ias7 blm komplit rek.............. (Autosaved)

download ias7 blm komplit rek.............. (Autosaved)

of 29

Transcript of ias7 blm komplit rek.............. (Autosaved)

PRISIP PRINSIP IAS7 (STATEMENT OF CASH FLOW) Sesuai dengan kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20. IFRS/IAS yang akan diadopsi ke dalam PSAK 2 pada Tahun 2010 salah satunya adalah IAS 7 tentang cash flow statements. Dan penerapan penuhnya pada tanggal 1 januari 2011, kecuali untuk paragraf 53, 54 dan 55 IAS 7 mengenai tanggal efektif awal dan tangal efektif dari amandemen atas IAS 7. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Di Indonesia informasi tentang arus kas diatur dalam PSAK 2, dimana pernyataan tersebut mencakup pengaturan mengenai komponen, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan arus kas dalam laporan keuangan. Menurut IAS7( statement of cash flows ), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Kas sendiri terdiri dari kas di tangan ( cash on hand ) dan rekening deposito. Sedangkan, setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Laporan arus kas yang mengklasikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode. Berikut rincian dari IAS7 : Tujuan IAS 7 Tujuan dari IAS 7 adalah dengan mewajibkan penyajian informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas suatu entitas melalui laporan arus kas, yang mengklasifikasikan arus kas selama periode sesuai dengan operasi, investasi, dan pendanaan. Prinsip fundamental dalam IAS 7 Semua entitas yang menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK yang diperlukan untuk menyajikan laporan arus kas. [IAS 7.1] Laporan arus kas analisis perubahan dalam kas dan setara kas selama suatu periode. Kas dan setara kas terdiri dari kas simpanan tangan dan permintaan, bersama-sama dengan jangka pendek, investasi likuid yang dapat segera dikonversi ke jumlah menjadi kas, dan yang memiliki resiko signifikan perubahan nilai. Catatan panduan menunjukkan bahwa investasi biasanya memenuhi definisi setara kas ketika telah jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal akuisisi. Penyertaan saham biasanya tidak termasuk, kecuali mereka berada dalam suatu zat setara kas (misalnya saham prioritas yang diperoleh dalam waktu tiga bulan dari tanggal pembelian kembali ditentukan mereka). Cerukan yang harus dikembalikan saat diminta dan yang merupakan bagian integral dari manajemen kas entitas juga dimasukkan sebagai komponen kas dan setara kas. [IAS 7.7-8] Penyajian Laporan Arus Kas

Arus kas harus dianalisis antara operasi, investasi dan pendanaan. [IAS 7.10] prinsip-prinsip kunci yang ditetapkan oleh IAS 7 untuk penyusunan laporan arus kas adalah sebagai berikut:y

operating activities / aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatanentitas yang tidak investasi atau pendanaan, arus kas operasi sehingga mencakup kas yang diterima dari pelanggan dan kas kepada pemasok dan karyawan [IAS 7,14]

y

investing activities / aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang dan investasi lainnya yang tidak dianggap sebagai setara kas [IAS 7,6]

y

financing activities / aktivitas pendanaan adalah kegiatan yang mengubah struktur modal dan pinjaman dari badan [IAS 7,6]

y

arus kas bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pembiayaan, asalkan diklasifikasikan secara konsisten dari waktu ke waktu [IAS 7,31]

y

arus kas yang berasal dari pajak atas penghasilan biasanya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, kecuali mereka secara khusus dapat diidentifikasi dengan pembiayaan atau investasi aktivitas [IAS 7,35]

y

untuk operasi arus kas, metode langsung penyajian dianjurkan, tetapi metode tidak langsung diterima [IAS 7.18] Metode langsung menunjukkan setiap kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Arus kas operasi bagian dari laporan arus kas dengan metode langsung akan muncul sesuatu seperti ini: Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan xx, xxx xx, xxx xx, xxx

Pembayaran kas untuk beban operasi lain xx, xxx Bunga yang dibayar Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih dari aktivitas operasi xx, xxx xx, xxx xx, xxx

Metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dasar akrual atau rugi dengan dampak dari transaksi non-tunai. Arus kas operasi bagian dari laporan arus kas dengan metode tidak langsung akan muncul sesuatu seperti ini: < /TD> Laba sebelum pajak penghasilan bunga dan Tambahkan kembali depresiasi Tambahkan kembali amortisasi goodwill xx, xxx xx, xxx xx, xxx

Kenaikan piutang Penurunan persediaan Kenaikan hutang usaha Beban bunga Dikurangi bunga yang diakui tetapi belum dibayar Bunga yang dibayar Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih dari aktivitas operasiy

xx, xxx xx, xxx xx, xxx Xx xx xx, xxx xx, xxx xx, xxx

kurs yang digunakan untuk penjabaran transaksi dalam mata uang asing harus dengan tarif yang berlaku pada tanggal arus kas [IAS 7,25]

y

arus kas anak perusahaan asing harus dijabarkan dengan menggunakan kurs tukar yang berlaku ketika arus kas berlangsung [IAS 7,26]

y

mengenai arus kas dari perusahaan asosiasi dan joint venture, dimana metode ekuitas digunakan, arus statementof kas harus melaporkan arus kas hanya antara investor dan investee; mana konsolidasi proporsional digunakan, laporan arus kas harus mencakup berbagi venture's arus kas dari perusahaan asosiasi [IAS 7,37-38]

y

agregat arus kas sehubungan dengan perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya harus disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi, dengan pengungkapan tambahan tertentu. [IAS 7.39] keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima sebagai pertimbangan harus dilaporkan setelah dikurangi kas dan setara kas diperoleh atau dilepas [IAS 7,42]

y

arus kas dari investasi dan pendanaan harus dilaporkan bruto oleh kelas utama penerimaan kas dan kelas utama dari pembayaran tunai kecuali untuk kasus-kasus berikut, yang dapat dilaporkan secara bersih: [IAS 7,22-24]o

kas penerimaan dan pembayaran atas nama nasabah (misalnya, penerimaan dan pembayaran dari giro oleh bank, dan penerimaan yang dikumpulkan atas nama dan dibayarkan ke pemilik properti)

