BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1000/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 29. · 1...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.utu.ac.id/1000/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 29. · 1...
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-
lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan,hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air
dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia ( Peter H, 2006).
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan dalam mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal tersebut menunjukan salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional.
Dalam pencapaian target MDGs (Millenium Development Golds) tahun
2015, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 telah melaksanakan kegiatan
Sanitasi oleh Masyarakat (SANIMAS). Program ini dirancang untuk
mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air, baik air untuk
mengkomsumsi, cuci mencuci maupun air limbah pemukimanam. Program
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kilometerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Air_asinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Awanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muka_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Danauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lautan_es&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penguapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mata_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sungaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
-
2
sanitasi tersebut adalah program yang berbasis masyarakat dan juga
mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan.
Pengelolaan air bersih dan pengawasan pencemaran air. Aspek-aspek yang
diawasi pada pencemaran air antara lain aspek pengumpulan dan pengolahan
pembuangan air limbah, baik air limbah rumah tangga maupun limbah lain
penyebab kuman penyakit yang melalui air aspek pengawasan kualitas air
permukaan termasuk air laut dan air tanah juga menunjukkan aspek utama yang
diprioritaskan untuk diawasi (Depkes, 2002)
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup sehari-
hari yang digunakan untuk kebutuhan manusia dan makhluk lain guna
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, air harus memenuhi syarat kesehatan.
Adapun syarat kesehatan ini meliputi 2 hal, yaitu syarat kualitas dan syarat
kuantitas air. Dilihat dari segi kualitas air harus memenuhi syarat fisik, kimia,
mikrobiologi dan radioaktif. Sedangkan dilihat dari segi kuantitasnya air harus
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990
Pasal 2)
Jika syarat kesehatan untuk air tersebut tidak terpenuhi, maka dapat
menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui air. Untuk pencegahan terjadinya
penularan penyakit tersebut perlu dilakukan pengawasan terhadap kualitas air dan
keadaan sanitasi sumur gali ( Mubarak, 2009).
Dalam data Dusun Seulanga Gampong Pajar jumlah rumah tangga
sebanyak 150 rumah, dimana diantaranya memiliki sumber air bersih dari sumur
gali dan sumur bor. Rumah tangga yang memiliki sumur bor sebanyak 15 rumah
sedangkan yang memiliki sumur gali sebanyak 135 rumah (Data Gampong Pajar,
2013).
-
3
Dalam rangka memenuhi syarat kesehatan untuk air bersih, masyarakat di
Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya
umumnya menggunakan air sumur gali. Air sumur gali tersebut secara fisik
terlihat bewarna, berasa, berbau dan berkeruh, yang digunakan masyarakat dari
tahun 2007 sampai dengan sekarang sehingga masyarakat melakukan penyaringan
dengan kerikil, arang dan pasir halus. Air bersih yang dihasilkan tersebut pada
umumnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti cuci mencuci, dan
mandi. Untuk maksud tersebut maka peneliti mengambil judul “Kualitas Air
Bersih Hasil Penyaringan Dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus di dusun
Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya Tahun
2014”.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahannya
adalah bagaimana kualitas air bersih hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan
pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas air hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan
pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014.
-
4
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui terpenuhinya syarat Kualitatif (fisik) air yang
digunakan di Dusun Seulanga Gampong Fajar Kecamatan Darul
Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.
2. Untuk mengetahui terpenuhinya syarat Turbidity (kekeruhan) air yang
digunakan di Dusun Seulanga Gampong Fajar Kecamatan Darul
Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.
1.4. Hipotesis
Memenuhi syarat kualitas air bersih secara fisik (Rasa, Bau, warna) dan
Turbidity (kekeruhan) hasil penyaringan dengan kerikil, arang dan pasir halus di
Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan manfaat
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
1.5.2. Manfaat Teoritis
1. Bagi penulis sebagai tambahan pengalaman dan informasi bagi penelitian
yang berharga dalam menerapkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah
2. Sebagai tambahan bacaan pada perpustakaan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Bersih
Pengertian air bersih dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 disebutkan bahwa air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang telah dimasak baru di minum, yang
berasal dari penyediaan air bersih yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum yang berasal dari sarana penyediaan air bersih
(Depkes RI, 2010).
