IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BAYI YANG MENGALAMI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/188/1/KTI...
Transcript of IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BAYI YANG MENGALAMI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/188/1/KTI...
1
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BAYI YANG MENGALAMI ASFIKSIA
DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Oleh:
YUNIYATI
Nim:P00324013100
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII
2016
2
3
4
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Yuniyati
Tempat/Tgl. Lahir : Anawua, 01 Maret 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Mornene Tolaki
Agama : Islam
Alamat : Jln.H.E.A Mokodompit Lrg Perintis
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Anawua Tamat Tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Toari Tamat Tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Toari Tamat Tahun 2013
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Tahun 2013 Sampai
Sekarang
iv
5
6
ABSTRAK
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BAYI YANG MENGALAMI ASFIKSIA
DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2015. Yuniyati, Melania Asi1, Fitriyanti2
(xii + 42 halaman + 5 tabel + 4 lampiran).
Latar Belakang : Hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukan adanya penurunan AKB dibandigkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Millenium Devolapment Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu sebesar 23 per
1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008) Tujuan : untuk Mengidentifikasi Faktor Penyebab Bayi yang Mengalami Asfiksia di RSUD Kota Kendari tahun 2015 ditinjau dari faktor ibu, faktor bayi, dan faktor tali pusat. Metode Penelitian: \Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan secara obyektif Hasil Penelitian : Identifikasi Faktor Penyebab bayi yang Mengalami asfiksia di RSUD Kota Kendari Tahun 2015 berdasarkan faktor ibu terbanyak yaitu yang mengalami komplikasi yaitu 58 orang (74,3%), Berdasarkan faktor bayi terbanyak yaitu yang tidak mengalami komplikasi sebanyak 43 orang.(55,1). Berdasarkan faktor tali pusat terbanayak yaitu tidak mengalami komplikasi yaitu 53 orang (68%) Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dari humlah sampel 78 orang bayi yang mengalami asfiksia Di RSUD Kota Kendari Tahun 2015 berdasarkan faktor ibu terbanyak pada kategori yang mengalami komplikasi yaitu ibu dengan kehamilan postterm.Berdasarkan faktor bayi terbanyak pada kategori yang tidak mengalami komplikas. Berdasarkan faktor tali pusat terbanyak pada kategori yang tidak mengalami komplikasi.
Daftar Pustaka : 16 (2008-2014) Kata Kunci : Asfiksia
1. Mahasiswa DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Dosen pembimbing jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
vi
7
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat dan karunia yang diberikan kepada kita berupa
kesehatan lahir maupun batin, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini walaupun dalam bentuk yang sederhana
sebagai salah satu bagian dari proses untuk menyelesaikan pendidikan DIII
Kebidanan Poltekkes Kendari dengan judul Identifikasi Faktor Penyebab Bayi
Yang Asfiksia di RSUD Kota Kendari Tahun 2015”.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak
memperoleh bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak.
Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu Melania Asi, S.Si.T.M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu
Fitriyanti, SST.M.Keb selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari
2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari
3. Ibu Dr Hj.Asridah M. SKM M.Kes selaku Direktur RSUD Kota Kendari yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian
4. Ibu Elyasari,SST,M.Keb, Heyrani, S.Si.T, M.Kes, dan Nasrawati S.Si.T, MPH
selaku tim penguji yang telah memberikan kritik dan arahan demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Bapak dan ibu dosen di lingkungan pendidikan politeknik kesehatan kendari
jurusan kebidanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama berada di bangku kuliah dan seluruh staf yang memberikan
vii
8
pelayanan kepada penulis dalam segala urusan hingga Karya Tulis Ilmiah ini
bisa terselesaikan.
6. Irmawati SKM SST.M.Kes selaku kepala ruangan kebidanan RSUD Kota
Kendari
7. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta (Basiru dan Hariati) serta
saudara-saudaraku tersayang (Bahtiar S.Sos, Harmiati, Gede, Irfan B, Ila dan
Sila) dan seluruh anggota keluarga atas segala dorongan, doa restu, dan
kasih sayangnya kepada penulis selama menempuh pendidikan hingga
selesai.
8. Teruntuk sahabat terbaikku Etriyanti dan Asrawati terimah kasih untuk cinta
kalian dan masa-masa suram kita. Serta Sahabat-sahabat kelompok dinesku
kelompok XVIII Fenti, Wayan Widianti, Yulinda Feni Firdayani dan Ilfiani
Ilham serta Seluruh rekan-rekan seperjuangan di Politeknik Kesehatan
Kendari jurusan kebidanan angkatan tahun 2013
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan hasil penelitian ini.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Tak ada kata yang patut dan tak ada harapan yang penulis
berikan kecuali mendapatkan balasan dari Allah SWT, atas kebaikan dan
dorongan dari semua pihak yang turut membantu baik selama penyusunan
maupun penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Kendari, Agustus 2016
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.……………………………………………………………........i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………….......ii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................iii
INTISARI.........................................................................................................iv
KEASLIAN TULISAN.......................................................................................v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....vi
DAFTAR ISI………………………………………………………...…….............viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….….........3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………...……..3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...4
E. Keaslian Penelitian……………………………………………………..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka.………………………………………………………...6
1. Tinjauan Tentang Bayi Baru lahir Normal............................6
2. Tinjauan Tentang Bayi Asfiksia.............................….……..7
B. Landasan Teori……………………………….……………………….17
C. Kerangka Konsep…………………….……………..........................19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian......…….……………………………….20
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………..…………………...20
C. Populasi dan Sampel…………………..………….………………….20
D. Variabel Penelitian.........................................................................21
E. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif…………..……………...21
F. Instrumen Penelitian......................................................................22
G. Tehnik Pengumpulan data. ............................................................22
H. Pengolaan Data………………........................…………….............23
ix
10
I. Analisis Data………………………………………………….24
J. Penyajian Data………………………………………………25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Keadaan Lokasi Penelitian..............................26
B. Hasil Penelitian.............................................................................32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................39
B. Saran............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Apgar...................................................................................15
Tabel 2. Data pegawai RSUD Kota Kendari Tahun 2015.........................29
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bayi yang Mengalami Asfiksia Berdasarkan Faktor Ibui di Rumah Sakit Umum Kota Kendari
Pada Tahun 2015........................................................................32 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Bayi yang Mengalami Asfiksia
Berdasarkan Faktor Bayi di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015........................................................................33
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Bayi yang Mengalami Asfiksia
Berdasrakan Faktor Tali Pusat di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015.................................................33
xi
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Master Tabel Penelitian
Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Politeknik Kesehatan Kendari
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
xii
13
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konsep ................................................................................ 19
xiii
1
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan,
melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan
periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan
kematian (Saifuddin, 2008).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization), setiap
tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami
asfiksia, hampir satu juta bayi ini meninggal. Angka kematian bayi di
Indonesia sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1
bulan). Setiap 5 menit terdapat satu neonatus yang meninggal. Penyebab
kematian neonatal di Indonesia yaitu asfiksia sebesar (27%) (DepkesRI,
2008).
