GEOMETRI KOMPLIT

download GEOMETRI KOMPLIT

of 71

description

GEOMETRI KOMPLIT

Transcript of GEOMETRI KOMPLIT

KUMPULAN MAKALAH DAN TUGAS SEKOLAH disini kita berlajar bareng untuk mencari artikel yang di butuhkan mudah-mudah berguna untuk saudara yang membutuhkan. mohon maaf apabila ada yang sama atau tercopy semata-mata dalam tahap pembelajaran Monday, 13 April 2015UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahDi taman kanak-kanak pada kelompok B sudah dikenalkan bentuk-bentuk geometri. Disini guru dituntut untuk dapat menjelaskan secara benar mengenai bentuk geometri. Tapi tidak semua guru mempunyai kemampuan untuk menjelaskan pembelajaran tersebut secara tepat kepada anak sehingga kebanyakan anak tidak tertarik dan tidak memahami penjelasan dari guru, seperti halnya di TK Budi Luhur khususnya Kelompok B.Selain belajar dengan guru anak dapat memanfaatkan alat peraga dan media sebagai sumber belajar. Namun tidak semua Taman Kanak-kanak mempunyai media dan alat peraga yang dapat digunakan dalam tiap kegiatan pengembangan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat kemampuan keuangan di Taman Kanak-kanak. Disinilah guru diminta untuk lebih kreatif dan terampil memanfaatkan berbagai media yang ada.Seperti kata seorang ahli Vygotskys kemampuan kognitif dan pola pikir bukanlah dasar yang ditentukan oleh faktor bawaan tetapi hasil dari aktivitas atau lingkungan di mana individu tersebut tinggal.Berdasarkan pendapat tersebut peneliti ingin memanfaatkan media yang ada yaitu balok, dengan mengenalkan bentuk geometri, dan berdasarkan pengamatan sehari-hari anak kurang memahami manfaat dari media balok.Dengan demikian akhirnya saya mengambil judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Metode Demonstrasi pada Anak Kelompok B TK Budi Luhur Kota Sukabumi.

B. Rumusan MasalahBagaimanakah upaya meningkatkan pengenalan bentuk-bentuk geometri dengan media balok melalui metode demonstrasi pada anak Kelompok B TK Budi Luhur Kota Sukabumi ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan PengembanganBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan perbaikan pembelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan alat peraga balok dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan PengembanganPerbaikan ini diharapkan bermanfaat bagi :1. Anak dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri.2. Guru untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan bentuk geometri dan kegunaannya.3. Lembaga, menambah koleksi media pengembangan bentuk-bentuk geometri pada Taman kanak-kanak.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian GeometriSalah satu cabang dari Matematika adalah Geometri. Geometri berasal dari bahasa Yunani yaitu geoyang artinya bumi danmetroyang artinya mengukur. Geometri adalah cabang Matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh Thales (624-547 SM) yang berkenaan dengan relasi ruang. Dari pengalaman, atau intuisi, kita mencirikan ruang dengan kualitas fundamental tertentu, yang disebut aksioma dalam geometri. Aksioma demikian tidak berlaku terhadap pembuktian, tetapi dapat digunakan bersama dengan definisi matematika untuk titik, garis lurus, kurva, permukaan dan ruang untuk menggambarkan kesimpulan logis.Menurut Novelisa Sondang bahwa Geometri menjadi salah satu ilmu Matematika yang diterapkan dalam dunia arsitektur; juga merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan bentuk, komposisi, dan proporsi. Muhamad Fakhri Aulia menyebutkan bahwa geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi.Alders (1961) menyatakan bahwa Geometri adalah salah satu cabang Matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, dan hubungannya antara yang satu dengan yang lain.

B. Pengertian BalokBalok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang, di mana setiap sisi persegipanjang berimpit dengan tepat satu sisi persegipanjang yang lain dan persegipanjang yang sehadap adalah kongruen. Berbagai kotak dan balok yang akan diperkenalkan kepada anak bisa dalam berbagai bentuk, antara lain kotak, persegi panjang, kubus, segitiga sama kaki, balok panjang, kepingan bulat lubang di tengah, persegi panjang lubang enam. Kegunaan balok adalah : a) memperkenalkan kepada anak berbagai bentuk kotak bangun yang bisa mereka lihat sehari-hari, b) mendorong anak membuat sesuatu dari bentuk kotak bangun sesuai dengan daya fantasi atau imajinasi dan kreativitas mereka, c) mengembangkan daya pikir dan kreativitas anak.Setelah memperkenalkan dan menyebutkan balok kepada anak kemudian anak-anak diuji satu persatu nama-nama balok bangun tersebut. Kemudian diberi contoh cara membuat kubah, rumah-rumahan, mobil-mobilan, dan sebagainya. Setelah anak memahami menggunakan balok maka berikutnya anak diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan atau mencoba membuat berbagai bentuk bangunan sesuai dengan fantasi dan imajinasi mereka.

C. Metode Demonstrasi1. Pengertian Metode DemonstrasiMetode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan.Menurut Muhibbin Syah (2000), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara pengerjaan sesuatu.

2. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasia. Manfaat Metode DemonstrasiManfaat psikologi pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut : a) perhatian anak dapat lebih dipusatkan, b) proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, c) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.Metode demonstrasi memiliki fungsi-fungsi yaitu dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak dan membantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir, konvergen dan berpikir evaluatif.

b. Tujuan Metode DemonstrasiDemonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode DemonstrasiKelebihan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut :a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda/peristiwa.b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.d. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.e. Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan eksperimen.f. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bila anak mencoba sendiri.Kelemahan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut :a. Anak didik terkadang suka melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil, sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal.b. Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.c. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Rancangan Kegiatan DemonstrasiPersiapan yang perlu dilakukan guru dalam merancang kegiatan demonstrasi adalah sebagai berikut : a) menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi, b) menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih, c) menetapkan bahan dan alat yang diperlukan, d) menetapkan langkah kegiatan demonstrasi, e) menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi.

5. Demonstrasi Kombinasi dengan EkpositoriTeknik ini bertujuan menjelaskan suatu proses fenomena dengan memperlihatkan prosesnya, yaitu sesuatu yang secara alamiah terjadi akan terjadi sebagai hubungan sebab-akibat.

6. Demonstrasi Kombinasi dengan SosiodramaTeknik ini sesuai untuk pengembangan sosial emosional dan moral agama. Selain itu teknik ini juga sesuai untuk mengembangkan bahasa anak, berbicara lancar dan berkomunikasi.

7. Demonstrasi Kombinasi dengan EksperimenTeknik ini bertujuan untuk membuktikan suatu perubahan sebagai akibat dari suatu tindakan. Teknik ini dekat dengan metode eksperimen karena merupakan satu rangkaian kegiatan dengan sesuatu yang didemonstrasikan.

8. Demonstrasi Kombinasi dengan Kegiatan KhususMetode demonstrasi dalam kegiatan khusus/tertentu merupakan metode pendamping atau cara pembelajaran tambahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan utama, Misalnya saja dalam kegiatan matematika, yaitu membilang atau mengenal jumlah bilangan, guru dapat mendemonstrasikan penggunaan potongan-potongan lidi untuk menjelaskan jumlah bilangan yang dimaksud.9. Implikasi Metode DemonstrasiMelalui kegiatan demonstrasi anak dapat mengenal bentuk-bentuk geometri dan dapat mengembangkan kreativitas.BAB IIIPELAKSANAAN PERBAIKAN PENGEMBANGAN

A. Subyek PenelitianPelaksanaan perbaikan pengembangan dilaksanakan di Kelompok B TK Budi Luhur Kota Sukabumi. Dengan jumlah anak yang diteliti sebanyak 13 orang anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan kemampuan kognitif. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, siklus ke 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Agustus s/d hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013, dengan mengambil tema Negaraku. Dan pada siklus ke 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 September s/d hari Jumat tanggal 6 September 2013 dengan mengambil tema masih sama Negaraku.

B. Deskripsi per SiklusPenelitian dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui metode demonstrasi dilaksanakan secara berulang dan berkesinambungan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari lima kali pertemuan atau tindakan kegiatan pengembangan. Satu siklus dibuat dalam lima RKM dan lima skenario perbaikan. Kegiatan dimulai dengan perencanaan tindakan perbaikan dengan dibuat Rancangan Satu Siklus dan Rencana Kegiatan, kemudian dilaksanakan dalam pengembangan di kelas, selama pembelajaran berlangsung sekaligus dilakukan pengamatan proses dan hasilnya sebagai bahan untuk refleksi dan sebagai bahan perbaikan berikutnya.Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian per siklus adalah sebagai berikut:Siklus 11. Tahap Perencanaana. Tindakan yang akan dilaksanakan / alternative perbaikan siklus ke I tema yang digunakan adalah Negaraku. Rencana kegiatan dituangkan ke dalam RKH yang sesuai dengan tindakan perbaikan yaitu untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bnetuk geometri melalui metode demonstrasi di kelompok B adalah sebagai berikut :RKH 1 :Kegiatan anak adalah untuk kemampuan yang sesuai indikator senang bermain dengan teman melalui bercakap-cakap bermain balok. Dalam RKH I ini kegiatan pembukaan anak di ajak bercakap-cakap bermain balok. Di kegiatan inti anak diajak memasangkan bentuk geometri pada benda 3 dimensi dan di kegiatan penutup anak diajak mengucapkan syair Indonesia.RKH 2 :Kegiatan anak adalah untuk kemampuan yang sesuai indikator Tanya jawab Bentuk Kitab.Dalam RKH 2 ini kegiatan pembukaan anak diajak tanya jawab bentuk-bentuk kitab. Di kegiatan inti anak melaksanakan kegiatan meniru membuat garis tegak, datar, miring dan lingkaran.RKH 3 :Kegiatan anak adalah untuk kemampuan yang sesuai indikator menyanyi bendera merah putih. Dalam RKH 3 ini pada kegiatan pembukaan anak diajak menyanyi lagu bendera merah putih. Di kegiatan inti anak diajak mengenal bentuk-bentuk geometri melalui demonstrasi membentuk gedung sekolah, kemudian dikegiatan penutup anak diajak bercakap-cakap Bendera.RKH 4 :Kegiatan anak adalah untuk kemampuan yang sesuai indikator bercakap-cakap pigura tempat menyimpan photo. Dalam RKH 4 ini kegiatan pembukaan anak diajak bercakakp-cakap Pigura tempat menyimpan photo Presiden. Di kegiatan inti anak diajak demontrasi membuat bentuk Istana Presiden. Kemudian di kegiatan penutup anak diajak tanya jawab melengkapi kelimat sederhana.RKH 5 :Kegiatan anak adalah untuk kemampuan yang sesuai indikator menyebutkan suara huruf awal benda-benda di sekitar. Dalam RKH 5 ini kegiatan pembukaan praktek langsung menyebutkan suara huruf awal benda di sekitar, di kegiatan ini anak diajak demonstrasi membuat monas dari balok, kemudian pada kegiatan penutup anak di ajak tanya jawab mengungkapkan pendapat.

