Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

55
Kebutuhan Dasar dan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Dosen : Devi Azriani, SST, M.Keb Disusun oleh : Dwi Putri C P17124012008 Muharrum Zulfa T P17124012018 Nely Apec C P17124012020 Retno Budiyanti P17124012027 Rizka Fadhila H P17124012030 Tingkat II A

description

Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Transcript of Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Page 1: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Kebutuhan Dasar dan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus

Dosen : Devi Azriani, SST, M.Keb

Disusun oleh :

Dwi Putri C P17124012008

Muharrum Zulfa T P17124012018

Nely Apec C P17124012020

Retno Budiyanti P17124012027

Rizka Fadhila H P17124012030

Tingkat II A

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I

Jalan RS. Fatmawati, Cilandak - Jakarta Selatan Telp/Fax. 021-7656536

TAHUN 2013

Page 2: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat

kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan

Kebidanan Neonatus yang berjudul “Kebutuhan Dasar dan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita

dan Anak Pra Sekolah”.

Selain untuk menambah pengetahuan mengenai Kebutuhan Dasar dan Asuhan Kebidanan Pada

Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah, Makalah ini juga disusun guna memenuhi tugas salah satu

mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus pada program studi DIII Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Jakarta I.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang kepada Ibu Devi Azriani,SST,M.Keb selaku dosen

pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan kepada segenap pihak yang telah memberikan

bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan

makalah selanjutnya.

Jakarta, 26 September 2013

Penulis

1

Page 3: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ........................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ...........................................................................................................3

1.2. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 3

1.3. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................................3

BAB II KEBUTUHAN DASAR NEONATUS

2.1. DEFINISI NEONATUS ....................................................................................................... 4

2.2. KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI .................................................................... 4

2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI ....................................................4

2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA NEONATUS DAN BAYI ........................................10

2.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DAN BAYI.........................................................15

BAB III KEBUTUHAN DASAR BALITA

3.1. DEFINISI BALITA .............................................................................................................18

3.2. KEBUTUHAN DASAR BALITA ...........................................................................................18

3.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA .........................................................................18

3.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA BALITA ...............................................................21

3.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA ..............................................................................22

BAB IV KEBUTUHAN DASAR PRASEKOLAH

4.1. DEFINISI ANAK PRASEKOLAH ..........................................................................................23

4.2. KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH ........................................................................23

4.2.1. KEBUTUHAN FISIK ANAK PRASEKOLAH .................................................................24

4.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ANAK PRASEKOLAH .....................................................26

4.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH ............................................................27

KEBUTUHAN IMUNISASI PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH .....................28

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG ANAK MELALUI SKALA YAUMIL MIMI ....................................31BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................33

5.2 SARAN .............................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................35

2

Page 4: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan

perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini

dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup asah, asih,

dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam

kandungan.

Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena

faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial dan

spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam

diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak.

Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu

mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan

perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan

dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa definisi dari neonatus, balita dan anak pra sekolah?

1.2.2 Apa sajakah kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak pra sekolah?

1.2.3 Bagaimana asuhan kebidanan pada neonatus, balita dan anak prasekolah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Mengetahui definisi dari neonatus.balita dan anak pra sekolah.

1.3.2 Mengetahui dan memahami kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak pra sekolah

1.3.3 Mengetahui dan memahami asuhan kebidanan pada neonatus, balita dan anak prasekolah

3

Page 5: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

BAB IIPEMBAHASAN

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI

2.1. DEFINISI NEONATUSMenurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi

baru lahir hingga berumur empat minggu. Menurut Jumiarni (1995) neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985)

Menurut Ibrahim (1984) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 – 4000 gram.

2.2. KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI

Kebutuhan Fisik-Biologis meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.

2.2.1.1 Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).

Komposisi dan zat gizi yang terkandung dalam ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang diberikan ibu kepada bayinya. Komposisi ASI berubah menurut stadium penyusuan (kolostrum, susu peralihan, susu matur) yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada stadium itu, dan tidak dapat ditiru dengan pemberian susu formula.

Komposisi zat-zat yang terkandung dalam ASI adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung 200 zat gizi dan memberikan kekebalan buat bayi hingga 20 kali lipat. Zat-zat itu antara lain putih telur, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon pertumbuhan, berbagai enzim dan zat kekebalan.

Berikut ini komposisi zat-zat Gizi yang terdapat dalam ASI (Kolostrum, Peralihan dan Matur)

4

Page 6: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Hidrat Arang

Zat hidrat arang dalam ASI dalam bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya, hidrat arang dalam kolostrum untuk tiap 100 ml ASI adalah 5,3 g, dalam ASI peralihan 6,42 g, ASI hari ke-9 adalah 6,72 g, ASI hari ke-30 adalah 7 g, ASI minggu ke-34 adalah 7,11 g. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4 yang berarti ASI terasa lebih manis bila dibandingkan dengan PASI (pengganti ASI). Kondisi ini yang menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI.

Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel saraf). Dari hasil penelitian, semakin tinggi kadar laktosa dari jenis susu mamalia, semakin besar pertumbuhan otaknya. Laktosa sangat diperlukan untuk pertumbuhan juga merupakan sumber kalori bagi serabut saraf otak.

Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang. Hasil pengamatan terhadap bayi yang mendapat ASI eksklusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah terlihat pada bayi berusia 5 atau 6 bulan, dan gerakan motorik kasarnya lebih cepat (Purwanti, 2004).

Protein

Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey (protein yang bentuknya lebih halus). Kelompok whey merupakan protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna. Sedangkan komposisi protein yang ada dalam Air Susu Sapi (ASS) adalah kelompok kasein yang kasar, bergumpal, dan sangat sukar dicerna oleh usus bayi.

Perbandingan protein unsur whey dan kasein dalam ASI 20:80. Artinya protein pada ASS hanya 1/3-nya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar direabsorpsi dan harus dikeluarkan dari sistem pencernaan yang tentunya akan menimbulkan gangguan metabolisme, membebani sistem pencernaan usus bayi. Kemungkinan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan feses berbentuk biji cabai menandakan adanya makanan yang sukar direabsorpsi. Bayi yang mendapat ASI eksklusif 14,7 kali lebih sehat. (Roesli, U. 2000).

Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda pada 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi.

Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA dan Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk mielinasi. Lemak selain diperlukan dalam jumlah sedikit sebagai energi, juga digunakan oleh

5

Page 7: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

otak untuk membuat mielin, sedangkan myelin merupakan zat yang mengelilingi sel saraf otak dan akson agar tidak mudah rusak bila terkena rangsangan. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan susu buatan yaitu 6:1. Jumlah asam linoleat yang tinggi akan memacu perkembangan sel saraf otak bayi seoptimal mungkin dan dapat mencegah terjadinya rangsangan kejang.

Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan Air Susu Sapi yang jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna. Hal ini sangat membebankan ginjal bayi. Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, mengganggu keseimbangan (ekologi) dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.

Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K pada hari pertama, ketiga dan ketujuh. Vitamin K1 dapat diberikan oral.

2.2.1.2 Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

2.2.1.3 Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.

2.2.1.4 Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.

2.2.1.5 Pelayanan Kesehatan : anak perlu dipantau / diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.

2.2.1.6 Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

2.2.1.7 Memandikan Neonatus : Neonatus harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit neonatus bersih adalah memandikan neonatus, mengganti popok atau pakaian neonatus sesuai keperluan, pastikan bahwa neonatus tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga kebersihan pakaian dan hal – hal yang bersentuhan dengan neonatus. Memandikan neonatus sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran. Hal ini dimaksudkan agar neonatus tidak hipotermi. Selain itu juga meminimalkan resiko infeksi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan neonatus antara lain :o Menjaga neonatus agar tetap hangato Menjaga neonatus agar tetap aman dan selamat

6

Page 8: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

o Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.Memandikan neonatus dianjurkan memakai sabun dengan pH netral dengan sedikit bahkan tanpa parfum atau pewarna (jangan gunakan sabun mandi dewasa). Permukaan kulit yang asam (acid mantle) memberi perlindungan kepada neonatus terhadap infeksi, sedangkan pH kulit yang kurang dari 5,0 bersifat bakteriostatik. Pada saat lahir kulit neonatus tidak begitu asam (pH 6,34) kemudian menurun sampai 4,95 dalam 4 hari. Memandikan neonatus dengan sabun alkalin (sabun dewasa) akan meningkatkan pH kulit sehingga keasaman kulit menurun (dapat menimbulkan infeksi pada neonatus). Memandikan neonatus juga memiliki beberapa maanfaat diantaranya yaitu untuk menjaga kebersihan tubuh neonatus, tali pusat, dan memberikan rasa nyaman pada neonatus.

2.2.1.8 Memberi Minum/Menyusui pada Neonatus : BBL normal dapat segera disusui hanya dalam waktu 1-2 menit pada setiap payudara. Neonatus baru lahir segera mungkin dilakukan IMD. Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah neonatus lahir. IMD sangatlah baik kegunaannya, selain sebagai pengerat hubungan batin ibu dan anak IMD juga memiliki keuntungan lainnya, yaitu mempercepat keluarnya kolostrum. Pada waktu IMD neonatus mendapat kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan minum pada neonatus yaitu :o Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hario Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hario Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hario Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari. Dalam menyusui juga hrus diperhatikan tentang cara menyusui yang benar, karena menyusui

dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :o Bayi tampak tenang.o Badan bayi menempel pada perut ibu.o Mulut bayi terbuka lebar.o Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.o Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yango masuk.o Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.o Puting susu tidak terasa nyeri.o Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.o Kepala bayi agak menengadah.

2.2.1.9 Menyendawakan Neonatus : Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam perut neonatus atau agar tidak kembung.Biasanya udara masuk ke perut neonatus bersamaan ketika neonatus menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin kembunglah perut neonatus. Akibatnya neonatus merasa tidak nyaman dan akan menyebabkan rewel. Berikut adalah teknik-teknik menyendawakan neonatus :o Menaruh di Pundak o Posisi Telungkup

2.2.1.10 Pijat Bayi : Manfaat memijat neonatus Yang terutama yaitu neonatus akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi

7

Page 9: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

pertumbuhan neonatus. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat neonatus merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.o Menguatkan ototo Pijatan terhadap neonatus sangat bagus untuk menguatkan otot neonatuso Membuat neonatus lebih sehato Memijat neonatus bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan

neonatus, dan juga memerbaiki pernapasan neonatus. Bahkan memijat neonatus bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si neonatus.

o Membantu pertumbuhano Menurut penelitian, pertumbuhan neonatus seperti berat badan akan lebih baik dengan

memijat neonatus. Bahkan untuk neonatus prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 % dibanding jika tidak dipijat.

o Meningkatkan kesanggupan belajaro Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si neonatus, akan

meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang neonatus.o Membuat neonatus tenang.

2.2.1.11 Hygiene diri dan lingkunganKebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut :o Mencuci tangano Memotong kukuo Mandi teraturo Bersihkan mainannya

2.2.1.12 Buang air besar ( BAB )Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir, pada hari-hari pertama disebut mekonium. Mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas mulkus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pibmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau-emas dan terlihat seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula memiliki feses yang berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5-6 kali tiap hari dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari dua hari segera hubungi tenaga kesehatan.

2.2.1.13 Buang air kecil ( BAK )Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali sehari. Pada awalnya volume urin sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml/ hari pada akhir pertama. Warna urin keruh/ merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat

2.2.1.14 TidurMemasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur, sediakan lingkungan yang nyaman, atur posisi dan minimalkan gangguan agar bayi dapat tidur saat ibu ingin tidur. Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam (Doenges, M, E, 2001 : 219).

8

Page 10: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

2.2.1.15 Perawatan kulitKulit bayi masih sangat sensitive terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. Verniks kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi sehingga jangan dibersihkan saat memandikan bayi. Lanugo menutupi kulit terutama bahu, lengan atas, paha. Pastikan semua alat yang digunakan oleh bayi selalu dalam keadaan bersih dan kering.

2.2.1.16 Keamanan bayiHal-hal yang harus diperhatikan menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga jangan memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi. Menjauhi orang-orang yang menderita infeksi, lingkungan yang banyak asap dan orang merokok. Dan biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi. (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 23)

2.2.1.17 Perawatan tali pusatTali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman, dan bisa terjadi infeksi lokal, sehingga perlu adanya perawatan tali pusat yang baik. Sisa tali pusat sebaiknya dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran / feses maka harus segera dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun kemudian dikeringkan. Biasanya tali pusat akan terlepas sekitar 1-2 minggu.

2.2.1.18 Mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir : o Pernafasan sulit/ lebih dari 60 dan < 40 kali/ menito Suhu terlalu panas ( > 38ocelsius ) atau terlalu dingin ( < 36ocelsius )o Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlebihan,o Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah,o Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair, sering berwarna

hijau tua, dan terdapat lendir atau darah,o Mengigil, rewel, lemas.mengantuk, kejang,tidak bisa tenang, dan menangis terus-meneruso Bayi kulit kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau memar.o Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik

2.2.1.19 Penyuluhan sebelum bayi pulangPelayanan kebidanan sebelum ibu dan bayi pulang mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan. Kegiatan Penyuluhan sebelum bayi pulang meliputi :o Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan ibu dan anak selama perawatan di rumah.o Cara menyusui yang baaik dan benar.o Perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi.o Pemelihaaan kesehatan ibu,bayi dan balita.o Pengobatan sederhana bagi ibu bayi dan balita.o Perbaikan gisi keluarga, ibu agar mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi tinggi

seperti buah-buahan, sayur2 an yang hijau,o Imunisasi bayi/ anak, pelaksanaan imunisasi agar dilakukan secara lengkapo Kebersihan ibu dan bayi selalu dijaga sehingga infeksi tidak terjadi selama perawatan di

rumaho Pelayanan KB, melakukan program KB dengan kontrasepsi yang sesuai dengan kesehatan

ibu

9

Page 11: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Peran Bidan Pada Bayi SehatBeberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang

dipegang oleh bidan yaitu: – Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai

kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.– Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap

klien sesuai dengan tahap perkembangan anak.– Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.– Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.

Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus bisa memfasilitasi proses tersebut. Semua bayi lahir harus menjalani minimal 2 kali pemeriksaan fisik sebelum dipulangkan dari rumah bersalin atau rumah sakit. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening/ penapisan yang dilakukan saat kelahiran. Pemeriksaan kedua lebih komprehensif. Tujuan kunjungan ulang bayi sehat adalah :– Mengidentifikasi gejala penyakit– Menawarkan tindakan screening metabolik– Memberikan KIE kepada orang tuaBidan harus mempunyai perencanaan atau planing untuk melakukan kunjungan meliputi :– Kaji riwayat maternal, persalinan, dan riwayat tindakan segera pada bayi baru lahir.– Amati dan tanyakan kepada orangtua tentang penyesuaian keluarga– Kaji riwayat pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dan masalah lainnya.– Lakukan pemeriksaan fisik– Beri penyuluhan dan anticipatry guidance pada orang tua– Buat jadwal kunjungan ulang dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up.

2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA NEONATUS DAN BAYIAsih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat

dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun mental. Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak

memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak . Cara memenuhi kebutuhan psikologis neonatus dan bayi bisa dengan melalui Bounding Attachment.

1. Pengertian Bounding AttachmentBounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachment. Bounding

adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi.Adapun beberapa definisi para ahli:– Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun

sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.– Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera

setelah lahir,attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.

10

Page 12: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

– Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

– Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.

– Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.

2. Tahap-tahap Bounding Attachment– Perkenalan, dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara dan mengeksplorasi segera

setelah mengenal bayinya– Bounding (keterikatan)– Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Proses Bounding Attachment– Kesehatan emosional orang tua

Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.

– Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anakDalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang

lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.

– Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasanganDukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting

untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.

– Kedekatan orang tua dan anakDengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara

langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.– Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)

Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.

4. Cara Untuk Melakukan Bounding Attachment4.1 Inisiasi Dini

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.

4.2 Pemberian ASI ekslusifDengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

4.3 Rawat gabungRawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini

11

Page 13: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

4.4 Kontak mata (Eye to Eye Contact)Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.

4.5 Suara (Voice)Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.

4.6 Aroma /Odor (Bau Badan)Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.

4.7 Gaya bahasa (Entrainment)Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.

4.8 Bioritme (Biorhythmicity)Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda

12

Page 14: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.

5. Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment– Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).– Sentuhan orang tua pertama kali.– Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.– Kesehatan emosional orang tua.– Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.– Persiapan PNC sebelumnya.– Adaptasi.– Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.– Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,

menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.– Fasilitas untuk kontak lebih lama.– Penekanan pada hal-hal positif.– Perawat maternitas khusus (bidan).– Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.– Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

6. Manfaat Bounding AttachmentAdapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara baik yaitu:– Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.– Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.– Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi kelak.

7. Hambatan Bounding AttachmentSesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:– Prematuritas

Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih sayang dari ibunya karena kondisi belum cukup viabel(kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk menyesuaikan dengan extra uterine, bahkan bayi diletakkan dalam inkubator sampai bayi dapat hidup sebagai individu yang mandiri.

– Bayi atau ibu sakitPada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit dan harus mendapat perawatan khusus, maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.

– Cacat FisikBayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan atau kelainan lainnya, dapat menimbulkan stres pada keluarga, utamanya ibu. Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.

– Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasanganDukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.

– Kedekatan orang tua ke anakDengan metode rooming/rawat gabung kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.

– Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)

13

Page 15: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

8. Peran Bidan dalam Mendukung Terjadinya Bonding Attachment– Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.– Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya,

baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.– Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya

yang semakin membesar– Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi– Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam

merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan

– Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal. ( Yetti Anggraini, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, hal 65-75)

KEBUTUHAN STIMULASI (ASAH)Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik,

motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).

Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses pendidikan di mana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktifitas, dan lain-lain.

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, menjelang tidur.

Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan– Ketika bayi rewel, cari penyebabnya dan peluk ia dengan penuh kasih sayang.– Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna cerah di atas tempat tidur bayi agar bayi dapat

melihat benda tersebut bergerak-gerak dan berusaha menendang/meraih benda tersebut.– Latih bayi mengangkat kepala dengan cara meletakkannya pada posisi telungkup.– Ajak bayi tersenyum, terutama ketika ia tersenyum kepada anda.Stimulasi pada masa bayi dilakukan dengan cara : – Bantu bayi duduk sendiri, mulai dengan mendudukan bayi di kursi yang mempunyai sandaran.– Latih kedua tangan bayi masing-masing memegang benda dalam waktu yang bersamaan.– Latih bayi menirukan kata-kata dengan cara menirukan suara bayi dan buat agar bayi menirukan

kembali.

14

Page 16: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

– Latih bayi bermain seperti melambaikan tangan – Angkat bayi dan bantu ia berdiri diatas permukaan yang datar dan kokoh.– Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah.– Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi menunjuk nama benda yang anda sebutkan.– Ajak bayi bermain dengan permainan yang perlu dilakukan bersama.– Latih bayi berjalalan sendiri.– Latih bayi menggelindingkan bola.– Berikan kesempatan kepada bayi untuk menggambar,– Ajak bayi makan bersama

TABEL : Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia Kurang dari 1 Tahun

Umur Stimulus Visual Stimulus Auditif Stimulus Taktil Stimulus Kinetik

0-3 bulan Objek warna terang di atas tempat tidur

Mengajak bisacara dan

mendengarkan suara lonceng

Membelai, menyisir,

menyelimuti

Berjalan-jalan

4-6 bulan Menonton TV dan bermain benda terang

yang dapat dipegang

Mengajak bicaraMemanggil nama

Bermain air Berdisi pada paha orang tua, membantu

tengkurap, duduk

7-9 bulan Sama halnya dengan usia 4-6 bulan di tambah

bermain ci luk ba

Panggil nama bayi, ajari

memanggil nama orang tua,

memberi tahu yang sedang

dilakukan

Mengenai berbagai tekstur

Bermain air

Membantu tengkurap, latih berdiri, bermain

tarik dorong

10-12 bulan Ajak ke tempat ramai dan kenalkan gambar

Suara binatang dan menyebutkan

bagian tubuh

Merasakan hangat atau dingin dan memegang

makan sendiri

Bermain tarik dorong,

bersepeda

2.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DAN BAYIUntuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan :Sebelum bayi lahir :– Apakah kehamilan cukup bulan?– Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian (selintas) berikut :– Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?– Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.

