IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

19
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN LAYANG NON-TOL ANTASARI-BLOK M BERBASIS MANAJEMEN RISIKO Riangga Anugrah Pratama, Bambang Setiadi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Project delay dapat menyebabkan pembengkakan biaya, dimana hal tersebut akan mengurangi nilai kontrak dan profit perusahaan. Dalam penanganannya, sering dilakukan tindakan antisipasi yang justru membutuhkan banyak biaya. Pada dasarnya, project delay dapat dicegah dengan tindakan antisipasi tanpa harus menambah banyak biaya, yaitu dengan menejerial yang baik dan pemilihan Sumber Daya Manusia yang bermutu. Manajemen waktu yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya project delay. Kata Kunci: Project Delay, Manajemen Waktu, Manajemen Resiko ABSTRACT Project delay causes cost overruns, where it can reduce the value of contract and corporate profits. In handling that, anticipation is often done while it needs high cost. Basically the project delay can be prevented by doing anticipation without having to add much cost, with good managerial and selection of qualified human resources. Good in time management is needed to prevent project delay Key words: Project Delay, Time Management, Manajemen Resiko 1. LATAR BELAKANG Perkembangan jaman dari waktu ke waktu menuntut adanya peningkatan pembangunan seiring dengan pertambahan populasi manusia di bumi ini. Kebutuhan manusia akan sarana dan prasarana fisik yang semakin meningkat menuntut peningkatan pembangunan fisik. Banyaknya proyek konstruksi yang terjadi memicu munculnya banyak kontraktor kontraktor besar maupun kecil Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Transcript of IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Page 1: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY

PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN LAYANG NON-TOL

ANTASARI-BLOK M BERBASIS MANAJEMEN RISIKO

Riangga Anugrah Pratama, Bambang Setiadi

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ABSTRAK

Project delay dapat menyebabkan pembengkakan biaya, dimana hal tersebut akan

mengurangi nilai kontrak dan profit perusahaan. Dalam penanganannya, sering

dilakukan tindakan antisipasi yang justru membutuhkan banyak biaya. Pada

dasarnya, project delay dapat dicegah dengan tindakan antisipasi tanpa harus

menambah banyak biaya, yaitu dengan menejerial yang baik dan pemilihan

Sumber Daya Manusia yang bermutu. Manajemen waktu yang baik sangat

dibutuhkan untuk mencegah terjadinya project delay.

Kata Kunci:

Project Delay, Manajemen Waktu, Manajemen Resiko

ABSTRACT

Project delay causes cost overruns, where it can reduce the value of contract and

corporate profits. In handling that, anticipation is often done while it needs high

cost. Basically the project delay can be prevented by doing anticipation without

having to add much cost, with good managerial and selection of qualified human

resources. Good in time management is needed to prevent project delay

Key words:

Project Delay, Time Management, Manajemen Resiko

1. LATAR BELAKANG

Perkembangan jaman dari waktu ke waktu menuntut adanya peningkatan

pembangunan seiring dengan pertambahan populasi manusia di bumi ini.

Kebutuhan manusia akan sarana dan prasarana fisik yang semakin meningkat

menuntut peningkatan pembangunan fisik. Banyaknya proyek konstruksi yang

terjadi memicu munculnya banyak kontraktor – kontraktor besar maupun kecil

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 2: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

dimana terjadi persaingan diantaranya. Persaingan yang muncul menuntut adanya

kinerja yang harus dijaga baik dari efisiensi biaya maupun efektifitas didalam

prosesnya. Efisiensi biaya menuntut adanya minimalisasi biaya tanpa harus

merubah kualitas project, dan efektifitas kinerja menuntut adanya waktu yang

singkat dalam melaksanakan project. Keterlambatan (delay) proyek sangat

berhubungan dengan kedua hal penting diatas. Dimana efisiensi biaya dan

efektifitas kinerja dapat dinilai dengan keterlambatan yang terjadi. Keterlambatan

ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, dimana semua hal tersebut bergantung pada

manajemen proyek yang diterapkan. Dengan ditunjang oleh teknologi dan

perkembangan pendidikan, seharusnya berbanding lurus dengan kemampuan

managerial seseorang yang artinya keterlambatan dapat diminimalisir. Namun,

pada kenyataannya masih sering dijumpai peristiwa delay dalam suatu proyek

yang mendorong dilakukannya penelitian ini.

