I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

20
Tugas Paper UTS Mata Kuliah Manajemen Risiko Teknologi Informasi Manajemen Risiko Teknologi Informasi di Bank Danamon Terkait Tiga Masalah Yang Dihadapi di Tahun 2011 Oleh : I Putu Agus Eka Pratama 23510310 Dosen : Dr. Ing. Ir. Suhardi MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

description

Paper UTS manajemen risiko teknologi informasi - Bank Danamon.

Transcript of I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Page 1: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Tugas Paper UTS Mata KuliahManajemen Risiko Teknologi Informasi

Manajemen Risiko Teknologi Informasi di Bank Danamon Terkait Tiga Masalah Yang Dihadapi

di Tahun 2011

Oleh :I Putu Agus Eka Pratama

23510310

Dosen :

Dr. Ing. Ir. Suhardi

MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASISEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2011

Page 2: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

DAFTAR ISI

Abstraksi................................................................................................................1

Abstract..................................................................................................................1

Bab I Pendahuluan..................................................................................................1

I.1 Risiko dan Masalah........................................................................................1

I.2 Manajemen Risiko.........................................................................................1

I.3 Manajemen Risiko IT.....................................................................................1

I.4 Penilaian Terhadap Risiko IT.........................................................................3

I.5 Operational Risk Management Framework (ORMF)....................................4

Bab II Bank Danamon.............................................................................................5

II.1 Profil Bank Danamon...................................................................................5

II.2 Visi dan Misi Bank Danamon.......................................................................5

II.3 IT Strategic Objective Bank Danamon.........................................................6

II.4 Operational Risk Management Framework (ORMF) di Bank Danamon.....7

Bab III Permasalahan di Bank Danamon 2011 ......................................................8

III.1 Proses Bisnis Bank Danamon – Layanan - Nasabah...................................8

III.2 Apa Permasalahan Yang Terjadi di Bank Danamon Tahun 2011?.............8

III.3 Mengapa Permasalahan Tersebut Bisa Terjadi?..........................................9

III.4 Mengapa Dapat Mempengaruhi Objective Bank Danamon?....................10

III.5 Usulan Penyelesaian Terhadap Permasalahan Yang Terjadi....................11

III.6 Kesimpulan Sementara..............................................................................12

Daftar Pustaka......................................................................................................13

i

Page 3: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Abstraksi

Bank Danamon adalah salah satu bank swasta terkemuka dan terbesar di

Indonesia. Teknologi Informasi di Bank Danamon sangat penting untuk

memberikan berbagai layanan kepada nasabah guna mencapai IT Strategic

Objectif. Namun perlu diperhatikan adanya IT Risk dari implementasi IT di Bank

Danamon. Berbeda dengan masalah, risiko belum terjadi, sehingga masih bisa

dihindari. Untuk itu diperlukan adanya IT Risk Management. Paper UTS ini

menyajikan permasalahan apa yang terjadi di Bank Danamon di tahun 2011 serta

mengapa masalah tersebut dapat terjadi dan dapat mempengaruhi IT Strategic

Objective Bank Danamon dari berbagai sumber disertai dengan analisis dari sisi

penulis berdasarkan pemahaman terhadap materi Manajemen Risiko Teknologi

Informasi.

Kata Kunci :

IT Strategic Objective, IT Risk Management, permasalahan, apa, mengapa,

Page 4: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Abstract

Danamon Bank (Bank Danamon) is one of famous and biggest bank in

Indonesia. Information Technology in Bank Danamon is very important to

providing services to customers, in case to gain the Bank Danamon's IT Strategic

Objectif. It must attention too about IT Risk of IT implementation in Bank

Danamon. Different from problem, risk not happen yet, so that it can be avoid.

That's way IT Risk Management's needed in Bank Danamon. This paper will

show us about what are the problems exactly at Bank Danamon in year of 2011,

why that problems happen, and why they can affect the Bank Danamon's IT

Strategic Objetive, from many sources with the author's analysis regarding the

understand of Information Technology Risk Management course.

Keyword :

IT Strategic Objective, IT Risk Management, problems, what, why,

Page 5: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Bab I Pendahuluan

I.1 Risiko dan Masalah

Risiko (risk) adalah efek dari ketidakpastian dari suatu tujuan. Efek

merupakan deviasi dari suatu perkiraan. Ketidakpastian adalah keadaan akibat

kekurangan informasi, pemahaman, atau pengetahuan dari suatu kejadian, yang

memberikan konsekuensi atau kemungkinan. Risiko kadang sering disamakan

dengan konsekuensi, yang meliputi juga perubahan dalam lingkungan sekitarnya,

dan berasosiasi dengan kecenderungan dari suatu kejadian (ISO Guide 73:2009).

[1]

Terdapat perbedaan antara risiko dan masalah (problem). Risiko belum

terjadi, sehingga masih bisa dihindari melalui manajemen risiko. Sedangkan

masalah sudah terjadi dan harus dihadapi serta diberikan solusi.

I.2 Manajemen Risiko

Manajemen risiko (risk management) adalah proses koordinasi berbagai

aktivitas untuk secara langsung mengontrol sebuah organisasi dengan mengacu

kepada terjadinya sebuah risiko (ISO Guide 73:2009) [1]. Empat alasan

diperlukannya manajemen risiko yaitu :

1. Untuk memahami kemungkinan suatu bisnis/tujuan organisasi mengalami

kegagalan.

2. Untuk melindungi aset – aset berharga suatu organisasi (misalkan

perusahaan) berupa harta maupun tenaga kerja (manusia).

3. Untuk memahami adanya peluang dan ancaman dengan lebih baik lagi.

4. Untuk memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian

tujuan/sasaran (objective) suatu organisasi.

Empat poin tujuan di atas menunjukkan pentingnya suatu manajemen risiko bagi

organisasi/perusahaan.

I.3 Manajemen Risiko IT

IT berperan dalam pencapaian tujuan strategis suatu organisasi, misalkan

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mencapai IT Value apabila sasaran

perusahaan tersebut tercapai berkat adanya implementasi IT di dalamnya. Risiko

1

Page 6: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

IT muncul jika implementasi IT tidak mampu membantu perusahaan atau

organisasi di dalam memperoleh tujuan bisnisnya. Untuk itu perlu dilakukan

manajemen risiko IT (IT Risk Management), mengingat risiko belum terjadi dan

masih bisa dihindari dengan melakukan manajemen risiko yang baik.

Di dalam manajemen resiko IT, terdapat delapan poin ancaman (threat)

[2]. Meliputi :

1. Accidental disclosure

Penyalah gunaan mandat yang diberikan atau membeberkan secara sengaja

suatu informasi rahasia, perorangan, atau terklasifikasi.

2. Act of Nature.

Ancaman yang disebabkan oleh alam (gempa bumi, tornado, badai) yang

menyebabkan kegagalan sistem, kerusakan, dan ancaman lainnya.

3. Alteration of Software.

Sengaja menambahkan, memodifikasi, menghapus, suatu sistem

(aplikasi, sistem operasi), yang mengancam integritas data, ketersediaan,

serta sumber daya yang dikontrol oleh sistem, serta kerusakan sistem.

Termasuk di dalamnya trojan, virus, dan malicious code.

4. Bandwith Usage.

Penggunaan komunikasi bandwith secara sepihak untuk tujuan tertentu di

luar kepentingan organisasi.

5. Electrical Interference/Disruption.

Interferensi/fluktuasi yang menyebabkan kegagalan sistem, baik dengan

otoritas user maupun modifikasi data.

6. Intentional Alteration of Data.

Sengaja memodifikasi, menambah, memasukkan sebuah data, baik

menggunakan akun terotentikasi maupun tidak, yang menyebabkan

kerusakan data (penyimpanan, produksi, proses, dan kontrol).

7. System Configuration Error (Accidental).

Kesalahan konfigurasi yang tidak disengaja saat melakukan proses

upgrade sistem, software, hardware, peralatan komunikasi operasional.

8. Telecommunication Malfunction/Interruption.

2

Page 7: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Kegagalan sistem pada media komunikasi, unit, komponen, yang

menyebabkan terjadinya interupsi pada transfer data melalui

telekomunikasi di antara komputer, distribusi pemrosesan secara remote,

dan lainnya.

I.4 Penilaian Terhadap Risiko IT

Untuk melakukan penilaian terhadap risiko IT (IT Risk Assesment), perlu

diperhatikan 9 langkah berikut [3] :

1. Memiliki pengetahuan (knowledge) terhadap sistem teknologi informasi

yang meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),

antar muka (interface), data, informasi, pengguna, arsitektur sistem,

keamanan sistem, dan topologi jaringan.

2. Melakukan identifikasi terhadap segala ancaman (threat) yang dapat

mengganggu stabilitas dan fungisonalitas sistem. Ancaman dapat berasal

dari manusia, alam, dan lingkungan sekitar.

3. Melakukan identifikasi terhadap kelemahan (vulnerability) dan

kekurangan pada sistem. Meliputi prosedur keamanan sistem, desain

sistem, implementasi sistem, kontrol internal sistem, yang menimbulkan

pelanggaran terhadap kebijakan dalam keamanan sistem.

4. Melakukan analisa terhadap berbagai kendali yang diimplementasikan

maupun perencanaan pada organisasi/perusahaan untuk meminimalisir

atau mencegah munculnya ancaman terhadap kelemahan sistem.

5. Menentukan adanya kecenderungan dari suatu kejadian (likelihood) untuk

menilai kemungkinan adanya ancaman terhadap sistem.

6. Melakukan analisa terhadap dampak – dampak buruk akibat adanya

ancaman (low, medium, high), dimana pengukuran dampak dapat

dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.

7. Melakukan penentuan risiko dari suatu sistem IT yang merupakan

ancaman.

8. Mengajukan berbagai rekomendasi untuk mengurangi level risiko sistem

IT.

9. Melakukan dokumentasi hasil.

3

Page 8: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

I.5 Operational Risk Management Framework (ORMF)

Operational Risk (Risiko Operasional) adalah risiko atas kerugian akibat

ketidak cukupan dan kegagalan proses internal, termasuk juga kelalaian personil,

kegagalan sistem, dan faktor luar. Operational Risk Management Framework

(ORMF) adalah framework manajemen resiko operasional yang umumnya

digunakan di perbankan. Alan Greenspan (ketua Federal Reserve American

Banker Association) mengatakan bahwa suatu kesalahan jika menganggap

kesuksesan di dalam perbankan hanya dipengaruhi oleh skalabilitas yang besar

dan diversifikasi. Manajemen risiko yang baik merupakan salah satu elemen

penting kesuksesan di perbankan.[7]

Operational Risk Management (ORM) menawarkan enam buah poin

tantangan penting [7]. Yaitu :

1. Peningkatan biaya kebutuhan.

2. Akses ke informasi yang tepat dan pelaporan.

3. Pertumbuhan dari kehilangan data (loss database).

4. Mengimplementasikan sistem ORM.

5. Tone at the top.

6. Kurangnya pengukuran yang sistematik dari suatu operational risk.

ORM menjelaskan prinsip, prosedur, dan responsibilitas untuk kesuksesan

penerapan Risk Management Process dalam rangka penghematan sumber daya

dan tenaga.

4

Page 9: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Bab II Bank Danamon

II.1 Profil Bank Danamon

Bank Danamon (lengkapnya PT Bank Danamon, Tbk) berdiri tahun 1956

dengan nama Bank Kopra Indonesia. Tahun 1976 berganti nama menjadi PT Bank

Danamon Indonesia. Tahun 1988 Bank Danamon menjadi bank devisa dan tahun

1989 menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Tahun 1998, Bank Danamon dikelola oleh BPPN (Badan Penyehatan

