IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi...

71
IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERIODE JANUARI 2014 JULI 2015 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: SITI MAKIAH NIM : P00324013064 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2016

Transcript of IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi...

Page 1: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERIODE JANUARI 2014 – JULI 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

SITI MAKIAH NIM : P00324013064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2016

Page 2: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 3: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 4: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 5: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Siti Makiah

2. Tempat Tangal Lahir : Ra-Raa, 27 November 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Jawa

6. Alamat : Kel. Ra-Raa Kecamatan Ladongi

Kolaka Timur

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Ra-Raa, Tamat Tahun 2007

2. SMP Negeri 2 Ladongi, Tahun Tamat 2010

3. SMA Negeri 1 Ladongi, Tamat Tahun 2013

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2013 sampai sekarang.

v

Page 6: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Identifikasi Ibu Bersalin dengan Serotinus di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara Periode Januari 2014 – Juli 2015”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasmi Naningsih, SST., M.Keb.,

selaku Pembimbing I dan Ibu Andi Malahayati N., S.Si.T., M.Kes., selaku

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh

kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Hj. dr. Maryam Rufiah, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari.

3. Bapak Ir. Sukanto Toding, MSP., MA., selaku Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Bapak Dr. H. Abd. Razak, M.Kes., selaku Direktur RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara dan staf yang telah membantu dalam

memberikan informasi selama penelitian ini berlangsung.

vi

Page 7: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

5. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Ibu Wa Ode Asma Isra, S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Wahida,

S.Si.T., M.Keb., selaku Penguji II, dan Ibu Farming, SST., M.Keb., selaku

Penguji III.

7. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

8. Teristimewa kepada ayahanda Tour Rahman dan Ibunda Salamah yang

telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang,

serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-

saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2013.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

vii

Page 8: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

ABSTRAK

Identifikasi Ibu Bersalin dengan Serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januari 2014 – Juli 2015

Siti Makiah 1, Hasmia Naningsih 2, Andi Malahayati 3

Latar Belakang: Berdasarkan data di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara jumlah ibu yang bersalin ada tahun 2011 sebanyak 2.146 orang, yang mengalami serotinus berjumlah 121 orang. Pada tahun 2012 jumlah ibu yang bersalin sebanyak 935 orang, yang mengalami serotinus berjumlah 158 orang. Pada tahun 2013 jumlah ibu yang bersalin sebanyak 1.562 orang, yang mengalami serotinus berjumlah 96 orang. Pada tahun 2014 jumlah ibu bersalin yang mengalami serotinus berjumlah 50 orang. Tujuan Penelitian: untuk mengidentifikasi ibu bersalin dengan serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara bulan Januari 2014 – Juli 2015. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini telah dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara bulan Januari 2014 – Juli 2015 berjumlah 64 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara total sampling. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan kelompok umur > 35 tahun (68,8%), gravida ≥ IV (51,6%), paritas ≥ IV (32,9%), pendidikan SMA (43,7%); dan pekerjaan ibu rumah tangga (51,6%). Kesimpulan: Kasus serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan kelompok umur > 35 tahun, gravida ≥ IV, paritas ≥ IV, tingkat pendidikan SMA; dan pekerjaan ibu rumah tangga.

Kata Kunci : Serotinus Daftar Pustaka : 30 (2005-2015) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 3. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

viii

Page 9: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Persalinan ......................................... 6

B. Tinjauan Tentang Serotinus ........................................... 11

C. Tinjauan Tentang Faktor Risiko Terjadinya Serotinus .. 24

D. Landasan Teori .............................................................. 27

E. Kerangka Konsep .......................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................. 29

B. Tempat Penelitian ......................................................... 29

C. Waktu Penelitian ........................................................... 29

ix

Page 10: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

D. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 29

E. Variabel Penelitian ........................................................ 30

F. Definisi Operasional ...................................................... 30

G. Sumber Data ................................................................. 32

H. Pengolahan Data ........................................................... 32

I. Penyajian Data .............................................................. 33

J. Analisis Data ................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................. 34

B. Pembahasan ................................................................. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................... 48

B. Saran ............................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Umur Ibu Bersalin

di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ....................... 39

2. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Gravida Ibu Bersalin

di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ....................... 39

3. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Paritas Ibu Bersalin

di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ....................... 40

4. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Pendidikan Ibu

Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ......... 40

5. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Pekerjaan Ibu

Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ......... 41

xi

Page 12: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 28

xii

Page 13: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Master Tabel

2. Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

3. Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sultra

4. Izin Penelitian dari RSU Bahteramas

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xiii

Page 14: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan post term, di sebut juga kehamilan serotinus, kehamilan

lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended

pregnancy, post date/post datinisme atau pasca maturnitas adalah

kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, di

hitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus neagle dengan siklus

haid rata-rata 28 hari (Saifuddin, 2006).

Menurut World Health Organization (WHO) persalinan post term

adalah keadaan yang menunjukkan bahwa kehamilan berlangsung

sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid

terakhir menurut rumus neagele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

Definisi ini didasarkan pada hasil observasi epidemologi yang

membuktikan bahwa persalinan dengan disertai gawat janin mempunyai

kontribusi terhadap out come kesehatan yang buruk atau 10% dari

persalinan adalah persalinan post term (Hidayati, dkk, 2009).

Beberapa ahli dapat menyatakan bahwa persalinan serotinus akan

meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postterm diperlukan deteksi

sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia

kehamilan. Jika taksiran persalinan telah ditentukan pada trimester

terakhir atau berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan bidan harus

1

Page 15: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

tetap siaga pada reabilitas taksiran persalinan tersebut. Data yang

terkumpul sering menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring

peningkatan usia kehamilan lebih dari 40 minggu. Penyebab kematian

tidak mudah dipahami dan juga tidak ada kesepakatan tentang

pendekatan yang paling tepat guna mencegah kematian tersebut (Varney,

H. 2008).

Berdasarkan hasil Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu yaitu 228 per 100.000 kelahiran

hidup sedangkan pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

mengalami peningkatan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Akan

tetapi hal ini masih jauh dari target yang ingin dicapai oleh Millenium

Development Goals tahun 2015 yaitu AKI turun menjadi 120 per 100.000

kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).

AKI di Provinsi Sulawesi tenggara pada tahun 2011 mencapai

97orang, dan pada tahun 2012 angka kematian ibu sebanyak 84 orang

(Dinkes Sultra, 2012). Berdasarkan data di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara jumlah ibu yang bersalin ada tahun 2011 sebanyak

2.146 orang, yang mengalami serotinus berjumlah 121 orang. Pada tahun

2012 jumlah ibu yang bersalin sebanyak 935 orang, yang mengalami

serotinus berjumlah 158 orang. Pada tahun 2013 jumlah ibu yang bersalin

sebanyak 1.562 orang, yang mengalami serotinus berjumlah 96 orang.

Pada tahun 2014 jumlah ibu bersalin yang mengalami serotinus berjumlah

50 orang (Rekam Medik, 2011, 2012, 2013 dan 2014).