b. Langkah-langkah Perbaikan Tahap Pelaksanaan Tindakan PerbaikanTindakan siklus ke 1 pertemuan pertamaPada kegiatan pengembangan anak diajak duduk di karpet. Guru mengajak anak untuk bercakap-cakap bermain balok. Guru memperlihatkan macam-macam bentuk balok dan menegaskan nama bentuk-bentuk balok, warnanya dan dari bahan apa balok ini dibuat. Guru memperlihatkan bentuk-bentuk geometri yang dibuat dari triplek dan dilapisi kertas warna bentuk-bentuk balok, warnanya dan dibuat dari triplek dan dilapisi kertas berwarna. Guru mengajak anak untuk menggambar bentuk geometri persegi, segitiga, persegi panjang.Tindakan siklus ke 1 pertemuan keduaAnak diajak duduk di atas karpet, guru menyiapkan kitab-kitab, Al Quran, dan Injil. Guru mengajak anak untuk mengamati bentuk-bentuk kitab dan bertanya apa bentuk kitab-kitab ini. Juga guru menjelaskan isi kitab ini yaitu pedoman untuk hidup, lalu memperlihatkan lembar kerja meniru membuat garis tegak, datar, miring dan lingkaran. Guru memberikan tugas pada anak untuk meniru garis-garis itu dengan spidol.Tindakan siklus ke 1 pertemuan ketigaPada pertemuan ketiga ini peneliti mengajak anak-anak untuk menyanyi lagu bendera merah putih, anak-anak dibawa ke depan kelas dan berdiri dengan rapi, guru bertanya apa bentuk dari bendera merah putih ini. Setelah selesai kegiatan ini guru mengajak anak untuk duduk di karpet secara klasikal. Guru menyiapkan balok-balok yang dibuat dari kayu dengan ukuran yang besar dan bermacam-macam warna, guru mendemonstrasikan membuat gedung sekolah dari balok-balok itu. Guru memberi kesempatan pada anak untuk mendemonstrasikan membuat gedung sekolah.

Tindakan siklus ke 1 pertemuan keempatPada pertemuan keempat ini peneliti mengajak anak duduk di karpet dan memperkenalkan alat peraga pigura photo presiden dan wakil presiden. Guru mengajak anak-anak untuk mengamati bentuk dari pigura dan guru memotivasi anak untuk mengungkapkan bentuk pigura yang ada di sekolah juga pigura yang sudah anak-anak lihat di rumahnya. Setelah selesai bercakap-cakap guru mengajak anak-anak untuk membuat gedung presiden dari balok. Guru mendemontrasikan cara membuat gedung presiden dengan balok-balok, anak-anak mengamati gedung presiden buatan ibu guru dan peneliti memberi kesempatan pada anak untuk membuat gedung presiden dengan diberi kebebasan pada anak boleh sama dan bentuk yang lain, pada kegiatan ini mengerjakannya secara berkelompok.Tindakan siklus ke 1 pertemuan kelimaPada kegiatan ini pengembangan secara klasikal anak duduk di kursi. Guru menyiapkan bentuk-bentuk geometri dan kartu huruf menyebutkan suara huruf awal. Guru mengambil salah satu bentuk geometri segitiga dan bertanya huruf awal apa segitiga ini, guru menyuruh salah satu anak untuk mencari huruf awal dan kata segitiga.Setelah selesai anak diajak duduk berkelompok, guru mendemonstrasikan membuat tugu monas dari balok kayu, anak mengamati tugu monas buatan ibu guru, sambil mengamati guru bertanya bentuk balok apa yang digunakan, setelah anak mengamati peneliti memberi kesempatan anak untuk mendemonstrasikan membuat tugu monas dari balok kayu.2. Tahap PelaksanaanProdesur Pelaksanaan PTKTujuan dari pelaksanaan pengembangan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui metode demonstrasi, agar tujuan tercapai secara maksimal dan sesuai dengan harapan, maka dalam pelaksanaannya dibutuhkan bantuan orang lain. Adapun dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh penilai dan supervisor sebagai berikut : Pengembangan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan diawali dengan Kegiatan awal pada jam 7.30 anak berbaris, berdoa, bernyanyi dan bercakap-cakap tentang tema.1. Pertemuan IPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap sesuai tema Negaraku secara klasikal, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik halus, menggambar bentuk persegi panjang. Kemudian kelompok 2 pengembangan kognitif, memasang bentuk geometri pada benda 3 dimensi dan kelompok 3 pengembangan agama menarik garis tempat ibadah dengan nama agama. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu setelah selesai, semua anak satu persatu secara bergantian mencuci dan melap tangan, kemudian secara bersama-sama berdoa sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan bermain di luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan demonstrasi mengucapkan syair Indonesia pengembangan bahasa. Evaluasi kegiatan satu hari diakhir kegiatan anak bernyanyi dan berdoa untuk pulang.2. Pertemuan IIPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan Tanya jawab bentuk kitab, kemudian menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, meniru membuat garis tegak, datar, miring dan lingkaran, kelompok 2 pengembangan kognitif, tanya jawab menyebutkan kembali benda-benda yang sudah diperlihatkan, kelompok 3 pengembangan kognitif membilang bilangan 1-5 dengan benda-benda, setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu anak satu persatu secara bergantian mencuci dan melap tangan, kemudian secara bersama-sama berdoa sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan bermain di luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan bercerita dengan alat peraga Indonesia, bernyanyi dan berdoa untuk pulang.

3. Pertemuan IIIPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bernyanyi sesuai tema Bendera Merah Putih secara klasikal, menjelaskan kegiatan hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik halus, menggunting bentuk bendera, kemudian kelompok 2 pengembangan kognitif membentuk gedung sekolah, kelompok 3 pengembangan motorik kasar melompat dengan 1 kaki. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, setelah semua anak bergantian mencuci dan melap tangan, kemudian secara bersama-sama berdoa sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan dengan bermain. Kegiatan penutup diisi dengan bercakap-cakap Bendera, evaluasi kegiatan satu hari diakhiri bernyanyi dan berdoa untuk pulang.

4. Pertemuan IVPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap Pigura Tempat Menyimpan Photo Presiden, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik kasar, melompat dengan 2 kaki, kelompok 2 pengembangan motorik halus, kelompok 3 pengembangan kognitif menempel bentuk persegi panjang dari kecil ke besar. Kegiatan penutup diisi dengan tanya jawab melengkapi kalimat sederhana pengembangan bahasa, evaluasi kegiatan satu hari diakhiri bernyanyi dan berdoa untuk pulang.

5. Pertemuan VPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan menyebutkan suara huruf awal benda di sekitar, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik kasar, praktek langsung ritmik, kelompok 2 pengembangan motorik halus membuat monas dari lokal, kelompok 3 pengembangan kognitif menempel bentuk geometri. Kegiatan penutup diisi dengan tanya jawab mengungkapkan pendapat pengembangan nilai-nilai agama dan moral, evaluasi kegiatan satu hari diakhiri bernyanyi dan berdoa untuk pulang.

3. Tahap PengamatanTahap ini dilaksanakan setelah tindakan perbaikan pada siklus 1, peneliti mengumpulkan data dari hasil pengamatan selama proses kegiatan berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan dasar dalam melakukan refleksi perbaikan untuk siklus berikutnya.Pada tahap ini peneliti menggunakan sistem observasi, adapun instrument dari pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

4. RefleksiPada tahap refleksi setiap hari pada kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana Kegiatan Harian 1-5 siklus ke 1. Dalam penelitian ini ditemukan kelemahan dan kekuatan dalam merancang dan melakukan kegiatan pembelajaran seperti kekuatan dan kelemahan dalam menggunakan media balok.

