hukum2 stratigrafi

7
1.Hukum Superposisi (Nicholas Steno, 1669) Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi), perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya. 2.Hukum Horisontalitas (Nicholas Steno, 1669) Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut. Bila suatu batuan sedimen ditemukan dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut telah mengalami suatu deformasi setelah pengendapan akibat tektonik. horisontalitas yang mengalami deformasi 3.Hukum Original Continuity (Nicholas Steno, 1669) Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan bersinambungan (continuity), sampai batas cekungan sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain dalam keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang perlapisan, akan menerus walaupun

description

hukum2 stratigrafi

Transcript of hukum2 stratigrafi

Page 1: hukum2 stratigrafi

1.Hukum Superposisi (Nicholas Steno, 1669)

Dalam kondisi normal (belum mengalami deformasi), perlapisan suatu batuan

yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama

terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

2.Hukum Horisontalitas (Nicholas Steno, 1669)

Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal,

kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena

dasar cekungannya yang memang menyudut. Bila suatu batuan sedimen

ditemukan dalam posisi miring atau terlipat maka batuan tersebut telah

mengalami suatu deformasi setelah pengendapan akibat tektonik.

                                  horisontalitas yang

mengalami deformasi

3.Hukum Original Continuity (Nicholas Steno, 1669)

Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan bersinambungan

(continuity), sampai batas cekungan sedimentasinya. Lapisan sedimen tidak

mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain dalam

keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang

Page 2: hukum2 stratigrafi

perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat mata.

4.Hukum Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778)

Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang

berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada

lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.

Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan

fosil yang ada sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena

evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi

Page 3: hukum2 stratigrafi

dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.

5.Hukum Strata Identified by Fosils (Smith, 1816)

Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain dengan melihat

kandungan fosilnya yang khas.

6.Hukum Uniformitarianisme (Hutton,1785)

Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini

menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung

saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-

proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini

Page 4: hukum2 stratigrafi

telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal

sebagai  �The present is the key to the past � dan sejak itulah orang

menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa

geologi sangat erat hubungannya dengan waktu. Pada tahun 1785, Hutton

mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul

batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi

yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum

superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak,

lapisan paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi telah mulai

menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah

menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah

digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan

suatu tempat dengan tempat lainnya.

7.Hukum/Principles of Lateral Accumulation

Sebagian besar tubuh batuan sedimen terbentuk dari proses akresi lateral

(lateral accretion)

A.Permukaan pengendapan biasanya miring.

Page 5: hukum2 stratigrafi

B.Akumulasi terjadi oleh proses akresi dan progradasi, terjadi pada arah

sedimen transport

C.Akumulasi bisa terjadi terus menerus hingga keadaan oversteepned yang

membuat masa yang diakumulasi menjadi longsor sepanjang lereng

8.Hukum Kolerasi Fasies (Wather, 1894)

Bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada gangguan struktur

maka dalam suatu daur/siklus pengendapan yang dapat dikenal secara

lateral juga merupakan urutan vertikalnya.

9.Hukum Facies Sedimenter (Selly,1975)

Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil dari

suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi

suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan

pada waktu yang sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua batuan

tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi (Sandi Stratigrafi Indonesia)

10.Hukum Cross-cutting Relationship (A.W.R Potter & H. Robinson)

Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan

kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya,

dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan

dengan batuan yang menerobos.

11.Hukum Inklusi

Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan

Page 6: hukum2 stratigrafi

fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak

meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan

batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan.

Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi,

lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.

refrensi: