Identifikasi forensik

download Identifikasi forensik

of 14

Transcript of Identifikasi forensik

Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak , membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal , bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan orangtua nya. Identitas seseorang dipastikan bila paling sedikit 2 metode yang digunakan memberikan hasil positip (tidak meragukan). Penentuan identitas personal dapat menggunakan metode identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan perhiasan, medik, gigi, serologic, dan secara eksklusi. Akhir-akhir ini dikembangkan pula metode identifikasi DNA. Pemeriksaan sidik jari Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang d i a k u i p a l i n g t i n g g i ketepatan nya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan keduatangan jenazah dengan kantong plastik. Metode Visual Metode ini dilakukan dengan memperlihatkan jenazah pada orang -orang yang merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya . Cara ini hanya efektif pada jenazah yangbelum membusuk , sehingga masih mungkin dikenali wajah dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu orang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat adanya kemungkinan faktor emosi yang turut berperan untuk membenarkan atau sebaliknya menyangkal identitas jenazah tersebut. Pemeriksan Dokumen Dokumen seperti kartu identitas ( KTP, SIM, Paspor ) d a n s e j e n i s n y a y a n g k e b e t u l a n ditemukan dalam saku pakaian yang dikenakan akan sangat membantu mengenali jenazah tersebut. Perlu diingat pada kecelakaan masal, dokumen yang terdapat dalam tas atau dompet yang berada dekat jenazah belum tentu adalah milik jenazah yang bersangkutan. Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan Dari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah, mungkin dapat diketahui merek atau nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik , badge yang semuanya dapat membantu proses identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut. Khusus anggota ABRI, identifikasi dipemudah oleh adanya nama serta NRP yang tertera pada kalung logam yang dipakainya. Identifikasi Medik Metode ini menggunakan data umum dan data khusus. Data umum meliputi tinggi badan, berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya . Data khusus meliputi tatto, tahi lalat, jaringan parut, cacat kongenital, patah tulang dan sejenisnya.

Metode ini mempunyai nilai tinggi karena selain dilakukan oleh seorang ahli dengan menggunakan berbagai cara/modifikasi (termasuk pemeriksaan dengan sinar-X) sehingga ketepatan nya cukup tingi . Bahkan pada tengkorak/kerangka pun masih dapat dilakukan metode identifikasi ini. Melalui identifikasi medik diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, prkiraan umur dan tingi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya. Pemeriksaan Gigi Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) d a n r a h a n g y a n g d a p a t dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual , sinar-X dan pencetakan gigi dan rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi dan sebagainya. S e p e r t i h a l n y a d e n g a n s i d i k j a r i , m a k a s e t i a p i n d i v i d u m e m i l i k i s u s u n a n g i g i y a n g khas. Dengan demikian dapat dilakukan indentifikasi dengan cara membandingkan datatemuan dengan data pembanding antemortem. Pemeriksaan Serologik Pemeriksaan serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah . Penentuan golongan darah pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku dan tulang. Saat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan sidik DNA yang akurasi nya sangat tinggi. Metode Eksklusi Metode ini digunakan pada kecelakaan masal yang melibatkan s e j u m l a h o r a n g y a n g dapat diketahui identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara, kapal laut dan sebagainya. Bila sebagian besar korban telah dapat dipastikan identitasnya dengan menggunakan metode indentifikasi yang lain, sedangkan identitas sisa korban tidak dapat ditentukandengan metode metode tersebut diatas, maka sisa korban diindentifikasi menurut daftar penumpang. Identifikasi Potongan Tubuh Manusia (Kasus Mutilasi) Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan apakah potongan jaringan berasal dari manusiaatau hewan. Bilamana berasal dari manusia, ditentukan apakah potongan-potongantersebut dari satu tubuh. P e n e n t u a n j u g a m e l i p u t i j e n i s k e l a m i n , r a s , u m u r , t i n g g i b a d a n , d a n k e t e r a n g a n l a i n seperti cacat tubuh, penyakit yang pernah diderita, serta cara pemotongan tubuh yang mengalami mutilasi. Untuk memastikan bahwa potongan tubuh berasal dari manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik dan pemeriksaan serologik berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin). Penentuan jenis kelamin ditentukan dengan pemriksaan makroskopik dan harus diperkuatdengan pemeriksaan mikroskopik yang bertujuan menemukan kromatin seks wanita, seperti Drumstick pada leukosit dan badan Barr pada sel epitel serta jaringan otot. Identifikasi Kerangka Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia , ras, jenis kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan, ciri-ciri khusus dan deformitas serta bila memungkinkan dilakukan rekonstruksi wajah. Dicari pula tanda-tanda kekerasan pada tulang dan memperkirakan sebab kematian . Perkiraansaat kematian dilakukan dengan