Hasil survey Demografi dan Keshatan Indonesia tahun 2012
menunjukan adanya penurunan AKB dibandigkan dengan tahun 2007
yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh
dari target Millenium Devolapment Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu
sebesar 23 per 1.000kelahiran hidup (Depkes RI, 2008)
Angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Kendari
pada tahun 2013 s/d 2015 sebagai berikut : pada tahun 2013 dari 1360
kelahiran terdapat 80 bayi pada tahun 2014 dari 1176 kelahiran terdapat
1
2
65 bayi pada tahun 2015 dari 950 kelahiran terdapat 78 bayi yang
mengalami asfiksia neonatrum, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir meningkat (Rekam Medik dan Perinatologi RSUD Kota KendariI).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernafas spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia atau gagal nafas dapat
menyebabkan suplai oksigen ke tubuh menjadi terhambat jika terlalu lama
membuat bayi menjadi koma, walaupun sadar dari koma bayi akan
mengalami cacat otak. Pada awal asfiksia, darah lebih banyak dialirkan ke
otak dan jantung, dengan adanya hipoksia dan asidosis maka fungsi
miokardium menurun, curah jantung menurun dan aliran darah kealat-alat
vital juga berkurang (Saifuddin, 2008).
Kejadian asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan
perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh
kembang (Saifuddin, 2008).
Faktor yang diketahui menjadi penyebab terjadinya asfiksia
neonatus yaitu faktor ibu yang meliputi preeklampsi dan eklampsi,
perdarahan abnormal, kehamilan lewat waktu, anemia, partus lama atau
partus macet dan infeksi berat. Faktor tali pusat meliputi lilitan tali pusat,
tali pusat pendek, simpul tali pusat, dan prolapsus tali pusat. Faktor bayi
meliputi bayi premature yaitu sebelum 37 minggu kehamilan, persalinan
dengan tindakan meliputi sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
kelainan bawaan dan air ketuban bercampur mekonium (Affandi, 2007).
3
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan
penelitian tentang “Identifikasi Faktor Penyebab Bayi yang Mengalami
Asfiksia di RSUD Kota Kendari tahun 2015”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimanakah
identifikasi faktor penyebab bayi yang mengalami asfiksia di RSUD Kota
Kendari Tahun 2015?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengidentifikasi Faktor Penyebab Bayi yang Mengalami
Asfiksia di RSUD Kota Kendari tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor penyebab bayi yang mengalami asfiksia
berdasarkan faktor ibu di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015.
b. Mengidentifikasi faktor penyebab bayi yang mengalami asfiksia
berdasarkan faktor bayi di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015.
c. Mengidentifikasi faktor penyebab bayi yang mengalami asfiksia
berdasarkan faktor tali pusat di RSUD Kota Kendari pada tahun
2015.
4
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan untuk
mengidentifiksi faktor penyebab bayi yang mengalami asfiksia di RSUD
Kota Kendari tahun 2015.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menjadi bahan masukan bagi instansi terkait dalam menentukan
kebijakan dan perencanaan program dalam menangani masalah bayi
asfiksia.
3. Manfaat Peneliti
Bagi penulis, penelitian ini sebagai bentuk aplikasi ilmu yang
diperoleh selama menempuh pendidikan, dan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kendari Jurusan
Kebidanan.
D. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran peneliti ”Karateristik Ibu Bersalin dengan Bayi
Asfiksia belum pernah di teliti. Namun penelitian sejenis atau yang
berhubungan pernah dilakukan oleh peneliti di bawah ini:
1. Dewi Tangalayuk : Hubungan Serotinus dan Partus lama dengan
Kejaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari 2011.
Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian saya
terletak pada metode penelitian yang digunakan dan hasil penelitian
5
Dimana pada penelitian diatas metode penelitian yang digunakan yaitu
analitik dengan rancangan case control dan hasil penelitianya adalah
adanya hubungan serotinis dan partus lama dengan kejadian asfiksia.
Sedangkan pada penelitian ini, menggunakan metode penelitian
deskriptif
Persamaannya adalah tempat penelitian yang sama yaitu sama-
sama meneliti di RSUD Kota Kendari.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetian Bayi baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia 0 hari hingga 28 hari.
Di usia ini, kesehatan bayi baru lahir (neonatus) sangat rentan
terhadap berbagai macam gangguan atau maslah, sehingga perlu
mendapatkan perhatian dan penanganan serius.Sesaat setelah anak
lahir akan langsung dilakukan beberapa pemeriksaan kesehatan
untuk mengetahui kondisinya.
Beberapa adaptasi bayi yang paling krusial itu, diantaranya
adalah:
a. Bernafas,karena tali pusat sudah di potong maka bayi baru lahir
harus bernafas sendiri.
b. Perbedaan suhu. Suhu di dalam rahim berkisar 100 F, sementara
suhu di luar 60oC sampai 70 F.
c. Mengisap dan menelan. Bayi yang baru lahir sudah tidak lagi
mendapatkan asupan makanan dari ibu, untuk itu ia harus
mengisap dan menelan susu atau ASI sendiri.
d. Saluran dan ala-alat pembuangan akan mulai difungsikan saat
bayi sudah di luar.
