ian Hama Walang Sangit

2
PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT Wa lang sa ngit (  Lep tocor isa acut a ) me rupa kans alah sa tu hama ya ng juga me re sa hkan pe tan i. Hewan ini jik a di ga nggu, akan meloncat dan terba ng sa mbil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan. Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman. 1. Penceg aha n Secara Bio log is (Alami) Pengandalian secara Biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami belalang, misalnya dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam  jamur yang dapat menginfeksi walang sangit. 2. Penge nda lia n secara Mekanis a. Men ana m tan aman secara se ren tak . b. Me mber si hkan sawa h da ri segal a maca m rumput yan g tumb uh di sekita r sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit. c. Me nangka p wa la ng sangit pada pa gi ha ri dengan me nggunak an ja la penangkap. d. Pe na ng kapa n me nggu naka n unmpan ba ngka i kodok, ke tam sawa h, at au dengan alga. e. Pe m el i hara an tana ma n /  kon trol hama ya ng ba ik da pat men ing kat kan ke seh atan tanaman. Peny ira man , pemupukan, pe nge ndalian hama dan peny ak it , sert a pe ng gant ia n me dia tu mbuh da pat me ni ng ka tkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini. 3. Penge nda lis n secara Kimi awi Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian bahan kimia secara berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itulah penggunaanya harus terkontrol. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga da pa t me ma ka n bi ji bi ji yan g sudah me ng eras, yaitu de ng an mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

Transcript of ian Hama Walang Sangit

8/9/2019 ian Hama Walang Sangit

http://slidepdf.com/reader/full/ian-hama-walang-sangit 1/2

PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT

Walang sangit (  Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang jugameresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil

mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.

Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah

diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam –

hitaman.

1. Pencegahan Secara Biologis (Alami)

Pengandalian secara Biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami belalang,

misalnya dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam

 jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.

2. Pengendalian secara Mekanis

a. Menanam tanaman secara serentak.

b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar

sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.

c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala

penangkap.

d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau

dengan alga.

e. Pemeliharaan tanaman /  kontrol hama yang baik dapat meningkatkan

kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan

penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat

memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.

3. Pengendalisn secara Kimiawi

Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai

10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian

bahan kimia secara berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan.Untuk itulah penggunaanya harus terkontrol. Penggunaan insektisida diusahakan

sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.

Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi

hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit

dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan

mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

8/9/2019 ian Hama Walang Sangit

http://slidepdf.com/reader/full/ian-hama-walang-sangit 2/2

Saran Alternatif : (dengan menggunakan insektisida alami)

Insektisida nabati tentunya dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian

serangga. Bahan alami itu memenuhi beberapa kriteria yang diinginkan, yaitu aman,

murah, mudah diterapkan petani dan efektif membunuh hama serta memiliki

keuntungan mudah dibuat. Bahan dari nabati ini juga mudah terurai (biodegradable)

sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena

residunya mudah hilang.

Salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai

insektisida nabati yaitu daun sirsak. Bagian dari tanaman sirsak yang digunakan adalah

daun dan biji. Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin,

bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai anti-feedent. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah

untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah,

bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama-hama

lainnya.

Dalam makalah berjudul Controlling Locusts with Plant Chemicals disebutkan

bahwa seperti spesies serangga lain, belalang mengalami proses evolusi bersama

tanaman selama lebih dari 350 juta tahun. Serangga phytophagous telah mempelajari

bagaimana menghindari racun tanaman dan tanaman pun selalu membangun strategi

pertahanan dengan produk kimia alaminya. Beberapa sifat botani tersebut merupakan

alternatif sebagai insektisida. Seperti Meliaceae tropis, Azadirachta indica (mimba) dan

Melia volkensii yang tersebar di Afrika Timur, bermanfaat sebagai sumber penghambatperkembangan serangga (termasuk belalang). Kandungan bioaktif yang ditemukan di

dalamnya adalah grup azadirachtins, yang bercampur dengan neuroendocrine hormon,

untuk mengontrol pertumbuhan tubuhnya, metamorfosis dan reproduksi.

Produk tanaman yang dianalisa bercampur di antara metabolisme dan proses

yang melawan belalang tanpa menggunakan tekanan yang membahayakan manusia dan

binatang lain. Ekstrak buah mentah M. volkensii selalu berhasil dalam mengontrol

pergerakan dan mengusir belalang (Locusta migratoria). Ultra-Low Volume (ULV)

memformulasikan 1000 ppm ekstrak etanol buah M. volkensi. Dengan menggunakan

perbandingan 10 liter per hektar hasilnya mampu menghamat dan menghilangkan

perkembangan belalang. Hasil menarik lainnya adalah keikutsertaan ekstrak dalam fase

formasi, yaitu mengusir belalang, menahan fase soliter dan menghambat pergerakan

dalam fase berkelompok. Yang terpenting juga, insektisida alami ini tidak meracuni

mamalia ataupun burung.

Nama : Arnadi

Kelas : I c

NPM : 109110039

Prodi : Agroteknologi

Mata Kuliyah : Biologi