I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi...

22
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakteristik usaha sektor pertanian, khususnya subsektor budidaya dan pembibitan sapi, dianggap berisiko tinggi karena bersifat biologis yang rentan terhadap serangan penyakit dan kematian, sehingga dapat menyebabkan kerugian. Usaha peternakan memiliki berbagai risiko kematian diantaranya diakibatkan oleh karena kecelakaan, bencana alam dan termasuk wabah penyakit. Bedasarkan hal tersebut, maka sesuai dengan undang-undang no 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemerdayaan Petani dan Peraturan Menteri Pertanian No. 40 / Permentan / SR. 230 / 7 /2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian, diperlukan Asuransi Pertanian. Asuransi Pertanian merupakan Pengalihan resiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usaha tani atau ternak sehingga keberlangsungan usaha dapat terjamin, oleh karena itu sangat penting bagi para petani atau peternak untuk melindungi usaha ternaknya dengan mengikutsertakan dalam asuransi. Kerugian yang akan di alami peternak akan berdampak pada keberlangsungan usaha ternak itu sendiri, resiko yang paling sering dialami adalah resiko kematian yang akan menyebabkan kerugian pada peternak. untuk dapat mengatasi kemungkinan resiko yang akan di alami oleh usaha ternak maka mengikut sertakan asuransi pada ternaknya merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk menjamin dari kemungkinan resiko yang akan dialami oleh ternak . Untuk itu pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengalokasikan kegiatan fasilitas Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau(AUTS/K) untuk Provinsi Bali dengan target 5000 ekor. Melalui dana tugas pembantuan ( TP ) pada SKPD Provinsi.

Transcript of I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi...

Page 1: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakteristik usaha sektor pertanian, khususnya subsektor budidaya dan

pembibitan sapi, dianggap berisiko tinggi karena bersifat biologis yang rentan

terhadap serangan penyakit dan kematian, sehingga dapat menyebabkan

kerugian. Usaha peternakan memiliki berbagai risiko kematian diantaranya

diakibatkan oleh karena kecelakaan, bencana alam dan termasuk wabah

penyakit. Bedasarkan hal tersebut, maka sesuai dengan undang-undang no 19

tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemerdayaan Petani dan Peraturan

Menteri Pertanian No. 40 / Permentan / SR. 230 / 7 /2015 tentang Fasilitas

Asuransi Pertanian, diperlukan Asuransi Pertanian.

Asuransi Pertanian merupakan Pengalihan resiko yang dapat memberikan

ganti rugi akibat kerugian usaha tani atau ternak sehingga keberlangsungan

usaha dapat terjamin, oleh karena itu sangat penting bagi para petani atau

peternak untuk melindungi usaha ternaknya dengan mengikutsertakan dalam

asuransi. Kerugian yang akan di alami peternak akan berdampak pada

keberlangsungan usaha ternak itu sendiri, resiko yang paling sering dialami

adalah resiko kematian yang akan menyebabkan kerugian pada peternak. untuk

dapat mengatasi kemungkinan resiko yang akan di alami oleh usaha ternak

maka mengikut sertakan asuransi pada ternaknya merupakan cara yang paling

mudah dilakukan untuk menjamin dari kemungkinan resiko yang akan dialami

oleh ternak .

Untuk itu pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan mengalokasikan kegiatan fasilitas Asuransi Usaha Ternak

Sapi/Kerbau(AUTS/K) untuk Provinsi Bali dengan target 5000 ekor. Melalui dana

tugas pembantuan ( TP ) pada SKPD Provinsi.

Page 2: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

2

B. Maksud dan Tujuan

1 Petunjuk pelaksanaan AUTS/K dimaksudkan untuk menjadi acuan

pelaksanaan bagi petugas maupun peternak dalam pelaksanaan kegiatan

fasilitasi akses AUTS/K. sedangkan maksud dari Asuransi Usaha Ternak

Sapi/Kerbau (AUTS/K) adalah untuk menjamin keberlangsungan usaha

peternakan petani.

2. Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk :

(1) Meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap AUTS/K;

(2) Memberikan kemudahan kepada pelaku usaha dalam mengakses

AUTS/K; dan

(3) Meningkatkan koordinasi AUTS/K dengan stakeholders terkait..