Air adalah sumber daya alam yang terdapat diatas permukaan tanah. Air
adalah salah satu diantara kebutuhan hidup yang paling penting. Air termasuk
dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena terus menerus
dipulihkan dalam siklus hidraulis yang berlangsung menurut kodrat. Air murni
adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen (H2O). Karena air merupakan suatu larutan yang hampir
bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia
hingga terlarut didalamnya (Naibaho, 2008).
Air adalah kekayaan alam yang dikaruniakan Allah SWT sebagai sarana
hidup dan kehidupan yang amat penting dan menyangkut hajat hidup manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Kehidupan di alam ini sangat bergantung kepada air.
Adanya kenyataan bahwa bumi yang kita huni ini dua pertiga adalah laut, lebih
memperkuat lagi kedudukan dan ketergantungan air bagi seluruh makhluk dan
lingkungan dimana ia berada (Hefni , 2003).
-
6
2.2 Peranan Air dalam Kehidupan
Air sangat besar perannya daalam kehidupan manusia maupun dalam
kehidupam mahkluk hidup lainnya yang ada dimuka bumi ini, oleh karena itu air
merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan yang tidak dapat di ganti
dengan berbagai fungsi.
Penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas disuatu
daerah penyebaran penyakit menular dalam hal ini penyakit perut diharapakan
dapat ditekankan seminimal mungkin. Penurunan penyakit ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan Panyakit
(Soegiharto, 2003).
(Azrul 2003), dalam bukunya ilmu pengantar kesehatan lingkungan,
menjelaskan bahwa jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air
baik bagi anak-anak maupun orang dewasa sekitar 5% dari berat badannya maka
keadaan ini boleh dikataakan telah membahayakan kehidupan orang tersebut,
yang dalam ilmu kedokteran disebut dehiderasi berat.
Disamping kebutuhan bagi tubuh manusia, air juga guna menjaga
kebersihan perorangan dan kebersihan alat-alat lainnya, seperti pakaian, alat-alat
rumah tangga dan lain sebagainya. Dalam menjaga fungsi kehidupan sehari-hari
manusia sangat tergantung pada ketersediaannya jumlah air yang cukup seperti
untuk pembankit tenaga listrik, pertanian daan macam-macam keperluan lainnya.
Macam-macam keperluan air seperti diatas memberi pengertian betapa
pentingnya peranan air dalaam kehidupan dimuka bumi ini. Terlebih lagi dalam
abaad modern sekarang ini dimana pemakaian air bersih lebih meningkat lagi,
karena semakin majuya tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air
semakin banyak pula, seperti di Amerika Serikat kebutuhan tidak kurang dari 189
-
7
liter air perorangan setiap hari. Sedangkaan di Indonesia angka ini diperkirakan
100 liter air peroraangan setiap hari ( Azrul, 2003).
2.2.1 Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Air adalah sangat penting bagi manusia. Manausia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%
dan untuk bayi sekitar 80%. Bagi manusia kebutuhan air sangat mutlak karena zat
pembentuk tubuh manusia terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian
tubuh tanpa cairan lemak (Azrul, 2003).
Kegunaan air bagi manusia :
1. Membantu proses metabolisme.
2. Menjaga turgensi.
3. Mengatur suhu tubuh.
4. Untuk membersihkan tubuh.
5. Sebagai zat pelarut. Untuk membersihkan kulit
2.3 Syarat-Syarat Air Bersih
Menurut (Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010) pada umumnya air
bersih dikatakan memenuhi syarat apabila telah memenuhi syarat utama, yaitu :
2.3.1 Syarat Kuantitatif
Artinya bahwa air tersebut telah mencukupi sesuai dengan kebutuhan
sehari-hari. Dalam hal ini banyaknya air ditentukan/sejalan dengan tingkatan
kehidupan dari masyarakat tersebut. Untuk negara yang sudah maju maka secara
kuantitas kebutuhan akan air lebih banyak bila dibandingkan dengan negara yang
-
8
sedang berkembang. Untuk masyarakat Indonesia di daerah perkotaan maka
kebutuhan air leih kurang 120 liter / orang / hari sudah mencukupi, sedangkan di
daerah perdesaan maka lebih kurang 60 liter / orang / hari sudah dianggap
memenuhi.