15

Page 17: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

PENGKAJIAN AWALCiri-ciri bayi baru lahir normal :

– Berat badan 2500 - 4000 gram.– Panjang badan 48 - 52 cm.– Lingkar dada 30 - 38 cm.– Lingkar kepala 33 - 35 cm.– Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.– Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.– Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.– Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.– Kuku agak panjang dan lemas.– Genetalia

o Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minorao Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

– Reflek sucking (hisap) dan menelan sudah terbentuk dengan baik.– Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.– Reflek graps atau menggenggam sudah baik.– Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam

kecoklatan.PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :– Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat

– Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.– Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas :

o Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu

o Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir).

o Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

PENILAIAN APGAR SKORNilai

Tanda 0 1 2

Denyut jantung (pulse) Tidak ada Lambat < 100 >100

Usaha nafas (respisration)

Tidak ada Lambat, tidak teratur

Menangis dengan keras

Tonus otot (activity) Lemah Fleksi pada ekstremitas

Gerakan aktif

Kepekaan reflek (grimace)

Tidak ada Merintih Menangis kuat

16

Page 18: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Warna (apperence) Biru pucat Tubuh merah muda,

ekstremitas biru

Seluruhnya merah muda

Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR : o Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan Resusitasi segera sampai Ventilasi.o Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang

dan membutuhkan tindakan Resusitasi.o Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9o Bayi normal dengan nilai APGAR 10

– Pemberian ASI diniMemberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan memberikan keuntungan yaitu :o Merangsang produksi ASI : Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh

serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin (hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.

o Memperkuat reflek : Reflek rooting (reflek mencari putting susu), Reflek sucking (reflek menghisap), Reflek swallowing (reflek menelan)

o Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan kehangatan ibu-bayi).

o Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.o Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.

– Perawatan mataMemberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama setelah persalinan.

– Pemberian vitamin KUntuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut :o Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari.o Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.

– Pemberian Imunisasi Hepatitis BPemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B di berikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM dipaha kanan dan selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.

– Pemantauan lanjutanTujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dan tindak lanjut dari petugas kesehatan.

Dua jam pertama sesudah lahirHal-hal yang di nilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran yaitu:– Kemampuan menghisap kuat atau lemah– Bayi tampak aktif atau lunglai– Bayi tampak kemerahan atau biru

17

Page 19: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

BAB IIIKEBUTUHAN DASAR BALITA

3.1. DEFINISI BALITAAnak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan

pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.3.2. KEBUTUHAN DASAR PADA BALITA3.2.1 KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA3.2.1.1 Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat.

Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-kue manis karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu banyak. Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.

18

Page 20: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

1. Balita usia 1-3 tahun : Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia ini, biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.

2. Anak usia 4-6 tahun : Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.

Setelah enam bulan, pemberian ASI saja hanya sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Dengan kata lain, selain ASI, bayi membutuhkan makanan pendamping ASI(MP-ASI). Selain itu bila MP-ASI tidak segera diberikan, masa krisis untuk mengenalkan makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah (6-7 bulan) dikhawatirkan akan terlewati. Bila ini terjadi, dikemudian hari bayi akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan, atau akan menolak makan bila diberi makanan padat. Pada usia 9-12 bulan, keterampilan mengunyah bayi semakin matang. Selain itu, pada usia ini, kepala juga tubuh bayi semakin stabil, sehingga memudahkannya mengembangkan kemampuan makan secara mandiri.Tanda-Tanda Bayi Siap Menerima Makanan Padat :

– Bayi tidak puas hanya dengan diberi ASI saja.– Bayi menunjukan ketertarikannya pada makanan yang anda makan.– Bayi yang telah tidur sepanjang malam, kini bangun lagi tengah malam dan menangis karena lapar.Pemberian makanan padat pertama bayi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :– Mutu bahan makanan : Bahan makanan yang bermutu tinggi menjamin kwalitas zat gizi yang baik.– Tekstur dan konsistensi (kekentalan) : Mula-mula beri bayi makanan yang lumat dan cair, misalnya

bubur susu atau bubur / sari buah (pisang, pepaya, jeruk manis). Secara bertahap, makanan bayi dapat lebih kasar dan padat. Bayi yang telah berusia 6 bulan bisa diberi nasi tim saring lengkap gizi. Memasuki usia delapan bulan sampai satu tahun, bayi hanya bisa diberi makanan yang hanya dicingcang.

– Jenis makanan : Untuk permulaan, bayi sebaiknya diperkenalkan satu persatu jenis makanan sampai ia mengenal dengan baik. Tunggulah paling tidak empat hari sebelum Anda mengenalkan jenis makanan lain. Selain bayi akan benar-benar mengenal dan dapat menerima jenis makananyang baru, Anda pun bisa mengetahui ada tidaknya reaksi alergi pada bayi.

– Jumlah atau porsi makanan : Selama masa perkenalan, jangan pernah memaksa bayi menghabiskan makanannya. Umumnya, pada awalnya bayi mau menerima 1-2 sendok teh makanan. Bila ia telah semakin besar, Anda dapat memberikan porsi yang lebih banyak.

– Urutan pemberian makanan : Urutan pemberian makanan pemberian ASI biasanya buah-buahan, tepung-tepungan, dan sayuran. Daging, ikan, dan telur umumnya diberikan setelah bayi berumur enam bulan. Bila bayi menunjukan gejala alergi telur baru diberikan setelah usianya satu tahun.

– Jadwal waktu makan harus fleksibel atau sesuai dengan keadaan lapar atau haus yang berkaitan dengan keadaan pengosongan lambung. Dengan demikian, saluran cerna bayi lebih siap untuk menerima,mencerna, dan menyerap makanan pada waktu-waktu tertentu.

19

Page 21: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :– Makanan pendamping ASI untuk balita dapat berupa bubur tepung beras atau beras merah yang

dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air– Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang dihaluskan dengan blender,

seperti buah papaya, pisang, apel, melon, dan alpukat.– Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan pendamping balita dengan cara

direbus dan dihaluskan dengan blender. Sebaiknya, ketika diblender, bahan makanan pendamping balita ini ditambah dengan kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning, dan kacang hijau.

– Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak mengandung lemak dan diblender.

– Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :– Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif– Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang– Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi– Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak

adekuat.