2

Page 16: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti telah melakukan penelitian

dengan judul: “Identifikasi Ibu Bersalin dengan Serotinus di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januari 2014-Juli 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah identifikasi ibu bersalin

dengan serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode

Januari 2014 – Juli 2015”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi ibu bersalin dengan serotinus di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari 2014 – Juli

2015.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi umur ibu bersalin dengan serotinus di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari 2014 –

Juli 2015.

b. Untuk mengidentifikasi gravida ibu bersalin dengan serotinus di

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari

2014 – Juli 2015.

c. Untuk mengidentifikasi paritas ibu bersalin dengan serotinus di

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari

2014 – Juli 2015.

3

Page 17: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

d. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu bersalin dengan serotinus di

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari

2014 – Juli 2015.

e. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu bersalin dengan serotinus di

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari

2014 – Juli 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi

yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan pengembangan

promosi kesehatan ibu dalam pembuatan kebijakan serta upaya

peningkatan kesehatan ibu bersalin.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan

informasi pengetahuan khususnya mengenai ibu bersalin dengan

serotinus pada masyarakat, selain itu diharapkan masyarakat dapat

meningkatkan pengetahuannya sehubungan dengan kasus ginekologi,

khususnya kejadian serotinus.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir

secara ilmiah khususnya masalah kejadian serotinus pada ibu bersalin.

4

Page 18: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh Dewi Tangalayuk (2011), meneliti tentang Hubungan serotinus dan

partus lama dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit

Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011. Penelitian

yang dilakukan analitik. Variabel penelitian serotinus dan partus lama.

Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah tahun

penelitian, tempat penelitian, variabel yang teliti. Yang penulis teliti yaitu

identifikasi ibu bersalin dengan serotinus di Rumah Sakit Umum Provinsi

Sulawesi Tenggara tahun 2014-2015. Penelitian yang dilakukan deskriptif.

Variabel yang diteliti umur, gravid, paritas, pendidikan, pekerjaan. Dengan

total sampling 64 orang.

5

Page 19: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan/kekuatan sendiri (Lailiyana, S., 2011). Persalinan adalah

serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup

bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta

dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti, 2009).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)

sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap (POGI, IDAI, IBI, PPNI, 2008).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam

tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah, 2009).

6

Page 20: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan

sebagai berikut:

a. Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui

jalan lahir ibu tersebut.

b. Persalinan buatan.

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi

forceps, atau dilakukan operasi section caesaria.

c. Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin (Yanti, 2009).

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,

sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan

mulainya kekuatan his, hormon-hormon yang dominan pada saat

kehamilan yaitu:

a. Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

b. Progesterone

Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan

penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan

7

Page 21: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim

dan otot polos relaksasi (Sumarah, 2009).

2. Tahapan Persalinan

Menurut Sumarah (2009), tahapan persalinan sebagai berikut:

a. Kala I Pembukaan

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga

serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas

dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1) Tanda dan gejala kala I

a) Penipisan dan pembukaan serviks

b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks

(Frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

c) Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina

2) Fase laten pada kala I persalinan:

a) Di mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga

8 jam

3) Fase Aktif pada kala I persalinan:

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi

8

Page 22: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih).

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap

atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm

per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm

hingga 2 cm (multipara)

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

b. Kala II persalinan

Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang

lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini

kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat

his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara

reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa adanya

tekanan pada rectum dan seperti akan buang air besar. Kemudian

perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan membukanya

anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin

tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah

berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan mengedan

maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah

simfisis dan dahi, muka, dagu melewati perenium. Setelah his

istirahat sebentar maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan

anggota badan bayi.

9

Page 23: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

c. Kala III persalinan

Di mulai setelah segera bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir

uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.

Bebrapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya.

d. Kala IV persalinan

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan

yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah :

1) Tingkat kesadaran penderita

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan

pernapasan

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc (Sumarah, 2008).

10

Page 24: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

B. Tinjauan Tentang Serotinus

1. Pengertian

Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah

kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau

lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari, dan hari pertama haid

terakhir di ketahui dengan pasti. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42

minggu di dapat dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi

fundus uteri serial (Nugroho, 2011).

Kehamilan postterm, di sebut juga kehamilan serotinus,

kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy,

extended pregnancy, postdate/pos datinisme atau pasca maturnitas

adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau

lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus naegele

dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Wiknjosastro, 2009).

Menurut standar internasional dari American College of

Obstetricians and Gynocologist, kehamilan jangka panjang atau

prolonged pregnancy ialah kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu

lengkap 42 minggu (Rahmawati, 2011). Definisi standar untuk

kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah haid terakhir, atau 280

hari setelah ovulasi/fertilisasi (Varney, 2008).

2. Etiologi

Sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan postterm belum

jelas. Beberapa teori yang diajukan umumnya menyatakan bahwa

11

Page 25: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

terjadinya kehamilan postterm sebagai gangguan terhadap timbulnya

persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut:

a. Pengaruh progesteron

Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya

merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam

memacu proses biomolekular pada persalinan dan meningkatkan

sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa penulis

menduga bahwa terjadinya kehamilan serotinus/postterm adalah

karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron.

b. Teori oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan

postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara

fisiologis memegang perana penting dalam menimbulkan

persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil

yang kurang pada usia kehamilan lanjut di duga sebagai salah satu

faktor penyebab kehamilan postterm

c. Teori kortisol/ ACTH janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk

dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-

tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol plasma janin akan

mempengaruhi plasenta sehingga prodiksi progesterone berkurang

dan janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi

progesterone berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,

selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi

12

Page 26: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anensefalus,

hiposlasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada

janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik

sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

d. Saraf uterus

Tekanan pada syaraf ganglion servikalis dari pleksus

frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada

keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada

kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi

kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan

postterm.

e. Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang

mengalami kehamilan postterm mempunyai kecendrungan untuk

melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Bila mana

seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak

perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan

mengalami kehamilan postterm (Wiknjosastro, 2009).

Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya

serotinus antara lain:

a. Cacat bawaan: anencefalus

b. Defisiensi sufatase plasenta

c. Nuliparitas

d. Pekerjaan ibu

13

Page 27: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

e. Pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolitik

anti prostaglandin: albutamiol, progestin, asam mefenamat dan

sebagainya (Nugroho, 2011).

Selain itu juga jumlah kehamilan dan persalinan sebelumnya

dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu

(Rahmawati, 2011).

3. Dampak Kehamilan Serotinus

Kehamilan postterm mempunyai resiko lebih tinggi dari pada

kehamilan aterm, terutama terhadap kematian prenatal (antepartum,

intrapartum, dan postmatur) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan

asfiksia. Dampak kehamilan postterm antara lain sebagai berikut:

a. Perubahan plasenta

Disfungsi plasenta merupakan faktor penyebab terjadinya

komplikasi pada kehamilan postterm dan meningkatkan resiko

pada janin. Perubahan yang terjadi pada plasenta sebagai berikut:

1) Penimbunan kalsium: pada kehamilan serotinus terjadi

peningkatan penimbunan kalsium pada plasenta. Hal ini dapat

menyebabkan gawat janin dan bahkan kematian janin intra uteri

yang dapat meningkat sampai 2 – 4 kali lipat.

2) Selaput vaskulosinsial menjadi tambah tebal dan jumlahnya

berkurang, keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transport

plasenta.

3) Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema,

timbunan fibrinoid, fibrosis, thrombosis intervili, dan infark vili.