memeperhatikan kekeringan tulang. Bila terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan identifikasi dengan membandingkan data antemortem. Bila terdapat foto terakhir wajah orang tersebut semasa hidup, dapat dilaksanakan metode superimposisi, yaitu dengan jalan menumpukkan fotoRontgen tulang tengkorak diatas foto wajah orang tersebut yang dibuat berukuran samadan diambil dari sudut pengambilan yang sama. Dengan demikian dapat dicari adanya titik-titik persamaan. Pemeriksaan Anatomik Dapat memastikan bahwa kerangka adalah kerangka manusia. Kesalahan penafsiran dapat timbul bila hanya terdapat sepotong tulang saja, dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan serologik/ reaksi presipitin dan histologi(jumlah dan diameter kanalkanal Havers). Penentuan Ras Penentuan ras dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropologik pada tengkorak, gigigeligi, tulang panggul atau lainnya . Arkus zigomatikus dan gigi insisivus atas pertamayang berbentuk seperti sekop memberi petunjuk ke arah ras Mongoloid. Jenis kelamin ditentukan berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak, sternum, t u l a n g p a n j a n g s e r t a skapula dan metakarpal. Sedangkan tinggi badan dapat diperkirakan dari panjang tulang tertentu, dengan menggunakan rumus yang dibuat olehbanyak ahli. Rata-rata tinggi lakilaki lebih besar dari wanita , maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan wanita. Apabila tidak dibedakan, maka diperhitungkan ratio laki-laki b a n d i n g wanita adalah 100:90. Selain itu penggunaan lebih dari satu tulang sangatdianjurkan. (Khusus untuk rumus Djaja SA, panjang tulang yang digunakan a d a l a h panjang tulang yang diukur dari luar tubuh berikut kulit luarnya). Ukuran pada tengkorak, tulang dada, dan telapak kaki juga d a p a t d i g u n a k a n u n t u k menilai tinggi badan . Bila tidak diupayakan rekonstruksi wajah pada tengkorak dengan jalan menambal tulang tengkorak tersebut dengan menggunakan data ketebalan jaringanlunak pada berbagai titik di wajah, yang kemudian diberitakan kepada masyarakat untuk memperoleh masukan mengenai kemungkinan identitas kerangka tersebut. TANATOLOGI Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupatanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Tanda-tanda kematian tidak pasti: 1. Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi). 2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba. 3. Kulit pucat, karena terjadinya spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan. 4.Tonus otot menghilang dan relaksasi. Men yebabkan kulit m e n i m b u l s e h i n g g a memembuat orang tampak lebih muda. 5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi yang bergerak ke arah tepi retina. 6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit dan m a s i h d a p a t dihilangkan dengan meneteskan air.

Tanda-tanda kematian pasti: 1. Lebam mayat (livor mortis). Setelah kematian klinis maka erittosit akan menempati tempat terbawah akibatg a y a g r a v i t a s i m e m b e n t u k b e r c a k m e r a h u n g u p a d a b a g i a n t e r b a w a h t u b u h kecuali bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair karena adanya fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluhdarah. Lebam mayat mulai tampak 20 -30 menit pasca mati , dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini lebam mayat masih memucat pada penekanan dan bisa berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih sempurnaatau perubahan posisi mayat dilakukan dalam 6 jam pertama setelah mati klinis. Lebam mayat bisa memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna m e r a h t e r a n g p a d a keracunan CO atau CN, warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal; mengetahui perubahan posisi mayat, dan memperkirakan saat kematian. Jika pada mayat terlentang yang lebam mayatnya belum menetap pada penekananmenunjukan saat kematian masih kurang dari 8-12 jam dan dilakukan perubahanposisi mayat menjadi telungkup maka terbentuk lebam mayat baru di daerah dada dan perut. Pada lebam mayat darah terdapat dalam pembuluh darah , untuk membedakandengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi) dilakukan irisan dan kemudiandisiram dengan air, maka pada lebam mayat warna merah darah akan hilang ataupudar, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang. 2. Kaku mayat (rigor mortis) Kelenturan otot setelah mati dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan karena pemecahan cadangan glikog en otot yang menghasilkanenergi . Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP, selama masiha d a A T P m a k a s e r a b u t a k t i n d a n m i o s i n t e t a p l e n t u r , j i k a c a d a n g a n g l i k o g e n habisa sehingga tidak terbentuk ATP makan otot akan menjadi kaku. Kaku mayat dilakukan dengan pemeriksaan pada persendian. M u l a i t a m p a k setelah 2 jam pasca mati yang dimulai dri luar tubuh ke dalam tubuh (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat sudah menjadi lengkap, dan dipertahankan setelah itu maka kaku mayat akan menghilang sesuai urutan yang sama. Kaku mayat digunakan untuk menunjukan tanda pasti kematian danmemperkirakan saat kematian. Faktor yang dapat mempercepat kaku mayat adalah: - Aktivitas fisik sebelum mati- Suhu tubuh yang tinggi- Tubuh yang kurus- Suhu lingkungan yang tinggi Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat yaitu:a. - Cadaveric spasm (instantaneous rigor) Kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap. Cadaveric spasm timbul dengan intensitas sang at kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah kehabisan cadangan glikogen dan ATO yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Kepentingan medikolegal adalah menunjukan sikap terakhir masa hidupnya . Misalnya tangan

