Iain Syar Ibrahim Ksp

19
DRAF SKRIPSI Nama : Ibrahim Kaimudin N I M : 0501013015 Jurusan : Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas : Syariah Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon A. Latar Belakang Manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat, sering kali terbentur dengan kemampuan dan kemauan yang terbatas. Kenyataan seperti ini menyebabkan manusia kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu muncul kebutuhan yang mendesak dan sangat terpaksa, seseorang harus berhutang pada orang lain, baik berupa barang maupun uang, dengan memberi pertolongan pinjaman mempunyai nilai kebaikan dan berpahala di sisi Allah. Sebenarnya, sistem simpan pinjam pada saat ini sangat dibutuhkan terlebih bagi mereka yang berada di desa atau sering disebut dengan penduduk pedesaan. Dengan pentingnya sistem simpan pinjam ini, maka perlu adanya pelaksanaan simpan pinjam yang benar-benar jauh dari hal riba dalam bentuk apapun. Menurut Basyir, hukum Islam dalam memberikan aturan-aturan dalam bidang muamalat bersifat longgar, guna memberikan kesempatan perkembangan-perkembangan hidup manusia dalam bidang ini dikemudian hari. Hukum Islam memberikan ketentuan yang pada dasarnya pintu perkembangan senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan per-

description

Proposal IAIN Ambon

Transcript of Iain Syar Ibrahim Ksp

  • DRAF SKRIPSI

    Nama : Ibrahim Kaimudin

    N I M : 0501013015

    Jurusan : Perbandingan Mazhab dan Hukum

    Fakultas : Syariah

    Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Simpan

    Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon

    A. Latar Belakang

    Manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat, sering kali terbentur dengan

    kemampuan dan kemauan yang terbatas. Kenyataan seperti ini menyebabkan

    manusia kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, bila

    sewaktu-waktu muncul kebutuhan yang mendesak dan sangat terpaksa, seseorang

    harus berhutang pada orang lain, baik berupa barang maupun uang, dengan

    memberi pertolongan pinjaman mempunyai nilai kebaikan dan berpahala di sisi

    Allah.

    Sebenarnya, sistem simpan pinjam pada saat ini sangat dibutuhkan terlebih bagi

    mereka yang berada di desa atau sering disebut dengan penduduk pedesaan. Dengan

    pentingnya sistem simpan pinjam ini, maka perlu adanya pelaksanaan simpan pinjam

    yang benar-benar jauh dari hal riba dalam bentuk apapun. Menurut Basyir, hukum

    Islam dalam memberikan aturan-aturan dalam bidang muamalat bersifat longgar,

    guna memberikan kesempatan perkembangan-perkembangan hidup manusia dalam

    bidang ini dikemudian hari. Hukum Islam memberikan ketentuan yang pada

    dasarnya pintu perkembangan senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan per-

  • 2

    kembangan-perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan pada satu

    pihak, oleh karena adanya tekanan-tekanan pihak lain.1

    Al-Quran menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, yang arti

    harfiahnya adalah penambahan tapi tidak semua penambahan itu dilarang dalam

    Islam. Al-Quran telah memperkenankan dari jual beli atau dagang tapi tidak dari

    pinjaman yang diberikan kepada seorang pengutang. Pada umumnya para ulama

    telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah bunga. Sementara sebagian

    orang masih berpendapat, bahwa yang dilarang oleh Islam itu adalah riba

    bukannya bunga, tetapi ada juga pendapat lain yang mengatakan berapapun besar

    tingkat pembungaan uang tetap termasuk riba.2

    Salah satu bentuk perwujudan dari hubungan simpan pinjam di atas bisa

    dalam bentuk pendirian Koperasi. Secara etimologi kata koperasi berasal dari

    bahasa Inggris co-operation yang artinya kerja sama. Sedangkan dalam bahasa Arab,

    koperasi disebut syirkah yang berarti al-ikhtilah, yaitu suatu perserikatan/

    perkongsian.3 Adapun dilihat dari segi istilah, koperasi (syirkah) adalah suatu badan

    usaha di bidang perekonomian yang memiliki keanggotaan suka rela atas dasar

    persamaan hak, kerja sama dan tujuan memenuhi kebutuhan para anggotanya dan

    masyarakat pada umumnya. Di Indonesia pengertian koperasi menurut ketentuan

    yang termaktub dalam pasal I ayat (1) Undang-Undang tentang perkoperasian

    (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Lembaga Negara Republik Indonesia

