I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ......

52
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Oleh karena itu sektor pertanian mendapat perhatian serius dalam rangka pengembangan dan pembangunan ekonomi nasional. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain adalah menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan, menyediakan bahan baku industri, sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oeh industri, sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi pengagguran dan menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. Pertanian dan perdesaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, pertanian tidak hanya sebatas pertanian dalam artian sempit hanya mencakup usaha pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga yang memproduksi bahan makan utama seperti beras dan palawija. Akan tetapi, pertanian yang sesungguhnya adalah pertanian dalam arti luas yang mencakup beberapa bidang, yaitu sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perternakan, dan perikanan.

Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ......

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

1

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sebagian besar

penduduknya bertempat tinggal di pedesaan dan menggantungkan hidupnya pada

sektor pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan

perekonomian nasional. Oleh karena itu sektor pertanian mendapat perhatian

serius dalam rangka pengembangan dan pembangunan ekonomi nasional.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan yang

memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain

adalah menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk

menjamin ketahanan pangan, menyediakan bahan baku industri, sebagai pasar

potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oeh industri, sumber tenaga kerja

dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, sektor

pertanian mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk meningkatkan

ketahanan pangan, mengurangi pengagguran dan menyumbang pembangunan

perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup.

Pertanian dan perdesaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

terpisahkan, pertanian tidak hanya sebatas pertanian dalam artian sempit hanya

mencakup usaha pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga yang

memproduksi bahan makan utama seperti beras dan palawija. Akan tetapi,

pertanian yang sesungguhnya adalah pertanian dalam arti luas yang mencakup

beberapa bidang, yaitu sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,

perternakan, dan perikanan.

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

2

Pertanian merupakan suatu bidang yang menjelaskan tentang kegiatan

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dimana kegiatan ini dilakukan oleh para

masyarakat yang mayoritasnya sebagai petani maupun pekerjaan sampingan

karena sebagian masyarakat tidak hanya bekerja sebagai petani tapi ada juga yang

bekerja dibidang lain.

Perkembangan pertanian saat ini mengalami peningkatan, dimana para

petani tidak hanya bertumpu pada suatu jenis tanaman saja seperti padi. Tanaman

padi dari tahun ke tahun selalu dilakukan oleh para petani karena merupakan

tanaman pokok. Selain itu petani juga menanam jenis tanaman lain salah satunya

tanaman kacang tanah. Kacang tanah tidak memerlukan tenaga kerja dalam

jumlah banyak serta tidak membutuhkan lahan yang luas walau hanya mempunyai

sepetak tanah sudah cukup untuk bertanam kacang tanah.

Perkembangan pembangunan ekonomi suatu daerah terutama di bidang

pertanian sangat membantu perekonomian masyarakat. Pertanian yang bagus

dapat meningkatkan pembangunan daerahnya sendiri. Hasil produksi yang baik

tidak terlepas dari tenaga kerja, faktor tanah, luas lahan dan modal yang

dipergunakan dalam hasil produksi.

Pembangunan pertanian menuju usaha tani yang tangguh dimaksudkan

sebagai upaya mewujudkan usaha tani dimasa depan yang lebih baik. Usahatani

sebagai organisasi alam, dan modal yang ditujukan kepada produksi usaha tani

dimana usaha tani yang semata-mata menuju kepada keuntungan terus-menerus

dan bersifat komersil. Usaha tani sebagai organisasi harus ada yang

diorganisasikan dan yang mengorganisasikan, ada yang memimpin dan ada yang

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

3

dipimpin, yang mengorganisasikan usaha tani adalah faktor-faktor produksi yang

dikuasai.

Produksi pada umumnya diistilahkan dengan output yang merupakan hasil

dari kegiatan proses produksi. Produksi adalah setiap kegiatan yang meningkatkan

faedah atau nilai guna barang baik secara langsung atau tidak langsung untuk

mengetahui kebutuhan manusia. Menurut Sugiarto (2007, h. 202) menyatakan

bahwa produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam kegiatan ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan

dari pemakaian jumlah output dengan menggunakan teknologi tertentu.

Untuk usaha tani kacang tanah produksi sangat tergantung dari peranan

luas lahan, tenaga kerja dan modal. Yang patut diperhitungkan adalah besar

kecilnya produksi dipengaruhi oleh kondisi tempat usaha tani dijalankan,

mengingat sifat dari pertanian tergantung pada kondisi setempat.

Pada sektor pertanian terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki dalam

kegiatan tersebut, antara lain mengenai jenis tanaman yang dikelola serta luas

lahan yang dipergunakan. Apabila luas lahan yang dipergunakan dalam hitungan

besar berarti jenis tanaman yang dipakai juga memiliki ruang tumbuh yang lebih

besar.

Salah satu sub sektor pertanian yang penting adalah sub sektor pertanian

tanaman pangan, yaitu tanaman kacang semusim yang mempunyai arti penting

bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan

budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

4

upaya peningkatan pendapatan petani, dan perbaikan gizi masyarakat, perluasan

kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas.

Berbagai macam ragam jenis tanaman yang dikelola oleh para petani

seperti padi, jagung, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang

tanah. Setiap jenis tanaman tidak akan berkembang apabila tidak adanya lahan,

modal, tenaga kerja dan teknologi, karena keempat faktor produksi tersebut akan

menghasilkan produksi yang baik pula.

Di Kabupaten Aceh Barat komoditi terbesar tanaman palawija adalah

kacang tanah dan ubi kayu. Produksi kedua komoditi ini di tahun 2013 masing-

masing sebesar 1662 ton dan 1075 ton. Produksi kacang tanah ini mengalami

peningkatan, sebaliknya ubi kayu mengalami penurunan, yang bearti kedua

komoditas ini tidak mengalami perubahan.

Pante Ceureumen merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat

Provinsi Aceh dengan luas wilayah 490, 25 hektar yang memiliki 4 kemukiman

25 desa. Masyarakatnya di Kecamatan Pante Ceureumen bekerja sebagai petani

kacang tanah. Lahan yang digunakan untuk menanam kacang tanah berada pada

area persawahan, dimana setelah masa panen berakhir para petani turun untuk

menanam kacang tanah.

Kacang tanah banyak dikembangkan didaerah-daerah sebagai tanaman

penyelang dari tanaman padi. Dari penanaman kacang tanah tersebut mampu

memberikan nilai tambah yang cukup baik bagi petani kecil, terutama petani yang

biasanya hanya menanam padi.

Di Kecamatan Pante Ceureumen Tanaman pangan merupakan salah satu

subsektor pertanian yang mencakup tanaman padi (padi sawa dan padi ladang)

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

5

dan Palawija (jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan

ubi jalar) yang rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani.

Kecamatan Pante Ceureumen juga dikenal dengan daerah penghasil

kacang tanah terbesar disepanjang tahun 2013 dengan jumlah produksi 498,10

ton, untuk melihat hasil produksi tanaman kacang tanah menurut kecamatan di

Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1

Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Kacang

Tanah menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat tahun 2013

Kecamatan Luas

Tanam

(Ha)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-Rata

Produksi

(Ton/Hektar)

Johan Pahlawan

Samatiga

Bubon

Arongan Lambalek

Woyla

Woyla Barat

Woyla Timur

Kaway XVI

Meureubo

Pante Ceureumen

Panton Reu

Sungai Mas

11

5

14

1

234

101

42

2

33

308

70

109

19

6

19

1

235

121

52

2

25

293

113

97

34,20

9,72

41,80

1,70

423,00

183,92

93,60

4,40

40,50

498,10

174,20

157,14

1,80

1,62

2,20

1,70

1,80

1,52

1,80

2,20

1,62

1,70

1,54

1,62

Jumlah 430 983 1662,10 1,69

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas bahwa produksi terbesar di Kabupaten Aceh

Barat adalah di Kecamatan Pante Ceureumen dengan luas tanam 308 ha, luas

panen sebesar 983 ha dan produksi sebesar 498,10 ton dengan rata-rata produksi

1,70 ton/ha.

