Ica Resume

18
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2010 Penggunaan sumber radioaktif untuk kegiatan di Instalasi Nuklir PTBN dapat menimbulkan limbah yang mengandung zat radioaktif dalam bentuk padat, cair maupun gas. Limbah radioaktif merupakan limbah yang mengandung sejumlah radionuklida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan, sehingga harus dikelola dengan baik. Metode yang digunakan untuk mengelola limbah radioaktif bentuk padat dan cair melalui empat tahapan penampungan, reduksi volume, pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan akhir limbah jika batasan aktivitasnya berada di bawah batasan. Pelaksanaan reduksi volume tingkat awal untuk limbah padat dan cair dilakukan di PTBN dan selanjutnya dilanjtkan di PTLR untuk pelaksanaan reduksi limbah tersebut.Tujuan pengelolaan limbah radioaktif padat dan cair ini untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi baik dilingkungan kerja maupun masyarakat selain itu juga bertujuan agar peyimpanannya dapat menghemat tempat. Hasil kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat yang berada di PTBN selama tahun2010 diuraikan sebagai berikut : 1. Pengumpulan Untuk mencegah terjadinya penyebaran tersebut diperlukan wadah yang memadai berupa kantong plastik besar sebagai penampung limbah radioaktif padat yang dapat menahan limbah dari kebocoran. Untuk memudahkan identifikasi limbah radioaktif, digunakan kantong plastik berwarna kuning. 2. Pengelompokan Limbah padat yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan menurut jenisnya dan dipisahkan wadahnya yaitu limbah padat yang mudah terbakar dan limbah padat yang tidak mudah terbakar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penanganan selanjutnya di instalasi pengolahan limbah radioaktif PTLR. 3. Pengepakan Limbah yang mudah maupun tidak mudah terbakar dimasukkan ke dalam sebuah drum limbah secara terpisah. Limbah yang telah dimasukkan ke dalam drum dipantau paparan radiasinya sebelum penyegelan drum. Pengepakan limbah padat dilakukan setiap 6 bulan sekali. 4. Pengangkutan Persiapan-persiapan yang harus ditempuh sebelum limbah diangkut keluar yaitu :

description

sdf

Transcript of Ica Resume

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIRDI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2010Penggunaan sumber radioaktif untuk kegiatan di Instalasi Nuklir PTBN dapat menimbulkan limbah yang mengandung zat radioaktif dalam bentuk padat, cair maupun gas. Limbah radioaktif merupakan limbah yang mengandung sejumlah radionuklida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan, sehingga harus dikelola dengan baik. Metode yang digunakan untuk mengelola limbah radioaktif bentuk padat dan cair melalui empat tahapan penampungan, reduksi volume, pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan akhir limbah jika batasan aktivitasnya berada di bawah batasan. Pelaksanaan reduksi volume tingkat awal untuk limbah padat dan cair dilakukan di PTBN dan selanjutnya dilanjtkan di PTLR untuk pelaksanaan reduksi limbah tersebut.Tujuan pengelolaan limbah radioaktif padat dan cair ini untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi baik dilingkungan kerja maupun masyarakat selain itu juga bertujuan agar peyimpanannya dapat menghemat tempat. Hasil kegiatan pengelolaan limbah radioaktif padat yang berada di PTBN selama tahun2010 diuraikan sebagai berikut :1. PengumpulanUntuk mencegah terjadinya penyebaran tersebut diperlukan wadah yang memadai berupa kantong plastik besar sebagai penampung limbah radioaktif padat yang dapat menahan limbah dari kebocoran. Untuk memudahkan identifikasi limbah radioaktif, digunakan kantong plastik berwarna kuning.2. PengelompokanLimbah padat yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan menurut jenisnya dan dipisahkan wadahnya yaitu limbah padat yang mudah terbakar dan limbah padat yang tidak mudah terbakar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penanganan selanjutnya di instalasi pengolahan limbah radioaktif PTLR.3. Pengepakan Limbah yang mudah maupun tidak mudah terbakar dimasukkan ke dalam sebuah drum limbah secara terpisah. Limbah yang telah dimasukkan ke dalam drum dipantau paparan radiasinya sebelum penyegelan drum. Pengepakan limbah padat dilakukan setiap 6 bulan sekali.4. PengangkutanPersiapan-persiapan yang harus ditempuh sebelum limbah diangkut keluar yaitu :a. Persediaan wadah untuk menampung limbah yang akan dipindahkan. Wadah tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukanb. Menentukan lokasi yang benar-benar dalam kondisi aman, sehingga tidak menggagu lingkungan sekitarnya.c. Surat pemberitahuan pengiiriman limbah radioaktif dari Ka. PTBN ke Ka. PTLR

