Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

12
Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program Donasi Oleh : Anang Wahyu Eko Setianto Email : [email protected] Abstrak Dalam praktek jual beli yang dilakukan oleh beberapa supermarket atau minimarket dilapangan ditemukan bahwa jika ada pembeli yang membeli barang di supermarket atau minimarket tersebut kemudian membayar dengan uang lebih, jika ada uang kembalian dengan nominal beberapa rupiah maka pihak penjual menyiasatinya agar tidak ada kesan uang tersebut masuk kedalam kas pihak minimarket yaitu dengan bekerja sama dengan lembaga sosial atau yayasan tertentu yang kemudian di bukakan kotak infaq untuk yayasan tersebut. Sumbangan atau donasi atau adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan, walaupun pemberian donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan akan tetapi tidak selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan tertentu lain misalnya donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan atau bantuan dalam bentuk pembangunan. Dalam Islam donasi bisa disebut juga dengan infaq dan shadaqah. Sedekah (shadaqah) dari kata shadq atau shidq “kesungguhan, kebenaran”; sebagai bukti kebenaran keimanan seseorang. Ar-Raghib al-Asfahani mendefinisikan bahwa sedekah adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dalam aplikasi penarikan uang kembalian untuk program donasi sebaiknya pihak perusahaan atau penjual terlebih dahulu meminta persetujuan dari konsumen. Selain itu juga, pada struk belanjaan pembeli tertera nominal sejumlah yang di donasikan. Pada penarikan uang kembalian untuk program donasi ini adalah untuk mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli, sehingga pada uang yang nominalnya kecil dialihkan kedalam bentuk donasi. Namun hendaknya lebih bijak dan transparansi dana konsumen yang di donasikan bisa di mengerti oleh konsumen sehingga tidak menimbulkan ketidakyakinan dan unsur keterpaksaan. Kata kunci : Hukum, Penarikan Uang Kembalian, Donasi,

Transcript of Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Page 1: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian

Untuk Program Donasi

Oleh : Anang Wahyu Eko Setianto

Email : [email protected]

Abstrak

Dalam praktek jual beli yang dilakukan oleh beberapa supermarket atau minimarket dilapangan ditemukan bahwa jika ada pembeli yang membeli barang di supermarket atau minimarket tersebut kemudian membayar dengan uang lebih, jika

ada uang kembalian dengan nominal beberapa rupiah maka pihak penjual menyiasatinya agar tidak ada kesan uang tersebut masuk kedalam kas pihak

minimarket yaitu dengan bekerja sama dengan lembaga sosial atau yayasan tertentu yang kemudian di bukakan kotak infaq untuk yayasan tersebut.

Sumbangan atau donasi atau adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat

secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan, walaupun pemberian

donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan akan tetapi tidak selalu demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan tertentu lain misalnya donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan atau bantuan dalam

bentuk pembangunan. Dalam Islam donasi bisa disebut juga dengan infaq dan shadaqah. Sedekah

(shadaqah) dari kata shadq atau shidq “kesungguhan, kebenaran”; sebagai bukti kebenaran keimanan seseorang. Ar-Raghib al-Asfahani mendefinisikan bahwa sedekah adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah. Dalam aplikasi penarikan uang kembalian untuk program donasi sebaiknya pihak

perusahaan atau penjual terlebih dahulu meminta persetujuan dari konsumen. Selain itu juga, pada struk belanjaan pembeli tertera nominal sejumlah yang di donasikan.

Pada penarikan uang kembalian untuk program donasi ini adalah untuk

mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli, sehingga pada uang yang nominalnya kecil dialihkan kedalam bentuk donasi.

Namun hendaknya lebih bijak dan transparansi dana konsumen yang di donasikan bisa di mengerti oleh konsumen sehingga tidak menimbulkan ketidakyakinan dan unsur keterpaksaan.

Kata kunci : Hukum, Penarikan Uang Kembalian, Donasi,

Page 2: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Penarikan Uang Kembalian

Dengan berkembangnya waktu, belanja sudah banyak dilakukan di supermarket

atau minimarket. Berbeda dengan sistem belanja di pasar yang harganya ditanyakan

langsung kepada penjual, pada supermarket atau minimarket harga sudah di infokan

di label sehingga pembeli tinggal mengambil barang yang dibutuhkan kemudian

membayarnya pada kasir.

Ada kondisi tertentu dimana saat pembeli membayar barang belanjanya dengan

uang lebih, konsekuensinya adalah penjual harus mengembalikan sisa uangnya.

