamatan tidak dilakukan analisis ragam karena hanya membandingkan umur

berbunga tetua dengan turunan. Perbedaan pembungaan merupakan sifat

agronomi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan fisiologi. Oleh sebab itu

diduga terjadi akumulasi alel-alel dari kedua tetua pada individu (Trijatmiko

2001). Hasil penelitian ini menunjukkan umur berbunga padi yang digunakan

lebih kecil dibandingkan galur Way Rarem (90 hari) dan Fatmawati (104 hari)

(Herawati 2009).

Untuk tipe tanaman ideal, bobot 1000 butir berkisar antara 28-30 g (Ma et

al. 2006). Hasil penelitian ini (Tabel 1) menunjukkan, walaupun bobot Bio-148

(23 g) sudah lebih besar dari tetua IR64 (19.8 g) tetapi masih lebih kecil dari tetua

Gajah Mungkur (35.4 g). Selain itu masih lebih kecil dari bobot ideal. Namun

demikian, hasil ini relatif lebih baik dibandingkan hasil persilangan

Fatmawati/SGJT-28 (17 g) (Herawati 2009). Analisis statistik (Tabel 2)

menunjukkan bobot ke 3 sampel pada penelitian ini berbeda nyata.

Jumlah malai per tanaman merupakan salah satu karakter yang terkait

dengan hasil gabah (Rahmawati 2006). Varietas unggul baru (VUB) umumnya

memiliki jumlah malai >20 per rumpun (LITBANG 2006). Jumlah malai per

tanaman padi Bio-148 (36) didapatkan diantara IR64 (50) Gajah Mungkur (11)

(Lampiran 2). Analisis statistik jumlah malai per tanaman tidak dilakukan karena

hanya membandingkan jumlah malai tetua dengan turunan. Jumlah malai Bio-148

yang diperoleh ini masih lebih kecil dibandingkan hasil persilangan

Fatmawati/Way Rarem (8) (Herawati 2009), namun sudah lebih besar umumnya

VUB (LITBANG 2006) sehingga cukup potensial sebagai VUB.

Tanaman ideal, jumlah gabah berkisar antara 180-240, dengan gabah isi

lebih dari 85 persen (Ma et al. 2006). Hasil jumlah gabah per malai padi Bio-148

(218.5) lebih besar dibandingkan Gajah Mungkur (143.4) IR64 (161) (Tabel 1).

Analisis statistik (Tabel 2) menunjukkan jumlah gabah isi per malai Bio-148

berbeda nyata dengan IR64 sedangkan jumlah gabah hampa per malai Bio-148

berbeda nyata dengan kedua tetua. Hasil penelitian ini menunjukkan gabah per

malai Bio-148 lebih baik dari hasil persilangan Fatmawati/Way Rarem (164.7)

(Herawati 2009). Oleh karena itu Bio-148 potensial sebagai VUB.

Hasil pengamatan gabah (Tabel 2) menunjukkan panjang malai Bio-148

lebih besar dari IR64 dan lebih kecil dari Gajah Mungkur. Hasil serupa teramati

pada bobot 1000 butir. Sementara untuk jumlah cabang primer dan sekunder Bio-

148 lebih besar dari IR64 dan Gajah Mungkur. Hal serupa teramati pada jumlah

gabah isi dan hampa. Hasil penelitian Peng et al. (2008) menunujukkan bahwa

10

untuk meningkatkan hasil padi tipe baru dibutuhkan tetua dengan karakter jumlah

gabah per malai dan ukuran malai yang besar. Fenomena segregasi transgresif dua

arah ini kemungkinan menunjukkan tidak satupun tetua membawa semua alel

positif atau alel negatif. Transgresi terjadi karena akumulasi alel-alel

komplementer yang diwariskan oleh kedua tetua pada individu tertentu

(Trijatmiko 2001).

Berdasarkan korelasi Pearson (Tabel 2), diperoleh informasi bahwa rata-rata

jumlah cabang primer, sekunder, jumlah gabah isi, dan hampa berkorelasi nyata

terhadap panjang malai pada taraf kepercayaan 5% sedangkan rata-rata jumlah

gabah hampa sangat berkorelasi nyata terhadap rata-rata jumlah gabah isi

berdasarkan taraf 1%. Karakter unggul akan lebih efektif meningkatkan hasil

apabila karakter unggul berkorelasi positif. Berdasarkan data pada Tabel 3

diketahui bahwa semua karakter unggul berupa panjang malai, jumlah cabang

primer, cabang sekunder, gabah isi dan gabah hampa berkolerasi positif.