Secara umum bayi baru lahir diktakan normal dan sehat,
apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
6
7
a. Setelah bayi keluar, bayi akan segerah menangis
b. Berat badan bayi berkisar antara 2500-4000 gram
c. Bayi mengisap ASI dengan baik
d. Bergerak aktif
e. Tidak ada cacat bawaan lahir
f. Umur kehamilan 37-40 minggu
2. Konsep Dasar Asfiksia Bayi Baru lahir
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur (Wiknjosastro, 2009).
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir
(JNPK-KR, 2008).
Asfiksia neonatrum adalah keadaan bayi baru lahir tidak
bernafas secara spontan dan teratur, sering kali bayi yang
sebelumnya mengalami gawat janin akan asfiksia sesudah
persalinan. Ada pula dari sumber lain menyebutkan bahwa asfiksia
neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk bagi kehidupan
lebih lanjut (Manuaba, 2007).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelum
mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan.
8
Masalah ini mungkin berkaitan dengan ibu, tali pusat, atau masalah
pada bayi selama atau sesudah persalinan. (Depkes RI, 2008)
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir
(Wiknjosastro,2009).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat
janin sebelu lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(wiknjosastro, 2009)
3. Penyebab terjadinya asfiksia bayi baru lahir
a. Penyebab terjadinya asfiksia menurut (Depkes RI, 2008)
1. Faktor Ibu
a. Preeklamsia dan eklamsia
b. Pendarahan abnormal (Plasenta previa atau solutio
palasenta)
c. Pertus lama atau pertus macet.
d. Demam selama persalinan.
e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
f. Kehamilan postterm
g. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
9
h. Gravida empat atau lebih
i. KPD (ketuban pecah dini).
2. Faktor bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ektraksi vakum, porsef, letak kepala).
c. Kelainan kongenital.
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna Kehijauan)
3. Faktor tali pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
4. Klasifikasi
Beberapa literatur mengklasifikasikan atau menggolongkan
asfiksia neonatorum dalam referensi Hidayat (2008), sebagai berikut:
a. Atas dasar pengalaman klinis asfiksia neonatorum dibagi dalam:
1. Vigorus baby (asfiksia ringan), nilai apgar 7-10. Dalam hal ini
bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Mild moderate asphyxia (asfiksia sedang), nilai apgar 4-6.
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari
100 kali/menit, tonus otot kurang baik, sianosis, refleks
iritabilitas tidak ada.
10
3. Asfiksia berat, nilai apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 kali/menit, tonus
otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, refleks
iritabilitas tidak ada. Pada asfiksia dengan henti jantung yaitu
bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap.
b. Ada juga yang mengklasifikasikan asfiksia neonatorum menurut
ringan beratnya, yaitu bebang bayi asfiksia neonatorum dibagi
dalam dua tingkat sebagai berikut:
1. Asfiksia livida (bebang biru), dengan gejala warna kulit
kebiru-biruan, tonus otot cukup tegang dan denyut jantung
cukup kuat lebih dari 100 kali/menit.
2. Asfiksia palida (bebang putih), dengan gejala warna kulit
putih, tonus otot lemas dan denyut jantung kurang dari 100
kali/menit.
Saat ini, derajat ringan beratnya bebang bayi (asfiksia
neonatorum) lebih tepat dinilai dengan cara penelitian menurut
apgar. Setelah dilahirkan 1 menit diperiksa keadaan denyut
jantung, pernafasan, tonus otot, refleks pengisapan dan warna
kulit dinilai menurut apgar, yang kemudian ditentukan dengan
menunjukan nilai-nilai apgar tersebut.
11
5. Tanda dan Gejala
Dalam referensi (Ilmu Kesehatan Anak, 2006)
a. Hipoksia
b. Respirasi > 60 kali/menit atau < 30 kali/menit
c. Nafas megap-megap/gasping sampai dapat terjadi henti nafas
d. Bradikardia
e. Tonus otot berkurang
f. Warna kulit sianosis/pucat
6. Komplikasi
Komplikasi menurut Hidayat (2008)
a) Hipoksia
b) Hipotermi
c) Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
d) Prematuritas
e) Gangguan perdarahan otak
7. Menejemen Therapi
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut
resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bayi. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi:
a. (Memastikan saluran nafas terbuka)
1. Meletakan bayi dalam posisi yang benar
2. Menghisap mulut, hidung, dan kadang-kadang trekea
12
3. Bila perlu masukan pipa endotraktil (pipa ET) untuk
memastikan saluran nafas terbuka
b. (memulai pernafasan)
1. Memakai rangsangan traktil untuk memulai pernafasan
2. Bila perlu memakai ventilasi tekanan positif
c. (mempertahankan sirkulasi darah)
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
kompresi dada dan pengobatan (Saifudin, 2008)
8. Cara Penatalaksanaan Bayi Dengan Asfiksia
a. Asfiksia ringan apgar skor 7-10, cara mengatasinya:
1. Bayi dibungkus dengan kain hangat
2. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada hidung
kemudian mulut
3. Bersihkan dada dan tali pusat
4. Lakukan observasi tanda-tanda vital, pantau apgar skor dan
masukan dalam inkubator
b. Asfiksia sedang apgar skor 4-6, cara mengatasinya:
1. Bersihkan jalan nafas
2. Berikan oksigen 2 liter/menit
3. Rangsang pernafasan dengan menepuk telapak kaki
4. Apabila belum ada reaksi bantu pernafasan dengan ambubag
5. Bila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosis berikan
natrium bukarbonat 7,5% sebanyak 6 CC, selanjutnya berikan
13
dekstrose 40% sebanyak 4 CC disuntikan melalui vena
umbilikus secara perlahan-lahan
c. Asfiksia berat apgar skor 0-3, cara mengatasinya:
1. Bersihkan jalan nafas sambil pompa ambubag
2. Berikan oksigen 4-5 liter/menit
3. Bila tidak berhasil lakukan pemasangan ETT (endrotrekeal
tube)
4. Bersihkan jalan nafas melalui ETT
5. Apabila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 CC, selanjutnya
berikan dekstrose sebanyak 4 CC disuntikan melaui vena
umbilikus secara perlahan-lahan (Hidayat, 2008).
9. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang mengarah pada pada
diagnosa Asfiksia Neonatorum antara lain :
a. Analisa gas darah
pH (normal 7,36-7,44). Kadar pH cenderung turun terjadi asidosis
metabolik. PCO2 (normal 35-45 mmHg) kadar PCO2 pada bayi
Asfiksia Neonatorum cenderung naik sering terjadi hiperapnea.
PO2 (normal 75-100 mmHg), kadar PO2 pada bayi Asfiksia
Neonatorum cenderung turun karena terjadi hipoksia progresif.
HCO3 (normal 24-28 mEq/L)
14
b. Elektrolit darah
Leukositnya lebih dari 10,3 x 10 gr/ct (normal 4,3-10,3 x 10 gr/ct) karena
bayi preterm imunitas masih rendah sehingga resiko tinggi.
Trombosit (normal 350 x 10 gr/ct). Distrosfiks pada bayi preterm
dengan Asfiksi Neonatorum cenderung turun karena sering terjadi
hipoglikemi.
c. Gula darah
d. Baby gram (Rontgen dada) Pulmonal tidak tampak gambaran,
jantung ukuran normal.
e. USG (kepala) (Hidayat,2008)
10. Penilaian Apgar Score
Keadaan umum bayi dinilai satu menit pertama setelah bayi
lahir dengan penggunaan nilai apgar. Penilaian secara apgar ini
mempunyai hubungan yang bermakna dengan mortalitas bayi baru
lahir untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.
Yang dinilai adalah:
a. Pernafasan
b. Denyut jantung
c. Warna kulit
d. Tonus otot
e. Refleks
15
Tabel 1: Nilai Apgar (NA)
Penilaian 0 1 2 NA
Pernafasan Tidak
bernafas
Lambat tidak
teratur Teratur, menangis
Denyut
jantung Tidak ada
Lambat
kurang dari
100
Lebih dari 100
Warna kulit Biru, pucat
Badan merah
muda,
ekstrmitas biru
Merah muda
Tonus otot Lemah
Gerak
ekstremitas
saja
Bergerak aktif
Refleks Tidak ada Meringis Batuk atau bangkis
Jumlah
(Profesor Peter Abrahams, Panduan Kesehatan dalam Kehamilan, 2014)
Nilai apgar ini biasanya dimulai satu menit setelah bayi lahir
lengkap dan bayi telah diberi lingkungan yang baik serta pengisapan
lendir telah dilakukan dengan sempurna. Nilai apgar semenit pertama
ini baik sekali sebagai pedoman untuk menentukan cara resusitasi.
Mulai apgar berikutnya dimulai lima menit setelah bayi lahir dan ini
berkorelasi erat dengan kematian dan kesakitan neonatus. Dalam
menghadapi bayi dalam asfiksia berat, dianjurkan untuk menilai secara
tepat, yaitu: menghitung frekuensi jantung dengan cara meraba
16
hipisternum atau arteri tali pusat dan menentukan apakah jumlah lebih
atau kurang dari 100 kali/menit, menilai tonus otot baik/buruk, melihat
warna kulit.
11. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Asfiksia
faktor-faktor yang berhubungan secara tidak langsung
terhadap kejadian asfiksia neonatorum adalah:
a. Faktor Ibu
1. Preeklamsia dan eklamsia
2. Pendarahan abnormal (Plasenta previa atau solutio
palasenta)
3. Pertus lama atau pertus macet.
4. Demam selama persalinan.
5. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
6. Kehamilan postterm
7. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
8. Gravida empat atau lebih
9. KPD (ketuban pecah dini)
b. Faktor bayi
1. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ektraksi vakum, porsef, letak kepala).
3. Kelainan kongenital.
4. Air ketuban bercampur mekonium (warna Kehijauan)
17
Faktor tali pusat
1. Lilitan tali pusat
2. Tali pusat pendek
3. Simpul tali pusat
4. Prolapsus tali pusat
B. Landasan Teori
Sudarti-Afroh Fauziah (2013) mengatakan bahwa asfiksia adalah
kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan secara spontan
dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir
dalam kondisi asfiksia (asfiksia primer) atau mungkin dapat bernafas tetapi
kemudian mengalami asfiksia beberapa saat setelah lahir (asfiksia
skunder).
Kelahiran erat kaitannya dengan proses persalinan, dalam proses
persalinan terdapat 4 (emapat) tahap yaituh kala I (pembukaan 0 samapai
lengkap), kala II (lahirnya janin), kala III (lahirnya plasenta), kala IV (dua
jam setelah palasenta lahir. Tahapan proses persalinan yang erat
kaitannya langsung dengan janin adalah kala I dan kala II. Dalam setiap
tahapan persalinan tersebut terdapat penyulit yang munngkin terjadi yang
mana penyulit tersebut akan memperlama atau dapat dikatakan sebagai
partus lama dari proses persalinan itu sendiri.
Faktor yang diketahui menjadi penyebab terjadinya asfiksia
neonatus yaitu faktor ibu yang meliputi preeklampsi dan eklampsi,
perdarahan abnormal, kehamilan lewat waktu, anemia, partus lama atau
18
partus macet dan infeksi berat. Faktor tali pusat meliputi lilitan tali pusat,
tali pusat pendek, simpul tali pusat, dan prolapsus tali pusat. Faktor bayi
meliputi bayi premature yaitu sebelum 37 minggu kehamilan, persalinan
dengan tindakan meliputi sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
kelainan bawaan dan air ketuban bercampur mekonium (Affandi, 2007).
Persalinan postterm disebut juga kelahiran serotinus, kehamilan
lewat waktu /bulan adalah kehamilan yang berlangsung > 42 minggu (294
hari atau lebih) dihitung dari hasil pertama haid menurut rumus naegele
dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Saifuddin,2010)
Pengaruh kehamilan postterm terhadap janin sampai saat ini
masih diperdebatkan. Beberapa ahli menyatakan bahwa kehamilan
postterm menambah bahaya pada janin, sedangkan beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa bahaya kehamilan postterm terhadap janin terlalu
dilebihkan. Fungsi plasenta sampai puncak 38 minggu dan kemudian
mulai menurun terutama setelah 42 minggu. komplikasi yang dapat terjadi
adalah kematian janin dalam rahim, akibatnya insufisiensi plasenta
menuanya plasenta dan kematian dan morbiditas neonatus. Rendahnya
fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin
dengan resiko 3 kali.
