Serotinus Cbd Hk (1)

22
SEROTINUS DEFINISI Kehamilan lewat bulan / serotinus / kehamilan lewat waktu / kehamilan postterm / prolonged pregnancy ialah kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294 hari). INSIDEN Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira - kira 10 %, bervariasi antara 3,5 – 14 %. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 - 7 %. Variasi insiden postterm berkisar antara 2 - 31,37 %. ETIOLOGI Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah - Kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. 1

description

serotinus

Transcript of Serotinus Cbd Hk (1)

SEROTINUS

DEFINISIKehamilan lewat bulan / serotinus / kehamilan lewat waktu / kehamilan postterm / prolonged pregnancy ialah kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294 hari).

INSIDENAngka kejadian kehamilan lewat waktu kira - kira 10 %, bervariasi antara 3,5 14 %. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 - 7 %. Variasi insiden postterm berkisar antara 2 - 31,37 %.

ETIOLOGIEtiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah Kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Oksitosin dipercaya memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang diduga sebagai penyebab kehamilan postterm. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang. Namun, pada cacat bawaan seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan. Faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.

RESIKOKehamilan postterm mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan kehamilan aterm, terutama terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum, postpartum) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia. Pengaruh kehamilan postterm antara lain adalah sebagai berikut :a. Perubahan pada plasentaDisfungsi plasenta merupakan faktor penyebab terjadinya komplikasi pada kehamilan postterm dan meningkatkan resiko terhadap janin. Penurunan fungsi plasenta dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta laktogen. Perubahan yang terjadi pada plasenta yaitu, Kalsifikasi karena peningkatan penimbunan kalsium. Degenerasi jaringan plasenta, seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, trombosis intervilli, dan infark villi. Selaput vaskulosinsial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang. Keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transpor plasenta. Perubahan biokimia, dapat mengakibatkan, gangguan pertumbuhan janinb. Pengaruh pada janinFungsi plasenta mencapai puncak pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Akibat proses penuaan plasenta, pemasokan makan dan oksigen akan menurun, disamping adanya spasme arteri spiralis. Sirkulasi uteroplasenter akan berkurang dengan 50% menjadi hanya 250ml/menit. Beberapa pengaruh kehamilan postterm terhadap janin antara lain sebagai berikut : Penurunan berat janin Sindrom postmaturitasPada neonatus ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput, lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan mengering seperti kertas. Rambut dan kuku memanjang, tulang tengkorak keras, hilangnya verniks kaseosa dan lanugo,dan cairan ketuban berkurang sampai habis. Makrosomia, yang dapat menyebabkan distosia pada persalinan, fraktur klavikula, Palsi Erb-Duchene, sampai kematian bayi Cacat bawaan Insufisiensi plasenta yang berakibat Pertumbuhan janin terhambat Oligihidramnion, terjadi kompresi tali pusat, hipoksia janin, keluar mekonium kental, aspirasi, perubahan abnormal jantung janin, dan akhirnya terjadi gawat janin.

DIAGNOSISDiagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.Dalam menentukan diagnosis kehamilan postterm disamping dari riwayat haid dan antenatal, sebaiknya dilihat pula dengan menggunakan pemeriksaan penunjang :a. Riwayat haidDapat ditegakkan diagnosis kehamilan postterm, apabila riwayat HPHT diketahui secara pasti. Adapula kriteria riwayat haid yang dapat dipercaya: Penderita harus yakin betul dengan HPHTnya Siklus 28 hari dan teratur Tidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan terakhirb. Riwayat pemeriksaan ANC1. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.2. Dirasakan gerakan janin (quickening) pada umur kehamilan 18-20 minggu.3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 18-20 minggu dengan stetoskop Laennec DJJ).Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut: Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop Laennec Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)Pada trimester I, pemeriksaan panjang kepala-tungging (crown - rump length / CRL) memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran persalinan. Pada umur kehamilan sekitar 16 - 26 minggu, ukuran diameter biparietal dan panjang femur memberikan ketepatan sekitar 7 hari dari taksiran persalinan. Trimester III, dapat dipakai untuk menentukan berat janin, keadaan air ketuban, ataupun keadaan plasenta. Pemeriksaan RadiologiUmur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan. Gambaran epifisis femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu, epifisis tibia proksimal setelah berumur 36 minggu, dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu Pemeriksaan Laboratorium Kadar lesitin / spingomielin Aktivitas tromboplastin cairan amnion (ATCA) Sitologi cairan amnionBerdasarkan derajat insufisiensi plasenta yang terjadi, tanda postmaturitas dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Stadium 1: kulit menunjukan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi, berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas. Stadium II: gejala diatas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit. Stadium III: disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, tali pusat.Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:1. Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.2. Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali / 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali / 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal > 1 cm / bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.3. Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.

PENATALAKSANAANPrinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (Pelvic Score = PS) atau Bishops score. Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.2. Induksi dengan oksitosin.3. Bedah seksio sesaria.Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.Tabel pengukuran pelvis dapat dilihat dibawah ini :SCORE0123

Pendataran Serviks0 30 %40 50 %60 70 %80 %

Pembukaan Serviks01-23-45-6

Penurunan kepala dari Hodge III-3-2-1,0+1 +2

Konsistensi ServiksKerasSedangLunak

Posisi Serviks SumbuPosteriorSearah Jalan LahirAnterior

Bila nilai BS > 8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan berhasil. Bila BS > 5, dapat dilakukan drip oksitosin. Bila BS < 5, dapat dilakukan pematangan servik terlebih dahulu, kemudian lakukan pengukuran BS lagi.

PENCEGAHANPencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG 2012

A. IDENTITAS1. Nama penderita: Ny. F2. Umur: 20 tahun3. Jenis kelamin: Perempuan4. No CM: 117.96.825. Tanggal Masuk : 17 Oktober 2012 6. Ruang: B.Nissa7. Agama: Islam8. Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga9. Alamat: Ds. Karang Asem RT.03 RW.01, Sayung - Demak10. Pendidikan: SMP11. Status Kawin: Kawin12. Kewarganegaraan: WNI13. Nama Suami: Tn. K

B. DATA DASAR1. ANAMNESISAnamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 17 Oktober 2012 jam 13.30 WIBa. Keluhan Utama :Pasien G2P1A0, usia 20 tahun, hamil 43 minggu, merasa perut kencang-kencang (+) jarang, keluar darah Per Vaginam (-), lendir (+), ngerembes (+) 1 minggu yang lalu.

b. Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien G2P1A0, usia 20 tahun, hamil 43 minggu, mengaku hari pertama haid terakhir tanggal 15 Desember 2011 dan mengatakan kehamilannya sudah lewat dari hari perkiraan lahir. Riwayat KehamilanHPHT: 15 Desember 2011HPL: 22 September 2012Tanggal masuk: 17 Oktober 2012Umur Kehamilan: 43 Mingguc. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat Penyakit Jantung: disangkal Riwayat Penyakit Paru: disangkal Riwayat DM: disangkald. Riwayat ANCANC dilakukan di Bidane. Riwayat Haid Menarche: 15 tahun Siklus haid: 28 hari Lama haid: 7 hari Dismenorhea: -f. Riwayat PerkawinanPasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.Usia pernikahan 3 tahung. Riwayat ObstetriG I: laki-laki, umur 1,5 tahun, BB 3800 gram, aterm, lahir spontan, di bidanG II: hamil inih. Riwayat Sosial EkonomiSuami pasien bekerja sebagai swasta, istri bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kesan ekonomi : biaya kesehatan ditanggung sendiri.i. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat Penyakit Jantung: disangkal Riwayat Penyakit Paru: disangkal Riwayat DM: disangkal2. PEMERIKSAAN FISIK a. Status PresentKeadaan Umum: baikKesadaran: composmentisVital SignTensi: 110/60 mmHgNadi: 80 x/menitRR: 20 x/menitSuhu: 36,5 0CTB: Tidak dilakukan pemeriksaanBB: 56 kgb. Status Internus Kepala: Mesocephale Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-) Telinga: Discharge (-), bentuk normal Mulut: Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-) Tenggorokan: Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-) Leher: simetris, pembesaran kelenjar limfe (-) Kulit: Turgor baik, ptekiae (-) Mamae: simetris, benjolan abnormal (-)