    Tahun 1992 Nomor 116) adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

    1 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba,Utang Piutang, Gadai (Bandung : Al-

    Maarif, 1983), hlm. 27. 2 Ibid, h.31

    3 M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung : Penerbit Angkasa

    Bandung, 2003), h. 85

  • 3

    badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

    koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz

    kekeluargaan. Kondisi koperasi ini mengindikasikan bahwa di dalam azas

    kekeluargan perlu adanya rasa tolong-menolong, tidak berbuat dzalim kepada sesama

    anggota koperasi/sesama manusia, sehingga tujuan didirikannya Koperasi dapat

    bermanfaat bagi manusia pada umumnya, khususnya bagi kesejahteraan anggotanya.

    Uraian di atas bila dikaitkan dengan pandangan hukum Islam, maka pada

    hakikatnya landasan koperasi bersumber dari Al-Quran, Al-Hadis dan Ijma, dimana:

    1) Dalam Al-Quran, dijelaskan pada :

    a) Surat Al-Maidah ayat 2:

    ) :(

    Artinya :

    Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

    (QS. Al-Maidah : 2)4

    b) Surat Shad ayat 24:

    Artinya:

    Dan sesungguhnya kebanyakan dari oran-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian lain kecuali orang yang

    beriman dan mengerjakan amal shaleh. (QS. As-Shad : 24)

    Ayat tersebut dengan jelas menegaskan bahwa di dalam berserikat kadang-

    kadang terdapat niat atau keinginan yang tidak sesuai atau menyimpang dari

    4 Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta : Yayasan

    Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1990), h. 156

  • 4

    aturan berserikat. Hal trsebut dapat menimbulkan salah satu pihak akan merasa

    dirugikan atau terzolimi. Akan tetapi kalau niat dan komitmen yang di tanamkan

    semata-mata karena lillahitaala atau berdasarkan pada sportifitas dalam

    kerjasama, maka hal-hal yang negatip tidak akan terjadi.

    2) Dalam Al-Hadis, yaitu :

    :

    ) ( Artinya :

    Dari Abi Hurairah ra. Bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda,

    sesungguhnya Allah swt. berfirman Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang di antara keduanya tiada menghianati

    yang lain, maka apabila berkhianat salah seorang di antara keduanya, saya

    keluar dari perserikatan keduanya.5

    Hadis di atas menyimpulkan agar di dalam melakukan syirkah atau

    kerjasama, harus diperhatikan hak dan kewajiban masing masing. Dimana hak

    dan kewajiban tersebut telah tertuang dalam sebuah perjanjian yang telah mereka

    sepakati bersama. Oleh karena itu, hak dan kewajiban harus dipandang sebagai

    suatu yang esensial dan harus dilakukan dengan cara yang adil.

    3) Ijma

    Menurut Ibnu Al-Mundzir, sebagaimana dikutip oleh SyafiI Antonio

    dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktek, bahwa pelaksanan syirkah

    telah disepakati kebolehannya oleh para ulama.6 Sedangkan menurut Ibnu

    Qudamah dalam kitabnya Al-Mughnii, sebagaimana juga telah di kutip oleh

    5 Ahmad Sunarto, Terjemahan Shahih Bukhari, (Semarang : Asy-Syifa, 1993), h. 532

    6 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema Insani

    Perss, 2001), h. 9

  • 5

    SyafiI Antonio bahwa telah berkata, Kaum muslimin telah berkonsensus

    terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat pendapat dalam

    beberapa elemen dirinya.

    Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya

    berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di

    Indonesia mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan

    usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan

    iklim lingkungannya.7

    Di Indonesia pada umumnya dan di Kota Ambon pada khususnya, keberadaan

    koperasi simpan pinjam yang menjamur di kalangan masyarakat ternyata tidak

    terbebas dari praktik rentenir. Dengan permodalan yang umumnya bersumber dari

    bantuan pemerintah dan pemilik (umumnya adalah pemodal utama sekaligus Ketua

    Koperasi), para pengelola koperasi menyalurkannya lagi ke masyarakat dengan

    bunga tinggi. Kondisi seperti ini sebenarnya pernah beberapa kali dilaporkan ke

    Dinas Koperasi dan UMKM Kota Ambon, hanya saja, sejauh ini instansi terkait

    sengaja membiarkan hal ini dengan alasan bahwa belum dapat membuktikannya di

    lapangan.

    Agar koperasi binaan pemerintah terhindar dari dugaan praktik rentenir, Dinas

    Koperasi dan UMKM Kota Ambon hanya meminta para pengelolannya tidak

    membebani para anggota atau nasabahnya dengan bunga pinjaman sangat tinggi.

    "Meski sebenarnya untuk pengaturan besaran bunga koperasi, secara undang-undang

    7 Riazuddin Ahmed, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to Development.

    dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in Social and Economic Development.

    (London : International Cooperative Alliance, 1964), h. 57

  • 6

    memang tidak mengatur hal tersebut. Namun, dikembalikan kepada Rapat Anggota

    Koperasi (RAK) tersebut, artinya sesuai dengan kesepakatan mereka," kata Kepala

    Dinas Koperasi dan UMKM Kota Ambon. Meski demikian, Kepala Dinas Koperasi

    dan UMKM Kota Ambon meminta agar koperasi yang ada di Kota Ambon bisa

    menerapkan besaran bunga yang tidak bersifat mencekik dan merugikan bagi

    anggota, calon anggota maupun nasabah koperasi tersebut. "Tetap harus diwaspadai

    besaran bunga koperasi yang sifatnya mencekik, jangan sampai bukannya

    terbantukan dengan pinjaman dari koperasi tersebut, tapi malah terjebak dengan

    utang dengan bunga tinggi seperti rentenir," ucap Kepala Dinas Koperasi dan

    UMKM Kota Ambon. Untuk itu, lanjutnya, koperasi dan lembaga keuangan mikro

    harus berani berbenah dan mengganti pola kerja mereka. Langkah tersebut

    diharapkan mampu meminimalisasi pergerakan para rentenir yang menawarkan

    pinjaman lunak dengan bunga mencekik. Pengelola koperasi harus merubah pola

    kerja dan harus bisa menyaingi rentenir, yakni dengan sering jemput bola, dan

    menawarkan pola yang mudah memberi pinjaman namun dengan tetap menggunakan

    bunga koperasi yang terjangkau. Diakui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota

    Ambon, bunga tinggi para rentenir memang mencekik. Dari informasi yang

    berkembang dalam setahun, bunganya bisa mencapai 60 persen bahkan kalau

    dihitung ada yang mencapai 20% per bulannya. Namun, meski begitu tetap ada saja

    orang yang mau menggunakan jasa peminjaman uang yang dilakukan rentenir.8

    Koperasi Maloko Kie Raha merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang

    mulai beroperasi di Kota Ambon sejak tahun 2008, dan dalam perkembangannya

    8 Harian Ambon Ekspres tanggal 5 Mei 2011. Rentenir berkedok Koperasi Merajalela

  • 7

    hingga tahun 2012 telah memiliki 4 resort dengan total jumlah nasabah 350 orang

    (kreditur).

    Keberadaan Koperasi Maloko Kie Raha khususnya dalam pelaksanaan simpan

    pinjamnya pada hakikatnya sangat membantu masyarakat, khususnya dalam

    pengadaan dana kredit (pinjaman) kepada nasabah, karena disamping proses yang

    dirasa masyarakat tidak terlalu berbelit-belit seperti pada perbankan, juga

    persyaratan-persyaratan yang tidak terlalu sulit bagi nasabah. Sehingga bagi nasabah

    yang perlu segera membutuhkan dana pinjaman, maka dengan membawa segala

    persyaratan yang diminta oleh koperasi, ia dapat segera memperoleh dana pinjaman.