2.3.2 Syarat kualitatif
Selain jumlah yang cukup maka dari segi kualitas juga perlu
dipertimbangkan syarat fisik air bersih yang meliputi :
Air harus bening (tidak berwarna), tidak berasa, tidak berbau.
a. Bau dan warna
Bau dan warna air sumur gali bisa terjadi secara alami karena
pengaruh alam atau karena pencemaran. Air sumur gali yang berbau dan
berwarna tidak bening biasanya membuat konsumen tidak suka dari segi
estetika karena dapat menimbulkan rasa jijik dan bila di pakai untuk
kepentingan sanitasi misalnya mencuci dapat membuat cucian menjadi bau
dan berwarna. Berdasarkan Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010,
Tentang Syarat-syarat Pengawasan kualitas Air warna maksimum yang
diperbolehkan adalah 15 TCU sedangkan bau air tidak boleh berbau..
b. Kekeruhan
Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup dan mati yang
terbawa air pada saat hujan turun. Kekeruhan walaupun sedikit dapat
menyebabkan warna lebih tua dari warna sesunggunya. Kekeruhan pada
air umumnya harus diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi
bening dan jernih. (modul sanitation contruction, weel rehabilitation and
water quality test , 2006)
-
9
Kekeruhan adalah menunjukan adanya bahan padat/partikel padat
tersuspensi, misalnya partikel pasir, dan partikel dari sisa bahan organis
(Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dan Kepmen LH Nomor 115
Tahun 2003)
Standar kekeruhan yang dianjurkan berdasarkan Permenkes Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010, Tentang syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air
adalah kurang dari 5 NTU. Pemeriksaan kekeruhan pada air dilapangan
dapat dilakukan dengan alat Turbidity Meter dengan tabung komperator.
Dimana prinsip kerjanya air dimasukan kedalam alat Turbidity Meter dan
hasilnya dapat dibaca pada alat tersebut.
Metode Storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan
mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda storet dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air.
Secara prinsip metode storet adalah membandingkan antara data kualitas
air dengan baku mutu air yang disuaikan dengan peruntukannya guna
menentukan status mutu air. Cara menentukan status mutu air adalah
dengan menggunakan sistem nilai dari ”US-EPA (Enviromental Protection
Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas yaitu :
1. Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
2. Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan
3. Kelas C : Sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang
4. Kelas D : buruk, skor ≥ -31 cemar berat (Kepmen LH Nomor 115
Tahun 2003).
-
10
2.4 Peranan Air Dalam Penyebaran Penyakit
Air merupakan sarana utama meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
karena air merupakan suatu media dari berbagai macam penyebaran penyakit
terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit kulit
merupakan penyakit yang banyak terjadi di negara kita (Soegiharto, 2003).
Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas di
suatu daerah penyebaran penyakit menular dalam hal ini penyakit perut.iritasi
kulit diharapkan dapat ditekankan seminimal mungkin. Penurunan penyakit ini di
dasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan
penyakit perut.
Menurut Candra (2006), Penularan penyakit melalui air dapat terjadi
dengan beberapa cara, yaitu :
2.4.1 Water Borne Disease
Air yang mengandung kuman penyakit di pergunakan untuk minum,
sehingga manusia menjadi sakit, penyakit yang dapat ditularkan melalui cara ini
antara lain : penyakit diare, kolera dan lain-lain.
2.4.2 Water Washed Disease
Air yang mengandung kuman penyakit dipergunakan untuk mencuci
peralatan makan dan makanan yang di makan mentah serta kebersihan
perseorangan sehingga manusia menjadi sakit, misalnya penyakit scabies, diare,
muntaber dan lain-lain.
2.4.3 Water Based Disease
Air yang mengandung kuman penyakit digunakan untuk cuci tangan dan
kemudian ia makan, maka kuman penyakit tersebut akan masuk ke mulut melalui
-
11
tangan dan akhirnya timbul penyakit, misalnya tiphus abdominalis, cacingan dan
lain-lain.
2.4.4 Water Relates Insec Vektor Disease
Air yang digunakan untuk minum/masak namun tempat penyimpanannya
dijadikan tempat berkembang biak serangga, dimana serangga tersebut menggigit
manusia sehingga timbul penyakit, misalnya penyakit demam berdarah, malaria
dan sebagainya.
2.5. Sumur Gali
2.5.1. Pengertian Sumur Gali
Sumur gali merupakan sarana penyediaan air yang banyak digunakan
masyarakat kota dan desa di Indonesia karena dapat di bangun sendiri dengan
peralatan sederhana dan biaya yang murah. Pembuatannya dilakukan dengan
menggali lubang sampai kedalam lapisan tanah aquifer bebas (±5 meter) yaitu
lapisan tanah yang yang mengandung air relatif tidak berhubungan dengan udara
luar. Dengan diameter lubang sumur gali 1-2 meter untuk menyadap dan
menampung air tanah bebas di gali sampai kedalaman cukup banyak air meskipun
dalam musim kemarau karena merupakan air bebas.