19
Bayi yang
mengalami asfiksia
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Keterangan :
Variabel Bebas (Independen) : Faktor Ibu ,Faktor Bayi, Faktor Tali
Pusat
Variabel terikat (Dependen) : Bayi Asfiksia
Faktor Ibu
Faktor Bayi
Faktor Tali Pusat
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Design Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan secara obyektif
dalam hal ini mengidentifikasi faktor penyebab Bayi yangmengalami
Asfiksia (Notoatmodjo, 2010)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Bersalin RSUD Kota Kendari.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Notoatmodjo,
2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu bersalin dengan
bayi asfiksia di RSUD Kota Kendari tahun 2015 sebanyak 78 bayi yang
mengalami asfiksia.
2. Sampel
Semua ibu bersalin dengan bayi asfiksia di RSUD Kota Kendari
tahun 2015 sebanyak 78 bayi yang mengalami asfiksia.
20
21
Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan untuk satuan penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo 2010)
Variabel dalam penelitian terdiri atas dua variabel yaitu:
1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penlitian ini yaitu,
faktor ibu, faaktor bayi, faktor tali pusat
2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
asfiksia
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran secara mendetail mengenai
variabel penelitian.
1. Faktor Ibu
a. Yang mengalami komplikasi
Bayi baru lahir asfiksia yang disebabkan oleh faktor ibu yaitu
Preeklamsia dan eklamsia, pendarahan abnormal (Plasenta previa
atau solutio palasenta) partus lama atau pertus macet, demam
selama persalinan kehamilan postterm, gravida empat atau lebih
dan KPD (ketuban pecah dini). dimana bayi asfiksia adalah bayi
baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur.
b. Tidak mengalami komplikasi
Bayi baru lahir normal yang tidak disebabkan olehfaktor ibu
22
2. Faktor bayi
a. Yang mengalami komplikasi
Bayi baru lahir asfiksia yang disebabkan oleh faktor bayi yaitu bayi premature
(sebelum 37 minggu kehamilan) dan persalinan sulit ( letak
sunsang, bayi kembar,distosia bahu, esktraksi vakum,dan vorsep)
b. Tidak mengalami komplikasi
Bayi baru lahir normal yang tidak disebabkan oleh faktor bayi
3. Faktor tali pusat
a. Yang mengalami lilitan tali pusat
b. Tidak mengalami lilitan tali pusat
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian (alat ukur) penelitian ini menggunakan
checklist yaitu peneliti memegang checklist untuk mencari variabel yang
telah ditentukan. Apabila muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal
membubuhkan tanda checklist di tempat yang sesuai (Arikunto,2010).
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari data sekunder
dengan menggunakan data status pasien di RSUD Kota Kendari tahun
2015. Cara pengambilan data diperoleh dengan pengamatan tidak
langsung atau pencatatan dari data status pasien yang sudah ada sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Adapun cara dan alat pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
23
1. Cara
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu dengan menggunakan study dokumentasi memakai data
sekunder melalui catatan medis yang ada di RSUD Kota Kendari
tahun 2015
2. Alat
Pada penelitian ini alat yang digunakan untuk memperoleh
data ibu bersalin dengan bayi asfiksia yang ada di RSUD Kota
Kendari tahun 2015 yaitu dengan menggunakan format data/daftar
checklist.
G. Pengolahan Data
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dan
selanjutnya melakukan pengolahan data dengan menggunakan
komputerisasi melaui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing (seleksi Data)
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah langkah
awal dari pengolahan data yaitu editing, tahap ini adalah tahap
pemeriksaan kelengkapan data yang telah terkumpul, sehingga data
yang diolah adalah data yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
2. Coding (Pemberian Kode)
Tahap selanjutnya dalam pengolahan data setelah tahap editing
adalah coding yaitu merupakan tahap dimana data-data yang sudah
memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan diolah dengan pemberian
kode pada setiap item pertanyaan, yaitu mengubah karakter jawaban
24
kedalam bentuk angka dengan tujuan untuk mempermudah
pengolahan data.
3. Entry data
Setelah data melalui tahap coding, tahap selanjutnya dalam
pengolahan data adalah entry data, dimana data tersebut diolah
dengan menggunakan sistem komputerisasi.
4. Cleanning
Setelah data dimasukan maka selanjutnya dilakukan
pengecekan apakah data yang masuk lengkap atau tidak dengan cara
melihat data dalam bentuk distribusi frekuensi dan melihat konsistensi
antar variabel.
H. Analisa Data
Setelah data yang diperolah menjadi satu data yang sudah tepat
dan konsisten selanjutnya dilaksanakan analisa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian dengan menggunakan analisa data.
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat yaitu dengan
menampilkan tabel-tabel frekuensi
Analisi univariat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P : Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah subjek
25
Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Keadaan Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD Kota kendari awalnya terletak di kota kendari, tepatnya
di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527
M2 dan luas bangunan 1.800 M2.
RSUD Kota kendari merupakan bangunan atau gedung
peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh pemarintah jepang pada tahun 1942
– 1945
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
d. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
f. Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan perda
Kota Kendari No.17 Tahun 2001
g. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota
Kendari oleh Bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari
2003
27
h. Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 ha, untuk relokasi Rumah
Sakit yang dibangun
i. Pada tanggal 9 Desember 2011 RSUD Abunawas Kota Kendari
resmi menempati Gedung baru yang terletak di jl.Brigjen Z.A
Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota Kendari.
j. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah divisatasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berasil
terakreditasi penuh sebanyak pelayanan (Administrasi
Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan keperawatan, Pelayanan
Medik dan IGD).
k. Berdasarkan SK Walikota kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13
Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari
sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.
2. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :
1. Gedung Anthurium (Kantor)
2. Gedung Bougenville (Poliklinik)
3. Gedung (IGD)
4. Gedung Matahari (Radiologi)
5. Gedung Crysant (Kamar Operasi)
6. Gedung Asoka (ICU)
7. Gedung Teratai (Obgyn - Ponek)
28
8. Gedung lavender (Raawat inap penyakit dalam)
9. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)
10. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)
11. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)
12. Gedung Anggrek (Rawat Inap VIP,Kls I dan Kls II)
13. Gedung instalasi Gizi
14. Gedung Loundry
15. Gedung Laboratorium
16. Gedung Kamar Jenazah
17. Gedung VIP (dalam tahap penyelesaiyan)
18. Gedung PMCC (Private Medical Care) dalam proses
pembangunan
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1buah mobil direktur, 10
buah mobil dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada
tahun 2015 sebanyak 451 (207 PNS dan 244 Non PNS), yang
terdiri dari :
a. Tenaga medis
1. Tenaga para medis
2. Tenaga para medis non perawatan
3. Tenaga administrasi
29
Secara terperinci tenaga yang ada di RSUD Kota Kendari
tahun 2014 dapat dilihat dalam table sebagi berikut :
TABEL 2 DATA PEGAWAI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2015
No Nama Dokter
Tenaga Kesehatan
PNS Non PNS PNS MOU Jumlah
1 Dokter Spesialis 12 4 8 24
2 Dokter Umum 9 5 3 17
3 Dokter Gigi 3 0 1 4
4 S1 Ners 3 18 0 21
5 S1 Perawat 19 7 0 29
6 D3 Perawaat 31 100 1 132
7 SPK 11 1 0 12
8 S1 Perawat Gigi 1 0 0 1
9 D3 Perawat Gigi 2 3 0 5
10 SPRG 1 0 0 1
11 D4 Kebidanan 8 0 0 8
12 D3 Kebidanan 20 35 0 55
13 S2 Kesmas 7 0 0 7
14 S1 Kesmas 14 10 0 24
15 D3 Kesling 2 0 0 2
16 Apoteker 4 0 0 4
17 S1 Farmasi 3 1 0 4
18 D3 Farmasi 4 3 0 7
19 S1 Gizi 0 3 0 3
30
20 D3 Gizi 6 2 0 8
21 D3 Analis kesehatan 4 12 0 16
22 S1 Fisioterapi 1 0 0 1
23 D3 Fisioterapi 1 0 0 1
24 D3 Rekam Medik 1 0 0 1
25 S3 Akipuntur 1 0 0 1
26 S3 Okuvasi Terapi 1 0 0 1
27r S3 Radiologi 1 1 0 2
28 D3 Tehnik Gigi 1 0 0 1
29 S1 Psikologi 2 0 0 2
TENAGA NON KESEHATAN
30 S1 Ekonomi 1 4 0 5
31 D1 Komputer 1 0 0 1
33 D3 Komputer 1 0 0 1
34 S1 Komputer 1 0 0 1
35 S1 Sosial Politik 2 1 0 3
36 S1 Teknologi pangan 1 0 0 1
37 S2 Hukum 1 0 0 1
38 S2 Manajemen 2 0 0 2
39 S1 Manajemen 0 1 0 1
40 S1 Informatika 0 1 0 1
41 SMA 9 25 0 34
42 SMP 1 3 0 4
43 SD 1 4 05
JUMLAH 194 244 13 451
31
4. Visi, Misi, Fungsi, Nilai-Nilai Dasar, Motto, Tugas Pokok dan
Strategi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya RSUD Kota Kendari mempunyai
Visi dan Misi :
a. Visi
“ RUMAH SAKIT PILIHAN MASYARAKAT ”
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh
masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk memenfaatkan RSUD Kota
Kendari menjadi RS mitra keluarga.
3. Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non
medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya
serta masyarakat pada umumnya.
c. Motto
Senyum, salam, sapa, santun, sabar dam empaty kepada setiap
pengguna jasa Rumah Sakit.
32
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Identifikasi
Faktor Penyebab yang Mengalami Bayi Asfiksia di Rumah Sakit
Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan bayi
asfiksia yang berjumlah 87 orang.
Berikut adalah identifikasi faktor penyebab bayi yang
mengalami asfiksia di Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun
2015 dan variabel yang diteliti diantaranya adalah faktor ibu, faktor
bayi, dan faktor tali pusat. Hasil dari gambaran distribusi frekuensi
variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
2. Kejadian Asfiksia
a. Faktor Ibu
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Bayi yang Mengalami Asfiksia Berdasarkan
faktor Ibu di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015
Faktor ibu Frekuensi Persentase (%)
Yang mengalami komplikasi 58 74,3
Tidak mengalami komplikasi 20 25,7
Total 78 100
Sumber : Data sekunder 2015
Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa bayi yang mengalmi
asfiksia terbanyak pada ibu yang mengalami komplikasi yaitu
sebanyak 58 orang (74,3%).
33
b. Faktor Bayi
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Bayi yang Mengalami Asfiksia Berdasarkan
Faktor Bayi di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015
Falktor bayi Frekuensi Persentase (%)
Yang mengalami komplikasi 35 44,9
Tidak mengalami komplikasi 43 55,1
Total 78 100
Sumber : Data sekunder 2015
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa bayi yang mengalami
asfiksia terbanyak pada yang tidak mengalami komplikasi sebanyak 43
orang (55,1%).
c. Faktor Tali Pusat
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Dengan Bayi Asfiksia Berdasrakan
Faktor Tali Pusat di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Pada Tahun 2015
Faktor Tali Pusat Frekuensi Persentase (%)
Yang mengalami lilitan 25 32
Tidak mengalami lilitan 53 68
Total 78 100
Sumber : Data sekunder 2015
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa bayi yang mengalami asfiksia
terbanyak pada yang tidak mengalami lilitan tali pusat yaitu 53 orang
(68%) Untuk melihat gambaran distribusi frekuensi responden menurut
berbagai variabel yang diteliti yaitu variabel dependent dan variabel
independent.