14

Page 28: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

4) Perubahan biokimia, adanya insufisiensi plasenta menyebabkan

protein plasenta menyebabkan DNA dibawah normal.

Sedangkan konsentrasi RNA meningkat. Transport kalsium

tidak terganggu, aliran natrium, kalium, dan glukosa

menurun.pengangkutan bahan dengan berat molekul tinggi

seperti asam amino, lemak dan gama globulin biasanya

mengalami gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan janin.

b. Dampak pada janin

1) Berat badan janin

Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada

plasenta, maka terjadi penurunan berat badan janin. Dari

penelitian vorherr tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36

minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin mendatar dan

tampak adanya penurunan sesudah 42 minggu.

2) Sindrom postmaturits

Umumnya didapat sekitar 12-20% neonatus dengan tanda

postmaturitas pada kehamilan postterm. Berdasarkan derajat

insufisiensi plasenta yang terjadi, tanda postmaturitas ini dapat

dibagi dalam 3 stadium yaitu:

a) Stadium I: Kulit menunjukan kehilangan verniks kaseosa dan

maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.

b) Stadium II: Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium

(kehijauan) pada kulit.

15

Page 29: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

c) Stadium III: Disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit

dan tali pusat.

3) Gawat janin dan kematian prenatal

Angka meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih

sebagian besar terjadi intrapartum umumnya disebabkan oleh:

a) Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia

pada persalinan fraktur klafikula, palsi Erb-Duchene, sampai

kematian bayi.

b) Insufisiensi plasenta yang berakibat: pertumbuhan janin

terhambat, oligohidramnion, hipoksia janin, keluarnya

mekonium yang berakibat dapat terjadi aspirasi mekonium

pada janin.

c) Cacat bawaan: terutama hypoplasia adrenal dan

anensefalus.

c. Dampak pada ibu

1) Morbilitas/mortalitas ibu: dapat meningkat sebgai akibat dari

makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras

yang menyebabkan terjadi distosia persalinan, incoordinate

uterine action, partus lama, meningkatkan tindakan obstetric

dan persalinan traumatis/perdarahan postpartum akibat bayi

besar.

2) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bila kehamilan

terus berlangsung melewati tafsiran persalinan (Wiknjosastro,

2009).

16

Page 30: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

4. Diagnosa

Diagnosa kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan

rumus naegle setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan

klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial

dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi

lebih tepat (Rahmawati, 2011).

Dalam menentukan diagnosa kehamilan serotinus disamping

dari riwayat haid, sebaiknya juga dilihat hasil pemeriksaan antenatal

(Wiknjosastro, 2009). Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam

mendiagnosa kehamilan lewat waktu, antara lain:

a. HPHT jelas

b. Dirasakan gerak janin pada umur kehamilan 16 – 18 minggu.

c. Terdengar denyut jantung janin (normal 10 – 12 minggu dengan

Doppler, dan 19 – 20 minggu dengan stetoskop)

d. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur

kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu. Tes

kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.

Pemeriksaan sitologi vaginan (indeks kariopiknotik > 20%)

mempunyai sensitifitas 75% dan tes tekanan dengan KTG mempunya

stesifitas 100% dalam menentukan disfungsi janin, plasenta atau

kematangan serviks (Rahmawati, 2011).

Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kahamilan serotinus bila

didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:

17

Page 31: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

a. Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif

b. Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan

Doppler

c. Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali

d. Telah lewat 22 minggu sejak terdengar DJJ pertama kali dengan

stetoskop Laennec (Wiknjosastro, 2009).

Yang paling penting dalam penanganan kehamilan postterm

ialah menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan

menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat

dilakukan:

a. Tes tanpa tekanan (Non stress Test). Bila diperoleh hasil non

reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila

diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitasnya 98,9% menunjukkan

kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekan yang

positif, meskipun spesifitanya relatif rendah tetapi telah dibuktikan

berhubungan dengan keadaan postmatur.

b. Gerak janin: Gerakan janin dapat ditentukan dengan cara subjektif

(normal rata-rata 7 kali/20 menit) atau secara objektif dengan

tokografi (normal rata-rata 10 kali/20 menit) dapat juga ditentukan

dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif

dengan USG (Normal > 1 cm/bidang) memberikan gambaran

banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka

kemungkinan terjadi kehamilan postterm.

18

Page 32: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

c. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih

mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit

dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.

(Rahmawati, 2011).

d. Pemeriksaan USG. Dengan pemeriksaan ini diameter bipariental

kepala janin dapat di ukur dengan deliti tanpa bahaya

e. Pemeriksaan sitologik vagina untuk menentukan infusiensi plasenta

dinilai berbeda-beda (Dewi, 2012).

Beberapa efek kehamilan postterm antara lain:

a. Masalah ibu

1) Serviks yang belum matang (70% kasus)

2) Kecemasan ibu/ketegangan emosional

3) Persalinan traumatis akibat janin besar (20%)

4) Angka kematian sectio caesarea meningkat karena gawat janin,

distosia, dan CPD

5) Meningkatkan perdarahan pasca persalinan karena

penggunaan oksitosin atau akselerasi pada janin atau induksi

b. Masalah pada janin

1) Janin besar dapat menimbulkan diatosia bahu, fraktur klavikula,

partus tak maju, harus mengiatkan dokter akan kemungkinan

terjadinya makrosomia dimana penangananya membutuhkan

intervensi dokter secepatnya.

2) Pertumbuhan janin terhambat

19

Page 33: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

3) Kelainan cairan amnion (oligohidramnion) dapat mengakibatkan

gawat janin, keluarnya mekonium, dan tali pusat tertekan

sehingga menyebabkan janin meninggal mendadak (Saifuddin,

2006).

5. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan

kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada

trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua

(antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di

atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan

kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu

sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan

terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan

benar usia kehamilan, dan mencegah kehamilan serotinus yang

berbahaya (Rahmawati, 2011).

6. Penatalaksanaan

Dalam upaya pertolongan persalinan dengan tujuan well born

baby dan well healt mother perlu dipertimbangkan beberapa hal

berikut:

a. Usia kehamilan lebih dari 42 minggu karena kehamilan yang

semakin lama dan melebihi 42 minggu, maka AKP-nya makin tinggi

(AKP, Angka Kematian Parturien)

1) Jika AKP 42 minggu = satu

2) AKP 43 minggu menjadi 2 kalinya.

20

Page 34: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

3) Sedangkan pada usia kehamilan 44 minggu, AKP-nya menjadi

tiga kali lipat dari AKP 42 minggu.

b. Besarnya janin

Persalinan janin makrosomia pervaginam akan menimbulkan

trauma pada bayi dan maternal yang makin tinggi.

