Hukum Perkembangan

16
PSIKOLOGI HUKUM “HUKUM PERKEMBANGAN” 1 A. Pendahuluan Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku dan kondisi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya. Mempelajari psikologi perkembangan tidak hanya bagi orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada anak sesuai tahap perkembangannya, melainkan juga berguna dalam memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah perjalanan hidup. Lebih dari itu psikologi perkembangan juga berguna bagi pengambil kebijaksanaan dalam merumuskan program-program bantuan bagi anak –anak dan remaja. Berdasarkan pada materi psikologi perkembangan, setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan di dalam hidupnya. Perkembangan merupakan perubahan yang terus menerus dialami, tetapi ia tetap menjadi satu kesatuan. Perkembangan berlangsung dengan perlahan - lahan melaui masa demi masa. Kadang-kadang seseorang mengalami masa kritis pada masa anak-anak dan masa pubertas. Di dalam perkembangan terdapat suatu hukum-hukum perkembangan, yang mana hukum-hukum tersebut telah menunjukkan adanya hubungan yang continue serta dapat diramalkan sebelumnya 1Materi Pertemuan ke III & IV Mata Kuliah Psikologi Hukum di Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Dosen Pengasuh Tgk. Mukhlisuddin, MA

description

Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.2. Hukum perkembangan yaitu kaidah mendasar yang menunjuk wujud nyata kehidupan anak, yang menjadi kesatuan dimana berdasarkan penilaian dengan penelitian yang cermat.3. Hukum-hukum perkembangan tersebut sebagai berikut :a. Hukum Kodrat IllahiHukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal ini dapat di contohkan, ketika anak dilahirkan telah bersama dengan kodratnya, maka bakat, pembawaan dan potensi yang akan berkembang.b. Hukum mempertahankan diriDi dalam diri manusia masing-masing memiliki hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika lapar, menyelamatkan diri apabila ada bahaya.c. Hukum Menggembangkan DiriDalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat di anggap sebagai dorongan mengembangkan diri.d. Hukum Masa PekaMasa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Istilah masa peka pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli Biologi (biolog) dari Belanda, bernama Prof. Dr. Hugo de Vries (1848-1935). Kemudian hukum masa peka ini diperkenalkan oleh Maria Montessori (1870-1952), seorang pendidik berkebangsaan Itali.e. Hukum tempo perkembanganSetiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan ada pula yang lambat.f. Hukum Irama PerkembanganHukum ini mengungkapkan tentang irama atau ritme perkembangan. Jadi perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadang kala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu.g. Hukum Sifat PekembanganPerkembangan manusia meliputi sifat-sifat yang menjadi suatu dasar. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Stone, sehingga dengan sifat-sifat tersebut perkembangan manusia dapat diamati.

Transcript of Hukum Perkembangan

Page 1: Hukum Perkembangan

PSIKOLOGI HUKUM

“HUKUM PERKEMBANGAN”1

A. Pendahuluan

Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang

memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan stuktur

jasmani, perilaku dan kondisi mental manusia dalam berbagai tahap

kehidupannya. Mempelajari psikologi perkembangan tidak hanya bagi orang

tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada anak

sesuai tahap perkembangannya, melainkan juga berguna dalam memahami

diri sendiri.

Psikologi perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman

tentang sejarah perjalanan hidup. Lebih dari itu psikologi perkembangan juga

berguna bagi pengambil kebijaksanaan dalam merumuskan program-program

bantuan bagi anak –anak dan remaja. Berdasarkan pada materi psikologi

perkembangan, setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan

perkembangan di dalam hidupnya. Perkembangan merupakan perubahan yang

terus menerus dialami, tetapi ia tetap menjadi satu kesatuan. Perkembangan

berlangsung dengan perlahan - lahan melaui masa demi masa. Kadang-kadang

seseorang mengalami masa kritis pada masa anak-anak dan masa pubertas.

Di dalam perkembangan terdapat suatu hukum-hukum perkembangan,

yang mana hukum-hukum tersebut telah menunjukkan adanya hubungan yang

continue serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang

empirik. Dengan demikian Hukum Perkembangan sangatlah penting untuk

dipahami dan dipelajari.