Dari pengelolaan limbah radioaktif padat dan cair di PTBN tahun 2010 disimpulkan : Selama tahun 2010 telah dilakukan pengelolaan limbah padat dan cair serta pengiriman limbah radioaktif padat ke PTLR setelah mendapat persetujuan dari PTLR dilepas kelingkungan melalui sistem saluran terpadu pembuangan limbah cair yang di kelola oleh PTLR. Adanya pengelolaan limbah radioaktif ini tidak menimbulkan dampak radiologi terhadap pekerja,lingkungan dan masyarakat disekitarnya.

Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di KecamatanSukodono, Sidoarjo Ditinjau dari Perilaku danPemeliharaan Alat

Kebanyakan Usaha air minum isi ulang masih berskala kecil yang kadang-kadang dari segi pengetahuan dan sarana prasarana masih kurang jika dibandingkan dengan standar kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan. Dengan demikian kualitasnya masih perlu diuji untuk pengamanan kualitas airnya.Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting yang ada di Depot Air Minum Isi Ulang dikecamatan Sukodono yang nantinya membantu dalam penelitian, yaitu:a. Data Primer, analisa kualitas air sampel dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS. Sampel air isi ulang diambil menggunakan metoda teknik sampling sistematik. Parameter kualitas yang akan di analisa untuk air produksi yang akan dilakukan sesuai dengan baku mutu. Parameter yang akan dianalisa adalah, Total Koliform,TDS, kekeruhan dan warna.b. Data Kuisioner bertujuan untuk mengetahui perilaku dari penggunaan air isi ulang di lokasi penelitian serta untuk mendapatkan informasi-informasi yang mungkin hanya didapat dari wawancara. c. Data Sekunder, Data jumlah pengusaha depot air minum is ulang di Kecamatan Sukodonopengambilan sampel dilakukan secara acak berdasarkan teknologi pengolahan. Pada pengambilan sampel untuk depo dengan teknologi UV Ozone diambil semua sedangkan depo dengan teknologi ultraviolet tidak diambil semua untuk mendapatkan hasil dengan tingkat ketelitian yang lebih besar. Penentuan jumlah sampel yang diambil untuk teknologi ultraviolet dengan menggunakan metode Sistematik. Teknik sampling sistematik yaitu berdasarkan urutan dari anggota popolasi yang telah diberi nomor urut. Dalam Pengambilan sampel air dari depo air minum isi ulang dilakukan dengan cara membeli secara langsung kepada penjual dengan menggunakan gallon isi 6L. Air baku diambil dari tandon yang airnya masih baru/belum lama berisi. Sedangkan sampel air Aqua diambil dengan cara membeli. Sampel dimasukkan kedalam botol steril yaitu botol yang telah di autoclave.Pada Analisa Kuisioner, hasil kuesioner didapat melalui wawancara langsung dengan petugas depo air minum isi ulang serta pengamatan langsung terhadap kondisi depo. Kemudian data yang didapat dianalisa dengan menggunakan analisis diskriptif berdasarkan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.Jadi dalam Penelitian yang berjudul Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukodono Ditinjau Dari Perilaku dan Pemeliharaan Alat hasil uji dengan parameter Total Koliform, kekeruhan, TDS, dan Warna masih ada yang belum memenuhi persyaratan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum untuk parameter Total Koliform yaitu pada depo H, D, B, J dan N nilainya masih diatas standar yaitu 0/100ml sampel.

