ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian
-
Upload
chusnulcho -
Category
Documents
-
view
660 -
download
0
Transcript of ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 1/23
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM BISNIS SERTA PEMBUKTIAN
PENDAHULUAN
Semakin maraknya kegiatan bisnis, tidak mungkin di hindari adanya sengketa
diantara para pihak-pihak yang terlibat. Secara konvensional penyelesaian sengketa
dilakukan secara ligitasi (pengadilan), dimana posisi para pihak berlawanan satu
sama lain. Proses ini oleh kalangan bisnis dianggap tidak efektif dan tidak efesien,
terlalu formalistic, berbelit-belit, penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lama
dan biayanya relative mahal. Apalagi putusan pengadilan bersifat win-lose solution
(menang kalah), sehingga dapat merenggangkan hubungan kedua belah pihak di
masa-masa yang akan datang. Sebagai solusinya, kemudian berkembanglah model
penyelesaian sengketa non litigasi, yang dianggap lebih bisa mengakomodir
kelemahan-kelemahan model litigasi dan memberikan jalan keluar yang lebih baik.
Proses diluar litigasi dipandang lebih menghasilkan kesepakatan yang win-win
solution, menjamin kerahasiaan sengketa para pihak, menghindari keterlambatan
yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif, menyelesaikan masalah
secara komprehensif dalam kebersamaan, dan tetap menjaga hubungan baik.
MACAM-MACAM CARA PENYELESAIAN
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kompleks melahirkan berbagai macam
bentuk kerjasama bisnis, yang meningkat dari hari ke hari. Semakin meningkatnya
kerjasama bisnis, menyebabkan semakin tinggi pula tingkat sengketa diantara para
pihak yang terlibat didalamnya. Penyelesaian sengketa dapat berupa :
1. Litigasi
2. Non Litigasi
LITIGASI
Litigasi merupakan mekanisme penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan.
Adapun sisi positif menyelesaikan sengketa di jalur pengadilan adalah :
a. Hukum yang berlaku adalah sistem hukum Indonesia
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 2/23
b. Berlangsung di wilayah Republik Indonesia
Sedangkan sisi negatifnya adalah :
1 Partner asing belum memberikan kepercayaan kepada efektivitas hukum di
Indonesia
2 Proses peradilan memakan waktu yang lama. Karena terbukanya kesempatan
untuk mengajukan upaya hukum atas putusan hakim, melalui banding, kasasi
dan peninjauan kembali.
3 Proses dilakukan terbuka untuk umum
Mekanisme penyelesaian sengketa dengan jalur pengadilan dilaksanakan di
lembaga penyelesaian sengketa bisnis. Di indonesia ada dua lembaga penyelesaiansengketa bisnis yaitu
1. Pengadilan Umum
Pengadilan Negeri berwenang memeriksa sengketa bisnis, mempunyai
karakteristik :
1. Prosesnya sangat formal
2. Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara (hakim)
3. Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan
4. Sifat keputusan memaksa dan mengikat (Coercive and binding)
5. Orientasi ke pada fakta hukum (mencari pihak yang bersalah)
6. Persidangan bersifat terbuka
2. Pengadilan Niaga
Pengadilan Niaga adalah pengadilan khusus yang berada di lingkungan
pengadilan umum yang mempunyai kompetensi untuk memeriksa dan
memutuskan Permohonan Pernyataan Pailit dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) dan sengketa HAKI. Pengadilan Niaga mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 3/23
1. Prosesnya sangat formal
2. Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara (hakim)
3. Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan
4. Sifat keputusan memaksa dan mengikat (coercive and binding
5. Orientasi pada fakta hukum (mencari pihak yang salah)
6. Proses persidangan bersifat terbuka
7. Waktu singkat.
NON-LITIGASI
Non litigasi merupakan mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Pada
masa sekarang ini masyarakat mulai beralih ke metode alternative penyelesaian
sengketa diluar pengadilan yang sering dikenal dengan istilah ADR (Alternative
Dispute Resolution).
Menurut Yahya Harahap dkk, ada faktor-faktor yang menjadi alasan perlunya
alternative penyelesaian sengketa (ADR) sebagai berikut :
a. Adanya tuntutan dunia bisnis.
b. Adanya berbagai kritik yang dilontarkan kepada lembaga peradilan.
c. Peradilan pada umumnya tidak responsif.
d. Keputusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah.
e. Kemampuan para hakim bersifat generalis.
f. Adanya berbagai ungkapan yang mengurangi citra pengadilan.
g. Pencegahan terjadinya sengketa akan memperkecil sengketa.
Dasar hukum Alternativ Dispute Resolution/ADR sebagai berikut :
1. Dasar filosofi yaitu pancasila.
2. Reglement op de Burgerlijke Rechvordering (RV) atau pengaturan
Arbitrase.
3. Konvensi Washinton/dengan UU No 5/1968.
4. Konvensi New York dan Keppres No : 34/1981.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 4/23
5. UU No : 14/1970 sekarang UU No : 4/2004.
6. Tahun 1977 didirikan BANI.
7. UU Nomor 30/1999 tentang Arbitrase.
Alternatif Penyelesaian Sengketa (termasuk arbitrase) dapat diberi batasan sebagai
sekumpulan prosedur atau mekanisme yang berfungsi memberi alternatif atau
pilihan suatu tata cara penyelesaian sengketa melalui bentuk arbitrase agar
memperoleh putusan akhir dan mengikat para pihak. Secara umum, tidak selalu
dengan melibatkan intervensi dan bantuan pihak ketiga yang independent yang
diminta membantu memudahkan penyelesaian sengketa tersebut” (Abdulrasyid,
2002).