3.

4.

menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasustenggelam atau bunuh diri. - Heat stiffening Kekakuan otot akibat koagulasi protein oleh panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek) . Keadaan ini dapat dijumpai padakorban mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek sehingga menimbulkan flexi leher , siku, paha, dan lutut, membentuk sikappetinju (pugilistic attitude). Perubahan sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa hidup, intravitalitas, penyebab dan cara kematian. - Cold stiffening Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi , pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam ronggasendi Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda k e b e n d a y a n g l e b i h d i n g i n , m e l a l u i c a r a r a d i a s i , k o n d u k s i , e v a p o r a s i , d a n konveksi. Grafik penurunan suhu tubuh ini hampir berbentuk kurvas sigmoid atau sepertihuruf S . Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling , aliran, dan kelembapan udara, bentuk tubuh, posis tubuh, pakaian. Selain itu suhu saat mat iperlu diketahui untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan lebih capat pada suhu keliling yang rendah , lingkungan berangin dengan kelembapan rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang tua serta anak kecil. Berbagai rumus kecepatan penurunan suhu tubuh pasca mati ditemukan sebagai hasil dari penelitian di negara barat, namun ternyata sukar dipakai dalam praktek karena faktor-faktor yang berpengaruh di atas berbeda pada setiap kasus, lokasi, cuaca, dan iklim. Penelitian akhir-akhir ini cenderung untuk memperkirakan saat mati melalui pengukuran suhu tubuh pada l i n g k u n g a n y a n g m e n e t a p d i T e m p a t K e j a d i a n Perkara (TKP), Caranya adalah dengan melakukan 4-5 kali penentuan suhu rektal dengan interval waktu yang sama (minimal 15 menit) . Suhu lingkungan diukur dan dianggap konstan karena faktor-faktor lingkungan dibuat menetap, sedangkan s u h u s a a t m a t i d i a n g g a p 3 7 d e r a j a t c e l c i u s b i l a t i d a k a d a p e n y a k i t d e m a m . Penelitian membuktikan bahwa perubahan suhu lingkungan kurang dari 2 derajatcelcius tidak mengakibatkan perubahan yang bermakna. Dari angka-angka diatas, dengan menggunakan rumus atau grafik dapat ditentukan waktu antara saat mati dengan saat pemeriksaan. Saat ini telah tersedia program komputer gunapengitungan saat mati melalui cara ini. Pembusukan (decomposition , putrefaction) Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisisadalah pelunakkan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaaan steril. Autolisis timbulk akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca matidan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.

