I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ......
Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ......
1
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar
penduduknya bertempat tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidupnya pada
sektor pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
perekonomian nasional. Oleh karena itu sektor pertanian mendapat perhatian
serius dalam rangka pengembangan dan pembangunan ekonomi nasional.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan yang
memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain
adalah menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk
menjamin ketahanan pangan, menyediakan bahan baku industri, sebagai pasar
potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oeh industri, sumber tenaga kerja
dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, sektor
pertanian mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk meningkatkan
ketahanan pangan, mengurangi pengagguran dan menyumbang pembangunan
perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pertanian dan perdesaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, pertanian tidak hanya sebatas pertanian dalam artian sempit hanya
mencakup usaha pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga yang
memproduksi bahan makan utama seperti beras dan palawija. Akan tetapi,
pertanian yang sesungguhnya adalah pertanian dalam arti luas yang mencakup
beberapa bidang, yaitu sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
perternakan, dan perikanan.
2
Pertanian merupakan suatu bidang yang menjelaskan tentang kegiatan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dimana kegiatan ini dilakukan oleh para
masyarakat yang mayoritasnya sebagai petani maupun pekerjaan sampingan
karena sebagian masyarakat tidak hanya bekerja sebagai petani tapi ada juga yang
bekerja dibidang lain.
Perkembangan pertanian saat ini mengalami peningkatan, dimana para
petani tidak hanya bertumpu pada suatu jenis tanaman saja seperti padi. Tanaman
padi dari tahun ke tahun selalu dilakukan oleh para petani karena merupakan
tanaman pokok. Selain itu petani juga menanam jenis tanaman lain salah satunya
tanaman kacang tanah. Kacang tanah tidak memerlukan tenaga kerja dalam
jumlah banyak serta tidak membutuhkan lahan yang luas walau hanya mempunyai
sepetak tanah sudah cukup untuk bertanam kacang tanah.
Perkembangan pembangunan ekonomi suatu daerah terutama di bidang
pertanian sangat membantu perekonomian masyarakat. Pertanian yang bagus
dapat meningkatkan pembangunan daerahnya sendiri. Hasil produksi yang baik
tidak terlepas dari tenaga kerja, faktor tanah, luas lahan dan modal yang
dipergunakan dalam hasil produksi.
Pembangunan pertanian menuju usaha tani yang tangguh dimaksudkan
sebagai upaya mewujudkan usaha tani dimasa depan yang lebih baik. Usahatani
sebagai organisasi alam, dan modal yang ditujukan kepada produksi usaha tani
dimana usaha tani yang semata-mata menuju kepada keuntungan terus-menerus
dan bersifat komersil. Usaha tani sebagai organisasi harus ada yang
diorganisasikan dan yang mengorganisasikan, ada yang memimpin dan ada yang
3
dipimpin, yang mengorganisasikan usaha tani adalah faktor-faktor produksi yang
dikuasai.
Produksi pada umumnya diistilahkan dengan output yang merupakan hasil
dari kegiatan proses produksi. Produksi adalah setiap kegiatan yang meningkatkan
faedah atau nilai guna barang baik secara langsung atau tidak langsung untuk
mengetahui kebutuhan manusia. Menurut Sugiarto (2007, h. 202) menyatakan
bahwa produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.
Kegiatan tersebut dalam kegiatan ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi produksi.
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan
dari pemakaian jumlah output dengan menggunakan teknologi tertentu.
Untuk usaha tani kacang tanah produksi sangat tergantung dari peranan
luas lahan, tenaga kerja dan modal. Yang patut diperhitungkan adalah besar
kecilnya produksi dipengaruhi oleh kondisi tempat usaha tani dijalankan,
mengingat sifat dari pertanian tergantung pada kondisi setempat.
Pada sektor pertanian terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki dalam
kegiatan tersebut, antara lain mengenai jenis tanaman yang dikelola serta luas
lahan yang dipergunakan. Apabila luas lahan yang dipergunakan dalam hitungan
besar berarti jenis tanaman yang dipakai juga memiliki ruang tumbuh yang lebih
besar.
Salah satu sub sektor pertanian yang penting adalah sub sektor pertanian
tanaman pangan, yaitu tanaman kacang semusim yang mempunyai arti penting
bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan
budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung
4
upaya peningkatan pendapatan petani, dan perbaikan gizi masyarakat, perluasan
kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas.
Berbagai macam ragam jenis tanaman yang dikelola oleh para petani
seperti padi, jagung, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang
tanah. Setiap jenis tanaman tidak akan berkembang apabila tidak adanya lahan,
modal, tenaga kerja dan teknologi, karena keempat faktor produksi tersebut akan
menghasilkan produksi yang baik pula.
Di Kabupaten Aceh Barat komoditi terbesar tanaman palawija adalah
kacang tanah dan ubi kayu. Produksi kedua komoditi ini di tahun 2013 masing-
masing sebesar 1662 ton dan 1075 ton. Produksi kacang tanah ini mengalami
peningkatan, sebaliknya ubi kayu mengalami penurunan, yang bearti kedua
komoditas ini tidak mengalami perubahan.
Pante Ceureumen merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Aceh dengan luas wilayah 490, 25 hektar yang memiliki 4 kemukiman
25 desa. Masyarakatnya di Kecamatan Pante Ceureumen bekerja sebagai petani
kacang tanah. Lahan yang digunakan untuk menanam kacang tanah berada pada
area persawahan, dimana setelah masa panen berakhir para petani turun untuk
menanam kacang tanah.
Kacang tanah banyak dikembangkan didaerah-daerah sebagai tanaman
penyelang dari tanaman padi. Dari penanaman kacang tanah tersebut mampu
memberikan nilai tambah yang cukup baik bagi petani kecil, terutama petani yang
biasanya hanya menanam padi.
Di Kecamatan Pante Ceureumen Tanaman pangan merupakan salah satu
subsektor pertanian yang mencakup tanaman padi (padi sawa dan padi ladang)
5
dan Palawija (jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan
ubi jalar) yang rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani.
Kecamatan Pante Ceureumen juga dikenal dengan daerah penghasil
kacang tanah terbesar disepanjang tahun 2013 dengan jumlah produksi 498,10
ton, untuk melihat hasil produksi tanaman kacang tanah menurut kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Kacang
Tanah menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat tahun 2013
Kecamatan Luas
Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Hektar)
Johan Pahlawan
Samatiga
Bubon
Arongan Lambalek
Woyla
Woyla Barat
Woyla Timur
Kaway XVI
Meureubo
Pante Ceureumen
Panton Reu
Sungai Mas
11
5
14
1
234
101
42
2
33
308
70
109
19
6
19
1
235
121
52
2
25
293
113
97
34,20
9,72
41,80
1,70
423,00
183,92
93,60
4,40
40,50
498,10
174,20
157,14
1,80
1,62
2,20
1,70
1,80
1,52
1,80
2,20
1,62
1,70
1,54
1,62
Jumlah 430 983 1662,10 1,69
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2013
Berdasarkan tabel diatas bahwa produksi terbesar di Kabupaten Aceh
Barat adalah di Kecamatan Pante Ceureumen dengan luas tanam 308 ha, luas
panen sebesar 983 ha dan produksi sebesar 498,10 ton dengan rata-rata produksi
1,70 ton/ha.
Luas lahan yang digunakan oleh para petani kacang tanah di kecamatan
Pante Ceureumen seluas 293 hektere. Lahan yang dipakai berupa lahan kering
yang tidak mengendap air atau biasa para petani mengeringkan lahan sebelum
6
ditanami bibit kacang tanah. Petani kacang tanah biasanya mulai bertanam disaat
musim kemarau.