1.1 Permasalahan

Selama ini, sering dilakukan tindakan antisipasi dari project delay yaitu

dengan menambah jam kerja, tenaga kerja, dll yang pada umumnya akan

menambah project cost. Hal ini bukan merupakan hal terbaik yang dapat

dilakukan, dan penulis beranggapan dengan mengetahui faktor terbesar penyebab

project delay akan dapat dirumuskan suatu tindakan antisipasi tanpa harus

membutuhkan banyak biaya tambahan. Anggapan ini berdasarkan penyebab –

penyebab project delay yang sebagian besar merupakan dari penerapan

manajemen proyek seperti: manajemen SDM dan manajemen waktu, dan tentunya

dalam pengantisipasiannya tidak membutuhkan banyak biaya dibandingkan harus

menambah jumlah tenaga kerja ataupun menggunakan tambahan alat berat.

Permasalahan yang diambil, yaitu dari proyek pembangunan Jalan

Antasari yang ditangani oleh kontraktor yang berbeda-beda. Keragamana

kontraktor ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang dapat mewakili masalah yang

dihadapi pada mayoritas proyek konstruksi di Indonesia.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 3: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

1.2. Tujuan Penelitian

Hasil akhir yang diharapkan adalah dengan mengetahui penyebab dari

keterlambatan tersebut dan langkah-langkah pencegahan dan koreksi yang telah

dilakukan, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk solusi dalam menangani

masalah yang serupa pada proyek-proyek yang berbeda.

1.3 Hipotesa

Penyebab terbesar terjadinya keterlambatan proyek adalah kesalahan

dalam manajerial setelah diterapkannya manajemen risiko dalam pengolahannya.

2. TINJAUAN TEORITIS

2.1. Kendala-kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu

Dalam kenyataan di lapangan, pelaksanaan manajemen waktu proyek

konstruksi banyaj menemui kendala-kendala yang menyebabkan pelaksanaannya

tidak optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli pada

perusahaan kontraktor di Indonesia sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-

kendala yang sering dihadapi tersebut adalah (Ardani:

1. Kesulitan untuk mendapatkan suplier dan subkontraktor yang commit

dengan schedule yang sudah dibuat bersama

2. Kesulitan untuk mendapatkan pengawas (mandor) yang commit

dengan schedule yang sudah dibuat bersama.

3. Desain yang sebelum selesai dan perubahan desain.

4. Kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan pelaksana di lapangan.

5. Keterlambatan pembayaran dari owner kepada kontraktor.

6. Kekurangan material dan peralatan.

7. Perubahan cuaca yang tidak terduga.

8. Tidak adanya pekerja khusus untuk melakukan measure di lapangan.

9. Kurang adanya kesadaran pekerja untuk mencatat setiap pekerjaan

yang sudah dilakukan.

10. Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara pengawas denga kerja.

11. Kurangnya komunikasi antara pelaksa monitoring di lapangan dengan

pembuat schedule

12. Ketidakakuratan informasi yang di dapat dari monitoring.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 4: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

13. Diperlukan biaya yang besar untuk mempekerjakan tenaga kerja

khusus untuk melakukan monitoring lapangan.

14. Kurangnya sumber daya (tenaga ahli) yang mampu menganalitis

keadaan proyek.

15. Program komputer yang kurang baik.

2.2. Manajemen Resiko

Kerzner (1995) dalam menangani resiko proyek, ada 4 (empat) tahap

proses yang harus dilakukan:

1. Mengidentifikasi Resiko, yaitu mengamati kondisi, mengidentifikasi

dan mengklarifikasi kejadian yang berpotensi resiko. Metode untuk

mengidentifikasi resiko ini bermacam-macam. Semua sumber

informasi yang dapat menentukan sumber permasalahan dapat

dijadikan sebagai alat untuk identifikasi resiko.

2. Analisa Resiko, yaitu menentukan kemungkinan terjadinya suatu

resiko dan konsekuensinya (tingkat pengaruh), yang mana hasil dari

analisa ini berupa didapatkannya suatu tingkatan pada faktor-faktor

resiko yang ada. Dari tingkatan ini, dapat dikembangkan suatu pilihan

penanganan resiko tersebut.

3. Penanganan Resiko (risk response), yaitu teknik dengan metode untuk

menangani masing-masing faktor resiko yang ada.