STATUS LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DALAM TANAH PADAKAWASAN PENGOLAHAN TAMBANG EMAS DI KELURAHANPOBOYA, KOTA PALUKegiatan penambangan umumnya menimbulkan kerusakan lingkungan, tanah merupakan bagian dari siklus logam berat pembuangan limbah. Jenis limbah yang potensial merusak lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam-logam berat. Proses pengolahan biji emas yang dilakukan di Kawasan Poboya yaitu proses amalgamasi dimana proses penggilingan dan proses pembentukan amalgam dilaksanakan bersamaan di dalam suatu amalgamator yang disebut tromol.Bahan yang digunakan meliputi contoh tanah, dan tailing diambil dari lokasi pengolahan emas dan dari areal kebun campuran dan persawahan. Bahan lain yang digunakan adalah peta rupa bumi, untuk keperluan analisis tanah. Peralatan lapangan meliputi cangkul, sekop, linggis, bor tanah, ring sampel, palu, parang, kantong plastik, label, GPS, dan alat tulis. Sedangkan alat analisis di laboratorium meliputi Mercury Analyzer, AAS, Spectrophotometer, pH meter, oven, tanur, dan seperangkat alat laboratorium lainnya. Instrumen untuk olah data adalah computer set yang didukung oleh beberapa software termasuk Auto Cad 2009 untuk analisis spasial/pemetaan.

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran, pengamatan dilapangan dan pengkuran laboratorium. Sampel tanah dari areal pertambangan kawasan Poboya sebelum dianalisis terlebih dahulu di kering udarakan selama 3-5 hari kemudian diayak dengan ayakan 0,5 mm. pengukuran kadar Hg tanah menggunakan Merkury Analyzer atau AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh nilai pH tanah di lokasi penelitian umumnya tergolong netral hingga agak alkalis yakni pH H2O 6,8-7,8 dan pH KCl sebesar 6,0-6,9. Kandungan merkuri (Hg) tanah pada lahan terbuka telah melampaui ambang kritis. Kandungan merkuri (Hg) tertinggi terdapat pada titik sampel 1 yakni 8,19 ppm. Tingginya kandungan merkuri padatitik pengamatan ini disebabkan karena sangat dekat dengan pengolahan emas secara amalgamasi.

Pada areal persawahan dan pertanaman jagung, kacang tanah, bawang merah, kebun kakao dan tumpang sari jagung dan ubi kayu menunjukan kandungan merkuri Hg pada areal tersebut relatif tinggi, apa bila tidak adanya perhatian yang serius maka tanaman tersebut akan semakin banyak menyerap merkuri Hg dalam tanah dan akan membahayakan kesehatan. Kandungan merkuri (Hg) pada limbah pengolahan (tailing) yakni pada sampel 2 menunjukkan nilai yang sangat kritis yakni 575, 16 ppm/ tailing perak, pada sampel 8 sebesar 370,73 ppm dan sampel 15 sebesar 84, 15 ppm.

Dapat disimpulkan konsentrasi merkuri (Hg) dalam tanah berkisar 0,57 ppm- 8,19 ppm sedangkan pada limba berkisar 84,15 ppm sampai 575,16 ppm. Kandungan logam berat merkuri (Hg) dalam tanah di areal kelurahan Poboya sudah melewati ambang yang bisa di toleransi.ANALISIS KUALITAS AIR DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRSUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL

Berbagai aktivitas penggunaan lahan di wilayah DAS Blukar seperti aktivitaspermukiman, pertanian dan industry diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air Sungai Blukar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas air sungai Blukar serta merumuskan prioritas strategi pengendalian pencemaran air sungai.

Parameter yang diukur dan diamati meliputi parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Penelitian kualitas air dilakukan dengan membagi sungai menjadi 6 segmen dimulai dari bendung Sojomerto Kecamatan gemuh dengan 7 titik lokasi pengambilan sampel. Pembagian segmentasi sungai berdasarkan pada pola penggunaan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan kemudahan akses, biaya dan waktu sehingga ditentukan titik yang mewakili kualitas air sungai.