Luas lahan yang digunakan oleh para petani kacang tanah di kecamatan

Pante Ceureumen seluas 293 hektere. Lahan yang dipakai berupa lahan kering

yang tidak mengendap air atau biasa para petani mengeringkan lahan sebelum

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

6

ditanami bibit kacang tanah. Petani kacang tanah biasanya mulai bertanam disaat

musim kemarau.

Perkembangan produksi kacang tanah yang ada di Kecamatan Pante

Ceureumen ini sangatlah besar, dimana keadaan cuaca dan kondisi tanah sangat

cocok untuk ditanami kacang tanah. Hampir setiap daerah yang ada di kecamatan

Pante Ceureumen menenam kacang tanah untuk membantu meningkatkan

kebutuhan hidup.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Analisis Kelayakan Usahatani Kacang Tanah di

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah kelayakan usahatani kacang tanah di

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat?”.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan latar belakangmasalah yang telah diuraikan, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisistingkat kelayakan usahatani kacang

tanah diKecamatanPante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis/ Peneliti

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

7

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis khususnya dibidang kelayakan usahatani. Selain itu

sebagai wujud nyata penerapan teori-teori yang diterima di bangku kuliah penulis

dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan.

b. Bagi Lingkungan Akademik

Hasil penelitian dapat dijadikan sambungan ilmu pengetahuan bagi

kalangan akademisi dan menambah manfaat bagi program studi atau mahasiswa,

juga sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian

yang berhubungan dengan kelayakan usaha kacang tanah untuk masa yang akan

datang, dan menambah bahan bacaan bagi para mahasiswa di Universitas Teuku

Umar.

1.4.2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan kontribusi mengenai data dan informasi yang dapat

membantu penelitian lebih lanjut dari peneliti lainnya terutama mengenai Analisis

Kelayakan Usahatani Kacang Tanah diKecamatan Pante Ceureumen Kabupaten

Aceh Barat.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika dalam penelitian ini, yaitu bagian pertama merupakan

pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

8

Bagian kedua, yaitu tinjuan pustaka tentang pengertian kelayakan,

usahatani, pengertian pertanian, kacang tanah,biaya produksi, konsep biaya,

pendapatan dan hipotesis.

Bagian ketiga tentang metodelogi penelitian yaitu, populasi dan sampel,

data dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data, definisi

operasional.

Babempat hasil pembahasan yaitu, deskriptif variabel, karakteristis

variabel dan analisis usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat, pengujian hipotesis.

Bab lima kesimpulan dan saran.

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kelayakan

2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan

Menurut Husnan & Muhammad (2000, h. 4) studi kelayakan proyek

adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya proyek investasi)

dilaksanakan dengan berhasil.Menurut Husein (2005. h. 8), studi kelayakan usaha

adalah penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak

atau tidak layak usaha dibangun, tetapi juga saat yang dioperasioanalkan secara

rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang

tidak ditentukan.

Menurut Noor (2009, h. 94) studi kelayakan adalah kegiatan yang sangat

strategis, dan menentukan kelanjutan ide atau suatu gagasan, menjadi suatu

proyek investasi.

Usahadikatakanlayak bilakegiatan usahatersebut dilaksanakan

berdasarkan kegiatanyang telahdiaturdalamkelayakan usaha. Fokus dari studi

kelayakan ialah untukmenganalisis variabel-variabelyang menjadi pertimbangan

penting bagipengembalian suatu

keputusandilaksanakanatautidaknyainvestasiusaha tersebut.Oleh karena itu, studi

kelayakan merupakansuatu langkah kritis dan penting dalam suatu investasi.

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

10

2.1.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Menurut Husien (2005, h. 25-29) menyatakan bahwa aspek-aspek

kelayakan terdiri dari :

a. Aspek Pasar (P1)

Pengkajian aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek

yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan

proyek tersebut.

b. Aspek internal perusahaan (P2)

Aspek pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual

barang dan jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Aspek ini terdiri dari :

1. Aspek teknis dan teknologi, aspek ini akan mengungkapkan kebutuhan apa

yang diperlukan dan bagaiman cara proses produksi akan dilaksanakan.

2. Aspek sumber daya manusia merupakan aspek penting yang perlu dianalisis.

Aspek SDM dibagi menjadi dua bagian, Pertama peran SDM dalam

pembangunan proyek bisnis. Kedua peran mereka dalam operasional rutin

bisnis setelah selesai dibangun.

3. Aspek manajemen, aspek ini dijalankan dengan dua macam. Pertama

manajemen saat pembangunan proyek bisnis. Kedua menajemen saat bisnis

dioperasionalkan secara rutin.

4. Aspek keuangan, dari sisi keuangan, proyek bisnis dikatakan sehat apabila

dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban

finansialnya.

c. Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya (P3).

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

11

Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya atau aspek eksternal

merupakan kondisi-kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak

dapat dikendalikan.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan

Menurut Kasmir & Jakfar (2006, h. 11) menyatakan bahwa tujuan dari

studi kelayakan apabila usaha atau proyek yang dijalankan tidak akan sia-sia atau

dengan kata lain tidak membuang uang, tenaga dan pikiran secara percuma serta

tidak akan menimbulkan masalah yang tidak diperlukan di masa yang akan

datang. Usaha yang dikatakan layak ialah dapat memberikan keuntungan finansial

dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Dengan kata lain

usaha yang dikatakan layak akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi

pemerintah tetapi juga bagi pihak investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat

luas.

2.1.4 alat untuk mengukur studi kelayakan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2006, h.134)alat untuk mengukur studi

kelayakan bisnis dapat dilihat sebagai berikut

a. Payback Period

Merupakan tehnik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian

investasi suatu proyek atau usaha. perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan

kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. nilai kas bersih merupakan

penjumlahan laba setalah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan

investasi 100% menggunakan modal sendiri. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒Nilai Inve stasi

Kas Bersih X 1 Tahun

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

12

Kreteria Peninilaian :

Apabila payback period lebih pendek dari waktunya maka investasi dapat

diterima.

b. Metode Net Present Value

NPV merupakan keuntungan bersih dari sautu usaha yang telah didiskon

dengan menggunkan biaya Kesempatan sosial yang diperoleh dari modal(Social

opportunity cost of capital )sebagai discon factor. metode ini dinyatakan dalam

bentuk sebagai berikut :

Rumus:

NPV= = 𝐵𝑡−𝐶𝑡

(1+𝑖)𝑡𝑛𝑡

Keterangan :

Bt = benefit pada tahun ke-t (Rp)

Ct = benefit pada tahun ke-t (Rp)

n = umur ekonomis usaha (tahun)

i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,3....n)

c. Benefit Cost Ratio (B/C ratio )

Perhitungan B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total

dan biaya total, yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap

rupiah yang dikeluarkan. Adapun B/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

B/C = 𝑇𝑅

𝑇𝐶

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

13

Keterangan :

TR = Total penerimaan

TC = Total Biaya

d. Metode Internal Rate Of Return ( IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan

nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas

dengan mengeluarkan investasi awal.

Rumus:

IRR= i1 + 𝑁𝑃𝑉1

𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 (𝑖2− 𝑖1)

Kriteria penilaian:

Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang

ditentukan maka investasi dapat diterima.

e. profitability index (PI)

profitability index (PI) atau benefit cost ratio (B/C Ratio) merupakan ratio

aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang

pengeluaran investasi selama umr ekonomis.

rumus :

𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑋 =PV Masuk

Kas Keluar

2.2Usaha Tani

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

14

Menurut Soekartawi (2006, h. 67), keberhasilan suatu usaha tani ditunjang

oleh ketersediaan bahan baku untuk pertanian secara kontinue dalam jumlah yang

tepat dan seimbang. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis

komoditi, luas lahan, tenaga kerja, iklim, modal dan faktor ekonomi produsen

yang diistilahkan dengan faktor produksi. Faktor produksi adalah benda-benda

yang disediakan oleh alam atau diciptakan manusia yang dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa. Faktor yang sangat menentukan besar kecilnya

produksi yang diperoleh faktor produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja dan

manajemen adalah faktor produksi terpenting. Hubungan antara faktor produksi

dan produksi disebut dengan fungsi produksi.