B. Pembahasan

1. Hakikat Perkembangan

Untuk dapat memahami konsep perkembangan, terlebih dahulu perlu

memahami pertumbuhan, kematangan dan perubahan. Perkembangan tidak

1Materi Pertemuan ke III & IV Mata Kuliah Psikologi Hukum di Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Dosen Pengasuh Tgk. Mukhlisuddin, MA

Page 2: Hukum Perkembangan

terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di

dalamnya terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus

menerus dan bersifat tetap dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki

individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan

belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan

baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang

lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti,

yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir

dengan kematian.

Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan kuantitatif, yaitu

peningkatan dalam ukuran dan struktur yang lebih cenderung menunjuk pada

kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju pada titik optimum dan

kemudian menurun menuju keruntuhannya. Kematangan merupakan suatu

potensi yang dibawa individu sejak lahir , timbul dan bersatu dengan

pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku

individu. Kematangan mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-

perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya

kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut

dengan kematangan biologis.Kematangan pada aspek psikis, meliputi keadaan

berpikir, rasa, kemauan. Perubahan yang terjadi dalam perkembangan dapat

dibagi kepada empat bentuk , yaitu perubahan dalam ukuran besarnya, dalam

proporsinya, hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama, timbul atau lahirnya bentuk

atau ciri-ciri baru.

Jadi antara pertumbuhan dan kematangan selalu berjalan beriringan.

Yang mana pertumbuhan itu bersifat perubahan kuantitatif yang lebih condong

kedalam perubahan fisik, sedangkan perkembangan yaitu lebih mengarah

kepada berkembangnya potensi-potensi bawaan yang dimiliki oleh manusia.

2. Definisi Hukum Perkembangan

Proses perkembangan secara umum dapat diartikan sebagai rentetan

perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Proses perkembangan

merupakan suatu evolusi yang secara tidak sama pada setiap anak. Namun

demikian, perbedaan-perbedaan individual dimungkinkan terjadi karena faktor-

Page 3: Hukum Perkembangan

faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman dalam lingkungan, dan faktor-

faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis, dan sebagainya.

Selama hayatnya, manusia sebagai individu mengalami perkembangan

yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani

berbagai fase, dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada

waktu-waktu tertentu. Proses perkembangan yang berkesinambungan,

beraturan, bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat

maupun lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti

patokan-patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut

dengan “hukum perkembangan”.2

Setiap perkembangan manusia selalu beraturan, berkesinambungan,

dan ada kalanya cepat ataupun lambat. Dalam proses perkembangan ini,

disetiap tahapannya memiliki kaidahnya masing-masing yang telah ditentukan

oleh para ahli psikologi melalui eksperimen terdahulu. Sehingga bisa dijadikan

patokan dalam melihat perkembangan manusia. Apabila diamati perbedaan

pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia, baik pada faktor jasmaniah

maupun faktor rohaniyah dalam waktu yang sama , maka akan melahirkan

prinsip-prinsip perkembangan, kemudian prinsip ini mengikuti hukum-hukum

perkembangan. Hukum perkembangan merupakan suatu konsepsi yang

biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang tetap

(continue) serta dapat diramalkan sebagai hukum perkembangan.

Hukum perkembangan yaitu kaidah mendasar yang menunjuk wujud

nyata kehidupan anak, yang menjadi kesatuan dimana berdasarkan penilaian

dengan penelitian yang cermat. Hukum-hukum perkembangan tersebut akan

di uraikan sebagai berikut :

a. Hukum Kodrat Illahi

Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada

kehidupan. Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari

Allah, Dzat yang maha pencipta dan pengatur .

2Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

Page 4: Hukum Perkembangan

Hukum kodrat illahi yang Pertama mengenai hidup itu sendiri. Manusia,

dalam kaitan ini, terikat oleh kodrat Allah “ untuk hidup”. Maka, hiduplah ia.

Tetapi, ia juga terikat oleh banyak ketentuan yang lain. Ia terikat oleh

ketentuan tentang: orang tua yang melahirkan, hari kelahiran, tempat di

lahirkan, wujud dirinya ketika lahir, dsb. Yang dimaksud dengan hukum kodrat

illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu menyertai anak manusia

berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal ini dapat di contohkan, ketika anak

dilahirkan telah bersama dengan kodratnya, maka bakat, pembawaan dan

potensi yang akan berkembang. Dengan demikian, arah perkembangan

manusia telah di tentukan oleh illahi melalui kodratnya, namun lingkungan juga

memiliki peran dalam perkembangan yang maksimal.

Kedua, terlihat pula adanya ketentuan ini, berkaitan dengan waktu-

waktu tertentu dimana seorang anak ” matang” untuk melakukan sesuatu.

Misalnya: umur 7 bulan, seorang anak bisa duduk dan merangkak.

Ketiga, sebagaimana sering terjadi, seorang anak sejak lahir telah

memiliki bakat atau keistimewaan tertentu, lebih dari kebanyakan anak yang

lain. Tetapi juga tidak mustahil, sementara ada pula yang ditakdirkan lahir

dalam keadaan cacat, lemah ingatan, kurang normal,dsb. Baik yang istimewa

maupun yang menyandang kekurangan, jelas sama-sama berpengaruh bagi

jalan perkembangannya.3

Hukum Kodrat menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:

Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia

hidup sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia

hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia

hidup seusai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan

kodratnya tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan

mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam

tindakan yang mengembangkan dan menyempurnakan kodratnya.

Maka jelaslah, hidup ini penuh dengan ketentuan illahi. Terutama

tampak nyata, pada awal kelahiran seseorang. Sebagian beruntung, karena

memiliki kecerdasan yang istimewa. Sementara yang lain, hidup dalam

3Imam Bawani, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan,(Surabaya: Bina Ilmu, 1985), h..103-104.

Page 5: Hukum Perkembangan

keadaan serba kurang. Keduanya sama saja, punya akibat bagi jalan

perkembangannya. Tetapi apa hendak dikata, semua itu telah menjadi kodrat

illahi. Walhasil, perkembangan itu pada asalnya berpangkal pada kodrat illahi

atas setiap manusia. Karenanya, diatas kodrat itulah sesungguhnya

perkembangan berlangsung.4

Jadi, manusia dilahirkan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Baik

dalam kesempurnaan fisik maupun dalam keadaan cacat. Dapat dikatakan

bahwa hukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu

menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Maka dengan

kodrat dari Allah SWT ini, manusia berkembang sesuai dengan kodrat nya.

Karena manusia yang hidup bertolak belakang dengan kodratnya tidak akan

bisa mencapai tujuan dan tidak bisa mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki.

b. Hukum mempertahankan diri

Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan diri.

Setiap makhluk memiliki dorongan dan Hasrat mempertahankan diri dari hal-

hal yang negatif seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan juga

kepunahan untuk itulah mereka memerlukan sandang, pangan, papan dan

pendidikan. Terlihat dalam bentuk-bentuk nafsu makan dan minum, menjaga

keselamatan diri. Sedangkan hasrat mengembangkan diri akan terlihat dalam

bentuk hasrat makan, minum, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, mengenal

lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain-main, dan sebagainya.

Hasrat-hasrat dasar ini dapat mengembangkan pembawaan jasmani

(urat-urat, saraf, kaki, tangan, kepala, dan lain-lain) serta pembawaan rohani

(fantasi, kehendak, pikiran, perasaan, dan lain-lain).5

Dapat disimpulkan bahwa di dalam diri manusia masing-masing memiliki

hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika

lapar, menyelamatkan diri apabila ada bahaya. Pada anak kecil usaha ini

4Imam Bawani, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan… h. 104.5Imam Bawani, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan… h. 19

Page 6: Hukum Perkembangan

diwujudkan dengan menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan

sebagainya, kemudian si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.

c. Hukum Memperkembangkan Diri

Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan

diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian

disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dengan mempertahankan diri

terwujud, misalnya pada dorongan makan dan menjaga keselamatan diri

sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit dalam bentuk

menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis. Jika ibu-ibu

mendengar anaknya menangis, tangisnya itu di anggap sebagai dorongan

mempertahankan diri.

Dalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk

mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan

diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan

bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan

perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat di

anggap sebagai dorongan mengembangkan diri.

Tidak seorang pun manusia normal yang menghendaki kemunduran

perkembangan dirinya, ia menghendaki bodoh, dan lain sebagainya. Tetapi

sebaliknya setiap anak pasti menghendaki perkembangan diri kearah suatu

kemajuan, dalam suatu tingkat yang lebih tinggi dan tingkat sebelumnya.

Misalnya seorang atlet lari yang ingin juara dalam pertandingan lari, maka ia

akan berusaha untuk mempertahankan posisi lari agar posisinya tidak di

dahului oleh pelari lain. Atau anak yang ingin jadi juara, ingin pandai, ingin

sukses, dan sebagainya.6

Dengan demikian, setiap manusia disamping memiliki hasrat untuk

mempertahankan diri tetapi juga memiliki hasrat untuk mengembangkan diri.

Sehingga bisa lebih mengarah dalam tingkat yang lebih tinggi sesuai kehendak

nya dan potensi pembawaan yang mereka miliki sejak lahir. Manusia akan

selalu ingin mencoba hal-hal baru yang ada disekitarnya. Dari situ mereka

6` Abu Ahmadi,Psikologi Perkembangan.., h. 26-27

Page 7: Hukum Perkembangan

akan mengenal apa yang belum mereka ketahui, dan akhirnya mereka

mengalami suatu perkembangan diri baik secara fisik atau psikis.

d. Hukum Masa Peka

Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri

keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Istilah masa peka

pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli Biologi (biolog) dari Belanda,

bernama Prof. Dr. Hugo de Vries (1848-1935).7 Kemudian hukum masa peka ini

diperkenalkan oleh Maria Montessori (1870-1952), seorang pendidik

berkebangsaan Itali yang terkenal mengembangkan sistem pendidikannya,

didalam sekolah montesori, guru melayani murid-muridnya sesuai dengan

minat murid-murid itu dan minat ini sesuai dengan meningkatnya kepekaan

sesuatu fungsi.8 Menurutnya, masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika

suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka ini

hanya datang sekali selama hidupnya apabila masa peka ini tidak digunakan

dengan sebaik-baiknya atau tidak mendapatkan kesempatan untuk

berkembang, maka fungsi-fungsi tersebut akan mengalami kelainan atau

abnormal, dan hal ini akan mengganggu perkembangan selanjutnya.

Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa

mudah sekali di pengaruhi dan dikmbangkan. Usia 3-5 tahun merupakan masa

peka, pada masa ini adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari bahasa

ibu dan bahasa di daerahnya. Contohnya, anak yang peka terhadap bahasa,

sebut saja Alya yang berumur 4 tahun. Alya dibesarkan di Bogor sehingga ia

dapat dapat berbahasa sunda dengan baik. Karena ayahnya dimutasikan ke

Solo, dan seluruh keluarganya ikut kesana. Baru satu tahun di sana Alya sudah

bisa berbahasa Jawa, sedangkan ayah dan ibunya belum bisa berbahasa Jawa.

Contoh lain : masa peka untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal

tahun kedua. Dan untuk berbicara, sekitar akhir tahun pertama. Karena adanya

suatu masa yang disebut masa peka, maka perkembangan tidak lain adalah

7 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,..,h. 268 Soemadi Soerjabrata, Psychologi Perkembangan II . (Yogyakarta : Rake

Press. 1975), h. 125.

Page 8: Hukum Perkembangan

terpenuhinya masa peka anak-anak. Makin tepat pelayanan terhadap masa

peka, berarti anak makin baik perkembangannya.9

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sebaiknya orang tua

mengarahkan potensi yang di miliki anak, agar dapat berkembang dengan baik

terlebih pada masa peka anak, yang mana masa peka ini merupakan suatu

masa dimana anak dapat dengan mudah untuk menangkap rangsangan atau

stimulus yang datang. Jika pada masa peka ini tidak dapat di kembangkan

dengan baik, dikhawatirkan akan mengalami kelainan yang akan mengganggu

perkembangan anak karena ia peka tidak mendapatkan pendidikan dan

pelayanan yang maksimal.

e. Hukum Tempo Perkembangan

Bahwa perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berlainan, menurut

temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat

(tempo singkat) ada pula yang lambat. Suatu saat ditemukan seorang anak

yang cepat sekali menguasai keterampilan berjalan, berbiara, tetapi pada saat

yang lain ditemui seorang anak yang berjalannya atau bicaranya lambat

dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.10

Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan

perkembangan sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami

perkembangan cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Adanya hukum

tempo perkembangan ini, seharusnya orangtua tidak perlu merasa kecewa

apabila anaknya mengalami perkembangan yang lambat dibandingkan dengan

anak tetangga.

Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah

(dipercepat) sedikit, tetapi tidak dapat dipaksakan. Misalnya, ada orangtua

yang ,enganggap dirinya bijaksana dengan berusaha mengajari anaknya yang

belum bersekolah membaca, menulis, dan berhitung. Kemudian, ketika

anaknya sudah masuk sekolah tidak diberi kesempatan untuk bermain-main

karena harus senantiasa belajar. Tindakan demikian dapat mempercepat

9Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik …h. 17.10 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,.., h. 24.

Page 9: Hukum Perkembangan

perkembangan akal anak itu. Akan tetapi, tindakan orangtua tersebut

sebenarnya tidak tepat meskipun dari tindakan tersebut tidak menyebabkan

anak menderita apapun, tetapi keadaan itu berarti bahwa anak itu telah

mencapai puncak perkembangan lebih dahulu daripada teman-teman

sebayanya. Ia telah melaju maju terlalu cepat dan biasanya perkembangan

rohani yang luar biasa itu akan memberi kesehatan badan. Lagipula tidak ada

orang di dunia ini yang dapat melebihi puncak perkembangan yang sudah

ditetapkan dalam pembawannya.11

Maka ketika orang tua mempercepat tempo perkembangan seorang

anak, maka secara fisik ia akan lebih unggul dari teman-temannya. Tetapi,

dalam hal ini psikis / jiwa anak belum tentu ikut berkembang sesuai fisiknya.

Misalnya saja seorang anak yang masuk dalam kelas akselerasi, secara

kemampuan ia memiliki keahliann yang lebih daripada teman-temannya yang

duduk di kelas Reguler. Tapi, apa yang terjadi pada diri anak yang masuk

dalam kelas akselerasi tersebut jika mendapat nilai jelek atau kalah dalam

perlombaan, misalnya. Dan ia menangis, ia tidak dapat menerima apa yang

terjadi. Ia masih mementingkan sifat ego-nya bahwa ia mampu, dan ia-lah

yang seharusnya menang.

Maka dapat dipahami bahwa kondisi Psikis anak tersebut belum

berkembang, atau perkembangannya tidak beriringan dengan perkembangan

Fisiknya. Jadi dalam suatu perkembangan itu sudah ada tahapn-tahapan

masing-masing Individu. Dan sebaiknya orang tua tidak perlu memaksakan

perkembangan seorang anak, karena Puncak Perkembangan seorang anak

tidak akan melebihi potensi dasar atau potensi pembawaan yang dimilikinya

sejak lahir.

f. Hukum Irama Perkembangan

Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya

perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau ritme perkembangan. Jadi

perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang surut”, mulai lahir

11 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,..,h. 17

Page 10: Hukum Perkembangan

hingga dewasa, kadang kala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam

suatu bidang tertentu.12

Kelajuan atau keterlambatan dalam perkembangan itu tidak sama

besarnya pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun

perlambatan dalam peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya

pada setiap anak. Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat ini,

anak dapat dibedakan atas 3 golongan yaitu:

1. Perkembangan anak manusia yang mengalami kenaikan cepat pada fase

permulaan, selanjutnya akan mengalami penurunan pada fase

berikutnya.

2. Perkembangan anak manusia yang mengalami kenaikan secara step by

step, sesuai dengan fase yang dilaluinya.

3. Anak yang lambat laju perkembangannya, pada waktu kecil, tetapi

semakin besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya.13

Jadi, dapat dipahami bahwa hukum Irama perkembangan ini berlaku

terhadap perkembangan setiap orang baik menyangkut perkembangan

jasmani maupun rohani. Hal ini berlangsung silih berganti, terkadang teratur,

terkadang juga tidak. Adakalanya tenang, adakalanya goncang, tergantung

dari irama perkembangan masing-masing individu tersebut.

Misalnya, pada umur tiga sampai lima tahun seorang anak biasanya

mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka membangkang,

tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.

g. Hukum sifat perkembangan

Menurut stone, perkembangan pribadi manusia itu jika diamati dengan

sungguh-sungguh akan tampak adanya sifat-sifat sebagai berikut:

1. Stabil, artinya: manusia dalam perkembangan memerlukan bahan-bahan

untuk hidup yang bersifat tetap dan terus-menerus, seperti oksigen,

darah, makanan, dan minuman.

12Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,.., h. 24.13 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik…h. 17

Page 11: Hukum Perkembangan

2. Sensitif, artinya: dalam proses perkembangannya, anggota tubuh

manusia seperti kulit, mata, urat syaraf, dan indera lainnya, amat peka

terhadap setiap perangsang, baik dari dalam maupun luar dirinya.

3. Aktif, artinya: dalam proses perkembangan, seluruh bagian tubuh

manusia seperti pernapasan, peredaran darah, denyut jantung, otot

persendian, dan sebagainya, selalu dalam keadaan aktif bekerja sesuai

dengan fungsinya masing-masing.

4. Teratur, artinya: perkembangan seseorang itu, satu segi didukung oleh

keteraturan struktur tubuhnya, serta adanya saling keterkaitan antara

bagian satu dengan bagian yang lain.

5. Kontinyu, artinya: pribadi manusia beserta seginya berkembang secara

terus-menerus, dari keadaan yang amat sederhana ketika baru lahir,

menuju keadaan yang kompleks setelah dewasa.

Perlu disertakan keterangan, bahwa apa yang dikemukakan oleh Stone

itu biasanya tidak disebut “hukum”, melahirkan “ sifat perkembangan” saja.

Akan tetapi, melihat butir-butir sebagaimana tersebut diatas, rasanya ada segi-

segi penting yang boleh dipandang relevan dengan kenyataan sesungguhnya.

Sedangkan dalam hukum perkembangan yang lain pernyataan penting

semacam ini belum seluruhnya tercantum secara ekplisit. 14

Dapat dipahami bahwa perkembangan manusia meliputi sifat-sifat yang

menjadi suatu dasar. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Stone,

sehingga dengan sifat-sifat tersebut perkembangan manusia dapat diamati.

C. Kesimpulan

1. Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang

semakin membesar, melainkan di dalamnya terkandung serangkaian

perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap

dari fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke

tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar

2. Hukum perkembangan yaitu kaidah mendasar yang menunjuk wujud

nyata kehidupan anak, yang menjadi kesatuan dimana berdasarkan

penilaian dengan penelitian yang cermat.

14Imam Bawani, Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan…., h. 108-109

Page 12: Hukum Perkembangan

3. Hukum-hukum perkembangan tersebut sebagai berikut :

a. Hukum Kodrat Illahi

Hukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu

menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal

ini dapat di contohkan, ketika anak dilahirkan telah bersama dengan

kodratnya, maka bakat, pembawaan dan potensi yang akan

berkembang.

b. Hukum mempertahankan diri

Di dalam diri manusia masing-masing memiliki hasrat untuk

mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan ketika

lapar, menyelamatkan diri apabila ada bahaya.

c. Hukum Menggembangkan Diri

Dalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk

mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan

mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha

belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan

remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas terhadap

apa yang telah tercapai. Hal ini dapat di anggap sebagai dorongan

mengembangkan diri.

d. Hukum Masa Peka

Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan

diri keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Istilah

masa peka pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli Biologi (biolog)

dari Belanda, bernama Prof. Dr. Hugo de Vries (1848-1935).

Kemudian hukum masa peka ini diperkenalkan oleh Maria Montessori

(1870-1952), seorang pendidik berkebangsaan Itali.

e. Hukum tempo perkembangan

Setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-

sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat,

sedang, dan ada pula yang lambat.

f. Hukum Irama Perkembangan

Page 13: Hukum Perkembangan

Hukum ini mengungkapkan tentang irama atau ritme perkembangan.

Jadi perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang surut”,

mulai lahir hingga dewasa, kadang kala anak tersebut mengalami

juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu

g. Hukum Sifat Pekembangan

Perkembangan manusia meliputi sifat-sifat yang menjadi suatu dasar.

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Stone, sehingga dengan

sifat-sifat tersebut perkembangan manusia dapat diamati.