Setelah seseorang meninggal , bakteri yang normal hidup d a l a m t u b u h s e g e r a masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii. Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2s, dan HCN serta asam amino dan asam lemak. Pembusukan baru tampak kira -kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauanpada perut kanan bawah , yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dengan dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulf-methemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarnahijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairankemerahan berbau busuk. Pembentukkan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung dan usus, akanmengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut danhidung. Gas yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkanterabanya derik (krepitasi). Gas ini akan menyebabkan pembengkakan tubuh yangmenyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringanlongggar, seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam sikap seperti petinju(pugilistic atitude), yaitu kedua lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksiakibat terkumpulnya gas pembusukan di dalam rongga sendi. Selanjutn ya, rambut dengan mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, w a j a h menggembung dan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipitembem, bibir tebal, lidah membengkan dan sering terjulur diantara gigi. Keadaanseperti ini sangat berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagidikenali oleh keluarga. Hewan pengerat akan merusak tubuh mayat dalam beberapa jam pasca m a t i , terutama bila mayat dibiarkan tergeletak di daerah rumpun. Luka akibat gigitanbinatang pengerat khas berupa lubang-lubang dangkal dengan tepi bergerigi. Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukkan gas pembusukan nyata, yaituk i r a - k i r a 3 6 - 4 8 j a m p a s c a m a t i . K u m p u l a n t e l u r l a l a t t e l a h d a p a t d i t e m u k a n beberapa jam pasca mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantarabibir. Telur lalat tersebut kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24jam. Dengan identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva, maka dapatdiketahui usia larva tersebut, yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan saatmati, dengan asumsi bahwa lalat secepatnya meletakkan telur setelah seseorangmeninggal (dan tdak lagi dapat mengusir lalat yang hinggap). Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda. Perubahan warna yang terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus, menjadi ungu kecoklatan. Mukosa saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima pembuluh darah juga kemerahan, akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung empedu mengakibatkan warna coklat kehijauan dijaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi berongga seperti spons,

limpamelunak dan m udah robek. Kemudian alat dalam akan mengerut. Prostat danuterus non gravid merupakan organ padat yang paling lama bertahan terhadapperubahan pembusukan Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal (26, 5 d e r a j a t celcius hingga sekitar suhu normal tubuh) , kelembapan dan udara yang cukup, ban yak bakteri pembusuk, t u b u h g e m u k a t a u m e n d e r i t a p e n y a k i t i n f e k s i d a n sepsis. Media tempat mayat dapat juga berperan . Mayat yang terdapat di udaraakan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan yang terdapat dalam air ataud a l a m t a n a h . Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalamt a n a h : air : udara adalah 1 : 2 : 8. Bayi baru lahir umumnya l e b i h l a m b a t membusuk, karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnyapanas tubuh yang cepat pada bayi akan menghambat pertumbuhan bakteri. 5 . A d i p o s e r a Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan , lunak, atau berminyak, berbaut e n g i k y a n g t e r j a d i d i d a l a m j a r i n g a n l u n a k t u b u h p a s c a m a t i . D u l u d i s e b u t sebagai saponifikasi , tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkansifat-sifat diantara lemak dan lilin. Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk olehhidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa -sisa otot, jaringan ikat , jaringans a r a f y a n g t e r m u m i f i k a s i ( M a n t d a n F u r b a n k , 1 9 5 7 ) d a n k r i s t a l - k r i s t a l s f e r i s dengan gambaran radial (Evans, 1962). Adiposera terapung di air, bila dipanaskanmencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut di dalam alkohol panas dan eter. Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan di dalam hati, tetapil e m a k s u p e r f i s i a l y a n g p e r t a m a k a l i t e r k e n a . B i a s a n y a p e r u b a h a n b e r b e n t u k bercak, dapat terlihat di pipi, payudara, atau bokong, bagian tubuh atauekstremitas. Jarang seluruh lemak tubuh berubah menjadi adiposera. Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hinggabertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masihdimungkinkan. Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembapan danlemak tubuh yang cukup, sedangkan yang menghambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit. Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang hangat akan mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalamjaringan pasca mati juga akan mempercepat pembentukannya. Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dandehidrasi jaringan bertambah . Lemak segar hanya mengandung kira -kira 0, 5%asam lemak bebas, tetapi dalam waktu 4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 2 0 % d a n s e t e l a h 1 2 m i n g g u menjadi 70% atau lebih. Pada saat ini adiposeramenjadi jelas secara makroskopis sebagai bahan berwarna p u t i h k e l a b u y a n g menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh. Pada stadium awal pembentukannyaa sebelum makroskopik jelas, adiposera paling baik dideteksidengan analisis asam palmitat. 6. MummifikasiProses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang c u k u p c e p a t s e h i n g g a terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan . Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering. Mumifikasi terjadi bila suhu

hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik, tubuhyang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 minggu). Mumifikasi jarangdijumpai pada cuaca yang normal. Perkiraan saat kematian Selain perubahan pada mayat tersebut di atas, beberapa perubahan l a i n d a p a t digunakan untuk memperkirakan saat mati. 1. Perubahan pada mata. Bila mata terbuka pada atmosfer yang kering, sklera di kiri-kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk segitiga dengan dasar di tepi kornea (taches noires sclerotiques). Kekeruhan kornea terjadilapis demi lapis. Kekeruhan yang terjadi pada lapis terluar dapat dihilangkan dengan meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalamtidak dapat dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak kira-kira 6 jam pasca mati. Baik dalam keadaan mata tertutup maupun terbuka , kornea menjadi keruh kira-kira 10-12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus tidak tampak jelas. Setelah kematian tekanan bola mata menurun, memungkinkan distorsi pupil padapenekanan bola mata. Tidak ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanyamati. Perubahan pada retina dapat menunjukkan saat kematian hingga 15 jam pasca mati. Hingga 30 menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulaimemucatnya diskus optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebihpucat dan tepinya tidak tajam lagi. Selama 2 jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadikuning. Warna kuning juga tampak di sekitar makula yang menjadi lebih gelap. Pada saat itu pola vaskular koroid yang tampak sebagai bercak-bercak denganlatar bela kang merah dengan pola segmentasi yang jelas , tetapi pada kira-kira 3j a m p a s c a m a t i m e n j a d i k a b u r d a n s e t e l a h 5 j a m m e n j a d i h o m o g e n d a n l e b i h pucat Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas diskus kabur dan hanya pembuluhpembuluh besar yang mengalami segmentasi yang dapat dilihat deng a n l a t a r belakang kuning-kelabu. Dalam waktu 7-10 jam pasca mati akan mencapai tepi retina dan batas diskusakan sangat kabur . Pada 12 jam pasca mati diskus hanya dapat dikenali denganadanya konvergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa . Pada 15 jampasca mati tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus , hanya makula saja yang tampak berwarna coklat gelap. 2. Perubahan dalam lambung. Kecepatan pengosongan lambung sangat bervariasi , sehingga tidak dapat digunakan untuk memberi petunjuk pasti waktu antaramakan terakhir dan saat mati. Namun keadaan lambung d a n i s i n y a m u n g k i n membantu dalam membuat keputusan. Ditemukannya makanan tertentu (pisang, kulit tomat, biji-bijian) dalam isi lambung dapat digunakan untuk menyimpulkanbahwa korban sebelum meninggal telah makan makanan tersebut. 3. Perubahan rambut. Dengan mengingat bahwa kecepatan tumbuh rambut 0, 4mm/hari, panjang rambutkumis dan jenggot dapat digunakan untuk memeprkirakan saat kematian. Cara inihanya dapat digunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencukur. 4. Pertumbuhan kuku. Sejalan dengan hal rambut tersebut di atas , pertmbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0, 1mm/ hari dapat digunakan untuk memperkirakan saatkematian bila diketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku. 5. Perubahan dalam cairan serebrospinal. Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg% menunjukkan kematian belum l e w a t 1 0 j a m , k a d a r n i t r o g e n n o n - p r o t e i n k u r a n g d a r i 8 0 m g % m e n u n j u k k a n kematian belum 24 jam ,

kadar kreatin kurang dari 5 mg% dan 10 mg% masing -masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam dan 30 jam. 6. Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar Kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat kematian antara 24 jam hingga 100 jam pasca mati. 7. Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga analisis darahp a s c a m a t i t i d a k m e m b e r i k a n g a m b a r a n k o n s e n t r a s i z a t z a t t e r s e b u t s e m a s a hidupnya. Perubahan tersebut diakibatkan oleh aktivitas enzim dan bakteri, sertagangguan permeabilitas dari sel yang telah mati. Selain itu gangguan fungsi tubuh selama proses kematian dapat menimbulkanperubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati dengan lebih tepat. 8. Reaksi supravitalReaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama dengan reaksitubuh seseorang yang hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih segar, misalnyarangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90 120m e n i t p a s c a m a t i d a n m e n g a k i b a t k a n s e k r e s i k e l e n j a r k e r i n g a t s a m p a i 6 0 - 9 0 menit pasca mati, sedangkan trauma masih dapat menimbulkan perdarahan bawahkulit sampai 1 jam pasca mati. LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TAJAM Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alat-alatseperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keping kaca. G a m b a r a n umum luka yang diakibatkann ya adalah tepid an dinding luka yang r a t a , berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atautitik. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka tusuk dan luka bacok. Selain gambaran umum luka diatas, luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai keduasudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancipdapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapatmenghasilkan luka yang tidak selalu segaris. Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebab, a p a k a h berupa pisau bermata satu atau bermata dua . Bila satu sudut luka lancip dan yang laintumpul berarti benda penyebabny a adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudutluka lancip , luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua . Benda tajamb e r m a t a s a t u d a p a t menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut luka lancip a p a b i l a hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dbentuk olehujung dan sisi tajamnya. Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet atau memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit. Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajampenyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan panjangbenda tajam tersebut. Hali ini disebabkan oleh factor elastisitas jaringan dan gerakankorban. LUKA AKIBAT TEMBAKAN SENJATA API Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil perledakan mesiu, dapatmelontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya. Akibat

yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada berbagai faktor :Besar dan bentuk anak peluruBalistik (kecepatan, energi klinik, stabilitas anak peluru). kerapuhan anak peluruKepadatan jaringan sasaran Vulnerebilitas jaringan sasaran. Tembakan yang mengenai tubuh akan menimbulkan luka tembak yang gambarannyatidak hanya terjadi sebagai akibat terjangan anak peluru pada sasaran , tetapi juga olehproduk ikutan yang terjadi saat tembakan dilepaskan yaitu partikel logam akibat gesekananak peluru dengan laras, butir mesiu yang tidak sempurna terba kar, asap serta panasakibat ledakan mesiu dan pada luka tembak yang terjadi akibat tembak tempel, kerusakanjaringan akibat moncong laras yang juga menekan sasaran. Tergantung pada komponenproduk ikutan mana yang masih dapat mencapai sasaran. L u k a t e m b a k m a s u k d i b e d a k a n m e n j a d i l u k a t e m b a k m a s u k j a r a k j a u h , l u k a t e m b a k masuk jarak dekat, luka tembak masuk jarak sangat dekat dan luka tembak tempel. Luka tembak masuk jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru , sedangkan l u k a tembak masuk jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan b u t i r - b u t i r mesiu yang tidak habis terbakar . Luka tembak masuk jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga, dan panas/ api. Luka tembak masuk jarak dekatGambaran luka ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru dan butir-butir mesiuyang tidak habis terbakar , sehingga disamping lubang luka dan kelim lecet , ditemukanpula kelim tatoo yang merupakan bintikbintik berwarna hitam di sekitar lubang luka. Luka tembak masuk jarak sangat dekatGambaran luka ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru , sisa mesiu yang tidak habis terbakar, asap serta udara panas yang keluar pada suatu penembakan. Akan tampak lubang luka yang dikelilingi oleh kelim lecet, kelim tatoo, kelim jelaga dan kelim api. Luka tembak masuk tempel atau kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut diatas(yang akan masuk ke dalam saluran luka) dan jejas laras . Saluran luka akan berwarnahitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan yang terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu. Apabila setelah mengenai sasaran, anak peluru masih memiliki tenaga untuk meneruskanlintasannya dan menembus ke luar tubuh maka akan terjadi luka tembak luar. Anak peluru yang menembus kulit akan men yebabkan terjadin ya lub a n g d i k e l i l i n g i bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet . Selain itu zat yang melekat padaanak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, Sb, Ba) akan terusappada tepi lubang sehingga terbentuk kelim kesat yang terdapat tepat di tepi lubang (padaluka tembak masuk jarak jauh). Butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan tertanampada kulit disekitar kelim lecet , membentuk kelim tatoo (pada luka tembak masuk jarak d e k a t ) , dan jelaga/asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membent u k k e l i m jelaga, sedangkan api yang ikut keluar akan membentuk kelim api (berupa hiperemis ataujaringan yang terbakar pada luka tembak masuk jarak sangat dekat). Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar byang menonjol dikenalsebagai jejak laras. Bila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus pada kulit, maka butir mesiu, jelaga, api, semuanya langsung masuk ke dalam saluran luka . Tekanan balik gas panasyang ikut masuk ke dalam saluran dapat mengakibatkan peregangan kulit yang sangat besar dan memberikan gambaran luka seperti bintang. Bila tidak seluruh lingkaran larassenjata menempel pada permukaan kulit maka akan terbentuk gamba ran luka tembak