Menurut Mosher (2004, h. 97), usaha tani adalah bagian dari permukaan

bumi yang digunakan untuk pertanian dan dilaksanakan oleh petani tertentu

apakah ia seorang pemilik, penyekap atau manajer yang digaji. Usaha tani adalah

pengalokasian sumber daya alam yang diperlukan untuk produksi pertanian yang

tujuannya untuk meningkatkan produktifitas usaha tani sekaligus meningkatkan

taraf hidup usaha tani adalah sebuah organisasi alam kerja dan modal yang

ditujukan kepada proses produksi pertanian. Sedangkan ilmu yang mempelajari

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam

melakukan kegiatan pertanian disebut dengan ilmu usaha tani.

Dalam ilmu usaha tani ada empat faktor produksi yang memegang peranan

penting yaitu tanah atau lahan, tenaga kerja, modal dan keahlian kewirausahawan.

Pendapatan dari usaha tani yang diterima oleh petani merupakan balas jasa atau

imbalan dari penyusutan keempat faktor produksi tersebut. Untuk usaha tani

kacang tanah produksi sangat tergantung dari peranan luas lahan, tenaga kerja

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

15

dan modal. Yang patut diperhitungkan adalah besar kecilnya produksi dipengaruhi

oleh kondisi tempat usaha tani dijalankan, mengingat sifat dari pertanian yang

adaptasinya tergantung pada kondisi setempat.

Menurut Mosher (2004, h. 57), hasil produk pertanian perlu adanya

pemasaran serta harga yang cukup tinggi untuk membayar kembali biaya uang

tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan sewaktu petani berproduksi.

Pemasaran kacang tanah yang dilakukan tidak secara langsung ke

konsumen tetapi dilakukan melalui pedagang pengumpul. Setiap pedagang

pengumpul akan datang untuk membeli dan kemudian dipasarkan lagi. Dari hasil

penjualan inilah merupakan penerimaan bagi usaha tani kacang tanah. Pendapatan

yang diterima oleh usahatani kacang tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya

produksi yang dikeluarkan. Besarnya hasil produksi dikalikan dengan harga jual

disebut dengan pendapatan kotor, sedangkan pendapatan bersih adalah hasil dari

pendapatan kotor dikurangi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama

proses produksi. Besar kecilnya pendapatan tersebut tergantung pada kemampuan

petani dalam mengelola penerimaan hasil maupun pengeluaran. Pendapatan yang

dimaksud pada penelitian ini adalah pendapatan yang diterima dari usahatani

kacang tanah.

Menurut Rahardi (2007, h. 67), harga jual adalah ukuran nilai dari barang-

barang dan jasa. Tinggi rendahnya harga jual bermuara pada peningkatan

pendapatan yang diterima oleh petani. Apabila harga yang lebih rendah maka

akan menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual,

tetapi biasanya akan mengakibatkan kualitas penjualan meningkat dan pengaruh

sebaliknya akan terjadi apabila harga tersebut naik.

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

16

Keuntungan merupakan pendapatan bersih yang dapat dicapai dalam suatu

usaha pengukuran yang artinya diperoleh dengan menentukan jumlah produksi

yang dihasilkan dengan harga yang berlaku pada saat dikurangi dengan seluruh

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tanaman kacang tanah, baik biaya

tetap maupaun biaya tidak tetap. Petani akan mengusahakan biaya usahatani ini

dengan semaksimal mungkin agar tercapainya keuntungan yang maksimum

(profit maksimum).

2.3Pengertian Pertanian

Sektor pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian negara

sebagai berkembang pada umumnya, termasuk Indonesia. Selain sebagian negara

sedang berkembang Indonesia juga merupakan negara agraris yang banyak

memiliki banyak jumlah petani atau orang yang bekerja di sektor pertanian.

Menurut Hanafie (2010, h. 3) memberikan pengertian tentang ilmu

ekonomi pertanian. Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian dari ilmu ekonomi

umum yang mempelajari fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan

dengan pertanian, baik secara makro maupun mikro. Dengan kata lain, ilmu

ekonomi pertanian adalah ilmu yang mempelajari prilaku dan upaya manusia, baik

yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan produksi,

pemasaran dan konsumsi hasil-hasil pertanian. Pertanian adalah proses produksi

yang didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan. Pertanian merupakan

industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya tanah, air dan

mineral, serta modal dalam berbagai bentuk, pengelolaan dari tenaga kerja untuk

memproduksi dan memasarkan berbagai barang yang diperlukan manusia.

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

17

Menurut Su’ud (2007, h. 4) pertania adalah suatu ketentuan sosial yang

merupakan rangka dimana produksi bumi berlaku sebagai petunjuk arah

pengembangan dan struktur (susunan) dari masyarakat yang bersangkutan, tetapi

dalam hal ini manusialah yang senantiasa tetap mengendalikan petunjuk arah itu.

Menurut Firdaus (2008, h. 4) memberikan pengertian tentang pertanian

dalam arti luas dan sempit. Pertanian dalam arti sempit mencakup pada pertanian

rakyat, usaha keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti padi,

palawija (jagung, kacang tanah dan umbi-umbian) dan tanaman holtikultural

(sayur-sayuran dan buah-buahan). Selanjutnya pengertian pertanian dalam arti

luas mencakup perusahaan pertanian. Perusahaan pertanian rakyat adalah

perusahaan yang memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam

dibawah sistem manajemen yang terpusat (centralized) dengan menggunakan

berbagai metode ilmiah dan tehnik pengelolahan yang efesien untuk memperoleh

laba yang sebesar-besarnya. Adapun tingkat pendapatan petani merupakan tanda

tercapainya kesejahteraan hidup para petani dapat ditingkatkan dengan

meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani.

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber hayati yang dilakukan

manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku, bahan industri atau

sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan

pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasanya

dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.

(http//.www.pengertian-pertanian.wikipedia.com) diakses Oktober 2014.

2.4Pengertian Kacang Tanah

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

18

Menurut Marzuki (2007, h. 11) kacang tanah merupakan komoditas

kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai.

Kacang tanah merupakan salah satu bahan pangan dan industri. Kacang tanah

dapat dikonsumsi sebagai sayuran dan makanan yang digoreng atau direbus.

Kacang tanah atau dikenal dengan Arachis Hypogeae L dan dikenal

dengan istilah Peanutdi Inggris, merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam

daftar polong-polongan atau Faceceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam

secara luas oleh suku Indian. Namun pada perkembangannya kini kacang tanah

telah dibudayakan hampir diseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, tetapi

secara stastistik jumlah pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil.

(http.//www.tanaman-kacang-tanah.com.wikipedia.) diakses Oktober 2014

Didasarkan pada sistem budidaya (khususnya di Indonesia) maka

klasifikasi kacang tanah adalah sebagai berikut :

1. Kacang tanah tipe tegak

Jenis kacang tanah yang satu ini tumbuh secara lurus dan cenderung

sedikit miring keatas, buah kacang ini terletak pada ruas-ruasnya yang dekat pada

rumput pada umumnya pendek atau genjah.

2. Kacang tanah tipe menjalar

Jenis kacang ini tumbuh menjalar kearah samping, batang utamanya

memiliki ukuran yang cenderung panjang sementara buahnya terletak pada ruas-

ruas yang berdekatan dengan tanah. Pada umumnya tanaman kacang tanah ini

memiliki umur yang panjang.

2.5Produksi

2.5.1 Pengertian Produksi

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

19

Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai penghasil kekeyaan

melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan atau

bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan dan

menambah nilai guna suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya

yang ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh

karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia

hanyalah membuat barang-barang yang berguna yang disebut hasil.

Produksi bisa dilihat dari dua aspek yaitu kajian positif terhadap hukum-

hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi dan

kajian normatif yang membahas dorongan-dorongan dan tujuan produksi.

Pembahasan mengenai nilai, norma dan etika dalam produksi termasuk dalam

aspek normatif yang banyak dikaji oleh para ahli sosial (Khoirumansyah, 2012, h.

15).

Menurut Purba etal (2014, h. 109) menjelaskan bahwa produksi adalah

hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa

masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah

mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output, berdasarkan

keterangan diatas, dapat dimengerti bahwa setiap variabel input dan output

mempunyai nilai yang positif.

Menurut Soeharno (2007, h. 113) menjelaskan bahwa produksi adalah

suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan

faktort-faktor produksi yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi dan skill.

Produksi diartikan sebagai kegiatan didalam pabrik atau barang kaji juga

kegiatan di lapangan pertanian, dengan muda kita katakan bahwa produksi adalah

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

20

setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang produksi

tentu saja tidak akan dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan

untuk proses produksi itu sendiri (Rosyidi, 2007, h. 54).

Menurut Amirullah (2005, h. 13) produksi dapat didefinisikan sebagai

kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam pengertian sehari-hari

aktivitas produksi ini sering dianggap sinonim dengan pembuatan barang-barang,

hal ini berarti bahwa sebuah bisnis dijalankan untuk membuat barang dan jasa

yang dibutuhkan oleh manusia atau konsumen.

Menurut Soekartawi (2010, h. 45) biaya produksi merupakan modal yang

harus dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil usaha

kacang tanah. Biaya dibebankan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap

adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu produksi seperti

sewa tanah, serta penyusutan alat-alat pertanian beserta perawatannya.

2.5.2 Konsep Biaya

Menurut Machfoedz (2005, h. 87) biaya merupakan faktor yang menjadi

dasar penetapan harga yang diterapkan pada produk. Perusahaan menginginkan

agar harga yang ditetapkan dapat mencakup semua biaya untuk memproduksi,

mendistribusi dan menjual produk serta tingkat laba yang sesuai dengan apa yang

dilakukan dan resiko yang dihadapi

Menurut Kusnadi (2007, h. 46)biaya adalah semua pengeluaran untuk

mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Berdasarkan pendapat tersebut,

dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang

dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pada masa yang akan datang.

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

21

Menurut Sukirno (2001, h. 6) biaya adalah bentuk pengorbanan

perusahaan agar dapat menghasilkan pendapatan. Tetapi perusahaan harus

berhati-hati dalam menentukan jumlah biaya yang dikeluarkan, apabila penentuan

biaya terlalu tinggi sehingga tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima

perusahaan maka perusahaan akan rugi, oleh karena itu perusahaan harus

memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Penekana biaya dalam suatu

perusahaan disebut dengan efesiensi.

2.5.3 Biaya Produksi

Menurut Halim (2007. h. 5) biaya produksi adalah biaya yang

berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan

dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual. Sebelum laku

dijual biaya produksi diperlakukan sebagai persediaan (insvestores). Biaya ini

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pablik.

Meunurut Soeharno (2007. h. 97-103) biaya produksi adalah semua

pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang

atau jasa. Terkait dengan pengertian diatas ada beberapa konsep yang perlu

diketahui, antara lain sebagai berikut.

a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output

yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya biaya untuk membeli bahan

baku, biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi. Adapun biaya tidak

langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk tiap

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

22

produk yang dihasilkan karena adanya biaya penggunaan fasilitas bersama. Biaya

tidak langsung bisa disebut dengan biaya overhead cost.

b. Biaya ekplisit dan biaya implisit

Biaya ekplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,

misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk

membayar tenaga secara langsung yang berkaitan dengan produksi dan

sebagainya. Sedang kan biaya implisit adalah nilai dari output yang dimiliki

perusahaan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai

pengeluaran yang nyata dikeluarkan perusahaan.

c. Biaya kesempatan dan biaya historis

Biaya kesempatan (opportunity cots)adalah nilai dari sumber-sumber

ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi

termasuk faktor produksi, misalnya bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan

secara alternatif. Sedangkan biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan

perusahaan pada waktu membeli faktor produksi (input). Kalau input itu disimpan

baru kemudian hari digunakan dalam proses produksi maka biaya historis adalah

sama dengan pada waktu faktor produksi itu dibeli.

d. Biaya incremental

Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya

keputusan yang telah kuat. Biaya incremental diukur dengan melihat adanya

peerubahan biaya total. Dengan demikian, biaya incremental bisa berupa biaya

tetap atau biaya variabel atau biaya kedua-duannya.

e. Biaya relavan

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

23

Biaya relavan adalah biaya yang dibebankan biasa suatu keputusan telah

dilakukan. Dengan demikian, biaya relavan adalah incremental cost.

f. Biaya variabel dan biaya tetap

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang

dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk semakin

banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan tak

heran jika biayanya semakin besar.

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya

produks yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini

tidak tergantung pada mesin, apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh,

setengan kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan

sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.

2.5.4 Biaya Jangka Pendek

Biaya jangka pendek adalah analisis biaya dengan membedakan biaya tetap

(Fixed Cost = FC) dan biaya variabel (Variabel Cost =VC). Dalam analisis jangka

panjang pembedaan tersebut tidak ada. Semua biaya merupakan biaya varibel.

Gedung, mesin dapat berubah jumlahnya sehingga biaya yang timbul merupakan

biaya variabel. Dalam analisis jangka pendek Konsep-konsep biaya yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a. biaya tetap, yaitu biaya yang tidak tergantung pada banyaknya produk yang

dihasilkan.

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

24

b. Biaya variabel, yaitu biaya yang tergantung pada banyak sedikitnya produk

yang dihasilkan.

c. Biaya total (Total Cost – TC) yaitu biaya tetap ditambah biaya variabel :

TC= FC + VC.

d. Biaya rata-rata (Average Cost – AC), yaitu biaya total dibagi dengan

produk yang dihasilkan AC= TC/Q

e. Biaya marjinal (Marjinal Cost– MC ), yaitu tambahan terhadap biaya total

sebagai akibat tambahan satu unit produk yang dihasilkan.

2.5.5 Biaya Jangka Panjang

Pada analisis jangka panjang, semua biaya dianggap biaya variabel (VC)

yang diperoleh dari jalur ekspansi perusahaan apabila perusahaan memperluas

skala produksinya.

2.6.Pengertian Pendapatan

Menurut Noor (2007, h. 189) menyatakan bahwa pendapatan (revenue, R)

perusahaan berasal dari penjualan. Sementara penjualan ditentukan oleh jumlah

unit yang terjual (Quantity, Q) dan harga jual (Price, P) atau lebih sederhana lagi

dikatakan, pendapatan = fungsi (quantity, price). Sedangkan pendapatan petani

adalah yang diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan

dapat mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani.

Pendapatan yang besar mencerminkan tersediaannya dana yang cukup besar

dalam usaha tani.

Menurut Soekartawi, (2005, h. 77), kegiatan produksi dalam setiap usaha

tani merupakan suatu bagian usaha dimana biaya dan penerimaan sangat penting

sekali. Hal yang penting dalam usaha tani adalah bahwa usaha tani senantiasa

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

25

berubah baik dalam ukurannya maupun susunannya. Hal ini karena petani mencari

metode usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang

sangat tinggi. Pendapatan usaha tani adalah perkalian atara produksi dengan harga

jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu

usaha tani dan pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan

pengeluaran usaha tani. Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang

diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan

tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar

mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani.

Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan

pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan

besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan

tersedianya dana yang cukup dalam usaha tani. Dengan demikian proses produksi

yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah barang, atau

produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan dijual dan

hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Jadi, secara

pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh produsen atas

penjualan produk yang dihasilkan.