Siklus 21. Tahap Perencanaana. Pada siklus ke 1 masih belum mencapai hasil yang maksimal maka dilakukan Siklus 2, dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri di kelompok B melalui metode demonstrasi harus lebih menarik. Tema yang digunakan masih tetap Negaraku. Adapun rancangannya sebagai berikut :RKH 1 :Kegiatan anak adalah kemampuan yang sesuai indikator menyanyi lagu Bendera Merah Putih dalam pembukaan. Kegiatan inti anak diajak demonstrasi meronce bentuk lingkaran, persegi,.RKH 2 :Dalam RKH 2 ini kegiatan pembukaan anak diajak menangkap dan melempar bola. Kegiatan inti anak diajak demonstrasi membuat alat perkusi.RKH 3 :Kegiatan anak adalah kemampuan yang sesuai indikator. Dalam RKH 3 ini pembukaan anak diajak menyanyi lagu Ibu Kartini, kegiatan inti anak demonstrasi membentuk rumah Ibu Kartini dengan balok-balok.RKH 4 :Kegiatan anak adalah kemampuan yang sesuai indikator. Dalam RKH 4 ini pembukaan anak diajak bercakakp-cakap Hari Kemerdekaan, kegiatan ini demontrasi membentuk gapura dengan balok.RKH 5 :Kegiatan anak adalah kemampuan yang sesuai indikator. Dalam RKH 5 ini pembukaan anak diajak demonstrasi syair Sukabumi, kegiatan inti demonstrasi menghias sekolah dengan roncean bentuk segitiga, persegi, lingkaran.b. Langkah-langkah Perbaikan :Tindakan siklus ke 2 pertemuan pertamaPada kegiatan pengembangan anak diajak berbaris di depan kelas dengan rapi. Peneliti memperlihatkan bendera merah putih dan mengajak anak menyanyikan lagu bendera merah putih lalu menunjukkan bentuk apa bendera dan warna apa bendera merah putih itu. Setelah itu mengulangi lagu bersama-sama.Selanjutnya demonstrasi meronce bentuk lingkaran-persegi-lingkaran-persegi, anak duduk berkelompok. Peneliti mendemonstrasikan cara meronce, dimulai dari bentuk persegi dimasukkan (dilem) dengan benang lalu lingkaran dimasukkan (dilem) dengan benang dan seterusnya sampai selesai.Tindakan siklus ke 2 pertemuan keduaKegiatan pengembangan menangkap/melempar bola, anak dibawa ke aula lalu membuat lingkaran sambil menyanyi. Setelah itu peneliti memberi umpan pada salah satu anak, lalu anak melemparkan kembali pada peneliti begitu seterusnya sampai semua anak mendapat giliran.Pada kegiatan demonstrasi membuat alat perkusi, peneliti membagikan kaleng bekas susu berbentuk silinder dan biji simpoa, lalu kertas berwarna untuk hiasan. Lalu peneliti menanyakan kaleng dan biji simpoa berbentuk apa.Peneliti mendemonstrasikan mengisi kaleng dengan biji simpoa dan bagian atas kaleng yang terbuka ditutup dengan karton, kemudian kaleng diberi lem lalu ditempel dengan kertas warna. Setelah semua anak selesai lalu didemonstrasikan untuk membunyikan kaleng.Tindakan siklus ke 2 pertemuan ketigaPada kegiatan demonstrasi menyanyi lagu Ibu Kita Kartini, peneliti mengajak anak-anak ke depan kelas berbaris dengan rapi. Peneliti memperlihatkan balok dan bertanya bentuk apa balok-balok yang diperlihatkan oleh peneliti.Setiap anak diberi dua bentuk balok, lalu peneliti mendemonstrasikan menyanyi Ibu Kita Kartini sambil menepukkan kedua balok di tangan kanan dan kiri. Setelah itu peneliti mengajak semua anak menyanyi Ibu Kita Kartini secara serempak diiringi dengan tepukan balok.Selanjutnya demonstrasi membentuk rumah Ibu Kartini. Peneliti menyiapkan balok-balok lalu bertanya pada anak bentuk apa balok yang diperlihatkan. Peneliti mendemonstrasikan membuat rumah Ibu Kartini, lalu anak diajak untuk mengamati bentuk rumah Ibu Kartini, setelah itu peneliti memberi kesempatan pada anak untuk mendemonstrasikan membentuk rumah Ibu Kartini, anak dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 3 orang anak, setelah selesai peneliti memberi reward pada kelompok yang berhasil.Tindakan siklus ke 2 pertemuan keempatPada kegiatan bercakap-cakap hari kemerdekaan peneliti menyiapkan media sepeti bendera merah putih dan gambar gapura. Peneliti mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu wajib, lalu peneliti mengajak anak-anak untuk aktif dan berinteraksi dalam percakapan hari kemerdekaan.Selanjutnya demontrasi membentuk gapura dengan balok. Peneliti mendemontrasikan cara membentuk gapura dari balok dan bertanya kepada anak-anak bentuk apa balok-balok yang dipergunakan.Peneliti mengajak anak-anak mengamati bentuk gapura itu. Anak diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan membentuk gapura. Setelah selesai peneliti memberi reward dan mengajak anak-anak merapikan balok-balok.Tindakan siklus ke 2 pertemuan kelimaPada kegiatan ini peneliti mengajak anak untuk mengucapkan syair yang diberi judul Sukabumi. Peneliti mengucapkan syair sampai selesai dan anak-anak mendengarkan. Setelah itu peneliti mengucapkan satu baris lalu diucapkan kembali oleh anak. Peneliti mengucapkan baris ke 2 lalu diikuti oleh anak begitu seterusnya sampai selesai.Pada kegiatan ini mengajak anak untuk mendemontrasikan hasil roncean pertemuan ke 1 siklus ke 2 (hari Senin). Untuk menghias sekolah, anak diajak keluar kelas untuk menempelkan hasil ronceannya pada dinding. Setelah selesai peneliti mengajak anak untuk mengamati hiasan dinding itu dan menanyakan bentuk apa saja roncean itu.

2. Tahap Pelaksanaana. Prodesur Pelaksanaan PTKTujuan dari pelaksanaan pengembangan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui metode demonstrasi. Adapun dalam pelaksanaan siklus 2 ini peneliti dibantu oleh penilai dan supervisor sebagai berikut : Penilai 1 adalah Ibu Dra. Sri Hastuti, M.Pd, Penilai 2 adalah Ibu Riva Siti Nurfatimah, S.Pd. AUD. Sedangkan supervisor 1 adalah Bapak Drs. Tonny K. Suhandi, MM dan supervisor 2 adalah Ibu Hj. Adah Satriah, S.Pd.MM.

b. Prodesur Umum Kegiatan Pengembangan Pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung seperti pembelajaran biasa. Kegiatan awal dimulai pada jam 7.30, anak berbaris, berdoa, bernyanyi dan bercakap-cakap tentang tema yang dilakukan hari ini.Kegiatan inti dari jam 08.00 sampai 09.30, diisi dengan pengembangan motorik halus, kognitif dan bahasa/motorik kasar. Dari jam 09.30 sampai jam 10.00 anak istirahat makan dan main di luar/dalam kelas, dari jam 10.00 sampai jam 10.15 diisi bercakap-cakap/nasehat dari jam 10.15 sampai jam 10.30. evaluasi kegiatan hari ini, nyanyi, doa dan pulang pukul 10.30.

c. Prodesur Kegiatan Pengembangan 1. Pertemuan IPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap sesuai tema hari ini dilanjutkan dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik kasar, menari cublak-cublak suweng, kelompok 2 pengembangan kognitif, demonstrasi meronce bentuk lingkaran dan persegi, kelompok 3 pengembangan motorik halus, menggambar. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas semua, anak satu persatu secara bergantian mencuci dan melap tangan, kemudian berdoa dan makan bersama, dilanjutkan bermain di luar/di dalam kelas. Kegiatan penutup diisi dengan bercakap-cakap tentang tidak mengganggu teman

2. Pertemuan IIPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap tentang tema hari ini dilanjutkan dengan melempar/menangkap bola dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, demonstrasi membuat alat perkusi, kelompok 2 pengembangan kognitif, menggunakan balok dari kecil sampai besar, kelompok 3 pengembangan bahasa, menghubungkan tulisan dan simbol, setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, anak satu persatu secara bergantian mencuci, kemudian berdoa dan makan bersama, kemudian dilanjutkan bermain di luar kelas/di dalam kelas, di kegiatan penutup diisi dengan nasehat memberi dan membalas salam.3. Pertemuan IIIPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap tentang tema hari ini dilanjutkan dengan menyanyi :Ibu Kartini dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik kasar, gerak dan lagu Ibu Kita Kartini, kelompok 2 pengembangan motorik halus demonstrasi membentuk rumah ibu Kartini dengan balok, kelompok 3 menulis angka 6-10. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas semua, anak satu persatu secara bergantian mencuci tangan, kemudian berdoa dan makan bersama, dilanjutkan bermain di luar kelas/di dalam kelas, kegiatan penutup diisi dengan bercakap-cakap Sopan santun.4. Pertemuan IVPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan bercakap-cakap tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik kasar, senam suruhan, kelompok 2 pengembangan kognitif, demonstrasi membentuk gapura dengan balok, kelompok 3 pengembangan motorik halus, mozaik bentuk bendera, setelah itu anak dirolling sampai semua anak tugasnya tuntas. Semua anak satu persatu mencuci tangan, doa untuk makan, dilanjutkan bermain di dalam/luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan tanya jawab menghemat air.

5. Pertemuan VPertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen bercakap-cakap tentang tema hari ini, mengucapkan syair Sukabumi dilanjutkan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik halus demonstrasi menghias sekolah, kelompok 2 pengembangan kognitif mengucapkan huruf konsonan pada Kota Sukabumi, kelompok 3 pengembangan agama, mewarnai gambar gereja. Di kegiatan penutup diisi dengan nasehat melaksanakan tugas harus selesai.

1. Tahap PengamatanPada tahap pengamatan peneliti akan melakukan praktek pengembangan dengan balok ukuran sedang, kemudian peneliti mengamati seluruh kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan alat penilaian observasi/ pengamatan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa instrument untuk merekam data yang akan dibutuhkan.

2. RefleksiTahap ini merupakan tahap evaluasi/penilaian dan kritik sehingga dimungkinkan terdapat perubahan-perubahan yang dibutuhkan. Kegiatan ini dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari refleksi ini dianalisis dan selanjutnya digunakan sebagai bahan penyempurnaan yang dilakukan pada siklus 2.Adapun kekuatan tindakan perbaikan ini dapat merancang kegiatan dengan bervariatif dan bisa menyajikan kegiatan dengan baik, kelemahannya adalah kurang maksimalnya dalam penguasaan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, penataan kegiatan/pengelolaan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap anak.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Sebelum Diberi TindakanSebelum diberi tindakan, melakukan observasi kepada anak dan diskusi dengan teman sejawat dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi anak dalam kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri.Dari hasil penelitian kondisi sebelum tindakan perbaikan pengembangan menunjukkan ketuntasan dalam berkemampuan mengenal bentuk geometri anak hanya sebesar 46%, sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdapat 54% anak yang masih belum mencapai ketuntasan dalam mengenal bentuk geometri.