Dengan demikian, jelaslah yang dimaksud dengan ADR ( Alternative Dispute
Resolution) atau Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah suatu pranata
penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan kesepakatan para pihak
dengan menyampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di pengadilan.
Dalam UU No. 30 Tahun 1999, dapat kita temui sekurangnya ada lima macam cara
penyelesaian sengketa di luar pengadilan yaitu
1 Konsultasi
2 Negosiasi.
3 Mediasi.
4 Konsiliasi.
5 Arbitrase.
KONSULTASI
Dalam Black’s Law Dictionary yang dikutip oleh Gunawan Widjaja, pada prinsipnya
konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak
tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan pihak
konsultan, yang memberikan pendapatnya kepada kliennya untuk memenuhi
keperluan dan kebutuhan kliennya tersebut (Widjaya, 2001). Peran konsultan dalam
menyelesaikan perselisihan atau sengketa yang ada tidaklah dominan sama sekali.
Konsultan hanyalah memberikan pendapat (hukum), sebagaimana diminta oleh
kliennya, yang untuk selanjutnya keputusan mengenai penyelesaian sengketa
tersebut akan diambil sendiri oleh para pihak, meskipun adakalanya pihak
konsultan juga diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 5/23
penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa
tersebut.
NEGOSIASI
Istilah negosiasi berasal dari bahasa Inggris “Negotiation” yang berarti perundingan,
sedangkan orang yang mengadakan perundingan disebut dengan “negosiator”.
Pengertian negosiasia secara umum “adalah : suatu upaya penyelesaian sengketa
pihak tanpa melalui proses peradilan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan
bersama atas dasar kerja sama yang lebih harmonis dan kreatif”.
Menurut Alan Fowler menjelaskan bahwa negosiasi terdiri dari beberapa elemen
yang merupakan prinsip-prinsip umum, yaitu :
1) Negosiasi melibatkan dua pihak atau lebih.
2) Pihak-pihak itu harus membutuhkan keterlibatan satu sama lain dalam
mencapai hasil yang diinginkan bersama.
3) Pihak-pihak yang bersangkutan setidak-tidaknya pada awalnya menganggap
negosiasi sebagai cara yang lebih memuaskan untuk menyelesaikan
perbedaan mereka dibandingkan dengan metode lain.
4) Masing-masing pihak harus beranggapan bahwa ada kemungkinan untuk
membujuk pihak lain untuk memodifikasi posisi awal mereka.
5) Setiap pihak harus mempunyai harapan akan sebuah hasil akhir yang mereka
terima dan suatu konsep tentang seperti apakah hasil akhir itu.
6) Masing-masing pihak harus mempunyai suatu tingkat kuasa atas kemampuan
pihak lain untuk bertindak.
7) Proses negosiasi itu sendiri pada dasarnya merupakan salah satu interaksi
diantara orang-orang, terutama antar komunikasi lisan yang langsung,
walaupun kadang dengan elemen tertulis yang penting.
Ada 2 Model Negosiasi yaitu :
1. Positional
2. Interest Based
Positional, dalam model positional ada 2 hal yang penting yaitu
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 6/23
a. Hard Negosiator (kompetetitif); Masing-masing pihak berusaha untuk
mendapatkan bagian yang terbesar dan memenangkan negosiasi tersebut.
b. Soft Negosiator; Selalu memberikan konsesi atau mengikuti kemauan yang
diminta pihak lain, karena ia lebih mementingkan hubungan baik dan
dinomorsatukan.
Model perundingan positional memiliki ciri-ciri berikut ini :
• Dimulai dengan menawarkan sebuah solusi
• Sikap dan perilaku negosiator seperti membagi kue
• Tujuannya bagaimana memperoleh potongan kue yang terbesar
• Mereka memposisikan pihak sebagai musuh yang harus dikalahkan bukan
sebagai teman untuk menyelesaikan masalah
• Solusi hanya satu, yakni solusi saya
• Memberikan konsesi adalah suatu kekalahan
Interest Based, Perundingan interest based ini didasarkan pada kepentingan
bersama ( joint problem solving). Para pihak melihat permasalahan yang ada tidak
hanya milik satu orang, tetapi permasalahan bersama, sehingga dicari bagaimana
cara menyelesaikan persoalan yang ada.
Perundingan berdasar kepentingan dimulai dengan:
1. Mengembangkan dan menjaga hubungan
2. Para pihak berusaha mendidik satu dengan yang lain akan kebutuhan mereka
3. Mereka akan selalu mencoba menyelesaikan masalah berdasarkan pada
kepentingan atau kebutuhan belah pihak
Ciri-Ciri Perundingan Berdasarkan Kepentingan
• Tujuannya adalah win-win
• Kebutuhan para pihak harus dibahas dalam rangka mencapai tujuan
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 7/23
• Para negosiator adalah adalah individu yang menyelesaikan masalah secara
kooperatif
• Menjaga pola hubungan positif selama perundingan
• Mencoba mencari solusi, sehingga didapat penyelesaian yang memuaskan
• Bagaimana mereka saling menjaga kepercayaan diri dan kepercayaan pihak
lain. Kunci negosiasi adalah trust .