Strategi pengendalian pencemaran air dirumuskan berdasarkan wawancara mendalam dengan keyperson serta berdasarkan hasil AHP (Analytic Hierarchy Process) . Rumusan hasil survey dan pengamatan dilapangan yang dilanjutkan dengan wawancaramendalam terhadap keyperson dalam upaya pengendalian pencemaran air.Dari hasil rumusan diatas disusun 3 aspek utama yang berkaitan dengan strategipengendalian pencemaran air, yaitu :

a. Aspek managemen perencanaanb. Aspek sosial kelembagaanc. Aspek lingkungan/ekologi

Hasil analisis pendapat gabungan para keyperson yang dikuantifikasi dengan AHP terhadap ketiga aspek yang berkaitan dengan strategi pengendalian pencemaran air, menunjukkan bahwa aspek social kelembagaan merupakan aspek penting prioritas yang perlu dikembangkan dalam pengendalian pencemaran air sungai Blukar dengan nilai bobot 0,661. Aspek selanjutnya adalah aspek managemen perencanaan dengan nilai bobot 0,190 serta aspek ekologi dengan nilai bobot 0,150. Nilai inconsistency sebesar 0,03 dibawah nilai maksimum 0,1, artinya pendapat gabungan para pakar konsisten dan hasil analisis dapat diterima.

Kualitas air sungai Blukar dari hulu ke hilir telah mengalami penurunan kualitas airsungai yang ditunjukkan parameter BOD dan COD melebihi baku mutu di titik 3,4,5,6 dan 7 berdasarkan mutu air sungai Kelas II menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Kualitas air sungai Blukar dari hulu ke hilir berdasarkan analisis mutu air sungai dengan metode indeks pencemaran menunjukkan telah mengalami penurunan kualitas air dimana pada wilayah hilir tercemar ringan. Kondisi kualitas air sungai Blukar berkaitandengan aktivitas masyarakat di daerah tangkapan airnya.

ANALISIS KUALITAS UDARA RUANG (INDOOR) SECARA MIKOLOGIS;STUDI KASUS DI PEMUKIMAN KUMUH KECAMATAN SEMAMPIRSURABAYA

Penyebaran penyakit dapat terjadi karena adanya pencemaran udara ruang yang didalamnya terkandung kapang. Pengaturan kelembaban sangat penting dalam ruangan. Kelembaban tinggi dan debu dapat menyebabkan kapang dan kontaminan biologis lainnya berkembang biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus kapang yang dapat diisolasi dan diidentifikasi dari udara ruang (indoor) di pemukiman kumuh Kecamatan Semampir Surabaya dan untuk mengetahui kualitas udara ruang (indoor) di pemukiman kumuh Kecamatan Semampir Surabaya berdasarkan standar NH&MRC (National Health Medical ResearchCounsil) tentang jumlah koloni kapang yang di temukan.

Metode penelitian ini, sampel udara diambil dari rumah-rumah penduduk di setiap kelurahan dari 5 kelurahan di Kecamatan Semampir Surabaya. Masing-masing kelurahan diambil 3 sampel udara. Rumah dijadikan pengambilan sampel memiliki kriteria tersendiri untuk tujuan mendapatkan data yang diinginkan. Kriteria dari rumah yang dijadikan tempat pengambilan sampel adalah ventilasi udara kurang baik, sehingga sirkulasi udara sulit masuk ataupun keluar dari ruangan rumah, dan sinar matahari sulit masuk ke dalam ruangan.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan Kasa steril dari bahan katun dengan ukuran 10x10 cm2 dicelupkan pada 10 ml aquades di cawan petri, setelah itu kasa dipasang padasaringan vacum cleaner. Setelah kasa terpasang, sampel udara diambil selama 10 menit (waktu dicatat sebelum dan sesudahpengambilan). Setelah selesai, kemudian kasa yang sudahmengandung sampel udara tersebut diambil dengan pipet steril dan dimasukkan ke dalam botol steril yang berisi larutan fisiologis. Langkah berikutnya adalah botol ditutup dengan kapas dan alumunium foil dan dimasukkan dalam box ice. Setelah mendapatkan sampel udara, kemudian sampel diujikan pada media pertumbuhan kapang (PDA )yang sudah dipersiapkan.

Setelah koloni kapang tumbuh, kemudian dilakukan identikasi dengan melakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Dengan cara slide kultur dengan mengambil satu ose koloni kapang yang sudah terbentuk kemudian meletakkan satu titik jarum ose di atas media PDA 1cm2 yang sudah dipotong di atas gelas objek, lalu ditutup dengan gelas penutup, selanjutnya menuang 5 ml aquades steril dengan pipet ke dalam cawan petri yang sudah terdapat objek glass/slide kultur dan biakan murni kapang. Kemudian diinkubasi selama 7 hari.