    Walaupun di sisi lainnya, bunga pinjaman pada Koperasi pada umumnya tergolong

    lebih besar dibandingkan jasa keuangan lainnya seperti Bank dan Perum Pegadaian,

    namun bagi masyarakat hal tersebut tidaklah terlalu bermasalah, selama bunga yang

    diterapkan koperasi masih bisa ditolerir berdasarkan tingkat kemampuan

    pengembalian pinjaman nasabah.

    Di dalam pelaksanaan simpan pinjam khususnya dalam hal pinjaman, maka

    pada Koperasi Maloko Kie Raha menerapkan sistem pinjaman harian, mingguan dan

    bulanan. Masing-masing sistem pinjaman ini mempunyai nilai penambahan

    (bunga) yang berbeda satu dengan lainnya. Untuk pinjaman harian maka

    ditetapkan bunga sebesar 15 persen, pinjaman mingguan sebesar 12 persen dan

    pinjaman bulanan sebesar 6 persen.

    Berangkat dari fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

    dalam suatu rencana penulisan skripsi berjudul Tinjauan Hukum Islam terhadap

    Pelaksanaan Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon.

  • 8

    B. Rumusan dan Batasan Masalah

    1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka permasalahan pokok yang

    diajukan adalah bagaimana tinjauan hukum Islam pelaksanaan simpan pinjam di

    Koperasi Maloko Kie Raha Ambon ?

    Pokok masalah tersebut dapat dijabarkan dalam dua sub masalah, yaitu :

    a. Bagaimanakah pelaksanaan simpan pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha ?

    b. Bagaimana tinjuan hukum Islam terhadap pelaksanaan simpan pinjam di

    koperasi ?

    2. Batasan Masalah

    Untuk menghindari adanya perluasan dalam pembahasan nanti, maka

    masalah yang dibahas dalam penulisan ini hanya berfokus pada pelaksanaan

    simpan pinjam di Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha (khususnya

    pinjaman bulanan) dan tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan simpan

    pinjam tersebut.

    C. Pengertian Judul dan Defenisi Operaisonal

    Di bawah ini diuraikan pengertian kata yang terdapat dalam draf skripsi yang

    dianggap kurang jelas sehingga akan lebih mempermudah pemahaman dan dapat

    memberikan gambaran tentang yang akan diuraikan pada pembahasan berikutnya :

    - Tinjauan menurut Kamus Bahasa Indonesia berarti hasil meninjau; pandangan;

    pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya.9

    9 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

    Nasional, 2008), h.1529.

  • 9

    - Hukum Islam menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf

    Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian hukum Islam (syariah)

    mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan

    muamallah (kemasyarakatan). Syariah disebut juga syara, millah dan diin. 10

    Sedangkan menurut Zainuddin Ali, mengatakan Hukum Islam mencerminkan

    seperangkat norma Ilahi yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah,

    hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial hubungan

    manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Norma Illahi yang

    mengatur tata hubungan tersebut adalah 1) kaidah-kaidah dalam arti khusus atau

    kaidah ibadah murni, mengatur cara dan upacara hubungan langsung antara

    manusia dengan sesamanya dan makhluk lain di lingkungannya. 11

    Sedangkan

    menurut Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah

    supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan

    Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia,

    beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan

    kehidupan. Sedangkan menurut Muhammad Ali At-Tahanawi dalam kitabnya

    Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun memberikan pengertian syariah mencakup

    seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamallah

    (kemasyarakatan). Syariah disebut juga syara, millah dan diin. 12

    10

    Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta : Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 1990), h.1.