POLA MAKANAN BALITA

UMUR ANAK

JENIS MAKANAN

ASIMAKANAN

LUMAT

MAKANAN LEMBIK (bubur, buah –

buahan)

MAKANAN KELUARGA

SUSU selain ASI

0 – 6 BULAN

6 – 12 BULAN* (4 – 5 KALI

SEHARI) (4 – 5 KALI

SEHARI)

1 – 2 TAHUN (4 – 5 KALI

SEHARI)

2 TAHUN KEATAS

*Pada usia 6 – 12 bulan, kenalkan pada anak : telur, ikan, abon, daging, lauk pauk lain dan sayuran

3.2.1.2 Pola tidur

– Usia 12 bulan : Jumlah waktu tidur antara 12½-13¾ jam. Tidur nyenyak pada malam hari selama 10-12 jam, ditambah tidur pendek pada waktu siang dan sore hari.

– Usia 18 bulan : Jumlah waktu tidur antara 12½-13½ jam. Sebagian besar anak tidur nyenyak selama 10-11 jam pada malam hari, dan tidur beberapa jam pada siang hari.

– Usia 2 tahun : Jumlah waktu tidur antara 12½-13 jam. Sebagian besar balita berumur 2 tahun masih melakukan tidur di siang hari dan tidur malam hari setengah 10-11 jam. Mungkin anda memiliki sedikit kesulitan untuk menidurkan anak anda pada usia ini, temani Ia tidur dan bacakan cerita sebelum tidur untung menenangkannya.

20

Page 22: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

– Usia 3 tahun : Jumlah waktu tidur antara 12 - 13 jam. Pada usia ini, anak anda mungkin sudah beralih menggunakan tempat tidur yang lebih besar. Sebagian anak tidak lagi melakukan tidur siang namun memperpanjang tidur pada malam hari. Meskipun begitu, sebaiknya anak anda melakukan tidur siang hari untuk menjaga kebugarannya.

3.2.1.3 Pertumbuhan

Pada masa pertumbuhan, berat badan bayi dibagi menjadi 2, yaitu usia 0 – 6 bulan dan usia 6 – 12 bulan

3.2.1.4 Pola Eliminasi

3.2.2 KEBUTUHAN PSIKOLOGISUntuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini ada beberapa hal yang

dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau orang yang dekat dengan anak dalam melakukan interaksi dengan balita :– Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan belaian/ sentuhan /pijatan–pijatan lembut,

ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan– Tanggap terhadap kebutuhan balita.– Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main “ciluk ba”,

menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.

– Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.

– Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.

– Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena balita juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.

– Toleransi : Bertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin. Kesalahan yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita sebagai orang tua atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai perbedaan perlu dikenalkan pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain dengan teman sebayanya. Konflik yang sering terjadi karena kita tidak bisa menghargai perbedaan. Hal terkecil tetapi penting untuk dilakukan orangtua adalah mendengarkan dan menghargai pendapat anak.

– Menjadi Motivator : Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya membutuhkan keteladanan orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting daripada ajakan. Terlebih pada usia setahun,

21

Page 23: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

saat anak memerlukan kemampuan untuk mengontrol dirinya, motivasi berperan penting agar kelak tidak menjadi anak yang pemalu atau peragu. Dorongan orang tua akan muncul dengan sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering mendampingi atau memfasilitasi kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk mendikte yang sering muncul tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari.

Peran bidan dalam hal ini adalah :– Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.– Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik

melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.– Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya

yang semakin membesar– Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi– Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam

merawat anak, agar saat sesudah kelahiran nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan

– Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya. Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko, ibu dapat tetap melakukan bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang perinatal.

3.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA Bidan berperan dalam asuhan terhadap balita terutama dalam hal :

a) Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:– Pemeriksaan fisik– Pemeriksaan tanda-tanda vital– Penampilan umum– Perkembangan psikologis

b) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :– Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita – Pemberian ASI – Pola pemberian makanan balita– Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI– Saat penggantian ASI dengan susu buatan– Menghentikan pemberian ASI– Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun– Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan,

kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain

22

Page 24: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

BAB IVKEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH

4.1. DEFINISI ANAK PRASEKOLAHMenurut Joyce Engel (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.

Menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti program prasekolah baik di taman kanak-kanak, kelompok bermain maupun tempat penitipan anak dan menurut Elizabeth dalam buku psikologi perkembangan, usia prasekolah adalah usia mainan, karena pada masa itu anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk untuk bermain dengan mainannya. (Dalam Bambang, 2005)

Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Orang-orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai pengaruh sangat besar. Haryoko (1997) berpendapat bahwa lingkungan sangat besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam perkembangan anak. Pada usia prasekolah anak-anak akan mengalami perkembangan sangat cepat dari segi fisik, kognitif, emosi maupun sosial. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masa depan anak kelak. Taman kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama merupakan salah satu sarana untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan dan perkembangn anak. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah kulitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. (Sujiono, 2003)

Pada usia ini berkembang rasa inisiatif anak. prilaku yang nampak adalah anak banyak bertanya, banyak meniru aktivitas orang lain dan mencoba melakukan tugas tertentu. Anak mulai menunjukkan inisiatif misalnya mandi, membereskan mainannya sendiri, membantu adiknya dan sebagainya. Pada usia ini anak juga mulai melibatkan diri dalam aktivitas bersama. Anak pada usia ini juga mulai menghadapi tuntutan oleh lingkungannya untuk berprilaku dalam batas tertentu. Ini dapat menimbulkan krisis, sehingga anak dapat mengalami kekecewaan. Bersama munculnya inisiatif, anak juga mulai merasakan rasa bersalah yang dapat mengahambatnya untuk maju. Bila lingkungan tidak kondusif terhadap inisiatif anak maka rasa bersalah akan menjadi lebih dominan dalam kehidupan anak selanjutnya. (Sulistiawati, 2005)

Menurut Jean piaget, bahwa perkembangan intelektual anak usia 5-6 tahun termasuk fase praoperasional, yaitu masa prasekolah. Pada masa ini anak belum bisa membedakan dengan tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan realita dunia luar, sehingga pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada anak masih terbatas ( Nasution dalam Nurlindah 2009)

Menurut Sulistiawati (2005) prilaku-prilaku yang kadang ditunjukkan anak pada usia ini diantaranya :

– Perilaku yang menunjukkan inisiatif :o Berinisiatif memulai suatu tugas dengan keinginan yang benar.o Banyak ingin tahu segala sesuatu.

– Perilaku yang menunjukkan rasa bersalah :o Lebih suka meniru orang lain daripada mengembangkan ide-idenya sendiri.o Meminta maaf secara berlebihan dan menjadi sangat malu hanya karena kesalahan kecil dan

takut memulai pekerjaan baru.Untuk itu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah orang tua diharapakan mampu

mengembangkan rasa percaya diri anak untuk menjalankan sesuatu, memberikan minat dan motivasi pada anak, menumbuhkan kemauan anak untuk berusaha dan bekerja, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menumbuhkan inisiatif dan ketekunan pada anak, sikap mau bekerjasama dan memperhatikan

23

Page 25: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

orang lain, serta mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan baik. (Panduan BKB, 2001).