masuk yang merupakan kombinasi luka tembak masuk tempel dan luka tembak masuk jarak sangat dekat. Gambaran luka tembak masuk jarak jauh dapat juga ditemukan pada k o r b a n y a n g tertembak pada jarak yang dekat/ sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapatpenghalang (pakaiaan tebal , helm, dll) sehingga butir mesiu yang tidak habis terbakar , jelaga dan api tertahan oleh penghalang tersebut. Jarak penembakan yang tepat hanya dapat diperkirakan dengan membandingkan lukatembak masuk yan g ditemukan dengan luka tembak masuk yang diperoleh dari uji coba tembakan yang menggunakan senjata dan peluru yang sejenis. Pada umumnya mesiu mengandung unsur Sb , Ba, nitrat. Penentuan kuantitatif terhadapSb pada luka tembak masuk mungkin dapat memberikan perkiraan kasar terhadap jarak tembak. Uji difenhidramin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri terhadap Sbpada tangan tersangka pelepas tembakan terutama pada senjata jenis revolver merupakansalah satu cara pembuktian terhadap pelaku penembakan. Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemuka n luka tembak keluar. Luka tembak keluar umumn ya lebih besar dari luka tembak masuk akibatt erjadinya deformitas anak peluru , bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringant u l a n g y a n g p e c a h k e l u a r d a r i l u k a t e m b a k k e l u a r . Pada a n a k p e l u r u y a n g m e n m b u s tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak akan terbentuk corong yang membuka searahdengan gerak anak peluru. Luka tembak keluar mungkin lebih kecil dari luka tembak masuk bila terjadi pada lukatembak tempel/ kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akank e l u a r m e n i n g g a l k a n t u b u h . B e n t u k l u k a t e m b a k k e l u a r t i d a k k h a s d a n s e r i n g t i d a k beraturan. Di sekitar luka tembak keluar mungkin pula dijumpai daerah lecet bila p a d a t e m p a t keluar tersebut terdapat benda yang keras (ikat pinggang) atau korban sedang bersandar di dinding. Senjata api dengan anak peluru berkecepatan tinggi (>800 m/s) seperti pada senapanberburu , senapan militer, dan senapan mesin memberikan luika tembak masuk dengan daya rusak hebat terutama jarak dekat. TENGGELAM Diagnosis kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit ditegakkan, bila tidak dijumpai tanda-tanda yang khas baik pada pemeriksaan luar atau dalam. Pada mayat yangditemukan terbenam dalam air perlu diingat bahwa mungkin korban sudah meninggalsebelum masuk ke dalam air. Keadaan sekitar individu penting . Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air sepertilaut , sungai, danau atau kolam renang tetapi mungkin pula terbenam dalam kubangan atau selokan dengan hanya muka yang berada di bawah permukaan air. Tenggelam dalam air tawar (hipotonik) Pada keadaan ini terjadi absorpsi cairan yang massif. Karena konsentrasi elektrolit dalamair tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah , maka akan terjadi hemodilusid a r a h d i m a n a a i r m a s u k k e d a l a m a l i r a n d a r a h s e k i t a r a l v e o l i d a n m e n g a k i b a t k a n pecahnya sel darah merah (hemolisis)Akibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan ini dengan melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat, terjadi perubahan keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam serabut otot jantungdapat mendorong terjadinya fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, yankemmudian menyebabkan timbulnya kematian akibat anoksia otak.

Kematian terjadidalam waktu 5 menit. Hal penting yang perlu ditentukan pada pemeriksaan adalah :Menentukan identitas korbanIdentitas korban ditentukan dengan memeriksa :Pakaian dan benda-benda milik korbanWarna dan distribusi rambut dan identitas lainKelainana atau deformitas dan jaringan parutSidik jariPemeriksaan gigiTeknik identifikasi lainApakah korban masih hidup sebelum tenggelamPada mayat masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup atau sudahmeninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari hasil pemeriksaan :M e t o d e y a n g m e m u a s k a n u n t u k m e n e n t u k a n a p a k a h o r a n g m a s i h h i d u p w a k t u tenggelam adalah pemeriksaan diatomUntuk membantu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan kadar elektrolitmagnesium darah dari bilik jantung kiri dan kananBenda asing dalam paru dan saluran pernafasan mempunyai nilai yang menentukanp a d a m a y a t y a n g t e r b e n a m s e l a m a b e b e r a p a w a k t u d a n m u l a i m e m b u s u k . Demikian juga dengan isi lambung dan usus. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisikadan kimia sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam mepunyai nilaibermakna. Pada beberapa kasus ditemukannya kadar alcohol tinggi dapat menjelaskan bahwakorban sedang salam keracunan alcohol pada saat masuk ke dalam air. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowningPada mayat yang segar, gambaran pasca kematian dapat menunjukkan tipe drowningdan juga penyebab kematian lain. Factor-faktor yang berperan pada proses kematianFactor-faktor yang berperan pada proses kematian misanya kekerasan, obat-obatan, alcohol dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau melalui bedah jenazah. Tempat korban pertama kali tenggelamBila kematian korban berhubungan dengan masuknya cairan ke dalam saluran nafas, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban ditemukan dapat m e m b a n t u menentukan apakah korban tenggelam ditempat itu atau tempat lain. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematianBila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup pada waktu masuk ke air, makaperlu ditentukan apakah kematian disebabkan karena air masuk ke dalam saluranpernafasan. Pada immersion, kematian terjadi dengan cepat, hal ini mungkindisebabkan oleh sudden cardiac arrest yang terjadi pada waktu cairan melaluisaluran nafas bagian atas. Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebihdahulu menyebabkan cairan dengan mudah masuk ke hidung. Factor lain adalahkeadaan hipersensitivitas dan alcohol. Bila tidak ditemukan air dalam paru -paru dan lambung berarti kematian terjadiseketika akibat spasme glottis yang menyebabkan cairan tidak dapat masuk. Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama m a k i n b a n y a k , kemudian menjadi tidak sadar dalam waktu 2-12 menit (fatal periode). Dalam periode inibila orban dikeluarkan dari air, ada kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasiberhasil. Pemeriksaan luar jenazah tenggelam Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur da benda-benda asinglain yang terdapat dalam air. Busa halus pada hidung dan mulut, kadang berdarahMata setengah terbuka atau tertutup, jarang pendarahan atau pembendungan. Kutis anserine pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot erector pili yang dapat terjadi karena rangsang dingin air. Washer womans hand dimana telapak tangan dan kaki