4. Lesson-Learned, tahap ini menyimpulkan setiap analisa, temuan dan

pelajaran-pelajaran yang didapat dalam mengelola resiko untuk

kepentingan di waktu yang akan datang.

Secara umum, resiko dapat dianalisa secara kualitatif, semi kualitatif atau

kuantitatif. Derajat kuantitatif dipakai dalam beberapa situasi dimana tergantung

pada scope dari studi manajemen resiko, sumberdaya yang tersedia, ukuran resiko

dan data yang tersedia.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 5: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

2.3. Sumber Resiko dan Dampak Penyimpangan

Berdasarkan data dari berbagai sumber, penulis mengelompokan sumber

resiko penyebab terjadinya keterlambatan proyek (project delay) ada tujuh

kelompok, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia yang terdiri dari masalah-masalah yang

bersumber dari SDM yang berperan didalam proyek.

2. Material yang terdiri dari masalah-masalah yang berhubungan dengan

material proyek.

3. Manajemen Proyek yaitu permasalahan yang disebabkan oleh

kurangnya manajemen proyek .

4. Keuangan yaitu permasalahan yang disebabkan oleh kondisi keuangan

proyek.

5. Desain dan dokumentasi, yaitu segala sesuatu masalah yang

disebabkan oleh kegiatan desain dan dokumentasi proyek.

6. Karakteristik tempat yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan

masalah-masalah yang ditimbulkan akibat kondisi tempat proyek.

7. Faktor Eksternal yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan

faktor-faktor lainnya, diluar kegiatan inti dari pelaksanaan suatu

proyek konstruksi.

3. METODE PENELITIAN

3.3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini diperoleh dari penelitian yang pernah

dilakukan yaitu penelitian Sugiharto Alwi dan Keith Hampson dengan judul

Delay Cause Project Variable. Sedangkan indikator project delay didapat dari

berbagai macam literarur.

Contoh variabel yang digunakan, disajikan dalam table 3.1 berikut ini :

Tabel 3. 1 Tabel faktor penyebab project delay

Variabel Penyebab project delay Referensi

SUMBER DAYA MANUSIA

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 6: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

A1 Keahlian tenaga kerja Andi 2003

A2 Kedisiplinan Tenaga Kerja Andi 2003

A3 Kurangnya Motivasi para

Pekerja

Andi 2003

A4 Kelalaian Pemilik Proyek Kraiem dan Dickman 1999

A5 Kelalaian Kontraktor Kraiem dan Dickman 1999

A6 Kurangnya jumlah tenaga

kerja

Alwi, Sugiharto and Hampson,

Keith

A7 Kurangnya pengalaman

konsultan

Sadi A. Assaf

A8 Konflik internal

antarpekerja

Sadiq Al-Hejji

BAHAN (MATERIAL)

B1 Kedatangan material di

lapangan terlambat

Andi 2003

B2 Ketersediaan bahan Andi 2003

B3 Kualitas bahan yang tidak

sesuai

Andi (2003)

B4 Kurangnya tempat

penyimpanan bahan

material

Alwi Sugiharto dan keith

Hampson 2003

B5 Perubahan specifikasi

material pada pertengahan

proyek

Sadi A. Assaf

B6 Penataan material yang

tidak teratur

Sadiq Al-Hejji

B7 Peningkatan jumlah material Abdul Hamid Kadir Pakir

MANAGEMENT PROYEK

C1 Perencanaan dan

Penjadwalan yang buruk

Alwi Sugiharto dan Keith

Hampson

C2 Kurangnya koordinasi antar

staff proyek

Alwi Sugiharto

C3 Lamban dalam membuat

keputusan

Abdul Hamid Kadir Pakir

C4 Pengalaman manajer

lapangan

Andi 203

C5 Penjadwalan pengiriman

material yang buruk

Ambsisi Ambituuni

C6 Kualitas pengontrolan

pekerjaan yang kurang

Andi 2003

C7 Sistem manajemen kontrak

yang salah

Ambsisi Ambituuni

C8 Kurangnya pemberitahuan

adanya pekerjaan tambahan

Saleh Al Hadi Tumi

C9 Konflik pada schedule kerja

kontraktor

Abdelnaser Omran

C10 Pemakaian metode kerja Sadi A. Assaf

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 7: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