B. Deskripsi PersiklusPenelitian ini dilaksanakan melalui siklus yang berulang-ulang serta berkesinambungan dan dilaksanakan dalam 2 siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari lima tindakan kegiatan pengembangan. Adapuna tema yang digunakan adalah tentang Negaraku dan tema pada siklus ke 2 masih tentang Negaraku.

1. Hasil Penelitian Siklus 1a. Perencanaan Siklus 1Perencanaan tindakan disusun meliputi pembuatan perencanaan pembelajaran berupa skenario perbaikan dan Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan tema Negaraku, metode yang digunakan untuk perkembangan kognitif adalah metode demonstrasi.b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari lima pertemuan, dimulai pada hari Senin, tanggal 26 Agustus sampai hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013, dengan paparan sebagai berikut :1. Pertemuan I (Senin, tanggal 25 Agustus 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema dan bercakap-cakap bermain balok, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, menggambar bentuk persegi panjang, kelompok 2 pengembangan kognitif memasang bentuk geometri pada benda 3 dimensi, kelompok 3 pengembangan agama, menarik garis tempat ibadah dengan nama agama. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu setelah semua kelompok tuntas tugasnya, semua anak satu persatu secara bergantian mencuci dan melap tangan, kemudian secara bersama-sama berdoa sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan dengan bermain di luar kelas. Di kegiatan penutup diisi dengan syair Indonesia. Evaluasi kegiatan satu hari di akhir kegiatan nyanyi, doa, pulang.2. Pertemuan II (Selasa, tanggal 26 Agustus 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema, tanya jawab bentuk kitab dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, meniru membuat garis tegak, datar, miring, kelompok 2 pengembangan kognitif menyebutkan kembali benda-benda yang sudah diperlihatkan. Kelompok 3 menyebutkan bilangan 1-5 dengan benda-benda. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian lalu setelah kelompok tuntas semua anak satu persatu cuci tangan, kemudian bersama-sama berdoa sebelum/sesudah makan dilanjutkan dengan bermain di luar kelas. Pada bagian penutup diisi dengan bercerita. Evaluasi satu hari diakhiri dengan kegiatan nyanyi, doa, pulang.3. Pertemuan III (Rabu, tanggal 27 Agustus 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema, menyanyi bendera merah putih dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, menggunting bentuk bendera, kelompok 2 pengembangan kognitif membentuk gedung sekolah, kelompok 3 pengembangan motorik kasar melompat dengan 1 kaki. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian lalu setelah kelompok tuntas semua anak satu persatu cuci tangan kemudian bersama-sama berdoa sebelum/sesudah makan dilanjutkan dengan bermain di luar kelas. Pada bagian penutup bercakap-cakap bendera, evaluasi satu hari diakhiri dengan kegiatan nyanyi, berdoa, dan pulang.4. Pertemuan IV (Kamis, tanggal 29 Agustus 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema, bercakap-cakap pigura tempat menyimpan photo presiden dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik kasar melompat dengan 2 kaki. Kelompok 2 pengembangan motorik halus membuat bentuk istana presiden, kelompok 3 pengembangan kognitif menempel bentuk persegi panjang dari kecil ke besar. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu anak satu persatu cuci tangan kemudian bersama-sama, berdoa, sebelum/sesudah makan, dilanjutkan dengan bermain di luar, kegiatan penutup diisi dengan melengkapi kalimat sederhana, evaluasi kegiatan satu hari diakhiri dengan nyanyi, doa, pulang.5. Pertemuan V (Jumat, tanggal 30 Agustus 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema, dan menyebutkan suara huruf awal benda di sekitar, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik kasar ritmik, kelompok 2 pengembangan motorik halus membentuk monas dari balok, kelompok 3 pengembangan kognitif menghitung dan menempel bentuk geometri. Setelah itu anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu anak satu persatu cuci tangan kemudian bersama-sama, berdoa, sebelum/sesudah makan, dilanjutkan dengan bermain di luar, pada kegiatan penutup diisi dengan tanya jawab, evaluasi kegiatan satu hari diakhiri dengan nyanyi, doa, pulang.c. Pengamatan Siklus 1Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pengembangan berlangsung diperoleh data anak yang belum berkembang sebesar 31%, mulai berkembang 23%, berkembangan sesuai harapan 46%. Maka keberhasilan pada siklus ke 1 ditemukan minat anak masih rendah dalam kemampuan mengenal bentuk geometri. d. Refleksi Siklus 1Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pengembangan dari pertemuan ke 1 sampai dengan pertemuan ke 5 pada siklus 1, maka dapat diketahui ternyata pada siklus 1 masih ada kekurangan. Hal ini dipengaruhi oleh penguasaan materi dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang maksimal.

2. Hasil Penelitian Siklus 2a. Perencanaan Siklus 2Berdasarkan hasil penelitian di siklus 1 masih ada kekurangan sehingga harus diadakan siklus 2. Perencanaan tindakan yang disusun dalam siklus 2 meliputi pembuatan perencanaan pengembangan berupa skenario perbaikan dan RKH dengan tema masih tetap Negaraku, metode yang digunakan untuk pengembangan kognitif adalah demonstrasi.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II1. Pertemuan I (Senin, tanggal 2 September 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema menyanyi bendera merah putih, menjelaskan kegiatan pada hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik kasar menari, kelompok 2 pengembangan kognitif meronce bentuk lingkaran, persegi, kelompok 3 pengembangan motorik halus menggambar, anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu cuci tangan satu persatu kemudian berdoa sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan bermain di luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan bercakap-cakap, evaluasi kegiatan satu hari di akhir kegiatan nyanyi, doa, pulang.2. Pertemuan II (Selasa, tanggal 3 September 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen dan pengembangan motorik kasar menangkap, melempar bola, pembahasan sub tema, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu :Kelompok 1 pengembangan motorik halus, demonstrasi membuat alat perkusi, kelompok 2 pengembangan kognitif mengurutkan balok dari kecil ke besar, kelompok 3 pengembangan bahasa menghubungkan tulisan dan simbol. Anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian lalu cuci tangan, kemudian berdoa sebelum dan sesudah makan dilanjutkan bermain di luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan nasehat memberi dan membalas salam. Evaluasi kegiatan satu hari, bernyanyi, doa, pulang.3. Pertemuan III (Rabu, tanggal 3 September 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, nyanyi, absen, pembahasan sub tema, menyanyi Ibu Kita Kartini dan menjelaskan kegiatan hari ini yaitu : Kelompok 1 pengembangan motorik kasar gerak dan lagu Ibu Kita Kartini, kelompok 2 pengembangan motorik halus demonstrasi membentuk rumah Ibu Kita Kartini, kelompok 3 pengembangan kognitif menulis angka 6-10. Anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, kemudian anak-anak cuci tangan satu persatu , bersama-sama berdoa sebelum/sesudah makan dilanjutkan bermain di luar kelas. Kegiatan penutup diisi dengan bercakap-cakap Sopan Santun, evaluasi satu hari, bernyanyi, doa, dan pulang.4. Pertemuan IV (Kamis, tanggal 4 September 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, pembahasan sub tema, bercakap-cakap Hari Kemerdekaan menjelaskan kegiatan hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik kasar senam suruhan, kelompok 2 pengembangan kognitif demonstrasi membentuk gapura dengan balok, kelompok 3 pengembangan motorik halus mozaik bentuk bendera. Anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu cuci tangan satu persatu kemudian berdoa bersama-sama sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan main di luar, evaluasi kegiatan satu hari, bernyanyi, doa, pulang.5. Pertemuan V (Jumat, tanggal 6 September 2013)Pertemuan diawali dengan berdoa, bernyanyi, absen, dan pembahasan sub tema, loncat di atas ban, syair Sukabumi menjelaskan kegiatan hari ini yaitu kelompok 1 pengembangan motorik halus menghias sekolah, kelompok 2 pengembangan kognitif mengucapkan konsonan pada Kota Sukabumi, kelompok 3 pengembangan mewarnai gambar gereja. Anak dirolling sampai tuntas tugasnya secara bergantian, lalu cuci tangan satu persatu, lalu berrdoa bersama-sama sebelum dan sesudah makan, dilanjutkan dengan main di luar kelas. Evaluasi kegiatan satu hari diakhiri, bernyanyi, doa, pulang.

c. Pengamatan Siklus 2Berdasarkan hasil penelitian pada siklus ke 2 ditemukan minat anak meningkat dalam kemampuan mengenal bentuk geometri yaitu sebesar 85%, hal ini terlihat pada indikator menciptakan 3 bentuk dari kepingan geometri kemampuan anak sudah maksimal.

d. Refleksi Siklus 2Setelah menganalisa data dari hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan siklus 2, diperoleh hasil yang baik yaitu hampir semua anak mencapai indikator yang ditargetkan, hal ini diperoleh oleh faktor kekuatan yang dimiliki guru dalam memahami minat dan kebutuhan anak, memahami kurikulum dan memberikan motivasi kepada anak.