Menurut Soekartawi (2009, h. 54)pendapatan usahatani kacang tanah

sangat erat hubungannya dengan harga. Semakin tinggi harga jual, semakin besar

nilai produksi diterima petani yang berarti semakin meningkatkan pendapatan

usahatani tersebut. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil

bruto produksinya, yaitu luas lahan dikalikan dengan hasil per satuan luas,dan ini

semua dinilai dengan mata uang. tetapi tidak semua hasil ini diterima oleh petani.

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

26

Hasil itu harus dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan, maka petani

memperoleh hasil netto yang disebut pendapatan usahatani. Apabila pendapatan

usahatani itu besar maka mencerminkan rasio yang baik dari hasil dan biaya.

Banyak hal yang ikut berperan dan berpengaruh terhadap pendapatan

petani dalam kegiatan usahatani kacang tanah diantaranya luas lahan, modal,

tenaga kerja, harga jual dan biaya produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

pendapatan usahatani kacang tanah adalah luas lahan yang digunakan pada suatu

usaha akan mempengaruhi skala usaha tersebut. Besarnya keuntungan juga sangat

dipengaruhi oleh modal selama proses produksi berlangsung. Semakin besar

selisih antara nilai produksi dengan biaya, maka akan memberikan keuntungan

semakin besar pula.

Menurut Sukirno (2005, h. 95), keuntungan yang maksimum dicapai

apabila perbedaan antara total hasil penjualan (nilai produksi) dan total ongkos

produksi (biaya produksi) mencapai tingkat yang paling besar. Penggunaan sarana

produksi secara optimal dan efisien sangat efektif dilakukan untuk

memaksimumkan keuntungan. Dengan cara ini biaya produksi yang dikeluarkan

dapat meminimumkan dalam batas modal tetap dan modal tidak tetap.Tenaga

kerja adalah salah satu faktor yang penting bagi usahatani atau suatu organisasi,

karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan dipengaruhi oleh tenaga kerja yang

dipergunakan secara efisien.

2.7.Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis kelayakan petani kacang tanah sebelumnya

dilakukan oleh beberapa peneliti, dalam penelitian Surya dan Muklis (2012),

dengan judul Analisis Kelayakan dan Keuntungan Usaha Tani Kacang Tanah di

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

27

Desa Pasar Anom Kecamatan Grabaq Kabupaten Purworejo. Penelitian ini

menggunakan populasi dan sampel. Populasi penelitian ini adalah semua petani

kacang tanah yang berjumlah 26 orang, pengambilan sampel menggunakan

metode sensus, pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara

dan pencatatan. Instrumen pengumpulan datanya menggunakan quesioner.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan rata-rata penerimaan usaha tani

kacang tanah per priode produksi dengan lahan seluas 0,100 Ha sebesar

Rp.956.286,02. Pendapatan sebesar Rp.615.372,77. Keuntungan sebesar

Rp.216.078,85. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tani kacang tanah layak

diusahakan dari R/C (1,292).

Produktifitas modal > bunga bank (29,2%),

Produktifitas tenaga kerja >tingkat upah (RP 14.901,71 > Rp 5.000,00)

Produksi > BEP produksi (109,19 kg > 68,58 kg)

Harga jual > BEP harga Rp 8.758,00 > Rp 677,46.

Penelitian analisis kelayakan usahatani kacang tanah juga pernah

dilakukan oleh Sri Suratiningsih dengan judul Analisis Perbandingan Kelayakan

Usahatani Kacang Tanah Pengguna Pupuk Organik dan Anorganik di Desa

Tanjung Sari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan di

bulan Nopember 2011. Pengambilan sampel dengan menggunakan stratified

random sampling berdasarkan luas lahan yang digarapi petani, pengujian sesuai

dengan tujuan penelitian dengan menggunakan BEP, RCR dan ROI.

Analisis kelayakan usahatani kacang tanah pengguna pupuk organik

dengan nilai sebagai berikut :

BEP = 2.013,65 kg

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

28

Riil = 2.782,73 kg/ha

BEP = Rp 1.817,45 /kg

Riil = Rp 2.520,00 /kg

RCR = 1,40 (>1)

ROI = 39,66%

Analisis kelayakan usahatani kacang tanah pengguna pupuk anorganik

dengan nilai sebagai berikut :

BEP = 1.776,14 kg

Riil = 2.263,82 kg/ha

BEP = Rp 1.975,75 /kg

Riil = Rp 2.520,00 /kg

RCR = 1,28 (>1)

ROI = 27,51%

Kesimpulan : usaha tani kacang tanah pengguna pupuk organik lebih layak untuk

diusahakan dari pada pengguna pupuk anorganik.

Kata kunci : kacang tanah, pupuk organik, pupuk anorganik

(http//www.analisis-kelayakan-usahatani-kacang-tanah.wikipedia.com.Diakses

Oktober 2014).

2.8.Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka

dapat diturunkan hipotesis “ diduga usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk dikembangkan.

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

29

III. METODE PENELITIAN

3.1.Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah Kecamatan Pante

Ceureumen yang terdiri 24 Petani Kacang Tanah dari 25 desa.

Table 1

Jumlah Petani Kacang Tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013

No Nama Desa Populasi (Orang) Sampel (Orang)

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

30

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Tegal Sari

Krung Beukah

Babahkrung Teplep

Gunung Tarok

Suak Awe

Lhok Sari

Sawang Rambot

Lhok Guci

Berdikari

Keude Suak Awe

Meunuang Kinco

Alue Keumang

Babah Iseng

Aleu Keumang

Semara

Babah Lung

Seumantok

Manjeng

Pante Ceureumen

Pulo Teungoh

Keutambang

Lawet

Canggai

Jambak

Sikundo

0

0

0

16

20

15

18

12

8

10

25

14

17

9

8

9

10

6

5

7

5

7

8

10

5

-

-

-

1

2

1

2

1

1

1

2

1

2

2

1

1

2

1

-

-

1

1

1

-

-

Jumlah 239 24 Sumber : BPP (Badan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Pante Ceureumen)2013

Menurut Arikunto (2006, h. 130) mengemukakan bahwa apabila subjek

penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya, sehingga

penelitian ini merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih

dari 100 orang maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Cara

pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling (penentuan

sampel secara sengaja). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 10%

dari 239 petani yaitu sebanyak 24 orang petani kacang tanah.

3.2Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian.

1. Data Primer

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

31

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber data pertama, data

primer diperoleh melalui pengamatan lapangan, wawancara dan kuisioner

kepada para petani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten

Aceh Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh baik dalam bentuk

angka maupun uraian. Data sekunder dalam penelitian ini juga diperoleh

dariBPP (Badan Penyuluhan Pertanian), Dinas Pertanian dan peternakan Aceh

Barat, buku-buku referensi dari perpustakaan Universitas Teuku Umar,

internet dan buku referensi lainnya.

3.3. Teknik PengambilanData

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka (Library Research)

Untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis data-

data sekunder dengan mempelajari buku-buku, dokumen dan referensi lain

yang bersifat teoritis dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan Tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan

narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang

sesuatu.

3. Observasi (Observation)

Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti

mengamati langsung objek penelitian.

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

32

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk

menggambarkan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002, h. 212). Analisis ini

digunakan sebagai alat untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai gambaran

umum dan kondisi kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3.4.2. Analisis Finansial

Menurut Kasmir dan Jakfar (2006,h.134) untuk menentukan layak atau

tidak usaha dijalankan dapat mengunakan metode analisis finansial yaitu:

f. Metode Net Present Value

NPV merupakan keuntungan bersih dari suatu usaha yang telah didiskon

dengan menggunakan biaya Kesempatan sosial yang diperoleh dari modal(Social

opportunity cost of capital )sebagai diskon faktor. metode ini dinyatakan dalam

bentuk sebagai berikut :

Rumus:

NPV= = 𝐵𝑡−𝐶𝑡

(1+𝑖)𝑡𝑛𝑡

Keterangan :

Bt = benefit pada tahun ke-t (Rp)

Ct = benefit pada tahun ke-t (Rp)

n = umur ekonomis usaha (tahun)

Page 33: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

33

i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,3....n)

g. Benefit Cost Ratio (B/C ratio )

Perhitungan B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total

dan biaya total, yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap

rupiah yang dikeluarkan. Adapun B/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

B/C =𝑇𝑅

𝑇𝐶

Keterangan :

TR = Total penerimaan

TC = Total Biaya

h. Metode Internal Rate Of Return ( IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan

nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas

dengan mengeluarkan investasi awal.

Rumus:

IRR= i1 + 𝑁𝑃𝑉1

𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 (𝑖2− 𝑖1)

Kriteria penilaian:

Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang

ditentukan maka investasi dapat diterima.

Page 34: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

34

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yangberbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009. h. 38) variabel

penelitian merupakan gejala yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi

perhatian dalam suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Usaha tani

Yang dimaksud usaha tani disini adalah petani yang menanam kacang

tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

2. Faktor produksi

Faktor produksi disini yang terdiri dari, modal, tenaga kerja, skill dan

teknologi.

3. Modal

Modal adalah dana yang dikeluarkan untuk membiayai operasional

perusahaan dalam proses produksi atau bisa juga disebut modal kerja (working

capital), yang terdiri dari modal sendiri, pinjaman dan lain-lain.

4. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan

aktivitas-aktivitas dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor produksi

menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Variabel

tersebut meliputi tenaga kerja petani kacang tanah yang berasal dari tenaga kerja

Page 35: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

35

luar keluarga dan tenaga kerja luar keluarga di Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat.

5. Produksi

Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan

pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha meningkatkan suatu benda

menjadi lebih berguna bagi kebutuhan manuasia. Indikatornya adalah jumlah

produksi dan lama proses produksi.

6. Kelayakan finansial usaha tani kacang tanah

Kelayakan finansial disini adalah indikator yang digunakan yang

menunjukkan bahwa usaha tani kacang tanah di kecamatan pante ceureumen

kabupaten aceh barat, pelaksanaannya sudah layak atau belum, jika dilihat dari

sisi manfaat (benefit) dan biaya (cost) dengan menggunakan kreteria Net Present

Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio(BCR).

3.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apabila NPV ≥ 0, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk diusahakan.

Apabila NPV ≤ 0, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak untuk diusahakan.

2. Apabila IRR ≥ dari bunga yang telah ditetapkan maka usahatani kacang

tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk

diusahakan.

Page 36: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

36

Apabila IRR ≤ dari Bunga yang telat ditetapkan maka usahatani kacang

tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak

untuk diusahakan.

3. Apabila BCR≥ 1 maka usahatani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk diusahakan.

Apabila BCR≤ 1, maka usahatani kacang tanah di Kecamatan

PanteCeureumen Kabupaten Aceh Barat tidak layak untuk diusahakan.

IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Variabel Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Page 37: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

37

Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu Kecamatan yang ada

di Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 487,55 km2. Pusat kota Kecamatan

berjarak kurang lebih 43 km dari ibukota Kabupaten. Kecamatan Pante

Ceureumen terletak antara 0418’30’’-0438’40’’ Lintang Utara dan 96 10’30’’-

9628’30 Bujur Timur dengan luas 490,25 km. Kecamatan Pante Ceuruemen

memiliki batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sungai

Mas, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI, sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Panton Reu dan sebelah timur berbatasan dengan

Kabupaten Nagan Raya. Daerah yang menjadi tempat penelitian ini terdiri dari 18

Gampong yang terletak di Kecamatan Pante Ceureumen yaitu Gampong Gunung

Tarok, Suak Awe, Lhok Sari, Sawang Rambot, Lhok Guci, Berdikari, Keude Suak

Awe, Meunuang Kinco, Alue Keumang, Seumara, Babah Lung, Semantok,

Manjeng, Pante Ceureumen, Pulo Tengoh, Keutambang, Lawet dan Canggai.

Masyarakat di Kecamatan Pante Ceureumen mayoritas masyarakatnya

bekerja sebagai petani padi, sedangkan kacang tanah dilakukan setelah masa

panen padi berakhir sehingga lahan padi dipergunakan untuk menanam kacang

tanah. Berikut nama para petani dengan luas lahannya.

Tabel 1

Nama Petani Responden dan Luas Lahan Kacang Tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

Page 38: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

38

No Nama Petani Luas Lahan

( Ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Putroe Janjuma

Ubit

Annas

Hajibah

Nur Ajizah

Cut Mala Dewi

Kafrawi

Banta Ali

Abu Bakar

Manik Syarifah

Tiajul

Tata Syukur

Siti Hajar

Nur Habibah

Fatimah Wati

Tgk. Fahmi

Cut Cam

Nuraini

Syahbandi

Radui

Raimah

Tgk. Jamalon

Nur Aji

Aman Gadong

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

2

2

2

2

2

2

Jumlah 34 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa 10 orang responden dari

24 petani responden memiliki luas lahan 1 Ha, 8 orang responden dari 24 petani

responden memiliki luas lahan 1,5 Ha dan 6 orang petani responden memiliki luas

lahan 2 Ha.

4.1.2 Keadaan Pertanian di Daerah Penelitian

Page 39: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

39

Petani di daerah penelitian melakukan kegiatan usaha tani kacang tanah

pada lahan sendiri, namun sebagian dari mereka juga menanam padi sawah, padi

ladang, sawit, cacao, karet, jagung, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, kacang

panjang, cabe, cabe rawit, terong, ketimun mangga, pisang, papaya dan lainnya

(Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Barat, tahun 2013).

4.2 Karakteristik Responden

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti,

maka perlu dikemukakan karakteristik responden yang meliputi umur responden,

pendidikan respoonden, luas lahan yang diusahakan, luas panen, jumlah produksi,

jumlah tenaga kerja, pendapatan responden, penerimaan dan keuntungan

responden. Dalam penelitian ini respondennya adalah para petani yang memiliki

lahan sendiri dan bekerja sebagai petani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

4.2.1 Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 24 orang petani dari 239 petani

kacang tanah bahwa umur masing-masing responden berkisar 30-55 tahun, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2

Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Umur

Page 40: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

40

Umur Responden

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

30-35

36-40

41-45

46-50

51-55

3

5

8

7

1

12,5

20,83

33,33

29,2

4,2

Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 2 diatas menunjukkan umur responden tertinggi berkisar 41-45

tahun sebanyak 8 orang responden dengan persentase 33,33 persen dan kelompok

umur terkecil adalah 51-55 tahun sebanyak 1 orang responden dengan persentase

4,2 persen. Ini menunjukkan bahwa 24 responden berada pada usia produktif,

dimana pada usia ini seseorang mempunyai kemampuan untuk bertindak dalam

bekerja, pada usia produktif ini kondisi fisik yang prima dan mempunyai tenaga

kuat bila dibandingkan dibawah atau diatas produktif. Selain itu, seseorang

mempunyai kemampuan yang baik dalam berfikir dan bertindak untuk mengambil

rencana dan keputusan sehingga memungkinkan seseorang untuk bekerja secara

optimal guna memperoleh hasil kerja yang maksimal.

4.2.2 Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 24 orang

responden, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan

Page 41: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

41

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

Tidak Tamat SD

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

-

14

9

1

-

58,33

37,5

4,16

Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 3 menggambarkan bahwa tingkat pendidikan petani kacang tanah

yaitu tamatan SD yang paling tinggi sebanyak 14 orang petani responden dengan

persentase sebesar 58,33 persen dan tamatan yang berada dipertengahan adalah

adalah tamatan SMP sebanyak 9 dengan persentase 37,5 persen. Adapun tamatan

yang terendah adalah tamatan SMA sebanyak 1 orang dengan persentase 4,16

persen. Hal ini menunjukkan bahwa para petani kacang tanah tidak memiliki

pendidikan yang cukup sehingga tidak mengimbangi kemajuan teknologi untuk

kesuksesan para petani.