Tahap-tahap dalam bernegosiasi, ada 3 tahapan antara lain :
1) Tahapan sebelum negosiasi dimulai
Dalam tahap sebelum negosiasi dimulai maka berlaku prinsip-prinsip dasar
tahap pra negosiasi, prinsip dasar tersebut sebagai berikut :
a. Pokok persoalan apa yang cenderung timbul dalam konteks kerja yang
umum yang memerlukan negosiasi.
b. Siapa yang terlibat dalam negosiasi ?
c. Apakah negosiasi itu perlu ?
d. Bagaimana kualitas hubungan diantara pihak-pihak itu?
2) Tahap berlangsungnya negosiasi
Pada tahap ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh negosiasi, yaitu :
a. Menetapkan persoalan.
b. Menetapkan posisi awal.
c. Argumentasi.
d. Menyelidiki kemungkinan.
e. Menetapkan proposal.
f. Menetapkan dann menanda tangani persetujuan.
3) Tahap setelah negosiasi disimpulkan
Pada tahap negosiasi disimpulkan ini, hasil persetujuan tersebut harus
ditindak lanjuti, maka para pihak perlu melakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
a. Memasukkan program pelaksanaan kedalam persetujuan itu.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 8/23
b. Adakan tim bersama untuk meninjau pelaksanaan.
c. Pastikan informasi dan penjelasan yang memadai.
Faktor-Faktor Negosiasi, m enurut garry Goodp aster terdapat beberapa hal yang
sangat mempengaruhi jalannya negosiasi, antara lain :
1 Kekuatan tawar menawar.
2 Pola tawar menawar.
3 Strategi dalam tawar menawar.
Dalam negosiasi akan selalu terdapat tawar menawar diantara para pihak, tawar
menawar tersebut bersifat relatif yang tergantung pada beberapa hal, yaitu :
1) Bagaimana kebutuhan anda terhadap pihak lain.
2) Bagaimana kebutuhan pihak lain terhadap anda.
3) Bagaimana alternatif kedua belah pihak.
4) Apa persepsi para pihak mengenai kebutuhann serta pilihan-pilihannya.
Strategi dan Taktik Bernegosiasi
a. Menurut Garry Goodparter. Agar suatu negosiasi dapat berhasil dengan baik
setiap negosiator harus menggunakan strategi atau taktik bernegosiasi,
antara lain :
1) Bersaing (competing).
2) Berkompromi (compromising).
3) Pemecahan masalah (problem solving).
b. Menurut James G. Patterson, strategi bernegosiasi ada lima cara antara lain:
1) Withdrawal/Avoidance
Yaitu : strategi menghindar atau melarikan diri, strategi ini sangat baik
dipergunakan bila :
a) Permasalahan tersebut sederhana atau sepele.
b) Bila pihak-pihak dalam suatu konflik kurang mampu menawarkan
solution.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 9/23
c) Bila potensi kekalahan dalam konflik lebih berat berdasarkan analisis
Cost Benefit.
d) Bila tidak cukup waktu untuk menyelesaikan konflik.
2) Smoothing/Accommodation
Pengikut strategi ini merasa peduli terhadap orang dan mereka mencoba
menyelesaikan konflik dengan menjaga agar setiap orang senang.
Strategi ini baik digunakan bila :
a. Permasalahannya kecil.
b. Kerugian yang berhubungan akan diderita oleh semua pihak yang
terlibat dalam konflik.
c. Ada pengurangan tingkat konflik agar mendapatkan informasi yang
lebih banyak.d. Sifat melembut juga berkembang.
3) Compromise, yaakni dimana para pihak mendapatkan hak yang sama
untuk mengekspresikan pendapat. Strategi ini sering digunakan untuk
mendapatkan solusi. Kompromi ini dapat dilakukan bila
a) Kedua belah pihak berkemungkinan mendapatkan keuntungan dalam
kompromi tersebut.
b) Bila solusi idela tidak diperlukan.
c) Bila anda perlu solusi sementara untuk masalah yang komplek.d) Bila kedua belah pihak memiliki kekuatan yang sama.
4) Force/Competition. Para pihak hanya melihat konflik sebagai suatu
keadaan menang-kalah (win-lose), dimana pihak lawan mereka harus
kalah.
Strategi ini dapat digunakan bila :
a) Anda atau group perlu tindakan atau keputusan segera.
b) Semua pihak dalam konflik mengharapkan dan senang dengan
penggunaan kekuasaan/kekuatan.
c) Semua pihak dalam konflik mengerti dan menerima hubungan
kekuasaan diantara mereka.
5) Problem Solving. Strategi ini memberikan dasar pertimbangan bahwa
dengan strategi akan dapat dihasilkan keuntungan jika diselesaikan
dengan cara terbuka.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 10/23
Strategi ini dapat efektif digunakan oleh para pihak yang tengah
menyelesaikan konflik bila :
a. Setiap orang dalam konflik terlatih menggunakan metode pemecahan
masalah.
b. Para pihak memiliki tujuan yang sama.
c. Konflik menghasilkan masalah pahaman.
MEDIASI
Istilah mediasi berasal dari bahasa Inggris “mediation” artinya adalah penyelesaian
sengketa dengan menengahi. Mediator adalah orang yang menjadi penengah.
Pengertian Mediasi Adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan
kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral, dan tidak membuatkeputusan atau kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk
terlaksananya dialog antar pihak dengan suasana keterbukaan, kejujuran, dann
tukar pendapat untuk tercapainya mufakat.
Dengan kata lain proses negosiasi pemecahan masalah adalah : proses dimana
pihak luar yang tidak memihak (impartial) dan netral bekerja dengan pihak yang
bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian secara
memuaskan.
