storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I...

173
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 22/Menhut-V/2007 Tanggal : 20 Juni 2007 BAGIAN KEDUA PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GN-RHL/Gerhan) DEPARTEMEN KEHUTANAN 2007

Transcript of storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I...

Page 1: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 22/Menhut-V/2007 Tanggal : 20 Juni 2007

BAGIAN KEDUA

PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI

HUTAN DAN LAHAN (GN-RHL/Gerhan)

DEPARTEMEN KEHUTANAN 2007

Page 2: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007 dan selanjutnya, mekanisme dan prosedur penyelenggaraannya mengalami penyempurnaan dari tahun sebelumnya. Penyempurnaan tersebut adalah dalam proses pelaksanaan pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan negara dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears), kriteria dan standar keberhasilan tanaman serta kelembagaan pelaksanaan Gerhan.

Dengan penyempurnaan mekanisme dan prosedur dimaksud, maka diperlukan penyempurnaan petunjuk pelaksanaan, sebagai acuan bagi aparat pelaksana baik pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerhan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan petunjuk pelaksanaan ini adalah sebagai upaya untuk memberikan arahan kepada aparat pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007. Sedangkan tujuannya adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundangan yang ditetapkan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan ini mencakup pengadaan jasa pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan, pengadaan bibit di luar kawasan hutan, pengadaan jasa konsultansi penilaian (bibit dan tanaman), penilaian bibit, penilaian tanaman, pelaporan kegiatan dan penilaian kinerja.

D. Pengertian

1. Areal Produksi Benih (APB) adalah tegakan benih terseleksi yang kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui penebangan pohon inferior sehingga yang tersisa adalah pohon berfenotipe baik dan dapat memproduksi benih secara melimpah.

2. Bibit tanaman hutan adalah tumbuhan muda hasil perbanyakan dan atau pengembangbiakan dari benih atau bagian vegetatif yang merupakan calon pohon.

3. Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota adalah instansi di tingkat Propinsi atau Kabupaten/Kota yang diberi tugas dan bertanggungjawab di bidang kehutanan.

4. Kepala Kantor/Satuan Kerja Pengadaan Bibit, Pembuatan Tanaman dan Bangunan Konservasi Tanah Gerhan adalah pejabat struktural Departemen/Lembaga dan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan bibit, pembuatan

Page 3: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

tanaman dan bangunan konservasi tanah Gerhan yang dibiayai dari dana APBN/APBD.

5. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun dengan luar negeri yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian tertulis yang disyahkan Notaris.

6. Kebun Benih adalah tegakan yang dibangun dengan menggunakan benih (materi genetik) yang telah mengalami uji keturunan dan genotipenya diketahui superioritasnya.

7. Kekompakan media adalah tingkat kemampuan akar untuk mengikat media sehingga menjadi kompak.

8. Lembaga Penilai Independen (LPI) adalah Lembaga Perguruan Tinggi yang berbadan usaha dan mempunyai Fakultas Kehutanan/Pertanian atau lembaga berbadan usaha yang bergerak dibidang jasa konsultan penilai kegiatan pembibitan kehutanan dan atau pertanian dan atau perkebunan.

9. Media kompak adalah apabila media dan akar membentuk gumpalan yang kompak.

10. Media bibit adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan bibit. 11. Pengadaan bibit adalah kegiatan pembuatan bibit dan pembelian bibit

melalui proses pengadaan barang/jasa. 12. Pembuatan bibit adalah kegiatan yang meliputi pembuatan kecambah

(penaburan), pembuatan media tumbuh, over spin (penyapihan), dan pemeliharaan bibit.

13. Pembelian bibit adalah pembelian bibit sampai di lokasi pengumpulan terdekat dengan lokasi penanaman

14. Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/ jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

15. Pengada Bibit adalah BUMN, BUMS, dan Koperasi, yang mempunyai kegiatan pengadaan dan peredaran bibit.

16. Penilaian bibit adalah kegiatan untuk menilai jumlah dan kualitas bibit baik dari pembuatan maupun pengadaan.

17. Persemaian adalah tempat pembuatan bibit yang terkonsentrasi dan memenuhi persyaratan teknis antara lain dekat sumber air, topografi datar sampai landai, dan mempunyai aksesibilitas yang baik ke lokasi penanaman.

18. Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT) adalah tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata, digunakan untuk menghasilkan benih maupun koleksi benih, yang sebaran lokasinya tepat diketahui.

19. Tegakan Benih Terseleksi (TBS) adalah tegakan alam atau tanaman dengan fenotipe superior untuk sifat-sifat penting (misalnya bentuk batang) dan digunakan sebagai sumber benih.

Page 4: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB II

PENGADAAN JASA PEMBUATAN TANAMAN

DI DALAM KAWASAN HUTAN

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007, khususnya yang berada di dalam kawasan hutan, mekanisme penyelenggaraan Gerhan Tahun 2007 mengalami penyempurnaan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dilaksanakan oleh Pihak III dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears).

A. Komponen Kegiatan dan Standar Pembuatan Tanaman

1. Komponen Kegiatan

Kegiatan pembuatan tanaman meliputi pembuatan rancangan, pembuatan tanaman dan Pemeliharaan.

a. Pembuatan Rancangan

Penyusunan rancangan reboisasi dilaksanakan oleh Pihak III (Konsultan Perencana) yang ditunjuk oleh satker BPDAS. Hasil kegiatan adalah rancangan kegiatan pembuatan reboisasi dengan satuan unit 1 (satu) blok ± 300 Ha satu unit rancangan.

Secara teknis pelaksanaan penyusunan rancangan sebagaimana diatur dalam Bagian Pertama, BAB II, B.4.

Secara prosedural rancangan disusun oleh pihak III, dinilai oleh BPDAS bekerjasama dengan instansi pelaksana, disahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala UPT terkait dan Kepala Dinas Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk Tahura.

Rancangan kegiatan merupakan dokumen yang harus diacu dalam pelaksanaan pembuatan tanaman.

b. Pembuatan Tanaman

Pembuatan tanaman meliputi persiapan lahan, penyediaan bibit, penanaman dan pemeliharaan dalam satu paket kegiatan.

1) Penyediaan Bibit.

Penyediaan bibit mencakup bibit kayu-kayuan dan MPTS yang diperlukan untuk penanaman, pemeliharaan tahun berjalan, dan pemeliharaan tahun I.

Jumlah maupun jenis bibit yang diadakan berdasarkan pada rancangan pembuatan tanaman yang disahkan oleh Kepala UPT, Dinas Provinsi dan atau Dinas /Kabupaten/Kota setempat.

2) Persiapan Lahan.

Pelaksanaan persiapan lahan dilakukan mulai dari pembuatan jalur tanaman, pembuatan dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.

Page 5: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

3) Penanaman Penanaman dilaksanakan pada areal yang telah ditetapkan sesuai dengan rancangan.

4) Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi pemeliharaan tahun berjalan, pemeliharaan I dan pemeliharaan II.

2. Kriteria dan Standar Pembuatan Tanaman

a. Pengadaan bibit Kriteria dan standar mutu bibit untuk pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan baik yang melalui pembuatan di persemaian maupun pembelian adalah sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10.

b. Penanaman Kriteria dan Standar hasil penanaman di dalam kawasan hutan yang digunakan adalah sebagaimana Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kriteria dan Standar Penanaman di dalam Kawasan Hutan

Kegiatan Kriteria Standar hasil (sesuai rancangan)

Penyediaan bibit

1. Ketersediaan Bibit 1. Bibit telah tersedia 100% di areal penanaman Tempat Pengumpulan Sementara(TPS) dalam kondisi siap tanam

Persiapan lahan

1. Pemantapan lahan 2. Penataan Lahan 3. Jalur tanaman 4. Ajir 5. Lubang tanam 6. Pupuk dasar

1. Lahan tidak dalam sengketa. 2. Telah ditata kembali dan dipasang

sejumlah patok. 3. Jalur telah dibuat di areal tanaman 4. semua ajir telah dipasang pada

titik tanam. 5. Telah dibuat pada jalur 6. Telah dimasukkan dalam lubang

tanaman Penanaman 1. Tanaman 1. Bibit telah tertanam 100% Pemeliharaan tahun berjalan

1. Sulaman 2. Penyiangan 3. Pendangiran 4. Pemupukan 5. Pemberantasan

Hama Penyakit

1. Tanaman mati telah disulam maksimum sejumlah 10%

2. Tanaman telah disiangi 3. Telah dilakukan pendangiran 4. Pupuk telah diberikan 5. Telah dilakukan pemberantasan

Hama Penyakit Pemeliharaan Tahun I

1. Sulaman 2. Penyiangan 3. Pendangiran 4. Pemupukan 5. Pemberantasan

Hama Penyakit

1. Tanaman mati telah disulam maksimum sejumlah 20%

2. Tanaman telah disiangi 3. Telah dilakukan pendangiran 4. Pupuk telah diberikan 5. Telah dilakukan pemberantasan

Hama Penyakit Pemeliharaan Tahun II

1. Penyiangan 2. Pendangiran 3. Pemupukan 4. Pemberantasan

Hama Penyakit

1. Tanaman telah disiangi 2. Telah dilakukan pendangiran 3. Pupuk telah diberikan 4. Telah dilakukan pemberantasan

Hama Penyakit

Page 6: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

B. Proses Pengadaan Jasa Pembuatan Tanaman

1. Umum

Pengadaan jasa pembuatan tanaman meliputi pengadaan jasa konsultansi pembuatan rancangan dan jasa pemborongan pembuatan tanaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan mengacu kepada Keppres No. 80 tahun 2003 beserta perubahannya.

Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman merupakan satu paket kegiatan yang meliputi pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears) sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-140/MK.02/2007 tanggal 29 Maret 2007.

Pengadaan jasa konsultansi untuk penyusunan rancangan dapat menggunakan metode seleksi umum, sedangkan untuk pengadaan jasa pemborongan dapat menggunakan metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi. Agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya, evaluasi penilaian jasa pemborongan dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System).

2. Persiapan

a. Pemaketan Pekerjaan

Pembuatan paket pekerjaan pembuatan tanaman dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama dengan Panitia Pengadaan. Pemaketan pekerjaan adalah seluas + 300 ha (1 blok) per paket dalam satu hamparan (satu blok terdiri dari 12 petak tanaman) dengan memperhatikan:

1) Wilayah Administrasi, 2) Kondisi fisik (penutupan vegetasi) dan sosek masyarakat, 3) Jenis kegiatan.

Pemaketan didasarkan atas salah satu dan atau kombinasi dari ketiga dasar tersebut diatas.

b. Biaya Pengadaan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wajib menyediakan biaya yang diperlukan untuk proses pengadaan, antara lain untuk biaya :

1) Honor Panitia. 2) Pengumuman lelang. 3) Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). 4) Penyusunan Dokumen Lelang. 5) Peninjauan ke lapangan. 6) Rapat penilaian.

Page 7: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

c. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri

Harga perkiraan Sendiri (HPS) disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penyusunannya mengacu pasal 13 Keppres 80 tahun 2003 beserta penjelasan dan lampirannya.

3. Pelelangan Umum

a. Persyaratan Kualifikasi

Dalam pelelangan umum pelaksanaan Gerhan 2007, persyaratan kualifikasi mengacu pada aturan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 Lampiran 1 Bab II, 1, b, 1) dengan tambahan penjelasan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut:

1) Memiliki surat ijin usaha (SIUP) yang masih berlaku pada bidang usaha yang sesuai (pembuatan tanaman) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah (Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota).

2) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman di bidang pembuatan tanaman (pengadaan bibit/penanaman) baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

3) Dalam rangka menjamin keberhasilan tanaman, pelaksana pembuatan tanaman harus menggunakan bibit yang berkualitas, baik dari aspek mutu genetik maupun kualitas bibitnya.

4) Dalam rangka pemberdayaan potensi lokal, Pengada barang/jasa diharapkan melakukan kerjasama (kemitraan) dengan koperasi atau kelompok tani setempat.

b. Evaluasi penawaran dengan Sistem Nilai (Merit Point System)

Evaluasi penawaran Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System). Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan nilai/angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut :

1) Evaluasi Administrasi

a) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus

Page 8: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah).

b) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.

2) Evaluasi Teknis dan Harga

a) Sistem nilai (Merit Point System) menggunakan pendekatan/ metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.

b) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan atau harga penawaran. Bobot unsur teknis (T) dan harga (H) dapat menggunakan perbandingan T:H = 70:30.

c) Unsur teknis yang dinilai:

(1) Persiapan Kegiatan (Rencana penyiapan lahan, Kesesuaian pola tanam dengan rancangan, metodologi dan tata waktu pembuatan bibit, rencana penanaman, rencana pemeliharaan, rencana anggaran biaya)

(2) Kapasitas manajemen perusahaan (struktur organisasi, sumberdaya manusia, kemitraan, bonafiditas perusahaan, sarana prasarana)

(3) Pengalaman dan kinerja Perusahaan (jumlah pengalaman Gerhan, jumlah pengalaman sejenis di luar Gerhan, konsistensi usaha di pembuatan tanaman, riwayat kinerja, nilai proyek tertinggi)

d) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia/pejabat pengadaan membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki jumlah nilai (skor) tertinggi.

e) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade).

Rasionalisasi atas masing-masing unsur teknis yang dinilai dan contoh perhitungan evaluasi penawaran dengan sistim nilai (merit point system) Pengadaan bibit sebagaimana terlampir.

Page 9: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

3) Kontrak Dalam kontrak pengadaan bibit memuat antara lain: a) Jenis pekerjaan: pembuatan atau pembelian bibit dengan

mengacu pada pedoman teknis yang berlaku b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan c) Besarnya harga kontrak cara pembayaran d) Kesepakatan lain (pertentangan/perselisihan, addendum)

C. Sistem Pembayaran

Pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan sistem termin dalam kontrak tahun jamak (multiyears) yang didasarkan pada keberhasilan tanaman. a. Pembayaran bibit kepada Pihak III, dilakukan apabila bibit telah selesai

100 % dibayar 50 %, sisanya dibayar setelah bibit ditanam 100 %. b. Pembayaran tanaman tahun berjalan (T-0), dilakukan apabila persentase

keberhasilan tumbuh tanaman ≥ 70 % c. Pembayaran pemeliharaan tahun I (T+1), dilakukan apabila keberhasilan

tumbuh tanaman ≥ 90 %. d. Pembayaran pemeliharaan II (T+2), dilakukan apabila kegiatan

pemeliharaan telah dilaksanakan 100 %.

Unit pembayaran berdasarkan petak tanaman (± 25 Ha)

Page 10: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB III

PENGADAAN BIBIT DI LUAR KAWASAN HUTAN

Pengadaan bibit di luar kawasan dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dalam rangka pembuatan tanaman di luar kawasan hutan.

Tujuannya adalah agar pengadaan bibit Gerhan dapat berjalan secara efektif, akuntable sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

A. Kriteria Dan Standar Bibit dan Persemaian

Pengadaan bibit untuk rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan dilakukan melalui proses Pengadaan barang. Dalam proses pengadaan bibit oleh pengada bibit dapat dilaksanakan melalui penyediaan langsung dan atau melalui proses pembuatan bibit di persemaian.

Pengadaan bibit untuk penghijauan lingkungan dapat dilaksanakan melalui proses pengadaan barang atau dengan cara swakelola.

Dalam pelaksanaan pengadaan bibit, jumlah dan jenis bibit untuk kegiatan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan disesuaikan dengan RTT yang disyahkan oleh Dinas Kabupaten yang mengurusi dan bertanggungjawab di bidang kehutanan. Dalam pengadaan bibit ini, digunakan kriteria dan standar bibit sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10.

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan pengadaan bibit melalui persemaian, kriteria dan standar mutu persemaian sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 12.

B. Proses Pengadaan Bibit

1. Umum

Proses Pengadaan bibit dalam pelaksanaan Gerhan 2007 dilaksanakan dengan mengacu pada Keppres No. 80 tahun 2003 dengan aturan-aturan perubahannya. Dalam pengadaan bibit ini dapat dipilih proses yang sesuai dengan mempertimbangkan terjaminnya kualitas bibit yang akan diadakan, waktu pelaksanaan, mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif serta memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil. Untuk itu, sebagaimana diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahan-perubahannya, Pengadaan Bibit tersebut dapat menggunakan metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi. Evaluasi penawarannya dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System) agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya.

Page 11: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2. Persiapan

a. Pemaketan Pekerjaan

Untuk pelaksanaan pengadaan bibit ini perlu ditetapkan dalam bentuk paket-paket pekerjaan pengadaan bibit oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Dasar penentuan paket pengadaan bibit antara lain :

1) Wilayah Administrasi dalam wilayah kerja satker. 2) Jenis kegiatan. 3) Kelompok jenis tanaman. 4) Jumlah dan klasifikasi Pengada Bibit

Pemaketan didasarkan atas salah satu dan atau kombinasi dari keempat dasar tersebut diatas.

b. Biaya Pengadaan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wajib menyediakan biaya yang diperlukan untuk proses pengadaan, antara lain untuk biaya :

1) Honor Panitia. 2) Pengumuman lelang. 3) Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). 4) Penyusunan Dokumen Lelang. 5) Peninjauan ke lapangan. 6) Rapat penilaian.

c. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Penyusunannya mengacu pasal 13 Keppres 80 tahun 2003 beserta penjelasan dan lampirannya.

3. Pelelangan Umum

a. Persyaratan Kualifikasi

Dalam pelelangan umum pelaksanaan Gerhan 2007, persyaratan kualifikasi mengacu pada aturan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 Lampiran 1 Bab II, 1, b, 1) dengan tambahan penjelasan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut :

1) Memiliki surat ijin usaha (SIUP) yang masih berlaku pada bidang usaha yang sesuai dengan pengadaan bibit yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah (Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota).

Page 12: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman di bidang pengadaan bibit, baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

3) Dalam rangka menjamin kualitas bibit, pelaksana pengadaan bibit harus telah ditetapkan sebagai pengada dan pengedar bibit dari Dinas Kabupaten/Kota dimana pengada dan pengedar bibit berada.

4) Dalam rangka pemberdayaan potensi lokal, Pengada barang/jasa diharapkan melakukan kerjasama (kemitraan) dengan koperasi atau kelompok tani setempat.

b. Evaluasi penawaran dengan Sistem Nilai (Merit Point System),

Evaluasi penawaran pengadaan bibit dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System). Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan nilai/angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan pengada bibit. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut :

1) Evaluasi Administrasi

a) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah).

b) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.

2) Evaluasi Teknis dan Harga

a) Sistem nilai (Merit Point System) menggunakan pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.

b) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan harga penawaran. Bobot unsur teknis (T) dan harga (H) dapat menggunakan perbandingan T:H = 70:30.

c) Unsur teknis yang dapat dinilai:

Page 13: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

(4) Persiapan Kegiatan (metodologi pembuatan bibit, tata waktu pembuatan bibit, mutasi bibit, rencana anggaran biaya pembuatan bibit, mempunyai jaminan suplai benih)

(5) Kualitas bibit (6) Penilaian manajemen perusahaan (struktur organisasi,

sumberdaya manusia, kemitraan, dokumentasi pembibitan, bonafiditas perusahaan)

(7) Pengalaman dan kinerja Perusahaan (jumlah pengalaman pengadaan bibit Gerhan, jumlah pengalaman sejenis di luar Gerhan, konsistensi usaha di bidang perbenihan, riwayat kinerja, nilai proyek tertinggi dalam pekerjaan yang sejenis)

(8) Investasi di bidang perbenihan dan pembibitan (memiliki atau mengelola sumber benih, mengembangkan teknologi pembibitan, memiliki persemaian, memiliki sarana, memiliki data dan informasi serta literatur)

d) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia/pejabat pengadaan membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki jumlah nilai (skor) tertinggi.

e) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade).

c. Kontrak

Dalam kontrak pengadaan bibit memuat antara lain:

1) Jenis pekerjaan: pembuatan atau pembelian bibit dengan mengacu pada pedoman teknis yang berlaku

2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan

3) Besarnya harga kontrak dan cara pembayaran

4) Kesepakatan lain (pertentangan/perselisihan, addendum)

Page 14: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB IV

PENILAIAN A. Pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian

Penilaian dilakukan untuk kegiatan pengadaan bibit dan pembuatan tanaman yang dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi penilaian bibit dan tanaman (Lembaga Penilai Independen/LPI).

1. Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit

a. Satuan Kerja

Pelaksanaan penilaian bibit dilakukan oleh LPI yang ditunjuk oleh satuan kerja pelaksana, yaitu :

1) BPTH/BPDAS untuk penilaian bibit pada kegiatan penanaman di luar kawasan hutan.

2) Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi dan UPT PHKA untuk penilaian bibit pada kegiatan penanaman di dalam kawasan hutan.

b. Pelaksana Penilaian

Penilaian bibit dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi (LPI) yang ditunjuk oleh satker pelaksana.

c. Persyaratan dan Tugas Para Pihak

1) Persyaratan dan Tugas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia

Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian, dan Panitia Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Jasa Konsultansi Penilaian diatur sebagaimana dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya.

2) Persyaratan dan Tugas Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian (LPI)

a) Persyaratan menjadi LPI dalam pelaksanaan penilai bibit :

(1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penilai bibit. (2) Memiliki tenaga ahli, pengalaman, kemampuan teknis,

manajerial, dan diutamakan memiliki tenaga penilai bibit yang dibuktikan dengan STTPL penilaian bibit dari Pusdiklat Departemen Kehutanan atau lembaga yang kompeten di bidang tersebut.

(3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang

Page 15: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.

(4) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak.

(5) Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.

(6) Perusahaan Konsultan tidak masuk dalam daftar hitam. (7) Personil konsultan penilai tidak mempunyai hubungan

kepemilikan (tidak dalam satu kelompok usaha) dengan perusahaan pengada dan pengedar bibit yang dinilai.

(8) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos yang dibuktikan dengan Akte Perusahaan yang berlaku.

(9) Ketentuan persyaratan lainnya tetap mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya.

b) Tugas LPI dalam rangka penilaian bibit adalah:

(1) Menilai ketersediaan bibit sesuai dengan kontrak. (2) Menilai kegiatan pembuatan bibit untuk mengendalikan

kualitas melalui pemeriksaan dokumen pembibitan. (3) Memberikan hasil penilaian kepada Satker

2. Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Tanaman

a. Satuan Kerja

Pelaksanaan penilaian tanaman dilakukan oleh LPI yang ditunjuk oleh satuan kerja pelaksana, yaitu :

1) Dinas Kabupaten/Kota dan Dinas Provinsi untuk penilaian tanaman pada kegiatan penanaman di luar kawasan hutan.

2) Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi, UPT PHKA dan BPDAS untuk penilaian tanaman pada kegiatan penanaman di dalam kawasan hutan.

b. Pelaksana Penilaian

Penilaian tanaman dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi (LPI) yang ditunjuk oleh satker pelaksana.

c. Persyaratan dan Tugas Para Pihak

1) Persyaratan dan Tugas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia

Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian, dan Panitia

Page 16: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Jasa Konsultansi Penilaian diatur sebagaimana dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya.

2) Persyaratan dan Tugas Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian (LPI)

a) Persyaratan menjadi LPI dalam pelaksanaan penilai tanaman :

(1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penilai tanaman.