Sebagian supermarket di Indonesia menjalankan sistem uang kembalian yang

nominalnya sedikit akan didonasikan untuk sosial masyarakat. Banyak penjual atau

kasir supermarket atau minimarket tidak memberitahukan kepada konsumen

(penderma,pemberi infaq) mengenai uang donasi yang diterima akan diberikan

kepada siapa, donasi yang diberikan dalam bentuk apa, kapan donasi tersebut akan

diberikan, dimana dan berapa besarnya jumlah donasi yang akan diberikan.

Dalam praktek jual beli yang dilakukan oleh beberapa supermarket atau

minimarket dilapangan ditemukan bahwa jika ada pembeli yang membeli barang di

supermarket atau minimarket tersebut kemudian membayar dengan uang lebih, jika

ada uang kembalian dengan nominal beberapa rupiah maka pihak penjual

menyiasatinya agar tidak ada kesan uang tersebut masuk kedalam kas pihak

minimarket yaitu dengan bekerja sama dengan lembaga sosial atau yayasan tertentu

yang kemudian di bukakan kotak infaq untuk yayasan tersebut.

Faktanya, ada hal-hal seperti adanya penarikan uang yang di ambil untuk infaq

dengan istilah program donasi. Akan tetapi, penarikan uang infaq ini dengan

penawaran kepada konsumen. Karyawan penjaga tempat pembayaran (kasir) akan

menanyakan kepada konsumen apakah ingin memberikan sisa kembalian belanja

Page 3: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

untuk di donasikan kepada mereka yang nantinya akan di salurkan kepada pihak yang

menurut mereka layak tanpa adanya pemberitahuan kepada para penderma (pemberi

infaq) kepada siapa donasi tersebut akan di berikan, donasi yang di berikan berupa

apa, kapan akan diberikan hasil dari donasi yang telah terkumpul, berapa besar jumlah

donasi yang akan diberikan, dimana hasil dari pengumpulan donasi akan diberikan.

Dalam hal ini, pihak pengumpul donasi tidak memberitahukan kepada konsumen, hal

inilah yang menjadi kesenjangan. Berkaitan dengan hal tersebut, Islam sangat

memerhatikan aspek-aspek dalam beribadah dan bermuamalah, salah satunya adalah

aspek kejujuran. Oleh karena itu, Islam sangat menentang ketidak jujuran,

kecurangan, penipuan, praktek- praktek pemaksaan dan semua bentuk perbuatan yang

mengandung ketidakjelasan.

Donasi

Sumbangan atau donasi atau derma ( Inggris : donation yang berasal dari Latin

: donum) adalah sebuah pemberian pada umumnya bersifat secara fisik oleh

perorangan atau badan hukum, pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa

adanya imbalan bersifat keuntungan, walaupun pemberian donasi dapat berupa

makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan akan tetapi tidak selalu

demikian, pada peristiwa darurat bencana atau dalam keadaan tertentu lain misalnya

donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan atau bantuan dalam bentuk pembangunan,

dalam hal perawatan medis donasi dapat pemberian transfusi darah atau dalam

hal transplantasi dapat pula berupa pemberian penggantian organ, pemberian donasi

dapat dilakukan tidak hanya dalam bentuk pemberian jasa atau barang semata akan

tetapi sebagaimana dapat dilakukan pula dalam bentuk pendanaan kehendak bebas. 1

1 https://id.wikipedia.org/wiki/Sumbangan

Page 4: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Dilihat dari pengertian donasi diatas, dalam Islam donasi bisa disebut juga dengan

infaq dan shadaqah. Sedekah (shadaqah) dari kata shadq atau shidq “kesungguhan,

kebenaran”; sebagai bukti kebenaran keimanan seseorang.2 Ar-Raghib al-Asfahani

mendefinisikan bahwa sedekah adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang dalam

rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Al-Jurjani mendefinisikan shadaqah dalam kitabnya At Ta’rifaat, shadaqah

adalah segala pemberian yang dengannya kita mengharap pahala dari Allah SWT.

Pemberian (al-‘athiyah) disini dapat diartikan secara luas, baik pemberian yang

berupa harta maupun pemberian yang berupa sikap atau perbuatan baik. Menurut

Yusuf Ali, pemberian itu banyak macamnya: pemberian materi, seperti kekayaan,

harta, kekuatan fisik dan lainnya, atau kemampuan rohani yang tinggi.