Isolasi DNA Padi

Daun tanaman padi Bio-148 yang merupakan hasil persilangan digunakan

untuk isolasi DNA. Hasil isolasi DNA perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas

atau kemurnian DNA dan konsentrasi yang dibutuhkan untuk analisis PCR. Uji

kuantitatif menggunakan spektrofotometer melalui pengukuran konsentrasi

sampel DNA pada panjang gelombang 260 nm dan kemurnian sampel pada

perbandingan panjang gelombang 260/280 nm. Hasil isolasi ketiga varietas padi

memiliki kemurnian 1.8-1.9. Nilai kemurnian sampel yang baik menurut

Sambrook et al. (2001) adalah 1.8-2.0. Adanya kontaminasi protein terlihat dari

nilai kemurnian yang kurang dari 1.8, sedangkan nilai kemurnian sampel yang

lebih dari 2.0 menunjukkan adanya kontaminasi RNA. Uji kualitatif DNA dapat

dilakukan melalui elektroforesis gel akrilamid. Uji kualitatif ini berupa gambaran

untuk mengetahui ada atau tidaknya DNA.

DNA padi diisolasi untuk melihat komponen padi unggulan dari segi

genotipe, diantaranya mendeteksi introgresi kromosom dari donor Gajah

Mungkur. Isolasi DNA padi dilakukan menggunakan metode modifikasi

Dellaporta et al. (1983). Konsentrasi DNA beragam (Tabel 4), secara umum

konsentrasi DNA hasil isolasi memiliki konsentrasi yang relatif baik dan sudah

cukup digunakan pada proses amplifikasi dengan mesin PCR. Hal ini juga sejalan

dengan hasil pengukuran konsentrasi DNA padi menggunakan metode Dellaporta,

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Noferta (2011) yang memperlihatan

konsentrasi DNA hasil isolasi sebesar 75 ng/µL.

Amplifikasi DNA Padi

Amplifikasi DNA dilakukan dengan mesin PCR TETRAD. DNA sampel

digunakan sebagai cetakannya untuk diperbanyak dengan 57 primer yang

ditargetkan pada kromosom 1-12. Tujuannya untuk mendapatkan primer-primer

yang memberikan pola amplikon yang sama terhadap Bio-148, IR64, dan Gajah

Mungkur. Hal ini akan menunjukkan sumber asal DNA pada Bio-148. Seleksi

(Gambar 2) dilakukan melihat kesamaan pola amplikon sampel Bio-148 dari tetua

(IR64 dan Gajah Mungkur). Hasil pengamatan kelompok primer kromosom 1-3

(Gambar 2) mendapatkan dari 16 primer, yang terlihat 9 primer (RM 5, 104,

233A, 240, 262, 263, 132, 156, 186) pola amplikon sampel Bio-148 sama dengan

11

IR64. Hal ini menunjukkan kromosom 1-3 Bio-148 tidak ada introgresi DNA dari

Gajah Mungkur.

Hasil pengamatan 16 kelompok primer pada kromosom 4-7 (Gambar 3)

terdapat 13 pola amplikon DNA. Pola amplikon DNA Bio-148 yang didapatkan, 3

kelompok primer yang mirip tetua Gajah Mungkur pada no. 11 (RM 13), no. 13

(RM 153) yang terletak pada kromosom 5, dan 21 (RM 172) yang terletak pada

kromosom 7 dengan ukuran berkisar antara 100-200 pb. Sedangkan, 11 primer

lainnya mirip tetua IR64. Kelompok primer no. 18 didapatkan pola polimorfik

pada Bio-148. Pita yang dihasilkan mengindikasikan bahwa penanda mikrosatelit

bersifat kodominan bagi organisme diploid yang dapat membedakan genotip

homozigot dan heterozigot (Pandin et al. 2008). Kromosom 5 dan 7 pada Bio-148

mengalami introgresi DNA Gajah Mungkur sedangkan kromosom 4 dan 6 boleh

dikatakan masih asli tetua IR64.