4.2. KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH4.2.1 KEBUTUHAN FISIK PADA ANAK PRASEKOLAH4.2.1.1 Nutrisi

Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal dalam nafsu makan di usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian terbesar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya, orang tua bertanggung jawab untuk memberi kesehatan, makanan pada usia yang cocok dan penentuan waktu dan tempat; anak bertanggung jawab menentukan jumlah masukan makanan. Anak – anak biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Masukan setiap hari bervariasi, kadang – kadan luas, akan tetapi masukan selama periode 1 minggu relative stabil. Upaya orang tua untuk mengatur masukan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus menyetujui atau berontak melawan tekanan. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan Bersosialisasi dengan keluarga.

Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Gizi lengkap dan seimbang harus mengandung :– Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. Contoh : beras, roti, kentang, mie.– Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan, pertumbuhan dan

pemeliharaan sel tubuh. Contoh: daging, ikan, telur (protein hewani) tempe, tahu (protein nabati)– Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses metabolisme. Contoh :

sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat, buah-buahan: pisang, pepaya, jeruk, apel.Masalah anak usia prasekolah :– Nafsu makan berkurang– Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan– Anak mulai senang mencoba jenis makanan baruCara mengatasi kesulitan makan :– Berikan makan pada saat anak tidak lelah– Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering– Jadwal disesuaikan– Tunggu anak lapar– Beri kasih sayang– Variasikan makanan– Berikan bersama makanan kesukaannya– Ajak makan dengan keluarga– Berikan makan sambil bermain– Biarkan anak belajar makan sendiri– Tempatkan makanan pada wadah yang menarik– Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya– Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak– Ibu harus rileks– Merayu anak untuk makan makanan yang sudah disediakan

24

Page 26: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari keempat kelompok makanan penting, yaitu :– Nasi dan alternative.– Makanan ini memberikan energi yang baik, sedikit vitamin dan mineral. Pilihan lain yang meliputi :

bubur ayam, mie atau bubur kacang ijo.– Buah-buahan.– Buah-buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C dan mineral seperti kalium. Lebih

sering memberikan buah-buahan yang mengandung citrun dan buah-buahan yang isinya berwarna kuning.

– Sayur-sayuran.Merupakan sumber serat dan mineral yang baik seperti kalium, juga memberikan vitamin A, C dan asam folik. Berikan sayuran berwarna hijau atau sayuran berwarna kuning kehijauan

– Daging dan alternative– Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan protein penting, lemak, vitamin

dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu.

Tips Memberi Makan pada Anak Pra Sekolah– Tetap memberikan susu.

Anak perlu minum susu 2-3 cangkir susu sehari. Susu memberikan kalsium dan pospor yang penting untuk menguatkan tulang dan gigi

– Menciptakan makanan yang diinginkan.Melibatkan anak dalam memilih makanan dan merencanakan menu. Ajaklah dia ke pasar dan terangkan mengenai fungsi dari jenis makanan yang berbeda. Ceritakan kepadanya bahwa makan telur bisa menjadikan otot kuat dan makan wortel bisa menjadikan mata sehat untuk melihat, kesemuanya akan membantu anak untuk memahami mengapa orang tua memberikan makanan ini.

– Menyiapkan makanan yang menarik.Di samping aneka dan sajian makanan, penting juga untuk menarik minat dan perhatian anak. Memotong sayur-sayuran dalam bentuk yang menarik. Anak diberikan sayuran dengan warna dan bentuk yang berbeda seperti wortel, buncis, bayam, jagung. Selain itu atur buah-buahan dalam bentuk yang menarik karena anak akan lebih berselera untuk menikmati rasa buah tersebut. Yang tidak kalah penting adalah jangan mencampur makanan ke dalam satu mangkok. Pisahkan jenis makanan yang berbeda dengan mempergunakan piring yang berbeda.

– Menghindari anak makan yang berlebihan.Kegemukan pada anak-anak merupakan suatu kekuatiran. Anak yang kegemukan bisa mempunyai problema kesehatan dalam kehidupannya di kemudian hari. Untuk mencegah anak kegemukan orang bisa membantu dengan membentuk kebiasaan makan makanan yang baik ketika masih muda. Misalnya hindari menggunakan makanan sebagai bentuk hadiah atau bujukan, memberi makanan kecil yang menyehatkan serta jangan makan yang berlebihan.

– Memberi makanan kecil yang sesuaiusia pra sekolah karena dengan ukuran tubuhnya dan seleranya kecil, sangat baik dengan pemberian makanan yang tidak terlalu banyak, yang diberikan empat – enam kali dalam sehari. Oleh karena itu makanan kecil sama pentingnya dengan makanan pokok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak selama sehari. Makanan kecil yang baik seperti sop kacang merah, kue yang berisi daging, buah-buahan segar, susu, jus buah, susu kedelai, roti, singkong rebus, ubi rebus.

25

Page 27: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

4.2.1.2 Kebersihan Kebutuhan kebersihan meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.

4.2.1.3 Bermain, aktivitas fisik, tidur Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.

4.2.1.4 TidurPola tidur anak pra sekolah

– Usia 4-5 tahun : Jumlah waktu tidur antara 11-12 jam. Sebagian besar anak pada usia ini hanya tidur pada waktu malam. Bagi anak yang aktif di siang hari, kemungkinan akan lebih cepat merasa lelah dan tidur lebih awal pada petang hari.

– Usia 6 tahun : Jumlah waktu tidur antara 10-11½ jam, sepanjang malam. Pada usia ini, beberapa anak memiliki ketakutan terhadap gelap dan malam hari. Hal ini dapat menjadi penyebab kesulitan tidur pada malam hari.

4.2.1.5 Pola eliminasi

4.2.2 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA ANAK PRASEKOLAHIkatan emosi dan kaish sayang yang erat antara ibu/orangtua sangatlah penting, karena berguna

untuk menentukan prilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :– Kasih sayang orangtua

Orangtua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana menciptakan hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang.

– Rasa amanAdanya interaksi yang harmonis antara orangtua dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

– Harga DiriSetiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak diacuhkan, maka hal ini akan menyebabkan frustasi

– Dukungan/doronganDalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya. Apabila orangtua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orangtua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.

– MandiriAgar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan.

– Rasa memiliki26

Page 28: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

– Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalamanAnak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orangtua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ikatan kasih sayang :– Berikan rangsangan positif. Misalnya dengan belaian/ sentuhan / pijatan – pijatan lembut, ucapan-

ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan.– Tanggap terhadap kebutuhan anak. Misalnya bila anak menangis, segera cari tahu apa yang

menyebabkannya untuk kemudian segera mengatasinya.– Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya dengan main “ciluk ba”,

menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang di lebih-lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.1. Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas pengasuhan yang

baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.

2. Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.

3. Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap anak karena anak bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi “jauh” terhadap anak.

4.2.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAHDeteksi

Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut. Penyimpangan tumbuh kembang dapat bersifat positif, misalnya anak mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata, atau negatif, misalnya balita yang mengalami keterlambatan perkembangan.

Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah upaya intervensi segera yang diberikan sesuai dengan keadaan anak untuk membantu anak mencapai kemampuan yang optimal. Contohnya, pemberian sirup Fe pada balita dengan anemia, pemberian suplementasi makan rutin dan makan tambahan pada balita dengan KEP, stimulasi perkembangan pada balita dengan keterlambatan perkembangan atau melakukan perujukan ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih mampu.

Tujuan umum deteksi dini tumbuh kembang bayi atau balita adalah tercapainya tumbuh kembang bailita dan anak prasekolah yang optimal dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan khususnya adalah mengupayakan terselenggaranya kegiatan deteksi dan intervensi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah di tingkat pelayanan dasar dan rujukan, serta terlaksananya pembinaan keluarga, kader dan masyarakat dalam kegiatan stimulasi, pemantauan, dan perujukan kasus penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.

Kegiatan deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang yang mencakup pemeriksaan kesehatan, pemantauan berat badan sekaligus deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan

27

Page 29: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

dasar akan memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pemeriksaan kesehatan dan pemantauan berat badan biasa. Dengan demikian, untuk memberikan pelayanan KIA yang berkualitas dan komprehensif serta mempertimbangkan kemudahan petugas puskesmas dan kenyamanan ibu anak, kegiatan deteksi tumbuh kembang balita dapat dilakukan saat anak bertemu dengan petugas kesehatan baik di puskesmas, posyandu, polindes maupun fasilitas layanan swasta seperti bidan praktik.

Deteksi dini pada anak dilanjutkan secara terus menerus dengan melakukan pemeriksaan fisik seperti penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pemeriksaan gigi dan mulut, dan sebagainya.

Apabila ditemukan suatu penyimpangan, bidan sebagai tenaga kesehatan dapat mendeteksi dini dan melakukan rujukan ke spesialis anak guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

KEBUTUHAN IMUNISASI PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau resistan. Imunisasi berarti pemberian kekebalan

terhadap suatu penyakit tertentu. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya

penyakit infeksi tertentu, bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang

dapat menimbulkan cacat dan kematian. Macam – macam imunisasi adalah sebagai berikut :

1. Imunisasi BCG (bacille celmette guerin)

Vaksin ini agar tubuh bayi kebal terhadap bakteri tuberkulosis (TBC).

2. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan

tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan

komplikasi fatal.

3. Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella)

Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak (measles) gondongan (mumps) dan

campak Jerman (rubella). Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata

berair. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun

kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan.

4. Imunisasi Hib

Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa

menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak

tersedak. Sampai saat ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang

cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.

5. Imunisasi Varisella

Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

6. ImunisasiHBV

Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah infeksi hati yang bisa

menyebabkan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib

28

Page 30: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

diberikan. Jadwal pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan

orangtua. Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai

petunjuk dokter.

7. Imunisasi Tipa

Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau

paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama tiga-lima tahun dan harus diulang kembali.

Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang

sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul.

8. Imunisasi Hepatitis A

Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi bila terkena

penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan.

9. Imunisasi Polio

Iminisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat

menyebabkan kelumpuhan pada anak. Polio diberikan melalui oral.

10. Iminusasi campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terrjadinya penyakit

campak pada anak karena termasukk penyakit yang menular. Imunisasi ini diberikan melalui

subkutan. Efek samping dari imunisasi campak adalah terjadinya ruam pada tempat suntikan dan

panas.

29

Page 31: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Keterangan :

Vaksin

Keterangan

BCG Optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberculin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostic TB).

Hepatitis B Pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.

Polio OPV 0 diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.

DTP Diberikan pada umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementrian Kesehatan. Untuk anak umur diatas 7 tahun dianjurkan diberikan vaksin Td.

Campak Diberikan pada umur 9 bulan, vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementrian Kesehatan.

Vaksin KeteranganHib Diberikan mulai umur 2 bulan

dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau kombinasi.

Pneumokokus ( PCV )

Dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7 – 12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 15 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup 1 kali.

Influenza Diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Pada umur < 9 tahun yang mendapat vaksin influenza pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

MMR Dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.

Tifoid Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada umur ³ 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.

Hepatitis A Hepatitis A diberikan pada umur > 2 tahun, dua kali dengan interval 6-12 bulan.

HPV Jadwal vaksin HPV bivalen 0, 1, 6 bulan; vaksin tetravalen 0, 2, 6 bulan. Dapat diberikan mulai umur 10 tahun.

Varisela Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

30

Sumber : Sari Pediatri Vol.11 No.6, April 2010

Supported as an educational grant of PT.Pfizer Indonesia

Page 32: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Kontraindikasi jenis vaksin(sumber : Wong, 2004)

Jenis Vaksin Kontraindikasi

Semua vaksin Terjadi reaksi anafilaksis terhadap vaksin tersebutPenyakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam

DPT Enselopati dalam 7 hari pascapeberian dosis DPT sebelumnya

Polio Infeksi dengan HIVGangguan imunodefisiensi yag diketahui seperti tumor hematologis dan padat, imunodefisiensi kongenital, dan terapi imunosupresi jangka panjang

MMR Reaksi anafilaksis pada telur dan neomisin, kehamilan, serta ada gangguan imunodefisiensi

Hib Tidak teridentifikasi

Hepatitis B Reaksi anafilaksis terhadap ragi roti biasa

Varicella Adanya gangguan imunokompresi seperti orng yang mengalami imunodefisiensi kongenital, leukimia, limfoma, dllIndividu yang mendapat dosis kortikosteroid sistemik dosis tinggi mengalami reaksi anafilatik terhadap neomisin

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG ANAK MELALUI SKALA YAUMIL MIMIPERKEMBANGAN MENTAL

(GERAKAN – GERAKAN KASAR DAN HALUS, EMOSI, SOSIAL, PERILAKU, BICARA)Bagian Psikologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia bersama Unit Kerja Pediatri sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia

Perkembangan anak balita :

– Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjut¬nya yakni prasekolah, sekolah,

akil balik dan remaja.

– Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan : 

1. kesehatan & gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah 

2. stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas 

– keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial

anak balita 

Dari lahir sampai 3 bulan : 

- belajar mengangkat kepala 

- belajar mengikuti obyek dengan matanya 

- melihat kemuka orang dengan tersenyum 

- bereaksi terhadap suara/bunyi 

- mengenal ibunya dengan penglih&tan, penciuman, pende¬ngaran, dan kontak. 