yang salah

KEUANGAN

D1 Pembayaran oleh owner

yang terlambat

Andi 2003

D2 Harga material Andi 2003

D3 Birokrasi kepada owner

yang ribet

Saleh Al Hadi Tumi

D4 Cash flow yang bermasalah

selama masa proyek

Abdelnaser Omran

D5 Sistem pendanaan pada

kontraktor yang tidak

terencana baik

Budiman Praboyo

DESAIN DAN DOKUMENTASI

E1 Kurangnya kualitas

dokumentasi lapangan

Alwi Sugiharto

E2 Spesifikasi yang tidak jelas Ambsisi Ambituuni

E3 Keterlambatan dalam revisi

dan distribusi gambar kerja

Alwi Sugiharto

E4 Terjadi perubahan desain Budiman Praboyo

E5 Desain yang buruk Ambsisi Ambituuni

E6 Konflik antara konsultan

dengan desain engineer

Sadi A. Assaf

E7 Proses permintaan dan

persetujuan gambar oleh

owner

Budiman Praboyo

KARAKTERISTIK TEMPAT

F1 Keadaan permukaan dan

dibawah tanah

Sadi A. Assaf

F2 Karakteristik bangunan

sekitar

Andi 2003

F3 Akses kelokasi proyek Budiman Praboyo

F4 Kebutuhan ruang kerja Andi (2003)

F5 Kontrol lalu lintas dan

pembatasan di lapangan

yang sulit

Sadiq Al-Hejji

F6 Tidak tersedianya

utilitas(air,listrik,telepon,dll)

Sadi A. Assaf

FAKTOR EKSTERNAL

G1 Intensitas Curah hujan Andi 2003

G2 Kecelakaan kerja Abdelnaser Omran

G3 Keterlambatan dalam

memperoleh izin dari

pemerintah

Sadi A. Assaf

G4 Perubahan peraturan

pemerintah dan undang-

undang

Sadiq Al-Hejji

G5 Adanya pemogokan buruh Budiman Praboyo

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 8: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

G6 Adanya huru-hara Budiman Praboyo

Sumber : Olahan sendiri

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam kuisioner tahap 1 digunakan skala nominal, sehingga kita boleh

mengklasifikasikan (menyebut) variabel-variabel pilihan kedalam suatu kelompok

tertentu seperti baik dan tidak baik Skala nominal biasanya juga digunakan bila

kita setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan yang masuk kedalam

kategori skala nominal.

Tabel 3. 2 Kuisioner untuk Pengambilan Data Tahap 1

.Variabel

Faktor

penyebab

terjadinya

Project

delay

Pakar I Pakar II Pakar III Kesimpulan

Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak

A Sumber Daya Manusia

A.1

B Bahan (Material)

B.1

C Management Proyek

C.1

...

Sumber : Olahan sendiri

Selanjutnya, untuk kuisioner tahap 2 skala pengukuran yang digunakan

adalah skala ordinal, yakni skala yang memungkinkan sesuatu untuk disusun

menurut peringkatnya masing-masing, bisa dari peringkat yang paling buruk

hingga paling baik. Data semacam ini sering disebut data peringkat (rank data).

Kuesioner pada tahap 2 ini adalah kuesioner yang telah disetujui pakar dan siap

disebar kepada responden. Sampel atau responden dari kuesioner tahap 2 ini

adalah staff atau supervisor proyek yang menegerti atau menangani langsung hal-

hal yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab project delay.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 9: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Tabel 3. 3 Kuesioner untuk Pengambilan Data Tahap II

Variabel Faktor penyebab terjadinya

project delay

Frekuensi dari

Penyebab Yang

Terjadi

Dampak dari

Penyebab yang

Terjadi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A Sumber Daya Manusia

A. 1

B Bahan (Material)

B.1

C Management Proyek

C.1

D Keuangan

D.1

E Desain dan Dokumentasi

E.1

F Karakteristik Tempat

F.1

G Faktor Eksternal

G.1

Sumber : Olahan sendiri

Frekuensi dari Penyebab Yang Terjadi Dampak dari Penyebab yang Terjadi

Selain kuisioner, instrument lain yang digunakan adalah software Ms

Excel untuk mempermudah perhitungan, dan juga software e-proc jika data yang

5 Sangat Sering

4 Sering

3 Kadang-kadang

2 Jarang

1 Tidak pernah

5 Fatal

4 Besar

3 Sedang

2 Kecil

1 Tidak penting

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 10: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

diperoleh adalah proses procurement barang dengan ranking teratas sebagai

penyebab project delay.