4.2.3 Luas Lahan Responden

Petani kacang tanah yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah petani

yang mengelolah lahan sendiri, berdasarkan hasil penelitian kacang tanah rata-rata

1 Ha sampai 2 Ha, seperti yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Jumlah dan Persentase Responden menurutLuas Lahan

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

1,5

2

10

8

6

41,66

33,33

25

Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Page 42: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

42

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden dengan luas lahan 1 Ha

sebanyak 10 orang responden dengan persentase 41,66 persen dan luas lahan 1,5

Ha sebanyak 8 orang responden dengan persentase 33,33 persen dan luas lahan 2

Ha sebanyak 6 orang responden dengan persentase 25 persen. Ini menunjukkan

bahwa para petani responden memiliki lahan sendiri untuk bercocok tanam.

4.2.4 Jumlah Luas Panen Responden

Berdasarkan hasil penelitian jumlah luas panen kacang tanah dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 5

Jumlah dan Persentase Responden menurut Luas Panen

Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Produksi

(Kg)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

1,5

2

1,400

2,100

2.800

10

8

6

41,66

33,33

25

Jumlah 6.300 25 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 5 menunjukkan bahwa dengan jumlah produksi 1.400 kg dengan

luas lahan 1 Ha sebanyak 10 orang responden dengan persentase 41,66 persen,

adapun jumlah 2.100 kg sebanyak 8 orang responden dengan luas lahan 1,5 Ha.

Dan 2.800 kg sebanyak 6 orang responden dengan persentase 25 persen. Ini

artinya luas panen akan meningkat jika luas lahan ditambah, dengan adanya

penambahan luas panen ini akan menambah hasil produksi yang lebih.

4.2.5 Jumlah Tenaga Kerja Responden

Berdasarkan hail penelitian bahwa jumlah tenaga kerja petani kacang

tanah berasal dari luar dan dari dalam keluarga, agar dapat lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 43: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

43

Tabel 6

Jumlah dan Persentase Responden menurut Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Produksi

(Ton)

Jumlah

Responden

(Orang)

Persentase

(%)

Tenaga Kerja

dalam Keluarga

148 24 38,44

Tenaga Keja Luar

Keluarga

237 24 61,55

Jumlah 385 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 6 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang berasal dari dalam

keluarga dari 24 petani responden sebanyak 148 orang responden dengan

persentase 38,44 persen, dan jumlah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga

sebanyak 237 orang dengan persentase 61,55 persen. Ini menunjukkan bahwa 24

petani responden memiliki tenaga kerja yang berasal dari dalam dan luar keluaga

guna untuk memudahkan responden dalam proses produksi.

4.2.6 Jumlah Modal Responden

Perhitungan modal dalam penelitian ini menggunakan pendekatan biaya,

besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani kacang tanah dalam jangka waktu

satu kali panen itu terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap terdiri

dari alat-alat pertanian sedangkan biaya variabel terdiri dari bibit, pupuk dan

pemeliharaan.

Berdasarkan hasil penelitian perhitungan besarnya modal petani kacang

tanah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Jumlah dan Persentase Modal Responden Menurut Luas Lahan

Page 44: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

44

Jumlah Modal

(Rp)

Jumlah

Responden

(Orang)

Persentase

(%)

Luas Lahan

(ha)

4.500.000-5.000.000

5.500.000-6.000.000

8.000.000-9.000.000

9.500.000-10.000.000

10.500.000-11.000.000

12.500.000-13.000.000

13.500.000-14.000.000

7

3

2

5

1

1

5

29,16

12,5

8,32

20,83

4,18

4,18

20,83

}1

}1,5

}2

Jumlah 24 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 7 menunjukkan bahwa besarnya modal yang dikeluarkan petani

kacang tanah itu berbeda-beda. Adapun responden yang mengeluarkan modal

sebesar Rp 4.500.000-5.000.000,- sebanyak 7 orang responden dengan persentase

29, 16 persendan Rp 5.500.000-6.000.000 sebanyak 3 orang responden dengan

persentase 12,5 persendengan luas lahan 1 Ha, adapun responden yang

mengeluarkan modal sebesar Rp 8.000.000-9.000.000.- sebanyak 2 orang

responden dengan persentase 8,33 persen , dan modal sebesar Rp 9.500.000-

10.000.000,- sebanyak 5 orang responden dengan persentase 20,82 persen, dan

modal sebesar Rp 10.500.000-11.000.000 sebanyak 1 orang responden dengan

persentase 4,18 persen, dengan luas lahan 1,5 Ha dan adapun responden yang

mengeluarkan modal sebesar Rp 12.500.000-13.000.000,- sebanyak 1 orang

responden dengan persentase 4,18persen, dan modal sebesar 13.500.000-

14.000.000 dengan persentase 20,82 persendengan luas lahan 2 Ha dengan

persentase 25 persen. Ini menunjukkan bahwa modal para petani itu berbeda-beda

menurut luas lahan yang ingin diusahakan. Semakin luas lahan yang

diusahakannya maka semakin besar pula modal yang dikeluarkan.

Page 45: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

45

4.2.7 Jumlah Pendapatan Responden

Adapun perhitungan pendapatan dalam penelitian ini berdasarkan

pendapatan yang diterima oleh para petani kacang tanah atas hak penjual.

Pendapatan ini diperoleh sebelum dikurang dengan modal yang dikeluarkan oleh

para petani kacang tanah, agar dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 8

Jumlah dan Persentase Pendapatan Menurut Luas Lahan

Jumlah Pendapatan

(Rp)

Jumlah

Responden

(Orang)

Persentase

(%)

Luas Lahan

(Ha)

15.500.000-16.000.000

16.500.000-17.000.000

24.500.000-25.000.000

25.500.000-26.000.000

30.000.000-31.000.000

31.500.000-32.000.000

6

4

6

2

3

3

25

16,67

25

8,33

12,5

12,5

}1

}1,5

}2

Jumlah 24 100 Sumber : Data Primer, diolah Maret 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan petani responden menurut

luas lahan. Adapun responden yang mendapat pendapatan sebesar Rp 15.500.000-

16.00.000,- dengan sebanyak 6 orang respnden dengan persentase 25 persen, dan

pendapatan sebesar Rp 16.500.000-17.000.000,- sebanyak 4 orang responden luas

dengan persentase 16,67 persendengan luas lahan 1 Ha, adapun responden yang

mendapat pendapatan sebesar Rp 24.500.000-25.000.000,- sebanyak 6 orang

responden dengan persentase 25 persen dan pendapatan sebesar Rp 25.500.000-

26.000.000 sebanyak 2 orang dengan persentase 8,33 persen dengan luas lahan 1,5

Ha dan responden yang mendapat pendapatan Rp 30.500.000-31.000.000,-

sebanyak 3 orang dengan persentase 12,5 persen dan pendapatan sebesar Rp

Page 46: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

46

31.500.000-32.000.000 sebanyak 3 orang responden dengan persentase 12,5

persen dengan luas lahan 2 Ha. Ini menunjukkan bahwa besarnya pendapatan itu

menurut luas lahannya, jika lahan yang diusahakan itu luas maka pendapatan akan

bertambah.