Beberapa elemen mediasi antara lain :1. Penyelesaian sengketa sukarela.
2. Intervensi/bantuan.
3. Pihak ketiga yang tidak berpihak.
4. Pengambilan keputusan oleh para pihak secara konsesus.
5. Partisipasi aktif.
Keuntungan-keuntungan dari metode penyelesaian melalui mediasi sebagai
berikut :
1. Keputusan yang hemat.2. Penyelesaian secara cepat.
3. Hasil yang memuaskan bagi seluruh pihak.
4. Kesepakatan komprehensif dan customizea.
5. Praktek dan belajar prosedur penyelesaian masalah secara kreatif.
6. Tingkat pengendalian lebih besar dan hasil yang bisa didengar.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 11/23
7. Pemberdayaan individu.
8. Keputusan-keputusan yang bisa dilaksanakan.
9. Melestarikan hubungan yang sudah berjalan.
10.Keputusan yang berlaku tanpa mengenal waktu.
Tujuan penyelesaian konflik melalui mediasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghasilkan suatu rencana/kesepakatan kedepan yang dapat
diterima dan dijalankan oleh para pihak yang bersengketa.
2. Untuk mempersiapkan para pihak yang bersengketa untuk menerima
konsekuensi dari keputusan yang mereka buat.
3. Mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif lainnya dari suatu konflik.
Mediator yang dipilih atau yang ditunjuk akan membantu penyelesaian konflik,seperti :
a. Sebagai katalisator (mendorong suasana yang kondusif).
b. Sebagai pendidik (memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, dan
kendala usaha para pihak).
c. Sebagai penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan
usulan pihak yang satu kepada pihak yang lain).
d. Sebagai nara sumber (mendaya gunakan informasi).
e. Sebagai penyandang berita jelek (para pihak dapat emosional).
f. Sebagai agen realitas (terus terang dijelaskan bahwa sasarannya tidak
mungkin dicapai melalui suatu proses perundingan).
g. Sebagai kambing hitam (pihak yang dipersalahkan)
Selain hal diatas seorang mediator juga berperan sebagai :
1. Pembuka jalur komunikasi.
2. Legitimizer/orang yang berwenang untuk mengesahkan.
3. Fasilitator proses.
4. Nara sumber.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 12/23
5. Pelatih.
6. Pembahas masalah.
7. Perantara untuk melihat kenyataan.
8. Pemimpin.
Dalam menjalankan tugasnya seorang mediator dapat melakukan 2 macam peran,
yaitu :
1. Peran lemah/pasif.
2. Peran kuat/aktif.
Tipe-Tipe Mediator
1. Mediator hubungan sosial.
2. Mediator autoritatif.
3. Mediator mandiri.
Tahap-tahap mediasi, Garis besar pentahapan proses mediasi adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pertama, pembentukan forum.
Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
• Rapat gabungan.
• Pernyataan pembukaan oleh mediator, dalam hal ini yang dilakukan
adalah:
• mendidik para pihak;
• menentukan pokok-pokok aturan main;
• membina hubungan dan kepercayaan.
• Pernyataan para pihak, dalam hal ini yang dilakukan adalah:
• dengar pendapat (hearing);
• menyampaikan dan klarifikasi informasi;
• cara-cara interaksi.
2. Tahap kedua, saling mengumpulkan dan membagi informasi.
Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan
rapat-rapat terpisah yang bertujuan untuk:
a. Mengembangkan informasi selanjutnya;
b. Mengetahui lebih dalam keinginan para pihak ;
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 13/23
c. Membantu para pihak untuk dapat mengetahui kepentingannya ;
d. Mendidik para pihak tentang cara tawar menawar penyelesaian
masalah.
3. Tahap ketiga, tawar menawar penyelesaian masalah.
Dalam tahap ketiga yang dilakukan mediator mengadakan rapat bersama
atau lanjutan rapat terpisah, dengan tujuan untuk:
a. Menetapkan agenda.
b. Kegiatan pemecahan masalah.
c. Menfasilitasi kerja sama.
d. Identifikasi dan klarifikasi isu dan masalah.
e. Mengembangkan alternatif dan pilihan-pilihan.
f. Memperkenalkan pilihan-pilihan tersebut.
g. Membantu para pihak untuk mengajukan, menilai dan
memprioritaskan kepentingan-kepentingannya.
4. Tahap keempat pengambilan keputusan.
Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Rapat-rapat bersama.
b. Melokalisasikan pemecahan masalah dan mengevaluasi pemecahan
masalah.
c. Membantu para pihak untuk memperkecil perbedaan-perbedaan.
d. Mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak.
e. Membantu para pihak untuk memperbandingkan proposal
penyelesaian masalah dengan alternatif di luar kontrak.
f. Mendorong para pihak untuk menghasilkan dan menerima pemecahan
masalah.
g. Mengusahakan formula pemecahan masalah berdasarkan “win-win
solution” dan tidak ada satu pihakpun yang merasa kehilangan muka.
h. Membantu para pihak untuk mendapatkan pilihannya.
i. Membantu para pihak untuk mengingat kembali kontraknya.
Taktik Mediator , Dalam memimpin penyelesaian sengketa, seorang mediator harus
memiliki taktik yang dapat membantu penyelesaian konflik, yaitu :
a. Taktik menyusun rangka/keputusan.
b. Taktik untuk mendapatkan wewenang dan kerja sama.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 14/23
c. Taktik mengendalikan emosi dan menciptakan suasana yang tepat.
d. Taktik yang bersifat informatif.
e. Taktik pemecahan masalah.
f. Taktik menghindarkan rasa malu.
g. Taktik pemaksaan.
Teknik-Teknik Mediator , Untuk membantu proses penyelesaian sengketa, seorang
mediator dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu :
1. Membangun kepercayaan.
2. Menganalisis konflik.
3. Mengumpulkan informasi.
4. Berbicara secara jelas.
5. Mendengarkan dengan penuh perhatian.6. Meringkas/merumuskan ulang pembicaraan para pihak.
7. Menyusun aturan perundingan.
8. Mengorganisir pertemuan perundingan.
9. Mengatasi emosi para pihak.
10.Memanfaatkan “Causus/bilik kecil.
11.Mengungkapkan kepentingan yang masih tersembunyi.
12.Membujuk salah satu pihak/para pihak “BATNA”.
13.Menyusun kesepakatan.
KONSILIASI
Jika mengacu kepada asal kata konsiliasi yaitu “conciliation” dalam bahasa Inggris
yang berarti perdamaian dalam bahasa Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa
pada prinsipnya konsiliasi merupakan perdamaian. Konsiliasi sebagai proses
penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga yang netral dan tidak
memihak dengan tugas sebagai fasilitator untuk menemukan para pihak agar dapat
dilakukan penyelesaian sengketa. Konsiliator dalam menjalankan tugasnya harusmengetahui hak dan kewajiban para pihak, kebiasaan bisnis, sehingga dapat
mengarahkan penyelesaian sengeta dengan berpegang kepada prinsip keadilan,
kepastian dan objektivitas dari setiap kasus tertentu.
Tugas dari konsiliator seperti juga mediator hanyalah sebagai pihak fasilitator untuk
melakukan komunikasi diantara pihak sehingga dapat ditemukan solusi oleh para
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 15/23
pihak. Pihak konsiliator hanya melakukan tindakan- tindakan seperti mengatur
waktu dan tempat pertemuan para pihak, mengarahkan subjek pembicaraan,
membawa pesan dari satu pihak kepada pihak lain jika pesan tersbut tidak mungkin
disampaikan langsung, dan lain-lain. Sementara pihak mediator melakukan lebih
jauh dari itu. Namun, keputusan dan persetujuan terhadap keputusan perkara tetap
terletak penuh di tangan para pihak yang bersengketa.
ARBITRASE
Kata arbitrase berasal dari bahasa Latin arbitrare yang artinya kekuasaan untuk
menyelesaikan sesuatu menurut “kebijaksanaan“. Dikaitkannya istilah arbitrase
dengan kebijaksanaan seolah – olah memberi petunjuk bahwa majelis arbitrase
tidak perlu memerhatikan hukum dalam menyelesaikan sengketa para pihak, tetapi
cukup mendasarkan pada kebijaksanaan. Pandangan tersebut keliru karena arbiter
juga menerapkan hukum seperti apa yang dilakukan oleh hakim di pengadilan.
Secara umum arbitrase adalah suatu proses di mana dua pihak atau lebih
menyerahkan sengketa mereka kepada satu orang atau lebih yang imparsial
(disebut arbiter) untuk memperoleh suatu putusan yang final dan mengikat. Dari
pengertian itu terdapat tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu : adanya suatu
sengketa; kesepakatan untuk menyerahkan ke pihak ketiga; dan putusan final dan
mengikat akan dijatuhkan.
Menurut Mertokusumo, arbitrase adalah suatu prosedur penyelesaian sengketa di
luar pengadilan berdasarkan persetujuan para pihak yang berkepentingan untuk
menyerahkan sengketa mereka kepada seorang wasit atau arbiter.
Dalam Pasal 1 butir 1 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 disebutkan :
“Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa“. Dari pengertian Pasal 1 butir 1 tersebut diketahui
pula bahwa dasar dari arbitrase adalah perjanjian di antara para pihak sendiri, yang
didasarkan pada asas kebebasan berkontrak. Hal ini sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 1338 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa apa yang telah
diperjanjikan oleh para pihak mengikat mereka sebagai undang – undang.
Pada tanggal 12 Agustus 1999, telah disahkan Undang – Undang Nomor 30 Tahun
1999. Undang – Undang ini merupakan perubahan atas pengaturan mengenai
arbitrase yang sudah tidak memadai lagi
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 16/23
dengan tuntutan perdagangan Internasional.
JENIS ARBITRASE, Jenis – jenis arbitrase menurut Rv yaitu :
a. Arbitrase Ad Hoc (Volunter Arbitrase)
b. Arbitrase Institusional (Lembaga Arbitrase)
Arbitrase Ad Hoc (Volunter Arbitrase); Disebut dengan arbitrase ad hoc atau
volunteer arbitrase karena sifat dari arbitrase ini yang tidak permanan atau
insidentil. Arbitrase ini keberadaannya hanya untuk memutuskan dan
menyelesaikan suatu kasus sengketa tertentu saja. Setelah sengketa selesai
diputus, maka keberadaan arbitrase ad hoc inipun lenyap dan berakhir dengan
sendirinya. (para) arbiter yang menangani penyelesaian sengketa ini ditentukan
dan dipilih sendiri oleh para pihak yang bersengketa; demikian pula tata cara
pengangkatan (para) arbiter, pemeriksaan dan penyelesaian sengketa, tenggang
waktu penyelesaian sengketa tidak memiliki bentuk yang baku. Hanya saja dapat
dijadikan patokan bahwa pemilihan-pemilihan dan penentuan hal–hal tersebut
terdahulu tidak boleh menyimpang dari apa yang telah ditentukan oleh undang –
undang.