34
3. Pembahasan
1. Dari Hasil Penelitian
a. Faktor Ibu
Preeklampsia dan eklampsia. Pendarahan abnormal (plasenta
previa atau solusio plasenta), Partus lama atau partus macet,
Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,
HIV) Kehamilan postterm (sesudah 42 minggu kehamilan), usia
ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, Gravida empat
atau lebih, dan KPD.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kasus
asfiksia berdasarkan faktor ibu dari jumlah populasi 78 orang ibu
bersalin di RSUD Kota kendari pada tahun 2015 yang
mengalami komplikasi terbanyak yaitu sebanyak 58 orang
(74,3%).
Pada kehamilan posttrem fungsi plasenta sampai
puncak 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama
setelah 42 minggu. Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan
kadar estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta
berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan
resiko 3 kali. Akibat dari proses penuaan plsenta , pemasokan
makanan dan oksigen akan menurun disamping adanya
spasme arteri spiralis. Sirkulasi uteroplasenter akan berkuraang
dengan 50% menjadi hanya 25%/ menit .Komplikasi yang dapat
35
terjadi adalah kematian janin dalam rahim, akibatnya insufisiensi
plasenta, menuanya plasenta, kematian dan morbiditas
neonatus(Wiknjosasto, 2008).
Gawat janin atau kematian perinatal menunjukan angka
meningkat 42 minggu atau lebih, sebagian besar terjadi pada
intrapartum. Kematian janin akibat kehamilan postterm terjadi
pada 30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan dan 15%
pasca persalinan (Saifuddin, 2010).
Beberapa ahli menyatakan bahwa kehamilan postterm
menambah bahaya pada janin, sedangkan beberapa ahli
lainnya menyatakan bahwa bahaya kehamilan postterm
terhadap janin terlalu dilebihkan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa
bayi yang mengalami asfiksia dapat terjadi pada usia kehamilan
postterm Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nika 2010
dengan hasil penelitian terbanyak yaitu pada umur kehamilan
aterm.
b. Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), Persalinan
dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, letak kepala), Kelainan
bawaan (kongenital), Air ketuban bercampur mekonium (warna
kehijauan)
36
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kasus
asfiksia berdasarkan faktor bayi dari jumlah populasi 78 orang
ibu bersalin di RSUD Kota Kendari pada tahun 2015 yang tidak
mengalami komplikasi terbanyak yaitu sebanyak 43 orang
(55,1%).
Pengaruh persalinan sungsang pada bayi yaitu dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan pada jaringan otak, bayi
asfiksia karena kemacetan saat persalinan kepala, kerusakan
persendian dan tulang leher, serta kematian bayi karena asfiksia
berat. Selain itu, dapat menyebabkan infeksi apabila persalinan
berlangsung lama dan ketuban pecah pada pembukaan kecil.
Sedangkan pengaruh persalinan sungsang pada ibu dapat
menyebabkan perdarahan, robekan pada jalan lahir, dan infeksi
(Manuaba, 2010).
Menurut Wiknjosastro (2009), pada persalinan letak
sungsang dengan cara pervaginam kelahiran kepala yang lebih
lama dari 8 menit setelah umbilicus dilahirkan akan
membahayakan kehidupan janin. Selain itu, bila janin bernafas
sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena
mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas
c. Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat, Tali pusat pendek, Simpul tali pusat atau
Prolapsus tali pusat
37
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa kasus
asfiksia berdasarkan faktor tali pusat dari jumlah populasi 78
orang ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Kota Kendari pada
tahun 2015 yang tidak mengalami lilitan tali pusat terbanyak
yaitu sebanyak 53 orang (68%).
Hal ini disebabkan oleh karena bayi yang lahir asfiksia
dapat disebabkan oleh faktor lain seperti faktor ibu yang
meliputi: preeklamsia dan eklamsia, pendarahan abnormal
(Plasenta previa atau solutio palasenta), partus lama atau
pertus macet, demam selama persalinan, kehamilan postterm,
gravida empat atau lebih dan KPD (ketuban pecah dini). Selain
itu, dapat juga disebakan oleh faktor bayi yaitu bayi premature (
sebelum 37 munggu kehamilan) dan persalinan sulit
Selain faktor ibu dan faktor bayi ada juga bayi yang
mengalami asfiksia yang disebabkan karena lilitan tali pusat.
Dimana diketahui lilitan tali pusat dapat menyebabkan tali pusat
menjadi relatif pendek dan mungkin juga menyebabkan letak
defleksi (Sastrawinata at al, 2005)
Lilitan tali pusat umumnya terjadi sebelum kehamilan
cukup besar. Paling sering pada trimester kedua dimana bayi
masih bisa bergerak dengan aktif dan leluasa. Bahkan
terkadang melakukan gerakan ekstrem seperti bersalto. Bila tali
pusatnya panjang, kemungkinan dapat terjadi lilitan tali pusat.
38
Lilitan tali pusat ini bisa terjadi di leher, di bahu atau di lengan
dan tidak selalu berakibat buruk. Namun jika lilitan tali pusat
terjadi berkali-kali, sementara tali pusatnya tidak panjang, ini
yang bisa berdampak buruk pada bayi.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nika 2010
dengan hasil penelitian terbanyak yaitu yang mengalami lilitan
tali pusat
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan terhadap
950 seluruh persalinan, kasus ibu bersalin dengan bayi asfiksia di
Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun 2015 sebanyak 78 kasus,
maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyebab bayi asfiksia berdasarkan faktor ibu Di RSUD Kota
Kendari Tahun 2015 terbanyak pada kategori yang mengalami
komplikasi yaitu ibu dengan kehamilan postterm
2. Penyebab bayi asfiksia berdasarkan faktor bayi Di RSUD Kota
Kendari Tahun 2015 terbanyak pada kategori yang tidak mengalami
komplikasi
3. Penyebab bayi asfiksia berdasarkan faktor tali pusat Di RSUD Kota
Kendari Tahun 2015 terbanyak pada kategori yang tidak mengalami
komplikasi.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih memberikan pembelajaran dan bimbingan pada
mahasiswa agar lebih menguasai materi sehingga penelitian yang
dihasilkan menjadi bermutu dan berkualitas.
40
2. Bagi Rumah Sakit
Dengan frekuensi kejadian asfiksia yang masih tinggi maka petugas
kesehatan khususnya bidan sebaiknya melakukan deteksi dini
secara cermat pada ANC dan persalinan yang beresiko akan terjadi
asfiksia, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan terutama
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak.
3. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan kreatifitas sehungga memiliki kompetensi yang tinggi
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dalam
memberikan pelayanan dan bekerja secara profesinal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari, Saifudin (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo, Cipta,
Jakartata.
Dewi Tangalayuk, 2011. Hubungan Serotinus dan Partus lama dengan Kejadian
Asfiksia pada Bayi baru Lahir Di RumahSakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari Karya Tulis Ilmiah
Departemen Kesehatan.RI.2008 Program Kesehatan Ibu Bayi Baru lahir dan Anak
HSP-Health service program. Jakarta: Depkes RI
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan.
Salemba Medika. Jakarta.
41
Peter Abrahams 2014. Panduan kesehataan dalam Kehamilan KARISMA Publishing
Group Jakarta.
Manuaba, I.B.G, 2008. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta.
Jakarta.
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka
Cipta
POGI, IBU, JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen
Kesehatan republik Indonesia.
Wiknjosastro (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
WHO (The World Health Report). (2010) ”Perbandingan Indonesia dengan
Beberapa Negara”. Computer. Writing. Rhetoric, and Literature. (Jurnal
Elektronik). Diakses 20 Agustus 2010: http://bankdata.depkes.go.id/.
Winkjosastro Hanifa, dkk (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata et al. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.
MASTER TABEL
42
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB BAYI YANG MENGALAMI ASFIKSIA
DI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2015
No
Inisial Bayi Faktor Ibu Faor Bayi kt Faktor Tali
Pusa
t
Ket
1 By. Ny “W” PEB - -
2 By. Ny “S” - Prematur -
3 By. Ny “N” - - Lilitan tali pusat
4 By. Ny “M” Partus lama - Lilitan tali pusat
5 By. Ny “W” Partus lama - -
6 By. Ny “N” - Prematur -
7 By. Ny “N” - Distosia Lilitan tali pusat
8 By. Ny “N” G5P4A0 Letak
sun
gsa
ng
9 By. Ny “R” PEB - Lilitan tali pusat
10 By. Ny “R” KPD - -
11 By. Ny “H” Postterm Prematur -
12 By. Ny “R” KPD Gemeli -
13 By. Ny “S” Partus lama - Lilitan tali pusat
14 By. Ny “H” PE - -
15 By. Ny “B” Postterm - -
43
16 By. Ny “R” - Letak
sun
gsa
ng,
Pre
mat
ur
Lilitan tali pusat
17 By. Ny “R” Postterm - Lilitan tali pusat
18 By. Ny “R” Partus
m
ac
et
Gemeli,
pre
ma
atur
-
19 By. Ny “D” Febris - -
20 By. Ny “A” - Letak
sun
gsa
ng
Lilitan tali pusat
21 By. Ny “S” PEB - Lilitan tali pusat
22 By. Ny “J” KPD - Lilitan tali pusat
23 By. Ny “E” PEB Prematur Lilitan tali pusat
24 By. Ny “N” PEB - -
25 By. Ny “N” PEB Letak
sun
gsa
ng
Lilitan tali pusat
26 By. Ny “R” Postterm - -
27 By. Ny “S” - Letak
sun
gsa
ng
-
28 By. Ny “M” - Prematur Lilitan tali pusat
44
29 By. Ny “J” PEB Prematur -
30 By. Ny :”S” Partus
m
ac
et
- -
31 By. Ny “N” - Prematur -
32 By. Ny “R” - Gemeli Lilitan tali pusat
33 By. Ny “H” Partus
m
ac
et
- Lilitan tali pusat
34 By. Ny “M” Partus
m
ac
et
- -
35 By. Ny “S” Postterm,
KP
D
- -
36 By. Ny “R” KPD Prematur -
37 By. Ny “S” Postterm - Lilitan tali pusat
38 By. Ny “J” PEB - -
39 By. Ny “A” Perdarahan Letak
sun
gsa
ng
-
40 By. Ny “N” Posttterm - -
41 By. Ny “I” Postterm - -
42 By. Ny “H” KPD Prematur -
43 By. Ny “E” PEB - -
45
44 By. Ny “N” Postterm Letak
sun
gsa
ng
Lilitan tali pusat
45 By. Ny “N” Postrem - Lilitan tali pusat
46 By. Ny “R” - Letak
sun
gsa
ng
-
47 By. Ny “L” Febris - -
48 By. Ny “U” Postterm Letak
sun
gsa
ng
-
49 By. Ny “L” KPD - -
50 By. Ny “A” KPD - -
51 By. Ny “S” Posttterm - -
52 By. Ny “I” Postterm Letak
sun
gsa
ng
-
53 By. Ny “A” Postterm - Lilitan tali pusat
54 By. Ny “N” KPD, partus
m
ac
et
- -
55 By. Ny “R” - Prematur -
56 By. Ny “H” Postterm - -
57 By. Ny “Y” PEB - -
58 By. Ny “H” PEB, partus
m
- -
46
ac
et
59 By. Ny “E” KPD - -
60 By. Ny “N” - prematur -
61 By. Ny “S” PEB Gemeli -
62 By. Ny “A” - - Lilitan tali pusat
63 By. Ny “K” - - -
64 By. Ny “G” KPD - -
65 By. Ny “Y” Postterm - -
66 By. Ny “A” KPD - -
67 By. Ny “H” Posttterm,
KP
D
Gemeli -
68 By. Ny “R” - Gemeli,
pre
mat
ur
-
69 By. Ny “D” - Distosia bahu Lilitan tali pusat
70 By. Ny “H” Patus macet,
po
stt
er
m
- -
71 By. Ny “Z” - Prematur -
72 By. Ny “H” KPD Prematur -
73 By. Ny “N” PEB - Lilitan tali pusat
74 By. Ny “S” - Prematur Lilitan tali pusat
75 By. Ny “M” Postterm - Lilitan tali pusat
47
76 By. Ny “M” - Prematur -
77 By. Ny “M” Postterm Prematur,
ge
mel
i
-
78 By. Ny “A” PEB Prematur Lilitan tali pusat
1
iii
iv
\