Hasil identifikasi koloni kapang udara memiliki perbedaan morfologi, baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis. Hasil identifikasi juga menunjukkan genus kapang yang berhasil diisolasi berasal dari genus Aspergillus yang terdiri dari 220 koloni, genus Penicillium yang terdiri dari 261 koloni, dan genus Rhizopus yang terdiri dari 72 koloni. Setelah dilakukanpenghitungan total koloni pada masing masing sampel udara yang sudah ditumbuhkan pada media PDA dengan mengunakan metode TPC, didapatkan total koloni yang berkisar antara 1-89 cfu/m3. Dari semua hasil yang didapat, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kapang seperti kelembaban, suhu, dan intensitas tidak begitu berpengaruh terhadap keberadaan kapang. Dilihat dari jumlah koloni yang ditemukan masih memenuhi standar baku mutu.KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR SUNGAI DAN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linnaeus) DI SUNGAI CODE KOTA YOGYAKARTA

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui besar kecilnya nilai kandungan Kadmium (Cd) pada tubuh ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan mengetahui berapa besar nilai kandungan Kadmium (Cd) yang ada pada air Sungai Code, Kota Yogyakarta. Perairan Sungai Code sangat berpotensi menjadi tercemar, dikarenakan pembuangan limbah padat (sampah) berupa batrei dan berbagai logam yang cukup tinggi dari berbagai sumber seperti buangan limbah pertanian(As, Cd ,Mn ,Zn dan Se), industri (Zn, Ti, Cr,Cd dan lain lain), limbah domestik (Ti, Zn,Se, Hg, As, da lain-lain). Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah botol plastik ukuran 1500 ml,Labu ukur 50 ml, Kertas saring, Flow pipet, Timbangan digital, Sendok, Penggerus, Sarung tangan, Kompor listrik, Corong, Gelas Kimia,Cawan Porselen, Furnice, AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), dan Kulkas Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HNO3, Aquades, Air Sungai Code stasiun titik stasiun A, B dan C, Ikan Mas yang diperoleh dari stasiun A, B dan C untuk bahan sampel yang akan diuji dan Bagian tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio) (insang, hati, daging dan isi perut) yang sudah berada di sungai Code selama kurang lebih 2 bulan. Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Tubuh ikan dapat berfungsi sebagai indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan, jika dalam tubuh ikan tersebut terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan. Metode pada penelitian ini yaitu dengan cara menentukan keramba di sekitar aliran Sungai Code, kemudian dibuat menjadi titik stasiun yang akan diuji. Setiap stasiun yang telah ditetapkan, kemudian diambil sampel ikan mas pada keramba dan air sungai disekitar keramba. Masing-masing stasiun diambil sampel air sungai dan ikan mas sebanyak 3 ekor secara acak dari keramba Sungai Code Kota Yogyakarta. Sampel air sungai dan bagian-bagian tubuh ikan (insang, isi perut, hati, dan daging ikan) diambil dan kemudian dilakukan destruksi. Hasil destruksi bagian-bagian tubuh ikan dan sampel air sungai kemudian dilakukan uji AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometry). Hasil uji kedua sampel dapat diketahui rata-rata kandungan Kadmiumnya dengan uji AAS yaitu pada sampel bagian-bagian tubuh ikan yaitu sebesar -0,0013 mg/L pada stasiun I, 0,0557 mg/L pada stasiun II dan -0,0067 mg/L pada stasiun III. Sedangkan pada hasil uji sampel air sungai yaitu sebesar 0,0003 mg/L pada stasiun I, -0,0050 mg/L pada stasiun II dan 0,0018 mg/L pada stasiun III. Dari hasil uji AAS kemudian dapat di lakukan analisa uji korelasi yang hasilnya adalah signifikan. Semakin tinggi pencemaran Kadmium di air sungai, semakin kecil akumulasi di dalam tubuh ikan.

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR Dari penelitian adalah menganalisis kualitas air sumur dangkal secara fisika, kimia, dan mikrobiologi berdasarkan Baku Mutu Air kelas I. Untuk menetukan mutu kualitas air sumur dangkal dengan menggunakan metode Storet dan metode Indeks Pencemaran. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Tamalanrea dengan membagi enam titik, masing-masing titik terdiri atas beberapa satuan kawasan administratif (kelurahan) yaitu masing-masing satu titik per kelurahan. Teknik penentuan pengambilan sampel (teknik sampling), digunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Kemudian untuk menganalisis hasil penelitian digunakan metode Storet dan metode Indeks Pencemaran. Cara pengambilan sampel air untuk analisis sifat fisik, kimia dan mikrobiologi dilakukan dengan proses yang sama yaitu dengan menurunkan timba ke dalam sumur. Sampel air diambil pada 6 titik sumur dengan jarak yang berbeda. Analisis sampel air dilakukan langsung di lokasi untuk parameter air yang tidak bisa diawetkan (pH, suhu, bau, rasa), dan dianalisis di laboratorium untuk parameter yang dapat diawetkan. Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteri dilakukan secara khusus dengan menggunakan botol steril berukuran 250 ml. Setelah pengambilan sampel air, mulut botol segera disterilkan dan ditutup dengan tutup steril untuk kemudian segera dikirim ke laboratorium. Analisis kualitas air untuk parameter yang diawetkan dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Makassar. Berdasarkan hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea secara Fisik, Kimia, dan Mikrobioogi diperoleh hasil dari tiaptiap lokasi sumur yaitu hanya 27 parameter yang melampaui ambang batas Baku Mutu Air Kelas I berdasarkan Peraturan Gubernur Sulsel No.69 tahun 2010 dan 81 parameter yang masih memenuhi ambang batas dari 108 parameter yang diujikan. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Metode Storet tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh rata-rata hasil analisis dari lokasi titik sumur yaitu -9,83 termasuk kelas B (Baik). Sedangkan Metode Indeks Pencemaran tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh nilai rata-rata indeks pencemaran yaitu 2,84 termasuk ke dalam kategori cemar ringan.

Pengolahan Limbah Cair Domestik Untuk Penggunaan Ulang (Water Reuse)

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan suatu sistem pengolahan limbah cair berskala laboratorium yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair domestik dan menghasilkan efluen yang dapat memenuhi persyaratan baku mutu air yang layak untuk digunakan kembali. Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian, dan sebagainya. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Keuntungan pengolahan limbah cair domestik, yakni mengatasi masalah pencemaran lingkungan, sekaligus mempromosikan penggunaan limbah cair dari rumah tangga sebagai sumber daya air bersih yang baru bagi masyarakat. Bahan-bahan yang digunakan untuk uji kualitas air limbah baik sebelum diolah maupun setelah diolah yaitu meliputi akuades, asam sulfat (H2SO4), ferro amonium sulfat, kalium dikromat, (K2Cr2O7), kertas saring Whatman, FeSO4.7H2O, merkuri sulfat (HgSO4), perak sulfat (Ag2SO4), batu didih, dan 1,10 phenantrolin monohidrat. Untuk alat-alat yang digunakan dalam penelitian pengolahan limbah cair domestik : Reaktor untuk pembuatan starter bakteri, pengolahan biologi, fisika, dan kimia. Alat aerasi berupa pompa akuarium. Alat penyaring untuk pengolahan fisika berbentuk tabung dan diisi dengan pasir, batu kerikil, dan karbon aktif. Bak desinfeksi untuk pengolahan kimia berupa kotak kaca dengan kapasitas 13,5 liter. Alat-alat yang digunakan untuk analisis hasil peralatan refluks, labu ukur 100 mL dan 1000 mL, buret 25 mL, pipet volum 10 mL, Erlenmeyer 250 mL, neraca analitis, desikator, oven, gelas ukur, alat penyaring, krus porselen, penjepit, oven, pompa akuarium, pompa vakum. Prosedur kerja : Sampel limbah cair dimasukkan kedalam wadah ember plastik sebagai reaktor. Reaktor dibiarkan terbuka dan dilengkapi dengan aerator. Setelah itu limbah cair yang keluar (effluent) dari reaktor dialirkan menuju alat filtrasi atau penyaringan dan terakhir dialirkan menuju bak desinfeksi untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen dengan menggunakan desinfeksi oleh sinar UV dari matahari. Perubahan kandungan COD, TSS dan Total Koliform limbah cair rumah tangga mengalami pengurangan setelah melalui proses pengolahan secara aerobik selama 3 hari dilanjutkan dengan filtrasi dan desinfeksi dengan sinar UV. Kandungan COD awal limbah adalah 257,5 mg/L dan setelah diolah adalah 21 mg/L, TSS awal limbah adalah 372,5 mg/L dan setelah diolah adalah 2 mg/L dan kandungan Total Koliform awal limbah adalah 110x104 MPN/100 ml dan setelah diolah adalah 1600 MPN/100 ml.

STUDI KUALITAS AIRTANAH DANGKALKAWASAN TPA SUPIT URANG KOTA MALANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas airtanah dan membuat peta area sebaran kandungan parameter wajib dalam airtanah.

Cara Pengambilan Sampel1. Baca petunjuk penggunaan alat pengambil sampel; 2. Turunkan alat pengambil sampel (Bailer) ke dalam sumur sampai kedalaman tertentu; 3. Angkat alat pengambil sampel setelah terisi sampel air; 4. Buka kran dan masukan sampel air ke dalam wadah.

Pengepakan Dan Pengangkutan SampelSampel yang telah dimasukkan ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, cuaca, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil sampel dan sketsa lokasi. Data dari hasil pengujian laboratorium dianalisa kualitasnya dengan menggunakan Metode Water Quality Index (WQI) serta dipetakan sebaran unsur kandungan airtanahnya dengan menggunakan paket program Surfer 8. Hasil analisa menunjukkan bahwa kualitas airtanah dangkal dari Sumur Pantau 1 TPA Supit Urang tergolong ke dalam kelas 3 (tercemar ringan) ketika musim kemarau dan kelas 2 (bersih) ketika musim hujan. Sedangkan sumur gali penduduk dan sumber mata air tergolong dalam kelas 1 (sangat bersih) sehingga masih layak untuk dikonsumsi, namun perlu dimasak dahulu untuk menghilangkan bakteri koliform yang terkandung. Dengan demikian, lindi dari TPA Supit Urang memiliki potensi yang kecil dalam mencemari airtanah dangkal pada kawasan tersebut. Adapun kecilnya potensi pencemaran dari lindi TPA Supit Urang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Sistem pengelolaan sampah pada TPA Supit Urang yang telah menerapkan sistem Improved Sanitary LandfillI yang memberikan pematusan air lindi dan memiliki konstruksi landasan timbunan sampa terbuat dari beton. 2. Kondisi geologi di kawasan TPA Supit Urang terdiri dari kelompok batuan andesit dan batuan sedimen serta memiliki bentuk lahan geologi alluvium. Disamping itu tersusun atas tiga kelompok jenis tanah yang berbeda, yakni kelompok jenis tanah mediteran coklat kekuningan (inceptisol), andosol (andisol), dan litosol (entisol).3. Adanya gaya gravitasi dapat menyebabkan rayapan cemaran lindi dari TPA Supit Urang lebih dominan masuk kedalam tanah atau bergerak secara vertikal.

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Tamalanrea tiap tahunnya, kebutuhan air juga meningkat. Pelayanan air bersih dari PAM (perusahaan air minum) hanya terbatas dan tidak menjangkau seluruh daerah, umumnya hanya menjangkau daerah yang mengambil air tanah atau air sungai. Air tanah mendapatkan alternatif utama bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih dengan murah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis pengujian sampel air sumur dangkal di kecamatan Tamalanrea kota Makassar Metode Storet dalam mengidentifikasi tingkat pencemaran air sumur dangkal di Kecamatan Tamalanrea kota Makassar diperoleh rata-rata hasil analisis dari lokasi titik sumur yaitu -9,83 termasuk kelas B (Baik). Pengambilan Data : 1. Teknik Penentuan Pengambilan Sampel (teknik sampling), Metode Pengambilan Sampel Air, Pengambilan sampel air sumur gali dilakukan pada enam titik berbeda masing-masing satu titik tiap kelurahan. Cara pengambilan sampel air untuk analisis sifat fisik, kimia dan mikrobiologi dilakukan dengan proses yang sama yaitu dengan menurunkan timba ke dalam sumur. Sampel air diambil pada 6 titik sumur dengan jarak yang berbeda. Analisis sampel air dilakukan langsung di lokasi untuk parameter air yang tidak bisa diawetkan (pH, suhu, bau, rasa), dan dianalisis di laboratorium untuk parameter yang dapat diawetkan. Metode Analisis Data , Penentuan Status Air Dengan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003. Dan metode Indeks pencemaran digunakan sebagai parameter kualitas air Hasil Pengujian Sampel Air Tanah Dangkal Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar .Kualitas air minum yang digunakan untuk keperluan rumah tangga (minum, masak, mandi, cuci dan kakus), secara ideal harus memenuhi standar, baik sifat fisik, kimia maupun mikrobiologinya. Jika kualitas air melampaui ambang batas maksimum yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan maupun Keputusan Pemerintah, maka kualitas air tersebut menurun sesuai peruntukkannya, sehingga digolongkan sebagai air tercemar. Harga Indeks pencemaran ini dapat ditentukan dengan cara :1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik.1. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.1. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan.1. - Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu :1. untuk Ci Lij rata-rata

1. Jika nilai baku Lij memiliki rentang1. untuk Ci Lij rata-rata

BIOREMEDIASI LOGAM TIMBAL (Pb) DALAM TANAHTERKONTAMINASI LIMBAH SLUDGE INDUSTRI KERTASPROSES DEINKING penelitian ini menggunakan mikroba sebagai metode pemulihan tanah terkontaminasi logam Pb dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan teknologi pengolahan limbah ramah lingkungan. Penelitian dilakukan di laboratorium yang meliputi, karakterisasi media tanah terkontaminasi limbah deinking ; pembuatan inokulum mikroba dan percobaan bioremediasi

Karakterisasi Logam Berat. Konsentrasi logam berat dalam tanah terkontaminasi lebih tinggi dibandingkan dengan limbah sludge, dari hasil analisis karakteristik tanah terkontaminasi menunjukkan bahwa logam Pb sebesar 63,1 mg/kg dan menurut batasan kadar beracun yang masih bisa ditoleransi oleh hewan ternak sebesar 10-30 mg/kg, oleh karena itu perlu adanya remediasi logam Pb dalam tanah yang terkontaminasi limbah padat proses deinking di industri kertas.

Aktivasi Mikroba. Jumlah inokulum mikroba yang digunakan dalam percobaan bioremediasi adalah 109 CFU/ml (log cell density 9,1) nokulum tersebut merupakan hasil konsorsium 4 jenis bakteri yaitu PG 65-06 (A), PG 97-02 (B), MP 1.12-05 (C) dan A1 (D) dengan perbandingan 1:1:1:1 (v/v). Keempat bakteri digunakan karena diketahui dapat mengakumulasi logam Pb dalam tubuhnya (Erny et al., 2003)

Pengaruh Penambahan Jumlah Inokulum dan Waktu Inkubasi. Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa perlakuan jumlah inokulum dan waktu inkubasi mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap respon logam Pb dalam fase tertukarkan. Namun interaksi antara perlakuan jumlah inokulum dan waktu inkubasi tidak memperlihatkan pengaruh nyata terhadap respon logam Pb dalam fase tertukarkan.

Germination Index. Germination index (GI) adalah parameter yang sangat sensitif yang digunakan untuk mengevaluasi toksisitas suatu tanaman terhadap bahan tertentu. Pengamatan menunjukkan bahwa GI dari semua perlakuan dari hari ke 10-60 menunjukkan nilai GI di atas 80% artinya tanah yang telah diremediasi tidak lagi mengandung material yang bersifat toksik pada tanaman.

Tanah terkontaminasi logam Pb dapat dipulihkan dengan proses bioremediasi. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan mikroba untuk mengubah logam, kondisi optimum diperoleh pada penambahan inokulum 10% (v/w) dengan waktu inkubasi 40 hari. Mikroba konsorsium dari campuran PG 65-06 (A) : PG 97-02 (B) : MR 1.12-05 (C) dan A1 (D) dengan perbandingan 1:1:1:1 mempunyai kemampuan untuk meremediasi tanah terkontaminasi logam berat Pb dari limbah padat industri kertas proses deinking.