berwarna keputihan danberkeriput yangdisebabkan karena imbibisi c a i r a n k e d a l a m k u t i s d a n b i a s a n y a membutuhkan waktu lamaCadaveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban berusahamenyelamatkan diri dengan memegang apa saja dalam air. Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pada benda-bendadalam air. Puncak kepala mungkin terbentur dasar waktu tenggelam , tetapi dapatpula terjadi luka post mortal akibat benda-benda atau binatang dalam air. Pemeriksaan bedah jenazah tenggelam Busa halus dan benda asing dalam saluran nafasParu-paru mebesar seperti balon , lebih berat, sampai menutupi kantung jantung . Padapengirisan banyak keluar cairan. Keadaan ini terutama terjadi pada kasus tenggelamdi laut. Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepi t diantara septum interalveolar . Mungkint e r d a p a t b e r c a k b e r c a k p e r d a r a h a n y a n g d i s e b u t b e r c a k P a l t a u f a k i b a t r o b e k n y a penye kat alveoli. Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan merupakan tandakhas tenggelam tetapi mungkin disebabkan oleh usaha respirasi. D a p a t j u g a ditemukan paru -paru yang normal karena cairan tidak masuk ke d a l a m alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah. Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami perbendunganLambung dapat sangat membesar , berisi air, lumpur dan mungkin juga terdapat dalam usus halus. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan diatomAlga/ ganggang bersel satu dngan dinding terdiri dari silikat yang tahan panas dan asam kuat. Diatom ini dapat dijumpai dalam air tawat, alut, sungai, sumur. Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom masuk ke dalamsaluran nafas atau pencernaan , kemudian diatom akan masuk ke dalam aliran darahmelalui kerusakkan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tesebar ke seluruh jaringan. Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. B i l a m a y a t t e l a h membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet, sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermakna sebab berasaldari penyerapan abnormal saluran pencernaan terhadap makanan dan minuman. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak :4-5/ LPB atau 1020 per satuan sediaan, atau pada sumsum tulang cukup ditemukan satu. Pemeriksaan diatom dapat dilakukan dengan pemeriksaan destruksi pada paru danpemeriksaan getah paru. Pemeriksaan darah jantungPemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit pada darah yng berasal dari bilik jantungkiri dan bilik jantung kanan. Bila tenggelam di air tawar , berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiril e b i h rendah dari jantung kanan sedangkan pada tenggelam di air asin terjadisebaliknya. Perbedaan kadar elektrolit lebih rendah dari 10% dapat men yokong diagnosis. Pemeriksaan mikroskopik jaringanPemeriksaan keracunan Diagnosis tenggelam Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukkan), maka diagnosis kematian akibatt e n g g e l a m d a p a t d e n g a n m u d a h d i t e g a k k a n m e l a l u i p e m e r i k s a a n l u a r , p e m e r i k s a a n dalam, pemeriksaan laboratorium. Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuatberdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru -paru yang bila disokong oleh p e n e m u a n d i a t o m

pada ginjal, otot skelet atau sumsum tulang, a k a n menjadi pasti.

maka diagnosis