3.5 Penentuan Jumlah Sampel

Kuesioner kedua diberikan kepada responden dalam hal ini staff/karyawan

PT. X seperti PM, SM, Engineering, Logistik, Supervisor, Pelaksana, QC dan

jajaran dibawahnya yang cukup mengerti tentang aspek-aspek potensial penyebab

terjadinya keterlambatan proyek. Banyaknya kuesioner yang disebar 36 buah

kuesioner, sedangkan yang kembali berjumlah 32 dalam periode waktu

penyebaran kurang lebih dua bulan.

3.6. Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil yang diperoleh

dari kuisioner adalah dengan Metode AHP dan Metode Analisa Risk Level. Dan

untuk analisis kevalidan data menggunakan SPSS dimana meliputi Uji realibilitas,

validitas

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen

yang digunakan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang

diteliti secara tepat. Uji rebialitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-

butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel, dan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan konstukkonstruk pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Uji

reliabilitas dilakukan denganperhitungan Alpha Cronbach, menunjukkan bahwa

indikator yang digunakan untuk mengukur konsep dalam penelitian ini cukup

reliable. Prinsip dasar pemakaian analisis realibilitas yaitu dengan melihat nilai

alpha yang tertinggi, diatas 0,05. Hal tersebut menandakan bahwa pertanyaan

berstruktur sebagai indikator penelitian memiliki konsistensi internal yang baik.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 11: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

3.6.2 Analytical Hierarchy Process

Langkah-langkah dalam membuat Analytic Hierarchy Process adalah

sebagai berikut ini:

1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan yang

diinginkan.

2. Membuat hirarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk kontribusi atau

pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang

berpengaruh yang berada setingkat diatasnya.

4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk melengkapi

matriks di langkah 3. Pertimbangan dari banyak orang dapat disintesis

dengan memakai rata-rata geometrisnya.

5. Setelah semua data perbandingan berpasangan diperoleh, dicari

prioritas dan konsistensinya diuji.

6. Lakukan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam

hirarki tersebut.

7. Menggunakan komposisi untuk membobotkan vector-vektor prioritas

itu dengan bobot kriteria-kriteria, dan menjumlahkan semua entri

prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dari tingkat

bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas

dari tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor

prioritas menyeluruh untuk tingkat hirarki paling bawah.

8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki. Jika nilainya lebih

dari 10%, maka penilaian data pertimbangan harus diulangi.

Untuk mendapatkan faktor pembobot sebagai nilai pengali untuk

mendapatkan nilai lokal, maka ditempuh pendekatan seperti terlihat pada tabel 3.4

berikut:

Tabel 3. 4 Matrik pembobotan

Frekuensi Sangat Sering Kadang- Jarang Tidak

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 12: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Sering Kadang Pernah

Sangat Sering 1 3 5 7 9

Sering 0.333 1 3 5 7

Kadang-

Kadang 0.200 0.333 1 3 5

Jarang 0.143 0.200 0.333 1.00 3

Tidak Pernah 0.111 0.143 0.200 0.333 1

Jumlah 1.787 4.676 9.533 16.333 25.00

Sumber : Olahan Sendiri

Selanjutnya matriks di atas kemudian dinormalisasi (jumlah kolom-

kolomnya menjadi sama dengan satu), dengan cara membagi angka dalam

masing-masing kolom dengan angka terbesar. Ini dilakukan untuk mencari

perbandingan relatif antara masing-masing sub kriteria yang disini dinamakan

prioritas atau disebut juga eigenvector dari eigenvalue maksimum. Proses dapat

dilihat pada tabel 3.9. berikut ini:

Tabel 3. 5 Normalisasi matrik dan prioritas

Sangat

Sering Sering

Kadang-

Kadang Jarang

Tidak

Pernah Jumlah Prioritas

Persentase

(%)

Sangat

Sering 0.560 0.642 0.524 0.429 0.360 2.514 0.503 100.00

Sering 0.187 0.214 0.315 0.306 0.280 1.301 0.260 51.75

Kadang-

Kadang 0.112 0.071 0.105 0.184 0.200 0.672 0.134 26.72

Jarang 0.080 0.043 0.035 0.061 0.120 0.339 0.068 13.48

Tidak

Pernah 0.062 0.031 0.021 0.020 0.040 0.174 0.035 6.93

Jumlah 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 5.0000 1.000

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 13: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Sumber : Olahan sendiri

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa prosentase masing-masing sub

kriteria diperoleh dengan cara membagi prioritas relatif antar sub kriteria dengan

angka terbesar. Prosentase ini dicari dengan maksud untuk melihat pengaruh

masing-masing sub kriteria terhadap sub kriteria yang pengaruhnya paling besar

dan untuk digunakan dalam mencari urutan faktor resiko secara umum.

Untuk membuktikan apakah pendekatan di atas benar maka akan dihitung

nilai CR (Consistency ratio, dimana nilai CR < 10% mendapatkan nilai yang sah.

CR =

dimana: CI = (λmaks-n) / (n-1)

CR = Rasio konsistensi hierarki

CI = Indeks konsistensi hierarki

RCI = Indeks konsistensi hierarki (lihat Tabel 3.6)

λmaks = nilai maksimum dari eigen

n = banyaknya elemen

Faktor pembobotan

Nilai pembobotan hasi normalisasi tabel 3.9 dapat dilihat pada tabel

3.10 berikut:

Tabel 3. 6 Faktor pembobotan

Frekuensi Tidak

Pernah Jarang

Kadang-

Kadang Sering

Sangat

Sering

Bobot 0.069 0.135 0.267 0.518 1

Sumber : Olahan sendiri

3.6.3 Analis Risk Level

Setelah mendapatkan rata – rata nilai lokal frekuensi dan dampak dari

AHP, maka dapat dicari nilai faktor resiko dengan rumus :

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 14: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

FR = L + 1 - (L x I)

dimana :

FR = faktor resiko dengan skala 0 - 1

L = probabilitas kejadian resiko

I = besaran dampak resiko dalam bentuk kenaikan waktu

dan untuk kategori resiko dan matriksnya bisa dilihat pada tabel dan diagram

berikut ini :

Tabel 3.7 Matriks Kategori Resiko Dengan Metode SNI

NIlai FR Kategori Langkah Penanganan

> 0,7 Resiko Tinggi Harus dilakukan

penurunan resiko ke

tingkat yang lebih rendah

0,4 – 0,7 Resiko Sedang Langkah perbaikan

dibutuhkan dalam jangka

waktu tertentu

< 0,4 Resiko Rendah Langkah perbaikan

bilamana memungkinkan

Sumber : Risk Management Guidelines (1993)

4. HASIL

4.1 Penentuan tingkat resiko

Dari perhitungan rata- rata nilai lokal frekuensi dan dampak, selanjutnya

dapat ditentukan tingkat resikonya dengan persamaan faktor resiko yang bisa

dihitung dengan cara berikut :

FR = L + I – (L x I )

dimana :

FR = skala resiko dengan skala 0 – 1

L = frekuensi kejadian resiko

I = besaran (dampak) resiko

Dan perhitungannya adalah sebagai berikut :

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 15: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Tabel 4.1 Nilai Faktor Resiko

variabel Rata2 Nilai

Lokal

Frekuensi

Rata2 Nilai

Lokal Dampak

FR Rangking Tingkat

Resiko

A1 0.218781 0.330406 0.476901 2 sedang

A2 0.208656 0.291188 0.439086 8 sedang

A3 0.187406 0.236094 0.379255 21 rendah

A5 0.124688 0.314531 0.400001 16 sedang

A6 0.187813 0.178313 0.332636 31 rendah

A7 0.1515 0.253844 0.366886 23 rendah

B1 0.188219 0.303781 0.434823 10 sedang

B2 0.180188 0.28025 0.40994 15 sedang

B3 0.135 0.239406 0.342086 28 rendah

B5 0.139125 0.171719 0.286953 34 rendah

C1 0.142844 0.375406 0.464626 3 sedang

C3 0.163469 0.302969 0.416912 13 sedang

C4 0.155438 0.284188 0.395452 17 rendah

C5 0.151094 0.30875 0.413194 14 sedang

C6 0.159344 0.263344 0.380725 20 rendah

C9 0.17625 0.265406 0.394878 18 rendah

C10 0.157281 0.361781 0.462161 4 sedang

D1 0.179969 0.297188 0.423672 12 sedang

D3 0.1905 0.306469 0.438586 9 sedang

D4 0.2165 0.365281 0.502698 1 sedang

D5 0.149438 0.359094 0.454869 6 sedang

E2 0.146969 0.217938 0.332876 30 rendah

E3 0.15975 0.279438 0.394547 19 rendah

E4 0.213188 0.303375 0.451887 7 sedang

E7 0.155219 0.219594 0.340727 29 rendah

F3 0.189688 0.226813 0.373477 22 sedang

F4 0.225375 0.263125 0.429198 11 sedang

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 16: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