(2) Memiliki tenaga ahli, pengalaman, kemampuan teknis, manajerial, dan diutamakan memiliki tenaga penilai tanaman.

(3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.

(4) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak.

(5) Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.

(6) Perusahaan Konsultan tidak masuk dalam daftar hitam. (7) Personil konsultan penilai tidak mempunyai hubungan

kepemilikan (tidak dalam satu kelompok usaha) dengan perusahaan pembuatan tanaman yang dinilai.

(8) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos yang dibuktikan dengan Akte Perusahaan yang berlaku.

(9) Ketentuan persyaratan lainnya tetap mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya.

b) Tugas LPI dalam rangka penilaian tanaman adalah :

(1) Menilai keberhasilan tanaman sesuai dengan kriteria pada

BAB IV, Butir C. (2) Memberikan hasil penilaian tanaman kepada Satker.

3. Metodologi Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit dan

Tanaman (LPI)

Metodologi Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit dan Tanaman (LPI) mengacu Keppres Nomor 80 tahun 2003 beserta perubahannya.

Page 17: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

B. Penilaian Bibit

Salah satu faktor pendukung keberhasilan Gerhan adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Penyediaan bibit yang tidak tepat (kualitas, kuantitas dan waktu) dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal.

Tahapan dalam pelaksanaan penilaian bibit adalah sebagai berikut :

1. Pengorganisasian

a. Penetapan Sasaran, Lokasi dan Waktu Penilaian

1) Sasaran

Sasaran penilaian adalah bibit yang diadakan melalui pengadaan bibit oleh pihak III.

2) Lokasi

Penilaian dilaksanakan di tempat pengumpulan sementara yang dekat dengan areal penanaman sesuai dengan persyaratan pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 12.

3) Waktu

Penilaian bibit dilakukan pada saat bibit tersebut sudah siap tanam berdasarkan atas laporan yang disampaikan pengada bibit atau kontraktor pembuatan tanaman kepada satker pelaksana.

b. Pelaksana Penilaian

Penilaian bibit dilaksanakan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI). Sebelum melaksanakan tugasnya, anggota LPI menandatangani pakta integritas. Anggota LPI yang akan melakukan penilaian bibit diutamakan yang sudah mengikuti pelatihan penilaian bibit yang ditunjukkan dengan bukti surat keterangan/sertifikat mengikuti pelatihan.

2. Metodologi Pelaksanaan

a. Persiapan

Persiapan pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI meliputi : 1) Pemahaman terhadap Dokumen Kontrak dan Petunjuk Pelaksanaan

Penilaian Bibit. 2) Melakukan koordinasi dengan satker terkait (BPDAS, Dinas Provinsi,

Dinas Kab/Kota, UPT PHKA) dan pengada bibit untuk membahas rencana, waktu dan tempat penilaian bibit.

Page 18: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

3) Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan. 4) Membentuk tim pelaksana (regu kerja). 5) Penjelasan pelaksanaan teknis penilaian kepada tim pelaksana

(regu kerja).

b. Pelaksanaan Penilaian Bibit

1) Penilaian mutu genetik

Penilaian mutu genetik dilakukan berdasarkan dokumen sertifikat sumber benih dan faktur pembelian. Faktur pembelian tidak diperlukan apabila benih berasal dari sumber benih yang dikelola oleh pengada bibit yang bersangkutan. Untuk mengetahui bahwa bibit tersebut berasal dari benih yang bersertifikat perlu dilakukan pemeriksaan dokumen proses pembuatan bibit dan sertifikat mutu benih.

2) Pemeriksaan bibit

Bibit diperiksa atas dasar kuantitas dan kualitas. Pemeriksaan kuantitas dilakukan secara sensus sedangkan pemeriksaan kualitas dilakukan secara sampling dengan intensitas sampling sebesar 3% dengan metode systematic random sampling. Bibit yang rusak dan tidak layak tanam, diganti dengan bibit yang memenuhi syarat. Parameter yang dipergunakan dalam menilai kelayakan kualitas bibit sebagaimana dijelaskan pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10.

3) Hasil Penilaian

a) Hasil penilaian mutu genetik bibit dituangkan pada daftar isian (contoh 1).

b) Hasil pemeriksaan bibit dituangkan dalam tally sheet (contoh 2)

c) Rekapitulasi data perhitungan jumlah bibit dituangkan sebagaimana contoh 3.

d) Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah bibit dibuat Berita Acara penilaian bibit (contoh 4).

c. Penyerahan Bibit

Berdasarkan Berita Acara Penilaian Bibit yang diterima dari LPI, Satker pengadaan bibit menyerahkan bibit kepada pihak pengguna bibit (pembuat tanaman) yang dilengkapi dengan Berita Acara Penyerahan Bibit (contoh 5).

Dalam pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI, Satker pengadaan bibit membentuk Panitia Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa yang bertugas memantau pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI. Hasil pemantauan disampaikan kepada Kepala Satker untuk bahan pertimbangan pembayaran jasa konsultansi penilaian bibit.

Page 19: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 1.

LAPORAN HASIL PENILAIAN MUTU GENETIK Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH : ……………………………………

Nama Pengada Bibit : ………………………………………………………………….……..

Alamat : …………………………………………………………………………

Jenis Tanaman : …………………………………………………………………………

Kelompok jenis : Kayu2an/TUL/Endemik/MPTS/turus jalan/hutan kota/mangrove

Metode Perbanyakan : benih/stek/okulasi/cangkok//kultur jaringan/stump

Sertifikasi Sumber Benih : Tidak bersertifikat/TBT/TBS/APB /Kebun benih/ Kebun pangkas/Bersertifikat (khusus MPTS)

Jumlah bibit yang dibuat :

Instansi yang menerbitkan sertifikat sumber benih ………………..........................

Lokasi Persemaian : Desa………............................................................

Kec…………...........................................................

Kab/Kota …………..................................................

Prop…………….......................................................

Hari dan tanggal penilaian : ...........................................................................

Data sertifikat sumber benih dan mutasi benih:

Jumlah benih menurut sertifikat No. Jenis Benih TB TBT TBS APB KB KP MP

Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih

terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.

Disaksikan oleh: Pengada Bibit

(Nama Terang)

Penilai/LPI

(Nama Terang)

Catatan:

Pernyataan penilai atas benar-tidaknya bibit yang diproduksi berasal dari benih yang dibeli oleh pembuat persemaian. Pernyataan ini didasarkan pada penelaahan atas dokumen proses pembibitan dan sertifikat mutu benih (terlampir).

Page 20: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 2.

TALLY SHEET PEMERIKSAAN BIBIT

Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH: ……………………………………

Nama Pengada Bibit : ………………………………………………………………….…….. Alamat : ………………………………………………………………………… Lokasi persemaian : Desa………............................................................ Kec…………........................................................... Kab/Kota ………….................................................. Prop……………....................................................... Hari dan tanggal pemeriksaan :

........................................................................... Jenis tanaman : ………………………………………………………………………… Kelompok jenis : Kayu2an/TUL/Endemik/MPTS/turus jalan/hutan

kota/mangrove Metode perbanyakan : benih/stek/okulasi/cangkok/kultur jaringan/stump Sertifikasi Sumber Benih : Tidak bersertifikat/TBT/TBS/APB /Kebun benih/

Kebun pangkas/Bersertifikat (khusus MPTS)

Jumlah bibit (batang)

No. bedeng Sertifikat sumber **) Diterima

1 2 ... ... ... ...

Dst. Jumlah

**) Dicantumkan: TB (tidak bersertifikat) atau TBT (tegakan benih teridentifikasi) atau TBS (tegakan benih terseleksi) atau APB (areal produksi benih) atau KB (kebun benih) atau KP (kebun pangkas) atau MP (bersertifikat khusus MPTS).

Disaksikan oleh: Pengada Bibit

(Nama Terang)

Penilai/LPI

(Nama Terang)

Page 21: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 3.

REKAPITULASI DATA PERHITUNGAN JUMLAH BIBIT Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH : ………………………………

Nama Pengada Bibit : ................................................................................

Lokasi Persemaian : ................................................................................

Tanggal Rekapitulasi : ................................................................................

Jenis Jumlah bibit menurut sertifikasi sumber (batang) No.

TB TBT TBS APB KB KP MP

Jumlah menurut jenis

J u m l a h per kelas sertifikat ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.

Disaksikan oleh: Pengada Bibit

(Nama Terang)

Penilai/LPI

(Nama Terang)

Page 22: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 4

BERITA ACARA PENILAIAN BIBIT GN-RHL/GERHAN Nomor: BA......

Pada hari ini ………… tanggal ……bulan………... tahun dua ribu ………, kami yang bertandatangan di bawah ini :

N a m a : ………………………………………………………..

Jabatan : ………………………………………………………..

Alamat : ………………………………………………………..

Berdasarkan surat perintah kerja dari KPA Kegiatan ........................... dengan Nomor ….…………… tanggal ……….. 2007, telah melaksanakan penilaian bibit atas nama kontraktor ……………… di lokasi ........ Kabupaten …………….Propinsi …………. dengan hasil sebagai berikut :

Bibit yang diproduksi ……… batang. Bibit yang dapat diterima …….batang, yang terdiri dari :

Rincian jumlah menurut kualitas genetik (batang) No. Jenis Jumlah (batang) TB TBT TBS APB KB KP MP

1 2 ... ... dst

Jumlah Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih

terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.

Rincian data bibit terlampir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berita acara ini.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Disaksikan oleh: Pengada Bibit

(Nama Terang)

Penilai/LPI

(Nama Terang)

Page 23: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 5

BERITA ACARA SERAH TERIMA BIBIT GN-RHL/GERHAN Nomor : BA. ......

Pada hari ini ………… tanggal ……bulan………... tahun dua ribu ………, bertempat di ..............., kami yang bertandatangan di bawah ini : 1. N a m a/NIP : ………………………………………………………..

Pangkat/Gol. Ruang : .......................................................... Jabatan : ……………………………………………………….. Alamat : ……………………………………………………….. dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama .................., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. N a m a : ……………………………………………………….. Pangkat/Gol. Ruang : .......................................................... Jabatan : ……………………………………………………….. Alamat : ……………………………………………………….. dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama .................., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dalam Berita Acara Serah Terima Bibit ini menyatakan hal-hal sebagai berikut :

(1) PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA .........................................................

(2) Dengan telah ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Bibit GN-RHL/GERHAN ini, maka wewenang dan tanggung jawab terhadap .......................................... telah beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

Demikian Berita Acara Serah Terima Bibit GN-RHL/GERHAN ini dibuat rangkap 2 (dua), ditandatangani oleh kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

................................. .......................................

Mengetahui,

............................

Page 24: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

C. Penilaian Tanaman

Penilaian tanaman dimaksudkan sebagai upaya pengendalian penyelenggaraan agar pelaksanaan pembuatan tanaman dilaksanakan dengan baik sesuai standar dan kriteria keberhasilan tanaman yang ditetapkan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan tanaman sebagai bahan pertimbangan dalam pembayaran bibit, penanaman, pemeliharaan I dan II.

1. Sasaran, Lokasi dan Waktu Penilaian Tanaman

a. Sasaran dan Lokasi

Sasaran penilaian adalah tanaman di luar kawasan hutan yang dilaksanakan secara swakelola oleh satker pelaksana atau tanaman yang berada di dalam kawasan hutan yang dilaksanakan secara kontraktual oleh Pihak III sesuai dengan lokasi dan jenis kegiatannya yang tercantum dalam rancangan.

b. Waktu

Penilaian tanaman dilakukan setelah pemeliharaan (Tahun berjalan, Tahun I dan II) selesai dilaksanakan.

2. Komponen Penilaian Tanaman

Komponen penilaian tanaman meliputi :

a. Luas tanaman (Ha) dalam blok dan petak

b. Persentase tumbuh tanaman sesuai jenis tanamannya

d. Pertumbuhan tanaman (kesehatan, ketinggian tanaman, tajuk)

3. Prosedur Penilaian Tanaman

a. Penilaian tanaman dilaksanakan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI) yang ditunjuk oleh Satker pelaksana penanaman selaku KPA/PPK sesuai dengan peraturan perundangan.

b. LPI wajib menyusun Rencana Kerja Penilaian Tanaman. Rencana Kerja Penilaian Tanaman, memuat antara lain metoda dan teknis penilaian (mengacu pada peraturan perundangan), pembagian regu kerja penilai, tata waktu penilaian, yang disetujui oleh Kepala Satker sebagai dasar pelaksanaan penilaian tanaman.

c. Kepala Satker memberitahukan kepada para pihak yang akan dinilai mengenai pelaksanaan penilaian tanaman yang akan dilakukan oleh LPI.

d. Dalam pelaksanaan penilaian tanaman oleh LPI, Satker penanaman membentuk Panitia Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa yang bertugas memantau pelaksanaan penilaian pembuatan tanaman oleh LPI. Hasil

Page 25: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

pemantauan disampaikan kepada Kepala Satker penanaman untuk bahan pertimbangan pembayaran jasa konsultansi penilaian pembuatan tanaman.

e. Hasil penilaian tanaman yang dilakukan oleh regu kerja LPI dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Tanaman yang ditandangani oleh ketua dan anggota regu kerja LPI yang bersangkutan.

f. Hasil penilaian secara keseluruhan disusun dalam bentuk buku laporan penilaian yang ditandatangani oleh pemimpin konsultan penilai atau yang diberi kuasa.

4. Metoda Penilaian Tanaman

a. Areal Tanaman

1) Satuan Lokasi Penilaian

Unit penilaian tanaman adalah petak tanaman (± 25 Ha di dalam kawasan hutan) atau lokasi tanaman setiap kelompok hamparan lahan (± 25 Ha di luar kawasan hutan) sesuai dengan unit rancangan.

2) Pengukuran Luas Tanaman

Pengukuran luas tanaman dilakukan terhadap realisasi luas tanaman yang dinyatakan dalam luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan dibandingkan terhadap rencana luas tanaman sesuai rancangan.

Pengukuran luas tanaman dilakukan dengan cara memetakan petak hasil penanaman menggunakan theodolit, GPS atau alat ukur lain. Hasil pengukuran luas tanaman dituangkan dalam peta dengan skala 1:10.000, dan dihitung luasnya. Hasil perhitungan selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Luas Tanaman pada setiap

petak/Lokasi Tanam

Luas Tanaman Realisasi No

Blok/Petak/Unit(Lokasi Tanam)

Rencana (Ha) (Ha) %

1 2 3 4 5

Keterangan : Persen realisasi luas tanaman (%) = Hasil Pengukuran x 100 %

Rencana

Page 26: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

3) Penilaian Keberhasilan Tanaman

a) Penilaian tanaman dilakukan melalui teknik sampling dengan metode Systematic Sampling with Random Start, yaitu petak contoh pertama dibuat secara acak dan petak contoh selanjutnya dibuat secara sistimatik. Intensitas Sampling (IS) 5 % yaitu, dengan menempatkan petak contoh seluas 0,1 Ha, berbentuk persegi panjang (40 m x 25 m). Jarak antar titik pusat petak contoh adalah 100 m arah Utara - Selatan dan 200 m arah Barat – Timur. Untuk memperoleh kualitas hasil pengukuran, jarak antara petak contoh terluar dengan batas tanaman ditentukan minimum 50 m dan maksimum 100 m. Dengan demikian hasil sampling yang didapat akan mampu memenuhi azas keterwakilan dengan Intensitas Sampling (IS) sebesar 5 %.

b) Sebagai panduan dalam pembuatan petak contoh pelaksanaan penilaian tanaman perlu dibuat diagram skema penarikan contoh petak tanaman yang dipetakan dengan skala 1:5.000 s/d 1:10.000. Diagram skema tersebut mencantumkan koordinat geografis titik ikat yang mudah ditemukan di lapangan. Pembuatan diagram skema penarikan contoh petak tanaman sebagai berikut :

(1) Siapkan peta hasil pengukuran luas tanaman skala 1 : 5.000 s/d 1 : 10.000.

(2) Tentukan pada peta tersebut titik petak contoh pertama secara acak.

(3) Buat garis transek melalui titik petak contoh pertama tersebut, yaitu garis vertikal dan garis horizontal yang berpotongan pada titik petak contoh pertama tersebut. Garis vertikal memotong tegak lurus larikan tanaman dan garis horisontal sejajar larikan tanaman.

(4) Buat garis transek berikutnya secara sistimatik terhadap garis transek pertama dengan jarak antar garis vertikal 2 cm dan jarak antar garis horisontal 1 cm.

(5) Buat petak contoh ukuran 4 mm x 2,5 mm pada garis transek tersebut dengan titik potong garis transek sebagai titik pusatnya, sehingga penyebaran letak petak contoh tersebut dapat mewakili seluruh areal tanaman yang dinilai.

(6) Untuk jelasnya sebagaimana pada diagram skema berikut ini :

Page 27: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2 cm Keterangan :

: Batas areal tanaman

: Petak Contoh Pertama (ditentukan secara acak) ukuran 4 mm x 2,5 mm : Petak contoh berikutnya ditentukan secara sistematis

(7) Untuk memudahkan pemeriksaan ulang (re-cheking) hasil penilaian tanaman, di lapangan diberi tanda berupa patok pengenal pada semua titik sumbu petak contoh.

(8) Data dan informasi petak tanaman yang dikumpulkan

mencakup :

(a) Di dalam kawasan hutan

− Wilayah administratif pemerintahan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa), nama DAS/Sub DAS, luas, fungsi kawasan hutan, Nama register Blok dan Petak Tanaman

− Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman (Jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi tanaman, dan kesehatan tanaman) dan data penunjang (fisiografi lahan, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan tanaman).

(b) Di luar Kawasan Hutan

− Wilayah administratif pemerintahan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa), nama DAS/Sub DAS, luas, nama Kelompok Tani, jumlah

1 Cm

Page 28: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

anggota Kelompok Tani, tenaga pendamping dan penyuluh.

− Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman (Jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi tanaman, dan kesehatan tanaman) dan data penunjang (fisiografi lahan, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan tanaman).

Data tanaman yang hidup pada setiap petak contoh dicatat pada Tally Sheet seperti pada Tabel 3 dan selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 4.

Page 29: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 3. Tally Sheet Penilaian Tanaman

Propinsi : Kabupaten : Nama Kel. Tani : Kecamatan : Jml Anggota : Desa : LSM Pendamping : Petak/lokasi : *) No. Petak Contoh : DAS/Sub DAS : Koordinat : Intensitas Sampling : 5 % Kegiatan : **) Luas : …… Ha Lembar Ke :

Kondisi Tanaman No.

Jenis Tanaman Sehat Kurang

sehat Merana Tinggi (cm) Keterangan

1 1. Fisiografi Lahan : 2 a. Datar 3 b. Landai 4 c. Agak Curam 5 d. Curam 6

7 2. Keadaan Tumbuhan Bawah

8 a. Lebat/rapat 9 b. Sedang 10 c. Jarang 11 d. Tidak ada/bersih 12 13 3. Kondisi Tanah 14 a. Gembur/subur 15 b. Kurang gembur/subur dst c. kurus . d. berbatu . . 4. Gangguan Tanaman . a. Penggembalaan n b. Kebakaran c. Hama penyakit

Jumlah 1. Kayu a. Jati b. ……. c. …….. 2. MPTS a. Mangga b. …….. c. ……..

Page 30: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

4) Pengolahan Data

a) Persentase Tumbuh Tanaman

Persentase tumbuh tanaman dihitung dengan cara membandingkan jumlah tanaman yang tumbuh dengan rencana jumlah tanaman yang seharusnya ada di dalam suatu petak contoh yang dinilai.

T = (Σ hi /Σ ni) x 100 %

= (h1 + h2 + .....+ hn) / (n1 + n2 + .... + nn) x 100 %

dimana :

T = Persen (%) Tumbuh Tanaman (pada petak tanaman untuk di dalam kawasan hutan, dan atau pada lokasi tanaman setiap kelompok tani untuk di luar kawasan hutan)

hi = Jumlah tanaman hidup yang terdapat pada petak contoh ke i

ni = Jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak contoh ke i

Penilaian Tanaman di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dilaksanakan dalam hamparan lahan dengan satuan luas (Ha) dinilai keberhasilannya sebagai berikut :

(1) Di dalam Kawasan Hutan

Tanaman Tahun Berjalan (Penilaian Tahap I), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan :

(a) Berhasil ≥70 % (b) Kurang berhasil < 70 %

Tanaman setelah Pemeliharaan I (Penilaian Tahap II), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 90 % (b) Kurang berhasil < 90 %

Tanaman setelah Pemeliharaan II (Penilaian Tahap III), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 90 % (b) Kurang berhasil < 90 %

Page 31: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

(2) Di Luar Kawasan Hutan

Tanaman Tahun Berjalan (Penilaian Tahap I), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥60 % (b) Kurang berhasil < 60 %

Tanaman setelah Pemeliharaan I (Penilaian Tahap II), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 80 % (b) Kurang berhasil < 80 %

Tanaman setelah Pemeliharaan II (Penilaian Tahap III), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 80 % (b) Kurang berhasil < 80 %

Dari perhitungan persentase tumbuh pada setiap petak/lokasi selanjutnya hasilnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Persen Tumbuh Tanaman pada setiap

Petak Tanaman/Lokasi Penanaman Kelompok Tani Petak/lokasi : Luas :

Jumlah Tanaman (btg)

No.

Petak Contoh Rencana Tumbuh

% Tumbuh Tanaman

Kriteria

1 2 3 4 5 6

Rata-rata

b) Persentase Tanaman Sehat

Pada saat pengambilan contoh tanaman agar diamati juga Pertumbuhan tanaman

Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman digolongkan dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu sehat, kurang sehat dan merana dengan tanda sebagai berikut :

(a) Sehat : Tanaman tumbuh segar, batang relatif lurus dan bertajuk.

(b) Kurang sehat : Tanaman tajuknya menguning atau berwarna tak normal, batang bengkok-bengkok atau percabangan sangat rendah.

Page 32: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

(c) Merana : Tanaman tumbuhnya tidak normal atau terserang hama penyakit, sehingga kalau dipelihara kecil kemungkinan akan tumbuh dengan baik.

c) Turus Jalan

(1) Penilaian tanaman turus jalan dilakukan untuk mengetahui persentase tumbuh tanaman yang ditanam sepanjang jalan sasaran, dilakukan dengan cara sensus mengacu pada rancangannya.

(2) Pengukuran panjang turus jalan yang telah ditanami dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur GPS/theodolit/pita ukur atau melalui pencocokan jumlah pal kilometer pada turus jalan yang telah ditanami, yang dilakukan secara sensus untuk seluruh panjang jalan. Hasil pengukuran tersebut kemudian diploting/dioverlay pada peta rencana tanaman dan dihitung panjangnya serta dibuat rekapitulasinya sebagaimana pada tabel 5. Persen realisasi panjang turus jalan yang ditanami diperoleh dari Realisasi panjang hasil tanaman dibagi panjang rencana tanaman dikalikan 100 %.

Tabel 5. Rekapitulasi Panjang Turus Jalan Yang ditanami dalam Propinsi.

Panjang Turus Jalan yang ditanami (km) No. Kabupaten

/Kota Rencana Realisasi

% Realisasi panjang

TJ 1 2 3 4 5

(3) Persentase tumbuh tanaman dihitung dengan cara membandingkan jumlah tanaman yang tumbuh dengan rencana jumlah tanaman yang seharusnya ada sesuai dengan rancangan.

T = (Σ Hi / N) x 100 %

Dimana :

T = Persen Tumbuh Tanaman (%) Σ Hi = Jumlah tanaman turus jalan yang hidup N = Jumlah tanaman turus jalan yang direncanakan

sesuai dengan rancangan

Page 33: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Untuk menentukan tingkat keberhasilan penanaman turus jalan sebagaimana diatur seperti pada pembuatan tanaman di luar kawasan hutan.

Perhitungan persentase tumbuh tanaman turus jalan selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Persentase Tumbuh Tanaman Turus Jalan Per Provinsi

Jumlah Tanaman (btg) No. Kab/Kota

Panjang Jalan (km) Rencana Tumbuh

% Tumbuh Tanaman

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

(4) Untuk mengetahui tingkat kesehatan tanaman turus jalan, dihitung persentase pertumbuhan tanaman yang sehat sesuai dengan kriteria tersebut pada .

d) Pengkayaan tanaman

Penilaian tanaman dilakukan melalui tehnik sampling dengan metode purposive (penarikan contoh disengaja), yaitu dengan memilih petak contoh yang memiliki ciri tertentu yakni petak contoh tanaman yang menurutnya mewakili seluruh populasi (petak tanaman pengkayaan).

Pengolahan data Keberhasilan penanaman pada setiap petak seperti pada pengolahan data keberhasilan penanaman di dalam kawasan hutan.

5. Hasil Penilaian Tanaman

a. Hasil penilaian tanaman direkapitulasi sebagai berikut:

1) Hasil penilaian tanaman diregistrasi pada setiap blok dan petak

2) Hasil penilaian tanaman diklasifikasikan pada setiap blok untuk masing-masing petak kategori tanaman berhasil, cukup berhasil, dan kurang berhasil.

3) Rekomendasi hasil penilaian tanaman untuk kegiatan selanjutnya

b. Hasil penilaian tanaman dituangkan dalam laporan Penilaian tanaman yang selanjutnya dipresentasikan/dibahas dihadapan Kepala Satker pelaksana penanaman, BPDAS, dan instansi terkait lainnya.

Page 34: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

6. Pelaporan

a. Hasil pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan yang telah dipresentasikan disajikan dalam Buku Laporan yang memuat uraian hasil pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan yang telah dilaksanakan, dengan kerangka isi :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Tujuan Penilaian C. Keadan Umum Lokasi yang akan Dinilai

II. PELAKSANAAN PENILAIAN A. Metode Penilaian B. Analisis Penilaian C. Hasil Penilaian

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi

LAMPIRAN 1. Peta Situasi Kabupaten/Kota dengan Skala 1:100.000 2. Peta Hasil Pengukuran Luas Tanaman skala 1:10.000 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian

b. Buku laporan pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan disusun dan ditandatangani LPI dan disetujui oleh Kepala Satker yang melaksanakan penanaman, selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial serta Balai Pengelolaan DAS.

Page 35: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

D. PENILAIAN KINERJA

1. Standar Teknis Kegiatan

Penilaian kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan mengacu kepada standar teknis kegiatan-kegiatan Gerhan yang dijabarkan ke dalam standar prosedur dan standar hasil serta standar penilaian pada masing-masing kegiatan. Standar prosedur, standar hasil, dan standar penilaian kegiatan Gerhan sebagaimana tercantum pada tabel 7 sampai dengan tabel 19 berikut.

Dalam prosedur penilaian kinerja tersebut, masing-masing kegiatan dijabarkan dalam unsur manajemen perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, yang selanjutnya masing-masing unsur manajemen diuraikan dalam komponen-komponen kegiatan.

Komponen-komponen kegiatan pada unsur manajemen tergantung jenis kegiatannya. Untuk mengetahui kesesuaian hasil pelaksanaan dengan kebijakan teknis yang ditetapkan, maka hasil kerja setiap tahapan dalam standar prosedur dibakukan dalam standar hasil dan stándar penilaian sebagaimana tabel-tabel berikut.

Page 36: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 7. Standar Prosedur, Standar Hasil, Standar Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Reboisasi (sistem multiyears)

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Penyusunan Rancangan 1. Sasaran lokasi

Dilaksanakan di hutan dan lahan yang tanahnya miskin (kritis) di kawasan Hutan Lindung, Hutan Konservasi (kecuali Cagar Alam dan Zona Inti Taman Nasional), Hutan Produksi yang tidak dibebani hak ijin usaha pemanfaatan hasil hutan dan atau tidak dalam proses perijinan serta bukan lokasi sasaran pengembangan hutan tanaman (HTI/HTR).

1. Lokasi reboisasi berada di : - DAS prioritas, - hutan rusak / lahan kritis - daerah rawan bencana ( banjir, tanah longsor, kekeringan), - daerah perlindungan bangunan vital, 2. lokasi dipersyaratkan masuk dalam RTT Gerhan 3. tidak masuk sasaran lokasi kegiatan lainnya ( IUPHH, HTI, HTR, pencadangan areal, RHL DAK/DBH DR).

1. Semua persyaratan lokasi (1,2,3) dipenuhi

2. 80 % persyaratan lokasi butir 1 dan butir 2 dan 3 dipenuhi

3. 60 % persyaratan lokasi butir 1 dan butir 2 dan 3 dipenuhi dipenuhi

4. Tidak memenuhi syarat

3 2 1 0

Bobot butir 1 : - DAS prioritas

(30) - hutan rusak /

lahan kritis (25)

- daerah rawan bencana (25)

- daerah perlindungan bangunan vital (20)

a. Penetapan dan pemantapan lokasi

2. Pemantapan lokasi Dilakukan pemantapan lokasi melalui konfirmasi antara BPDAS dengan pelaksana reboisasi/instansi terkait untuk memperoleh kepastian lokasi (kab, Kec,Desa), luasan bruto, fungsi dan status kawasan hutan (tidak dalam sengketa)

1. Lokasi dipetakan dalam bentuk sket 2. Dibuat berita acara yang ditanda tangani oleh Kepala BPDAS dan Kepala Dinas Provinsi, Kepala Dinas Kab/kota, Kepala UPT Dep. Kehutanan yang bertanggung jawab atas kawasan terkait.

1. Berita Acara pemantapan lokasi dilampiri sket lokasi dan sesuai prosedur

2. Berita Acara pemantapan lokasi tanpa dilengkapi sket

3. Dibuat sket lokasi tidak dilengkapi BA

4. Tidak ada BA dan sket lokasi (tidak sesuai prosedur)

3 2

1 0

1

b. Pengumpulan data informasi

Dilakukan pengumpulan data biofisik dan data sosial ekonomi budaya di sekitar lokasi kegiatan

Tersedia data dan informasi 1. biofisik (topografi, tanah, vegetasi, iklim) 2. sosial, ekonomi dan budaya(demografi, pranata sosial, dan pendapatan)

1. Data lengkap 2. Data cukup lengkap 3. Data kurang lengkap 4. Data tidak lengkap

3 2 1 0

Page 37: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

1. Pengukuran lokasi Dilakukan terhadap batas blok poligon tertutup (seluas ± 300 Ha efektif), batas petak (seluas ± 25 Ha efektif), kelerengan lokasi, batas penutupan vegetasi/ rencana perlakuan penanaman (murni/pengkayaan) dan jalan inspeksi

Telah dilakukan pengukuran terhadap :

1. Batas blok dan petak

2. Kelerengan lokasi

3. Kerapatan pohon

4. Jalan inspeksi

1. Pengukuran lokasi lengkap 2. Pengukuran cukup lengkap 3. Pengukuran kurang lengkap4. Pengukuran tidak lengkap

3 2 1 0

2. Pemasangan patok a. Batas Blok

Patok terbuat dari kayu atau bambu yang dipasang pada setiap 500 meter (jalur lurus) dan pada setiap sudut belokan atau berupa batas alam (pada pohon di cat warna merah melingkar ± 30 cm)

a. Telah dipasang patok batas

blok sesuai standar prosedur

1. Patok batas blok telah

dibuat dan lengkap 2. Patok batas blok dibuat

cukup lengkap 3. Patok batas blok dibuat

kurang lengkap 4. Patok batas blok tidak

dibuat

3 2 1 0

c. Penataan areal

b. Batas petak Patok terbuat dari kayu/bambu/bahan lain yang tersedia di lapangan, dipasang pada setiap sudut petak, pada bagian atas di cat warna kuning ± 25 cm

b. Telah dipasang patok batas petak sesuai standar prosedur

1. Patok batas petak telah dibuat dan lengkap

2. Patok batas petak dibuat cukup lengkap

3. Patok batas petak dibuat kurang lengkap

4. Patok batas petak tidak dibuat

3 2 1 0

Page 38: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3. Pemetaan - Dibuat peta rancangan skala

1:10.000 - Peta situasi 1 : 50.000 s/d

1:100.000 dengan menggunakan sumber peta administrasi Kabupaten/Kota

Tersedianya peta rancangan yang berisi informasi tentang batas blok, batas petak, topografi, batas jenis perlakuan, jalan inspeksi, letak gubuk kerja, lokasi pembibitan dan atau lokasi penampungan sementara serta peta situasi.

1. Informasi dalam peta rancangan lengkap

2. Informasi peta rancangan cukup lengkap

3. Informasi peta rancangan kurang lengkap

4. Informasi peta rancangan tidak dibuat

3 2 1 0

a. Tersedianya hasil analisis data berupa risalah umum yang memuat informasi lokasi, letak dan luas blok dan petak biofisik dan sosial ekonomi

1. Risalah umum lengkap 2. Risalah umum cukup lengkap3. Risalah umum kurang

lengkap 4. Risalah umum tidak dibuat

3 2 1 0

d. Analisis data Dilakukannya tabulasi, sortasi, validasi data dan informasi yang selanjutnya dianalisa dan dituangkan dalam risalah umum serta rancangan kegiatan

b. Tersedianya hasil analisis data berupa rancangan kegiatan yang memuat rancangan pembibitan, penanaman, pemeliharaan tahun I dan II, organisasi pelaksana

1. Rancangan kegiatan lengkap2. Rancangan kegiatan cukup

lengkap 3. Rancangan kegiatan kurang

lengkap 4. Rancangan kegiatan tidak

dibuat

3 2 1 0

1. Rancangan pembibitan memuat lokasi pembibitan, metode pembuatan bibit, jenis dan jumlah bibit yang dibuat dan dibutuhkan, kebutuhan biaya, tenaga, bahan dan alat serta tata waktu pelaksanaan pembibitan

Tersedianya rancangan pembibitan sesuai pedoman teknis

1. Rancangan pembibitan lengkap

2. Rancangan pembibitan cukup lengkap

3. Rancangan pembibitan kurang lengkap

4. Rancangan pembibitan tidak dibuat

3 2 1 0

e. Rancangan kegiatan

2. Rancangan penanaman memuat antara lain : a) Rincian kebutuhan bahan dan

biaya tiap komponen

Tersedianya rancangan penanaman sesuai pedoman teknis

1. Rancangan penanaman lengkap

2. Rancangan penanaman cukup lengkap

3 2

Page 39: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pekerjaan pada setiap petak b) Tata waktu pelaksanaan

kegiatan. pekerjaan penanaman dan pemeliharaan

c) Komposisi vegetasi pada setiap kawasan

d) Jumlah tanaman per hektar

3. Rancangan penanaman kurang lengkap

4. Rancangan penanaman tidak dibuat

1 0

3. Rancangan pemeliharaan memuat antara lain : a) Rincian kebutuhan bahan dan

biaya tiap komponen pekerjaan pada setiap petak (pemeliharaan I dan II).

b) Tata waktu pelaksanaan kegiatan (pemeliharaan I dan II).

Jumlah bibit penyulaman untuk pemeliharaan tahun I sebanyak 20 %, sedangkan pemeliharaan tahun II tanpa sulaman.

Tersedianya rancangan pemeliharaan sesuai pedoman teknis

1. Rancangan pemeliharaan lengkap

2. Rancangan pemeliharaan cukup lengkap

3. Rancangan pemeliharaan kurang lengkap

4. Rancangan pemeliharaan tidak dibuat

3 2 1 0

4. Organisasi pelaksana Organisasi pelaksana kegiatan di tingkat lapangan terdiri dari manajer lapangan (1 manajer lapangan 1 blok tanaman) dan mandor (1 petak 1 mandor). Dalam organisasi pelaksana tersebut diuraikan tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang serta tata hubungan kerja masing-masing komponen organisasi pelaksana kegiatan di lapangan.

Tersedianya struktur, peran, kewenangan dan tata hubungan kerja organisasi pelaksana sesuai pedoman teknis

1. Organisasi pelaksana lengkap

2. Organisasi pelaksana cukup lengkap

3. Organisasi pelaksana kurang lengkap

4. Organisasi pelaksana tidak dibuat

3 2 1 0

Page 40: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

5. Pembuatan gambar yang harus dibuat sebagai kelengkapan rancangan adalah : Gubuk kerja, Tata tanam, Papan nama, Patok batas, dan lain-lain.

Tergambarnya rancangan yang lengkap sesuai pedoman teknis

1. Gambar lengkap 2. Gambar cukup lengkap 3. Gambar kurang lengkap 4. Gambar tidak dibuat

3 2 1 0

f. Naskah rancangan

Outline dan kerangka isi sesuai dengan pedoman penyusunan rancangan

Tersusunnya naskah rancangan sesuai dengan pedoman teknis

1. Naskah rancangan lengkap 2. Naskah rancangan cukup

lengkap 3. Naskah rancangan kurang

lengkap 4. Naskah rancangan tidak

dibuat

3 2 1 0

g. Mekanisme dan prosedur

Rancangan reboisasi pada kawasan : 1) Hutan lindung dan hutan

produksi disusun oleh pihak III (Konsultan Perencanaan) yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, hasil penyusunan diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten Kota.

2) Hutan konservasi disusun oleh pihak III (Konsultan Perencanaan) yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala UPT Ditjen PHKA dan untuk Tahura oleh Kepala Dinas Provinsi.

3) Hutan pantai dan hutan mangrove disusun oleh pihak III (konsultan perencanaan)

Penyusunan, penilaian dan pengesahan rancangan reboisasi sesuai prosedur

1. Rancangan reboisasi telah disusun, dinilai dan disahkan

2. Rancangan reboisasi telah disusun dan dinilai namun belum disahkan

3. Rancangan reboisasi telah disusun namun belum dinilai dan disahkan

4. Rancangan reboisasi tidak dibuat

3 2 1 0

Page 41: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, hasil penyusunan diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala BPH Mangrove.

h. Hasil kegiatan Buku rancangan teknis reboisasi, rancangan teknis rehabilitasi hutan mangrove dan rancangan teknis hutan pantai memuat rancangan kegiatan, rancangan biaya dan tata waktu sesuai sasaran yang ditetapkan.

Tersedianya buku rancangan teknis reboisasi yang sesuai pedoman teknis

1. Buku rancangan teknis reboisasi lengkap

2. Buku rancangan teknis reboisasi cukup lengkap

3. Buku rancangan teknis reboisasi kurang lengkap

4. Tidak ada buku rancangan

3 2 1 0

Pembuatan tanaman 2

a. Penyediaan bibit Penyediaan bibit harus sesuai dengan rancangan, sedangkan standar dan kriteria mutu bibit sesuai pedoman teknis, Penilaian bibit (volume dan jenis serta kesehatan bibit) dilakukan di tempat pengumpulan sementara (sebelum didistribusi ke petak tanam) yang disepakati bersama pihak terkait.

Tersedianya bibit (volume dan jenis serta kesehatan bibit) sesuai rancangan, memenuhi standar dan kriteria mutu, dan telah dinilai oleh LPI.

1) Jumlah, kualitas dan jenis bibit sesuai rancangan, dan telah dinilai

2) Jumlah, kualitas dan jenis bibit kurang sesuai rancangan tetapi telah dinilai

3) Jumlah, kualitas dan jenis bibit kurang sesuai rancangan, dan belum dinilai

4) Penyediaan bibit belum diadakan

3 2 1 0

Page 42: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

1. Persiapan lapangan yang meliputi Penyiapan Kelembagaan, Penyiapan Sarana dan Prasarana, Penataan kembali areal tanaman

- Penyiapan kelembagaan :

organisasi pelaksana dan koordinasi dengan pihak terkait

- Penyiapan Sarpras :

rancangan tanaman, dokumen pekerjaan, bahan dan alat, serta bibit telah tersedia

- Penataan kembali :

Telah dilakukan pengukuran blok, petak, pola tanam, jalan pemeriksaan dan pemasangan ajir.

1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur

2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur

3. Persiapan lapangan dilakukan tetapi tidak sesuai prosedur

4. Tidak melakukan persiapan lapangan

3 2 1 0

2. Teknik penanaman

b. Penanaman

a) Pola Tanam (1) Penanaman menggunakan

sistem jalur, dengan lebar jalur 1 meter.

(2) Pembukaan dan pembersihan lahan, pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman dan penyiapan pupuk dasar.

(3) Distribusi bibit dilakukan setelah pemasangan ajir dan kegiatan pembuatan lubang tanam.

(4) Tata letak dan komposisi tanaman sesuai dengan rancangannya.

(5) Pemasangan ajir mengikuti arah larikan tanaman, pemasangan ajir setelah

Terwujudnya tehnik penanaman dengan pola tanam yang sesuai pedoman teknis

1. Pola tanam telah dilakukan dengan baik dan benar

2. Pola tanam cukup baik 3. Pola tanam kurang baik 4. Pola tanam tidak

menggunakan teknik penanaman yang baik dan benar

3 2 1 0

Page 43: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pembersihan lahan atau dilakukan secara bersama-sama.

b) Penanaman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman adalah sebagai berikut : (1) Media bibit kompak dan

mudah dilepas dari polybag. (2) Kondisi lubang tanaman

telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air.

(3) Kondisi bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar/kriteria yang telah ditetapkan untuk ditanam.

(4) Waktu penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat.

Terlaksananya penanaman sesuai pedoman teknis

1. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar

2. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar

3. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar

4. Penanaman tidak menggunakan teknik penanaman yang baik dan benar

3 2 1 0

c) Pemeliharaan (1) Pemeliharaan Tahun Berjalan

dilakukan dengan penyulaman tanaman yang mati sejumlah 10%.

Terlaksananya Penyulaman Tanaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan cukup baik dan kurang benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan kurang baik dan kurang benar.

4. Tidak melakukan penyulaman

3 2 1 0

(2) Pemeliharaan Tahun I Pemeliharaan tanaman tahun I dapat dilakukan dan

Persentase tumbuh tanaman > 70%

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan persentase tumbuh tanaman > 70 %.

3

Page 44: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

dibiayai dengan dana pemerintah apabila persentase tumbuh pada tahun I minimal mencapai 70% per petak tanam sesuai hasil penilaian oleh LPI penanaman

2. Penilaian tanaman telah dilaksanakan dengan prosentase jadi tanaman <70 %.

3. Penilaian tanaman tidak sesuai pedoman teknis

4. Belum dilakukan penilaian tanaman

2 1 0

Pemeliharaan tahun pertama meliputi : a. penyiangan dan

pendangiran

1. Tanaman terpelihara dengan baik, sehat, bebas gulma dan piringan tanaman gembur

1. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan cukup baik

3. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan namun kurang baik dan kurang benar

3. Tidak dilaksanakan

3 2 1 0

b. pemupukan

2. Tanaman tumbuh sehat dan subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis tetapi tidak sesuai dosis yang telah direkomendasikan

3. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

4. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1 0

Page 45: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. pemberantasan hama dan penyakit

3. Tanaman terbebas dari hama dan penyakit.

1. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomen-dasikan dalam rancangan

2. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan namun kurang mengguna-kan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

4. Tidak dilakukan pemberantasan hama dan penyakit.

3 2 1

0

d. penyulaman sebesar 20%.

4. Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan I

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman telah dilakukan cukup baik dan benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan kurang baik dan tidak benar

4. Tidak melakukan penyulaman

3 2 1 0

Page 46: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

(3) Pemeliharaan Tahun II meliputi a. penyiangan dan

pendangiran,

1. Tanaman terpelihara dengan

baik, sehat, bebas gulma dan piringan tanaman gembur

1. Penyiangan, pendangiran

telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan cukup baik

3. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan

3 2 1 0

b. pemupukan

2. Tanaman tumbuh sehat dan subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis tetapi tidak sesuai dosis yang telah direkomendasikan

3. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

4. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1 0

c. pemberantasan hama dan penyakit

3. Tanaman terbebas dari hama dan penyakit.

1. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomen-dasikan dalam rancangan

2. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan namun kurang mengguna-

3 2

Page 47: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

kan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

4. Tidak dilakukan pemberantasan hama dan penyakit.

1

0

3. Organisasi pelaksana pembuatan tanaman disusun sebagai berikut : a) Penanggung jawab

pelaksanaan reboisasi hutan lindung dan hutan produksi adalah Satker pada Dinas/Instansi yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/Kota. Sedangkan pada hutan konservasi Satkernya adalah BKSDA/BTN dan pada TAHURA Satkernya adalah Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi/Kab/Kota.

b) Kontraktor Pembuatan Tanaman adalah penyedia jasa pembuatan tanaman

Terdapat organisasi pelaksana di lapangan sesuai dengan prosedur

1. Organisasi pelaksana, sudah sesuai

2. Organisasi pelaksana, cukup sesuai

3. Organisasi pelaksana, kurang sesuai

4. Organisasi pelaksana, tidak sesuai

3 2 1 0

c) Lembaga Penilai Independen (konsultan penilai),

Terdapat LPI yang telah ditetapkan sesuai prosedur

1. Proses pengadaan LPI sesuai prosedur

2. Proses pengadaan LPI cukup sesuai prosedur

3. Proses pengadaan LPI

3 2 1

Page 48: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

kurang sesuai prosedur 4. Proses pengadaan LPI

tidak sesuai prosedur

0

4. Hasil kegiatan Tanaman reboisasi pada hutan lindung, hutan produksi dan TAHURA sebanyak 1.100 batang/ha sedangkan hutan konservasi dan tanaman pengkayaan sejumlah 400 batang/ha sesuai dengan rancangan yang telah disahkan

Terwujudnya tanaman reboisasi sesuai dengan pedoman teknis

1. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil baik

2. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil cukup baik

3. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil kurang baik

4. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil tidak baik/gagal

3

2 1 0

Hasil kegiatan setelah pemeliharaan II, diserahkan kepada Kepala Instansi Satker Pelaksana dan selanjutnya diserahterimakan kepada Bupati/ Walikota/ Gubernur/Dirjen PHKA untuk dipelihara lebih lanjut.

Telah diserahkannya hasil kegiatan setelah pemeliharaan tahun ke-2 kepada Kepala Satker sesuai dengan pedoman teknis

1. Hasil kegiatan telah diserahterimakan

2. Hasil kegiatan dalam proses diserahterimakan

3. Hasil kegiatan akan diproses diserahterimakan

4. Hasil kegiatan tidak diserahterimakan

3 2 1 0

Keterangan : - Penilaian kinerja untuk kegiatan rehabilitasi hutan pola khusus (Jenis meranti) mengacu standar prosedur, standar hasil, standar

penilaian dan skor kinerja kegiatan reboisasi (sistem multiyears) tersebut pada Tabel 8, kecuali jenis bibit yang tanaman pokoknya menggunakan jenis tanaman meranti di kombinasikan dengan jenis Dipterocarpaceae lainnya serta MPTS.

Page 49: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 8. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Bibit di Luar Kawasan Hutan Negara

No. Kegiatan Standar Prosedur Standar Hasil Standar Penilaian Skore Keterangan

a. Diusulkan jenis tanaman,

jumlah bibit oleh pemda, dan atau masyarakat melalui Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota

Usulan dilakukan secara partisipatif dan ditandatangani oleh Kepala Dinas teknis kehutanan Provinsi/kabupaten/ kota

1. Semua Jenis dan jumlah bibit

diusulkan oleh Pemda dan atau masyarakat melalui Dinas kabupaten/kota

2. Sebagian Jenis dan jumlah bibit diusulkan oleh pemda dan atau masyarakat melalui Dinas Provinsi/kabupaten/kota

3. Semua Jenis dan jumlah bibit tidak diusulkan oleh masyarakat melalui Dinas Provinsi kabupaten/Kota

3 2 1

1

Perencanaan

b. Disusun rencana pengadaan bibit/pembuatan bibit oleh BP DAS setempat sesuai target pembuatan tanaman

Adanya rencana pengadaan bibit yang telah disetujui oleh Kepala BP DAS setempat

1. Rencana pengadaan bibit telah disusun dengan baik dan benar oleh BP DAS

2. Rencana pengadaan bibit telah disusun oleh BP DAS tetapi belum sempurna

3. Rencana pengadaan bibit belum disyahkan oleh BP DAS

3 2 1

2 Pelaksanaan pengadaan bibit

a. Dilakukan pemilihan pengada-pengedar bibit oleh instansi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku

Telah dipilih pengada dan pengedar bibit sesuai peraturan yang berlaku

1. Pengada dan pengedar bibit telah dipilih sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku oleh yang berwenang

2. Pengada dan pengedar bibit telah dipilih tetapi belum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku

3. Pengada dan pengedar bibit belum dilakukan pemilihan.

3 2 1

Pemilihan Pengada dan Pengedar mengacu kepada Keppres 80 tahun 2004 dan perubahannya

Page 50: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No. Kegiatan Standar Prosedur Standar Hasil Standar Penilaian Skore Keterangan

b. Dibuat perjanjian kontrak kerja antara pengada bibit yang telah dipilih dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Ada kontrak antara KPA dengan pengada dan pengedar bibit terpilih

1. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan KPA telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan Kuasa Pengguna Anggaran belum sesuai dengan peraturan yang berlaku

3. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan Kuasa Pengguna Anggaran belum disusun

3 2 1

c. Pengada bibit melaksanakan pembuatan bibit sesuai dengan kontrak

Bibit yang dibuat sesuai dengan kontrak (spesifikasi, kualitas, jenis dan jumlah, ukuran)

1. Pengada bibit telah melaksanakan pengadaan bibit sesuai spesifikasi dalam kontrak (jumlah, jenis, kualitas dan ukuran bibit)

2. Pengada bibit telah

melaksanakan pengadaan bibit tetapi belum semua bibit sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak

3. Pengada bibit telah

melaksanakan pengadaan bibit tetapi tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian - Seleksi

Lembaga Penilai Independen (LPI) bibit

a. Seleksi Lembaga Penilai telah dilaksanakan oleh BPTH/BP DAS sesuai peraturan yang berlaku

Telah dipilih LPI oleh BPTH/BP DAS sesuai peraturan yang berlaku

1. LPI pengadaan bibit telah dipilih oleh BPTH/BP DAS sesuai prosedur

2. LPI pengadaan bibit BPTH/ BP DAS masih dalam proses

3. LPI pengadaan bibit oleh BPTH/BP DAS belum dilaksanakan

3 2 1

LPI : Perguruan Tinggi yang berbadan usaha dan Perusahaan Konsultan Penilai

Page 51: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No. Kegiatan Standar Prosedur Standar Hasil Standar Penilaian Skore Keterangan

b. LPI pengadaan bibit melaksanakan penilaian terhadap bibit yang diadakan oleh pengada bibit dan membuat laporan

Telah dilaksanakan penilaian oleh LPI dan ada laporan penilaian

1. LPI pengadaan bibit telah melakukan penilaian bibit yang dilaksanakan oleh pengada dan membuat laporan penilaian

2. Tim penilaian pengada bibit telah melaksanakan penilaian tetapi belum semuanya belum selesai dan laporan belum dibuat

3. Tim penilai pengada bibit belum melaksanakan penilaian

3 2 1

Page 52: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 9. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan

lokasi

Dipilih desa-desa pada lahan milik rakyat yang kurang produktif dengan tingkat pendapatan rendah

Peta lokasi skala 1 : 5.000, dilengkapi - Nama pemilik hutan rakyat - Luas lahan hutan rakyat

1. Lokasi telah memenuhi syarat 2. Lokasi kurang memenuhi

syarat 3. Lokasi tidak memenuhi syarat

3 2 1

a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknik yang meliputi keadaan umum lokasi, kebutuhan bibit, sarana/prasarana, teknis penanaman, pola tanam, kebutuhan tenaga kerja dan biaya

Tersusunnya rancangan teknis yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kabupaten/kota

1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman

2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman

3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

b Penyusunan rancangan

b. Rancangan disusun oleh aparat dinas kehutanan kabupaten/ kota dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kabupaten/ kota.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun

sudah dinilai, tetapi belum disahkan

3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

1

c. Penyiapan prakondisi

Penyuluhan kepada petani/masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembangunan hutan rakyat

Masyarakat telah memahami dan mengerti pentingnya pembangunan hutan rakyat di lokasi yang telah ditetapkan

1. Sudah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya pembangunan hutan rakyat

2. Penyuluhan sudah

3 2

Page 53: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

dilaksanakan tetapi kelompok belum mengerti

3. Ada rencana tetapi belum dilaksanakan

1

Pelaksanaan a. Persiapan

Lapangan

Pemancangan tanda batas dan pengukuran lapangan, pember-sihan lapangan dan pengolahan tanah, pembuatan arah larikan dan pemancangan ajir, pembuat-an piringan tanaman, pembuatan lubang tanaman, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal proyek/kegiatan

Lahan yang telah ditata siap untuk ditanam

1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur

2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur

3. Persiapan lapangan dilaksanakan tetapi tidak sesuai prosedur

3 2 1

Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan kehendak masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar.

Tersedianya jenis tanaman yang terpilih untuk hutan rakyat

1. Pemilihan jenis tanaman telah sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

2. Pemilihan jenis tanaman kurang sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

3. Pemilihan jenis tanaman tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

3 2 1

2

b. Pemilihan tanaman

Komposisi jenis tanaman terdiri dari tanaman kayu-kayuan dan jenis tanaman MPTS dengan perbandingan minimal 60% : maksimal 40%.

Tersedianya bibit hutan rakyat yang siap tanam

1. Komposisi jenis tanaman terdiri dari minimal 60% tanaman kayu-kayuan dan maksimal 40% tanaman MPTS

3

Page 54: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

2. Komposisi tanaman jenis kayu-kayuan dan jenis tanaman MPTS sama

3. Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan lebih kecil dari pada jenis tanaman MPTS

2 1

c. Penanaman

Penanaman oleh petani/ masyarakat pemilik lahan dengan menggunakan sistem cemplongan dan tumpang sari.

Terwujudnya tanaman hutan rakyat sesuai dengan rancangan

1. Teknik penanaman telah dilakukan sesuai rancangan

2. Teknik penanaman kurang sesuai rancangan

3. Teknik penanaman tidak sesuai rancangan

3 2 1

d. Pemeliharaan tahun berjalan

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dan mati

Terwujudnya tanaman yang sehat dan tumbuh merata.

1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi

2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi

3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam

3 2 1

e. Penilaian tanaman

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %.

2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %

2

1

f. Pemeliharaan Tahun I

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian

Tanaman sulaman jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

a. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

b. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar.

3 2

Page 55: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

tanaman.

c. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan

1

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dan bebas dari gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh sumbur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan

3 2

Page 56: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

1

f. Penilaian tanaman I

e. Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II

Prosentase jadi tanaman > 80 %

1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 %

2. Persentase tumbuh < 80 %

2 1

a. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dari gulma, dan tanaman tumbuh dengan sehat.

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

b. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

g. Pemeliharaan Tahun II

c. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam

3

Page 57: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

rancangan 2. Pengendalian hama dan

penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

2 1

3. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 58: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 10. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pembuatan Mangrove dan Hutan Pantai

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan lokasi

Kawasan mangrove/pantai yang kritis/terdegradasi yang berada pada hutan lindung atau kawasan lindung

Peta lokasi rehabilitasi mangrove/hutan pantai skala 1 : 5.000 - 10.000

1. Lokasi telah sesuai

dengan kriteria dan jenis tanaman

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman

3. Lokasi tidak memenuhi syarat

3 2 1

a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknis yang meliputi penataan areal, kebutuhan bibit, sarana/ prasarana, teknis penanaman, kebutuhan tenaga kerja dan biaya serta jenis tindakan

Tersusunnya rancangan rehabilitasi mangrove/hutan pantai yang sesuai persyaratan teknis

1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman

2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman

3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

1

b. Rancangan teknis

b. Rancangan teknis disusun oleh pelaksana kegiatan, dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disyahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/kota yang mengurusi bidang kehutanan.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disahkan

2. Rancangan telah disusun dan sudah dinilai tetapi belum disyahkan

3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disyahkan

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

Page 59: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat desa sekitar pantai

Masyarakat terbina, memahami, mau dan mampu melaksanakan pembuatan mangrove/hutan pantai

1. Pembinaan dan penyuluhan telah dilaksanakan kepada masyarakat desa di sekitar pantaai

2. Masyarakat desa sekitar pantai hanya diberitahu akan adanya pembangunan mangrove

3. Tidak ada pembinaan, penyuluhan dan pemberitahunan kepada masyarakat sekitar pantai

3 2 1

c. Prakondisi

b. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan kelompok tani.

Terbentuknya kelompok tani 1. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan sampai terbentuknya kelompok tani

2. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan tetapi kelompok tani belum terbentuk

3. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan tidak dilaksanakan

3 2 1

Page 60: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pelaksanaan a. Persiapan

1. Penanaman murni : a. Pengukuran dan

pemancangan tanda batas b. Pembuatan jalur tanaman c. Pembuatan arah larikan d. Pembersihan jalur tanamane. Pemasangan ajir sesuai

dengan jarak tanam f. Membuat lubang tanaman

sesuai dengan ukuran poly bag

g. Pembuatan gubuk kerja h. Pembuatan papan

pengenal

Tersedianya lahan siap tanam dengan lubang tanaman yang telah disesuaikan dengan persyaratan tumbuh

1. Persiapan penanaman sesuai prosedur dan baik

2. Persiapan penanaman sesuai prosedur tetapi kurang baik

3. Penanaman tidak sesuai prosedur dan jelek

3 2 1

Jenis tanaman mangrove / pantai disesuaikan kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat

Tersedianya benih dan bibit yang sesuai dengan kondisi lapangan

1. Jenis tanaman mangrove/pantai telah sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat

2. Jenis tanaman mangrove/pantai kurang sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat

3. Jenis tanaman mangrove/pantai tidak sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat

3 2 1

2

b. Penetapan jenis dan pembibitan

a. Benih yang berkualitas dikumpulkan oleh kelompok tani/masyarakat di wilayah sekitarnya dan dikoordinasi oleh BP DAS

Kelompok tani/masyarakat mengumpulkan benih berkualitas

1. Benih yang berkualitas dikumpulkan oleh masyarakat disekitar lokasi

2. Benih dikumpulkan oleh

3 2

Page 61: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

masyarakat dari luar lokasi

b. Bibit dari kelompok tani/ pihak III diperiksa oleh LPI

Bibit telah diperiksa oleh LPI

1. Jumlah dan kualitas semua bibit telah diperiksa oleh LPI dan ada laporannya

2. Jumlah dan kualitas bibit hanya sebagian saja yang diperiksa (sampel) dan ada laporannya

3. Jumlah dan kualitas bibit hanya diperiksa sebagian dan tidak ada laporannya

3 2 1

a. Melakukan seleksi dan distribusi bibit ke lokasi tanaman

Bibit terseleksi dan telah didistribusikan ke lokasi penanaman.

1. Bibit telah diseleksi dan disebar ke lokasi penanaman

2. Bibit telah diseleksi tetapi belum diangkut ke lokasi penanaman

3. Bibit belum diseleksi tetapi sudah diangkut ke lokasi penanaman pohon/ha

3 2 1

c. Penanaman

b. Pelaksanaan penanaman mangrove pada lokasi basah/tergenang air, penanaman tanaman pantai pada lokasi yang kering.

Tanaman yang ditanam sesuai persyaratan teknis

1. Bibit telah ditanam sesuai aturan teknik dengan jumlah sesuai rancangan

2. Bibit telah ditanam tidak sesuai aturan teknik tetapi jumlah tanaman sesuai rancangan

3. Bibit telah ditanam tetapi tidak sesuai

3 2 1

Page 62: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

aturan teknik dan jumlahnya tidak sesuai rancangan

a. Melakukan pemeriksaan

tanaman dan penyulaman terhadap tanaman mati dan tidak sehat dilakukan 15 hari setelah tanam.

Tanaman terpelihara dengan baik dengan prosentase tumbuh > 55%

1. Tanaman telah diperiksa dan disulam sesuai rancangan

2. Pemeriksaan tanaman tidak dilakukan tetapi penyulaman dilakukan sesuai rancangan

3. Pemeriksaan dilakukan tetapi penyulaman tidak dilaksanakan

3 2 1

Pemeliharaan tahun II tidak disediakan bibit oleh pemerintah, tetapi diharapkan oleh pemda dan masyarakat secara swadaya.

d. Pemeliharaan tanaman I dan tahun II

b. Pemasangan perlindungan tanaman mangrove pada daerah-daerah rawan ketam, dan pemberantasan hama penyakit pada tanaman pantai

Tanaman mangrove aman dari hama ketam, tanaman pantai bebas hanya penyakit

1. Pemasangan perlindungan tanaman pada daerah-daerah rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit telah dilakukan dengan baik dan benar

2. Pemasangan perlindungan tanaman pada daerah-daerah yang rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit telah dilakukan tetapi kurang benar

3. Pemasangan perlindung-an tanaman pada daerah- daerah rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit dilaksanakan

3 2 1

Page 63: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

tetapi salah

e. Penilaian tanaman

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan

Prosentase jadi/tumbuh tanaman tanaman diketahui dengan pasti

1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 55%

2. Persentase tumbuh < 55%.

2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

b. Adanya buku laporan

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 64: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 11. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Kota

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan lokasi

Lokasi ruang terbuka hijau

Sket lokasi dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000; 1 : 20.000

1. Lokasi telah sesuai dengan

kriteria dan jenis tanaman 2. Lokasi tidak sesuai dengan

kriteria dan jenis tanaman 3. Lokasi tidak memenuhi syarat

3 2 1

a. Rancangan dibuat berdasarkan orientasi lapangan yang memuat lokasi, luas , peta rancangan, komposisi tanaman,kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja serta jadwal kegiatan.

Tersusunnya rancangan pembuatan Tanaman Hutan Kota yang telah disyahkan

1. Rancangan disusun berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan

2. Rancangan disusun tidak berdasarkan sasar-syarat teknis yang telah ditetapkan.

3. Rancangan belum disusun

3 2 1

1

b. Penyusunan rancangan Teknis

b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan diinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota yang menangani kehutanan.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disusun oleh tim penyusun dinilai dan disahkan oleh pejabat penilai yang berwenang

2. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

3. Rancangan belum disusun

3 2 1

2 Pelaksanaan a. Persiapan

Lapangan

Melaksanakan sosialisasi

Lokasi siap untuk dilaksanakan penanaman

1. Sosialisasi pembuatan

tanaman hutan kota telah dilaksanakan melalui penyuluhan kepada masyarakat

2. Pelaksanaan pembuatan tanaman hutan kota telah

3 2

Page 65: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

diberitahukan kepada instansi terkait

3. Sosialisasi tidak dilaksanakan

1

a. Penataan areal meliputi kegiatan pemancangan batas dan pengukuran lapangan, pembersihan lapangan dan pengolahan tanah, penentuan design fisik, penentuan arah/letak tanaman dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman serta pembuatan papan nama.

Penataan areal telah siap

1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan dengan baik

2. Persiapan lapangan kurang dilaksanakan dengan baik

3. Persiapan lapangan tidak dilaksanakan

3 2 1

b. Persiapan Pembibitan

Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan bentuk dan tipe hutan kota serta kondisi fisik lapangan

Bibit siap untuk ditanam dengan ketinggian > 1 m

1. Pemilihan jenis tanaman telah dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan tipe penghijauan kota serta kondisi fisik lapangan

2. Pemilihan jenis tanaman telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan bentuk dan tipe kondisi fisik lapangan

3. Pemilihan jenis tanaman tidak dilaksanakan

3 2 1

c. Penanaman b. Bibit diletakkan tegak lurus pada lubang tanaman yang telah diberi pupuk kompos/kandang + 3 Kg, biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya.

Tanaman ditanam dengan benar dan tumbuh dengan baik dan cepat dengan presentase tumbuh > 60 %.

1. Teknik penanaman telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rancangan

2. Penanaman telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik rancangan

3. Penanaman tidak dilaksanakan

3 2 1

Page 66: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

dengan baik

c. Jumlah dan jenis Tanaman harus sesuai dengan rancangan

Terwujudnya tanaman dengan jenis yang sesuai

1. Jumlah dan jenis tanaman sesuai dengan rancangan

2. Jumlah tanaman sesuai rancangan tetapi jenisnya berbeda

3. Jumlah dan jenis tanaman tidak sesuai dengan rancangan

3 2 1

d. Penyiangan dilakukan dengan pembersihan gulma sekaligus pendangiran piringan tanah di sekitar tanaman

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

e. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.

Tanaman terpelihara dengan baik dan tumbuh yang sehat dan segar

1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi

2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi

3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam

3 2 1

d. Pemeliharaan

a. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman

Tanaman subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan

3 2

Page 67: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

1

b. Pemberantasan hama dan penyakit

Tanaman terbebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.

3 2 1

e. Penilaian Tanaman

Penilaian tanaman dilakukan pada tanaman yang akan dipelihara

Prosentase jadi tanaman > 60 %

1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 60 %

2. Persentase tumbuh < 60 %

2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 68: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 12. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penanaman Turus Jalan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan lokasi

Lokasi jalan nasional yang strategis dengan kondisi lingkungan masih belum rindang.

Sket lokasi dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000

1. Lokasi telah memenuhi

syarat sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman yang ditetapkan

2. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan pemilihan jenis

3. Lokasi tidak memenuhi syarat

3 2 1

a. Rancangan dibuat berdasarkan hasil orientasi lapangan yang memuat lokasi, panjang jalan , peta rancangan, komposisi tanaman,kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja serta jadwal kegiatan.

Tersusunnya rancangan penanaman turus jalan

1. Rancangan disusun berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan

2. Rancangan disusun tidak berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan.

3. Rancangan belum disusun

3 2 1

1

b. Penyusunan rancangan Teknis

b. Rancangan disusun oleh aparat Dinas Kehutanan Propinsi dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi

Rancangan telah disyahkan 1. Rancangan telah disusun oleh tim penyusun dinilai dan disahkan oleh pejabat penilai yang berwenang

2. Rancangan telah disusun dan dinilai tetapi belum disahkan oleh pejabat berwenang

3. Rancangan belum disusun dan disahkan oleh pejabat berwenang

3 2 1

Page 69: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pelaksanaan a. Persiapan

Lapangan

Pembersihan lahan yang akan ditanami dan pembuatan lubang tanaman

Lahan siap untuk dilaksanakan penanaman

1. Persiapan lapangan untuk penanaman telah dilaksana kan dengan baik (pembersihan lahan, pembuatan lubang dsb.)

2. Persiapan lapangan kurang dilaksanakan dengan baik

3. Lapangan tidak dipersiapkan

3 2 1

b. Penanaman

Tanaman diletakkan tegak lurus pada lubang tanaman yang telah diberi pupuk dan timbun lubang tanaman dengan tanah sampai lebih tinggi dari permukaan tanah

Tanaman tumbuh sehat dan subur

1. Teknik penanaman telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rancangan

2. Penamanan telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik rancangan

3. Penanaman tidak dilaksanakan dengan baik

3 2 1

a. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.

Tanaman yang tumbuh subur dan sehat > 80 %

1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi

2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi

3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam

3 2 1

2

c. Pemeliharaan I

b. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan gulma sekaligus pendangiran

Tanaman terbebas dari gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran

3 2

Page 70: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

1

c. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman

Tanaman tumbuh subur dan sehat

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosisi pupuk yang direkomendasikan pada rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pemberantasan hama dan

penyakit

Tanaman terbebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.

3 2 1

Page 71: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan gulma sekaligus pendangiran

Tanaman terbebas dari gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

b. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman

Tanaman tumbuh sehat dan subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosisi pupuk yang direkomendasikan pada rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pemeliharaan I

b. Pemberantasan hama dan penyakit

Tanaman terbebas dari hama penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang

3 2

Page 72: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.

1

e. Penilaian tanaman

Penilaian tanaman dilakukan

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 80 %

1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 %

2. Persentase tumbuh < 80 %

2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 73: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 13. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penghijauan Lingkungan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan/

penetapan lokasi

Lokasi penghijauan lingkungan yang terdiri dari : daerah yang baru dibuka, jalan umum, lahan kosong, sepadan sungai, halaman perkantoran dan perumahan, tempat ibadah dan lembaga pendidikan serta sumber mata air.

- Peta lokasi dengan skala 1 : 5.000

- Luas lokasi

1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi

syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi

syarat.

3 2 1

a. Sket lapangan dibuat berdasarkan hasil orientasi lapangan

Sket lapangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan

tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Rincian kegiatan dan biaya - Sket lokasi dan peta situasi - Rincian peserta dan luas

garapan. - Jadwal pelaksanaan

kegiatan.

1. Sket lapangan telah disusun dengan lengkap dan baik.

2. Sket lapangan kurang lengkap dan kurang baik.

3. Sket lapangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.

3 2 1

1.

b. Pembuatan sket lapangan

b. Penyusunan sket lapangan harus jelas

Sket lapangan disusun oleh Ketua Kelompok/Masyarakat/Institusi

1. Usulan sket lapangan lengkap.

2. Usulan kurang lengkap. 3. Usulan tidak lengkap.

3 2 1

2. Pelaksanaan a. Persiapan

lapangan

Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan, pemasangan ajir,

Lahan siap tanam.

1. Persiapan lapangan telah

dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai prosedur.

3 2

Page 74: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pembuatan lubang tanam, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.

2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar.

3. Persiapan lapangan tidak baik dan tidak prosedural/ tidak benar.

1

b. Pemilihan jenis tanaman

Jenis tanaman dipilih dengan memperhatikan kriteria sbb. : mempunyai sistem perakaran yang kuat, mampu tumbuh ditempat terbuka, cepat tumbuh dan tahan gangguan fisik, berumur panjang, tahan kekurangan air, pohon langka/unggulan setempat, penghasil biji bernilai ekonomis dan mempunyai nilai estetika.

Jenis tanaman terpilih sesuai kriteria

1. Jenis tanaman memenuhi syarat.

2. Jenis tanaman kurang memenuhi syarat.

3. Jenis tanaman tidak memenuhi syarat.

3 2 1

c. Penanaman Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.

Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan

1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar.

2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar.

3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar.

4. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah.

3 2 1 0

d. Pemeliharaan tahun berjalan

a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati) setelah dievaluasi.

Penyulaman telah dilakukan sesuai hasil evaluasi satu bulan setelah penanaman selesai.

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu sesuai hasil evaluasi.

2. Penyulaman dilakukan

3 2

Page 75: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

tidak tepat waktu.

3. Penyulaman tidak dilakukan.

1

b. Penyiapan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan.

3 2 1

c. Pemupukan Tanaman telah dipupuk (subur)

1. Pemupukan telah dilaku-kan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan.

2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar.

3. Pemupukan tidak dilakukan.

3 2 1

d. Pemberantasan hama dan penyakit

Tanaman bebas hama dan penyakit

1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan.

2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan.

3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan.

3 2 1

e. Penilaian tanaman tahun berjalan

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosen-tase jadi tanaman > 60 %.

2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan

2 1

Page 76: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

prosentase jadi tanaman < 60 %.

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

1. Penyulaman telah dilaku-kan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.

3 2 1

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

f. Pemeliharaan Tahun I

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh subur 1.Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2.Pemupukan telah dilaku-kan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3.Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

Page 77: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit.

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

g. Penilaian tanaman tahun I

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun II

Prosentase jadi tanaman > 80 %

1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 %

2. Prosentase tumbuh < 80 %.

2 1

h. Pemeliharaan Tahun II

a. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member- sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Terdapat tanaman yang tumbuh dan sehat serta tanaman bebas gulma.

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

Page 78: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.

Tanaman tumbuh subur 1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak

3 2

Page 79: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

1

Page 80: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 14. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kegiatan Konservasi Jenis Tanaman Langka/Unggulan Lokal

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Dipilih Lokasi pada

kawasan hutan produksi, hutan lindung, areal penggunaan lain dan lahan milik.

Tersedia lokasi, dituangkan dalam Sket lokasi dan dipetakan (1:50.000)

1. Kondisi lokasi penanaman sesuai

dengan jenis tanaman yang akan ditanam

2. Kondisi lokasi penanaman kurang sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam

3. Kondisi lokasi penanaman tidak sesuai dengan jenis tanaman

3 2 1

b. Dipilih Lokasi dalam satu hamparan dan tidak terpencar

Lokasi dalam satu hamparan kompak, tidak terpencar

1. Lokasi penanaman berada dalam satu hamparan yang kompak

2. Lokasi penanaman terbagi menjadi beberapa blok.

3. Lokasi penanaman terpencar dalam unit penanaman yang kecil-kecil (0,25 ha)

3 2 1

Perencanaan a. Pemilihan lokasi

c. Luas lokasi model konservasi jenis tanaman langka disesuaikan dengan kelayakan usaha.

Tersedia areal penanaman yang layak usaha

1. Luas lokasi kegiatan sesuai dengan kelayakan usaha

2. Luas lokasi kegiatan kurang sesuai

3. Luas lokasi kegiatan tidak sesuai

3 2 1

1

b. Penyusunan

rancangan Teknis

b. Rancangan dibuat berdasarkan orientasi lapangan, identifikasi fisik dan sosek yang memuat lokasi, jenis dan jumlah tanaman, petani peserta dan luas garapan, peta rancangan, kebutuhan biaya dan jadwal kegiatan.

Tersusunnya rancangan pembuatan tanaman langka sesuai dengan pedoman

1. Rancangan dan peta dibuat sesuai pedoman

2. Rancangan dan peta telah disusun tetapi belum sesuai

3. Rancangan dan peta tidak sesuai dengan pedoman

3 2 1

Page 81: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Rancangan disusun oleh tim dari BP DAS/BPTH dikoordinasikan dengan Kepala Dinas yang mengurusi bidang kehutanan di kabupaten/kota dan dinilai BP DAS dan disahkan oleh Kepala BP DAS

Tersusunnya rancangan teknis yang telah disyahkan oleh pejabat yang berwenang

1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun sudah

dinilai, tetapi belum disahkan 3. Rancangan telah disusun tetapi

belum dinilai dan disahkan 4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

a. Penyuluhan dilaksanakan kepada masyarakat di sekitar lokasi

Terbentuknya kelompok tani yang mengerti manfaatnya pembuatan tanaman langka/unggulan lokal dengan silvikultur intensif

1. Terbentuknya kelompok tani dan mengenali tujuan

2. Terbentuknya kelompok tani kurang tahu tujuan

3. Terbentuknya kelompok tani tidak tahu tujuan

3 2 1

c. Prakondisi

b. Penyiapan dan pengem-bangan kelembagaan kelompok masyarakat

Tersusunnya aturan kelompok

1. Ada aturan kelompok yang baik 2. Ada aturan kelompok kurang

lengkap 3. Ada aturan kelompok tidak

lengkap

3 2 1

Pelaksanaan a. Persiapan

Lahan

a. Pemancangan tanda batas dan pengukuran ulang lapangan, pembersihan lapangan, pembuatan arah larikan dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman, pembuatan piringan, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal

Lahan telah siap tanam

1. Persiapan lahan telah dilaksanakan sesuai prosedur

2. Persiapan lahan dilaksanakan kurang sesuai prosedur

3. Persiapan lahan dilakukan tetapi tidak sesuai prosedur

3 2 1

2

b. Pembibitan

a. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya.

Bibit berlabel atau telah direkomendasikan oleh tenaga ahli

1. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya

3

Page 82: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

2. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan tidak diketahui asal usulnya

3. Kualitas biji/benih yang digunakan berkualitas jelek dan tidak diketahui asal usulnya

2 1

b. Lokasi persemaian harus datar, dekat dengan sumber air, subur, gembur dan dekat dengan lokasi penanaman.

Lokasi sesuai dengan persyaratan teknis

1. Lokasi persemaian memenuhi syarat

2. Lokasi persemaian kurang memenuhi syarat

3. Lokasi persemaian tidak memenuhi syarat

3 2 1

c. Penyapihan dilakukan dengan memindahkan bibit dari bedengan penaburan ke dalam polybag atau potray yang telah diisi media tanah.

Bibit tumbuh sehat

1. Penyapihan dilakukan dengan baik dan benar

2. Penyapihan dilakukan kurang baik 3. Tidak dilakukan penyapihan

3 2 1

d. Dilakukan pemeliharaan bibit dipersemaian dengan cara penyiraman, pemupukan, pembersihan gulma, penyulaman, pemberantasan hama dan penyakit.

Bibit sehat dengan tinggi minimal 30 cm

1. Pemeliharaan bibit dipersemaian telah dilakukan dengan baik dan benar

2. Pemeliharaan bibit dipersemaian kurang baik

3. Tidak dilakukan pemeliharaan bibit dipersemaian

3 2 1

a. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan dianjurkan pada pagi atau sore hari.

Bibit dipindahkan dengan baik

1. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan telah dilakukan dengan baik

2. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan kurang dilakukan dengan baik

3 2

Page 83: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3. Pemindahan bibit ke lapangan tidak baik

1

b. Penanaman dilakukan sesuai dengan musim tanam

Terdapat tanaman dengan kondisi sehat dan segar

1. Penanaman telah dilakukan dengan baik dan benar

2. Penanaman telah dilakukan dan kurang baik dan kurang benar

3. Penanaman dilakukan dengan tidak baik dan tidak benar

3 2 1

c. Penanaman

c. Pemeliharaan tahun berjalan berupa penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.

Tanaman pemeliharaan tumbuh baik dan segar

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik. 3. Penyulaman dilakukan tapi jelek.

3 2 1

e. Penilaian tanaman tahun berjalan

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 70 %.

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 70 %.

2. Penilaian tanaman telah dilaksanakan dengan prosentase jadi tanaman < 70 %.

2 1

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan.

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan tapi tidak baik dan tidak benar.

3 2

1

f. Pemeliharaan Tahun I

b. Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cara pembersihan rumput-rumputan,

Tanaman bersih dan bebas dari gulma Piringan sekitar tanaman

1. Penyiangan dan pembersihan telah dilakukan dengan baik

2. Penyiangan dan pembersihan telah dilakukan tetapi kurang baik

3 2

Page 84: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

tumbuhan bawah dan pemangkasan tajuk pohon yang terlalu lebat sekali.

bersih

dan benar 3. Dilakukan penyiangan dan

pembersihan tetapi tidak baik dan benar

1

c. Pemupukan dilakukan pada areal tanaman yang kurang subur.

Tanaman subur

1. Pemupukan dilakukan dan tanaman subur.

2. Pemupukan hanya dilakukan pada beberapa tanaman yang kurang subur

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman terbebas dari hama dan penyakit

1. Telah dilakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai bahan yang telah ditetapkan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit

3 2 1

f. Penilaian tanaman tahun I

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II

Prosentase tumbuh jadi > 90 %

1. Prosentase tumbuh/jadi tanaman > 90 %

2. Prosentase tumbuh tanman < 90 %

2 1

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan tapi tidak baik dan tidak benar

3 2 1

g. Pemeliharaan Tahun II

b. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan telah dilakukan dengan baik

3

Page 85: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

rumput-rumputan, tumbuhan bawah dan pemangkasan tajuk pohon yang terlalu lebat sekali.

2. Penyiangan telah dilakukan dan kurang baik.

3. Tidak dilakukan penyiangan

2 1

c. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.

Ada penyulaman tanaman

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan

2. Penyulaman dilakukan tidak berdasarkan hasil evaluasi

3. Tidak dilakukan penyulaman tanaman

3 2 1

d. Pemupukan dilakukan di areal yang kurang subur

Tanaman tumbuh subur

1. Pemupukan dilakukan pada areal yang kurang subur

2. Pemupukan hanya dilakukan pada beberapa tanaman yang kurang subur

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

e. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman terbebas dari hama dan penyakit.

1. Telah dilakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai bahan yang telah ditetapkan dalam rancangan.

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan.

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan

3 2

Page 86: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

1

Page 87: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 15. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat Sistim Pot

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan/

penetapan lokasi

Lokasi pembuatan tanaman sistem pot adalah tanah milik rakyat, yang didominasi oleh hamparan batuan dengan solum tanah sangat tipis.

- Peta lokasi dengan skala 1 : 50.000 – 1: 100.000

- Luas dan nama pemilik lahan

1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi

syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi

syarat.

3 2 1

a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknis yang meliputi penataan areal, kebutuhan bibit, sarana/ prasarana, teknis penanaman, kebutuhan tenaga kerja dan biaya serta jenis tindakan

Buku rancangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan

tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Kebutuhan bahan, tenaga

dan standar biaya. - Rincian kegiatan dan biaya - Peta lokasi dan peta situasi

masing-masing skala 1 : 5.000 dan skala 1 : 50.000.

- Teknik penanaman dan pola tanam.

- Rincian peserta dan luas garapan.

- Jadwal pelaksanaan kegiatan.

1. Rancangan telah disusun dengan lengkap dan baik.

2. Rancangan kurang lengkap dan kurang baik.

3. Rancangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.

3 2 1

1.

b. Penyusunan rancangan

b. Rancangan teknis disusun oleh pelaksana kegiatan, dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disyahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/kota yang mengurusi bidang kehutanan

Rancangan disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kepala BP DAS, dinilai oleh Kasi Program BP DAS dan disyahkan oleh Kepala BP DAS.

1. Sunlaisah rancangan lengkap.

2. Sunlaisah kurang lengkap. 3. Sunlaisah tidak lengkap.

3 2 1

Page 88: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pelaksanaan a. Penyiapan/

prakondisi

Sebelum kegiatan dilaksanakan harus dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat

Masyarakat tahu, memahami dan mau berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan

1. Masyarakat di sekitar

lokasi tahu, paham dan berpartisipasi.

2. Masyarakat tahu tetapi tidak berpartisipasi.

3. Masyarakat tidak tahu.

3 2 1

b. Persiapan lapangan

Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan (sesuai rancangan), pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam (model pot 60 x 60 x 60 cm/ sesuai rancangan), penempatan top soil pada lubang tanaman pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.

Lokasi dan lahan siap tanam 1. Persiapan lapangan telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar.

3. Persiapan lapangan tidak baik dan salah.

3 2 1

2.

c. Penanaman Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.

Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan

1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar.

2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar.

3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar.

3. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah.

3 2 1 0

Page 89: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati) setelah dievaluasi.

Penyulaman telah dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai.

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu

2. Penyulaman dilakukan tidak tepat waktu.

3. Penyulaman tidak dilakukan.

3 2 1

b. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan.

3 2 1

c. Pemupukan Tanaman telah dipupuk (subur)

1. Pemupukan telah dilaku-kan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan.

2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar.

3. Pemupukan tidak dilakukan.

3 2 1

d. Pemeliharaan tahun berjalan

d. Pemberantasan hama dan penyakit

Tanaman bebas hama dan penyakit

1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan.

2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan.

3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan.

3 2 1

Page 90: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

e. Penilaian tanaman tahun berjalan setelah sulaman

Penilaian tanaman dilakukan setelah sulaman sebelum pemeliharaan tahun I

Diperoleh hasil penilaian untuk pemeliharaan tahun I (Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %).

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan hasil prosentase tanaman jadi/tumbuh > 60 %

2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %.

2 1

a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati, dengan jumlah dan jenis tanaman sesuai rancangan

telah dilakukan penanaman bibit sulaman, dengan jumlah dan jenis tanaman sesuai rancangan.

1. Penyulaman telah dilaku-kan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.

3 2 1

f. Pemeliharaan Tahun I

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

Page 91: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh subur 1. Pemupukan telah dilaku-kan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasi-kan

2. Pemupukan telah dilaku-kan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit.

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

g. Penilaian tanaman tahun I

Penilaian tanaman dilakukan setelah sulaman/sebelum pemeliharaan tahun II

Prosentase jadi tanaman > 80 %

1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 %

2. Prosentase tumbuh < 80 %.

2 1

Page 92: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.

3 2 1

Pemeliharaan tahun II tidak disediakan bibit sulaman dari pemerintah tetapi diharapkan dari swadaya pemda dan atau masyarakat

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member- sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tedapat tanaman yang tumbuh dan sehat > 80 %, tanaman bebas gulma.

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

h. Pemeliharaan Tahun II

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.

Tanaman tumbuh subur 1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan

3 2 1

Page 93: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pemupukan d. Pengendalian hama dan

penyakit Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya.

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya.

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya.

3 2 1

Page 94: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 16. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan

lokasi

Lahan di luar kawasan hutan negara dengan kriteria: lahan kosong, lahan negara yang tidak produktif, diupayakan dalam satu hamparan, aksesibilitas baik adanya partisipasi masyarakat

Lokasi pengembangan HHBK sesuai dengan prosedur

1. Lokasi telah memenuhi syarat 2. Lokasi kurang memenuhi

syarat 3. Lokasi tidak memenuhi syarat

3 2 1

a. Rancangan Pengembangan Bambu, Rancangan kegiatan meliputi penentuan pola tanam, penyiapan lapangan, sarana prasarana, pemilihan jenis, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan.

b. Rancangan pengembangan sutera,terdiri dari : Rancangan tapak, rancangan pembuatan tanaman dan pemanenan, jenis dan kapasitas produksi, kelembagaan tanaman, serta peta kerja skala 1:10.000

Tersusunnya rancangan pengembangan bambu dan pengembangan sutera sesuai persyaratan teknis.

1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman

2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman

3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

1

b Penyusunan rancangan

a) Rancangan bambu : Rancangan disusun secara swakelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat dapat dibantu tenaga ahli/pakar dalam bidangnya. Rancangan dinilai oleh BPDAS dan disahkan oleh

Sunlaisah Rancangan sesuai dengan prosedur.

1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun

sudah dinilai, tetapi belum disahkan

3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan

4. Rancangan belum disusun

3 2 1 0

Page 95: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat.

b) Rancangan pengembangan

sutera : Rancangan disusun secara swakelola oleh Balai Persuteraan Alam dan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat dapat dibantu tenaga ahli/pakar dalam bidangnya. Rancangan dinilai oleh Balai Persuteraan Alam dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat.

b. Pengumpulan data informasi

Dilakukan pengumpulan data biofisik dan data sosial ekonomi budaya di sekitar lokasi kegiatan

Tersedia data dan informasi 1. biofisik (topografi, tanah, vegetasi, iklim)

2. sosial, ekonomi dan budaya (demografi, pranata sosial, dan pendapatan)

1. Data lengkap 2. Data cukup lengkap 3. Data kurang lengkap 4. Data tidak lengkap

3 2 1 0

c. Penataan areal

a) Pengukuran, pemancangan patok batas luar areal dan petak/blok.

b) Hasil pengukuran dan penataan di tuangkan dalam peta rancangan skala 1 : 5.000 s/d 1 : 10.000 sesuai dengan keperluan operasional pelaksanaan kegiatan.

c) Penentuan pola tanaman, jenis tanaman dan jarak tanam sesuai dengan kondisi lapangan.

Telah dilakukan pengukuran dan penentuan pola tanam

1. Pengukuran lokasi lengkap 2. Pengukuran cukup lengkap 3. Pengukuran kurang lengkap 4. Pengukuran tidak lengkap

3 2 1 0

Page 96: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pelaksanaan

a. Persiapan Lapangan

Persiapan lapangan meliputi : pembersihan lahan sesuai jalur tanaman, pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam, penyiapan pupuk dasar dan tempat pengumpulan bibit.

Lahan yang telah ditata siap untuk ditanam

1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur

2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur

3. Persiapan lapangan dilaksanakan tetapi tidak sesuai prosedur

3 2 1

b. Penyiapan bibit

Bibit tanaman bambu melalui stek batang, ranting, rizoma dan anakan cabutan, Bibit berbatang tunggal, tinggi 30 cm diukur dari mata tumbuh tunas. Jenis bibit bambu dan murbei sesuai dengan kondisi lapangan dan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Tersedianya bibit tanaman bambu dan murbei yang berkualitas

1. Pemilihan jenis tanaman telah sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

2. Pemilihan jenis tanaman kurang sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

3. Pemilihan jenis tanaman tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar

3 2 1

2

c. Penanaman

Penanaman oleh petani/ masyarakat pemilik lahan dengan pola tanam yang sesuai dengan rancangan.

Terwujudnya tanaman hutan rakyat sesuai dengan rancangan

1. Teknik penanaman telah dilakukan sesuai rancangan

2. Teknik penanaman kurang sesuai rancangan

3. Teknik penanaman tidak sesuai rancangan

3 2 1

Page 97: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

d. Pemeliharaan tahun berjalan

Pemeliharaan T-0 berupa penyulaman tanaman yang mati (10%), penyiangan, penggemburan tanah dan pemupukan serta perlindungan tanaman.

Terwujudnya tanaman yang sehat dan tumbuh merata.

1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi

2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi

3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam

3 2 1

e. Penilaian tanaman

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %.

2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %

2

1

f. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman.

Tanaman sulaman jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan

3 2 1

f. Pemeliharaan Tahun I

g. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dan bebas dari gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

Page 98: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

h. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh sumbur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

i. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

f. Penilaian tanaman I

j. Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II

Prosentase jadi tanaman > 80 %

1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 %

2. Persentase tumbuh < 80 %

2 1

g. Pemeliharaan Tahun II

d. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dari gulma, dan tanaman tumbuh dengan sehat.

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan

3 2

Page 99: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan

penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

1

e. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh subur

1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

f. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengenda-lian hama dan penyakit.

3 2 1

3. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat

3 2

Page 100: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

1

Page 101: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 17. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Green Belt

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Perencanaan a. Pemilihan/

penetapan lokasi

- Lokasi kegiatan green belt

dibuat pada daerah tangkapan, waduk/bendungan 20 m di atas batas ambang air maximum ke arah darat dengan lebar 50 – 100 m.

- Catchment area yang mengalami proses erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.

- Lokasi tidak dalam keadaan sengketa/konflik.

- Ditetapkan oleh BP DAS, Dinas Kabupaten/Kota dan institusi pemegang otorita waduk/ bendungan.

Areal green belt yang dipetakan dalam peta lokasi dengan skala 1 : 50.000 – 100.000

1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi

syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi

syarat.

3 2 1

1.

b. Penyusunan rancangan

a. Rancangan disusun berdasarkan hasil orientasi lapangan pengumpulan data dan informasi, pengukuran dan analisa data.

Buku rancangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan

tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Kebutuhan bahan, tenaga

dan standar biaya. - Rincian kegiatan dan biaya - Peta lokasi dan peta situasi

masing-masing skala 1 : 5.000 dan skala 1 : 50.000.

- Teknik penanaman dan pola tanam.

- Rincian peserta dan luas garapan.

- Jadwal pelaksanaan

1. Rancangan telah disusun dengan lengkap dan baik.

2. Rancangan kurang lengkap dan kurang baik.

3. Rancangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.

3 2 1

Page 102: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

kegiatan b. Penyusunan, penilaian dan

pengesahan rancangan harus jelas

Rancangan disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kepala BP DAS, dinilai oleh Kasi Program BP DAS dan disyahkan oleh Kepala BP DAS.

1. Sunlaisah rancangan lengkap.

2. Sunlaisah kurang lengkap. 3. Sunlaisah tidak lengkap.

3 2 1

Pelaksanaan a. Penyiapan/

prakondisi

Sebelum kegiatan dilaksanakan harus dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat

Masyarakat tahu, memahami dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan

1. Masyarakat di sekitar

lokasi , paham dan berpartisipasi.

2. Masyarakat tahun tetapi tidak berpartisipasi.

3. Masyarakat tidak tahun.

3 2 1

b. Persiapan lapangan

Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan (sesuai rancangan), pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam (model pot 60 x 60 x 60 cm/ sesuai rancangan), pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.

Lokasi siap tanam 1. Persiapan lapangan telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar.

3. Persiapan lapangan tidak baik dan salah.

3 2 1

2.

c. Penanaman Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.

Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan

1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar.

2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar.

3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar.

4. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah.

3 2 1 0

Page 103: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati).

Penyulaman telah dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai.

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu

2. Penyulaman dilakukan tidak tepat waktu.

3. Penyulaman tidak dilakukan.

3 2 1

b. Penyiapan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan.

3 2 1

c. Pemupukan Tanaman telah dipupuk (subur)

1. Pemupukan telah dilaku-kan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan.

2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar.

3. Pemupukan tidak dilakukan.

3 2 1

d. Pemeliharaan tahun berjalan

d. Pemberantasan hama dan penyakit

Tanaman bebas hama dan penyakit

1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan.

2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan.

3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan.

3 2 1

Page 104: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

e. Penilaian tanaman tahun berjalan (setelah sulaman)

Penilaian tanaman dilakukan (setelah sulaman) untuk penentuan pemeliharaan tahun I

Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.

1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosen-tase jadi tanaman > 60 %.

2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %.

2 1

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

a. Penyulaman telah dilaku-kan dengan baik dan benar.

b. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.

c. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.

3 2 1

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member-sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tanaman bersih dan bebas gulma

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

f. Pemeliharaan Tahun I

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan

Tanaman tumbuh subur 1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

3

Page 105: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

2. Pemupukan telah dilaku-kan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomenda-sikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit.

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.

3 2 1

g. Penilaian tanaman tahun I

Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun II

Prosentase jadi tanaman > 80 %.

1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 %.

2. Prosentase tumbuh < 80 %.

2 1

h. Pemeliharaan Tahun II

a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I

Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman

1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar.

2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar.

3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.

3 2 1

Page 106: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk member- sihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Tedapat tanaman yang tumbuh dan sehat > 80 %, tanaman bebas gulma.

1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.

2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.

3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.

3 2 1

c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.

Tanaman tumbuh subur 1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan

2. Pemupukan telah dilaku-kan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomenda-sikan dalam rancangan

3. Tidak dilakukan pemupukan

3 2 1

d. Pengendalian hama dan penyakit

Tanaman bebas dari hama dan penyakit

1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan

2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan

3 2

Page 107: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengenda-

lian hama dan penyakit.

1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya.

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya.

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya.

3 2 1

Page 108: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 18. Standar Prosedur dan Standar Hasil kegiatan Bangunan Konservasi Tanah

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pembuatan Dam Pengendali

Perencanaan a. Pemilihan lokasi

a. Daerah tangkapan dengan kemiringan lahan anatar 15 – 35 %.

b. Terdapat alur, panjang bentang maximal 80 m

c. Tidak terdapat hamparan batu masif

d. Bukan hamparan batu kapur e. Kedalaman tebing maximal

8 m

Lokasi Dam Pengendali yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000

1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali

3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali

3 2 1

Rancangan konstruksi dam pengendali ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.

Tersusunnya rancangan dam pengendali

1. Rancangan konstruksi dam pengendali disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung

2. Rancangan konstruksi dam pengendali disusun hanya berdasarkan data sekunder

3. Rancangan konstruksi dam pengendali belum disusun

3 2 1

1

b. Penyusunan rancangan Teknis

a. Rancangan disusun oleh

pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan, dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksanan tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak

3 2

Page 109: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

berwenang 3. Rancangan telah disusun

tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan

1

a. Pembersihan lapangan b. Pendaftaran pemilik tanah

yang terkena lokasi dam pengendali

c. Pembayaran ganti rugi tanah

d. Pengukuran kembali e. Pemancangan patok batas f. Penyiapan bahan dan alat

Calon lokasi siap dibangun

1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali

3 2 1

a. Pembuatan profil bangunan

Profil bangunan terbentuk

1. Pembuatan profil bangunan telah dilaksanakan dengan baik

2. Pembuatan profil bangunan telah dilaksanakan tetapi kurang sempurna

3. Pembangunan profil bangunan belum dibuat

3 2 1

2 Pelaksanaan a. Persiapan

b. Pelaksanaan

b. Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air

Lapisan kedap air terpasang dengan baik

1. Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air telah dilaksanakan sesuai rancangan

2. Penggalian tanah dan

3 2

Page 110: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pembuatan lapisan telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan

3. Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air tidak dilaksanakan.

1

c. Pengurugan dan pemadatan tanah

Pengurugan dan pemadatan sesuai stándar teknis

1. Pengurugan dan pemadatan tanah telah dilaksanakan sesuai dengan teknik yang ada dalam rancangan

2. Pengurugan dan pemadatan tanah telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik yang ada dalam rancangan

3. Pengurugan dan pemadatan tidak dilaksanakan

3 2 1

d. Pembuatan Saluran pelimpah

Saluran pelimpah terbangun

1. Pembuatan saluran pelimpah telah dilaksanakan sesuai rancangan

2. Pembuatan saluran pelimpah telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan

3. Pembuatan saluran pelimpah tidak dibuat/belum

3 2 1

c. Pemeliharaan

e. Pemasangan pintu air

Pintu air terpasang

1. Ukuran dan pemasangan pintu air telah dilaksanakan sesuai rancangan

2. Ukuran dan pemasangan pintu air kurang sesuai rancangan

3. Ukuran dan pemasangan tidak sesuai rancangan

3 2 1

Page 111: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

f. Pemasangan batu kosong

Batu kosong terpasang

1. Pemasangan batu kosong telah dilaksanakan sesuai rancangan

2. Pemasangan batu kosong kurang sesuai rancangan

3. Pemasangan batu kosong tidak sesuai rancangan

3 2 1

g. Pemasangan gebalan rumput.

Gebalan rumput terpasang

1. Pemasangan gebalan rumput telah dilaksanakan sesuai rancangan

2. Pemasangan gebalan rumput kurang sesuai rancangan

3. Pemasangan gebalan rumput tidak sesuai rancangan

3 2 1

a. Pengurugan dan pemadatan tanah badan bendung yang mengalami penyusutan

Badan bendung terpelihara dengan baik

1. Badan bendung yang mengalami penyusunan telah diurug dan dipadatkan dengan baik

2. Badan bendung yang mengalami penyusunan telah diurug dan dipadatkan tetapi kurang baik

3. Badan bendung yang

mengalami penyusunan tidak diurug dan dipadatkan

3 2 1

b. Memperbaiki saluran pelimpah yang rusak

Saluran pelimpah terpelihara dengan baik

1. Saluran pelimpah yang rusak telah diperbaiki dengan baik

2. Saluran pelimpah yang rusak telah diperbaiki tetapi kurang sempurna

3. Saluran pelimpah yang rusak

3 2 1

Page 112: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

tidak diperbaiki

c. Penambahan gebalan

rumput yang mati

Gebalan rumput terpelihara dan berfungsi dengan baik

1. Gebalan rumput yang mati

telah ditambah sesuai kebutuhan

2. Gebalan rumput yang mati telah ditambah tetapi kurang dari kebutuhan

3. Gebalan rumput yang mati tidak diganti

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dam pengendali dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 113: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Dam Penahan

Dam Penahan Perencanaan a. Pemilihan lokasi

a. Daerah kritis dengan kemiringan lahan maximal 15 – 35 %.

b. Daerah tangkapan airnya sekitar 30 Ha

c. Lokasi pada tempat yang stabil

d. Daerah yang sudah diupayakan RLKT tetapi hasilnya belum efektif.

Lokasi Dam Penahan yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000

1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan

3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan

3 2 1

b. Penyusunan rancangan Teknis

a. Rancangan konstruksi dam penahan ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.

Tersusunnya rancangan dam penahan

1. Rancangan konstruksi dam penahan disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung

2. Rancangan konstruksi dam penahan disusun hanya berdasarkan data sekunder

3. Rancangan konstruksi dam penahan belum disusun

3 2 1

1

b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang

3 2

Page 114: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan

1

Pelaksanaan a. Persiapan

a. Pembersihan lapangan b. Pengukuran kembali dan

pematokan c. Pembuatan jalan masuk d. Pembuatan gubuk kerja dan

gudang bahan bangunan e. Pengadaan bahan dan

peralatan

Calon lokasi siap dibangun

1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan

3 2 1

a. Pembuatan profil bangunan

Profil bangunan terpasang

1. Pembuatan profil bangunan sesuai rancangan

2. Pembuatan profil bangunan kurang sesuai rancangan

3. Pembuatan profil bangunan tidak sesuai rancangan

3 2 1

2

b. Pelaksanaan

b. Penggalian tanah

Penggalian tanah telah dilaksanakan

1. Penggalian tanah sesuai rancangan

2. Penggalian tanah kurang sesuai rancangan

3. Penggalian tanah tidak sesuai rancangan

3 2 1

Page 115: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong

Kawat bronjong teranyam

1. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong sesuai rancangan

2. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong kurang sesuai rancangan

3. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong tidak sesuai rancangan

3 2 1

d. Pemasangan bronjong kawat

Bronjong kawat terpasang

1. Pemasangan bronjong sesuai rancangan

2. Pemasangan bronjong kurang sesuai rancangan

3. Pemasangan bronjong tidak sesuai rancangan

3 2 1

e. Pengisian batu ke dalam bronjong

Bronjong terisi batu

1. Pengikatan batu ke dalam bronjong sesuai rancangan

2. Pengikatan batu ke dalam bronjong kurang sesuai rancangan

3. Pengikatan batu ke dalam bronjong tidak sesuai rancangan

3 2 1

f. Pengikatan kawat bronjong

Bronjong terikat kawat

1. Pengikatan kawat bronjong sesuai rancangan

2. Pengikatan kawat bronjong kurang sesuai rancangan

3. Pengikatan kawat bronjong tidak sesuai rancangan

3 2 1

g. Penguatan tebing

Tebing menjadi kuat

1. Penguatan tebing sesuai rancangan

2. Penguatan tebing kurang

3 2

Page 116: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

sesuai rancangan 3. Penguatan tebing tidak

sesuai rancangan

1

h. Pembuatan Saluran pelimpah

Saluran pelimpah terbangun

1. Pembuatan saluran pelimpah rancangan

2. Pembuatan saluran pelimpah kurang sesuai rancangan

3. Pembuatan saluran pelimpah tidak sesuai rancangan

3 2 1

i. Pemasangan pintu air

Pintu air terpasang

1. Pemasangan pintu air sesuai rancangan

2. Pemasangan pintu air kurang sesuai rancangan

3. Pemasangan pintu air tidak sesuai rancangan

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dam penahan dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 117: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Pengendali Jurang

1 Perencanaan a. Pemilihan lokasi

a. Lahan dengan kemiringan 30 %.

b. Daerah tangkapan airnya sekitar 10 Ha

c. Lebar dan kedalaman alur/parit/jurang maximum 3 x 3 m

d. Panjang alur/parit/jurang sampai sekitar 250 m

e. Kemiringan alur maximum 5 %

Lokasi pengendali jurang yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000

1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang

3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang

3 2 1

b. Penyusunan rancangan Teknis

a. Rancangan konstruksi pengendali jurang ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.

Tersusunnya rancangan pengendali jurang

1. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung

2. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder

3. Rancangan konstruksi pengendali jurang belum disusun

3 2 1

b. Rancangan disusun oleh

pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.

Rancangan telah disyahkan

1. Rancangan telah disusun

oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh

3 2

Page 118: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

pejabat yang tidak berwenang

3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan

1

2 Pelaksanaan a. Persiapan

a. Pembersihan lapangan b. Pengukuran kembali dan

pematokan c. Pembuatan profil lapangan d. Pembuatan gubuk kerja dan

gudang bahan bangunan e. Pengadaan bahan dan

peralatan

Calon lokasi siap dibangun

1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan

3 2 1

b. Pelaksanaan

a. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu

Teras dan bangunan terjunan terbangun

1. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu sesuai rancangan

2. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu kurang sesuai rancangan

3. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bamboo atau kayu tidak sesuai rancangan

3 2 1

Page 119: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

b. Pelandaian lereng hulu jurang

Lereng hulu jurang landai

1. Pelandaian lereng hulu jurang sesuai rancangan

2. Pelandaian lereng hulu jurang kurang rancangan

3. Pelandaian lereng hulu jurang tidak sesuai rancangan

3 2 1

c. Pembuatan saluran diversi mengelilingi di atas hulu jurang

Saluran diversi terbangun

1. Pembuatan saluran diversi sesuai rancangan

2. Pembuatan saluran diversi kurang sesuai rancangan

3. Pembuatan saluran diversi tidak sesuai rancangan

3 2 1

d. Pelandaian lereng/tebing

Lereng/tebing landai

1. Pelandaian lereng/tebing sesuai rancangan

2. Pelandaian lereng/tebing kurang sesuai rancangan

3. Pelandaian lerang/tebing tidak sesuai rancangan

3 2 1

e. Penguatan lereng tebing

Lereng tebing kuat 1. Penguatan lereng tebing sesuai rancangan

2. Penguatan lereng kurang sesuai rancangan

3. Penguatan lereng tebing tidak sesuai rancangan

3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pengendali jurang dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak

3 2

Page 120: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

1

Sumur Resapan

1

Perencanaan a. Pemilihan lokasi b. Penyusunan

rancangan Teknis

a. Terletak pada daerah

resapan yang fungsinya telah berubah menjadi daerah kedap air seperti pada tempat bangunan pelayanan masyarakat (Sekolah, Kantor, Puskesmas, Tempat Ibadah dan Pemukiman)

b. Ditetapkan oleh Dinas yang menangani urusan kehutanan di kabupaten/kota dengan seijin pemilik/pengguna bangunan

a. Rancangan dibuat

berdasarkan survey pemilikan lokasi, ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.

Lokasi sumur resapan yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000

Tersusunnya rancangan sumur resapan yang memuat rancangan teknis dan dilengkapi dengan gambar/sket situasi

1. Lokasi telah sesuai dengan

kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan

3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan

1. Rancangan konstruksi

pengendali jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung

2. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder

3 2 1 3 2

Page 121: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Penyiapan

prakondisi

b. Rancangan disusun oleh

pelaksana kegiatan dan, dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.

a. Penyuluhan dilaksanakan

kepada masyarakat di sekitar bakal lokasi sumur resapan

b. Penyiapan dan

pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat

Rancangan telah disyahkan Masyarakat memahami dan mengerti manfaat sumur resapan Kelembagaan kelompok Masyarakat telah siap dan berkembang

3. Rancangan konstruksi pengendali jurang belum disusun

1. Rancangan telah disusun

oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang

3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan

1. Pembinaan dan penyuluhan

telah dilaksanakan kepada masyarakat

2. Masyarakat hanya diberitahu akan adanya pembangunan sumur resapan

3. Tidak ada pembinaan, penyuluhan dan pemberitahuan kepada masyarakat

1. Penyiapan dan

pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan sampai terbentuknya kelompok tani

2. Penyiapan dan pengembangan

1 3 2 1 3 2 1 3 2

Page 122: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

kelembagaan telah dilaksanakan tetapi kelompok tani belum terbentuk

3. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan tidak dilaksanakan

1

2 Pelaksanaan a. Persiapan Lahan b. Pembangunan

Sumur Resapan Air

Pengukuran dan pembuatan profil sumur resapan di lapangan dan pemasangan tanda-tanda batas serta pembersihan lapangan

Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang meliputi pembuatan sumur, pembuatan bak kontrol, pembuatan saluran air limpasan, pemasangan talang/saluran tampungan air dari atap

Lokasi sumur resapan siap dibangun

Sumur resapan air dengan kapasitas tampung sesuai dengan kapasitas air yang tertangkap

1. Persiapan pelaksanaan

pembangunan sumur resapan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

2. Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan

1. Pelaksanaan pembangunan

sumur resapan di lapangan (pembuatan sumur, bak kontrol, saluran air dsb) telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan syarat teknis

2. pelaksanaan pembangunan sumur resapan di lapangan

3 2 1 3 2

Page 123: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan di lapangan

1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan dapat dibantu oleh konsultan

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Pembuatan Embung

1

Perencanaan a. Penetapan lokasi

a. Lokasi sasaran pembuatan

embung didasarkan pada daerah dengan curah hujan yang rendah dengan tekstur tanah liat. Data curah hujan dapat diperoleh di stasiun pengamatan curah hujan di Kecamatan atau Kabupaten.

b. Data tekstur tanah dapat diperoleh di Kantor Dinas

Terpilihnya bakal lokasi embung yang meme-nuhi persyaratan teknis dan dipetakan pada peta desa dengan skala 1 : 10.000

1. Lokasi telah sesuai dengan

kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan

2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan

3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan

3 2 1

Page 124: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

b. Penyusunan

rancangan Teknis

Pertanian Tanaman Pangan atau Dinas PKT.

c. Lokasi merupakan daerah datar atau bergelombang dengan dengan kemiringan 0-30%. Data topografi diperoleh di kantor BPN Kabupaten atau di Balai Pengelolaan DAS.

a. Rancangan konstruksi

embung ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku dan kelayakan biaya

b. Rancangan disusun oleh

pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.

Tersusunnya rancangan teknis embung Rancangan telah disyahkan

teknis pembuatan sumur resapan

1. Rancangan konstruksi

embung jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung

2. Rancangan konstruksi embung jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder

3. Rancangan konstruksi embung jurang belum disusun

1. Rancangan telah disusun

oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang

2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang

3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan

3 2 1 3 2 1

Page 125: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

2 Pelaksanaan a. Persiapan

a. Dilaksanakan pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi oleh LSM setempat

b. Pembuatan profil embung c. Pembersihan lapangan d. Pemancangan patok-patok

batas galian embung

Lokasi siap dibangun

Profil embung terpasang.

Lapangan bersih Patok batas galian embung terpasang

1. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM telah dilaksanakan

2. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM belum dilaksanakan

3. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM tidak dilaksanakan

1. Pembuatan profil embung

telah sesuai dengan rancangan

2. Pembuatan profil embung kurang sesuai dengan rancangan

3. Pembuatan profil embung tidak sesuai dengan rancangan

1. Pembersihan lapangan telah

dilaksanakan 2. Pembersihan lapangan

belum dilaksanakan semuanya.

3. Pembersihan lapangan tidak dilaksanakan

1. Pemancangan patok-patok

batas galian embung telah dilaksanakan

2. Pemancangan patok-patok batas embung sebagian

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2

Page 126: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

b. Pembangunan

Embung c. Pemeliharaan

a. Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang berupa penggalian, pengurugan dan pemadatan tanah, pembuangan saluran/ pelimpah, pemasangan gebalan rumput, stabilitasi dinding dan bibir embung

a. Pengurugan dan pemadatan

tanah yang menyusut

b. Memperbaiki saluran pelimpah

c. Pemasangan gebalan rumput yang mati

Pekerjaan pembangun-an embung terlaksana Pengurugan dan pemadatan sesuai standar teknis Saluran pelimpah terpelihara dengan baik Gebalan rumput terpelihara dan

telah dilaksanakan 3. Pembuatan patok-patok

batas embung tidak dilaksanakan

1. Pelaksanaan pembangunan

embung di lapangan (penggalian, pengurugan dsb) telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan syarat teknis

2. pelaksanaan pembangunan embung di lapangan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan teknis

3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan embung di lapangan

1. Pengurugan dan pemadatan

tanah telah dilaksanakan 2. Pengurugan dan pemadatan

tanah belum dilaksanakan 3. Pengurugan dan pemadatan

tanah tidak dilaksanakan 1. Perbaikan saluran air telah

dilakukan 2. Perbaikan saluran air belum

dilaksanakan 3. Pembangunan saluran air

tidak dilaksanakan 1. Pemasangan gebalan

rumput yang mati sudah

1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3

Page 127: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

d. Memperbaiki dinding dan bibir embung

berfungsi Dinding dan bibir embung terpelihara dan berfungsi

dilakukan 2. Pemasangan gebalan

rumput belum dilaksanakan 3. Pemasangan gebalan

rumput tidak dilaksanakan 1. Perbaikan dinding dan bibir

embung telah dilaksanakan 2. Perbaikan dinding dan bibir

embung belum dilaksanakan 3. Perbaikan dinding dan bibir

embung tidak dilaksanakan

2 1 3 2 1

3 Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.

1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

3 2 1

Page 128: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 19. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pengembangan Kelembagaan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

Propinsi 1 2

Pembentukan Tim Pengendali Propinsi Pelaksanaan a. Koordinasi dan

sosialisasi

b. Pembinaan,

monitoring dan evaluasi

Pembentukan tim pengendali yang beranggotakan unsur instansi terkait

a. Melaksanakan rapat

koordinasi dan sosialisasi lintas sektoral

a. Melaksanaan pembinaan,

monitoring dan evaluasi

Terbitnya SK tim pengendali yang ditanda tangani Gubernur

Laporan hasil rapat koordinasi

Laporan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi

1. Sudah ada SK dan

anggotanya memenuhi syarat

2. Sudah ada SK tetapi anggotanya kurang memenuhi syarat

3. Sudah ada tetapi anggotanya tidak memenuhi syarat

1. Tim pengendali

melaksanakan rapat koordinasi secara periodik dan ada laporannya.

2. Tim pengendali melaksanakan rapat koordinasi secara insidentil dan ada laporannya

3. Tim pengendali tidak mangadakan rapat

1. Tim Pengendali

melaksanakan pembinaan, monev secara periodik dan ada laporannya

3 2 1 3 2 1 3

Page 129: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

b. Melaksanakan konsultasi dan

koordinasi dengan Tim Pengendali Pusat dan Tim Pembina Kab/Kota

c. Melaksanakan sosialisasi

program Gerhan

Laporan konsultasi dan koordinasi

Program Gerhan diketahui oleh lapisan masyarakat

2. Tim Pengendali melaksanakan pembinaan, monev secara insidentil dan ada laporannya

3. Tim pengendali tidak melakukan pembinaan dan monev.

1. Tim pengendali

melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara periodik dan ada laporannya.

2. Tim pengendali melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara insidentil dan ada laporannya

3. Tim pengendali tidak mangadakan konsultasi dan koordinasi

1. Melaksanakan sosialisasi

program GERHAN kepada lembaga-lembaga dan masyarakat

2. Melaksanakan sosialisasi program GN-RHL GERHAN hanya kepada lembaga-lembaga tertentu

2 1

3 2

1

3 2

Page 130: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3. Tidak pernah melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN kepada masyarakat

1

Kabupaten

1 2

Perencanaan Pelaksanaan a.Tim Pembina

Pembentukan tim pembina Gerhan kabupaten/kota yang beranggotakan unsur instansi terkait a. Melaksanakan konsultasi dan

koordinasi lintas sektoral b. Melaksanaan pembinaan,

monitoring dan evaluasi

Terbitnya SK tim pembina yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota

Laporan hasil konsultasi dan koordinasi Laporan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi

1. Sudah ada sehingga

sesuai

2. Sudah ada tetapi kurang sesuai

3. Sudah ada tetapi tidak sesuai

1. Tim pembina

melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara periodik dan ada laporannya.

2. Tim pembina melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara insidentil dan ada laporannya

3. Tim pembina tidak mengadakan konsultasi dan koordinasi

1. Tim Pelaksana

melaksanakan pembinaan, monev

3 2 1 3 2 1 3

Page 131: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Melaksanakan sosialisasi

program Gerhan d. Membuat laporan secara

keseluruhan hasil pelaksanaan Gerhan

Laporan hasil sosialisasi Laporan hasil pelaksanaan Gerhan

secara periodis dan ada laporannya

2. Tim Pelaksana melaksanakan pembinaan, monev secara insidentil dan ada laporannya

3. Melakukan pembinaan secara insidentil dan tidak ada laporan

1. Melaksanakan sosialisasi

program GN-RHL/ GERHAN kepada lembaga-lembaga dan masyarakat

2. Melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN hanya kepada lembaga-lembaga tertentu saja

3. Tidak pernah melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN kepada masyarakat

1. Laporan pelaksanaan

GERHAN telah dibuat secara periodis dan tepat waktu

2. Laporan pelaksanaan GERHAN telah dibuat tetapi tidak tepat waktu

3. Laporan pelaksanaan GERHAN tidak dibuat

2 1

3 2 1 3

2

1

Page 132: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3

Peningkatan Kapabilitas SDM a. Pelatihan petani

kader

b. Kepeloporan TNI

a. Melaksanakan pelatihan

petani kader a. Membentuk organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam Gerhan

b. Melaksanakan penataran singkat bagi personil

Laporan hasil pelatihan petani kader Terbitnya SK organisasi dan personil TNI yang ditandatangani oleh Kepala Kodim

Laporan hasil penataran

1. Pelatihan petani kader

telah dilaksanakan tepat waktu sesuai tujuan

2. Pelatihan petani kader dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu tetapi sesuai tujuan

3. Pelatihan petani kader tidak sesuai tujuan

1. Organisasi dan personil

TNI yang terlibat dalam GERHAN telah terbentuk yang tertuang dalam SK Dandim

2. Organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam GERHAN sudah terbentuk tetapi belum ada SK-nya

3. Organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam GERHAN belum terbentuk

1. Penataran singkat bagi

personil TNI telah dilaksanakan tepat waktu

2. Penataran singkat bagi personil TNI telah dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu

3. Penataran singkat bagi personil TNI tidak dilaksanakan

3

2 1

3

2 1 3 2

1

Page 133: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Membuat petunjuk teknis kepeloporan TNI

d. Membuat rencana kerja

kepeloporan TNI e. Melakukan koordinasi

dengan pemerintah daerah dalam mengoorganisir masyarakat yg dilibatkan dalam penanaman

Petunjuk teknis dapat dipergunakan

Rencana kerja dapat dipergunakan

Terlaksananya koordinasi dengan baik

1. Petunjuk teknis kepeloporan TNI telah dibuat dan disyahkan oleh Dandim

2. Petunjuk teknis kepeloporan TNI telah dibuat tetapi belum disyahkan

3. Petunjuk pelaksanaan kepeloporan TNI belum dibuat

1. Rencana kerja

kepeloporan TNI telah dibuat dan disyahkan oleh Dandim

2. Rencana kerja kepeloporan TNI telah dibuat tetapi belum disyahkan

3. Rencana kerja kepeloporan TNI belum dibuat

1. Melakukan koordinasi

dengan Pemda secara periodic

2. Melakukan koordinasi dengan Pemda secara insidentil

3. Koordinasi tidak pernah dilakukan

3 2 1 3 2 1 3

2

1

Page 134: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

f. Melakukan koordinasi dengan dinas teknis untuk pemberdayaan pelajar dan mahasiswa dalam penanaman

g. Melaksanakan penyuluhan

kepada masyarakat h. Melakukan pengerahan

personil TNI ke lokasi dalam kegiatan penanaman

Terlaksananya koordinasi dengan baik

Laporan hasil penyuluhan Penanaman dilaksanakan dengan baik

1. Melakukan koordinasi dengan Dinas Teknis secara periodik

2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Teknis secara insidentil

3. Koordinasi dengan Dinas Teknis tidak pernah dilakukan

1. Melaksanakan

penyuluhan kepada masyarakat secara periodis

2. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara insidentil

3. Tidak melaksanakan penyuluhan

1. Pengerahan personil TNI

ke lokasi dalam kegiatan penanaman tepat waktu

2. Pengerahan personil TNI ke lokasi dalam kegiatan penanaman tidak tepat waktu

3. Pengerahan personil TNI ke lokasi tidak dilakukan

3 2 1 3 2 1

3

2 1

Page 135: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

d. Penyelenggaraan Pendampingan

a. Memberikan informasi pendampingan kepada LSM dan calon pendamping

b. Melakukan inventarisasi dan

identifikasi calon pendamping

c. Melakukan penataran

pendamping yang memenuhi syarat

Informasi pendampingan kepada LSM dan calon pendamping

Hasil inventarisasi dan identifikasi Mampu melaksanakan tugas sebagai pendamping

1. Informasi pendampingan telah disebarkan kepada semua LSM dan calon pendamping

2. Informasi pendampingan hanya disebarkan kepada beberapa LSM dan calon pendamping

3. Informasi pendampingan tidak pernah disampaikan kepada LSM dan calon pendamping

1. Inventarisasi dan

identifikasi calon pendamping telah dilaksanakan tepat waktu

2. Inventarisasi dan identifikasi calon pendamping telah dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu

3. Inventarisasi dan identifikasi calon pendamping tidak pernah dilakukan

1. Penataran bagi

pendamping yang memenuhi syarat telah dilakukan tepat waktu

2. Penataran bagi pendamping yang memenuhi syarat telah dilakukan tidak tepat

3 2 1 3 2 1 3

2

Page 136: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

d. Melakukan sosialisasi

rencana pendampingan e. Melakukan pendataan

terhadap pendamping yang aktif dalam pelatihan

f. Melaksanakan dokumentasi

seluruh kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud

Rencana pendampingan tersosialisasi dengan baik

Terdatanya pendamping yang aktif

Terdatanya kegiatan kelompok tani

waktu 3. Penataran bagi

pendamping yang memenuhi syarat tidak dilakukan

1. Sosialisai rencana

pendampingan telah dilaksanakan dengan baik

2. Rencana pendampingan hanya diinformasikan secara lisan kepada beberapa orang saja

3. Sosialisasi rencana pendampingan tidak dilakukan

1. Pendataan terhadap

pendampingan yang aktif dalam pelatihan telah dilaksanakan

2. Pendampingan hanya diambil sesuai keinginan Pimpinan

3. Tidak dilakukan pendataan terhadap pendamping yang aktif

1. Melaksanakan

dokumentasi seluruh kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud secara periodic

2. Melaksanakan dokumentasi seluruh

1

3 2

1

3 2

1 3 2

Page 137: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

e. Keberhasilan

pendampingan

g. Membuat laporan kegiatan

pendampingan a. Melakukan penilaian

kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan

b. Melakukan pengecekan

kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain

Laporan kegiatan pendamping secara rutin dan periodik

Kelompok tani dapat mandiri

Perjanjian dipatuhi sesuai ketentuan

kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud sewaktu-waktu

3. Tidak melaksanakan dokumentasi

1. Laporan kegiatan

pendampingan dibuat secara periodis dan tepat waktu

2. Laporan kegiatan pendampingan dibuat tidak periodis dan tepat waktu

3. laporan kegiatan pendampingan tidak pernah dibuat

1. Penilaian kemampuan

kelompok dalam merencanakan kegiatan telah dilakukan

2. Rencana kegiatan kelompok hanya disaksikan saja

3. Kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan tidak pernah dilihat

1. Pengecekan

kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dilakukan pada setiap

1

3

2

1 3

2

1 3

Page 138: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

c. Meningkatkan hubungan

kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha

d. Menerapkan teknologi dan

memanfaatkan informasi

Terjalinnya hubungan yang baik

Teknologi dan informasi dapat diterapkan dan dimanfaatkan

kegiatan yang ada perjanjiannya.

2. Pengecekan kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dilakukan hanya pada perjanjian pihak lain saja

3. Ketaatan terhadap pihak lain tidak pernah dicek

1. Hubungan kelembagaan

antara kelompok tani dengan mitra usaha tidak terbatas pada kegiatan GERHAN saja.

2. Hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha hanya terbatas pada kegiatan GN-RHL/ GERHAN saja.

3. Tidak pernah terjalin hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha

1. Teknologi dan informasi

telah dimanfaatkan secara optimal.

2. Teknologi dan informasi hanya dimanfaatkan apabila perlu (tidak optimal)

2 1

3

2

1 3

2

Page 139: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

No.

Kegiatan

Standar Prosedur

Standar Hasil

Standar Penilaian

Skore

Keterangan

3 4

Penyuluhan Pengawasan dan Pengendalian

Melaksanakan penyuluhan Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

Peningkatan ketrampilan masyarakat

Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.

3. Tidak ada pemanfaatan teknologi dan informasi

1. Penyuluhan dillaksanakan

secara berkala dan tepat sasaran.

2. Penyuluhan dilaksanakan insidentil dan tepat sasaran.

3. Penyuluhan tidak dilaksanakan.

1. Ada pengawasan dan

pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya

2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya

3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya

1

3 2

1 3 2 1

Page 140: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja

a. Pelaksana

Dalam melakukan penilaian kinerja pelaksanaan Gerhan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah meminta bantuan Perguruan Tinggi yang telah mempunyai badan usaha dan atau konsultan penilai.

Tabel 20. Pelaksana Penilai Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Gerhan

PELAKSANA PENILAI No

JENIS KEGIATAN Pusat UPT Propinsi Kab./

Kota 1 Pengadaan bibit tanaman V - V - 2 Reboisasi dan pengkayaan hutan

lindung dan hutan produksi - - V -

3 Reboisasi dan pengkayaan hutan konservasi

V - V -

4 Model Rehabilitasi hutan lindung/ konservasi pola khusus

V V - -

5 Model Rehabilitasi hutan produksi pola khusus (meranti)

V V - -

6 Model Konservasi jenis tanaman unggulan ( Silvikultur Intensif )

V V - -

7 Rehabilitasi hutan pada DTA (Daerah Tangkapan Air)

- - V -

8 Model Pengembangan jati muna V V - - 9 Model Rehabilitasi mangrove,

rumpun berjarak dan hutan pantai V V - -

10 Model Rehabilitasi hutan dan lahan pada dam dan danau prioritas

V V - -

11 Hutan rakyat dan pengkayaan HR - - V - 12 Penghijauan Lingkungan - - V - 13 Hutan Rakyat block grant - - V - 14 Pembuatan dan pengkayaan hutan

rakyat pada daerah tertinggal - - V -

15 Hutan kota - - V - 16 Turus jalan - - V - 17 Penghijauan Lingkungan - - V - 18 Model Pembuatan tanaman Hutan

Rakyat sistim pot - V - -

19 Pembuatan Tanaman Sabuk hijau (Green Belt)

- - V -

20 Model Pembuatan Tanaman HHBK - V - - 21 Pembuatan bangunan Konstan - - V -

Catatan :

- UPT = Unit Pelaksana Teknis Ditjen RLPS / PHKA

Page 141: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

b. Metode Penilaian

Data dan informasi yang diperlukan untuk penilaian kinerja Gerhan dihimpun melalui wawancara langsung secara terstruktur dengan mengacu standar prosedur, standar hasil dan standar penilaian pada setiap tahapan kegiatan. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat, dilakukan dengan menghimpun dokumen administrasi resmi dan sah antara lain Rencana 5 tahun RHL, RTT, Rancangan Teknik, laporan tahunan/semester/triwulan/bulanan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan di lapangan atau pengamatan langsung (stock opname) dan komparative terhadap hasil kerja dengan standar teknisnya. Untuk kegiatan pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah yang mempunyai populasi besar, maka dilakukan dengan pengambilan sampel yang representatif.

c. Pengukuran Fisik dan Prosentase Tumbuh Tanaman

1) Penilaian pembuatan tanaman.

Penilaian terhadap keberhasilan pembuatan tanaman meliputi pembuatan tanaman reboisasi, pembuatan tanaman hutan rakyat, pembuatan tanaman percontohan dan pembuatan tanaman jati muna. Sedangkan penilaiannya dilakukan pada realisasi luas penanaman, prosentase tumbuh/jadi tanaman dan kesehatan tanaman.

2) Realisasi luas tanaman.

Prosentase realisasi luas tanaman dihitung dengan cara membandingkan antara realisasi luas tanaman yang dibuat dengan rencana luas penanaman dikalikan 100 %. Pengukuran realisasi penanaman dilakukan dengan menggunakan alat theodolith, BTM, GPS atau dengan cara manual.

3) Prosentase tumbuh/jadi tanaman.

Pengukuran prosentase jadi tanaman dilakukan dengan cara sampling dengan metode dan intensitas sampling yang representatif sesuai kondisi lapangan dan anggaran yang tersedia. Prosentase jadi tanaman dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang jadi/tumbuh dengan jumlah rencana penanaman.

4) Kesehatan tanaman.

Tanaman dinyatakan sehat apabila pertumbuhan baik (daun dan batang segar), batang lurus, tajuk lebat dan tidak terserang hama dan penyakit. Tanaman tidak sehat apabila pertumbuhan tidak baik, batang tidak lurus daun pucat kekuning-kuningan dan terserang hama dan penyakit. Prosentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang sehat dengan tanaman yang hidup dikalikan 100 %.

Page 142: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

d. Pembuatan Turus Jalan.

1) Panjang ruas penanaman turus jalan.

Realisasi penanaman turus jalan dapat dihitung dengan membandingkan antara panjang penanaman turus jalan dengan rencana panjang jalan yang akan ditanami dikalikan 100 %.

2) Prosentase tumbuh tanaman.

Perhitungan prosentase tumbuh tanaman dilakukan secara sensus yaitu dengan membandingkan antara jumlah tanaman yang tumbuh/jadi dengan rencana jumlah tanaman yang akan dibuat dikalikan 100%.

3) Kesehatan tanaman.

Tanaman dinyatakan sehat apabila pertumbuhan baik (daun dan batang segar), batang lurus, tajuk lebat dan tidak terserang hama dan penyakit. Tanaman tidak sehat apabila pertumbuhan tidak baik, batang tidak lurus daun pucat kekuning-kuningan dan terserang hama dan penyakit. Prosentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang sehat dengan tanaman yang hidup dikalikan 100 %.

e. Pengadaan bibit.

Kinerja pengadaan bibit ditentukan oleh produktivitas dan kuantitas tanaman Gerhan diupayakan melalui penggunaan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas memerlukan benih yang bermutu. Bibit dan benih yang bermutu tersebut harus memenuhi kriteria dan standar mutu bibit dan benih sebagaimana diatur dalam Pedoman Teknis Gerhan Bab. III, A,B.

3. Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Kinerja.

Pada prinsipnya penilaian kinerja dari suatu satker dilakukan terhadap ketepatan proses/prosedur dan hasil pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan penilaian kinerja dengan mengacu standar prosedur dan standar hasil dilakukan dengan sistim scoring. Setiap komponen kegiatan pada tiap tahap penyelesaian pekerjaan dinilai sesuai hasil yang telah dicapai. Pada setiap unsur manajemen dalam suatu kegiatan dilakukan pembobotan, unsur perencanaan diberi bobot 20%, unsur kelembagaan diberi bobot 15 %, unsur pelaksanaan diberi bobot 50% dan unsur pengawasan dan pengendalian diberi bobot 15 %. Jadi Nilai Kinerja Satker dapat dihitung sebagai berikut :

Page 143: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

N K S = (BR x NR) + (BL x NL) + (BP x NP) + (BK x NK)

Keterangan :

NKS = Nilai Kinerja Satker

BR = Bobot Kriteria Perencanaan

NR = Jumlah Skor Kriteria Perencanaan

BL = Bobot Kriteria Kelembagaan

NL = Jumlah Skor Kriteria Kelembagaan

BP = Bobot Kriteria Pelaksanaan

NP = Jumlah Skor Kriteria Pelaksanaan

BK = Bobot Kriteria Pengendalian

NK = Jumlah Skor Kriteria Pengendalian

Untuk menetapkan interval nilai dan predikat kinerja, harus dihitung dulu skor maksimal, kemudian ditetapkan interval dan predikat kinerja sebagai berikut :

90%-100% X nilai skor maksimal, predikat kinerja sangat baik

75%-89,9% X nilai skor maksimal, predikat kinerja baik

55%-74,9% X nilai skor maksimal, predikat kinerja cukup/sedang

< 55% X nilai skor maksimal, predikat sangat jelek

Contoh :

Andaikata suatu satker Gerhan mendapat alokasi kegiatan lengkap (semua kegiatan ada) maka dengan menggunakan formulasi nilai kinerja satker, dan diperoleh jumlah skor maksimal misalnya, sebesar 580 sehingga interval nilai dapat dibuat interval dan predikat kinerja, dengan contoh sebagai berikut :

90%-100% X 580 = 522 - 580, predikat kinerja sangat baik

75%-89,9% X 580 = 435 - 521, predikat kinerja baik

55%-74,9% X 580 = 319 - 434, predikat kinerja cukup/sedang

< 55% X 580 = < 319 , predikat sangat jelek

Apabila pada satker Gerhan mendapat alokasi kegiatan tidak lengkap, maka NKS satker dapat dihitung nilai maksimalnya kemudian selanjutnya menentukan interval dan predikat kinerja sesuai dengan jenis dan volume kegiatan.

Page 144: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

4. Mekanisme Penilaian

Penilaian kinerja dilaksanakan secara berjenjang mulai dari penilaian tingkat lapangan (proyek), Kabupaten, Propinsi dan Nasional.

a. Penilaian Lapangan (Proyek)

Penilaian terhadap proyek dilaksanakan pada seluruh fisik kegiatan lapangan baik dari administrasi kegiatan maupun fisik tanaman dan bangunan konservasi tanah. Penilaian kinerja ini dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan kemajuan pelaksanaan kegiatan dari aspek perencanaan kelembagaan pelaksanaan dan pengendalian.

b. Penilaian Tingkat Kabupaten/Kota

Penilaian dilaksanakan pada seluruh kegiatan proyek yang terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan. Kriteria penilaian kinerja terhadap kegiatan perencanaan (Rencana RHL 5 tahun, RTT, Rancangan teknik kegiatan), kelembagaan (Tim Pembina Kabupaten, pelatihan petani, pendampingan, kepeloporan TNI), pelaksanaan (pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah) dan pengendalian (pelaporan).

c. Penilaian Provinsi

Penilaian tingkat provinsi dilaksanakan bagi seluruh Gerhan yang ada di wilayah kabupaten dalam provinsi yang bersangkutan. Kriteria penilaian kinerja dilaksanakan terhadap kegiatan perencanaan (Rencana RHL 5 tahun, RTT, Rancangan teknik kegiatan, kelembagaan (Tim Pengendali Propinsi, pelatihan petani, pendampingan, kepeloporan TNI), pelaksanaan ( pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah) dan pengendalian ( pelaporan).

d. Penilaian Secara Nasional

Penilaian secara nasional dilaksanakan oleh instansi pusat terhadap seluruh kegiatan Gerhan di provinsi. Penilaian kinerja program dilaksanakan setelah selesai kegiatan Penilaian kinerja program untuk mengetahui dampak proyek baik secara fisik, ekonomi maupun sosial.

5. Keberhasilan Kegiatan

Satuan kinerja pada kegiatan dinyatakan berhasil apabila seluruh prosedur dilaksanakan sesuai dengan standar dan hasil kegiatan yang direalisasi sesuai prestasi kerja yang dipersyaratkan, baik menyangkut keberhasilan fisik tanaman dan bangunan konservasi tanah, koordinasi kegiatan, pengembangan kelembagaan dan pengawasan serta pengendalian.

Page 145: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

6. Tata Waktu

a. Pelaksanaan penilaian kinerja kegiatan Gerhan dilaksanakan sejak pelaksanaan tahun berjalan sampai dengan akhir pemeliharaan tahun kedua.

b. Pelaksanaan penilaian kinerja program setelah tahun ke 3

7. Pembiayaan

Pembiayaan pelaksanaan penilaian kinerja kegiatan Gerhan berasal dari sumber dana DR pada masing-masing satker di Pusat dan daerah.

8. Pelaporan

1. Penyampaian Laporan

a. Naskah laporan disusun oleh pelaksana penilaian keberhasilan dan dibahas bersama – sama oleh instansi pemberi tugas.

b. Laporan yang telah dibahas disampaikan kepada Menteri Kehutanan dengan tembusan kepada :

1) Direktur Jenderal RLPS

2) Gubernur setempat

3) Bupati/Walikota setempat

2. Sistematika Laporan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penilaian C. Keadaan Umum Lokasi GN-RHL / Gerhan

II. PELAKSANAAN PENILAIAN A. Metode Penilaian B. Analisis Penilaian C. Hasil Penilaian

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi

LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 2. Peta Situasi Skala 1 : 100.000 atau 1 : 250.000 3. Data Hasil Penilaian Keberhasilan Kegiatan-Kegiatan dalam rangka

Gerhan

Page 146: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB V

PELAPORAN

A. Mekanisme Pelaporan

1. Hirarki Sumber Informasi Laporan Berdasarkan sumber informasi pembuatan laporan, hirarki pembuatan laporan Gerhan terdiri dari :

a. Laporan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Laporan KPA dibuat oleh KPA meliputi laporan kemajuan fisik dan keuangan serta permasalahan yang ada, yang disampaikan secara bulanan, triwulanan dan tahunan seperti format A, B dan C terlampir.

b. Laporan Kabupaten/Kota

Laporan kabupaten dibuat oleh Kepala Dinas Teknis yang mengurusi bidang Kehutanan pada Kabupaten/Kota berdasarkan laporan KPA. Laporan tersebut berisi perkembangan kegiatan Gerhan pada wilayahnya, permasalahan yang dihadapi, saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan triwulanan, laporan semesteran dan laporan tahunan. Disamping laporan dibuat oleh Kepala Dinas Teknis yang mengurusi bidang Kehutanan pada Kabupaten/Kota, diwajibkan pula bagi Bupati untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban Gerhan di wilayah kerjanya yang berisi kebijakan yang diambil, kewenangan pelaksanaan Kabupaten, masalah yang timbul serta tindak lanjut.

c. Laporan Propinsi

Laporan Propinsi dibuat oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi, Kepala UPT Lingkup Dephut yang melaksanakan Gerhan dan Gubernur Propinsi yang bersangkutan. Laporan Propinsi berisi perkembangan kegiatan pada Propinsi yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu (triwulanan, semesteran, dan tahunan), permasalahan yang dihadapi, serta upaya penyelesaian masalah. Laporan Gubernur berisi pertanggungjawaban pelaksanaan Gerhan yang ada di wilayahnya yang berisi kebijakan yang telah diambil, perkembangan realisasi fisik dan keuangan, permasalahan yang dihadapi, serta upaya tindak lanjut yang diperlukan.

d. Laporan Nasional

Laporan nasional dibuat oleh Eselon I lingkup Departemen Kehutanan yang menjadi penanggungjawab Gerhan sesuai dengan

Page 147: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

tupoksinya yang terdiri dari laporan triwulanan, semesteran dan tahunan.

Disamping laporan Eselon I lingkup Departemen Kehutanan, laporan nasional juga dibuat oleh Menteri Kehutanan dan disampaikan kepada Presiden. Laporan tersebut berupa laporan semesteran dan laporan tahunan yang berisi pertanggungjawaban kegiatan Gerhan selama jangka waktu tersebut.

e. Laporan Khusus

Laporan khusus dibuat oleh Gubernur, Bupati, Pembina Gerhan wilayah Propinsi dan Kepala instansi pelaksana yang berisi kemajuan, permasalahan teknis dan administratif kegiatan Gerhan. Laporan khusus ini dibuat secara insidentil sesuai dengan kebutuhannya.

2. Mekanisme

Mekanisme ini mengatur penyampaian pelaporan dari pelaksana kepada atasan langsungnya/pejabat yang berwenang dengan tembusan kepada instansi lain yang terkait, sesuai dengan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan tentang Penyelenggaraan Kegiatan Gerhan.

Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Gerhan sebagaimana Tabel 21 berikut.

Page 148: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 21 : Mekanisme Pelaporan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Jenis Laporan Ditujukan Kepada/Tembusan

No. Pelaksana Pembuat Laporan

Bula

nan

Triw

ulan

Sem

este

ran

Tahu

nan

Kadi

shut

ka

b./K

ota

Bupa

ti/

Wal

ikot

a

Kadi

shut

Pr

op.

Gub

ernu

r

Koor

dina

tor

UPT

Dirj

en R

LPS

Dirj

en P

HKA

Ka. B

adan

Li

tban

g

Itje

n D

ephu

t

Sekj

en

Dep

hut

BPD

AS/B

PTH

Dire

ksi

Peru

m

Perh

utan

i M

enhu

t

Pres

iden

1 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BPDAS, BPTH, BPA, BPHM √ √ √ * * V * *

2 KPA BKSDA/BTN √ √ √ * * * V * * * 3 KPA Dinas Kabupaten/Kota √ √ √ V * * * * * * 4 KPA Dinas Provinsi √ √ √ V * * * * * 5 KPA Ditjen RLPS √ √ √ V * * 6 KPA Badan Litbang √ √ √ * V * * 7 Kepala BPDAS, BPTH, BPA, BPHM √ √ √ * * * * V * * * 8 Kepala BKSDA/BTN √ √ √ * * * * V * * * 9 Kepala Dishut Kabupaten/Kota √ √ √ V * * * * * * 10 Kepala Dishut Provinsi √ √ √ V * * * * * * 11 Bupati √ √ V * * 12 Gubernur √ √ * V 13 Dirjen RLPS √ √ √ * * * V 14 Dirjen PHKA

√ √ √ *

* * V

15 Kepala Badan Litbang √ √ √ *

* * V

16 Kepala Unit Perum Perhutani √ √ √ * * * * V 17 Direksi Perum Perhutani √ √ * * * * V 18 Menteri Kehutanan √ √ V Keterangan : √ : Jenis laporan yang dibuat oleh pelaksana; V : Laporan ditujukan kepada Atasan Langsung; * : Tembusan; - Laporan struktural (No. 7 s/d 17) meliputi seluruh kegiatan Gerhan di wilayah kerjanya. - Tembusan Laporan Menteri Kehutanan disampaikan kepada Menteri Koordinator terkait

Page 149: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

B. Periode Pelaporan

1. Jenis Laporan

a. Laporan Kegiatan (Model A)

Laporan Kegiatan terdiri dari laporan bulanan, triwulanan dan tahunan yang disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran pada setiap Satker dengan model antara lain :

1). Laporan Bulanan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang

disusun setiap bulan dengan format model A-1. 2). Laporan Triwulan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang

disusun setiap tiga bulan dengan format model A-2. 3). Laporan Tahunan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang

disusun setiap akhir tahun anggaran oleh pelaksana dengan format model A-3.

b. Laporan Struktural (Model B)

Laporan struktural terdiri dari laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan yang dibuat oleh Instansi struktural yang menangani Gerhan dengan model antara lain :

1) Laporan Bulanan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang

disusun setiap bulan oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota.

2) Laporan Triwulan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap tiga bulan oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan.

3) Laporan Semesteran adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap enam bulan oleh Bupati, Gubernur, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan.

4) Laporan Tahunan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap tahun anggaran oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas Propinsi, Kabupaten/Kota, Bupati/Gubernur/Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan serta Kepala Unit/Direksi Perum Perhutani.

2. Tata Waktu Penyampaian Laporan

a. Laporan Bulanan terbagi atas : 1) Laporan Bulanan dari Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan

Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulan. 2) Laporan Bulanan dari BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN,,

Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota dan Dinas Kehutanan

Page 150: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Propinsi serta Unit Perum Perhutani ke masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap bulan.

b. Laporan Triwulan terbagi atas :

1) Laporan Triwulan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap triwulannya pada bulan berikutnya.

2) Laporan Triwulan disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota maupun Dinas Kehutanan Propinsi kepada masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 20 per triwulannya pada bulan berikutnya.

3) Laporan Triwulan disampaikan oleh Eselon I lingkup Departemen Kehutanan kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 per triwulannya pada bulan berikutnya.

4) Laporan Triwulan disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 per triwulannya pada bulan berikutnya.

5) Laporan Triwulanan disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

c. Laporan Semesteran terbagi atas :

1) Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Bupati kepada Gubernur dan tembusannya kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

2) Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 30 pada bulan berikutnya.

3) Laporan Semesteran disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya.

4) Laporan semesteran disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

5) Laporan semesteran dilaporkan Menteri Kehutanan kepada Presiden, paling lambat tanggal 15 pada bulan berikutnya setelah laporan Gubernur diterima.

d. Laporan Tahunan terbagi atas :

1) Laporan Tahunan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kegiatan Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap tahunnya pada bulan berikutnya.

2) Laporan Tahunan disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota maupun Dinas Kehutanan Propinsi kepada

Page 151: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya.

6) Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Bupati kepada Menteri Kehutanan/Gubernur paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

7) Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 30 pada bulan berikutnya.

8) Laporan Tahunan disampaikan oleh Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

9) Laporan Tahunan disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya.

10) Laporan Tahunan disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya.

11) Laporan Tahunan disampaikan oleh Menteri kehutanan kepada Presiden paling lambat tanggal 25 pada 2 (dua) bulan berikutnya setelah tahun anggaran berakhir.

e. Laporan Khusus dibuat sesuai dengan kebutuhan.

C. Format/Model Laporan

1. Laporan Kegiatan

Laporan Kegiatan terdiri dari : a. Laporan Bulanan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran

kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi serta Unit Perum Perhutani dan Pusat/Ditjen RLPS mengikuti format model A-1 seperti pada Contoh 6.

b. Laporan Triwulan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi, Unit Perum Perhutani dan Pusat/Ditjen RLPS mengikuti format model A-2 seperti pada Contoh 7.

c. Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Langsung Bendaharawan kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi, Unit Perum Perhutani dan Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan mengikuti format model A-3 seperti pada Contoh 8.

Page 152: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2. Laporan Struktural

Laporan Struktural terdiri dari : a. Laporan Bulanan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM,

BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota dan kepada atasan langsungnya mengikuti format model B-1 seperti pada Contoh 9.

b. Laporan Triwulanan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan serta Perum Perhutani kepada atasan langsungnya mengikuti format model B-2 seperti pada Contoh 10.

c. Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Bupati, Gubernur, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan mengikuti format model dan petunjuk sebagai berikut :

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup

II. Kebijakan dan Strategi A. Perencanaan B. Pengorganisasian C. Pelaksanaan D. Pengendalian

III. Rencana Kegiatan Gerhan Tahun …..

Jenis dan volume kegiatan :

A. Rehabilitasi Dalam Kawasan Hutan

1. Pola Subsidi Penuh 1.1 Reboisasi (HL, HK dan HP) 1.2 Reboisasi Pengkayaan (HL dan HK) 1.3. Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai dalam

Kawasan Hutan

2. Pola Rehabilitasi Hutan Model 2.1 Konservasi Jenis Tanaman Langka/ Unggulan

Setempat dengan Silvikultur Intensif (HL dan HP) 2.2 Model Pengembangan Rehabilitasi Hutan Pola

Khusus (Jenis Meranti). 2.3 Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak

Page 153: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2.4 Rehabilitasi Hutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk dan Danau Prioritas (HL, HP dan HK)

B. Rehabilitasi Luar Kawasan Hutan

1. Pola Insentif 1.1 Pembuatan Hutan Rakyat 1.2 Pengkayaan Hutan Rakyat 1.3 Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai 1.4 Penghijauan Lingkungan

2. Pola Subsidi Penuh 2.1 Pembuatan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal 2.2 Pengkayaan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal 2.3 Pembuatan Hutan Kota 2.4 Penanaman Turus Jalan 2.5 Pembuatan Hutan Rakyat pada DTA Waduk dan

Danau Prioritas 2.6 Pembuatan Tanaman Sabuk Hijau (Green Belt)

3. Rehabilitasi Lahan Pola Model 3.1 Hutan Rakyat Pola Hibah (Block Grant) 3.2 Model Silvikultur Intensif Konservasi Jenis

Tanaman Langka/Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif

3.3 Model Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak

3.4 Model Hutan Rakyat Sistem Pot 3.5 Model Pembuatan Tanaman Hasil Hutan Bukan

Kayu (HHBK)

4. Bangunan Konservasi Tanah/Sipil Teknis

Bangunan konservasi tanah berupa dam pengendali, dam penahan, pengendali jurang (gully plug), embung air dan sumur resapan.

C. Kegiatan Pendukung

1. Administrasi/kesekretariatan 2. Perencanaan 3. Pengembangan kelembagaan

Page 154: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

4. Penilaian bibit, penilaian tanaman dan bangunan konservasi tanah

5. Pembinaan dan pengawasan/pengendalian (wasdal) 6. Bimbingan teknis dan sosialisasi 7. Pembangunan citra (image building) dan

penyebarluasan informasi

D. Pembiayaan IV. Pelaksanaan Kegiatan Gerhan Tahun ……

Realisasi jenis dan volume kegiatan :

A. Rehabilitasi Dalam Kawasan Hutan

1. Pola Subsidi Penuh 1.1 Realisasi Reboisasi (HL, HK dan HP) 1.2 Realisasi Reboisasi Pengkayaan (HL dan HK) 1.3. Realisasi Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai

dalam Kawasan Hutan

2. Pola Rehabilitasi Hutan Model 2.1 Realisasi Konservasi Jenis Tanaman Langka/

Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif (HL dan HP)

2.2 Realisasi Model Pengembangan Rehabilitasi Hutan Pola Khusus (Jenis Meranti).

2.3 Realisasi Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak

2.4 Realisasi Rehabilitasi Hutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk dan Danau Prioritas (HL, HP dan HK)

B. Rehabilitasi Luar Kawasan Hutan

1. Pola Insentif 1.1 Realisasi Pembuatan Hutan Rakyat 1.2 Realisasi Pengkayaan Hutan Rakyat 1.3 Realisasi Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai 1.4 Realisasi Penghijauan Lingkungan

2. Pola Subsidi Penuh 2.1 Realisasi Pembuatan Hutan Rakyat pada Daerah

Tertinggal

Page 155: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

2.2 Realisasi Pengkayaan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal

2.3 Realisasi Pembuatan Hutan Kota 2.4 Realisasi Penanaman Turus Jalan 2.5 Realisasi Pembuatan Hutan Rakyat pada DTA

Waduk dan Danau Prioritas 2.6 Realisasi Pembuatan Tanaman Sabuk Hijau (Green

Belt) 3. Rehabilitasi Lahan Pola Model

3.1 Realisasi Hutan Rakyat Pola Hibah (Block Grant) 3.6 Realisasi Model Silvikultur Intensif Konservasi

Jenis Tanaman Langka/Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif

3.7 Realisasi Model Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak

3.8 Realisasi Model Hutan Rakyat Sistem Pot 3.9 Realisasi Model Pembuatan Tanaman Hasil Hutan

Bukan Kayu (HHBK) 4. Bangunan Konservasi Tanah/Sipil Teknis

Realisasi bangunan konservasi tanah berupa dam pengendali, dam penahan, pengendali jurang (gully plug), embung air dan sumur resapan.

C. Kegiatan Pendukung

1. Realisasi Administrasi/kesekretariatan 2. Realisasi Perencanaan 3. Realisasi Pengembangan kelembagaan 4. Realisasi Penilaian bibit, penilaian tanaman dan

bangunan konservasi tanah 5. Realisasi Pembinaan dan pengawasan/pengendalian

(wasdal) 6. Realisasi Bimbingan teknis dan sosialisasi 7. Realisasi Pembangunan citra (image building) dan

penyebarluasan informasi. D. Pembiayaan

V. Analisis Permasalahan VI. Upaya Tindak Lanjut

VII. Penutup

Page 156: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

d. Laporan Tahunan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM,

BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Bupati/Gubernur/Eselon I lingkup Departemen Kehutanan/Menteri Kehutanan mengikuti format model dan petunjuk sebagai berikut :

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup

II. Rencana Kegiatan Gerhan Tahun …..

A. Kebijaksanaan dan Strategi B. Jenis dan volume kegiatan C. Pembiayaan

III. Pelaksanaan Kegiatan Gerhan Tahun …… IV. Analisis Permasalahan V. Upaya Tindak Lanjut VI. Rencana Kegiatan Gerhan Tahun Berikutnya VII. Penutup

e. Laporan Khusus

Laporan khusus kegiatan Gerhan disampaikan oleh Pembina Gerhan untuk wilayah Propinsi mengikuti format C sebagaimana pada Contoh 11.

Page 157: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 6. Format Model A-1

LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERHAN

Propinsi/Kabupaten/Kota/BP DAS/BPTH/BKSDA/BTN/Perum Perhutani …………………………… TAHUN ANGGARAN ……………………

I. DATA UMUM 1. Laporan bulan : 2. Nama Kegiatan : 3. Kode kegiatan : 4. Kantor / Satuan Kerja : 5. Kode organisasi / Lokasi 6. Atasan Langsung Kegiatan : 7. A l a m a t : 8. No. dan Tgl. DIPA : 9. Jumlah Anggaran : 10. P o s i s i : a. - SPM GU s/d bulan lalu : Rp. - SPM GU bulan ini : Rp. - SPM LS : Rp. Jumlah SPM GU s/d bulan ini + Ls (a) : Rp. b. S P M UYHD Terdiri dari : - Sisa Kas / Bank : Rp. - Persekot / uang kerja : Rp. - Kuitansi yang belum di SPPGU-kan : Rp. - SPPGU yang belum di SPMGU-kan : Rp. - SPPGU yang sudah di SPM-kan : Rp. Jumlah SPM UYHD (b) : Rp. c. Jumlah ( a + b ) : Rp. 11. a. Sisa Anggaran : Rp. b. Dana yang disetor kembali : Rp. Dana yang belum/tidak digunakan : Rp.

Page 158: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 6. (lanjutan) II. REALISASI KEUANGAN

Target satu tahun

Target s/d Bulan ini

Realisasi s/d Bulan ini Deviasi

Jumlah Bobot Jumlah TTB Jumlah TTB Keterangan No. MAK

TOLOK UKUR/JENIS

KEGIATAN /

JENIS PENGELUARAN/RAB (Rp.) (%) (Rp.) % % (Rp.) % % (+/-) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 159: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 6. (lanjutan) III. REALISASI FISIK

Target satu tahun Target s/d Bulan iniRealisasi s/d Bulan

ini Deviasi Volume Fisik Bobot Fisik TTB Fisik TTB Keterangan

No. MAK

TOLOK UKUR/JENIS

KEGIATAN / JENIS PENGELUARAN /

RAB (Satuan Fisik) (%) (%) ( % ) (%) ( % ) (+/-) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 160: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. FORMAT MODEL A-2 Lampiran Keputusan Kepala BAPPENAS Nomor : Kep/164/K/06/2000

Beri tanda "V" pada kotak yang sesuai LAPORAN TRIWULAN KEUANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERHAN DIP

PROPINSI/KABUPATEN/KOTA/BP DAS/BPTH/BKSDA/BTN/PERUM PERHUTANI ……………… TAHUN ANGGARAN …………… DIP SUPLEMEN

TRIWULAN : ……….. DPP

I. DATA UMUM 1. Nama Kegiatan : 2. Nomor Kode Kegiatan : 3. Sasaran Proyek Tahun Angganan berjalan : 4. Jangka waktu pelaksanaan : b. Tahun Anggaran kegiatan diperkirakan selesai : 5. Nama Atasan Langsung bendaharawan : 6. Tempat kedudukan atasan langsung kegiatan : II. DATA KEUANGAN 1. Anggaran kegiatan : Rp 2. Sumber Dana : A. Rupiah Murni : Rp B. Bantuan Luar Negeri : Rp 1. Pinjaman luar negeri : Rp (1) Valuta Asing : Rp (2) RPLN : Rp 2. Hibah : Rp

Page 161: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. (lanjutan) III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK 1. Realisasi Penyerapan Dana Berdasarkan SPM (Kumulatif) Sumber Jumlah Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

No. Dana Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Rp. Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

1 Rupiah Murni

2 Pinjaman luar

negeri

3 Hibah Jumlah

Page 162: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. (lanjutan) 2. Realisasi Pelaksanaan Fisik (Prosentase tertimbang kumulatif)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target(%) Realisasi (%) Target(%) Realisasi (%) Target(%) Realisasi (%) Target(%) Realisasi (%)

Page 163: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. (lanjutan) 3. Rincian Bantuan Luar Negeri Pagu BLN Perkiraan Penarikan Rincian dana Sumber BLN 1. Pagu Total 1. S/d thn lalu (komulatif) Cara Penarikan Dana Pendamping No. No. NPLN/Tahun 2. Pagu Proyek 2. Tahun ini (L/C, PL, PP, RK) 1. Rupiah Murni No. Register Valas (dalam ribuan) Valas (dalam ribuan) Rp. (dalam ribuan) 2. RPLN

Kode Dana Kode Dana Kode Rp. (dalam

ribuan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

N I H I L - - - - - - -

Page 164: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. (lanjutan) IV. LAIN-LAIN : 1. Masalah-masalah yang menghambat pelaksanaan : 2. Usul pemecahan dan tindak lanjut yang diperlukan : 3. Informasi lain : 4. Pembuat Laporan Diisi oleh Jabatan : Pada tanggal : Tanda Tangan :

Page 165: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 7. (lanjutan) IV. RINCIAN MASALAH DAN TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

No. Rincian Masalah Kode Masalah

*) Tindak Lanjut yang diperlukan Pihak yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah ………………..., ……………………. Kuasa Pengguna Anggaran, ……………………………………. NIP. ………………

Page 166: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 8. Format Model A-3.

Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Gerhan Propinsi/BP DAS/BPTH/ /BKSDA/Kabupaten/Kota/Perum Perhutani …………………

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup

II. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (diisi per tolok ukur) A. B. C. Dst………

Tabel 1. Rencana Kegiatan Gerhan …………… Tahun …….

Nomor Tolok Ukur/ Rencana MAK Jenis Kegiatan/

Jenis Pengeluaran Volume Fisik

(%) Keuangan

(Rp) Keterangan

Jumlah III. PELAKSANAAN KEGIATAN (diisi per tolok ukur)

A. B. C. Dst………

Page 167: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Tabel 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Gerhan …………… Tahun …….

Nomor Tolok Ukur/ Realisasi MAK Jenis Kegiatan/

Jenis Pengeluaran Volume Satuan Fisik

(%) Keuangan

(Rp) (%) Keterangan

Jumlah

IV. MASALAH DAN ANALISA MASALAH A. Masalah B. Analisa Masalah

V. UPAYA TINDAK LANJUT VI. PENUTUP

Page 168: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 9. FORMAT Model B-1. Laporan Bulanan Kegiatan Gerhan Satker ………………. Tahun ………….. A. Ringkasan data bulanan dan analisa kemajuan pelaksanaan kegiatan bulanan Gerhan baik di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM,

BKSDA, BTN, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Perum Perhutani. B. Permasalahan per kegiatan C. Saran dan tindak lanjut

D. Lampiran data bulanan

Fisik (%) Keuangan (%)

No. Jenis Kegiatan Target Satu tahun

Realisasi S/d bulan ini

Target Satu Tahun

Realisasi S/d bulan ini

Keterangan

Jumlah

Keterangan : Jenis kegiatan disesuaikan dengan Satkernya

Page 169: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Petunjuk Pengisian Laporan Bulanan

I. Data Umum : diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

II. Realisasi Keuangan : Kolom1 : Diisi No.Mata Angggaran Kegiatan (MAK) sesuai

dengan tercantum di Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

Kolom2 : Diisi Jenis Kegiatan yang dirinci per jenis pengeluaran (jika masih dalam bentuk paket dirinci sampai Rencana Anggaran Biaya (RAB)).

Kolom 3 : Diisi jumlah dana dalam 1 tahun sesuai Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

Kolom 4 : Diisi % bobot berdasarkan bobot anggaran tiap jenis pengeluaran.

Kolom 5 : Diisi target penyerapan dana jenis pengeluaran s/d bulan ini.

Kolom 6 : Diisi % target penyerapan dana jenis pengeluaran s/d bulan ini ((kolom 5 / kolom 3) x 100%)

Kolom 7 : Diisi % tertimbang target s/d bulan ini ((kolom 4 x kolom 6) / 100%)

Kolom 8 : Diisi realisasi penyerapan keuangan / dana masing – masing jenis pengeluaran s/d bulan laporan dibuat.

Kolom 9 : Diisi persentase realisasi keuangan sampai dengan bulan laporan dibuat ((kolom 8 / kolom 5) x 100%).

Kolom 10 : Diisi % tertimbang realisasi (kolom 7 x kolom 9 x 100%).

Kolom 11 : Diisi deviasi (target tertimbang dikurangi realisasi tertimbang)

Kolom 12 : Diisi kolom keterangan bila diperlukan

III. Realisasi Fisik Kolom1 : Diisi No. Mata Angggaran Kegiatan (MAK) sesuai

dengan tercantum di Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

Kolom2 : Diisi Jenis Kegiatan yang dirinci per jenis pengeluaran (jika masih dalam bentuk paket dirinci sampai Rencana Anggaran Biaya (RAB)).

Kolom3 : Diisi target penyerapan fisik dalam 1 tahun (volume fisik) sesuai Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

Kolom 4 : Diisi persentase bobot berdasarkan bobot anggaran tiap jenis pengeluaran.

Kolom 5 : Diisi % target fisik s/d bulan ini sesuai Rencana Operasional/rencana kegiatan.

Page 170: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Kolom 6 : Diisi % tertimbang target fisik s/d bulan ini (Kolom 4 x Kolom 5 x 100%).

Kolom 7 : Diisi % realisasi penyerapan fisik s/d bulan laporan dibuat

Kolom 8 : Diisi tertimbang realisasi penyerapan fisik pada bulan laporan dibuat (Kolom 6 x Kolom 7 x 100%).

Kolom 9 : Diisi deviasi (kolom 6 – kolom 8) Kolom 10 : Diisi keterangan bila diperlukan

Page 171: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 10. Format Model B-2 Laporan Triwulanan kegiatan Gerhan Satker …… ……. Tahun …… A. Ringkasan data triwulan I (bulan ke 3), triwulan II (Bulan ke 6), triwulan III

(bulan ke 9) dan analisa kemajuan pelaksanaan kegiatan Gerhan di Satker. B. Permasalahan per kegiatan C. Saran dan tindak lanjut D. Lampiran data

Jenis Fisik Keuangan

No. Kegiatan Target (Satuan)

Realisasi (Satuan)

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Keterangan

Jumlah

Catatan : Jenis kegiatan diisi sesuai kegiatan yang ada diwilayah kerjanya.

Petunjuk Pengisian Laporan Triwulan

I. Data Umum : diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.

II. Data Keuangan : diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam

Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. III. Perkembangan pelaksanaan kegiatan

1. Realisasi penyerapan dana berdasarkan SPM Diisi kolom jumlah dana, target dan realisasi keuangan triwulan I, II, III, IV secara komulatif)

2. Realisasi pelaksanaan fisik Diisi target dan realisasi fisik triwulan I, II, III, IV secara komulatif)

IV. Rincian dan tindak lanjut yang diperlukan

Apabila ada permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan maka harus diisi.

Page 172: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

Contoh 11. Format Model C Laporan khusus pelaksanaan kegiatan Gerhan oleh Pembina Propinsi.

I. INFORMASI UMUM

II. TARGET KEGIATAN GERHAN DI PROPINSI

III. PELAKSANAAN GERHAN A. Administrasi B. Fisik kegiatan C. Keuangan D. Lain-lain

IV. HASIL UJI PETIK DI LAPANGAN (Propinsi, Kabupaten, Lokasi) V. MASALAH YANG TIMBUL

VI. USULAN TINDAK LANJUT

Page 173: storage.jak-stik.ac.idstorage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/L2_P22_07.pdf · BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan

BAB VI PENUTUP

Demikian Petunjuk Pelaksanaan Gerhan ini untuk dapat dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini agar diatur lebih lanjut oleh Satker Pelaksana di daerah sebagai penjabarannya dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini.

MENTERI KEHUTANAN, ttd H. M.S. KABAN

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi ttd SUPARNO, SH. NIP. 080068472