    11 H. Zainuddin Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Cet.I, Jakarta :

    Bumiaksara, 2006), 22 12

    Ahmad Azhar Basjir, Op.Cit., h.1

  • 10

    - Koperasi berasal secara etimologi dari bahasa Inggris co-operation yang artinya

    kerja sama. Sedangkan dalam bahasa Arab, koperasi disebut syirkah yang berarti

    al-ikhtilah, yaitu suatu perserikatan/ perkongsian.13

    Sehingga dari pengertian judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan

    Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon, dapat diinterpretasikan

    bahwa penelitian ini akan mengkaji/menganalisis pelaksanaan simpan pinjam pada

    Koperasi Maloko Kie Raha dalam pandangan (perspektif) hukum Islam.

    D. Metode Penelitian

    1. Jenis penelitian

    Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah literer atau penelitian perpustakaan

    (library research) artinya sebuah studi dengan mengkaji buku-buku yang ada

    kaitannya dengan pembahasan skripsi ini yang diambil dari perpustakaan. Semua

    sumber berasal pada bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan permasalahan

    penelitian14

    Pendekatan dilakukan dengan metode syari, sesuai dengan masalah

    yang dikemukakan dalam skripsi ini. Maka penulis menggunakan pendekatan syari,

    yakni pendekatan yang melihat dari segi hukum Islam

    2. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

    a. Observasi, digunakan untuk mengamati keadaan dan perilaku objek yang

    diteliti/diamati, yaitu pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam

    Maloko Kie Raha.

    13

    M. Zaidi Abdad, Op.Cit. h. 85 14

    Sugiono, Metode Penelitian, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000), h.126

  • 11

    b. Teknik wawancara (interview), digunakan untuk memperoleh keterangan

    karakteristik baik terkait keberadaan Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha,

    pelaksanaan simpan pinjam dan penerapan bunga dalam simpan pinjam.

    c. Dokumentasi, yang merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

    ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.15

    . Dokumen yang

    diambil dari Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha meliputi dokumen

    profil Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha, pelaksanaan simpan pinjam,

    perhitungan suku bunga simpan pinjam, dan lain-lain.

    3. Metode Analisa Data

    Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode

    deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu usaha untuk mengumpul-

    kan dan menyusun suatu data, kemudian diusahakan adanya analisis dan penafsiran

    data.

    Langkah-langkah dalam penelitian metode deskriptif analisis diantaranya adalah :

    a. Membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil

    bentuk studi komparatif.

    b. Mengadakan penilaian

    c. Menetapkan standar (normatif)

    d. Menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lain

    e. Menarik kesimpulan.16

    15

    Ibid, h.138 16

    Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar (Bandung : Tarsito, 1985), h.139

  • 12

    Dalam metode analisis data ini menggunakan pola pikir ilmiah sebagai berikut :

    a. Deduktif

    Pola pikir deduktif yaitu pola berfikir dengan menggunakan analisa yang

    berpijak dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum,

    kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan masalah khusus.17

    b. Induktif

    Pola pikir induktif yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus

    kemudian diteliti dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat

    umum.18

    4. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan setelah proposal ini selesai diseminarkan, dan

    tempat penelitian dikonsentrasikan di Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha.

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk memperoleh data yang jelas tentang latar belakang yang mendalam

    tentang pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Maloko

    Kie Raha.

    b. Untuk memperoleh penjelasan yang tepat tentang bagaimana pandangan

    Islam terkait pelaksanaan simpan pinjam ?

    17

    Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), h.3 18

    Ibid., h.16

  • 13

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang

    pandangan hukum Islam terkait keberadaan simpan pinjam pada Koperasi

    Simpan Pinjam Maloko Kie Raha.

    b. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis tentang kasus diatas dalam

    pandangan hukum Islam, sekaligus sebagai prasyarat penulisan skripsi.

    F. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

    Dalam pembahasan skripsi ini terdapat beberapa bab yang diantara bab satu

    dengan yang lainnya saling berhubungan. Diantara keterkaitannya ini merupakan

    uraian gambaran keseluruhan dari isi skripsi ini.

    Bab pertama merupakan bab pendahuluan dari penulisan skripsi ini, yang

    membuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, pengertian judul,

    kemudian tinjauan pustaka, metode penelitian, dilanjutkan dengan tujuan dan

    kegunaan penelitian serta memuat garis-garis besar skripsi.