Abdomen: Inspeksi: cembung, striae gravidarum (+), bundle of ring (-) Palpasi: Nyeri tekan (-) Perkusi: tidak dilakukan Auskultasi: tidak dilakukan Extremitas:SuperiorInferiorOedem-/--/-Varises-/--/-Reflek fisiologis-/--/-Reflek patologis-/--/-c. Status Obstetri Abdomen Inspeksi: Perut cembung, striae gravidarum (+) Palpasi:Leopold I: TFU 3 jari di bawah Proc. Xyphoideus. Teraba massa bulat, besar, lunakLeopold II: Situs janin membujur Teraba tahanan keras memanjang di sebelah kanan dan bagian kecil-kecil pada sebelah kiriLoepold III: Teraba massa besar, bulat, keras Bagian bawah janin sudah tidak dapat digoyangkanLeopold IV: Konfigurasi kedua tangan divergen Auskultasi: DJJ 11 12 11, bising usus (+) TBJ = (31 - 11) x 155 = 3100 gram Genitalia Externa : air ketuban (+) ngerembes, lendir (+), darah segar (-), vulva oedem (-) Interna: VT belum ada pembukaan, portio tebal kaku, penipisan 0 %, KK (-), POD tidak bisa teraba, penurunan Hodge I Inspekulo tidak dilakukan3. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium Darah :HEMATOLOGIDarah RutinHb12,2 gr/dLHematokrit37 %Leukosit7.600 /uLTrombosit169.000 /uLGolongan darah / RhO+Waktu Perdarahan / BT2 : 00Waktu Pembekuan / CT4 : 15IMMUNOSEROLOGIHbsAg Kualitatifnegatif4. RESUMEPasien G2P1A0, usia 20 tahun, hamil 43 minggu, datang dengan keluhan kenceng - kenceng (+) jarang, ngerembes (+) 1 minggu yang lalu.Riwayat Kehamilan: HPHT: 15 Desember 2011HPL: 22 September 2012Tanggal masuk: 17 Oktober 2012 Umur kehamilan: 43 Minggu5. DIAGNOSAPasien G2P1A0 , janin tunggal, hidup, intra uterine, letak kepala, belum inpartu dengan serotinus dan ketuban pecah dini6. PROGNOSAKehamilan: ad bonamPersalinan: ad bonam7. EDUKASIa. Memberitahu kondisi ibu dan janin pada keluarga.b. Perawatan intensif di rumah sakit guna menjaga kondisi ibu dan janin yang ada di dalam kandungannya.c. Memberitahu tentang dilakukannya terminasi kehamilan 8. SIKAPa. Pasien dirawat inap dan tirah baringb. Induksi dengan oxytosin Diberikan infus RL + 5 ui oxytosin dan kemudian dilanjutkan pemberian infus RL + 10 ui oxytosin.c. Terminasi kehamilan9. Laporan TindakanTanggal 17 oktober 2012 jam 14.00 wib diberikan infuse RL + 5 iu oxytosin (drip)JAMTETESAN PER MENITDENYUT JANTUNG JANINHIS