Arbitrase Institusional (Lembaga Arbitrase); Arbitrase Institusional ini merupakan
suatu lembaga arbitrase yang khusus didirikan untuk menyelesaikan sengketa yang
terbit dari kalangan dunia usaha. Hampir pada semua negara – negara maju
terdapat lembaga arbitrase ini, yang pada umumnya pendiriannya diprakarsai oleh
Kamar Dagang dan Industri Negara tersebut. Lembaga arbitrase ini mempunyai
aturan main sendiri – sendiri yang telah dibakukan. Secara umum dapat dikatakan
bahwa penunjukan lembaga ini berarti menundukkan diri pada aturan –aturan main
dari dan dalam lembaga ini. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dari peraturan –
peraturan yang berlaku untuk masing–masing lembaga tersebut.
Arbitrase Institusional adalah arbitrase yang melembaga yang didirikan dan
melekat pada suatu badan (body ) atau lembaga (Institution) tertentu. Sifatnya
permanen dan sengaja dibentuk guna menyelesaikan sengketa yang terjadi sebagai
akibat pelaksanaan perjanjian. Setelah selesai memutus sengketa, arbitrase
institusional tidak berakhir. Pada umumnya, arbitrase institusional memiliki
prosedur dan tata cara pemeriksaan sengketa tersendiri. Arbiternya ditentukan dan
diangkat oleh lembaga arbitrase institusional sendiri.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 17/23
SYARAT – SYARAT ARBITRASE
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Undang–Undang Nomor 30 Tahun 1999 yang dapat
diselesaikan melalui Arbitrase atau Alternatif penyelesaian Sengketa adalah
sengketa atau perbedaan pendapat yang timbul atau mungkin timbul antar para
pihak dalam suatu hubungan hukum tertentu yang telah diperjanjikan sebelumnya
bahwa penyelesaiannya akan ditentukan dengan cara arbitrase atau Alternatif
Penyelesaian Sengketa. Selanjutnya dalam Pasal 9 ayat (3) Undang – Undang
Nomor 30 Tahun 1999 dinyatakan perjanjian tertulis arbitrase harus memuat :
a. Masalah yang dipersengketakan
b. Nama lengkap dan tempat tinggal para pihak;
c. Nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbiter;
d. Tempat arbiter atau majelis arbiter akan mengambil keputusan;
e. Nama lengkap Sekretaris;
f. Jangka waktu penyelesaian sengketa;
g. Pernyataan kesediaan dari arbiter, dan
h. Pernyataan kesediaan dari para pihak yang bersengketa untuk menanggung
segala biaya yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
Apabila perjanjian yang dibuat tidak memuat syarat– syarat seperti yang disebutkan
di atas, maka perjanjian tersebut batal demi hukum, akan tetapi dalam Pasal 10
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi
batal dengan alasan – alasan sebagai berikut :
a. Meninggalkan salah satu pihak;
b. Bangkrutnya salah satu pihak;
c. Novasi;
d. Insolvensi salah satu pihak;
e. Pewarisan;
f. Berlakunya syarat – syarat hapusnya perikatan pokok
g. Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialih tugaskan pada pihak
ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase
tersebut; atau
h. Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.
Dalam hal para pihak sudah memperjanjikan bahwa sengketa yang terjadi atau
yang akan terjadi antara mereka akan diselesaikan melalui arbitrase, maka apabila
timbul sengketa, pemohon harus memberitahukan dengan surat tercatat, telegram,
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 18/23
teleks, faksimili, email atau dengan buku ekspedisi kepada termohon bahwa syarat
arbitrase yang diadakan oleh pemohon atau termohon berlaku. Surat
pemberitahuan untuk mengadakan arbitrase tersebut harus memuat dengan jelas;
1 Nama dan alamat
2 Penunjukan kepada klausula atau perjanjian arbitrase yang berlaku
3 Perjanjian atau masalah yang terjadi sengketa;
4 Dasar gugatan dan jumlah yang digugat, apabila ada;
5 cara penyelesaian yang dikehendaki; dan
6 Perjanjian yang diadakan oleh para pihak tentang jumlah arbitrase atau
apabila tidak pernah diadakan perjanjian semacam itu, pemohon dapat
mengajukan usul tentang jumlah arbiter yang dikehendaki dalam jumlah
ganjil.
MEKANISME ARBITRASE
Pada prinsipnya para pihak yang bersengketa bebas untuk menentukan acara
arbitrase yang digunakan dalam pemeriksaan sengketa sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999,
penentuan acara arbitrase ini harus diperjanjikan secara tegas dan tertulis.
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase dapat dilakukan dengan menggunakan
lembaga arbitrase nasional atau internasional berdasarkan kesepakatan para pihak.
Apabila sudah ditentukan lembaga yang dipilih, maka penyelesaian sengketa
dilakukan menurut peraturan dan acara dari lembaga yang dipilih kecuali
ditetapkan lain oleh para pihak. Dalam perjanjian tersebut harus ada kesepakatan
mengebnai ketentuan jangka waktu dan tempat diselenggarakan arbitrase. Apabila
jangka waktu dan tempat arbitrase tidak ditentukan, maka arbiter atau majelis
arbitrase berwenang untuk memperpanjang jangka waktu tugasnya apabila.