C. Pembahasan dari Setiap SiklusDari hasil penelitian yang dilakukan dalam 2 siklus, diperoleh data yang dideskripsikan yaitu hasil siklus 1 ketuntasan sebesar 54% dan siklus 2 sebesar 85% dengan pola pengembangan yang lebih baik, sehingga memudahkan munculnya inspirasi, dengan media yang bervariatif dapat meningkatkan motivasi anak.Pada kegiatan siklus 1 masih banyak kekurangan, peneliti hanya menggunakan media balok kayu ukuran besar, jadi kreativitas anak kurang berkembang. Hasil yang diperoleh sebelum tindakan mencapai 20%, setelah dilakukan tindakan perbaikan menjadi 54%. Hasil yang diperoleh ini kurang maksimal sehingga peneliti melakukan lagi tindakan perbaikan pada siklus 2.Pada pelaksanaan siklus 2 ini peneliti menambah dan mengganti media pengembangan agar anak lebih termotivasi untuk berkreasi. Media balok pada siklus 1 yang berukuran besar diganti dengan ukuran sedang dan warna yang lebih menarik, peneliti juga menambah media geometri ini dengan bentuk geometri yang dibuat dari triplek dengan ukuran yang besar, dan bentuk geometri yang dibuat dari kertas asturo dengan ukuran lebih kecil dan warna-warna yang menarik.BAB VSIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. SimpulanBerdasarkan hasil penemuan penelitian tindakan kelas, upaya meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui metode demonstrasi pada anak kelompok B di TK Budi Luhur, maka dapat disimpulkan yang terlihat pada siklus ke 1 dan siklus ke 2 yang menunjukkan peningkatan sebagai berikut :a. Anak dapat mengenal, menyebutkan dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri dengan baik.b. Dengan menggunakan media yang bervariasi dapat meningkatkan kreativitas anak dalam mendemonstrasikan membentuk bangunan seperti contoh guru dan hasil ciptaan anak sendiri.c. Anak sudah memperlihatkan perhatian dengan duduk tenang.

B. Saran dan Tindak LanjutDengan berdasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat tentang upaya meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui metode demonstrasi, maka disarankan kepada :a. Guru, hendaknya dapat menggunakan media pengembangan dengan berbagai variasi sehingga dapat menarik minat anak.b. Anak, hendaknya lebih kreatif dalam menuangkan ide-idenya. Dan terbukti dengan menggunakan media yang bervariasi dapat meningkatkan kreatifitas anak dalam mengenal bentuk geometri.

Adapun untuk tindak lanjut hendaknya guru dapat menggunakan media pengembangan yang bervariasi untuk meningkatkan kreatifitas anak.

DAFTAR PUSTAKA

http:\\www.google.com.blogspot.pengertian geometri Muhibbin Syah (2000). Pengertian Metode Demonstrasi.Syaiful Bahri Djamarah. Pengertian Demonstrasi.

UFO Komputer Weleri (2011). Latar Belakang Dikenalkan Bentuk-bentuk Geometri.

Williams. Ciri-ciri Perilaku Kognitif.Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.

Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2008). Metode Pengembangan Kognitif.

Posted by happy TV.MOVIES at 00:46 Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to PinterestNewer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom) About Me

happy TV.MOVIES View my complete profile Blog Archive 2015 (17) April (17) LAPORAN PG PAUD Kisah Mengharukan Gadis Cantik Penderita Kanker Li... Kisah Teladan Islami Si Tukang Batu Yang Di Cium R... MAKALAH OLAHRAGA WANITA ISTIMEWA HUMKUM MEMOTONG RAMBUT PENDEK SIRAMAN QOLBU MACAM-MACAM BENCANA ALAM KERAJAAN MATARAM ISLAM MAKALAH KERAJAAN TARUMA NEGARA MAKALAH KERAJAAN TARUMA NEGARA MAKALAH KERAJAAN SINGASARI MAKALAH BALI KUNO MAKALAH KERAJAAN MAKASAR CONTOH LEMBAR KERJA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK G... KARYA ILMIAH TENTANG BANJIR

Picture Window template. Powered by Blogger. BAB I PENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahAnak usia dini merupakan anak yang berada dalam rentang usia 0 sampai dengan 8 tahun (Solahudin, 1997:23). Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri yang menonjol pada anak usia dini. Anak usia pra sekolah adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan cepat dan sangat mendasar dalam kehidupan (Solahudin, 1997 : 42)Pada hakekatnya taman kanak-kanak adalah tempat anak-anak bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Program Pendidikan Prasekolah bukan usaha percepatan untuk menguasai pelajaran. Atas dasar konsep bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain dengan berbagai alat bantu belajar serta metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan, minat, kemampuan serta tingkat perkembangan anak (Depdikbud dalam DESPINA, 2005:2)Pendidikan di taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan paling dasar dan memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.Pendidikan di taman kanak-kanak merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini.Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir (Mansur, 2005: 33). Keat menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses mental yangmencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatanperbandingan, berfikir dan mengerti (Endang Purwanti dan Nur Widodo, 2005: 40). Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan informasi yang 12Lilis Supriatin, 2014Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronceUniversitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edumenjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah dan pembentukan konsep.Hal ini juga menjangkau kreativitas, imajinasi dan ingatan. Anak usia 5-6 tahun berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas. Anak mulai mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis. Namun, pada tahap ini anak masih egosentris. (Slamet Suyanto, 2005: 55).Caroll Seefelt dan Barbara A.Wasik (2008: 81) menyatakan bahwa imajinasi anak anak usia 5 tahun mulai berkembang, masih berfikir hal yang konkret, dapat melihat benda dari kategori yang berbeda, senang menyortir dan mengelompokan,pemahaman konsep meningkat, dan mengetahui tentang apa yang asli dan palsu. Perkembangankognitif yang terdapat di TK Sejahtera Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang, masih belum berkembang dengan baik dikarenakan kurangnya penggunaan media untuk memotivasi anak dalam pengembangan kognitif anak, karena menurut Piaget, perkembangan otak keemasan seseorang berada pada periode praoperasional, sehingga sangat dikhawatirkan apabila perkembangan otak seseorang tidak berkembang dengan baik, maka kemampuan kognitif seseorang kedepannya tidak akan berkembang dengan baik pula.Selain itu kegiatan meronce di sekolah tempat saya mengajar kegiatan meronce sudah jarang dilakukan karena pembelajaran terpaku kepada buku paket dan majalah. Oleh karena itu peneliti akan mencoba meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan cara melakukaaninovasi pembelajaran melalui kegiatan meronce, dengan harapan kemampuan kognitif anak di TK Sejahtera Jatisari dapat meningkat.Kemampuan kognitif yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kemampuan mengenal ukuran seperti kurang dari, lebih dari, danpaling. Dan mengenal bentuk geometri.3Lilis Supriatin, 2014Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronceUniversitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.eduB.Identifikasi dan Perumusan Masalah1.Bagaimana kondisi objektif kemampuan kognitif anakpada saat ini?2.Bagaimana penerapan kegiatan meronce untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak?3.Bagaimana kemampuan kognitif anak dengan penerapan kegiatan meronce?C.Tujuan PenelitianSejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah agar dapat:1.Mengetahui kondisi objektif kemampuan kognitif anak TK Sejahtera Jatisari kelompok B2.Mengetahui penerapan kegiatan Meronce untukmeningkatkan kemampuan kognitif anakpada TK Sejahtera Jatisari kelompok B3.MengetahuiBagaimana kemampuan kognitif anak dengan penerapan kegiatan meroncepada TK Sejahtera Jatisari kelompok BD.Manfaat PenelitianManfaat Teoretis1.Hasil penelitian ini dapat menjadi kerangka acuan dalam pengembangan keilmuan, terutama dalam hal peningkatan kemampuan peserta didik di TK.Manfaat Praktis1.Bagi peserta didika.Dengan penggunaan metode Meronce, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak khususnya pada operasi penjumlahan, pengidentifikasi, dan pencocokkan pada TK Sejahtera Jatisari kelompok B.4Lilis Supriatin, 2014Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronceUniversitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu2.Bagi Gurua.Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pertimbangan bagi setiap guru dalam menentukan metode yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik di TK.b.Memberikan pengalaman kepada guru dalam merancang pembelajaran yang tepat 3.Bagi Penelitia.Meningkatkan kualitas pembelajaran dan menambah pengalaman khususnya dalam upaya meningkatkan kognitif peserta didik.E.Struktur Organisasi PenelitianPenulis menguraikan struktur penulisan secara lebih teratur sebagaimana hal tersebut dapat memudahkan penulis dalam penulisan penelitian. Adapun struktur penulisan pada penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :BAB I PENDAHULUANPada BAB I, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Struktur Organisasi.BAB II KAJIAN PUSTAKAPada BAB II,penulis membahas mengenaikonsep Karakter Anak Usia Dini dan konsep Meronce.BAB III METODE PENELITIANPada BAB III ini, penulis menguraikan mengenai subjek dan lokasi penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, penjelasan istilah dan teknik instrumen penelitian.BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPada BAB IV iniberisi tentang pengelolahan atau analisi serta pembahasan atau hasil temuan dalam penelitian.BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI5Lilis Supriatin, 2014Meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini melalui kegiatan meronceUniversitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan sosial. Pendidikan dilakukan secara sadar oleh sekelompok individu yang mempunyai niat dan tekat untuk memberikan suatu ilmunya kepada peserta didik, sehingga peserta didik tersebut yang awalnya belum tahu hingga menjadi tahu. Pendidikan sangatlah penting untuk manusia karena dengan mengikuti pendidikan manusia akan mendapatkan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah di dapatkannya. Selain itu dengan mengikuti pendidikan manusia akan menjadi individu yang paham akan segala kekurangan dan kelebihan yang terdapat di dalam dirinya, serta mampu mengembangkan segala kelebihannya itu secara optimal. Dalam pelaksanaan pendidikan ini diperlukan dukungan keterlibatan dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan stake holderyang terdiri dari guru, murid, kepala sekolah, tenaga administrasi, wali murid, dinas terkait, dan pemerintah daerah. Semua harus bekerja sama dalam memperlancar dan 1 2 mempermudah pencapaian tujuan, baik tujuan akademis Maupun pembentukan moral. (UU No. 20 Tahun 2000 pasal 1 ayat 14) Pendidikan yang dilaksanakan sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD), Sekolah adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembelajaran yang ditunjukkan kepada anak usia sejak lahir sampai usia enam tahun dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, dari aspek fisik, sosial, moral, emosi kepribadian dan aspek-aspek yang lain (Rahman, 2002:48). Dalam rumusan keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 0486/U/1992 tentang TK bab II pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan TK bertujuan membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal (Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal, bentuk lain yang sederajat), non 3 formal (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, atau bentuk lain yang sederajat), dan informal yang berbentuk pendidikan keluarga yang diselenggarakan oleh lingkungan. Jadi Taman Kanak-kanak salah satu bentuk sekolah di jalur formal. Taman Kanak-kanak melayani anak usia 4-6 tahun yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar. Aspek-aspek perkembangan anak yang terdapat di TK harus dikembangkan secara optimal. Aspek perkembangan anak meliputi Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik meliputi Motorik Halus dan Motorik Kasar, Kognitif, Bahasa dan Sosial emosional. Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan di TK adalah kemampuan kognitif dimana lingkup perkembangan terdiri dari pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf. Menurut Piaget dalam Sujiono (2008:22) bahwa kemampuan kognitif dikembangkan bertujuan agar anak dapat melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan melangsungkan hidupnya menjadi manusia yang utuh sesuai kodratnya sebagai mahluk Tuhan yang harus memperdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. 4 Kegiatan pembelajaran di TK pada aspek kognitif anak kelompok A dalam lingkup perkambangan Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, sesuai dengan kemampuan minimal yang harus dicapai anak antara lain anak diharapkan mampu membedakan bentuk, anak diharapkan mampu membedakan warna, anak diharapkan mampu membedakan ukuran, dan anak diharapkan mampu mengurutkan pola. Konsep-konsep itu merupakan dasar bagi pembelajaran kognitif, sesuai dengan pola perkembangan yang sama namun pencapaian perkembangan dari tiap-tiap anak adalah berbeda. Pendidik PAUD harus memahami perbedaan pencapaian dari tiap-tiap anak dan mencari cara yang sesuai untuk mampu membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai hasil yang maksimal. Pada kenyataanya anak-anak kelompok A pada TK Pertiwi Singopadu Sidoharjo, Sragen masih bingung ketika diminta untuk menyebut dan membedakan konsep sederhana seperti menyebutkan bilangan 1-10, menyebutkan warna, menyebutkan bentuk, menyebutkan ukuran. Kondisi ini disebabkan karena guru masih melakukan atau melaksanakan proses belajar mengajar bersifat informasi sepihak dengan metode ceramah. Guru mendominasi kegiatan dalam proses belajar mengajar, sementara anak hanya menjadi pendengar yang baik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pelajaran kognitif hanya pelajaran yang bersifat verbalisme. Kondisi tersebut menuntut guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak sesuai dengan tahap perkembangannya. 5 Upaya yang pernah dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan kogitif anak dengan cara berhitung, menghubungkan kata dengan benda, bermain puzzle, bermain maze. Namun kegiatan yang sudah dilakukan guru tersebut kurang berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak, dikarenakan media yang digunakan terbatas. Contohnya ketika bermain puzzle anak dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6-7 anak. Setiap kelompok hanya diberikan 1 puzzle, sehingga anak dalam melakukan permainan harus menunggu giliran dan kurang optimal bermain puzzlenya. Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mencari solusi dengan menggunakan kegiatan meronce. Peneliti menggunakan kegiatan meronce karena dalam satu kegiatan anak dapat mengenal berbagai konsep diantaranya konsep bentuk, warna, ukuran, pola dan tentunya menyenangkan bagi anak. Maka peneliti mengadakan penelitian berjudul Pengaruh Kegiatan Meronce Terhadap Perkembangan Kognitif Anak di TK Pertiwi Singopadu, Sidoharjo, Sragen Kelompok A Tahun Pelajaran 2012/2013 B.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1.Dalam memberikan kegiatan untuk perkembangan kognitif anak, guru masih melakukan pembelajaran yang monoton, dan bersifat verbalisme. 2.Media yang digunakan guru kurang menarik dan sangat terbatas. 6 C.Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, efektif dan efisien, maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.Perkembangan kognitif dibatasi pada mengenal konsep bentuk, warna, ukuran dan pola. 2.Kegiatan meronce dibatasi pada meronce dengan media kertas bentuk geometri.D.Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalahnya adalah: Apakah kegiatan meronce dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak di TK Pertiwi Singopadu, Sidoharjo, Sragen Kelompok A tahun pelajaran 2012/2013 ? E.Tujuan Penelitian Penetapan tujuan dalam kegiatan penelitian merupakan hal yang dapat menentukan langkah- langkah yang akan di lakukan dalam penelitian. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk mengoreksi kegiatan yang sedang dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Pengaruh Kegiatan Meronce Terhadap Perkembangan Kognitif Anak di TK Pertiwi Singopadu, Sidoharjo, Sragen Kelompok A Tahun Pelajaran 2012/2013. F.Manfaat Penelitian 7 1.Manfaat Teoritis Secara teori hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan dalam hal perkembangan kognitif anak melalui kegiatan meronce. 2.Manfaat Praktis a.Bagi Sekolah Memberikan masukan pada sekolah TK agar lebih kreatif dan efektif dalam memberikan pembelajaran untuk peningkatan kognitif anak. b.Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru dalam mengembangkan potensi anak didik khususnya tentang perkembangan kognitif. c.Bagi Penulis Sebagai upaya latihan dalam menggunakan kepekaan dalam memecahkan permasalahan dan penganalisaan dengan menerapkan teori yang penulis dapatkan di bangku kuliah.