Untuk menahan dinding sumur tidak longsor, dipasang penahan dari pipa
beton. Untuk mengurangi pencemaran dan keamanan dibuat bibir sumur dengan
ketinggian 10 cm, di sekeliling sumur dibuat lantai dan saluran pembuangan air
limbah.
-
12
Dari aspek kesehatan air bersih dari sumur gali kurang baik karena kurang
terlindung dari pencemaran baik yang disebabkan oleh pencemaran fisik, kimia
maupun mikroorganisme.
2.5.2. Syarat Kontruksi Sumur Gali
Kontruksi sumur gali adalah kondisi atau keadaan fisik sumur gali yang
meliputi dinding, lantai, bibir sumur, saluran pembuangan limbah dan dilengkapi
dengan kerekan timba dengan gulungannya atau pompa (Depkes.RI, 1996).
Dalam upaya mendorong masyarakat kecil di pedesaan dan perkotaan
membangun sumur gali sebagai sumber air baru untuk air bersih kebutuhan rumah
tangga yang terlindung dari pencemaran. Pemerintah Indonesia bekerja sama
dengan UNICEF mendapatkan spesifikasi persyaratan teknis sumur gali untuk
sarana penyediaan air bersih yang bebas dari pencemaran (Depkes.RI, 1996).
Ketentuan mengenai persyaratan teknis kontruksi sumur gali mencakup
bentuk, tipe, komponen dan perlengkapan/system pengambilan air serta penetapan
bangunan sumur gali. Menurut (Depkes. RI, 1996) ketentuan persyaratan
kontruksi sumur gali meliputi :
1. Bangunan sumur gali terdiri dari dinding sumur, lantai dan bibir sumur yang
harus di buat dari bahan yang kuat dan kedap air seperti pasangan batu
bata/batu kali atau beton.
2. Dinding sumur sedalam minimal 3 meter dari permukaan tanah untuk
mencegah merembesnya air ke dalam sumur.
3. Bibir sumur harus setinggi minimal 0,8 meter dari permukaan tanah harus
kedap air untuk mencegah merembesnya air ke dalam sumur, sebaiknya bibir
sumur di beri penutup agar hujan dan kotoran lainnya tidak dapat masuk ke
dalam sumur.
-
13
4. Lantai sumur harus kedap air, mempunyai luas dengan lebar minimal 1 meter
dari tepi bibir atau dinding sumur dengan tebal 10 cm. Untuk kemiringan di
buat sedemikian rupa sehingga air bekas dapat dengan mudah mengalir ke
saluran pembuangan air limbah (1-5%).
5. Saluran air limbah sepanjang lebih kurang 10 meter dari sumur peresapan
buangan yang di buat dari bahan kedap air dan licin dengan kemiringan
minimal 2 % ke arah pengolahan air buangan atau badan penerima.
6. Bangunan sumur gali harus di lengkapi dengan sarana untuk mengambil dan
menimba air seperti timba dengan kerekan, timba dengan gulungan untuk
timba atau pompa tangan, jika menggunakan timba, timba tidak boleh
diletakkan di atas lantai sumur. Di samping itu, dasar sumur sebaiknya di beri
kerikil/pecahan batu, adukkan pc atau pecahan marmer untuk menahan
endapan lumpur, agar tidak terbawa sewaktu pengambilan air dari sumur.
2.5.3. Syarat Lokasi Sumur Gali
Letak sumur gali sangat berpengaruh terhadap kualitas sehingga sangat
perlu di perhatikan. Jarak sumur dengan jamban merupakan salah satu syarat
lokalisasi sumur gali yang dapat mempengaruhi kualitas air. Jarak horizontal
sumur gali tidak kurang ≥ 10 meter ke arah hulu dari aliran air tanah dari sumber
pengotor, seperti bidang resapan tangki dan tank kakus empang. Selain jarak
sumur dari jamban, yang perlu diperhatikan juga jarak sumur dengan tempat
pembuangan sampah ≥ 10 meter, menjauhkan letak kandang ternak dengan sumur
≥ 10 meter dan jarak sumur dengan tempat pembuangan air limbah/comberan ≥10
meter (Entjang, 2000).
-
14
2.5.4. Pemeliharaan Sarana Air Bersih (Sumur Gali)
Pemeliharaan sumur gali dimaksudkan agar sumur gali tidak cepat rusak
dan tidak mengotori sumur gali itu sendiri. Langkah-langkah pemeliharaan yaitu :
1. Lantai sekitar sumur gali harus bersih.
2. Sekali-kali lantai di gosok atau di sikat agar tidak licin.
3. Tali timba harus selalu bersih dan tidak terkena kotoran.
4. Jika terdapat banyak lumut dan kotoran pada dinding sumur gali atau air
sumur kelihatan kotor, maka dilakukan pengurasan dan pembersihan,
kemudian dilakukan pemberian kaforit.
5. SPAL harus berfungsi dengan baik dan tidak terdapat penyumbatan. (Entjang,
2000).
2.6 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini kerangka teori yang diambil adalah evaluasi kualitas
air bersih dari hasil pengolahan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, Kepmen LH Nomor 115
Tahun 2003, tentang persyaratan kualitas air bersih dan Kepmen LH Nomor 115
Tahun 2003, sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Permenkes Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010,
Kepmen LH Nomor 115
Tahun 2003
Depkes RI, 1994, Kepmen LH
Nomor 115 Tahun 2003
Kualitas Air Bersih
Hasil Penyaringan
-
15
2.7 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Kualitas Air Bersih
Hasil Penyaringan
Fisik
Turbidity (Kekeruhan)
-
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskritif kualitatif menurut ( Fraenkel dan
Wallen,1993) dengan pendekatan observasi artinya mengetahui Turbidity
(Kekeruhan) dan syarat kualitatif hasil penyaringan air bersih dengan kerikil,
arang dan pasir halus di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul
Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.
3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan
Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, penelitian telah dilaksanakan pada tanggal
7-13 Maret 2014.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi
dalam penelitian adalah seruluh rumah yang mempunyai penyaringan air bersih
yaitu sebanyak 150 rumah.
3.3.2. Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel/ besar sampel digunakan rumus Slovin
(Notoadmojo, 2005).
)(1 2dN
Nn
-
17
Keterangan:
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 0,1 atau 99%
Maka perhitungannya sebagai berikut :
)1,0(1501
1502
n
)01,0(1501
150
n
5,11
150
n
5,2
150n
18,68n
68n
Jadi jumlah sampel 68 rumah
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Penelitian ini mengunakan data primer dengan pengamatan diskriptif
kualitatif (observasi).
3.4.2. Data sekunder
Data sekunder didapatkan di Dinas kesehatan Kabupaten Aceh Jaya,
Puskesmas Patek, Kabupaten Aceh Jaya, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
dan standar air untuk beberapa penggunaan dan fungsinya.
-
18
3.5. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Variable Independen
1 Syarat Fisik Bening (tidak
berwarna), tidak
Berasa, tidak berbau
terhadap air bersih
Observasi Chek List 1. Memenuhi syarat
2. Tidak memenuhi
Syarat
Ordinal
2 Turbidity
(kekeruhan)
Menunjukkan adanya
bahan padat/partikel
padat tersusfensi
misalnya partikel pasir
dan partikel dari sisa
bahan organic
Observasi Chek List 1. Memenuhi syarat
2. Tidak memenuhi
Syarat
Ordinal
Variable Independen
5 Kualitas Air
Bersih Hasil
Penyaringan
Mutu atau kualitas air
yang dihasilkan setelah
penyaringan dengan
media kerikil, arang
dan pasir halus
3.6 Cara Pengukuran Variabel
3.6.1 Syarat Fisik
a. Memenuhi syarat : bila air bersih hasil penyaringan responden tidak
berasa, tidak berwarna dan tidak berbau dengan skor ≥3
b. Tidak memenuhi syarat : bila air bersih hasil penyaringan responden
berasa, berwarna dan berbau dengan skor < 3
3.6.2 Turbidity (Kekeruhan)
a. Memenuhi syarat : Apabila hasil air bersih hasil penyaringan tidak
keruh dengan skor ≥1
b. Tidak menenuhi syarat : Apabila hasil air bersih hasil penyaringan
tidak keruh dengan skor
-
19
3.7 Analisa Data
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variable dari hasil
penelitian, pada umumnya dilakukan analisis ini hanya menghasilkan distribusi
dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dengan cara
menggambarkan hasil table frekuensi.