1) Diajukan permohonan oleh salah satu pihak mengenai hal khusus
tertentu, misalnya karena adanya gugatan antara atau gugatan insidentil
di luar pokok sengketa, seperti permohonan jaminan;
2) Sebagai akibat ditetapkan putusan provisional atau putusan sela
lainnya, atau
3) Dianggap perlu oleh arbiter atau majelis arbitrase untuk kepentingan
pemeriksaan.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 19/23
Sebaliknya apabila para pihak tidak menentukan sendiri ketentuan mengenai acara
arbitrase yang akan digunakan dalam pemeriksaan dan arbiter atau majelis
arbitrase telah terbentuk baik yang ditunjuk oleh para pihak, atau diperiksa dan
diputus menurut ketentuan Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999. Pemeriksaan
sengketa dalam arbitrase harus dilakukan secara tertulis tetapi tidak menutup
kemungkinan pemeriksaan sengketa dilakukan secara lisan apabila hal ini disetujui
oleh para pihak atau dianggap perlu oleh arbiter atau majelis arbitrase.
Arbiter atau majelis arbitrase dapat memerintahkan agar setiap dokumen atau bukti
disertai dengan terjemahan dalam bahasa yang ditetapkan oleh arbiter atau majelis
arbitrase . dalam pemeriksaan sengketa, para pihak yang bersengketa diberi
kesempatan yang sama dalam mengemukakan pendapat masing – masing dan para
pihak dapat diwakili oleh kuasanya yang dikuasakan dengan kuasa khusus.
Dalam jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau majelis arbitrase, pemohon
harus menyampaikan surat gugatannya kepada arbiter atau majelis arbitrase. Surat
gugatan tersebut harus memuat sekurang–kurangnya :
Nama lengkap dan tempat tinggal atau tempat kedudukan para pihak ;
Uraian singkat tentang sengketa disertai dengan lampiran bukti – bukti
; dalam hal ini salinan perjanjian arbitrase harus juga diajukan sebagai
lampiran ;
Isi gugatan yang jelas. Apabila isi gugatan berupa uang, harus
disebutkan jumlahnya yang pasti.
Setelah menerima surat gugatan dari pemohon, arbiter atau majelis arbitrase
menyampaikan satu salinan gugatan tersebut kepada termohon dengan disertai
perintah bahwa termohon harus menanggapi dan memberikan jawabannya secara
tertulis dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya salinan
gugatan tersebut oleh termohon. Apabila setelah 14 (empat belas) hari, termohon
tidak menyampaikan jawabannya, maka termohon akan dipanggil untuk
menghadap dimuka sidang arbitrase selambat–lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak dikeluarkannya perintah itu. Kepada termohon akan diperintahkan untuk
menyerahkan salinan jawaban kepada pemohon, arbiter atau majelis arbitrase
memerintahkan agar para pihak atau kuasa mereka menghadap dimuka sidang
arbitrase selambat – lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak
dikeluarkannya perintah itu. Apabila selambat – lambatnya 10 (sepuluh) hari
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 20/23
setelah pemanggilan dilakukan, termohon masih juga tidak datang kemuka
persidangan tanpa alasan yang sah, maka pemeriksaan akan diteruskan tanpa
kehadiran termohon dan gugatan pemohon dikabulkan seluruhnya kecuali apabila
gugatan tidak beralasan atau tidak berdasarkan hukum. Apabila para pihak datang
menghadap pada hari sidang yang
telah ditetapkan, arbiter atau majelis arbitrase akan mengusahakan perdamaian
dan apabila usaha perdamaian tercapai, maka arbiter atau majelis arbitrase akan
membuat akta perdamaian . akta perdamaian yang dikeluarkan oleh arbiter atau
majelis arbitrase, bersifat final dan mengikat para pihak. Sebaliknya apabilla usaha
perdamaian yang dilakukan arbiter atau majelis arbitrase tidak berhasil, maka
pemeriksaan terhadap pokok sengketa akan dilanjutkan.
Kepada para pihak akan diberi kesempatan terakhir untuk menjelaskan secara
tertulis pendirian masing–masing serta mengajukan bukti yang dianggap perlu
untuk menguatkan pendiriannya dalam jangka wakyu yang ditetapkan oleh arbiter
atau majelis arbitrase. Arbiter atau arbitrase juga berhak untuk meminta kepada
para pihak guna mengajukan penjelasan tambahan secara tertulis, dokumen atau
bukti lainnya yang dianggap perlu dalam jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter
atau majelis arbitrase.
Selama pemeriksaan sengketa, pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase dapat turut
serta dan menggabungkan diri dalam proses penyelesaian sengketa melalui
arbitrase, apabila terdapat unsure kepentingan yang terkait dan keturutsertaanya
disepakati oleh para pihak yang bersengketa serta disetujui oleh arbiter atau
majelis arbitrase yang memeriksa sengketa yang bersangkutan. Selama
pemeriksaan sengketa atas permohonan satu pihak, arbiter atau majelis arbitrase
dapat mengambil putusan provisional atau putusan sela lainnya untuk mengatur
ketertiban jalannya pemeriksaan sengketa tersebut :
- Penetapan sita jaminan;
- Memerintahkan penitipan barang kepada pihak ketiga;
- Menjual barang yang mudah rusak.