Dengan mengeluarkan semua untuk mereka yang memerlukannya, merupakan

sedekah, dan untuk membersihkan kepribadian kita sendiri. Sebaliknya, dengan

menahan semua itu sama dengan sifat rakus dan mementingkan diri sendiri, dan ini

sangat dicela.3

Dalam hubungan kemasyarakatan sikap saling memberi, dermawan dan

bersedekah amat penting dalam mewujudkan hubungan sosial yang sehat. Bahkan

dalam taraf lebih jauh lagi ia merupakan spirit dari keadilan sosial. Sedekah

menghubungkan jurang pemisah anatara kelas ekonomi kaya dan miskin.4

Sedangkan infak adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang. Allah

memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah

yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia

kehendakinya.

2 Sahrul Mauludi, 9 Keajaiban Zikir & Sedekah. Jakarta: Dian Rakyat, 2012.

3 Ibid, 85.

4 Ibid, 99.

Page 5: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Menurut bahasa infaq berasal dari kata “anfaqa” yang artinya mengeluarkan

harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut islilah syari'at, infaq adalah

mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam Islam.5

Dalam hal ini, praktik pengalihan sisa uang pembeli dalam transaksi jual beli

apakah sudah sesuai dengan syariat Islam dan dapat diterima oleh kedua belah pihak

atau tidak, karena pada hakikatnya dalam transaksi jual beli harus adanya unsur

kerelaan pada masing-masing pihak dan tidak adanya paksaan dari salah satu pihak

yang dapat menimbulkan kebathilan dan merugikan orang lain. Dalam kehidupan

bermuamalat akad merupakan bagian penentu dalam transaksi ekonomi. Oleh karena

itu akad harus dibuat oleh kedua belah pihak yang bertransaksi, karena akadlah yang

menentukan transaksi tersebut menjadi sah atau tidak.

Islam menganjurkan agar dalam melakukan segala aktifitas harus senantiasa

adil. Keadilan dalam Islam diterapkan pada semua ajaran dan peraturan Islam baik

aqidah, syari’at atau etika. Karena syarat yang paling penting dalam setiap akad

adalah adanya kerelaan dan keikhlasan dari kedua belah pihak. Hal ini bertujuan agar

dalam kegiatan tukar menukar barang yang ditunjukkan dengan saling memberi dan

menerima yakni untuk mendapatkan manfaat dan memelihara nilai-nilai keadilan.

Islam juga menganjurkan umatnya untuk bersedekah, mengingat bawa dalam

setiap harta yang dimiliki tiap-tiap manusia didalamnya juga terdapat hak orang lain

dan harus di berikan kepada yang berhak. Maka pengalihan sisa uang kembalian

diperbolehkan selama ada transparansi dan juga uang yang terkumpul di salurkan

secara baik dan benar.

5 Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud Dhuha Sedekah (TDS). Surakarta: al-Qudwah Publishing, 2013,

80.

Page 6: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Hukum Islam Mengenai Donasi

Hukum dasar muamalat adalah mubah (al-ashl fi al-muamalat al-ibahah),

kecuali jika ada nash yang ketepatgunaannya sebagai dalil yang melarang serta

mengharamkannya. Ini menjadi kaidah pertama bahwa hukum dasar segala hal dan

perbuatan adalah mubah.6

Seiring dengan permasalahan dalam lingkup muamalah yang begitu kompleks

sebagaimana tersebut diatas, permasalahan yang muncul diantaranya adalah mengenai

akad pengembalian uang kelebihan pembeli pada akad jual beli pada sistem pasar-

pasar modern di beberapa supermarket dan minimarket yang ada dimasa sekarang.

Salah satu unsur yang wajib dalam setiap akad atau transaksi adalah kerelaan

atau keikhlasan orang yang melakukan transaksi seperti pada jual beli, tidak ada unsur

keterpaksaan adalah syarat sah suatu akad agar lebih bermanfaat dan bernilai pahala.

Akad dalam bahasa arab berarti perikatan, perjanjian dan pemufakatan.

Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan kabul (penyataan menerima ikatan)

sesuai kehendak syari’at yang berpengaruh pada objek perikatan.

Semua perikatan (transaksi) yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih tidak

boleh menyimpang dan harus sejalan dengan kehendak syari’at. Tidak boleh ada

kesepakatan untuk menipu orang lain, transaksi barang-barang yang diharamkan dan

kesepakatan untuk membunuh seseorang.

Menurut Mustafa az-Zarqa’, dalam pandangan syara’ suatu akad merupakan

ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua orang atau beberapa pihak yang sama-

sama berkeinginan untuk mengikatkan diri. Kehendak atau keinginan pihak-pihak

yang mengikatkan diri itu sifatnya tersembunyi dalam hati. Karena itu, untuk

menyatakan keinginan masing-masing diungkapkan dalam suatu pernyataan.

6 Yusuf Al-Qaradhawi, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalat, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014, 10.