Perkembangan produksi kacang tanah yang ada di Kecamatan Pante
Ceureumen ini sangatlah besar, dimana keadaan cuaca dan kondisi tanah sangat
cocok untuk ditanami kacang tanah. Hampir setiap daerah yang ada di kecamatan
Pante Ceureumen menenam kacang tanah untuk membantu meningkatkan
kebutuhan hidup.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ” Analisis Kelayakan Usahatani Kacang Tanah di
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah kelayakan usahatani kacang tanah di
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat?”.
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan latar belakangmasalah yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisistingkat kelayakan usahatani kacang
tanah diKecamatanPante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis/ Peneliti
7
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis khususnya dibidang kelayakan usahatani. Selain itu
sebagai wujud nyata penerapan teori-teori yang diterima di bangku kuliah penulis
dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan.
b. Bagi Lingkungan Akademik
Hasil penelitian dapat dijadikan sambungan ilmu pengetahuan bagi
kalangan akademisi dan menambah manfaat bagi program studi atau mahasiswa,
juga sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian
yang berhubungan dengan kelayakan usaha kacang tanah untuk masa yang akan
datang, dan menambah bahan bacaan bagi para mahasiswa di Universitas Teuku
Umar.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan kontribusi mengenai data dan informasi yang dapat
membantu penelitian lebih lanjut dari peneliti lainnya terutama mengenai Analisis
Kelayakan Usahatani Kacang Tanah diKecamatan Pante Ceureumen Kabupaten
Aceh Barat.
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dalam penelitian ini, yaitu bagian pertama merupakan
pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
8
Bagian kedua, yaitu tinjuan pustaka tentang pengertian kelayakan,
usahatani, pengertian pertanian, kacang tanah,biaya produksi, konsep biaya,
pendapatan dan hipotesis.
Bagian ketiga tentang metodelogi penelitian yaitu, populasi dan sampel,
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data, definisi
operasional.
Babempat hasil pembahasan yaitu, deskriptif variabel, karakteristis
variabel dan analisis usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat, pengujian hipotesis.
Bab lima kesimpulan dan saran.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Kelayakan
2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan
Menurut Husnan & Muhammad (2000, h. 4) studi kelayakan proyek
adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya proyek investasi)
dilaksanakan dengan berhasil.Menurut Husein (2005. h. 8), studi kelayakan usaha
adalah penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidak layak usaha dibangun, tetapi juga saat yang dioperasioanalkan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang
tidak ditentukan.
Menurut Noor (2009, h. 94) studi kelayakan adalah kegiatan yang sangat
strategis, dan menentukan kelanjutan ide atau suatu gagasan, menjadi suatu
proyek investasi.
Usahadikatakanlayak bilakegiatan usahatersebut dilaksanakan
berdasarkan kegiatanyang telahdiaturdalamkelayakan usaha. Fokus dari studi
kelayakan ialah untukmenganalisis variabel-variabelyang menjadi pertimbangan
penting bagipengembalian suatu
keputusandilaksanakanatautidaknyainvestasiusaha tersebut.Oleh karena itu, studi
kelayakan merupakansuatu langkah kritis dan penting dalam suatu investasi.
10
2.1.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Menurut Husien (2005, h. 25-29) menyatakan bahwa aspek-aspek
kelayakan terdiri dari :
a. Aspek Pasar (P1)
Pengkajian aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek
yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan
proyek tersebut.
b. Aspek internal perusahaan (P2)
Aspek pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual
barang dan jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Aspek ini terdiri dari :
1. Aspek teknis dan teknologi, aspek ini akan mengungkapkan kebutuhan apa
yang diperlukan dan bagaiman cara proses produksi akan dilaksanakan.
2. Aspek sumber daya manusia merupakan aspek penting yang perlu dianalisis.
Aspek SDM dibagi menjadi dua bagian, Pertama peran SDM dalam
pembangunan proyek bisnis. Kedua peran mereka dalam operasional rutin
bisnis setelah selesai dibangun.
3. Aspek manajemen, aspek ini dijalankan dengan dua macam. Pertama
manajemen saat pembangunan proyek bisnis. Kedua menajemen saat bisnis
dioperasionalkan secara rutin.
4. Aspek keuangan, dari sisi keuangan, proyek bisnis dikatakan sehat apabila
dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban
finansialnya.
c. Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya (P3).
11
Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya atau aspek eksternal
merupakan kondisi-kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak
dapat dikendalikan.
2.1.3 Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan
Menurut Kasmir & Jakfar (2006, h. 11) menyatakan bahwa tujuan dari
studi kelayakan apabila usaha atau proyek yang dijalankan tidak akan sia-sia atau
dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga dan pikiran secara percuma serta
tidak akan menimbulkan masalah yang tidak diperlukan di masa yang akan
datang. Usaha yang dikatakan layak ialah dapat memberikan keuntungan finansial
dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Dengan kata lain
usaha yang dikatakan layak akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi
pemerintah tetapi juga bagi pihak investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat
luas.
2.1.4 alat untuk mengukur studi kelayakan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2006, h.134)alat untuk mengukur studi
kelayakan bisnis dapat dilihat sebagai berikut
a. Payback Period
Merupakan tehnik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha. perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan
kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba setalah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan
investasi 100% menggunakan modal sendiri. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒Nilai Inve stasi
Kas Bersih X 1 Tahun
12
Kreteria Peninilaian :
Apabila payback period lebih pendek dari waktunya maka investasi dapat
diterima.
b. Metode Net Present Value
NPV merupakan keuntungan bersih dari sautu usaha yang telah didiskon
dengan menggunkan biaya Kesempatan sosial yang diperoleh dari modal(Social
opportunity cost of capital )sebagai discon factor. metode ini dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut :
Rumus:
NPV= = 𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+𝑖)𝑡𝑛𝑡
Keterangan :
Bt = benefit pada tahun ke-t (Rp)
Ct = benefit pada tahun ke-t (Rp)
n = umur ekonomis usaha (tahun)
i = tingkat suku bunga (%)
t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
c. Benefit Cost Ratio (B/C ratio )
Perhitungan B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total
dan biaya total, yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap
rupiah yang dikeluarkan. Adapun B/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
B/C = 𝑇𝑅
𝑇𝐶
13
Keterangan :
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
d. Metode Internal Rate Of Return ( IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas
dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus:
IRR= i1 + 𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 (𝑖2− 𝑖1)
Kriteria penilaian:
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang
ditentukan maka investasi dapat diterima.
e. profitability index (PI)
profitability index (PI) atau benefit cost ratio (B/C Ratio) merupakan ratio
aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umr ekonomis.
rumus :
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑋 =PV Masuk
Kas Keluar
2.2Usaha Tani
14
Menurut Soekartawi (2006, h. 67), keberhasilan suatu usaha tani ditunjang
oleh ketersediaan bahan baku untuk pertanian secara kontinue dalam jumlah yang
tepat dan seimbang. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis
komoditi, luas lahan, tenaga kerja, iklim, modal dan faktor ekonomi produsen
yang diistilahkan dengan faktor produksi. Faktor produksi adalah benda-benda
yang disediakan oleh alam atau diciptakan manusia yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Faktor yang sangat menentukan besar kecilnya
produksi yang diperoleh faktor produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja dan
manajemen adalah faktor produksi terpenting. Hubungan antara faktor produksi
dan produksi disebut dengan fungsi produksi.
Menurut Mosher (2004, h. 97), usaha tani adalah bagian dari permukaan
bumi yang digunakan untuk pertanian dan dilaksanakan oleh petani tertentu
apakah ia seorang pemilik, penyekap atau manajer yang digaji. Usaha tani adalah
pengalokasian sumber daya alam yang diperlukan untuk produksi pertanian yang
tujuannya untuk meningkatkan produktifitas usaha tani sekaligus meningkatkan
taraf hidup usaha tani adalah sebuah organisasi alam kerja dan modal yang
ditujukan kepada proses produksi pertanian. Sedangkan ilmu yang mempelajari
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam
melakukan kegiatan pertanian disebut dengan ilmu usaha tani.
Dalam ilmu usaha tani ada empat faktor produksi yang memegang peranan
penting yaitu tanah atau lahan, tenaga kerja, modal dan keahlian kewirausahawan.
Pendapatan dari usaha tani yang diterima oleh petani merupakan balas jasa atau
imbalan dari penyusutan keempat faktor produksi tersebut. Untuk usaha tani
kacang tanah produksi sangat tergantung dari peranan luas lahan, tenaga kerja
15
dan modal. Yang patut diperhitungkan adalah besar kecilnya produksi dipengaruhi
oleh kondisi tempat usaha tani dijalankan, mengingat sifat dari pertanian yang
adaptasinya tergantung pada kondisi setempat.
Menurut Mosher (2004, h. 57), hasil produk pertanian perlu adanya
pemasaran serta harga yang cukup tinggi untuk membayar kembali biaya uang
tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan sewaktu petani berproduksi.
Pemasaran kacang tanah yang dilakukan tidak secara langsung ke
konsumen tetapi dilakukan melalui pedagang pengumpul. Setiap pedagang
pengumpul akan datang untuk membeli dan kemudian dipasarkan lagi. Dari hasil
penjualan inilah merupakan penerimaan bagi usaha tani kacang tanah. Pendapatan
yang diterima oleh usahatani kacang tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya
produksi yang dikeluarkan. Besarnya hasil produksi dikalikan dengan harga jual
disebut dengan pendapatan kotor, sedangkan pendapatan bersih adalah hasil dari
pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama
proses produksi. Besar kecilnya pendapatan tersebut tergantung pada kemampuan
petani dalam mengelola penerimaan hasil maupun pengeluaran. Pendapatan yang
dimaksud pada penelitian ini adalah pendapatan yang diterima dari usahatani
kacang tanah.
Menurut Rahardi (2007, h. 67), harga jual adalah ukuran nilai dari barang-
barang dan jasa. Tinggi rendahnya harga jual bermuara pada peningkatan
pendapatan yang diterima oleh petani. Apabila harga yang lebih rendah maka
akan menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual,
tetapi biasanya akan mengakibatkan kualitas penjualan meningkat dan pengaruh
sebaliknya akan terjadi apabila harga tersebut naik.
16
Keuntungan merupakan pendapatan bersih yang dapat dicapai dalam suatu
usaha pengukuran yang artinya diperoleh dengan menentukan jumlah produksi
yang dihasilkan dengan harga yang berlaku pada saat dikurangi dengan seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tanaman kacang tanah, baik biaya
tetap maupaun biaya tidak tetap. Petani akan mengusahakan biaya usahatani ini
dengan semaksimal mungkin agar tercapainya keuntungan yang maksimum
(profit maksimum).
2.3Pengertian Pertanian
Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian negara
sebagai berkembang pada umumnya, termasuk Indonesia. Selain sebagian negara
sedang berkembang Indonesia juga merupakan negara agraris yang banyak
memiliki banyak jumlah petani atau orang yang bekerja di sektor pertanian.
Menurut Hanafie (2010, h. 3) memberikan pengertian tentang ilmu
ekonomi pertanian. Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi
umum yang mempelajari fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan pertanian, baik secara makro maupun mikro. Dengan kata lain, ilmu
ekonomi pertanian adalah ilmu yang mempelajari prilaku dan upaya manusia, baik
yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan produksi,
pemasaran dan konsumsi hasil-hasil pertanian. Pertanian adalah proses produksi
yang didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan
industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya tanah, air dan
mineral, serta modal dalam berbagai bentuk, pengelolaan dari tenaga kerja untuk
memproduksi dan memasarkan berbagai barang yang diperlukan manusia.
17
Menurut Su’ud (2007, h. 4) pertania adalah suatu ketentuan sosial yang
merupakan rangka dimana produksi bumi berlaku sebagai petunjuk arah
pengembangan dan struktur (susunan) dari masyarakat yang bersangkutan, tetapi
dalam hal ini manusialah yang senantiasa tetap mengendalikan petunjuk arah itu.
Menurut Firdaus (2008, h. 4) memberikan pengertian tentang pertanian
dalam arti luas dan sempit. Pertanian dalam arti sempit mencakup pada pertanian
rakyat, usaha keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti padi,
palawija (jagung, kacang tanah dan umbi-umbian) dan tanaman holtikultural
(sayur-sayuran dan buah-buahan). Selanjutnya pengertian pertanian dalam arti
luas mencakup perusahaan pertanian. Perusahaan pertanian rakyat adalah
perusahaan yang memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam
dibawah sistem manajemen yang terpusat (centralized) dengan menggunakan
berbagai metode ilmiah dan tehnik pengelolahan yang efesien untuk memperoleh
laba yang sebesar-besarnya. Adapun tingkat pendapatan petani merupakan tanda
tercapainya kesejahteraan hidup para petani dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku, bahan industri atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasanya
dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.
(http//.www.pengertian-pertanian.wikipedia.com) diakses Oktober 2014.
2.4Pengertian Kacang Tanah
18
Menurut Marzuki (2007, h. 11) kacang tanah merupakan komoditas
kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai.
Kacang tanah merupakan salah satu bahan pangan dan industri. Kacang tanah
dapat dikonsumsi sebagai sayuran dan makanan yang digoreng atau direbus.
Kacang tanah atau dikenal dengan Arachis Hypogeae L dan dikenal
dengan istilah Peanutdi Inggris, merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam
daftar polong-polongan atau Faceceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam
secara luas oleh suku Indian. Namun pada perkembangannya kini kacang tanah
telah dibudayakan hampir diseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, tetapi
secara stastistik jumlah pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil.
(http.//www.tanaman-kacang-tanah.com.wikipedia.) diakses Oktober 2014
Didasarkan pada sistem budidaya (khususnya di Indonesia) maka
klasifikasi kacang tanah adalah sebagai berikut :
1. Kacang tanah tipe tegak
Jenis kacang tanah yang satu ini tumbuh secara lurus dan cenderung
sedikit miring keatas, buah kacang ini terletak pada ruas-ruasnya yang dekat pada
rumput pada umumnya pendek atau genjah.
2. Kacang tanah tipe menjalar
Jenis kacang ini tumbuh menjalar kearah samping, batang utamanya
memiliki ukuran yang cenderung panjang sementara buahnya terletak pada ruas-
ruas yang berdekatan dengan tanah. Pada umumnya tanaman kacang tanah ini
memiliki umur yang panjang.
2.5Produksi
2.5.1 Pengertian Produksi
19
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai penghasil kekeyaan
melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan atau
bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan dan
menambah nilai guna suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya
yang ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh
karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia
hanyalah membuat barang-barang yang berguna yang disebut hasil.
Produksi bisa dilihat dari dua aspek yaitu kajian positif terhadap hukum-
hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi dan
kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi.
Pembahasan mengenai nilai, norma dan etika dalam produksi termasuk dalam
aspek normatif yang banyak dikaji oleh para ahli sosial (Khoirumansyah, 2012, h.
15).
Menurut Purba etal (2014, h. 109) menjelaskan bahwa produksi adalah
hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output, berdasarkan
keterangan diatas, dapat dimengerti bahwa setiap variabel input dan output
mempunyai nilai yang positif.
Menurut Soeharno (2007, h. 113) menjelaskan bahwa produksi adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan
faktort-faktor produksi yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi dan skill.
Produksi diartikan sebagai kegiatan didalam pabrik atau barang kaji juga
kegiatan di lapangan pertanian, dengan muda kita katakan bahwa produksi adalah
20
setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang produksi
tentu saja tidak akan dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan
untuk proses produksi itu sendiri (Rosyidi, 2007, h. 54).
Menurut Amirullah (2005, h. 13) produksi dapat didefinisikan sebagai
kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam pengertian sehari-hari
aktivitas produksi ini sering dianggap sinonim dengan pembuatan barang-barang,
hal ini berarti bahwa sebuah bisnis dijalankan untuk membuat barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh manusia atau konsumen.
Menurut Soekartawi (2010, h. 45) biaya produksi merupakan modal yang
harus dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil usaha
kacang tanah. Biaya dibebankan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap
adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu produksi seperti
sewa tanah, serta penyusutan alat-alat pertanian beserta perawatannya.
2.5.2 Konsep Biaya
Menurut Machfoedz (2005, h. 87) biaya merupakan faktor yang menjadi
dasar penetapan harga yang diterapkan pada produk. Perusahaan menginginkan
agar harga yang ditetapkan dapat mencakup semua biaya untuk memproduksi,
mendistribusi dan menjual produk serta tingkat laba yang sesuai dengan apa yang
dilakukan dan resiko yang dihadapi
Menurut Kusnadi (2007, h. 46)biaya adalah semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang
dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pada masa yang akan datang.
21
Menurut Sukirno (2001, h. 6) biaya adalah bentuk pengorbanan
perusahaan agar dapat menghasilkan pendapatan. Tetapi perusahaan harus
berhati-hati dalam menentukan jumlah biaya yang dikeluarkan, apabila penentuan
biaya terlalu tinggi sehingga tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima
perusahaan maka perusahaan akan rugi, oleh karena itu perusahaan harus
memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Penekana biaya dalam suatu
perusahaan disebut dengan efesiensi.
2.5.3 Biaya Produksi
Menurut Halim (2007. h. 5) biaya produksi adalah biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan
dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual. Sebelum laku
dijual biaya produksi diperlakukan sebagai persediaan (insvestores). Biaya ini
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pablik.
Meunurut Soeharno (2007. h. 97-103) biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
atau jasa. Terkait dengan pengertian diatas ada beberapa konsep yang perlu
diketahui, antara lain sebagai berikut.
a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output
yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya biaya untuk membeli bahan
baku, biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi. Adapun biaya tidak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk tiap
22
produk yang dihasilkan karena adanya biaya penggunaan fasilitas bersama. Biaya
tidak langsung bisa disebut dengan biaya overhead cost.
b. Biaya ekplisit dan biaya implisit
Biaya ekplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga secara langsung yang berkaitan dengan produksi dan
sebagainya. Sedang kan biaya implisit adalah nilai dari output yang dimiliki
perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai
pengeluaran yang nyata dikeluarkan perusahaan.
c. Biaya kesempatan dan biaya historis
Biaya kesempatan (opportunity cots)adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi
termasuk faktor produksi, misalnya bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan
secara alternatif. Sedangkan biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input). Kalau input itu disimpan
baru kemudian hari digunakan dalam proses produksi maka biaya historis adalah
sama dengan pada waktu faktor produksi itu dibeli.
d. Biaya incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya
keputusan yang telah kuat. Biaya incremental diukur dengan melihat adanya
peerubahan biaya total. Dengan demikian, biaya incremental bisa berupa biaya
tetap atau biaya variabel atau biaya kedua-duannya.
e. Biaya relavan
23
Biaya relavan adalah biaya yang dibebankan biasa suatu keputusan telah
dilakukan. Dengan demikian, biaya relavan adalah incremental cost.
f. Biaya variabel dan biaya tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk semakin
banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan tak
heran jika biayanya semakin besar.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya
produks yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini
tidak tergantung pada mesin, apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh,
setengan kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan
sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.
2.5.4 Biaya Jangka Pendek
Biaya jangka pendek adalah analisis biaya dengan membedakan biaya tetap
(Fixed Cost = FC) dan biaya variabel (Variabel Cost =VC). Dalam analisis jangka
panjang pembedaan tersebut tidak ada. Semua biaya merupakan biaya varibel.
Gedung, mesin dapat berubah jumlahnya sehingga biaya yang timbul merupakan
biaya variabel. Dalam analisis jangka pendek Konsep-konsep biaya yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. biaya tetap, yaitu biaya yang tidak tergantung pada banyaknya produk yang
dihasilkan.
24
b. Biaya variabel, yaitu biaya yang tergantung pada banyak sedikitnya produk
yang dihasilkan.
c. Biaya total (Total Cost – TC) yaitu biaya tetap ditambah biaya variabel :
TC= FC + VC.
d. Biaya rata-rata (Average Cost – AC), yaitu biaya total dibagi dengan
produk yang dihasilkan AC= TC/Q
e. Biaya marjinal (Marjinal Cost– MC ), yaitu tambahan terhadap biaya total
sebagai akibat tambahan satu unit produk yang dihasilkan.
2.5.5 Biaya Jangka Panjang
Pada analisis jangka panjang, semua biaya dianggap biaya variabel (VC)
yang diperoleh dari jalur ekspansi perusahaan apabila perusahaan memperluas
skala produksinya.
2.6.Pengertian Pendapatan
Menurut Noor (2007, h. 189) menyatakan bahwa pendapatan (revenue, R)
perusahaan berasal dari penjualan. Sementara penjualan ditentukan oleh jumlah
unit yang terjual (Quantity, Q) dan harga jual (Price, P) atau lebih sederhana lagi
dikatakan, pendapatan = fungsi (quantity, price). Sedangkan pendapatan petani
adalah yang diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan
dapat mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani.
Pendapatan yang besar mencerminkan tersediaannya dana yang cukup besar
dalam usaha tani.
Menurut Soekartawi, (2005, h. 77), kegiatan produksi dalam setiap usaha
tani merupakan suatu bagian usaha dimana biaya dan penerimaan sangat penting
sekali. Hal yang penting dalam usaha tani adalah bahwa usaha tani senantiasa
25
berubah baik dalam ukurannya maupun susunannya. Hal ini karena petani mencari
metode usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang
sangat tinggi. Pendapatan usaha tani adalah perkalian atara produksi dengan harga
jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu
usaha tani dan pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran usaha tani. Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang
diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan
tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar
mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani.
Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan
pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan
besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan
tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani. Dengan demikian proses produksi
yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah barang, atau
produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan dijual dan
hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Jadi, secara
pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen atas
penjualan produk yang dihasilkan.
Menurut Soekartawi (2009, h. 54)pendapatan usahatani kacang tanah
sangat erat hubungannya dengan harga. Semakin tinggi harga jual, semakin besar
nilai produksi diterima petani yang berarti semakin meningkatkan pendapatan
usahatani tersebut. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil
bruto produksinya, yaitu luas lahan dikalikan dengan hasil per satuan luas,dan ini
semua dinilai dengan mata uang. tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani.
26
Hasil itu harus dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan, maka petani
memperoleh hasil netto yang disebut pendapatan usahatani. Apabila pendapatan
usahatani itu besar maka mencerminkan rasio yang baik dari hasil dan biaya.
Banyak hal yang ikut berperan dan berpengaruh terhadap pendapatan
petani dalam kegiatan usahatani kacang tanah diantaranya luas lahan, modal,
tenaga kerja, harga jual dan biaya produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani kacang tanah adalah luas lahan yang digunakan pada suatu
usaha akan mempengaruhi skala usaha tersebut. Besarnya keuntungan juga sangat
dipengaruhi oleh modal selama proses produksi berlangsung. Semakin besar
selisih antara nilai produksi dengan biaya, maka akan memberikan keuntungan
semakin besar pula.
Menurut Sukirno (2005, h. 95), keuntungan yang maksimum dicapai
apabila perbedaan antara total hasil penjualan (nilai produksi) dan total ongkos
produksi (biaya produksi) mencapai tingkat yang paling besar. Penggunaan sarana
produksi secara optimal dan efisien sangat efektif dilakukan untuk
memaksimumkan keuntungan. Dengan cara ini biaya produksi yang dikeluarkan
dapat meminimumkan dalam batas modal tetap dan modal tidak tetap.Tenaga
kerja adalah salah satu faktor yang penting bagi usahatani atau suatu organisasi,
karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan dipengaruhi oleh tenaga kerja yang
dipergunakan secara efisien.
2.7.Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai analisis kelayakan petani kacang tanah sebelumnya
dilakukan oleh beberapa peneliti, dalam penelitian Surya dan Muklis (2012),
dengan judul Analisis Kelayakan dan Keuntungan Usaha Tani Kacang Tanah di
27
Desa Pasar Anom Kecamatan Grabaq Kabupaten Purworejo. Penelitian ini
menggunakan populasi dan sampel. Populasi penelitian ini adalah semua petani
kacang tanah yang berjumlah 26 orang, pengambilan sampel menggunakan
metode sensus, pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara
dan pencatatan. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan quesioner.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan rata-rata penerimaan usaha tani
kacang tanah per priode produksi dengan lahan seluas 0,100 Ha sebesar
Rp.956.286,02. Pendapatan sebesar Rp.615.372,77. Keuntungan sebesar
Rp.216.078,85. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tani kacang tanah layak
diusahakan dari R/C (1,292).
Produktifitas modal > bunga bank (29,2%),
Produktifitas tenaga kerja >tingkat upah (RP 14.901,71 > Rp 5.000,00)
Produksi > BEP produksi (109,19 kg > 68,58 kg)
Harga jual > BEP harga Rp 8.758,00 > Rp 677,46.
Penelitian analisis kelayakan usahatani kacang tanah juga pernah
dilakukan oleh Sri Suratiningsih dengan judul Analisis Perbandingan Kelayakan
Usahatani Kacang Tanah Pengguna Pupuk Organik dan Anorganik di Desa
Tanjung Sari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan di
bulan Nopember 2011. Pengambilan sampel dengan menggunakan stratified
random sampling berdasarkan luas lahan yang digarapi petani, pengujian sesuai
dengan tujuan penelitian dengan menggunakan BEP, RCR dan ROI.
Analisis kelayakan usahatani kacang tanah pengguna pupuk organik
dengan nilai sebagai berikut :
BEP = 2.013,65 kg
28
Riil = 2.782,73 kg/ha
BEP = Rp 1.817,45 /kg
Riil = Rp 2.520,00 /kg
RCR = 1,40 (>1)
ROI = 39,66%
Analisis kelayakan usahatani kacang tanah pengguna pupuk anorganik
dengan nilai sebagai berikut :
BEP = 1.776,14 kg
Riil = 2.263,82 kg/ha
BEP = Rp 1.975,75 /kg
Riil = Rp 2.520,00 /kg
RCR = 1,28 (>1)
ROI = 27,51%
Kesimpulan : usaha tani kacang tanah pengguna pupuk organik lebih layak untuk
diusahakan dari pada pengguna pupuk anorganik.
Kata kunci : kacang tanah, pupuk organik, pupuk anorganik
(http//www.analisis-kelayakan-usahatani-kacang-tanah.wikipedia.com.Diakses
Oktober 2014).
2.8.Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka
dapat diturunkan hipotesis “ diduga usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk dikembangkan.
29
III. METODE PENELITIAN
3.1.Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah Kecamatan Pante
Ceureumen yang terdiri 24 Petani Kacang Tanah dari 25 desa.
Table 1
Jumlah Petani Kacang Tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2013
No Nama Desa Populasi (Orang) Sampel (Orang)
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Tegal Sari
Krung Beukah
Babahkrung Teplep
Gunung Tarok
Suak Awe
Lhok Sari
Sawang Rambot
Lhok Guci
Berdikari
Keude Suak Awe
Meunuang Kinco
Alue Keumang
Babah Iseng
Aleu Keumang
Semara
Babah Lung
Seumantok
Manjeng
Pante Ceureumen
Pulo Teungoh
Keutambang
Lawet
Canggai
Jambak
Sikundo
0
0
0
16
20
15
18
12
8
10
25
14
17
9
8
9
10
6
5
7
5
7
8
10
5
-
-
-
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
1
2
1
-
-
1
1
1
-
-
Jumlah 239 24 Sumber : BPP (Badan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Pante Ceureumen)2013
Menurut Arikunto (2006, h. 130) mengemukakan bahwa apabila subjek
penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitian ini merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih
dari 100 orang maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Cara
pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling (penentuan
sampel secara sengaja). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 10%
dari 239 petani yaitu sebanyak 24 orang petani kacang tanah.
3.2Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian.
1. Data Primer
31
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber data pertama, data
primer diperoleh melalui pengamatan lapangan, wawancara dan kuisioner
kepada para petani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten
Aceh Barat.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh baik dalam bentuk
angka maupun uraian. Data sekunder dalam penelitian ini juga diperoleh
dariBPP (Badan Penyuluhan Pertanian), Dinas Pertanian dan peternakan Aceh
Barat, buku-buku referensi dari perpustakaan Universitas Teuku Umar,
internet dan buku referensi lainnya.
3.3. Teknik PengambilanData
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis data-
data sekunder dengan mempelajari buku-buku, dokumen dan referensi lain
yang bersifat teoritis dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan Tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang
sesuatu.
3. Observasi (Observation)
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti
mengamati langsung objek penelitian.
32
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk
menggambarkan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002, h. 212). Analisis ini
digunakan sebagai alat untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai gambaran
umum dan kondisi kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
3.4.2. Analisis Finansial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2006,h.134) untuk menentukan layak atau
tidak usaha dijalankan dapat mengunakan metode analisis finansial yaitu:
f. Metode Net Present Value
NPV merupakan keuntungan bersih dari suatu usaha yang telah didiskon
dengan menggunakan biaya Kesempatan sosial yang diperoleh dari modal(Social
opportunity cost of capital )sebagai diskon faktor. metode ini dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut :
Rumus:
NPV= = 𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+𝑖)𝑡𝑛𝑡
Keterangan :
Bt = benefit pada tahun ke-t (Rp)
Ct = benefit pada tahun ke-t (Rp)
n = umur ekonomis usaha (tahun)
33
i = tingkat suku bunga (%)
t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
g. Benefit Cost Ratio (B/C ratio )
Perhitungan B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total
dan biaya total, yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap
rupiah yang dikeluarkan. Adapun B/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
B/C =𝑇𝑅
𝑇𝐶
Keterangan :
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
h. Metode Internal Rate Of Return ( IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas
dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus:
IRR= i1 + 𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 (𝑖2− 𝑖1)
Kriteria penilaian:
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang
ditentukan maka investasi dapat diterima.