Hasil pengamatan (Gambar 4) 21 kelompok primer pada kromosom 8-12,

primer no. 34 (RM 222) pada kromosom 10 menunjukkan DNA Bio-148 mirip

tetua Gajah Mungkur dengan ukuran 100-200 pb. Perbedaan ukuran pita yang

terjadi pada masing-masing primer menunjukkan adanya perubahan genomik.

Perubahan tersebut dapat terjadi dari alel yang bersifat homozigot (satu pita)

menjadi heterozigot (dua pita) atau sebaliknya (Megia dan Djuita 2010).

Kelompok 20 primer lainnya pola amplikon yang mirip dengan tetua IR64. Hal ini

menunjukkan kromosom 10 Bio-148 mengalami introgresi DNA Gajah Mungkur

sedangkan kromosom 8, 9, 11, dan 12 masih asli tetua IR64.

Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah dan intensitas pita

DNA yang terbentuk pada setiap primer dan pada masing-masing lokus. Tingey et

al. (1994) menyatakan bahwa variasi yang terjadi pada jumlah dan intensitas pita

DNA yang terbentuk setelah proses amplifikasi sangat tergantung pada cara

primer mengenal urutan DNA komplementernya pada cetakan DNA (DNA

template) yang digunakan. Kemurnian dan konsentrasi DNA cetakan juga

berpengaruh. DNA cetakan yang mengandung kontaminan seperti polisakarida

dan senyawa fenolik, serta konsentrasi DNA cetakan yang terlalu kecil sering

menghasilkan pita DNA amplifikasi yang redup atau tidak jelas (Weeden et al.

1992). Selain itu sebaran situs penempelan primer pada DNA cetakan dan adanya

kompetisi tempat penempelan primer pada DNA cetakan menyebabkan satu

fragmen diamplifikasi dalam jumlah banyak sementara fragmen lainnya hanya

sedikit. Weeden et al. (1992) juga menyatakan bahwa amplifikasi mungkin

diinisiasi pada beberapa tempat, tetapi hanya beberapa set yang dapat dideteksi

sebagai pita sesudah amplifikasi.

Analisis Introgresi

Total marka yang digunakan terdapat 4 marka yang mengikuti pola

amplikon tetua Gajah Mungkur. Kromosom 5 (Tabel 5) dari 8 marka, 2 marka

dapat mendeteksi kesamaan pola amplikon Bio-148 (persentase introgresi / PI

2/8x100%=25%), sedangkan untuk primer kromosom 7 dari 6 marka, hanya 1

marka menunjukkan kesamaan pola amplikon Bio-148 (persentase introgresi / PI

1/6x100%=16.67%). Sementara kromosom 10 dari 4 marka yang digunakan,

hanya 1 marka mirip tetua Gajah Mungkur (persentase introgresi / PI

1/4x100%=25%). Introgresi kromosom Gajah Mungkur pada Bio-148 dengan

cara silang baik (back cross) beberapa kali agar diperoleh introgresi

12

yangdiinginkan dan seminimal mungkin membawa introgresi negatif (linkage

drag) fragmen liar yang tidak diinginkan (Reyes-Valdes 2000). Hasil penelitian

Mulsanti (2011) diperoleh enam marka SSR yang polimorfis, yaitu RM 206, 263,

276, 346, 335, dan 570 yang dapat membedakan antara masing-masing tetua padi

hibrida yang diuji.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Introgresi segmen kromosom padi Gajah Mungkur meningkatkan karakter

(umur berbunga, panjang malai, bobot 1000 butir, jumlah cabang primer

dansekunder, jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi dan hampa) padi Bio-148.

Introgresi kromosom padi Gajah Mungkur pada padi Bio-148 terjadi pada

kromosom 5,7, dan 10 yang terkait pada produktivitas.

Saran

Dilakukan penelitian lebih lanjut dalam menentukan gen pembawa sifat

unggul. Selain itu perlu dilakukan penelitian terkait karakter selain komponen

hasil.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah B, Tjokrowidjojo S, Kustianto B, Daradjat AA. 2005. Pembentukan

padi varietas unggul tipe baru. Penelitian Pertanian 24(1):1-7.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Berita Resmi Statistik. Jakarta: BPS. Chawla HS. 2004. Introduction to Plant Biotechnology second edition. India: Science

Pb.

Dellaporta SL, J Wood, and JB Hicks. 1983. A plant DNA minipreparation:

Version II. Plant Mol. Biol. Reptr. 1:19-21.