31

Page 33: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

- menahan barang yang dipegangnya 

- mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh 

Dari 3 sampai 6 bulan : 

- mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada de¬ngan bertopang tangan 

- mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jang• kauannya atau diluar jangkauannya 

- menaruh benda-benda di mulutnya 

- berusaha memperluas lapangan pandangan 

- tertawa den menjerit karena gembira bila diajak bermain - mulai berusaha mencari benda-benda

yang hilang 

Dari 6 – 9 bulan :

- dapat duduk tanpa dibantu 

- dapat tengkurep iian berbalik sendiri 

- dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang 

- memindahkan benda dad satu tangan ke tangan yang lain 

- memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk 

- bergembira dengan melempar benda-benda 

- mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti 

- mengenal muka anggota-anggota keluraga dan takut kepada orang asing/lain 

- mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan,dan sem¬bunyi-sembunyian 

Dari 9 - 12 bulan :

- dapat berdiri sendiri tanpa dibantu 

- dapat berjalan dengan dituntun menirukan suara 

- mengulang bunyi yang didengarnya 

- belajar menyatakan satu atau dua kata mengerti perintah sederhana atau larangan 

- memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi se¬kitarnya, ingin menyentuh apa saja

dan memasukkan benda¬benda ke mulutnya 

- berpartisipasi dalam permainan 

Dari 18 - 24 bulan :

- naik turun tangga 

- menyusun 6 kotak menunjuk mata dan hidungnya menyusun dua kata 

- belajar makan sendiri 

- menggambar garis di kertas atau pasir 

- mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing 

32

Page 34: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

- menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar 

- memperlihatkan minat kepada anak lain dan bertnain-main dengan mereka 

Dari 2 sampai 3 tahun : 

- belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki 

- jembatan dengan 3 kotak 

- mampu menyusun kalimat 

- mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata¬kata yang ditujukan kepadanya 

- menggambar lingkaran 

- bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya 

- berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah 

- menyusun 2 atau 3 kotak 

- dapat mengatakan 5-10 kata 

- memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing 

Dari 3 sampai 4 tahun : 

- berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga berjalan pada jari kaki 

- belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri menggambar garis silang 

- menggambar orang hanya kepala dan badan mengenal 2 atau 3 warna 

- bicara dengan baik 

- menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya banyak bertanya 

- bertanya bagaimana anak dilahirkan 

- mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang mendengarkan cerita-cerita 

- bermain dengan anak lain 

- menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya 

- dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana 

Dari 4 sampai 5 tahun : 

- melompat dan menari 

- menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan - menggambar segi empat dan segi tiga 

- pandai bicara 

- dapat menghitung jari-jarinya 

- dapat menyebut hari-had dalam seminggu 

- mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita - minat kepada kata baru dan artinya 

- memprotes bila dilarang apa yang diingininya - mengenat 4 wama 

- memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil 

- menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa 

33

Page 35: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

Pendidikan/stimulasi yang perlu diberikan 

- akademik sederhana; pengenalan ruang, bentuk, wama, per¬siapan berhitung 

- pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal tingkungan masyarakat 

- bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memper¬kaya pengalaman 

- menyanyi, menggambar 

- bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, meng¬ucapkan syair sederhana 

- melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, me¬nyampaikan berita 

- menggambar 

- membuat permainan dari kertas 

- bermain musik 

- mengenal tugas, larangan-larangan 

- aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar, kontrol buang air

kecil)

34

Page 36: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi baru

lahir hingga berumur empat minggu. Kebutuhan Fisik-Biologis neonatal meliputi kebutuhan sandang,

pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,

pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.Kebutuhan

psikologi neonatal meliputi kebutuhan asih (kebutuhan emosional), kebutuhan asah (kebutuhan

stimulasi). Asuhan kebidanan pada neonatus segera lakukan penilaian (selintas) berikut :

– Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?

– Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan

pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).Kebutuhan Fisik pada balita meliputi

kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan, bermain, aktivitas fisik, tidur. Kebutuhan psikologi pada balita

dengan memberikan rangsangan positif kepada balita, Ajak anak bermain yang dapat membuatnya

gembira atau tertawa,tanggap terhadap kebutuhan balita, dan lain- lain.Asuhan kebidanan pada balita

meliputi:

– Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak

– Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita,

imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain,

peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki

atau perempuan)

Menurut Joyce Engel (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6

tahun.Kebutuhan fisik-biologis pada anak pra sekolah meliputi nutrisi, imunisasi, kebersihan, bermain,

aktivitas fisik, tidur.Kebutuhan psikologis anak pra sekolah meliputi Kasih sayang orangtua, rasa aman,

harga diri, dukungan/dorongan, mandiri, rasa memiliki, kebutuhan akan sukses, mendapatkan

kesempatan, dan pengalaman. Asuhan kebidanan pada anak pra sekolah yaitu dengan mendeteksi

tumbuh kembang pada anak.

5.2 SARANDengan ini diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan dasar pada neonatus, balita dan anak pra

sekolah untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan. Bidan harus dapat memberikan asuhan

yang sesuai pada masing-masing tahap perkembangan meliputi asuhan terhadap kebutuhan dasar

neonatus, balita dan anak pra sekolah.

35

Page 37: Kelompok 7 Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 Hari

DAFTAR PUSTAKAMNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI

DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI

Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jumiarni, dkk 1995. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC) ( Ibrahim,

Kristiana. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II. Bandung : Bhratara )

(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Unifersitas Indonesia tahun 1985)

Mirriamstoppard, complete baby and child care, 1995

Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625

Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 330-335

Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Hal. 30-37

Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.

Jakarta : Salemba Medika Hasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita “imunisasi”

.<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html> diakses tanggal 24 Septembar 2013

Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka

Salomon

Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita.

Yogyakarta: Brilliant Offset

Muaris.H. (2006). Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Muchlastriningsih, E. 2005. Penyakit-penyakit Menular yang Dpat Dicegh dengan Imunisasi di Indonesia.

Cermin Dunia Kedokteran No. 146

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. “Jadwal Pemberian Imunisasi Periode 2006”. http ://www.idai.or.id,

diakses tanggal 7 Oktober 2013.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2003. Asuhan Tumbuh Kembang Anak. Bandung : Penerbit Angkasa

Ismoedijanto. 2003. Pengembangan Praktik Imunisasi pada Anak. Surabaya : Pertemuan Ilmiah Tahunan I

Perkani

Wong, DL. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh Monica Ester. Jakarta : EGC

Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia

Panduan Pemberian Makanan Padat Pada Bayi http://bidanku.com/panduan-pemberian-makanan-padat-

pada-bayi#ixzz2hEM1ThyW

http:/www.infobunda.com/pages/babysleep/#ixzz2hEgtu6Vn

36