    Pada bab kedua merupakan bah yang berisi landasan teori terkait permasalahan

    yang akan dibahas, yaitu menyangkut konsep dasar simpan pinjam dalam hukum

    Islam seperti pengertian simpan pinjam, dasar hukum simpan pinjam, bentuk-bentuk

    simpan pinjam, serta ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan simpan pinjam

    dalam hukum Islam

    Pada bab ketiga penulis membahas tentang pelaksanaan simpan pinjam pada

    Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie Raha, meliputi gambaran umum KSP. Maloko

    Kie Raha Ambon dan konsep pelaksanaan simpanan dan pinjaman.

  • 14

    Selanjutnya pada bab keempat, merupakan bab analisa tinjauan hukum Islam

    terhadap pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam Maloko Kie

    Raha. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis prosedur pemungutan, analisis

    penambahan dalam pengembalian pinjaman serta pemikiran para ulama tentan g

    simpan pinjam.

    Terakhir pada Bab V yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dan

    saran.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta : Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 1990)

    -----------------, Hukum Islam Tentang Riba,Utang Piutang, Gadai (Bandung : Al-

    Maarif, 1983)

    Ahmad Sunarto, Terjemahan Shahih Bukhari, (Semarang : Asy-Syifa, 1993)

    Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya (Jakarta : Yayasan Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1990)

    Harian Ambon Ekspres tanggal 5 Mei 2011. Rentenir berkedok Koperasi Merajalela

    Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema Insani Perss, 2001)

    M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung : Penerbit

    Angkasa Bandung, 2003)

    Riazuddin Ahmed, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to

    Development. dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in

    Social and Economic Development. (London : International Cooperative

    Alliance, 1964)

    Sugiono, 2000. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta,

    2000)

    Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975)

    Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen

    Pendidikan Nasional, 2008)

    Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar (Bandung : Tarsito, 1985)

    Zainuddin Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Cet.I,

    Jakarta : Bumiaksara, 2006)

  • 16

    TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SIMPAN

    PINJAM DI KOPERASI MALOKO KIE RAHA AMBON

    DRAF SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Hi) Pada Fakultas Syariah

    Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum

    Oleh :

    IBRAHIM KAIMUDIN

    NIM : 0501013015

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    A M B O N

    2012

  • 17

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Pembimbing penulisan skripsi Ibrahim Kaimudin, NIM. 0501013015, Mahasiswa

    Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Ambon, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi

    yang bersangkutan dengan judul : Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan

    Simpan Pinjam di Koperasi Maloko Kie Raha Ambon, memandang bahwa skripsi

    ini telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat diajukan ke seminar draf.

    Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses selanjutnya.

    Ambon, 20 Oktober 2012

    Pembimbing I,

    THALHAH, MA

    NIP. 19710809 199803 2 006

    Pembimbing II,

    HASAN, M.Ag

    NIP. 19750320 200604 1 004

  • 18

    KOMPOSISI BAB

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Rumusan Dan Batasan Masalah

    C. Pengertian Judul

    D. Tinjauan Pustaka

    E. Metode Penelitian

    F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

    G. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

    BAB II . KONSEP SIMPAN PINJAMLANDASAN TEORI

    A. Konsep Dasar Simpan Pinjam

    B. Konsep Dasar Koperasi

    C. Dasar Hukum Simpan Pinjam dalam Hukum Islam

    BAB III PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KSP. MALOKO KIE

    RAHA

    A. Gambaran Umum KSP. Maloko Kie Raha Ambon

    B. Konsep Pelaksanaan Simpanan

    C. Konsep Pelaksanaan Pinjaman

    BAB IV. ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG

    PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KSP. MALOKO KIE

    RAHA

    A. Analisis Prosedur Pemungutan

    B. Analisis Penambahan dalam Pengembalian Pinjaman

    C. Pemikiran Para Ulama tentang Simpan Pinjam

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran

  • 19

    Email : [email protected]

    Email : [email protected]