Herawati R, Purwoko BS, Dewi IS. 2009. Keragaman genetik dan karakter

agronomi galur haploid padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasi kultur

antera. J Agron Indonesia 37(2):87-94.

[LITBANG] Balai Penelitian Bahan Pangan. 2006. Mengenal padi VUTB

Fatmawati. http://jakarta.litbang.deptan.go.id/klinikagribisnis. J Litbang

12:1-6.

Ma J, W Ma, D Ming, S Yang, Q Zhu. 2006. Characteristics of rice plant with

heavy panicle. Agricultural Sciences 5(12):101-105.

Manurung SO dan M Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. dalam Padi.

PPPTP. Bogor: 55-98.

Megia R dan Djuita Nina R. 2010. Deteksi integritas genomic pisang hasil iradiasi

in vitro berdasarkan penanda mikrosatelit. MAKARA SAINS. 14 :151-157.

Mulsanti IW. 2011. Identifikasi dan evaluasi kemurnian genetik benih padihibrida

menggunakan marka mikrosatelit [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

13

Noferta A. 2011. Analisis genom geminivirus isolate agresif PSS 1-4 dari pesisir

selatan Sumatera Barat [tesis]. Padang: Universitas Andalas.

Pandin DS. 2010. Penanda DNA untuk pemuliaan tanaman kelapa (Cocos

nucifera L.). Perspektif. 9: 21-35.

Peng S, GS Khush, P Virk, Q Tang, and Y Zou. 2008. Progress in ideotype

breeding in increase rice yield potential. Field Crop Res 108:32-38.

Prasetiyono J. 2010. Studi Efek Introgresi Pup (p Uptake 1) untuk Meningkatkan

Toleransi Padi Terhadap Defisiensi Fosfor [Disertasi]. Bogor: Program Studi

Agronomi, Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati S. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi

menggunakan teknik transformasi Agrobacterium. AgroBiogen 2: 364-375.

Reyes-valdes MH. 2000. A model for Marker-Based Selection in Gene

Introgression Breeding Program. Crop Sci. 40:91–98.

Sambrook J, Russell DW. 2001. Molecular Cloning a Laboratory Manual. Ed ke-

3. New York: Cold Spring Harbor Laboratory.

Shivanna KR, Sawhney. 1997. Pollen Biotechnology for Crop Production and

Improvement. UK: Cambridge University Pr.

Thermo Fisher Scientific. 2009. Nanodrop 2000/200c Spectrpphotometer V1.0

User Manual. Wilmington: Thermo Fischer Scientific Inc.

Tingey SV, Rafalski JA, Hanafey MK. 1994. Genetic analysis with RAPD

markers. In: Coruzzi C and Puidormenech (eds). Plant Molecular Biology.

Berlin: Springer-Verlag.

Trijatmiko KR, Aswidinnoor H, Moeljopawiro S, dan Sopandie D. 2001.

Keterpautan marka RAPD dengan sifat daya tembus akar tanaman padi

IRAT112. Jurnal Bioteknologi Pertanian 6:29-35.

Trijatmiko KR, Olivia N, Slamet-Loedin IH, Kohli A. 2011. Molecular Analyses

of Transgenic Plants. NewYork: Springer Inc.

Utami DW, Hajrial A, Asep S, Sugiono M, dan Edi G. 2004. Aplikasi teknik

Marker Assisted Selection (MAS) dalam seleksi introgresi genotip tahan

patogen blas dari Oryza rufipogon ke dalam IR 64. Zuriat 2:15.

Weeden NF, Timmerman GM, Hemmat M, Kneen BE & Lodhi MA. 1992.

Inheritance and Reliability of RAPD Markers. Application of RAPD

Technology to Plant Breeding. Joint Plant Breeding Symposia Series

CSSA/ASHS/AGA. Minneapolis, 1 November 1992.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram alur penelitian

Identifikasi karakter unggul

Isolasi DNA

Analisis kuantitatif DNA

Amplifikasi DNA dengan PCR

Elektroforsesis

Tanam benih (IR64, Bio-148, da Gajah Mungkur)