Page 7: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Biasanya, pernyataan itu dilakukan lebih dahulu oleh pihak pertama, kemudian

baru oleh pihak kedua seperti akad nikah. Namun, dalam masalah muamalah,

pernyataan itu boleh datang dari pihak kedua, seperti akad (transaksi) jual beli.7

Menurut Jumhur fukaha, rukun akad terdiri dari:

a. Pernyataan untuk mengikatkan diri (sighah al-aqd)

b. Pihak-pihak yang berakad

c. Obyek akad

Ulama mahzab Hanafi berpendapat, bahwa rukun akad itu hanya satu yaitu,

sigh al-aqd, sedangkan pihak-pihak yang berakad dan objek akad, tidak termasuk

rukun akad, tetapi syarat akad. Sigh al-aqd merupakan rukun aqad yang terpenting,

karena melalui akad inilah diketahui maksud setiap pihak yang melakukan akad

(transkasi).

Ijab qabul dapat dalam bentuk perkataan, perbuatan, isyarat dan tulisan (

biasanya pada transaksi yang besar nilainya). Namun, semua bentuk ijab dan qabul

memiliki nilai kekuatan yang sama. Para ulama fikih menetapkan, ada beberapa syarat

umum yang harus dipenuhi dalam suatu akad, disamping setiap akad juga mempunyai

syarat-syarat khusus. Syarat-syarat umum suatu akad adalah : 198

1. Pihak-pihak yang melakukan akad telah dipandang mampu bertindak

menurut hukum (mukallaf), apabila belum mampu bisa diwakilkan kepada

walinya. Oleh sebab itu, akad yang dilakukan oleh orang yang kurang waras

atau (gila) atau anak kecil yang belum mukallaf secara langsung hukumnya

tidak sah.

2. Obyek akad itu, diakui oleh syara’. Obyek akad harus memenuhi syarat

yakni berbentuk harta, dimiliki seseorang dan bernilai harta menurut syara’.

7 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004, 101.

8 Ibid, 105.

Page 8: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

3. Ijab dan kabul dilakukan dalam suatu majelis, yaitu suatu keadaan yang

menggambarkan proses suatu transaksi

4. Tujuan akad harus jelas dan diakui oleh syara’. Umpamanya masalah

jual-beli, jelas tujuannya untuk memindahkan hak milik penjual

kepada pembeli dengan imbalan.9

Macam-macam Akad

Akad shahih, yaitu akad yang telah memenuhi syarat dan rukun. Dengan

demikian, segala akibat hukum yang ditimbulkan oleh akad itu, berlaku untuk

kedua belah pihak. Ulama’ Mahzab Hanafi dan Mahzab Maliki membagi akad

shahih menjadi dua macam, yaitu :21 Akad yang nafiz (sempurna untuk

dilaksanakan), yaitu akad yang dilangsungkan dengan memenuhi rukun dan

syarat dan tidak ada penghalang untuk melaksanakannya. Serta akad mauquf,

yaitu akad yang dilakukan seseorang yang mampu bertindak atas kehendak

hukum, tetapi dia belum memiliki kekuasaan untuk melakukan dan

melaksanakan. Akad tersebut seperti akad yang dilakukan anak kecil yang

menjelang akil baligh (mumayyiz). Akad itu baru sah secara sempurna dan

memiliki akibat hukum setelah mendapat izin dari wali anak tersebut.

Akad yang tidak sahih yaitu akad terdapat kekurangan pada rukun atau

syaratnya, sehingga akibat hukum tidak berlaku bagi kedua belah pihak yang

melakukan akad itu. Kemudian Mahzab Hanafi membagi lagi akad yang tidak Shahih

ini menjadi dua macam, yaitu akad yang batil dan akad yang fasid. Suatu akad dikatakan

batil, apabila akad itu tidak memenuhi salah satu rukun dan larangan langsung dari

syara’. Suatu akad dikatakan fasid, adalah suatu akad yang pada dasarnya dibenarkan,

tetapi sifat yang diakadkan tidak jelas, seperti menjual mobil tidak disebutkan merknya,

tahunnya, dan sebagainya. 9 Ibid, 108.

Page 9: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Berakhinya Suatu Akad

Ulama fikih menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir apabila terjadi hal-hal berikut:

1. Berakhir masa akad itu, apabila akad itu memiliki tenggang waktu.

2. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad itu mengikat. Dalam

suatu akad yang bersifat mengikat, akad dapat berakhir apabila : Akad itu

fasid, Berlaku khiyar syarat, khiyar ‘aib, Akad itu tidak dilaksakan oleh salah

satu pihak yang berakad, dan telah tercapai tujuan akad itu secara sempurna,

wafat salah satu pihak yang berakad.10

Hukum Penarikan Uang Kembalian Untuk Donasi

Dalam aplikasi penarikan uang kembalian untuk program donasi sebaiknya pihak

perusahaan atau penjual terlebih dahulu meminta persetujuan dari konsumen. Selain itu

juga, pada struk belanjaan pembeli tertera nominal sejumlah yang di donasikan.