C. Sasaran

Sasaran dari AUTS/K adalah dapat terlindunginya peternak sapi atau

kerbau dari kerugian usaha yang di akibatkan oleh kematian dan/atau

kehilangan supaya peternak dapat melanjutkan usahanya.

D. Ruang lingkup

Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan kegiatan Asuransi Usaha Ternak

Sapi/kerbau (AUTS/K): melakukan sosialisasi program asuransi kepada

peternak dan pemangku kepentingnlainya; menerima usulan dari Dinas

kabupaten/Kota dan mengusulkan penetapan peserta asuransi kepada Ditjen

PKH secara preodik; menerima pelaksanaan AUTS/K; monitoring dan

evaluasi pelaksanaan AUTS/K kepada Direktorat Jendral Prasarana dan

Sarana Pertanian, Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.

E. Pengertian

1. Asuransi adalah mekanisme pengalihan risiko dari tertanggung kepada

penanggung dengan pembayaran premi asuransi sehingga penanggung

berkewajiban membayar kerugian yang terjadi dan dijamin.

Page 3: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

3

2. Asuransi Usaha Ternak Sapi/kerbau (AUTS/K) adalah perjanjian antara

perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan peternak sebagai

tertanggung dimana dengan menerima premi asuransi, perusahaan

asuransi akan memberikan penggantian kerugian kepada peternak

karena sapi/kerbau mati akibat penyakit, kecelakaan dan beranak,

dan/atau kehilangan sesuai ketentuan dan persyaratan Polis asuransi.

3. Polis asuransi Pertanian adalah dokumen perikatan asuransi pertanian,

memuat antara lain hak dan kewajiban masing-masing pihak sebagai

bukti tertulis terjadinya perjanjian asuransi dan ditandatangani oleh

penanggung.

4. Ikhtisar Polis adalah dokumen yang dilampirkan dan merupakan bagian

tak terpisahkan dari polis asuransi yang memuat rincian pertanggungan

seperti jangka waktu asuransi, harga pertanggungan dan jumlah premi

yang harus dibayar, dan lain-lain.

5. Harga Pertanggungan adalah nilai sapi/kerbau yang ditetapkan

berdasarkan perkiraan harga perolehan atau perkiraan harga jual oleh

tertanggung dan disetujui oleh penanggung sebagai nilai maksimum

ganti-rugi, dan dasar perhitungan premi.

6. Premi adalah sejumlah nilai uang yang diperoleh dari perkalian Suku

premi terhadap Harga pertanggung, yang dibayar oleh tertanggung

sebagai syarat sahnya perjanjian asuransi dan memberikan hak

kepadanya untuk menuntut kerugian.

7. Penanggung adalah perusahaan asuransi umum secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama dengan perusahaan asuransi umum yang lain,

menanggung risiko usaha peternakan sapi/kerbau, menerima

pembayaran premi dan menerbitkan polis asuransi sebagai dasar

perikatan untuk membayar tuntutan ganti-rugi jika terjadi kerugian sesuai

ketentuan dan persyaratan polis asuransi.

Page 4: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

4

8. Tertanggung adalah pelaku usaha ternak sapi/kerbau baik peternak,

kelompok ternak, gabungan kelompok ternak, koperasi ternak, yang

mempertanggungkan ternak sapi/kerbau, yang dibuktikan dengan

mengisi Formulir permohonan asuransi dan membayar premi asuransi.

9. Obyek Pertanggungan adalah sapi/kerbau yang dipelihara oleh pelaku

usaha peternakan sapi pembibitan dan/atau pembiakan.

10. Potensi klaim adalah sapi/kerbau menderita sakit atau mengalami

kecelakaan walaupun belum sampai mengalami kematian.

11. Klaim adalah tuntutan ganti rugi karena terjadinya bencana yang

berakibat pada kerugian keuangan bagi tertanggung dan memberi hak

kepadanya untuk mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penanggung.

12. Sapi/kerbau sakit adalah kondisi fisik sapi/kerbau yang ditandai dengan

penyimpangan patologis dari keadaan kesehatan yang normal,

disebabkan antara lain karena proses degeneratif, gangguan

metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro-

organisme patogen seperti virus, bakteri, cendawan, dan ricketsia.

13. Sapi/kerbau mati adalah hilangnya nyawa yang diindikasikan dengan

tidak berfungsinya organ-organ yang menunjang kehidupan sapi/kerbau

akibat serangan penyakit hewan atau karena kecelakaan atau karena

beranak yang dibuktikan dengan pemeriksaan visum/keterangan oleh

dokter hewan atau pejabat teknis yang berwenang atau lurah setempat

jika kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan visum.

14. Sapi/kerbau hilang adalah raibnya sapi akibat kecurian tanpa

sepengetahuan pemilik yang mengakibatkan kerugian yang dibuktikan

dengan surat keterangan kehilangan dari kepolisian setempat diketahui

oleh dinas Kabupaten Kota.

15. Sapi /Kerbau kecelakaan adalah suatu kejadian yang dapat

menimbulkan cacat fisik yang berpotensi menyebabkan kematian atas

sapi/kerbau yang diasuransikan.

Page 5: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

5

16. Wabah adalah kejadian luar biasa yang dapat berupa timbulnya suatu

penyakit hewan menular baru disuatu wilayah atau kenaikan kasus

penyakit hewan menular secara mendadak yang ditetapkan oleh

peraturan perundang undangan yang berlaku

17. Ganti rugi gagal usaha akibat kejadian luar biasa adalah ganti rugi yang

tidak ditanggung oleh asuransi pertanian yang diakibatkan antara lain oleh

terjadinya pemusnahan ternak yang disebabkan oleh area endemik,

bencana alam periodik dan/atau rusaknya infrastruktur pertanian

Page 6: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

6

II DASAR HUKUM

1 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003.Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4286);

2 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara

(lambaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelola

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

4 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5015) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5619);

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Tahun 2013

Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5433);

6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613);

7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran dan Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun 2018 (Lembaran Negara Tahun 2017 Nomor

233, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6158);

8 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran Negara

Page 7: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

7

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5423);

9 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan

Peternak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5391);

10 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian

Negara (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 8);

11 Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian

(Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 85);

12 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang

Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompok tani;

13 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan /OT.210/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Tahun

2015 Nomor 1243);

14 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang

Fasilitasi Asuransi Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1063);

15 Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor /Kpts /PK.240 /B

/12 /2017 tentang Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak Sapi /

Kerbau

16 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi Bali (06) Tahun Anggaran 2018 Nomor SP

DIPA – 018.06.4.229102/2018 tanggal 5 Desember 2017

Page 8: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

8

III . KRITERIA PERSYARATAN DAN PERTANGGUNGAN AUTS/K

a. Kriteria

1 Peternak sapi atau kerbau yang melakukan usaha pembibitan dan /

atau pembiakan.

2 sapi atau kerbau betina dalam kondisi sehat, minimal berumur 1

(satu tahun) dan masih produktif.

3 Peternak sapi atau kerbau seala usaha kecil, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Persyaratan

1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang jelas(

eartag, necktag, micro-chip atau lainya)

2 Peternak sapi atau kerbau bersedia membayar premi swadaya

sebesar 20% dari nilai premi.

3 Peternak sapi atau kerbau bersedia memenuhi persyaratan dan

ketentuan polis asuransi.

c. Pertanggungan AUTS/K

1 Resiko yang Dijamin

a. Sapi atau kerbau mati karena penyakit

b. Sapi atau kerbau mati karena kecelakaan

c. Sapi atau kerbau mati karena beranak

d. Sapi atau kerbau hilang karena kecurian

2 Ganti rugi

Ganti rugi dapat diberikan oleh penanggung kepada tertanggung

dengan ketentuan sebagi berikut:

a. Terjadi kematian atas ternak sapi atau kerbau yang diasuransikan.

b. Terjadi kehilangan atas ternak sapi/kerbau yang diasuransikan

c. Kematian ternak sapi atau kerbau terjadi dalam jangka waktu

pertanggungan.

3 Harga Pertanggungan

Merupakan harga nominal perolehan sapi tanpa penambahan

biaya lain yang disepakati oleh tertanggung dan penanggung. Harga

pertanggunagn seluruhnya (total sums insured) merupakan

penjumlahan harga pertanggungan seluruh sapi. Harga

Page 9: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

9

Pertanggungan menjadi dasar perhitungan premi,dan merupakan

jumlah maksimum ganti rugi.