4.3.Analisis Kelayakan Usaha Tani Kacang Tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

Parameter-parameter yang digunakan untuk menilai kelayakan dalam

penelitian ini adalah Net Persen Value, Benefit Cost Ratio, Internal Rate of

Raturn. Parameter-parameter tersebut menganalisistingkat penerimaan dan

pengeluaran pada usaha tani kacang tanah. Penggunaan biaya produksi tersebut

dikarenakan modal yang digunakan untuk usaha tani kacang tanah di Kecamatan

Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah sebagian petani memiliki modal

sendiri dan sebagian dari petani modalnya berasal dari pinjaman dengan bunga 10

(persen).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat kelayakan usaha tani

kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tergolong

tinggi. Hal ini dicerminkan oleh semua indikator yang dihasilkan dari semua

kreteria kelayakan yang digunakan. Dengan demikian, investasi yang bersumber

dari tabungan hasil usahanya memberi peluang yang sangat besar untuk

dikembangkan dimasa mendatang dan memberi kesempatan kerja bagi tenaga

kerja dalam meningkatkan produksi kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat. Adapun pendapatan rata-rata produksi kacang tanah dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Page 47: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

47

Perkembangan Produksi, Luas Lahan dan Rata-Rata Produksi di Kecamatan

Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2010

No Tahun Luas Lahan

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-Rata

Produksi

(Ton/Ha)

1

2

3

4

5

2009

2010

2011

2012

2013

615

615

436

871

307

2060,26

2431,82

3257,53

954,62

1662,10

1,29

1,29

1,63

1,63

1,70

Sumber : BPS (Badan Pusat Stastistik) tahun 2009-2013

Tabel 10

Pendapatan dan Modal Kerja Usaha Tani Kacang Tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Priode tahun 2009-2013 dalam Jutaah Rupiah.

Tahun Produksi

b c

Jumlah Pendapatan Jumlah Pengeluaran

2009 303,450,000 77,200,000

2010 323,625,000 77,500,000

2011 368,000,000 95,050,000

2012 381,000,000 91,020,000

2013 400,000,000 102,570,000

Jumlah 1,776,075,000 443,340,000 Sumber : data primer diolah Maret 2015

Berdasarkan tabel diatas jumlah pendapatan usaha tani kacang tanah

selama lima tahun di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah

sebesar Rp 1,776,075,000,- dengan modal sebesar Rp 443,340,000,-. Nilai ini

merupakan nilai yang diperoleh sebelum potongan pajak.

Hasil analisis kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan 3 kriteria investasi

sebagai berikut :

Page 48: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

48

Kreteria Investasi Nilai Keterangan

Net Presen Value (NPV) 814,184,640,- Layak

Internal Rate Of Return (IRR) 2,887 % Layak

Benefit Cost Ratio (BCR) 4,006 Layak

Sumber : data primer diolah maret 2015

Berdasarkan hasil perhitungan diperolah nilai NPV usaha tani kacang

tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat adalah Rp

814,184,640,-Selanjutnya diperoleh nilai IRR dari usaha tani kacang tanah di

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat sebesar 2,887 persen. Hal ini

bearti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembagan

usaha tani ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian. Dengan

demikian, kriteria untuk produksi usaha tani kacang tanah dapat dinilai layak.

Hasil perhitungan layak untuk usaha tani kacang tanah di Kecamatan

Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat menunjukkan nilai BCR adalah 4,006.

Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha tani lebih besar dari pada

jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau dengan kata lain

produksi usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen akan

mendapatkan tambahan penerimaan Rp 4,006 dari setiap kali produksi di

karenakan nilai BCR ini lebih besar dari 1 (BCR ≥ 1) maka usahatani kacang

tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak untuk

diusahakan.

Page 49: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Kreteria Investasi Nilai Keterangan

Net Present Value (NPV) 814,184,640,- Layak

Internal Rate of Return (IRR) 2,887 % Layak

Benefit Cost Ratio (BCR) 4,006 Layak

Sumber : data primer, diolah Maret 2015

1. Usaha tani kacang tanah di kecamatan pante ceureumen kabupaten aceh barat

memperoleh nilai Net Present Value(NPV) sebesar Rp 814,184,640,-,berarti

NPV positif atau NPV ≥ 0, sehingga secara ekonomis usaha tani kacang tanah

di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat layak dan

menguntungkan untuk diusahakan. Selanjutnya nilai Internal Rate Of

Return(IRR) yaitu sebesar 2,887 persen, ini berarti layak untuk diusahakan,

sedangkan hasil perhitungan Benefit cost ratio (net B/C) sebesar 4,006 yang

berarti layak untuk diusahakan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini penulis dapat mengajukan beberapa saran

sebagai berikut :

Page 50: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

50

1. Penelitian ini hanya membahas beberapa aspek studi kelayakan, sehingga

diperlukan penelitian lebih lanjut yang membahas semua aspek lain dari studi

kelayakan, sehingga untuk mendapat keakuratan dari penilaian suatu usaha.

2. Penelitian ini hanya menganalisis kelayakan usaha berdasarkan rencana

anggaran yang telah ditetapkan, untuk penelitian selanjutnya membahas lebih

rinci tentang kelayakan usaha tani kacang tanah di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mendukung perkembangan usaha sub sektor pertanian kacang tanah

diharap kepada pemerintah dapat mengontrol harga pupuk dan persedian di

pasar agar proses produksi tidak terhambat dan petani dapat melangsungkan

kegiatan usaha tani secara maksimal.

4. Bagi pemerintah daerah hendaknya dapat memberikan bantuan kepada para

petani khususnya petani kacang tanah guna untuk meningkatkan kemampuan

petani dalam memperoleh hasil produksi yang maksimal agar dapat

meningkatkan pendapatan para petani.

5. Usaha tani kacang tanah sangat layak untuk dikembangkan karena sangat

dirasakan manfaatnya oleh para petani, untuk itu pemerintah perlu

memberikan penyuluhan secara berkala terhadap petani kacang tanah agar

hasil produksi yang diperoleh dapat meningkat dan tentunya akan

meningkatkan taraf hidup bagi petani dimasa yang akan datang.

Page 51: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

51

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2005. Pengantar Bisnis. Edisi 1. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Arianto. 2005. Akutansi Manajemen Edisi Revisi. Erlangga. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. PT

Rineka Cipta. Jakarta.

. 2002. Metodologi Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2013. Aceh Barat Dalam Angka. BPS Aceh Barat.

Dinas Pertanian dan Perkebunan. Aceh Barat Dalam Angka. 2009-2013.

Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Halim, Abdul. 2007. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. BPFE-Yogyakarta.

Yokyakarta.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ilmu Pertanian.CV Andi Offset. Yogyakarta.

Henry, Faisal Noor. 2007. Ekonomi Manajerial. Edisi 1. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta

. .2009. Investasi Pengelolahan Bisnis dan Pengembangan

Ekonomi Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Husein, Umar. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gradamedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Husnan, Suad & Suarsono, Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi 4.

Cetakan Pertama. Yogyakarta.

Khoirumansyah. 2012. Jenis-Jenis Produksi. Fakultas Teknik. Post. Jakarta.

Kasmir & Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Pranada Media Grup. Jakarta.

Kusnadi, HMA. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Universitas Brawijaya.Malang.

Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Bisnis Modern. Andi. Yogyakarta.

Marzuki. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mosher. 2004. Pengantar Bisnis Usaha Tani. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Purba, Elidawati. dkk. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Cipta Pustaka Media

Perintis. Bandung

Rahardi. 2007. Pengantar Agribisnis. Penerbit Grafindo Persada. Jakarta.

Rosyidi. 2007. Teori Makro Ekonomi. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Page 52: I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakangrepository.utu.ac.id/835/1/BAB I.pdf · 1.1.Latar Belakang ... perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup. ... yaitu usaha pertanian keluarga yang

52

Soeharno. Seoharno. 2007. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.

. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta

Su’ud, Hassan. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian.yayasan PeNA. Banda aceh.

Soekartawi, 2005. Teori Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta.

, 2006. Manjemen Usaha Tani. Rajawali Pers. Jakarta

, 2009. Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers.Jakarta.

,2010. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiarto. 2007. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gradamedia

Pustaka Utama. Jakarta.

http//www.analisis-kelayakan-usaha-tani-kacang-tanah.wikipedia.com.

diakses pada 23 Oktober 2014.

http//www.tanaman-kacang-tanah.com. wikipedia. (diakses 23 Oktober 2014)

http//www. pengertian- pertanian.wikipedia.com (diakses 23 Oktober 2014)