Pemeriksaan atau sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama 180
( seratus delapan puluh ) hari sejak arbiter atau majelis arbitrase terbentuk, namun
dengan persetujuan para pihak dan apabila diperlukan, jangka waktu tersebut
dapat diperpanjang,
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 21/23
BIAYA ARBITRASE
Pasal 76 dan Pasal 77 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 telah mengatur
ketentuan biaya arbitrase yang ditentukan oleh arbiter dan pihak yang membayar
biaya arbitrase tersebut. Dikatakan bahwa arbiter bertugas menentukan biaya
arbitrase yang meliputi biaya–biaya sebagai berikut :
a. honorarium arbiter;
b. biaya perjalanan dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh arbiter ;
c. biaya saksi dan / atau saksi ahli yang diperlukan dalam pemeriksaan sengketa;
d. biaya administrasi.
Beban biaya arbitrase dipikul pihak yang kalah, kecuali dalam hal tuntutan hanya
dikabulkan sebagian, maka beban biaya arbitrase dipikul kepada para pihak secara
berimbang.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARBITRASE
KELEBIHAN ARBITRASE
Badan arbitrase komersial Internasional ini sekarang menjadi cara penyelesaian
sengketa bisnis yang paling disukai. Alasan–alasan para pengusaha menyukai
badan ini daripada pengadilan nasional bermacam – macam. Yakni :
umumnya pengadilan nasional kurang mendapat kepercayaan dari
masyarakat penguasa (bisnis), sedangkan arbitrase komersial internasional
merupakan pengadilan pengusaha yang eksis untuk menyelesaikan
sengketa–sengketa di antara mereka (kalangan bisnis) dan sesuai kebutuhan
mereka.
Banyak pengadilan negara tidak mempunyai hakim–hakim yang
berkompeten atau yang berspesialisasi hukum komersial internasional,
sehingga karena keadaan ini pula mengapa para pihak lebih suka cara
arbitrase.
Berperkara melalui arbitrase lebih murah. Sebagai contoh, biaya administratif
(untuk pendaftaran) yang di dalam kerangka arbitrase ICSID adalah US$ 100.
Biaya untuk arbitrator adalah US$ 650 per hari plus biaya – biaya perjalanan
dan biaya hidup lainnya.
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 22/23
Berperkara melalui badan arbitrase tidak begitu formal dan lebih fleksibel.
Hakim, dalam hal ini arbitratornya, tidak perlu terikat dengan aturan – aturan
proses berperkara seperti halnya yang terjadi pada pengadilan nasional.
Karena sifat fleksibilitas dan tidak adanya acara formil–formilan ini nantinya
berpengaruh pula pada para pihak yang bersengketa. Yakni, mereka menjadi
tidak terlalu bersitegang di dalam proses penyelesaian perkara.
Melalui badan arbitrase, para pihak yang bersengketa diberi kesempatan
untuk memilih hakim (arbitrator) yang mereka anggap dapat memenuhi
harapan mereka baik dari segi keahlian atau pengetahuannya pada sesuatu
bidang tertentu.
Faktor kerahasiaan proses berperkara dan keputusan yang dikeluarkan
merupakan alasan utama mengapa badan arbitrase ini menjadi primadona
para pengusaha.
Tidak adanya pilihan hukum yang kaku dan tidak ditentukan sebelumnya.
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase ini tidak harus melulu diselesaikan
menurut proses hukum (tertentu saja), tetapi juga dimungkinkan suatu
penyelesaian secara kompromi di antara para pihak.
KEKURANGAN ARBITRASE
Meskipun arbitrase menyandang berbagai keuntungan seperti telah dikemukakan di
atas, namun di dalam prakteknya pun ternyata arbitrase memiliki kelemahan–
kelemahan yakni :
Untuk mempertemukan kehendak para pihak yang bersengketa dan
untuk membawanya ke badan arbitrase tidaklah mudah. Kedua pihak
harus sepakat. Padahal untuk dapat mencapai kesepakatan atau
persetujuan itu kadang-kadang memang sulit.
Pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing. Dewasa ini, di
banyak negara masalah tentang pengakuan dan pelaksanaan keputusanarbitrase asing ini masih menjadi soal yang sulit.
Dalam arbitrase tidak dikenal adanya preseden hukum atau keterikatan
kepada putusan – putusan arbitrase sebelumnya. Jadi, setiap sengketa
yang telah diputus dibuang begitu saja, meski di dalam putusan tersebut
5/7/2018 ian Sengketa Dalam Hukum Bisnis Serta Pembuktian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ian-sengketa-dalam-hukum-bisnis-serta-pembuktian 23/23
mengandung argumentasi-argumentasi hukum para ahli – ahli hukum
kenamaaan.
Arbitrase ternyata tidak mampu memberikan jawaban yang definitif
terhadap semua sengketa hukum. Hal ini berkaitan erat dengan adanya
konsep yang berbeda dengan yang ada di setiap negara. Bagaimanapun
juga keputusan arbitrase selalu bergantung kepada bagaimana arbitrator
mengeluarkan keputusan yang memuaskan keinginan para pihak.
Menurut Prof. Dr. Komar Kantaatmadja, SH.,LLM ternyata arbitrase pun
dapat berlangsung lama dan karenanya membawa akibat biaya yang
tinggi, terutama dalam hal arbitrase luar negeri.
PERBANDINGAN ANTARA KONSULTASI, NEGOSIASI, MEDIASI, KONSILIASI,
ARBITRASE AD HOC, ARBITRASE INSTITUSIONAL, DAN LITIGASI
PEMBUKTIAN SECARA PERDATA