1) Komplikasi trauma pada janin-bayi :

a) Asfiksia karena terlalu lama terjepit

b) Trauma akibat tindakan operasi yang dilakukan pervaginam

dengan bentuk trias komplikasi, yakni infeksi, asfiksia, dan

trauma langsung dan perdarahan

2) Komplikasi maternal “trias komplikasi”

a) Trauma langsung persalinan pada jalan lahir

(1) Robekan luas

(2) Fistula rekto-vesiko vaginal

(3) Rupture perineum tingkat lanjut

b) Infeksi karena terbukanya jalan lahir secara luas sehingga

mudah terjadi kontaminasi bakterial.

c) Perdarahan:

(1) Trauma langsung jalan lahir

(2) Atonia uteri

(3) Retensio plasenta

c. Pertimbangan evaluasi dengan USG dalam bentuk “profil biofisik

janin intrauteri”

21

Page 35: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

d. Menurut pandangan kami: AFI kurang dari 5 cm merupakan

indikasi mutlak untuk terminasi persalinan dengan seksio sesarea.

e. Kematangan serviks uteri

Jika pemeriksaan bishop nilainya kurang dari 5 cm, menurut

pendapat kami sebaiknya dilakukan langsung terminasi dengan

cara seksio sesarea untuk mencapai well born baby dan well

health mother (Manuaba, 2007).

Pada persalianan pervaginam, harus diperhatikan bahwa

partus lama akan sangat merugikan bayi, Janin post matur

kadang-kadang besar dan kemungkinan CPD (cephalo pelvic

disproportion) dan distosia janin perlu dipertimbangkan, selain itu

janin post date lebih peka terhadap sedative dan norkosa,

perawatan post date perlu dengan pengawasan dokter (Dewi,

2012).

7. Penanganan

Penanganan ibu bersalin dengan serotinus yakni:

a. Apabila tidak ada tanda-tanda infusiensi plasenta persalinan

spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat (Dewi, 2012).

b. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah

monitoring janin sebaik-baiknya.

c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,

kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan

atau tanpa amniotomi

22

Page 36: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

d. Bila terdapat kehamilan yang lalu terdapat hipertensi, pre eklamsi

dan kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas atau pada

kehamilan lebih dari 40-42 minggu maka ibudi rawat di rumah sakit.

e. Operasi section caesarea dapat di pertimbangkan pada:

1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belumm matang.

2) Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi

gawat janin.

3) Primigavida tua, kematian janin dalam kandungan pre eklamsi,

hipertensi menahun, infertilitas dan kesalahan letak.

4) Bayi post matur dibawah pengawasan dokter (Nugraheny,

2010).

Prinsip tatalaksana kehamilan postterm adalah merencanakan

pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari

hasil pemeriksaan kesejahtraan janin dan penilaian skor pelvic. Ada

beberapa cara pengakhiran kehamilan, antara lain:

a. Induksi partus dengan induksi balon kateter foley.

b. Induksi dengan oksitosin

c. Bedah section caesaria

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi dengan oksitosin,

pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm,

ada kemungkinan his, ukuran panggul normal, tidak ada CPD, janin

presentase kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai

mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, bila nilai pelvic > 8, maka

induksi persalinan besar kemungkinan akan berhasil apabila:

23

Page 37: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

a. Bila nilai pelvic > 5, dapat di lakukan drips oksitosin.

b. Bila nilai pelvic < 5, dapat dilakukan pematangan serviks terlebih

dahulu, kemungkinan dilakukan penilaian pelvic lagi (Rahmawati,

2011).

C. Tinjauan Tentang Faktor Risiko Terjadinya Serotinus

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup yang di hitung

berdasarkan ulang tahun terakhir. Pada umur <20 tahun rahim dan

panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.

Akibatnya ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami serotinus, partus

macet atau gangguan lain. Selain itu juga pada umur <20 tahun ini ibu

belum siap menerima tanggung jawab sebagai orang tua dan belum

sepenuhnya siap untuk menghadapi kehamilan, dan pada umur <20

tahun ini fungsi organ reproduksinya belum matang, sedangkan pada

umur >35 tahun fungsi organ reproduksinya akan mengalami

kemunduran dan hormon yang berada dalam tubuh fungsinya akan

menurun pula, karena hormon tersebut sangat berpengaruh dalam

kehamilan, persalinan dan nifas (Saifuddin, 2006).

2. Gravida

Gravida adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah di

alami ibu tanpa memandang hasil akhir kehamilan (Wiknjosastro,

2009). Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan suatu hal yang

baru dalam hidupnya sehingga secara psikologis mentalnya belum

24

Page 38: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

siap, hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi

seperti kehamilan serotinus. Dan pada ibu dengan jumlah kehamilan

lebih dari tiga kali akan semakin memungkinkan terjadinya komplikasi.

3. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu.

Paritas pertama atau lebih dari 3 kali mempunyai risiko yang lebih

besar terhadap ibu dan janinnya. Ibu yang baru pertama kali

melahirkan merupakan suatu hal yang baru dalam hidupnya sehingga

secara psikologis mentalnya belum siap, hal ini akan memperbesar

kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin tinggi paritas semakin

tinggi risiko bagi ibu dan janinnya. Hal ini pada paritas tinggi atau ibu

yang telah melahirkan lebih dari 3 kali, fungsi alat-alat vitalnya dalam

organ reproduksi akan mengalami kemunduran yang diakibatkan

semakin rendahnya fungsi hormon-hormon yang ada didalam tubuh

(Saifuddin, 2006).

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi seseorang dalam pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

kesehatan. Makin tinggi tinggkat pendidikan seseorang, makin mudah

menafsirkan informasi sehingga menciptakan suatu hal yang baik,

sebaliknya pendidikan yang rendah palig rentan mengalami komplikasi

dalam persalinan. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan akan

bahaya-bahaya dan komplikasi yang dapat terjadi dalam masa

25

Page 39: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

kehamilan dan persalinan. Di dalam UU No.20 Tahun 2003 Jenjang

pendidikan formal terdiri atas: pendidikan dasar, menengah dan tinggi.

5. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan

tingkat kesejahtraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian

juga menunjukan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat

pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena

ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk

berinteraksi dengan orang lain, sehingga mempunya banyak peluang

juga untuk mendapatkan banyak informasi seputar keadaannya

(Sulistyawati, 2009).

Masalah utama bila ibu hamil yang bekerja di luar adalah risiko

terkena pajanan terhadap zat-zat fetotoksik, ketengangan fisik yang

berlebihan, terlalu lelah, pengobatan atau komplikasi yang

berhubungan dengan kehamilan dan masalah pada usia kehamilan

lanjut, kesulitan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan

kesinambungan tubuh. Wanita hamil yang melakukan pekerjaan yang

mengharuskan ibu berdiri lama, lebih berisiko mengalami persalinan

berisiko, tetapi jarang terdapat efek pada pertumbuhan janin. Ibu hamil

yang bekerja kecenderungan memiliki waktu istirahat kurang yang

akan mengakibatkan terjadinya komplikasi kehamilan, seperti kejadian

serotinus (Notoatmodjo, 2012).

26

Page 40: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

D. Landasan Teori

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikator

yang paling penting untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negara

untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang

obstetri. Adapun penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital,

prematuritas, trauma persalinan, infeksi, gawat janin dan asfiksia

neonatorum. Terjadinya gawat janin disebabkan oleh induksi persalinan,

infeksi pada ibu, perdarahan, insufisiensi plasenta, prolapsus tali pusat,

kehamilan dan persalinan preterm dan serotinus. Persalinan serotinus

menunjukkan bahwa kehamilan telah melampaui waktu perkiraan

persalinan menurut hari pertama menstruasinya.

Faktor yang merupakan predisposisi terjadinya persalinan serotinus

diantaranya faktor ibu adalah karena hanya sebagian kecil ibu yang

mengingat tanggal menstruasi pertamanya dengan baik dan adanya

gangguan terhadap timbulnya persalinan seperti pengaruh esterogen,

oksitosin dan saraf uterus.

27

Page 41: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

E. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Kejadian Serotinus

Gravida

Paritas

Pendidikan

Pekerjaan

28

Page 42: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi

ibu bersalin dengan serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara periode Januari 2014 – Juli 2015.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2016.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan

serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode

Januari 2014 – Juli 2015 berjumlah 64 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2010). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan

serotinus di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode

29

Page 43: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Januari 2014 – Juli 2015, yang tercatat dalam buku registrasi (medical

record). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara

total sampling, dimana seluruh ibu bersalin dengan serotinus di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara periode Januari 2014 – Juli

2015 ditetapkan sebagai sampel penelitian.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

umur, gravida, paritas, pendidikan dan pekerjaan.

2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu ibu

bersalin dengan serotinus.

F. Definisi Operasional

1. Persalinan serotinus

Persalinan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah

kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau

lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid

terakhir diketahui dengan pasti.

2. Umur

Umur adalah usia responden saat penelitian dilakukan, dengan

kategori:

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun (Depkes RI, 2009).

30

Page 44: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

3. Gravida

Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah di alami wanita.

Tidak penting mengetahui pada usia berapa kehamilan tersebut

berakhir atau berapa jumlah bayi yang lahir dari kehamilan tersebut,

dengan kategori:

a. Gravida I

b. Gravida II

c. Gravida III

d. Gravida ≥ IV (Varney, 2008).

4. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan responden,

baik lahir hidup maupun mati, dengan kategori:

a. Paritas I

b. Paritas II

c. Paritas III

d. Paritas ≥ IV (Pudiastuti, 2012).

5. Pendidikan

Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang

diselesaikan oleh ibu bersalin, dengan kategori:

a. SD

b. SLTP Sederajat

c. SMA Sederajat

d. Diploma/Sarjana (Depkes RI, 2009).

31

Page 45: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

6. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas ibu bersalin

sehari-hari, dengan kategori:

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Swasta

c. IRT (Ibu Rumah Tangga) (Sulistyawati, 2009).

G. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder bersumber dari laporan-laporan yang telah didokumentasikan

melalui buku registrasi ibu bersalin dan gambaran umum lokasi penelitian.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Proses editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengecek kelengkapan data dari buku register.

2. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

32

Page 46: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

3. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2008).

I. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

J. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

digunakan rumus:

%100N

fP

Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).

33

Page 47: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Sejak bulan Oktober 2012, Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas Prov. Sultra) telah

menempati lokasi baru di jalan P. Tandean Kecamatan Baruga

Kota Kendari. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau

dengan kendaraan. Adapun batas-batas RSU Bahteramas Sultra

secara administratif sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kelurahan Wandudopi

2) Sebelah Timur : Kelurahan Lepo-Lepo

3) Sebelah Selatan : Kelurahan Baruga

4) Sebelah Barat : Kelurahan Watubangga.

b. Sarana dan Prasarana

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas

tanah dengan luas mencapai 170.000 m2. Sarana dan prasarana

yang berupa bangunan fisik seluas 54.127 m2 sedangkan

selebihnya belum terealisasi atau belum selesai dibangun. Namun

semua bangunan yang telah dioperasikan memiliki tingkat aktivitas

yang sangat tinggi.

34

Page 48: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Sebagian sarana fisik termasuk sarana pelayanan pasien

telah direhabilitasi namun masih ada beberapa sarana fisik lain

yang memerlukan rehabilitasi dan renovasi. Sarana kesehatan

terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, instalasi, dan

pelayanan penunjang medik. Pelayanan rawat jalan terdiri: poliklinik

penyakit `dalam, poliklinik kesehatan anak, poliklinik bedah,

poliklinik THT, poliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik

kesehatan gigi dan mulut, poliklinik neurologi, poliklinik kebidanan

dan penyakit kandungan, poliklinik jantung dan kardiovaskuler dan

poliklinik gizi.

Sedangkan pelayanan rawat inap terdiri dari: ruang

perawatan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, THT, mata,

kulit dan kelamin, gigi dan mulut, neurologi, penyakit kandungan,

perawatan intensif, prenatologi. Sedangkan instalasi terdiri dari

instalasi gawat darurat dan instalasi rehabilitasi medic. Pelayanan

penunjang antara lain terdiri dari: patologi klinik, patologi anatomi,

radiologi, farmasi, dan pelayanan lain seperti binatu, ambulance

serta pengatur jenazah.

c. Visi da Misi Rumah Sakit

Visi RSU Bahteramas Provinsi Sultra yaitu “Pembangunan

kesehatan di Sultra mengacu pada visi yang telah ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Sultra yaitu “terwujudnya masyarakat

Sulawesi Tenggara yang sehat 2010”. Untuk mewujudkan visi

35

Page 49: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

tersebut, maka misi yang diemban oleh RSU Bahteramas Provinsi

Sultra adalah:

1) Memberikan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika

profesi

2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga

kesehatan

3) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Motto RSU Bahteramas Provinsi Sultra adalah “Melayani

dengan hati dan senyum” dan Filosofi RSU Bahterama Provinsi

Sultra adalah “Melayani dengan baik merupakan ibadah”.

d. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara mengacu pada Perda Nomor 3 tahun 1999 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara yakni “Melaksanakan upaya kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu melalui upaya

peningkatan, pencegahan dan pelaksanakan upaya rujukan”.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di

atas, RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai

fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,

menyelenggarakan pelayanan penunjang medik,

menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan,

36

Page 50: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

menyelenggarakan pelayanan rujukan, menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan penelitian dan

pengembangan kesehatan, menyelenggarakan administrasi umum

dan keuangan.

e. Organisasi dan Manajemen

Pimpinan RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

disebut Direktur dan menduduki jabatan struktural eselon II B.

Direktur dibantu oleh tiga orang wakil direktur yaitu wakil direktur

umum dan keuangan, wakil direktur pendidikan dan pelatihan serta

wakil direktur pelayanan, masing menduduki jabatan struktural

eselon III A. Wakil direktur umum dan keuangan membawahi tiga

bagian yakni bagian umum, bagian keuangan dan bagian

perencanaan dan rekam medis. Kepala bidang dan kepala bagian

masing menduduki jabatan struktural eselon III B. Wakil direktur

pendidikan dan pelayanan membawahi bidang pendidikan dan

pelatihan. Sedangkan wakil direktur pelayanan membawahi dua

bidang yakni bidang pelayanan medik dan bidang keperawatan.

Masing-masing kepala bidang dan kepala bagian membawahi

seksi atau sub bagian yaitu kepala bidang pelayanan medik

membawahi seksi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik

serta seksi diklat dan penelitian pengembangan kesehatan. Kepala

bidang keperawatan membawahi seksi pelayanan keperawatan

dan seksi etika dan mutu keperawatan. Sedangkan kepala bagian

membawahi sub bagian masing-masing yaitu kepala bagian umum

37

Page 51: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

membawahi sub bagian tata usaha, sub bagian kepegawaian dan

sub bagian perlengkapan dan rumah tangga. Kepala bagian

keuangan membawahi sub bagian mobilisasi dana, sub bagian

verifikasi dan akuntansi dan sub bagian perbendaharaan, serta

kepala bagian perencanaan dan rekam medis membawahi sub

bagian penyusunan program dan laporan, sub bagian rekam medis

dan sub bagian pemasaran dan hukum. Kepala seksi dan kepala

sub bagian masing-masin menduduki jabatan struktural eselon IV

B.

Selain jabatan struktural, di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara juga terdapat jabatan fungsional yakni kepala-

kepala instalasi yang dibawahi langsung oleh kepala instalasi.

Sedangkan komite medis yang merupakan perwakilan dan

kelompok staf medis fungsional dibawahi langsung oleh direktur.

Pengangkatan kepala instalasi adalah wewenang direktur,

sedangkan pengangkatan komite medis adalah wewenang direktur

atas usulan direktur.

f. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara hingga 31 April 2015 berjumlah 771 orang Pegawai

Negeri Sipil (PNS), terdiri atas tenaga medis sebanyak 71 orang,

paramedis perawatan sebanyak 358 orang, paramedis non

perawatan sebanyak 212 orang dan non medis sebanyak 121

orang. Sedangkan tenaga kontrak sebanyak 74 orang.

38

Page 52: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

2. Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Kejadian Serotinus Menurut Umur Responden

Tabel 1. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Umur Ibu Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

1 < 20 2 3,1 2 20 – 35 18 28,1 3 > 35 44 68,8

Total 64 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 64 responden ibu bersalin

dengan serotinus, jumlah tertinggi pada umur > 35 tahun, yakni

sebanyak 44 orang (68,8%), dan terendah pada umur < 20 tahun

sebanyak 2 orang (3,1%).

b. Kejadian Serotinus Menurut Gravida Responden

Tabel 2. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Gravida Ibu Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Gravida Frekuensi (n) Persentase (%)

1 I 0 0 2 II 11 17,2 3 III 20 31,2 4 ≥ IV 33 51,6

Total 64 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 64 responden ibu bersalin

dengan serotinus, jumlah tertinggi pada gravida ≥ IV, yakni

sebanyak 33 orang (51,6%), dan terendah pada gravida II

sebanyak 11 orang (17,2%).

39

Page 53: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

c. Kejadian Serotinus Menurut Paritas Responden

Tabel 3. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Paritas Ibu Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Paritas Frekuensi (n) Persentase (%)

1 I 12 18,7 2 II 18 28,1 3 III 13 20,3 4 ≥ IV 21 32,9

Total 64 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 64 responden ibu bersalin

dengan serotinus, jumlah tertinggi pada paritas ≥ IV, yakni

sebanyak 21 orang (32,9%), dan terendah pada paritas I sebanyak

12 orang (18,7%).

d. Kejadian Serotinus Menurut Pendidikan Responden

Tabel 4. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Pendidikan Ibu Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 SD 5 7,8 2 SMP 13 20,3 3 SMA 28 43,7 4 Diploma/Sarjana 18 28,2

Total 64 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 64 responden ibu bersalin

dengan serotinus, jumlah tertinggi pada tingkat pendidikan SMA,

yakni sebanyak 28 orang (43,7%), dan terendah pada tingkat

pendidikan SD sebanyak 5 orang (7,8%).

40

Page 54: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

e. Kejadian Serotinus Menurut Pekerjaan Responden

Tabel 5. Distribusi Jumlah Kejadian Serotinus Menurut Pekerjaan Ibu Bersalin di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No. Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 PNS 14 21,9 2 Swasta 17 26,5 3 IRT 33 51,6

Total 64 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 64 responden ibu bersalin

dengan serotinus, jumlah tertinggi pada ibu bersalin yang bekerja

sebagai Ibu Rumah Tangga, yakni sebanyak 33 orang (51,6%), dan

terendah pada ibu bersalin yang bekerja sebagai Pegawai Negeri

Sipil sebanyak 14 orang (21,9%).

B. Pembahasan

Berdasarkan studi dokumentasi pada status rekam medik pasien di

Ruang Delima atau Ruang Bersalin RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara periode Januari 2014 – Juli 2015 didapatkan 64 sampel yang

merupakan penderita serotinus berdasarkan hasil pemeriksaan

Histopatologi bagian Patologi Anatomi RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

1. Ibu Bersalin yang Mengalami Serotinus Menurut Umur

Jumlah kasus terbanyak terdapat pada kelompok usia > 35 tahun

yaitu sebesar 68,8%, diikuti kelompok usia 20 – 35 tahun sebesar

28,1%, dan hanya 3,1% ditemukan pada usia kurang dari 20 tahun.

Hal ini berarti bahwa kasus serotinus muncul pada usia produktif.

41

Page 55: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Usia reproduksi optimal bagi seorang wanita adalah antara

umur 20-35 tahun, dibawah usia 20 tahun akan meningkatkan risiko

kehamilan maupun persalinan, karena perkembangan organ-organ

reproduksinya belum optimal, kematangan emosi dan kejiwaan

kurang, serta fungsi fisiologis yang belum optimal, sehingga lebih

sering terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dalam kehamilan.

Sebaliknya usia di atas 30 tahun telah terjadi kemunduran fungsi

fisiologis maupun reproduksi secara umum, sehingga lebih sering

terjadi akibat yang merugikan pada bayi (Setyowati dkk, 2006).

Umur ibu pada saat hamil mempengaruhi kondisi kehamilan ibu

karena selain berhubungan dengan kematangan organ reproduksi juga

berhubungan dengan kondisi psikologis terutama kesiapan dalam

menerima kehamilan. Risiko terbesar serotinus adalah pada wanita

yang melahirkan pada usia remaja atau kurang dari 20 tahun dan pada

usia lebih dari 35 tahun kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan

kejadian serotinus (Jannah, 2012).

Serotinus dapat terjadi pada umur ibu > 35 tahun disebabkan

kelainan his oleh karena adanya kemunduran fungsi dan efisiensi

kontraksi spontan miometrium akibat menuanya jaringan reproduksi

sehingga menyebabkan terjadinya partus lama, sedangkan pada umur

< 20 tahun dapat terjadi serotinus disebabkan respon hormonal tubuh

belum berfungsi maksimal oleh karena fungsi sistem reproduksi yang

belum siap menerima kehamilan (Cunningham, 2010).

42

Page 56: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Risiko terbesar serotinus adalah pada wanita yang melahirkan

pada usia remaja atau kurang dari 20 tahun dan pada usia lebih dari

35 tahun kemungkinan dapat melahirkan bayi dengan kejadian

serotinus (Jannah, 2012). Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35

tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di

bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35

tahun meningkatkan insiden diabetes tipe II (yang menyebabkan

peningkatan insiden diabetes kehamilan juga diagnosis diabetes Tipe

II), hipertensi kronis (yang menyebabkan peningkatan insiden pre-

eklamsia dan abrupsio plasenta), persalinan yang lama pada

multipara, seksio sesaria, kelahiran preterm, anomali kromosom, dan

kematian janin (Varney, 2008).

Risiko yang mungkin dapat terjadi jika hamil usia dibawah 20

tahun yaitu keguguran, preeklamsi dan eklamsi, timbulnya kesulitan

persalinan karena system reproduksi belum sempurna, bayi lahir

sebelum waktunya dan BBLR. Sedangkan umur yang terlalu tua

artinya hamil diatas 35 tahun. Risiko yang mungkin terjadi jika hamil

pada usia terlalu tua antara lain adalah terjadinya keguguran,

serotinus, preeklamsi dan eklamsi, timbulnya kesulitan pada

persalinan, perdarahan, BBLR dan cacat bawaan (Rahmawati, 2011).

