i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam...

98
MARULI TUA SIHOMBING PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis squamata DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK, LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Transcript of i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam...

Page 1: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

i

MARULI TUA SIHOMBING

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN

MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis squamata

DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK,

LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Page 2: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

ii

Page 3: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

iii

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir Pembenihan dan Pembesaran

Abalon Haliotis squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Lombok

Barat, Nusa Tenggara Barat adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir laporan ini.

Bogor, Juni 2015

Maruli Tua Sihombing

NIM J3H212078

Page 4: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon
Page 5: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

i

ABSTRAK

MARULI TUA SIHOMBING. Pembenihan dan Pembesaran Abalon Haliotis

squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Lombok Barat, Nusa

Tenggara Barat. Dibimbing oleh ANDRI HENDRIANA.

Abalon merupakan komoditas laut yang bernilai ekonomi tinggi dengan

harga jual berkisar Rp 250 000 hingga Rp 600 000 per kg tergantung ukurannya.

Kegiatan pembenihan terdiri dari pemeliharaan induk, kultur pakan alami,

pemijahan, dan pemeliharaan larva hingga benih. Kegiatan pembesaran terdiri dari

persiapan wadah, pemeliharaan benih, dan pemantauan pertumbuhan benih hingga

ukuran panen. Kegiatan pembenihan menghasilkan 23 128 individu benih/tahun

dengan ukuran 3 cm yang dipelihara selama 6 bulan. Fekunditas abalon adalah

800 000 butir telur/individu dengan FR 60%, HR 85%, dan SR 0.15%. Kegiatan

pembesaran menghasilkan 191.25 kg abalon ukuran konsumsi dengan bobot 50

g/individu yang dipelihara selama 12 bulan. Hasil dari pemeliharaan abalon

menunjukkan bahwa SR 94%, SGR 0.045%, dan FCR 1.9. Analisis usaha

pembenihan menunjukkan R/C ratio 1.63, HPP Rp 3 978, dan PP 2.9 tahun.

Analisis usaha pembesaran menunjukkan R/C ratio 1.67, HPP Rp 180 151, dan PP

1.9 tahun.

Kata kunci : abalon, pembenihan, pembesaran

ABSTRACT

MARULI TUA SIHOMBING. Seed Production and Grow Out of Abalone

Haliotis squamata in Marine Aquaculture Development of Lombok, West –

Lombok , West – Nusa Tenggara. Supervised by ANDRI HENDRIANA.

Abalone is a marine commodity of high economic value with the selling

price ranging from Rp 250 000 to Rp 600 000 per kg depending on size. Seeds

production activity consist of broodstock maintenance, natural feed culture,

breeding, and maintenance of larva up to seed. Grow out activity consist of

prepare of containers, seeds maintenance, and controlling growth of seeds up to

market size. Seeds production produce 23 128 individual seeds/year with 3 cm

size is maintained for 6 months. Fecundity of abalone is 800 000 eggs/individual

with FR 60%, HR 85%, and SR 0.15. Grow out activities produce 191.25 kg of

abalones size of consumption with a weight of 50 g/individual were maintained

for 12 months.The result of the abalone’s maintainance showed that SR 94%,

SGR 0.045%, and FCR 1.9. The business analysis of seeds production showed

R/C ratio 1.85, HPP Rp 3 978, and PP 2.9 years. The business analysis of grow

out activity showed R/C ratio 1.67, HPP Rp. 180 151, and PP 1.9 years.

Key words : abalone, seeds production, grow out

Page 6: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon
Page 7: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

i

RINGKASAN

MARULI TUA SIHOMBING. Pembenihan dan Pembesaran Abalon Haliotis

squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Lombok Barat, Nusa

Tenggara Barat. Dibimbing oleh ANDRI HENDRIANA.

Abalon merupakan komoditas laut yang bernilai ekonomi tinggi. Harga jual

abalon di dalam negeri berkisar Rp 250 000 hingga Rp 600 000 per kg tergantung

ukurannya. Hal tersebut memacu perkembangan pembenihan dan kegiatan

budidaya atau akuakultur abalon dalam meningkatkan populasi abalon untuk

memenuhi permintaan daging abalon. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok

berperan untuk menyebarluaskan hasil perekayasaan, termasuk pembenihan dan

pembesaran abalon. Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah untuk

mengikuti dan melakukan secara langsung kegiatan pembenihan dan pembesaran

abalon di BPBL Lombok.

Kegiatan pembenihan abalon diawali dengan pemeliharaan induk untuk

menghasilkan induk gonad. Jumlah induk yang ditebar sebanyak 1 426 individu

yang terdiri dari 697 individu induk jantan dan 729 individu induk betina dengan

bobot antara 44.04 – 51.18 g/individu. Induk dipelihara di dalam 5 unit krat

industri yang berukuran 60 cm x 40 cm x 30 cm dengan kepadatan 40 – 50

individu/unit dan digantungkan pada 1 unit bak fiber berukuran 3 m x 1 m x 0.6 m

yang diisi air setinggi 50 cm. Jumlah bak pemeliharaan induk sebanyak 6 bak

yang terdiri dari 3 bak induk jantan dan 3 bak induk betina. Induk diberi pakan

alami berupa makro alga jenis Gracillaria sp. dan Ulva sp. dengan metode

adlibitum. Pengelolaan air pada pemeliharaan induk dilakukan dengan

penyiponan dasar bak setiap hari untuk membuang kotoran dan sisa pakan.

Penyiapan pakan alami dilakukan 3 – 4 minggu sebelum pemijahan

dilakukan. Pakan alami yang digunakan untuk larva abalon adalah fitoplankton

jenis bentik diatom yang terdiri dari Nitzschia sp., Navicula sp., dan Amphora sp.

Kultur pakan alami tahap pertama dilakukan secara semi massal di stoples plastik

dengan kapasitas 20 L/wadah. Sterilisasi alat dan media dilakukan dengan

perebusan dalam panci stainless steel. Pemupukan menggunakan pupuk KW21

dosis 0.375 ppt dan silikat dosis 0.25 ppt. Inokulasi dilakukan dengan penebaran

inokulan dosis 5 – 25 % dari total media kultur. Pemanenan dilakukan pada hari

keempat dengan tingkat kepadatan sel 0.6 x 107 individu/ml. Proses persiapan

wadah pemeliharaan larva dilakukan pada bak fiber ukuran 3 m x 1 m x 0.6 m

yang dilengkapi dengan rearing plate yang terbuat dari supervynil bergelombang

sebagai substrat penempelan bentik diatom yang digunakan sebagai pakan larva.

Pemijahan induk dilakukan pada unit bak dengan spesifikasi yang sama

pada bak pemeliharaan induk. Bak pemijahan dilengkapi dengan 1 unit kotak

kolektor telur pada bagian sisi saluran pengeluaran air yang dipasang 2 buah

plankton net secara berlapis yang masing – masing memiliki mesh size 90 µm dan

60 µm. Induk yang siap dipijahkan adalah induk yang memiliki gonad yang

berkembang dan menutupi organ hepatopankreas > 50 %. Teknik pemijahan yang

dilakukan secara alami dengan sistem pemijahan massal. Rasio antara induk

jantan dan betina yang dipijahkan adalah 1 : 3 dengan jumlah induk jantan

sebanyak 50 individu dan induk betina sebanyak 150 individu dalam satu siklus

Page 8: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

ii

pemijahan. Proses pemijahan induk terjadi pada saat bulan gelap dan bulan terang

dengan kisaran waktu pukul 06:00 WITA – 09:00 WITA. Telur diinkubasi pada

wadah stoples plastik volume 20 L setelah proses pemijahan dengan kepadatan

500 – 1 000 butir telur/L. Proses embriogenesis dari telur menuju stadia

trochopore terjadi selama 5 – 8 jam dan siap untuk ditebar pada bak pemeliharaan

larva dengan jumlah 100 000 – 150 000/bak. Larva akan melakukan proses

settlement pada rearing plate ketika mencapai fase veliger 1 – 2 hari.

Pemeliharaan larva dilakukan selama 2 – 3 bulan untuk menghasilkan spat

abalon berukuran 0.5 – 1 (cm). Spat abalon berukuran > 0.5 cm mulai dilakukan

overlapping menggunakan pakan rumput laut jenis Gracillaria sp. dan Ulva sp.

Pemeliharaan spat abalon hingga mencapai benih berlangsung selama 2 – 3 bulan

dan menghasilkan benih siap jual berukuran 2 – 3 cm.

Hasil kegiatan pembenihan menghasilkan FR 90 %, HR 80 %, dan SR 0.5 –

1.5 %. Pengepakan benih dilakukan dengan tiga tahap, yang pertama

menggunakan kantong jaring ukuran 20 cm x 10 cm dengan kepadatan 30 – 35

individu/buah, kedua menggunakan kantong plastik ukuran 120 cm x 50 cm

dengan ketebalan 0.6 mm yang diisi 10 kantong jaring/lembar plastik, ketiga

menggunakan kotak styrofoam ukuran 120 cm x 40 cm x 32 cm dengan ketebalan

3.5 cm yang diisi 1 plastik/kotak. Benih didistribusikan ke wilayah Bali,

Sumbawa, NTT, dan Makassar yang diangkut dengan alat transportasi mobil,

pesawat terbang, dan kapal laut dengan lama pengiriman 2 – 6 jam.

Kegiatan pembesaran dilakukan pada bak beton ukuran 10 m x 1.2 m x 1.4

m sebanyak 3 unit. Tiap bak diisi 9 – 10 keranjang jaring kasa dengan diameter 60

cm dan tinggi 50 cm. Persiapan wadah dilakukan dengan desinfeksi melalui

pembilasan menggunakan kalsium hipoklorit 60 % sebanyak 10 ppm. Benih yang

ditebar adalah benih berukuran 2 – 3 cm dengan kepadatan 100 – 200 individu per

keranjang. Pemberian pakan jenis Gracillaria sp. dan Ulva sp. dilakukan secara

adlibitum dengan frekuensi penambahan pakan 1 – 2 hari sekali. Pengelolaan air

dilakukan dengan cara penyiponan setiap hari. Benih disampling setiap minggu

untuk mengetahui kebutuhan pakan dan pertumbuhan. Pemeliharaan benih

dilakukan selama 12 bulan untuk mencapai ukuran > 5 cm dan bobot 40 – 50

g/individu sebagai ukuran konsumsi. Hasil kegiatan pembesaran diperoleh data

SGR 0.045 % dengan FCR 1.9.

Produksi dari kegiatan pembenihan adalah 23 128 individu per tahun yang

terdiri dari 7 siklus dengan fekunditas 800 000 butir telur per kg, FR 60 %, HR 85

%, dan SR 0.15 %. Sedangkan abalon ukuran konsumsi berukuran > 5 cm dengan

bobot 50 g/individu individu dengan lama pemeliharaan 12 bulan. Produksi dari

kegiatan pembesaran adalah 191.25 kg per tahun yang terdiri dari 1 siklus dengan

SR 94 %, SGR 0.045 %, dan FCR 1.9. Analisis usaha pembenihan dengan harga

jual Rp 6 500 per individu, biaya investasi Rp 171 589 000, biaya total produksi

Rp 92 009 826, dan penerimaan Rp 150 332 000 diketahui R/C ratio 1.63, BEP

unit 12 706 individu, BEP harga Rp 82 589 252, HPP Rp 3 978, dan PP 2.9 tahun.

Analisis usaha pembesaran dengan harga jual Rp 300 000 per kg, biaya investasi

Rp 43 367 500, biaya total produksi Rp 34 408 865, dan biaya penerimaan Rp 57

300 000 diketahui R/C ratio 1.67, BEP unit 106 kg, BEP harga Rp 31 823 982,

HPP Rp 180 151, dan PP 1.9 tahun.

Kata kunci : abalon, pembenihan, pembesaran

Page 9: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

iii

MARULI TUA SIHOMBING

Laporan Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya

pada

Program Diploma Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan

Budidaya

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN

MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis squamata

DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK,

LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT

Page 10: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon
Page 11: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

i

Judul Tugas Akhir : Pembenihan dan Pembesaran Abalon Haliotis

squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok,

Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat

Nama : Maruli Tua Sihombing

NIM : J3H212078

Disetujui oleh

Andri Hendriana, SPi, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bagus Priyo Purwanto, MAgr Ir Irzal Effendi, MSi

Direktur Koordinator Program Keahlian

Tanggal lulus :

Page 12: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

ii

Page 13: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan tugas akhir Praktik Kerja Lapangan

(PKL) ini berhasil diselesaikan. Judul laporan tugas akhir ini ialah “Pembenihan

dan Pembesaran Abalon Haliotis squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut

Lombok, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat” yang dilaksanakan sejak tanggal

02 Februari 2015 sampai 02 Mei 2015.

Ungkapan terima kasih disampaikan kepada ayah, Lister Sihombing dan ibu,

Rumanti Bakara beserta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andri Hendriana, SPi, MSi selaku

dosen pembimbing, Bapak Wiyoto, SPi, MSc selaku dosen penguji, dan bapak/ibu

dosen Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya

(IKN) khususnya Bapak Ir Irzal Effendi, MSi selaku koordinator program

keahlian dan Ibu Wida Lesmanawati, SPi, MSi selaku sekretaris program

keahlian. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman –

teman mahasiswa IKN angkatan 49 atas kebersamaan yang menjadi semangat dan

inspirasi bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih Bapak Hery Setyabudi, SPi dan Ibu

Woro Kusumaningtyas Perwitasari, SPi selaku pembimbing lapangan beserta

Bapak Arsyad Sajangka, SPi, Ibu Afni Isriani, AMd, Bapak I Nyoman Koming,

dan Bapak Sapdi dari Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok yang telah

banyak membantu penulis selama kegiatan PKL. Disamping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada Bapak Ir Ujang Komaruddin, AK, MSc selaku kepala

BPBL Lombok dan seluruh pegawai yang telah mengakomodasi dan memberi

informasi terkait kegiatan PKL.

Semoga laporan akhir PKL ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

Maruli Tua Sihombing

Page 14: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

ii

Page 15: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN ix 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2

2 METODE KAJIAN 2 2.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 2 2.2 Komoditas 3 2.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 3

3 KEADAAN LOKASI PRAKTIK 4

3.1 Sejarah 4 3.2 Letak Geografis 5

3.4 Visi dan Misi 5 3.5 Tugas dan Fungsi 5 3.6 Struktur Organisasi 6 3.7 Keadaan Sumber Daya Manusia 7

4 FASILITAS PRODUKSI 8 4.1 Fasilitas Utama Pembenihan 8

4.1.1 Hatchery 8 4.1.2 Wadah Budidaya 9

4.1.2.1 Wadah Pemeliharaan Induk 9

4.1.2.2 Wadah Pemijahan 10 4.1.2.3 Wadah Kolektor Telur 10

4.1.2.4 Wadah Penetasan Telur 10 4.1.2.5 Wadah Pemeliharaan Larva 11

4.1.2.6 Wadah Pemeliharaan Rumput Laut 11 4.1.2.7 Wadah Kultur Pakan Alami 12

4.1.3 Sistem Pengairan 12

4.1.3.1 Air Laut 12 4.1.3.2 Air Tawar 12

4.1.3.3 Tandon 13 4.1.3.4 Pengelolaan Air 13

4.1.4 Sistem Aerasi 14

4.1.4.1 Aerasi 14 4.1.4.2 Distribusi 14

4.1.5 Peralatan 15 4.1.5.1 Krat Industri 15

4.1.5.2 Shelter 16 4.1.5.3 Rearing Plate 16 4.1.5.5 Spatula 16

4.1.5.6 Timbangan 17 4.1.5.7 Keranjang Pakan 17 4.1.5.8 Gayung dan Stoples 18 4.1.5.9 Jangka Sorong 18

Page 16: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

iv

4.1.5.10 Mikroskop 18

4.1.5.11 Haemositometer dan Sedgewick Rafter 18 4.1.5.12 Beaker Glass, Cawan Petri, dan Pipet Tetes 19 4.1.5.13 Kompor Gas 19 4.1.5.14 Air Conditioner (AC) 20 4.1.5.15 Lampu Pencahayaan 20

4.1.5.16 Alat Sipon 20 4.1.5.17 Wiper Lantai 21 4.1.5.18 Alat Penyikat 21 4.1.5.19 Tabung Oksigen 21 4.1.5.20 Peralatan Pengepakan 21

4.2 Fasilitas Utama Pembesaran 22 4.2.1 Wadah Pembesaran 22 4.2.2 Peralatan 23

4.2.2.1 Keranjang Benih 23 4.3 Fasilitas Pendukung Pembenihan dan Pembesaran 23

4.3.1 Listrik 23 4.3.2 Gas 24

4.3.4 Alat Transportasi 24 4.3.5 Bangunan 24

4.3.5.1 Kantor 24 4.3.5.2 Rumah Ibadah 25 4.3.5.3 Rumah Listrik dan Genset 25

4.3.5.4 Rumah Pompa 25 5 KEGIATAN PEMBENIHAN 26

5.1 Pemeliharaan Induk 26 5.1.1 Persiapan Wadah dan Media 26 5.1.2 Penebaran Induk 26

5.1.3 Pemberian Pakan 27 5.1.4 Pengelolaan Kualitas Air Induk 28

5.1.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit pada Induk 29

5.2 Pemijahan Induk 30 5.2.1 Persiapan Wadah 30 5.2.2 Seleksi Induk Matang Gonad 30 5.2.3 Pemijahan 31

5.3 Pemeliharaan Telur 32

5.3.1 Pemanenan Telur 32 5.4 Pemeliharaan Larva 33

5.4.1 Persiapan Wadah dan Media 33 5.4.2 Penebaran dan Pemeliharaan Larva 33 5.4.3 Pemberian Pakan 33

5.4.4 Pengelolaan Kualitas Air Pemeliharaan Larva 33 5.4.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama Penyakit 34

5.4.6 Pemanenan Juvenil 34 5.5 Pemeliharaan Benih 35

5.5.1 Persiapan Wadah dan Media 35 5.5.2 Penebaran Juvenil 35 5.5.3 Pemberian Pakan 35

Page 17: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

v

5.5.4 Pengelolaan Kualitas Air Pemeliharaan Benih 35

5.5.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama Penyakit 35 5.6 Kultur Pakan Alami 36

5.6.1 Kultur Skala Semi Massal 36 5.6.1.1 Persiapan Wadah dan Media Kultur 36 5.6.1.2 Pemupukan 36

5.6.1.3 Penebaran Inokulan 37 5.6.1.4 Sampling Pertumbuhan Populasi Sel 38 5.6.1.5 Pemanenan 38

5.6.2 Kultur Skala Massal 38 5.6.2.1 Persiapan Wadah dan Media Kultur 38

5.6.2.2 Penebaran Inokulan 39 5.6.2.3 Pemupukan Ulang 39 5.6.2.4 Pemanenan 39

5.7 Pemanenan dan Pengangkutan Benih 40 5.7.1 Pemanenan Benih 40 5.7.2 Sortir dan Grading 40 5.7.3 Pengepakan Benih 41

5.7.4 Anestesi 42 5.7.5 Pengangkutan dan Transportasi Benih 42

6 KEGIATAN PEMBESARAN 43 6.1 Persiapan Wadah dan Media 43 6.2 Penebaran Benih 43

6.3 Pemberian Pakan 44 6.4 Sampling Pertumbuhan 44

6.5 Sortir dan Grading 45 6.6 Pemanenan Abalon 46 6.7 Pengepakan Abalon Ukuran Konsumsi 46

6.8 Pengangkutan dan Transportasi Abalon 46 7 ASPEK USAHA 46

7.1 Pembenihan 46

7.1.1 Pemasaran 46 7.1.1.1 Produk 46 7.1.1.2 Tujuan 47 7.1.1.3 Distribusi 47

7.1.2 Pengadaan Sarana Produksi 47

7.1.2.1 Induk 47 7.1.2.2 Pakan 47 7.1.2.3 Pupuk 47 7.1.2.4 Bahan Kimia 48 7.1.2.5 Bahan Bakar 48

7.1.2.6 Tenaga Kerja 48 7.1.3 Analisis Usaha 48

7.1.3.1 Biaya Investasi 49 7.1.3.2 Biaya Penyusutan 50 7.1.3.3 Biaya Tetap 51 7.1.3.4 Biaya Variabel 52 7.1.3.5 Biaya Total 53

Page 18: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

vi

7.1.3.5 Penerimaan 53

7.1.3.6 Keuntungan 53 7.1.3.7 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) 53 7.1.3.8 Jangka Waktu Pengembalian Modal / Payback Period (PP) 53 7.1.3.9 Analisa Titik Impas / Break Event Point (BEP) 54 7.1.3.10 Harga Pokok Penjualan (HPP) 54

7.2 Pembesaran 54 7.1.1 Pemasaran 54

7.1.1.1 Produk 54 7.1.1.2 Tujuan 55 7.1.1.3 Distribusi 55

7.1.2 Pengadaan Sarana Produksi 55 7.1.2.1 Benih 55 7.1.2.2 Pakan 55

7.1.2.4 Bahan Kimia 55 7.1.2.5 Bahan Bakar 55 7.1.2.6 Tenaga Kerja 55

7.1.3 Analisis Usaha 56

7.1.3.1 Biaya Investasi 56 7.1.3.2 Biaya Penyusutan 57

7.1.3.3 Biaya Tetap 58 7.1.3.4 Biaya Variabel 58 7.1.3.5 Biaya Total 59

7.1.3.5 Penerimaan 59 7.1.3.6 Keuntungan 59

7.1.3.7 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio) 59 7.1.3.8 Jangka Waktu Pengembalian Modal / Payback Period (PP) 59 7.1.3.9 Analisa Titik Impas / Break Event Point (BEP) 60

7.1.3.10 Harga Pokok Penjualan (HPP) 60 8 PENUTUP 60

8.1 Kesimpulan 60

8.2 Saran 61 DAFTAR PUSTAKA 61

DAFTAR TABEL

1 Jenjang pendidikan PNS di BPBL Lombok 7

2 Hasil pengukuran kualitas air pemeliharaan induk 29

3 Stadia tingkat kematangan gonad induk abalon 31

4 Data hasil pemijahan abalon 32

5 Data kualitas air pemeliharaan larva 34

6 Pupuk teknis yang digunakan pada pemupukan ulang 39

7 Data pengadaan pupuk kultur pakan alami 47

8 Data pengadaan bahan kimia untuk kegiatan pembenihan abalon 48

Page 19: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

vii

9 Data pengadaan tenaga kerja kegiatan pembenihan abalon di BPBL

Lombok 48

10 Rincian biaya investasi pembenihan abalon di BPBL Lombok 49

11 Rincian biaya penyusutan pembenihan abalon 50

12 Rincian biaya tetap pembenihan abalon 51

13 Rincian biaya variabel pembenihan abalon 52

14 Rincian pengadaan tenaga kerja pembesaran abalon di BPBL Lombok 56

15 Rincian biaya investasi pembesaran abalon 56

16 Rincian biaya penyusutan pembesaran abalon 57

17 Rincian biaya tetap pembesaran abalon 58

18 Rincian biaya variabel pembesaran abalon 58

DAFTAR GAMBAR

1 Data persediaan dan produksi budidaya abalon dunia 1

2 Abalon Haliotis squamata 3

3 BPBL Lombok 4

4 Struktur organisasi BPBL Lombok 6

5 Hatchery yang digunakan beserta bagiannya : (a) Hatchery indoor dan

(b) ruang pemeliharaan induk dan pemijahan 8

6 Hatchery semi outdoor 8

7 Wadah pemeliharaan induk yang digunakan : (a) bak fiber, (b) pipa saluran

pemasukan air, dan (c) pipa saluran pengeluaran air 9

8 Bak kolektor telur 10

9 Wadah penetasan telur berupa stoples plastik 11

10 Wadah pemeliharaan larva berupa bak fiber 11

11 Kolam pemeliharaan rumput laut 12

12 Pompa air laut 12

13 Pompa air tawar 13

14 Wadah yang digunakan sebagai tandon air : (a) bak beton dan (b) tabung

fiber 13

15 Susunan substrat dalam filter fisik air laut 14

16 Sumber aerasi yang digunakan : (a) blower dan (b) hi-blow 14

17 Distribusi aerasi pada wadah : (a) wadah pemeliharaan/pemijahan dan (b)

wadah kultur pakan alami 15

18 Krat industri 15

19 Shelter 16

20 Rearing plate 16

21 Jenis timbangan yang digunakan : (a) digital dan (b) manual 17

22 Jenis keranjang pakan yang digunakan : (a) keranjang jaring dan (b)

keranjang plastik 17

23 Jangka sorong 18

24 Alat bantu pengamatan : (a) haemositometer, (b) sedgewick rafter, dan

(c) hand counter 19

25 Kompor gas dan panci stainless steel 19

26 Air Conditioner (AC) 20

Page 20: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

viii

27 Lampu pencahayaan 20

28 Alat sipon 21

29 Tabung oksigen 21

30 Peralatan yang digunakan untuk pengepakan : (a) kantong jaring dan

(b) kotak styrofoam 22

31 Wadah yang digunakan untuk pembesaran beserta perlengkapannya :

(a) bak beton dan (b) pipa saluran pemasukan air 22

32 Keranjang berbahan jaring kasa 23

33 Instalasi listrik yang digunakan beserta dayanya : (a) trafo PLN 140 KVA

dan (b) generator set 120 KVA 23

34 Mobil pengangkutan 24

35 Kantor BPBL Lombok 24

36 Musholla 25

37 Rumah instalasi listrik dan genset 25

38 Rumah pompa 26

39 Jenis pakan yang diberikan kepada induk abalon : (a) Gracillaria sp. dan (b)

Ulva sp. 27

40 Pengambilan dan pencucian pakan 27

41 Kegiatan penyiponan dasar bak induk 28

42 Pencucian keranjang induk 29

43 Perbedaan gonad induk abalon : (a) jantan dan (b) betina 30

44 Kegiatan seleksi induk : (a) pengukuran panjang cangkang induk dan (b)

penimbangan bobot tubuh induk 30

45 Air media pemijahan 31

46 Kegiatan pemanenan telur 32

47 Pupuk yang digunakan untuk kultur plankton : (a) KW21 dan (b) silikat,

serta (c) kegiatan pemupukan 37

48 Kegiatan penebaran inokulan 37

49 Data sampling pertumbuhan populasi sel Nitzschia sp. 38

50 Penebaran inokulan bentik diatom pada kultur skala massal 39

51 Hasil pemantauan pakan alami : (a) air berwarna bening kecokelatan dan

(b) bentik diatom yang tumbuh melekat pada rearing plate 40

52 Pemanenan benih abalon 40

53 Kegiatan sortir dan grading 41

54 Pengepakan benih dengan kantong jaring 41

55 Kegiatan pengepakan benih : (a) menggunakan plastik packing dan (b)

menggunakan kotak styrofoam 42

56 Pemberian es batu pada kotak packing 42

57 Pengangkutan dan transportasi benih jalur darat menggunakan mobil 43

58 Kegiatan penyikatan dan pembilasan wadah 43

59 Benih yang siap ditebar untuk pembesaran 44

60 Pemberian pakan pada benih 44

61 Kegiatan sampling benih 45

62 Laju pertumbuhan spesifik / Spesific Grow Rate (SGR) 45

63 Kegiatan pemanenan abalon 46

Page 21: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi BPBL Lombok 65

2 Tata letak unit produksi abalon di BPBL Lombok 65

3 Hasil pengamatan pertumbuhan populasi sel Nitzschia sp. 66

4 Hasil pengamatan embriogenesis abalon (18 Februari 2015) 67

5 Data sampling populasi dan kematangan gonad induk abalon 68

6 Data produksi pakan alami skala semi massal unit produksi abalon di

BPBL Lombok 69

7 Data pemakaian pakan alami semi massal unit produksi abalon BPBL

Lombok 70

8 Data sampling benih (populasi, kebutuhan pakan, dan pertumbuhan) 71

9 Pola tanam pembenihan abalon di BPBL Lombok 73

10 Pola tanam pembesaran abalon di BPBL Lombok 74

Page 22: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon
Page 23: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abalon merupakan komoditas laut yang bernilai ekonomi tinggi.

Pemanfaatan abalon sebagai hidangan laut karena mempunyai nilai gizi tinggi,

cita rasa yang khas, juga dipercaya mampu meningkatkan vitalitas dan rendah

kolesterol (Sarifin et al. 2011). Harga jual abalon di dalam negeri berkisar antara

Rp 250 000 hingga Rp 600 000 per kg tergantung ukurannya. Sementara di pasar

internasional harga daging abalon segar berkisar antara 22 US$ - 66 US$ per kg

tergantung kualitas dan jenisnya (Susanto et al. 2008).

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi yang besar tentang

sumber daya kekerangan termasuk abalon tetapi potensi sumber daya abalon yang

besar belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Permintaan pasar yang

tinggi dan harga yang semakin meningkat mengakibatkan tereksploitasinya abalon

di alam secara berlebihan (Susanto et al. 2008). Nelayan di Indonesia menangkap

abalon dari alam untuk dikonsumsi sendiri dan dijual kepada pedagang

pengumpul untuk kemudian dijual ke eksportir (Setyono 2009). Aktivitas

penangkapan yang intensif tersebut mengakibatkan stok alam cenderung terus

menurun. Hal tersebut memacu perkembangan pembenihan dan kegiatan

budidaya atau akuakultur abalon dalam meningkatkan populasi abalon untuk

memenuhi permintaan daging abalon (Susanto et al. 2008).

Beberapa negara di dunia telah mengembangkan usaha budidaya abalon

secara industri, namun kebutuhan abalon masih tetap tinggi dari produksi yang

ada selama ini (Setyono 2010). Produksi abalon di dunia, baik dari hasil

tangkapan alam maupun produk budidaya masih jauh di bawah permintaan

(Setyono 2009). Menurut data persediaaan dan produksi budidaya abalon dunia

(Gambar 1) menurut Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2012,

budidaya abalon belum mampu memenuhi persediaan setiap tahunnya meskipun

produksi budidaya abalon cenderung meningkat setiap tahunnya seiring

permintaan pasar yang meningkat.

Gambar 1 Data persediaan dan produksi budidaya abalon dunia

Page 24: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

2

Gambar 1 menunjukkan produksi abalon dari kegiatan budidaya tahun 2002

hanya memenuhi sekitar 5.38 % dari total persediaan, tahun 2010 meningkat

sebesar 84.52 %, dan tahun 2011 diperkirakan naik mencapai 86.73 %. Indonesia

mulai mengekspor abalon dari alam pada tahun 2005 ke negara Jepang, Cina,

Singapura dan Hongkong. Kegiatan ekspor abalon kering dari Sulawesi Selatan

tahun 2007 sebesar 110 kg, meningkat tajam pada tahun 2008 menjadi 8 632 kg.

Ekspor abalon berasal dari perairan Sulawesi Tengah, sedangkan abalon asal

Sulawesi Selatan berasal dari Kabupaten Pangkep dan Tana Keke dengan rata-rata

ekspor 300 – 500 kg per bulan (Litaay et al. 2010).

Budidaya abalon di Indonesia relatif baru dikembangkan dan pembenihan

terkontrol telah dilakukan di Loka Budidaya Laut Lombok [yang berganti nama

menjadi Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok] (Kordi 2011). Beberapa

masalah yang sering timbul dalam budidaya abalon antara lain ketersediaan benih

secara kontinu, lamanya waktu budidaya karena laju pertumbuhan yang lambat,

penurunan ketahanan terhadap penyakit, dan penurunan kualitas benih yang

kemungkinan disebabkan oleh inbreeding (Setyabudi et al. 2013). Peran dari

BPBL Lombok adalah melaksankan dan menyebarluaskan hasil kegiatan

perekayasaan, termasuk pembenihan dan pembesaran abalon. Kegiatan PKL

dilaksanakan untuk mengetahui dan melakukan secara langsung kegiatan

pembenihan dan pembesaran sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program

Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB).

1.2 Tujuan

Kegiatan PKL pembenihan dan pembesaran abalon bertujuan : mengikuti

dan melakukan kegiatan pembenihan dan pembesaran abalon secara langsung di

BPBL Lombok, memperoleh pengetahuan, keterempilan, dan pengalaman kerja

mengenai kegiatan pembenihan dan pembesaran abalon di BPBL Lombok,

mengidentifikasi permasalahan dan memberikan alternatif solusi pemecahan

masalah dalam kegiatan pembenihan dan pembesaran abalon di BPBL Lombok,

dan menerapakan ilmu teknologi produksi dan manajemen budidaya yang telah

diperoleh selama perkuliahan dalam kegiatan pembenihan dan pembesaran abalon

di BPBL Lombok.

2 METODE KAJIAN

2.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan PKL pembenihan dan pembesaran abalon dilaksanakan di BPBL

Lombok yang beralamat di Jalan Raya Sekotong, P.O BOX. 1 Sekotong Barat,

Dusun Gili Genting, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten

Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lampiran 1). Kegiatan PKL

pembenihan dilaksanakan sejak tanggal 02 Februari 2015 sampai 18 Maret 2015,

sedangkan kegiatan PKL pembesaran dilakukan sejak tanggal 19 Maret 2015

sampai tanggal 02 Mei 2015.

Page 25: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

3

2.2 Komoditas

Komoditas yang menjadi kajian PKL adalah abalon Haliotis squamata

(Gambar 2). Abalon merupakan komoditas yang tergolong ke dalam gastropoda

laut yang bersifat herbivora, bercangkang tunggal yang berbentuk seperti telinga

dan memiliki pusat cangkang berbentuk lingkaran yang berukuran kecil dan

terletak di bagian posterior.

Gambar 2 Abalon Haliotis squamata

Secara sistematika, abalon diklasifikan sebagai berikut : filum Moluska,

kelas Gastropoda, ordo Archaegastropoda, famili Haliotidae, genus Haliotis, dan

spesies Haliotis squamata (Hegner dan Engeman 1968).

2.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis data PKL

pembenihan dan pembesaran abalon di BPBL Lombok terdiri dari empat metode.

Metode pertama adalah mengikuti dan melakukan seluruh kegiatan pembenihan

abalon yang meliputi pemeliharaan induk, kultur dan penyiapan pakan alami,

pemijahan, pemeliharaan larva, hingga benih, pemanenan dan pengangkutan hasil

panen. Metode kedua adalah mengikuti dan melakukan seluruh kegiatan

pembesaran abalon yang meliputi pemeliharaan benih hingga ukuran konsumsi,

pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pencegahan hama dan penyakit,

pemanenan dan pengangkutan hasil panen. Metode ketiga adalah melakukan

wawancara dengan pimpinan operasional, pegawai, dan seluruh pihak lain yang

berkompeten dalam bidangnya untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan dan

fasilitas produksi, pengadaan sarana dan prasarana, serat analisis usaha

pembenihan dan pembesaran abalon. Metode keempat adalah melakukan

pencatatan atas setiap kegiatan dan informasi yang diperoleh dari wawancara

dalam bentuk jurnal harian dan laporan periodik.

Page 26: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

4

3 KEADAAN LOKASI PRAKTIK

3.1 Sejarah

BPBL Lombok merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di

bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia (Gambar 3). Balai ini didirikan pada tahun 1990

yang semula menjadi bagian dari Balai Budidaya laut (BBL) Lampung. Tugas

dari balai tersebut adalah mengembangkan budidaya perikanan laut di Nusa

Tenggara Barat. Pada awalnya BPBL Lombok dibangun di pesisir teluk Gerupuk,

Desa Sengkol, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (BPBL Lombok

2014).

Gambar 3 BPBL Lombok

Tahun 1995 unit tersebut diangkat menjadi Loka Budidaya Laut Lombok

yang secara kelembagaan dipimpin oleh seorang pejabat eselon IV dengan

wilayah kerja meliputi : Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara

Timur. Sejumlah sarana dan prasarana ditingkatkan secara berkesinambungan

untuk mendukung pengembangan budidaya laut sehingga pada tahun 2000 lokasi

pembangunan diperluas di Dusun Giligenting, Desa Sekotong Barat, Sekotong,

Lombok Barat. Lokasi baru ini menciptakan berbagai kegiatan budidaya laut yang

terdiri dari lahan tanah untuk pembenihan dan perairan laut untuk pembesaran

(BPBL Lombok 2014).

Loka Budidaya Laut Lombok terus berkembang dengan tingkat mobilitas

yang tinggi sehingga pada tahun 2004 kegiatan administrasi kantor yang semula

berada di Gerupuk dipindahkan ke Sekotong yang sekarang menjadi kantor

pusatnya. Tahun 2006, unit tersebut berubah menjadi Balai Budidaya Laut (BBL)

Lombok. Mengikuti peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 6/PERMEN-

KP/2014, struktur organisasi serta tugas dan fungsi balai diubah menjadi Balai

Perikanan Budidaya Laut Lombok.

Penghargaan yang dicapai BPBL Lombok adalah Adibakti Mina Bahari

sebagai unit pelaksana teknis terbaik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

tingkat nasional tahun 2010, pemenang I kategori laboratorium kesehatan ikan

dan lingkungan tingkat nasional tahun 2011. Serangkain kegiatan BPBL Lombok

yang dilakukan hingga saat ini adalah : kultur jaringan rumput laut, produksi tiram

mutiara, pendederan dan pembesaran lobster, pembenihan dan pembesaran ikan

Page 27: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

5

bawal bintang, pembenihan dan pembesaran ikan kerapu bebek dan macan,

pembenihan dan pembesaran abalon, pembenihan dan pembesaran ikan kakap

putih, serta pembenihan dan pendederan ikan hias air laut.

Pencapaian yang telah dilakukan oleh BPBL Lombok adalah

pengembangan teknologi yang dapat diterapkan dalam penyebaran dua spesies

abalon tropis H. asinina dan H. squamata serta telah mengembangkan budidaya

sederhana yang menguntungkan secara ekonomis. Selain itu, BPBL Lombok juga

telah melakukan rekayasa genetika dengan melakukan persilangan antara H.

asinina dan H. Squamata dan menghasilkan benih hibrid.

3.2 Letak Geografis

Wilayah BPBL Lombok terletak di perairan Teluk Sekotong dengan kondisi

perairan yang bersih dan jernih, memiliki karang berpasir dengan salinitas 32 0/00

– 35 0/00 dan pH berkisar 7.8 – 8.3. Secara geografis, BPBL Lombok terletak pada

115046’ - 116

028’ (BT) dan 8

012’ – 8

055’ (LS) dengan ketinggian 5 mdpl. Luas

wilayah BPBL Lombok adalah 21 000 m2 atau 2.1 Ha. Jarak antara BPBL

Lombok dengan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat (Mataram) sekitar 70 km.

Batas geografis BPBL Lombok sebelah Timur adalah Balai Pengembangan

Budidaya Perairan Pantai (BPBPP) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Nusa

Tenggara Barat dan Dusun Pangawisan. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun

Gili Genting. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Lombok dan sebelah Selatan

berbatasan dengan Dusun Kedaru.

3.4 Visi dan Misi

Motto dari BPBL Lombok adalah Siap Mengembangkan dan Meningkatkan

Produksi Budidaya Laut. Visi dari BPBL Lombok adalah sebagai penghasil

teknologi terapan di bidang budidaya laut yang produktif dan berdaya saing.

Sedangkan misi BPBL Lombok adalah : mengembangkan rekayasa teknologi

budidaya laut yang berbasis agribisnis, mempercepat alih teknologi dan sertifikasi

budidaya laut, dan meningkatkan kapasitas pelayanan dan kelembagaan.

3.5 Tugas dan Fungsi

Tugas utama BPBL Lombok adalah melakukan uji terap teknik dan kerja

sama, produksi budidaya laut, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan

lingkungan, serta bimbingan teknis budidaya laut. BPBL Lombok memiliki fungsi

diantaranya : penyusunan kegiatan teknis dan rencana anggaran, monitoring,

evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan uji terap teknik pada budidaya laut,

pelaksanaan kelengkapan standarisasi pada budidaya laut, pelaksanaan sertifikasi

untuk sistem budidaya laut, pelaksanaan teknik kerja sama pada budidaya laut,

pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi dari budidaya laut,

pelaksanaan persyaratan layanan uji laboratorium dan kelayakan teknis,

pelaksanaan uji kesehatan ikan dan lingkungan, pelaksanaan produksi induk

Page 28: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

6

berkualitas tinggi, benih unggul, dan produksi peralatan budidaya laut,

pelaksanaan bimbingan teknis pada budidaya laut, dan pelaksanaan urusan tata

usaha dan rumah tangga.

3.6 Struktur Organisasi

Struktur organisasi BPBL Lombok (Gambar 4) dipimpin oleh seorang

kepala balai dan dibantu oleh tiga orang pejabat struktural, diantaranya kepala

sub-bagian tata usaha, kepala seksi uji terap teknik dan kerja sama, dan kepala

seksi pengujian dan dukungan teknis. Kepala balai dibantu oleh beberapa

kelompok pegawai fungsional menurut jenis komoditas yang dipimpin oleh

seorang koordinator kelompok jabatan fungsional untuk menjalankan fungsinya

sebagai unit pelaksana teknis produksi budidaya laut. Kelompok kerja (pokja)

dibentuk untuk melaksanakan kegiatan produksi abalon yang dipimpin oleh

seorang ketua. Ketua pokja abalon dibantu oleh lima anggota pokja termasuk

ketua yang merangkap sebagai anggota yang terdiri dari empat orang pegawai

tetap dan satu orang pegawai kontrak.

Gambar 4 Struktur organisasi BPBL Lombok

Kepala balai sebagai pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikanan

Page 29: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

7

bimbingan serta memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Kepala balai juga wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing

dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah – langkah yang

diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pimpinan ini dibantu

oleh pimpinan satuan organisasi dan dalam pemberian bimbingan kepada

bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

Kepala sub – bagian tata usaha dan seluruh jajarannya mempunyai tugas

untuk melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan

kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga, dan ketatausahaan.

Kepala seksi uji terap teknik dan kerjasama beserta seluruh jajarannya mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standarisasi,

sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta

publikasi perikanan budidaya laut. Kepala seksi pengujian dan dukungan teknis

beserta seluruh jajarannya mempunyai tugas untuk melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan layanan pengujian laboratorium, persyaratan kelayakan teknis,

kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana

produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut.

Tugas kelompok jabatan fungsional yaitu melaksanakan kegiatan penerapan

teknik dan pengujian perikanan budidaya serta kegiatan lain sesuai dengan tugas

masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan. Kewajiban

jabatan fungsional adalah menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan

organisasi dalam lingkungan balai besar perikanan budidaya serta dengan instansi

lain di luar balai besar perikanan sesuai dengan tugas masing-masing. Kelompok

jabatan fungsional juga berkewajiban untuk mengikuti dan mematuhi petunjuk

dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan

berkala tepat pada waktunya.

3.7 Keadaan Sumber Daya Manusia

Sistem kerja di BPBL Lombok dikelola oleh sumber daya manusia yang

berkompeten di bidangnya. Tenaga kerja yang dimiliki oleh BPBL Lombok

adalah 88 orang yang terdiri dari 61 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

dibantu oleh 27 orang pegawai kontrak. Jenjang pendidikan PNS BPBL Lombok

secara rinci dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenjang pendidikan PNS di BPBL Lombok

No. Jenjang pendidikan Jumlah PNS

1 Pasca Sarjana / S2 7

2 Sarjana / S1 15

3 Diploma – IV / D4 7

4 Diploma – III / D3 8

5 SMA / SLTA 22

6 SMP / SLTP 0

7 SD 2

Page 30: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

8

4 FASILITAS PRODUKSI

4.1 Fasilitas Utama Pembenihan

4.1.1 Hatchery

Hatchery yang digunakan untuk kegiatan pembenihan abalon terdapat dua

jenis, yaitu hatchery indoor dan hatchery semi outdoor berdasarkan tata letak unit

produksi abalon di BPBL Lombok (Lampiran 1). Kedua hatchery ini digunakan

untuk dua spesies abalon yang dibudidayakan, yaitu H. asinina dan H. squamata.

Hatchery indoor (Gambar 5 a) merupakan bangunan permanen tertutup yang

bagian dasar dan dindingnya terbuat dari bahan beton dan atapnya terbuat dari

seng. Hatchery indoor berukuran 20 m x 10 m x 4 m yang bagian dalamnya

difungsikan sebagai ruangan pemeliharaan induk dan pemijahan (Gambar 5 b),

kultur pakan alami dan pengamatan, serta tempat penyimpanan peralatan.

(a) (b)

Gambar 5 Hatchery yang digunakan beserta bagiannya : (a) Hatchery indoor dan

(b) ruang pemeliharaan induk dan pemijahan

Hatchery semi outdoor (Gambar 6) merupakan bangunan semi permanen

yang bersifat semi terbuka. Bagian dasarnya terbuat dari bahan semen dan bagian

atapnya terbuat dari plastik polikarbonat transparan dan penyangganya tebuat dari

besi. Hatchery semi outdoor berukuran 10 m x 5 m x 3 m. Hatchery semi outdor

ini difungsikan sebagai ruang pemeliharaan larva hingga ukuran benih dan kultur

pakan alami skala massal.

Gambar 6 Hatchery semi outdoor

Page 31: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

9

4.1.2 Wadah Budidaya

Wadah budidaya dalam kegiatan pembenihan terdiri dari : wadah

pemeliharaan induk, wadah pemijahan, wadah kolektor telur, wadah penetasan

telur, wadah pemeliharaan larva, wadah pemeliharaan rumput laut, dan wadah

kultur pakan alami.

4.1.2.1 Wadah Pemeliharaan Induk

Wadah pemeliharaan induk adalah wadah yang digunakan untuk

memelihara induk hingga menghasilkan induk yang matang gonad. Wadah yang

digunakan untuk pemeliharaan induk adalah bak fiber berbentuk persegi panjang

dengan ukuran dimensi 3 m x 1 m x 0.6 m dengan kapasitas 1 800 L seperti

ditunjukkan pada Gambar 7 a. Wadah pemeliharaan induk terletak di dalam

hatchery indoor dengan jumlah 6 unit yang terdiri dari 3 unit untuk pemeliharaan

induk jantan dan 3 unit untuk pemeliharaan induk betina. Tiap wadah dilengkapi 4

titik aerasi yang dialirkan melalui pipa Poly Vinil Chloride (PVC) diameter 3/4

inci sepanjang 2 m dilengkapi dengan 1 unit keran tiap unit bak. Tiap 1 unit

wadah dilengkapi dengan pipa saluran pemasukan air (Gambar 7 b) berupa pipa

PVC diameter 1 inci sepanjang 40 cm dan keran. Selain itu, wadah juga

dilengkapi dengan pipa saluran pengeluaran air (Gambar 7 c) berupa pipa PVC

diameter 1 ½ inci sepanjang 40 cm tiap unit wadah. Pipa saluran pengeluaran air

disambungkan dengan bak melalui pipa PVC-ELBOW bentuk L sehingga

ketinggian air dapat diatur melalui pipa dengan cara mengatur derajat

kemiringannya.

(a) (b)

(c)

Gambar 7 Wadah pemeliharaan induk yang digunakan : (a) bak fiber, (b) pipa

saluran pemasukan air dan (c) pipa saluran pengeluaran air

Page 32: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

10

4.1.2.2 Wadah Pemijahan

Wadah pemijahan adalah wadah yang digunakan sebagai tempat

memijahkan induk jantan dan betina untuk menghasilkan telur yang terbuahi.

Wadah pemijahan yang digunakan adalah bak fiber yang spesifikasinya sama

dengan wadah pemeliharaan induk. Wadah pemijahan berjumlah 1 unit yang

terletak di hatchery indoor dan bersebelahan dengan wadah pemeliharaan induk.

4.1.2.3 Wadah Kolektor Telur

Wadah kolektor telur adalah wadah yang digunakan pada saat pemijahan

yang berfungsi untuk mengumpulkan telur dari bak pemijahan ketika pemijahan

dilakukan. Prinsip dari kolektor telur ini adalah menampung air yang mengalir

dari pipa saluran pengeluaran air bak pemijahan yang di dalamnya terdapat telur

abalon. Kolektor telur ini berupa bak yang terbuat dari bahan plastik yang

berbentuk persegi panjang dengan dimensi dimensi 55 cm x 40 cm x 33 cm dan

volume air 20 L (Gambar 8). Bak kolektor telur memiliki lubang yang terdapat

pada bagian sisi samping kiri atas berukuran 5 m x 10 m yang berfungsi sebagai

saluran pengeluaran air. Bak kolektor telur berjumlah 1 unit yang disusun sejajar

dengan bak pemijahan dengan posisi berada di bagian sisi saluran pengeluaran air

pada bak pemijahan.

Gambar 8 Bak kolektor telur

4.1.2.4 Wadah Penetasan Telur

Wadah penetasan telur adalah wadah yang digunakan untuk memelihara

telur hasil pemijahan hingga menetas menjadi trochopre. Wadah penetasan telur

berupa stoples plastik berbentuk tabung silinder dengan volume 20 L (Gambar 9).

Kepadatan telur optimal adalah 200 – 500 butir telur/L sehingga dalam satu

wadah penetasan telur mampu menampung antara 4 000 – 10 000 butir telur.

Wadah penetasan telur dilengkapi dengan 1 buah titik aerasi untuk mengaduk

telur agar tidak mengendap dan menempel satu dengan yang lain.

Page 33: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

11

Gambar 9 Wadah penetasan telur berupa stoples plastik

4.1.2.5 Wadah Pemeliharaan Larva

Wadah pemeliharaan larva atau terletak di hatchery semi outdoor. Wadah

pemeliharaan larva merupakan bak fiber yang spesifikasinya sama dengan bak

pemeliharaan induk (Gambar 10). Saluran pemasukan air berupa pipa PVC

diameter 1 inci dilengkapi keran. Saluran pengeluaran air berupa pipa PVC

diameter 1 inci dengan yang disambungkan dengan pipa PVC-ELBOW bentuk L.

Jumlah bak yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah 6 unit.

Gambar 10 Wadah pemeliharaan larva berupa bak fiber

4.1.2.6 Wadah Pemeliharaan Rumput Laut

Wadah pemeliharaan rumput laut adalah wadah yang digunakan sebagai

tempat penampungan rumput laut yang menjadi pakan abalon. Rumput laut

merupakan organisme hidup yang memerlukan pemeliharaan agar tetap segar

ketika diberikan kepada abalon. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan

rumput laut adalah kolam beton berbentuk persegi panjang dimensi 1.95 m x 1.85

m x 1.5 m dengan volume 4 000 L tiap unit. Kolam pemeliharaan rumput laut ini

terletak diantara hatchery semi outdoor pendederan dan hatchery ikan hias laut.

Kolam pemeliharaan rumput laut (Gambar 11) terdiri dari 6 unit yang disusun

secara seri dan diberi sekat antar unit. Kolam pemeliharaan rumput laut dilengkapi

dengan saluran pemasukan air berupa pipa PVC diameter 1 ½ inci dan saluran

pengeluaran air berupa pipa PVC diameter 2 inci yang langsung dibuang ke laut.

Page 34: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

12

Gambar 11 Kolam pemeliharaan rumput laut

4.1.2.7 Wadah Kultur Pakan Alami

Wadah kultur pakan alami terdiri dari dua jenis berdasarkan skala kultur

yang dilakukan. Wadah kultur skala semi massal berupa stoples plastik berbentuk

tabung silinder volume 20 L sebanyak 25 buah. Tiap wadah diberi 1 titik aerasi

untuk menyuplai oksigen pada saat kultur pakan alami. Wadah kultur massal

adalah bak fiber yang digunakan untuk pemeliharaan larva sebelum ditebar.

4.1.3 Sistem Pengairan

4.1.3.1 Air Laut

Air laut yang digunakan untuk kegiatan produksi abalon di BPBL Lombok

berasal dari perairan Teluk Sekotong. Air disedot dari tubir pantai dengan pompa

dan dialirkan melalui pipa PVC diameter 6 inci. Pompa yang digunakan bermerek

“Stork” model CV-2082-4 dengan daya 10 PK sebanyak 2 unit yang digunakan

secara bergantian (Gambar 12).

Gambar 12 Pompa air laut

4.1.3.2 Air Tawar

Air tawar digunakan untuk sterilisasi media dan peralatan serta pencegahan

hama penyakit. Air tawar yang digunakan berasal dari sumur bor di daerah kantor

BPBL Lombok dengan menggunakan pompa seperti ditunjukkan pada Gambar

13. Pompa yang dimiliki sebanyak 3 unit yang digunakan secara bergantian.

Pompa sebanyak 2 unit bermerek “New Shimizu” model PT-190 BIT dengan

kapasitas 19 L/menit dan tekanan 10 bar. Pompa lainnya memiliki merek yang

sama model PC-260 BIT dengan kapasitas 75 L/menit. Saluran pemasukan air

Page 35: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

13

terbuat dari pipa PVC dimensi 1 ¼ inci dan saluran saluran pengeluaran air

berukuran 1 inci.

Gambar 13 Pompa air tawar

4.1.3.3 Tandon

Wadah tandon air merupakan wadah tempat penampungan air sebelum

disuplai ke setiap wadah penampungan. Wadah tandon air terdiri dari dua bagian

berdasarkan jenis airnya. Wadah tandon air laut merupakan bak beton sebanyak 1

unit berbentuk persegi panjang dimensi 20 m x 5 m x 2 m dengan volume 200 ton

(Gambar 14 a). Saluran air berupa pipa PVC 6 inci sepanjang 150 m ke arah laut

yang digunakan untuk menyedot air dari laut dan menyimpannya di dalam tandon.

Wadah tandon dilengkapi dengan pipa PVC 6 inci yag diisi kapas untuk

penyaringan air dan air didistribusikan melalui pipa PVC 4 inci. Wadah tandon air

tawar terbuat dari tabung fiber merek “Grand” sebanyak 1 unit berbentuk tabung

silinder dengan volume 1 000 L (Gambar 14 b). Saluran pipa pemasukan dan

pengeluaran berupa pipa PVC diameter 3/4 inci.

(a) (b)

Gambar 14 Wadah yang digunakan sebagai tandon air : (a) bak beton dan (b)

tabung fiber

4.1.3.4 Pengelolaan Air

Pengelolaan air dilakukan dengan treatment fisik. Air laut dialirkan ke

hatchery dengan pipa PVC diameter 2 inci melalui 4 unit filter fisik berupa wadah

toren bahan fiber volume 1 100 L merek “Grand”. Filter fisik terdiri dari

beberapa substrat disusun secara sistematis seperti ditunjukkan pada Gambar 15.

Page 36: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

14

Gambar 15 Susunan substrat dalam filter fisik air laut

4.1.4 Sistem Aerasi

4.1.4.1 Aerasi

Aerasi dalam produksi abalon di BPBL Lombok adalah menggunakan 2 unit

mesin blower merek “Showfou” model R8-732-50 (Gambar 16 a) yang digunakan

secara bergantian dengan daya 7.5 HP dan kapasitas 4.9 m3/menit. Blower

terdapat di dalam rumah pompa untuk digunakan pada hatchery indoor dan semi

outdoor abalon serta komoditas lainnya. Udara yang dihasilkan blower ini

dialirkan melalui pipa PVC diameter 2 inci. Jenis mesin lainnya yang digunakan

untuk menyuplai aerasi adalah 1 unit hi-blow merek “Hakko” model HK-120L

yang memiliki daya 128 watt dan kapasitas 125 L / menit (Gambar 16 b) melalui

pipa PVC diameter 3/4 inci yang digunakan untuk kultur pakan alami skala semi

massal.

(a) (b)

Gambar 16 Sumber aerasi yang digunakan : (a) blower dan (b) hi-blow

4.1.4.2 Distribusi

Saluran udara yang dihasilkan oleh blower didistribusikan melalui pipa PVC

2 inci sepanjang 20 m disambungkan dengan pipa PVC 3/4 inci sepanjang 1 m

tiap bak pemeliharaan induk, pemijahan, dan pemeliharaan larva. Distribusi aerasi

pada wadah pemeliharaan induk dan pemijahan (Gambar 17 a) terdapat 4 titik

aerasi menggunakan selang plastik transparan diameter 0.5 cm sepanjang 5 m

yang diberi batu pemberat 4 buah. Distribusi aerasi pada wadah kultur pakan

Page 37: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

15

alami (Gambar 17 b) yang dihasilkan oleh hi-blow melalui pipa PVC diameter 3/4

sepanjang 12 m disambungkan dengan selang plastik transparan diameter 0.5 cm

sepanjang 40 cm pada tiap wadah. Setiap wadah terdapat 1 titik aerasi yang

dilengkapi dengan batu pemberat. Wadah kultur pakan alami yang terdapat di

dalam ruang kultur pakan alami memiliki 40 titik selang aerasi.

(a) (b)

Gambar 17 Distribusi aerasi pada wadah : (a) wadah pemeliharaan/pemijahan dan

(b) wadah kultur pakan alami

4.1.5 Peralatan

Kegiatan produksi abalon baik ukuran benih maupun konsumsi

membutuhkan beberapa peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembenihan

dan pembesaran.

4.1.5.1 Krat Industri

Krat industri merupakan keranjang yang digunakan sebagai wadah

penampungan induk yang digantungkan di dalam bak pemeliharaan induk. Tujuan

dari penggunaan alat ini adalah untuk memudahkan dalam pengelompokkan induk

secara jenis kelamin, umur, tingkat kematangan gonad, dan periode pemijahan.

Krat industri yang digunakan berbahan plastik warna hitam merek “Napolly” yang

berbentuk persegi panjang dimensi 0.6 m x 0.5 m x 0.4 m (Gambar 18). Bagian

sisi krat industri terdapat lubang untuk memudahkan aliran air masuk ke dalam

wadah. Setiap bak pemeliharaan berisi 4 – 5 krat industri yang digantung pada bak

dengan kayu sepanjang 1.2 m yang diikat menggunakan tali tambang.

Gambar 18 Krat industri

Page 38: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

16

4.1.5.2 Shelter

Shelter merupakan alat yang digunakan sebagai tempat persembunyian,

naungan, dan penempelan induk dan benih. Tujuan penggunaan alat ini adalah

menghindari induk dari stress akibat cahaya yang terlalu terang dan mengikuti

habitat aslinya yang cenderung berada di balik bebatuan dan karang untuk

menghindari predator. Shelter yang digunakan berupa pipa PVC diameter 6 inci

sepanjang 30 cm yang dibelah secara horizontal menjadi dua bagian (Gambar 19).

Setiap krat industri terdapat 1 – 2 unit shelter.

Gambar 19 Shelter

4.1.5.3 Rearing Plate

Rearing plate adalah substrat yang digunakan sebagi tempat melekatnya

larva abalon stadia veliger. Tujuan dari penggunaan alat ini adalah untuk

menumbuhkan pakan fitoplankton jenis bentik diatom di permukaannya sehingga

ketika larva dalam proses penempelan pada substrat dapat memperoleh makanan

dari alat tersebut. Rearing plate yang digunakan terbuat dari atap plastik

supervynil bergelombang seperti ditunjukkan pada Gambar 20. Tiap satu unit

rearing plate terdiri dari 5 lembar berukuran 40 cm x 40 cm. Rearing plate

ditempatkan pada bak pemeliharaan larva dengan jumlah 20 – 26 unit tiap bak.

Gambar 20 Rearing plate

4.1.5.5 Spatula

Spatula merupakan alat yang digunakan untuk melepaskan abalon yang

menempel di wadah atau substrat. Tujuan penggunaan alat ini untuk membantu

mengambil abalon ketika memindahkan abalon dari suatu wadah ke wadah lain,

sampling, dan pemanenan. Spatula terbuat dari bahan plastik elastis agar abalon

tidak terluka pada saat pelepasan dari substrat/wadah. Jumlah spatula yang

digunakan sebanyak 4 buah.

Page 39: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

17

4.1.5.6 Timbangan

Timbangan yang digunakan pada unit pembenihan abalon di BPBL Lombok

adalah timbangan digital (Gambar 21 a) dan timbangan manual (Gambar 21 b).

Timbangan digital memiliki kapasitas 600 g dengan ketelitian 0.01 g yang

digunakan untuk menimbang bobot induk pada saat sampling kematangan gonad

dan kapasitas 350 g dengan ketelitian 0.001 g digunakan untuk menimbang

kebutuhan pupuk media kultur pakan alami. Sumber energi yang digunakan

adalah batu baterai 1.5 V sebanyak 4 buah dan dibantu dengan energi listrik

apabila energi baterai habis. Timbangan manual memiliki kapasitas 3 kg dengan

ketelitian 100 g yang tidak memerlukan sumber energi ketika digunakan.

(a) (b)

Gambar 21 Jenis timbangan yang digunakan : (a) digital dan (b) manual

4.1.5.7 Keranjang Pakan

Keranjang pakan yang digunakan dalam unit pembenihan abalon di BPBL

Lombok terdiri atas dua jenis, yaitu keranjang jaring dan keranjang plastik.

Keranjang jaring terbuat dari bahan jaring nilon dengan diameter 45 cm dan tinggi

60 cm (Gambar 22 a). Keranjang tersebut digunakan untuk mengambil pakan dari

bak penampungan pakan dengan kapasitas 20 kg tiap keranjang. Sedangkan

keranjang plastik terbuat dari bahan plastik berdiameter 20 cm dan tinggi 15 cm

(Gambar 22 b) yang digunakan sebagai wadah pakan pada saat ditimbang dengan

kapasitas 500 g tiap keranjang.

(a) (b)

Gambar 22 Jenis keranjang pakan yang digunakan : (a) keranjang jaring dan (b)

keranjang plastik

Page 40: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

18

4.1.5.8 Gayung dan Stoples

Gayung dan stoples digunakan untuk mencuci pakan rumput laut sebelum

ditimbang dan diberikan pada abalon. Gayung dan stoples terbuat dari bahan

plastik dengan volume masing – masing 3 L dan 20 L.

4.1.5.9 Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang cangkang abalon

digunakan untuk mengukur panjang cangkang induk, calon induk, dan benih pada

saat sampling. Unit pembenihan abalon BPBL Lombok menggunakan 2 buah

jangka sorong digital dengan skala 1 mm (Gambar 23).

Gambar 23 Jangka sorong

4.1.5.10 Mikroskop

Mikroskop digunakan untuk mengamati pertumbuhan pakan alami,

perkembangan pembuahan telur (embriogenesis), dan morfologi hama penyakit.

Terdapat satu unit mikroskop cahaya dengan empat jenis perbesaran yaitu : 4, 10,

dan 20. Sumber energi berasal dari energi listrik dengan pemakaian energi sebesar

6V-20W.

4.1.5.11 Haemositometer dan Sedgewick Rafter

Haemositometer (Gambar 24 a) adalah alat bantu pengamatan yang terbuat

dari bahan kaca tebal yang digunakan untuk menghitung kepadatan jumlah sel

fitoplankton. Haemositometer terbuat dari kaca dengan merek “Marien Feld” yang

terdiri dari 25 kotak besar dengan luas 0.04 mm2 dan setiap kotak besar terdiri

dari 16 kotak kecil dengan volume 0.001 mm3.

Sedgewick rafter (Gambar 24 b) adalah alat bantu pengamatan yang terbuat

dari bahan kaca dengan ketebalan 1 mm yang digunakan untuk menghitung

jumlah telur, derajat pembuahan telur dan derajat penetasan telur. Sedgewick

rafter berbentuk persegi panjang dengan panjang berukuran 50 mm yang terdiri

dari 50 kotak dan lebar berukuran 20 mm yang terdiri dari 20 kotak. Volume air

yang tertampung dengan bagian atas ditutup slide glass adalah 1 ml. Pengukuran

dari kedua alat tersebut dibantu dengan alat hand counter (Gambar 24 c).

Page 41: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

19

(a) (b)

(c)

Gambar 24 Alat bantu pengamatan : (a) haemositometer, (b) sedgewick rafter dan

(c) hand counter

4.1.5.12 Beaker Glass, Cawan Petri, dan Pipet Tetes

Beaker glass digunakan mengambil telur dari wadah bak kolektor telur

dengan volume 500 ml. Cawan petri digunakan untuk mengambil sampel telur

yang diamati menggunakan pipet tetes 1 ml, sedangkan pipet tetes 10 ml

digunakan untuk mengukur kebutuhan pupuk pada kultur pakan alami.

4.1.5.13 Kompor Gas

Kompor gas digunakan untuk memanaskan air yang bertujuan mensterilisasi

peralatan dan wadah kultur pakan alami. Penggunaan kompor berasal dari tabung

gas 3 kg dan panci stainless steel kapasitas 20 L (Gambar 25).

Gambar 25 Kompor gas dan panci stainless steel

Page 42: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

20

4.1.5.14 Air Conditioner (AC)

Air Conditioner (AC) digunakan untuk pendingin atau pengatur suhu ruang

kultur pakan alami 20 0C – 23

0C. Unit pembenihan abalon BPBL Lombok

menggunakan 2 unit AC bermerek “Samsung” dan “Sharp” dengan kapasitas

masing – masing 0.5 PK (Gambar 26).

Gambar 26 Air Conditioner (AC)

4.1.5.15 Lampu Pencahayaan

Lampu pencahayaan (Gambar 26) digunakan untuk penerangan dan

fotosintesa pakan alami dengan intensitas 2 000 lux. Lampu yang digunakan

adalah lampu fluorescens 18 watt bermerek “Philips” sebanyak 20 unit.

Gambar 27 Lampu pencahayaan

4.1.5.16 Alat Sipon

Alat sipon digunakan untuk membuang kotoran yang berada di dasar bak

pemeliharaan induk dan bak pemeliharaan larva dengan bantuan gaya gravitasi

air. Ada dua jenis sipon yang digunakan berdasarkan pemakaiannya. Alat sipon

untuk bak pemeliharaan induk terbuat dari pipa PVC diameter 1 inci dengan

panjang 1.5 m yang disambungkan dengan selang plastik diameter 1 inci dengan

panjang 1.5 m (Gambar 27). Alat sipon untuk bak pemeliharaan larva terbuat dari

selang plastik diameter 1 inci dengan panjang 1.2 m.

Page 43: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

21

Gambar 28 Alat sipon

4.1.5.17 Wiper Lantai

Wiper lantai digunakan untuk mengeringkan air yang ada di lantai

hatchery. Wiper lantai yang digunakan terbuat dari bahan karet dengan tangkai

pipa PVC 3/4 inci sepanjang 1 m.

4.1.5.18 Alat Penyikat

Alat penyikat terbuat dari bahan plastik yang digunakan untuk

membersihkan wadah dan peralatan dari kotoran yang menempel. Alat penyikat

juga digunakan untuk membersihkan cangkang abalon dari kotoran dan hama

parasit.

4.1.5.19 Tabung Oksigen

Tabung oksigen terbuat dari bahan baja dengan tinggi 1.5 m dan volume 1

m3 (Gambar 29). Tabung oksigen digunakan untuk menyuplai oksigen dalam

wadah pengepekan ketika benih akan dikemas dan didistribusikan menggunakan

alat transportasi.

Gambar 29 Tabung oksigen

4.1.5.20 Peralatan Pengepakan

Peralatan pengepakan terdiri dari kantong jaring, kotak pengepakan, dan

plastik pengepakan. Kantong jaring terbuat dari jaring nilon ukuran 20 cm x 10

cm (Gambar 30 a) yang berfungsi sebagai wadah abalon sebelum dimasukkan ke

dalam plastik pengepakan, sedangkan plastik pengepakan 1.2 m x 0.5 m terbuat

Page 44: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

22

dari plastik transparan dengan ketebalan 0.6 mm. Kotak pengepakan terbuat dari

bahan styrofoam dengan dimensi 1.2 m x 0.6 m x 0.32 m dengan ketebalan 3.5 cm

(Gambar 30 b). Tiap kantong jaring diisi 30 – 35 individu benih abalon ukuran 3

cm. Tiap plastik pengepakan berisi 10 kantong jaring yang diikat dengan 5 – 7

buah karet gelang dan ditempatkan pada kotak pengepakan sehingga dalam satu

buah kotak pengepakan terisi 300 – 350 individu benih abalon.

(a) (b)

Gambar 30 Peralatan yang digunakan untuk pengepakan : (a) kantong jaring dan

(b) kotak styrofoam

4.2 Fasilitas Utama Pembesaran

4.2.1 Wadah Pembesaran

Wadah pembesaran benih merupakan 3 unit bak beton berbentuk persegi

panjang dimensi 10 m x 1.4 m x 1.2 m dengan volume 10 000 L (Gambar 31 a).

Saluran pemasukan air menggunakan pipa PVC diameter 1 ½ inci dengan panjang

70 cm tiap bak (Gambar 31 b) sebanyak 1 unit dan bentuk L sebanyak 2 unit

untuk mengalirkan air tiap dua bak. Pipa saluran pengeluaran air di dalam bak

berfungsi untuk mengeluarkan air jika dicabut dari lubang yang terdapat di dalam

bak. Sedangkan pipa saluran pengeluaran air di luar berfungsi untuk mengatur

debit air yang keluar dan menstabilkan ketinggian air.

.

(a) (b)

Gambar 31 Wadah yang digunakan untuk pembesaran beserta perlengkapannya :

(a) bak beton dan (b) pipa saluran pemasukan air

Page 45: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

23

4.2.2 Peralatan

4.2.2.1 Keranjang Benih

Keranjang benih adalah wadah yang digunakan untuk penampungan benih

yang dipelihara menjadi ukuran konsumsi. Tujuan penggunaan alat ini untuk

memudahkan penempatan benih berdasarkan umur, ukuran, dan kualitas.

Keranjang berbentuk tabung silinder diameter 50 cm dan tinggi 40 cm yang

berbahan jaring kasa dengan ukuran mata jaring 2 mm – 3 mm seperti ditunjukkan

pada Gambar 32. Keranjang jaring kasa ini ditempatkan pada bak pendederan dan

pembesaran benih. Tiap bak terdapat 9 – 10 unit keranjang jaring kasa yang

digantung pada bak dengan kayu sepanjang 1.2 m yang diikat menggunakan tali

tambang.

Gambar 32 Keranjang berbahan jaring kasa

4.3 Fasilitas Pendukung Pembenihan dan Pembesaran

4.3.1 Listrik

Pemenuhan kebutuhan listrik di BPBL Lombok menggunakan listrik dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Lombok Barat yang bersumber dari

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Daya listrik yang digunakan sebesar

140 Kilo Volt Ampere (KVA) dengan menggunakan trafo (Gambar 33 a).

Alternatif sumber listrik lainnya menggunakan 1 unit generator set merek “Deutz”

dengan daya sebesar 120 KVA (Gambar 33 b).

(a) (b)

Gambar 33 Instalasi listrik yang digunakan beserta dayanya : (a) trafo PLN 140

KVA dan (b) generator set 120 KVA

Page 46: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

24

4.3.2 Gas

Penggunaan gas pada produksi abalon di BPBL Lombok untuk kebutuhan

sterilisasi alat pada kegiatan produksi pakan alami. Gas yang digunakan berasal

dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui agen penjual. Jenis gas yang

digunakan adalah Liquid Petroleum Gas (LPG) dalam tabung kapasitas 3 kg.

4.3.4 Alat Transportasi

Alat transportasi yang digunakan adalah 1 unit mobil pengangkutan merek

APV berwarna hitam seperti ditunjukkan pada Gambar 34. Mobil pengangkutan

tersebut digunakan untuk mengangkut hasil panen ke daerah tujuan pembeli untuk

tujuan daerah lokal, ke pelabuhan dan ke bandara untuk tujuan antar pulau.

Gambar 34 Mobil pengangkutan

4.3.5 Bangunan

Bangunan yang digunakan untuk mendukung kegiatan produksi abalon di

BPBL Lombok adalah 1 unit kantor, 1 unit rumah ibadah, 1 unit rumah listrik, dan

1 unit rumah pompa.

4.3.5.1 Kantor

Kantor digunakan untuk mengurus administrasi dalam produksi abalon, baik

penjualan produksi maupun pengadaan barang dan jasa. Kantor BPBL Lombok

merupakan bangunan permanen bertingkat dua yang terbuat dari bahan beton

dengan ukuran 30 m x 10 m x 8 m seperti ditunjukkan pada Gambar 35.

Gambar 35 Kantor BPBL Lombok

Page 47: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

25

4.3.5.2 Rumah Ibadah

Rumah ibadah yang dimiliki oleh BPBL Lombok merupakan musholla yang

digunakan sebagai tempat beribadah bagi pegawai yang beragama Islam.

Musholla tersebut bersifat permanen yang terbuat dari bahan beton. Luas

musholla 10 m x 10 m x 2.5 m seperti ditunjukkan pada Gambar 36. Musholla

dilengkapi dengan 1 set alat pengeras suara.

Gambar 36 Musholla

4.3.5.3 Rumah Listrik dan Genset

Rumah listik merupakan bangunan yang digunakan sebagai pusat instalasi

listrik di BPBL Lombok. Rumah listrik dan genset merupakan bangunan

permanen yang terbuat dari bahan beton berukuran 10 m x 5 m x 3 m seperti

(Gambar 37). Rumah listrik difungsikan sebagai tempat pengoperasian instalasi

listrik dan penyimpanan mesin genset.

Gambar 37 Rumah instalasi listrik dan genset

4.3.5.4 Rumah Pompa

Rumah pompa (Gambar 38) merupakan bangunan yang digunakan sebagai

tempat mesin pompa dan mesin blower. Rumah pompa merupakan bangunan

permanen yang terbuat dari bahan beton dengan ukuran 10 m x 5 m x 2 m.

Page 48: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

26

Gambar 38 Rumah pompa

5 KEGIATAN PEMBENIHAN

5.1 Pemeliharaan Induk

5.1.1 Persiapan Wadah dan Media

Persiapan wadah dan media dilakukan sebelum induk ditebar di wadah

pemeliharaan induk. Kegiatan persiapan wadah dan media diawali pembersihan

bak dengan cara disikat bagian dasar dan dindingnya kemudian bak dibilas

dengan air mengalir hingga bersih. Bak yang telah dicuci tidak diisi air hingga

bagian dasar dan dinding bak benar – benar kering. Jika bak sudah kering, maka

dilakukan pengisian air laut dengan membuka keran inlet. Pemasangan aerasi

dengan jumlah titik aerasi 4 per bak dilakukan setelah pengisian air. Air dialirkan

secara terus menerus sehingga terjadi proses sirkulasi atau pergantian air setiap

hari.

Selain persiapan bak, dilakukan persiapan keranjang dengan cara pencucian

keranjang dan disikat untuk membersihkan keranjang dari kotoran yang

menempel. Keranjang dijemur di bawah sinar matahari hingga kering setelah

dibersihkan lalu disusun di dalam bak pemeliharaan dengan jumlah 4 – 5

keranjang tiap bak. Keranjang diberi tali tambang nilon pada kedua bagian sisi

atasnya untuk digantung pada bak dengan bantuan kayu.

5.1.2 Penebaran Induk

Induk abalon yang akan ditebar dapat diperoleh dari alam dan hasil

budidaya. Induk abalon dari alam mempunyai kondisi prima dan selera makan

tinggi dan biasanya mempunyai fekunditas dan kualitas telur yang baik. Induk

abalon dari hasil budidaya mempunyai laju pertumbuhan merata serta diketahui

sejarah hidupnya. Induk yang ditebar adalah induk yang memenuhi kriteria

diantaranya : sehat (bergerak aktif, melekat kuat pada shelter, jika diletakkan

terbalik langsung membalikkan tubuhnya, nafsu makan tinggi), tidak ada luka dan

cacat (bagian cangkang dan daging utuh), tidak stress (tidak mengeluarkan lendir

di kolom air secara berlebihan), ukuran panjang cangkang berkisar antara 4 – 5

cm pada saat awal pemeliharaan dengan umur minimal 2 - 3 tahun (Setyabudi et

al. 2013).

Page 49: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

27

Induk yang ditebar berasal dari hasil perekayasaan budidaya yang dilakukan

oleh BPBL Lombok. Induk abalon jantan dan betina dipelihara pada bak yang

terpisah. Induk ditebar ke dalam keranjang plastik yang telah dilengkapi shelter

dengan kepadatan 40 – 50 individu tiap keranjang.

5.1.3 Pemberian Pakan

Penyediaan pakan yang paling disukai abalon dalam jumlah yang cukup

adalah bagian dalam proses pengkondisian untuk perkembangan gonad induk

abalon. Konsumsi pakan akan meningkat dengan adanya pertumbuhan gonad dan

akan menurun ketika gonad telah berkembang penuh. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemberian pakan untuk induk abalon adalah : stok atau

persediaan makroalga / rumput laut sebagai pakan abalon harus ditempatkan di

dalam bak yang terpisah dengan pergantian air yang cukup untuk menjaga pakan

tetap segar (Setyabudi et al. 2013). Jenis pakan yang diberikan kepada induk

abalon adalah Gracillaria sp. (Gambar 39 a) dan Ulva sp. (Gambar 39 b).

(a) (b)

Gambar 39 Jenis pakan yang diberikan kepada induk abalon : (a) Gracillaria sp.

dan (b) Ulva sp.

Kegiatan pemberian pakan pada induk diawali dengan pengambilan dan

pencucian pakan (Gambar 40). Pakan diambil dari bak pemeliharaan pakan dan

harus dicuci bersih sebelum diberikan untuk induk abalon sehingga tidak ada

hama predator (kepiting, udang, siput liar) dan kotoran yang masuk ke dalam bak

pemeliharaan induk. Pakan yang telah bersih ditiriskan dan ditimbang sesuai

dengan kebutuhan.

Gambar 40 Pengambilan dan pencucian pakan

Page 50: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

28

Metode pemberian pakan adalah adlibitum atau selalu tersedia dalam wadah

pemeliharaan. Presentase pakan yang dimakan oleh induk abalon berkisar antara

10 % – 20 % biomassa / hari. Jumlah pakan yang ditambahkan secara terus

menerus adalah 300 – 500 g/keranjang induk dengan interval 2 – 3 hari sekali.

Sisa pakan yang ada sebelum pemberian pakan segar berikutnya harus dibuang.

5.1.4 Pengelolaan Kualitas Air Induk

Pengelolaan kualitas air induk terdiri dari beberapa jenis, diantaranya :

pengaturan pergerakan air, filtrasi, pergantian air, dan penyiponan dasar bak.

Pengaturan pergerakan air dalam bak pemeliharaan larva harus cukup kuat dengan

menggunakan aerasi yang cukup dengan kecepatan 2 – 3 L/menit dan air mengalir

dengan debit 5 – 10 L/menit. Pengaturan pergerakan air ini bertujuan untuk

meningkatkan kadar oksigen terlarut agar pemeliharaan induk dapat berjalan

dengan optimal.

Filtrasi atau penyaringan air dilakukan dengan menggunakan sandfilter

yang disusun pada bak bulat kapasitas 1 100 L. Substrat yang digunakan antara

lain pasir, ijuk, dan arang kayu. Air dialirkan dari bawah bak filter dan

dikeluarkan dari atas untuk digunakan pada bak pemeliharaan induk setelah

substrat disusun. Filtrasi bertujuan untuk mencegah partikel masuk ke dalam

wadah pemeliharaan sehingga air tetap jernih dan tingkat kecerahannya baik.

Pergantian air total dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Selain itu air dijalankan dengan sistem mengalir (flow through) untuk

menghasilkan sirkulasi air pada wadah pemeliharaan induk. Penyiponan dasar bak

dilakukan tiap hari untuk membersihkan sisa pakan dan kotoran pada wadah

pemeliharaan. Kegiatan penyiponan dasar bak induk (Gambar 41) dilakukan

dengan tujuan mengurangi kadar amoniak dari sisa pakan dan kotoran abalon.

Gambar 41 Kegiatan penyiponan dasar bak induk

Hasil pengelolaan kualitas air dapat dilihat dengan pengukuran kualitas air

pemeliharaan induk baik secara fisik maupun kimia yang dilakukan setiap

minggu. Adapun hasil dari pengukuran kualitas air pemeliharaan induk dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 51: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

29

Tabel 2 Hasil pengukuran kualitas air pemeliharaan induk

No. Parameter Satuan Baku

Mutu Hasil Uji (Minggu ke-)

I II III IV V VI

1 pH - 7.5 – 8.5 7.5 7.7 7.6 7.2 7.5 7.6

2 Suhu 0C 27 – 29 28.6 27.8 28.6 28.2 27.8 27.7

3 Salinitas 0/00 >30 35 34 35 35 34 34

4 DO mg/L >4 4.55 4.56 5.89 5.5 4.58 4.43

5 Nitrit mg/L <1 0.01 0.01 0.02 0.04 0.04 0.02

6 Nitrat mg/L <1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

7 Amoniak mg/L <1 0.06 0.017 0.045 0.02 0.02 0.01

8 Fosfat mg/L <1 0.06 0.03 0.05 0.05 0.05 0.04

5.1.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit pada Induk

Hama merupakan hewan pengganggu dalam budidaya abalon. Hama yang

perlu diwaspadai pada pemeliharaan induk adalah teritip dan biota penempel

lainnya (siput liar, udang, dan kepiting) yang terbawa atau menempel pada pakan

makroalga. Teritip atau biota penempel lainnya memiliki sifat yang keras dan

runcing yang dapat melukai induk. Oleh sebab itu pencegahan dan pemberantasan

hama dilakukan dengan mencuci bersih pakan makroalga sebelum diberikan

kepada induk (Setyono 2010).

Kotoran dan lumut juga menjadi penyebab penyakit pada abalon. Kotoran

dan lumut yang menempel secara terakumulasi pada cangkang induk dapat

menutupi lupang respirasi abalon sehingga menghambat proses metabolisme yang

menyebabkan induk stress dan sakit. Tindakan yang dilakukan untuk pencegahan

dan pemberantasannya adalah dengan cara melakukan monitoring induk setiap

hari. Keranjang induk dibersihkan dari sisa pakan dan kotoran yang menempel

dengan cara pencucian keranjang induk (Gambar 42). Cangkang yang telah

ditumbuhi lumut dan kotoran dibersihkan menggunakan spatula plastik atau alat

penyikat halus.

Gambar 42 Pencucian keranjang induk

Page 52: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

30

5.2 Pemijahan Induk

5.2.1 Persiapan Wadah

Persiapan wadah pemijahan induk pada umumnya sama dengan persiapan

wadah pada pemeliharaan induk karena bentuk dan ukuran wadah yang digunakan

sama. Persiapan bak pemijahan dilakukan dengan pemasangan bak kolektor telur

dan plankton net dengan ukuran 60 um pada bagian saluran pengeluaran air. Air

pada bak pemeliharaan dialirkan pelan dengan debit 8 – 10 L/menit.

5.2.2 Seleksi Induk Matang Gonad

Seleksi induk abalon dilakukan menjelang musim pemijahan (bulan gelap

dan bulan terang). Pemeriksaan kematangan gonad abalon dilakukan secara

visual, yaitu dengan cara menyibakkan otot kaki dan mantel pada sisi bagian

kanan cangkang (Setyabudi et al. 2010). Perbedaan gonad induk abalon jantan

dan betina adalah induk jantan memiliki gonad berwarna putih – jingga,

sementara induk betina berwarna hijau keabuan seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 43.

(a) (b)

Gambar 43 Perbedaan gonad induk abalon : (a) jantan dan (b) betina

Seleksi induk dilakukan dengan memilih induk abalon yang sehat dan aktif

dengan ukuran cangkang berkisar antara 5 – 8 cm dan bobot > 50 g. Seleksi induk

untuk mengetahui induk yang telah layak dipijahkan adalah dengan cara

melakukan pengukuran panjang cangkang induk (Gambar 44 a) dan penimbangan

bobot tubuh induk (Gambar 44 b).

(a) (b)

Gambar 44 Kegiatan seleksi induk : (a) pengukuran panjang cangkang induk dan

(b) penimbangan bobot tubuh induk

Page 53: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

31

Sampling abalon dilakukan setiap 2 minggu untuk memperoleh data

populasi dan kematangan gonad induk abalon seperti yang ditunjukkan pada

Lampiran 3. Kematangan gonad dari abalon dibedakan menjadi 4 stadia tingkat

kematangan gonad induk abalon seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Induk

abalon yang siap untuk dipijahkan adalah induk abalon yang sudah mencapai

TKG stadia II yaitu gonad menutupi 50% dari organ hepatopankreas.

Tabel 3 Stadia tingkat kematangan gonad induk abalon

Stadia TKG (%) Deskripsi

0 Pemulihan

(Recovery)

< 25 Gonad terlihat kecil di ujung organ

pencernaan, testis berwarna putih kekuningan

sedangkan ovari berwarna biru kehijauan

1 Berkembang

(Maturing)

35 - 49 Gonad tumbuh menyelimuti 25 - 49 % organ

pencernaan

2 Matang

(Ripe)

≥ 50 Gonad berkembang penuh, menyelimuti ≥ 50

% organ pencernaan, testis berwarna cerah

kekuningan dan ovari berwarna biru

kehijauan

3 Memijah

sebagian

atau total

(Spent)

<50 Abalon telah melepaskan gamet, gonad

nampak menyusut dan berwarna pucat

Sumber : Setyono 2010

5.2.3 Pemijahan

Proses pemijahan abalon menggunakan teknik pemijahan secara alami

dengan sistem massal. Rasio pemijahan antara induk abalon jantan dan betina

adalah 1 : 3. Jumlah induk jantan yang dipijahkan dalam satu siklus pemijahan

adalah 50 individu dalam 1 keranjang dan induk betina 150 individu dalam 3

keranjang. Keranjang induk jantan dan betina ditempatkan dalam satu bak

pemijahan. Pemijahan terjadi pada rentang waktu pukul 07:00 – 09:00 WITA.

Terjadinya pemijahan ditandai dengan adanya telur berwarna hijau keabuan di

dasar bak pemijahan dan bak kolektor telur. Air media pemijahan berbau amis,

agak keruh, kadang ada gelembung busa di permukaan (Gambar 45)

Gambar 45 Air media pemijahan

Page 54: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

32

Hasil kegiatan pemijahan yang dilakukan disajikan pada data hasil

pemijahan abalon seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Data hasil pemijahan abalon

Waktu

Pemijahan

Jumlah Induk

(individu)

Jumlah

produksi

telur

(butir)

Jumlah

trocophore

(butir)

FR

(%)

Jumlah

veliger

(individu

)

HR

(%) Jantan Betina

18/02/2015 50 150 2 219 988 1 331 993 60 1 136 633 85

04/03/2015 50 150 4 977 000 4 230 450 85 3 384 360 80

5.3 Pemeliharaan Telur

5.3.1 Pemanenan Telur

Telur dapat dipanen ketika induk abalon selesai memijah pada kisaran pukul

07:00 – 08:00 WITA. Pemanenan dilakukan dengan menyaring telur yang ada di

bak kolektor telur dengan menggunakan plankton net ukuran 60 µm kemudian

dibilas dengan air bersih dan ditampung di dalam stoples plastik volume 20 L

dengan kepadatan telur 200 – 500 telur/L (Gambar 46). Sedangkan telur yang

berada di dasar bak pemijahan disifon menggunakan selang plastik diameter 0.5

inci secara hati – hat, lalu disaring dengan menggunakan plankton net bertingkat

ukuran 250 µm dan 60 µm untuk memisahkan antara partikel kotoran dan telur

abalon.

Gambar 46 Kegiatan pemanenan telur

Telur yang ditampung di stoples plastik 20 L diberi aerasi pelan agar telur

menyebar secara merata. Pengamatan derajat pembuahan dan penetasan telur

diambil sampel sebanyak 1 ml kemudian diletakkan ke dalam sedgewick rafter

dan dilakukan penghitungan di bawah mikroskop. Telur yang dibuahi akan

menjadi trochopore kemudian akan menetas dan disebut sebagai veliger.

Kemudian dilakukan pengamatan proses penetasan telur atau perkembangan larva

di bawah mikroskop. Perkembangan telur hingga mencapai fase veliger

berlangsung selama 8 jam (Lampiran 3)

Page 55: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

33

5.4 Pemeliharaan Larva

5.4.1 Persiapan Wadah dan Media

Pemeliharaan larva hingga mencapai ukuran benih dilakukan di bangunan

semi outdoor yang memiliki atap transparan untuk memudahkan masuknya

penetrasi cahaya matahari sekaligus mencegah masuknya air hujan dapat

menurunkan salinitas air. Persiapan bak pemeliharaan larva dilakukan 3 minggu

sebelum penebaran larva. Persiapan dilakukan dengan menumbuhkan diatom pada

rearing plate dalam bak pemeliharaan agar ketika veliger mencapai fase

penempelan dapat makan dengan cara mengikis diatom yang ditumbuhkan pada

substrat tersebut.

Persiapan wadah pada bak larva diawali dengan pembersihan. Bak

dibersihkan dengan cara menyikat dasar dan dinding bak kemudian dibilas sampai

bersih dengan air laut yang telah melewati filtrasi. Rearing plate yang sudah

bersih dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan larva sebanyak 26 unit setiap bak

kemudian bak diisi air laut hingga penuh dan diberi aerasi sebanyak 4 titik tiap

bak. Kultur pakan alami berupa bentik diatom yang ditumbuhkan pada rearing

plate setelah dilakukan persiapan wadah dan media.

5.4.2 Penebaran dan Pemeliharaan Larva

Larva yang ditebar adalah larva dengan stadia veliger yang berumur 8 – 10

jam setelah terjadi fertilisasi. Bak disirkulasi dengan air laut yang melewati

saringan sand filter selama 24 jam (flow through) sehari sebelum penebaran.

Veliger abalon ditebar ke dalam bak penempelan larva tersebut dengan kepadatan

100 – 200 veliger/L air setelah dilakukan sirkulasi air sehingga total kepadatan

veliger yang ditebar di bak larva dengan volume 1 ton adalah 100 000 – 200 000

veliger. Air pada bak larva diaerasi pelan dan tidak dilakukan pergantian air

selama 7 hari. Pergantian air dilakukan setelah 7 hari dari penebaran larva dengan

sistem air mengalir (flow through) dengan debit air 0.5 L/menit.

5.4.3 Pemberian Pakan

Pemberian pakan dengan cara penambahan konsentrat bibit bentik diatom

dari hasil kultur massal dilakukan jika pertumbuhan bentik diatom pada rearing

plate terlihat tipis karena dimakan oleh larva abalon. Penambahan konsentrat

bentik diatom diulang setiap tujuh hari atau ketika jumlah pakan alami pada

rearing plate berkurang. Selama penambahan konsentrat bentik diatom, sirkulasi

air dihentikan dan dijalankan kembali setelah 3 hari. Debit air dan volume aerasi

ditingkatkan setelah pemeliharaan selama 1 bulan untuk mempertahankan

pertumbuhan bentik diatom. Pemberian pakan bentik diatom dilakukan selama 2

bulan hingga larva mencapai ukuran benih 0.5 cm – 1 cm.

5.4.4 Pengelolaan Kualitas Air Pemeliharaan Larva

Kualitas air pada bak pemeliharaan larva adalah hal yang terpenting untuk

mempertahankan kelangsungan hidup larva. Pengelolaan kualitas air pada bak

pemeliharaan larva dilakukan dengan cara pergantian / sirkulasi air, filtrasi,

penyiponan secara berkala, dan pemberian probiotik. Sirkulasi air dilakukan sejak

larva berumur 7 hari untuk menjaga kualitas air baik. Filtrasi air dilakukan dengan

menggunakan sand filter yang pada prinsipnya sama dengan pemeliharaan induk.

Page 56: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

34

Penyiponan hanya dilakukan apabila terlihat kotoran atau sisa pakan di dasar bak

untuk mengurangi kadar amoniak di dalam air.

Hasil pengelolaan kualitas air dapat dilihat dengan pengukuran kualitas air

pemeliharaan induk baik secara fisik maupun kimia yang dilakukan setiap

minggu. Adapun hasil dari pengukuran kualitas air pemeliharaan larva

berdasarkan parameternya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Data kualitas air pemeliharaan larva

No Parameter Satuan Baku

Mutu Hasil uji (minggu ke-)

I II III IV V VI

1 Ph

7.5 – 8.5 7.5 7.6 7.6 7.4 7.5 7.6

2 Suhu 0C 27 – 29 28.5 28 27.8 28.3 28.1 27.8

3 Salinitas 0/00 >30 35 34 34 35 34 33

4 DO mg/L >4 5.1 5.2 4.7 5.24 4.76 5.2

5 Nitrit mg/L <1 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

6 Nitrat mg/L <1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

7 Amoniak mg/L <1 0.04 0.049 0.09 0.02 0.05 0.03

8 Fosfat mg/L <1 0.19 0.04 0.32 0.05 0.03 0.05

5.4.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama Penyakit

Hama yang menjadi kompetitor bagi larva abalon adalah larva chironomus

yang berasal dari lingkungan luar. Larva chironomus memakan bentik diatom

yang menempel pada rearing plate dengan sangat cepat sehingga abalon

kekurangan pakan sebagai nutrisi yang dapat menyebabkan abalon mati. Wadah

yang terserang larva chironomus dapat terlihat dengan terbentuknya koloni pada

dasar dan dinding bak bahkan di permukaan rearing plate yang berasal dari

kotoran dan campuran bentik diatom yang di dalamnya terdapat persembunyian

larva chironomus tersebut.

Penanganan hama tersebut dilakukan dengan menyifon larva chironomus

yang bersembunyi di balik koloni tersebut. Penyiponan dilakukan hingga seluruh

dinding, dasar bak, dan permukaan rearing plate bebas dari hama tersebut.

5.4.6 Pemanenan Juvenil

Juvenil yang berumur lebih dari 2 bulan diberikan pakan makro alga seperti

Gracillaria sp. dan Ulva sp. Juvenil abalon mulai banyak yang menempel di

rumput laut tersebut setelah 1 minggu. Juvenil dipindahkan secara bertahap dari

bak pemeliharaan larva ke bak pendederan. Juvenil yang masih menempel pada

rearing plate dipindahkan menggunakan spatula plastik plastik pipih dan tipis

agar tidak melukai otot kaki dari juvenil. Sortir saat panen dilakukan untuk juvenil

dengan panjang cangkang di atas 0.5 cm sedangkan juvenil kurang dari 0.5 cm

dibiarkan tetap menempel pada rearing plate.

Page 57: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

35

5.5 Pemeliharaan Benih

Abalon yang berukuran kecil dengan panjang cangkang < 2 cm memiliki

tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah karena lebih mudah dimangsa oleh

predator dan kurang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Salah satu

upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memproduksi benih abalon

ukuran siap tebar (Setyabudi et al. 2013). Kegiatan pemeliharaan benih terdiri dari

persiapan wadah dan media pemeliharaan benih, penebaran juvenil, pemberian

pakan, pengelolaan kualitas air pemeliharaan benih, pencegahan dan

pemberantasan hama penyakit, dan pemanenan benih.

5.5.1 Persiapan Wadah dan Media

Persiapan wadah berupa bak beton semi outdoor diawali dengan

pembersihan bak dengan cara menyikat bagian dasar dan dinding bak lalu

dibersihkan dengan air laut. Desinfeksi dilakukan setelah bak dibersihkan dengan

cara pembilasan menggunakan klorin. Wadah dibersihkan dengan air laut hingga

bersih setelah dilakukan pembilasan. Bak yang telah telah didesinfeksi diisi

dengan air laut hingga penuh dan diberi aerasi kuat.

5.5.2 Penebaran Juvenil

Juvenil ditebar ke dalam keranjang bulat berdiameter 50 cm dan tinggi 40

cm dilapisi waring dengan ukuran mata jaring 2 – 3 mm yang dilengkapi shelter

berupa 2 potongan pipa PVC diameter 6 inci dengan panjang 40 cm. Padat tebar

juvenil untuk tiap keranjang adalah 500 individu. Keranjang berisi juvenil abalon

digantung di bak pemeliharaan benih yang sudah bersih dan dialiri air laut yang

telah melewati sandfilter dengan sistem air mengalir secara kontinu (flow

through).

5.5.3 Pemberian Pakan

Juvenil diberi pakan berupa rumput laut segar dari jenis Ulva sp. dan

Gracillaria sp. secara adlibitum atau pakan selalu tersedia dengan dosis (feeding

rate) antara 30 – 40 % dari biomassa per hari. Pemberian pakan dilakukan

minimal 2 kali dalam satu minggu.

5.5.4 Pengelolaan Kualitas Air Pemeliharaan Benih

Pengelolaan kualitas air pemeliharaan benih dilakukan dengan melakukan

penyiponan dasar bak terhadap sisa pakan dan kotoran yang dilakukan setiap pagi

hari. Pergantian air sebanyak 50 % dilakukan setelah penyiponan dasar bak.

5.5.5 Pencegahan dan Pemberantasan Hama Penyakit

Hama yang sering mengganggu adalah jenis udang kecil yang menempel

pada pakan rumput laut ketika diberikan kepada juvenil. Hama tersebut sering

masuk ke dalam cangkang abalon melalui celah lubang cangkang untuk

bersembunyi sehingga mengganggu proses metabolisme abalon. Pencegahan

hama dilakukan dengan mencuci pakan rumput laut dengan bersih. Sedangkan

untuk memberantas hama yang sudah menempel pada rumput laut adalah dengan

melakukan perendaman pakan pada air tawar selama 15 menit sehingga hama

yang menempel akan mati dan mengapung di permukaan air.

Page 58: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

36

5.6 Kultur Pakan Alami

5.6.1 Kultur Skala Semi Massal

5.6.1.1 Persiapan Wadah dan Media Kultur

Wadah kultur adalah stoples plastik kapasitas 20 L. Persiapan awal yang

dilakukan adalah pencucian wadah kultur dengan air tawar. Sterilisasi dilakukan

setelah tahap pencucian dengan membilas wadah menggunakan air tawar yang

dipanaskan hingga mendidih. Peralatan seperti pipet tetes, selang aerasi, dan batu

aerasi direndam dan direbus dengan air tawar di dalam panci dengan bantuan

kompor gas. Pengeringan wadah dan peralatan dilakukan setelah proses sterilisasi

dilakukan.

Media kultur adalah air laut yang telah melewati sand filter. Air laut

disterilisasi dengan cara dialirkan melalui lampu UV. Air yang telah disterilisasi

dengan sinar UV disimpan di dalam drum plastik kapasitas 200 L. Air diberi

klorin dengan dosis 0.13 ppm sebelum digunakan sebagai media kultur. Sterilisasi

dilakukan untuk membunuh patogen yang terbawa bersama air. Selang 1 jam

kemudian dilakukan netralisasi menggunakan natrium thiosulfat dengan dosis

0.05 ppt. Pengisian air laut ke wadah stoples sebanyak 4 – 5 unit dengan volume

10 L per stoples dilakukan setelah proses netralisasi. Air dalam wadah diberi

aerasi kuat dan pencahayaan dengan menggunakan lampu fluorescens 18 watt

sebanyak 20 buah dan suhu udara diturunkan hingga 20 0C menggunakan Air

Conditioner (AC) 1 PK.

5.6.1.2 Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk kultur plankton skala semi massal adalah

pupuk proanalis, yaitu pupuk KW21 (Gambar 47 a) dan pupuk Na medium

(Gambar 47 b). Dosis pemberian pupuk silikat adalah 0.5 g/L dan pupuk KW21

adalah 0.75 ml/L. Pemberian pupuk dilakukan menggunakan pipet mohr yang

diteteskan ke dalam toples sesuai dengan kebutuhan tiap wadah.

Page 59: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

37

(a) (b)

(c)

Gambar 47 Pupuk yang digunakan untuk kultur plankton : (a) KW21 dan (b)

silikat serta (c) kegiatan pemupukan

5.6.1.3 Penebaran Inokulan

Pakan alami yang digunakan adalah fitoplankton jenis bentik diatom.

Diatom yang dikultur adalah jenis Nitzschia sp., Navicula sp., dan Amphora sp.

Ketiga jenis diatom ini bisa menghasilkan lapisan tipis yang berisi zat polymer

ekstraseluler yang bermanfaat sebagai pakan larva abalon yang baru menempel

(Setyabudi et al. 2013). Nitzschia sp. memiliki kandungan nutrisi yang lengkap

yaitu protein 33%, lemak 21%, serat kasar 28%, dan asam lemak tidak jenuh 31%

(Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).

Inokulan berasal dari unit produksi pakan alami hasil kultur bertingkat dan

ditebar ke wadah kultur sebanyak 0.5 - 1 L per stoples seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 48. Produksi pakan alami dilakukan secara berkala (Lampiran 6).

Gambar 48 Kegiatan penebaran inokulan

Page 60: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

38

5.6.1.4 Sampling Pertumbuhan Populasi Sel

Sampling pertumbuhan populasi sel dilakukan dengan cara pengamatan

jumlah sel sampel di bawah pengamatan mikroskop selama 11 hari. Sampling

bertujuan untuk mengetahu tingkat kepadatan dan penentuan masa panen diatom.

Alat bantu sampling menggunakan haemositometer dan hand counter. Cara

sampling pertumbuhan populasi sel adalah dengan pengambilan sampel sel

menggunakan pipet tetes 1 ml. Pipet tetes dan tangan operator disterilisasi dengan

alkohol 70 %. Jumlah sel dihitung di dalam kotak sedang yang terdapat pada

haemositometer dengan 3 kali ulangan. Data grafik pertumbuhan populasi sel

Nitzschia sp. dapat dilihat pada Gambar 49 dan secara spesifik dijelaskan pada

Lampiran 4.

Gambar 49 Data grafik pertumbuhan populasi sel Nitzschia sp.

5.6.1.5 Pemanenan

Berdasarkan hasil pengamatan kepadatan sel Nitzschia sp., pemanenan

sebaiknya dilakukan pada hari ke 7. Hal ini disebabkan karena titik kepadatan sel

terbanyak berada dalam fase ini. Pemanenan dilakukan dengan melepaskan

peralatan aerasi dari wadah kultur. Untuk pemanenan diatom jenis Navicula sp.

dan Amphora sp. sebelum dilakukan pemanenan, air media dibuang hingga tersisa

seperempatnya. Kemudian diaduk endapan yang merupakan bentik diatom hingga

larut. Pengadukan dilakukan secara manual dengan tangan yang sudah disterilisasi

terlebih dahulu menggunakan alkohol atau pencucian dengan air tawar. Pakan

alami bentik diatom yang dipanen siap untuk dikultur dalam skala massal pada

wadah pemeliharaan larva.

5.6.2 Kultur Skala Massal

5.6.2.1 Persiapan Wadah dan Media Kultur

Wadah kultur adalah bak larva ukuran 3 m x 1 m x 0.6 m dengan volume air

1.5 ton. Persiapan awal wadah kultur adalah pengisian air. Sterilisasi air media

penumbuhan pakan alami dilakukan setelah pengisian air dengan menggunakan

Page 61: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

39

klorin dosis 0.13 ppm sehingga kebutuhan klorin untuk bak fiber volume 1.5 ton

adalah 200 ml. Netralisasi dilakukan satu jam setelah proses sterilisasi

menggunakan natrium tiosulfat dengan dosis 0.05 ppt sehingga kebutuhan natrium

tiosulfat untuk bak fiber volume 1.5 ton adalah 75 g.

5.6.2.2 Penebaran Inokulan

Penebaran inokulan bentik diatom pada kultur skala massal (Gambar 50)

berupa Nitzschia sp., Navicula sp., dan Amphora sp. dilakukan satu jam setelah

netralisasi air dengan volume inokulan masing – masing sebanyak 10 L yang

diperoleh dari hasil kultur pakan alami skala semi massal. Selama inokulasi, tidak

dilakukan pergantian air (sirkulasi) selama 4 hari. Pada hari kelima, air dialirkan

secara perlahan. Pemakaian pakan alami untuk kultur skala massal disajikan

dalam data seperti ditunjukkan pada Lampiran 7.

Gambar 50 Penebaran inokulan bentik diatom pada kultur skala massal

5.6.2.3 Pemupukan Ulang

Pemupukan ulang dilakukan pada hari keenam menggunakan pupuk teknis

yang dijelaskan secara rinci pada Tabel 6. Selama proses inokulasi dan

pemupukan, dilakukan penambahan bibit bentik diatom sampai rearing plate dan

semua sisi bak berwarna cokelat.

Tabel 6 Pupuk teknis yang digunakan pada pemupukan ulang

No. Jenis Pupuk Dosis (g/L)

Kebutuhan

Pupuk

(g/ton)

1 NaNO3 0.1 100

2 EDTA 0.018 18

3 NaHPO4H2O 0.014 14

4 Clewat 32 0.01 10

5 NaHCO3 0.012 12

6 Silikat 0.015 15

5.6.2.4 Pemanenan

Pemanenan pakan alami skala massal pada bak kultur adalah bak yang

siap ditebar larva. Bak pemeliharaan larva siap ditebar veliger pada minggu ketiga

Page 62: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

40

setelah inokulasi. Tanda bak yang siap ditebar adalah air berwarna bening

kecokelatan (Gambar 51 a) dan bentik diatom yang tumbuh melekat pada rearing

plate (Gambar 51 b).

(a) (b)

Gambar 51 Hasil pemantauan pakan alami : (a) air berwarna bening kecokelatan

dan (b) bentik diatom yang tumbuh melekat pada rearing plate

5.7 Pemanenan dan Pengangkutan Benih

5.7.1 Pemanenan Benih

Juvenil yang dipelihara hingga mencapai ukuran benih dengan panjang

cangkang 2 – 3 cm masa pemeliharaan 2 – 3 bulan dapat dipanen untuk dijual atau

dibesarkan menjadi ukuran konsumsi. Pemanenan benih yang memenuhi kriteria

layak jual dilakukan dengan cara mengangkat keranjang dari bak pemeliharaan.

Gambar 52 Pemanenan benih abalon

5.7.2 Sortir dan Grading

Sortir merupakan penyeleksian benih berdasarkan keseragaman ukuran

panjang cangkang. Penyortiran dilakukan dengan memisahkan abalon yang

berukuran siap jual. Abalon yang menempel pada wadah dilepaskan dengan

spatula plastik secara perlahan untuk dipindahkan ke wadah lainnya. Abalon yang

masih berukuran di bawah 2 – 3 cm dibiarkan di dalam wadah pemeliharaan

hingga benih mencapai ukuran yang layak jual. Grading merupakan penyeleksian

benih berdasarkan kualitas benih diantaranya kondisi benih yang sehat, kuat dan

tidak cacat. Benih yang tidak memiliki kriteria layak jual dipisahkan dari benih

Page 63: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

41

lainnya. Kegiatan sortir dan grading dilakukan secara bersamaan pada saat benih

akan di-packing (Gambar 53).

Gambar 53 Kegiatan sortir dan grading

5.7.3 Pengepakan Benih

Pengepakan benih dilakukan secara tiga tahap. Tahap pertama adalah

pengepakan benih dengan kantong jaring berukuran 20 cm x 10 cm (Gambar 51).

Tujuannya untuk memudahkan pengambilan benih pada saat benih sampai kepada

konsumen. Tiap kantong diisi 30 – 35 individu benih ukuran 2 – 3 cm.

Pengepakan dengan kantong jaring dilakukan 1 – 2 hari sebelum diangkut atau

dikirim menggunakan jalur transportasi. Pada saat melakukan pengepakan,

terdapat 20 kantong jaring sehingga jumlah benih yang dikemas adalah 700

individu. Pakan Gracillaria sp. dimasukkan 50 – 100 g ke dalam tiap jaring

sebagai pakan benih pada saat proses transportasi. Pengepakan dengan kantong

jaring diikat menggunakan tali nylon seperti ditunjukkan pada Gambar 54.

Kantong jaring berisi benih direndam pada bak pemeliharaan dan diberi aerasi

setelah dilakukan pengepakan tahap pertama dan dibiarkan hingga proses

pengepakan selanjutnya.

Gambar 54 Pengepakan benih dengan kantong jaring

Pengepakan tahap kedua adalah pengepakan saat benih akan diangkut atau

dikirim. Pengepakan tahap kedua menggunakan kantong plastik transparan ukuran

120 cm x 50 cm dengan ketebalan 0.6 mm (Gambar 55 a). Kepadatan benih per

kantong plastik adalah 10 kantong jaring atau 350 individu benih yang diisi 25 %

air dan 75 % gas oksigen. Pengepakan dengan kantong plastik diikat

menggunakan karet gelang sebanyak 3 – 5 buah per plastik. Pengepakan tahap

Page 64: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

42

ketiga menggunakan kotak berbahan styrofoam ukuran 120 cm x 40 cm x 32 cm

dengan ketebalan 3.5 cm (Gambar 55 b). Tiap kotak diisi 1 kantong plastik.

Pengepakan dengan box styrofoam menggunakan lakban sebagai alat perekat.

(a) (b)

Gambar 55 Kegiatan pengepakan benih : (a) menggunakan plastik packing dan

(b) menggunakan kotak styrofoam

5.7.4 Anestesi

Pengepakan dan pengangkutan abalon dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain jarak tempuh, suhu, oksigen terlarut, kepadatan, dan ekskresi yang

dikeluarkan. Suhu air akan berpengaruh pada tingkat metabolisme tubuh. Tingkat

metabolisme tubuh akan berdampak pada tingkat konsumsi oksigen. Semakin

aktif metabolisme tubuh maka semakin tinggi tingkat konsumsi oksigennya

(Setyono 2010).

Anestesi dilakukan untuk mengurangi tingkat metabolisme tubuh selama

pengangkutan. Anestesi dilakukan dengan pemberian es batu volume 1000 ml/kg

sebanyak 2 buah. Es batu diberikan pada sudut kotak packing dengan dalam

wadah plastik yang dibungkus koran (Gambar 56). Benih abalon yang dianastesi

akan tahan dalam pengangkutan selama 48 jam.

Gambar 56 Pemberian es batu pada kotak packing

5.7.5 Pengangkutan dan Transportasi Benih

Pengangkutan an transportasi benih menggunakan dua jalur, jalur darat dan

udara. Pengangkutan dan transportasi benih dilakukan pada pukul 03.00 WITA.

Pengangkutan dan transportasi jalur darat menggunakan mobil APV untuk

diangkut ke kargo Bandara Internasional Lombok (Gambar 57). Jarak dari lokasi

balai menuju bandara adalah ± 80 km dengan waktu tempuh 1 jam. Benih yang

Page 65: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

43

diangkut akan dikirim ke Makassar melalui jalur udara menggunakan pesawat.

Benih diantar ke kargo untuk didata dan ditimbang. Benih yang telah didata

diperiksa oleh pihak karantina ikan dan diangkut ke pesawat oleh pihak kargo.

Gambar 57 Pengangkutan dan transportasi benih jalur darat menggunakan mobil

6 KEGIATAN PEMBESARAN

6.1 Persiapan Wadah dan Media

Wadah pembesaran adalah wadah yang sama dengan pemeliharaan benih.

Wadah disikat dan dibilas sampai bersih seperti ditunjukkan pada Gambar 58 lalu

dibiarkan hingga kering. Desinfeksi wadah dengan pembilasan menggunakan

kalsium hipoklorit (kaporit) 60 %. Wadah diisi air hingga penuh dan dialirkan

secara kontinu (flow through) setelah dilakukan desinfeksi.

Gambar 58 Kegiatan penyikatan dan pembilasan wadah

6.2 Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan dengan cara menempatkan benih pada keranjang

pemeliharaan benih dengan bahan jaring nylon berdiameter 60 cm dan tinggi 50

cm. Benih yang siap ditebar untuk pembesaran adalah benih ukuran 2 – 3 cm

(Gambar 59) dengan kepadatan 500 individu per keranjang.

Page 66: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

44

Gambar 59 Benih yang siap ditebar untuk pembesaran

6.3 Pemberian Pakan

Pertumbuhan benih bergantung terhadap ketersediaan dan kualitas pakan.

Pakan yang diberikan kepada benih berupa makro alga yaitu rumput laut segar

jenis Gracillaria sp. dan Ulva sp. Metode pemberian pakan adalah adlibitum atau

pakan selalu tersedia dengan dosis pemberian antara 30 - 40 % dari biomassa

tubuh. Pemberian pakan pada benih ditebar secara merata ke seluruh wadah

seperti pada Gambar 60. Frekuensi penambahan pakan dilakukan 2 – 3 kali dalam

satu minggu.

Gambar 60 Pemberian pakan pada benih

6.4 Sampling Pertumbuhan

Sampling dilakukan untuk mengukur pertumbuhan benih dan menentukan

jumlah pakan yang dimakan. Sampling dilaksanakan setiap minggu dengan

mengukur sampel benih sebanyak 30 individu (Gambar 61). Cara pelaksanaan

sampling adalah dengan mengambil benih menggunakan spatula plastik.

Pengukuran panjang menggunakan alat jangka sorong dan penimbangan bobot

menggunakan alat timbangan digital dengan skala 0.01 g.

Page 67: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

45

Gambar 61 Kegiatan sampling benih

Hasil kegiatan sampling benih menunjukkan data populasi, kebutuhan

pakan, dan pertumbuhan benih seperti ditunjukkan pada Lampiran 8. Data

pertumbuhan spesifik harian benih abalon dapat dilihat pada Gambar 59.

Gambar 62 Laju pertumbuhan spesifik / Spesific Grow Rate (SGR)

6.5 Sortir dan Grading

Sortir dilakukan pada benih berukuran 3 – 5 cm. Benih dipisahkan

berdasarkan ukuran dan dipelihara dalam keranjang terpisah. Penyortiran

menggunakan spatula plastik untuk melepaskan abalon dari keranjang

pemeliharaan. Sedangkan grading dilakukan untuk memisahkan benih yang cacat

dan sakit. Benih yang cacat atau sakit dipelihara dalam wadah yang terpisah untuk

diberi tindakan pemulihan dengan meningkatkan kualitas air.

0,000

0,005

0,010

0,015

0,020

0,025

0,030

0,035

0,040

0,045

0,050

1 2 3 4 5

SG

R (

%/i

ndiv

idu/h

ari)

Periode Sampling (Minggu)

Page 68: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

46

6.6 Pemanenan Abalon

Abalon dengan ukuran > 5 cm adalah abalon ukuran layak konsumsi yang

siap dipanen. Abalon dipanen dengan cara melepaskan abalon dari keranjang

pemeliharaan (Gambar 63) dan siap untuk dikemas.

Gambar 63 Kegiatan pemanenan abalon

6.7 Pengepakan Abalon Ukuran Konsumsi

Pengepakan abalon dilakukan dengan menggunakan plastik dan kotak

styrofoam. Plastik yang digunakan adalah plastik transparan dengan ukuran 120

cm x 50 cm dengan ketebalan 0.6 mm. Tiap plastik diisi 30 – 50 individu abalon

dan diisi air 25 % dan oksigen 75 %. Plastik diikat dengan menggunakan karet

gelang sebanyak 5 buah per plastik. Abalon yang telah di-packing dengan plastik

ditempatkan di dalam kotak styrofoam ukuran 120 cm x 40 cm x 32 cm dengan

ketebalan 3.5 cm. Untuk menjaga kestabilan suhu sewaktu pengangkutan dan

transportasi tiap kotak diselipkan es batu volume 1000 L sebanyak 2 buah.

6.8 Pengangkutan dan Transportasi Abalon

Pengangkutan dan transportasi abalon melalui jalur darat menggunakan

mobil pengangkutan. Segmentasi pemasaran abalon ukuran konsumsi adalah

restoran di daerah Mataram.

7 ASPEK USAHA

7.1 Pembenihan

7.1.1 Pemasaran

7.1.1.1 Produk

Benih yang dijual adalah benih ukuran > 3 cm. Untuk memproduksi benih

ukuran tersebut dibutuhkan pemeliharaan mulai dari pemijahan hingga panen

selama 6 bulan. Jumlah benih yang dijual per tahun adalah 21 000 individu benih

dengan harga Rp 6 000 per individu. Benih yang dijual adalah benih berkualitas

Page 69: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

47

yang dibuktikan dengan ciri – ciri : sehat, tidak cacat, ukuran seragam, warna

cerah, an menempel dengan kuat pada substrat. Penjualan benih dilakukan pada

segmentasi usaha pembesaran dan lembaga penelitian yang ditargetkan di wilayah

Makassar, Bali, Sumbawa, dan Lombok.

7.1.1.2 Tujuan

Tujuan pemasaran adalah daerah lokal di wilayah Lombok dan antar pulau

di wilayah Bali, Sumbawa, Nusa Tenggara Timur, dan Makassar. Pengiriman

dilakukan dengan jarak waktu 1 – 3 jam di daerah lokal dan 4 – 8 jam di daerah

antar pulau.

7.1.1.3 Distribusi

Cara pengangkutan dilakukan dengan transportasi darat menggunakan mobil

untuk wilayah lokal. Transportasi laut dan udara menggunakan kapal laut dan

pesawat terbang untuk wilayah antar pulau. Sistem pembayaran dilakukan secara

langsung untuk wilayah lokal dan sistem transfer melalui bank untuk wilayah

antar pulau.

7.1.2 Pengadaan Sarana Produksi

7.1.2.1 Induk

Induk yang digunakan berjumlah 1 426 individu yang terdiri dari 697

individu induk jantan dan 729 individu induk betina. Induk jantan dan betina

memiliki ukuran panjang cangkang rata – rata yang berkisar antara 5.9 cm – 6.6

cm dan bobot tubuh rata – rata yang berkisar antara 44.04 g – 51.14 g. Induk yang

digunakan untuk kegiatan pembenihan berumur > 2 tahun. Induk berasal dari hasil

perekayasaan yang dilakukan oleh BPBL Lombok dengan harga Rp 10

000/individu.

7.1.2.2 Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan alami rumput laut segar jenis

Gracillaria sp. dan Ulva sp. Pakan Gracillaria sp. berasal dari Lombok Tengah

yang diperoleh dengan cara membeli dari pembudidaya sedangkan pakan Ulva sp.

berasal dari pesisir perairan Teluk Sekotong yang diperoleh dengan cara

mengambil secara langsung yang dilakukan oleh pegawai BPBL Lombok. Harga

beli pakan Gracillaria sp. adalah Rp 1 000/kg dan biaya pengadaan pakan Ulva

sp. adalah Rp 500 /kg.

7.1.2.3 Pupuk

Pupuk digunakan untuk kegiatan kultur pakan alami baik secara semi

massal maupun secara massal. Pupuk yang digunakan dalam kegiatan kultur

pakan alami ini terdiri dari beberapa jenis sesuai pengadaannya seperti

ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7 Data pengadaan pupuk kultur pakan alami

No. Jenis Ukuran Merek Harga (Rp) Asal Pengadaan

1 NaNO3 1 kg Emsure ® 1 500 000 Jakarta

2 EDTA 250 g - 1 400 000 Jakarta

3 NaH2PO4H2O 1 kg - 1 600 000 Jakarta

Page 70: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

48

No. Jenis Ukuran Merek Harga (Rp) Asal Pengadaan

4 NaHCO3 500 g Emsure ® 600 000 Jakarta

5 Clewat 32 1 kg - 1 600 000 Jakarta

6 Silikat 2.5 L - 1 000 000 Jakarta

7 KW21 1 L Japan KW21 800 000 Jakarta

7.1.2.4 Bahan Kimia

Bahan kimia digunakan untuk kegiatan sterilisasi dan kultur pakan alami.

Jenis bahan kimia secara rinci dijelaskan pada Tabel 8.

Tabel 8 Data pengadaan bahan kimia untuk kegiatan pembenihan abalon

No. Jenis Ukuran Merek Harga (Rp) Asal Pengadaan

1 Alkohol 70 % 1 L Bt 45 000 Mataram

2 Klorin 20 L - 300 000 Mataram

3 Kaporit 60 % 20 kg Tjiwi Kimia 275 000 Mataram

4 Na-thiosulfat 500 g - 150 000 Mataram

5 Oksigen 1 m3 - 20 000 Mataram

7.1.2.5 Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan dalam kegiatan pembenihan adalah bensin,

solar, dan gas. Bensin digunakan untuk bahan bakar alat transportasi dalam proses

pengiriman benih yang diperoleh dari SPBU dengan harga Rp 7 800 / L. Solar

digunakan untuk bahan bakar mesin genset yang diperoleh dari SPBU dengan

harga Rp 7 500 / L. Sedangkan gas digunakan untuk bahan bakar kompor dalam

kegiatan sterilisasi yang diperoleh dari agen penjual.

7.1.2.6 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimiliki oleh BPBL Lombok dalam kegiatan pembenihan

abalon berjumlah empat orang seperti ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9 Data pengadaan tenaga kerja kegiatan pembenihan abalon di BPBL

Lombok

No. Jenis Pendidikan Asal Sifat Honor per

bulan (Rp)

1 Ketua pokja S1 Jawa Tengah PNS 3 500 000

2 Anggota bagian induk S1 Jawa Tengah PNS 3 000 000

3 Anggota bagian pakan

alami

D3 Jawa Timur PNS 2 500 000

7.1.3 Analisis Usaha

Analisis usaha pembenihan abalon disusun berdasarkan asumsi berikut :

1. Kegiatan pemijahan rutin dilakukan setiap bulan dengan masa produksi

untuk menghasilkan abalon ukuran benih adalah 6 bulan, sehingga dalam

satu tahun, terdapat 7 siklus pembenihan (Lampiran 9).

2. Induk yang dipijahkan sebanyak 697 individu induk jantan dan 729 individu

induk betina dengan bobot rata-rata 48.66 g/individu dan masa rematurasi

induk adalah 28 hari. Dalam satu kali pemijahan, perbandingan induk jantan

Page 71: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

49

dan betina adalah 1 : 3 dengan jumlah induk jantan 50 individu dan induk

betina 150 individu.

3. Metode pemberian pakan induk adalah adlibitum dengan jumlah pemberian

pakan 15% dari biomassa tubuh induk/hari. Sehingga kebutuhan pakan

induk adalah 15% x (48.66 g/individu x 1426 individu) = 15% x 69.39 kg =

10.4 kg/hari atau 3.8 ton/tahun.

4. Rata-rata fekunditas induk abalon adalah 800 000 butir telur/individu

dengan tingkat kematangan gonad 60% sehingga jumlah telur yang

dihasilkan setiap induk adalah 480 000 butir telur/individu. Persentase induk

yang memijah tiap siklus adalah 6% sehingga dalam satu kali pemijahan,

jumlah telur yang dihasilkan adalah 4 320 000 butir telur.

5. Rata-rata derajat pembuahan telur adalah 60%, derajat penetasan telur 85%,

dan tigkat kelangsungan hidup 0.15% sehingga jumlah benih yang

dihasilkan tiap siklus adalah 4 320 000 butir telur x FR 60% x HR 85% x

SR 0.15% = 3 304 individu benih. Dari data tersebut, jumlah benih yang

dihasilkan dalam satu tahun sebanyak 3 304 individu benih/siklus x 7 siklus

= 23 128 individu benih.

7.1.3.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal yang

dibutuhkan dalam penyediaan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk

kegiatan usaha dan sifatnya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi

dan lebih dari satu tahun. Rincian biaya investasi BPBL Lombok untuk kegiatan

pembenihan dijelaskan secara rinci pada Tabel 10.

Tabel 10 Rincian biaya investasi pembenihan abalon di BPBL Lombok

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp)

Alokasi

(%)

Harga Total

(Rp)

1 Lahan perkantoran m2 300 150 000 5 2 250 000

2 Lahan instalasi m2 200 150 000 5 1 500 000

3 Lahan hatchery m2 250 150 000 60 22 500 000

4 Lahan kolam pakan m2 20 150 000 30 900 000

5 Bangunan kantor unit 1 250 000 000 5 12 500 000

6 Bangunan instalasi unit 1 70 000 000 5 3 500 000

7 Bangunan hatchery unit 1 100 000 000 60 60 000 000

8 Instalasi listrik paket 1 2 500 000 30 750 000

9 Instalasi air dan aerasi paket 1 1 500 000 30 450 000

10 Tandon air laut unit 1 10 000 000 10 1 000 000

11 Tandon air tawar unit 1 2 300 000 60 1 380 000

12 Tabung filter fisik unit 2 2 500 000 60 3 000 000

13 Kolam rumput laut unit 5 1 000 000 30 1 500 000

14 Bak fiber unit 13 2 400 000 100 31 200 000

15 Krat industri unit 30 75 000 100 2 250 000

16 Kayu penggantung batang 30 2 500 100 75 000

17 Spatula plastik buah 5 5 000 60 15 000

18 Shelter buah 60 10 000 100 600 000

19 Rearing plate Set 120 25 000 100 3 000 000

20 Egg colector unit 1 100 000 100 100 000

21 Plankton net 60 µm buah 1 75 000 100 75 000

22 Plankton net 80 µm buah 1 45 000 100 45 000

Page 72: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

50

No Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp)

Alokasi

(%)

Harga Total

(Rp)

23 Mikroskop buah 1 7 500 000 60 4 500 000

24 Haemositometer buah 1 850 000 20 170 000

25 Sedgewick rafter buah 1 1 250 000 20 250 000

26 Gelas ukur 1000 ml buah 1 65 000 60 39 000

27 Cawan petri buah 1 10 000 60 6 000

28 Pipet mohr 10 ml buah 2 125 000 60 150 000

29 Pipet tetes 1 ml buah 3 5 000 60 9 000

30 Stoples plastik 20 L buah 35 50 000 60 1 050 000

31 Skapel lantai buah 1 20 000 60 12 000

32 Alat sifon buah 2 50 000 60 60 000

33 Meja kayu buah 1 500 000 60 300 000

34 Lemari kayu unit 1 1 000 000 60 600 000

35 Keranjang jaring buah 2 40 000 60 48 000

36 Keranjang plastik buah 5 5 000 60 15 000

37 Jangka sorong unit 2 150 000 30 90 000

38 Timbangan analog unit 1 75 000 30 22 500

39 Timbangan digital unit 2 350 000 60 420 000

40 Panci Stainless steel unit 1 50 000 60 30 000

41 Kompor gas 2 tungku unit 1 375 000 60 225 000

42 Mobil APV unit 1 185 000 000 5 9 250 000

43 Hi-blow unit 1 650 000 60 390 000

44 Blower unit 2 2 500 000 10 500 000

45 Pompa air laut unit 2 5 000 000 10 1 000 000

46 Air Conditioner 0 5 PK unit 2 2 750 000 60 3 300 000

47 Lampu fluorescens buah 25 37 500 60 562 500

Total Biaya 171 589 000

Biaya investasi dari kegiatan pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah

Rp 171 589 000.

7.1.3.2 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan alokasi biaya investasi dalam setiap tahun.

Biaya penyusutan adalah hasil dari harga total dikurangi nilai sisa yang dibagi

dengan umur teknis. Rincian biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh BPBL

Lombok dalam kegiatan pembenihan abalon dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Rincian biaya penyusutan pembenihan abalon

No. Komponen Biaya Harga Total

(Rp)

Umur

Teknis

(Tahun)

Nilai Sisa

(Rp)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1 Bangunan kantor 12 500 000 30 1 250 000 375 000

2 Bangunan instalasi 3 500 000 20 175 000 166 250

3 Bangunan hatchery 60 000 000 30 3 000 000 1 900 000

4 Tandon air laut 1 000 000 10 50 000 95 000

5 Tandon air tawar 1 380 000 5 100 000 256 000

6 Tabung filter fisik 3 000 000 5 100 000 580 000

7 Kolam rumput laut 1 500 000 10 75 000 142 500

8 Bak fiber 31 200 000 6 1 560 000 4 940 000

9 Krat industri 2 250 000 5 225 000 405 000

Page 73: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

51

No. Komponen Biaya Harga Total

(Rp)

Umur

Teknis

(Tahun)

Nilai Sisa

(Rp)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

10 Kayu penggantung 75 000 2 - 37 500

11 Spatula plastik 15 000 2 - 7 500

12 Shelter 600 000 4 - 150 000

13 Rearing plate 3 000 000 3 - 1 000 000

14 Egg collector 100 000 2 - 50 000

15 Plankton net 60 µm 75 000 2 - 37 500

16 Plankton net 80 µm 45 000 2 - 22 500

17 Mikroskop 4 500 000 6 450 000 675 000

18 Haemositometer 170 000 2 - 85 000

19 Sedgewick rafter 250 000 2 - 125 000

20 Gelas ukur 1000 ml 39 000 2 - 19 500

21 Cawan petri 6 000 2 - 3 000

22 Pipet mohr 10 ml 150 000 2 - 75 000

23 Pipet tetes 1 ml 9 000 2 - 4 500

24 Stoples plastik 20L 1 050 000 2 40 000 505 000

25 Skapel lantai 12 000 2 - 6 000

26 Alat sifon 60 000 3 - 20 000

27 Meja kayu 300 000 2 50 000 125 000

28 Lemari kayu 600 000 4 25 000 143 750

29 Keranjang jaring 48 000 2 - 24 000

30 Keranjang plastik 15 000 2 - 7 500

31 Jangka sorong 90 000 3 - 30 000

32 Timbangan analog 22 500 2 - 11 250

33 Timbangan digital 420 000 3 - 140 000

34 Panci Stainless steel 30 000 2 - 15 000

35 Kompor gas 225 000 4 50 000 43 750

36 Mobil APV 9 250 000 8 925 000 1 040 625

37 Hi-blow 390 000 4 50 000 85 000

38 Blower 500 000 5 200 000 60 000

39 Pompa air laut 1 000 000 8 300 000 87 500

40 AC 0 5 PK 3 300 000 5 200 000 620 000

41 Lampu 18 W 562 500 3 - 187 500

Total Biaya

14 303 625

Biaya penyusutan dari kegiatan pembenihan abalon di BPBL Lombok

adalah Rp 14 303 625 per tahun.

7.1.3.3 Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan baik ada ataupun tidak ada

kegiatan produksi. Biaya tetap untuk pembenihan abalon di BPBL Lombok

dijelaskan secara rinci pada Tabel 12.

Tabel 12 Rincian biaya tetap pembenihan abalon

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya per

Bulan (Rp)

Alokasi

(%)

Total Biaya

(Rp)

1 Penyusutan 14 303 625

3 PBB paket 1 - 20 600 000

4 Pajak kendaraan unit 1 - 10 75 000

Page 74: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

52

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya per

Bulan (Rp)

Alokasi

(%)

Total Biaya

(Rp)

5 Gaji kepala produksi orang 1 2 500 000 40 12 000 000

6 Gaji pegawai orang 2 4 000 000 40 28 800 000

7 Gaji tenaga kontrak orang 1 1 500 000 40 7 200 000

8 THR kepala produksi orang 1 - 40 201 600

9 THR pegawai orang 3 - 40 144 000

10 THR tenaga kontrak orang 1 - 40 110 400

11 Perawatan mesin paket 1 500 000 10 600 000

12 Abodemen listrik paket 1 164 120 40 408 000

13 Pakan induk kg 400 400 000 100 4 800 000

TOTAL 71 104 065

Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan untuk kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 71 104 065 per tahun.

7.1.3.4 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi.

Biaya variabel untuk pembenihan abalon di BPBL Lombok dijelaskan secara rinci

pada Tabel 13.

Tabel 13 Rincian biaya variabel pembenihan abalon

No Komponen

Biaya Satuan Jumlah

Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per

Siklus (Rp)

Biaya per

tahun (Rp)

1 Listrik 1 091 628 6 549 768 13 099 536

2 Inokulan L 9 3 000 27 000 189 000

3 NaNo3 g 100 1 500 150 000 1 050 000

4 EDTA g 18 5 600 100 800 705 600

5 NaHPO4H2O g 14 1 600 22 400 156 800

6 Clewat-32 g 10 1 600 16 000 112 000

7 NaHCO3 g 12 1 200 14 400 100 800

8 Silikat L 0,105 400 000 42 000 294 000

9 Klorin L 0,2 15 000 3 000 21 000

10 Na Thiosulfat g 75 1 000 75 000 525 000

11 Kaporit g 500 14 6 875 48 125

12 Alkohol L 0,5 42 000 21 000 147 000

13 Gracillaria kg 25 1 000 25 000 175 000

14 Ulva kg 15 500 7 500 52 500

15 Kotak styrofoam kotak 2 45 000 90 000 630 000

16 Plastik packing lembar 4 2 000 8 000 56 000

17 Karet gelang buah 20 5 100 700

18 Solar L 52,92 7 500 396 900 2 778 300

19 Bensin L 14 7 800 109 200 764 400

TOTAL 7 664 943 20 905 761

Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembenihan abalon oleh

BPBL Lombok adalah Rp 7 664 943 per siklus atau Rp 20 905 761 per tahun.

Page 75: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

53

7.1.3.5 Biaya Total

Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan selama satu tahun produksi. Perhitungan biaya total untuk

pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah :

Biaya Total = Biaya tetap + Biaya variabel per tahun

= Rp 71 104 065 + Rp 20 905 761

= Rp 92 009 826

Jumlah biaya total yang dikeluarkan pada kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 92 009 826.

7.1.3.5 Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil yang diperoleh dalam satu siklus usaha.

Perhitungan penerimaan dari hasil penjualan benih abalon di BPBL Lombok

adalah :

Penerimaan = Jumlah produksi per siklus x harga jual per individu

= 3 304 individu per siklus x Rp 6500 per individu

= Rp 21 476 000

Jumlah penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 21 476 000 per siklus. Dalam satu tahun, terdapat 7

siklus kegiatan, sehingga penerimaaan dalam satu tahun adalah = 7 siklus x Rp 21

476 000 = Rp 150 332 000 per tahun.

7.1.3.6 Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaaan total dengan biaya total.

Perhitungan keuntungan dari pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah :

Keuntungan = Penerimaan – Biaya total

= Rp 150 332 000 – 92 009 826

= Rp 58 322 174

Jumlah keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 58 332 174 per tahun.

7.1.3.7 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)

R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total

biaya. R/C Ratio adalah analisa yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh setiap

nilai rupiah biaya yang digunakan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan

sebagai manfaatnya. Perhitungan R/C Ratio dari kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah :

R/C Ratio = Penerimaan total / biaya total

= Rp 150 332 000 / 92 009 826

= 1.63

R/C Ratio yang akan didapatkan dalam kegiatan pembenihan abalon di

BPBL Lombok adalah sebesar 1.63 yang berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan

untuk biaya produksi akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.63 sehingga

diperoleh keuntungan sebesar Rp 0.63.

7.1.3.8 Jangka Waktu Pengembalian Modal / Payback Period (PP)

Payback period merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui

berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup investasi yang ditanamkan

Page 76: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

54

atau berapa lama investasi yang ditanamkan dapat kembali. Perhitungan payback

period dari kegiatan pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah :

Payback period = (Investasi / Keuntungan ) x 1 tahun

= (Rp 171 589 000 / Rp 58 322 174) x 1 tahun

= 2.9 tahun

Payback period dari kegiatan pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah

2.9 yang artinya modal yang dikeluarkan untuk investasi pembenihan abalon akan

kembali dalam jangka waktu 2.9 tahun.

7.1.3.9 Analisa Titik Impas / Break Event Point (BEP)

Analisa titik impas / Break Event Point (BEP) merupakan analisa yang

menentukan sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah

seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. Perhitungan BEP

dari kegiatan pembenihan abalon di BPBL Lombok adalah :

BEP Harga = Biaya tetap / (1-(Biaya variabel/penerimaan))

= Rp 71 104 065 / (1-(Rp 20 905 761/150 332 000))

= Rp 82 589 252

BEP Unit = Biaya tetap / (Harga/individu – (Biaya variabel/ jumlah

produksi))

= Rp 71 104 065/ (Rp 6 500/individu – (Rp 20 905 761 /

23 128 individu))

= 12 706 individu

Berdasarkan perhitungan tersebut, titik impas yang dapat dicapai pada hasil

penjualan benih abalon sebesar Rp 82 589 252 dan titik impas jumlah produksi

abalon adalah 12 706 individu.

7.1.3.10 Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga pokok penjualan (HPP) adalah perbandingan total biaya produksi

dengan volume total produksi.

HPP = Total biaya produksi / Total produksi

= Rp 92 009 826/ 23 128 individu

= Rp 3 978 / individu

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, penjualan abalon di BPBL Lombok

tidak akan mengalami keuntungan ataupun kerugian jika harga yang ditetapkan

sebesar Rp 3 978 / individu.

7.2 Pembesaran

7.1.1 Pemasaran

7.1.1.1 Produk

Abalon yang dijual adalah berukuran > 5 cm dengan bobot rata – rata 40 –

50 g/individu. Untuk memproduksi abalon ukuran tersebut dibutuhkan

pemeliharaan mulai dari penebaran hingga panen selama 12 bulan. Jumlah abalon

yang dijual per tahun adalah 200 kg dengan harga Rp 250 000 /kg. Abalon ukuran

konsumsi yang dijual adalah abalon berkualitas yang dibuktikan dengan ciri – ciri

: sehat, tidak cacat, bobot proporsional, warna cerah, dan menempel dengan kuat

pada substrat. Penjualan abalon ukuran konsumsi dilakukan pada segmentasi

Page 77: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

55

usaha restoran dan eksportir yang ditargetkan di wilayah Mataram, Lombok, dan

Bali.

7.1.1.2 Tujuan

Tujuan pemasaran adalah daerah lokal di wilayah Lombok dan Mataram

dan antar pulau di wilayah Bali dan Sumbawa. Pengiriman dilakukan dengan

jarak waktu 1 – 3 jam di daerah lokal dan 4 – 6 jam di daerah antar pulau.

7.1.1.3 Distribusi

Cara pengangkutan dilakukan dengan transportasi darat menggunakan mobil

untuk wilayah lokal. Transportasi laut dan udara menggunakan kapal laut dan

pesawat terbang untuk wilayah antar pulau. Sistem pembayaran dilakukan secara

langsung untuk wilayah lokal dan sistem transfer melalui bank untuk wilayah

antar pulau.

7.1.2 Pengadaan Sarana Produksi

7.1.2.1 Benih

Benih yang digunakan berjumlah 4500 dengan ukuran panjang cangkang 2

– 3 cm dan bobot tubuh rata – rata 5 g. Benih berasal dari hasil perekayasaan yang

dilakukan oleh BPBL Lombok.

7.1.2.2 Pakan

Pakan yang digunakan adalah pakan alami rumput laut segar jenis

Gracillaria sp. dan Ulva sp. Pakan Gracillaria sp. berasal dari Lombok Tengah

yang diperoleh dengan cara membeli dari pembudidaya sedangkan pakan Ulva sp.

berasal dari pesisir perairan Teluk Sekotong yang diperoleh dengan cara

mengambil secara langsung yang dilakukan oleh pegawai BPBL Lombok. Harga

beli pakan Gracillaria sp. adalah Rp 1 000/kg dan biaya pengadaan pakan Ulva

sp. adalah Rp 500 /kg.

7.1.2.4 Bahan Kimia

Bahan kimia digunakan untuk kegiatan sterilisasi dan kultur pakan alami.

Jenis bahan kimia yang digunakan untuk pembesaran abalon adalah kaporit 60 %

untuk desinfeksi dengan harga Rp 275 000 per 20 kg dan oksigen untuk proses

pengepakan dengan harga isi ulang 70 000 per 1 m3.

7.1.2.5 Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan dalam kegiatan pembesaran adalah bensin dan

solar. Bensin digunakan untuk bahan bakar alat transportasi dalam proses

pengiriman benih yang diperoleh dari SPBU dengan harga Rp 7 800 / L. Solar

digunakan untuk bahan bakar mesin genset yang diperoleh dari SPBU dengan

harga Rp 7 500 / L.

7.1.2.6 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimiliki oleh BPBL Lombok dalam kegiatan pembesaran

abalon berjumlah tiga orang seperti ditunjukkan pada Tabel 14.

Page 78: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

56

Tabel 14 Rincian pengadaan tenaga kerja pembesaran abalon di BPBL Lombok

No. Jenis Pendidikan Asal Sifat Honor per

bulan (Rp)

1 Ketua pokja S1 Jawa Tengah PNS 2 500 000

2 Anggota bagian

pendederan

SMP Lombok Barat PNS 2 000 000

3 Anggota bagian

pembesaran

SMP Lombok Barat kontrak 2 500 000

7.1.3 Analisis Usaha

Analisis usaha pembesaran abalon disusun berdasarkan asumsi berikut :

1. Kegiatan pembesaran dilakukan selama satu siklus dengan lama waktu

pemeliharaan 12 bulan (Lampiran 10). Jumlah wadah yang digunakan

sebanyak 3 unit bak beton dengan kapasitas 1 500 individu per unit.

Sehingga jumlah benih yang ditebar dalam satu siklus adalah 4 500

individu.

2. Rata – rata tingkat kelangsungan hidup abalon selama kegiatan pembesaran

adalah 80 % sehingga hasil akhir produksi pembesaran abalon adalah = 4

500 individu x SR 90 % = 3 825 individu.

3. Ukuran panen abalon adalah 50 g/individu. Sehingga jumlah produksi

abalon dalam satu siklus adalah = 50 g/individu x 3 825 individu = 191.25

kg

7.1.3.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal yang

dibutuhkan dalam penyediaan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk

kegiatan usaha dan sifatnya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi

dan lebih dari satu tahun. Rincian biaya investasi BPBL Lombok untuk kegiatan

pembesaran dijelaskan secara rinci pada Tabel 15.

Tabel 15 Rincian biaya investasi pembesaran abalon

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp)

Alokasi

(%)

Harga Total

(Rp)

1 Lahan perkantoran m2 300 150 000 5 2 250 000

2 Lahan instalasi m2 200 150 000 5 1 500 000

3 Lahan kolam pakan m2 20 150 000 60 1 800 000

4 Bangunan kantor unit 1 250 000 000 5 12 500 000

5 Bangunan instalasi unit 1 70 000 000 5 3 500 000

6 Instalasi listrik paket 1 2 500 000 60 1 500 000

7 Instalasi air paket 1 1 500 000 60 900 000

8 Tandon air laut unit 1 10 000 000 10 1 000 000

9 Tabung filter fisik unit 2 2 500 000 60 3 000 000

10 Kolam rumput laut unit 5 1 000 000 30 1 500 000

11 Keranjang benih unit 30 75 000 100 2 250 000

12 Kayu penggantung batang 30 2 500 100 75 000

13 Spatula plastik buah 5 5 000 60 15 000

14 Shelter buah 60 10 000 100 600 000

15 Skapel lantai buah 1 20 000 60 12 000

16 Alat sifon buah 2 50 000 60 60 000

Page 79: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

57

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp)

Alokasi

(%)

Harga Total

(Rp)

17 Keranjang jaring buah 2 40 000 60 48 000

18 Jangka sorong unit 2 150 000 30 90 000

19 Timbangan analog unit 1 75 000 30 22 500

20 Timbangan digital unit 1 350 000 30 105 000

21 Mobil APV unit 1 185 000 000 5 9 250 000

22 Hi-blow unit 1 650 000 60 390 000

23 Pompa air laut unit 2 5 000 000 10 1 000 000

Total Biaya 43 367 500

Biaya investasi dari kegiatan pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah

Rp 43 367 500.

7.1.3.2 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan alokasi biaya investasi dalam setiap tahun.

Biaya penyusutan adalah hasil dari harga total dikurangi nilai sisa yang dibagi

dengan umur teknis. Rincian biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh BPBL

Lombok dalam kegiatan pembesaran abalon dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Rincian biaya penyusutan pembesaran abalon

No Komponen Biaya Harga Total

(Rp)

Umur

Teknis

(Tahun)

Nilai Sisa

(Rp)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1 Lahan perkantoran 2 250 000 ~ ~ ~

2 Lahan instalasi 1 500 000 ~ ~ ~

3 Lahan kolam rumput laut 1 800 000 ~ ~ ~

4 Bangunan kantor 12 500 000 30 1 250 000 375 000

5 Bangunan instalasi 3 500 000 20 175 000 166 250

6 Instalasi listrik 1 500 000 ~ ~ ~

7 Instalasi air dan aerasi 900 000 ~ ~ ~

8 Tandon air laut 1 000 000 10 50 000 95 000

9 Tabung filter fisik 3 000 000 5 100 000 580 000

10 Kolam rumput laut 1 500 000 10 75 000 142 500

11 Keranjang jaring kasa 2 250 000 5 225 000 405 000

12 Kayu penggantung 75 000 2 - 37 500

13 Spatula plastik 15 000 2 - 7 500

14 Shelter 600 000 4 - 150 000

15 Skapel lantai 12 000 2 - 6 000

16 Alat sifon 60 000 3 - 20 000

17 Keranjang jaring 20 kg 48 000 2 - 24 000

18 Jangka sorong 90 000 3 - 30 000

19 Timbangan analog 22 500 2 - 11 250

20 Timbangan digital 105 000 3 - 35 000

21 Mobil APV 9 250 000 8 925 000 1 040 625

22 Hi-blow 390 000 4 50 000 85 000

23 Pompa air laut 1 000 000 8 300 000 87 500

Total Biaya 43 367 500 3 298 125

Biaya penyusutan dari kegiatan pembesaran abalon di BPBL Lombok

adalah Rp 3 298 125 per tahun.

Page 80: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

58

7.1.3.3 Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan baik ada ataupun tidak ada

kegiatan produksi. Biaya tetap untuk pembesaran abalon di BPBL Lombok

dijelaskan secara rinci pada Tabel 17.

Tabel 17 Rincian biaya tetap pembesaran abalon

No. Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya per

Bulan (Rp)

Alokasi

(%)

Total Biaya

(Rp)

1 Penyusutan 3 298 125

2 PBB paket 1 250 000 10 300 000

3 Pajak kendaraan unit 1 62 500 10 75 000

4 Gaji kepala produksi orang 1 2 500 000 20 6 000 000

5 Gaji pegawai orang 1 2 000 000 60 14 400 000

6 Gaji tenaga kontrak orang 1 1 500 000 20 3 600 000

7 THR kepala produksi orang 1 20 100 800

8 THR pegawai orang 3 20 72 000

9 THR tenaga kontrak orang 1 20 55 200

10 Perawatan mesin paket 1 500 000 5 300 000

11 Abodemen listrik paket 1 164 120 20 393 888

28 595 013

Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan untuk kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 28 595 013 per tahun.

7.1.3.4 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi.

Biaya variabel untuk pembesaran abalon di BPBL Lombok dijelaskan secara rinci

pada Tabel 18.

Tabel 18 Rincian biaya variabel pembesaran abalon

No. Komponen

Biaya Satuan Jumlah

Harga

Satuan (Rp)

Biaya per

Siklus (Rp)

Biaya per

tahun (Rp)

1 Listrik 931 301 1 862 602

2 Kaporit Kg 15 2 500 37 500 37 500

3 Gracillaria Kg 1 000 1 000 1 000 000 1 000 000

4 Ulva Kg 30 500 15 000 15 000

5 Kotak styrofoam Kotak 6 45 000 270 000 270 000

6 Plastik packing lembar 6 2 000 12 000 12 000

7 Karet gelang Buah 30 5 150 150

8 Solar L 35.28 7 500 264 600 1 852 200

9 Bensin L 14 7 800 109 200 764 400

Total Biaya 5 813 852

Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembesaran abalon oleh

BPBL Lombok adalah Rp 5 813 852 per siklus atau per tahun.

Page 81: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

59

7.1.3.5 Biaya Total

Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan selama satu tahun produksi. Perhitungan biaya total untuk

pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah :

Biaya Total = Biaya tetap + Biaya variabel per tahun

= Rp 28 595 013 + Rp 5 813 852

= Rp 34 408 865

Jumlah biaya total yang dikeluarkan pada kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 34 408 865 per tahun.

7.1.3.5 Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil yang diperoleh dalam satu siklus usaha.

Perhitungan penerimaan dari hasil penjualan benih abalon di BPBL Lombok

adalah :

Penerimaan = Jumlah produksi per siklus x harga jual per individu

= 191.25 kg per siklus x Rp 300 000 per kg

= Rp 57 300 000

Jumlah penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 57 300 000 per siklus atau per tahun.

7.1.3.6 Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaaan total dengan biaya total.

Perhitungan keuntungan dari pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah :

Keuntungan = Penerimaan – Biaya total

= Rp 57 300 000 – 34 408 865

= Rp 22 891 135

Jumlah keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah Rp 22 891 135 per siklus atau per tahun tahun.

7.1.3.7 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)

R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total

biaya. R/C Ratio adalah analisa yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh setiap

nilai rupiah biaya yang digunakan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan

sebagai manfaatnya. Perhitungan R/C Ratio dari kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah :

R/C Ratio = Penerimaan total / biaya total

= Rp 57 300 000 / 34 408 865

= 1.67

R/C Ratio yang akan didapatkan dalam kegiatan pembesaran abalon di

BPBL Lombok adalah sebesar 1.67 yang berarti setiap Rp 1 yang dikeluarkan

untuk biaya produksi akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.67 sehingga

diperoleh keuntungan sebesar Rp 0.67.

7.1.3.8 Jangka Waktu Pengembalian Modal / Payback Period (PP)

Payback period merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui

berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup investasi yang ditanamkan

atau berapa lama investasi yang ditanamkan dapat kembali. Perhitungan payback

period dari kegiatan pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah :

Page 82: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

60

Payback period = (Investasi / Keuntungan) x 1 tahun

= (Rp 43 367 500 / Rp 22 891 135) x 1 tahun

= 1.9 tahun

Payback period dari kegiatan pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah

1.9 yang artinya modal yang dikeluarkan untuk investasi pembesaran abalon akan

kembali dalam jangka waktu 1.9 tahun.

7.1.3.9 Analisa Titik Impas / Break Event Point (BEP)

Analisa titik impas / Break Event Point (BEP) merupakan analisa yang

menentukan sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah

seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. Perhitungan BEP

dari kegiatan pembesaran abalon di BPBL Lombok adalah :

BEP Harga = Biaya tetap / (1 – (Biaya variabel / Penerimaan))

= Rp 28 595 013 / (1 – (Rp 5 813 852 / Rp 57 300 000))

= Rp 31 823 982

BEP Unit = Biaya tetap / (Harga per individu – (( Biaya variabel /

Jumlah produksi))

= Rp 28 595 013 / ( Rp 300 000/kg – (( Rp 5 813 852 /

191.25 kg)

= 106 kg

Berdasarkan perhitungan tersebut, titik impas yang dapat dicapai pada hasil

penjualan benih abalon sebesar Rp 30 998 534 dan titik impas jumlah produksi

abalon adalah 106 kg.

7.1.3.10 Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga pokok penjualan (HPP) adalah perbandingan total biaya produksi

dengan volume total produksi.

HPP = Total biaya produksi / Total produksi

= Rp 34 408 865 / tahun / 191.25 kg/tahun

= Rp 180 151 /kg

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, penjualan abalon di BPBL

Lombok tidak akan mengalami keuntungan ataupun kerugian jika harga yang

ditetapkan sebesar Rp 180 151/kg.

8 PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Hasil kegiatan PKL pembenihan dan pembesaran abalon di BPBL Lombok

yang telah dilakukan selama 3 bulan menyimpulkan bahwa kegiatan pembenihan

dan pembesaran di BPBL Lombok adalah kegiatan budidaya intensif untuk

keperluan penelitian dan perekayasaan dengan skala produksi pembenihan 23 128

individu dan skala produksi pembesaran 191.25 kg. Kegiatan pembenihan dan

pembesaran abalon di BPBL Lombok telah layak dijadikan sebagai usaha

produksi karena hasil produksi abalon menguntungkan dengan R/C Ratio lebih

Page 83: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

61

dari 1. Permasalahan yang teridentifikasi dalam kegiatan pembenihan dan

pembesaran abalon adalah waktu produksi yang lama karena pertumbuhannya

lambat dan ketersediaan pakan alami untuk larva terbatas sehingga solusi yang

dapat diberikan adalah dengan memberikan pakan buatan dengan nutrisi yang

direkayasa untuk mempercepat pertumbuhan dan dan meningkatkan mobilitas

instansi untuk mempermudah ketersediaan pakan alami.

8.2 Saran

Sebagai evaluasi dari kegiatan PKL yang telah dilaksanakan, disarankan

kepada pihak BPBL Lombok untuk memperluas unit budidaya dan menambah

infrastruktur dan sarana produksi untuk meningkatkan skala produksi agar dapat

menghasilkan keuntungan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

BPBL Lombok. 2013. Profile marine aquaculture development center lombok.

Lombok : Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

[FAO] Food and Aqriculture Organization - Aquaculture Production. 2012. World

abalone supply markets and pricing [internet]. [diunduh 2015 Mei 02

08:00]. Tersedia pada: www.fishtec.com/2012abalonemarket.html

Hegner and Engemen. 1968. Fisheries biology, clasification, and management

(Second Edition). Blackwell Publishing : Oxford (UK)

Isnansetyo A dan Kurniastuty. 1995. Teknik kultur phytoplankton dan

zooplankton. Yogyakarta : Kanisius.

Kordi KMGH. 2011. Budidaya 22 komoditas laut untuk konsumsi lokal dan

ekspor. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Litaay M, Agus R, Rusmidin, Ferawati S. 2010. Potensi kekerangan abalon

Sulawesi Selatan, prospek dan tantangan pengelolaan. Prosiding Simposium

Nasional Pengelolaan Pesisir, Laut, dan Pulau – pulau kecil [internet].

[diunduh 2015 Jun 16]; I-100 – I-105.

Sarifin H, Priyambodo B, Setyabudi H, Garnawansyah G, Supriyanto A, Yana A.

2011. Petunjuk teknis budidaya abalone (Haliotis spp). Lombok Barat :

Balai Budidaya Laut Lombok, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Setyabudi H, Garnawansyah G, Supriyanto A, Imanuddin M, Yana A. 2013.

Petunjuk teknis produksi benih abalon hibrid (Ninamata). Lombok : Balai

Budidaya Laut Lombok, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,

Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Setyono DED. 2009. Abalon, biologi dan produksi. Mataram : LIPI Press.

Setyono DED. 2010. Abalon, teknologi pembenihan. Jakarta : Ikatan Sarjana

Oseanologi Indonesia (ISOI) d/a. Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI.

Susanto AB, Hartati R, Aryani S. 2008. Abalon dan rumput laut. Yogyakarta :

Navila Idea.

Page 84: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

62

Page 85: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

63

LAMPIRAN

Page 86: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

64

Page 87: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

65

Lampiran 1 Peta lokasi BPBL Lombok

Lampiran 2 Tata letak unit produksi abalon di BPBL Lombok

Keterangan : (A) bak induk jantan, (B) bak induk betina, (C) bak pemijahan, (D)

bak larva, (E) bak penyimpanan rumput laut, (F) bak

pendederan/pembesaran, (G) ruang penyimpanan, (H) ruang kultur

pakan alami skala semi massal

Page 88: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

66

Lampiran 3 Hasil pengamatan pertumbuhan populasi sel Nitzschia sp.

Hari dan

Tanggal

Pengamatan

Kepadatan Sel

(ind/ml)

Hasil

Pengamatan

Visual

Deskripsi

1

(06/03/2015) 1 662 500

Penebaran tahap awal.

Warna media kultur

kuning cerah dan masih

bersifat transparan.

2

(07/03/2015) 2 605 000

Fase Induksi.

Pertumbuhan sel masih

stabil. Warna media kultur

kuning keemasan dan

bersifat gelap

3

(08/03/2015) 3 000 000

4

(09/03/2015) 6 250 000

Fase eksponensial.

Peningkatan pertumbuhan

sel secara signifikan.

Warna media kultur

cokelat jingga.

5

(10/03/2015) 8 625 000

6

(11/03/2015) 19 050 000

Fase pertumbuhan relatif.

Titik akhir pertumbuhan

sel. Warna media kultur

cokelat tua.

7

(12/03/2015) 19 750 000

Fase stasioneri.

Pertumbuhan sel sedikit

dan stabil. Warna media

cokelat tua cenderung

gelap.

8

(13/03/2015) 14 675 000

Fase kematian.

Terjadinya penurunan

jumlah kepadatan sel.

Warna media cokelat

kehitaman.

9

(14/03/2015) 14 075 000

10

(15/03/2015) 10 400 000

11

(16/03/2015) 8 950 000

Sumber : Data pribadi

Page 89: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

67

Lampiran 4 Hasil pengamatan embriogenesis abalon (18 Februari 2015)

Menit ke - Fase

Hasil

pengamatan

visual

Deskripsi

0 Fertilisasi

Telur berbentuk bulat, dibungkus

oleh selaput gelatin. Ukuran telur

0.02 mm dengan ukuran inti telur

0.16 mm dan ketebalan selaput

gelatin 0.04 mm

30 Dua sel

Inti telur membelah menjadi dua

sel.

45 Empat sel

Dua sel telur membelah masing –

masing menjadi dua sel sehingga

jumlah sel di dalam satu buah telur

sebanyak empat sel

55 Delapan sel

Empat sel telur membelah masing –

masing menjadi dua sel sehingga

jumlah sel di dalam satu buah telur

sebanyak delapan sel

100 Morula

Tiap sel membelah sehingga

menghasilkan banyak sel yang

membentuk gumpalan yang terdiri

dari mulai 16 – 64 sel.

180 Gastrula

Kumpulan sel mulai membentuk

suatu individu akibat pembelahan

sel secara terus menerus.

300 Trochopore

Individu mulai terlihat aktif

bergerak di dalam sel telur. Lapisan

selaput gelatin mulai menipis dan

dalam fase ini siap untuk menetas.

480 Veliger

Individu telah menetas menjadi

larva yang melayang dan bergerak

di dalam kolom air menggunakan

velum atau rambut getar.

Sumber : Data pribadi

Page 90: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

68

Lampiran 5 Data sampling populasi dan kematangan gonad induk abalon

No. Waktu Sampling

(Tgl/Bln/Thn)

Kode

Bak

Jenis

Kelamin

Jumlah

(individu)

Berat rata -

rata

(g/individu)

Panjang

cangkang

(mm/individu)

VGB

(%) TKG

Jumlah

Mortalitas

(individu)

SR (%)

1 13 Februari 2015 A1 Jantan 262 48.38 65 60 0 100

A2 Jantan 255 49.78 66 50 0 100

A3 Jantan 217 50.27 65 50 0 100

B1 Betina 261 48.27 63 55 0 100

B2 Betina 259 47.19 60 45 0 100

B3 Betina 250 46.22 59 45 0 100

2 26 Februari 2015 A1 Jantan 257 48.47 65 45 5 98.1

A2 Jantan 248 50.18 66 55 7 97.3

A3 Jantan 204 50.00 65 60 13 94

B1 Betina 254 44.04 61 50 7 97.3

B2 Betina 245 47.72 61 50 14 94.6

B3 Betina 246 48.99 61 65 4 98.4

3 12 Maret 2015 A1 Jantan 253 49.43 66 60 4 96.6

A2 Jantan 245 51.18 66 50 3 96.1

A3 Jantan 199 50.20 65 55 5 91.7

B1 Betina 247 48.70 61 55 7 94.6

B2 Betina 240 47.83 61 65 5 92.7

B3 Betina 242 49.05 62 50 4 96.8

68

Page 91: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

69

Lampiran 6 Data produksi pakan alami skala semi massal unit produksi abalon di BPBL Lombok

No. Tanggal

Produksi

Jenis

Total per hari (L) Nitzchia sp. Navicula sp. Amphora sp.

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

1 02/02/2015 20 3 60 0 0 0 20 6 120 180

2 03/02/2015 0 0 0 0 0 0 20 3 60 60

3 04/02/2015 0 0 0 20 3 60 20 3 60 120

4 05/02/2015 20 3 60 0 0 0 0 0 0 60

5 06/02/2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 07/02/2015 20 4 80 20 3 60 20 3 60 200

7 08/02/2015 20 2 40 0 0 0 0 0 0 40

8 09/02/2015 0 0 0 20 2 40 20 2 40 80

9 10/02/2015 20 4 80 0 0 0 0 0 0 80

10 11/02/2015 20 4 80 20 4 80 20 4 80 240

11 12/02/2015 0 0 0 20 4 80 20 3 60 140

12 13/02/2015 20 2 40 0 0 0 0 0 0 40

13 14/02/2015 0 0 0 20 2 40 20 2 40 80

14 15/02/2015 20 3 60 20 2 40 20 1 20 120

15 16/02/2015 20 4 80 0 0 0 0 0 0 80

16 17/02/2015 20 4 80 20 4 80 20 4 80 240

17 20/02/2015 0 0 0 20 4 80 20 3 60 140

18 24/02/2015 20 2 40 0 0 0 0 0 0 40

19 26/02/2015 0 0 0 20 2 40 20 2 40 80

20 27/02/2015 20 3 60 20 2 40 20 1 20 120

21 05/03/2015 20 4 80 20 2 40 20 3 60 180

22 06/03/2015 0 0 0 20 2 40 20 2 40 80

69

Page 92: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

70

No. Tanggal

Produksi

Jenis

Total per hari (L) Nitzchia sp. Navicula sp. Amphora sp.

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

Volume

(L)

Jumlah

(unit)

Total

(L)

23 11/03/2015 20 3 60 0 0 0 0 0 0 60

24 16/03/2015 0 0 0 0 0 0 20 6 120 120

TOTAL 2 580

Lampiran 7 Data pemakaian pakan alami semi massal unit produksi abalon BPBL Lombok

No. Tanggal Jumlah pemakaian berdasarkan jenis (L) Jumlah per hari

(L) Nitzchia sp. Navicula sp. Amphora sp.

1 02/02/2015 80 20 0 100

2 03/02/2015 0 0 120 120

3 08/02/2015 0 0 120 120

4 10/02/2015 60 0 100 160

5 12/02/2015 0 40 40 80

6 13/02/2015 80 0 0 80

7 14/02/2015 0 80 100 180

8 16/02/2015 0 0 100 100

9 17/02/2015 0 80 0 80

10 20/02/2015 60 0 80 140

11 23/02/2015 40 40 60 140

12 25/02/2015 0 60 0 60

13 26/02/2015 0 40 40 80

70

Page 93: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

71

No. Tanggal Jumlah pemakaian berdasarkan jenis (L) Jumlah per hari

(L) Nitzchia sp. Navicula sp. Amphora sp.

14 27/02/2015 40 40 0 80

15 04/03/2015 60 60 120 240

16 06/03/2015 0 40 0 40

17 09/03/2015 80 20 60 160

18 11/03/2015 0 60 40 100

19 14/03/2015 40 60 0 100

20 16/03/2015 60 40 40 140

21 18/03/2015 40 0 60 100

22 19/03/2015 0 60 60 120

TOTAL (L) 2 520

Lampiran 8 Data sampling benih (populasi, kebutuhan pakan, dan pertumbuhan)

Parameter Satuan

Periode Sampling (Minggu ke-/waktu sampling)

I II III IV V VI

24/03/2015 31/03/2015 08/04/2015 15/04/2015 22/04/2015 29/04/2015

Sampling Populasi

Umur hari 240 247 254 261 268 275

Jumlah benih (N) individu 2682 2654 2610 2572 2550 2523

Panjang cangkang Cm 4.98 5.01 5.04 5.07 5.11 5.15

Bobot rata - rata benih (W) g/individu 21.06 21.11 21.18 21.24 21.31 21.4

Biomassa benih (B) Kg 56.48 56.03 55.28 54.63 54.34 53.99

Jumlah benih yang mati (Nd) Individu 0 28 44 38 22 27

71

Page 94: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

72

Parameter Satuan

Periode Sampling (Minggu ke-/waktu sampling)

I II III IV V VI

24/03/2015 31/03/2015 08/04/2015 15/04/2015 22/04/2015 29/04/2015

Bobot rata - rata benih yang mati g/individu 21.06 21.11 21.18 21.24 21.31 21.4

Biomassa benih yang mati Kg 0 0.59 0.93 0.81 0.47 0.58

Tingkat kelangsungan hidup % 100 98.96 97.32 95.90 95.08 94.07

Tingkat mortalitas % 0 1.04 2.68 4.10 4.92 5.93

Sampling Kebutuhan Pakan

Jumlah pakan harian G 3.39 3.17 2.81 2.09 2.29 2.80

Jumlah pakan mingguan Kg 23.70 22.20 19.65 14.60 16.00 19.60

Tingkat pemberian pakan % 5.99 5.66 5.08 3.82 4.21 5.19

Konversi pakan (FCR) 3.49 2.23 1.97 1.89 1.82

Efisiensi pakan (EP) % 28.68 44.79 50.64 52.98 54.95

Sampling Pertumbuhan

Pertumbuhan Panjang cm/individu/hari 0.0043 0.0043 0.0043 0.0046 0.0049

Pertumbuhan Panjang Mutlak %/individu/hari 0.0858 0.0855 0.0853 0.0920 0.0959

Laju pertumbuhan (GR) g/individu/hari 0.0071 0.0086 0.0086 0.0089 0.0097

Laju pertumbuhan spesifik (SGR) %/individu/hari 0.0339 0.0406 0.0405 0.0421 0.0458

72

Page 95: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

73

Lampiran 9 Pola tanam pembenihan abalon di BPBL Lombok

Bak Kegiatan Produksi Periode (bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

2 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

3 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

4 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

5 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

6 Kultur Pakan Alami

Pemijahan

Penambahan Pakan

Sortir

Panen

Page 96: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

74

Lampiran 10 Pola tanam pembesaran abalon di BPBL Lombok

No.

Bak

Kegiatan Produksi Periode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 s.d 3 Persiapan Wadah

Pendederan Benih

Pemberian Pakan

Pengelolaan Air

Sampling

Sortir dan Panen

Page 97: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

75

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Kota Pematangsiantar, Sumatera

Utara pada tanggal 28 Maret 1993. Penulis merupakan anak

terakhir dalam empat bersaudara dari ayah yang bernama

Lister Sihombing dan ibu yang bernama Rumanti Bakara.

Penulis lulus dari pendidikan sekolah dasar di SD Negeri

125543 Pematangsiantar tahun 2005, pendidikan sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 1 Pematangsiantar tahun

2008 dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di

SMA Negeri 1 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2011.

Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi

tahun 2012 dan diterima di Program Diploma Institut Pertanian Bogor pada

Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya

melalui jalur reguler. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan

organisasi sebagai anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Diploma IPB. Penulis

juga menjadi ketua panitia Lokakarya Lembaga Kemahasiswaan Diploma IPB

tahun 2012 dan koordinator pasukan pengamanan Olimpiade Mahasiswa

Diploma IPB (OMDI) tahun 2014.

Penulis mengikuti Alih Teknologi Budidaya Ikan Hias pada tahun 2014

yang diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia di Balai Penelitian dan

Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depok, Jawa Barat. Sebagai syarat

kelulusan dari Program Diploma IPB, penulis melaksanakan kegiatan Praktik

Kerja Lapangan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok dan menulis

laporan akhir dengan judul “Pembenihan dan Pembesaran Abalon Haliotis

squamata di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Lombok Barat, Nusa

Tenggara Barat”.

Page 98: i PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN ABALON Haliotis · PDF filepenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar ... Bogor, Juni 2015 Maruli Tua Sihombing NIM ... Abalon

76