34
3.5 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yangberbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009. h. 38) variabel
penelitian merupakan gejala yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian dalam suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Usaha tani
Yang dimaksud usaha tani disini adalah petani yang menanam kacang
tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
2. Faktor produksi
Faktor produksi disini yang terdiri dari, modal, tenaga kerja, skill dan
teknologi.
3. Modal
Modal adalah dana yang dikeluarkan untuk membiayai operasional
perusahaan dalam proses produksi atau bisa juga disebut modal kerja (working
capital), yang terdiri dari modal sendiri, pinjaman dan lain-lain.
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor produksi
menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Variabel
tersebut meliputi tenaga kerja petani kacang tanah yang berasal dari tenaga kerja
35
luar keluarga dan tenaga kerja luar keluarga di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat.
5. Produksi
Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan
pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha meningkatkan suatu benda
menjadi lebih berguna bagi kebutuhan manuasia. Indikatornya adalah jumlah
produksi dan lama proses produksi.
6. Kelayakan finansial usaha tani kacang tanah
Kelayakan finansial disini adalah indikator yang digunakan yang
menunjukkan bahwa usaha tani kacang tanah di kecamatan pante ceureumen
kabupaten aceh barat, pelaksanaannya sudah layak atau belum, jika dilihat dari
sisi manfaat (benefit) dan biaya (cost) dengan menggunakan kreteria Net Present
Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio(BCR).
3.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apabila NPV ≥ 0, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk diusahakan.
Apabila NPV ≤ 0, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak untuk diusahakan.
2. Apabila IRR ≥ dari bunga yang telah ditetapkan maka usahatani kacang
tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk
diusahakan.
36
Apabila IRR ≤ dari Bunga yang telat ditetapkan maka usahatani kacang
tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak
untuk diusahakan.
3. Apabila BCR≥ 1 maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk diusahakan.
Apabila BCR≤ 1, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan
PanteCeureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak untuk diusahakan.
IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Variabel Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
37
Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu Kecamatan yang ada
di Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 487,55 km2. Pusat kota Kecamatan
berjarak kurang lebih 43 km dari ibukota Kabupaten. Kecamatan Pante
Ceureumen terletak antara 0418’30’’-0438’40’’ Lintang Utara dan 96 10’30’’-
9628’30 Bujur Timur dengan luas 490,25 km. Kecamatan Pante Ceuruemen
memiliki batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai
Mas, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Panton Reu dan sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Nagan Raya. Daerah yang menjadi tempat penelitian ini terdiri dari 18
Gampong yang terletak di Kecamatan Pante Ceureumen yaitu Gampong Gunung
Tarok, Suak Awe, Lhok Sari, Sawang Rambot, Lhok Guci, Berdikari, Keude Suak
Awe, Meunuang Kinco, Alue Keumang, Seumara, Babah Lung, Semantok,
Manjeng, Pante Ceureumen, Pulo Tengoh, Keutambang, Lawet dan Canggai.
Masyarakat di Kecamatan Pante Ceureumen mayoritas masyarakatnya
bekerja sebagai petani padi, sedangkan kacang tanah dilakukan setelah masa
panen padi berakhir sehingga lahan padi dipergunakan untuk menanam kacang
tanah. Berikut nama para petani dengan luas lahannya.
Tabel 1
Nama Petani Responden dan Luas Lahan Kacang Tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
38
No Nama Petani Luas Lahan
( Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Putroe Janjuma
Ubit
Annas
Hajibah
Nur Ajizah
Cut Mala Dewi
Kafrawi
Banta Ali
Abu Bakar
Manik Syarifah
Tiajul
Tata Syukur
Siti Hajar
Nur Habibah
Fatimah Wati
Tgk. Fahmi
Cut Cam
Nuraini
Syahbandi
Radui
Raimah
Tgk. Jamalon
Nur Aji
Aman Gadong
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
2
2
2
2
2
2
Jumlah 34 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa 10 orang responden dari
24 petani responden memiliki luas lahan 1 Ha, 8 orang responden dari 24 petani
responden memiliki luas lahan 1,5 Ha dan 6 orang petani responden memiliki luas
lahan 2 Ha.
4.1.2 Keadaan Pertanian di Daerah Penelitian
39
Petani di daerah penelitian melakukan kegiatan usaha tani kacang tanah
pada lahan sendiri, namun sebagian dari mereka juga menanam padi sawah, padi
ladang, sawit, cacao, karet, jagung, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, kacang
panjang, cabe, cabe rawit, terong, ketimun mangga, pisang, papaya dan lainnya
(Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Barat, tahun 2013).
4.2 Karakteristik Responden
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti,
maka perlu dikemukakan karakteristik responden yang meliputi umur responden,
pendidikan respoonden, luas lahan yang diusahakan, luas panen, jumlah produksi,
jumlah tenaga kerja, pendapatan responden, penerimaan dan keuntungan
responden. Dalam penelitian ini respondennya adalah para petani yang memiliki
lahan sendiri dan bekerja sebagai petani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
4.2.1 Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 24 orang petani dari 239 petani
kacang tanah bahwa umur masing-masing responden berkisar 30-55 tahun, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Umur
40
Umur Responden
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
30-35
36-40
41-45
46-50
51-55
3
5
8
7
1
12,5
20,83
33,33
29,2
4,2
Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 2 diatas menunjukkan umur responden tertinggi berkisar 41-45
tahun sebanyak 8 orang responden dengan persentase 33,33 persen dan kelompok
umur terkecil adalah 51-55 tahun sebanyak 1 orang responden dengan persentase
4,2 persen. Ini menunjukkan bahwa 24 responden berada pada usia produktif,
dimana pada usia ini seseorang mempunyai kemampuan untuk bertindak dalam
bekerja, pada usia produktif ini kondisi fisik yang prima dan mempunyai tenaga
kuat bila dibandingkan dibawah atau diatas produktif. Selain itu, seseorang
mempunyai kemampuan yang baik dalam berfikir dan bertindak untuk mengambil
rencana dan keputusan sehingga memungkinkan seseorang untuk bekerja secara
optimal guna memperoleh hasil kerja yang maksimal.
4.2.2 Pendidikan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 24 orang
responden, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan
41
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
-
14
9
1
-
58,33
37,5
4,16
Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 3 menggambarkan bahwa tingkat pendidikan petani kacang tanah
yaitu tamatan SD yang paling tinggi sebanyak 14 orang petani responden dengan
persentase sebesar 58,33 persen dan tamatan yang berada dipertengahan adalah
adalah tamatan SMP sebanyak 9 dengan persentase 37,5 persen. Adapun tamatan
yang terendah adalah tamatan SMA sebanyak 1 orang dengan persentase 4,16
persen. Hal ini menunjukkan bahwa para petani kacang tanah tidak memiliki
pendidikan yang cukup sehingga tidak mengimbangi kemajuan teknologi untuk
kesuksesan para petani.
4.2.3 Luas Lahan Responden
Petani kacang tanah yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah petani
yang mengelolah lahan sendiri, berdasarkan hasil penelitian kacang tanah rata-rata
1 Ha sampai 2 Ha, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Jumlah dan Persentase Responden menurutLuas Lahan
Luas Lahan
(Ha)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1
1,5
2
10
8
6
41,66
33,33
25
Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
42
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan luas lahan 1 Ha
sebanyak 10 orang responden dengan persentase 41,66 persen dan luas lahan 1,5
Ha sebanyak 8 orang responden dengan persentase 33,33 persen dan luas lahan 2
Ha sebanyak 6 orang responden dengan persentase 25 persen. Ini menunjukkan
bahwa para petani responden memiliki lahan sendiri untuk bercocok tanam.
4.2.4 Jumlah Luas Panen Responden
Berdasarkan hasil penelitian jumlah luas panen kacang tanah dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 5
Jumlah dan Persentase Responden menurut Luas Panen
Luas Lahan
(Ha)
Jumlah Produksi
(Kg)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1
1,5
2
1,400
2,100
2.800
10
8
6
41,66
33,33
25
Jumlah 6.300 25 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 5 menunjukkan bahwa dengan jumlah produksi 1.400 kg dengan
luas lahan 1 Ha sebanyak 10 orang responden dengan persentase 41,66 persen,
adapun jumlah 2.100 kg sebanyak 8 orang responden dengan luas lahan 1,5 Ha.
Dan 2.800 kg sebanyak 6 orang responden dengan persentase 25 persen. Ini
artinya luas panen akan meningkat jika luas lahan ditambah, dengan adanya
penambahan luas panen ini akan menambah hasil produksi yang lebih.
4.2.5 Jumlah Tenaga Kerja Responden
Berdasarkan hail penelitian bahwa jumlah tenaga kerja petani kacang
tanah berasal dari luar dan dari dalam keluarga, agar dapat lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
43
Tabel 6
Jumlah dan Persentase Responden menurut Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Produksi
(Ton)
Jumlah
Responden
(Orang)
Persentase
(%)
Tenaga Kerja
dalam Keluarga
148 24 38,44
Tenaga Keja Luar
Keluarga
237 24 61,55
Jumlah 385 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 6 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang berasal dari dalam
keluarga dari 24 petani responden sebanyak 148 orang responden dengan
persentase 38,44 persen, dan jumlah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga
sebanyak 237 orang dengan persentase 61,55 persen. Ini menunjukkan bahwa 24
petani responden memiliki tenaga kerja yang berasal dari dalam dan luar keluaga
guna untuk memudahkan responden dalam proses produksi.
4.2.6 Jumlah Modal Responden
Perhitungan modal dalam penelitian ini menggunakan pendekatan biaya,
besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani kacang tanah dalam jangka waktu
satu kali panen itu terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap terdiri
dari alat-alat pertanian sedangkan biaya variabel terdiri dari bibit, pupuk dan
pemeliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian perhitungan besarnya modal petani kacang
tanah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Jumlah dan Persentase Modal Responden Menurut Luas Lahan
44
Jumlah Modal
(Rp)
Jumlah
Responden
(Orang)
Persentase
(%)
Luas Lahan
(ha)
4.500.000-5.000.000
5.500.000-6.000.000
8.000.000-9.000.000
9.500.000-10.000.000
10.500.000-11.000.000
12.500.000-13.000.000
13.500.000-14.000.000
7
3
2
5
1
1
5
29,16
12,5
8,32
20,83
4,18
4,18
20,83
}1
}1,5
}2
Jumlah 24 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa besarnya modal yang dikeluarkan petani
kacang tanah itu berbeda-beda. Adapun responden yang mengeluarkan modal
sebesar Rp 4.500.000-5.000.000,- sebanyak 7 orang responden dengan persentase
29, 16 persendan Rp 5.500.000-6.000.000 sebanyak 3 orang responden dengan
persentase 12,5 persendengan luas lahan 1 Ha, adapun responden yang
mengeluarkan modal sebesar Rp 8.000.000-9.000.000.- sebanyak 2 orang
responden dengan persentase 8,33 persen , dan modal sebesar Rp 9.500.000-
10.000.000,- sebanyak 5 orang responden dengan persentase 20,82 persen, dan
modal sebesar Rp 10.500.000-11.000.000 sebanyak 1 orang responden dengan
persentase 4,18 persen, dengan luas lahan 1,5 Ha dan adapun responden yang
mengeluarkan modal sebesar Rp 12.500.000-13.000.000,- sebanyak 1 orang
responden dengan persentase 4,18persen, dan modal sebesar 13.500.000-
14.000.000 dengan persentase 20,82 persendengan luas lahan 2 Ha dengan
persentase 25 persen. Ini menunjukkan bahwa modal para petani itu berbeda-beda
menurut luas lahan yang ingin diusahakan. Semakin luas lahan yang
diusahakannya maka semakin besar pula modal yang dikeluarkan.
45
4.2.7 Jumlah Pendapatan Responden
Adapun perhitungan pendapatan dalam penelitian ini berdasarkan
pendapatan yang diterima oleh para petani kacang tanah atas hak penjual.
Pendapatan ini diperoleh sebelum dikurang dengan modal yang dikeluarkan oleh
para petani kacang tanah, agar dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8
Jumlah dan Persentase Pendapatan Menurut Luas Lahan
Jumlah Pendapatan
(Rp)
Jumlah
Responden
(Orang)
Persentase
(%)
Luas Lahan
(Ha)
15.500.000-16.000.000
16.500.000-17.000.000
24.500.000-25.000.000
25.500.000-26.000.000
30.000.000-31.000.000
31.500.000-32.000.000
6
4
6
2
3
3
25
16,67
25
8,33
12,5
12,5
}1
}1,5
}2
Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan petani responden menurut
luas lahan. Adapun responden yang mendapat pendapatan sebesar Rp 15.500.000-
16.00.000,- dengan sebanyak 6 orang respnden dengan persentase 25 persen, dan
pendapatan sebesar Rp 16.500.000-17.000.000,- sebanyak 4 orang responden luas
dengan persentase 16,67 persendengan luas lahan 1 Ha, adapun responden yang
mendapat pendapatan sebesar Rp 24.500.000-25.000.000,- sebanyak 6 orang
responden dengan persentase 25 persen dan pendapatan sebesar Rp 25.500.000-
26.000.000 sebanyak 2 orang dengan persentase 8,33 persen dengan luas lahan 1,5
Ha dan responden yang mendapat pendapatan Rp 30.500.000-31.000.000,-
sebanyak 3 orang dengan persentase 12,5 persen dan pendapatan sebesar Rp
46
31.500.000-32.000.000 sebanyak 3 orang responden dengan persentase 12,5
persen dengan luas lahan 2 Ha. Ini menunjukkan bahwa besarnya pendapatan itu
menurut luas lahannya, jika lahan yang diusahakan itu luas maka pendapatan akan
bertambah.
4.3.Analisis Kelayakan Usaha Tani Kacang Tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
Parameter-parameter yang digunakan untuk menilai kelayakan dalam
penelitian ini adalah Net Persen Value, Benefit Cost Ratio, Internal Rate of
Raturn. Parameter-parameter tersebut menganalisistingkat penerimaan dan
pengeluaran pada usaha tani kacang tanah. Penggunaan biaya produksi tersebut
dikarenakan modal yang digunakan untuk usaha tani kacang tanah di Kecamatan
Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah sebagian petani memiliki modal
sendiri dan sebagian dari petani modalnya berasal dari pinjaman dengan bunga 10
(persen).
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kelayakan usaha tani
kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tergolong
tinggi. Hal ini dicerminkan oleh semua indikator yang dihasilkan dari semua
kreteria kelayakan yang digunakan. Dengan demikian, investasi yang bersumber
dari tabungan hasil usahanya memberi peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan dimasa mendatang dan memberi kesempatan kerja bagi tenaga
kerja dalam meningkatkan produksi kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat. Adapun pendapatan rata-rata produksi kacang tanah dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
47
Perkembangan Produksi, Luas Lahan dan Rata-Rata Produksi di Kecamatan
Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2010
No Tahun Luas Lahan
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-Rata
Produksi
(Ton/Ha)
1
2
3
4
5
2009
2010
2011
2012
2013
615
615
436
871
307
2060,26
2431,82
3257,53
954,62
1662,10
1,29
1,29
1,63
1,63
1,70
Sumber : BPS (Badan Pusat Stastistik) tahun 2009-2013
Tabel 10
Pendapatan dan Modal Kerja Usaha Tani Kacang Tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Priode tahun 2009-2013 dalam Jutaah Rupiah.
Tahun Produksi
b c
Jumlah Pendapatan Jumlah Pengeluaran
2009 303,450,000 77,200,000
2010 323,625,000 77,500,000
2011 368,000,000 95,050,000
2012 381,000,000 91,020,000
2013 400,000,000 102,570,000
Jumlah 1,776,075,000 443,340,000 Sumber : data primer diolah Maret 2015
Berdasarkan tabel diatas jumlah pendapatan usaha tani kacang tanah
selama lima tahun di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah
sebesar Rp 1,776,075,000,- dengan modal sebesar Rp 443,340,000,-. Nilai ini
merupakan nilai yang diperoleh sebelum potongan pajak.
Hasil analisis kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan 3 kriteria investasi
sebagai berikut :
48
Kreteria Investasi Nilai Keterangan
Net Presen Value (NPV) 814,184,640,- Layak
Internal Rate Of Return (IRR) 2,887 % Layak
Benefit Cost Ratio (BCR) 4,006 Layak
Sumber : data primer diolah maret 2015
Berdasarkan hasil perhitungan diperolah nilai NPV usaha tani kacang
tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah Rp
814,184,640,-Selanjutnya diperoleh nilai IRR dari usaha tani kacang tanah di
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat sebesar 2,887 persen. Hal ini
bearti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembagan
usaha tani ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian. Dengan
demikian, kriteria untuk produksi usaha tani kacang tanah dapat dinilai layak.
Hasil perhitungan layak untuk usaha tani kacang tanah di Kecamatan
Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat menunjukkan nilai BCR adalah 4,006.
Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha tani lebih besar dari pada
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau dengan kata lain
produksi usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen akan
mendapatkan tambahan penerimaan Rp 4,006 dari setiap kali produksi di
karenakan nilai BCR ini lebih besar dari 1 (BCR ≥ 1) maka usahatani kacang
tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk
diusahakan.
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Kreteria Investasi Nilai Keterangan
Net Present Value (NPV) 814,184,640,- Layak
Internal Rate of Return (IRR) 2,887 % Layak
Benefit Cost Ratio (BCR) 4,006 Layak
Sumber : data primer, diolah Maret 2015
1. Usaha tani kacang tanah di kecamatan pante ceureumen kabupaten aceh barat
memperoleh nilai Net Present Value(NPV) sebesar Rp 814,184,640,-,berarti
NPV positif atau NPV ≥ 0, sehingga secara ekonomis usaha tani kacang tanah
di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak dan
menguntungkan untuk diusahakan. Selanjutnya nilai Internal Rate Of
Return(IRR) yaitu sebesar 2,887 persen, ini berarti layak untuk diusahakan,
sedangkan hasil perhitungan Benefit cost ratio (net B/C) sebesar 4,006 yang
berarti layak untuk diusahakan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini penulis dapat mengajukan beberapa saran
sebagai berikut :
50
1. Penelitian ini hanya membahas beberapa aspek studi kelayakan, sehingga
diperlukan penelitian lebih lanjut yang membahas semua aspek lain dari studi
kelayakan, sehingga untuk mendapat keakuratan dari penilaian suatu usaha.
2. Penelitian ini hanya menganalisis kelayakan usaha berdasarkan rencana
anggaran yang telah ditetapkan, untuk penelitian selanjutnya membahas lebih
rinci tentang kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
3. Untuk mendukung perkembangan usaha sub sektor pertanian kacang tanah
diharap kepada pemerintah dapat mengontrol harga pupuk dan persedian di
pasar agar proses produksi tidak terhambat dan petani dapat melangsungkan
kegiatan usaha tani secara maksimal.
4. Bagi pemerintah daerah hendaknya dapat memberikan bantuan kepada para
petani khususnya petani kacang tanah guna untuk meningkatkan kemampuan
petani dalam memperoleh hasil produksi yang maksimal agar dapat
meningkatkan pendapatan para petani.
5. Usaha tani kacang tanah sangat layak untuk dikembangkan karena sangat
dirasakan manfaatnya oleh para petani, untuk itu pemerintah perlu
memberikan penyuluhan secara berkala terhadap petani kacang tanah agar
hasil produksi yang diperoleh dapat meningkat dan tentunya akan
meningkatkan taraf hidup bagi petani dimasa yang akan datang.
51
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2005. Pengantar Bisnis. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Arianto. 2005. Akutansi Manajemen Edisi Revisi. Erlangga. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. PT
Rineka Cipta. Jakarta.
. 2002. Metodologi Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2013. Aceh Barat Dalam Angka. BPS Aceh Barat.
Dinas Pertanian dan Perkebunan. Aceh Barat Dalam Angka. 2009-2013.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Halim, Abdul. 2007. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. BPFE-Yogyakarta.
Yokyakarta.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ilmu Pertanian.CV Andi Offset. Yogyakarta.
Henry, Faisal Noor. 2007. Ekonomi Manajerial. Edisi 1. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta
. .2009. Investasi Pengelolahan Bisnis dan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Husein, Umar. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gradamedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Husnan, Suad & Suarsono, Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi 4.
Cetakan Pertama. Yogyakarta.
Khoirumansyah. 2012. Jenis-Jenis Produksi. Fakultas Teknik. Post. Jakarta.
Kasmir & Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Pranada Media Grup. Jakarta.
Kusnadi, HMA. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Universitas Brawijaya.Malang.
Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Bisnis Modern. Andi. Yogyakarta.
Marzuki. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mosher. 2004. Pengantar Bisnis Usaha Tani. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Purba, Elidawati. dkk. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Cipta Pustaka Media
Perintis. Bandung
Rahardi. 2007. Pengantar Agribisnis. Penerbit Grafindo Persada. Jakarta.
Rosyidi. 2007. Teori Makro Ekonomi. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
52
Soeharno. Seoharno. 2007. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.
. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta
Su’ud, Hassan. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian.yayasan PeNA. Banda aceh.
Soekartawi, 2005. Teori Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.
, 2006. Manjemen Usaha Tani. Rajawali Pers. Jakarta
, 2009. Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers.Jakarta.
,2010. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiarto. 2007. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gradamedia
Pustaka Utama. Jakarta.
http//www.analisis-kelayakan-usaha-tani-kacang-tanah.wikipedia.com.
diakses pada 23 Oktober 2014.
http//www.tanaman-kacang-tanah.com. wikipedia. (diakses 23 Oktober 2014)
http//www. pengertian- pertanian.wikipedia.com (diakses 23 Oktober 2014)