Analisis data

15

Lampiran 2 Primer SSR

No. Primer Forward Reverse K

1 RM5 TGCAACTTCTAGCTGCTCGA GCATCCGATCTTGATGGG 1

2 RM104 GGAAGAGGAGAGAAAGATGTGTGC

G TCAACAGACACACCGCCACCGC 1

3 RM6 GTCCCCTCCACCCAATTC TCGTCTACTGTTGGCTGCAC 2

4 RM233A CCAAATGAACCTACATGTTG GCATTGCAGACAGCTATTGA 2

5 RM240 CCTTAATGGGTAGTGTGCAC TGTAACCATTCCTTCCATCC 2

6 RM262 CATTCCGTCTCGGCTCAACT CAGAGCAAGGTGGCTTGC 2

7 RM263 CCCAGGCTAGCTCATGAACC GCTACGTTTGAGCTACCACG 2

8 RM7 TTCGCCATGAAGTCTCTCG CCTCCCATCATTTCGTTGTT 3

9 RM22 GGTTTGGGAGCCCATAATCT CTGGGCTTCTTTCACTCGTC 3

10 RM55 CCGTCGCCGTAGTAGAGAAG TCCCGGTTATTTTAAGGCG 3

11 RM85 CCAAAGATGAAACCTGGATTG GCACAAGGTGAGCAGTCC 3

12 RM132 ATCTTGTTGTTTCGGCGGCGGC CATGGCGAGAATGCCCACGTCC 3

13 RM156 GCCGCACCCTCACTCCCTCCTC TCTTGCCGGAGCGCTTGAGGTG 3

14 RM168 TGCTGCTTGCCTGCTTCCTTT GAAACGAATCAATCCACGGC 3

15 RM186 TCCTCCATCTCCTCCGCTCCCG GGGCGTGGTGGCCTTCTTCGTC 3

16 RM131 TCCTCCCTCCCTTCGCCCACTG CGATGTTCGCCATGGCTGCTCC 4

17 RM255 TGTTGCGTGTGGAGATGTG CGAAACCGCTCAGTTCAAC 4

18 RM13 TCCAACATGGCAAGAGAGAG GGTGGCATTCGATTCCAG 5

19 RM31 GATCACGATCCACTGGAGCT AAGTCCATTACTCTCCTCCC 5

20 RM39 GCCTCTCTCGTCTCCTTCCT AATTCAAACTGCGGTGGC 5

21 RM153 GCCTCGAGCATCATCATCAG ATCAACCTGCACTTGCCTGG 5

22 RM159 GGGGCACTGGCAAGGGTGAAGG GCTTGTGCTTCTCTCTCTCTCTCT

CTCTC 5

23 RM161 TGCAGATGAGAAGCGGCGCCTC TGTGTCATCAGACGGCGCTCCG 5

24 RM178 TCGCGTGAAAGATAAGCGGCGC GATCACCGTTCCCTCCGCCTGC 5

25 RM188 TCCGCCTCTCCTCTCGCTTCCC GCAACGCACAACCGAACCGAGC 5

26 RM50 ACTGTACCGGTCGAAGACG AAATTCCACGTCAGCCTCC 6

27 RM162 GCCAGCAAAACCAGGGATCCGG CAAGGTCTTGTGCGGCTTGCGG 6

28 RM118 CCAATCGGAGCCACCGGAGAGC CACATCCTCCAGCGACGCCGAG 7

29 RM125 ATCAGCAGCCATGGCAGCGACC AGGGGATCATGTGCCGAAGGCC 7

30 RM134 ACAAGGCCGCGAGAGGATTCCG GCTCTCCGGTGGCTCCGATTGG 7

31 RM172 TGCAGCTGCGCCACAGCCATAG CAACCACGACACCGCCGTGTTG 7

32 RM214 CTGATGATAGAAACCTCTTCTC AAGAACAGCTGACTTCACAA 7

33 RM248 TCCTTGTGAAATCTGGTCCC GTAGCCTAGCATGGTGCATG 7

34 RM25 GGAAAGAATGATCTTTTCATGG CTACCATCAAAACCAATGTTC 8

35 RM38 ACGAGCTCTCGATCAGCCTA TCGGTCTCCATGTCCCAC 8

36 RM72 CCGGCGATAAAACAATGAG GCATCGGTCCTAACTAAGGG 8

37 RM152 GAAACCACCACACCTCACCG CCGTAGACCTTCTTGAAGTAG 8

38 RM210 TCACATTCGGTGGCATTG CGAGGATGGTTGTTCACTTG 8

39 RM230 GCCAGACCGTGGATGTTC CACCGCAGTCACTTTTCAAG 8

40 RM264 GTTGCGTCCTACTGCTACTTC GATCCGTGTCGATGATTAGC 8

41 RM105 GTCGTCGACCCATCGGAGCCAC TGGTCGAGGTGGGGATCGGGTC 9

42 RM201 CTCGTTTATTACCTACAGTACC CTACCTCCTTTCTAGACCGATA 9

43 RM215 CAAAATGGAGCAGCAAGAGC TGAGCACCTCCTTCTCTGTAG 9

44 RM242 GGCCAACGTGTGTATGTCTC TATATGCCAAGACGGATGGG 9

45 RM245 ATGCCGCCAGTGAATAGC CTGAGAATCCAATTATCTGGGG 9

46 RM147 TACGGCTTCGGCGGCTGATTCC CCCCCGAATCCCATCGAAACCC 10

47 RM171 AACGCGAGGACACGTACTTAC ACGAGATACGTACGCCTTTG 10

48 RM222 CTTAAATGGGCCACATGCG CAAAGCTTCCGGCCAAAAG 10

49 RM244 CCGACTGTTCGTCCTTATCA CTGCTCTCGGGTGAACGT 10

50 RM21R ACAGTATTCCGTAGGCACGG GCTCCATGAGGGTGGTAGAG 11

51 RM167 GATCCAGCGTGAGGAACACGT AGTCCGACCACAAGGTGCGTTG

TC 11

16

No. Primer Forward Reverse K

52 RM209 ATATGAGTTGCTGTCGTGCG CAACTTGCATCCTCCCCTCC 11

53 RM254 AGCCCCGAATAAATCCACCT CTGGAGGAGCATTTGGTAGC 11

54 RM4A TTGACGAGGTCAGCACTGAC AGGGTGTATCCGACTCATCG 12

55 RM20A ATCTTGTCCCTGCAGGTCAT GAAACAGAGGCACATTTCATTG 12

56 RM179 CCCCATTAGTCCACTCCACCACC CCAATCAGCCTCATGCCTCCCC 12

57 RM247 TAGTGCCGATCGATGTAACG CATATGGTTTTGACAAAGCG 12

K= Kromosom

17

Lampiran 3 Analisis statistik dengan sidik ragam (ANOVA)

a) Panjang malai

Source Type III Sum

of Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 76.545

a 2 38.272 6.090 .003

Intercept 127283.872 1 127283.872 20252.706 .000

Perlakuan 76.545 2 38.272 6.090 .003

Error 1828.872 291 6.285

Total 186631.710 294

Corrected

Total 1905.417 293

b) Jumlah cabang primer

Source Type III Sum

of Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 207.136

a 2 103.568 47.155 .000

Intercept 18151.190 1 18151.190 8264.271 .000

Perlakuan 207.136 2 103.568 47.155 .000

Error 639.136 291 2.196

Total 27020.000 294

Corrected

Total 846.272 293

c) Jumlah cabang sekunder

Source Type III Sum

of Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 9784.373

a 2 4892.187 43.372 .000

Intercept 154218.328 1 154218.328 1367.238 .000

Perlakuan 9784.373 2 4892.187 43.372 .000

Error 32823.494 291 112.796

Total 268923.000 294

Corrected

Total 42607.867 293

d) Jumlah gabah isi

Source Type III Sum

of Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 29562.758

a 2 14781.379 7.591 .001

Intercept 2314326.513 1 2314326.513 1188.481 .000

Perlakuan 29562.758 2 14781.379 7.591 .001

Error 566663.667 291 1947.298

18

Total 3819751.000 294

Corrected

Total 596226.425 293

e) Jumlah gabah hampa

Source Type III Sum

of Squares Df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model 93171.371

a 2 46585.686 77.452 .000

Intercept 277573.188 1 277573.188 461.486 .000

Perlakuan 93171.371 2 46585.686 77.452 .000

Error 175029.829 291 601.477

Total 701983.000 294

Corrected

Total 268201.201 293

19

Lampiran 4 Analisis statistik dengan uji Duncan

a) Panjang malai

Duncana,,b,,c

Varietas N Subset

1 2

IR64 151 24.5735

Bio-148 109

25.5367

GM 34

25.7471

Sig.

1.000 .629

b) Jumlah cabang primer

Duncana,,b,,c

Varietas N Subset

1 2 3

IR64 151 8.6689

GM 34

9.5000

Bio-148 109

10.4771

Sig.

1.000 1.000 1.000

c) Jumlah cabang sekunder

Duncana,,b,,c

Varietas N Subset

1 2

IR64 151 22.8940

GM 34 25.4118

Bio-148 109

35.1927

Sig.

.173 1.000

d) Jumlah gabah isi

Duncana,,b,,c

Varietas N Subset

1 2

IR64 151 94.9868

GM 34

112.8235

Bio-148 109

115.6514

Sig.

1.000 .712

e) Jumlah gabah hampa

Duncana,,b,,c

Varietas N Subset

1 2

IR64 151 24.4834

GM 34 25.9412

Bio-148 109

61.5963

Sig.

.732 1.000

20

Lampiran 5 Reagen

Larutan / Bufer Cara pembuatan

TBE (TrisHCl-Boric Acid-EDTA) 10x Sebanyak 108 g Tris HCL, EDTA 40 mL

pH 8, boric acid 55 g dilarutkan dengan

aquades hingga volume akhir 1 L

APS 10% Amonium persulfat sebanyak 1 g

dlarutkan dengan akuades hingga 10 mL

Akrilamid/bisakrilamid 40% Sebanyak 380 g akrilamid dan 20 g

bisakrilamid dilarutkan dengan akuades

hingga 1 L

Akrilamid 8% Sebanyak 200 mL akrilamid/

bisakrilamid 40% dan 50 mL TBE 10x

dilarutkan dengan akuades 750 mL

Marka 100 bp Ladder plus 50 µL stock 100 bp Ladder plus ditambah

950 µL TrisEDTA untuk menjadikan

konsentrasi akhir 50 µg/ µL

Loading dye 6x Bromofenol biru 0.03%, 10 mM Tris-

HCL (pH 7.6), gliserol 60%, 60 mM

EDTA, dan xylenecyanol FF dilarutkan

dalam akuades.

Gel akrilamid Sebanyak 55 mL akrilamid 8%, 550 µL

APS 10%, dan 55 µL TEMED lalu

diaduk.

Ekstraksi buffer 500 mL Sebanyak 50 mL Tris-HCl pH 8, 50 mL

0.5 M EDTA, 62.5 mL 4 M NaCl, dan

337.5 mL dH2O dicampur dan diaduk

hingga rata.

20% SDS Sebanyak 200 gram SDS dilarutkan

dengan 800 mL akuades.

5 M Kalium asetat Sebanyak 49.07 gram kalium asetat

ditimbang dan ditambahkan dengan air

steril sebanyak 70 mL lalu di sterilisasi

kedalam autoklaf (121°C, 2atm, 20

menit).

3 M Natrium asetat Ditimbang sebanyak 204.15 g natrium

asetat kemudian dimasukkan 200 mL

air steril dan 90 mL asam asetat

20ncubat kemudian di sterilisasi ke

dalam autoklaf (121°C, 2atm, 20

menit).

TE 1 x Sebanyak 10 mL Tris HCl 1M (pH 8)

ditambah dengan 2 mL EDTA 0.5M

(pH 8) dan ditera hingga 1000 mL

menggunakan akuades.

TE 0.1 x Sebanyak 15 µL larutan TE 1 x

dilarutkan dengan akuades sebanyak

135 µL dengan volume akhir 150 µL

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 14 Juli

1990 sebagai putra kedua dari ayah Bambang Tri Saputra dan ibu Noorhasanah.

Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 11 Bandung dan pada tahun yang

sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Biokimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia

Dasar dan Biokimia Umum pada tahun ajaran 2010. Penulis pernah melakukan

Praktik Lapangan (PL) di Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi Balai

Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor selama periode Juli –

Agustus 2011 dengan judul Pengaruh Asam Humat terhadap Pertumbuhan Planlet

Tebu (Saccharum officinarum L) Hasil Aklimatisasi.

Penulis juga aktif dalam organisasi kampus sebagai staf divisi

Biomolekuler dalam Research and Education Himpunan Profesi Mahasiswa

Biokimia (CREBs) 2010, ketua divisi Biomolekuler dalam Research and

Education Himpunan Profesi Mahasiswa Biokimia (CREBs) 2011.