14.00 WIB8 tpm11-11-1110 menit 15 detik

14.15 WIB12 tpm11-11-1110 menit 15 detik

14.30 WIB16 tpm11-11-1210 menit 15 detik

14.45 WIB20 tpm11-11-1110 menit 15 detik

15.00 WIB24 tpm11-11-1110 menit 15 detik

15.15 WIB28 tpm12-12-1210 menit 15 detik

15.30 WIB32 tpm12-11-1210 menit 15 detik

15.45 WIB36 tpm11-12-1110 menit 15 detik

16.00 WIB40 tpm11-12-1110 menit 15 detik

Setelah pemberian infuse RL + 5 iu oxytosin (drip) kemudian timbul HIS (+) lama 15 detik interval 10 menit. Dilanjutkan pemberian infuse RL + 10 iu oxytosin (drip) pada tanggal 17 oktober 2012 jam 20.00 wibJAMTETESAN PER MENITDENYUT JANTUNG JANINHIS

20.00 WIB20 tpm11-12-1110 menit 15 detik

20.15 WIB24 tpm11-11-1110 menit 20 detik

20.30 WIB28 tpm12-12-1210 menit 25 detik

20.45 WIB32 tpm11-11-117 menit 25 detik

21.00 WIB36 tpm11-12-115 menit 25 detik

21.15 WIB40 tpm11-11-115 menit 30 detik

Pada jam 02.00 pasien mengeluhkan ingin BAB dan keluar lender darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam (VT), hasil VT : Konsistensi : lunak Penipisan : 70% Pembukaan : 7 cm KK : negative POD : uuk kanan depan Penurunan : hodge 2+Pada jam 03.30 pasien mengeluh ada dorongan untuk meneran, terlihat vulva membuka, tekanan pada anus, perineum menonjol. Kemudian dilakukan VT, hasil VT : Penipisan : 100% Pembukaan : 10 cm Kk : negative POD : uuk kanan depan Penurunan : hodge 3+Setelah itu dilakukan pimpin mengejan, bayi lahir spontan jam 03.50 perempuan, BB 2900 gr, panjang badan 47 cm AS 9-10-10. Kemudian diberikan oxytosin 1 ampul, periksa tanda pelepasan plasenta, setelah terlihat tanda pelepasan plasenta, segera dilakukan management aktif kala 3. Plasenta lahir spontan pada jam 04.10 wib. Pada plasenta ditemukan sedikit gambaran kalsifikasi. Kemudian periksa adanya laserasi pada jalan lahir, didapatkan laserasi grade 1, kemudian dilakukan hecting. Setelah itu periksa kontraksi uterus, tidak didapatkan tanda-tanda atonia uteri. Kemudian dilakukan observasi pardarahan PPV lochea rubra 50cc. pada jam 06.00 dilakukan pemantauan persalinan kala 4.JAM KEWAKTUTEKANAN DARAHNADISUHUTFUKONTRAKSI UTERUSKANDUNG KEMIHPERDARAHAN

106.00100/808836,71jari dibawah pusatkerasKosong10

06.15100/708836,61jari dibawah pusatKerasKosong20

06.30100/708636,61jari dibawah pusatKerasKosong25

06.45110/609036,61jari dibawah pusatKerasKosong30

07.00100/608436,62jari dibawah pusatKerasKosong35

207.15110/708636,62jari dibawah pusatKerasKosong40

07.30110/708836,62jari dibawah pusatkerasKosong50

FOLLOW UPTANGGAL / JAMVITAL SIGNKETERANGANTERAPI

17 Oktober 2012Jam 13.30T : 110/60 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menit Suhu : 36,5 0CVT : belum ada pembukaanDJJ: 11-12-11Cefotaxim 2x1 g

18 Oktober 2012

T : 120/80 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menit Suhu : 36,2 0CASI (+)TFU 2jari dibawah pusatPPV lochea rubra 50ccAmoxcillin 3 x 500 mgFerofort 1 x 500 mgVitamin A 1 x 200 IU

19 Oktober 2012T : 120/80 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 36,2 0CASI (+)TFU 2jari dibawah pusatPPV lochea rubra 50ccAmoxcillin 3 x 500 mgMetergin 3 x 1

2