Perbankan Nasional) sebagai BTO (Bank Take Over). Tahun 1999, BPPN

merekapitulasi 32,2 Trilyun berupa obligasi. Tahun 1999, sebagai bagian dari

restrukturisasi, PT Bank PDFCI (BTO) merge dengan Bank Danamon. Tahun

2000, Bank Danamon merge dengan 8 BTO lainnya (Bank Tiara, Bank Duta,

Bank Rama, Bank Tamara, Bank Nusa Nasional, Bank Pos Nusantara, Jaya Bank

Internasional, dan Bank Risjad Salim Internasional) serta menerima program

rekapitulasi kedua dari pemerintah sebesar 28.9 Trilyun dan menjadi salah satu

bank swasta terbesar di Indonesia. Tahun 2003, Asia Financial (Indonesia) Pte

Ltd mengakuisisi Bank Danamon, melalui konsorsium Fullerton Financial

Holding (anak perusahaan Temasek Holding) dan Deutsche Bank AG (pemegang

saham pengendali).

Kini Bank Danamon menjadi salah satu institusi finansial terbesar di

Indonesia. Bulan Desember 2009, Bank Danamon menjadi bank terbesar keenam

di Indonesia (dari jumlah aset), keempat terbesar (dari kapitalisasi pasar), dan

jaringan cabang kedua terbesar (1900 kantor cabang dan pusat pelayanan).

II.2 Visi dan Misi Bank Danamon

Visi dan misi bank Danamon tercantum di dalam buku laporan tahunan

(annually report) [5]. Visi Bank Danamon adalah peduli dan membantu jutaan

orang mencapai kesejahteraan. Misi Bank Danamon ada 3 yaitu :

1. Menjadi lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang keberadaannya

diperhitungkan.

2. Suatu organisasi yang terpusat pada nasabah yang melayani semua segmen

dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing – masing segmen

5

Page 10: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan serta didukung oleh

teknologi canggih.

3. Menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati oleh nasabah,

karyawan, pemegang saham, dan komunitas tempat perusahaan berada.

Dari visi dan misi di atas, dapat diketahui bahwa Bank Danamon adalah bank

yang berorientasi kepada nasabah, dalam hal ini kepercayaan nasabah. Langkah

yang dilakukan dengan memberikan berbagai pelayanan yang memuaskan

nasabah, termasuk keamanan dan kenyamanan bertransaksi, sehingga makin

meningkatkan jumlah transaksi.

II.3 IT Strategic Objective Bank Danamon

Adapun tujuan strategis IT (IT Strategic Objectif) Bank Danamon terdiri

dari tiga poin berikut :

1. Melayani semua segment dengan keunggulan penjualan dan pelayanan.

Metriknya berupa DSP (Danamon Simpan Pinjam) untuk UKM.

Bank Danamon berusaha mencapai target penjualan dan pelayanan kepada

nasabah di sektor modal usaha dan transaksi, untuk semua segmen

nasabah (perorangan, komersil, UKM).

2. Menjadi lembaga keuangan terkemuka di Indonesia.

Metriknya berupa DSP untuk UKM, Danamon Consumer Banking,

perluasan jaringan ATM dan cabang dimulai dari tahun 2007.

Dengan pengadaan berbagai layanan berbasis IT dan memenuhi setiap

keinginan nasabahnya, Bank Danamon ingin menjadi bank terkemuka di

Indonesia.

3. Pengembangan layanan elektronik perbankan kelas dunia.

Metriknya berupa perluasan jaringan ATM dan cabang dimulai dari tahun

2007. Layanan perbankan kelas dunia dan perluasan cabang dan jaringan

menjadi strategi Bank Danamon dalam rangka memperoleh kepercayaan

nasabah dari sisi keamanan dan kenyamanan layanan yang diberikan.

6

Page 11: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

II.4 Operational Risk Management Framework (ORMF) di Bank Danamon

Sebagaimana yang disebutkan di annually report [5], Bank Danamon

menggunakan pendekatan strategi mitigasi yang tepat untuk memperoleh

keseimbangan antara pemaparan risiko operasional, efektivitas, mekanisme

kontrol, dan risk appetite (tingkat risiko) oleh bank.

Bank Danamon menerapkan kerangka Operational Risk Management

Framework (ORMF) secara konsisten dan menyeluruh, disesuaikan dengan risiko

spesifik dari proses bisnis yang ada. Implementasinya berupa siklus terintegrasi

agar pengendalian risiko memadai, dapat diidentifikasi, diukur, dinilai, dimitigasi

(kontrol), dipantau, dan dilaporkan. ORMF didukung oleh ORMS (Operational

Risk Management System), sebuah sistem manajemen risiko operasional online

dan real time web based [5]. Pengelolaan risiko operasional di Bank Danamon

sejalan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia [6][7] dan Komite

Basel terkait manajemen risiko untuk pengawasan perbankan [5].

7

Page 12: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Bab III Permasalahan di Bank Danamon 2011

III.1 Proses Bisnis Bank Danamon – Layanan - Nasabah

Terkait permasalahan yang terjadi di Bank Danamon yang dibahas di

paper ini, perlu dilakukan analisis terhadap proses bisnis dari Bank Danamon,

nasabah, dan layanan yang diberikan.

Gambar : Proses Bisnis di Bank Danamon

Terlihat bahwa untuk memperoleh kepuasan nasabah (customer

satisfaction), terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan oleh Bank Danamon, yaitu

kualitas layanan (service quality), kualitas produk (product quality), dan nilai

lebih nasabah (customer value). Kepuasan ini akan mempengaruhi loyalitas

nasabah (customer loyality) terhadap Bank Danamon. Customer value bahkan

berkaitan langsung dengan customer loyality.

Analisis terhadap proses bisnis Bank Danamon akan membantu di dalam

pembahasan mengenai permasalahan yang dialami oleh Bank Danamon di tahun

2011, termasuk juga di sisi rekomendasi/desain dan kesimpulan.

III.2 Apa Permasalahan Yang Terjadi di Bank Danamon Tahun 2011?

Di tahun 2011 ini, berdasarkan sumber di internet, terdapat 3 kasus yang

terjadi di Bank Danamon di 3 daerah berbeda di Indonesia. Ketiga kasus ini

menjadi permasalahan bagi Bank Danamon itu sendiri.

8

Page 13: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Pertama, kasus penggelapan di kantor Cabang Pembantu Menara

Danamon oleh orang dalam Danamon sendiri, yaitu seorang teller Danamon yang

telah lama bekerja dan mengetahui dengan sangat baik seluk beluk di dalam Bank

Danamon. [9][10][11][12][13].

Kedua, kasus perampokan di Bank Danamon Simpan Pinjam Lingkar

Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta oleh kawanan perampok bank

bersenjata api [14][15][16][17][18].

Ketiga, kasus perampokan di Bank Danamon Jalan Latumenten, Jakarta

Barat, oleh kawanan perampok bank [19][20][21][22][23].

III.3 Mengapa Permasalahan Tersebut Bisa Terjadi?

Ketiga permasalahan di atas terjadi sebagai akibat adanya beberapa

kesalahan. Yaitu kesalahan sistem, user, dan kebijakan. Berikut kronologi dan

penjelasan mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi.

Permasalahan pertama disebabkan oleh Accidental disclosure. Dimana

dalam hal ini pegawai Bank Danamon yang diberikan kekuasaan untuk menjadi

teller menyalah gunakan hak dan pengetahuan yang diberikan terkait sistem di

dalam Bank Danamon untuk kepentingan pribadi. Modus pelaku yaitu menarik

uang kas secara berulang – ulang dari kantor Cabang Pembantu Menara

Danamon. Pelaku memalsukan buku khazanah (buku untuk catatan keuangan

setiap kantor cabang Bank danamon), sehingga uang dalam catatan buku tersebut

hilang. Kegiatan ini dilakukan selama dua tahun sampai kemudian kepala cabang

curiga terhadap laporan pengeluaran keuangan kantor yang membesar.

Meski uang yang dibobol adalah uang dalam catatan pembukuan

(khazanah) dan bukan uang milik nasabah Danamon, namun dikhawatirkan jika

kejadian ini tetap tidak diketahui dan tidak ditangani akan terus berlanjut dan

merambat ke uang milik nasabah Danamon.

Kasus kedua dan ketiga disebabkan oleh kesalahan user dan kebijakan,

dalam hal ini manajemen sumber daya manusia (pembagian tugas dan tanggung

jawab), termasuk juga penambahan sistem keamanan. Meski terjadi di dua lokasi

berbeda, namun sama – sama dilakukan oleh kawanan perampok. Belum

diperoleh fakta resmi apakah kawanan perampok tersebut adalah orang dalam

9

Page 14: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Bank Danamon sendiri atau bekerja sama dengan orang dalam Bank Danamon.

Namun terlihat pencegahan tidak ditangani dengan baik. Beberapa fakta yang

mendukung pernyataan penulis ini antara lain :

1. Tidak adanya petugas penjaga (satpam) cadangan saat kejadian. Satpam

saat kejadian sedang berada di luar, karena ikut serta menagih hutang di

lapangan bersama pegawai lainnya.[17]

2. Tidak adanya keterangan adanya jumlah penjaga/satpam minimal 2 orang

dengan pembagian tugas menjaga kantor cabang dan ikut menemani

petugas di lapangan/luar.[17]

3. Tidak adanya upaya menghubungi pihak keamanan/polisi saat kejadian

berlangsung (alert), misalkan dengan menekan secara rahasia tombol

mengirim peringatan bahaya ke kantor polisi terdekat tanpa diketahui oleh

pihak perampok. Padahal banyak bank besar dunia yang menerapkannya.

Dan ironisnya lagi, lokasi bank Danamon di Jogja berdekatan dengan

kantor polisi.

4. Tidak adanya keterangan catatan berupa rekaman kejadian (misal CCTV)

untuk mempermudah pengusutan oleh pihak berwajib.[21]

III.4 Mengapa Dapat Mempengaruhi Objective Bank Danamon?

Adanya ketiga permasalahan di atas (yang tidak dipublish dalam annualy

report Bank Danamon namun tersiar di media publik dan online), dapat

memberikan pengaruh terhadap objective Bank Danamon. Mengapa bisa

mempengaruhi? Berikut alasannya.

Permasalahan yang terjadi di Bank Danamon dapat menyebabkan

penurunan kepercayaan nasabah. Nasabah tidak lagi mempercayai keamanan uang

yang mereka simpan di Bank Danamon. Hal ini akan menurunkan jumlah nasabah

yang mempengaruhi penurunan jumlah transaksi di Bank Danamon. Penurunan

jumlah transaksi akan mengurangi pemasukan Bank Danamon. Hubungan semua

faktor ini telah digambarkan di proses bisnis di atas.

Sebagaimana yang dijelaskan juga di bab II, Bank Danamon adalah bank

yang berorientasi kepada nasabah. Sehingga segala layanan yang diberikan

bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan nasabah, dalam hal ini

10

Page 15: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

uang yang disimpan maupun transaksi yang dilakukan. Adanya 3 kasus ini

menyebabkan penurunan kepercayaan nasabah dan masyarakat terhadap layanan

di Bank Danamon, sehingga mengganggu IT Strategic Objective Bank Danamon,

yang berujung pada roda bisnis perusahaan.

III.5 Usulan Penyelesaian Terhadap Permasalahan Yang Terjadi

Terkait ketiga permasalahan yang dialami oleh Bank Danamon di tahun

2011 di tiga lokasi berbeda, mengapa permasalahan tersebut bisa terjadi, dan

mengapa bisa memberi pengaruh terhadap tujuan (objective) dari Bank Danamon,

maka penulis mencoba memberikan usulan penyelesaian dari formulasi masalah

yang dijabarkan di atas. Yaitu :

1. Untuk kasus pertama, perlu adanya pembenahan internal Bank Danamon.

Meliputi pembenahan kebijakan privillege, keuangan, pembukuan,

disiplin, etos kerja, dan sangsi sesuai hukum yang berlaku terhadap semua

tingkatan pegawai Bank Danamon. Hal ini akan mentertibkan proses kerja,

tanggung jawab, dan dispilin dalam lingkungan kerja Bank Danamon.

Perlu juga dibentuk unit khusus di Bank Danamon untuk mempelajari

kebijakan yang dikeluarkan, serta meneliti dan memberikan solusi

terhadap bugs pada sistem. Mengingat keamanan sistem bergantung dari

sisi software, hardware, user, dan kebijakan yang diberlakukan.

2. Untuk kasus kedua dan ketiga, perlu dilakukan pembenahan di sisi

pengelolaan sumber daya manusia dan pemanfaatan IT. untuk sumber

daya manusia (pegawai), perlu adanya minimal dua orang satpam untuk

setiap kantor cabang (semakin banyak semakin baik) dengan pembagian

jam kerja (shift siang dan malam) dan tugas (menjaga kantor cabang dan

keluar mengantar nasabah/pegawai lain yang bertugas di lapangan). Di sisi

pemanfaatan IT, di setiap kantor cabang perlu ditambahkan kamera CCTV

dengan resolusi baik dan bekerja 24 jam, sehingga pihak Bank Danamon

memiliki database file video rekaman untuk memudahkan penyidikan,

misalkan saat kejadian ini. Kemudian perlu ditambahkan tombol alert

bahaya yang terhubung langsung ke kantor polisi terdekat. Selain

penempatan kedua alat ini yang tersembunyi (sehingga tidak mencolok di

11

Page 16: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

mata pelaku saat kejadian), juga tidak menimbulkan suara/gerakan

mencurigakan bagi pelaku saat alat tersebut diaktifkan. Sehingga kawanan

perampok tidak menyadari bahwa pihak kepolisian telah menerima alert

bahaya tersebut dan akan segera menindak lanjuti. Biaya pengadaan

perangkat ini bisa jadi besar, namun dalam jangka panjang, memberikan

manfaat besar. Yaitu berupa keamanan yang berujung pada peningkatan

kepercayaan nasabah dan masyarakat terhadap keamanan layanan di Bank

Danamon.

3. Framework yang telah ada (ORMF) sudah berjalan baik dan sesuai dengan

ketentuan dari Bank Indonesia dan Basel, sehingga hanya perlu

pembenahan di sisi internal Bank Danamon untuk mencegah terulang

kembali kasus ini.

III.6 Kesimpulan Sementara

Beberapa kesimpulan sementara yang penulis ambil dari uraian di paper

ini yaitu :

1. Risiko muncul sebagai sebuah faktor yang mempengaruhi tingkat

kepuasan dan loyalitas nasabah.

2. Sesuai proses bisnis Bank Danamon, kualitas layanan dan produk serta

customer value sama – sama mempengaruhi kepuasan nasabah.

3. Permasalahan yang terjadi di Bank Danamon 2011 mempengaruhi

objective Bank Danamon.

4. Objective dan IT di Bank Danamon menciptakan nilai untuk pertumbuhan

bisnis dan loyalitas nasabah, melalui keunggulan layanan yang diberikan.

12

Page 17: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

Daftar Pustaka

[1]ISO Guide (2009) : ISO Guide 73 Risk Management Vocabulary. ISO Guide.

2009.

[2]Elky, Steve. (2006) : An Introduction to Information Risk Management. SANS

Institute InfoSec Reading Room. 2006.

[3]Mahreza Maulana, Muhammad; Harso Supangkat, Suhono (2006) : Pemodelan

Framework Manajemen Risiko Teknologi Informasi Untuk Perusahaan di

Negara Berkembang. Multimedia and Cyberspace Engineering Research

Group (MUCER), KK Teknologi Informasi, Sekolah Teknik Elektro dan

Informatika Institut Teknologi Bandung. 2006.

[4]Commonwealth of Virginia. (2007) : Information Technology Resource

Management Information Technology Risk Management Guideline.

Virginia Information Technology Agency (VITA). 2007.

[5]PT Bank Danamon, Tbk (2010) : Annual Report Bank Danamon 2010. PT

Bank Danamon, Tbk. 2010.

[6]Bank Indonesia (2010) : Surat Edaran (SE) no 12 35 DPNP. (online)

http://m.bi.go.id/NR/rdonlyres/2DEBF163-C35D-4B88-AE97-

27D6D9DDF828/21652/se_123511.pdf

Diakses 18 September 2011.

[7]Bank Indonesia (2009) : Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009 –

Perubahan Atas PBI No 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen

Risiko Bagi Bank Umum. (online)

http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/pbi_112509.htm

Diakses 18 September 2011.

[8]Metric Stream (2011) : Operational Risk Management (ORM) Framework in

Bank and Financial Institutions. (online)

http://www.metricstream.com/solution_briefs/ORM.htm

Diakses 18 September 2011.

Page 18: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

[9]Rima News (2011) : Polisi dan BI Ungkap Modus Pembobolan Bank

Danamon. (online)

http://rimanews.com/read/20110510/27258/polisi-dan-bi-ungkap-modus-

pembobolan-bank-danamon

Diakses 18 September 2011.

[10]Kabar Saham (2011) : Danamon Bukan Dari Rekening Nasabah. (online)

http://www.kabarsaham.com/2011/danamon-bukan-dari-rekening-nasabah.html

Diakses 18 September 2011.

[11]Kompas (2011) : Danamon Bukan Dari Rekening Nasabah. (online)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/05/15250644/Danamon.Bukan.d

ari.Rekening.Nasabah

Diakses 18 September 2011.

[12]Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) (2011) : Ini Modus

Pembobolan Bank Danamon. (online)

http://www.lppi.or.id/index.php/module/Forum/showtopic/21

Diakses 18 September 2011.

[13]Berita Mandiri (2011) : Beberapa Skandal Kasus Pembobolan Bank. (online)

http://www.beritamandiri.com/2011/05/beberapa-skandal-kasus-pembobolan-

bank.html

Diakses 18 September 2011.

[14]Kompas (2011) : Tak Ada Satpam Saat Bank Dirampok. (online)

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/06/09/09151164/Tak.Ada.Satpam.Saat.

Bank.Dirampok

Diakses 18 September 2011.

[15]Suara Karya Online (2011) : 4 Penjahat Bersenpi Rampok Bank Danamon.

(online)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=280361

Diakses 18 September 2011.

[16] Kompas (2011) : Penjagaan Bank Bank di Yogyakarta Normal. (online)

Page 19: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

http://regional.kompasiana.com/2011/06/10/penjagaan-bank-bank-di-yogyakarta-

normal/

Diakses 18 September 2011.

[17] Republika (2011) : Satpam Ikut Nagih ke Nasabah, Bank Danamon

Dirampok. (online)

http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/06/08/lmgtf4-satpam-

ikut-nagih-ke-nasabah-bank-danamon-dirampok

Diakses 18 September 2011.

[18] Tribun Jambi (2011) : Bank Danamon Dirampok Siang Bolong. (online)

http://jambi.tribunnews.com/2011/06/08/bank-danamon-dirampok-siang-bolong

Diakses 18 September 2011.

[19]Detik News (2011) : Perampok Bank Danamon Gondol Rp 40 Juta. (online)

http://us.detiknews.com/read/2011/06/30/140111/1671757/10/perampok-bank-

danamon-gondol-rp-40-juta

Diakses 18 September 2011.

[20]Detik News (2011) : Perampok Bersenjata Api Kian Merajalela di Jakarta

Barat. (online)

http://www.detiknews.com/read/2011/07/29/210646/1692657/10/perampok-

bersenjata-api-kian-merajalela-di-jakarta-barat

Diakses 18 september 2011.

[21]Detik News (2011) : Polisi Bank Danamon Tidak Pasang CCTV. (online)

http://www.detiknews.com/read/2011/06/30/151621/1671888/10/polisi-bank-

danamon-tidak-pasang-cctv

Diakses 18 September 2011.

[22]Yustisi (2011) : Jakarta Barat Paling Rawan Aksi Perampokan. (online)

http://yustisi.com/2011/07/jakarta-barat-paling-rawan-aksi-perampokan-

bersenjata-api/

Diakses 18 September 2011.

[23]Humas Polda Metor Jaya (2011) : Perampok Bank Danamon Latumenten.

(online)

Page 20: I Putu Agus Eka Pratama - Paper UTS Manajemen Risiko Teknologi Informasi - Bank Danamon

http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2011/06/perampok-bank-danamon-

latumenten.html

Diakses 18 September 2011.