F5 0.329563 0.197719 0.462121 5 sedang

F6 0.120563 0.217125 0.31151 32 rendah

G1 0.265375 0.1185 0.352428 24 rendah

G2 0.141188 0.181219 0.29682 33 rendah

G3 0.135 0.245594 0.347439 25 rendah

G4 0.106125 0.201031 0.285822 35 rendah

G5 0.083438 0.286875 0.346376 26 rendah

G6 0.079313 0.285438 0.342111 27 rendah

Sumber: Olahan sendiri

Tabel 4.3. Rangking Variabel Faktor Resiko

Rangking Variabel

1 D4 Cash flow yang bermasalah selama

masa proyek Keuangan

2 A1 Keahlian tenaga kerja Sumber Daya Manusia

3 C1 Perencanaan dan Penjadwalan yang

buruk Manajemen Proyek

4 C10 Pemakaian metode kerja yang salah Manajemen Proyek

5 F5 Kontrol lalu lintas dan pembatasan di

lapangan yang sulit Karakteristik Tempat

6 D5 System pendanaan pada kontraktor

yang tidak terencana baik Keuangan

7 E4 Terjadi perubahan desain Desain dan Dokumentasi

8 A2 Kedisiplinan Tenaga Kerja Sumber Daya Manusia

9 D3 Birokrasi kepada owner yang ribet Keuangan

10 B1 Kedatangan material di lapangan

terlambat Material

Sumber: Olahan sendiri

5. PEMBAHASAN

Pembahasan dilakukan hanya mengenai lima faktor yang benar-benar

terjadi dalam proyek konstruksi JLNT Antasari-Blok M, yaitu cash flow yang

bermasalah selama masa proyek, kontrol lalulintas dan pembatasan di lapangan

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 17: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

yang sulit, terjadi perubahan desain, birokrasi yang ribet, dan keterlambatan

material.

1. Cash flow yang bermasalah selama masa proyek berlangsung

Hal ini dapat disebabkan pembayaran dari owner yang terlambat. Meskipun

proyek ini bersumber pada dana APBD, keterlambatan pembayaran bisa

terjadi dikarenakan perijinan yang rumit didadalamnya, dan juga dapat terjadi

karena dana yang turun dari pemerintah tidak 100%. Meskipun kontraktor

telah menyediakan dana cadangan, namun tetap tidak akan tertutupi jika

terjadi penambahan volume pekerjaan yang melebihi dana cadangan tersebut.

2. Kontrol lalulintas dan pembatasan dilapangan yang sulit

Jalur lalulintas Antasari – Blok M merupakan jalur yang sangat padat.

Penerapan management traffic yang dilakukan tidak banyak berpengaruh.

Kemacetan yang terjadi di area konstruksi memang cenderung tidak banyak

bertambah, tapi lalulintas yang menuju area proyek yang mengalami

kemacetan, ditambah lagi pengalihan arus yang diterapkan menyebabkan

timbulnya titik-titik kemcaetan baru di jalur dari dan ke arah proyek.

3. Terjadi perubahan desain

Hal ini terjadi dikarenakan desain kontrak tidak sesuai dengan dilapangan.

Maka, perlu diadakan pengukuran ulang kondisi eksisting dilapangan dengan

desain yang ada dalam kontrak lalu dilanjutkan dengan desain ulang. Dengan

adanya perubahan desain maka bisa terjadi penambahan item pekerjaan dan

cost, hal ini juga diperlukan persetujuan owner. Waktu yang dibutuhkan dari

proses pengukuran sampai persetujuan ini juga bisa menjadi penyebab terjadi

keterlambatan proyek.

4. Birokrasi owner yang ribet

Birokrasi dalam persetujuan desain untuk proyek ini tidak susah, hanya saja

dalam aliran dana mengalami masalah. Seperti yang telah dijelaskan pada

point pertama, dana yang turun tidak 100%, hal ini terjadi karena

perijinan/persetujuan didalamnya memakan waktu lama, sehingga dana

cadangan kontraktor tidak mencukupi yang dapat menyebabkan pembayaran

untuk pekerja terlambat dan kinerja berkurang

5. Kedatangan metrial dilapangan terlambat

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 18: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

Waktu pengerjaan proyek ini adalah pukul 22.00, dan dalam waktu ini juga

sebagian besar pengiriman barang dilakukan, namun kenyataannya pada pukul

22.00 kondisi lalulintas dilapangan masih cukup padat, sehingga material

terlambat datang dan waktu efektif pengerjaan juga berkurang.

6. KESIMPULAN

Permasalahan disini penulis fokuskan pada permasalahan yang terjadi pada

proyek konstruksi Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M. Dari permasalahan

yang ada, maka dilakukan survey lapangan dengan menggunakan kuesioner dan

studi kasus proyek dengan proses wawancara dan pengambilan data proyek,

dimana output dari kedua survey tersebut adalah faktor-faktor yang menduduki 10

peringkat teratas sebagai penyebab utama project delay, yaitu:

1. Cash flow yang bermasalah selama masa proyek

2. Keahlian tenaga kerja

3. Perencanaan dan penjadwalan yang buruk

4. Pemakaian metode kerja yang salah

5. Control lalulintas dan pembatasaa di lapangan yang sulit

6. System pendanaan pada kontraktor yang tidak terencana dengan baik

7. Terjadi perubahan desain

8. Kedisiplinan tenaga kerja

9. Birokrasi kepada owner yang ribet

10. Kedatangan material di lapangan yang terlambat

Hasil yang diperoleh diatas berbeda dengan hipotesa yang telah penulis

buat sebelumnya, yaitu penyebab terbesar terjadinya keterlambatan proyek adalah

kesalahan dalam manajerial setelah diterapkannya manajemen risiko dalam

pengolahannya, karena output yang ada menunjukan bahwa sebagian besar

penyebab delay pada proyek bukan pada manajemen yang diterapkan kontraktor

melainkan bersumber pada owner dan kondisi sekitar proyek.

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013

Page 19: IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB PROJECT DELAY PADA …

7. SARAN

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian diatas bersumber pada

saran dari responden dan pakar, yaitu :

1. Perlu dikembangkannya variabel penelitian pada kondisi khusus melihat

jam kerja proyek rata-rata diatas jam 10 malam, seperti : kondisi fisik

pekerja.

2. Respon pakar mengenai tindakan pencegahan dan koreksi masih perlu

diadakan pengkajian ulang untuk mampu dijadikan standar tindakan

pencegahan dan koreksi, karena kondisi dan system yang dipakai untuk

setiap proyek tidak sama.

8. DAFTAR PUSTAKA

Alwi Sugiharto, Keith Hampson. Identifying The Important Causes Of Delays

In Building Construction Projects. East Asia Pacific Conference in Bali, 2003

Andi, Susandi, Wijaya. H. On representing Faktors Influencing Time

Performance Of Shop-House Construction In Surabaya. Dimensi Teknik Sipil,

Vol. 5 No. 2, September 2003

Praboyo, B. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klarifikasi dan

Peringkat dari Penyebab-Penyebabnya. Dimensi Teknik Sipil. Vol 1 No. 2,

September 1999

Alwi, S. Non Value-Adding Activities in the Indonesian Construction

Industry Variable and Causes. Brisbane : 2002.

Brandon, Dick H and Grey, Max. Project Control Standard. New York :

Brandon/System Press Inc. 1970.

Saleh Al Hadi Tumi, Abdelnaser Omran, Abdul Hamid Kadir Pakir. Causes

of Delay Construction Industry in Libya. Bucharest : 2009

Sadi A. Assaf, Sadiq Al-Hejji. Causes of Delay in large construction projects.

Saudi Arabia : 2005

Ambsisi Ambituumi. Five Causes of Project Delay, Cost Overrun and Their

Mitigation :2011

Kezner H., "Project Management: A System Approach to Planning,

Schedulling dan Controlling", (USA, VAN Nostrand Reinhol, 1995)

Identifikasi Faktor ..., Riangga Anugrah Pratama, FT UI, 2013