2. Ibu Bersalin yang Mengalami Serotinus Menurut Gravida

Jumlah kasus terbanyak terdapat pada gravida ≥ IV, yakni

sebanyak 33 orang (51,6%), dan terendah pada gravida II sebanyak

11 orang (17,2%). Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan suatu

43

Page 57: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

hal yang baru dalam hidupnya sehingga secara psikologis mentalnya

belum siap, hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya

komplikasi seperti kehamilan serotinus. Dan pada ibu dengan jumlah

kehamilan lebih dari tiga kali akan semakin memungkinkan terjadinya

komplikasi.

Graviditas menggambarkan kehamilan wanita tersebut tanpa

mempersoalkan apakah anaknya lahir hidup, kembar atau meninggal.

Dengan adanya kehamilan berikutnya disebut multigravida. Hal ini

membuktikan dengan teori yang menyatakan bahwa multigravida

frekuensi terjadinya serotinus lebih tinggi atau lebih terdapat

peningkatan resiko terjadinya komplikasi obstetrik dibandingkan

dengan primagravida pada kehamilan kedua dan seterusnya telah

terjadi perubahan keadaan endometrium yang menyebabkan

endometrium menjadi kurang baik, terutama kalau jarak antara

kehamilan dengan kehamilan berikutnya pendek sehingga secara

teoritis dijelaskan bahwa multigravida tiga ke atas merupakan salah

satu keadaan rawan yang kelas dapat menimbulkan komplikasi

kehamilan (Manuaba, 2007).

3. Ibu Bersalin yang Mengalami Serotinus Menurut Paritas

Jumlah kasus terbanyak terdapat pada paritas ≥ IV, yakni

sebanyak 21 orang (32,9%), dan terendah pada paritas I sebanyak 12

orang (18,7%). Hal ini kemungkinan terjadi karena pada paritas >IV

kemungkinan untuk mengalami riwayat obstetrik buruk juga semakin

meningkat dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas kecil karena

44

Page 58: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

dengan bertambahnya paritas maka kondisi kesehatan reproduksi juga

semakin berkurang. Sedangkan pada paritas 1 kemungkinan

terjadinya riwayat obstetrik yang buruk terjadi karena kurang siap nya

ibu secara fisik maupun psikis dalam menerima kehamilan pertama.

Insiden serotinus adalah 2,2% dan meningkat drastis

dibandingkan dengan insiden pada wanita dengan para yang lebih

rendah. Pada lebih dari 169.000 wanita di Parkland Hospital,

insidennya untuk wanita para 3 atau lebih adalah 1 dari 175 (Manuaba,

2007). Menurut asumsi peneliti semakin banyak paritas multipara yang

melahirkan anak dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun semakin

memicu terjadinya serotinus.

Paritas adalah status melahirkan anak pada seorang wanita

(Varney, 2008). Paritas 2-3 merupakan jumlah yang paling aman

ditinjau dari sudut kesehatan. Paritas yang tinggi atau paritas lebih dari

3 mempunyai faktor resiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.

Paritas ibu 2-3 merupakan jumlah paling aman ditinjau dari sudut

kesehatan mempunyai lebih dari tiga anak termasuk resiko tinggi dan

maksimal dua anak digolongkan resiko rendah. Paritas tinggi (lebih dari

3 beresiko timbulnya partus lama). Hal ini dibuktikan dengan teori yang

menyatakan bahwa paritas lebih dari > III atau paritas resiko tingginya

serotinus (Pudiastuti, 2012).

Kehamilan yang paling optimal adalah kehamilan kedua sampai

keempat. Kehamilan pertama dan setelah kehamilan keempat

mempunyai risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi sering disertai penyulit

45

Page 59: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

seperti kelainan letak, perdarahan ante partus, perdarahan post partum,

dan lain-lain (Martaadisoebrata, 2005). Kehamilan dan persalinan yang

mempunyai risiko adalah anak pertama dan anak keempat atau lebih.

Pada kehamilan dan persalinan pertama ada kekakuan dari otot

sedangkan pada anak keempat atau lebih adanya kemunduran daya

lentur jaringan yang sudah berulang kali diregangkan oleh pada waktu

hamil (Tjipta, 2006).

4. Ibu Bersalin yang Mengalami Serotinus Menurut Pendidikan

Jumlah kasus terbanyak terdapat pada ibu bersalin dengan

tingkat pendidikan SMA, yakni sebanyak 28 orang (43,7%), dan

terendah pada pendidikan SD sebanyak 5 orang (7,8%).

Hal ini sejalan dengan pendapat Prameswari (2007), tingkat

pendidikan ibu yang rendah secara tak langsung dapat meningkatkan

risiko serotinus, pengaruh tersebut terjadi karena rendahnya akses ibu

berpendidikan rendah terhadap informasi tentang kesehatan ibu dan

bayi, peningkatan pengetahuan ibu akan mengubah sikap dan perilaku

ibu tentang kesehatan. Menurut Tobing (2009) pendidikan merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, kesadaran

maupun kemampuan seorang ibu mengenai kehamilan dan perawatan

kehamilan serta upaya pemeriksaan kehamilan kepada tenaga

profesional yang tepat.

Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi pula

pengetahuan kesehatan. Pendidikan yang tinggi memudahkan

seseorang menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan

46

Page 60: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

pendidikan rendah. Pengetahuan kesehatan yang tinggi menunjang

perilaku hidup sehat dalam pemenuhan gizi ibu selama kehamilan

(Festy, 2009).

Seharusnya ibu dengan pendidikan tinggi dapat menjaga

kehamilannya dengan lebih baik berdasarkan pengetahuan yang

didapatnya dibandingkan dengan ibu berpendidikan rendah. Walaupun

demikian kejadian BBLR yang ditemukan pada ibu dengan pendidikan

tinggi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan karena

sebagian besar ibu dengan pendidikan tinggi lebih memilih untuk

bekerja.

Menurut Rukmini (2005) rendahnya pendidikan ibu akan

berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh pada

keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin

rendah pengetahuan ibu, makin sedikit keinginannya untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatann dan pendidikan ibu adalah

faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap pencarian pertolongan

persalinan di samping faktor jarak ke tempat pelayanan kesehatan dan

status ekonomi.

Pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkembangkan

seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang terjadi melalui

pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang karena dapat membuatnya

untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru dalam

mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin menuntut

47

Page 61: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

kualitas. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam

hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak

lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih

mudah menerima gagasan baru (Notoatmodjo, 2012).

5. Ibu Bersalin yang Mengalami Serotinus Menurut Pekerjaan

Jumlah kasus terbanyak terdapat pada ibu bersalin dengan

pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, yakni sebanyak 33 orang

(51,6%), dan terendah pada ibu bersalin yang bekerja sebagai PNS

sebanyak 14 orang (21,9%).