22Dengan demikian, media pembelajaran adalah semua bentuk yang digunakan sebagai perantara pembawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan untuk pengajaran atau pendidikan. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa praoperasional. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Pendidikan untuk anak usia dini harusmenggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya penggunaan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya (Badru dan Cucu, 2010).2.Jenis-jenis Media PembelajaranJenis media pendidikan yang dapat digunakan dalam pembelajaran sangat variatif oleh karena itu media pendidikan diklasifikasikan menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Badru dan Cucu (2010:4) mengklasifikasikan jenismedia pendidikan menjadi tiga, yaitu:a)Media visualMedia visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang diproyeksikan (projected visual)dan media yang 23tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual yang dapat diproyeksikan merupakan media yang menggunakan alat proyeksi dimana gambar atau tulisan akan tampak pada layar (screen).Media proyeksi bisa berupa media proyeksi diam (still pictures)misalnya gambar diam dan proyeksi gerak (motion pictures)misalnya gambar bergerak. Sedangkan media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar mati, media grafis, media model, dan media realia. Media gambar mati adalah gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia, hewan, atau obyek yang berkaitan dengan tema yang diajarkan. Gambar grafis adalah media pandang dua dimensi yang dirancang khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran, media ini merupakan tiruan dari obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, atau obyek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas. Sedangkan media realia merupakan alat bantu visual yang berfungsi memberikan pengalaman langsung pada anak. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda misalnya mata uang. b)Media audioMedia audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk belajar. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan 24mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lain.c)Media audio-visualMedia audio-visual atau yang disebut juga media pandang dengar merupakan kombinasi dari media audio dan media visual, misalnya video pendidikan. Penggunaan media audio-visual membuat penyajian pembelajaran atau tema pada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media audio-visual ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru dalam menyampaikan materi pada anak. Peran guru dapat beralih menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. 3.Fungsi Media PembelajaranLevie & Lentz dalam Azhar Arsyad (1997: 16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu: (1) fungsi atensi; (2) fungsi afektif; (3) fungsi kognitif; dan (4) fungsi kompensatoris.Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu merupakan suatu yang menarik dan mengarahkan perhatian anak untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Seringkali pada awal pembelajaran anak tidak atau kurang tertarik pada pelajaran sehingga tidak memperhatikan. Penggunaan media visual akan membantu agar guru dalam menyampaikan materi pada anak. Anak akan lebih tertarik untuk memperhatikan jika menggunakan media yang menarik perhatian anak.25Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kegiatan anak dalam memahami pelajaran, anak akan membaca gambar atau informasi yang dilihatnya dari media visual sehingga menambah pemahaman anak terhadap pelajaran tersebut.Fungsi kognitif dari hasil penelitian yang mengungkap bahwa lambang visual seperti gambar-gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.Sedangkan fungsi kompensatoris media visual dapat membantu memahamkan anak akan materi atau pelajaran. Anak belum dapat memahami pelajaran secara teks atautulisan ataupun secara verbal dan dengan gambar anak akan lebih mudah memahami pelajaran.4.Manfaat Media PembelajaranSudjana & Rivaidalam Azhar Arsyad (1997: 25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar, yaitu:(1) pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian anak sehingga anak menjadi termotivasi untuk belajar; (2) bahan pembelajaran yang akan disampaikan lebih jelas maksud dan maknanya sehingga anak lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi secara verbal dengan penuturan yang disampaikan guru sehingga anak tidak cepat bosan dan guru juga tidak terlalu menghabiskan tenaga; dan (4) anak diberi banyak kesempatan untukmelakukan kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Anak terlibat aktif dalam mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.26Media pembelajaran memiliki manfaat dalam mendukung berjalannya proses pembelajarandengan lancar. Karena media pembelajaran mempunyai peranan terhadap perkembangan anak.5.Media Kartu Angkaa.Pengertian kartu angkaDalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005:10) kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang dapat digunakan untuk berbagaikeperluan. Sedangkan menurut S. Wojowasito (1972:126) kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi empat. Angka adalah suatu bilangan yang dinotasikan dengan lambang (Sudaryanti 2006:1). Jadi, kartu angka adalah kertas tebal berbentuk persegi yang bertuliskan angka yang disertai gambar.Gambarmerupakan salah satu media pembelajaran, gambar termasuk dalam jenis media visual. Levio dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2007:17) dari temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar tujuan memahami dan mengingat informasi dan pesan yang terkandung dalam gambar, media visual juga dapat mempermudah anak yang sedang dalam tahap belajar membaca teks yang bergambar. Media kartu angka bergambar merupakan salah satu media visual yang tidak diproyeksikan.Menurut Cucu, (2005:144)jenis media visual merupakan mediayang paling sering digunakan oleh guru pendidikan anak usia dini untuk dapat menyampaikan isi dari tema yang sedang disampaikan. Sejalan dengan Cucu, Sofia Hartati (2005:34) menyatakan sebagian besar anak merupakan pebelajar visual, anak senang dengan hal yang nyata yang dapat 27menimbulkan pemikiran baru, dalam hal ini pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar.Dari beberapa pengertian, peneliti menarik kesimpulan bahwa kartu angka yang disertai gambar adalah media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, yang dapat digunakan untuk mempermudah anak memahami informasi yang terkandung dalam gambar yang disertai angka. Dengan demikian media kartu angkaberdampak positif terhadap upaya meningkatakan kemampuan operasi bilangan (1-20) pada anak. Kartu bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kartu yang berukuran 20x20 cm yang terbuat dari kertas tebal yang berisikan angka dan gambar yang dirancang oleh peneliti untuk mengenalkan operasi bilangan khususnya penambahan dan pengurangan pada anak.b.Langkah-langkah pembelajaran operasi bilangan dengan kartu angkaSecara garis besar langkah-langkahpembelajaran operasi bilangankhususnya penambahan dan pengurangandengan menggunakan kartu angka adalah sebagai berikut:1)Untuk membuka pembelajaran operasi bilangan guru mengajak anak untuk membilang 1-20 bersama-sama.2)Guru menunjukan angka dan meminta anak menyebutkan bilangannya.3)Guru menunjukan gambar dan meminta anak menghitung jumlah gambar yang ditunjukan.4)Dengan bercerita guru masuk pada konsep penjumlahan.28Contoh: pada saat guru menunjukan gambar bebek yang berjumlah tiga guru meminta anak menghitung jumlah bebek yang ada digambar kemudian guru bercerita pendek, salah satu dari bebek ini bertelur, jumlah telurnya tiga dan ketiga telur itu menetas, jadi ada berapa bebeknya sekarang?. Begitu juga saat menjelaskan konsep pengurangan.5)Guru meminta anak menghitug jumlah dari penambahan maupun pengurangan tersebut dengan menggunakan gambar.c.Kelebihan dan kekurangan kartu angkaMenurut Arief S. Sadiman, dkk (1986:29) kelebihan media kartu bergambar diantaranya:1)Sifatnya konkret gambar atau foto lebih realistik menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.2)Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.3)Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.4)Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahan pemahaman.5)Murah harganya dan gampang di dapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.Pendapat Arif dilengkapi oleh Amir Hamzah Suleiman (1988:29) bahwa kelebihan media gambar yaitu:1)Gambar mudah diperoleh, bisa digunting dari majalah, atau dibuat sendiri, mudah menggunakannya.292)Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar.3)Koleksi gambar dapat diperoleh terus.4)Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran.Arief S Sadiman, dkk (1986:31)menyatakan selain kelebihan-kelebihan media gambar juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:1)Gambar hanya menafsirkan indera mata.2)Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.3)Gambar yang disajikan dalam ukuran kecil mengakibatkan kurangefektif untuk proses pengajaran(ukurannya terbatas untuk kelompok besar).Berkaitan dengan penelitian ini, media yang dibuatmengatasikelemahan-kelemahan diatas dengan cara membuat gambar dengan jelas agar anak tidak salah menafsirkan gambar pada media kartu angka, gambar yang dibuat tidak kompleks, dan gambar dibuat dalam ukuran yang relatif besar dalam arti dapat digunakan dalam satu kelas.Selain itu, media kartu angka yang dibuat memperhatikan karakteristik anak. Artinya, sebelum memberikan media kartu bergambar kepada anak, terlebih dahulu harus diketahui kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan media kartu bergambar. Azhar Arsyad (1997:91) menyatakan media berbasis visual atau bergambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Senada dengan Azhar Arsyad, Arief S Sadima, dkk (1986:28) mengemukakan media visual dapat menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin cepat dilupakan. Dengan demikian peneliti menarik kesimpulan 30bahwa penggunaan kartu angka bergambar mampu menarik perhatian, meningkatkan daya kreasi, membuat isi pelajaran tidak mudah dilupakan, dan membuat pengajaran atau komunikasi lebih lancar.E.Kerangka BerpikirBilangan dan lambang bilanganmerupakan dasar dari beberapa ilmu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti, penambahan, pengurangan, pembagian, ataupun perkalian.Merujuk pada teori Piaget bahwa anak usia dini belum dapat berpikir abstrak, melainkan berpikir konkrit. Anak usia dini masuk dalam tahapan praoperasional menuju konkret maka dari itu, pembelajaran yang dikemas harus sesuai dengan tahap perkembangan anak Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini menjadi sangat pentingmengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa praoperasional. Oleh karena itu,salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Media kartu angka adalah salah satu alat atau media yang dapat digunakan untuk membelajarkan operasi bilangan khususnya penambahan dan pengurangan pada anak usia dini. Kartu angka merupakanmedia yang berisikan angka dan gambar-gambar yang menarik bagi anak. Gambar-gambar tersebut dapat menstimulasi dan mempermudah anak untuk belajar penjumlahan dan pengurangan secara sederhana. Dengan demikian, pembelajaran operasi bilangan dapat diajarkan pada anak usia dini dengan 31memperhatikan tahap perkembangannya. Melalui media kartu angkadapat menstimulasi perkembangan logika matematis pada anak usia dini.F.HipotesisBerdasarkan teori yang telah diungkapkan, hipotesis dari penelitian ini adalahdengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan operasi bilangan khususnya penambahan dan pengurangan pada anakkelompok B1 di TK Pertiwi 53 Geblag Bantul tahun ajaran 2011/2012.Pengertian Kreativitas Menurut Sumanto (2005),Mengatakan bahwa kreativitas adalah bagian dari kegiatan produksi atau berkarya dibidang senirupa.Hal ini didasari oleh lekatnya proses penciptaan sebuah karya seni dengan kegiatan trampil kreatif. Secara khusus kreativitas berkarya seni diartikan sebagai kemampuan menemukan, menciptakan,membuat merancang ulang memadukan suatu gagasan lama menjadi kombinasi baru yang diusulkan kedalam suatu karya senirupa dengan didung kemampuan yang terampil dan kreatif yang miliknya.Menurut Hadjam (2012),kreativitas adalah orisinalitas, artinya produk, proses, atau orang, mampu menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain.MenurutMunandar dalam Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gaggasa-gagasan yang baru dan menerapkan dalam pemecahan masalah.Kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan gagasan baru yang asli dan imajinatif, dan juga kemampuan mengadaptasi gagsan baru dengan gagasan yang sudah dimiliki (Gordon dan Bowne).67xiiiBila guru ingin mengembangkan kreativitas anak , guru harus membantu mereka mengembangkan kelenturan dan menggunakan imajinasi, kesiaan untuk mengambil resiko menggunakan diri sendiri sebagai sumber dan pengalaman belajar.Menurut penulis,kreativitasadalah suatu ide atau pemikiran yang belum pernahdilakukan oranglainsehingga menimbulkan cipta/karya yang baru.2.Ciri-ciri kreativitas menurut Munandar (1977)yaitu:a.Mempunyai jiwa imajinasi yang kuat b.Mempunyai inisiatifc.Mempunyai minat yang luas d.Bebas dalam berpikir (tidak kakuh atau terhambat (tidak kaku atau terhambat e.Bersifat ingin tahu f.Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman g.Percaya pada diri sendiri h.Penuh semangat i.Berani mengambil resiko j.Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu dalam menyatakan pendapat3.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas menurut Munandar yaitu:1.Internal adalah lingkungan keluarga dan polaasuh8xiiisangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Hal ini proses pada interaksi antara pribadi anak dalam pengembangan kecerdasan dan kreatifdalam diri anak 2. Eksternal adalah peran guru dan sekolah Menurut Munandar (2002:255) bahwa perkembangan potensi kreatif itu adalah:1.Didalam suasana yang menyenangkan, belajar sangatlah dibutuhkan karena belajar itu penting.2.Anak sewajarnya patut dihargai serta disayangi karena anak pribadi yang unik, bukan harapan guru atau ideal guru3.Guru sebagai fasilitator, bukan polisi atau dewa yang serba tahu, guru tak selalu sempurna tetapi harus kompoten.4.Rasa memiliki didalam kelas harus ada pada diri anak dan.3. Pendukung pengembangan kreativitas yaitu:1. Sarana belajar dan bermain disediakan untukmerangsang dorongan eksperimendan eksplorasi,2. Lingkungan sekolah yang teratur, bersih dan indah,3. Kemenarikan guru dalam mendidik dan motivasi,4. Peran masyarakat dan orang tuah untuk mendukungkegiatan pendidikan.4.Karakteristik kreativitas Adapun karakteristik kreativitas1.Kelancaran9xiii5.Kreativitas merupakan cara berpikir, tidak sinonim dengan kecerdasan,yang mencakup kemampuan mental selain berpikir.6.Kemampuan untuk menciptakan bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima.7.Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus kearah beberapa bentuk prestasi. 5.Pengertian meronceMenurut Sumanto (2005)Meronce adalah suatu carapembuatan benda hias atau benda pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian-bagian bahan berlubang atau yang sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya. Dalam kegiatan pembelajaran senirupa di TK yang dimaksud dengan Kreativtas meronce adalah kegiatan berkarya senirupa yang dilakukan dengan cara menyusun bagian-bagian bahan yang dapat dibuat benda hias atau benda pakai.Menurut Hajar Pamadhi dalam buku Seni Kterampilan Anak meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponentadi dengan utas atau tali. Dengan tehnik ikatan ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibandingkan dengan benda yang ditata. Meronce juga harus mengenal bentuk warana dan ukuran,a.Langka-langka Meronce11xiii1.Terlebidahulu guru menyiapkan alat dan bahan untuk meronce(kertaswarna,pipet,benang,tali rapiah)2.Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah kegiatan3.Pertama siswa mengambil kertas warna yang sudah dilobangi, 4.Kemudian ambilkan benang dan pipet sesuai ukuran tersebut dimasukkan kelobang kertas 5.masing-masing kertas yang sudah dibentuk gambar buah jeruk,mangga,pepaya dan apel,6.Kemudian dipasang secara berselang seling7.Pada ujung benang diikat kencang8.Setelah selesai roncehan masing-masing ujung benang diikat dengan tali rapia digantungseperti tirai9.Lalu terbentuklah hasil roncehanyaMenurut penulis meromceadalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan bahan jadi/bahan yang dibuat sendiri yang sudah dilobangai kemudian disusun dengan rapi, berselang seling dengan bantuan tali dan sejenisnyaArifabinyaNajwa