4 Premi

Premi asuransi untuk sapi/kerbau sebesar 2% dari harga

pertanggungan sebesar Rp. 10.000.000.- per ekor, yaitu sebesar Rp.

200.000,- per ekor pertahun. Berdasarkan bantuan premi dari

pemerintah sebesar 80% atau sebesar 160.000,- per ekor pertahun

dan sisanya swadaya peternak sebesar 20% atau sebesar Rp.

40.000,- per ekor per tahun.

5 Jangka Waktu Pertanggungan

Jangka waktu pertanggungan asuransi untuk sapi atau kerbau selama

1 (satu) tahun dimulai seja melakukan pembayaran premi asuransi

yang menjadi kewajiban peternak.

Page 10: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

10

IV. PELAKSANAAN AUTS/K

A. Target dan lokasi AUTS/K

Target AUTS/K untuk provinsi Bali sebanyak 5000 ekor yang dialokasikan

di 9 Kabupaten/Kota dengan rincian sebagai berikut :

No Kabupaten /Kota Jumlah ( ekor )

1 Denpasar 50

2 Badung 300

3 Gianyar 500

4 Bangli 650

5 Klungkung 400

6 Karangasem 1100

7 Buleleng 1250

8 Jembrana 300

9 Tabanan 450

B. Kegiatan

1 Sosialisasi

Sosialisasi AUTS/K dilaksanakan oleh Dinas yang

membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi

bagi Kabupaten/Kota. Pelaksanaan sosialisasi dapat melibatkan

stakeholders terkait (Direktorat Jenderal PKH, Direktorat Jenderal

PSP, PT. Asuransi Jasindo, Otoritas Jasa Keuangan dan lainnya).

2 Koordinasi, pembinaan dan pendampingan oleh Provinsi dan

Kabupaten

Dinas provinsi dan kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan

Kantor Cabang/Penjualan PT. Asuransi Jasindo di wilayahnya,

Petugas Lapangan (SMD WP, Manager SPR,Inseminator, Medik,

Para Medik) dan stakeholders lain yang berperan dalam rangka

perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi dan fasilitasi bantuan

premi AUTS/K sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian tentang

Page 11: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

11

Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak

Sapi/Kerbau.Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan

kesehatan hewan provinsi dan kabupaten/kota melakukan

pembinaan pada persiapan calon peserta penerima polis asuransi

dan pasca terbit polis. Persiapan calon peserta AUTS/K meliputi

penjelasan manfaat atau pentingnya asuransi ternak bagi

kelangsungan usaha peternakan, dan tata cara mengakses

asuransi ternak. Pembinaan pasca terbit polis dilakukan dengan

pendampingan kepada peternak selama masa

keikutsertaan asuransi agar apabila terjadi klaim dapat dipenuhi

oleh perusahaan asuransi.

3 Penilaian Kelayakan/Verifikasi Peserta

Dalam pelaksanaan fasilitasi bantuan premi AUTS/K, Dinas

kabupaten/kota mendampingi pelaksana asuransi dengan

melakukan penilaian kelayakan/verifikasi dalam proses

pendaftaran maupun apabila terjadi klaim sesuai mekanisme

pendaftaran dan klaim.

Mekanisme pendaftaran peserta AUTS/K adalah sebagai berikut:

1) Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan

kesehatan hewan provinsi melakukan koordinasi dan sosialisasi

kepada dinas kabupaten/kota yang membidangi fungsi

peternakan dan kesehatan hewan melibatkan Perusahaan

Asuransi Pelaksana dan stakeholders terkait;

2) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/dinas kabupaten/kota

yang membidangi fungsi peternakan dankesehatan hewan

melakukan sosialisasi,pendataan/inventarisasi dan

pendampingan calon peserta AUTS/K yang melakukan usaha

pembibitan dan/atau pembiakan sapi/kerbau di wilayah

binaannya;

3) Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan

Page 12: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

12

hewan kabupaten/kota menyusun rekapitulasi Pendataan

/inventarisasi calon peserta asuransi sapi kerbau (Daftar

Peserta Sementara /DPS) untuk selanjutnya diserahkan

kepada Perusahaan Asuransi Pelaksana (Format 1);

4) Perusahaan Asuransi Pelaksana bersama dengan Dinas yang

membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi

/kabupaten /kota melakukan sosialisasi kepada calon peserta

AUTS/K untuk selanjutnya melakukan pendaftaran (Format 2)

yang ditindaklanjuti dengan asessment/verifikasi.

5) Apabila Perusahaan Asuransi Pelaksana menyetujui calon

peserta AUTS/K sebagai peserta AUTS/K (Format 3), maka

peserta AUTS/K wajib membayar premi swadaya sebesar 20%

dari tarif premi. Untuk selanjutnya Perusahaan Asuransi

Pelaksana sebagai bukti kepesertaan AUTS/K memberikan:

a) bukti asli pembayaran premi swadaya;

b) polis/sertifikat asuransi.

6) Perusahaan Asuransi Pelaksana menyampaikan rekapitulasi

Polis yang telah diterbitkan kepada SKPD kabupaten/kota yang

membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk

dijadikan dasar penerbitan Daftar Peserta Definitif (DPD).

7) Kepala SKPD kabupaten/kota yang membidangi fungsi

peternakan dan kesehatan hewan membuat rekapitulasi Daftar

Peserta Definitif (DPD) AUTS/K berdasarkan rekapan polis dari

Perusahaan Asuransi Pelaksana dan disampaikan kepada

kepala SKPD yang membidangi fungsi peternakan dan

kesehatan hewan provinsi. (Format 4);

8) Kepala SKPD provinsi yang melaksanakan fungsi peternakan

dan kesehatan hewan membuat rekapitulasi Daftar Peserta

Definitif (DPD) AUTS/K berdasarkan rekapitulasi Daftar Peserta

Definitif (DPD) AUTS/K dari masing-masing kabupaten/kota dan

disampaikan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan

Page 13: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

13

Kesehatan Hewan (Format 5).

9) Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan membuat

rekapitulasi Daftar Peserta Definitif (DPD) AUTS/K berdasarkan

rekapitulasi Daftar Peserta Definitif (DPD) AUTS/K dari masing-

masing provinsi untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian (Format 6).

10) Perusahaan asuransi pelaksana, berdasarkan polis yang

telah diterbitkan oleh masing-masing cabang asuransi

mengajukan penagihan bantuan premi kepada Direktur

jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian;

11) Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian selaku

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui KPPN mencairkan

dana bantuan premi asuransi atas nama peternak sesuai

(Format 7) kepada perusahaan asuransi pelaksana.

4. Penilaian Kelayakan Klaim/Prosedur Penyelesaian Klaim

1 Mekanisme Pengajuan

Apabila ternak sapi yang diasuransikan mengalami kematian yang

disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau beranak dan/atau

kehilangan, maka Tertanggung dapat melakukan pengajuan klaim

kepada Penanggung.Pengajuan klaim dapat dilakukan oleh

tertanggung kepada penaggung dengan ketentuan sebagai berikut

Premi sudah dibayar kepada PT Jasindo sesuai ketentuan

Terjadi potensi kematian atau menjadi tidak produktif yang

disebabkan antara lain cacat, kecelakaan, penyakit atas

ternak sapi atau kerbau yang diasuransikan sehingga harus

dilakukan potong paksa

Terjadi potensi kematian atas ternak sapi/kerbau yang

diasuransikan.

Resiko terjadi dalam jangka waktu pertanggungan

Page 14: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

14

Pemberitahuan Potensi Klaim (claim notification)

Jika terjadi potensi klaim atas ternak sapi/atau kerbau yang di

asuransikan, Tertanggung segera memberitahukan kepada

Penanggung.Pemberitahuan paling lambat 1 kali 24 jam dan dapat

dilakukan memalui media komunikasiantara laian telpon, email,

facsimile, atau sms kepada call center perusahaan asuransi

Penanggung

Pengendalian kerugian

Pengendalian kerugian dimagsudkan agar pihak Penanggung

segeramelakukan pemeriksaan dan mengambil langkah-langkah

mitigasi kerugian, misalnya dengan memerintahkan untuk menjual

atau memotong sapai/kerbau tersebut.Untuk kepentingan asuransi

keputusan mitigasi kerugian dalam bentuk menjual atau memotong

sapi/kerbau dengan ini disepakati sebagai ‘kematian sapi/kerbau’.

Hasil Perolehan/Penyelamatan (Salvage value)

Hasil perolehan/penyelamatan (Salvage value)merupakan sisa dari

objek pertanggungan yang masih memiliki nilai ekonomi. Hasil

penjualan sapi/kerbau sakit dalam bentuk sapi/kerbau utuh maupun

daging merupakan nilai salvage dan diperhitungkan sebagai

penguranagan terhadap jumlah kalim yang akan diterima

Tertanggung

Resiko Sendiri (DeducibleI)

Jika sapi/kerbau hilang karena kecurian, maka pengganti klaim

kepada Tertanggung dikurangi risiko sendiri (deduciblel) sebesar

30% dari Harga Pertanggungan.

2 Klaim

1) Dalam hal terjadi kematian sapi/kerbau. Tertanggung segera

menghubungi dokter hewan atau petugas teknis yang

berwenang yang ditetapkan oleh Dinas yang melaksanakan

fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat.

Page 15: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

15

Selanjutnya tertanggung membuat laporan klaim dengan

format 8 dengan menyertakan Berita Acara kematian sesuai

Format 9.

2) Dalam hal terjadinya kehilangan sapi/kerbau, Tertanggung

segera menghubungi petugas teknis yang berwenang yang

ditetapkan oleh Dinas yang melaksanakan fungsi peternakan

dan kesehatan hewan setempat. Selanjutnya tertanggung

membuat laporan klaim sesuai format10

3 Persetujuan Klaim

Perusahaan Asuransi Pelaksana melakukan pemeriksaan terhadap

Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kematian dan/atau kehilangan, dan

selanjutnya menerbitkan Surat Persetujuan Klaim dalam waktu

maksimal 14 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya

4 Pembayaran Klaim

Perusahan Asuransi Pelaksana melakukan pembayaran klaim

dalam 14 (empat belas) hari kerja terhitung mulai tanggal

persetujuan klaim.Pembayaran klaim dilaksanakan dengan

pemindahan buku (transfer) ke rekening Tertanggung

C. Sumber Dana

Sumber dana untuk kegiatan Pengembangan Pemodalan Kelompok Tani

Ternak dialokasikan dalam DIPA Dinas Petrnakan dan Kesehatan Hewan

Provinsi Bali Nomor SP DIPA – 018.06.4.229102/2018 tanggal 5

Desember 2017 Rp. 50.000.000,-

D. Rincian Kegiatan

5891.402.001 Pengembangan Usaha dan Penguatan Kelembagaan

Petrenakan

100 Akses Pembiayaan dan Asuransi Ternak Rp. 50.000.000,-

521211 Belanja Bahan Rp. 3,050,000,-

- Rapat dalam rangka sosialisasi Rp. 2.400.000,-

Page 16: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

16

Dana dipergunakan untuk biaya rapat dalam rangka sosialisasi dalam

pelaksanaan kegiatan AUTS/K sebanyak 40 orang diantaranya petugas

kabupaten, peternak, pihak Perusahan Asuransi Pelaksana yang akan

dilaksanakan pada bulan Maret 2018.

- Pelaporan Rp. 650.000,-

Dana dipergunakan untuk biaya laporan akhir kegiatan AUTS/K

sebanyak 1 paket laporan yang akan dibuat pada bulan Desember

2018.

524111 Belanja Perjalanan Biasa Rp. 42.450,000,-

- Dalam rangka koordinasi kepusat Rp. 6000.000,-

Dana dipergunakan untuk biaya perjalanan dinas luar daerah dalam

rangka koordinasi kepusat dalam pelaksanaan kegiatan AUTS/K

sebanyak 1 OP. waktu pelaksaannya disesuaikan dengan undangan

dari pusat.

- Pembinaan, Pendampingan, dan Koordinasi ke Kabupaten Rp.

14.400.000,-

Dana dipergunakan untuk perjalanan dinas tim provinsi dalam rangka

Pembinaan, Pendampingan, dan Koordinasi pelaksanaan kegiatan

AUTS/K di lapangan yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun yaitu

pada bulan :

April, 16 OP x Rp. 450.000 = Rp. 7.200.000,-

Agustus, 16 OP x Rp. 450.000 = Rp. 7.200.000,-

- Pembinaan, Pendampingan, dan Koordinasi ke Kota Rp. 300.000,-

Dana dipergunakan untuk perjalanan dinas tim provinsi dalam rangka

Pembinaan, Pendampingan, dan Koordinasi pelaksanaan kegiatan

AUTS/K di lapangan yang dilaksanakan 1 kali dalam satu tahun yaitu

pada bulan :

April, 2 OP x Rp. 150 = Rp. 300.000,-

Page 17: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

17

- Pembinaan, dan Pendampingan oleh Kabupaten/Kota Rp. 4,050.000,-

Dana dipergunakan untuk perjalanan dinas tim Kabupaten dalam

rangka Pembinaan, dan Pendampingan kegiatan AUTS/K di lapangan

yang akan dilaksanakan pada bulan :

April, 27 OP x Rp. 150.000 = Rp. 4,050.000,-

- Penilaian Kelayakan Calon Peserta Asuransi dan Klaim Rp.

17.700.000,-

Dana dipergunakan untuk perjalanan dinas tim Kabupaten dalam

rangka Penilaian Kelayakan Calon Peserta Asuransi dan Klaim dalam

kegiatan AUTS/K di lapangan yang akan dilaksanakan pada bulan :

Pebruari, 30 OH x Rp. 150.000 = Rp. 4,500.000,-

April, 30 OH x Rp. 150.000 = Rp. 4,500.000,-

Mei, 30 OH x Rp. 150.000 = Rp. 4,500.000,-

Juni, 28 OH x Rp. 150.000 = Rp. 4,200.000,-

524114 Belanja Perjalanan Dinas Peket Meeting Dalam Kota

- Transport peserta Transport peserta rapat-rapat di Provinsi

Dana dipergunakan untuk biaya transport peserta dalam rangka rapat-

rapat di Provinsidalam kegiatan AUTS/K yang akan dilaksanakan pda

bulan :

Maret, 30 OK x Rp. 150.000,- = Rp. 4,500.000,-

Page 18: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

18

V. ORGANISASI PELAKSANA AUTS/K

Untuk mendukung kelancaran kegiatan dan proses Administrasi diperlukan

adanya pelaksana mulai dari Pusat sampai dengan Kabupaten sebagai berrkut :

1 Pelaksana AUTS/K provinsi : Kepala dinas yang membidangi fungsi

peternakan dan kesehatan hewan provinsi dan petugas yang ditunjuk untuk

melaksanakannya

a Melakukan sosialisasi program asuransi kepada peternak dan

pemangku kepentingan lainnya;

b Menerima usulan dari dinas kabupaten/kota dan

mengusulkan penetapan Daftar Peserta Definif (DPD) peserta

c Mendampingi pelaksanaan asesmen AUTS/K;

d Monitoring dan evaluasi pelaksanaan AUTS/K.

2 Pelaksana AUTS/K kabupaten/kota : Kepala dinas yang membidangi fungsi

peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota dan petugas yang

ditunjuk untuk melaksanakannya.

a Melakukan sosialisasi program asuransi kepada peternak dan

pemangku kepentingan lainnya;

b Melakukan pendataan/inventarisasi calon peserta asuransi

c Mendampingi pelaksanaan asesmen AUTS/K;

d Mengusulkan peserta AUTS/K sebagai Daftar Peserta Definif (DPD)

kepada dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan

hewan provinsi;

e Monitoring dan evaluasi pelaksanaan AUTS/K.

Page 19: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

19

VI. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan dibutuhkan dalam rangka

pengendalian pelaksanaan AUTS/K. Kegiatan monev dilakukan untuk

mengantisipasi permasalahn dan resiko yang mungkin terjadi dalam

pelaksanaan AUTS/K ini dan sekaligus menyusun penyempurnaan

pelaksanaan program yang akan datang. Beberapa hal yang terkait

dengan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan diuraikan sebagai

berikut :

a. Pengendalian Resiko

Pengendalian resiko dilaksanakan secara berjenjang dari tim pusat, tim

provinsi dan tim kabupaten/kota, dengan periode pengendalian tri wulan.

Resiko dan mitigasi yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan adalah :

1 Target realisasi penyaluran bantua premi tidak tercapai karena

antara lain kurangnya pemahaman pemangku kepentingan

terhadap asuransi dan keberatan peternak membayar premi

swadaya.

2 Sasaran penerima bantuan premi AUTS/K tidak tepat disebabkan

antara lain oleh kurangnya pemahaman pelaksanaan kegiatan

AUTS/K dan kurang tepatnya asesmen risiko.

3. Peternak yang berminat tidak terfasilitasi karena kurang responnya

petugas untuk memproses usulan asuransi ternak

Upaya penanganan dalam rangka mencegah terjadinya risiko diantaranya

1 Penyusunan pedoman yang rinci dan jelas

2 Soialisasi pelaksanaan AUTS/K yang lebih intensif

3 Pendampingan dan pengawasan pelaksanaan AUTS/K

b. Indikator Keberhasilan

Indicator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan ini

adalah :

Page 20: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

20

1 Meningkatnya jumlah beserta AUTS/K

2 Terbayarnya premi AUTS/K peternak

3 Tersalurnya bantuan premi AUTS/K

4 Trebanyarnya klaim AUTS/K tepat waktu

c. Monitoring

Monitoring pelaksanaan AUTS/K dilaksanakan secara bersama-sama

oleh kementerian pertanian, perusahaan asuransi pelaksana, SKPD yang

melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi dan

kabupaten/kota. Monitoring yang dilakukan mencakup

1 Peserta AUTS/K

2 Pembayaran Premi Swadaya

3 Penerbitan Bantuan Premi

4 Pembayaran klaim

5 Infrastruktur pelaksanaan kegiatan AUTS/K

d. Evaluasi

Evaluasi kegiatan AUTS/K dilaksanakan oleh Tim Pokja Asuransi

Pertanian tingkat pusat, pelkasanaan pada Dinas yang melaksanakan

fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota

untuk kebutuhan pembinaan atau perbaikan pelaksaan berikutnya.

Evaluasi secara menyeluruh dilakukan oleh Tim Pokja Suransi

Peternakan Tingkat Pusat. Kegiatan evaluasi antara lain:

1 Pemahaman atas manfaat asuransi.

2 Realisasi pelaksanaan kegiatan AUTS/K

3 Proses penanganan dan penyelesaian klaim

4 Pemanfaatan klaim AUTS/K untuk pembelian sapi/kerbau

5 Pemanfaatan AUTS/K untuk keberlanjutan usaha peternak

Sapi/kerbau

e. Pelaporan

Hasil pelaksanaan kegiatan AUTS/K dilaporkan secara periodik

oleh Dinas yang melaksanakan fungi peternakan dan kesehatan hewan

kabupaten/kota kepada dinas yang melaksanakan fungsi peternakan dan

Page 21: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

21

kesehatan hewan Provinsi untuk diteruskan kepada Direkturt Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai Form 11 .

Pelaporan meliputi :

1 Jumlah peternak sapi/kerbau yang mengikuti kegiatan asuransi dan

jumlah ternak sapi/kerbau yang diasuransikan.

2 Jumlah sapi/kerbau yang mati sehingga mengakibatkan kerugian

dan peternak mangajukan klami.

3 Jumlah sapi/kerbau yang dibeli setelah menerima pembayaran

klaim

4 Permasalahan dan saran yang dimungkinkan untuk mengatasi

permasalahan dalam pelaksanaan AUTS/K.

Page 22: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang · E. Pengertian ... metabolisme, trauma, keracunan, infeksi parasit, dan infeksi mikro- ... 1 Sapi atau kerbau memiliki penanda atau identitas yang

22

VII. PENUTUP

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Asuransi Usaha Ternak

Sapi/Kerbau Tahun 2018 untuk dapat dipergunakan sebagai acuan

pelaksanaan dilapangan. Hal – hal lain yang belum disusun/diatur dalam juklak

ini secara rinci akan disampaikan dalam petunjuk teknis lainnya yang dibuat

oleh Kabupaten

Denpasar, Januari 2018

Kepala Bidang Prasarana Sarana Dan Penyuluhan Peternakan

Ir. A A Ngurah Darmawan, M.Si. NIP. 19600117 198603 1 012