-
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Dusun Seulanga adalah salah satu dusun yang ada di Gampong Pajar
Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, dengan luas wilayah 1230 Ha
dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Blang Dalam
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Arongan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Reuntang
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan SP2
4.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Gampong Pajar pada saat ini berjumlah 706 jiwa dan
Penduduk dusun Seulanga berjumlah 350 jiwa yang terdiri penduduk laki-laki
sebanyak 166 jiwa dan perempuan sebanyak 184 jiwa dengan jumlah 150 Rumah.
Adapun pekerjaan masyarakat Gampong Pajar meliputi : PNS, Petani ,tukang atau
buruh bangunan, pedagang, dan wiraswata.
Desa Gampong Pajar dipimpin oleh seorang Geutjhik dan dibantu oleh staf
aparatur pemerintahan desa tersebut. Penduduk Desa Gampong Pajar 100%
beragama islam dan masih memegang adat istiadat yang berlaku didaerah
setempat.
4.1.3 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan salah satu yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sarana kesehatan dapat bermanfaat untuk memeriksa
-
21
kesehatan kesehatan dan berobat guna penyembuhan penyakit. Sarana kesehatan
yang ada didesa polindes, posyandu, dan bidan desa.
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 13
Maret 2014, terhadap 68 Rumah yang yang ada di Dusun Seulanga Gampong
Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya.
4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Syarat Kualitatif (Fisik)
Table 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Syarat Kualitatif Fisik (Air
Bersih hasil penyaringan dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus
di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014
No Syarat Kualitatif Fisik Frekuensi %
1
2
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat
44
24
64,70
35,29
Total 68 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa yang syarat kualitatif fisik yang
Memenuhi syarat sebanyak 44 (64,70%) dan yang tidak Memenuhi syarat
sebanyak 24 (35,29%).
4.3.2 Turbidity (Kekeruhan)
Table 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Turbidity (Kekeruhan) Air
Bersih hasil penyaringan dengan Kerikil, Arang dan Pasir Halus
di Dusun Seulanga Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2014
No Turbidity (Kekeruhan) Frekuensi %
1
2
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat
53
15
77,94
22,06
Total 68 100
Sumber : Data Primer Diolah 2014
-
22
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang Turbidity (kekeruhan)
memenuhi syarat sebanyak 53 rumah (77,94%) dan turbidity (kekeruhan) yang
tidak memenuhi syarat sebanyak15 rumah (22,06%).
4.4 Pembahasan
4.4.1 Syarat kualitatif
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa syarat kualitatif fisik (berbau)
yang Memenuhi syarat sebanyak 44 (64,70%) dan yang tidak Memenuhi syarat
sebanyak 24 (35,29%).
Berdasarkan tabel 4.1 menjelaskan bahwa masyarakat dusun Seulangan
Gampong Pajar banyak memakai air yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu
masih ada yang tidak memenuhi syarat fisik setelah melakukan penyaringan air,
air yang masyarakat gunakan dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk mencuci,
dan lain-lain masih sangat tidak layak atau tidak memenuhi syarat sehingga air
yang masyarakat gunakan nantinya dapat menyebabkan timbul berbagai
permasalahan baik itu penyakit akibat air yang tidak sehat.
Seperti dikemukakan oleh Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
pasal 3 tentang syarat kualitas air bersih bagi kesehatan apabila memenuhi
persyaratan fisika dan harus dilakukan pengawasan kualitasnya secara eksternal
dan internal.
4.4.2 Turbidity (Kekeruhan)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa yang Turbidity (kekeruhan)
memenuhi syarat sebanyak 53 rumah (77,94%) dan turbidity (kekeruhan) yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 15 rumah (22,06%). Hal ini menunjukkan bahwa
tubidity (kekeruhan) air yang ada pada dusun Seulangan tidak memenuhi syarat
-
23
kesehatan karena masih banyak terdapat keruh yang ada dalam air bersih setelah
dilakukan penyaringan sehingga dapat menyebabkan penyakit atau sakit pada
masyarakat apabila air tersebut digunakan.
Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel hidup dan mati yang terbawa
air pada saat hujan turun. Kekeruhan walaupun sedikit dapat menyebabkan warna
lebih tua dari warna sesunggunya. Kekeruhan pada air penyaringan pada
umumnya harus diupayakan sedimikian rupa sehingga air menjadi bening dan
jernih. (modul sanitation contruction, weel rehabilitation and water quality test ,
2006) Kekeruhan adalah menunjukan adanya bahan padat/partikel padat
tersuspensi, misalnya partikel pasir, dan partikel dari sisa bahan organis (Depkes,
2010).
-
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Masyarakat dusun Seulanga banyak menggunakan air hasil penyaringa
dengan kerikil, arang dan pasir halus yang tidak memenuhi syarat
kesehatan secara fisik (berasa, baerbau dan berwarna) sebanyak 24
responden (35,29%) dan yang memenuhi syarat kesehatan secara fisik
(berasa, baerbau dan berwarna) sebanyak 44 responden (64,70%).
2. Walaupun masyarakat Dusun Seulanga Gampong Pajar sudah banyak
menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan 44 responden
(64,70%) dari total sampel 68 responden harus dilihat juga bagaimana cara
yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 24 responden (35,30%)
agar tidak menggunakannya lagi karena dapat membahayakan kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu faktor penyebaran penyakit.
Masyarakat dusun Seulanga banyak menggunakan air hasil penyaringa
dengan kerikil, arang dan pasir halus yang masih ada kekeruhan sebanyak
15 rumah (22,06%).
5.2 Saran-saran
1. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Patek Kabupaten Aceh Jaya untuk
memberi penyuluhan tentang air bersih yang baik untuk digunakan
masyarakat Dusun Seulanga Gampong Pajar.
2. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya untuk
dapat memberi himbauan kepada tenaga kesehatan lingkungan dan kepala
puskesmas patek untuk dapat sama-sama melakukan penyuluhan dan
-
25
memberi arahan tentang air bersih yang sehat bagi masyarakat Dusun
Seulanga Gampong Pajar.
3. Diharapkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya untuk
dapat merangkul atau mengajak dinas-dinas terkait tentang bagaimana cara
dapat membuat air bersih yang layak bagi masyarakat Dusun Seulanga
Gampong Pajar.
-
26
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta, Rhineka Cipta.
Azrul, 2003. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta,
Chandra, 2006.Pengantar kesehatan Masyarakat,EGC, Jakarta
Depkes RI, 1982. Peranan Air Dalam Kehidupan, Jakarta.
_________ ,1994,Pedoman Pengawasan kualitas Air Minum.Jakarta
_________ , 1990. Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, Jakarta.
_________ , 1996, Syarat-syarat Kontruksi Sumur Gali, Jakarta.
_________ ,2002,Pegawasan Kualitas air Untuk Penyedian Air Bersih,Jakarta
_________ , 2010, Permenkes RI No.492/MENKES/PER/1V/2010, Jakarta.
Entjang, 2000.Ilmu Kesehatan Masyarakat,Citra Aditya Bakti
Fraenkel dan Wallen, 1993. Penelitian Deskriptif Kualitatif.
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.
KEPMEN LH Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman penentuan status mutu
air, Jakarta
Modul Sanitation contruction,Weel rehabilitation and water qual test, 2006
Naibaho, Benika, 2008. Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Air Bersih,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi, Medan.
Mubarak, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Teori dan Aplikasi )
Penerbit Salemba medika,Jakarta.
Naibaho, 2008. Analisis Kualitas Fisik dan Kimia Air Bersih, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Tinggi, Medan.
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Rineka Cipta, Jakarta
Soegiharto, 2003, Penyediaan Air bersih Bagi Masyarakat. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
-
27
Peter H. The World’s Water : Biennial Report On Freshwater Resources.
Woshington: Island Press. (November10, 2006).
Dusun Seulanga adalah salah satu dusun yang ada di Gampong Pajar Kecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya, dengan luas wilayah 1230 Ha dan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Blang DalamSebelah Utara berbatasan dengan Gampong AronganSebelah Timur berbatasan dengan Gampong ReuntangSebelah Selatan berbatasan dengan SP2Jumlah penduduk Gampong Pajar pada saat ini berjumlah 706 jiwa dan Penduduk dusun Seulanga berjumlah 350 jiwa yang terdiri penduduk laki-laki sebanyak 166 jiwa dan perempuan sebanyak 184 jiwa dengan jumlah 150 Rumah. Adapun pekerjaan masyarakat Gampon...DAFTAR PUSTAKA