Minggu, 23 November 2014Konsentrasi melalui metode meronce

Konsentrasi1. Pengertian Konsentrasi Slameto (2012: 86) mengemukakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampaikan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar jika seseorang mengalami kesulitan konsentrasi maka belajarnya akan sia-sia karena hanya akan membuang tenaga, waktu dan biaya. Seorang yang dapat belajar dengan baik adalah adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dengan kata lain harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Konsentrasi menurut Sardiman (2007:40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak perhatian sekedarnya. Konsentrasi menurut G. G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan dalam mata pelajaran yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya (absorption in the subject one is studying to the point of blindness and deafness to all else). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan oleh karenanya dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya.Menurut Susanto (2006:46) konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar apa yang sedang dipelajari oleh anak tersebut (http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/7/jhptump-a-apriliamul-316-babii.pdf di unduh tanggal 7 Oktober 2014).Dari pengertian konsentrasi di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi siswa adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian siswa pada suatu situasi belajar. Artinya tindakan atau pekerjaan yang siswa lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra, penciuman, pendengaran, pengelihatan dan fikiran siswa.

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi KonsentrasiKemampuan dalam konsentrasi bukanlah suatu bakat yang diperoleh sejak lahir melainkan suatu kebiasaan yang terlatih. Konsentrasi adalah akibat dari perhatian yang ditimbulkan secara sadar oleh seseorang. Dengan melatih diri dan mengembangkan minat maka setiap orang dapat meningkatkan kemampuan konsentrasinya sehingga menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan ketika diperlukan. Sama halnya dengan kita melatih anak untuk berkonsentrasi terhadap pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak, semakin kita memberikan pelajaran yang menyenangkan bagi anak akan lebih antusias dan lebih memperhatikan materi yang disampaikan. Berikut beberapa faktor dalam menghambat konsentrasi. Menurut Hakim, (2002: 14-17) ada dua faktor gangguan dalam konsentrasi yaitu : a. Faktor internal Yaitu faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang, secara garis besar faktor ini meliputi:1) Faktor JasmaniPenyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari kondisi jasmani yang tidak berada didalam kondisi normal atau sedang mengalami gangguan kesehatan: (1) mengantuk, (2) lapar dan haus, (3) gangguan panca indra, (4) gangguan pencernaan, (5) gangguan jantung, (6) gangguan pernafasan, (7) ganguan kulit, (8) gangguan saraf dan otak, (9) tidak betah diam.2) Faktor RohaniMerupakan faktor penyebab gangguaan konsentrasi yang berasal dari mental seseorang yang sedang mengalami berbagai macam gangguan, mulai gangguan mental ringan sampai pada gangguan mental berat. Beberapa gangguan mental dapat menghambat terjadinya konsentrasi pada diri seseorang yaitu: (1) tidak tenang dan tidak betah diam yang bersumber dari pembawaan, (2) ada kecenderungan mudah gugup dan grogi, (3) emosional, tidak sabar dan terburu-buru, (4) mudah tergoda pada sesuatu yang terlihat dan terdengar, (5) mudah cemas, (6) mudah grogi ditengah orang banyak, (7) tidak dapat mengendalikan khayalan, (8) tidak percaya diri yang menimbulkan rasa takut gagal, (9) sedang dihinggapi gangguan mental tertentu, seperti stress, trauma, frustasi, depresi, neurosis dan lainnya.b. Faktor eksternalmerupakan faktor penyebab gangguaan konsentrasi yang berasal dari luar diri seseorang, yaitu dari lingkungan disekitar orang tersebur berada. Faktor gangguan eksternal yang sering dialami adalah rasa tidak nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh seperti belajar, beribadah dan berkerja. Berikut contoh ganguan tersebut yaitu : (1) ruangan kerja yang terlalu sempit dan tidak menimbulkan rasa tidak leluasa dan tidak rileks, (2) ruangan yang tidak bersih, (3) tata letak barang yang tidak teratur yang menimbulkan kesan berantakan dan menimbulkan perasaan tidak menentu, (4) udara disekitar lingkungan kerja yang berpolusi dari debu yang berasal dari ruangan kerja yang tidak bersih atau berasal dari luar karena terlalu ramainya lalu lintas, (5) adanya aroma yang tidak sedap seperti bau busuk dari sampai atau WC yang jarang dibersihkan, (6) suhu udara yang terlalu panas, (7) hubungan yang kurang harmonis dengan oranr-orang yang berada disatu lingkungan yang sama, (8) tidak adanya kerja sama yang baik dengan antar karyawan terutama kerja sama anar bagian, (9) kepemimpinan yang kurang baik, (10) polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor, mesin, pekerja bangunan, dan suara bising, (11) gangguan pengelihatan yang bersumber dari lingkungan yang kotor, tata letak barang yang tidak teratur, serta tingkah laku seseorang yang tidak baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan bahwa konsentarsi bukanlah bakat atau bawaan sejak lahir, melainkan konsentarsi adalah suatu bentuk kebiasaan yang dilatih, dalam melakukan konsentarsi harus berusaha keras segenap perhatian panca indra dan fikirannya serta terfokus dalam satu objek, konsentrasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor itulah yang mempengruhi dalam konsentarsi seseorang.

3. Manfaat Konsentrasi Rohani (2012: 24) berpendapat bahwa manfaat dalam konsentrasi antara lain : a) Membangkitkan anak untuk menaruh perhatian dalam pengajaran dan menimbulkan daya konsentrasi. Pada saat belajar, anak memperhatikan serta perhatiannya hanya tertuju pada hal yang sedang disampaikan oleh guru sehingga tetap fokus dan tetap berkonsentrasi.b) mengkoordinasi bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong anak selalu aktif dalam mengamati, menyelidiki, memecahkan, dan menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang di serahkan kepadanya.c) Memberikan struktur bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi peserta didik yang dapat di gunakan untuk menghadapi lingkungan tempat ia tinggal. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sangatlah besar pengaruhmya terhadap belajar, jika seseorang mengalami kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi maka hanya akan membuang tenaga. supaya dapat berkonsentrasi dengan baik harus dapat memfokuskan teanaga serta pikiranya hanya pada satu objek. 4. Manfaat konsentrasi dalam penelitian Berikut beberapa manfaat konsentrasi dalam penelitian ini adalah : a) Membantu anak lebih mudah menerima pelajaran Membantu mempermudah dalam menerima pelajaran dan menguasai materi yang sudah disampaikan. Dapat dipastikan anak yang berkonsentrasi dalam belajar sebenarnya anak juga sedang aktif. Sehingga konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa anak sedang aktif belajar.b) Menambah semangat dan motivasi bagi anak untuk lebih aktif Konsentrasi atau fokus membantu anak semakin semangat dalam bermain, belajar dan beraktivitas baik didalam kelas ataupun diluar.c) Munculnya hal-hal yang positif dan tidak mau menghayalMembantu meningkatkan daya pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir yang dimulai sejak pendidikan anak usia dini akan sangat membantu dalam memperoleh pengalaman belajar.d) Suasana menjadi yang semakin kondusif.Adanya konsentrasi dan perhatian, menjadikan suasana lebih tenang dan lebih nyaman dalam dan mempermudah anak dalam menerima pelajaran sebab pikiaran hanya fokus dan tertuju dengan satu hal yang sedang disampaikanBerdasarkan uraian diatas dapat tarik kesimpulan bahwa manfaat konsentrasi dalam penelitian ini adalah untuk memfokuskan perhatian anak dan membangkitkan minat bermain serta belajar, khususnya pada saat anak bermain membuat roncean anak memfokuskan fikiranya untuk dapat dijadikan sebuah bentuk roncean, maka guru harus dapat mengelola pelajaran sedemikian rupa baik didalam atau diluar kelas agar anak fokus dan tetap memperhatikannya.

B. Meronce1. Pengertian meronceSumantri (2005: 151) mengemukakan bahwa meronce adalah kegiatan pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditujukan untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak. Untuk memperoleh hasil roncean yang menarik perlu trampil dan kreatif terampil melakukan roncean dengan lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari. Jarum dan bahan dapat digunakan yang terdapat dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kreatif dalam mengkombinasikan susunan roncean, garis menurut bentuknya.Sedangkan pendapat lain dari Pamadi, (2008: 9.4-9.5) Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen dengan seutas tali dengan teknik ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibanding dengan benda yang ditata tanpa ikatan, meronce menata memperhatikan bentuk, warna dan ukuran, seperti halnya irama musik yang mempunyai tingkat rendah serta keras, lunak, halus kasarnya nada dan suara, jika musik mengunakan instrument untuk menyatakan tinggi dan rendahnya suara maka meronce akan memerlukan keterampilan sejenis itu. Meronce tidak hanya menyusun dan menata bentuk melainkan menata dengan irama.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meronce merupakan kegiatan menyusun benda-benda dengan menggunkan seutas tali atau yang lain,serta dapat divariasikan sesuai keinginan untuk menciptakan ide baru untuk meningkatkan seni, kreativitas dan keterampilan dalam menggunkan tangan.

2. Tujuan MeronceAdapun tujuan meronce menurut Pamadhi (2008: 9.11-9.13) yaitu :a) Permainan Merangkai maupun meronce berfungsi sebagai alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.b) Kreasi dan komposisiKemungkinan benda atau komponen lain dapat diminta guru kepada a