Masalah utama bila ibu hamil yang bekerja di luar adalah risiko

terkena pajanan terhadap zat-zat fetotoksik, ketengangan fisik yang

berlebihan, terlalu lelah, pengobatan atau komplikasi yang

berhubungan dengan kehamilan dan masalah pada usia kehamilan

lanjut, kesulitan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan

kesinambungan tubuh. Wanita hamil yang melakukan pekerjaan yang

mengharuskan ibu berdiri lama, lebih berisiko mengalami persalinan

berisiko, tetapi jarang terdapat efek pada pertumbuhan janin. Ibu hamil

yang bekerja kecenderungan memiliki waktu istirahat kurang yang

akan mengakibatkan terjadinya komplikasi kehamilan, seperti kejadian

serotinus (Notoatmodjo, 2012).

48

Page 62: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan

kelompok umur > 35 tahun (68,8%).

2. Kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan

gravida ≥ IV (51,6%).

3. Kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan paritas

≥ IV (32,9%).

4. Kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan tingkat

pendidikan SMA (43,7%).

5. Kasus serotinus terbanyak ditemukan pada ibu bersalin dengan

pekerjaan ibu rumah tangga (51,6%).

B. Saran

1. Para tenaga kesehatan diharapkan dapat menekan angka kejadian

serotinus dengan memberikan pelayanan paripurna sejak dalam masa

awal kehamilan sampai persalinan, mampu melakukan deteksi dini dan

pencegahan komplikasi serta memberikan pemahaman pada ibu

49

Page 63: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

tentang pentingnya pemilihan penolong persalinan dalam rangka

pemanfaatan fasilitas kesehatan.

2. Kunjungan antenatal sangat penting dilakukan oleh ibu hamil untuk

mendapatkan pelayanan sehubungan dengan kehamilannya, meliputi

pemeriksaan kehamilan, dukungan psikologis serta penyuluhan

kesehatan sehingga dapat terbina hubungan saling percaya. Tingkat

kepercayaan ibu terhadap bidan dan keluarga juga sangat

mempengaruhi kelancaran proses persalinan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa

dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

50

Page 64: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

DAFTAR PUSTAKA

BLUD RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015. Rekapitulasi

Laporan Rumah Sakit Tahun 2015. Kendari: BLUD RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Cunningham, IA, 2010. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI. 2014. Asuhan Persalinan Normal (Buku Acuan).

Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Dewi, R, 2012. Ibu hamil dengan Serotinus. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Dinkes Prov. Sultra, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kendari: Dinkes Prov. Sultra. Festy, 2009, Analisis Faktor Risiko pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

di Kabupaten Sumenep. Jurnal Kesehatan UNS. Surakarta: UNS. Hidayati, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Jannah, N, 2012. Buku Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Andi Offset. Lailiyana, S. 2011. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC. Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan: Penyakit Kandungan Untuk Bidan. Jakarta:

EGC. Martaadisoebrata, 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka

Rihama. Nugroho, T., 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 65: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

POGI, IDAI, IBI, PPNI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Pudiastuti, RD., 2012. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologi.

Yogyakarta: Nuha Medika. Rahmawati, E. N. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Viktori Inti Cipta. Rukiyah, Ai Yeyeh, 2009. Diktat Kuliah Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).

Jakarta: Trans Info Media. Rukmini, 2005. Ibu Bersalin dengan Berbagai Kelainan. Jakarta: RE UI. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Setyowati dkk, 2006. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta. Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika. Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. Tangalayuk, D., 2011. Hubungan serotinus dan partus lama dengan kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah. Kendari: Poltekkes.

Varney, Helen dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vol 1. Jakarta:

EGC. Winkjosastro, H. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka. Yanti, S. M. 2009. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

Page 66: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

Lampiran 1. Master Tabel Penelitian

IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERIODE JANUARI 2014 – JULI 2015

No. Inisial Umur Gravida Paritas Pendidikan Pekerjaan

1 Ny. Tb 32 III II Sarjana IRT

2 Ny. Wo 35 V IV SMA PNS

3 Ny. Ab 30 III II SMA IRT

4 Ny. Sk 31 IV III SMA IRT

5 Ny. Hn 38 V IV SMP Swasta

6 Ny. Ya 31 III II SMP IRT

7 Ny. Sh 27 II I Diploma Swasta

8 Ny. Wa 33 IV III SMP IRT

9 Ny. Dd 28 III II Sarjana PNS

10 Ny. Ji 33 IV III SMA IRT

11 Ny. Or 32 II I Sarjana Swasta

12 Ny. Hm 36 V IV SMP IRT

13 Ny. Dm 30 IV III SMA Swasta

14 Ny. Li 32 III II Sarjana IRT

15 Ny. Sj 39 V IV SMA PNS

16 Ny. Mr 28 II I SMA IRT

17 Ny. Hd 34 IV III SMA Swasta

18 Ny. Sg 38 V IV SMA PNS

19 Ny. Dn 31 III II SD IRT

20 Ny. Eh 25 III I SMA Swasta

21 Ny. Id 34 IV III Diploma IRT

22 Ny. Sh 40 V IV SMP IRT

23 Ny. Mi 32 III II Diploma IRT

24 Ny. Si 33 IV III SMA PNS

25 Ny. Te 39 V IV SMA IRT

26 Ny. Tl 37 V IV SMA IRT

27 Ny. Mk 34 II I Sarjana PNS

28 Ny. Sy 29 III II SMA Swasta

29 Ny. Wb 35 V IV SD IRT

30 Ny. Mm 25 III I SMP IRT

31 Ny. Kt 31 III II Sarjana IRT

32 Ny. Sh 28 II I Diploma Swasta

33 Ny. Mh 36 V IV SMA IRT

34 Ny. N 32 IV III SD Swasta

35 Ny. C 29 III II SMA PNS

36 Ny. R 37 V IV SMA Swasta

37 Ny. H 32 III II Sarjana IRT

Page 67: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.

38 Ny. R 18 II I SMP Swasta

39 Ny. S 37 V IV Diploma IRT

40 Ny. S 37 IV III SMA PNS

41 Ny. H 30 III II SMA IRT

42 Ny. S 27 III II SD IRT

43 Ny. ST 37 V IV Sarjana IRT

44 Ny. Z 30 III II SMA Swasta

45 Ny. Li 34 V IV SMA Swasta

46 Ny. N 38 V IV SMP IRT

47 Ny. W 36 IV III SD Swasta

48 Ny. N 38 V IV Sarjana PNS

49 Ny. M 34 IV III SMA IRT

50 Ny. S 36 V IV SMA PNS

51 Ny. N 33 III II SMP IRT

52 Ny. B 34 V IV Sarjana PNS

53 Ny. K 19 II I SMP Swasta

54 Ny. U 30 III II Sarjana IRT

55 Ny. A 38 V IV SMA PNS

56 Ny. Li 34 III II SMA PNS

57 Ny. Eh 30 II I SMP IRT

58 Ny. Km 36 V IV SMP IRT

59 Ny. Bh 34 IV III SMA Swasta

60 Ny. Dd 28 II I SMP IRT

61 Ny. Ji 31 III II SMA IRT

62 Ny. Or 28 II I Diploma Swasta

63 Ny. Hm 35 V IV SMA IRT

64 Ny, Fs 32 IV III Sarjana PNS

Page 68: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 69: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 70: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.
Page 71: IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RSU ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/186/1/Final Isi KTI Siti Mukiah.pdfRa-Raa Kecamatan Ladongi Kolaka Timur B. Riwayat Pendidikan 1.