o

penerimaan kas dan pembayaran untuk barang-barang dengan perputaran cepat, jumlah yang besar, dan dengan jangka waktu singkat, umumnya kurang dari tiga bulan (misalnya, biaya dan koleksi dari pelanggan kartu kredit, dan pembelian dan penjualan investasi)

o

kas penerimaan dan pembayaran yang berhubungan dengan deposito oleh lembaga keuangan

o

kas uang muka dan pinjaman dibuat untuk pelanggan dan pembayaran daripadanya

y

investasi dan transaksi keuangan yang tidak memerlukan penggunaan kas harus dikeluarkan dari arus kas statementof, tetapi mereka harus diungkapkan secara terpisah di tempat lain di laporan keuangan [IAS 7,43]

y

komponen kas dan setara kas harus diungkapkan, dan rekonsiliasi yang disajikan kepada jumlah yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan [IAS 7.45]

y

jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas yang tidak tersedia untuk digunakan oleh kelompok harus diungkapkan, bersama dengan komentar oleh manajemen [IAS 7,48]

Perbedaan IAS dengan PSAK 2 adalah yaitu IAS 7, cash flow statements, boleh pilih direct atau indirect method, extraordinary items dilarang sedangkan PSAK 2, Laporan arus kas sama dengan IRRS. PT Tbk harus direct method. Extraordinary items tidak dilarang, diklasifikasi sebagai arus kas dari operasi, investasi dan pendanaan.

PENGADOPSIAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDART (IAS) DI INDONESIA khususnya IAS7 (STATEMENT OF CASH FLOW)

Di Indonesia, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lainnya yang lazim berlaku di pasar modal. Selain itu, tanpa mengurangi ketentuan yang ada, Bapepam berwenang menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal. Dalam penyusunan PSAK, IAI mengacu pada IAS / IFRS dengan tetap mempertimbangkan faktor lingkungan usaha yang ada. Harmonisasi PSAK dengan IAS terus dilakukan dalam upaya untuk mendukung program harmonisasi yang diprakarsai IASB. Dalam hal pengembangan suatu standar akuntansi karena adanya tuntutan perkembangan dunia usaha di Indonesia yang belum diatur dalam IAS atau tidak dapat diadopsi untuk kondisi di Indonesia. Pengadopsian Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) dibanyak negara, mengikuti pola yang berbeda tanpa memperlihatkan apakah negara tersebut mengikuti Code Law atau

Anglo-Saxon Accounting. Untuk negara tertentu, seperti Inggris pengaruh IFRS tidak terlalu besar, namun untuk negara lain, akan terjadi perubahan yang sangat besar. Di Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 2011, pelaporan arus kas masih mengacu pada PSAK 2 yang belum direvisi atau berpedoman terhadap IAS 7 (statement of cash flow). Namun pada awal tahun 2010, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengadakan penyesuaian terkait dampak program konvergensi IFRS yang sedang dilaksanakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Penyesuaian tersebut berkaitan tentang standar yang akan dipakai dalam pencatatan pelaporan keuangan. Salah satunya adalah PSAK 2 yang direvisi sesuai dengan IAS7. Hal ini dilakukan karena pada tahun 2012, sebagian besar Negara di dunia akan melakukan free trade area, yang mana hal ini akan berpengaruh juga dalam penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan akan dituntut untuk membuat pelaporan keuangan yang dapat dimengerti oleh investor dari luar negeri. Karena dalam pelaporan tersebut terdapat informasi yang berharga. IFRS yang nantinya akan digunakan di Indonesia ternyata tidak ditelan begitu saja. Sistem itu nantinya akan disesuaikan de-ngan proses hukum yang berlaku di Indonesia. Mengenai karateristiknya, ada beberapa yang dapat disebutkan, yaitu menganut sistem Principle Based Approach yang memberikan penekanan pada interpretasi dan aplikasi dari prinsip, fokus pada pertm-bangan profesional untuk mendapatkan konkiusi akutansi, mengutamakan penggunaan fair value sebagai dasar pengukuran, dan keharusan untuk melakukan pengungkapan akan lebih luas. Untuk tahap awal untuk memulai IFRS, bahwa Bapepam-LK akan mengeluarkan 13 PSAK dan enam interpretasi yang akan diberlakukan pada 1 Januari 2011. PSAK 2 yang telah direvisi sesuai dengan IAS 7 diberlakukan secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan di Indonesia diwajibkan untuk sudah menggunakan PSAK, jika tidak maka akan perusahaan akan terkena sanksi. Hal ini ditegaskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Akan tetapi, dari survei yang dilakukan terhadap 90% perbankan di Indonesia itu, disimpulkan bahwa baru 30% dari keseluruhan perbankan yang ada yang siap dalam implementasi peraturan tersebut. IAS / IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC) / International Accounting Standard Board (IASB). Di Indonesia, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lainnya yang lazim berlaku di pasar modal. Selain itu, tanpa mengurangi ketentuan yang ada, Bapepam berwenang menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal. Dalam penyusunan PSAK, IAI mengacu pada IAS / IFRS dengan tetap mempertimbangkan faktor lingkungan usaha yang ada. Harmonisasi PSAK dengan IAS terus dilakukan dalam upaya untuk mendukung program harmonisasi yang diprakarsai IASB. Dalam hal pengembangan suatu standar akuntansi karena adanya tuntutan perkembangan dunia usaha di Indonesia yang belum diatur dalam IAS atau tidak dapat diadopsi untuk kondisi di Indonesia.

Pengadopsian Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) dibanyak negara, mengikuti pola yang berbeda tanpa memperlihatkan apakah negara tersebut mengikuti Code Law atau Anglo-Saxon Accounting. Untuk negara tertentu, seperti Inggris pengaruh IFRS tidak terlalu besar, namun untuk negara lain, akan terjadi perubahan yang sangat besar. Dalam rangka mencapai program konvergensi IFRS secara penuh pada tahun 2012, maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengagendakan untuk mengadopsi 18 IFRS/IAS di tahun 2009, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. IFRS 2 Share-based payment IFRS 3 Business combination IFRS 4 Insurance contracts IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources IFRS 7 Financial instruments: disclosures IFRS 8 Segment reporting IAS 1 Presentation of financial statements IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates IAS 12 Income taxes IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans IAS 27 Consolidated and separate financial statements IAS 28 Investments in associates IAS 31 Interests in joint ventures IAS 36 Impairment of assets IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets IAS 38 Intangible assets

Namun belum banyak kalangan mahasiswa, khususnya mereka yang mengambil pendidikan di jalur akuntansi mengenal IFRS itu sendiri. Dengan alasan tersebut, penulis menganggap perlu mengangkat masalah : 1. 2. Apa yang membedakan IFRS dengan PSAK ? Bagaimana strategi konvergensi IFRS di Indonesia ?

3.

Apa manfaat dari penerapan IFRS di Indonesia?

Sesuai dengan permasalahan yang muncul dari pendahuluan diatas, pembahasan difokuskan menjadi tiga subbab, yaitu : A. Perbandingan IFRS dan PSAK B. Strategi Konvergensi IFRS di Indonesia C. Manfaat Konvergensi dengan Standar Akuntansi Internasional di Indonesia

A.

Perbandingan IFRS dan PSAK

Dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi dikenal dua pendekatan yaitu principle based accounting standards dan rule-based accounting standards. Principle based accounting standards hanya mengatur prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu jenis transaksi, khususnya terkait dengan pengakuan, pengukuran, dan tidak mengatur untuk suatu jenis industri tertentu. Hal ini dicirikan dengan dominannya professional judgement. Sehingga diperlukan kemampuan yang memadai untuk memahami dan menerapkannya dalam situasi dan kondisi yang berbeda, baik untuk entitas yang berbeda dalam suatu industri terntentu atau dalam industri yang berbeda. Sedangkan rule-based accounting standards mengatur lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk suatu industri tertentu Kelebihan Principle based accounting standards adalah meminimalkan peluang untuk melakukan kreativitas negative atas pengaturan akuntansi, sehingga dua transaksi yang secara substansi sama akan diperlakukan dan dicatat sama oleh dua perusahaan yang berbeda. Serta pengaturan akuntansi yang ada berlaku untuk seluruh perusahaan. Namun, pendakatan ini memerlukan banyak professional judgement yang menuntut kompetensi dan integritas yang tinggi, kesiapan profesi pendukung dengan semakin dominannya fair value accounting, pendekatan ini digunakan oleh IASB. Rule-based accounting standards memiliki kelebihan yaitu, mudah diterapkan karena pengaturan lebih eksplisit dan tidak banyak memerlukan proffesinal judgment. Namun, membuka peluang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan sempit, pendekatan ini digunakan oleh FASB.

B.

Strategi Konvergensi IFRS di Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS. (IAI:2008)

Konvergensi standar akuntansi internasional dapat dilakukan dengan adopsi IFRS secara sekaligus (big bang) atau bertahap (gradual). (Dr. Jan Hoesada:2008) Adopsi secara gradual lebih banyak digunakan oleh negara berkembang karena adopsi IFRS memerlukan infrastruktur pendukung seperti kesiapan penyusunan laporan keuangan, auditor, pendidik, profesi pendukung dan regulator. Adanya pasar yang menjadi acuan penerapan pengaturan akuntansi yang sarat dengan konsep fair value, serta regulasi yang tidak bertentangan dengan pengaturan dalam standar akuntansi. Untuk itu diperlukan waktu yang memadai bagi semua pihak untuk mempersiapkan diri menerapkan suatu pengaturan akuntansi yang baru dan berbeda secara signifikan dengan pengaturan akuntansi sebelumnya. Perubahan paradigma atau cara berfikir memerlukan waktu penyesuaian sehingga tidak menimbulkan dampak negative yang tidak sesuai dengan tujuan adopsi standar akuntansi internasioanl yang semula, tidak menimbulkan psychological shock pada pasar modal dan pasar uang. Konvergensi secara gradual tersebut dipandang sebagai cara yang paling sesuai dengan kondisi Indonesia. Selain mengurangi dampak negative seperti disebutkan, proses adopsi standar akuntansi internasional memerlukan proses penyusunan standar akuntansi yang harus melalui tahapantahapan tertentu (due process procedure), yang di dalamnya termasuk proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia. Berbagai UU dan Peraturan Pemerintah merujuk pada SAK, karena itu adopsi sebagaimana adanya dalam bahasa Inggris tidak mungkin dilakukan di Indonesia, karena : 1. 2. Keabsahan hukum rujukan dalam bahasa Indonesia Pengguna bahasa Inggris relatif amat terbatas di Indonesia

Dalam pengadopsian IFRS, Indonesia mengalami berbagai hambatan, masalah dan tantangan, antara lain : 1. Aspek regulasi

Beberapa regulasi yang berlaku di Indonesia mengatur hal yang berbeda dengan IFRS, seperti pertanahan. Regulasi tanah di Indonesia berbeda secara signifikan dengan kerangka pengaturan tanah yang digunakan penyusunan standar akuntansi tentang tanah. Sehingga akan diperlukan penyesuaian-penyesuaian terkait dengan pengaturan tanah di beberapa standar akuntansi. Demikian juga regulasi terkait dengan ekuitas perusahaan. 2. Infrastruktur lingkungan ekonomi

Penerapan IFRS yang sarat dengan konsep nilai wajar memerlukan informasi pasar atas aset dan kewajiban yang tidak semuanya tersedia di Indonesia, khususnya untuk aset dan kewajiban nonkeuangan. Ketiadaan informasi pasar. Mengharuskan perusahaan untuk menggunakan teknik valuasi yang sarat dengan asumsi-asumsi yang jika berbeda sedikit saja akan menghasilkan nilai

wajar yang berbeda secara signifikan. Tingkat inflasi yang relative lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju akan memungkinkan voltalitas laporan laba rugi yang relative tinggi yang bukan berasal dari aktivitas penciptaan nilai tambah, tetapi dari fluktuasi nilai waja aset atau kewajiban. 3. Tingkat kesiapan

Pengaturan standar akuntansi international yang principle-based memerlukan kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan ruled-based karena banyak menggunakan poffesional judgement. Kompetensi penyusunan laporan keuangan, auditor, akademisi, profesi penunjang, dan regulator harus mandukung penerapan standar akuntansi internasional tersebut dan dominannya penggunaan konsep nilai wajar mengharuskan kompetensi tertentu. 4. Masalah terjemahan

Ketiadaan standar akuntansi internasional yang resmi dalam bahasa Indonesia mengharuskan adanya profesi penerjemah. Profesi ini menyita banyak waktu dan sumber daya untuk menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan pengertian dalam bahasa aslinya. Kelangkaan pendanaan kata yang tepat dan kurang efisiennya padanan kata yang ada menyebabkan hasil terjemahan seringkali kurang dapat dimengerti dengan baik oleh pemakai standar akuntansi.

C.

Manfaat Konvergensi dengan Standar Akuntansi Internasional di Indonesia

Bagi negara-negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi internasional, ada beberapa manfaat yang diperoleh, yaitu : 1. Meningkatkan komparabilitas informasi keuangan yang berkualitas sehingga mengurangi

biaya dana (cost of capital). Konevergensi standar akuntansi internasional akan menyamakan pengaturan akuntansi di negara-negara yang berbeda. Kesamaan pengaturan akuntansi tersebut memungkinkan komparabilitas yang lebih baik sehingga akan mengurangi biaya dana karena memungkinkan pemilik dana (kreditur) mengetahui kondisi perusahaan (debitur) secara lebih baik. 2. Menarik Investasi lintas negara melalui transparasi. Standar akuntansi, sebagai salah satu

komponen infrastruktur bisnis, menjadi alat dan sarana untuk menciptakan pengelolaan bisnis yang lebih transparan. Dengan standar akuntansi yang lebih berkualitas tinggi, transparasi tersebut akan lebih mudah diwujudkan , khususnya dengan adanya keharusan dan ketatnya pengungkapan informasi keuangan dan nonkeuangan. Hal ini juga akan dilengkapi dengan regulasi yang menggunkan acuan yang sama untuk meningkatkan transparasi tersebut. 3. 4. 5. Mempermudah akses investasi dan pendanaan dengan skala internasional. Meningkatkan integrasi pasar modal secara global, memudahkan dual listing. Memudahkan konsolidasi LK perusahaan multinasional.

Compliance terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik. Selain itu, program konvergensi juga bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of capital), meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penysusunan laporan keuangan. International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan masukan

literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia.

3.

PENUTUP

Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Salah satu perbedaan PSAK yang sudah konvergen dengan IFRS (IAI:2009) adalah PSAK (sebelum revisi) masih bersifat rule based, sedangkan PSAK yang telah konvergen dengan IFRS sudah bersifat principle based. Konvergensi secara gradual dipandang sebagai cara yang paling sesuai dengan kondisi Indonesia. Selain mengurangi dampak negative proses adopsi standar akuntansi internasional memerlukan proses penyusunan standar akuntansi yang harus melalui tahapan-tahapan tertentu (due process procedure), yang di dalamnya termasuk proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia. Adopsi sebagaimana adanya dalam bahasa Inggris tidak mungkin dilakukan di Indonesia. Pengadopsian IFRS Indonesia mengalami berbagai hambatan, masalah dan tantangan seperti aspek regulasi, infrastruktur lingkungan ekonomi, tingkat kesiapan dan masalah terjemahan. Namun, pengadopsian IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Kelancaran pengadopsian IFRS di Indonesia perlu melibatkan partisipasi berbagai kalangan termasuk akademisi, praktisi dan regulator. Untuk itu, perlu disusun program kerja teknis pelaksanaan forum/group diskusi untuk mensosialisasikan materi IFRS yang akan diadopsi serta untuk mendapatkan masukan dari stakeholders terkait.

KESIMPULAN

Berdasarkan data-data yang kita peroleh, dapat disimpulkan bahwa Indonesia mengadopsi IAS, akan tetapi tidak dilakukan pengadopsian secara penuh. Pemberlakuan IAS baru efektif pada tanggal 1 Januari 2012, karena itulah untuk saat ini IAS hanya diadopsi sebagian saja yang dianggap sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

www.iasglobal.com www.akuntansibisnis.wordpers.com www.ias.com

LAMPIRAN

IAS 7 Statement of Cash FlowsThe objective of this Standard is to require the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities. Cash flows are inflows and outflows of cash and cash equivalents. Cash comprises cash on hand and demand deposits. Cash equivalents are short-term, highly liquid investments that are readily convertible to known amounts of cash and which are subject to an insignificant risk of changes in value. Information about the cash flows of an entity is useful in providing users of financial statements with a basis to assess the ability of the entity to generate cash and cash equivalents and the needs of the entity to utilise those cash flows. The economic decisions that are taken by users require an evaluation of the ability of an entity to generate cash and cash equivalents and the timing and certainty of their generation. The statement of cash flows shall report cash flows during the period classified by operating, investing and financing activities. Operating activities Operating activities are the principal revenue-producing activities of the entity and other activities that are not investing or financing activities. Cash flows from operating activities are primarily derived from the principal revenue-producing activities of the entity. Therefore, they generally result from the transactions and other events that enter into the determination of profit or loss. The amount of cash flows arising from operating activities is a key indicator of the extent to which the operations of the entity have generated sufficient cash flows to repay loans, maintain the operating capability of the entity, pay dividends and make new investments without recourse to external sources of financing. An entity shall report cash flows from operating activities using either: (a) the direct method, whereby major classes of gross cash receipts and gross cash payments are disclosed; or (b) the indirect method, whereby profit or loss is adjusted for the effects of transactions of a non-cash nature, any deferrals or accruals of past or future operating cash receipts or payments, and items of income or expense associated with investing or financing cash flows.

Investing activities Investing activities are the acquisition and disposal of long-term assets and other investments not included in cash equivalents. The separate disclosure of cash flows arising from investing activities is important because the cash flows represent the extent to which expenditures have been made for resources intended to generate future income and cash flows. The aggregate cash flows arising from obtaining and losing control of subsidiaries or other businesses shall be presented separately and classified as investing activities. Financing activities Financing activities are activities that result in changes in the size and composition of the contributed equity and borrowings of the entity. The separate disclosure of cash flows arising from financing activities is important because it is useful in predicting claims on future cash flows by providers of capital to the entity. An entity shall report separately major classes of gross cash receipts and gross cash payments arising from investing and financing activities. Investing and financing transactions that do not require the use of cash or cash equivalents shall be excluded from a statement of cash flows. Such transactions shall be disclosed elsewhere in the financial statements in a way that provides all the relevant information about these investing and financing activities. Foreign currency cash flows Cash flows arising from transactions in a foreign currency shall be recorded in an entity's functional currency by applying to the foreign currency amount the exchange rate between the functional currency and the foreign currency at the date of the cash flow. The cash flows of a foreign subsidiary shall be translated at the exchange rates between the functional currency and the foreign currency at the dates of the cash flows. Unrealised gains and losses arising from changes in foreign currency exchange rates are not cash flows. However, the effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents held or due in a foreign currency is reported in the statement of cash flows in order to reconcile cash and cash equivalents at the beginning and the end of the period. Cash and cash equivalents An entity shall disclose the components of cash and cash equivalents and shall present a reconciliation of the amounts in its statement of cash flows with the equivalent items reported in the statement of financial position.

An entity shall disclose, together with a commentary by management, the amount of significant cash and cash equivalent balances held by the entity that are not available for use by the group. PERBANDINGAN IFRS DAN PSAK Oleh Jan Hoesada (2008) Anggota DSAK & KSAP (Disamapaikan dalam Seminar Akuntansi Indonesia Towards International Financial Reporting Standards (IFRS) 2012) TOPIK Penyajian IAS 1 Seluruh dipatuhi IFRS IFRS PSAK 1 PSAK penyajian LK

harus (Revisi 1998) PSAK 25 laba dan rugi bersih periode berjalan, mendasar, akuntansi

kesalahan perubahan (reformat 2007)

PT TBK harus mematuhi PSAK & Bapepam-LK Bentuk Neraca Klasifikasi aset dan Meminta pengelompokan

kewajiban atas kelompok berdasar aktiva lancar dan aset lancer dan tidak tidak lancar berurut sesuai lancar. Klasifikasi aset likuiditas, kecuali industri dan khusus.

kewajiban atas likuiditas bila menyajikan info lebih handal dan relevan. Laporan Perubahan Ekuitas Pengakuan expenses transaksi pemegang dengan semua income di & Penyajian paripurna semua luar perubahan ekuitas. dengan ekuitas, rekonsiliasi perubahan

ekuitas pada CALK. Penyajian semua ekuitas Sajian khusus (1) LR Tidak diminta periode bersangkutan, income diakui & yang (2) expenses ke paripurna perubahan

langsung

dalam ekuitas Income teratribusi & expenses Tidak diminta bagi Hak minoritas bukan

pemegang ekuitas induk bagian ekuitas & hak minoritas. Judul Bersih Pos Biasa Hak Minoritas Neraca sebagai ekuitas Penyata bersih LR ; Luar Dilarang Diperkenankan Laporan LR menyajikan Neraca komponen terpisah ekuitas Laba Penyata pada terpisah LR menyajikan garis menyajikan kewajiban dan dalam Hasil Profit or loss Net profit or loss

teralokasi

pada

pemegang ekuitas dan terpisah menuju laba bersih hak minoritas Definisi Lancar Aset Ekspektasi direalisasi, Idem, jenis restriksi tak

dijual, dikonsumsi dalam dijelaskan siklus operasi normal; untuk dalam atau tak

dipegang diperdagangkan 12 bulan, kas kas

ekuivalen terpasung Definisi

Muncul terutama karena PSAK tak ada

tak

mempunyai

Hutang Jangka bisnis, Pendek

hak definisi tersebut

menunda

pembayaran

hutang dalam 12 bulan atau kurang Klasifikasi Hutang Bukan jangka pendek Hutang jangka panjang bila

Pada bila refinancing selesai syarat awal lebih dari 12 sebelum tanggal neraca bulan, intensi entitas untuk refinancing dengan

Refinancing

pendanaan jangka panjang dan akad disetujui sebelum LK terbit Klasifikasi Tidak lancar bila Tidak ada

hutang due on pemberi demand violation

pinjaman

to memberi batas baru 12 of bulan sebelum tanggal neraca

debt covenant

Pengungkapan Pengungkapan Dasar Keputusan, keputusan

dasr Tidak Ada yang

berdamapak pada LK. masa estimasi depan, yang

Dasar Estimai Asumsi Ketidak Pastian, manajemen Modal sumber

menyebabkan adjustment nilai terbawa aset dan hutang tahun buku bersangkuatan. Semua info manajemen modal agar pengguna LK mampu menilai sasaran, kebijakan dan proses yang

manajemen modal Laporan Kas Arus IAS 7, cash flow PSAK 2, Laporan arus kas

statements, boleh pilih sama dengan IRRS. PT direct method, atau indirect Tbk harus direct method.

extraordinary Extraordinary items tidak dilarang, sebagai operasi, pendanaan arus diklasifikasi kas dari dan

items dilarang

investasi

LK Interim

IAS 34, otoritas local PSAK 3 LK Interim akan dapat frekuensi waktu mewajibkan disesuaikan dengan IAS 34 dan batas tahun2010 LKI berlaku local, yang sesuai industri diwajibkan

penerbitan.

terpisah dari LK tahunan. Hanya LKI berbentuk LK yang regulasi diperingkas atau khusus

lengkap, LK komparatif. Penggunaan kebijakan yang

seperti perbankan . bagian integral LK

basis LKI

sama, tahunan. Tidak ada izin LK, tidak LK

kecuali ada perubahan memperingkas kebijakan akuntansi. ada

permintaan

komparatif. meminta Sama kecuali LKI

Bapepam-LK komparatif. IFRS,

dengan

persediaan

menggunakan gross profit method atau metode lain

yang berbeda dengan LK tahuna, dengan deviasi standard actual cost

diungkapkan bila material. Kerugian akibat harga

turun tidak ditahan pada periode pemulihan selanjutnya, harga diakui

sebagai keuntunagn pada periode interim selanjutnya, pemulihan tidak boleh

melebihi penurunan harga yang lalu. LK Konsolidasi IAS 27, SIC 12 LK konsolidasi semua PSAK 4, LK Konsolidasi harus (Reformat 2007) meliputi anak seluruh anak perusahaan, namun kecuali pengendalian

meliput

perusahaan, anak dipegang

perusahaan sementara dan dimaksud untuk dijual akan dilepas dalam waktu dekat, anak perusahaan di bawah restriksi mengirim

mengikuti IFRS 5.

Induk

yang

berstatus dana kepada induk

anak perusahaan tidak perlu konsolidasi, melakukan Tidak ada sepanjang

pemilik tidak keberatan, Akan diatur : Stand alone tidak menerbitkan atau LK dalam menerbitkan Induk boleh

proses menggunakan fair value, surat tidak perlu equity method.

berharga pasar modal. Hak Suara Dampak hak suara pada Tidak pengendalian khusus informasi ada permintaan

Potensial LK dari Induk

Terpisah Bila LK induk sendirian Sebagai

Entitas disajikan, investasi pada tambahan LK Konsolidasi; perusahaan anak harus LK induk sendirian

dilaporkan at cost atau menyajikan investasi pada sesuai IAS 39 perusahaan anak berdasar metode ekuitas Related Party IAS 24, RP adalah pihak PSAK Disclosure berpengaruh entitas 7, Pengungkapan yang hubungan

terhadap pihak-pihak dan mempunyai

pelaporan

entitas

pelaporan

lain istimewa,

serupa

IFRS, tentang

yang dipengaruhi entitas tanpa pelaporan. Sifat hubugan

petunjuk

pengendalian dan terhadap pengungkapan

bersama entitas,

dampak pada transaksi. Pengungkapan transaksi dan

jumlah jumlah/proporsi saldo, outstanding, benan

saldo bad

pengungkapan tidak memadai

proporsi debt related party. PSAK tidak menyediakan pedoman tentang entitas terkendali.

Dampak Perubahan Kurs

IAS 21, indicator utama, PSAK 10, 11, 52 dan ISAK kedua dan tambahan. Indikator utama adalah mata uang berdampak Tidak ada hirarki. pada harga jual, mata Indikator arus kas, harga uang mata negara uang pesaing, jual, beban. yang 04.

berpengaruh pada biaya TK, bahan baku dan

biaya lain. Indikator kedua adalah mata uang sumber

pendanaan, mata uang pendapatan. Pengukuran Mata uang fungsional Umumnya penyajian dalam uang rupiah atau mata uang lain memenuhi mata syarat uang

dan Penyajian adalah Mata Uang

mata

pengukuran,

penyajian yang

LK dalam mata uang sebagai bukan fungsional dimungkinkan. Perlakuan mata uang fungsional.

Semua selisih kurs mauk Selisih kurs devaluasi luar biasa atau depresiasi mata uang luar biasa tidak ter hedging ditambahkan pada niali terbawa aset terkait.

Alternatif untuk LR. Selisih Kurs

Pelaporan

LK entitas asing harus Tidak

ada

pedoman

pada Ekonomi dinyatakan ulang. Aturan khusus. Hiperinflasi Investasi JV khusus diterapkan IAS 31 PSAK 12 (1994) Pelaporan

keuangan bagian

mengenai dalam

partisipasi

pengendalain

bersama

operasi dan aset (reformat 2007) Jenis JV Pengendalian bersama Tidak ada pengendalian

operasi, aset dan entitas

bersama entitas dengan bila IFRS,

Investasi pada Diakui pada LK venturer Sejalan Pengendalian Bersama Aset sebagai bagian kecuali

konsolidasi

kepemilikian aset sesuai proporsional tidak praktis, jenis aset, hutang terkait, gunakan metode ekuitas. bagian hasil dan beban penggunaan atau

penjualan aset, bagian beban kepemilikan JV. JV tidak usah JV harus menyajikan LK bila JV meliputi periode panjang proyek kemitraan. Investasi pada Metode Entitas Terkendali Bersama (JVE) LK Terpisah At cost atau IAS 39. Investasi JVE dipegang untuk dijual ; IFRS 5 LK Investor Kepemilikan investor Kepemilikan investor tidak kendali Tidak ada pedoman ekuitas atau Tidak ada pedoman sesuai

menyajikan LK.

konsolidasi proporsional

Venturer

tidak mempunyai kendali mempunyai bersama sesuai Investment

dilaporkan bersama dilaporkan sesuai IAS 28, PSAK 15 akuntansi

in investasi pada perusahaan

Associates, hanya bila asosiasi. investor punya pengaruh signifikan. Sesuai IAS 39,

instrument keuangan Investasi Properti Properti bukan bukan untuk AT, operasi IAS 40 PSAK 13 Investasi property

utama

sesuai

misi,

disusutkan setara AT. Pengukuran Awal At cost termasuk biaya transaksi, tidak termasuk start up cost, abnormal waste, kerugian operasi awal sebelum mencapai tingkat diharapkan. Pengukuran Selanjutnya Fair value FV model, masuk

perubahan LR.

Cost model, depreciated cost dikurangi kerugian penurunan nilai. Fair

value diungkapkan Property Held Dapat Under Operating lease an sebagai dilaporkan investasi

property bila memnuhi definisi investasi property dan leasse

menggunakan fair value model. Persediaan IAS 2 PSAK 14 (Revisi 2008), LIFO dilarang. Nilai wajar Formula Biaya FIFO, weighted Average. LIFO dilarang. Pembelian Persediaan dengan Penyelesaian Ditunda Formula Biaya Penggunaan sama untuk biaya sama formula Tidak untuk khusus. ada pedoman Selisih harga berbasis Tidak syarat kredit normal dan khusus. jumlah dibayar masuk ada pedoman FIFO, weighted average.

beban bunga.

Persediaan Serupa Selisih KURS

persediaan serupa.

Selisih kurs tidak boleh Selisih kurs boleh masuk masuk biaya perolehan biaya persediaan. perolehan

persediaan dengan mata uang asing, bia hedging tidak dimungkinkan.

Pengungkapan Nilai terbawa pada nilai Tidak wajar dikurangi cost. Penurunan persediaan. nilai khusus

ada

permintaan

Nilai terbawa dengan nilai realisasi bersih

Investasi pada IAS 28 Perusahaan Asosiasi Metode Akuntansi

PSAK 15 Investasi pada perusahaan asosiasi.

Metode ekuitas, kecuali Metode ekuitas (1) investasi tersedia biaya bila asosiasi

untuk dijual ikut IFRS 5, Metode Investor tidak keberatan perusahaan

metode lain, entitas tidak mendapat batasan transfer menerbitkan efek tidak dank e investor, investasi diperdagangakan di PM. akan dilepas dalam waktu dekat. Investment Property Pemilihan pos khusus Sesuai IFRS

dari pos investasi dan pos aset tetap, terkait pada IFRS leasing

Intangible Assets

IAS 38

PSAK

19

Aset

tidak

Intitial recognition at cost berwujud intitial recognition nila probable dan cost at cost bila probable dan terindetifikasi cost terindetifikasi

Subsequent expenditure Tidak diatur khusus on R&D, beban untuk research dikapitalisasi expenditure, untuk

development expenditure yang memenuhi syarat Business Combination IFRS 3, hanya purchase PSAK method 22, Akuntansi usaha akuisi

penggabungan (Reformat 2007),

menggunakan method,

purchase penyatuan

kepemilikan menggunakan pooling of interest method Revenue Recognition IAS 18, fair value PSAK 23 (reformat 2007), sama dengan IFRS, kecuali industri khusus tertentu

penerimaan atau piutang

Employee Benefit

IAS 19 Keuntungan-kerugian

PSAK 24, sama dengan IFRS, kecuali ke diakui ekuitas

actuarial boleh diakui ke langsung LR, ditahan sampai dilarang.

suatu batas maksimum dengan amortisasi

lebihan ke LR (hampiran koridor), atau diakui

langsung dalam ekuitas

Transitional

liabilities, Sebagai adjustment saldo

bila lebih besar diakui awal RE sajian periode segera atau diakui terdahulu.

sebagai beban dengan metode garis lurus

sepanjang 5 tahun. Bila lebih kecil, diakui segera. Accounting Policy Changes Errors IAS 8, dinyatakan ulang Sama dengan IFRS, tetapi pada LK periode lalu, PSAK 25 laba atau rugi and kecuali tidak praktis yaitu bersih tidak dapat periode berjalan, mendasar, akuntansi 2007), tidak

dilakukan kesalahan

dengan segala akal dan perubahan cara tidak mungkin. (reformat

menetapkan definisi tidak praktis. IFRS menghapus istilah PSAK fundamental error. Semua menggunakan

kesalahn mendasar, harus

kesalahan dinyatakan retrospektif dan kecuali tidak

material harus dikoreksi komparatif, secara retrospektif. Borrowing Cost IAS 23, praktis.

benchmark PSAK 26, perlakuan utama ke LR, menjadi

method masuk beban, dibebankan alternative dikapitalisasi aset terkualifikasi method kapitalisasi

kepada alternative methode.

Insurance Contract

IFRS 4, LK untuk insurer PSAK pembuat asunransi kontrak asuaransi transaksi

28,

akuntansi kerugian,

terkait

pada

casualty insurance & life insurance. Exploration IFRS 6, perlakuan PSAK 29 dan 33,

and Evaluation industri khusus Leases

perlakuan khusus 30 sewa, sama

IAS 17, substance over PSAK

from kontrak operating dengan IFRS lease capital lease Accounting for IAS 30, standar industri PSAK 31, standar industri Banking Industry perbankan dan institusi perbankan setara bank ditambah syariah. PSAK 31 mungkin akan dicabut, perbankan Indonesia, perbankan bersubstansi

mengikuti PSAK 50 dan 55. Agriculture IAS 41, fair value Belum diatur PSAK. biaya kecuali fair

dikurangi penjualan,

value tidak dapat diukur secara handal. Cost model; depreciated cost impaiment. Financial Instrument IAS 32, 39, definisi PSAK 41, 43, 50, 55, ISAK dikurangi

financial

instrument, 05, 06, definisi financial

financial assets, financial liabities. liability. Initial recognition at fair value plus Sama dengan IFRS. cost, FI diterbitkan dengan tariff

transaction

biasanya sama dengan bunga, bukan tariff pasar, harga haraga Pengukuran pengakuan awal : perolehan atau dicatat dengan harga

transaksi. transaksi. setelah Trading ; fair fair value, value

FVTPL ; perubahan nilai perubahan wajar diakui

sebagai masuk earnings. HTM, diukur pada

penghasilan. HTM; diukur

pada amortized cost AFS, fair value, perubahan

amortized cost Loan &

receivable, masuk ekuitas. Buletin teknis 3 (2008)

amortized cost AFS, fair fair

value. Mark to Model. value PSAK mungkin 31 akan perbankan dicabut,

Perubahan

masuk ekuitas.

cukup PSAK 50 dan 55. Impairment of IAS 36, penurunan nilai PSAK 48, sama dengan Assets aset berpengaruh pada IFRS. Pedoman PSAK ini LR disusun oleh Jan Hoesada tersedia di IAI. Share Based IFRS 2 PSAK 53, bila fire value tidak handal gunakan fair value instrument ekuitas

Payment

yang diterbitkan. Earning Pershare IAS 33, dilusi EPS untuk PSAK 56, sama dengan perode sajian di adjust IFRS kecuali basis EPS secara restrospektif. dan dilusi EPS harus juga di adjust dan

dipertanggungjawabkan secara retrospektif untuk business combination

dengan pooling of interest. Provision dan IAS Contingencies 37, penggunaan PSAK 57, tidak ada

tariff diskonto terakhir, pedoman khusus. risk-adjusted pada awal pengakuan. Adjust tariff setiap

tanggal LK. Discontinued Operation IFRS assets 5, non current PSAK 58, operasi dalam untuk penghentian, pengakuan

tersedia

dijual diukur dengan nilai dan pengukuran PSAK lan terbawa atau nilai wajar berlaku. dikurang pelepasan rendah yang biaya lebih FA masuk ke CA-ATLTUD (Aset Tersedia Tidak Untuk Lancar Dijual),

sudah diinsert pada PSAK 16

Perusahaan Tanpa PSAK Kena Sanksi Pada 2011 29 Jul 2010 Ekonomi Harian Ekonomi Neraca

Jakarta - Tahun ini adalah tahun terakhir bagi perusahaan dan perbankan yang belum menerapkan 13 Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan 6 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Pasalnya bila mereka ketahuan tidak menerapkan aturan itu tahun depan bakal terkena sanksi.

neraca

Sinyalemen ini langsung ditegaskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Bapepam-LK Erry Retno Wulandari mengatakan, PSAK dan ISAK yang berlaku secara bertahap.

"Aturan baru itu merujuk pada sistem International Financial Reporting Standard (IFRS) yang berlaku di banyak negara," katanya dalam Sosialisasi konvergensi PSAK ke IFRS bersama IAI di Hotel Ritz Calton, Pasific Place, SCBD Jakarta, Rabu (28/7).

Adapun PSAK yang berlaku terdiri dari PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan, referensi IAS 1. Kemudian disusul PSAK 2 tentang laporan arus kas (IAS 7), PSAK 4 tentang laporan keuangan konsolidasian dan tersendiri, PSAK 5 tentang segmen operasi, PSAK 12 tentang bagian partisipasi dalam ventura bersama, PSAK 15 tentang investasi pada entitas asosiasi, serta PSAK 19 terkait aset tidak berwujud.

Juga untuk PSAK 22, tentang kombinasi bisnis, PSAK 23 tentang pendapatan, PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntasi, Perubahan Estimasi Akuntansi Kesalahan, PSAK 48 tentang penurunan nilai aset serta PSAK 57 terkait provisi, liabilitas kontijensi aset kontijensi, dan terakhir PSAK 58 tentang aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual operasi yang dihentikan.

"Jika tidak diterapkan ada sanksinya, tergantung pelanggarannya. Terberat kita akan cabut ijin perusahaan efek. Ini juga bisa dilakukan untuk kantor akuntan publik-nya," kata Etty. Untuk ISAK yang akan berlaku pada 1 Januari 2011 meliputi ISAK 7, ISAK 9, ISAK 10 ISAK 11, ISAK 12, ISAK 14. Terdapat pula PSAK yang harus diberlakukan oleh perusahaan mulai 1 Januri 2012, diantaranya PSAK 3,8,18,24,28, 29, 34,36, 46, 53, 56. Serta ada 4 PSAK baru. Selainitu, ada ISAK yang akan berlaku di 2012 antara lain ISAK 13, ED ISAK 16, ED ISAK 15, ED ISAK 17.

"Jika mereka belum melakukan penyesuaian yang diharuskan di tahun 2011, maka mereka harus menggabungkan semuanya di tahun 2012," tambahnya. Dampak dari konvergensi ini nantinya

terdapat professional judgement serta pada ketergantungan kepada profesi penilai. Konvergensi juga mempertegas tanggung jawab manajeman atas laporan keuangannya.

Asal tahu saja Indonesia perlu menerapkan aturan ini karena Indonesia sebagai anggota International Federation of Accountants (IFAC) dan salah satu bagian dari negara G-20, siap menaikan kualitas pelaporan ikeuangannya. Untuk mencapai standardisasi international tersebut, Indonesia akan mengadopsi sistem International Financial Reporting Standard (IFRS).

Beragamnya aturan mengenai laporan keuangan yang harus disampaikan di berbagai pasar modal menimbulkan kesulitan dan biaya bagi perusahaan yang melakukan listing di BEI. Hal tersebut juga merupakan salah satu dari alasan diadopsinya sistem IFRS ini. "IFRS ini akan dimulai pada Januari 2012, namun sebelum itu akan ada sosialisasi sebelumnya dengan mengenalkan program PSAK (Pernyataan Standard Akutansi Keuangan) di awal tahun depan," ujarnya.

Sampai sekarang setidaknya sudah lebih dari 120 negara di dunia yang mengadopsi sistem ini. Oleh karena itu, Etty mengatakan bahwa sistem ini sebaiknya juga digunakan di Indonesia. Tidak hanya itu, badan Pasar Modal Dunia (International of Securuties Commision/IOSCO) telah mendorong Indonesia untuk menerapkan IFRS.

IFRS yang nantinya akan digunakan di Indonesia ternyata tidak ditelan begitu saja. Sistem itu nantinya akan disesuaikan de-ngan proses hukum yang berlaku di Indonesia. Mengenai karateristiknya, ada beberapa yang dapat disebutkan, yaitu menganut sistem Principle Based Approach yang memberikan penekanan pada interpretasi dan aplikasi dari prinsip, fokus pada pertm-bangan profesional untuk mendapatkan konkiusi akutansi, mengutamakan penggunaan fair value sebagai dasar pengukuran, dan keharusan untuk melakukan pengungkapan akan lebih luas.

Untuk tahap awal untuk memulai IFRS, Etty menyatakan bahwa Bapepam-LK akan mengeluarkan 13 PSAK dan enam interpretasi yang akan diberlakukan pada 1 Januari 2011. "Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas IFRS akah melindungi investor dalam negeri, karena dengan penerapan standar internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia," jelas Etty

Penerapan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 50 dan 55 tidak dapat ditunda lagi. Perbankan nasional kini diwajibkan menerapkan aturan itu sesuai standar internasional pada 2010, namun diprediksi hanya 30% atau sekitar 35 bank domestik yang mampu memenuhi standar tersebut.

Sementara itu, Ketua Perbanas Sigit Pramono mengatakan, hingga kini perbankan nasional masih tidak siap menerapkan aturan itu. Adapun alasannya ada tiga macam yaitu kebijakan dan prosedur, sumber daya manusia (SDM), dan aspek sistem teknologi informasi. "Hasil survey

Perbanas mengungkapkan bahwa sisi SDM yang telah memenuhi kualifikasi PSAK baru sekitar 45%," katanya.

Sedangkan dari sistem-teknologi informasi, rata-rata baru 30% yang telah memiliki sistem yang memadai dan sesuai standar PSAK. Bahkan masih ada bank yang .prosentasenya 0% dalam hal ini. Dari survei yang dilakukan terhadap 90% perbankan di Indonesia itu, disimpulkan bahwa baru 30% dari keseluruhan perbankan yang ada yang siap dalam implementasi peraturan tersebut. "Rata-rata dari ketiga aspek ini baru 30% perbankan yang telah memenuhi dan menerapkan," katanya

PRINSIP IAS 7 DAN (STATEMENT OF CASH FLOW) DAN PENEREPANNYA DI INDONESIA

(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional)

Disusun oleh: Candra Yuri Wiryaduta Farida Rachman Hesti Anggraini Sendy Yanersa 080810301005 080810301013 080810301014 080810301038

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2011