Sebenarnya penjual secara tidak langsung telah melaksanakan dakwah atau

ajakan kepada masyarakat untuk selalu gemar bersedekah walaupun dengan uang

receh sekalipun dan juga sebagai latihan kepada setiap masyarakat untuk

membiasakan diri dalam berbagi kepada sesama terutama kepada kaum yang kurang

mampu.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S An-Nissa :29)11

Berdasarkan ayat ini, manusia diberi kebebasan untuk melakukan transaksi

yang menjadi syarat perpindahan kepemilikan, selama di sana ada unsur saling ridha.

10

Ibid, 112. 11

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya Juz 1-30, Surabaya, UD. Mekar Surabaya, 2000,

122.

Page 10: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Baik transaksi sepihak (tabarru’at), seperti sedekah, hibah, infaq, dst. atau transaksi

dua pihak (muawwadhat), seperti jual beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, dst.

Tindakan-tindakan para hamba dari ucapan dan perbuatan, ada dua macam:

pertama, ibadah-ibadah yang dengannya agama mereka menjadi baik. Kedua,

kebiasaan-kebiasaan (adat) yang mereka butuhkan dalam dunia mereka. Dengan

menelaah pokok-pokok syariat, kita mengetahui bahwa ibadah-ibadah yang

diwajibkan atau dianjurkan Allah hanya ditetapkan dengan syariat saja.12

Adapun adat kebiasaan, ia adalah kebutuhan-kebutuhan yang biasa dilakoni

manusia dalam dunia mereka. Hukum dasarnya adalah tidak dilarang. Maka yang

dilarang darinya adalah yang dilarang dari Allah saja.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun

perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya

akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang

banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)13

Seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, mengenai penarikan uang kembalian

untuk program donasi sebenarnya Allah SWT sangat menganjurkan umatnya untuk

gemar bersedekah. Islam merupakan agama rahmat bagi semesta. Hal ini terutama

ditunjukkan oleh sifatnya yang memberikan manfaat bagi kebaikan hidup manusia,

baik dunia maupun akhirat. Islam agama rahmat karena ia memelihara kehidupan

dengan nilai-nilai kebaikan. Ia datang untuk memperbaiki hidup manusia. Dalam hal

ini ajaran Islam yang menonjol adalah sifat cinta dan kasih sayang terhadap sesama

manusia. Bahwa manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Imam al-Ghazali mengatakan derajat tertinggi dalam hal kedermawanan adalah

mengutamakan oranglain, yaitu menafkahkan harta di saat membutuhkannya.

Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman

(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'

12

Al-Qaradhawi, 7 Kaidah Utama...., 15. 13

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya...,903.

Page 11: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada

menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada

mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang- orang Muhajirin), atas diri

mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari

kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.14

Selain itu, dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 219 telah dijelaskan bahwa :

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada

keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa

keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang

mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (Q.S Al-

Baqarah:219)15

Pada ayat ini sudah dijelaskan bahwa yang di sedekahkan adalah yang lebih dari

keperluan, sehingga apabila kita mempunyai kelebihan uang tidak ada salahnya

apabila unang tersebut dipergunakan untuk membantu orang lain serta memberi

kepada yang lebih berhak.

Pada penarikan uang kembalian untuk program donasi ini adalah untuk

mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli, sehingga pada uang yang

nominalnya kecil dialihkan kedalam bentuk donasi.

Namun hendaknya lebih bijak dan transparansi dana konsumen yang di

donasikan bisa di mengerti oleh konsumen sehingga tidak menimbulkan

ketidakyakinan dan unsur keterpaksaan.

14

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya...,917. 15

Ibid, 53

Page 12: Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian Untuk Program …

Daftar Pustaka

Mauludi, Sahrul. 9 Keajaiban Zikir & Sedekah. Jakarta, Dian Rakyat, 2012.

Al-Qaradhawi, Yusuf, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalat, Jakarta, Pustaka Al- Kautsar, 2014.

Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud Dhuha Sedekah (TDS). Surakarta: al-Qudwah Publishing, 2013.

Hasan, Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004.

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya Juz 1-30, Surabaya, UD. Mekar

Surabaya, 2000.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumbangan