HUKUM PERKAWINAN

4
HUKUM PERKAWINAN By. Heru Kuswanto, SH.MHum PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS NAROTAMA S U R A B A Y A

description

HUKUM PERKAWINAN. By. Heru Kuswanto , SH.MHum PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS NAROTAMA S U R A B A Y A. BAB II PERJANJIAN KAWIN. PENGERTIAN PERJANJIAN KAWIN - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of HUKUM PERKAWINAN

Page 1: HUKUM PERKAWINAN

HUKUM PERKAWINAN

By. Heru Kuswanto, SH.MHum

PROGRAM SARJANAUNIVERSITAS NAROTAMA

S U R A B A Y A

Page 2: HUKUM PERKAWINAN

BAB IIPERJANJIAN KAWIN

A.PENGERTIAN PERJANJIAN KAWIN

Perjanjian kawin ialah suatu perjanjian (persetujuan) yang dibuat oleh calon suami istri sebelum atau pada saat perkawinan dilangsungkan, hal ini dilangsungkan untuk mengatur akibat-akibat dari perkawinan terhadap harta kekayaan mereka.Perjanjian kawin dibuat :1. Bilamana terdapat sejumlah kekayaan yang lebih besar

pada salah satu pihak dari pada pihak lain.2. Kedua belah pihak masing-masing membawa masukan

(inbreng) yang cukup besar.3. Masing-masing mempunyai usaha sendiri, apabila salah

satu jatuh pailit yang lain tidak tersangkut.4. Atas hutang mereka yang dibuat sebelum kawin, masing-

masing akan bertanggung jawab sendiri-sendiri.

Page 3: HUKUM PERKAWINAN

Suatu perjanjian kawin diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, karena :1. Proses individualistis ialah proses kemandirian

untuk membedakan harta yang didapat oleh suami istri masing-masing.

2. Proses kapitalistik ialah proses untuk mempertahankan harta suami istri dari kepailitan/untung rugi.

3. Proses aktualisasi ialah proses untuk mengemukakan keinginan dari pribadi masing-masing suami istri terhadap kelangsungan mengenai harta yang dia peroleh.

B.SYARAT-SYARAT PERJANJIAN KAWINSyarat perjanjian kawin dikelompokkan menjadi :1. Syarat-syarat yang mengenai diri pribadi/para

pihak.2. Syarat-syarat cara perbuatan akta perjanjian

kawin.3. Syarat-syarat mengenai isi perjanjian kawin.

Page 4: HUKUM PERKAWINAN

C.BENTUK PERJANJIAN KAWINDidalam membuat perjanjian kawin BW mensyaratkan hal-hal sebagai berikut : (Akta Notaris (pasal 147 BW)1. Untuk kepastian hukum dari perjanjian kawin

tersebut.2. Untuk mencegah perbuatan tergesa-gesa, oleh

karena akibat dari perjanjian akan mengikat para pihak.

3. Sebagai satu-satunya alat bukti yang sah.4. Untuk mencegah kemungkinan adanya

penyelundupan hukum.